DIE PRÜFUNGEN DES GOETHE-INSTITUTS UJIAN-UJIAN GOETHE- INSTITUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIE PRÜFUNGEN DES GOETHE-INSTITUTS UJIAN-UJIAN GOETHE- INSTITUT"

Transkripsi

1 DIE PRÜFUNGEN DES GOETHE-INSTITUTS UJIAN-UJIAN GOETHE- INSTITUT PRÜFUNGSORDNUNG PERATURAN UJIAN Stand: 1. April 2016 Tanggal Pembaharuan: 1 April 2016 Zertifiziert durch Disertifikasi oleh

2 Prüfungsordnung peraturan ujian 2 / 13 Prüfungsordnung des Goethe-Instituts e.v. Stand: 1. April 2016 Peraturan Ujian Goethe-Institut Tanggal Pembaharuan: 1 April 2016 Die Prüfungen des Goethe-Instituts sind zum Nachweis von Sprachkenntnissen in Deutsch als Fremdsprache und Deutsch als Zweitsprache konzipiert und werden an den in 2 dieser Prüfungsordnung genannten Prüfungszentren weltweit nach einheitlichen Bestimmungen durchgeführt und bewertet. Ujian-ujian Goethe-Institut ditujukan untuk membuktikan kemampuan bahasa Jerman sebagai bahasa asing dan bahasa asing kedua. Ujian-ujian dimaksud dan proses penilaiannya dilaksanakan di Lembaga-Lembaga Penyelenggara Ujian di seluruh dunia berdasarkan syarat dan ketentuan terstandar yang berlaku, sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 Peraturan ini. 1 Grundlagen der Prüfung Diese Prüfungsordnung ist für alle unter 3 genannten Prüfungen des Goethe-Instituts gültig. Es gilt die jeweils aktuelle Fassung. Pasal 1 Dasar Pemikiran Ujian Peraturan Ujian ini berlaku untuk seluruh ujian Goethe- Institut sebagaimana tercantum dalam pasal 3. Peraturan yang berlaku adalah peraturan dengan rumusan terbaru. Das Goethe-Institut publiziert zu jeder Prüfung einen Modellsatz sowie einen oder mehrere Übungssätze, die für alle Prüfungsinteressierten im Internet einsehbar und zugänglich sind. Gültig ist jeweils die zuletzt veröffentlichte Fassung. In diesen Modell- bzw. Übungssätzen zu den einzelnen Prüfungen sind Aufbau, Inhalt und Bewertung verbindlich beschrieben. Goethe-Institut mempublikasikan untuk setiap ujian satu set model soal ujian juga satu atau beberapa set soal latihan, yang dapat diakses oleh semua calon peserta ujian di internet. Baik model maupun contoh soal yang berlaku adalah versi terbaru yang terakhir dipublikasikan. Struktur, isi dan sistem penilaian dalam model soal dan contoh-contoh soal bersifat baku dan mengikat. Einzelheiten zu den Prüfungen sind den jeweiligen, in ihrer aktuellen Fassung im Internet veröffentlichten Durchführungsbestimmungen zu entnehmen. Diese Bestimmungen sind rechtsverbindlich. Hal-hal khusus dalam masing-masing ujian dapat dibaca di dalam Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan Ujian. Ketentuanketentuan di dalamnya memiliki dasar hukum yang mengikat. 2 Prüfungszentren des Goethe-Instituts Die Prüfungen des Goethe-Instituts werden durchgeführt von: Pasal 2 Lembaga Penyelenggara Ujian Goethe-Institut Ujian-ujian Goethe-Institut diselenggarakan oleh: Goethe-Instituten in Deutschland und im Ausland, Goethe-Zentren im Ausland, sowie den Prüfungskooperationspartnern des Goethe-Instituts in Deutschland und im Ausland. Goethe-Institut di Jerman dan di luar negeri, Goethe-Zentrum di luar negeri demikian juga lembaga-lembaga mitra Goethe-Institut di Jerman dan luar negeri

3 Prüfungsordnung peraturan ujian 3 / 13 3 Teilnahmevoraussetzungen 3.1 Die Prüfungen des Goethe-Instituts stehen allen Prüfungsinteressierten mit Ausnahme von 3.2 zur Verfügung und können unabhängig vom Erreichen eines Mindestalters und unabhängig vom Besitz der deutschen Staatsangehörigkeit abgelegt werden. Es werden bezüglich des Alters der Prüfungsteilnehmenden folgende Empfehlungen gegeben: Pasal 3 Persyaratan Keikutsertaan Ayat 1 Ujian-ujian Goethe-Institut dapat diikuti oleh seluruh peminat kecuali mereka yang dimaksud dalam Pasal 3 ayat 2 dan tidak terikat pada usia minimal dan kepemilikan kewarganegaraan Jerman. Berkaitan dengan usia peserta ujian berlaku rekomendasi seperti di bawah ini: Prüfungen für Jugendliche (ab 10 Jahren): GOETHE-ZERTIFIKAT A1: FIT IN DEUTSCH 1 GOETHE-ZERTIFIKAT A2: FIT IN DEUTSCH 2 Ujian-ujian bagi remaja (mulai usia 10 tahun) GOETHE-ZERTIFIKAT A1: FIT IN DEUTSCH 1 GOETHE-ZERTIFIKAT A2: FIT IN DEUTSCH 2 Prüfung für Jugendliche (ab 12 Jahren): GOETHE-ZERTIFIKAT A2: FIT IN DEUTSCH GOETHE-ZERTIFIKAT B1 Ujian-ujian bagi remaja (mulai usia 12 tahun) GOETHE-ZERTIFIKAT A2: FIT IN DEUTSCH GOETHE-ZERTIFIKAT B1 Prüfungen für Erwachsene (ab 16 Jahren): GOETHE-ZERTIFIKAT A1: START DEUTSCH 1 GOETHE-ZERTIFIKAT A2: START DEUTSCH 2 GOETHE-ZERTIFIKAT A2 GOETHE-ZERTIFIKAT B1 GOETHE-ZERTIFIKAT B2 GOETHE-ZERTIFIKAT C1 Ujian-ujian bagi dewasa (mulai usia 16 tahun) GOETHE-ZERTIFIKAT A1: START DEUTSCH 1 GOETHE-ZERTIFIKAT A2: START DEUTSCH 2 GOETHE-ZERTIFIKAT A2 GOETHE-ZERTIFIKAT B1 GOETHE-ZERTIFIKAT B2 GOETHE-ZERTIFIKAT C1 Prüfungen für Erwachsene (ab 18 Jahren): GOETHE-ZERTIFIKAT C2: GROSSES DEUTSCHES SPRACHDIPLOM Ujian-ujian bagi dewasa (mulai usia 18 tahun): GOETHE-ZERTIFIKAT C2:GROSSES DEUTSCHES SPRACHDIPLOM Für Prüfungsteilnehmende, die vor Erreichen des empfohlenen Alters oder erheblich abweichend vom empfohlenen Alter die Prüfung ablegen, ist ein Einspruch gegen das Prüfungsergebnis aus Altersgründen z. B. wegen nicht altersgerechter Themen der Prüfung o. Ä. ausgeschlossen. Die Prüfungsteilnahme ist weder an den Besuch eines bestimmten Sprachkurses noch an den Erwerb eines Zertifikats auf einer darunterliegenden Stufe gebunden. Peserta ujian yang masih berusia diluar rekomendasi atau dengan sengaja mengabaikan rekomendasi usia tidak dapat mengajukan keberatan atas tema-tema yang tidak sesuai dengan kelompok usia tertentu yang muncul dalam ujian. Keikutsertaan ujian terlepas dari keikutsertaan pada suatu kursus bahasa atau pun pada kepemilikan salah satu sertifikat bahasa pada tingkat di bawahnya.

4 Prüfungsordnung peraturan ujian 4 / 13 Module, die einzeln oder in Kombination abgelegt werden können, werden im Folgenden ebenso Prüfung bzw. Prüfungsteile genannt. Details hierzu finden sich in den jeweiligen Durchführungsbestimmungen. Modul-modul ujian yang diiikuti baik secara terpisah maupun tergabung akan diberitahukan kemudian. Keterangan lebih lanjut dapat di baca di dalam Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan Ujian. 3.2 Personen, die nachweislich Zeugnisse des Goethe- Instituts gefälscht haben, sind für die Dauer von einem (1) Jahr ab Kenntniserlangung des Goethe-Instituts von der Fälschung von der Prüfungsteilnahme ausgeschlossen. Diese Sperrfrist von einem (1) Jahr gilt weltweit für die Prüfungsteilnahme sowohl an Goethe-Instituten als auch bei Prüfungskooperationspartnern des Goethe-Instituts. Ayat 2 Barang siapa terbukti memalsukan sertifikat Goethe-Institut dikenakan sanksi pelarangan mengikuti ujian Goethe-Institut dalam kurun waktu satu tahun, terhitung sejak perkara pemalsuan ini diketahui oleh Goethe-Institut. Pelarangan ini berlaku di seluruh Goethe-Institut dan Lembaga Penyelenggara Ujian mitra Gothe-Institut di seluruh dunia. 4 Anmeldung Vor Anmeldung zur Prüfung erhalten die Prüfungsinteressierten ausreichend Möglichkeiten, sich am Prüfungszentrum oder via Internet über die Prüfungsanforderungen, die Prüfungsordnung und Durchführungsbestimmungen und über die anschließende Mitteilung der Prüfungsergebnisse zu informieren. Pasal 4 Pendaftaran Sebelum mendaftar, calon peserta kursus memiliki banyak kemungkinan untuk mengakses informasi mengenai persyaratan ujian, Peraturan Ujian, Syarat dan Ketentuan Ujian dan juga cara mengetahui hasil ujian, baik secara langsung dari Lembaga Penyelenggara Ujian, maupun melalui internet. Die Anmeldeformulare erhalten die Prüfungsinteressierten beim örtlichen Prüfungszentrum oder via Internet. Ferner kann die Anmeldung online unter erfolgen bzw. gegebenenfalls über die Website des jeweiligen Prüfungszentrums. Berücksichtigt werden nur die Anmeldungen, die form- und fristgerecht beim jeweils zuständigen Prüfungszentrum eingehen. Mit der Anmeldung bestätigen die Prüfungsteilnehmenden (bei Minderjährigen die Erziehungsberechtigten), dass sie die geltende Prüfungsordnung und die Durchführungsbestimmungen der jeweiligen Prüfung zur Kenntnis genommen haben und anerkennen. Prüfungsordnung und Durchführungsbestimmungen sind in ihrer jeweils aktuellen Fassung im Internet zugänglich. Calon peserta ujian dapat memperoleh formulir pendaftaran baik secara langsung dari Lembaga Penyelenggara Ujian maupun dari laman internet lembaga tersebut. Selain itu pendaftaran ujian juga bisa dilakukan secara online melalui laman atau laman resmi masing-masing Lembaga Penyelenggara Ujian. Pendaftaran yang diakui adalah pendaftaran yang sesuai dengan aturan dan jadwal yang telah ditentukan oleh Lembaga Penyelenggara Ujian. Dengan mendaftar berarti peserta ujian (Peserta di bawah umur melalui walinya) telah membaca dan menerima Peraturan Ujian dan Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan Ujian. Peraturan demikian juga Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan Ujian dengan rumusan yang telah dimutakhirkan dapat diperoleh melalui internet. Für Prüfungsteilnehmende mit spezifischem Bedarf sind Sonderregelungen möglich, sofern der spezifische Bedarf bereits bei der Anmeldung durch einen geeigneten Nachweis belegt wird. Siehe hierzu die Ergänzungen zu den Durchführungsbestimmungen: Prüfungsteilnehmende mit spezifischem Bedarf (Personen mit Körperbehinderung). Bagi peserta ujian berkebutuhan khusus dapat berlaku Syarat dan Ketentuan khusus, apabila kebutuhan khusus dimaksud dapat dibuktikan. Perhatikan Aturan Tambahan dalam Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan Ujian: Peserta Ujian berkebutuhan khusus (penderita cacat fisik).

5 Prüfungsordnung peraturan ujian 5 / 13 5 Termine Das Prüfungszentrum bestimmt Ort und Zeit der Anmeldung und der Prüfung. Bei nicht modular ablegbaren Prüfungen werden mündlicher und schriftlicher Prüfungsteil in der Regel innerhalb eines Zeitraums von 14 Tagen durchgeführt. Pasal 5 Jadwal Lembaga Penyelenggara Ujian menentukan waktu dan tempat pendaftaran ujian. Ujian tertulis dan lisan untuk ujian non modul, pada prinsipnya dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 14 hari. 6 Entscheidung über die Teilnahme 6.1 Über die Teilnahme und ihre Modalitäten entscheidet das Prüfungszentrum. Die Entscheidung über die Teilnahme wird den Prüfungsinteressierten unter Angabe des Prüfungstages und Prüfungsortes mitgeteilt. Anmeldungen können nur berücksichtigt werden, sofern ausreichend Plätze vorhanden sind. Dafür ist in der Regel die zeitliche Reihenfolge der Anmeldung ausschlaggebend. Ein Anspruch auf Teilnahme an der Prüfung entsteht erst mit Erhalt der schriftlichen Zusage. Nicht zugelassene Prüfungsinteressierte werden unverzüglich über die Entscheidung unter Angabe der Ablehnungsgründe schriftlich unterrichtet. Pasal 6 Kepastian Keikutsertaan dalam Ujian Ayat 1 Lembaga Penyelenggara Ujian menentukan persyaratan keikutsertaan dan ketentuan lainnya. Lembaga Penyelenggara Ujian akan memberitahu peserta ujian waktu dan tempat pelaksanaan ujian. Pendaftaran hanya dapat diterima, apabila masih tersedia tempat. Oleh sebab itu sangat perlu memperhatikan jadwal waktu-waktu pelaksanaan ujian yang telah ditentukan. Keikutsertaan ujian dinyatakan pasti apabila peserta mendapatkan konfirmasi tertulis. Peserta yang tidak dapat mengikuti ujian akan secepatnya diberi kabar dengan menyebutkan alasan penolakan. 6.2 Zugelassene Prüfungsteilnehmende sind berechtigt, alle Prüfungsteile abzulegen. Ayat 2 Peserta ujian yang telah memiliki kepastian keikutsertaan berhak mengikuti seluruh bagian ujian. 7 Prüfungsgebühr und Gebührenerstattung 7.1 Die Gebühr richtet sich nach der jeweils gültigen lokalen Gebührenordnung. An der Prüfung kann nur teilnehmen, wer die Prüfungsgebühr vollständig bei der Anmeldung zur Prüfung entrichtet hat. Pasal 7 Biaya Ujian dan Pengembalian Biaya Ayat 1 Biaya mengacu kepada peratuaran biaya yang berlaku di tempat pelaksanaan ujian. Ujian hanya dapat diikuti oleh peserta yang telah membayar lunas biaya ujian pada saat pendaftaran. 7.2 Gilt eine Prüfung aus Krankheitsgründen als nicht abgelegt (vgl. 13), wird die Prüfungsgebühr für den nächsten Prüfungstermin ggf. unter Einbehaltung einer Verwaltungsgebühr gutgeschrieben. Ayat 2 Apabila ujian tidak dapat diikuti dengan alasan sakit (bandingkan dengan Pasal 13), maka biaya ujian akan dijadikan kupon untuk ujian pada jadwal berikutnya - dalam hal ini kemungkinan dikenakan biaya administrasi. 7.3 Wird einem Einspruch stattgegeben (vgl. 21), so gilt die Prüfung als nicht abgelegt und die Prüfungsgebühr wird vom Prüfungszentrum gutgeschrieben oder erstattet. Ayat 3 Apabila terjadi pembatalan ujian (bandingkan Pasal 21), maka ujian dinyatakan tidak diikuti dan biaya ujian akan dijadikan kupon atau dikembalikan. 7.4 Wird ein/-e Teilnehmende/-r von der Prüfung ausgeschlossen (vgl. 12), wird die Prüfungsgebühr nicht zurückerstattet. Ayat 4 Apabila seorang peserta dikeluarkan dari ujian (bandingkan dengan Pasal 12), maka biaya ujian tidak dapat dikembalikan.

6 Prüfungsordnung peraturan ujian 6 / 13 8 Prüfungsmaterialien Die Prüfungsmaterialien werden ausschließlich in der Prüfung und nur in der Form verwendet, in der sie von der Zentrale des Goethe-Instituts ausgegeben werden. Die Prüfungstexte werden weder in ihrem Wortlaut noch in ihrer Anordnung verändert; ausgenommen von dieser Bestimmung ist die Korrektur technischer Fehler oder Mängel. Pasal 8 Bahan Ujian Bahan-bahan ujian termasuk format yang digunakan secara terbatas dalam ujian hanya bahan ujian yang dikeluarkan oleh Goethe-Institut Pusat. Susunan dan isi naskah soal ujian tidak dapat diubah; pengecualian atas aturan ini terjadi jika diperlukan ralat disebabkan kekeliruan, kekurangan atau kerusakan teknis. 9 Ausschluss der Öffentlichkeit Die Prüfungen sind nicht öffentlich. Pasal 9 Larangan Publikasi Ujian-ujian bersifat tertutup. Ausschließlich Vertreter des Goethe-Instituts sind aus Gründen der Qualitätssicherung (vgl. 27) berechtigt, auch unangemeldet den Prüfungen beizuwohnen. Sie dürfen jedoch nicht in das Prüfungsgeschehen eingreifen. Eine solche Hospitation ist im Protokoll über die Durchführung der Prüfung unter Angabe des Zeitraums zu dokumentieren. Berdasarkan alasan penjaminan mutu, khusus perwakilan Goethe-Institut (bandingkan dengan Pasal 27) berhak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu untuk hadir saat berlangsungnya ujian. Namun yang bersangkutan tidak diperbolehkan terlibat dalam pengujian. Kegiatan ini ini disebut hospitasi yang kemudian harus dicatat di dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian dengan menyebutkan keterangan waktu. 10 Ausweispflicht Das Prüfungszentrum ist verpflichtet, die Identität der Prüfungsteilnehmenden zweifelsfrei festzustellen. Diese weisen sich vor Prüfungsbeginn und gegebenenfalls zu jedem beliebigen Zeitpunkt während des Prüfungsablaufs mit einem offiziellen Bilddokument aus. Das Prüfungszentrum hat das Recht, über die Art des Bilddokuments zu entscheiden und weitere Maßnahmen zur Klärung der Identität durchzuführen. Pasal 10 Kewajiban Memiliki Tanda Pengenal Lembaga Penyelenggara Ujian berkewajiban memastikan keabsahan identitas peserta ujian. Hal ini dibuktikan melalui kepemilikan dokumen tanda pengenal dengan foto yang ditunjukan sebelum atau pada saat ujian berlangsung. Lembaga Penyelenggara Ujian berhak menentukan jenis dokumen tanda pengenal yang menjadai syarat dan pengambilan kebijakan berikutnya terkait kejelasan identitas. 11 Aufsicht Durch mindestens eine qualifizierte Aufsichtsperson wird sichergestellt, dass die Prüfungen ordnungsgemäß durchgeführt werden. Die Prüfungsteilnehmenden dürfen den Prüfungsraum nur einzeln verlassen. Dies wird im Protokoll über die Durchführung der Prüfung unter Angabe des konkreten Zeitraums vermerkt. Teilnehmende, die die Prüfung vorzeitig beenden, dürfen den Prüfungsraum während der Prüfung nicht mehr betreten. Pasal 11 Pengawasan Seorang pengawas yang berkualifikasi akan memastikan bahwa ujian berlangsung sesuai aturan yang berlaku. Para peserta ujian hanya dapat meingggalkan ruang ujian sendiri-sendiri. Hal ini akan dicatat di dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian dengan menyebutkan keterangan waktu yang jelas. Peserta yang selesai mengerjakan ujian sebelum waktu berakhir tidak diperbolehkan kembali memasuki ruang ujian.

7 Prüfungsordnung peraturan ujian 7 / 13 Die Aufsichtsperson gibt während der Prüfung die nötigen organisatorischen Hinweise und stellt sicher, dass die Teilnehmenden selbstständig und nur mit den erlaubten Arbeitsmitteln (vgl. 12) arbeiten. Die Aufsichtsperson ist nur zur Beantwortung von Fragen zur Durchführung der Prüfung befugt. Fragen zu Prüfungsinhalten dürfen von ihm/ihr weder beantwortet noch kommentiert werden. Pada saat ujian, pengawas ujian memberi petunjuk teknis dan memastikan, bahwa para peserta bekerja mandiri dan menggunakan alat bantu yang diizinkan (bandingkan dengan Pasal 12). Pengawas ujian hanya diizinkan menjawab pertanyaan mengenai teknis pelaksanaan ujian. Pengawas ujian dilarang menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai soal ujian ataupun memberi komentar. 12 Ausschluss von der Prüfung Von der Prüfung wird ausgeschlossen, wer in Zusammenhang mit der Prüfung täuscht, unerlaubte Hilfsmittel mitführt, verwendet oder sie anderen gewährt oder sonst durch sein Verhalten den ordnungsgemäßen Ablauf der Prüfung stört. In diesem Fall werden die Prüfungsleistungen nicht bewertet. Als unerlaubte Hilfsmittel gelten fachliche Unterlagen, die weder zum Prüfungsmaterial gehören noch in den Durchführungsbestimmungen vorgesehen sind (z. B. Wörterbücher, Grammatiken, vorbereitete Konzeptpapiere o. Ä.). Technische Hilfsmittel, wie Mobiltelefone, Minicomputer oder andere zur Aufzeichnung oder Wiedergabe geeignete Geräte, dürfen weder in den Vorbereitungsraum noch in den Prüfungsraum mitgenommen werden. Das Prüfungszentrum hat das Recht, die Einhaltung der oben genannten Bestimmungen zu überprüfen bzw. durchzusetzen. Zuwiderhandlungen führen zum Prüfungsausschluss. Bereits der Versuch von Prüfungsteilnehmenden, vertrauliche Prüfungsinhalte Dritten zugänglich zu machen, führt zum Ausschluss von der Prüfung. Stellt sich nach Beendigung der Prüfung heraus, dass Tatbestände für einen Ausschluss gegeben sind, so ist die Prüfungskommission (vgl. 17) berechtigt, die Prüfung als nicht bestanden zu bewerten und das ggf. ausgestellte Zertifikat zurückzufordern. Die Prüfungskommission muss den/die Betroffene/-n anhören, bevor sie eine Entscheidung trifft. In Zweifelsfällen wird die Zentrale des Goethe- Instituts verständigt und um Entscheidung gebeten. Pasal 12 Pengeluaran dari Ujian Barang siapa melakukan tindakan pemalsuan/penipuan, memiliki, menggunakan atau meminjamkan alat bantu terlarang, berperilaku mengganggu pelaksanaan ujian, akan dikeluarkan dari ujian. Dalam kejadian seperti ini hasil ujian tidak akan dinilai. Alat bantu terlarang adalah dokumen yang bukan merupakan bahan ujian atupun alat-alat bantu terlarang lainnya sebagaimana disebutkan di dalam Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan Ujian (seperti: kamus, buku tata bahasa, lembar catatan yang dipersiapkan dsb.). Peralatan teknis seperti telepon genggam, komputer mini atau peralatan lain yang dapt digunakan untuk keperluan merekam dan memutar, tidak boleh dibawa baik ke dalam ruang ujian maupuk ke dalam ruang persiapan. Lembaga Penyelenggara Ujian berhak memastikan bahwa aturan di atas dipatuhi. Tindakan-tindakan pelanggaran mengakibatkan pengeluaran dari ujian. Segala upaya yang telah dilakukan peserta ujian untuk menjadikan isi ujian (soal) yang bersifat rahasia sampai pada pihak ketiga akan mengakibatkan pengeluaran dari ujian. Apabila setelah berakhirnya ujian ditemukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran dari ujian, maka komisi ujian berhak (bandingkan Pasal 17) tidak meluluskan atau dalam kasus sertifikat telah diberikan, menarik kembali sertifikat yang telah dikeluarkan. Sebelum mengambil keputusan, komisi ujian harus mendengar keterangan langsung dari perserta yang bersangkutan. Apabila terjadi keraguan, maka ihwal tersebut akan disampaikan kepada Goethe-Institut Pusat untuk kemudian diambil keputusan.

8 Prüfungsordnung peraturan ujian 8 / 13 Wird ein/-e Prüfungsteilnehmende/-r aus einem der in diesem Paragrafen genannten Gründe von der Prüfung ausgeschlossen, kann die Prüfung in der Regel frühestens nach drei Monaten, vom Tag des Prüfungsausschlusses an gerechnet, wiederholt werden. Täuscht oder versucht ein/-e Prüfungsteilnehmende/-r in Zusammenhang mit der Prüfung über ihre/seine Identität zu täuschen, so werden diese/-r und alle an der Identitätstäuschung beteiligten Personen von der Prüfung ausgeschlossen. Erfolgt der Ausschluss, so verhängt das Goethe-Institut, nach Abwägung aller Umstände des Einzelfalls, für die an der Identitätstäuschung beteiligten Personen eine Sperrung zur Ablegung von Prüfungen im Rahmen des Prüfungsportfolios des Goethe-Instituts von einem Jahr. Siehe auch 16. Apabila keikutsertaan seorang peserta dalam ujian berdasarkan salah satu alasan yang dikemukakan dalam pasal ini dibatalkan, maka yang bersangkutan dapat mengulang ujian secepatnya tiga bulan terhitung dari jadwal pembatalan ujian. Apabila terjadi tindakan joki atau pemalsuan data diri, maka berlaku pembatalan ujian bagi yang bersangkutan dan pihak-pihak terkait yang terlibat. Apabila terjadi pembatalan, maka Goethe-Institut setelah mempertimbangkan berbagai hal secara mendalam akan menjatuhkan hukuman bagi semua pihak yang terlibat dalam tindakan pemalsuan berupa pelarangan untuk mengikuti seluruh jenis ujian Goethe-Institut selama satu tahun. Perhatikan Pasal Rücktritt von der Prüfung bzw. Abbruch der Prüfung Unbeschadet des gesetzlichen Widerrufsrechts gilt Folgendes: Die Möglichkeit zum Rücktritt von der Prüfung besteht; es besteht jedoch kein Anspruch auf Rückerstattung von bereits entrichteten Prüfungsgebühren. Erfolgt der Rücktritt vor Prüfungsbeginn, so gilt die Prüfung als nicht abgelegt. Wird die Prüfung nach Beginn abgebrochen, so gilt die Prüfung als nicht bestanden. Wird eine Prüfung nicht begonnen oder nach Beginn abgebrochen und werden dafür Krankheitsgründe geltend gemacht, sind diese unverzüglich durch Vorlage eines ärztlichen Attests beim zuständigen Prüfungszentrum nachzuweisen. Die Entscheidung über das weitere Vorgehen trifft das Prüfungszentrum nach Rücksprache mit der Zentrale des Goethe-Instituts. Hinsichtlich der Prüfungsgebühren gilt 7.2. Pasal 13 Pengunduran diri atau Pembatalan Ujian Tanpa mengurangi hak hukum untuk melakukan penarikan kembali kesepakatan, berlaku ketentuan berikut: Pengunduran diri dari ujian dimungkinkan; Tetapi tidak dimungkinkan untuk melakukan tuntutan pengembalian biaya ujian yang telah dibayarkan. Apabila pengunduran diri dilakukan sebelum ujian berlangsung, maka ujian dianggap tidak diikuti. Apabila pengunduran diri terjadi setelah ujian dimulai, maka yang bersangkutan dianggap tidak lulus. Apabila pembatalan baik sebelum atau setelah ujian dimulai disebabkan oleh alasan sakit, maka hal tersebut harus dibuktikan dengan menunjukan surat keterangan sakit dari dokter. Keputusan mengenai tindakan berikutnya diambil oleh lembaga penyelenggara ujian atas persetujuan Goethe- Institut Pusat. Berkaitan dengan hal biaya ujian baturan sesuai Pasal 7 ayat Mitteilung der Prüfungsergebnisse Die Mitteilung der Prüfungsergebnisse erfolgt in der Regel über das Prüfungszentrum, an dem die Prüfung abgelegt wurde. Eine individuelle vorzeitige Ergebnismitteilung ist nicht möglich. Pasal 14 Pengumuman Hasil Ujian Pengumuman hasil ujian disampaikan oleh lembaga penyelenggara ujian tempat ujian dilaksanakan. Pengumuman yang bersifat individual dan atau lebih awal tidak dimungkinkan.

9 Prüfungsordnung peraturan ujian 9 / Zertifizierung Das Zeugnis ist von dem/der Prüfungsverantwortlichen und einem/einer Prüfenden unterschrieben (vgl. 17). Im Falle des Zeugnisverlusts kann innerhalb von 10 Jahren eine Ersatzbescheinigung ausgestellt werden. Die Ausstellung einer Ersatzbescheinigung ist kostenpflichtig. Die Prüfungsleistungen werden in Form von Punkten und gegebenenfalls sich daraus ableitenden Prädikaten dokumentiert. Das Prüfungszentrum weist bei Nichtbestehen auf die Bedingungen zur Wiederholung der Prüfung hin. Die Teilnahme an einer abgelegten, aber nicht bestandenen Prüfung wird unter Nennung der erhaltenen Punktwerte auf Wunsch bestätigt. Pasal 15 Sertifikasi Sertifikat ditandatangani oleh Penanggung jawab Ujian dan salah seorang penguji (bandingkan dengan Pasal 17). Apabila dalam jangka waktu 10 tahun terjadi kehilangan sertifikat, maka akan diterbitkan surat keterangan pengganti. Penerbitan surat keterangan pengganti adalah berbayar. Hasil ujian akan dicatat dalam bentuk angka ataupun juga predikat. Lembaga penyelenggara ujian akan memberi tahukan peserta yang tidak lulus ujian tentang Syarat dan Ketentuan mengulangi ujian. Apabila dikehendaki, peserta dapat mengetahui nilai hasil ujian yang telah diikuti namun dinyatakan tidak lulus Nicht-modulare Prüfungen Prüfungsteilnehmende, die unten stehende Prüfungen in allen Teilen abgelegt und bestanden haben, erhalten ein Zeugnis in einfacher Ausfertigung: GOETHE-ZERTIFIKAT A1: FIT IN DEUTSCH 1 GOETHE-ZERTIFIKAT A1: START DEUTSCH 1 GOETHE-ZERTIFIKAT A2: FIT IN DEUTSCH 2 GOETHE-ZERTIFIKAT A2 FIT IN DEUTSCH GOETHE-ZERTIFIKAT A2: START DEUTSCH 2 GOETHE-ZERTIFIKAT A2 GOETHE-ZERTIFIKAT B2 GOETHE-ZERTIFIKAT C1 Ayat 1 Ujian Non Modul Peserta ujian yang telah mengikuti dan lulus seluruh bagian (modul) dalam salah satu ujian di bawah ini, memperoleh satu lembar sertifikat GOETHE-ZERTIFIKAT A1: FIT IN DEUTSCH 1 GOETHE-ZERTIFIKAT A1: START DEUTSCH 1 GOETHE-ZERTIFIKAT A2: FIT IN DEUTSCH 2 GOETHE-ZERTIFIKAT A2 FIT IN DEUTSCH GOETHE-ZERTIFIKAT A2: START DEUTSCH 2 GOETHE-ZERTIFIKAT A2 GOETHE-ZERTIFIKAT B2 GOETHE-ZERTIFIKAT C Modulare Prüfungen Prüfungsteilnehmende, die ein Modul oder mehrere Module der Prüfungen GOETHE-ZERTIFIKAT B1 GOETHE-ZERTIFIKAT C2: GROSSES DEUTSCHES SPRACHDIPLOM abgelegt und bestanden haben, erhalten je ein Zeugnis über das oder die abgelegte(n) Modul(e) in einfacher Ausfertigung. Werden alle vier Module an einem Prüfungsort und einem Prüfungstermin abgelegt und bestanden, haben die Prüfungsteilnehmenden alternativ das Recht auf ein einziges Zeugnis in einfacher Ausfertigung, das alle vier Module ausweist. Werden zu einem späteren Zeitpunkt ein oder mehrere Module erneut abgelegt, sind die dafür erhaltenen Zeugnisse mit bereits zuvor erworbenen kombinierbar. Ayat 2 Ujian Bermodul Peserta ujian yang mengikuti dan lulus satu atau beberapa modul dalam ujian: GOETHE-ZERTIFIKAT B1 GOETHE-ZERTIFIKAT C2: GROSSES DEUTSCHES SPRACHDIPLOM akan memperoleh sertifikat terpisah untuk masing-masing modul. Apabila ujian untuk ke empat modul diikuti dan lulus dalam satu tempat ujian dan satu jadwal ujian, yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan untuk hanya memperoleh satu lembar sertifikat yang memuat ke empat modul tersebut. Apabila dalam waktu berikutnya seseorang mengulangi ujian untuk satu atau beberapa modul, maka yang bersangkutan dapat mengkombinasikan sertifkat tersebut dengan sertifikat yang sudah dimiliki.

10 Prüfungsordnung peraturan ujian 10 / 13 Sofern es die organisatorischen Möglichkeiten am Prüfungszentrum erlauben, kann beim GOETHE-ZERTIFIKAT B1 auf Wunsch zusätzlich ein Gesamtzeugnis ausgestellt werden, das das Bestehen aller vier Module innerhalb eines Jahres an einem Prüfungszentrum bescheinigt sowie die einzelnen Ergebnisse und Prüfungstermine ausweist. Näheres regelt das Prüfungszentrum. Selama berdasarkan pertimbangan teknis pada satu lembaga penyelenggara ujian memungkinkan, jika dikehendaki peserta ujian GOETHE-ZERTIFIKAT B1 dapat memperoleh hanya satu lembar sertifikat yang memuat hasil ke empat modul ujian, dengan syarat bahwa ujian untuk keempat modul diikuti dan lulus dalam kurun waktu satu tahun. Lembaga penyelenggara ujian menerbitkan aturan lebih lanjut. 16 Wiederholung der Prüfung Die in 15.1 und 15.2 genannten Prüfungen können als Ganzes beliebig oft wiederholt werden; für die in 15.2 genannten modularen Prüfungen besteht darüber hinaus die Möglichkeit, auch einzelne Module beliebig oft zu wiederholen. Vom Prüfungszentrum können bestimmte Fristen für einen Wiederholungstermin festgelegt werden. Ein Rechtsanspruch auf einen bestimmten Prüfungstermin besteht nicht. Siehe auch 12. Pasal 16 Pengulangan Ujian Ujian-ujian seperti disebutkan dalam Pasal 15 ayat 1 dan 2 jika diikuti secara utuh (seluruh modul) dapat diikuti seseringnya dan kapan saja; Ujian-ujian bermodul yang tercantum dalam Pasal 15 ayat 2 dimungkinkan untuk diikuti per modul dan dapat diiukuti kapanpun. Lembaga penyelenggara ujian dapat menentukan jangka waktu untuk ujian ulang. Tidak dimungkinkan mengajukan keberatan atas jadwal ujian. Perhatikan Pasal Prüfungskommission Für die Abnahme und ordnungsgemäße Durchführung der Prüfung beruft das Prüfungszentrum eine Prüfungskommission ein, die sich aus zwei Prüfenden zusammensetzt, von denen in der Regel eine/-r der/die Prüfungsverantwortliche des jeweiligen Prüfungszentrums ist. Pasal 17 Komisi Ujian Demi pelaksanaan ujian yang sesuai aturan, Lembaga Penyelenggara Ujian mengangkat komisi ujian, yang terdiri dari dua orang penguji, yang salah satunya pada dasarnya adalah Penangung jawab Ujian pada Lembaga Penyelenggara Ujian tersebut. 18 Protokoll über die Durchführung der Prüfung Über den Verlauf der Prüfung wird ein Protokoll angefertigt. Darin werden die Daten zur jeweiligen Prüfung (Prüfungsteilnehmende/-r, Prüfungszentrum, Prüfungstermin u. a.) einschließlich Uhrzeit und besondere Vorkommnisse während der Prüfung festgehalten. Pasal 18 Berita Acara Pelaksanaan Ujian Jalannya ujian akan dicatat dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian. Didalamnya tercantum keterangan mengenai ujian (peserta ujian, Lembaga Penyelenggara Ujian, Jadwal Ujian dsb.) termasuk jam dan peristiwa khusus yang terjadi selama ujian berlangsung. 19 Befangenheit Die Besorgnis der Befangenheit eines/einer Prüfenden kann der/die Prüfungsteilnehmende nur unverzüglich und nur vor Beginn der mündlichen Prüfung vorbringen. Die Entscheidung über die Mitwirkung des/der Prüfenden trifft der/die Prüfungsverantwortliche. Pasal 19 Praduga atas Sikap Tidak Objektif Penguji Peserta ujian hanya dapat mengajukan kekhawatiran terhadap seorang penguji atas praduga bahwa yang bersangkutan tidak objektif dalam penilaian secepatnya sebelum ujian lisan dimulai. Penanggung jawab ujian memutuskan, apakah penguji dimaksud dilibatkan dalam menguji.

11 Prüfungsordnung peraturan ujian 11 / Bewertung Die Prüfungsleistungen werden von zwei Prüfenden/Bewertenden voneinander unabhängig bewertet. Im schriftlichen Prüfungsteil werden nur solche Markierungen bzw. Texte bewertet, die mit zulässigen Schreibwerkzeugen erstellt wurden (Kugelschreiber, Füller, Faser- oder Gelstifte in Schwarz oder Blau). Die Einzelheiten sind den jeweiligen Durchführungsbestimmungen zu entnehmen. In der mündlichen Prüfung hat mindestens einer der beiden Prüfenden keine/-n Prüfungsteilnehmende/-n im letzten vor der Prüfung von der/dem Prüfungsteilnehmenden besuchten Kurs unterrichtet. Ausnahmeregelungen bedürfen der Genehmigung durch die Zentrale des Goethe-Instituts. Pasal 20 Penilaian Ujian akan dinilai secara terpisah oleh dua orang penguji. Dalam bagian ujian tertulis hanya akan dinilai lembar jawaban yang diisi dengan menggunakan alat tulis yang diizinkan (pulpen, pena, pulpen jel dengan warna hitam atau biru). Hal-hal rinci tentang ketentuan ini diambil dari Syarat dan Ketentuan Ujian untuk masing-masing jenis Ujian. Dalam ujian lisan berlaku aturan bahwa salah satu penguji tidak mengajar peserta ujian dalam sebuah kursus sebelum pelaksanaan ujian. Pengecualian memerlukan persetujuan Goethe-Institut Pusat. 21 Einsprüche Ein Einspruch gegen das Prüfungsergebnis ist innerhalb von zwei Wochen nach Bekanntgabe des Prüfungsergebnisses schriftlich bei der Leitung des Prüfungszentrums, an dem die Prüfung abgelegt wurde, zu erheben. Unbegründete oder nicht ausreichend begründete Anträge kann das Goethe-Institut zurückweisen. Der bloße Hinweis auf eine nicht erreichte Punktzahl ist als Begründung nicht ausreichend. Pasal 21 Keberatan Keberatan terhadap hasil ujian harus diajukan secara tertulis dalam kurun waktu dua minggu setelah pelaksanaan ujian kepada pimpinan Lembaga Penyelenggara Ujian, tempat ujian berlangsung. Goethe-Institut dapat menolak pengajuan keberatan yang tidak beralasan. Menjadikan perolehan nilai yang tidak memadai bukan merupakan alasan yang memenuhi. Der/Die Prüfungsverantwortliche entscheidet darüber, ob dem Einspruch stattgegeben wird. In Zweifelsfällen wendet er/sie sich an die Zentrale des Goethe-Instituts und diese entscheidet darüber. Die Entscheidung über die Bewertung ist endgültig und nicht anfechtbar. Der Rechtsweg ist ausgeschlossen. Penanggung jawab ujian memutuskan, apakah pengajuan keberatan diterima. Apabila terjadi keraguan, maka penanggung jawab ujian meminta pertimbangan Goethe- Institut Pusat untuk memutuskan. Keputusan penilaian bersifat mengikat dan tidak dapat dinganggu gugat. Dalah hal ini tidak dimungkinkan untuk melakukan jalur hukum. Ein Einspruch gegen die Durchführung der Prüfung ist unmittelbar nach Ablegen der Prüfung bei der Leitung des zuständigen Prüfungszentrums, an dem die Prüfung abgelegt wurde, zu erheben. Der/Die Prüfungsverantwortliche holt die Stellungnahmen aller Beteiligten ein, entscheidet über den Einspruch und verfasst eine Aktennotiz über den Vorgang. In Zweifelsfällen entscheidet die Zentrale des Goethe-Instituts. Wird einem Einspruch stattgegeben, so gilt hinsichtlich der Prüfungsgebühren 7.3. Keberatan terhadap pelaksanaan ujian diajukan langsung setelah ujian berlangsung kepada Pimpinan Lembaga Penyelenggara Ujian. Penanggung jawab ujian memperhatikan pandangan seluruh pihak yang terlibat, memutuskan kebijakan mengenai keberatan tersebut dan mencatat ihwal tersebut dalam sebuah berkas khusus. Apabila terjadi keraguan, maka keputusan berada di tangan Goethe-Institut Pusat. Apabila keberatan diterima, maka berlaku biaya administrasi Pasal 7 ayat 3.

12 Prüfungsordnung peraturan ujian 12 / Einsichtnahme Prüfungsteilnehmende (Minderjährige in Begleitung eines/ einer Erziehungsberechtigten) können auf Antrag nach Abschluss der gesamten Prüfung in Anwesenheit des/der Verantwortlichen für Prüfungen Einsicht in nicht bestandene Prüfungen nehmen. Bei der Einsichtnahme werden die jeweiligen Antwort- und Bewertungsbögen und die Bewertungsschablone vorgelegt. Hierbei dürfen keine Auszüge, Kopien oder Abschriften angefertigt werden. Es wird keine Einsicht in die Kandidatenblätter mit den Aufgaben gewährt. Es besteht kein Anspruch auf ein individuelles Beratungsgespräch. Pasal 22 Penilikan Para peserta ujian (peserta di bawah umur dengan pendampingan wali) dapat mengajukan permintaan kepada penanggung jawab ujian untuk melihat hasil ujian yang didalamnya yang bersangkutan tidak lulus. Pada waktu penilikan akan ditunjukan lembar jawaban dan lembar penilaian. Namun tidak diperkenankan mengambil, mencatat atau menyalin. Lembar soal tidak diperbolehkan diperlihatkan. Konsultasi individual tidak dimungkinkan. 23 Verschwiegenheit Die Mitglieder der Prüfungskommission bewahren über alle Prüfungsvorgänge und Prüfungsergebnisse gegenüber Dritten Stillschweigen. Pasal 23 Menjaga Kerahasiaan Anggota komisi ujian wajib menjaga kerahasiaan proses berjalannya ujian dan hasil ujian kepada pihak ketiga. 24 Geheimhaltung Alle Prüfungsunterlagen sind vertraulich. Sie unterliegen der Geheimhaltungspflicht und werden unter Verschluss gehalten. Pasal 24 Kerahasiaan Semua dokumen ujian adalah rahasia. Keseluruhan dokumen tersebut wajib dijaga kerahasiaannya dan harus disimpan di tempat terkunci. 25 Urheberrecht Alle Prüfungsmaterialien sind urheberrechtlich geschützt und werden nur in der Prüfung verwendet. Eine darüber hinausgehende Nutzung, insbesondere die Vervielfältigung und Verbreitung sowie öffentliche Zugänglichmachung dieser Materialien ist nur mit Zustimmung der Zentrale des Goethe-Instituts gestattet. Pasal 25 Hak Cipta Seluruh bahan ujian dilindungi undang-undang hak cipta dan hanya digunakan dalam ujian. Penggunaan untuk kepentingan lain, terutama penggandaan dan penyebaran, demikian juga menjadikannya terbuka untuk umum, hanya dapat dilakukan atas persetujuan Goethe-Institut Pusat. 26 Archivierung Die Prüfungsunterlagen der Prüfungsteilnehmenden werden 12 Monate, gerechnet vom Prüfungstermin an, unter Verschluss aufbewahrt und dann fachgerecht entsorgt. Das Dokument über das Gesamtergebnis bzw. das Ergebnis des jeweiligen Moduls wird 10 Jahre lang aufbewahrt und dann fachgerecht entsorgt. Pasal 26 Pengarsipan Bahan dan dokumen ujian yang digunakan peserta ujian akan disimpan selama 12 bulan di tempat terkunci, terhitung sejak tanggal ujian dan kemudian dimusnahkan secara profesional. Dokumen mengenai keseluruhan hasil atau juga hasil masing.-masing modul akan disimpan selama 10 tahun untuk kemudian dimusnahkan secara profesional.

13 Prüfungsordnung peraturan ujian 13 / Qualitätssicherung Die gleichbleibend hohe Qualität der Prüfungsdurchführung wird durch regelmäßige Kontrollen der schriftlichen und mündlichen Prüfung im Rahmen von Hospitationen sowie durch Einsichtnahme in die Prüfungsunterlagen sichergestellt. Der/Die Prüfungsteilnehmende erklärt sich damit einverstanden (vgl. 11). Pasal 27 Penjaminan Mutu Demi menjaga agar kualitas pelaksanaan ujian selalu terjamin dengan baik, dilakukan hospitasi secara reguler terhadap ujian baik tertulis maupun lisan, demikian juga melalui penilikan terhadap dokumen-dokumen ujian. 28 Datenschutz Alle an der Durchführung der Prüfung Beteiligten sind zur Geheimhaltung und zur Einhaltung der anwendbaren Datenschutz-Vorschriften verpflichtet. Pasal 28 Perlindungan Data Diri Semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ujian wajib menjaga dan mematuhi peraturan perlindungan data diri. 29 Schlussbestimmungen Diese Prüfungsordnung tritt am 1. April 2016 in Kraft und gilt für Prüfungsteilnehmende, deren Prüfung nach dem 1. April 2016 stattfindet. Im Falle von sprachlichen Unstimmigkeiten zwischen den einzelnen Sprachversionen der Prüfungsordnung ist für den unstimmigen Teil die deutsche Fassung maßgeblich. Pasal 29 Penutup Peraturan Ujian ini berlaku sejak tanggal 1 April 2016 dan ditujukan bagi peserta ujian, yang mengikuti ujian setelah tanggal 1 April Apabila terjadi kerancuan bahasa dalam terjemahan Peraturan Ujian ini, maka Syarat dan Ketentuan baku berdasarkan versi bahasa Jerman. Ergänzungen zu den Durchführungsbestimmungen: Prüfungsteilnehmende mit spezifischem Bedarf (Personen mit Körperbehinderung) Tambahan terhadap Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan Ujian: Peserta Ujian Berkebutuhan Khusus (Penyandang cacat fisik). Legende zu Formatierungen: VERSAL: Prüfungsnamen und Prüfungsteile (z. B. GOETHE-ZERTIFIKAT B1) kursiv: Dokumentenbezeichnungen, Eigennamen, Verweise (z. B. Protokoll über die Durchführung der Prüfung) 2016 Goethe-Institut e.v. Bereich Stand: April 2016 Prüfungen Tanggal Pembaharuan: 1 April

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA SEMESTER V TAHUN 2016 PRODI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

NDO 2012 Nationale Deutscholympiade in Indonesien 2012 Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional 2012 di Indonesia

NDO 2012 Nationale Deutscholympiade in Indonesien 2012 Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional 2012 di Indonesia G O E T H E - I N S T I T U T I N D O N E S I E N Nationale Deutscholympiade in Indonesien 2012 Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional 2012 di Indonesia Goethe-Institut Jakarta, 25.- Goethe-Institut

Lebih terperinci

Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations. Tabel.2 Descriptives Hasil Belajar

Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations. Tabel.2 Descriptives Hasil Belajar 1 Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations Eksperimen-1 Eksperimen-2 Eksperimen-3 Eksperimen-1 Pearson Correlation 1 626 60 Sig. (2-tailed). 000 000 Sum of Squares and Cross-products

Lebih terperinci

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA N0. SP. :. FORMULIR PERMOHONAN UNTUK MENDAPATKAN VISA BERDIAM SEMENTERA ANTRAGSFOMULAR ZUR ERLANGUNG EINES SEMI-PERMANENT-VISUM 1. Nama lengkap pemohon

Lebih terperinci

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER PENGARUH ADVANCE ORGANIZER DAN PENGETAHUAN LANDESKUNDE TERHADAP HASIL MEMBACA PEMAHAMAN TEKS OTENTIK BAHASA JERMAN (Tesis) Mery Dahlia Hutabarat, FPBS UPI Bandung Pembimbing: Prof. Dr. T. Hardjono & Prof.

Lebih terperinci

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati Efektivitas Penggunaan Metode Talking Stick dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman (Studi Penggunaan Metode Talking Stick di SMAN 3 Cimahi) Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL Novita Putri Pratiwi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Walaupun bundaran gandum dibuat oleh para petani, tetap mempercayai eksistensi UFO. Informasi yang beredar di penduduk desa tentang penipuan bundaran gandum menyeret dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Irena Melinda Febriani Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir.

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. Abstrakt Das logische Denkvermögen ist eine Denkaktivität, die auf dem

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN

PERSETUJUAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN PERSETUJUAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORETIK. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan

BAB II LANDASAN TEORETIK. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan BAB II LANDASAN TEORETIK A. Teknik Show Not Tell 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan pembelajaran sering dianggap sama maknanya, padahal kedua istilah

Lebih terperinci

P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN

P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN I P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Strukturen 1 Kode Matakuliah : JER 46006 Kredit Semester : 4 (empat) Program Studi : Pendidikan Bahasa Jerman Status : Wajib Tempuh Semester /tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO Dinny Ananda Berliana Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Hörverstehen III Kode : GER 204 3. SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS Sem : 1 Waktu : 2 X 50 Menit 4. Standar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RESITASI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 13 SURABAYA

PENERAPAN METODE RESITASI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 13 SURABAYA PENERAPAN METODE RESITASI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 13 SURABAYA Melania Ranti Asriani Idus Prodi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa Dan Seni,

Lebih terperinci

PRIX JEUNESSE SUITCASE #2

PRIX JEUNESSE SUITCASE #2 PRIX JEUNESSE SUITCASE #2 PONDS OF MIRROR SPIEGELTEICH IRIB, Iran / 2002 / Live-Drama / 9 Min. / Farbe Der verzweifelte Versuch eines Jungen, das Leben seines Fischs zu retten. Beim Fußballspielen wird

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati.

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati. Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati. Abstraksi Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman siswa

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU AJAR DEUTSCH IST EINFACH UNTUK SMA KELAS XI SEMESTER 1

ANALISIS BUKU AJAR DEUTSCH IST EINFACH UNTUK SMA KELAS XI SEMESTER 1 ANALISIS BUKU AJAR DEUTSCH IST ANALISIS BUKU AJAR DEUTSCH IST EINFACH UNTUK SMA KELAS XI SEMESTER 1 Anisa Fadhila Firdaus Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Bojonegoro Kelas X Semester 2

Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Bojonegoro Kelas X Semester 2 Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa Jerman Deutsch ist Einfach

Lebih terperinci

BUKU DAS DEUTSCHMOBIL UNTUK KETERAMPILAN MENULIS. Drs. Benny Herawanto S, M.Psi

BUKU DAS DEUTSCHMOBIL UNTUK KETERAMPILAN MENULIS. Drs. Benny Herawanto S, M.Psi Laterne-VOL IV No 3-Oktober 2015 BUKU DAS DEUTSCHMOBIL UNTUK KETERAMPILAN MENULIS Hofifah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya Hofifahzalfamecca@gmail.com

Lebih terperinci

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN ISSN : 2302-2833 L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN Vol. IV, Nomor 1, Februari 2015 Laterne Vol. IV No. 1 Hal. 1-154 Surabaya Februari 2015 ISSN 2302-2833 Diterbitkan oleh: Program Studi S-1

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI

Lebih terperinci

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ.

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ. Pelajaran 21 Ikan Hiu di Hamburg Cuaca hari ini sangat panas. Untung ada suatu kesempatan bagi dan untuk jalan ke kota Hamburg, di dekat laut. Mereka mendapat perintah untuk menyelidik munculnya ikan hiu

Lebih terperinci

Pasall. Pasal2. Pasal3. Pasal4

Pasall. Pasal2. Pasal3. Pasal4 MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH KOTA BANDUNG, PROPINSI JAWA BARAT REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KOTA BRAUNSCHWEIG, NIEDERSACHSEN, REPUBLIKFEDERASIJERMAN MEN GENAl KERJASAMA KOTA BERSAUDARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

Sumber Bahan/ Referensi. Estimasi Waktu. Uraian Kegiatan. Lap top & LCD

Sumber Bahan/ Referensi. Estimasi Waktu. Uraian Kegiatan. Lap top & LCD 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : ZiDS Kode :GER 232 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : 5 Waktu : 100 menit 5. Kompetensi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS- TS) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Mengenal PERLINDUNGAN SAKSI DI JERMAN Bidang Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch

Mengenal PERLINDUNGAN SAKSI DI JERMAN Bidang Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch Mengenal PERLINDUNGAN SAKSI DI JERMAN Bidang Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch 2005 DAFTAR ISI A. Pengantar B. Perlindungan Saksi Di Jerman 1. Tujuan dan Maksud Perlindungan Saksi

Lebih terperinci

SILABUS. JR 421, Schriftlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Schriftlicher Ausdruck III

SILABUS. JR 421, Schriftlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Schriftlicher Ausdruck III DESKRIPSI MATA KULIAH Schriftlicher Ausdruck III JR 421, Schriftlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Schriftlicher Ausdruck III merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dewi Uswatun Chasanah NIM

SKRIPSI. oleh Dewi Uswatun Chasanah NIM EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK GRAMMATIKVISUALISIERUNG DALAM PENGAJARAN GRAMATIKA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

Laterne. Volume VI Nomor 01 Tahun 2017

Laterne. Volume VI Nomor 01 Tahun 2017 PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MIPA I SMAN 3 SIDOARJO Maria Mersiana Suju Pampo Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan Pelajaran 26 Perpisahan Satu kabar sedih: harus meninggalkan rekan-rekan kerjanya karena ia akan pindah ke Turki. Walaupun teman kerja membuat satu pesta, namun suasana tetap muram. Ketika tiba di kantor,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN 1. Fakultas / Program Studi : FBS / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Schreibfertigkeit II Kode : GER 215 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : Sem : 2 / genap Waktu

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUESTION STUDENT HAVE

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUESTION STUDENT HAVE HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUESTION STUDENT HAVE Silvinus Sap 08020094208 (Pendidikan Bahasa Jerman, FBS, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: dindiloelumu@gmail.com

Lebih terperinci

AUDIOLINGUALE METHODE FÜR DEUTSCHSPRECHFERTIGKEIT KLASSE X SEMESTER 1 SMA NEGERI 2 JOMBANG

AUDIOLINGUALE METHODE FÜR DEUTSCHSPRECHFERTIGKEIT KLASSE X SEMESTER 1 SMA NEGERI 2 JOMBANG METODE AUDIOLINGUAL UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA AUDIOLINGUALE METHODE FÜR DEUTSCHSPRECHFERTIGKEIT KLASSE X SEMESTER 1 SMA NEGERI 2 JOMBANG Diamond Puspa Ria Pädagogik der Deutschabteilung, Sprach und

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan

Lebih terperinci

P E R S E T U J U A N ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN

P E R S E T U J U A N ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN r- P E R S E T U J U A N ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Jurnal Laterne (ISSN: 2302-2833) diterbitkan

Lebih terperinci

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Taufan Reza Achmadi Drs.Tiksno Widiytmoko, M.A. Edy Hidayat, S. Pd., M. Hum. Universitas

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum dan Philipp merencanakan menyelidiki bundaran misterius di tengah-tengah ladang gandum. Apakah ini cerita tentang tempat landasan pesawat UFO ataukah seseorang akan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS BAHASA JERMAN DALAM PENERJEMAHAN DARI TEKS BAHASA INDONESIA NAMAKU MALUBA BAGAIMANA STATUS ANAK-ANAK PEREMPUAN KITA? KEDALAM TEKS BAHASA JERMAN MEIN NAME

Lebih terperinci

MEDIA KOTAK BERANTAI UNTUK BERLATIH KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA SMA/SMK/MA KELAS XI SEMESTER 2

MEDIA KOTAK BERANTAI UNTUK BERLATIH KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA SMA/SMK/MA KELAS XI SEMESTER 2 MEDIA KOTAK BERANTAI UNTUK BERLATIH KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA SMA/SMK/MA KELAS XI SEMESTER 2 Ghani Dwi Al Siqy Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

STUDI ESTETIKA EKSPERIMENTAL: TANGGAPAN PEMBACA AKADEMIK TERHADAP DRAMA DIE DREIGROSCHENOPER KARYA BERTOLT BRECHT SKRIPSI

STUDI ESTETIKA EKSPERIMENTAL: TANGGAPAN PEMBACA AKADEMIK TERHADAP DRAMA DIE DREIGROSCHENOPER KARYA BERTOLT BRECHT SKRIPSI STUDI ESTETIKA EKSPERIMENTAL: TANGGAPAN PEMBACA AKADEMIK TERHADAP DRAMA DIE DREIGROSCHENOPER KARYA BERTOLT BRECHT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN

P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN ( w I P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA KEUANGAN P E R S E T U J U A N ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Arbeit mit Lesetexten III merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman

Lebih terperinci

Laterne. Volume V Nomor 02 Tahun 2016

Laterne. Volume V Nomor 02 Tahun 2016 PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Hani Ratnasari Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya haniratna26@gmail.com

Lebih terperinci

Persetujuan. an tara. Pemerintah Republik Indonesia. dan. Pemerintah Republik Federal Jerman. mengenai. Kerjasarna Teknik

Persetujuan. an tara. Pemerintah Republik Indonesia. dan. Pemerintah Republik Federal Jerman. mengenai. Kerjasarna Teknik Persetujuan an tara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federal Jerman mengenai Kerjasarna Teknik Tahun 2004 -2- Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federal Jerman berdasarkan

Lebih terperinci

UU Prosedur Admin Negara mengatur hubungan administrasi negara dengan masyarakat (Pembicaraan hanya dibatasi di situ saja)

UU Prosedur Admin Negara mengatur hubungan administrasi negara dengan masyarakat (Pembicaraan hanya dibatasi di situ saja) Sebelumnya: UU Administrasi Pemerintah njiplak UU Prosedur Administrasi Negara Jerman Tinjauan dari sisi praktis als Angestellter des Oeffentlichen Dienstes (setara PNS), Penulis buta hukum Ceramah terdiri

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

Laterne. Volume V Nomor 03 Tahun 2016 AISYAH MAHARANI. Universität Negeri Surabaya, BENNY HERAWANTO S.

Laterne. Volume V Nomor 03 Tahun 2016 AISYAH MAHARANI. Universität Negeri Surabaya, BENNY HERAWANTO S. ÜBUNGEN DES POSSESSIVPRONOMENSSCHULER IM KLASSE XI SMA NEGERI 1 TAMAN AUS DEM STUDENTSARBEITBLATT MEINE FAMILIE AISYAH MAHARANI Pädagogik der Deutsche Sprache, Fakultät für Sprache und Kunst, Universität

Lebih terperinci

ANALYSE VON SCHREIBFERTIGKEIT ÜBUNGEN AUF DEN LEHRBUCH DEUTSCH IST EINFACH 1 FÜR KLASSE X SMA

ANALYSE VON SCHREIBFERTIGKEIT ÜBUNGEN AUF DEN LEHRBUCH DEUTSCH IST EINFACH 1 FÜR KLASSE X SMA ANALYSE VON SCHREIBFERTIGKEIT ÜBUNGEN AUF DEN LEHRBUCH DEUTSCH IST EINFACH 1 FÜR KLASSE X SMA Ribka Kurnia Krisdayanti 12020094020 S-1 Pädagogik der deutsche Sprache, Fakultät Sprache und Kunst, Staatliche

Lebih terperinci

FEHLER ANALYSE IM PRIVATBRIEF DER SCHÜLERN KLASSE XI SMA NEGERI 1 TAMAN. Perpetua Helena Ngura. Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd AUSZUG

FEHLER ANALYSE IM PRIVATBRIEF DER SCHÜLERN KLASSE XI SMA NEGERI 1 TAMAN. Perpetua Helena Ngura. Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd AUSZUG Header halaman gasal: Penggalan Judul Artikel Jurnal FEHLER ANALYSE IM PRIVATBRIEF DER SCHÜLERN KLASSE XI Perpetua Helena Ngura S-1 Pendidikan Bahasa Jerman, Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federal Jerman mengenai Kerjasama Teknik

antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federal Jerman mengenai Kerjasama Teknik P e r s e t u j u a n antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federal Jerman mengenai Kerjasama Teknik Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federal Jerman Atas dasar

Lebih terperinci

ANALISIS LATIHAN PADA SITUS YANG DAPAT MENUNJANG KOMPETENSI DASAR. Kornalia Florida Aleng. Drs. Abdul Karim, M.pd

ANALISIS LATIHAN PADA SITUS  YANG DAPAT MENUNJANG KOMPETENSI DASAR. Kornalia Florida Aleng. Drs. Abdul Karim, M.pd ANALISIS LATIHAN PADA SITUS www.cornelsen.de YANG DAPAT MENUNJANG KOMPETENSI DASAR Kornalia Florida Aleng Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Lebih terperinci

DIE CODESWITCHINGSANALYSE IM FILM IM JULI VON FATIH AKIN

DIE CODESWITCHINGSANALYSE IM FILM IM JULI VON FATIH AKIN DIE CODESWITCHINGSANALYSE IM FILM IM JULI VON FATIH AKIN Faradilla Jasmil S.P Studienfach Deutsche Sprache und Literatur Staatliche Universitӓt Surabaya faradillajasmil@gmail.com Yunanfathur Rahman Studienfach

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, dengan cara mengumpulkan data-data berbagai bentuk latihan-latihan yang

Lebih terperinci

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS SCHREIBEN I JR 214 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO

PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X BAHASA SMA NEGRI 1 DRIYOREJO Angela Detri Parut Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Laterne-VOL IV No 3-Oktober 2015 KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DENGAN METODE PARTISIPATORI KELAS XII P1 SMAN 1 KRIAN

Laterne-VOL IV No 3-Oktober 2015 KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DENGAN METODE PARTISIPATORI KELAS XII P1 SMAN 1 KRIAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DENGAN METODE PARTISIPATORI KELAS XII P1 SMAN 1 KRIAN Sintesa Dinda R.J. Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Jurnal Laterne (ISSN: 2302-2833) diterbitkan

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI

HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI Yuni Murdiyanti E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, karena dengan bahasa seseorang dapat menyerap berbagai informasi dan pengetahuan dari

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA TEORI

BAB 2 KERANGKA TEORI BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Teks Teks berasal dari bahasa Latin textus, bentuk verbanya texere, yang berarti jaringan (Heinz, 1994: 15). Berdasarkan pengertian etimologisnya, jaringan, komponen penyusun teks

Lebih terperinci

Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd.

Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd. HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BUCHSTABENSALAT SISWA KELAS SMA NEGERI 8 SURABAYA Nurusshoba Program Studi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN ISSN : 2302-2833 L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN Vol. 1, Nomor, Agustus 2013 Laterne Vol. 1 No. 3 Hal. 1-98 Surabaya Agustus 2013 ISSN 2302-2833 Diterbitkan oleh: Program Studi S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Jurnal Laterne (ISSN: 2302-2833) diterbitkan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANTARA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN ,(:)

PERSETUJUAN ANTARA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN ,(:) PERSETUJUAN ANTARA PEMERNTAH REPUBLK NDONESA DAN PEMERNTAH REPUBLK FEDERAL JERMAN MENGENA KERJASAMA KEUANGAN,(:) - PERSETUJUAN ANTARA PEMERNTAH REPUBLK NDONESA DAN PE.MERNTAH REPUBLK FEDERAL JERHAN MENGENA

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 13 Hari Bunga Mawar

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 13 Hari Bunga Mawar Pelajaran 13 Hari Bunga Mawar Reaksi terhadap gairah karnaval terbagi dalama redaksi Radio D. Compus menugaskan kedua redaktur berangkat ke Schwarzwald (Blackforest), pusat Karnaval di Jerman. Namun, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan mempelajari suatu bahasa asing, karena penguasaan tata bahasa tersebut akan mendasari pembelajar

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman Oleh: NITA LISTYANI NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses penerjemahan bukan hanya menyangkut keterampilan seseorang memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis kembali pemahaman

Lebih terperinci

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN ISSN : 2302-2833 L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN Vol. III, Nomor 2, Mei 2014 Laterne Vol. III No. 2 Hal. 1-91 Surabaya Mei 2014 ISSN 2302-2833 Diterbitkan oleh: Program Studi S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

Laterne-VOL IV No 3-Oktober 2015

Laterne-VOL IV No 3-Oktober 2015 HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS MELALUI METODE AKTIF-REFLEKTIF SISWA KELAS X SMAN 1 TAMAN Fransiska Santi Tobin 10020094205 Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Jurnal Laterne (ISSN: 2302-2833) diterbitkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS HÖREN I JR 212 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

Laterne-VOL IV No 2-Juni 2015

Laterne-VOL IV No 2-Juni 2015 LERNERGEBNISSE DER SCHÜLER FÜR DIE FERTIGKEITSCHREIBEN MIT DER POESIE ALS DAS LERNMEDIUM Agustina Ina Biti 112094203 (Pendidikan Bahasa Jerman, FBS, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: ina_biti@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

Kata Kunci: Penggunaan Media, Video Simulasi, Penguasaan Materi Präposition

Kata Kunci: Penggunaan Media, Video Simulasi, Penguasaan Materi Präposition EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO SIMULASI DALAM PENGUASAAN MATERI PRÄPOSITION CHANDRA RIZKI ERIANA, AZIS, ENDING Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

SPRECHFERTIGKEIT AN DER SMAN 1 KAMAL KLASSE X

SPRECHFERTIGKEIT AN DER SMAN 1 KAMAL KLASSE X Laterne-VOL IV No 3-Oktober 2015 DIE ANWENDUNG DER LERNMETHODE PICTURE AND PICTURE IN DER SPRECHFERTIGKEIT AN DER SMAN 1 KAMAL PUJI AYU LESTARI Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 20 Angket Pendengar

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 20 Angket Pendengar Pelajaran 20 Angket Pendengar dan menanyakan pendapatan pendengar. Topik siaran: "Apakah kebohongan berdosa?" Di sini pendengar bisa mengungkapkan bundaran gandum palsu dan menilai tindakan petani. "Apakah

Lebih terperinci

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana Efektivitas Teknik Permainan Pantomim dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Universitas Pendidikan Indonesia 2013 Irfan

Lebih terperinci