UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS BAHASA JERMAN DALAM PENERJEMAHAN DARI TEKS BAHASA INDONESIA NAMAKU MALUBA BAGAIMANA STATUS ANAK-ANAK PEREMPUAN KITA? KEDALAM TEKS BAHASA JERMAN MEIN NAME IST MALUBA WELCHEN STATUS HABEN MÄDCHEN IN UNSERER GESELLSCHAFT? MAKALAH NON-SEMINAR TEDY TRIYONO FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA JERMAN DEPOK JANUARI 2015

2 2

3 3

4 4

5 Analisis Penggunaan Deiksis Bahasa Jerman dalam Penerjemahan dari Teks Bahasa Indonesia Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? kedalam Teks Bahasa Jerman Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? Tedy Triyono, Rita Maria Siahaan Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya, Universitas Indonesia Depok, 16424, Indonesia Abstrak Deiksis berasal dari bahasa Yunani yang berarti menunjuk (pointing) atau memilih (picking out) (Peter Grundy, 2000: 23). Dalam teks Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? deiksis sering digunakan untuk menerjemahkan beberapa kata yang ada pada teks bahasa Indonesia Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? Meskipun pada teks aslinya tidak digunakan deiksis sebagai penunjuk hal yang sama. Dalam penulisan jurnal ini akan dianalisis bagaimana deiksis berperan dalam penerjemahan ke dalam bahasa Jerman pada teks Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? Kata Kunci: deiksis, terjemahan Analyse on the use of German deixis in translation text Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? based on Bahasa Indonesia text Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? Abstract Deixis basically is borrowed from Greek word meaning pointing to or picking out. Some deixis were used in the translated text Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? to refer the same reference from original text Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? This Essay will analyze how is it the German deixis play the role in translation from Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? Keywords: deixis, translation Pendahuluan Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar, salah satu unsur kebudayaan tersebut adalah bahasa. (Prof.Dr.Koentjoroningrat, 1985: 180) 1 1 Koentjoroningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan halaman 30 5

6 Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilaksanakan guna membandingkan bahasa sebagai unsur budaya dalam dua budaya yaitu Indonesia dan Jerman. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis secara linguistik teks terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman. Perbedaan bahasa yang akan diteliti bukan hanya bagaimana penyampaian bahasa tersebut, tetapi bagaimana maksud dari teks asli disampaikan oleh teks terjemahan. Perbedaan secara linguistik yang akan dipakai adalah perbedaan pragmatik yang difokuskan pada subbab deiksis. Teks berbahasa Jerman Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? ini dipilih karena ditemukan banyaknya penggunaan deiksis, baik deiksis sejati ataupun deiksis tidak sejati. Hal tersebut benar adanya jika dibandingkan dengan apa yang ada dalam teks aslinya bahasa Indonesia yang berjudul Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? Penggunaan deiksis, baik yang sejati ataupun yang tidak sejati sering ditemukan dalam teks berbahasa Jerman, hal ini dapat dilihat pada contoh kalimat berikut: Weitere Blumennamen werden zudem häufig von Print-und visuellen Median verwendet, wenn sie etwa über Frauen berichten. Pada kalimat tersebut penggunaan deiksis diperlihatkan oleh sie. Sie bertindak sebagai deiksis yang menggantikan keterangan yang sudah dijelaskan pada kalimat atau frase sebelumnya yaitu Weitere Blumennamen. Kata benda dalam bahasa Jerman dibedakan berdasarkan gendernya (der, die, das). 2 Pada kalimat tersebut deiksis sie tergolong sebagai deiksis tidak sejati karena tidak menggantikan orang ketiga perempuan, ataupun orang ketiga mereka, melainkan menggantikan kata benda yang memiliki artikel yang sama yaitu die Blummennamen (jamak). Die Personalpronomen er, sie, es, sie (Pl.) beziehen sich im Nominativ, Dativ, und Akkusativ auf vorher genannte Personen oder Sachen. 3 Penggunaan deiksis dalam terjemahan bahasa Jerman dari bahasa Indonesia merupakan suatu bentuk penyesuaian secara gramatikal. Penyesuaian tersebut dilakukan berdasarkan prinsip gramatikal yang berlaku pada bahasa Jerman. Dalam buku Dreyer.Schmitt Lehr-und 2 Götz, Dieter. Langenscheidt Taschenwörterbuch Deutsch als Fremdsprache. Berlin: Langenscheidt Verlag halaman 12 3 Dreyer, Hilke. Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik Ismaning: Hueber Verlag halaman 28 6

