DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari"

Transkripsi

1 DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI Fipit Novita Sari ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya di kalangan mahasiswa dalam menjaga harmonisasi. Mahasiswa disini adalah mahasiswa FISIP USU. Penelitian ini memfokuskan pada penelitian deskriptif yang kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya di kalangan mahasiswa FISIP USU, apa saja yang menjadi hambatan-hambatannya serta upaya apa yang dapat dilakukan dalam menjaga harmonisasi di kalangan mahasiswa FISIP USU tersebut. Setelah melakukan penelitian terhadap 96 orang mahasiswa yang menjadi responden, peneliti mendapati bahwa mahasiswa FISIP USU sudah cukup baik menjalani kehidupan antarbudaya dan menjaga hubungan harmonis dengan teman yang berbeda budaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarbudaya sangat penting dipahami di tengah lingkungan yang memiliki berbagai suku bangsa yang berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda seperti di Indonesia, terkhusus di lingkungan kampus FISIP USU. Kata Kunci: Dinamika, Komunikasi Antarbudaya, Mahasiswa, FISIP USU PENDAHULUAN Indonesia merupakan sebuah negara yang multikultural. Multikulturalisme adalah gejala pada seseorang atau suatu masyarakat yang ditandai oleh kebiasaan menggunakan lebih dari satu kebudayaan (KBBI online). Multikulturalisme yang dimiliki bangsa Indonesia ini merupakan satu faktor yang tidak dapat dihindari. Keberagaman tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam kegiatan berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Sementara itu banyak penelitian yang menggambarkan dinamika komunikasi antarbudaya dalam beberapa konteks yang berbeda-beda. Seperti halnya bahasa, budaya yang berbeda, gaya hidup yang berbeda, makanan hingga pada hambatan-hambatan yang mereka alami ketika berbeda budaya dengan orang lain di sekitarnya. Hal tersebut pastinya pernah dihadapi oleh hampir semua orang tanpa terkecuali, dan cara menghadapi situasi seperti ini pastinya berbeda pada diri satu individu dengan individu lainnya. Penelitian Iswari dan Pawito (2012), yang berjudul Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa : Studi tentang Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa Etnis Batak dengan Mahasiswa Etnis Jawa di Universitas Sebelas Maret Surakarta menyatakan bahwa Pertama, hambatan-hambatan yang ditemukan dalam proses komunikasi antarbudaya di kalangan mahasiswa etnis Batak dengan etnis Jawa yang ada di Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah stereotipe, keterasingan (strangershood), dan ketidakpastian (uncertainty) 1

2 yang dialami oleh mahasiswa etnis Batak. Kedua, efektivitas komunikasi di antara mahasiswa etnis Batak dan etnis Jawa dapat dicapai dengan mengatasi hambatan dan perbedaan latar belakang budaya yang ada dengan sikap terbuka, empati dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Penelitian Henny, Rochayanti, dan Isbandi (2011) yang berjudul Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Korea Selatan di Yogyakarta menyatakan bahwa Mahasiswa Korea cenderung tertutup terlebih dengan orang asing. Mereka cenderung melindungi diri dari orang asing, pendiam, dan berbicara yang penting-penting saja. Mereka bersedia berkomunikasi dengan orang yang baru jika dikenalkan oleh orang yang sudah dikenal (melalui perantara). Penelitian Lubis (2012) yang berjudul Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa dan Pribumi di Kota Medan menyatakan bahwa masyarakat etnis Tionghoa di kota Medan banyak di antaranya masih menganut kepercayaan Sinkretisme yang telah diwariskan turun temurun. Namun disebabkan perkawinan antara etnis maka terjadinya perpindahan agama, khususnya kepada agama islam bukanlah suatu hal yang mudah bagi etnis Tionghoa.Penemuan data wawancara mendapati bahwa etnis Tionghoa mualaf telah dipinggirkan dari keluarga inti maupun keluarga besar karena dianggap sial dan bahkan ada yang tidak dianggap anak lagi setelah bertukar ke agama Islam dan menikah dengan salah satu etnis pribumi. Sebagai mahasiswa yang berkuliah di kampus FISIP USU, peneliti banyak melihat bagaimana hidup berinteraksi dengan teman yang berbeda budaya. Banyak yang mengalami kesalahpahaman ketika berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Hal tersebut akhirnya membuat peneliti tertarik untuk meneliti Komunikasi antarbudaya dari aspek dinamika dalam kaitannya dengan menjaga harmonisasi. Perumusan Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan tersebut, peneliti merumuskan permasalahan adalah: 1. Bagaimanakah Dinamika Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa FISIP USU dalam Menjaga Harmonisasi? 2. Apa saja hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya yang terjadi di kalangan mahasiswa FISIP USU? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dinamika komunikasi antarbudaya di kalangan mahasiswa FISIP USU. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya yang terjadi di kalangan mahasiswa FISIP USU. 2

