ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS, PROMOSI, DAN COO ( COUNTRY OF ORIGIN

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS, PROMOSI, DAN COO (COUNTRY OF ORIGIN) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MEMBELI PONSEL REBRANDED (Studi pada Pengguna Himax Polymer Octacore) Susila Hesti Purnami Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Desa Pasedan, RT 001 RW 009, Kec. Bulu, Kab. Rembang (59255) susila_hp@yahoo.com ABSTRACT This research started by the crowd of smartphone market in Indonesia which has not only well known vendors but also new entrants that make competition in this market becomes more strict. The case in this study is Do price, quality, promotion, and COO have an effect on consumer purchase decision of rebranded phone? Study on Himax Polymer Octacore users. The goal of this research is to analyze each variable s effect, price (X 1 ), quality (X 2 ), promotion (X 3 ) and COO (X 4 ) on consumer purchase decision of rebranded phone Himax Polymer Octacore (Y). In this study, data collected by online questionnaires to 385 respondents of Himax Polymer Octacore users with purposive sampling method. The analyzing data in this research includes quantitative and qualitative forms. Quantitative analysis covers validity and reliability test, classical assumption test, F test, t test and the coefficient of determination. And the linear regression equation is: Y = (-1,342) + 0,221 X 1 + 0,342 X 2 + 0,256 X 3 + 0,449 X 4 The result shows among the independent variables (price, quality, promotion, and COO) have a positive and significant effect on consumer purchase decision. The hypothesis analysis with t test finds a result that those variables significantly proven have an effect on consumer purchase decision. F test finds as simultaneously there is a significant effect from price, quality, promotion, and COO on consumer purchase decision. The adjusted R square with 0,520 indicates 52 percent of the variations of consumer purchase decision can be explained by four independent variables used in the regression equation. While the rest about 48 percent explained by another variable out of this study. Keywords: price, quality, promotion, COO (country-of-origin), consumer purchase decision PENDAHULUAN Pada tahun 2014 lembaga independen penganalisa smartphone dunia yaitu TrendForce mempublikasikan data pengapalan (shipment report) telepon pintar dari berbagai merek ponsel yang beredar. Dan menurut data yang tertera, sejumlah 1,16 miliar unit smartphone yang dikapalkan pada tahun lalu, bertambah 25,9 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan pemintaan ponsel pintar ini terlihat jelas dari angka pengapalan sejumlah 927,7 juta unit tahun 2013 menjadi 1.166,9 juta unit, dan berdasarkan forecast tahun 2015 total demand mencapai angka 1.290,3 juta unit. Samsung dapat dikatakan sebagai pemimpin pasar smartphone ditilik dari jumlah unit ponsel yang dikirim pada tahun 2013 dan Produsen telepon pintar yang berbasis di Korea Selatan ini bertahan di peringkat satu dalam hal pengiriman smartphone dengan catatan pengapalan sejumlah 326,7 juta unit smartphone. Walapun demikian, pangsa pasar Samsung mengalami penurunan. Dengan angka penjualan yaitu 301,5 juta unit pada 2013,

2 jumlah produk yang dikemas naik sebesar 25,2 juta unit pada 2014 namun produsen smartphone tersebut justru memiliki pangsa pasar yang berkurang sebesar 4,5 persen dari tahun sebelumnya yang mencatat 32,5 persen dan tahun 2014 market share-nya hanya sebesar 28 persen. Dan ternyata bukan Samsung saja yang pangsa pasarnya anjlok, grafik pengapalan produk ponsel kelas high-end Apple juga mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun Pangsa pasar Apple tahun sebelumnya 16,6 persen turun menjadi 16,4 persen. Padahal secara kasarnya, jumlah telepon pintar bermerek iphone sebagai komoditas utama yang dikapalkan selama 2013 sebesar 153,9 juta unit naik menjadi 191,3 juta unit. Ranking 10 besar vendor smartphone berdasarkan market share Peringkat 2013 Pangsa 2014 Pangsa 2015 Pangsa Perusahaan Pasar Perusahaan Pasar Perusahaan Pasar (F) 1. Samsung 32.5% Samsung 28.0% Samsung 26.6% 2. Apple 16.6% Apple 16.4% Apple 16.4% 3. Lenovo 4.9% Lenovo + Motorola 7.9% Lenovo 7.4% 4. Huawei 4.4% LG 6.0% Huawei 6.6% 5. LG 4.3% Huawei 5.9% Xiaomi 6.5% 6. Sony 4.1% Xiaomi 5.2% LG 6.1% 7. Coolpad 3.6% Coolpad 4.2% TCL 4.1% 8. ZTE 3.2% Sony 3.9% Coolpad 4.0% 9. Nokia 3.0% ZTE 3.1% ZTE 3.4% 10. RIM 2.5% TCL 2.7% Sony 3.1% Lainnya 20.9% Lainnya 16.7% Lainnya 15.8% Total Pengapalan (Unit=juta) , ,290.3 Sumber : Trendforce, Januari 2015 Dari sepuluh produsen dengan pengapalan ponsel pintar terbanyak, enam di antaranya ialah perusahaan asal China yaitu Lenovo, Huawei, Xiaomi, Coolpad, ZTE, dan TCL. Produk dari keenam vendor Cina ini berupa ponsel pintar bersistem operasi Android. Pangsa pasar dari 6 produsen ini jika ditotal menghasilkan angka hampir 40 persen dengan unit terkirim sebanyak 453,4 juta smartphone. Tabel tersebut menunjukkan bahwa dominasi Samsung dan Apple sedang diuji oleh datangnya ponsel-ponsel pabrikan dari Negara Tirai Bambu yang notabenenya dianggap ringkih dan kurang mendapatkan kepercayaan konsumen beberapa periode lalu. Kemajuan teknologi di Tiongkok dan kelonggaran pemerintah dalam mensubsidi produsen ponsel lokal membuat kemajuan pesat dalam kuantitas sekaligus kualitas smartphone berlabel made in China. Produksi massal serta upaya ekspansi yang gencar terbukti dengan jumlah pengapalan unit ponsel pintar yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Sehingga, saat ini sangat mudah menemukan berbagai macam jenis ponsel pintar dengan fitur bervariasi dan harga yang bersaing. Subsidi pemerintah dan koneksi dari perusahaan perakit PCB hingga layar dan inti perangkat lainnya secara tidak langsung memangkas ongkos produksi ponsel pintar dari Cina.

3 Biaya pembuatan yang rendah dan penggunaan e-commerce oleh sebagian besar perusahaan ponsel ini menjadikan harga smartphone tidak setinggi harga ponsel dari Nokia, RIM, atau Apple jika dibandingkan dari sisi pesaing beda sistem operasi. Harga yang dianggap lebih rendah juga bisa dibandingkan dengan ponsel pintar sejenis yang berjalan pada Android OS yaitu Samsung dan Sony, asal Korea dan Jepang, negara tetangganya Tiongkok. Peluang inilah yang coba dimanfaatkan oleh perusahaan di Indonesia untuk melakukan impor ponsel Cina secara besar-besaran guna memenuhi permintaan dalam negeri akan alat komunikasi sesuai teknologi terkini. Pada penelitian ini, penulis ingin membahas fenomena bisnis yang terjadi pada perusahaan produsen Coolpad yang membukukan pertumbuhan pangsa pasarnya tahun 2013 ke 2014 sebanyak 0,6 persen dari 3,6 persen menjadi 4,2 persen. Akan tetapi prestasi Coolpad secara global ini tidak bertahan lama, karena data menunjukkan pada kuartal pertama tahun 2015 pangsa pasarnya mengalami penurunan sebanyak 0,2 persen. Penurunan ini tentu berdampak pada pendapatan perusahaan dan kehilangan pangsa pasar diartikan sebagai hilangnya keinginan konsumen untuk membeli serta menggunakan ponsel pintar besutannya. Strategi perubahan nama (rebranded) ini menjadikan obyek penelitian memiliki keistimewaan. Tidak seperti ponsel pintar dari Cina lainnya yang masuk Indonesia dibawah bendera perusahaan besar penyedia layanan internet, misalnya ponsel Hi-sense series yang diberi nama baru Andromax series oleh provider CDMA Smartfren, ponsel pintar Coolpad yang diberi nama baru ini menggunakan jaringan GSM dan tidak menggunakan proses bundling dengan provider GSM tertentu. Beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli smartphone adalah terjangkaunya harga di mata konsumen jika dibandingkan dengan produk sejenis dari merek yang lain, bagusnya kualitas ponsel, kekayaan fitur yang diusungnya, kemudahan dalam service atau penjualan kembali, serta banyaknya promosi baik itu secara digital, cetak, atau WOM penggunanya. Harga adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran sebuah perusahaan. Laku atau tidaknya produk di pasar sangat dipengaruhi oleh strategi penentuan tinggi rendahnya harga. Harga yang terjangkau memicu peningkatan kinerja pemasaran. Harga biasanya diasumsikan sebagai indikator kualitas, misalnya harga tinggi ditemukan pada produk berkualitas tinggi pula. Kualitas dari ponsel pintar adalah aspek produk yang selanjutnya menjadi titik fokus perusahaan. Pengertian kualitas dari American Society for Quality Control adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler, 2009). Dalam McClave et.al. (2011) bagi produsen atau perusahaan, kualitas diartikan sebagai kesesuaian dengan standard dan persyaratan atau dengan kata lain, level yang menyatakan hingga sejauh mana sebuah produk mengikuti spesifikasi desainnya. Meski begitu, pada akhirnya kualitas harus didasarkan pada kebutuhan dan keinginan (preferensi) para pengguna produk (user). Ketika harga dan kualitas produk sudah dipikirkan matang oleh perusahaan maka tahapan selanjutnya adalah membawa produknya agar bisa diterima pasar dan konsumen. Untuk itu promosi ialah bauran pemasaran yang dilakukan guna memberitahu, membujuk, atau mempengaruhi konsumen untuk membeli dan memakai produk tertentu. Kotler (2009:410) mengemukakan bahwa promosi penjualan adalah kumpulan alat insentif, sebagian besar

4 jangka pendek yang dirancang untuk merangsang pembelian lebih cepat atau lebih besar terhadap produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Pada penelitian-penelitian yang lebih dahulu, harga, kualitas produk, dan promosi menjadi variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli smartphone. Dalam penelitian kali ini, penulis akan memfokuskan riset pada faktor apa sajakah yang melatarbelakangi konsumen untuk melakukan pembelian ponsel yang menggunakan cara pemasaran berbeda, karena salah satu smartphone Coolpad memasuki pasar Indonesia pertama kali dengan menggunakan nama lain yaitu Himax Polymer Octacore, dibawah bendera perusahaan Himax Indonesia. Selain ketiga faktor diatas, terdapat faktor lain yang tidak kalah penting untuk dicari tahu hubungannya dengan keputusan pembelian konsumen terhadap ponsel rebranded Himax Polymer Octacore ini yaitu persepsi negara asal atau umumnya dikenal sebagai CoO (country of origin). Pemasar global tahu bahwa pembeli mempunyai sikap dan kepercayaan yang berbeda tentang merek atau produk dari berbagai negara. Persepsi ini dapat memengaruhi pengambilan keputusan konsumen secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Kotler (2009:338), persepsi ini bisa dimasukkan sebagai atribut dalam pengambilan keputusan karena fakta bahwa merek dianggap berhasil di pasar global dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa hormat. Studi mengemukakan bahwa kadang-kadang persepsi negara asal dapat meliputi seluruh produk negara tersebut misalnya produk Cina dianggap sebagai produk yang harganya murah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel harga, kualitas, promosi, dan COO (country of origin) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Hipotesis Penelitian H 1 : terdapat pengaruh yang signifikan dari harga (price) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore (Y) H 2 : terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas (quality) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore (Y) H 3 : terdapat pengaruh yang signifikan dari promosi (promotion) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore (Y) H 4 : terdapat pengaruh yang signifikan dari COO (country of origin) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore (Y)

5 TINJAUAN PUSTAKA Keputusan Pembelian (consumers decision) Keputusan pembelian ini dipengaruhi oleh penilaian terhadap produk itu jauh sebelumnya dan mempunyai konsekuensi dalam waktu lama setelahnya (Kotler, 2009). Jika pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa dirasa lebih mudah dibandingkan kegunaan yang didapatkan yang maka keinginan konsumen untuk melakukan pembelian akan meningkat. Harga (price) Harga adalah salah satu elemen barusan pemasaran yang menghasilkan pendapatan ketika elemen lain justru menghasilkan biaya (beban). Elemen ini dianggap paling mudah dalam program pemasaran untuk diubahsesuaikan; fitur produk, saluran dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Kualitas (quality) Kualitas menurut The American Society for Quality Control dalam Kotler dan Keller (2009:143) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Promosi (promotion) Promosi menurut Kotler (2009) adalah insentif yang digunakan oleh produsen untuk mendorong perdagangan (pedagang besar, pengecer, atau saluran lain) dan/atau konsumen untuk membeli merek dan mendorong tenaga penjualan untuk menjual barang secara agresif. Bisa dijelaskan sebagai aliran informasi atau bujukan yang dibuat untuk memicu pertukaran dalam pemasaran. Karena adanya informasi dari perusahaan atau produsen ke konsumen, atau ke karyawan dibagian penjualan ini istilah promosi mulai tergantikan dengan frase marketing communication. COO (country of origin) Kotler (2009:338) mendeskripsikan persepsi negara asal adalah asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah negara. Persepsi negara asal yang positif digunakan oleh para pemasar untuk menjual produk mereka. Adanya hal ini, bisa mempengaruhi keputusan pembelian konsumen secara langsung maupun tidak langsung. DEFINISI OPERASIONAL No. Variabel Definisi Indikator 1. Dependen (terikat) Keputusan Pembelian Ponsel Rebranded (consumers decision to buy rebranded smartphone) 2. Independen (bebas) Harga (price) Langkah yang ditempuh oleh konsumen untuk melakukan pembelian ponsel rebranded Himax Polymer Octacore. Nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang 1. Prioritas pembelian 2. Pembelian ulang 3. Rekomendasi (Ihda La Aleiyya, 2014) 1. Terjangkau 2. Kesesuaian harga

6 No. Variabel Definisi Indikator Kualitas (quality) Promosi (promotion) CoO (country of origin) atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari pembelian ponsel rebranded Himax Polymer Octacore. Atribut yang terkandung dalam produk atau ukuran seberapa jauh produk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan para pengguna ponsel rebranded Himax Polymer Octacore. Upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk dengan tujuan menarik calon konsumen agar membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore. Persepsi produk dari suatu negara berdasar persepsi konsumen sebelumnya mengenai kelebihan, kekurangan produksi, dan pemasaran dari negara produsen Himax Polymer Octacore. 3. Daya saing harga (Ihda La Aleiyya, 2014) 1. Kinerja 2. Fitur ponsel 3. Kehandalan 4. Ketahanan (Nela Evelina, 2012) 1. Intensitas iklan 2. Promosi penjualan 3. Penyampaian pesan di media (Nela Evelina, 2012) 1. Inovasi Negara Asal 2. Tingkat Kemajuan Teknologi 3. Citra Negara Asal (Bruno Godey, 2011) METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah user Himax Polymer Octacore yang tersebar di Indonesia. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel itu lalu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Dengan menggunakan teknik sampling purposive yaitu penentuan sampel dengan

7 pertimbangan tertentu seperti penggunaan ponsel lebih dari 3 bulan untuk mengetahui karakteristik handset maka penelitian ini dikatakan tidak melakukan generalisasi. Dikarenakan jumlah populasi pengguna ponsel Himax Polymer ini tidak diketahui secara pasti akibat tidak adanya data yang dirilis oleh perusahaan tentang jumlah user, dan jumlah anggota komunitas yang berbeda di masing-masing media sosial maka rumus pengambilan sampel menggunakan formula Lemeshow yaitu sebagai berikut : n = z 2. P (1-P)/d 2 Keterangan: n = jumlah sampel yang diperlukan untuk penelitian z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel selang kepercayaan 95% dan nilai pada tabel Z yaitu 1,96 p = estimasi maksimal (0,5) d = alpha (0,05) Sehingga sampel yang akan dipakai dalam penelitian ini n = z 2. P (1-P)/d 2 n = (1,96) 2. 0,5(0,5)/(0,05) 2 n = 0,9604/0,0025 n = 384,16 Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 384,16 orang dan dibulatkan menjadi 385 orang untuk memperkecil kesalahan generalisasi. Penyebaran kuesioner online yang dipakai dalam penelitian ini menghasilkan tanggapan lebih dari 400 responden. Peneliti menemukan ada beberapa kesalahan berupa double entry yang kemungkinan besar dikarenakan koneksi internet responden yang mengalami masalah sehingga server open source Google form membaca inputan kuesioner menjadi ganda. Dari data yang direkam oleh server tersebut, peneliti mengambil tanggapan responden yang masuk secara single entry sebanyak 385 disesuaikan dengan jumlah sampel penelitian yang dibutuhkan. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Kuesioner (angket) terdiri dari sekelompok pertanyaan yang diajukan kepada responden (Kotler dan Keller, 2009:106). Berkat fleksibilitasnya, sejauh ini kuesioner menjadi instrument paling umum yang digunakan untuk pengumpulan data primer. 2. Studi Kepustakaan berupa kegiatan mengumpulkan materi-materi yang berkaitan dengan penelitian yang berasal dari jurnal ilmiah, literatur serta publikasi lain yang layak dijadikan referensi. METODE ANALISIS DATA Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Pada penelitian ini, karena jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, maka analisis kuantitatif dilakukan dengan cara merubah datadata penelitian ke dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan skala rasio (ratio scale) dan skala likert 5 poin (5-point likert scale). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan program SPSS 19.

8 Bebarapa analisis kuantitatif yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2010) 2. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Uji validitas menggunakan analisis korelasi Pearson, keputusan mengetahui valid tidaknya butir instrument adalah ketika tingkat signifikan 5% nilai r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid. 3. Uji reliabilitas untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0, Uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. 5. Uji Regresi Linear Berganda Gujarati (2003, dalam Ghozali, 2011) mengemukakan analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen degan satu variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. 6. Uji Goodness of Fit meliputi uji signifikansi simultan (uji F), uji signifikan parameter individual (uji statistic t), dan koefisien determinasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian Validitas butir pernyataan dalam kuesioner No. Item Kuesioner r hitung r tabel Kesimpulan Variabel Harga Harga yang ditawarkan untuk ponsel Himax Polymer Octacore terjangkau Harga ponsel Himax Polymer Octacore sesuai dengan spesifikasi yang ada Jika dibandingkan dengan ponsel berspesifikasi serupa, harga Himax Polymer Octacore bisa dikatakan bersaing Variabel Kualitas Kinerja ponsel dapat memenuhi kebutuhan dan harapan user Fitur Himax Polymer Octacore sangat lengkap Kecepatan processing dengan RAM yang disediakan memuaskan dan tidak macet (lag) Smartphone ini durable (tahan lama) ketika dipakai seharian Variabel Promosi 0,591 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,676 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,575 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,643 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,581 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,614 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,540 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid

9 Iklan yang ditampilkan Himax untuk produk ini sangat intens di internet Paket penjualan Himax Polymer Octacore dikemas dengan apik Saya tertarik pada handset ini ketika melihat iklan spesifikasinya di media (cetak maupun internet) Variabel COO Dari segi kualitas, ponsel made in China mencapai progress yang baik Ponsel low budget Cina memiliki fitur yang lebih maju dan desain lebih unik dari ponsel pabrikan vendor besar Handset made in China terkenal murah dan kualitasnya tidak buruk Variabel Keputusan Pembelian Prioritas pembelian smartphone Himax Polymer Octacore Prioritas pembelian smartphone Himax Polymer Octacore Rekomendasi smartphone Himax Polymer Octacore 0,460 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,600 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,643 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,576 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,699 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,673 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,666 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,792 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid 0,753 0,098 Item kuesioner ini dinyatakan valid No. Variabel Hasil Uji Reliabilitas Cronbach s Alpha minimal Cronbach s Alpha Kesimpulan 1 Harga 0,774 0,700 Variabel ini dinyatakan reliabel 2 Kualitas 0,786 0,700 Variabel ini dinyatakan reliabel 3 Promosi 0,736 0,700 Variabel ini dinyatakan reliabel 4 COO 0,800 0,700 Variabel ini dinyatakan reliabel 5 Keputusan Pembelian 0,854 0,700 Variabel ini dinyatakan reliabel UJI NORMALITAS Dari grafik P-plot diketahui data menyebar dengan mengikuti garis diagonal sehingga bisa disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, dikuatkan dengan grafik histogram berikutnya menunjukkan sebaran data berada dalam jangkauan kurva normalitas, dengan bentuk yang tidak terlalu runcing dan tidak terlalu landai, serta sisi kanan dan kiri yang seimbang.

10 Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters a Mean Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Std. Deviation Absolute.045 Positive.023 Negative Asymp. Sig. (2-tailed).421 a. Test distribution is Normal. UJI MULTIKOLINEARITAS Model Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistiks B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) COO Promosi Kualitas Harga a. Dependent Variable: KeputusanBeli Matriks Korelasi Variabel Independen Coefficient Correlations a Model Harga COO Promosi Kualitas 1 Correlations Harga COO Promosi Kualitas Covariances Harga COO Promosi Kualitas

11 Coefficient Correlations a Model Harga COO Promosi Kualitas 1 Correlations Harga COO Promosi Kualitas Covariances Harga COO Promosi Kualitas a. Dependent Variable: KeputusanBeli Tabel menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 dan masing-msing variabel independen bernilai tolerance lebih besar dari 0,10 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas. Untuk meyakinkan tidak adanya multikolinearitas, tabel berikutnya tentang matriks korelasi variabel independen, terlihat di bahwa variabel bebas yang memiliki korelasi tertinggi adalah Kualitas (X 2 ) dengan COO (X 4 ) dengan nilai korelasi 33,9%. Nilai korelasi tersebut masih dapat ditolerir karena dibawah 95%. Jadi, dari hal-hal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari asumsi multikolinearitas. UJI HETEROSKEDASTISITAS Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, dari grafik bisa diperoleh kesimpulan model ini bebas heteroskedastisitas. Uji Park dengan Logaritma Kuadrat Nilai Residual Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) COO Promosi t Sig.

12 Kualitas Harga a. Dependent Variable: Ln_Res2 Hasil tampilan output SPSS memperlihatkan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan terhadap 0,05 karena masing-masing memiliki signifikansi diatas 5%, maka bisa dikatakan bahwa model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan uji Scatterplots yang sudah dilakukan sebelumnya. Ringkasan hasil regresi Coefficients a Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistiks B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF COO Promosi Kualitas Harga a. Dependent Variable: KeputusanBeli Dari hasil tersebut apabila ditulis menggunakan angka yang ada di kolom unstandardized coefficients, rumus regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = α+ β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 Y = (-1,342) + 0,221 X 1 + 0,342 X 2 + 0,256 X 3 + 0,449 X 4 Y = (-1,342) + 0,221 Harga + 0,342 Kualitas + 0,256 Promosi + 0,449 COO Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), Harga, COO, Promosi, Kualitas b. Dependent Variable: KeputusanBeli Dengan 5 variabel dan 385 sampel penelitian, diperoleh F tabel sebesar 2,395 yang artinya Ha diterima karena nilai F yaitu lebih besar dari F tabel dan sig. sebesar 0,000 telah signifikan terhadap 0,05. Uji Simultan F menunjukkan bahwa terdapat

13 pengaruh bersamaan dari harga, kualitas, promosi, dan CoO terhadap keputusan pembelian ponsel rebranded Himax Polymer Octacore. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) COO Promosi Kualitas Harga a. Dependent Variable: KeputusanBeli T tabel untuk 385 sampel penelitian adalah 1,97 sebagai patokan membaca tabel diatas. Dari keempat variabel independen diperoleh t hitung yang lebih besar dari t tabel dan signifikansinya 0,000 yaitu signifikan terhadap 0,05 sehingga Ho ditolak dan menerima Ha pada penelitian ini. Koefisien Determinasi (Adj.R 2 ) t Sig. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), Harga, COO, Promosi, Kualitas b. Dependent Variable: KeputusanBeli Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 19 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R square) yang diperoleh sebesar 0,520. Hal ini berarti sebanyak 52% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga, kualitas, promosi, dan COO. Sedangkan sisanya sebanyak 48% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. ANALISIS KUALITATIF Keempat variabel independen yang diuji secara individual bisa menunjukkan variabel mana yang dominan dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore, variabel tersebut adalah COO (country of origin) dengan koefisien 0,449. Variabel berikutnya yang memiliki peran cukup besar dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore adalah Kualitas dengan koefisien 0,342. Sedangkan Harga dan Promosi hanya mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore sebesar

14 0,221 dan 0,256. Semua variabel independen berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore. Kondisi ini memberikan kesan bahwa ponsel rebranded Himax Polymer Octacore dipersepsikan responden memiliki built up yang bagus dan citra negara asal yang mendukung kualitas barangnya. Diantara ketiga indikator dari variabel COO (X 4 ), indikator inovasi negara asal mendapatkan indeks skor paling tinggi yaitu 76%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa ponsel rebranded sudah mewakili progress yang baik ditinjau dari kualitas produknya. Kualitas dari ponsel pabrikan Cina dalam COO ini senada dengan indeks skor dari indikator variabel Kualitas (X 2 ) yaitu X2.1 dan X2.2 tentang kinerja dan fitur ponsel yang keduanya memiliki angka 81%. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Variabel Harga (X 1 ) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Koefisien yang positif bermakna bahwa semakin tinggi keterjangkauan, kesesuaian, dan daya saing Harga maka semakin tinggi pula Keputusan Pembelian. 2. Variabel Kualitas (X 2 ) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Koefisien yang positif bermakna bahwa semakin bertambah kinerja, fitur, kehandalan, dan ketahanan smartphone sebagai indikator Kualitas maka semakin tinggi pula Keputusan Pembelian. 3. Variabel Promosi (X 3 ) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Koefisien yang positif bermakna bahwa semakin tinggi intensitas iklan, promosi penjualan, dan penyampaian pesan di media selaku indikator Promosi maka semakin tinggi pula Keputusan Pembelian. 4. COO (X 4 ) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Koefisien yang positif bermakna bahwa semakin bertambah inovasi negara asal, tingkat kemajuan teknologi, dan citra negara asal sebagai indikator dari COO maka semakin tinggi pula Keputusan Pembelian. Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap hasil penelitian. Adapun sarannya adalah: 1. Saran untuk Perusahaan Dari analisis statistik deskriptif, item variabel kualitas yaitu ketahanan smartphone diperoleh temuan memiliki indeks paling rendah yaitu 63%. Hal ini bisa dijadikan patokan untuk perusahaan importer perlu meningkatkan kejelian dalam melalukan impor barang elektronik semacam ponsel untuk menarik semakin banyak pembeli. Durability ponsel dianggap masih kurang memenuhi harapan konsumen. Beberapa kasus seperti adanya dead pixel, low battery setelah gaming atau penggunaan media sosial secara intens, dan ringkihnya EMMC ketika ponsel selesai menjalani rooting sangat mengganggu. Kualitas produk yang baik termasuk ketahanannya akan membuat konsumen tertarik membeli ponsel rebranded di kemudian hari. COO ditemukan sebagai variabel independen paling berpengaruh diantara keempat variabel yang digunakan untuk menerangkan keputusan pembelian terhadap ponsel rebranded Himax Polymer Octacore. Dengan adanya hal ini, persepsi konsumen dan calon konsumen tentang produk Cina yang murah namun bermutu hendaknya dimanfaatkan secara maksimal dengan menghadirkan series ponsel yang variasinya sangat beragam. Konsumen di Indonesia bisa dibidik dengan banyak cara. Dan perusahaan importer diyakini bisa melihat peluang ini dengan baik. Promosi dan harga yang optimal juga bisa membantu konsumen untuk lebih mempersepsikan

15 barang sesuai dengan COO yang selama ini sudah ada di benak mereka bahwa produk buatan Cina terjangkau dan kualitasnya bagus. 2. Saran untuk Penelitian Mendatang Model yang dipakai dalam penelitian ini mempunyai koefisien determinasi yang hanya menunjukkan angka 52% dalam menerangkan seberapa besar variasi variabel independen (harga, kualitas, promosi, dan COO) dalam menjelaskan variabel dependen (keputusan pembelian). Hal ini bisa dijadikan referensi awal bahwa sebesar 48% sisanya bisa dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian, misalnya faktor gaya hidup, kepercayaan, resiko, dan lain sebagainya. Kemudian, untuk penelitian yang akan datang, disarankan untuk mengamati ponsel rebranded dengan merek lainnya meskipun yang dipromosikan dalam bundling sekalipun. Karena bisa terdapat kemungkinan ponsel rebranded lain memiliki masalah serupa dengan Himax Polymer Octacore. Dengan mengambil contoh produk atau merek lain maka permasalahan yang dialami dalam harga, kualitas, promosi, dan COO terhadap keputusan pembelian juga berbeda sehingga variabel yang memengaruhi keputusan pembelian ponsel ikut berbeda. Hal ini bisa dijadikan sebagai pembanding sekaligus pelengkap penelitian ini. Sampel yang digunakan sebaiknya juga lebih diperhitungkan dengan menerapkan kriteria-kriteria selain sudah berapa lama penggunaan ponsel oleh konsumen, dengan demikian penelitian lanjutan tersebut bisa semakin memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai pengaruh harga, kualitas, promosi dan COO terhadap keputusan pembelian. DAFTAR PUSTAKA Aleiyya, I., Waluyo, H. J., & Widayanto. (2014). Pengaruh Inovasi Produk Baru, Citra Merek, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian PC Tablet ipad (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pengguna ipad di Fisip Undip Semarang). Diponegoro Journal of Social and Politic, 1-8. Evelina, N., Waluyo, H. D., & Listyorini, S. (2012). Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkomflexi (Studi Kasus pada Konsumen Telkomflexi di Kecamatan Kota Kudus Kabupaten Kudus). Diponegoro Journal of Social and Politic, Faraditta, A. (2015). Analisis Pengaruh Country of Origin Perception, Perceived Quality, dan Consumer Perception terhadap Purchase Intention dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening (Studi pada Oli Fastron di Kota Semarang). Semarang: UNDIP. Ferdinand, A. T. (2006). Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi. Semarang: BP UNDIP. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Godey, B., Pederzoli, D., Ailleo, G., Donvito, R., Chan, P., Oh, H., et al. (2012). Brand and country-of-origin effect on consumers decision to purchase luxury product (Available online 27 November 2011). Journal of Business Research 65, Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran (Edisi Ketiga Belas Jilid 1).Jakarta: Penerbit Erlangga. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran (Edisi Ketiga Belas Jilid 2). Jakarta: Penerbit Erlangga.

16 Magnusson, P., Westjohn, S. A., & Zdravkovic, S. (2011). "What? I thought Samsung was Japanese": accurate or not, perceived country of origin matters. International Marketing Review - Emerald, Marwanto, A. (2015). Marketing Sukses, Ide Cemerlang Seputar Dunia Pemasaran. Yogyakarta: Kobis. McClave, Benson, & Sincich. (2011). Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Pamujo, N. Y. (2011). Analisis Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi, dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Produk Merchandise. Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro. Rangkuti, F. (2015). Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia. Sekaran, U. (2014). Research Methods for Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis). Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Suresh, C., Anandanatarajan, K., & Sritharan, R. (2015). Effect of Sales Promotion Tools on Customer Purchase Decision with Special Reference to Special Product (Camera) at Chennai, Tamilnadu. Asia Pacific Journal of Research, Sutrisni. (2010). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Indoesat IM3 pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro. Zulfikar, M. W. (2011). Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Oase Batik Pekalongan). Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro. Advertorial Kompas Tekno Menit, 10 Ribu Smartphone Himax Polymer Ludes Terjual. lymer.ludes.terjual diakses tanggal 7 Desember 2015 Noviandari, Lina ,16 Miliar Smartphone dikirimkan di 2014, pangsa pasar Samsung dan Apple turun. diakses tanggal 7 Desember 2015 Ramdani, Gilar Himax Polymer Octa Core, Spek Garang Harga Merakyat. diakses tanggal 7 Desember 2015 Wu, Avril; Chen, Alan Global Smartphone Shipments in 2014 Totaled 1.167B with Samsung and Apple as First and Second, TrendForce Reports. diakses tanggal 7 Desember diakses tanggal 7 Desember 2015