ANALISIS SEGMENTASI NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH JANGKA MENENGAH (Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) VIEN SYAFRINA NASUTION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SEGMENTASI NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH JANGKA MENENGAH (Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) VIEN SYAFRINA NASUTION"

Transkripsi

1 ANALISIS SEGMENTASI NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH JANGKA MENENGAH (Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) VIEN SYAFRINA NASUTION DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Segmentasi Nasabah Pembiayaan Murabahah Jangka Menengah (Studi Kasus Pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH). Adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada pergururan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, September 2007 Vien Syafrina Nasution NIM. G

3 RINGKASAN VIEN SYAFRINA NASUTION. Analisis Segmentasi Nasabah Pembiayaan Murabahah Jangka Menengah (Studi Kasus Pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH). Dibimbing oleh I MADE SUMERTAJAYA dan M. ABDUH KHALID M. Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan syariah yang sangat penting dan menjadi penunjang kelangsungan hidup bank syariah. Pembiayaan dengan skim Murabahah merupakan produk bank syariah yang paling banyak diberikan sehingga pengelolaan penyaluran dana yang baik pada produk tersebut sangatlah dibutuhkan. Hal ini tentu memiliki keterkaitan dengan ketepatan bank syariah dalam menentukan target nasabah potensialnya. Analisis CHAID (Chi-square Automatic Interaction Detector ) adalah metode yang dipilih untuk melihat faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap status pembayaran angsuran nasabah sehingga dapat ditentukan segmentasi nasabah untuk meminimumkan resiko keterlambatan pembayaran angsuran. Penelitian ini menggunakan status pembayaran dengan kategori tepat dan terlambat sebagai peubah respons dan 10 karakteristik nasabah sebagai peubah penjelas yang dianalisis. Dari hasil analisis CHAID, peubah banyak tanggungan, tempat usaha dan pendapatan perkapita merupakan peubahpeubah yang signifikan memisahkan peubah status pembayaran sehingga membentuk 4 segmen yang terdiri dari kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua dan bertempat usaha di bukan pasar, kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan lebih dari dua dengan pendapatan perkapita lebih dari Rp , kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua dan bertempat usaha di pasar dan kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan lebih dari dua dengan pendapatan perkapita kurang dari sama dengan Rp Prioritas target penyaluran dana diambil berdasarkan tingkat resiko keterlambatan yang paling minimum.

4 ANALISIS SEGMENTASI NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH JANGKA MENENGAH (Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) VIEN SYAFRINA NASUTION Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

5 Saya persembahkan karya ini untuk Ayah&Mama, I love you more each day Travelingall you have to do is take the first step -

6 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Segmentasi Nasabah Pembiayaan Murabahah Jangka Menengah (Studi Kasus Pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) : Vien Syafrina Nasution : G Menyetujui: Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. I Made Sumertajaya, M.Si. Drs. M. Abduh Khalid M, M.Si. NIP NIP. Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP Tanggal Lulus : 2 Oktober 2007

7 PRAKATA Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam untuk tauladan umat dan pembawa rahmat bagi seluruh alam,rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta seluruh pengikutnya sampai akhir jaman. Karya ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan program sarjana (S1) di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Sungguh banyak ilmu dan pelajaran serta pengalaman berharga yang didapat oleh penulis dalam pembuatan karya ini, semangat dan cinta serta dukungan dari orang-orang sekitar dapat menciptakan kekuatan besar bagi penulis untuk menyelesaikan karya akhir ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada Keluarga Besar M. Asri Nasution yang tak pernah lelah untuk terus memberikan semangat kepada penulis, Bapak Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si. dan Bapak Drs. M. Abduh Khalid M, M.Si. atas bimbingan dan arahan, serta dukungan kepada penulis selama penyusunan karya ini. Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan secara umum dan dapat menjadi salah satu referensi bagi dunia perekonomian syariah di Indonesia. Bogor, September 2007 Vien Syafrina Nasution

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, 27 Agustus 1983 sebagai anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan H. M. Asri Nasution dan Hj. Mismiatin. Penulis lulus dari SD Negeri Pengadilan II pada tahun Pada tahun 1998, penulis lulus dari SMP Negeri 1 Bogor kemudian melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun Pada akhir tahun 2000, penulis mengikuti Lomba jajak pendapat yang diadakan oleh Gamma Sigma Beta (GSB) Statistika IPB dan mendapat juara pertama dengan hadiah masuk tanpa tes ke Departemen Statistika, sehingga pada tahun 2001 penulis meneruskan jenjang pendidikan menjadi mahasiswa di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Statistika Inferensia untuk Diploma Informatika, Departemen Ilmu Komputer, mengikuti Praktek Lapang di Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Departemen Pertanian RI dan aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan diantaranya BEM TPB IPB , BEM KM IPB periode dan pada periode sebagai Menteri Informasi dan Komunikasi.

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... viii viii ix PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah... 1 Pembiayaan... 1 Produk-produk pembiayaan BPR Syariah... 2 Segmentasi... 3 Analisis CHAID... 3 Prinsip Kerja CHAID... 3 DATA DAN METODE Data... 4 Metode... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Nasabah... 5 Dendogram Hasil Analisis CHAID... 7 Segmentasi Nasabah dan target penyaluran dana (pembiayaan)... 9 KESIMPULAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 11

10 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kelompok Nasabah berdasarkan Status Pembayaran Sebaran Nasabah berdasarkan Kecamatan Lokasi Usaha Sebaran Peubah Banyak Tanggungan, Tempat Usaha dan Pendapatan perkapita 6 4. Dendogram hasil analisis CHAID... 8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kategori Peubah respons dan Peubah-peubah penjelas... 5 Tabel 2. Statistik (modus) karakteristik data nasabah... 6 Tabel 3. Tabulasi silang antara peubah banyak tanggungan dengan status pembayaran 6 Halaman Tabel 4. Tabulasi silang antara peubah tempat usaha terhadap status pembayaran pada kategori banyak tanggungan 2 orang.. 7 Tabel 5. Nilai-p dan nilai uji khi-kuadrat peubah penjelas terhadap peubah respons. 7 Tabel 6. Karakteristik masing-masing segmen 9

11 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Tabulasi silang antara peubah umur dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah banyak tanggungan dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah status tempat dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah tempat usaha dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah lokasi usaha dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah kewajiban dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah pendapatan per tahun dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah pendapatan perkapita dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah lama usaha dengan status pembayaran Tabulasi silang antara peubah tingkat pendidikan dengan status pembayaran... 13

12 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan drastis ekonomi syariah dalam lima tahun terakhir memberikan angin segar pada pertumbuhan perbankan syariah. Undangundang Perbankan no. 10 Tahun 1998 memberi peluang diterapkannya dual banking system dalam perbankan nasional, hal ini telah memicu pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan perbankan syariah juga membuat bank syariah semakin meningkatkan penyaluran dana, salah satunya dengan skim Murabahah. Penyaluran dana dalam istilah perbankan syariah disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan syariah yang sangat penting dan menjadi penunjang kelangsungan hidup bank syariah, jika dikelola dengan baik. Sebaliknya pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan banyak menimbulkan masalah bahkan akan menyebabkan ambruknya bank syariah. Dana yang dimiliki bank baik yang berasal dari simpanan, tabungan, deposito, maupun modal selayaknya disalurkan untuk keperluan pembiayaan yang produktif yaitu dalam bentuk pembiayaan dengan memperhatikan kaidahkaidah aman, lancar dan menghasilkan. Pengelolaan penyaluran dana yang baik ini tentu memiliki keterkaitan dengan ketepatan bank syariah dalam menentukan target nasabah potensialnya, sehingga diperlukan suatu analisis terhadap karakteristik nasabah yang dapat digunakan sebagai acuan menentukan target tersebut. Beberapa penelitian terhadap data pembiayaan atau dalam istilah bank konvensional kredit telah pula dilakukan. Penelitian Arrudy (2005) dilakukan untuk mengklasifikasikan nasabah dan mengidentifikasi resiko kredit konsumtif dengan membandingkan 3 model kuantitatif, yaitu model pohon klasifikasi, regresi logistik dan analisis diskriminan dengan kesimpulan bahwa model pohon klasifikasi memiliki akurasi total yang tinggi dalam pengklasifikasian secara benar. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sukanda (2003) metode CHAID digunakan sebagai analisis awal untuk menganalisis tingkat keberhasilan usaha anggota koperasi simpan pinjam sebelum dilakukan analisis regresi logistik ordinal, dengan metode CHAID ini menghasilkan model dengan peubah penjelas yang lebih mudah diintrepetasikan pada model respons ordinal. Penelitian ini menggunakan salah satu metode pohon klasifikasi yaitu analisis Chisquare Automatic Interaction Detector yang lebih dikenal dengan analisis CHAID. Analisis ini digunakan sebagai analisis akhir (final complete analysis) yang diharapkan dapat mengidentifikasi segmen-segmen nasabah potensial dalam pemberian pembiayaan oleh bank syariah sehingga dapat meminimumkan resiko keterlambatan pembayaran angsuran. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengklasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu dalam melunasi pembayaran angsuran sehingga dapat ditentukan segmentasi nasabah yang potensial. TINJAUAN PUSTAKA Bank syariah Bank syariah adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghubung atau perantara (intermediasi) antara pihak pemilik dana (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (deficit unit), yang pelaksanaannya berdasarkan landasan syariah, tidak mengandung Maisyir (perjudian), gharar (ketidakpastian/penipuan), dan riba (bunga). Pembiayaan Pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah, yang mewajibkan pihak nasabah untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. Jenis-jenis pembiayaan adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan tujuan penggunaan: a. Pembiayaan Konsumtif b. Pembiayaan Produktif i). Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan untuk pengadaan sarana/alat produksi. ii). Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk pengadaan bahan baku atau barang yang diperdagangkan. 2. Berdasarkan jangka waktu: b. Jangka pendek (< 1 tahun) c. Jangka menengah (= 1tahun) d. Jangka panjang (> 1 tahun)

13 2 Di dalam memberikan pembiayaan, Bank Syariah perlu melakukan analisa terhadap calon nasabah. Analisa pembiayaan diperlukan agar bank memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan oleh nasabah. Pada dasarnya ada 2 (dua) aspek yang di analisa: 1. Analisa terhadap kemauan bayar disebut analisa kualitatif (Willingnes to Pay). Aspek yang dianalisa mencakup karakter (akhlak) dan komitmen nasabah. 2. Analisa terhadap kemampuan bayar disebut analisa kuantitatif (Ability to Pay). Pendekatan yang digunakan adalah untuk menentukan kemampuan bayar dan perhitungan kebutuhan modal usaha nasabah adalah dengan Pendekatan Pendapatan Bersih. (Khalid 2006) Produk-produk pembiayaan BPR Syariah Produk pembiayaan (financing) yang dilakukan oleh BPR Syariah, berdasarkan statistik perbankan syariah Bank Indonesia, meliputi Murabahah, Salam, Istishna, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, dan Qard. Berikut ini penjelasan dari produk-produk tersebut: 1. Murabahah Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah penjual harus memberitahu harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Landasan syariah dari sistem murabahah ini adalah; i) Al-Quran Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Q.S: Al-Baqarah: 275) ii) Al-Hadits Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah saw bersabda, Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual-beli secara tangguh (murabahah), muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (H. R. Ibnu Majah). (Antonio 1999) Dalam pembiayaan murabahah proses pengadaan barang dilakukan bank dan jika diwakilkan pada nasabah,akad (kontrak) akan dilakukan setelah barang menjadi milik bank. 2. Salam Salam berarti pembelian Muslam fihi /barang (biasanya produk pertanian) oleh muslam (pembeli) yang diserahkan di kemudian hari oleh Muslam ilaih (penjual) sementara pembayaran dilakukan di muka dengan syarat-syarat tertentu. Sekilas produk Salam ini nampak seperti Ijon. Pada Ijon, barang yang dibeli tidak diukur atau ditimbang secara jelas dan spesifik dan penetapan harga dilakukan sepihak oleh tengkulak (pembeli) yang sering kali sangat dominan. Salam mensyaratkan adanya pengukuran dan spesifikasi barang yang kelas serta adanya keridhoan yang utuh antara kedua belah pihak. 3. Istishna Transaksi Istishna merupakan kontrak penjualan antara mustahni (pembeli akhir) dan Shani (supplier). Dalam kontrak ini, supplier menerima pesanan dari pembeli akhir lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli mashnu (pokok kontrak) menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran. Apakah pembayaran dilakukan di muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang. 4. Mudharabah Mudarabah adalah kemitraan / partnership antara 2 pihak, dimana satu pihak memberikan dana kepada pihak lain untuk diinvestasikan pada usaha komersial. Pihak pemberi dana disebut sebagai Rabbul Maal (Shaahibul Maal) dan pihak yang mengelola dana tersebut disebut sebagai Mudaarib. Profit dibagikan berdasarkan rasio yang disepakati kedua belah pihak. 5. Musyarakah Bentuk kerjasama usaha / bisnis antara 2 pihak atau lebih, dimana masing-masing pihak bersepakat saling berbagi keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing). 6. Ijarah Ijarah adalah akad antara Bank (Muajjir = yang menyewakan) dengan nasabah (Musta jir) sebagai penyewa suatu barang milik Bank dan Bank mendapatkan imbalan jasa atas barang

14 3 yang disewakannya. Obyek kontrak dalam Ijarah adalah manfaat dari penggunaan aset, bukan aset itu sendiri. 7. Qard Qard dapat diartikan sebagai pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman. Segmentasi Menurut Kotler (1997) definisi segmentasi adalah mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli (nasabah) yang berbeda yang mungkin meminta produk yang sama atau dengan kata lain mengelompokan nasabah menjadi beberapa kelompok (segmen), dan nasabah-nasabah yang berada dalam satu segmen memiliki ciri-ciri atau perilaku yang relatif sama (homogen) dibandingkan dengan nasabah pada kelompok lain. Beberapa peneliti berusaha membentuk segmen dengan mengamati ciri-ciri konsumen, biasanya dengan menggunakan ciri-ciri geografis, demografis, dan psikografis. Analisis CHAID Chi-Square Automatic Interaction Detection (CHAID) adalah suatu metode yang diperkenalkan pertama kali oleh Dr. G. V Kass pada tahun Kass mengembangkan metode eksplorasi untuk peubah penjelas dan peubah respons kategorik. Prosedur pada CHAID merupakan bagian dari teknik sebelumnya yang dikenal dengan Automatic Interaction Detection (AID), dan menggunakan statistik chi-square sebagai alat utamanya (Kunto dan Hasana 2006) Fungsi dari metode CHAID ini adalah sebagai: a) Analisis eksplorasi untuk menentukan model yang relevan yang dapat digunakan pada teknik statistika selanjutnya. b) Analisis akhir (final complete analysis) Metode CHAID digunakan untuk memprediksi suatu kategori peubah respons Y berdasarkan sekumpulan kategori peubah penjelas X. Dalam menganalisis sekumpulan data yang berukuran besar, CHAID digunakan sebagai teknik eksplorasi yang bertujuan untuk mengurangi dimensi data dan menduga peubah-peubah penjelas yang nyata terhadap peubah respons. Interaksi antar peubah juga dapat dideteksi melalui metode ini. (Du toit et al. 1986) Menurut Gallagher, diacu dalam Kunto dan Hasana 2006, CHAID akan membedakan peubah-peubah penjelasnya menjadi tiga bentuk yang berbeda,yaitu: 1) Monotonik, kategori-kategori pada peubah ini dapat dikombinasikan atau digabungkan oleh CHAID hanya jika keduanya berdekatan satu sama lain, yaitu peubahpeubah yang kategorinya mengikuti urutan aslinya (data ordinal), contohnya: usia atau pendapatan 2) Bebas, kategori-kategori pada peubah ini dapat dikombinasikan atau digabungkan walaupun keduanya berdekatan atau tidak satu sama lain (data nominal), contohnya: pekerjaan, kelompok etnik, dan area geografis 3) Mengambang (floating), Peubah monotonik dengan kategori tambahan yang tidak jelas posisi urutan tingkatnya, yang mungkin dapat dikelompokan dengan kategori lain. Hasil dari metode CHAID digunakan untuk menyusun suatu dendogram yang berisi informasi sebagai berikut: a) Pengelompokan pengamatan, pengamatan dikelompokan ke dalam kelompokkelompok yang relatif lebih homogen dalam kaitannya dengan nilai-nilai peubah penjelas dan peubah respons. b) Asosiasi antar peubah penjelas yaitu kecenderungan nilai peubah penjelas dalam pemisahan pengamatan dengan nilai peubah penjelas yang lain. c) Interaksi antar peubah, yaitu peranan silang dua peubah penjelas dalam pemisahan pengamatan menurut peubah respons. Prinsip kerja CHAID Algoritma CHAID adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabulasi silang antara kategori peubah penjelas dengan kategori-kategori peubah responsnya. 2. Dari tabulasi silang yang diperoleh, dicari pasangan kategori peubah bebas yang memiliki sub tabel 2 x d (d = banyaknya kategori dari peubah respons) dengan beda nyata terkecil. Cari nilai χ 2 hitung semua sub tabel tersebut. Dari seluruh χ 2 hitung yang diperoleh, cari yang terkecil (χ 2 terkecil ). Jika χ 2 terkecil < χ α 2 maka

15 4 kedua kategori peubah penjelas yang memiliki χ 2 digabungkan menjadi terkecil satu kategori campuran atau gabungan. 3. Pada setiap kategori gabungan yang terdiri dari tiga atau lebih kategori asal, dicari pembagian biner yang paling signifikan (memiliki angka uji yang paling besar). Dari pembagian ini dicari χ 2 hitung Jika χ 2 hitung terbesar > χ α 2 terbesar. maka pembagian biner berlaku, kembali ke tahap Setelah diperoleh penggabungan optimal untuk setiap peubah penjelas, cari nilai-p yang terkecil dari masing-masing subtabel tersebut. Jika nilai-p terkecil < α yang telah ditetapkan maka peubah penjelas pada nilai-p tersebut adalah peubah penjelas yang paling signifikan terhadap respons. 5. Kembali ke tahap 1 untuk melakukan pembagian berdasarkan peubah yang belum terpilih Pengurangan tabel kontingensi (penggabungan kategori) pada algoritma CHAID membutuhkan suatu uji signifikansi. Jika tidak terjadi pengurangan dari tabel kontingensi asal, maka statistik uji khi-kuadrat biasa dapat digunakan. Apabila terjadi pengurangan, yaitu c kategori dari peubah asal menjadi r kategori (r < c) maka nilai-p dari khi-kuadrat yang baru dikalikan dengan pengganda Bonferroni berikut sesuai dengan tipe peubah : 1. Peubah Monotonik c 1 B = r 1 2. Peubah Bebas r 1 i ( r i) ( 1) B = i= 0 i!( r i)! 3. Peubah Mengambang c 2 c 2 B = + r r 2 r 1 Peubah penjelas yang paling signifikan dapat dilihat dari statistik uji khi-kuadrat Pearson dengan menggunakan rumus: c E 2 2 r c ( ) Oij ij χ = 1 1 Eij Keterangan: r = banyaknya baris c = banyaknya kolom i = indeks baris j = indeks kolom O ij = nilai sel baris ke-i kolom ke-j E ij = nilai harapan sel baris ke-i kolom ke- j i = 1,2,3,... r j = 1,2,3,... c DATA DAN METODE Data Data yang dianalisis sebanyak 105 data, merupakan data nasabah pembiayaan untuk modal kerja dengan jenis akad Murabahah dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah AMANAH UMMAH yang bertempat di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Data Nasabah berasal dari hasil wawancara petugas penghitung (Account Officer) untuk pengisian formulir aplikasi pembiayaan modal kerja pada tahun 2004 yang jatuh tempo pada tahun 2005 (Pembiayaan jangka menengah) dan data status pembayaran atau tanggal pelunasan angsuran, kesesuaian dengan tanggal jatuh tempo. Pemilihan data produk pembiayaan Murabahah karena pembiayaan dengan skim ini meliputi 97.44% dari seluruh akad yang diberikan oleh pihak Bank tersebut. Data status pembayaran digunakan sebagai peubah respons (dinotasikan dengan Y), yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok nasabah yang melunasi angsuran tepat waktu dan nasabah yang terlambat melunasi angsuran. Dalam penelitian ini, nasabah tepat waktu didefinisikan sebagai nasabah yang melunasi angsuran sesuai dengan tanggal jatuh tempo, sama dengan dan atau kurang dari 48 minggu, sedangkan nasabah terlambat adalah nasabah yang tidak mampu melunasi angsuran sesuai tanggal jatuh tempo atau lebih dari 48 minggu. Peubah respons ini memiliki dua kemungkinan nilai (peubah respons biner), Y = 1 jika merupakan kelompok nasabah tepat waktu dan Y = 0 jika merupakan kelompok nasabah terlambat. Data yang berasal dari kelompok nasabah tepat waktu sebanyak 80 data (76%) dan 25 data (24%) dari kelompok nasabah terlambat

16 5 24% KELOMPOK NASABAH 76% TEPAT TERLAMBAT Gambar 1. Kelompok Nasabah berdasarkan status pembayaran Peubah-peubah penjelas (dinotasikan dengan X) terdiri dari umur (X 1 ), banyaknya tanggungan (X 2 ), status tempat (X 3 ), tempat usaha (X 4 ). lokasi usaha (X 5 ), besarnya kewajiban yang harus dibayarkan (X 6 ), pendapatan per tahun (X 7 ), pendapatan perkapita pertahun (X 8 ), Pengalaman usaha (X 9 ) dan Tingkat Pendidikan (X 10 ). Tabel berikut ini menjelaskan kategori dari peubah respons dan peubah-peubah penjelas, Tabel 1. Kategori Peubah Respons dan Peubahpeubah penjelas Peubah Kategori Status Pembayaran Tepat Terlambat Umur < 35 tahun tahun > 45 tahun Banyak 2 orang Tanggungan > 2 orang Status Tempat Kontrak Milik Sendiri Tempat Usaha Bukan Pasar Pasar Lokasi usaha Luar Leuwiliang Leuwiliang Kewajiban Rp. 6,200,000 > Rp. 6,200,000 Pendapatan Rp. 25,000,000 per tahun > Rp. 25,000,000 Pendapatan Rp. 8,000,000 per kapita > Rp. 8,000,000 per tahun Pengalaman usaha 10 tahun > 10 tahun Tingkat Pendidikan Dibawah SMA SMA Diatas SMA Software yang digunakan untuk analisis data tersebut adalah SPSS Metode Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, sebagai berikut: 1. Analisis Statistika deskriptif untuk menggambarkan sebaran dari karakteristik nasabah. 2. Melakukan identifikasi dan klasifikasi (pengelompokan) peubah respons berdasarkan peubah-peubah penjelas dengan metode CHAID. 3. Menentukan segmentasi nasabah melalui intrepretasi dendogram hasil analisis CHAID 4. Menentukan prioritas penyaluran dana pembiayaan berdasarkan segmentasi yang telah dibuat HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Nasabah Nasabah Pembiayaan Syariah Skim Murabahah yang jatuh tempo pada tahun 2005 dengan tujuan pembiayaan modal kerja yang dianalisis adalah sebanyak 105 orang. Sebaran Nasabah menurut Lokasi usaha dapat dilihat pada Gambar 2. Lokasi tersebut 92.4% berada di Kabupaten Bogor yang meliputi 12 Kecamatan yaitu Kecamatan Leuwiliang (53.3%), Cibungbulang (8.6%), Jasinga (6.7%), Dramaga (5.7%), Leuwisadeng (4.8%), Cigudeg (4.8%), Ciampea (2.9%), Nanggung (1%), Pamijahan (1.9%), Bojonggede (1%), Ciomas (1%), Ciawi (1%), dan 7.6% di Kota Bogor, hal ini disebabkan karena letak BPRS yang berada di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, walaupun tidak menutup kemungkinan BPRS tersebut menerima nasabah dari luar Kabupaten Bogor. Persen Jumlah Nasabah Percent within all data. Sebaran Nasabah Berdasarkan Lokasi Usaha Bogor Tengah Bojonggede Ciampea Ciawi Cibungbulang Cigudeg Ciomas Dramaga Jasinga Leuwiliang KECAMATAN Leuwisadeng Nanggung Pamijahan Gambar 2. Sebaran nasabah berdasarkan Kecamatan Lokasi Usaha

17 6 Mayoritas nasabah yang dianalisis berada di kategori umur tahun, berpendidikan SMA, memiliki tanggungan sebanyak lebih dari dua orang, berpendapatan lebih dari Rp per tahun, lama usaha kurang dari sama dengan 10 tahun memiliki tempat usaha di bukan pasar dengan status milik sendiri yang berada di kecamatan Leuwiliang. Tabel berikut ini menjelaskan statistik (modus) karakteristik nasabah berdasarkan status pembayarannya. Kategori peubah penjelas yang paling banyak muncul di setiap peubah respons. Tabel 2. Statistik (modus) karakteristik data nasabah Peubah Modus penjelas (kategori) Tepat Terlambat Umur thn > 45 thn Banyak 2 orang > 2 orang Tanggungan Status Tempat Milik Sendiri Milik Sendiri Tempat Bukan Pasar Bukan Pasar Usaha Lokasi Leuwiliang Leuwiliang Usaha Kewajiban Rp.6,200,000 Rp.6,200,000 Bayar Pendapatan per tahun >Rp.25,000,000 Rp.25,000,00 0 Pendapatan > Rp.8,000,000 Rp.8,000,000 per kapita Lama Usaha 10 tahun > 10 tahun Tingkat Pendidikan SMA SMA Beberapa contoh bentuk sebaran dari peubah penjelas terhadap peubah respons dapat dilihat pada Gambar 3 dan hasil uji khi-kuadrat peubah respons dengan peubah-peubah penjelasnya tampak peubah yang memiliki asosiasi dengan status pembayaran adalah banyak tanggungan (lampiran 2), tempat usaha (lampiran 4), dan pendapatan perkapita (lampiran 8) Meskipun antara kelompok nasabah tepat waktu dan kelompok terlambat cenderung memiliki karakteristik yang sama, namun pada beberapa peubah penjelas terdapat perbedaan bentuk sebaran untuk masingmasing kelompok sehingga peubah-peubah penjelas tersebut mungkin berpengaruh pada pengklasifikasian karakteristik nasabah Banyak Nasabah Sebaran Peubah-peubah Penjelas TEPAT TERLAMBAT Status Pembayaran BT<=2 BT>2 Pasar Bukan Pasar <=8juta > 8juta Gambar 3. Sebaran Peubah Banyak Tanggungan, Tempat Usaha dan Pendapatan perkapita.. Pada Tabel 2 dan Gambar 3 diatas belum dapat menjelaskan hubungan antara peubah penjelas dan peubah respons dengan jelas karena masih berupa analisis yang parsial sehingga tidak dapat dilihat peubah-peubah penjelas mana yang sesungguhnya berbeda nyata yang dapat mencirikan status pembayaran tersebut dan belum dapat diketahui hubungan antara peubah-peubah penjelasnya. Untuk itu diperlukan uji yang simultan, misal pada Tabel 2 Tempat usaha bukan pasar muncul sebagai kategori yang paling sering muncul di setiap kategori status pembayaran namun belum dapat dilihat apakah kategori tempat usaha ini sebenarnya dapat menjadi penciri dari suatu peubah penjelas lainnya. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan uji khi-kuadrat setiap peubah penjelas terhadap peubah respons, lalu dicari yang memiliki nilai χ 2 terbaik. Pada Tabel 3 diperlihatkan bahwa peubah banyak tanggungan memiliki nilai χ 2 = dan nilai-p = sebagai nilai kritis terbaik dari peubah penjelas lainnya. Tabel 3. Tabulasi silang antara peubah banyak tanggungan dengan status pembayaran Banyak Status pembayaran Total tanggungan Tepat Terlambat 2 orang > 2 orang Total Nilai χ 2 = 4.958, Nilai-p = Dari peubah penjelas yang terpilih itu dilakukan uji khi-kuadrat lagi pada masingmasing kategori terhadap peubah-peubah penjelas yang lain, sehingga dibuat tabulasi

18 7 silang berlapis seperti pada Tabel 4. Pada tabulasi silang dan uji khi-kuadrat selanjutnya, peubah yang memiliki nilai kritis terbaik adalah peubah tempat usaha pada kategori banyak tanggungan 2 orang, dengan nilai χ 2 = dan nilai-p = Tabel 4. Tabulasi silang antara peubah tempat usaha terhadap status pembayaran pada kategori banyak tanggungan 2 orang Tempat Usaha Status pembayaran Total Tepat Terlambat Bukan Pasar Pasar Total Nilai χ 2 =6.541 dan Nilai-p = Hasil dari tabulasi silang ini memberikan informasi bahwa peubah tempat usaha pada kategori banyak tanggungan kurang dari sama dengan 2 orang berbeda nyata terhadap peubah status pembayaran. Nasabah yang bertempat usaha di pasar lebih banyak yang terlambat dari pada nasabah yang tempat usahanya di area bukan pasar. Tabulasi silang berlapis dan uji khi-kuadrat ini mengeksplorasi lebih jauh adanya perbedaan dalam penentuan kategori yang paling banyak muncul (modus) pada peubah respons. Proses iterasi inilah yang menjadi bagian dari metode CHAID yang akan menghasilkan klasifikasi dari peubah-peubah yang secara nyata memiliki hubungan yang di gambarkan dengan dendogram. Dendogram Hasil Analisis CHAID Hasil analisis CHAID pada Gambar 4. berupa dendogram yang menggambarkan pengelompokan berdasarkan hubungan peubah respons dengan peubah-peubah penjelas. Nilai kritis yang ditetapkan untuk mendapatkan dendogram tersebut adalah Dendogram tersebut menerangkan bahwa pada node teratas (0) diketahui jumlah total nasabah yang dianalisis, yang mendapat pembiayaan Murabahah jangka menengah adalah 105 nasabah, terdiri dari 80 orang (76.2%) melunasi angsuran tepat waktu dan 25 orang (23.8%) terlambat melunasi angsuran. Taraf nyata terbaik pada masing-masing tahap pemisahan dapat dilihat pada Tabel 4, pada nilai α = Tabel 5. Nilai-p dan nilai uji khi-kuadrat peubah penjelas terhadap peubah respons. Peubah Nilai-p Nilai khikuadrat Banyak Tanggungan Tempat Usaha Pendapatan per kapita Peubah pertama yang dipilih dalam memisahkan kategori status pembayaran adalah banyak tanggungan dengan nilai p = Dari 54 nasabah yang tanggungannya kurang dari sama dengan dua terdapat 46 nasabah (85.2%) yang pembayarannya tepat, dan 8 orang (14.8%) status pembayarannya tidak tepat waktu. Sedangkan dari 51 nasabah yang banyak tanggungannya lebih dari dua, 34 nasabah (66.3%) berstatus tepat waktu dalam melunasi pembayaran angsuran dan 17 nasabah (33.4%) berstatus terlambat. Selanjutnya nasabah yang banyak tanggungannya kurang dari sama dengan dua dipisahkan menjadi dua kelompok berdasarkan tempat usahanya. Kelompok pertama meliputi 14 nasabah yang memiliki tempat usaha di pasar yang terdiri dari 9 nasabah (64.3%) sudah tepat dalam melakukan pembayaran dan 5 nasabah (35.7%) tidak tepat dalam membayar. Kelompok kedua meliputi 40 nasabah yang bertempat usaha di area bukan pasar, terdiri dari 37 nasabah (92.5%) sudah tepat waktu dalam melunasi pembayaran dan 3 nasabah (7.5%) terlambat dalam membayar. Kategori nasabah yang memiliki tanggungan lebih dari dua dipisahkan berdasarkan peubah tingkat pendapatan perkapita, dari 51 nasabah ada sebanyak 25 nasabah yang nilai pendapatannya perkapitanya dibawah atau sama dengan Rp dan 26 orang diatas Rp Nasabah yang memiliki pendapatan dibawah atau sama dengan Rp sebanyak 12 nasabah (48%) berstatus tepat waktu dalam melunasi pembayaran dan 13 (52%) berstatus terlambat. Pada kelompok ini cenderung terlambat Sedangkan nasabah yang pendapatan perkapitanya diatas Rp sebanyak 22 nasabah (84.6%) berstatus tepat waktu dalam melunasi pembayaran dan 4 (15.4%) berstatus terlambat. Berdasarkan dendogram hasil analisis CHAID dapat diketahui bahwa nasabah pada kategori banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua tempat usahanya lebih banyak berada di area selain pasar sedangkan pada kategori peubah banyak

19 8 STATUS_PEMBAYARAN TEPAT TERLAMBAT Node 0 Category % n TEPAT TERLAMBAT Total BANYAK_TANGGUNGAN Adj. P-value=0.026, Chi-square=4.958, df=1 <= 2 orang Node 1 Category % n TEPAT TERLAMBAT Total > 2 orang Node 2 Category % n TEPAT TERLAMBAT Total TEMPAT_USAHA Adj. P-value=0.011, Chi-square=6.541, df=1 PENDAPATAN/KAPITA Adj. P-value=0.006, Chi-square=7.689, df=1 PASAR BUKAN PASAR <= 8,000,000 > 8,000,000 Node 3 Category % n TEPAT TERLAMBAT Total Node 4 Category % n TEPAT TERLAMBAT Total Node 5 Category % n TEPAT TERLAMBAT Total Node 6 Category % n TEPAT TERLAMBAT Total Gambar 4. Dendogram hasil analisis CHAID

20 9 tanggungan lebih dari dua memiliki jumlah nasabah yang hampir sama pada masingmasing kategori pendapatan perkapita. Namun pada kategori peubah pendapatan kurang dari sama dengan Rp lebih banyak nasabah yang status pembayarannya terlambat berbeda dengan kategori peubah pendapatan perkapita lebih dari Rp yang berstatus tepat waktu, hal ini dapat disebabkan karena pengeluaran rumah tangga dengan banyak tanggungan lebih dari dua memerlukan biaya yang lebih besar. Pada setiap kelompok yang terbentuk dari dendogram tersebut dapat diketahui proporsi status pembayaran terlambatnya sehingga dapat diidentifikasi tingkat resiko pembayaran angsuran pembiayaan tersebut Kelompok nasabah dengan banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua dan bertempat usaha di pasar memiliki resiko terlambat 20%. Kelompok nasabah dengan banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua dan bertempat usaha di bukan pasar memiliki resiko terlambat 12%. Kelompok nasabah dengan banyak tanggungan lebih dari dua dan memiliki pendapatan perkapita kurang dari sama dengan Rp beresiko terlambat sebesar 52% dan kelompok nasabah dengan banyak tanggungan lebih dari dua dan memiliki pendapatan perkapita lebih dari Rp beresiko terlambat sebesar 16%. Segmentasi Nasabah dan Target penyaluran dana (pembiayaan) Pihak Bank memiliki kebijakan dan prosedur sendiri dalam menentukan nasabah mana yang dapat diberikan pembiayaan, analisis yang biasa digunakan adalah analisis kualitatif yang meliputi prinsip 5 C (character, capacity, capital, collateral, dan condition). Segmentasi yang dibentuk dari analisis CHAID ini diharapkan dapat mendukung analisis kualitatif yang telah dilakukan. Segmentasi yang dapat disusun bagi nasabah pembiayaan Murabahah jangka menengah ini berdasarkan hasil analisis CHAID dibagi menjadi 4 segmen dan diurutkan berdasarkan resiko terjadinya status pembayaran terlambat yang paling kecil. Tabel 6. Karakteristik masing-masing segmen. Segmen Karakteristik 1 Banyak tanggungan 2 dengan tempat usaha di bukan pasar. Tingkat resiko = 12% 2 Banyak tanggungan > 2 dengan pendapatan perkapita > Rp Tingkat resiko = 16% 3 Banyak tanggungan 2 dengan tempat usaha di pasar. Tingkat resiko = 20% 4 Banyak tanggungan > 2 dengan pendapatan perkapita Rp Tingkat resiko = 52% Kelompok nasabah yang memiliki tingkat resiko terkecil adalah segmen satu, secara proporsi segmen ini adalah dapat dibilang potensial namun tidak secara kriteria karena pada kenyataannya nasabah yang bertempat usaha di pasar masih merupakan target utama bagi bank karena perputaran uang yang lebih cepat. Kelompok segmen ini juga memiliki proporsi terbesar dari keseluruhan jumlah nasabah yang diteliti. Bank dapat menjadikan segmen-segmen tersebut sebagai target penyaluran dana pembiayaan dengan prioritas berdasarkan tingkat resiko yang telah ditentukan berdasarkan proporsi status pembayaran terlambat. Segmentasi yang terbentuk ini dimaksudkan untuk mempermudah pihak bank dalam menentukan seleksi awal dari nasabah. Berdasarkan hasil analisis ini prioritas target penyaluran dana dapat ditentukan, nasabah yang banyak tanggungannya kurang dari sama dengan dua dinilai memiliki biaya tanggungan lebih kecil dibandingkan dengan nasabah yang banyak tanggungannya lebih dari dua sehingga diharapkan pembayaran angsuran akan selalu tepat waktu. Tempat usaha di bukan pasar pada hasil analisis ini lebih dianggap potensial dari pada di pasar, ini mungkin terjadi karena jenis usaha yang lebih berkembang di area luar pasar walaupun pada kenyataannya pasar masih dianggap lebih potensial, hal ini tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Nasabah dengan banyak tanggungan lebih dari dua masih cukup potensial untuk diberikan pembiayaan dengan syarat pendapatan per kapitanya lebih dari Rp karena dianggap nasabah dengan karakteristik tersebut memiliki pendapatan perbulan yang cukup untuk membiayai beban pengeluaran keluarga dengan baik sehingga dapat membayar angsuran dengan tepat waktu.

21 10 KESIMPULAN Uji khi-kuadrat antara peubah respons dengan peubah-peubah penjelasnya dan statistik modus belum cukup untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi ketertiban melunasi pembayaran angsuran pada nasabah pembiayaan Murabahah jangka menengah ini karena analisis tersebut masih bersifat parsial, untuk itu diperlukan suatu uji simultan yaitu analisis CHAID yang berbasiskan uji khikuadrat. Hasil akhir dari analisis CHAID ini digunakan untuk menentukan segmen nasabah potensial yang dapat dijadikan prioritas target penyaluran dana pembiayaan tersebut. Pada kasus PT. BPR Syariah Amanah Ummah, analisis CHAID mendapatkan empat segmen yang terbentuk dan diurutkan berdasarkan tingkat resiko keterlambatan pembayaran angsuran yaitu Segmen pertama adalah kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua dan bertempat usaha di bukan pasar, segmen kedua adalah nasabah yang memiliki banyak tanggungan lebih dari dua dengan pendapatan perkapita lebih dari Rp Segmen ketiga adalah kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua dan bertempat usaha di pasar, segmen keempat adalah nasabah yang memiliki banyak tanggungan lebih dari dua dengan pendapatan perkapita kurang dari dari Rp Prioritas target penyaluran dana diambil berdasarkan tingkat resiko keterlambatan yang paling minimum. REKOMENDASI Segmen-segmen yang dibentuk dari analisis CHAID tersebut dapat digunakan sebagai analisis awal untuk mendukung analisis kualitatif yang dilakukan oleh bank. Tingkat resiko keterlambatan pembayaran angsuran dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan segmen prioritas namun model yang didapat dari hasil analisis ini masih terbatas hanya untuk data nasabah pembiayaan murabahah jangka menengah yang jatuh tempo di tahun 2005 sehingga diperlukan infomasi data yang lebih lengkap untuk menghasilkan model yang lebih stabil dan dapat digunakan secara umum. DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi i Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: Tazkia Institue dan Bank Indonesia Arrudy Komparasi Model Pohon Klasifikasi CART, Diskriminan Logistik Dan Fungsi Diskriminan Fisher Dalam Mengidentifikasi Risiko Kredit Konsumtif. Tesis. Bogor: Departemen Statistika FMIPA IPB Dewi, V. Kharisma Perhitungan Risiko Pembiayaan dengan Metode Pendekatan Internal dan Standar. Jurnal EKSIS, vol 2 No. 1,Januari- Maret. Jakarta: PSTTI-UI Du Toit SHC, AGW Steyn & RH Stumph Graphical Exploratory Data Analysis. New York: Springer-Verlag Khalid, M. Abduh Pembiayaan. Bahan ajar Ekonomi Syariah 1. FEM Kotler, P Marketing Management. Jilid 1. 9 th edition. Alih Bahasa: Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Kunto, YS dan Hasana, SN Analisis CHAID sebagai Alat Bantu Statistika untuk Segmentasi Pasar. s/dir.php?department1d=mar. Tanggal Akses: 26 Februari 2006 Mattjik AA, dan Sumertajaya, IM Perancangan Percobaan dengan aplikasi SAS dan Minitab. Jilid 1. Edisi ke-2. Bogor: IPB PRESS Sukanda, D. Cahyati Metode Chaid Dan Model Regresi Logistik Ordinal Untuk Menganalisis Tingkat Keberhasilan Usaha Anggota Simpan Pinjam. Tesis. Bogor: Departemen Statistika FMIPA IPB.

22 11

23 11 Lampiran 1. Tabulasi silang antara peubah umur dengan status pembayaran Umur Status Pembayaran Terlambat Tepat 35 tahun % 19.0% tahun % 41.9% > 45 tahun % 15.2% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % % % Lampiran 2. Tabulasi silang antara peubah banyak tanggungan dengan status pembayaran Banyak Status Pembayaran tanggungan Terlambat Tepat 2 orang % 43.8% > 2 orang % 32.4% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % % Lampiran 3. Tabulasi silang antara peubah status tempat dengan status pembayaran Status tempat Status Pembayaran Terlambat Tepat Kontrak % 2.9% Milik sendiri % 73.3% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total 5 4.8% % % Lampiran 4. Tabulasi silang antara peubah tempat usaha dengan status pembayaran Tempat usaha Status Pembayaran Terlambat Tepat Bukan pasar % 61% Pasar % 15.2% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % %

24 12 Lampiran 5. Tabulasi silang antara peubah lokasi usaha dengan status pembayaran Lokasi usaha Status Pembayaran Terlambat Tepat Luar Leuwiliang % 36.2 % Leuwiliang % 40% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % % Lampiran 6. Tabulasi silang antara peubah kewajiban dengan status pembayaran Kewajiban Status Pembayaran Terlambat Tepat Rp % 41.9% > Rp % 34.3% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % % Lampiran 7. Tabulasi silang antara peubah pendapatan per tahun dengan status pembayaran Pendapatan Status Pembayaran pertahun Terlambat Tepat Rp % 34.3% > Rp % 41.9% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % % Lampiran 8. Tabulasi silang antara peubah pendapatan perkapita dengan status pembayaran Pendapatan Status Pembayaran perkapita Terlambat Tepat Rp % 34.3% > Rp % 41.9% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % %

25 13 Lampiran 9. Tabulasi silang antara peubah lama usaha dengan status pembayaran Lama usaha Status Pembayaran Terlambat Tepat 10 tahun % 50.5% > 10 tahun % 25.7% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % % Lampiran 10. Tabulasi silang antara peubah tingkat pendidikan dengan status pembayaran Tingkat Status Pembayaran pendidikan Terlambat Tepat Dibawah SMA % 19.0% SMA % 49.5% Diatas SMA % 7.6% Total % 76.2% Nilai khi-kuadrat= nilai-p= Total % % % %

ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER RONITA BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia, 11530 Abstrak Kesuksesan selalu menjadi tujuan sebuah perusahaan, begitu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Klasifikasi Klasifikasi merupakan proses untuk menemukan model atau fungsi yang menjelaskan atau membedakan konsep atau kelas data, dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia khususnya perbankan syariah mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1999 yaitu setelah berlakunya Undang-undang nomor

Lebih terperinci

METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT

METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT E-Jurnal Matematika Vol. 4 (4), November 2015, pp. 163-168 ISSN: 2303-1751 METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT Nur Faiza 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Gusti Ayu Made Srinadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Agustino (2009) menyebutkan terdapat tiga pendekatan teori yang sering digunakan oleh banyak ahli politik untuk memahami perilaku pemilih diantaranya pendekatan sosiologis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin memburuknya keadaan perekonomian di Indonesia yang di tandai dengan penurunan nilai tukar rupiah, maka masyarakat mulai banyak mencari penghasilan

Lebih terperinci

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Pengertian ADALAH jual beli barang pda harga asal dengan tembahan keuntungan yanng disepakati. Dalam istilah teknis perbankan syari ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nasabah Nasabah adalah aset atau kekayaan utama perusahaan karena tanpa pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang mengatakan pelanggan

Lebih terperinci

SEGMENTASI PASAR MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION (CHAID) (Studi Kasus di PD. BPR-BKK Purwokerto Utara)

SEGMENTASI PASAR MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION (CHAID) (Studi Kasus di PD. BPR-BKK Purwokerto Utara) SEGMENTASI PASAR MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION (CHAID) (Studi Kasus di PD. BPR-BKK Purwokerto Utara) SKRIPSI Oleh : Nu man Ardhi Nugraha J2E 004 238 PROGRAM STUDI STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bunga merupakan harga yang harus dibayar/diterima untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bunga merupakan harga yang harus dibayar/diterima untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Bunga merupakan harga yang harus dibayar/diterima untuk meminjam/menyimpan uang selama periode tertentu dan biasanya dinyatakan dalam persentase

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi data pendukung dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu elemen yang vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bank berperan sebagai pihak Intermediasi antara kelompok yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sejak dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang memberikan cukup pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali Lembaga Keuangan baik konvensional maupun syariah yang memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menjadi lembaga perantara atau intermediasi

Lebih terperinci

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE PENGARUH NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH ( Studi Kasus pada PT.Bank Syariah Mandiri tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

BAB III METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION

BAB III METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION BAB III METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION 3.1 Analisis CHAID Metode CHAID pertama kali diperkenalkan G. V. Kass 1980, metode CHAID merupakan teknik yang lebih awal dikenal sebagai Automatic

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian diperkokoh dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW

Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW Kresna Oktafianto Program Studi Matematika FMIPA Universitas Ronggolawe

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi riil dengan pemilik dana.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syari ah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan sebagai suatu respon dari

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM DAN NAMA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (PD. BPR SYARIAH) KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chi-square Automatic Interaction Detection (CHAID) adalah merupakan suatu kasus khusus dari algoritma pendeteksian interaksi otomatis yang biasa disebut

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary artinya menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 20 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam saja, tetapi untuk semua kalangan masyarakat. Bank

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah)

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah) Jurnal Gradien Vol. 10 No.2 Juli 2014 : 1000-1004 Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah) Nany Salwa 1, Fitriana A.R 1 dan Sri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri.

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klasifikasi merupakan pengelompokan secara sistematis pada suatu objek atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. Masalah klasifikasi

Lebih terperinci

Oleh: HARDY SUHARDIMAN H

Oleh: HARDY SUHARDIMAN H KINERJA KEUANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN BPR SYARIAH (Kasus pembiayaan usaha produktif pada PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman, Kel. Cinere, Depok) Oleh: HARDY SUHARDIMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah Satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara adalah adanya dukungan sistem keuangan yang sehat dan stabil, demikian pula dengan negara Indonesia ini. Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Penulis ingin melakukan pembahasan dan penelitian terhadap pengaruh prinsip jual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa tinjauan pustaka terdahulu yang berhubungan dengan sistem screening nasabah pembiayaan yaitu Skripsi oleh Maulana Syam Idris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebuah Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia baru pada akhir abad XX ini memiliki bank-bank yang mendasarkan pengelolaannya pada prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam, (Kamaen dan Antonio, 1992:1). Secara formal perkembangan perbankan Islam di Indonesia baru dimulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan yang bebas dari bunga merupakan konsep yang masih relatif baru. Gagasan untuk mendirikan Bank Islam lahir dari keadaan belum adanya kesatuan pendapat dikalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian

Lebih terperinci

Nina Milana 1 dan Abadyo 2 Universitas Negeri Malang

Nina Milana 1 dan Abadyo 2 Universitas Negeri Malang 1 CHAID UNTUK MENGKLASIFIKASI STATUS MAHASISWA SETELAH LULUS PERKULIAHAN (Studi Kasus Pada Alumnus Prodi Matematika. Jurusan Matematika. FMIPA. Universitas Negeri Malang. Tahun 2007-2012) Nina Milana 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI DENGAN METODE CHAID

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI DENGAN METODE CHAID Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 1 (2013), hal 45 50. PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI DENGAN METODE CHAID Yustisia Wirania, Muhlasah Novitasari Mara, Dadan Kusnandar INTISARI

Lebih terperinci

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA Xplore, 2013, Vol. 2(1):e10(1-5) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA Rindy Anggun Pertiwi, Indahwati, Farit

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK. menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK. menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK A. Pengertian Bank Kata bank dapat kita telusuri dari kata banque dalam bahasa prancis, dan dari banco dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti/lemari atau bangku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari peran perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan syariah dan konvensional. Perbankan syariah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Teori tentang Pembiayaan Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Pembiayaan Struktur pembiayaan adalah upaya untuk mengatur suatu pembiayaan sehingga tujuan dan jenis pembiayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan ekonomi syariah. Perkembangan bank syariah di Indonesia secara umum cukup menggembirakan.

Lebih terperinci

SEGMENTASI NASABAH DALAM PENGEMBALIAN KREDIT DENGAN METODE CHAID HANIF AKBAR

SEGMENTASI NASABAH DALAM PENGEMBALIAN KREDIT DENGAN METODE CHAID HANIF AKBAR SEGMENTASI NASABAH DALAM PENGEMBALIAN KREDIT DENGAN METODE CHAID HANIF AKBAR DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR) SKRIPSI DICKY TRIWIBOWO A 14105530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET DENGAN METODE QUEST

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET DENGAN METODE QUEST Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 76 85 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISA FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET DENGAN METODE QUEST OLIVIA PRIMA DINI, HAZMIRA YOZZA, DODI DEVIANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank syariah di Indonesia mulai berekembang tahun 1992, pada awalnya bank syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN 52 BAB IV IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Penerapan Akad Ijārah dalam BNI ib Pembiayaan Haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan Secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan lembaga kuangan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah di BMT Harapan Umat Juwana Secara umum pembiayaan murabahah di BMT Harapan Umat dilakukan untuk pembelian secara pesanan dimana pada umumnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para investor untuk menginvestasikan dananya di bank syariah. Hal ini karena bank syariah mampu memberikan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 99 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH Oleh: Ikin Ainul Yakin ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perbankan merupakan salah satu Lembaga Keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah sebuah lembaga

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK KELANCARAN PEMBAYARAN KARTU KREDIT MENGGUNAKAN METODE CHAID MERLINDA YANTHY

PENENTUAN KARAKTERISTIK KELANCARAN PEMBAYARAN KARTU KREDIT MENGGUNAKAN METODE CHAID MERLINDA YANTHY PENENTUAN KARAKTERISTIK KELANCARAN PEMBAYARAN KARTU KREDIT MENGGUNAKAN METODE CHAID MERLINDA YANTHY DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H14103029 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Sedangkan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diantara kebijakan ekonomi yang paling penting di setiap negara adalah kebjiakan fiskal dan kebijkan moneter. Kibijakan fiskal meliputi anggaran negara, pajak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan perekonomian di dunia sampai saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CART

PENERAPAN METODE CART E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 2, No. 2, Juli 2017, pp. 78-83 PENERAPAN METODE CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. syari ah yaitu pembiayaan piutang yang mana merupakan bentuk pinjaman

BAB V PEMBAHASAN. syari ah yaitu pembiayaan piutang yang mana merupakan bentuk pinjaman 82 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data dari bab sebelumnya, maka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut : 1. Pengaruh Receivable Financing (X1) Terhadap Profitabilitas (Y) Receivable Financing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang positif di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa bank-bank syariah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk yang berpenduduk mayoritas beragama islam. Perbankan syariah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Konsep perbankan syariah telah terbukti bertahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan Islam telah berkembang dengan pesat di seluruh dunia (Sundararajan dan Errico, 2002). Meskipun total aset bank syariah internasional masih sangat kecil dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang

Lebih terperinci