3 KAJIAN LITERATUR. Komunikasi Antarbudaya Komunikasi Antarbudaya merupakan bentuk kegiatan yang berkaitan erat dengan bagaimana aktivitas kebudayaan dan komunikasi saling berkaitan. Komunikasi mempengaruhi aktivitas kebudayaan dan aktivitas kebudayaan dapat berjalan dengan baik melalui komunikasi. Komunikasi antarbudaya memiliki beberapa prinsip yang penting untuk dipahami ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Tiga prinsip penting dalam komunikasi antarbudaya yang dikemukakan oleh Sarbaugh (Tubbs dan Moss, 2005:240), yaitu: 1). Sistem sandi bersama, 2). Kepercayaan dan perilaku yang berlainan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi, 3). Tingkat mengetahui dan menerima kepercayaan dan perilaku orang lain. Prinsip komunikasi antarbudaya tersebut menjelaskan apa-apa saja yang menjadi dasar ketika berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya. Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut, akan menjelaskan hal apa saja yang dapat menjadi hambatan ketika berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya dan apa sebabnya. Ketika kita memahami prinsip tersebut, maka kita akan lebih memahami bagaimanakah komunikasi antarbudaya itu dan apa yang dapat dilakukan supaya komunikasi antarbudaya berjalan dengan baik (efektif). Dinamika Komunikasi Antarbudaya Komunikasi yang berlangsung di antara individu yang berbeda latar belakang budaya mengalami banyak hambatan yang disadari atau tidak disadari, sehingga terlihat adanya dinamika antara peserta yang berkomunikasi tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa karakter yang perlu diperhatikan dalam dinamika komunikasi antarbudaya (Lubis, 2012:45-52), yaitu: 1. Komunikasi Bersifat Dinamis Komunikasi bersifat dinamis maksudnya ialah komunikasi merupakan aktivitas orang-orang yang berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi dan mengalami perubahan pola-pola, pesan dan saluran. 2. Komunikasi Bersifat Interaktif Komunikasi tidak hanya melibatkan 2 atau 3 orang, melainkan melibatkan beberapa kelompok, organisasi, publik maupun massa. 3. Komunikasi Bersifat Irreversibel Komunikasi bersifat irreversibel maksudnya pesan tidak dapat ditarik kembali setelah disampaikan. Sekali penerima telah dipengaruhi oleh pesan pertama, pengaruh dari pesan tersebut tidak dapat ditarik kembali meskipun dilakukan koreksi melalui penyampaian pesan yang baru. 4. Komunikasi Selalu Berlangsung dalam Konteks Fisik dan Sosial Faktor lingkungan fisik dianggap mempengaruhi proses komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh konteks sosial menjadi sangat dominan dalam kehidupan paternalistik dan tradisional seperti Jawa dan Asia pada umumnya. Konteks sosial ini agak melemah ketika berada dalam masyarakat egaliter dan demokrasi yang tinggi seperti Amerika Serikat. 3

4 Harmonisasi dalam Komunikasi Antarbudaya Secara sederhana, kata Harmonisasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana tercapai keselarasan dan kedamaian tanpa ada perselisihan dan ketidaksepahaman. Sebuah tatanan masyarakat sangat memerlukan sebuah harmonisasi struktur, baik struktur norma maupun struktur lembaga. Dua hal yang menjadi kata kunci adalah faktor suprastruktur dan infrastruktur. DeVito mengemukakan beberapa faktor yang menjadi penentu efektivitas komunikasi antarpribadi (Liliweri, 2001: ), yakni: 1. Keterbukaan. Secara ringkas, keterbukaan ialah: 1). Sikap seorang komunikator yang membuka semua informasi pribadinya kepada komunikan dan menerima semua informasi yang relevan tentang dan dari komunikan dalam rangka interaksi antarpribadi, 2). Kemauan seseorang sebagai komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang datang dari komunikan, dan 3). Memikirkan dan merasakan bahwa apa yang dinyatakan seorang komunikator merupakan tanggung jawabnya terhadap komunikan dalam suatu situasi tertentu 2. Sikap Empati. Sikap empati ialah kemampuan seorang komunikator untuk menerima dan memahami orang lain seperti ia menerima dirinya sendiri, jadi ia berpikir, berasa, berbuat terhadap orang lain sebagaimana ia berpikir, berasa, dan berbuat terhadap dirinya sendiri. 3. Perasaan Positif. Perasaan positif ialah perasaan seorang komunikator bahwa pribadinya, komunikannya, serta situasi yang melibatkan keduanya sangat mendukung (terbebas dari ancaman, tidak dikritik dan tertantang). 4. Memberikan Dukungan. Memberikan dukungn ialah suatu situasi dan kondisi yang dialami komunikator dan komunikan terbebas dari atmosfir ancaman, tidak dikritik dan ditantang. 5. Memelihara Keseimbangan. Memelihara keseimbangan ialah suatu suasana yang adil antara komunikator dengan komunikan dalam hal kesempatan yang sama untuk berpikir, berasa, dan bertindak. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian dimana, teori atau paradigma teori digunakan untuk menuntun peneliti mulai dari menemukan masalah penelitian sampai pada menemukan alat-alat analisis data. Sedangkan, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik alamiah maupun buatan manusia. Fenomena ini bisa berupa bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya (Sukmadinata, 2006 : 72). Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif, bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan fakta yang didapat di lapangan. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, maupun variabel tersebut (Bungin, 2011 : 4

5 25, 44). Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof. A. Sofyan No.1, Padang Bulan, Medan. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara yang masih aktif menjalani masa perkuliahan (angkatan ) berjumlah 2333 orang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Bungin, 2001:105), hal ini dikarenakan populasi penelitian ini berjumlah besar. Jadi, sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 96 orang, untuk menentukannya digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi dalam penelitian ini menunjukkan sifat berstrata, dalam penelitian ini yaitu adanya 8 jurusan yang ada di FISIP USU yang menjadi objek penelitian. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari: a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket (kuesioner), yaitu suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Sumber: Depdikbud). b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan mencari sumber referensi dari literatur maupun bacaan yang diperoleh melalui buku-buku maupun bacaan secara online. Teknik Analisis Data Untuk memudahkan penelitian, seluruh data yang diperoleh akan dianalisis dalam analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang. Analisis tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008:273). Sedangkan analisis tabel silang merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel. Dengan menggunakan analisis tabel tunggal, maka penelitian ini akan menggambarkan data yang diperoleh diuraikan apa adanya secara deskriptif. Pada penelitian ini, analisis tabel silang digunakan untuk memperkuat hasil penelitian nantinya. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian di lapangan, peneliti telah merangkum jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang. Oleh karena itu, didapatlah beberapa pembahasan mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya di kalangan mahasiswa FISIP USU dalam menjaga harmonisasi sebagai berikut. 5