7 Übungsbuch der deutschen Grammatik, penggunaan deiksis salah satunya digunakan dalam penjelasan mengenai pronomina, hal ini dapat dilihat pada contoh berikut 4 : Der Professor ist krank. Er kommt heute nicht. Die Verkäuferin bedient mich gut. Ich kenne sie schon lange Hal tersebut yang menyebabkan munculnya deiksis pada teks terjemahan, meskipun pada teks aslinya tidak digunakan deiksis. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah saya jelaskan sebelumnya, masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimanakah deiksis bahasa Jerman berperan dalam penerjemahan dari teks Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? ke teks bahasa Jerman Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? Tujuan Penelitian Dari masalah tersebut diharapkan dapat dibuktikan peran deiksis dalam penerjemahan dari teks Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? ke teks bahasa Jerman Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? Tinjauan Teoritis Dalam karya ilmiah ini akan dipakai dua teori yang sangat berperan dalam penelitian yang akan dilakukan. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, yakni deiksis dan teori metode penerjemahan. Teori tersebut akan dibahas secara ringkas sebagai berikut: A. Deiksis Deiksis berasal dari bahasa Yunani yang berarti menunjuk (pointing) atau memilih (picking out) (Peter Grundy, 2000: 23). Deiksis adalah makna yang mengacu atau mereferensi pada suatu hal. Dalam penjelasan berikut akan dipakai teori yang ada dalam buku karya Peter Grundy yang berjudul Doing Pragmatics. 5 4 Dreyer, Hilke. Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Ismaning: Hueber Verlag halaman 28 5 Grundy, Peter. Doing Pragmatics. London: Hodder Headline Group halaman 23 7

8 Salah satu deiksis yang ada adalah deiksis persona, dalam penggunaannya biasa dipakai pronomina. 6 Oleh karena itu deiksis dalam hal ini berperan sebagai penjelas lebih lanjut tentang makna dibalik sebuah pronomina dalam sebuah kalimat. Pronomina di Indonesia seperti dia dapat dipergunakan dengan mudah tanpa harus memikirkan siapa yang dituju, baik itu objek laki-laki ataupun perempuan, sehingga deiksis atau makna yang dimaksud oleh pronomina tersebut bisa memiliki jumlah lebih dari satu. (1) Dia memakan sebuah apel. Dalam kalimat tersebut deiksis dia tidak dapat menunjukkan secara langsung siapa yang dituju atau dimaksud dalam kalimat tersebut. Konteks memiliki peran yang penting dalam pembahasan deiksis, karena deiksis dapat diketahui jika konteks sebuah ujaran telah ditentukan. 7 Dalam ujaran (1) bisa memiliki makna bahwa yang memakan apel tersebut adalah seorang perempuan jika yang dimaksud adalah seorang perempuan yang sedang memakan sebuah apel, begitu juga sebaliknya jika pria. Berbeda dengan deiksis dalam bahasa Indonesia yang tidak menggunakan gender sebagai pemisah dalam pembedaan penggunaan deiksis, bahasa-bahasa asing seperti bahasa Jerman biasanya menggunakan gender sebagai pembeda dalam penggunaan suatu deiksis. Bahasa asing seperti bahasa Jerman membedakan deiksis berdasarkan gender seperti: er, sie, es. Selain digunakan untuk menggantikan orang, penggunaan er, es, dan sie juga dipakai untuk menunjukkan benda-benda dengan artikel tertentu atau biasa disebut deiksis tidak sejati. 8 Kata benda dalam bahasa Jerman dibedakan berdasarkan gendernya (der, die, das). 9 Seperti yang dijelaskan dalam buku Dreyer.Schmitt Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Die Personalpronomen er, sie, es, sie (Pl.) beziehen sich im Nominativ, Dativ, und Akkusativ auf vorher genannte Personen oder Sachen. 10 (2) Das Museum ist sehr modern. Der Architekt Libeskind hat es gebaut. Penggunaan deiksis es dalam ujaran (2) menunjukkan gender benda yang dimaksud, yaitu das Museum. Pada ujaran (2) es juga memiliki fungsi sebagai deiksis anafer. 6 Grundy, Peter. Doing Pragmatics. London: Hodder Headline Group hal Ibid hal Ibid hal Götz, Dieter. Langenscheidt Taschenwörterbuch Deutsch als Fremdsprache. Berlin: Langenscheidt Verlag halaman Dreyer, Hilke. Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Ismaning: Hueber Verlag halaman 28 8

9 Berbeda dengan bahasa Inggris yang tidak membedakan orang kedua formal dan informal, bahasa Jerman menggunakan deiksis persona tergantung dari konteks kesopanan atau formal dan tidak formalnya situasi komunikasi. 11 Deiksis Sie akan ditemukan dalam situasi komunikasi yang lebih formal sebagai pengganti deiksis du. (3) Kannst du mir helfen? (4) Können Sie mir helfen? Kedua ujaran tersebut memiliki arti yang sama, yaitu meminta pertolongan. Meskipun demikian, terdapat perbedaan antara kedua ujaran tersebut yang dapat dilihat dari penggunaan deiksis yang berbeda. Pada ujaran (4) dapat diketahui bahwa situasi komunikasinya lebih formal daripada ujaran (3), karena penggunaan deiksis Sie menunjukkan situasi yang lebih formal. Selain deiksis persona masih ada jenis-jenis deiksis lainnya, seperti deiksis lokal, deiksis temporal, deiksis wacana, dan deiksis sosial Teori yang akan dipakai untuk menganalisis teks Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? salah satunya adalah deiksis wacana. Terdapat dua jenis deiksis wacana, yaitu deiksis anafora (yang sudah dijelaskan) dan deiksis katafora (yang akan dijelaskan). 13 Deiksis persona juga dapat berfungsi sebagai deiksis anafer, atau deiksis yang menunjukkan sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. 14 Contoh deiksis anafora: (5) Hari ini Paulina terlambat datang ke sekolah, dia pun harus dihukum oleh gurunya. Penggunaan deiksis dia dalam kalimat (5) berbeda jika dibandingkan dengan (1). Meskipun keduanya menunjukkan seseorang, tetapi dia dalam kalimat (5) berfungsi juga sebagai penjelas ujaran sebelumnya. Dalam bahasa Jerman juga terdapat deiksis anafora, dan bahkan dapat menggunakan pronomina atau menggunakan artikel kata benda tersebut. (6) Eine Schwangerschaft führt zur Katastrophe, wenn sie die Zukunft des Mädchens beendet. 11 Grundy, Peter. Doing Pragmatics. London: Hodder Headline Group halaman Ibid. hal Ibid hal Ibid hal. 34

10 Pada kalimat (6) sie bersifat menggantikan atau mengacu pada keterangan yang sudah dijelaskan pada frase atau kalimat sebelumnya yaitu Eine Schwangerschaft. (7) Ich sehe den Zug, der schnell ist. Pada kalimat (7) der bersifat menggantikan atau mengacu pada keterangan yang sudah dijelaskan pada frase atau kalimat sebelumnya yaitu den Zug. B. Penerjemahan 1. Definisi Penerjemahan memiliki dua definisi yang saling bertautan satu sama lain. (1) Penerjemahan adalah upaya mengganti teks bahasa sumber dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran; (2) yang diterjemahkan adalah makna sebagaimana yang dimaksudkan pengarang Proses Penerjemahan a. Tahap penerjemahan 16 Penerjemahan sebuah teks harus melalui tiga tahap, yaitu analisis, pengalihan, dan penyerasian. Dari ketiga tahap ini, tahap satu dan dua dapat dilakukan secara berulang agar isi teks dapat dipahami dengan benar dan dilanjutkan dengan tahapan ketiga. Seperti yang diperlihatkan pada bagan berikut: Analisis 1 Pengalihan Analisis 2 Koreksi pengalihan 1 Analisis 3 Koreksi Pengalihan 2 Dalam analisis dan pengalihan kita dapat memanfaatkan teori konstruk konteks situasi Halliday & Hasan yang mengandung tiga unsur: field (bidang, pokok masalah), tenor (suasana umum), dan mode (cara). Ketiga unsur ini menunjukkan kadar kesulitan analisis yang berbeda pada jenis teks yang berbeda. 15 Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo halaman Ibid, halaman

11 b. Prosedur penerjemahan 17 Banyak sekali prosedur yang dapat dimanfaatkan dalam penerjemahan, tetapi dalam konteks penerjemahan yang melibatkan bahasa Indonesia terdapat lima yang paling penting. Prosedur yang paling penting adalah: pergeseran bentuk, pergeseran makna, adaptasi, pemadanan berkonteks, pemadanan bercatatan. Dari semua prosedur ini, ada yang memang wajib dilalui dan ada yang sifanya pilihan. Prosedur yang wajib memang harus dilalui jika tidak, terjemahannya mungkin tidak sesuai dengan kaidah bahasa sasaran dan hasil terjemahannya tidak berterima. c. Teknik penerjemahan 18 Menurut Collins English Dictionary, teknik adalah suatu metode, keahlian atau seni praktis yang diterapkan pada suatu tugas tertentu. Dalam definisi ini terdapat dua hal penting: (1) teknik adalah hal yang bersifat praktis; (2) teknik diberlakukan terhadap tugas tertentu. Dari kedua butir yang penting ini dapat dipahami bahwa teknik berbeda dengan metode dan prosedur penerjemahan yang lebih bersifat normatif. Sesuai dengan sifatnya yang praktis, teknik penerjemahan berkaitan langsung dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahan masalah tersebut. d. Pergeseran makna atau modulasi 19 Terdapat dua macam pergesaran makna atau modulasi yang muncul dalam penerjemahan, yaitu wajib dan bebas. Pergeseran makna wajib adalah ketika suatu kata, frase, atau struktur tidak ada padanannya pada bahasa sasaran. Sementara pergeseran makna bebas adalah prosedur penerjemahan yang dilakukan karena alasan nonlinguistik, misalnya untuk memperjelas makna, mencari padanan yang terasa alami dalam bahasa sasaran. Pergeseran makna bebas bisa menimbulkan pertanyaan dan permasalahan mengenai kesepadanan. Dalam buku Pedoman Bagi Penerjemah, modulasi wajib dan modulasi bebas tersebut dapat diperlihatkan dalam contoh berikut: 17 Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo halaman Ibid, halaman Ibid, halaman

