BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
|
|
- Susanti Yenny Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa,etnis/suku, dan keyakinan agama. Pada satu sisi, kemajemukan budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang sangat bernilai, namun pluralitas kultural yang ada memiliki potensi terjadinya disintegrasi atau perpecahan ataupun konflik. Pluralitas seringkali dijadikan alat untuk memicu munculnya konflik suku, agama,ras,dan antargolongan (Turnamo Raharjo: 2005: 1). Saundra, Hybels dan Weafer (dalam Liliweri;2003) mengatakan bahwa komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi,gagasan,dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan dan tulisan, melainkan dengan bahasa tubuh,gaya maupun penampilan diri,atau menggunakan alat bantu di sekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan. Dalam kehidupan manusia, sebagai makhluk sosial pasti melakukan interaksi dengan sesamanya. Didalam berinteraksi setiap orang memiliki masalah atau hambatan yang dialami. Hal ini disebabkan dengan adanya komunikasi yang dilakukan oleh para pelaku memiliki latarbelakang budaya yang berbeda. Dalam komunikasi, komunikasi bisa dibedakan menjadi beberapa jenis; komunikasi massa, komunikasi kelompok, komunikasi antarindividu dan juga komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya misalnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki latarbelakang budaya adat istiadat norma dan nilai yang berbeda. Porter & Samovar (dalam Sihabudin:2011) menyatakan bahwa hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain, dan semuanya terjadi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolir. Di Salatiga ada beberapa Perguruan Tinggi diantaranya, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ( STIE AMA), dan juga Sekolah Tinggi Agama Islam Nasional (STAIN). Dari antara beberapa perguruan tinggi yang ada, UKSW merupakan salah satu yang sangat terkenal dengan julukan Indonesia 1
2 Mini, hal ini dikarenakan mahasiswa mahasiswinya berasal dari beranekaragam daerah suku etnis yang ada di Indonesia. Seperti Papua, Timor, Sumba, Palu, Maluku, Minahasa, Tapanuli, Batak, Dayak, Jawa, Sunda, semuanya ada di UKSW. Dalam perkembangannya UKSW, dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, di sana kerap kali terjadi konflik antar kelompok etnis. Dengan perbedaan budaya dan latarbelakang adat, istiadat serta nilai dan norma yang dimiliki oleh mahasiswa dari masing-masing etnis mengharuskan mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lain dalam menjalin hubungan yang baik. Tetapi dalam menjalin hubungan komunikasi antar etnis untuk mencapai hubungan yang baik sering ditemui peristiwa dimana kita mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki latarbelakang budaya yang berbeda dengan kita, sehingga timbul kesalahpahamaman 1. Menurut Sukmono kesalahpahaman terjadi antara orang-orang yang berbeda latarbelakang budaya dikarenakan adanya sifat Etnosentrisme dimana mengganggap kebudayaan milik sendiri lebih baik daripada semua budaya lain. Seperti beberapa kasus berikut yang menyebabkan terjadinya konflik antarbudaya satu dengan budaya yang lain atau konflik antar etnis berdasarkan wawancara dengan beberapa mahasiswa UKSW dari beberapa etnis yang ada seperti; Maluku, Sumba,Kupang, Papua,Batak, Halmahera,Talaut, dan Kalimantan. Pada tahun konflik antara Mahasiswa Maluku dengan mahasiswa Kupang dan Sumba dikarenakan mengkonsumsi minuman keras yang berujung pada mabuk,tidak sadarkan diri,mengeluarkan kata-kata atau bahasa yang yang tidak sepantasnya dan terjadi pertikaian, adu kekuatan,dan memendam rasa ketidaksukaan yang berkepanjangan, tahun 2009 terjadi penusukan yang dilakukan oleh beberapa anggota dari kelompok mahasiswa asal Kupang kepada mahasiswa asal Maluku dikarenakan mabuk, dengan keadaaan tidak sadar mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya dan muncul kesalahpahaman. 2 pada Bulan Juli 2014 terjadi konflik antara mahasiswa asal Sumba dan Papua dikarenakan mabuk 3. tanggal 23 Agustus 2014 terjadi konflik antara Maluku dan Sumba dikarenakan juga mengkonsumsi minuman keras yang berakibatkan muncul kesalah pahaman yang berujung pada perkelahian 4. 1 Jurnalilkom. Juanphilibert Anggajaya, Robby. Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Diunduh pada Kamis 8 Oktober 2014, Pukul WIB. 2 Wawancara mahasiswa asal Maluku Rifort Pormes, salah satu mahasiswa senior,kamis 25 September 2014 di Cafetaria UKSW 3 Wawancara dengan Mahasiswa asal Papua Yobo,salah satu senior dan pengurus perkumpulan HIMPAR sejak , Jumat 19 September 2014 di Cafetaria UKSW 4 Wawancara dengan Mahasiswa asal Maluku,Rio Tamogola Ketua HIPMA Periode , Selasa 22 September 2014 di Taman UKSW 2
3 Pelaku dari konflik yang terjadi pada umumnya adalah perseorangan atau individu. Dari pelaku individu terus bereskalasi atau meningkat menjadi perilaku kelompok. Dengan alasan solidaritas antar sesama kelompok, dimana kelompok bertanggung jawab membela,membantu, menyelesaikan masalah yang dihadapi anggota kelompoknya dengan cara apapun itu sekalipun itu adalah adu kekuatan fisik. Etnis yang sering berkonflik yang sering ditangani bagian Intelkam Polres adalah konflik antar Mahasiswa Maluku (Ambon dan Halmahera) dan Etnis Sumba, penyebab dari konflik ini dikarenakan mabuk akibat dari mengkonsumsi minuman keras dan juga adanya rasa tidak saling suka antar etnis, karena mengganggap asal daerah mereka lebih kuat dan etnis lain hanya orang-orang biasa jadi ketika ada yang melakukan kesalahan mereka akan langsung melakukan kontak fisik, selain itu ego dari masing-masing individu yang sama-sama keras yang tidak bisa dikontrol, sehingga gampang untuk memicu konflik 5. Tabel.1 Data konflik antar Etnis yang ditangani INTELKAM POLRES Salatiga No Tahun Konflik Antar Etnis Penyebab Masyarakat RT 03/08 Domas mengkonsumsi minuman keras Salatiga dan Etnis Sumba dan menggangu ketenangan masyarakat Etnis Sumba Etnis Mabuk saling berkelahi dan Ternate / Halmahera akhirnya saling balas dendam 2. EtnisTernate/Halmahera Etnis Sumba Masyarakat Domas Kec. Sidorejo Pembangunan Asrama Papua Etnis Papua Etnis Ambon - Etnis Sumba Salah Paham Etnis Papua Etnis Sumba Mabuk dan berakhir pengroyokan 5 Wawancara Aiptu.Y.Agung Bayu Sn, Bag. Fungsi INTELKAM Polres Salatiga 17 Oktober 2014 di Gedung INTELKAM Polres Salatiga 3
4 Tabel. 2 Data Konflik antar Etnis di tangani RESKRIM POLRES Salatiga No Tahun Konflik Antar Etnis Penyebab Sumba - Halmahera/Ternate Saling Balas Dendam Halmahera- Warga Cungkup Saling tidak suka Tabel.3 Data Konflik antar Etnis dari Bagian Keamanan UKSW Salatiga No Tahun Konflik Antar Etnis Penyebab Kupang - Ambon Saling iri dalam acara Ekspobudaya di kampus Ambon - Sumba Miras Sumba- Ternate Miras dan saling tidak suka dan juga saling balas dendam Sumba- Warga Kemiri Kumpul-kumpul, teriak, ketawa mengganggu ketenangan Ambon- Warga Kemiri Miras Halmahera- Warga Cungkup Saling tidak suka Dari Tabel. 3 data di peroleh dari Bagian Keamanan kampus UKSW. Konflik yang terjadi di kampus biasanya konflik yang terjadi sebelumnya di luar daerah kampus tapi karena ada hubungan ikatan dengan kampus kemudian masalah dibawa ke kampus, dan kalau bisa diselesaikan saat itu mediasi dilakukan langsung oleh Pembantu Rektor 3. Etnis yang sering konflik selama beberapa tahun ini Etnis Sumba, Ambon dan Halmahera. 6 konflik yang sering terjadi biasanya oleh mahasiswa dari Indonesia Timur, bukan untuk menjelekan dan tetapi pada kenyataannya merekalah yang sering berkonflik. Masalahnya 6 Wawancara dengan Kepala Bagian Keamanan kampus UKSW, Ekayoga, di Gedung Administrasi Pusat UKSW 7 November 2014, Pukul WIB 4
5 hanya masalah sepele, dikarenakan mengkonsumsi minuman keras, dan berujung pada saling adu kekuatan. Selain itu juga emosi yang tinggi yang tidak bisa diatur juga sebagai penyebab terjadinya konflik. 7 Dari data konflik yang didapat dari beberapa sumber, konflik yang terjadi lebih sering terjadi antara mahasiswa yang berasal dari Indonesia bagian timur. Sebagai mahasiswa yang sama-sama merantau, haruslah saling menjaga, melindungi, dan juga saling membantu satu dengan yang lain. Tetapi pada kenyataannya mahasiswa-mahasiswa yang merantau ini tidak menjalin hubungan dengan baik satu dengan yang lain melainkan merusak komunikasi antarbudaya yang semestinya berjalan dengan baik. Komunikasi antarbudaya sendiri adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang mempunyai latarbelakang budaya yang berbeda. Jika dilihat dari etnis-etnis yang berkonflik yaitu Etnis Sumba dan Etnis Maluku memang pada dasarnya memiliki latarbelakang budaya yang berbeda, namun pada kenyataannya komunikasi yang terjadi antara mahasiswa-mahasiswa indonesia timur biasanya tidak mengalami hambatan karena ada kemiripan budaya seperti bahasa yang digunakan. Tetapi pada kenyataannya komunikasi yang seharusnya berjalan dengan baik tidak berjalan dengan baik dikarenakan latarbelakang budaya yang berbeda mengakibatkan sudut pandang mereka dalam mengambil keputusan dalam bertindakpun juga kadang tidak sesuai semana mestinya. Dimana keputusan yang harusnya tidak menggunakan kekuatan adu fisik berujung pada adu fisik. Hal seperti inilah yang mengakibatkkan muncul konflik-konflik yang terjadi antar etnis. Kesulitan komunikasi dengan orang lain pada Etnis Sumba dan Etnis Maluku, khususnya yang berbeda budaya, bukan saja merupakan kesulitan memahami bahasa mereka yang tidak dikuasai, melainkan juga sistem nilai mereka dan bahasa nonverbal atau interaksi simbolik. Etnis yang dianggap kuat dipercayai memiliki kekuatan atau kemampuan yang lebih karena baik dibandingkan dengan etnis lain yang dianggap lemah. Cara seperti ini memimbulkan stereotype dalam konteks etnisitas. Stereotype adalah konsep yang secara tetap (fixed) melekat pada kelompok tertentu (Sukmono & Junaedi; 2014). Ketika kita melakukan stereotype pada seseorang, maka yang kita lakukan pertama adalah mengidentifikasi orang tersebut sebagai anggota bagian dari kelompok tertentu, baru 7 Wawancara dengan Keamanan Parkir kampus UKSW, Budi Juandi, di Gedung Administrasi Pusat UKSW 7 November 2014, Pukul WIB 5
6 setetalah itu memberikan penilaian atas dasar individu yang bersangkutan. Jadi ketika berinteraksi dengan orang lain, persepsi pertama yang muncul adalah melihat latarbelakang orang tersebut baru kemudian berpersepsi. Di dalam komunikasi antarbudaya, masingmasing pelaku komunikasi akan mulai membangun pemikiran-pemikiran, imajinasi tentang apa yang dilihatnya dan akan membangun suatu pendapat sesuai yang dilihat dan dialaminya. Biasanya pemikiran-pemikiran ini akan mempengaruhi seseorang dalam menilai dan memperlakukan seseorang ataupun suatu kelompok etnis. Etnosentrisme dan stereotype merupakan salah satu bentuk yang sering sekali di lakukan. Hal inilah yang memacu timbulnya konflik antar budaya atau konflik antar etnis sehingga komunikasi antarbudaya tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Dalam komunikasi antarbudaya interaksi simbolik juga sangat mempengaruhi suatu proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal dan non-verbal diterapkan untuk menyampaikan dan menerima pesan. Biasanya interaksi simbolik yang terjadi dalam proses komunikasi antara komunikan dan komunikator harus sama-sama dalam keadaan sadar dan saling memberikan harapan. Dalam pengertian ini pelaku komunikasi harus dalam keadaan sadar dan berharap apa yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pelaku komunikasi lainnya. Selain itu orang yang menerima pesan juga menaruh harapan pada yang memberikan pesan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan bersama dengan baik. Dalam konteks ini interaksi simbolik yang terjadi berjalan semana mestinya sesuai dengan harapan yang diinginkan. Agar harapan dari masing-masing pihak bisa saling dipahami dibutuhkan adanya rasa peduli antar sesama pelaku komunikasi. Dimana mereka saling bisa menerima segala kelebihan,kekurangan, dan juga masukan-masukan yang baik yang menjadikan mereka menjadi pribadi yang dewasa dan berpengetahuan yang baik. Peran simbolik dalam komunikasi antarabudaya ini adalah membantu memudahkan kita dalam mengartikan suatu pesan atau makna yang ingin disampaikan. Apalagi dalam komunikasi antarbudaya pelaku komunikasi merupakan orang-orang yang memiliki latarbelakang budaya yang berbeda, sehingga dalam mengartikan suatu pesan atau makna tertentu tidak harus terpaut pada kegiatan verbal seperti berbicara menggunakan bahasa yang formal melainkan bisa melakukan kegiatan non-verbal juga seperti gerak tubuh, gaya bicara yang santai dan juga bahasa-bahasa yang informal yang bisa dipahami bersama antara pelaku komunikasi tersebut. 6
7 Weber menjelaskan bahwa (dalam Mulyana; 2010) Interaksi simbolik mempelajari tentang sifat interaksi yang merupakan kegiatan sosial dinamis manusia. Dimana manusia bersifat aktif, kreatif, dalam menafsirkan perilaku yang rumit dan sulit untuk diramalkan atau ditafsirkan. Hal seperti inilah yang sangat mudah memicu terjadinya konflik antar etnis dimana simbol yang ingin disampaikan tidak diartikan dan ditafsirkan dengan benar sehingga menimbulkan kesalahpahaman yang akan memicu konflik antar satu etnis dengan etnis yang lain. Setiap kebudayaan menjadikan bahasa sebagai media untuk menyatakan prinsip-prinsip ajaran dan nilai dan norma budaya. Liliweri (2001) mengatakan bahwa bahasa merupakan mediasi pikiran, perkataan dan perbuatan. Komunikasi manusia terikat oleh budaya, sebagaimaa budaya berbeda antara satu dengan yang lainnya maka praktek dan perilaku komunikasi individu-individu tersebut pun akan berbeda Dari wacana diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah konflik mahasiswa Etnis Sumba dengan mahasiswa Etnis Maluku berlangsung diteropong dengan teoriteori komunikasi atarbudaya dan interaksi simbolik 1.3. Tujuan Memahami berlangsungnya konflik mahasiswa Etnis Sumba dan dengan mahasiswa Etnis Maluku dalam teropong teori-teori komunikasi antarabudaya dan interaksi simbolik Manfaat Manfaat Teoritis Dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah terhadap pengembangan Teori Interaksi Simbolik dalam Komunikasi Antarbudaya pada Etnis yang berkonflik di UKSW Salatiga Manfaat Praktis Dapat menjadi acuan bagi para mahasiwa khususnya di UKSW Salatiga dalam menjalin hubungan baik dengan mahasiswa yang berbeda latarbelakang atau budaya. 7
LAMPIRAN-LAMPIRA. Transkrip Wawancara Pra Penelitian :
LAMPIRAN-LAMPIRA Transkrip Wawancara Pra Penelitian : 1. Pada hari kamis 8 Oktober 2014 di Cafetaria kampus UKSW tepatnya pukul 15:45 WIB, Penulis melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa Etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa besar dan kecil, banyak suku bangsa dengan bahasa dan identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salatiga adalah salah satukota kecil yang berada di Jawa tengah. Terletak di selatan Kota Semarang atau sering diberi julukan Indonesia Mini, pemberian julukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah km 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah 58.781 km 2 dengan jumlah penduduk sekitar 176.090 jiwa. Kota ini secara geografis berada pada jalur yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah pepatah Cina mengatakan, jika anda tidak pernah bertikai dengan orang lain, maka anda tidak akan mengenal satu sama lain. Konflik merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan, manusia hidup dalam suatu ruang lingkup sosial tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia dalam aktivitasnya setiap saat memerlukan bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mampu menciptakan makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan suatu cara, model, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dibuktikan melalui semboyan lambang Negara Republik
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Awal terjadinya konflik antar Etnis Sumba dan Etnis Maluku
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Awal terjadinya konflik antar Etnis Sumba dan Etnis Maluku Etnis Sumba dan Etnis Maluku adalah dua etnis yang sering sekali berkonflik. Konflik antara kedua etnis
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Universitas Kristen Satya Wacana merupakan salah satu Universitas Kristen swasta yang ada di Indonesia, tepatnya di Jln. Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk
Lebih terperinciSugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidup kesehariannya selalu berinteraksi dengan sesama, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
Lebih terperinci6.1. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pernyataan Diri dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI 2012
BAB VI PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP PERNYATAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTAR MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA YANG SALING BERBEDA LATAR BELAKANG BUDAYANYA Pada bab sebelumnya penulis sudah membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Setiap harinya, manusia melakukan komuikasi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari hari yang. dengan orang lain akan melahirkan sebuah kegiatan interaksi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan kehadiran manusia lain. Dari lahir hingga mati, manusia cenderung memerlukan bantuan dari orang lain. Kecenderungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL
BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai
Lebih terperinciWawancara 03 Januari : Bpk Elly Doirebo. (Senior HIMPPAR)
Wawancara 03 Januari 2013 Nama : Bpk Elly Doirebo (Senior HIMPPAR) Organisasi yang kini dikenal sebagai Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Papua Barat (HIMPPAR) pada awalnya lahir dari ide para mahasiswa utusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan
Lebih terperinciBAB V. 5.I. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pertukaran Pesan dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI tahun
BAB V PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP PERTUKARAN PESAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA YANG SALING BERBEDA LATAR BELAKANG BUDAYANYA Pada bab ini penulis akan memaparkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, keyakinan, ras, adat, nilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2).
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat bangsa Indonesia merupakan masyarakat yang beragam, masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, ataupun kelompok etnis. Keragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak fenomena sosial yang terjadi di masyarakat kita. Salah satu masalah yang ramai dibincangkan adalah masalah alkohol. Ini merupakan masalah sosial yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa. Masyarakat Indonesia secara demografis maupun sosiologis merupakan wujud dari bangsa yang
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. 7.1 Kesimpulan
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis hendak menarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas tujuan penelitian yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia, dimana dalam kehidupan sehari-hari individu melakukan interaksi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:
74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi maka pesat juga perkembangan dalam dunia mode dan fashion. Munculnya subculture seperti aliran Punk, Hippies,
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
system keyakinan, nilai dan sikap, terhadap pandangan mengenai dunia dan terhadap organisasi social diantara pelaku-pelaku dari budaya yang berbeda. Seperti hambatan yang timbul oleh rangsangan dari luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa identik dengan perantau, lokasi universitas yang tersebar di seluruh Indonesia serta proses seleksi masuk universitas dengan skala nasional menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan pernah terlepas dari lingkungan sosial. Dalam menjalani kehidupan tersebut tentunya manusia sering menjalin interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah bagian terpenting dalam hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Komunikasi menyentuh sebagian besar kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1 Agus Salim:2008, Hal:21 2 Sutaryo; 2005, Hal; 27 3 Agus Salim:2008, Hal:35
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead George Herbert Mead mengagumi kemampuan manusia untuk menggunakan simbol; dia menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi,
BAB V PENUTUP A. Simpulan Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Pada proses akulturasi budaya kaum urban dalam keluarga beda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia dimana perbedaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia dimana perbedaan sukubangsa saling berdekatan dengan perbedaan ras, maka ciri-ciri ras yang sebenarnya adalah ciri-ciri
Lebih terperinciSebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya lewat belajar. Apa yang dipelajari pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan memiliki banyak suku yang berada diseluruh kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap orang. Peristiwa komunikasi merupakan suatu peristiwa yang sangat majemuk. Untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial, dimana kehidupan manusia ditandai dengan komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial, dimana kehidupan manusia ditandai dengan komunikasi baik melalui bahasa maupun melalui simbol. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana perkawinan adalah suatu hubungan secara lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. 1 Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan
Lebih terperinciPENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA. Oleh. Robby Juanphilibert Anggajaya SKRIPSI
PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Oleh Robby Juanphilibert Anggajaya 362008007 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Lebih terperinci04Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Fungsi Komunikasi Antar Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas
Modul ke: Komunikasi Antar Budaya Fungsi Komunikasi Antar Budaya Fakultas 04Ilmu Komunikasi Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Program Studi Periklanan Fungsi-fungsi Komunikasi Antar Budaya 1. Fungsi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam catatan sejarah maupun tidak, baik yang diberitakan oleh media masa maupun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada yang halus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN
BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN KAB. JEPARA (KAJIAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA) 4.1 Pola Komunikasi Etnis Tionghoa dengan Etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial, maka dalam kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk melangsungkan hidup mereka.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, suku, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, agama. Bangsa kita memiliki berbagai etnis bangsa yang
Lebih terperinciWulansari Budiastuti, S.T., M.Si.
Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Fungsi Komunikasi Antar Budaya Karakteristik Budaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maluku merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Indonesia yang memiliki nilai-nilai adat dan budaya yang beragam dan kaya. Situasi ini telah memberikan gambaran
Lebih terperinciKOMUNIKASI YANG EFEKTIF
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini merupakan kekayaan bangsa yang sangat bernilai, namun pada sisi yang lain,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis (suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA.
90 BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi
Lebih terperinciKecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom
Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Teori Interaksi Simbolik Teori Interaksi Simbolik Diperkenalkan oleh G. Herbert Mead tahun 1934 di Universitas Chicago Amerika. Menurut Mead, terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai berikut: Aceh, Gayo-Alas dan Batak, Nias dan Batu, Minangkabau,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris atau kepulauan, perbedaan letak geografis menyebabkan setiap kelompok pada letak geografis tertentu membentuk kebudayaan dan kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang ada dan diciptakan di muka bumi ini selalu memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara utuh, bahkan meskipun
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 25 Juli 2016 s/d 29 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 25 Juli 2016
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 25 Juli 2016 s/d 29 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 25 Juli 2016 Senin, 25 Juli 2016 SELAT MALAKA BAGIAN UTARA, SELAT MAKASSAR
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)
POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas
Lebih terperinci05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas
Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu berupa kekayaan alam maupun kekayaan budaya serta keunikan yang dimiliki penduduknya. Tak heran
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT
BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT Bagian ini menjelaskan hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian dan mendiskusikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sebagai pendatang di tengah-tengah kehidupan masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan orang-orang dari berbagai suku ke Kota Palangka Raya khususnya menjadi mahasiswa di IAIN Palangka Raya dan bertempat tinggal di Ma had al-jami ah mengakibatkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Perkembangan Etnis Sumba di Indonesia Etnis sumba merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari Indonesia. Etnis sumba sendiri berada di Pulau Sumba,sebuah pulau di Indonesia
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 31 Juli 2016 s/d 04 Agustus 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 31 Juli 2016
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 31 Juli 2016 s/d 04 Agustus 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 31 Juli 2016 Minggu, 31 Juli 2016 LAUT ANDAMAN, PERAIRAN ACEH, PERAIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, sensitivitas terhadap perbedaan budaya dan perubahan demografis, memberi implikasi pada semakin pentingnya
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak
Lebih terperinci