6 Teori Komunikasi antarbudaya dikaitkan dengan pengertiannya menunjukkan bahwa di lingkungan FISIP USU telah berlangsung komunikasi antarbudaya diantara para mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunikasi yang berlangsung di antara para mahasiswa yang datang dari latarbelakang budaya yang berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sarbaugh (Tubss dan Moss, 2005:240), bahwa ada tiga prinsip penting dalam komuniksi antarbudaya, yaitu: 1). Sistem sandi bersama, 2). Kepercayaan dan perilaku yang berlainan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi, dan 3). Tingkat mengetahui dan menerima kepercayaan dan perilaku orang lain. Ketiga prisip ini ketika dikaitkan dengan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sistem sandi bersama telah tercapai di kalangan mahasiswa FISIP USU yang berbeda-beda budaya, meskipun dalam sistem sandi bersama dikatakan bahwa semakin sedikit persamaan sandi yang terbentuk, maka semakin sedikit komunikasi yang terjalin. Di lingkungan FISIP USU sendiri terdapat banyak suku bangsa dengan bahasa dan kebudayaan yang berbeda. Agar dapat tetap saling berkomunikasi, para mahasiswa menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa Indonesia dan tidak menggunakan bahasa daerah ketika berkomunikasi dengan teman yang berbeda budaya sehingga mengurangi ketidakpastian. Meskipun ketika berkomunikasi, budaya di antara para mahasiswa berbeda serta kepercayaan dan perilaku mereka berlainan sehingga menimbulkan asumsi yang berbeda ketika memberikan respon, tidak membuat komunikasi yang terjalin diantara mereka langsung terhambat. Keterbukaan sikap yang mereka tunjukkan dapat menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi. Keterbukaan sikap para mahasiswa juga membuat efektifitas komunikasi tetap terjaga. Selain itu, meskipun dikatakan bahwa cara kita menilai budaya lain berdasarkan nilai-nilai budaya yang kita miliki akan menghambat efektivitas komunikasi, hal itu tidak terjadi di FISIP USU. Hal ini dikarenakan mahasiswa FISIP USU memandang mahasiswa lain lebih kepada sikap individunya masing-masing bukan melihat latarbelakang budayanya. Ketiga prinsip komunikasi antarbudaya di atas, penting dipahami agar komunikasi yang berlangsung di antara individu yang berbeda budaya dapat berjalan dengan efektif. Lubis (2012) menyatakan ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan dalam rangka mencapai efektivitas komunikasi antarbudaya tersebut, antara lain: 1). Komunikasi bersifat dinamis, 2). Komunikasi bersifat interaktif, 3). Komunikasi bersifat irreversibel, dan 4). Komunikasi berlangsung dalam konteks fisik dan sosial. Karakteristik-karakteristik ini, ketika dikaitkan dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa para mahasiswa berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Tidak mungkin mereka tidak menjalin komunikasi satu dengan yang lain. Untuk itu, mereka lebih menyesuaikan pola-pola pesan dan salurannya agar dapat tetap berkomunikasi, seperti lebih membuka diri kepada mahasiswa lain dan tidak memandang budayanya yang paling baik dibandingkan budaya orang lain. Mahasiswa, ketika berkomunikasi satu dengan yang lain lebih banyak berkomunikasi dalam jumlah yang kecil yaitu sekitar 3-5 orang. Meskipun demikian, ada juga responden yang berkomunikasi dalam kelompok yang lebih besar maupun lebih kecil. Ketika seorang mahasiswa berkomunikasi dengan 6

7 mahasiswa lainnya, tidak mungkin tidak pernah terjadi kesalahan baik dalam pengucapan maupun dalam sikap sehingga ia akan meralat perkataan maupun sikapnya tersebut agar terlihat lebih baik. Namun, apa yang pertama kali diucapkan dan sikap yang pertama kali ditunjukkanlah yang lebih melekat pada komunikan. Hal inilah yang sering menimbulkan kesalahpahaman ketika mahasiswa berkomunikasi dengan mahasiswa lain sehingga dapat menimbulkan suasana yang canggung Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa lebih banyak berkomunikasi di lingkungan kampus seperti ruang kuliah, taman kampus, kantin dan lingkungan kampus lainnya. Namun, tempat yang paling sering mereka gunakan untuk berkomunikasi adalah ruangan kuliah. Hal ini disebabkan karena di ruangan kuliahlah mereka paling sering bertemu. Jadi, dapat dikatakan bahwa mahasiswa berkomunikasi sesuai dengan lingkungan sosialnya. Komunikasi antarbudaya sangat erat kaitannya dengan komunikasi antarpribadi. Ketika seorang individu melakukan komunikasi antarbudaya, maka dia juga telah melakukan komunikasi antarpribadi. Oleh karena itu, faktor penentu efektivitas komunikasi antarbudaya sama dengan faktor penentu efektivitas komunikasi antarpribadi. Menurut DeVito (1978), faktor-faktor yang menjadi penentu efektivitas komunikasi antarpribadi dalam kaitannya menjaga harmonisasi, yaitu: 1). Keterbukaan, 2). Sikap empati, 3). Perasaan positif, 4). Memberikan dukungan, dan 5). Menjaga keseimbangan. Keterkaitan antara faktor-faktor tersebut dengan hasil penelitian ditunjukkan sebagai berikut. Mahasiswa sudah bersikap terbuka akan informasi yang dibagikan maupun yang diterima, bereaksi jujur terhadap informasi yang disampaikan komunikan, dan memikirkn bahwa apa yang dinyatakannya merupakan tanggungjawabnya kepada komunikan pada situasi tertentu, sehingga komunikasi yang terjalin sudah cukup efektif dan tingkat ketidakpastian pun sudah berkurang. Mahasiswa juga sudah mampu menerima dan memahami orang lain seperti menerima dirinya sendiri. Mahasiswa sudah mampu untuk bersikap terbuka, sehingga tidak sulit bagi mereka menumbuhkan sikap empati terhadap mahasiswa lain yang berbeda budaya dengannya. Hal ini dikarenakan ia lebih mampu memahami komunikan. Perasaan positif terbukti mampu mempengaruhi keadaan yang harmonis dalam penelitian ini. Ketika seorang mahasiswa merasa situasi yang melibatkan dirinya dan temannya yang berbeda budaya sangat mendukung dimana tidak ada perasaan terancam, tidak dikritik dan tertantang, maka akan semakin mudah baginya untuk berkomunikasi dengan temannya tersebut. Situasi terbebas dari ancaman, tidak dikritik ataupun ditantang ini telah dicapai oleh para mahasiswa sehingga komunikasi yang berlangsung dapat berjalan dengan baik. Selain itu, ketika kesempatan dalam berpikir, berasa, dan bertindak seimbang, maka komunikasi dapat berjalan dengan adil sehingga meminimalisir kemungkinan untuk kesan negatif komunikator terhadap komunikan sehinga suasananya dapat harmonis. Hal ini telah terlihat dari jawaban responden yang menyatakan bahwa kesempatan mereka dalam berpikir, berasa, dan bertindak sudah cukup seimbang. Dari penelitian yang dilakukan peneliti untuk melihat hubungan antara tingkat keterbukaan terhadap kepahaman akan informasi yang disampaikan, dilihat adanya hubungan yang cukup signifikan. Dimana peneliti mendapati 7

8 bahwa tingkat keterbukaan seorang mahasiswa ketika berkomunikasi dengan mahasiswa lain yang berbeda budaya sangat mempengaruhi tingkat kepahaman akan informasi yang disampaikan. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan penggunaan bahasa daerah terhadap tingkat kesalahpahaman, terlihat juga memiliki keterkaitan. Dimana dapat dilihat ketika mahasiswa sebagai komunikator jarang menggunakan bahasa daerahnya dalam berkomunikasi dengan mahasiswa lain, maka akan jarang terjadi kesalahpahaman. Jadi, semakin sedikit mahasiswa menggunakan bahasa daerah maka akan semakin kecil kemungkinannya terjadi kesalahpahaman. Dari uraian yang telah dijelaskan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dinamika komunikasi antarbudaya yang terlihat di kalangan mahasiswa FISIP USU sudah berjalan cukup baik (harmonis). Hal ini dapat dilihat dari kecilnya tingkat kesalahpahaman yang terjadi ketika berkomunikasi dengan mahasiswa yang berbeda budaya, selain itu para mahasiswa juga sudah berbaur dengan mahasiswa yang berbeda budaya dengannya serta menjalin hubungan yang harmonis. PENUTUP Dari hasil penelitian yang telah peneliti dapatkan, peneliti menyimpulkan bahwa: 1. Komunikasi antarbudaya sangat penting dipahami di tengah lingkungan yang memiliki berbagai suku bangsa yang berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda seperti di Indonesia, terkhusus di lingkungan kampus FISIP USU. 2. Komunikasi antarbudaya yang terjalin di lingkungan FISIP USU sudah cukup harmonis 3. Sudah jarang terjadi kesalahpahaman yang dapat menghambat proses komunikasi di antara mahasiswa yang berbeda 4. Ketika mahasiswa mampu untuk bersikap terbuka dan jujur ketika berkomunikasi dengan mahasiswa lain yang berbeda budaya, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk mencapai hubungan yang lebih baik Adapun saran-saran yang ingin peneliti sampaikan, adalah: 1. Agar para mahasiswa diajarkan lebih dalam mengenai komunikasi antarbudaya karena hal tersebut sangat penting dipahami mahasiswa agar mereka mengerti bagaimana cara untuk berinteraksi dengan teman-temannya dari suku bangsa yang berbeda dengan dirinya. 2. Akan lebih baik jika ada sebuah wadah kelompok bagi mahasiswa di kampus yang mengkhususkan tujuannya untuk belajar dan bertukar kebudayaan dengan teman dari suku bangsa yang berbeda-beda. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Premada Media Group Henny, Zuraida dkk Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Korea Selatan di Yogyakarta. Medan: USU Press. 8

9 Indria, Riska Efektifitas Komunikasi Antarbudaya di Pasar Tradisional (Studi Kasus Efektifitas Komunikasi Antarbudaya Antar Penjual Dan Pembeli Di Pasar Tradisional Petisah Medan). Medan: USU Press. Iswari, Andriana Noro dan Pawito Komunikasi Antar Budaya di Kalangan Mahasiswa ( Studi tentang Komunikasi Antar Budaya di Kalangan Mahasiswa Etnis Batak dengan Mahasiswa etnis Jawa di Universitas Sebelas Maret Surakarta ). Medan: USU Press. Liliweri, Alo Gatra Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lubis, Lusiana Andriani Pemahaman Praktis Komunikasi Antarbudaya. Medan: USU Press Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa dan Pribumi di Kota Medan. Medan: USU Press. Lubis. Lusiana Andriani dan Pinem, Emma Violita Culture Shock pada Mahasiswa Asal Malaysia di Medan. Medan: USU Press. Singarimbun, Masri Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3PS. Sukmadinata, Nana Syacdih Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss Human Communicatian: Konteks Konteks Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sumber Lain : KBBI Online. Pengertian Multikulturalisme. Diakses pada tanggal 17 Januari 2014, pukul WIB. Depdikbud. Pengertian Angket. Diakses pada tanggal 2 Februari 2014, pukul WIB. 9

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi korelasional tentang Pengaruh Eksternal Public Relations dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di Kalangan Nasabah Bank Sumut Cabang Marendal Kota Medan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS

PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Kuantitatif antara Siswa Pribumi dan Siswa Tionghoa/Cina di SMA Sw. Harapan Mandiri Medan) Luktri Arsheila ABSTRAK Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 13 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dwi Nurani Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri.

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri. BLOG DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 203 FISIP Universitas Sumatera Utara)

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN INTERAKSI ANTAR ETNIS SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Sarjana PRIMADONA AGUSTIA

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN INTERAKSI ANTAR ETNIS SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Sarjana PRIMADONA AGUSTIA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN INTERAKSI ANTAR ETNIS (Studi korelasional mengenai pengaruh komunikasi antarbudaya dalam menciptakan interaksi antar etnis di kalangan mahasiswa asing Universitas Sumatera Utara)

Lebih terperinci

Opini Mahasiswa Mengenai Eskploitasi Masyarakat Kecil PadaTayangan Reality Show

Opini Mahasiswa Mengenai Eskploitasi Masyarakat Kecil PadaTayangan Reality Show PROPOSAL PENELITIAN Opini Mahasiswa Mengenai Eskploitasi Masyarakat Kecil PadaTayangan Reality Show (Studi Deskriptif Opini Mahasiswa FISIP USU Mengenai Eksploitasi Masyarakat Kecil Pada Tayangan Reality

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat satu dan dua maka Negara Indonesia menjamin kebebasan berserikat dan berkeyakinan. Bahwa agama Katolik adalah salah

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio)

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS SKRIPSI. Disusun Oleh : LUKTRI ARSHEILA

PENGARUH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS SKRIPSI. Disusun Oleh : LUKTRI ARSHEILA PENGARUH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS SKRIPSI Disusun Oleh : LUKTRI ARSHEILA 110922018 DEPARTEMEN EKSTENSI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. organisasi pramuka di lingkungan SMP Kartika II-2 dalam menumbuhkan sikap

III. METODE PENELITIAN. organisasi pramuka di lingkungan SMP Kartika II-2 dalam menumbuhkan sikap 45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini beranjak untuk mengetahui seberapa besar peranan komunikasi organisasi pramuka di lingkungan SMP Kartika II-2 dalam menumbuhkan sikap kemandirian

Lebih terperinci

PEMBERITAAN KECELAKAAN PESAWAT TERBANG KOMERSIL INDONESIA DI TELEVISI DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT

PEMBERITAAN KECELAKAAN PESAWAT TERBANG KOMERSIL INDONESIA DI TELEVISI DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT PEMBERITAAN KECELAKAAN PESAWAT TERBANG KOMERSIL INDONESIA DI TELEVISI DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT (Studi Korelasional di Perumahan Johor Indah Permai 1 Kota Medan) SITI ARDIYANTI 080904119 ABSTRAK Skripsi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik, BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

TELEVISI DAN BUDAYA POPULER. Disusun Oleh: YULIYATI JAMILAH

TELEVISI DAN BUDAYA POPULER. Disusun Oleh: YULIYATI JAMILAH TELEVISI DAN BUDAYA POPULER (Studi Korelasional Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Asia (Korea) di Indosiar terhadap Perilaku Budaya Populer di Kalangan Siswa/i SMAN 1 Medan) Disusun Oleh: YULIYATI JAMILAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di di Universitas Dharmawangsa, Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di di Universitas Dharmawangsa, Jl. 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian lapangan dilaksanakan selama dua bulan yaitu Februari sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilaksanakan di di Universitas Dharmawangsa,

Lebih terperinci

PEMBERITAAN PANSUS CENTURY DAN SIKAPMAHASISWA. (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

PEMBERITAAN PANSUS CENTURY DAN SIKAPMAHASISWA. (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU) PEMBERITAAN PANSUS CENTURY DAN SIKAPMAHASISWA (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU) Skripsi Diajukan guna memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu hanya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa 1. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ketika seseorang atau sekelompok orang dihadapkan pada suatu lingkungan sosial budaya yang berbeda akibat adanya suatu perpindahan, tentunya ada keinginan untuk dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010-2013)

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP NILAI BUDAYA PADA IKLAN FASTFOOD

PERSEPSI SISWA TERHADAP NILAI BUDAYA PADA IKLAN FASTFOOD PERSEPSI SISWA TERHADAP NILAI BUDAYA PADA IKLAN FASTFOOD (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Siswa SMP Negeri 7 Medan Terhadap Nilai Budaya Yang Terkandung Dalam Iklan Produk KFC Pokkits) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan produk dari sebuah budaya, yang tidak pernah lepas dari aktivitas komunikasi. Melalui interaksi secara terus menerus seorang manusia juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian Efektivitas BNI Forum Sebagai Media Internal dalam Penyampaian Informasi kepada Karyawan di PT BNI Pesero Tbk, penulis menggunakan tipe

Lebih terperinci

PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP

PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP (Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ACCOUNT SEBAGAI SARANA INFORMASI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Account

PEMANFAATAN ACCOUNT SEBAGAI SARANA INFORMASI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Account PEMANFAATAN ACCOUNT TWITTER @anak_usu SEBAGAI SARANA INFORMASI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Account Twitter @anak_usu Sebagai Sarana Informasi Pendidikan, Event/kegiatan dan perkembangan kampus

Lebih terperinci

TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN

TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hiburan di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga sebagai alat mobilitas vertikal ke atas dalam golongan sosial. Konsep mengenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi bahwasanya komunikasi berhubungan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2002:1) menyatakan bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian diperlukan

Lebih terperinci

PROGRAM INDONESIA MENCARI BAKAT 2 DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI

PROGRAM INDONESIA MENCARI BAKAT 2 DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI PROGRAM INDONESIA MENCARI BAKAT 2 DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV terhadap Motivasi Pengembangan Diri Siswa SMP St. Thomas

Lebih terperinci

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKAS INTERPERSONAL (Kasus penggunaan Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

PROGRAM ASAL USUL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI AKAN MITOS. (Studi Korelasional Tentang Program Asal Usul di Trans7 Terhadap