12 Modulasi wajib: penggunaan kata lessor dan lessee dalam bahasa Inggris. Kata lessee diterjemahkan sebagai penyewa tetapi padanan untuk kata lessor tidak ada. Maka, padanannyadapat dicari dengan mengubah sudut pandangnya atau dicari kebalikannya: Orang/pihak yang menyewakan atau pemberi sewa. Modulasi bebas: bentuk negatif ganda dalam bahasa sumber (BSu) menjadi positif dalam bahasa sasaran (BSa) Conflicts are bound to occur o Konflik militer tak urung terjadi Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah deskriptif analitis. Korpus data akan dideskripsikan terlebih dahulu, kemudian dianalisa dengan teori-teori yang sudah dijabarkan. Hasil Penelitian Pembahasan tentang deiksis yang muncul dalam teks Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? Dalam teks Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? terdapat deiksis yang tidak mengacu pada seseorang tetapi lebih mengacu kepada ujaran yang dijelaskan sebelumnya, sehingga fokus penelitian ini ada pada deiksis wacana anafora dan bagaimana penerjemahan dengan deiksis tersebut jika dibandingkan dengan teks asli bahasa Indonesia. Berikut adalah beberapa deiksis anafora bahasa Jerman yang terdapat dalam teks Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? Deiksis Kalimat sie Weitere Blummennamen werden zudem häufig von Print-und visuellen Medien verwendet, wenn sie etwa über Frauen berichten,... Eine Katastrophe ist, wenn sie die Folge einer Vergewaltigung ist. 12

13 Eine Schwangerschaft führt zur Katastrophe, wenn sie die Zukunft des Mädchens beendet,... 14% der Abtreibungen werden bei Mädchen im Alter zwischen 15 und 19 Jahren vorgenommen. Sie gefährden das Leben der Mädchen. Viele Mädchen sterben infolge der weiblichen Genitalbeschneidung, Female Genital Mutilation (FGM), etwa weil sie verbluten. Eltern investieren jedoch häufig mehr Energie, Kapital und Aufmerksamkeit in ihre Söhne, da sie Großes von ihnen erwarten. Wenn wir Schulklassen besuchen würden, dann träfen wir die Mädchen, die es vorziehen zu schweigen oder wenn sie eine falsche Antwort geben,.. Stellen Sie sich ein Mädchen vor, dass im Alter von zwölf Jahren in Sub-Sahara Afrika zur Witwe wird. Sollte sie nicht in der Schule sein? Sollte sie nicht in der sicheren Obhut ihrer Eltern sein? Sollte sie nicht mit ihren Freundinnen spielen? Sollte sie nicht Spaß am Lernen oder beim Spielen haben? Sollte sie nicht einfach ein Kind sein dürfen? Eine Frau erlebt in jedem Alter Formen der Gewalt, die zeitlebens nicht enden. Ob sie nun ein Mädchen ist, ob sie Opfer einer Vergewaltigung im Jugendalter wird,... die Weitere Blummennamen werden zudem häufig von Print-und visuellen Medien verwendet, wenn sie etwa über Frauen berichten, die Opfer einer Vergewaltigung würden. Junge Mädchen, die nach einer Vergewaltigung schwanger werden,.. Wenn wir Schulklassen besuchen würden, dann träfen wir die Mädchen, die es vorziehen zu schweigen oder wenn sie eine falsche Antwort geben,.. Eine Frau erlebt in jedem Alter Formen der Gewalt, die zeitlebens nicht enden. 13

14 viele Junge Mädchen, die nach einer Vergewaltigung schwanger werden, ziehen ihre Kinder nicht selten allein auf: viele werden selbst von ihren Familien verstoßen, müssen die Schule verlassen. davon 95% der Geburten liegen in Entwicklungsländern, mehr als 50% davon in Afrika. die Schwangerschaft Ein Segen ist die Geburt, wenn die Schwangerschaft gewollt und gut vorbereitet ist. es Denn ohne Wissen über das Recht auf selbstbestimmte Reproduktion und auf selbstbestimmte Sexualität kommt es zu ungewollten Schwangerschaften. Eine Schwangerschaft führt zur Katastrophe, wenn sie die Zukunft des Mädchens beendet, weil es daraufhin die Schule verlassen muss oder wenn es von seiner Familie verstoßen wird. darüber Sie gefährden das Leben der Mädchen. Darüber hinaus haben von jungen Müttern geborene Säuglinge ein höheres Sterbrisiko. da Eltern investieren jedoch häufig mehr Energie, Kapital und Aufmerksamkeit in ihre Söhne, da sie Großes von ihnen erwarten. Das Schicksal unserer Mädchen und die lauerndern Bedrohungen sind da, sobald das Geschlecht des Fötus als weiblich identifiziert ist. dazu Diese Position der Jungen führt dazu, dass man von ihnen Superiorität erwartet. Deiksis-deiksis yang ada pada teks Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? dalam tabel tersebut merupakan deiksis anafora yang membahas frase atau kata yang telah dijelaskan sebelumnya. Penjelasan analisis ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu penjelasan deiksis serta maknanya dalam tiap kalimat dan penjelasan bagaimana penerjemahan dengan deiksis tersebut jika dibandingkan dengan teks asli bahasa Indonesia. 14

15 Penjelasan deiksis serta maknanya dalam tiap kalimat 1. sie Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, deiksis sie ini adalah deiksis anafora yang menggunakan pronomina. Dalam kalimat Weitere Blummennamen werden zudem häufig von Print-und visuellen Medien verwendet, wenn sie etwa über Frauen berichten,... deiksis sie berperan menggantikan atau menunjukkan kata yang dibahas sebelumnya yaitu Blummennamen. Sedangkan dalam kalimat Eine Katastrophe ist, wenn sie die Folge einer Vergewaltigung ist. Deiksis sie merujuk pada kata yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu Katastrophe. Dalam kalimat Eine Schwangerschaft führt zur Katastrophe, wenn sie die Zukunft des Mädchens beendet,... deiksis sie merujuk pada Schwangerschaft. Sedangkan dalam kalimat 14% der Abtreibungen werden bei Mädchen im Alter zwischen 15 und 19 Jahren vorgenommen. Sie gefährden das Leben der Mädchen. Deiksis sie berperan merujuk pada kalimat sebelumnya yaitu pada kata Abtreibungen. Dalam kalimat Viele Mädchen sterben infolge der weiblichen Genitalbeschneidung, Female Genital Mutilation (FGM), etwa weil sie verbluten. deiksis sie mengacu pada referensi yang ada pada kalimat yang sebelumnya, dalam hal ini adalah viele Mädchen. Pada kalimat Eltern investieren jedoch häufig mehr Energie, Kapital und Aufmerksamkeit in ihre Söhne, da sie Großes von ihnen erwarten. deiksis sie menjadi deiksis anafora, yaitu deiksis yang mengacu pada referensi di kalimat sebelumnya yaitu Eltern. Dalam kalimat Wenn wir Schulklassen besuchen würden, dann träfen wir die Mädchen, die es vorziehen zu schweigen oder wenn sie eine falsche Antwort geben,.. deiksis sie mengacu pada referensi yang ada pada kalimat yang sebelumnya, dalam hal ini adalah die Mädchen. Pada kalimat Stellen Sie sich ein Mädchen vor, dass im Alter von zwölf Jahren in Sub-Sahara Afrika zur Witwe wird. Sollte sie nicht in der Schule sein? Sollte sie nicht in der sicheren Obhut ihrer Eltern sein? Sollte sie nicht mit ihren Freundinnen spielen? Sollte sie nicht Spaß am Lernen oder beim Spielen haben? Sollte sie nicht einfach ein Kind sein dürfen? deiksis sie menjadi deiksis anafora, yaitu deiksis yang mengacu pada referensi di kalimat sebelumnya yaitu ein Mädchen. 15

16 Dalam kalimat Eine Frau erlebt in jedem Alter Formen der Gewalt, die zeitlebens nicht enden. Ob sie nun ein Mädchen ist, ob sie Opfer einer Vergewaltigung im Jugendalter wird,... deiksis sie mengacu pada referensi yang ada pada kalimat yang sebelumnya, dalam hal ini adalah Eine Frau. Penggunaan deiksis sie dalam kalimat-kalimat tersebut merupakan deiksis persona, karena yang dimaksud adalah orang dan sie dalam kalimat-kalimat tersebut merujuk pada kata yang sudah dijelaskan sebelumnya. 2. die Deiksis berikut ini menggunakan artikel kata benda yang telah dijelaskan sebelumnya. Weitere Blummennamen werden zudem häufig von Print-und visuellen Medien verwendet, wenn sie etwa über Frauen berichten, die Opfer einer Vergewaltigung würden. Junge Mädchen, die nach einer Vergewaltigung schwanger werden,.. Wenn wir Schulklassen besuchen würden, dann träfen wir die Mädchen, die es vorziehen zu schweigen oder wenn sie eine falsche Antwort geben,.. Eine Frau erlebt in jedem Alter Formen der Gewalt, die zeitlebens nicht enden. Dalam keempat kutipan tersebut artikel die berperan merujuk pada kata yang berartikel sama dan sudah dijelaskan pada kalimat atau frase sebelumnya. Pada kalimat pertama deiksis die menggantikan Frauen, sedangkan pada kalimat kedua menggantikan junge Mädchen. Deiksis pada kalimat ketiga menggantikan die Mädchen sedangkan pada kalimat keempat menggantikan der Gewalt. 3. viele Selain menggunakan artikel dan pronomina, dalam teks Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? ini juga digunakan beberapa kata acuan, salah satunya viele. Junge Mädchen, die nach einer Vergewaltigung schwanger werden, ziehen ihre Kinder nicht stelten allein auf: viele werden selbst von ihren Familien verstoßen, müssen die Schule verlassen. Dalam kutipan tersebut viele berperan merujuk pada kata dengan jumlah tertentu dan sudah dijelaskan pada kalimat atau frase sebelumnya. 4. davon Selain menggunakan artikel dan pronomina, juga digunakan beberapa kata acuan, salah satunya davon. 16

17 95% der Geburten liegen in Entwicklungsländern, mehr als 50% davon in Afrika. Davon dalam kalimat tersebut merujuk bukan hanya pada satu kata, melainkan merujuk pada satu frase sebelumnya. 5. die Schwangerschaft Pada kalimat ini kata Die Schwangerschaft tidak terlihat sebagai deiksis, tetapi akan menjadi deiksis dalam teks bahasa sumbernya. Ein Segen ist die Geburt, wenn die Schwangerschaft gewollt und gut vorbereitet ist. 6. es Denn ohne Wissen über das Recht auf selbstbestimmte Reproduktion und auf selbstbestimmte Sexualität kommt es zu ungewollten Schwangerschaften. Eine Schwangerschaft führt zur Katastrophe, wenn sie die Zukunft des Mädchens beendet, weil es daraufhin die Schule verlassen muss oder wenn es von seiner Familie verstoßen wird. Penggunaan deiksis es pada hal ini berbeda dengan deiksis sie yang merupakan deiksis persona, karena deiksis es pada kalimat-kalimat tersebut muncul karena keadaan kalimat yang tanpa subjek (Subjektlose) 20. Deiksis es juga berfungsi merujuk pada frase yang telah dijelaskan sebelumnya. 7. darüber Selain menggunakan artikel dan pronomina, juga digunakan beberapa kata acuan, salah satunya darüber. Sie gefährden das Leben der Mädchen. Darüber hinaus haben von jungen Müttern geborene Säuglinge ein höheres Sterbrisiko. Penggunaan deiksis darüber dalam kalimat tersebut menjelaskan frase sebelumnya. 8. da Pada kalimat Eltern investieren jedoch häufig mehr Energie, Kapital und Aufmerksamkeit in ihre Söhne, da sie Großes von ihnen erwarten. terdapat deiksis da yang berfungsi sebagai deiksis anafora yang mengacu pada hal di kalimat sebelumnya yaitu Eltern investieren jedoch häufig mehr Energie, Kapital und Aufmerksamkeit in ihre Söhne. Sedangkan dalam kalimat Das Schicksal unserer Mädchen und die lauerndern Bedrohungen sind da, sobald das Geschlecht des Fötus als weiblich identifiziert ist. 20 Dreyer, Hilke. Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Ismaning: Hueber Verlag halaman

