IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU"

Transkripsi

1 IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Warga Negara Amerika di Kota Medan) SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2015

2 IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Warga Negara Amerika di Kota Medan) Yuanita Eviani Br Sitepu Abstrak Penelitian ini berjudul Identitas Etnis dan Komunikasi Antarbudaya(Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Warga Negara Amerika di Kota Medan).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identitas etnis yang terbentuk pada warga negara Amerika di kota Medan baik dalam memaknai dan memahami identitas etnis mereka maupun identitas etnis lain, perubahan identitas etnis yang mungkin terjadi pada warga negara Amerika di kota Medan, kompetensi komunikasi antarbudaya warga negara Amerika di kota Medandanperan identitas etnis yang dibangun dalam komunikasi antarbudaya pada warga negara Amerika di kota Medan. Teori yang relevan peneliti gunakan untuk membahas penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Antarbudaya, Kompetensi Komunikasi Antarbudaya, Identitas Etnis, dan Teori Interaksionisme SimbolikPenelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memfokuskan pada analisis studi kasus.pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretif.informasi diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap empat warga negara Amerika yang telah tinggal minimal tiga bulan di Kota Medan. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa identitas etnis yang terbentuk adalah evaluasi positif terhadap kelompok etnis. Perubahan identitas etnis yang terjadi hanya berkenaan dengan perubahan bahasa. Kompetensi warga negara Amerika ada pada level conscious competence. Peneliti juga menemukan bahwa, identitas etnis berperan sebagai pengenal bagi kelompok lain, sehingga identitas etnis mendorong komunikasi antarbudaya. Kata Kunci: Komunikasi Antarbudaya, Amerika, Identitas, Etnis, PENDAHULUAN Konteks Masalah Dalam melakukan proses komunikasi, manusia dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan. Bahkan Edward T. Hall mengatakan bahwa budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan (Lubis, 2012: 1). Budaya merupakan bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi menjadi sarana bagi manusia untuk menentukan, memelihara, mengembangkan dan mewariskan kebudayaan.

3 Identitas etnis bisa dipahami sebagai kumpulan ide-ide mengenai grup etnis seseorang yang di dalamnya termasuk beberapa dimensi khusus, yaitu: (1) self-identification, (2) pengetahuan tentang identitas budaya (tradisi, adat-istiadat, nilai dan perilaku), (3) rasa memiliki kelompok etnis tertentu. Identitas etnis merupakan identitas sosial yang penting yang dapat mempengaruhi komunikasi kita dengan orang lain (Martin & Nakayama, 2007: 175). Indonesia dan Amerika memliki perbedaan budaya yang begitu besar, mulai dari bahasa, kebiasaan, nilai atau norma dan sebagainya. Untuk menjalin komunikasi antarbudaya dalam konteks ini bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Selain itu, dengan latar belakang kebudayaan yang pasti jauh berbeda yang sudah melekat pada diri mereka, serta memasuki suatu lingkungan baru yang berbeda pula membuat mereka menjadi orang asing di Kota Medan, sehingga sudah pasti pada awal kedatangannya ke Kota Medan, warga negara Amerika mengalami culture shock (gegar budaya). Ketertarikan penelitian ini didasari pada kemungkinan adanya perasaan ingroup maupun out-group, munculnya stereotype, rasa kepemilikan terhadap kelompok etnis serta evaluasi yang muncul pada kelompok etnis,yang sedikit banyaknya mendorong atau bahkan menghambat komunikasi dalam interkasi, yang bisa jadi nantinya akan bisa ditarik kesimpulan apakah warga negara Amerika memiliki komunitas yang terbuka atau tertutup. Penelitian ini akan melihat bagaimana peranan identitas etnis berpengaruh dalam komunikasi antarbudaya, apakah akan membantu warga negara Amerika dalam menjalin komunikasi yang efektif atau malah menghambat komunikasi. Fokus Masalah Agar penelitian lebih spesifik dan efektif, maka diperlukan fokus masalah yang jelas. Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya pada warga negara Amerika di Kota Medan? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Bertujuan untuk mengetahui identitas etnis yang terbentuk pada warga negara Amerika di Kota Medan baik dalam memaknai dan memahami identitas etnis mereka maupun identitas etnis lain. 2. Bertujuan untuk mengetahui perubahan identitas etnis yang mungkin terjadi pada warga negara Amerika di Kota Medan. 3. Bertujuan untuk mengetahui kompetensi komunikasi antarbudaya warga negara Amerika di Kota Medan. 4. Bertujuan untuk mengetahui peran identitas etnis yang dibangun dalam komunikasi antarbudaya pada warga negara Amerika di Kota Medan.

4 KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common) (Mulyana, 2008: 46). Sebagaimana dikatakan para ahli komunikasi, bahwa komunikasi itu meliputi usaha untuk menciptakan pesan, mengalihkan pesan, memberikan diri kita sebagai sebuah tempat yakni di hati dan di otak orang lain untuk menerima pesan. Hasil dari komunikasi bersama itu adalah interpersonal understanding (pemahaman atau hubungan antarpribadi) karena ada kesamaan orientasi perseptual, kesamaan sistem kepercayaan dan keyakinan, serta kesamaan gayakomunikasi (Liliweri, 2004: 7). Komunikasi Antarbudaya Beberapa definisi komunikasi antarbudaya menurut beberapa ahli: 1. Andrea L. Rich dan Dennis M.Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Intercultual Communication, A Reader- komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antar suku bangsa, antar etnis dan ras, antar kelas sosial. 2. Samovar dan Porter juga mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi antara produsen pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda. 3. Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta. 4. Lustig dan Koester dalam Intercultural Communication Competence mendefinisikan komunikasi antarbudaya sebagai sutau proses komunikasi simbolik, interpretatif, transaksional, kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena memiliki perbedaan derajat kepentingan tertentu- memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makna yang dipertukarkan (Liliweri, 2004: 10-11). Kompetensi Komunikasi Antarbudaya William Howell, menekankan bahwa komunikasi antarbudaya adalah sama, yang hanya banyak didapat dengan analisis sadar, dan bahwa level kompetensi antarbudaya yang paling tinggi membutuhkan kombinasi pemikiran analitik dan holistik. Dia mengidentifikasi empat level dari kompetensi komunikasi antarbudaya: unconscious incompetence, conscious incompetence, conscious competence, dan unconscious competence (Martin & Thomas, 2007: 443).

5 Unconscious incompetence maksudnya adalah kita tidak sadar akan perbedaan dan tidak perlu berperilaku dengan kebiasaan yang khusus, conscious incompetence, yiatu seseorang menyadari bahwa sesuatu tidak berjalan dengan baik dalam interaksi itu, namun mereka tidak yakin mengapa hal itu bisa terjadi, conscious competence, yaitu ketika seseorang sadar berpikir analitik dan belajar menjadi seorang komunikator yang kompeten, unconscious competence, yaitu dimana komunikasi berjalan dengan lancar, tetapi tidak melalui proses yang disadari (Martin & Thomas, 2007: ). Identitas Etnis Identitas etnis bisa dilihat sebagai kumpulan dari ide-ide tentang keanggotaan grup etnis yang dimiliki oleh seseorang. Biasanya termasuk dalam beberapa dimensi, yaitu: 1. Identifikasi diri 2. Pengetahuan tentang budaya etnis (tradisi, kebiasaan, nilai dan perilaku), dan 3. Perasaan mengenai kepemilikan atas etnis tertentu. Memiliki identitas etnis berarti mengalami rasa memiliki terhadap kelompok tertentu dan mengetahui sesuatu tentang pengalaman berbagi di antara anggota kelompok (Martin & Thomas, 2007: 175). Pendekatan Terhadap Identitas Etnis Ada dua pendekatan terhadap identitas etnis, yaitu pendekatan objektif (struktural) dan pendekatan subjektif (fenomenologis)(mulyana, 2005:152). Pendekatan yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan subjektif.karena pendekatan subjektif menganggap etnisitas sebagai dinamik.pendekatan ini juga sejalan dengan perspektif interpretif yang digunakan pada penelitian ini. Pendekatan subjektif atau fenomenologis terhadap identitas etnis dapat diacak hingga ke definisi Cooley dan Mead tentang diri.berbeda dengan pendekatan positivistik, yang memandang individu-individu sebagai pasif dan perubahannya disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka, pendekatan fenomenologis memandang manusia jauh dari pasif (Mulyana, 2005: 155). Interaksionisme Simbolik Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Blumer mengintegrasikan gagasan-gagasan tentang interaksi simbolik lewat tulisantulisannya, terutama pada tahun 1950-an dan 1960-an, diperkaya dengan gagasangagasan dari John Dewey, William I. Thomas, dan Charles H. Cooley (Mulyana, 2011: 68). Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi

6 mitra interaksi mereka. Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek, dan bahkan diri mereka sendirilah yang menentukan perilaku mereka. Perilaku mereka tidak dapat digolongkan sebagai kebutuhan, dorongan impuls, tuntutan budaya, atau tuntutan peran.manusia bertindak hanya berdasarkan definisi atau penafsiran mereka atas objek-objek di sekeliling mereka.tidak mengherankan bila frase-frase definisi situasi, realitas terletak pada mata yang melihat, dan bila manusia mendefinisikan situasi sebagai riil, situasi tersebut riil dalam konsekuensinya sering dihubungkan dengan interaksionisme simbolik (Mulyana, 2011: 70). METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian merujuk pada masalah yang sedang diteliti. Objek penelitian ini adalah proses komunikasi antarbudaya dan identitas etnis warga negara Amerika di kota Medan. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah informan yang akan dimintai informasi berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian dalam penelitian adalah warga negara Amerika di kota Medan. Kerangka Analisis Menurut Spardly, unit analisis dalam penelitian meliputi, tempat di mana penelitian berlangsung, pelaku dan kegiatan yang dilakukan oleh subjek penlitian. (Sugiyono, 2007:68) 1. Tempat dimana penelitian ini berlangsung. Tempat dari penelitian ini adalah Kota Medan. 2. Pelaku adalah orang yang sesuai dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, pelaku adalah Warga Negara Amerika yang tinggal di Kota Medan. 3. Kegiatan adalah aktivitas pelaku berkaitan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini ialah setiap kegiatan atau interaksi antara Warga Negara Amerika dengan masyarakat pribumi di Kota Medanyang melibatkan komunikasi antarbudaya. Teknik Pengumpulan Data Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1.Data Primer Kriyantono (2006 : 43) menjelaskan data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu : a. Wawancara Mendalam b. Observasi 2. Data Sekunder

7 Data Sekunder didapat dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif, menurut Seiddel, prosesnya berjalan sebagai berikut: 1. Mencatat dan menghasilkan catatan lapangan, 2. Mengumpulkan, mengklasifikasi, dan membuat ikhtisar 3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum (Moleong, 2006:248). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari analisis hasil dan pengamatan peneliti, maka peneliti membuat pembahasan sebagai berikut: Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda.beberapa ahli mengatakan bahwa semua tindakan komunikasi itu berasal dari konsep kebudayaan.berlo berasumsi bahwa kebudayaan mengajarkan kepada anggotanya untuk melaksanakan tindakan itu. Berarti kontribusi latar belakang kebudayaan sangat penting terhadap perilaku komunikasi seseorang termasuk memahami makna-makna yang dipersepsi terhadap tindakan komunikasi yang bersumber dari kebudayaan yang berbeda (Liliweri, 2001: 2). Komunikasi antarbudaya berlangsung ketika Warga Negara Amerika berinteraksi dengan masyarakat pribumi di Kota Medan.Latar belakang kebudayaan yang berbeda serta identitas etnis yang sudah melekat pada diri mereka, sedikit banyaknya mempengaruhi perilaku komunikasi warga negara Amerika ketika berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda etnis dengan mereka.identitas etnis bisa menghambat atau bahkan mendorong komunikasi.untuk itu, kompetensi komunikasi yang baik sangat dibutuhkan agara komunikasi bisa berlangsung secara efektif. Berdasarkan hasil analisis, peneliti mengetahui bahwa, identitas yang terbentuk pada warga negara Amerika adalah munculnya evaluasi positif terhadap identitas etnis mereka.namun, mereka tidak memiliki stereotip, in group dan out group.mereka merasa suku-suku lain yang ada di Kota Medan hanya berbeda dengan mereka, mereka tidak menganggap perbedaan itu sebagai sesuatu yang benar atau salah dan itu bukan menjadi penghalang mereka ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan suku-suku lain yang ada di Kota Medan.Mereka bisa bergaul dengan siapa saja, tanpa melihat latar belakang kebudayaan mereka. Jika semua orang secara lemah mengidentifikasi kelompok etnis mereka, hal ini akan membuahkan hasil. Kita mungkin bisa mengabaikan perbedaan kelompok etnis ketika berinteraksi dengan orang asing yang mengidentifikasi kelompok etnisnya secara lemah.jika orang asing secara kuat mengidentifikasi kelompok etnis mereka, sebaliknya, kita tidak bisa mengabaikan perbedaan kelompok (Gudykunst, 2003: 110).

8 Dikaitkan dengan temuan peneliti, keempat informan mengidentifikasi identitas etnis mereka secara lemah.hal ini bisa terlihat bagaimana mereka dengan mudah mengabaikan perbedaan yang ada ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki latar belakang budaya dan etnis yang berbeda dengan mereka.mereka tidak mempermaslahkan perbedaan yang ada, sehingga tidak ada muncul stereotip dan perasaan in group dan out group ketika mereka berinteraksi.walaupun mereka mengidentifikasi kelompok etnis mereka secara lemah, keempat informan memiliki evaluasi positif terhadap kelompok etnisnya selama tinggal di Kota Medan.Hal ini bisa dilihat bagaimana mereka tetap menjunjung nilai-nilai yang mereka anut dan mereka menganggap nilai-nilai dan perilaku mereka itu merupakan suatu yang baik dan tetap mereka pertahankan. Keempat informan sangat lemah dalam mengidentifikasi identitas etnis mereka, namun secara kuat mengidentifikasi identitas budaya mereka. Sehingga ketika berinteraksi, mereka lebih memilih mendasarkan komunikasi mereka pada indentitas budaya mereka. Label yang kita gunakan untuk etnisitas kita juga mempengaruhi komunikasi kita. Untuk memahami bagaimana etnisitas kita mempengaruhi komunikasi kita, kita juga harus mempertimbangkan kekuatan dan apa yang terdapat di dalam identitas etnis kita. Karena dengan identitas kultural, kita bervariasi dalam derajat dimana kita mengidentifikasi kelompok etnis kita.beberapa di antara kita secara kuat mengidentifikasi kelompok etnis kita dan beberapa di antara kita secara lemah mengidentifikasi kelompok etnis kita (Gudykunst, 2003: ). Dari penelitian ini bisa dilihat bahwa keempat informan tidak mampu secara tepat mengidentifikasi kesamaan mereka dengan kelompok etnisnya, sehingga identitas etnis yang muncul tidak terlalu penting bagi mereka.mereka tidak terlalu mau terus mengidentifikasi kesamaan dengan kelompoknya. Perubahan identitas etnis yang terbentuk pada warga negara Amerika, hanya terjadi dalam penggunaan bahasa. Dalam Gudykunst dijelaskan bahwa bahasayang kita gunakan juga menandai batasan-batasan di antara kelompok etnis kita dengan kelompok etnis lain. Setidaknya ada empat alasan mengapa bahasa menjadi aspek yang penting dari etnisitas.pertama, bahasa merupakan salah satu kriteria utama bagi anggota kelompok etnis.kedua,bahasa penting bagi etnisitas karena bahasa sering digunakan anggota out group untuk menggolongkan individu sebagai anggota kelompok etnis tertentu. Ketiga, bahasa merupakan aspek yang penting karena bahasa menyediakan sebuah komponen emosional bagi identitas etnis.keempat, bahasa merupakan aspek yang penting dari etnisitas karena dia memfasilitasi kohesi in-group (Gudykunst, 2003:107). Dikaitkan dengan penelitian, keempat informan masih tetap menggunakan bahasa Inggris (bahasa asli mereka) ketika berinteraksi dengan sesama mereka. Namun, mereka tetap menggunakan bahasa Indoensia ketika berbicara dengan etnis lain yang ada di Medan. Untuk memiliki kompetensi komunikasi budaya yang baik, seseorang harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang asing.ada beberapa usaha untuk menentukan karakteristik orang yang bisa berkomunikasi secara efektif dengan orang asing (kompetensi dalam diri seseorang). Kleinjans dalam

9 Gudykunst menyebutkan komunikator yang mampu berkomunikasi dengan efektif harus (1) melihat orang pertama dan budaya ke dua, (2) mengetahui orang pada dasarnya baik, (3) mengetahui budaya orang lain sebaik budayanya sendiri, (4) memiliki kontrol terhadap reaksi dari dalam, (5) berbicara dengan penuh harap dan keterusterangan, (6) memiliki rasa aman dan mampu untuk merasakan kenyamanan menjadi berbeda dengan orang lain (Gudykunst, 2003: 273). Dari hasil penelitian, keempat informan bisa dikategorikan sebagai komunikator yang mampu berkomunikasi secara efektif.bisa disimpulkan bahwa keempat infroman memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang yang berbeda etnis dengan mereka. Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek, dan bahkan diri mereka sendirilah yang menentukan perilaku mereka. Perilaku mereka tidak dapat digolongkan sebagai kebutuhan, dorongan impuls, tuntutan budaya, atau tuntutan peran (Mulyana, 2011: 70). Dikaitkan dengan hasil penelitian maka bisa disimpulkan bahwa keempat informan bersifat aktif, reflektif dan kreatif serta menampilkan perilaku yang sulit diramalkan sebab keempat informan mampu berkomunikasi secara efektif dengan beda etnis, artinya perilaku mereka sulit diramalkan karena mereka terkadang merasa lebih senang berinteraksi dengan teman sesama etnis, namun terkadang sebaliknya, mereka merasa lebih senang berinteraksi dengan teman beda etnis. Peneliti juga meyakini pandangan perspektif interaksionisme simbolik yang menerangkan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Artinya bisa jadi keempat informan terbuka dengan etnis lain karena mereka memiliki ekspektasi yang positif terhadap teman beda etnisnya yang akhirnya mendorong mereka untuk berkomunikasi dengan teman beda etnis. Peran identitas etnis yang dibangun oleh warga negara Amerika dalam komunikasi antarbudaya di Kota Medan adalah sebagai pengenal bagi kelompok etnis lain, bahwa mereka adalah orang Amerika, dan akhirnya identitas etnis mendorong komunikasi antarbudaya mereka. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil peneliptian tentang peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya pada warga negara Amerika di Kota Medan, maka dapat ditarik kesipulan sebagai berikut: 1. Identifikasi keempat informan terhadap kelompok etnisnya sangat lemah, sehingga tidak ada muncul perasaan in group dan out group, stereotip, sikap etnosentrisme, serta rasa kepemilikan terhadap budaya etnis.

10 Identitas etnis yang terbentuk hanya evaluasi positif terhadap kelompok etnis. 2. Keempat informan berusaha mempertahankan nilai-nilai yang mereka anut walaupun berinterkasi dengan etnis-etnis lain yang ada di Kota Medan. Perubahan atau pembaharuan yang terjadi hanya berkenaan dengan bahasa. Mereka mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan ketika mereka menggunakan bahasa Inggris mereka tetap menyelipkan beberapa kata Bahasa Indonesia di dalamnya. 3. Kompetensi komunikasi keempat informan adalah berada pada level conscious competence, dimana mereka sudah sadar, berpikir analitik dan belajar. 4. Identitas etnis berperan sebagai pengenal bagi kelompok etnis lain, bahwa mereka adalah orang Amerika, dan akhirnya identitas etnis mendorong komunikasi antarbudaya mereka. Saran Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi antarbudaya pada warga negara Amerika di Kota Medan, peneliti memiliki beberapa saran yang kiranya bisa bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti mendapati banyak hal yang masih dapat dikaji mengenai komunikasi antarbudaya, sehingga kiranya penelitian ini mendorong pihak akademis untuk bisa membantu mahasiswa departemen ilmu komunikasi melakukan penelitian serupa sehingga bisa menambah kekurangankekurangan yang masih didapati dalam penelitian ini atau bahkan memperluas kajian penelitianini. 2. Penelitian ini bisa dijadikan bahan rujukan dalam melihat identitas etnis yang dimiliki etnis pendatang dan minoritas. Dan bisa dijadikan referensi untuk penelitian sejenis pada kondisi yang berbeda. 3. Peneliti mendapati bagaimana warga negara Amerika sebagai etnis minoritas mampu berpikiran terbuka dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat pribumi, sehingga kirannya hal ini bisa tetap dipertahankan. 4. Hendaknya warga negara Amerika tetap tidak terlalu kaku dalam mengidentifikasi kesamaan dengan kelompok etnis sehingga tetap bisa menerima orang-orang yang berbeda etnis dengan mereka dan mampu berkomunikasi serta berinteraksi secara terbuka. DAFTAR REFERENSI Gudykunst, William &Young Yun Kim Communicating with Strangers. New York: Mc Graw Hill International. Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Liliweri, Alo Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

11 Lubis, Lusiana Andriani Pemahaman Praktis Komunikasi Antarbudaya. Medan: USU Press. Martin, Judith dan Thomas K. Nakayama Intercultural Communication in Contexts. New York: Mc Graw Hill International. Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy dan Jalaludin Rakhmat Komunikasi Antarbudaya. Panduan Praktis dengan Orang-orang yang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 2 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Subjek, Wilayah dan Fokus Kajian Komunikasi Antarbudaya DESKRPISI Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma/Perspektif Kajian Paradigma menurut Harmon (dalam Moleong, 2004: 49) adalah cara mendasar untuk mempersepsikan, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi layaknya nafas kehidupan manusia. Kodratnya sebagai makhluk sosial membuatnya senantiasa berinteraksi demi pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan

Lebih terperinci

Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas

Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi- sebagai sebuah proses pertukaran simbol verbal dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi- sebagai sebuah proses pertukaran simbol verbal dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi- sebagai sebuah proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku- kini melingkupi proses yang

Lebih terperinci

PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON

PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON 100904024 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peran Identitas Etnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah

I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010-2013)

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan SILABUS Kode Mata Kuliah KM018 / MKB / I Nama Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Beban Kredit 3 SKS Prasyarat... Fakultas Ilmu Komunikasi No. Dokumen FIKOM SSAP-0 Program Studi Ilmu Komunikasi No. Revisi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 13 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dwi Nurani Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan

Lebih terperinci

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI Fipit Novita Sari 100904099 ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya

Lebih terperinci

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun

Lebih terperinci

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Modul ke: TEORI INTERPRETIF INTERAKSIONAL SIMBOLIK Fakultas 15FIKOM Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Interaksionisme Simbolik Teori interaksionisme simbolik sangat berpengaruh dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA (STUDI PADA MAHASISWA TIMOR LESTE DENGAN MASYARAKAT SEKITARNYA YANG TINGGAL DI DAERAH DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG) SKRIPSI Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS

Lebih terperinci

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Komunikasi: Suatu Pengantar Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu melakukannya.

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 13 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Kompetensi Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Dalam modul

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK PELAJAR MINANG DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Studi Kasus Dalam Kajian Komunikasi Antar Budaya) Fadhli Friandes ABSTRAK

CULTURE SHOCK PELAJAR MINANG DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Studi Kasus Dalam Kajian Komunikasi Antar Budaya) Fadhli Friandes ABSTRAK CULTURE SHOCK PELAJAR MINANG DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Studi Kasus Dalam Kajian Komunikasi Antar Budaya) Fadhli Friandes ABSTRAK Skripsi ini berjudul Culture Shock Pelajar Minang di USU, masalah yang

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. . (2011). Penelitian Kualitatif edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

DAFTAR PUSTAKA. . (2011). Penelitian Kualitatif edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A.C. (2002). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian. Bandung: Pustaka Jaya bekerjasama dengan Pusat Studi Sunda. Bungin, Burhan. (2007). Metodologi

Lebih terperinci

Studi Pengalaman Negosiasi Identitas antara Anak yang Melakukan Perpindahan Agama kepada Orang Tuanya

Studi Pengalaman Negosiasi Identitas antara Anak yang Melakukan Perpindahan Agama kepada Orang Tuanya Summary Studi Pengalaman Negosiasi Identitas antara Anak yang Melakukan Perpindahan Agama kepada Orang Tuanya Penyusun Nama : Devinta Hasni Fauziah NIM : D2C008021 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni peorganisasin data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada tahap

Lebih terperinci

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan Ilmu komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi maka pesat juga perkembangan dalam dunia mode dan fashion. Munculnya subculture seperti aliran Punk, Hippies,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Culture shock mengacu pada reaksi psikologis. yang dialami individu karena berada ditengah

BAB II TELAAH PUSTAKA. Culture shock mengacu pada reaksi psikologis. yang dialami individu karena berada ditengah BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Konsep Culture Shock 2.1.1 Definisi Culture Shock Culture shock mengacu pada reaksi psikologis yang dialami individu karena berada ditengah budaya yang berbeda dengan budayanya

Lebih terperinci

BAB II SIMBOL SIMBOL MAKNA HAUL GEORGE HERBERT MEAD. Mead. Akan tetapi Mead-lah yang paling populer sebagai perintis dasar teori

BAB II SIMBOL SIMBOL MAKNA HAUL GEORGE HERBERT MEAD. Mead. Akan tetapi Mead-lah yang paling populer sebagai perintis dasar teori 38 BAB II SIMBOL SIMBOL MAKNA HAUL GEORGE HERBERT MEAD A. Teori Interaksionisme Simbolik Beberapa orang ilmuwan punya andil utama sebagai perintis interaksionisme simbolik, diantaranya James Mark Baldwin,

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA PEKERJA ASING DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

AKULTURASI BUDAYA PEKERJA ASING DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTARBUDAYA AKULTURASI BUDAYA PEKERJA ASING DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Akulturasi Pekerja Tiongkok di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Pasir Kecamatan Pangkalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat

Lebih terperinci

PERAN MEDIA MASSA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

PERAN MEDIA MASSA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Peran Media Massa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Abdul Halik) PERAN MEDIA MASSA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Oleh: Abdul Halik Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS

PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Kuantitatif antara Siswa Pribumi dan Siswa Tionghoa/Cina di SMA Sw. Harapan Mandiri Medan) Luktri Arsheila ABSTRAK Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana PERSEPSI INTI KOMUNIKASI Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Pengertian Persepsi atau perception adl hal sederhana dari getaran apapun dari pikiran sehat kita. Persepsi sebagai proses yang memungkinkan

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI TRADISIONAL MASYARAKAT YANG BERBUDAYA TERISOLIR DI CILACAP

SISTEM KOMUNIKASI TRADISIONAL MASYARAKAT YANG BERBUDAYA TERISOLIR DI CILACAP SISTEM KOMUNIKASI TRADISIONAL MASYARAKAT YANG BERBUDAYA TERISOLIR DI CILACAP S. Bekti Istiyanto Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Abstrak Ketiadaan rujukan sumber

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya Fred. E. Jandt yang mengartikan

BAB II URAIAN TEORITIS. diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya Fred. E. Jandt yang mengartikan BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Antarbudaya II.1.1 Pengertian Komunikasi Antarbudaya Terdapat beberapa pengertian komunikasi antarbudaya yang telah diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya Fred.

Lebih terperinci

BAB II. Uraian Teoritis. aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan

BAB II. Uraian Teoritis. aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan BAB II Uraian Teoritis II.1 Hakekat Budaya dan Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah dikenal sangat heterogen dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa, agama,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya melalui belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek terpenting dan paling

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 4 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Memahami Perbedaan Perbedaan Budaya DESKRIPSI Modul ini membahas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Manusia bukan suatu proses dimana adanya stimulus secara otomotis dan langsung menimbulkan tanggapan atau respon, tetapi antara stimulus yang diterima dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Dunia Kedua, ketika Amerika mendominasi panggung dunia. bagaimanapun,

BAB II URAIAN TEORITIS. Dunia Kedua, ketika Amerika mendominasi panggung dunia. bagaimanapun, BAB II URAIAN TEORITIS II. 1 Komunikasi Antarbudaya II. 1.1 Komunikasi Antarbudaya Akar dari studi komunikasi antarbudaya dapat ditemukan dari era Perang Dunia Kedua, ketika Amerika mendominasi panggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian Secara sadar atau tidak setiap orang memiliki cara pandang terhadap suatu hal atau peristiwa. Begitu juga seorang peneliti dalam dirinya tentu memiliki cara pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ketika seseorang atau sekelompok orang dihadapkan pada suatu lingkungan sosial budaya yang berbeda akibat adanya suatu perpindahan, tentunya ada keinginan untuk dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa besar dan kecil, banyak suku bangsa dengan bahasa dan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. a. Pengertian Komunikasi Interpersonal

BAB II KAJIAN TEORITIS. a. Pengertian Komunikasi Interpersonal BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Interpersonal Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu dimana

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki aneka ragam budaya. Budaya pada dasarnya tidak bisa ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan individu yang ada dari

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi PERSEPSI Fakultas 06FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM PERSEPSI? Kata persepsi seringkali diucapkan dalam proses komunikasi sehari-hari. Ada

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DIANTARA SISWA DI SMA SPINS INTERNATIONAL SCHOOL SURABAYA SKRIPSI

KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DIANTARA SISWA DI SMA SPINS INTERNATIONAL SCHOOL SURABAYA SKRIPSI KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DIANTARA SISWA DI SMA SPINS INTERNATIONAL SCHOOL SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Pada FISIP UPN Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang ada membuat banyak perusahaan asing hadir di Indonesia. Berbagai perusahaan yang bergerak di bidang seperti telekomunikasi, transportasi,

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menentukan kebenaran atau lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan produk dari sebuah budaya, yang tidak pernah lepas dari aktivitas komunikasi. Melalui interaksi secara terus menerus seorang manusia juga

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari PERTEMUAN 15 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Penelitian Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher

BAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang tidak bisa dihindarkan pada zaman ini, kompetensi bahasa Inggris merupakan salah satu aspek penting, baik dalam kehidupan personal maupun

Lebih terperinci

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi TEORI KOMUNIKASI MODUL 4 Perspektif dalam Ilmu Komunikasi Membicarakan teori pada dasarnya membicarakan perspektif yang melatarbelakanginya. Dalam materi ini, kita menggunakan perspektif dan paradigma

Lebih terperinci

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif teknik analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data yang di peroleh dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, sensitivitas terhadap perbedaan budaya dan perubahan demografis, memberi implikasi pada semakin pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 1 Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan industri teknologi dan bisnis Korea Selatan telah membawa Korea Selatan menjadi negara maju, salah satu dampak ekspansi industri dan teknologi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif Salah satu jenis pendekatan utama dalam sosiologi ialah interaksionisme simbolik. Interaksionisme simbolik memiliki perspektif dan orientasi metodologi tertentu. Seperti halnya pendekatan-pendekatan lain

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 1 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Gambaran Umum Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa,etnis/suku, dan keyakinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong

Lebih terperinci

KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan)

KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan) KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan) Reza Fiezry Lubis 080904132 ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi bahwasanya komunikasi berhubungan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 28/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 28/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 28/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Kode Prodi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma interpretif dan pendekatan konstruktivis, dengan riset studi kasus (case study) dengan tipe penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis dalam laporan ini bersifat deskriptif. Melalui kerangka konseptual tertentu (landasan teori), periset melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik, BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci