Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018"

Transkripsi

1 Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN MESIN BERDASARKAN ISO 9001:2015 KLAUSUL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KONSEP RISK BASED THINKING DI CV. XYZ Asyifa, Cut Rima Jurusan Teknik Industri, Telkom University Bandung Jl. Telekomunikasi No.1, Terusan Buah Batu, Bandung cutrimaasyifa28@gmail.com Widaningrum, Sri Jurusan Teknik Industri, Telkom University Bandung Jl. Telekomunikasi No.1, Terusan Buah Batu, Bandung swidaningrum@telkomuniversity.ac.id Lalu, Heriyono Jurusan Teknik Industri, Telkom University Bandung Jl. Telekomunikasi No.1, Terusan Buah Batu, Bandung heriyonolalu@telkomuniversity.ac.id ABSTRAK CV.XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang berperan sebagai supplier dari PT. Showa Indonesia Mfg. dimana ISO 9001 sebagai salah satu requirement untuk menjadi supplier-nya. Sistem manajemen mutu yang telah diterapkan oleh CV. XYZ adalah ISO 9001:2008, namun perlu diperbaharui ke ISO 9001: 2015 yang menuntut CV. XYZ untuk melakukan review ulang terhadap requirement pada standar terbaru. Proses produksi adalah proses utama di CV. XYZ dimana untuk mendukung tercapainya target produksi diperlukan proses yang baik terhadap mesin yang akan berproduksi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada ISO 9001:2015 klausul tentang proses mesin untuk memenuhi salah satu requirement standar terbaru. Perancangan dimulai dengan melakukan analisis gap berdasarkan proses bisnis aktualnya dengan requirement ISO 9001:2015 klausul 7.1.3, PCF pada APQC 9.2 rencana kerja dan teori manajemen. Pertimbangan risiko yang mungkin terjadi juga dibutuhkan dalam perancangan, dengan melakukan risk assessment untuk mendapatkan risk register. Selanjutnya dilakukan perancangan proses mesin berdasarkan ISO 9001:2015 klausul dengan input sesuai hasil gap, risk register, dan objektif proses. Penelitian ini menghasilkan usulan proses mesin dalam bentuk SOP yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak perusahaan sebagai panduan dalam menjalankan proses mesin di CV. XYZ. Kata Kunci: ISO 9001:2015, risk based thinking, SOP, mesin. Corresponding Author

2 2 1. PENDAHULUAN Perkembangan industri yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk merancang strategi memenangkan persaingan dengan meningkatkan kualitas, kepuasan pelanggan, efisiensi, serta profitability dengan menerapkan ISO 9001:2015 sebagai sistem manajemen mutunya. (Tari, Molina- Azorin, & Heras, 2012). Penerapan ISO 9001 juga perlu diperhatikan oleh perusahaan untuk mendapat supplier kerjanya. CV. XYZ merupakan perusahaan dalam bidang manufaktur yang berperan sebagai supplier/partner kerja dari PT. Showa Indonesia Mfg. yang menjadikan ISO 9001 sebagai salah satu requirement untuk menjadi supplier kerjanya. Sistem manajemen mutu yang telah dimiliki oleh CV. XYZ adalah ISO 9001:2008, namun sudah tidak berlaku lagi dikarenakan telah diperbaharui ke ISO 9001: ISO 9001: 2015 merupakan standar internasional sistem manajemen mutu versi terbaru yang bertujuan membantu organisasi dalam menunjukkan ke pelanggan bahwa mereka menawarkan produk dengan kualitas yang konsisten. Dalam standar ini akan dilakukan penerapan risk based thinking berdasarkar ISO 9001:2015 klausul dimana organisasi harus mengidentifikasi risiko dan peluang untuk menjamin suatu sistem manajemen mutu agar sesuai target yang diharapkan, menghindari hasil yang tidak diinginkan, serta mencapai perbaikan kinerja yang berkelanjutan. Munculnya ISO 9001:2015 menuntut CV. XYZ untuk memperbaharui sistem manajemen mutunya sesuai dengan standar terbaru, sehingga CV. XYZ perlu me-review ulang terhadap perubahan-perubahan pada setiap persyaratan yang belum terpenuhi pada standar terbaru. Penelitian ini akan berfokus pada requirement ISO 9001 :2015 pada klausul tentang proses mesin untuk memenuhi persyaratan standar terbaru, dimana proses mesin perlu diperhatikan dengan baik untuk mendukung proses utama di CV. XYZ dalam melakukan proses produksi. CV. XYZ sudah memikirkan mengenai ketersedian mesin. Akan tetapi, saat ini pengimplementasian kegiatan masih belum maksimal karena tidak dilakukan sesuai jadwal yang sudah direncanakan serta tidak ada pendokumentasian terkait proses mesin. Hal ini menimbulkan terjadi kerusakan mesin yang tidak terduga dan juga kesulitan dalam menindak lanjuti hasil temuan setelah dilakukan. Berdasarkan hal tesebut perusahaan perlu melakukan improvement untuk memenuhi requirement yang dibutuhkan dalam mesin dan melakukan dokumentasi pada proses tersebut berupa Standard Operating Procedure (SOP). Dengan adanya SOP proses mesin akan menjadi informasi terdokumentasi serta diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak perusahaan sebagai cara untuk dapat mengurangi kesalahan ketika menjalankan proses mesin di CV. XYZ. (Prokscha, 2016) 2. METODOLOGI PENELITIAN Pada tahap ini, data-data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan lalu diolah unuk mencapai tujuan penelitian, berikut ini adalah gambaran dari model konseptual dari peenelitian yang dilakukan. Requirement ISO 9001:2015 Klausul terkait Insfrastruktur, khususnya mesin Teori Manajemen perawatan mesin Gap Analysis Kerangka klasifikasi proses APQC (9.2 Rencana kerja ) Rancangan proses mesin di CV.XYZ Risk Assestment Dokumen Risk Register Proses bisnis Aktual Mengenai mesin CV. XYZ Objektif proses Metode Business Process Improvement (BPI) Apply Improvement Technique SOP Perbaikan dan Mesin Berdasarkan requirement ISO 9001:2015 Klausul Di CV.XYZ Kondisi aktual Di CV. XYZ ISO 9001:2015 Klausul Gambar 1. Model konseptual Model konseptual pada Gambar 1 menjelaskan mengenai keseluruhan model dan metode dalam pengerjaan penelitian yang akan dilakukan dalam merancang SOP berdasarkan ISO 9001:2015 klausul mengenai mesin dengan konsep yang mempertimbangkan risk based thinking di CV. XYZ. Pada tahapan awal didapatkan dari proses perbandingan bisnis aktual mengenai mesin di CV.XYZ dengan bebarapa requirement ISO 9001:2015 klausul 7.1.3, teori manajemen perawatan dan PCF pada APQC 9.2 rencana kerja yang akan menghasilkan analisis gap dan penilaian risiko. Penilaian risiko akan menjadi input dalam penyusunan dokumen risk register. Kemudian dari analisis gap dan dokumen risk register akan dilakukan rancangan proses pemeliharan mesin yang sesuai dengan ISO 9001:2015 klausul 4.41 mengenai perancangan proses serta mempertimbangkan objektif proses. (SNI, 2015) Kemudian dilakukan perbaikan usulan dengan menggunakan tool apply improvement technique dari metode business process

3 3 improvement. Setelah didapatkan proses perbaikan, selanjutnya dilakukan rancangan SOP perbaikan dan mesin untuk diverifikasi oleh CV. XYZ. Setelah proses verifikasi, SOP akan dianalisis dengan membandingkan kondisi aktual di CV. XYZ agar meghasilkan SOP pemeliharan mesin yang sesuai dengan requirement ISO 9001:2015 klausul di CV.XYZ. 3. HASIL DAN ANALISIS 3.1 Hasil Identifikasi gap berdasarkan proses aktual perusahaan dengan requirement secara keseluruhan Agar dapat memenuhi requirement ISO 9001:2015 klausul mengenau mesin, dilakukan identifikasi perbandingan antara pada proses aktual perbaikan dan mesin di CV. XYZ yang tidak sesuai dengan requirement ISO 9001:2015, teori manajemen maka perlu dilakukannya, dan kerangka klasifikasi proses PCF pada APQC 9.2 rencana kerja. Berikut ini merupakan hasil identifikasi gap yang didapatkan, yaitu: 1. Perusahaan harus melaksanakan keseluruhan mesinnya secara konsisten 2. Perusahaan harus melakukan monitoring terhadap kegiatan yang dilakukan. 3. Membuat perintah kerja terhadap kesuluruhan kegiatan mesin. 4. Membuat catatan (dokumentasi) yang berisi informasi mengenai kegiatan yang dilakukan, catatan kerusakan mesin, serta form laporan hasil untuk menindak lanjuti hasil temuan. 5. Melanjutkan untuk membuat rencana jadwal ya lagi untuk setiap mesinnya 6. Melakukan evaluasi kinerja pegawai atau teknisi dari luar setelah melakukan dan perbaikan mesin. 3.2 Hasil dari Risk Assestment Risk assestment dimulai dengan mengidentfikasi risiko berdasarkan kondisi aktual yang memberikan dampak yang buruk terhadap proses, lalu dilanjutkan dengan menganalisis risiko tersebut untuk mengetahui kemungkinan terjadi (likelihood) dan seberapa besar dampak dari setiap risiko (severity), lalu dilakukan pemeringkatan risiko dengan menggunakan risk rating untuk mengetahui level risiko, mulai dari risiko yang extreme, tinggi, sedang, dan risiko yang rendah. Pada penelitian ini akan dilakukan penangan risiko yang memiliki level yang tinggi. (Deysher, 2015). Penanganan risiko dengan mengidentifikasi penyebab risiko menggunakan tools diagram sebab-akibat (ishikawa diagram), dimana melalui idenifikasi akar permesalahan didapatkan tindakan penanganan risiko yang efektif untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi. Upaya penanganan risiko akan menjadi masukkan dalam perancangan proses berupa aktivitas atau program, sehingga proses yang dirancang akan dapat mengantisipasi risiko yang terjadi. Hasil dari proses risk assestment disusun dalam sebuah risk register yang mencakup daftar risiko, dampak yang terjadi, hasil penilaian dari likelihood dan severity risisko serta tindakan penanganan risiko. (Adelaide, 2009). Berikut hasil dari risk register proses mesin di CV. XYZ: Tabel 1. Risk register proses mesin Kode Risiko R- PPM- 01 R- PPM- 05 Risk Kerusakan mesin secara mendadak dan tidak terduga Hasil temuan pada kegiataan pemelihar aan mesin sulit diketahui. Likelihood 4 (Likely) 3 (Possible) Dampak Severity Risk Rating Biaya Moderate 12 (High (fiancial Risk) target impact, produksi schedule tidak tercapai impact) Jadwal produksi terganggu 4 Major (scehdule impact) 12 (High Risk) Mitigation (Perlakuan risiko) Perusahaan perlu membuat jadwal rencana untuk setiap mesin-mesinnnya, dimana jadwal tersebut dapat dijadikan acuan untuk melakukan preventif secara rutin dan konsisten. Dan juga perlu membuat form yang diisi setelah melakukan sebagai bahan bukti evaluasi apakah yang dilakukan sudah sesuai jadwal atau untuk mengurangi risiko kerusakan mesin secara tidak terduga akibat tidak dilakukan mesin secara rutin dan sesuai jadwal. Perusahaan perlu membuat catatan/form laporan dengan informasi yang jelas terkait hasil pemeliharan, hasil temuan, dll dimana laporan tersebut dapat dijadikan sebagai informasi untuk menindaklanjuti hasil temuan sesegera mungkin pada perbaikan mesin-mesinnya serta memudahkan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

