PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON"

Transkripsi

1 PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan metode analisis kualitatif. Subjek penelitian ini adalah enam orang masyarakat Etnis India Tamil sebagai informan dilakukan dengan teknik snowball. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras sudah efektif. Baik sesama etnis India Tamil atau pun dengan etnis lain. Hal ini yang membuat seluruh masyarakat yang ada di Kampung Madras menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan toleransi yang cukup tinggi. Masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras tetap menjaga peran identitas etnis mereka walaupun saat ini tidak begitu kental. Kebiasaan memakai pottu, kalung dan gelang tetap menjadi identitas etnis Inida Tamil. Hanya saja pakaian India tetap digunakan saat beribadah dan acara tertentu. Penggunaan bahasa Tamil pun mulai jarang digunakan. Saat berkomunikasi mereka lebih sering berbahasa Indonesia. Mulai lunturnya kebudayaan India Tamil di Kampung Madras dikarenakan kurangnya kepedulian orang tua dan anak muda sebagai generasi penerus. Kata Kunci : Komunikasi antarbudaya, peran identitas etnis, India Tamil, Kota Medan PENDAHULUAN Konteks Masalah Sumatera Utara merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia dengan ibu Kota Medan sebagai kota nomor tiga terbesar setelah Jakarta dan Surabaya. Data terbaru dari pemerintahan tahun 2013 Kota Medan mencatat penduduknya sebanyak jiwa ( Berdasarkan data tersebut tidak semua penduduk Kota Medan adalah penduduk asli. Banyak penduduk pendatang seperti etnik India Tamil, India Punjab, Hindustan, Arab, Hokkian, Khek, Hakka dan Kwantung yang tersebar hampir diseluruh Kota Medan. India Tamil salah satu etnis yang mendatangi Kota Medan. India Tamil salah satu etnis yang mendatangi Kota Medan sebagai Bangsa Dravida dari India bagian Selatan yang sudah mendiami India kira-kira 100 tahun SM. India Tamil mendatangi Sumatera Utara diperkirakan akhir abad ke-9. Mereka datang ke Sumatera Utara saat itu dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang 1

2 Belandawan sebagai pengusaha perkebunan tembakau, dan dikenal dengan Tembakau Deli (Sinar, 2008: 1). Tembakau menjadikan tanah Deli menjadi termasyur di dunia internasional. Hingga akhirnya dikenal sebagai Tanah Sejuta Dollar. Masyarakat yang didatangkan dari India dengan jumlah yang banyak dipekerjakan sebagai buruh perkebunan, supir, penjaga malam, sais kereta lembu dan membangun jalan serta waduk. Komunitas adalah wujud masyarakat yang kongkret, memiliki rasa identitas bersama yang dimiliki kesatuan masyarakat, terikat oleh suatu lokasi yang nyata dan kesadaran wilayah yang kongkret (Koentjaraningrat, 2011: 122). Komunitas India Tamil sampai saat ini masih banyak menyebar di beberapa titik di Kota Medan. Kampung Madras merupakan salah satu daerah dimana etnis India Tamil menetap. Kampung Madras merupakan nama salah satu kelurahan yang ada di Kota Medan terletak Jl. Zainul Arifin. Kampung Madras yang identik dengan Komunitas India Tamil lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling. Orang-orang menyebutnya Kampung Keling karena disana tinggal Komunitas India Tamil yang berkulit gelap atau keling. Masyarakat etnis India Tamil yang menetap di Kampung Madras sudah sangat lama. Mereka bukan hanya memiliki sejarah sebagai buruh zaman kolonial Belanda. Masyarakat India Tamil yang sudah menetap di Kampung Madras masih menjalankan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan budaya mereka. Itulah alasan peneliti mengambil daerah Kampung Madras sebagai objek penelitian. Berbicara tentang budaya tak lepas dari proses komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan komunikasi. Segala kegiatan dan budaya di Kmapung Madras pastilah ada proses komunikasi. Baik itu komunikasi verbal maupun non verbal. Apalagi dalam hal ini Komunitas Etnik Tamil ini hidup tidak di lingkungan aslinya, tentu tidak mudah untuk memahami antara budaya yang dimiliki dengan budaya di mana kita tinggal. Beradaptasi di lingkungan baru, juga mengharuskan belajar serta memahami budaya baru. Tentunya tidak mudah jika lingkungan yang baru berbeda jauh budayanya dengan lingkungan sebelumnya. Sebuah lingkungan yang baru, di mana realitas etnisnya amat berbeda. Memasuki dunia baru yang benar-benar berbeda, karena pada dasarnya manusia mempunyai mental, kemauan dan kemampuan untuk berkomunikasi sehingga dapat mengenal dan mengevaluasi siapa yang berkomunikasi dengan dia (Liliweri, 2004: 90). Karakteristik budaya adalah simbol, tumbuh, berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya, dipelajari dan dipertukarkan. Melalui budaya manusia bertukar dan belajar banyak hal, karena pada kenyataannya identitas individu adalah realitas budaya yang diterima dan pelajari. Proses komunikasi menuntun individu bertemu dan bertukar simbol dengan orang lain. Komunitas India Tamil merupakan satu contoh yang hidup dan menetap di lingkungan dan bersosialisasi dengan beragam kebudayaanya. Perbedaan yang dipahami individu dengan budaya lain menyebabkan individu sulit menyesuaikan diri. Begitu pun dengan masyarakat Tamil dan bagaimana fenomena yang mereka alami ketika hidup di lingkungan dengan kebudayaan yang jauh berbeda, serta dapatkah mereka mempertahankan identitas etnisnya. Identitas etnis menurut Alba, dinilai sebagai orientasi subjektif seseorang yang mengarahkan pada etnis asalnya (Lubis, 2012: 163). Identitas etnis 2

3 sebenarnya merupakan bentuk identitas budaya yang dilihat sebagai kumpulan ide tentang kepemilikan keanggotaan kelompok etnis. Identitas etnis secara sederhana yaitu sebagai sense tentang self individu sebagai anggota atau bagian dari suatu kelompok etnik tertentu. Identitas etnis dipertukarkan dan dipelajari dari generasi ke generasi melalui budaya. Jika dilihat pada Komunitas Etnis India Tamil yang ada di Kampung Madras identitas etnis adalah apa yang mereka tunjukkan pada etnis lain. Apalagi saat ini Kampung Madras juga banyak di datangi oleh etnis lain yang ada di Kota Medan, seperti Tionghoa, Batak, Jawa serta Minang. Adanya identitas etnis Tamil dapat membedakan mereka dengan etnis lain. Hal tersebut bisa dilihat dari pargaulan mereka dan atribut yang mereka pakai. Komunitas Tamil dan masyarakat etnis lain sebagai masyarakat asli Medan memiliki banyak perbedaan budaya. Perbedaan itu seperti bahasa, adat kebiasaan sehari-hari serta nilai atau norma yang dianut. Mengenai hal ini, kita pasti menyadari bahwa komunikasi antarbudaya pasti terjadi. Usaha untuk menjalin komunikasi antarbudaya dalam praktiknya bukanlah hal yang sederhana. Lewis dan Slade menguraikan tiga kawasan yang paling problematika dalam lingkup pertukaran antarbudaya, yaitu kendala bahasa, perbedaan nilai dan perbedaan pola perilaku kultural (Rahardjo, 2005: 54). Dalam penelitian ini, identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya menjadi penting untuk diperhatikan, mengingat pembahasan identitas etnis selama ini masih kurang disadari. Perlu diketahui saat berkomunikasi dalam lingkup komunikasi antarbudaya, pernahkah seseorang itu menyadari dirinya sebagai bagian dari satu kelompok etnis tertentu, dan lawan bicaranya sebagai anggota kelompok etnis lain. Fokus Masalah Adapun yang menjadi fokus masalah adalah: 1. Bagaimanakah proses komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras? 2. Bagaimanakah peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras Medan? 3. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras dalam mempertahankan identitas etnis? Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui proses komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras kota Medan. 2. Mengetahui peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras kota Medan. 3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras dalam mempertahankan identitas etnis. KAJIAN LITERATUR Komunikasi Antar Budaya Secara sederhana komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan atau simbol. Sedangkan budaya berasal dari kata buddhi, yang artinya budi atau 3

4 akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan budi atau akal (Lubis, 2012: 10). Tindakan komunikasi berasal dari konsep kebudayaan. Kontribusi latarbelakang kebudayaan dinilai sangat penting pada perilaku komunikasi seseorang dalam memahami makna-makna terhadap komunikasi yang bersumber dari kebudayaan yang berbeda. Komunikasi antar dua orang atau lebih yang berbeda latarbelakang budaya itu dikenal sebagai komunikasi antarbudaya. Secara kompleks komunikasi antarbudaya dipahami sebagai proses komunikasi pernyataan diri antar pribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya (Liliweri, 2004: 10). Interaksionisme Simbolik Komunikasi verbal maupun non verbal yang terjadi dalam proses komunikasi antarbudaya terkandung dalam teori interaksi simbolik. Interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjektivitas. Perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk serta mempertimbangkan ekspektasi orang lain saat berinteraksi. Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan siri khas manusia, seperti komunikasi dan pertukaran simbol yang diberi makna. Menurut teoritis interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol (Mulyana, 2001: 71). Komunikasi melibatkan proses verbal dan nonverbal. Komunikaasi verbal adalah proses penyampaian makna secara lisan atau tulisan yaitu berupa kata, frase atau kalimat yang diucapkan dan didengar. Komunikasi nonverbal adalah proses yang dijalani seseorang saat menyampaikan makna dengan isyarat nonverbal yang akan dimaknai oleh orang lain. Proses nonverbal meliputi isyarat, ekspresi wajah, kontak mata, postur dan gerakan tubuh sentuhan, pakaian, artefak, diam, temporalitas dan ciri paralinguistik (Mulyana, 2001: 79). Identitas Etnis Istilah identitas etnis bermakna sama dengan etnisitas (ethnicity), konsep diri kultural atau rasial. Istilah-istilah ini kadang-kadang digunakan identik atau punya makna yang sama oleh para ahli (Mulyana dan Rahmat, 2005: 151). Identitas etnis sendiri merupakan bentuk spesifik dari identitas budaya. Ting- Toomey dalam Rahardjo, mendefinisikan identitas kultural merupakan perasaan (emotional significance) dari seseorang untuk ikut dalam memiliki (sense of belonging) atau berafiliasi dengan kultur tertentu (Rahardjo, 2005: 1-2). Identitas merupakan produk dari keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok. Seperti yang bisa dipahami dari Ting-Tomey yaitu manusia memperoleh dan mengembangkan identitas mereka melalui interaksi dalam kelompok budaya mereka. Selanjutnya perkembangan identitas terdapat dalam proses keluarga dan sosialisasinya dipengaruhi oleh budaya lain dan perkembangan pribadinya (Samovar, 2010: 194). Identitas awal berasal dari keluarga, di mana mulai untuk belajar secara budaya mengenai kepercayaan, nilai dan peranan sosial. 4

5 Pendekatan Terhadap Identitas Etnis Ada dua pendekatan terhadap identitas etnis yaitu pendekatan objektif (struktural) dan pendekatan subjektif (fenomenologis). Pendekatan objektif melihat sebuah kelompok etnis sebagai kelompok yang bisa dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya berdasarkan ciri-ciri budayanya seperti bahasa, agama atau asal-usul kebangsaan. Sedangkan pendekatan subjektif merumuskan etnisitas (identitas etnis) sebagai suatu proses dalam di mana orang-orang mengalami atau merasakan diri mereka sebagai bagian dari suatu kelompok etnis dan diidentifikasi demikian oleh orang lain dan memusatkan perhatiannya pada keterikatan dan rasa memiliki yang dipersepsi kelompok etnis yang diteliti (Mulyana dan Rahmat, 2005: 152). METODOLOGI PENELITIAN Kampung Madras Kampung Madras merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kota Medan, yang luasnya sekitar 10 hektare. Kampung Madras membentang di antara Jalan Zainul Arifin dan Jalan Teuku Umar. Daerah tersebut adalah permukiman orang-orang keturunan India selatan di Kota Medan dengan mayoritas Etnis Tamil. Di kawasan Kampung Madras terdapat kuil Shri Mariamman yang merupakan kuil yang paling tua di Medan berdiri pada tahun Rumah ibadah agama Hindu tersebut adalah tanda bahwa Kampung Madras merupakan tempat yang pertama kali didatangi oleh masyarakat Etnis India Tamil. Selain India Tamil ada juga beberapa Etnis India lainnya yang juga berdomisili di Kampung Madras seperti Etnis Punjabi dan Syikh. Namun kedua etnis tersebut tidak sebanyak jumlah India Tamil. Uniknya bukan hanya masyarakat India saja yang hidup di Kampung Madras tersebut bahkan Etnis Batak, Minang, Jawa dan Tionghoa pun ada di sana. Penelitian ini berlangsung mulai bulan April hingga Juni Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah memusatkan perhatian pada prinsip umum agar dapat memahami ataupun memaknai dari gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat (Bungin, 2006: 300). Studi Kasus Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi sauatu kasus (cases) dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar (Salim, 2001: 93). Studi kasus merupakan riset dengan menggunakan sumber data yang banyak untuk menjelaskan berbagai aspek individu, kelompok, organsisasi atau suatu peristiwa secara sistematis. Instrument pengumpulan data dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi, kuesioner, rekaman dan bukti lainnya. 5

6 Objek Penelitian Objek penelitian sebutan untuk orang atau sesuatu yang diteliti. Objek merujuk pada masalah atau tema yang sedang teliti (Idrus, 2009: 91). Objek penelitian merupakan sifat dari suatu benda, orang atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitan dapat berupa kuantitas dan kualitas. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi dalam pengumpulan data penelitian, dengan kata lain subjek penelitian disebut juga sebagai informan. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik snowball sampling (bola salju). Dengan teknik ini, jumlah informan yang akan menjadi subjeknya akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan dan terpenuhinya informasi (Idrus, 2009: 97). Teknik Pengumpulan Data Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara mendalam (in-depth interview) Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin, 2006: 108). 2. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Hal yang diobservasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi antara subjek yang diriset (Kriyantono, 2012:110). Observasi lain yaitu penelitian kepustakaan. Observasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang ada mengenai permasalahan dengan membaca atau mencari literature yang bersangkutan dengan penelitian, untuk mendukung penelitian. Penelitian kepustakaan ini dilakukan melalui buku-buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya. Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: 1. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan sebagai tranformasi data yang muncul dari catatancatatan di lapangan. 2. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengamatan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan dalam hal ini simpulan tergantung pada besarnya kumpulan catatan di lapangan. PEMBAHASAN 6

7 Proses komunikasi antarbudaya yang terjadi pada masyarakat India Tamil dengan berbagai etnis lainnya yang ada di Kampung Madras pada umumnya berjalan secara efektif. Proses komunikasi yang terjadi antarbudaya terjadi antara pemberi dan penerima pesan berbeda latarbelakang budaya. Bila dikaji penduduk Kampung Madras saat ini bukan hanya masyarakat India Tamil, banyak masyarakat pendatang penduduk asli Medan yang masuk ke sana seperti Batak, Minang, Jawa bahkan Tionghoa. Proses komunikasi antarbudaya yang ada di sana dapat memahami makna-makna komunikasi yang bersumber dari latarbelakang kebudayaan yang berbeda yang mereka miliki. Hal tersebut dilihat dari hubungan dan komunikasi penduduk India Tamil yang ada di sana dengan masyarakat pendatang lainnya terjalin baik dengan toleransi yang tinggi. Proses komunikasi antarbudaya di Kampung Madras dapat memahami makna-makna komunikasi yang bersumber dari latarbelakang kebudayaan yang berbeda yang mereka miliki. Hal tersebut dilihat dari hubungan dan komunikasi penduduk India Tamil yang ada di sana dengan masyarakat pendatang lainnya terjalin baik dengan toleransi yang tinggi. Bergaul dengan semua etnis dan terbiasa hidup dalam kemajemukan yang ada disana membuat proses komunikasi antarbudaya diantara mereka juga berjalan efektif. Fungsi dari budaya adalah cara berkomunikasi, keadaan komunikasi, bahasa dan gaya bahasa yang digunakan sehari-hari. Perbedaan kebudayaan antara masyarakat etnis Tamil dengan etnis lainnya yang ada di Kampung Madras tidak menghambat adanya proses komunikasi antarbudaya di antara mereka. Pada komunikasi antarbudaya dapat dilihat dari identitas etnis yang dimiliki suatu kelompok atau komunitas tertentu. Identitas etnis atau etnisitas terbentuk lewat interpretasi realitas fisik dan sosial sebagai pemilik atribut-atribut etnis. Identitas etnis berkembang melalui internalisasi pengkhasan diri oleh orang lain yang dianggap penting, tentang siapa aku dan siapa orang lain berdasarkan latar belakang etnis mereka (Mulyana, 2001: 231). Mengenai pengkhasan dalam masyarakat India Tamil yang ada di Kampung Madras biasanya ditandai dengan atribut yang biasa digunakan. Mereka menggunakannya dalam kehidupan seharihari seperti pottu, kalung, dan gelang. Lainnya halnya dengan pakaian khas India Tamil yang digunakan hanya saat beribadah dan saat ada perayaan hari besar atau sebuah acara. Identitas etnis sebenarnya bentuk identitas budaya yang dilihat sebagai kumpulan ide tentang kepemilikan keanggotaan kelompok etnis. Hal ini menyangkut pengetahuan, kesadaran, komitmen dan perilaku terkait etnisnya. Artinya, identitas etnis dibangun atas kesadaran akan budaya yang dimiliki. Bahkan melalui konteks budaya lah, identitas etnis dipertukarkan dan dipelajari dari generasi ke generasi. Identitas etnis masyarakat Komunitas Etnis India Tamil di Kampung Madras tentunya mendapatkan kebudayaan yang dibawa oleh para leluhur dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kekurangan masayarakat etnis India Tamil di Kampung Madras saat ini adalah kebiasaan dalam penggunaan atau pengaplikasian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Agar identitas itu tetap ada bukan hanya dengan memberitahukan saja namun tidak membiasakannya. Membiasakan menggunakan bahasa Tamil dalam lingkungan keluarga. Membiasakan diri atau keluarga secara 7

8 sadar atau tidak mereka akan tetap mempertahankannya. Selain itu juga usaha untuk mencari tahu sendiri kebudayaan asli India Tamil sangat jarang dijumpai. Seperti misalnya beberapa dari informan yang berusaha sendiri dalam hal mempertahankan identitas etnisnya dengan membaca literatur dan menonton televisi tentang kebudayaan asli India Tamil. Apalagi anak muda saat ini kurang memanfaatkan teknologi yang ada dalam hal mempertahankan identitas entis mereka. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Beberapa simpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Proses komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras kota Medan terjalin dengan baik dan toleransi yang cukup tinggi antar sesama etnis maupun berlainan etnis. 2. Peran identitas etnis Tamil ternyata tampaknya tidak terlalu dipertahankan. Mereka lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia dari pada bahasa Tamil. Atribut sebagai penanda identitas etnis seperti pottu, gelang dan kalung pada masyarakat India Tamil di Kampung Madras masih mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras dalam mempertahankan identitas etnis melalui warisan secara turun-temurun dari lingkungan keluarga. Saran Saran yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya masyarakat Komunitas Etnis India Tamil tetap memiliki rasa keinginan untuk mencari tahu nilai-nilai kebudayaannya sendiri mulai dari keluarga, lingkungan sekitar atau pun dengan literatur yang lain agar kebudayaan etnis India Tamil tidak hilang ditelan zaman. 2. Meskipun Kampung Madras kini dipadati oleh penduduk lain selain masyarakat etnis India Tamil diharapkan agar anak mudanya tidak terpengaruh dan tetap bisa melestarikan kebudayaan etnis India Tamil. 3. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam melihat identitas etnis yang dimiliki etnis pendatang dan minoritas. Serta juga bisa dijadikan referensi untuk penelitian sejenis pada kondisi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Sumber buku Bungin, Burhan Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa Idrus, Muhammad Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga Koentjaraningrat Pengantar Ilmu Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 8

9 Liliweri, Alo Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Lubis, Lusiana Andriani Pemahaman Praktis Komunikasi AntarBudaya. Medan: USU Press Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomuniaksi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyana, Dedy Metode Penelitain Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rahardjo, Turnomo Menghargai Perbedaan Kultural. Jakarta: PT. Ripteka Salim, Agus Teori Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya Samovar, dkk Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika Sinar, Tuanku Luckman Orang India Di Sumatera Utara. Medan: Forkala SUMUT Sumber internet Pemerintah Kota Medan Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2013 dalam Diakses Tanggal 25 Januari

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kedatangan etnis Tamil dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu, Jawa, Batak Karo, India dan Cina. Di antara etnik tersebut terdapat dua kelompok etnik yang berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian Secara sadar atau tidak setiap orang memiliki cara pandang terhadap suatu hal atau peristiwa. Begitu juga seorang peneliti dalam dirinya tentu memiliki cara pandang

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah

I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI Fipit Novita Sari 100904099 ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma A. Post Positivisme Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahankelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya Fred. E. Jandt yang mengartikan

BAB II URAIAN TEORITIS. diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya Fred. E. Jandt yang mengartikan BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Antarbudaya II.1.1 Pengertian Komunikasi Antarbudaya Terdapat beberapa pengertian komunikasi antarbudaya yang telah diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya Fred.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Sulawesi Selatan dan Barat terdapat empat etnik dominan dan utama, yakni Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU

IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Warga Negara Amerika di Kota Medan) SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU 100904039 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut: 74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi layaknya nafas kehidupan manusia. Kodratnya sebagai makhluk sosial membuatnya senantiasa berinteraksi demi pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang esensial didalam setiap kehidupan masyarakat. Pendidikan tidak mungkin terjadi atau terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Oleh karena

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 13 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dwi Nurani Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata, dimana paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para pengaruh dan praktisinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi bahwasanya komunikasi berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara pembersihan benda-benda pusaka peninggalan leluhur masyarakat Panjalu. Upacara yang ditujukan

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Teori Interaksi Simbolik Teori Interaksi Simbolik Diperkenalkan oleh G. Herbert Mead tahun 1934 di Universitas Chicago Amerika. Menurut Mead, terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Warung kopi adalah tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung kopi modern

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu lebih menekankan realitas sosial sebagai suatu yang utuh, kompleks, dinamis dan bersifat interaktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal atau budi dan dapat diartikan sebagai hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. penelitian. Serta menyajikan hasil penelitian ini. 31

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. penelitian. Serta menyajikan hasil penelitian ini. 31 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan menganalisis dan mendapatkan data yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Sejarah Kedatangan Meski tidak pasti, orang India di Sumatera Utara diperkirakan sudah bermukim sejak sebelum Masehi, yaitu membawa agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam upaya penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010-2013)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB VII RAGAM SIMPUL

BAB VII RAGAM SIMPUL BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab metode penelitian berikut akan menjelaskan beberapa bagian diantaranya 1) Paradigma, 2) Tipe Penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Subjek Penelitian, 5) Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan, manusia hidup dalam suatu ruang lingkup sosial tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia dalam aktivitasnya setiap saat memerlukan bantuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang BAB III PENDEKATAN PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang penulis gunakan untuk meneliti komunikasi terapeutik yang dibangun oleh pendamping terhadap perempuan korban perkosaan

Lebih terperinci

Oleh : Mark Febri Rincap, Debby.D.V.Kawengian, Antonius Boham

Oleh : Mark Febri Rincap, Debby.D.V.Kawengian, Antonius Boham PENTINGNYA KOMUNIKASI ORANGTUA PADA ANAK DALAM MENGGUNAKAN BAHASA TONTEMBOAN DI DESA KANONANG 1 KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT (Studi Alternatif Guna Melestarikan Bahasa Tontemboan di Desa Kanonang) Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menentukan pendekatan penelitian yang dilakukan harus disesuaikan dengan jenis fenomena atau fakta yang terjadi di lapangan. Ada perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif- Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional,

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelarangan penggunaan jilbab sebagai atribut Islam sangat ketat di beberapa negara. Setelah umat Islam mendapat kemerdekaan menggunakan segala bentuk atribut Islam,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. demikian dimungkinkan munculnya suatu unsur yang penting seperti yang akan

METODE PENELITIAN. demikian dimungkinkan munculnya suatu unsur yang penting seperti yang akan 23 III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Keberhasilan dalam melakukan penelitian banyak tergantung dari keberhasilan perundingan yang dilakukan oleh peneliti dengan mereka yang diteliti. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa identik dengan perantau, lokasi universitas yang tersebar di seluruh Indonesia serta proses seleksi masuk universitas dengan skala nasional menyebabkan

Lebih terperinci

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nasution, membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, paradigma juga membantu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan apa yang mesti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dari segi tempat, penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan. Yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative reseach) adalah suatu penelitian yang ditujukkan untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: 1 1 KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: * Student ** lectures Meri Handayani * Ahmad Zaini, S.Ag, M.Pd ** Citra Imelda Usman,M.Pd.,Kons ** Program Bimbingan

Lebih terperinci

Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi Antar Budaya Maka sudah saatnya bagi kita untuk mengatasi pelbagai perselisihan dan konflik antarbudaya, baik secara vertical maupun horizontal, baik secara pribadi ataupuan pada tingkat komunitas. Salah satu caranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah satu penyumbang kemajemukan di Indonesia karena masyarakatnya yang tidak hanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan industri teknologi dan bisnis Korea Selatan telah membawa Korea Selatan menjadi negara maju, salah satu dampak ekspansi industri dan teknologi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap dan sifat manusia.

Lebih terperinci

commit to user BAB III METODE PENELITIAN

commit to user BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. (Masyhuri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk makan. Dalam upayanya untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan makan. Makanan adalah sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya membutuhkan seorang partner untuk bekerja sama sehingga suatu pekerjaan yang berat menjadi ringan. Hal ini berarti bahwa untuk menempuh pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mampu menciptakan makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan suatu cara, model, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik merupakan antithesis terhadap paham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik merupakan antithesis terhadap paham BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik merupakan antithesis terhadap paham yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak

Lebih terperinci