PROGRAM ASAL USUL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI AKAN MITOS. (Studi Korelasional Tentang Program Asal Usul di Trans7 Terhadap PROGRAM ASAL USUL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI AKAN MITOS (Studi Korelasional Tentang Program Asal Usul di Trans7 Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Akan Mitos di Kalangan Masyarakat Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah pendekatan peneltiian kualitatif yang menurut Creswell (Haris, 2010) adalah proses

Lebih terperinci

FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM INSTANT MESSAGING

FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM INSTANT MESSAGING FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM INSTANT MESSAGING (Studi Deskriptif Fungsi Komunikasi Nonverbal Emoticon dalam Instant Messaging pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi USU) ARTHA ARIHTA SINURAYA 100904044

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU) Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya 48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat unik dengan berbagai keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun memiliki

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PADA PERNIKAHAN CAMPURAN

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PADA PERNIKAHAN CAMPURAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PADA PERNIKAHAN CAMPURAN (Studi Kasus Tentang Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pada Pernikahan Campuran Suku Batak Toba-Tionghoa di kota Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia hidup memerlukan bantuan dari orang lain. Untuk itu ia melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi

Lebih terperinci

Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG

Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG (Studi Korelasional Terhadap Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG kepada Ibu-ibu Rumah Tangga dalam Rangka Mengubah

Lebih terperinci

TAYANGAN BANG ONE SHOW DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA. (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bang One Show di TVOne

TAYANGAN BANG ONE SHOW DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA. (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bang One Show di TVOne TAYANGAN BANG ONE SHOW DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bang One Show di TVOne Dalam Meningkatkan Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Hukum USU) Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Proposal Penelitian PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) Satu untuk Sepuluh Terhadap Citra

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA system keyakinan, nilai dan sikap, terhadap pandangan mengenai dunia dan terhadap organisasi social diantara pelaku-pelaku dari budaya yang berbeda. Seperti hambatan yang timbul oleh rangsangan dari luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 3 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Konsep Dasar Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Pokok bahasan konsep dasar

Lebih terperinci

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya lewat belajar. Apa yang dipelajari pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey yang

BAB II METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey yang BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat kuantitatif digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat

Lebih terperinci

Daniel Karo Sekali ABSTRAK

Daniel Karo Sekali ABSTRAK PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MINAT BEROLAHRAGA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Minat Berolahraga Pada Anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, sensitivitas terhadap perbedaan budaya dan perubahan demografis, memberi implikasi pada semakin pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pola Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yaitu kegiatan penelitian itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam kurun waktu tertentu.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 45 III. METODE PENELITIAN Sebuah penelitian membutuhkan langkah-langkah yang teratur dengan urutan kerja yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Selain itu, untuk mendukung jalannya sebuah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau

Lebih terperinci

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT HEMAT LISTRIK P.T PLN DAN SIKAP MASYARAKAT (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru)

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT HEMAT LISTRIK P.T PLN DAN SIKAP MASYARAKAT (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru) IKLAN LAYANAN MASYARAKAT HEMAT LISTRIK P.T PLN DAN SIKAP MASYARAKAT (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah

I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan lingkungan sosial merupakan bagian yang memberikan pengaruh pada tugas perkembangannya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori Penelitian dilakukan dengan landasan teori yang berperan sebagai dasar pemikiran untuk mendukung suatu permasalahan dengan jelas dan sistematis. Landasan teori

Lebih terperinci

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Korelasional Mengenai Komunikasi Formal Dan Pengambilan Keputusan Kerja Karyawan Di KPU Kota Pematang Siantar) Suranta Sembiring Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang ada membuat banyak perusahaan asing hadir di Indonesia. Berbagai perusahaan yang bergerak di bidang seperti telekomunikasi, transportasi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. analisis daya yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Dengan

METODE PENELITIAN. analisis daya yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis daya yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dibuktikan melalui semboyan lambang Negara Republik

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam pembahasan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama

Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama KESADARAN DIRI MAHASISWA ETNIK SANGIHE DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN MAHASISWA ETNIK LAINNYA DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, adat-istiadat, golongan, kelompok dan agama, dan strata sosial. Kondisi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK. Tina Margareth Hutabarat

PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK. Tina Margareth Hutabarat PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian adalah Deskriptif. Deskriptif adalah deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

Lebih terperinci

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor)

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) Oleh: Rianti TM Marbun A14204006 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci