BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).
|
|
- Yohanes Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan produk dari sebuah budaya, yang tidak pernah lepas dari aktivitas komunikasi. Melalui interaksi secara terus menerus seorang manusia juga dapat menghasilkan nilai-nilai yang dianggap sebagai makna budaya jika terjadi kesepahaman terhadap nilai itu sendiri. Budaya tidak terbatas pada sesuatu yang abstrak, karena itu secara sederhana budaya diartikan sebagai segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). Budaya mempunyai begitu banyak pengertian, karena kata budaya lekat dengan keseharian setiap manusia. Kebudayaan secara sederhana dapat dilihat sebagai konsep sistem nilai yang juga menjelaskan seluruh arti dan makna dari simbol (Liliweri, 2001: 4). Budaya juga dapat dimaknai sebagai cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan merupakan warisan dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237). Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, karena budaya tidak hanya menentukan siapa yang bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Artinya, perbendaharaan perilaku seseorang bergantung pada faktor lingkungannya (Lubis, 2012: 11). Pengertian kebudayaan yang lebih menggambarkan hubungannya dengan komunikasi seperti yang disebutkan Triandis: 1
2 Kebudayaan adalah elemen subjektif dan objektif yang dibuat manusia yang di masa lalu meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup dan berakibat dalam kepuasan pelaku dalam ceruk ekologis, dan demikian tersebar di antara mereka yang dapat berkomunikasi satu sama lainnya, karena mereka mempunyai kesamaan bahasa dan mereka hidup dalam waktu dan tempat yang sama (Samovar et. al., 2010: 27). Setiap individu melakukan aktivitas komunikasi dengan latar belakang budaya berbeda sehingga dengan sendirinya harus mempunyai kemampuan untuk memahami budaya dari orang lain yang berinteraksi dengannya. Gudykunst (2003) mengasumsikan setidaknya satu orang dalam pertemuan antarbudaya adalah orang asing yang harus melalui masa krisis pada level tertentu seperti ketidakpastian, kecemasan atau bahkan tidak yakin bagaimana berperilaku. Meskipun orang asing dan anggota in-group mengalami beberapa tingkat kecemasan dan ketidakpastian dalam situasi interpersonal yang baru, mereka beranggapan efek identitas budaya pada perilaku orang di masyarakat asing terlalu tinggi, sementara perbedaan individu menjadi kabur (Griffin, 2006: 427). Globalisasi telah membuka celah dalam pengenalan sebuah kebudayaan kepada masyarakat di luar kebudayaan tersebut. Melalui teknologi informasi yang menjadi salah satu produk globalisasi, jarak dan waktu tidak menjadi sebuah persoalan dalam proses pengenalan sebuah kebudayaan. Hal ini seakan menjadi sebuah bukti bahwa perkembangan dunia saat ini menuju apa yang disebut sebagai global village. Konsep global village diajukan oleh Marshall McLuhan yang sudah memprediksi satu keadaan dimana semua orang dapat mengakses informasi dengan mudah tanpa adanya batas tempat dan waktu. McLuhan membuat analogi dunia sebagai sebuah desa yang sangat besar (Baran, et. al., 2010: ). 2
3 Perkembangan ini menyadarkan masyarakat bahwa setiap individu dituntut untuk mampu memahami kebudayaan di luar kebudayaannya sendiri, yaitu dengan mempelajarinya melalui komunikasi antarbudaya. Setiap individu dari kebudayaan yang sama juga akan mengalami sebuah benturan saat berinteraksi, sehingga kemungkinan ini juga akan muncul ketika individu yang berbeda ideologi, orientasi, bahasa ataupun gaya hidup bertemu dan melakukan interaksi. Saat ini tidak sulit bagi kita untuk menemukan pekerja asing di Indonesia karena hal ini sejalan dengan arus globalisasi itu sendiri. Era globalisasi menjadi titik tolak semakin banyak pekerja asing di Indonesia. Sebaliknya, warga negara Indonesia juga dapat dengan mudah bekerja di negara lain yang sudah memberlakukan ketentuan perdagangan bebas, karena setiap orang mendapatkan peluang yang sama untuk bekerja lintas negara. Jepang merupakan negara yang memiliki hubungan kerjasama dengan banyak