4 4 3.3 Hasil Rancangan Proses Perbaikan Dan Mesin Berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul Berdasarkan hasil analisi gap dan risk assestment, dapat dirancang proses mesin yang disusun berdasarkan ISO 9001:2015 klausul mengenai perancangan proses yang berkenaan dengan kebutuhan proses dalam memenuhi standar ISO. (SNI, 2015). Penyusunan di mulai dengan input proses perbaikan dan mesin di CV. XYZ adalah data mesin yang rusak dimana butuh proses, sedangkan ouput nya adalah mesin yang sudah dilakukan sesuai kerusakan dan ketentuan agar dapat melakukan proses produksi. Setelah itu dilakukan penetapan urutan akivitas pada proses tersebut dan dilanjutkan dengan menentukan sumber daya sebagai penanggung jawab untuk setiap aktivitas. Kemudian menentukan Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari proses mesin, apakah berjalan baik atau tidak yang dapat dilihat padaa Tabel 2. Tahap selanjutnya adalah dengan membuat form-form terkait kegiatan dan perbaikan mesin, membuat risk register berdasarkan hasil risk assestment untuk memudahkan dalam pengelolaan risiko, serta Tabel 2. KPI untuk SOP Mesin. Indikator Kinerja Deskripsi Kinerja Rumus Frekuensi Pengukuran 1. Keberhasilan Perbaikan mesin dikatakan baik 6 bulan perbaikan mesin jika persentase jumlah perbaikan sekali yang yang diselesaikan >90% dari total Epm = Efisiensi perbaikan kerusakan yang diselesaikan diselesaikan kerusakan 2. Ketersediaan mesin untuk melakukan operasi secara normal Ketersediaan mesin yang baik jika persentase waktu mesin dapat beroperasi (tanpa kerusakan) > 95% dari total waktu operasi mesin keseluruhan. Ekm = Efektivitas (waktu mesin dapat beroperasi) 6 bulan sekali membuat aplikasi berbasis web untuk proses dan perbaikan mesin. Proses yang sudah dirancang akan disusun dalam bentuk SOP (Prokscha, 2016). Berikut pada Gambar 2 merupakan hasil rancangan SOP mesin berdasarkan identifikasi gap, risk register, dan juga objektif proses serta memenuhi requirement ISO 9001:2015 klausul

5 5 SOP mesin Flow Proses Mulai 1. Bag. Maintenance Menentukan mesin dan jenis 2. Bag. Maintenance Membuat penjadwalan 3. Bag. Maintennace Melakukan terhadap mesin 4. Bag. Maintenance Mencatat hasil Deskripsi Proses 1. Bagian maintanancemenginput data mesin yang perlu dan mendefinisikan jenis yang akan dilakukan untuk setiap mesinnya. 2. Bagian maintanance membuat jadwal rutin terhadap mesin sebagai acuan melakukan pemeliharan 3. Bagian Maintanace melakukan dengan melakukan inspeksi, pelumasan, serta perbaikan kecil secara rutin. 4. Bag. maintanance menginput hasil kegiatan yang telah dilakukan, meliputi tanggal, nama mesin, hasil temuan, kondisi mesin, dll Informasi Terdokumentasi 1. Form Data Mesin dan Jenis ya 2. Form Schedule 4. Form SOP mesin Flow Proses A 8. Bag. Purchasing Menghubungi teknisi outsource untuk melakukan perbaikan 9. Teknisi Outsource Membuat surat penawaran ke pihak perusahaan 10. Bag. Purchasing Merima dan menyetujui surat penawaran Deskripsi Proses 78.a. Bagian Purchasing menghubungi teknisi outsource sesuai kerusakan mesin (work order) untuk melakukan perbaikan. 87.b. Bagian purchasing meminta kepada calon teknisi outsource untuk membuat surat penawaran. 9. Teknisi outsource membuat surat penawaran yang akan diberikan ke pihak perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan teknisi tersebut. 10.a. Bagian purchasing menerima dan menyetujui surat penawaran yang dibuat oleh teknisi outsource.untuk melakukan perbaikan 10b. Bagian Purchasing mengupload surat penawaran dan data teknisi outsource ke dalam form persetujuan purchasing. Informasi Terdokumentasi 9.Surat Penawaran 10a.Surat Penawaran 10b. Form Persetujuan Purchasing 5. Bag. Maintenance Melaporkan hasil 6. Bag. Engineering Melakukan evalusi 5 Bag. maintanance melaporkan hasil kepada Bag. Engineering dengan memberikan nofikasi otomatis a. Jika kondisi mesin tidak perlu perbaikan, maka proses sudah selesai dan akan dilakukan evaluasi oleh bag. Engineering. b. Jika kondisi mesin perlu perbaikan maka dilanjutkan dengan membuat form work order perbaikan 6. Bag. engineering melakukan evaluasi terhadap kegiatan setiap 6 bulan sekali, evaluasi yang dilakukan berupa kegiatan yang sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dll. 5. Form 6a. Form 6b. Form Evaluasi 11. Bag. Keuangan/ Direktur Menyetujui surat penawaran 12. Teknsi Outsource Melakukan perbaikan mesin. 11. Bagian keuangan menyetujui dan menandatangi surat penawaran terkait biaya perbaikan yang akan dikeluarkan, a. Jika biaya perbaikan > Rp butuh persetujuan dari direktur. b. Jika bagian perusahaan lagi tidak ada budget, maka akan dikonfirmasikan ke bag. purchasing untuk menunggu sampai budget sudah ada atau cari yang lebih murah. 12. Teknisi outsource melakukan perbaikan sesuai kerusakan yang di alami oleh mesin yang di awasi oleh bag. maintenance 11.Form Persetujuan Keuangan/Direktur 7. Bag. Maintenance Membuat work order untuk perbaikan mesin A 7a. Bagian Maintenance membuat work order perbaikan mesin dengan mengisi form work order untuk diberikan ke bagian purchasing sebagai. Work order berisi uraian kerusakan, nama mesin yang rusak, dll 7.b Bagian maintenance membaca rekaman data historis terkait kerusakan mesin 7. Form Work Order perbaikan Gambar 2. SOP mesin 13. Bag. Maintenance Melakukan evaluasi Selesai 13a. Melakukan evaluasi perbaikan mesin bersama teknisi outsource terhadap perbaikan yang sudah diselesaikan dengan: a. Memastikan bahwa perbaikan mesin yang dilakukan telah sesuai kerusakannya b. Memastikan dan mengecek kondisi mesin dapat kembali beroperasi untuk melakukan proses produksi. c. Mendokumentasikan hasil evaluasi tersebut dengan mengisi kinerja teknisi outsource nya 13. Laporan evaluasi perbaikan mesin Gambar 2. SOP mesin (lanjutan)

6 6 3.4 Analisis Rancangan SOP Perbaikan dan Mesin dengan ISO 9001:2015 Klausul Pada requirment ISO 9001:2015 tentang infrastruktur disebutkan bahwa perusahaan harus menentukan, menyediakan, dan memelihara infrastrukturnya demi kesesuaian produk. (SNI, 2015) Mesin merupakan salah satu infrastruktur yang ada di CV. XYZ yang mendukung proses utama dalam melakukan proses produksi. Dalam rancangan SOP yang dibuat, perusahaan telah menetukan, menyediakan, dan memelihara mesinnya. Sebelum melakukan, telah dilakukan pendataan mesin yang perlu serta jenis nya. Perusahaan juga telah melaksanakan kegiatan terhadap mesinmesinnya yang sebelumnya sudah di data sesuai periode atau jadwal yang telah direncanakan. 3.5 Analisis Rancangan SOP Perbaikan dan Mesin dengan PCF Pada APQC (Poin 9.2 Rencana Kerja ) Berdasarkan poin Perusahaan harus melaksanakan rutin dan perbaikan secara teratur. Hal ini telah terpenuhi dengan diadakannya pengisian form sebagai alat untuk melakukan monitoring apakah kegiatan rutin dilakukan secara konsisten dan sesuai jadwal yang sudah direncanakan. Sedangkan pada point Perusahaan harus melakukan korektif pada proses perbaikan atau yang tidak direncanakan. Persyaratan ini telah terpenuhi dengan adanya kegiatan perbaikan ketika mesin mengalami kerusakan secara tidak terencana (mendadak). Kerusakan mesin yang fatal akan dilakukan permintaan perbaikan yang akan dilakukan oleh teknisi outsource. (APQC, 2012) 3.6 Analisis Rancangan SOP Perbaikan dan Mesin dengan Teori Manajemen. Berikut merupakan analisis SOP berdasarkan requirement yang sesuai dengan teori manajemen (Dhillon, 2002): 1. Perusahaan harus melaksanakan preventif dan korektif. Hal ini sudah dipenuhi dengan adanya kegiatan preventif yang akan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah direncanakan, serta melakukan korektif dimana perusahaan melakukan perbaikan oleh bagian maintenance maupun teknisi outsource ketika mesin mengalami kerusakan yang tidak direncanakan. 2. Membuat perintah kerja (work order) untuk kegiatan mesin. Hal ini sudah dipenuhi dengan membuat form perintah kerja yang berisi siapa, apa, kapan harus dilakukan. Dimana perintah kerja dibuat oleh bagian maintenance sebelum melakukan perbaikan dn mesin. 3. Membuat catatan atau rekaman terkait kegiatan dan perbaikan mesin yang dilakukan. Dalam usulan perancangan proses pemeliaharaan mesin telah dilakukan rekaman berupa form yang memberikan informasi terkait siapa yang memelihara, apa yang dipelihara, serta hasil pemeliharaa. Form- form ini diisi setelah melakukan, tidak hanya itu terdapat form lain seperti form hasil perbaikan jika terdapa kerusakan fatal dimana form ini diiisi untuk hasil perbaikan yang dilakukan oleh teknisi outsource. 4. Membuat penjadwalan untuk melakukan mesin. Dalam rancangan usulan proses kegiatan pembuatan jadwala telah dipenuhi, dimana kegiatan ini dilakukan sebelum melaksanakan mesin-mesin. Penjadwalan yang telah dibuat akan dijadikan acuan bagi maintenance untuk mengetahui kapan harus melaksanakan pemeliharaaan. 5. Melakukan pengukuran evaluasi kinerja dengan melakukan evaluasi terhadap kegitan perbaikan dan mesin yang dilakukan. Hal ini telah dipenuhi oleh rancangan usulan proses yang dimana telah melakukan bagian engineering melakukan eveluasi terhadap kesesuaian pelaksanaan dengan jadwal, dan juga melakukan evaluasi oleh bagian maintenance yang dilakukan bersama teknisi outsource setelah dilakukan perbaikan mesin. Apakah mesin yang telah diperbaiki sesuai kerusakan atau tidak, dan memastikan mesin berjalan sesuai kondisi seharusnya. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan proses mesin yang sudah dirancang berdasarkan hasil identifikasi gap, risk register, dan objektif proses dengan mempertimbangkan klausul mengenai perancangan proses. Pada proses tersebut dilakukan perbaikan dengan metode Business process improvement dengan hasil dari analisis pada proses ini disederhanakan atau diperbaikan dengan menggunkan automation tools dengan mengotomasikan proses tersebut ke dalam aplikasi berbasis web. Hasil rancangan proses dibuat dalam bentuk SOP mesin telah memenuhi requirement ISO 9001:2015 klausul 7.1.3, PCF APQC poin 9.2 rencana kerja, dan teori manajemen dengan mempertimbangkan risiko yang akan terjadi di CV. XYZ.

7 7 DAFTAR PUSTAKA Adelaide, T. U. (2009). Risk Management Handbook. Adelaide: Group Of Eight Member. APQC. (2012). Process Classification Framework Version America: American Production and Quality Control. Deysher, B. (2015). A Risk Based Thinking Model for ISO 9001: Dhillon, B. (2002). Engineering maintenance : A Modern Approach. Florida: CRC Press LLC. Page, S. (2010). The Power Of Business Process Improvemen. New York: American Management Association. Prokscha, S. (2016). Writing and Managing SOPs for GCP. Boca Raton: Taylor & Francis Group, LLC. Setiyo, B. (2015). Manajemen Perawatan dan Perbaikan Mesin. Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta. SNI. (2015). ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu - Persyaratan. Indonesia: Badan Standardisasi Nasional. Tari, J. J., Molina-Azorin, J. F., & Heras, I. (2012). Benefits of the ISO 9001 and ISO standards: A literature review. Benefits of the ISO 9001 and ISO standards: A literature review.

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada dasarnya, kualitas produk atau jasa berfokus pada sejauh mana produk atau jasa memenuhi, dan terus memenuhi harapan pelanggan (Tricker, Ray. 2010. Page 1). Namun,

Lebih terperinci

3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan;

3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan; Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan industri saat ini memiliki peranan besar bagi pertumbuhan ekonomi di seluruh negara termasuk di Indonesia. Perkembangan industri yang semakin pesat memicu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dewasa ini, kepercayaan adalah segalanya bagi keberlangsungan sebuah perusahaan. untuk membangun sebuah kepercayaan tidaklah mudah,diperlukan proses dan waktu yang

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi spareparts. Perusahaan ini menghasilkan produk seperti dies, mould,

Lebih terperinci

Shifa Khairunnisa, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Shifa Khairunnisa, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University PERANCANGAN SOP AUDIT INTERNAL BERDASARKAN INTEGRASI ISO 900:205 (KLAUSUL 9.2) DAN ISO 400:205 (KLAUSUL 9.2) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE BENCHMARK DI CV XYZ Shifa Khairunnisa, 2 Sri

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2392

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2392 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2392 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ANALISIS dan EVALUASI BERDASARKAN INTEGRASI ISO 9001:2015 KLAUSUL 9.1.3 dan ISO

Lebih terperinci

Naila Farhana, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Naila Farhana, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University PERANCANGAN SOP MANAGEMENT REVIEW BERDASARKAN INTEGRASI ISO 900:05 (KLAUSUL 9.) DAN ISO 00:05 (KLAUSUL 9.) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE BENCHMARK DI CV XYZ Naila Farhana, Sri Widaningrum,

Lebih terperinci

Kata Kunci: SOP, ISO 9001:2015, ISO14001:2015, Pengendalian Informasi Terdokumentasi, BPI.

Kata Kunci: SOP, ISO 9001:2015, ISO14001:2015, Pengendalian Informasi Terdokumentasi, BPI. PERANCANGAN SOP PENGENDALIAN INFORMASI TERDOKUMENTASI BERDASARKAN INTEGRASI ISO 9001:2015 KLAUSUL 7.5 DAN ISO 14001:2015 KLAUSUL 7.5 DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kualitas merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Definisi kualitas tersebut saat ini telah menjadi fokus utama bagi perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 Journal Industrial Servicess Vol. No. Maret 08 PERNCNGN SOP MONITORING DN EVLUSI PERKULIHN SESUI ISO 900:05 (KLUSUL 9.. DN 9..) DENGN MEMPERTIMBNGKN RISIKO DI UNIVERSITS TELKOM Puspitasari, nggun Kertadela

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN INTERESTED PARTIES BERDASARKAN ISO 9001:2015

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE UNTUK MENYUSUN KABUPATEN BANDUNG DENGAN MEMENUHI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI DAN ISO 9001:2008 KLAUSUL 7.3 BERDASARKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan global antar industri yang semakin meningkat seiring dengan berkembangnya dunia industri yang pesat baik di Indonesia maupun dalam lingkup global tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tekstil merupakan material lembaran yang flexible terbuat dari benang dan pemintalan serat pendek atau serat berkesinambungan. Perkembangan industri tekstil di Indonesia

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tabel I.1. Produksi Spare Part CV.Gradient

Pendahuluan. Tabel I.1. Produksi Spare Part CV.Gradient Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang CV. Gradient adalah perusahaan penghasil spare part untuk kendaraan bermotor khusunya sepeda motor. Berikut adalah data produksi CV. Gradient pada bulan Januari hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bisnis proses merupakan komponen penting dalam dunia bisnis masa kini. Proses bisnis bukan hanya sebagai alat dalam perusahaan untuk menjadi standar perusahaan tersebut

Lebih terperinci

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001)

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001) Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001) Tetapi dapat membantu melihat kelemahan dari sistem manajemen mutu 1 Perbandingan

Lebih terperinci

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 Hendang Setyo Rukmi Ambar Harsono Boga Kascaryanjati Teknik Industri Institut Teknologi Nasional hendang@itenas.ac.id

Lebih terperinci

Gambar I-1 Proses Pembuatan Batik

Gambar I-1 Proses Pembuatan Batik Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Batik Komar merupakan salah satu contoh perusahaan yang bergerak dalam bidang industri batik di Indonesia. Batik Komar didirikan pada tahun 1998 di Bandung. Batik Komar

Lebih terperinci

Kata Kunci : SOP (Standard Operating Procedure), ISO 9001:2008, BPI (Business Process Improvement)

Kata Kunci : SOP (Standard Operating Procedure), ISO 9001:2008, BPI (Business Process Improvement) PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DI PT. DMC BERDASARKAN REQUIREMENT PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK TIDAK SESUAI (KLAUSUL 8.3) ISO 9001:2008 MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT IMPROVEMENT

Lebih terperinci

PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PROSEDUR TINDAKAN PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN DI PT.DMC BERDASARKAN REQUIREMENT KLAUSUL 8.5.2 DAN 8.5.3 ISO 9001:2008 MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT

Lebih terperinci

PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DI PT.DMC BERDASARKAN REQUIREMENT PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL ( KLAUSUL 8.2.2

PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DI PT.DMC BERDASARKAN REQUIREMENT PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL ( KLAUSUL 8.2.2 PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DI PT.DMC BERDASARKAN REQUIREMENT PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL ( KLAUSUL 8.2.2) ISO 9001:2008 MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT IMPROVEMENT OF

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. 4.1 Hasil Keputusan Manajemen Tingkat Atas

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. 4.1 Hasil Keputusan Manajemen Tingkat Atas BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Hasil Keputusan Manajemen Tingkat Atas Berdasarkan presentasi awal pengembangan proyek yang dilakukan sebelum pengembangan sistem dilakukan, terdapat tiga hal

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT UNTUK PROSES PENJUALAN, PRODUKSI DAN PEMBELIAN DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK

BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT UNTUK PROSES PENJUALAN, PRODUKSI DAN PEMBELIAN DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT UNTUK PROSES PENJUALAN, PRODUKSI DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS DENGAN METODEMODEL-BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT (MIPI)DI CV. INDOGRAPHIA PRIMA UTAMA

PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS DENGAN METODEMODEL-BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT (MIPI)DI CV. INDOGRAPHIA PRIMA UTAMA PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS DENGAN METODEMODEL-BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT (MIPI)DI CV. INDOGRAPHIA PRIMA UTAMA 1 Eka Syafitri, 2 Yusuf Priyandari, dan 2 Yuniaristanto 1) Mahasiswa, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN 5.. Analisis Prosedur pada Sistem Informasi Persediaan Berdasarkan Pengumpulan data pada bab 4 terdapat 6 prosedur Sistem Informasi Persediaan. Enam Prosedur Sistem

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X Erwin Hermawan Teja 1, Debora Anne Yang Aysia 2 Abstract: PT. X is a PVC pipe factory that esthablised since 31st August

Lebih terperinci

Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom ANALISIS PERBAIKAN PROSES BISNIS DAN PERANCANGAN SOP PELAKSANAAN PELATIHAN UNTUK MEMENUHI REQUIREMENT ISO 9001:2008 KLAUSUL 6.2 Serly Dwi Ariyanti 1, Wiyono Sutari 2, Rio Aurachman 3 1, 2, 3 Prodi S1 Teknik

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

PERANCANGAN DOKUMEN MUTU ISO 9001: 2008 DI PT X

PERANCANGAN DOKUMEN MUTU ISO 9001: 2008 DI PT X PERANCANGAN DOKUMEN MUTU ISO 9001: 2008 DI PT X Jessica 1, I Nyoman Sutapa 2 Abstract: In this paper, we diagnosis the quality management system of ISO 9001: 2008 s clauses, particulary on PPIC and Production

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan data mengikuti metode Reliability Centered Maintenance (RCM) yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan : a. Penentuan komponen

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Penyelenggaraan LPSE Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang Republik Indonesia No.

Lebih terperinci

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko)

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) Tabel 4.6 Risiko Manajemen Alat Produksi Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) 2. Risiko Pengembangan Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1. Analisa Prioritas perbaikan proses Dyno dengan metode FMEA Setelah diketahui berbagai kendala dan hambatan dalam pencapaian target WIP diproses Dyno, maka perlu dibuatkan

Lebih terperinci

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

ISO 1001 By: Ryan Torinaga ISO 1001 By: Ryan Torinaga Daftar Isi Arti ISO Tujuan ISO 9001 Klausul ISO 9001 Kunci Penerapan ISO Cara Penerapan ISO Arti dari ISO Berarti Sama Badan standarisasi dunia Didirikan sejak tahun 1947 Terdiri

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Teori Penunjang Proyek Akhir Di dalam melaksanakan Proyek Akhir di PT Pertamina (Persero) Aviation Region III kita mempunyai bekal ilmu yang di dapat dari perkuliahan khususnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

Training and consulting services. Pendahuluan Quality Systems: s Strategy for the future ISO 9001:2015

Training and consulting services. Pendahuluan Quality Systems: s Strategy for the future ISO 9001:2015 Pendahuluan Quality Systems: s Strategy for the future ISO 9001:2015 1 Perubahan ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 Apa saja perubahan utama dari ISO 9001:2008 ke versi baru ISO 9001:2015? Masa transisi ISO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Klaim merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius bagi perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating BAB 1 PENDAHULUAN TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditunjukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi

Lebih terperinci

PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN DOKUMEN

PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN DOKUMEN SOP UMG I1.1 PENGENDALIAN DOKUMEN 1 dari 5 1.0 Tujuan Prosedur ini menjelaskan proses pengendalian dokumen untuk memastikan dokumen yang digunakan dikendalikan dengan baik dan benar. 2.0 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi dan pelatihan sistem manajemen dan teknologi. Perusahaan ini beroperasi dengan

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri tekstil dan produk tekstil mempunyai peran penting dalam perekonomian Negara. Namun dalam beberapa tahun terakhir industri tekstil mengalami penurunan pertumbuhan

Lebih terperinci

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Rini Astuti Unit Sumber Dya Informasi Institut Teknologi Bandung riniastuti2001@yahoo.com

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015. Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi

AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015. Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015 Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi Topik Konsep dasar Audit Mutu Internal Perencanaan dan Persiapan Audit Mutu Internal Pelaksanaan Audit Mutu Internal Pelaporan

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang 2012 Manual Prosedur Audit Internal Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 000xx 05004

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MATERI 1. Konsep dasar operasi dan produktivitas 2. Strategi Operasi 3. Perencanaan pengendalian operasi, Perencanaan dan 4. persediaan 5. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 6 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

EVALUASI RANCANGAN KURIKULUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

EVALUASI RANCANGAN KURIKULUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT EVALUASI RANCANGAN KURIKULUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Meity Martaleo 1, *) dan Togar M. Simatupang 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU TINJAUAN MANAJEMEN. 4. REFERENSI : 1. ISO 9001:2008 Klausul Manual Mutu PT. Sigma Cipta Utama

PROSEDUR MUTU TINJAUAN MANAJEMEN. 4. REFERENSI : 1. ISO 9001:2008 Klausul Manual Mutu PT. Sigma Cipta Utama MUTU 1. TUJUAN Untuk menjamin efektivitas, kesinambungan dan kesesuaian Sistem Mutu dengan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu yang ditetapkan Manajemen Perusahaan PT. Sigma Cipta Utama. 2. RUANG LINGKUP Berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut perusahaan untuk menyadari bahwa pasar terbuka hanya dapat dilayani dengan produk-produk terbaik

Lebih terperinci

DOKUMENTASI ITU MUDAH?

DOKUMENTASI ITU MUDAH? DOKUMENTASI ITU MUDAH? Terobosan Jitu Memiliki Sistem Dokumen Mutu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 10 Desember 2015 Latar Belakang Tujuan Pelatihan Memahami Manfaat Dokumentasi Memahami Struktur Dokumentasi

Lebih terperinci

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12 SOP-6 PENELAAHAN MUTU Halaman 1 dari 12 Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 Halaman 2 dari 12 KETENTUAN 1.1 Penelaahan Mutu dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kerja oleh Penilai telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR SENIN, 2 JUNI 2014

PRESENTASI TUGAS AKHIR SENIN, 2 JUNI 2014 PRESENTASI TUGAS AKHIR SENIN, 2 JUNI 2014 Disampaikan Oleh: Eka Jatiningsih // 5210100024 Dosen Pembimbing: Rully Agus Hendrawan, S.Kom, M.Eng PENGEMBANGAN DASHBOARD WORK PLANNING AND CONTROL UNTUK PEMANTAUAN

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia IV.1 Rekomendasi Untuk Mengatasi Gap Kematangan Proses TI Rekomendasi untuk mengatasi perbedaan (gap) tingkat kematangan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam manajemen modern. Banyak keputusan strategis yang bergantung kepada informasi. Sebagaimana diketahui,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 : Studi Kasus

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 : Studi Kasus Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 : Studi Kasus Nadyah Aprilla Hake 1, Jani Rahardjo 2 Abstract: Nowadays, companies must have an ISO 9001-2008 certificate to be able to compete in the market.

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL JURUSAN SOSIOLOGI FISIP UB MANUAL PROSEDUR Kode Dokumen : 01101 06017 Revisi : Tgl Efektif : 15 Februari 2011 Jumlah Halaman : PROSEDUR AUDIT INTERNAL Disusun oleh : Unit Jaminan Mutu Sosiologi Disahkan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3476

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3476 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3476 PERANCANGAN MANAJEMEN RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI PADA KEY SUPPORTING PROCESS APO02,APO06 DAN APO08 DI DINAS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi sudah berkembang dengan pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah memanfaatkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian pendahuluan Identifikasi dan perumusan masalah Tujuan dan manfaat penelitian Tinjauan pustaka Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control (Studi Kasus : Pada Perusahaan Distributor Minuman) Alverda

Lebih terperinci

PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) SESUAI DENGAN REQUIREMENT ISO 9001:2008 KLAUSUL 4.2.3 DAN KLAUSUL 4.2.4 PADA PT. ADETEX FILAMENT MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT IMPROVEMENT

Lebih terperinci

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS Syamsir Abduh Sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi melalui penetapan kebijakan dan sasaran mutu dan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian SOP Setiap organisasi perusahaan memiliki pola dan mekanisme tersendiri dalam menjalankan kegiatannya, pola dan mekanisme itu

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure AUDIT INTERNAL MUTU (AIM)

Standard Operating Procedure AUDIT INTERNAL MUTU (AIM) Standard Operating Procedure AUDIT INTERNAL MUTU (AIM) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen : Audit Internal Mutu (AIM) Kode Dokumen : UN10/F14/HK.01.02.a/004

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maraknya pertumbuhan usaha dan bisnis di tengah pertumbuhan yang semakin membaik menciptakan persaingan pasar yang semakin ketat. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data yang dikumpulkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Inspeksi sebanyak tiga kali yang dilakukan PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Teknologi Informasi untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi diharapkan menjadi sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA ANALISIS PENERAPAN ISO TS 16949 DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Pittauli Aritonang NPM : 35412674 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan melihat kondisi kantor D TINELO MANAGEMENT saat ini, semua pengolahan data, dan pencarian bakat masih menggunakan cara manual, contoh untuk suatu kegiatan kantor

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Kesesuaian Capability Maturity Model Integration Development V1.2 (CMMI Dev. V1.2) Terhadap ISO 9001

Kesesuaian Capability Maturity Model Integration Development V1.2 (CMMI Dev. V1.2) Terhadap ISO 9001 Kesesuaian Capability Maturity Model Integration Development V1.2 (CMMI Dev. V1.2) Terhadap ISO 9001 Waniwatining Astuti STMIK MDP Palembang wani@stmik-mdp.net Abstrak: Kesesuaian CMMI Development V1.2

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-175 Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) Service Desk Berdasarkan Kerangka Kerja Itil V3 dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang , 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bebas dan ketat di dunia industri hingga pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), peningkatan pengetahuan konsumen, dan karyawan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERAWATAN MESIN DB 800 V5 EX DALAM PEMBUATAN PRODUK CARRIER CAMSHAFT DI PT PROGRESS DIECAST

MEMPELAJARI PERAWATAN MESIN DB 800 V5 EX DALAM PEMBUATAN PRODUK CARRIER CAMSHAFT DI PT PROGRESS DIECAST MEMPELAJARI PERAWATAN MESIN DB 800 V5 EX DALAM PEMBUATAN PRODUK CARRIER CAMSHAFT DI PT PROGRESS DIECAST Nama : Endang Mulyana NPM : 32413904 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Industri Dosen

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Audit Internal

Manual Prosedur. Audit Internal Manual Prosedur Audit Internal Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2011 Manual Prosedur Audit Internal Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Multi Star Teknik merupakan perusahaan manufaktur yang berada di Jalan Terusan Bojongsoang No.293 Bandung, didirikan pada tahun 2002. Dahulu perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci