PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN GESTALT PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 02 SUSUKAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN GESTALT PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 02 SUSUKAN TAHUN AJARAN 2016/2017"

Transkripsi

1 PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN GESTALT PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 02 SUSUKAN TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL TUGAS AKHIR Oleh Lilis Wijayanti PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

2

3

4

5

6 PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN GESTALT PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 02 SUSUKAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Lilis Wijayanti Tritjahjo Danny Soesilo Setyorini Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling FKIP-Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi penurunan perilaku agresif melalui konseling kelompok Gestalt pada siswa Kelas VIII E SMP Negeri 02 Susukan. Subjek penelitian ini berjumlah 14 siswa kelas VIII E yang termasuk dalam kategori perilaku agresif sangat tinggi dan tinggi. Dari 14 siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest Posttest Control Group Design. teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Mann Whitney U yang diolah dengan menggunakan program SPSS 20 for windows. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh Asymp.Sig. 2-tailed 0,002 < 0,05 dengan mean rank pada pretest kelompok eksperimen 11,00 sedangkan mean rankposttesteksperimen adalah 4,00 sehingga ada penurunan mean rank kelompok sebesar 7,00.Hal ini menunjukan ada penurunan perilaku agresif pada siswa yang telah diberi treatment. Untuk mengetahui penurunan yang signifikan dapat dibandingkan antara post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasilnya menunjukkan Asymp.Sig. 2-tailed 0,002 < 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok pendekatan Gestalt secara signifikan dapat menurunkan perilaku agresif siswa. Kata kunci: Perilaku agresif, konseling kelompok Gestalt, Pendahuluan Kecenderungan mengesampingkan aspek afektif/sikap menjadi salah satu penyebab munculnya sifat-sifat remaja siswa SMP yang menyimpang. Munculnya perilaku yang menyimpang diantaranya adalah agresivitas yang berlebihan. Menurut Buss (dalam Krahe, 2005) mendefinisikan perilaku agresif sebagai sebuah respon yang mengantarkan stimuli beracun kepada mahluk hidup lain. Mereka adalah remaja yang pada umumnya berusia antara tahun sebagai remaja yang sedang mengalami masa transisi. Masa remaja merupakan periode penuh gejolak emosi tekanan jiwa sehingga remaja mudah

7 berperilaku menyimpang dari aturan norma sosial yang berlaku dikalangan masyarakat (Sarwono dalam Padmomartono, 2013). Dari hasil studi awal menggunakan skala perilaku agresif, tingkat agresifitas siswa kelas VIII E di SMP Negeri 02 Susukan, dari 30 siswa terdapat 5 siswa (16,67%) yang memiliki tingkat agresifitas sangat tinggi dan ada 9 siswa (30 %) yang memiliki tingkat agresifitas tinggi. Dengan demikian terdapat 14 siswa yang memiliki tingkat agresifitas tinggi. Berdasarkan perolehan hasil yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengurangi perilaku agresif siswa di SMP Negeri 02 Susukan. Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi perilaku agresif adalah konseling kelompok pendekatan Gestalt. Tujuan utama dari terapi Gestalt menurut Perls dalam Corey (dalam Komalasari, 2011) adalah pencapaian kesadaran. Tanpa kesadaran klien tidak memiliki alat untuk mengubah kepribadian yang menyimpang seperti seseorang yang agresif. dengan kesadarannya klien bisa memandang sebuah masalah secara utuh dan menyeluruh, sehingga klien tidak memandang masalah dari satu sisi saja. Menurut penelitian Artayana (2013) tentang Penerapan Konseling Kelompok Gestalt untuk Meminimalisir Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan subjek berjumlah 8 siswa menunjukkan pada siklus I terjadi penurunan perilaku agresif 73,9 % menjadi 60.4% dan pada siklus II menjadi 44,6%. Hasil penelitian ini menunjukan adanya penurunan perilaku agrsif siswa setelah di berikan konseling kelompok gestalt dengan teknik sosiodrama. Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini: Adakah penurunan yang signifikan perilaku agresif siswa melalui layanan konseling kelompok pendekatan Gestalt pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Susukan? Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: untuk mengetahui signifikansi penurunan perilaku agresif siswa melalui layanan konseling kelompok pendekatan Gestalt. Perilaku Agresif Perilaku agresif adalah perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun secara psikologis. Perilaku agresif akan terbentuk dan diulang oleh individu karena dengan melakukan perilaku agresif individu memperoleh efek yang menyenangkan, dan sebaliknya individu tidak akan mengulang perilaku agresifapabila perilaku tersebutmenimbulkan efek yang tidak menyenangkan bagi dirinya (Buss & Perry, 1992). Perilaku agresif dapat dilihat sejak masa kanak-kanak. Setiap orang memiliki perilaku agresif dan hal tersebut tidak dapat dihindarkan (Buss & Perry dalam Pratiwi 2016). Menurut Buss & Perry (1992) menyebutkan ada empat aspek perilakuagresif, yaitu: 1. Physical Aggression (agresi fisik) Physcal aggression merupakan agresi yang dapat diamati. Physical aggression (PA) adalah kecenderungan individu untuk melakukan serangan secara fisik untuk mengekspresikan kemarahan atau agresi. Bentuk serangan fisik tersebut seperti memukul, mendorong, mencubit.

8 2. Verbal Aggression (agresif verbal) Verbal aggression merupakan perilaku agresi yang dapat diamati (didengar). Verbal aggression adalah kecenderungan untuk menyerang orang lain untuk memberikan stimulus yang merugikan dan menyakitkan kepada organisme lain secara verbal, yaitu melalui kata-kata atau penolakan. Bentuk serangan verbal tersebut seperti cacian, ancaman, mengumpat atau penolakan. 3. Anger (kemarahan) Anger adalah perasaan marah, kesal, sebal dan bagaimana cara mengontrol hal tersebut.termasuk didalammnya adalah irriability, yaitu mengenai interpersonal. Kecenderungan untuk cepat marah,dan kesulitan untuk mengendalikan amarah. 4. Hostility (permusuhan) Hostility tergolong dalam agresi covert (tidak nampak) Hostility terdiri dari dua bagian yaitu Resentmen seperti cemburu dan iri hati terhadap orang lain, dan Suspiction seperti adanya ketidakpercayaan, kekhawatiran, dan proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang lain. Menurut Anantasari (dalam Hermawan, 2013) faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku agresif dapat dibedakan menjadi enam kelompok faktor, yaitu : a. Faktor psikologis b. Faktor Sosial c. Faktor Lingkungan d. Faktor Situasional e. Faktor Biologis f. Faktor Genetik. Konseling Kelompok Menurut George M. Gadza memberikan pengertian tentang konseling kelompok (dalam Nursalim dan Hariastuti, 2007): Konseling kelompok merupakan suatu proses interpersonal yang dinamis yang memusatkan pada kesadaran berpikir dan tingkah laku, serta berorientasi pada kenyataankenyataan, membersihkan jiwa, saling percaya dan mempercayai pemeliharaan, pengertian, penerimaan, dan bantuan. Fungsifungsi dari itu diciptakan dan dipelihara dalam wadah kelompok kecil melalui sumbangan (saling berbagi) dari tiap anggota kelompok dan konselor. Konseling Pendekatan Gestalt Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Federick Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai maturitas. Karena bekerja terutama diatas prinsip kesadaran, terapi ini berfokus pada apa dan bagaimananya tingkah laku dan pengalaman disini dan sekarang dengan memadukan (nengintegrasikan) bagian-bagian kepribadian yang terpecah dan tidak diketahui (Corey dalam Komalasari, 2011). Menurut Joyce dan Sill (dalam Komalasari 2011) mengatakan Tahap-tahap tersebut yaitu: a. Tahap pertama (the begenning phase). Pada tahap ini konselor menggunakan metode fenomenologi untuk meningkatkan kesadaran konseli, menciptakan hubungan dialogis mendorong keberfungsian konseli secara sehat dan menstimulasi konseli untuk mengembangkan dukungan pribadi (personal support) dan lingkungannya (Joyce & Sill dalam Komalasari 2011).

9 b. Tahap kedua (clearing the ground). Pada tahap ini proses konseling berlanjut pada strategi-strategi yang lebih spesifik. Konseli mengeksplorasi berbagai introyeksi, berbagai modifikasi kontak yang dilakukan dan unfinished bussiness. Peran konselor adalah secara berkelanjutan mendorong dan membangkitkan keberanian konseli mengungapkan ekspresi pengalaman dan emosi-emosinya dalam rangka katarsis dan menawarkan konseli untuk melakukan berbagi eksperimentasi untuk menawarkan konseli untuk melakukan berbagai eksperimentasi untuk meningkatkan kesadarannya, tanggung jawab pribadi dan memahami unfinished business. c. Tahap ketiga (the existential encountering). Pada tahap ini ditandai dengan aktifitas yang dilakukan konseli dengan mengeksplorasi masalahnya secara mendalam dan membuat perubahan-perubahan yang cukup signifikan. Tahap ini merupakan fase tersulit karena pada tahap ini konseli menghadapi kecemasankecemasannya sendiri, ketidak pastian dan ketakutan-ketakutan yang selama ini terpendam dalam diri. Selain itu, konseli menghadapi perasaan terancam yang kuat disertai dengan perasaan kehilangan harapan untuk hidup yang lebih mapan. Pada tahap ini konselor memberikan dukungan dan motivasi berusaha memberikan keyakinan ketika konseli cemas dan ragu-ragu menghadapi masalahnya (Joyce & Sill(dalam Komalasari 2011). d. Tahap keempat (integration). Pada tahap ini konseli sudah mulai dapat mengatasi krisis-krisis yang di eksplorasi sebelumnya dan mulai mengintegrasikan keseluruhan diri, pengalaman dan emosiemosinya dalam prespektif yang baru. Konseli telah mampu menerima ketidakpastian, kecemsan dan ketakutannya serta menerima tanggung jawab atas kehidupannya sendiri. e. Tahap kelima (ending) Pada tahap ini konseli siap untuk memulai kehidupan secara mandiri tanpa supervisi konselor. Menurut Komalasari (2011) terdapat beberapa teknik yang dipakai dalam konseling dengan pendekatan gestalt yaitu: a. Topdog versus underdog Topdog adalah perasaan marah bila sesuatu tidak sesuai dengan nilai dan normamoral (righteous), autoritarian, dan mengetahui yang terbaik. Topdog adalah orang yang menggunakan kekuatannya untuk menekan dan menakuti orang lain dan bekerja dengan kata kamu harus dan kamu tidak boleh. Sementara itu, underdog manipulatif dengan menjadi defensif, merengek dan menangis seperti bayi. Underdog bekerja dengan kata saya mau dan mencari alasan seperti saya sudah berusaha keras. b. Membuat serial (making the rounds) Membuat serial adalah latihan gestalt yang melibatkan individu untuk berbicara atau melakukan sesuatu kepada orang lain dalam kelompok. Tujuan teknik ini adalah untuk melakukan konfrontasi, mengambil resiko, untuk membuka diri, melatih tingkah laku baru, dan untuk melakukan perubahan. (Corey dalam Komalasari 2011). c. Pembalikan (Reversal Tecnique) Asumsi teknik ini adalah bahwa gejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan impuls-impuls yang di tekan dan laten ada dalam diri individu. Teknik ini bertujuan untuk mengajak konseli untuk mengambil resiko terhadap

10 ketakutan, kecemasan, dan melakukan kontak dengan bagian dirinya yang selama ini ditolak dan ditekan. Untuk itu, konselor meminta konseli untuk melakukan tingkah laku yang kebalikan dari apa yang ia katakan. Penelitian Dyastuti(2012) tentang Menurunkan Perilaku Agresif Pelaku Bullying melalui Pendekatan Konseling Gestalt Teknik Kursi Kosong menunjukkan pada siklus I sebesar 85% terjadi penurunan perilaku agresif pada siklus II menjadi 46, 87% dan pada siklus yang ke III terjadi penurunan perilaku agresif menjadi 30,62%. Hal ini menunjukan perilaku agresif pelaku bullying bisa diatasi melalui konseling gestalt teknik kursi kosong. Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, peneliti mengajukan hipotesis : ada penurunan perilaku agresif melalui konseling kelompok pendekatan Gestalt pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 02 Susukan tahun ajaran Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Dalam Sugiyono (2012) mengatakan penelitian eksperimen semu ini sampel tidak dapat dipilih secara random, sebelum diberi perlakuan harus dilakukan pretest terlebih dahulu untuk menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain Pretest Posttest Control Design. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas VIII E berdasarkan hasil skor skala perilaku agresif yang berkategori tinggi dan sangat tinggi, yaitu berjumlah 14 siswa. Dari 14 siswa tersebut akan di bagi menjadi 2 kelompok yaitu 7 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 7 siswa sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei. Survei yang dilakuan dengan wawancara kepada guru BK dan menyebar skala perilaku agresif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat agresif siswa. Skala perilaku agresif yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dan memodifikasi skala perilaku agresif dari (Buss & Perry 1992).Skala sikap inimengungkap perilaku agresif dengan jumlah item sebanyak 29. Skala ini mengungkap aspek perilaku agresif yaitu agresif fisik, agresi verbal, kemarahan dan permusuhan. Sehingga dapat diketahui tinggi atau rendahnya perilaku agresif subjek penelitian. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dari penelitian Menurunkan Perilaku Agresif Melalui Layanan Konseling Kelompok Gestalt pada Siswa VIII E SMP NEGERI 02 Susukan Tahun Pelajaran adalah uji Mann Whithney, karena data yang diperoleh bersekala ordinal. Hasil Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini adalah 14 siswa kelas VIII E SMP Negeri 02 Susukan yang mmiliki perilaku agresif dalam kategoritinggi dan sangat tinggi. Dari 14 siswa dibagi mnjadi 2 kelompok yaitu 7 siswa masuk dalam kelompok eksperimen dan 7 siswa lainya masuk dalam kelompok kontrol. Setelah itu peneliti melakukan uji Homogenitas untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan diantara kedua kelompok tersebut.berdasarkan hasil uji homogenitas yang dibantudengan SPSS 20.0 for Windows, diketahui hasil uji Mann-Whitney U= 17,500 dengan koefisien Asyim.Sig. (2- tailed) 0,368> 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan

11 yang signifikan antara perilaku agresif KE (kelompok eksperimen) dan KK(kelompok kontrol), sehingga penelitian dapat dilanjutkan dengan pemberian treatment atau perlakuan dengan konseling kelompok pendekatan Gestalt. Treatment diberikan dengan memberikan layanan konseling kelompok teknik Gestalt sesuai dengan rancangan yaitu 8 sesi konseling yang diadakan satu minggu 2 kali pada hari selasa di jam BK dan setelah pulang sekolah sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Layanan konseling kelompok teknik Gestalt dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah posttest menunjukan penurunan perilaku agresif dan hasilnya lebih rendah dari kelompok kontrol.. Setelah dilakukan treatment kepada kelompok eksperimen dengan konseling kelompok pendekatan Gestalt pada tanggal 25 April 2017 sampai dengan 9 Mei 2017 dan memberikan Posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol penulis menguji menggunakan Uji Mann Whitney dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.10Mean Rank Posttest Perilaku Agresif pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Eksperimen 7 4,00 28,00 Kontrol 7 11,00 77,00 Total 14 Pada tabel diatas jumlah subjek untuk kelompok eksperimen sebanyak 7 siswa dan jumlah subjek kelompok kontrol adalah 7 siswa. Skor meanrank untuk kelompok eksperimen 4,00 dan mean rank kelompok kontrol 11,00. Kemudian sum of rank untuk kelompokeksperimen 28,00 dansum of rank kelompok kontrol 77,00. Tabel 4.11 Uji Mann Whitney U Posttest Perilaku Agresif pada Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Test Statistics a Nilai Mann-Whitney U,000 Wilcoxon W 28,000 Z -3,137 Asymp. Sig. (2-tailed),002 Exact Sig. [2*(1-tailed,001 Sig.)] a. Grouping Variable: Kelompok b. Not corrected for ties. Dari tabel diatas dapat diketahui nilai hitung Mann Whitney U=,000 dan koefisian Asym, Sig (2- Tailed) 0,002 < 0,05. Perhitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perilaku agresif antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya perbedaan kelompok eksperimen dan kontrol setelah kelompok eksperimen diberikan treatment (perlakuan) dengan konseling kelompok pendekatan Gestalt. Tabel 4.12Peningkatan Skor Perilaku Agresif Jumlah siswa kategori Range Pre test Post test Eks Kon Eks Kon SR R S T ST Jumlah siswa 14 siswa 14 siswa Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 14 siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Pada saat pre test kedua kelompok sama-sama berada dalam

12 kategori yang sama-sama berada dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Dari kelompok eksperimen 4 siswa dalam kategori tinggi dan 3 siswa dalam kategori sangat tinggi. Setelah diberikan treatment pada kelompok kontrol terjadi perubahan pada hasil post-test menjadi 4 siswa masuk dalam kategori sedang dan 3 orang masuk dalam katogori rendah. Pada kelompok kontrol pada saat pre-test dari tujuh siswa ada 2 siswa dalam kategori sangat tinggi dan 5 siswa masuk dalam kategori tinggi. Tidak ada perubahan hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol yaitu ada 2 siswa masuk dalam kategori sangat tinggi dan 5 siswamasuk dalam kategori tinggi. Dapat diartikan ada penurunan kepercayaan diri pada kelompok eksperimen secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa konseling kelompok pendekatan gestalt dapat digunakan untuk menurunkan perilaku agresif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Susukan. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Mann Whitney, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment konseling kelompok pendekatan Gestalt pada kelompok eksperimen, Skor mean rank kelompok eksperimen sebesar 4,00 sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment konseling kelompok pendekatan Gestalt,mean rankpadakelompok kontrol sebesar 11,00. Berdasarkan hasil analisis ini, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan anatara hasil skala perilaku agresif kelompok eksperimen dengan hasil skala perilaku agresif kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,002 < 0,05. Pembahasan Konseling Kelompok Gestalt dapat menurunkan secara signifikan perilaku agresif dari siswa kelas VIII E SMP Negeri 02 Susukan yang dapat dilihat dalam analisis Mann Whitney nampak bahwa skor Mann Whitney U=0,000, Nilai Z -3,137 dan nampak Asimp. Sig 2-tailed 0,002 < 0,050. Skor mean rank pada posttest kelompok kontrol 11,00. Kemudian skor mean rankpada posttest kelompok eksperimen adalah 4,00. Ada penurunan skor mean rank kelompok eksperimen sebesar 7,00. Dalam penelitian ini pada saat pre test siswa kelompok eksperimen memiliki perilaku agresif yang tinggi sama dengan siswa dalam kelompok kontrol. Setelah diberikan konseling kelompok pendekatan gestalt pada siswa kelompok eksperimen sebanyak delapan sesi, siswa didalam kelompok eksperimen dirasa sudah dapat mengurangi perilaku agresifnya. Pada setiap sesi konseling masalah siswa yang berperilaku agresif dibahas satu persatu yang membuat siswa yang memiliki masalah yang sama pada aspek-aspek perilaku agresif bisa menggunakan cara-cara yang telah diberikan untuk menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. Menurut Corey (dalam Rusmana 2009) mengatakan proses kelompok Gestalt merupakan gejala yang kompleks. Proses itu didasarkan pada asumsi bahwa kelompok-kelompok adalah sistem multidimensional yang bekerja dalam beberapa tingkat sekaligus. Dalam kelompok, orang-orang adalah holistik dengan fungsinya yang terkait. Tidak mungkin memahami seseorang dalam kelompok diluar konteks kelompok. Terapi gestalt lebih dari sekedar teknik atau permainan. Corey

13 menyebutkan apabila interaksi pribadi antara terapis dan klien merupakan inti dari proses terapiutik. Teknik bisa berguna sebagai alat untuk membantu klien guna untuk memperoleh kesadaran yang lebih penuh. Teknik-teknik dalam terapi gestalt digunakan dengan gaya pribadi konseli. Hal ini sudah penulis lakukan selama proses konseling kelompok dimana penulis menggunakan teknik-teknik yang ada didalam konseling Gestalt untuk membantu klien guna untuk memperoleh kesadaran yang lebih penuh. Penulis juga memberikan tanggung jawab kepada konseli untuk dapat menurunkan perilaku agresif. Keberhasilan konseling kelompok pendekatan Gestalt untuk menurunkan perilaku agresif didukung respon anggota kelompok yang sangat baik selama delapan sesi konseling. Diawal sesi konseling, anggota kelompok masih perlu beradaptasi dengan proses konseling yang diberikan, dengan berjalannya waktu anggota kelompok mulai dapat mengikuti kegiatan konseling dengan baik. Anggota kelompok aktif memberikan tanggapan tentang masalah yang dibahas, sehingga membuat konseling kelompok ini berjalan dengan lancar. Sebelum diberikan treatment anggota kelompok memiliki perilaku agresif yang tinggi. Ketika diberikan konseling kelompok, anggota kelompok mulai sadar bahwa perilaku agresif dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain sehingga mulai meminimalisir perilaku agresifnya seperti tidak mudah marah,mengeluarkan kata-kata kotor, tidak mudah membantah. Keberhasilan dari konseling gestalt untuk menurunkan perilaku agresif yang paling menonjol adalah pada sesi kelima dan enam dengan topik masalah membantah menggunakan teknik top dog under dog. Setelah diberikan treatmen kepada anggota kelompok, sudah mulai tampak perubahannya dimana anggota kelompok tidak lagi membantah pendapat temantemannya dan pemimpin kelompok. Anggota kelompok menerima pendapat dan masukan yang diberikan oleh pemimpin kelompok. Temuan ini sejalan dengan penelitian Artayana (2013) menunjukanbahwa terdapat menurunan perilaku agresif melalui konseling pendekatan Gestalt. Penelitian ini dapat sejalan karena sama-sama menggunakan konseling pendekatan gestalt. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah layanan konseling kelompok Gestalt pada siswa dapat menurunkan perilaku agresif kelas VIII E SMP Negeri 02 Susukan Tahun Ajaran 2016/2017. Hasil signifikansi Asymp.Sig. 2- tailed 0,002 < 0,05 dengan mean rank pada post test kelompok kontrol 11,00 sedangkan mean rank posttest kelompok eksperimen adalah 4,00 sehingga ada penurunan mean rank kelompok sebesar 7,00 Daftar Pustaka Artayana, Dwi. (2013). Penerapan Konseling Kelompok Gestalt untuk Meminimalisir Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2012/2013. Azwar, s. (2006). Reliabilitas dan Validitas SPSS. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Buss, A. H., & Perry, M. P. (1992). The aggression

14 questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology, 63, Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Semarang: IKIP Semarang Press Diansyah, Amarullah.(2016). Tersinggung, Siswa SMP Nekat Tikam Guru 13 Kali. Sindonews.com Dyastuti, Susanti.(2012).Mengatasi Perilaku Agresif Pelaku Bullying melalui Pendekatan Konseling Gestalt Teknik Korsi Kosong. Hartono & Soedarmadji, Boy.(2012). Psikologi Konseling. Jakarta: Kharisma Putra Utama Hermawan, Oky.(2014). Mengurangi Perilaku Agresif Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas XI IS 2 SMA Negeri 2 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Komalasari, Gantina, (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks Krahe, Barbara.(2005). Perilaku Agresif : Buku Panduan Psikologi Sosial Yogyakarta: Pustaka Pelajar Loekmono, Lobby. (2005). Tiga Model Konseling. Salatiga: Widya Sari Press Nursalim, Mochamad, Hariastuti. (2007). Konseling Kelompok. UNESA Press. Surabaya: University Padmomartono, Sumardjono. (2013). Konseling Remaja. Salatiga: UKSW Pratiwi, Fitriana.(2016). Menurunkan Perilaku Agresif Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Rol Play Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016. Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok. Padang: Universitas Negeri Padang Rusmana, Nandang.(2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizqi Press. Safaria, Triantoro.(2005). Terapi & Konseling Gestalt. Yogyakarta: Graha Ilmu Septiana, Yunika Sari.(2013). Penggunaan Konseling Kelompok Realita untuk Menurunkan Perilaku Agresif Siswa di SMP PGRI 1 Karang Empat Surabaya. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Bandung. Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Bandung. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

15

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan eksperimen sangat sesuai untuk menguji hipotesis tertentu. Penelitian eksperimen yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAY SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 10 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016

MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAY SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 10 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016 MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAY SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 10 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Oleh Fitriana Pratiwi 132012026 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA Ertik Indrawati, Setyorini dan Sumardjono Padmomartono Program Studi S1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu. Menurut Azwar (1999) penelitian eksperimental semu adalah jenis penelitian yang meniru kondisi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian SMP Negeri 10 Salatiga merupakan salah satu SMP Negeri di Salatiga yang terletak di jalan argomulyo Salatiga. SMP Negeri 10 Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di SMP Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang. Lokasi penelitian tersebut berada di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu. Menurut Danim (2004), penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 18 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Izin Penelitian Pada tanggal 11 September 2011 penulis meminta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tehnik Mesin SMK Saraswati Salatiga yang berjumlah 36 siswa. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IX A dan Kelas IX B yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII G dan VII C SMP Negeri 9 Salatiga yang memiliki keterampilan sosial rendah yang masing-masing berjumlah

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian pada tanggal 3 Maret 2012 penulis terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan percaya diri siswa yang rendah. Dari 12 siswa dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi Eksperimen. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang analisisnya dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 29 Mei 2013 penulis meminta ijin kepada ketua Panti Asuhan AL-ITTIHAD Semowo untuk mengadakan penilitian di Panti Asuhan AL-ITTIHAD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Theresiana Salatiga, dengan mengambil subjek penelitian di kelas XI. Diperoleh subjek penelitian sebanyak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HARGA DIRI PADA KORBAN BULLYING, DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BANDAR KABUPATEN BATANG

MENINGKATKAN HARGA DIRI PADA KORBAN BULLYING, DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BANDAR KABUPATEN BATANG MENINGKATKAN HARGA DIRI PADA KORBAN BULLYING, DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BANDAR KABUPATEN BATANG ARTIKEL SKRIPSI Oleh Eunike Vrina Merita 132011046 PROGRAM

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Eksperimen adalah suatu penelitian untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dojang Taekwondo Salatiga yang berpusat di Jalan Widosari No.1 Salatiga. Jumlah populasi di Dojang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Persiapan Penelitian Tanggal 5 Februari 2014, peneliti mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku agresif sebagai perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Ada empat aspek perilaku

Lebih terperinci

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, disain yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa penelitian ini merupakan pengembangan dari eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas XI IPS 2 dan kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2013/2014, Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Guru BK SMP di Kota Salatiga yang menjadi guru Bimbingan konseling SMP di Salatiga berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Depskripsi Subjek Penelitian Peneliti memilih tempat untuk penelitian di SMA Kristen 1 Salatiga, sekolah ini beralamatkan di kota Salatiga Jln. Osamaliki no.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Izin Penelitian Mengurus izin penelitian pada tanggal 9 Mei 2014, penulis memiinta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan kelompokteknik modeling dalam meningkatkan self efficacy yang siswa kelas Kelas XI TEI B SMKN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 10 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan konsep diri siswa yang negatif. Dari 10 siswa dibagi mejadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek yang diambil adalah peserta didik kelas XI PM 2 SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini subjek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK T & I Kristen Salatiga dengan jumlah siswa 30 siswa yang memiliki kesiapan kerja rendah. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok BAB IV PEMBAHASAN 1.1.Deskripsi Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Penulis memilih melakukan penelitian di SMP Negeri 02 Kaliwungu yang beralamat di desa Papringan, kecamatan Kaliwungu, kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Sugiyono (2010) menyatakan, bahwa eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA N 3 Salatiga dengan subjek penelitian siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experemntal design) Desain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian SMP Mardi Rahayu Ungaran terletak di jalan Diponegoro No. 741, Ungaran, Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ada 134 siswa

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Izin Penelitian Pada tanggal 14 September 2013 peneliti meminta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Falkultas dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Perijinan Penelitian Langkah yang harus ditempuh penulis sebelum melakukan penelitian adalah melakukan izin pra penelitian dengan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3. 1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3. 1. 1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel 1 : Persepsi Stres Definisi Operasional : Tinggi rendahnya persepsi terhadap stres

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 02 KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek penelitian adalah seluruh guru SMA swasta yang berjumlah 131 guru yang terdiri dari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-970 ABRAHAM MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-970 ABRAHAM MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-970 ABRAHAM MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan Konseling untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN TIDWELL DAN BACHUS DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP AGRESIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII PAGI SMPN 9 TAMBUN

PENGARUH PENDEKATAN TIDWELL DAN BACHUS DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP AGRESIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII PAGI SMPN 9 TAMBUN 65 PENGARUH PENDEKATAN TIDWELL DAN BACHUS DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP AGRESIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII PAGI SMPN 9 TAMBUN Istianah 1 Dra. Endang Setyowati 2 Herdi, M. Pd. 3 Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih ABSTRAK Penelitian ini berujuan untuk mengetahui signifikasi

Lebih terperinci

MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas X-BB di SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012, penulis melakukan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 EFEKTIVITAS PEMBERIAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALITA UNTUK MENGURANGI PRILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GROGOL TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi teknik sosiodrama untuk mengurangi konformitas negatif siswa kelas XII Tata Boga 2 SMKN 1 Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau objek-objek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau objek-objek BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agresi 2.1.1 Definisi Agresivitas adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental (Aziz & Mangestuti, 2006). Perilaku

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu program studi universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN DISIPLIN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN STRATEGI SELF

PENINGKATAN DISIPLIN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN STRATEGI SELF PENINGKATAN DISIPLIN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN STRATEGI SELF-MODELLING PADA SISWA KELAS X5 SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan di jabarkan mengenai variabel penelitian, definisi operasional, hipotesis, subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, prosedur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Sebelum pengumpulan data penulis, meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melakukan penelitian di SMK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas XII-BB SMKN 1 Bancak tahun pelajaran 2016/2017, penulis melakukan penelitian di

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA di KELAS VIII D SMP NEGERI 1 SURUH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA di KELAS VIII D SMP NEGERI 1 SURUH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA di KELAS VIII D SMP NEGERI 1 SURUH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk

Lebih terperinci

BAB II TEKNIK KONSELING DALAM TEORI GESTALT

BAB II TEKNIK KONSELING DALAM TEORI GESTALT BAB I PENDAHULUAN Konseling atau Terapi Gestalt dikembangkan dari sumber dan pengaruh tiga disiplin ilmu yang sangat berbeda, yaitu Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Wilhelm Reih, Fenomenologi Eksistensialisme

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas VII A SMP Kristen 2 Salatiga yang hasil pre testnya menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk Memenuhi Sebagaian dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen dengan rancangan eksperimen one group pretest posttest design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penurunan perilaku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, beralamat Jln. KH. Ahmad Dahlan, Salatiga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Sugiyono (2010) menyatakan, bahwa eksperimen

Lebih terperinci

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017 Artikel Skripsi JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MEMINIMALISIR PERILAKU BULLYING TINGGI PADA SISWA KELAS VIII F DI SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR DENGAN TEKNIK RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN KENAIKAN TINGKAT PADA TAEKWONDO-IN SALATIGA Skripsi Diajukan pada Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah metode penelitian

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK RASIONAL EMOSI KEPERILAKUAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII MIPA SMA N 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Desi haryanti, Tri Hartini

Lebih terperinci

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor1 (18-25)

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor1 (18-25) SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor1 (18-25) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh KONSELING KELOMPOK GESTALT DENGAN REVERSAL TECHNIQUE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017 JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF CINEMA THERAPY TO IMPROVE CONFIDENTLY

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 4 Januari 2013, penulis mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, dengan responden sebanyak 76 siswa dengan rincian sebaran pada tabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penulisan Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan merupakan eksperimen murni tapi seolah-olah murni. Menurut Danim (2004), penulisan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER TERHADAP KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 CEPU

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER TERHADAP KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 CEPU PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER TERHADAP KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 CEPU Yari Dwikurnaningsih Program Studi 1 S1 Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 3 SALATIGA

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 3 SALATIGA PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 3 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAY (BERMAIN PERAN) UNTUK MENGURANGI TINDAKAN BULLYING PADA SISWA KELAS VII A SMP KRISTEN 2 SALATIGA

PEMANFAATAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAY (BERMAIN PERAN) UNTUK MENGURANGI TINDAKAN BULLYING PADA SISWA KELAS VII A SMP KRISTEN 2 SALATIGA PEMANFAATAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAY (BERMAIN PERAN) UNTUK MENGURANGI TINDAKAN BULLYING PADA SISWA KELAS VII A SMP KRISTEN 2 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan Konseling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan teknik Quasi eksperimen yaitu menggunakan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Eksperimen adalah suatu penelitian untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XI SMK Saraswati Salatiga yang populasinya berjumlah 478 siswa. Kelas XI SMK Saraswati

Lebih terperinci