negara termasuk dengan Indonesia. Kerjasama inilah yang menjadi salah satu alasan banyak orang Jepang yang datang ke Indonesia. Orang Jepang datang ke Indonesia dengan berbagai macam tujuan, ada yang bekerja di perusahaan Jepang yang memiliki cabang di Indonesia, bekerja di perusahaan swasta lain, bekerja sebagai penerjemah, guru, berwisata atau sebagai staf kantor perwakilan Konsulat Jepang di beberapa wilayah Indonesia. Terlepas dari masa lalu bangsa Jepang di Indonesia, kita tidak dapat menutup mata bahwa Indonesia menjadi salah satu wilayah penting dalam peta ekspansi bisnis perusahaan asing di dunia. Hal ini menjadi salah satu bentuk nyata bahwa ini merupakan dampak dari globalisasi yang sulit dibendung. Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yoshinori Katori dalam kuliah umum saat 3
4 penyelenggaraan the 1st Indonesia-Japan Business Forum oleh Nikkei BP dan Kompas Gramedia pada bulan Mei 2013 di Jakarta menyebutkan Jepang dan Indonesia telah membangun hubungan yang sangat erat. Terjalin melalui persahabatan yang kuat dan rasa hormat yang telah melalui waktu panjang. Indonesia saat ini merupakan sahabat sekaligus mitra yang tidak tergantikan bagi Jepang. Menurut beliau, nilai investasi langsung dari Jepang ke Indonesia meningkat dari tahun ke tahun sepanjang beliau menjabat sebagai duta besar. Selain itu, jumlah perusahaan Jepang di Indonesia juga bertambah mencapai 250 perusahaan sampai tahun 2012 yang menjadi pertanda bahwa kerjasama antara Indonesia dan Jepang akan mengalami peningkatan setiap tahunnya ( Sebuah penelitian studi kasus pernah dilakukan pada salah satu perusahaan di Kota Surabaya yang mempekerjakan beberapa warga Jepang. Penelitian ini menemukan bahwa culture shock yang dialami oleh pekerja Jepang di instansi pemerintah di Surabaya adalah stres yang mereka rasakan yang membuat mereka tidak bisa tidur di malam hari, marah yang membuat mereka ingin pulang ke Jepang, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan di tempat kerja. Penyebab culture shock yang dialami adalah kurangnya rasa kesadaran waktu dan etos kerja dari rekan kerja mereka. Strategi adaptasi dilakukan orang Jepang adalah melakukan beberapa persiapan sebelum pergi ke Indonesia, melakukan hobi mereka, berpikiran terbuka kepada orang-orang dalam pekerjaan dan teman, dan bergabung bersama budaya Indonesia ( Culture Shock dirasakan seseorang meliputi ketidaknyamanan psikologis dan fisik atau keadaan mental yang muncul ketika terjadi proses transisi saat 4
5 seseorang pergi dari lingkungan yang dikenalnya ke lingkungan baru yang tidak dikenal. Pada awalnya mereka merasa kaget dengan budaya baru tersebut. Kemudian mereka akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi gegar budaya yang mereka alami dan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru mereka (Samovar et. al., 2010: 476). Jepang merupakan sebuah negara dengan perpaduan kehidupan modern dan tradisional yang menjadi daya tarik bagi pihak luar dimana saat ini gaya hidup orang Jepang mencampur budaya tradisional Asia dan budaya modern Barat. Jepang juga menjadi negara Asia yang mendapat sorotan dunia karena memberikan perubahan besar di bidang teknologi. Indonesia telah menjadi persinggahan bagi bangsa asing sebelum meraih kemerdekaan karena kekayaan alamnya. Salah satu bangsa asing yang tercatat menetap di Indonesia adalah bangsa Jepang yang menduduki beberapa wilayah di Indonesia selama tiga setengah tahun. Seorang warga Jepang bernama Masatoshi Ito dari Graduate School of Nihon University Japan melakukan penelitian mengenai keturunan dan kebudayaan Jepang di Kota Medan. Ito (2011) menyebutkan di Indonesia sendiri generasi pertama orang Jepang hanya sekitar 324 orang yang dulunya bertugas sebagai tentara. Pada masa kependudukan Jepang antara Maret 1942 sampai Agustus 1945, Aceh sebagai pintu utama masuknya tentara Jepang yang ingin menduduki Indonesia kembali menjadi titik konsentrasi wilayah yang harus dijaga ketat tentara kaisar Jepang (Konoeshidan). Artikel berikut tulisan Ito yang dikutip dari harian Sumut Pos untuk menunjukkan hubungan erat antara orang Jepang dengan Indonesia: 5
6 Generasi pertama, pada 1951 yang tak dapat kembali ke negaranya di Jepang berkumpul di Medan dengan alasan pemerintah pusat Indonesia khawatir orang Jepang akan membantu memerdekakan Aceh dari Indonesia. Jumlah mereka pada saat itu sekitar 80 orang, baik yang sudah atau belum berkeluarga. Berdasarkan responden penelitiannya, diketahui dari data 113 responden penelitiannya di Indonesia terdapat sekitar 57 orang generasi kedua dan ketiga yang tinggal di Kota Medan. Sementara itu, 113 respondennya tersebut berasal dari generasi kedua sebanyak 55 orang dan 58 orang generasi ketiga. Di Sumatera Utara, orang Jepang bermukim di daerah Binjai, Tebing Tinggi, Stabat, Limapuluh, Pangkalan Susu, Pematang Siantar dan Medan. Sebelum berdirinya Yayasan Warga Persahabatan pada 1979, terdapat perkumpulan orang Jepang di Sumut seperti Perkumpulan Keturunan Jepang Medan (1950), Perkumpulan Keturunan Jepang Pematang Siantar (19560) dan Perkumpulan Keturunan Jepang Sungai Tapanuli (1952). Adapun aktivitas yayasan ini adalah seperti arisan, pemeriksaan kesehatan, Upacara Ziarah Musim Semi, Upacara Ziarah Musim Gugur, pembersihan Makam maupun halal bi halal (Ito, 2011). Peneliti melakukan observasi sederhana pada kegiatan Bunkasai Fakultas Ilmu Budaya USU pada bulan Maret Dari hasil observasi, peneliti menemukan bahwa orang Jepang yang tinggal di Medan sangat menghargai kegiatan kebudayaan Jepang yang diadakan oleh mahasiswa Departemen Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya USU. Hal ini ditandai dengan lebih dari 20 orang Jepang bersama-sama melakukan tarian Bon Odori saat penutupan kegiatan Bunkasai tersebut. Selain itu, dari observasi ditemukan bahwa orang Jepang berusaha berbaur dengan orang Indonesia di kegiatan tersebut dan tidak sungkan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, meskipun kemampuan berbahasa Indonesia yang mereka miliki tidak cukup memadai. Salah seorang warga Jepang yang sempat diwawancari oleh peneliti menyebutkan bahwa kunci sukses bagi 6
7 dirinya dapat berinteraksi dengan baik adalah dengan mempelajari bahasa Indonesia. Komunikasi sudah sangat mudah dilakukan oleh orang yang berasal dari berbagai budaya berbeda tanpa rasa takut terjadinya kesalahpahaman dalam penerimaan pesan sekalipun dengan menggunakan bahasa tertentu ketidakpastian dalam sebuah hubungan tidak dapat dihindari begitu saja. Saat ini kita dengan mudah menemukan pasangan dari budaya yang berbeda membina rumah tangga, dimana mempunyai tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi pada awal komitmen kedua individu yang terlibat dalam pernikahan tersebut. Ada banyak hal yang berbeda dapat ditemukan pada budaya Jepang dan Indonesia, baik dalam konteks keluarga, pekerjaan ataupun aktivitas kesehariannya. Misalnya, jika sepasang kekasih pergi makan bersama adalah wajar bagi orang Jepang untuk membayar sesuai pesanan masing-masing. Di Jepang hal seperti ini adalah biasa, tetapi di Indonesia bisa memunculkan kesan bahwa orang tersebut perhitungan dalam hubungan yang sedang dijalani. Contoh lain yang dapat menunjukkan perbedaan budaya orang Jepang dan Indonesia adalah orang Jepang sangat menghargai ketepatan waktu. Orang Jepang melihat waktu sebagai kesempatan berharga yang tidak layak untuk disia-siakan. Waktu adalah uang merupakan peribahasa yang sesuai dengan budaya orang Jepang, yang bila diklasifikasikan menurut pendekatan waktu dari Edward T. Hall sebagai kelompok budaya Monochronic (M-Time). Fenomena ini membawa kita lebih jauh melihat bahwa ketika interaksi terjadi antara individu berbeda budaya, ada pertukaran makna dari masing-masing budaya yang dimiliki. 7
8 Melihat bagaimana sebuah konteks budaya tertentu, kita juga dapat melihat bagaimana proses interaksi yang terjadi di dalamnya. Orang-orang yang berasal dari konteks budaya tinggi akan mengutamakan pesan non-verbal sebagai sumber informasi tentang lawan interaksinya. Sedangkan mereka yang berbudaya konteks rendah, lebih suka mencari tahu informasi tentang lawan interaksinya dengan bertanya langsung. Artinya, terdapat variabel-variabel tertentu yang memengaruhi seseorang dari sebuah konteks kebudayaan dalam usahanya untuk menciptakan interaksi yang efektif (Littlejohn and Foss, 2009: ). Pelaku interaksi memulai pertukaran makna dari bahasa yang tersusun dari rangkaian simbol-simbol yang telah disepakati maknanya. Perbedaan bahasa, ekspresi wajah, cara makan ataupun cara bergaul menjadi hal yang harus dikompromikan agar tercipta keselarasan dalam interaksi. Nilai yang melekat pada budaya pelaku interaksi harus dikonstruksi ulang untuk mendapatkan keselarasan makna dalam rangka menciptakan mutual understanding. Setiap interaksi yang dilakukan tentu memuat ketidakpastian yang berbeda-beda, sehingga setiap individu dituntut untuk berperan aktif melakukan pertukaran informasi mengenai budayanya dengan tujuan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian tersebut. Ketidakpastian bersumber dari ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi orang lain. Salah satu kendala yang menyebabkan situasi ini terjadi dan tidak dapat dihindari adalah perbedaan bahasa. Pertukaran budaya yang dilakukan saat berinteraksi tidak terbatas pada bahasa ibu yang dikuasai sejak kecil, tapi juga mencakup hal-hal yang dipelajari dalam keluarga. Kebiasaan seseorang ketika berinteraksi dalam keluarga memengaruhinya ketika berinteraksi dengan orang lain. Konflik dalam interaksi 8
9 antarbudaya dapat diminimalkan dengan mengenal budaya kedua belah pihak agar komunikasi efektif dapat tercapai. 1.2 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penelitian ini perlu diberi batasan agar kajian tidak meluas sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Adapun pembatasan masalah yang dapat dijabarkan pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini untuk melihat hubungan kecemasan dan ketidakpastian terhadap kompetensi komunikasi antarbudaya. 2. Objek penelitian ini adalah warga Jepang yang tinggal di Indonesia, atau warga Jepang yang pernah tinggal di Indonesia. 3. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei Desember Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat diajukan untuk penelitian ini berdasarkan latar belakang serta pembatasan masalah di atas adalah: Bagaimanakah hubungan kecemasan dan ketidakpastian terhadap kompetensi komunikasi antarbudaya warga Jepang di Indonesia? 9
10 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menjadi dasar untuk mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian. Penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuannya adalah: 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan terhadap kompetensi komunikasi antarbudaya warga Jepang di Indonesia. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketidakpastian terhadap kompetensi komunikasi antarbudaya warga Jepang di Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan kontribusi positif terhadap kajian komunikasi antarbudaya, khususnya di tempat peneliti menuntut ilmu. 2. Menjadi salah satu referensi untuk mengurangi bentuk kecemasan dan ketidakpastian saat berkomunikasi bagi pelaku komunikasi, khususnya yang berbeda budaya. 10
Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan lingkungan sosial merupakan bagian yang memberikan pengaruh pada tugas perkembangannya
Lebih terperinciDINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari
DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI Fipit Novita Sari 100904099 ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Tindakan, ucapan, bahkan ekspresi manusia dapat disebut dengan bentuk komunikasi baik antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dikenal sebagai bangsa besar dengan masyarakat dan bahasa yang beragam. Di antara keragaman itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan industri teknologi dan bisnis Korea Selatan telah membawa Korea Selatan menjadi negara maju, salah satu dampak ekspansi industri dan teknologi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL
BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur
Lebih terperinciHubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.
Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan hakikatnya sebagai makhluk social, manusia tidak bisa hidup tanpa pengaruh manusia lain, maka dari itu komunikasi antar manusia dengan manusia yang lainnya adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi sebagai dampak dari kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut Media Baru Indonesia,
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciPENGENALAN PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA (Introduction to Cross-Cultural Understanding)
PENGENALAN PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA (Introduction to Cross-Cultural Understanding) Oleh: Satoto E. Nayono Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta E-mail:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya melalui belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek terpenting dan paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi terlaksananya hubungan sosial yang baik khususnya di lingkungan kerja. Tanpa adanya kemampuan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih
Lebih terperinciBAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS
BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecepatan arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola
BAB I PENDAHULUAN To effectively communicate, we must realize that we are all different in the way we perceive the world and use this understanding as a guide to our communication with others. (Anthony
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO
HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO Astrid Oktaria Audra Siregar 15010113140084 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian diri ialah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang tidak bisa dihindarkan pada zaman ini, kompetensi bahasa Inggris merupakan salah satu aspek penting, baik dalam kehidupan personal maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Mahasiswa asing merupakan individu dimana setiap individu lahir di dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah keadaan di mana terjadi peningkatan yang drastis secara ekonomi, yakni tingginya pendapatan kotor negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ada satu orang manusia yang tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan individu dari belahan dunia lain menjadi lebih mudah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era Globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini telah membantu manusia dengan mudah untuk berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki latar belakang budaya yang
Lebih terperinciMODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 1 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Gambaran Umum Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini adalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciBAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE
BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK
POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010-2013)
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.
BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dilihat dari prosesnya, globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa sebagai calon pemimpin bangsa dan intelektual muda. Komunikasi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara efektif sangat dituntut pada siswa sebagai calon pemimpin bangsa dan intelektual muda. Komunikasi juga merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada era globalisasi saat ini, pendidikan menjadi sesuatu yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada era globalisasi saat ini, pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa depan. Hal ini
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era globalisasi ini kompetisi antar bank menjadi sangat ketat. Perkembangan bisnis yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk berinteraksi satu sama lain antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Dimana dalam berinteraksi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial
ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang
Lebih terperinciKeberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek fisik
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek fisik pembangunan ekonomi, sosial, politik dan budaya saja, tetapi juga aspek mental. Perkembangan
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK
BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK 4.1 Lama Tinggal Pada umumnya, penduduk bertempat tinggal di suatu daerah mulai dari lahir sampai dewasa. Akan tetapi ada juga penduduk yang tinggal dari lahir sampai setelah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT
BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT Bagian ini menjelaskan hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian dan mendiskusikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi merupakan hal yang membantu manusia dalam bertumbuh dan berkembang serta menemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis. mewawancarai secara mendalam kepada responden.
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengantar urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Perubahaan globalisasi yang terus-menerus terjadi membuat sistem pendidikan pun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi di Indonesia tidak pernah lepas dari pengaruh globalisasi, perubahan terjadi dari ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi bahwasanya komunikasi berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan interaksi antar budaya tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal ini tentunya meningkatkan pula peluang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : NITALIA CIPUK SULISTIARI F 100 040
Lebih terperinciKomunikasi dan Etika Profesi
Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. AKULTURASI 1. Defenisi Akulturasi Akulturasi berbeda dengan enkulturasi, dimana akulturasi merupakan suatu proses yang dijalani individu sebagai respon terhadap perubahan konteks
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: 03 Dra. Fakultas FIKOM Interpersonal Communication Skill Budaya Dalam Komunikasi Interpersonal Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising Budaya? Budaya merujuk pada karakteristik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Ada banyak sekagli pekerjaan,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada keseharian, ada berbagai peran yang dijalani oleh individu, salah satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Ada banyak sekagli pekerjaan, tantangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya
Lebih terperinciCULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika
CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai bahasa bermunculan. Seperti yang dijabarkan oleh Douglas (2002: 6) bahwa, bahasa itu sistematis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan. keanekaragaman budaya, suku dan agama. Hal ini terjadi sejak jaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman budaya, suku dan agama. Hal ini terjadi sejak jaman dahulu kala dimana setiap daerah Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Profil PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Sumber : PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum 1.1.1 Profil PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Gambar 1.1 Logo PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Sumber : PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan
Lebih terperinciDiberikan oleh Rusia sehingga hubungan antar negara dengan subjek utama masyarakat di dalamnya menjadi jauh lebih baik dan efektif. 2. Di Era Orde Bar
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan sepanjang penulisan skripsi, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang terdiri dari berbagai macam aspek yang terkait dalam pembahasan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak kebijakan-kebijakan baru, salah satunya yaitu pertukaran pelajar antar negara pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan era modern saat ini membawa dampak positif pada bidang pendidikan. Banyak kebijakan-kebijakan baru, salah satunya yaitu pertukaran pelajar antar negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi serta membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial, manusianya bisa berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah besar budaya yang berbeda. Siswanya sering berpindah berpindah dari satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi modern. Mengelola sumber daya manusia secara efektif menjadi tanggung jawab setiap orang
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. Culture shock mengacu pada reaksi psikologis. yang dialami individu karena berada ditengah
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Konsep Culture Shock 2.1.1 Definisi Culture Shock Culture shock mengacu pada reaksi psikologis yang dialami individu karena berada ditengah budaya yang berbeda dengan budayanya
Lebih terperinciBAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN
BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki
Lebih terperinciKOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI
Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di zaman sekarang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat pesat. Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi mempengaruhi organisasi di seluruh dunia. Pasar-pasar baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi mempengaruhi organisasi di seluruh dunia. Pasar-pasar baru di berbagai belahan dunia semakin terbuka bagi perusahaan internasional. Globalisasi memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres kerja adalah respon psikologis individu terhadap tuntutan di tempat kerja yang menuntut seseorang untuk beradaptasi dalam mengatasi tuntutan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang berbeda pada masing-masing masa. Diantara masamasa
BAB I PENDAHULUAN I. A LATAR BELAKANG Manusia disebut sebagai mahluk sosial, karena setiap manusia saling membutuhkan satu sama lain. Sepanjang hidupnya manusia mempunyai tugastugas perkembangan yang berbeda
Lebih terperinciBAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis modern. Adapun perubahan yang terjadi ditandai dengan pola
Lebih terperinciLobi dan Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis
Lobi dan Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis Kemampuan melakukan lobi adalah pendekatan yang sering digunakan dalam mencapai kesepakatan tertentu (transaksi). Sebagai aktivitas komunikasi, lobi tidak jarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, setiap orang pasti membutuhkan orang lain, entah dalam saat-saat susah, sedih, maupun bahagia. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat
Lebih terperinci