18 deiksis da berfungsi sebagai deiksis katafora karena mengacu pada kalimat setelahnya sobald das Geschlecht des Fötus als weiblich identifiziert ist. 9. dazu Kalimat Diese Position der Jungen führt dazu, dass man von ihnen Superiorität erwartet. mengacu pada kalimat setelahnya atau bersifat sebagai deiksis katafora. Penjelasan bagaimana penerjemahan dengan deiksis bahasa Jerman jika dibandingkan dengan teks asli bahasa Indonesia 1. sie Bahasa Indonesia : Nama bunga juga sering digunakan media cetak dan visual kita untuk merujuk anak perempuan korban perkosaan. Terjemahan bahasa Jerman : Blummennamen werden zudem häufig von Print-und visuellen Medien verwendet, wenn sie etwa über Frauen berichten,... Dalam kalimat terjemahan tersebut deiksis sie menerjemahkan secara singkat, tetapi sudah mengalami pemadanan berkonteks melalui pergeseran bentuk. Pergeseran bentuk diperlihatkan dengan perubahan susunan karena alasan kewajaran. 2. die Bahasa Indonesia : Anak-anak korban perkosaan sering membesarkan bayinya sendirian Terjemahan bahasa Jerman : Junge Mädchen, die nach einer Vergewaltigung schwanger werden, ziehen ihre Kinder nicht selten allein auf:... Dalam kalimat terjemahan tersebut deiksis die menerjemahkan secara singkat dan menggantikan ungkapan yang ada sebelumnya yaitu Junge Mädchen. Deiksis die sudah mengalami pemadanan berkonteks melalui pergeseran bentuk. Pergeseran bentuk diperlihatkan dengan perubahan susunan karena alasan kewajaran dan alasan konsep gramatikal. 3. viele Bahasa Indonesia : Anak-anak korban perkosaan sering membesarkan bayinya sendirian. Terusir dari keluarganya, bahkan. Juga dari sekolahan. Terjemahan bahasa Jerman : Junge Mädchen, die nach einer Vergewaltigung schwanger werden, ziehen ihre Kinder nicht stelten allein auf: viele werden selbst von ihren Familien verstoßen, müssen die Schule verlassen. Deiksis viele menerjemahkan Anak-anak korban perkosaan. Perbedaan antara teks asli dan terjemahannya adalah pada teks asli susunan gramatikalnya cenderung 18

19 terdengar lisan dan akan lebih sulit diterima oleh kelompok sasaran berbahasa Jerman. Sedangkan pada kalimat terjemahannya digunakan deiksis viele dengan alasan agar lebih mudah dipahami oleh kelompok sasaran berbahasa Jerman baik secara gramatikal ataupun maksud yang ingin disampaikan. 4. davon Bahasa Indonesia : 95% kelahiran berasal dari negara-negara miskin dan sedang berkembang. Lebih dari 50% kelahiran tersebut berada di Afrika. Terjemahan bahasa Jerman : 95% der Geburten liegen in Entwicklungsländern, mehr als 50% davon in Afrika. Penggunaan deiksis davon dalam kalimat tersebut menunjukkan 50% dari 95% kelahiran, meskipun pada teks asli bahasa Indonesia tidak dijelaskan dalam satu kalimat bahwa 50% itu dari 95 % kelahiran, tetapi dimunculkan kelahiran tersebut pada kalimat berikutnya. Pada teks bahasa Jerman tidak dijelaskan bahwa 50% itu dari 95% kelahiran, tetapi dimunculkan davon yang menunjukkan kepada hal yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa penerjemahan tersebut mengalami pemadanan berkonteks. 5. die Schwangerschaft Bahasa Indonesia : Kelahiran dapat bermakna berkah atau musibah. Menjadi berkah tatkala dipersiapkan dengan baik. Terjemahan bahasa Jerman : Ein Segen ist die Geburt, wenn die Schwangerschaft gewollt und gut vorbereitet ist. Penerjemahan ini merupakan penerjemahan yang cukup optimal karena adanya penambahan komponen kalimat, yaitu die Schwangerschaft. Penerjemahan ini mengalami pergeseran bentuk. Pergeseran bentuk yang terjadi merupakan pergeseran yang secara otomatis harus dilakukan, yaitu dengan menggunakan Ein Segen ist die Geburt, es Bahasa Indonesia :...,karena tidak mengetahui hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual kemudian menjadi kehamilan tak dikehendaki. Terjemahan bahasa Jerman : Denn ohne Wissen über das Recht auf selbstbestimmte Reproduktion und auf selbstbestimmte Sexualität kommt es zu ungewollten Schwangerschaften. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya deiksis es pada kalimat ini bukanlah berperan sebagai pronomina tetapi muncul karena keadaan kalimat yang tanpa subjek 19

20 (Subjektlose) 21. Penggunaan deiksis es ini juga merupakan salah satu hal yang dialami teks terjemahan tersebut yaitu pergeseran bentuk. Pergeseran bentuk yang terjadi merupakan pergeseran yang secara otomatis harus dilakukan, karena tidak adanya subjek dalam kalimat tersebut. 7. darüber Bahasa Indonesia : dan ini membahayakan nyawa anak-anak perempuan kita. Bayibayi yang dilahirkan oleh remaja juga memiliki resiko kematian yang lebih tinggi. Terjemahan bahasa Jerman : Sie gefährden das Leben der Mädchen. Darüber hinaus haben von jungen Müttern geborene Säuglinge ein höheres Sterbrisiko. Pergeseran bentuk terjadi pada kalimat terjemahan tersebut dengan ditandai munculnya darüber sebagai pemadanan secara gramatikal bahasa sasaran Jerman. Pergeseran bentuk tersebut terjadi dengan tujuan kelompok sasaran berbahasa Jerman mampu memperoleh dengan lebih mudah maksud yang ingin disampaikan kalimat tersebut. 8. da Bahasa Indonesia : Orang tua seringkali menginvestasikan lebih banyak energi, kapital, dan perhatian pada anak laki-laki karena berharap terlalu besar terhadapnya. Terjemahan bahasa Jerman : Eltern investieren jedoch häufig mehr Energie, Kapital und Aufmerksamkeit in ihre Söhne, da sie Großes von ihnen erwarten. Pemadanan berkonteks terjadi ketika deiksis da digunakan untuk menggantikan karena agar pesan teks dapat tersampaikan. Pergeseran bentuk tidak terjadi karena konsep kedua kalimat hampir sama. 9. dazu Bahasa Indonesia : Posisi ini membuat mereka harus superior... Terjemahan bahasa Jerman : Diese Position der Jungen führt dazu, dass man von ihnen Superiorität erwartet. Deiksis dazu menerjemahkan secara harfiah dan mengalami pergeseran bentuk. Dazu menerjemahkan referensi yang sama dengan kalimat asli bahasa Indonesia, namun mengalami pergeseran bentuk yang wajib dan otomatis yang sesuai susunan gramatikal bahasa sasaran Jerman. 21 Dreyer, Hilke. Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Ismaning: Hueber Verlag halaman

21 Kesimpulan Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? merupakan artikel terjemahan berbahasa Jerman pada majalah NADI yang disajikan bersamaan dengan teks asli dalam bahasa Indonesianya Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? Penggunaan deiksis dalam terjemahan bahasa Jerman dari bahasa Indonesia merupakan suatu bentuk penyesuaian secara gramatikal. Penyesuaian tersebut dilakukan berdasarkan prinsip gramatikal yang berlaku pada bahasa Jerman. Dalam teks bahasa Jerman Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? ditemukan banyak deiksis yang digunakan untuk menerjemahkan hal-hal yang tidak disajikan menggunakan deiksis bahasa Indonesia pada teks aslinya. Hal-hal tersebut kemudian diterjemahkan menggunakan pemadanan berkonteks dan mengalami pergeseran bentuk. Deiksis bahasa Jerman yang digunakan untuk menerjemahkan, diantaranya: davon, darüber, da, dazu. Deiksis Kalimat Bahasa Indonesia Kalimat Bahasa Jerman Penjelasan davon 95% kelahiran berasal dari negara-negara miskin dan sedang berkembang. Lebih dari 50% kelahiran tersebut berada di Afrika. darüber dan ini membahayakan nyawa anak-anak perempuan kita. Bayibayi yang dilahirkan oleh remaja juga memiliki resiko kematian yang lebih tinggi. da Orang tua seringkali menginvestasikan lebih banyak energi, kapital, dan perhatian pada anak laki-laki karena berharap terlalu besar terhadapnya. dazu Posisi ini membuat mereka harus superior... 95% der Geburten liegen in Entwicklungsländern, mehr als 50% davon in Afrika. Sie gefährden das Leben der Mädchen. Darüber hinaus haben von jungen Müttern geborene Säuglinge ein höheres Sterbrisiko. Eltern investieren jedoch häufig mehr Energie, Kapital und Aufmerksamkeit in ihre Söhne, da sie Großes von ihnen erwarten. Diese Position der Jungen führt dazu, dass man von ihnen Superiorität erwartet. 21 davon menunjukkan kepada hal yang telah dijelaskan sebelumnya. Penerjemahan tersebut mengalami pemadanan berkonteks. darüber sebagai pemadanan secara gramatikal bahasa sasaran Jerman yang menunjukkan hal yang telah disebutkan sebelumnya. Pemadanan berkonteks terjadi ketika deiksis da digunakan untuk menggantikan karena agar pesan teks dapat tersampaikan. dazu menerjemahkan hal yang sama dengan kalimat pada teks asli bahasa Indonesia, namun mengalami pergeseran bentuk yang wajib dalam penerjamahannya dengan tujuan penyesuaian dengan

22 susunan gramatikal bahasa sasaran Jerman. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya dapat terlihat bahwa penggunaan deiksis bahasa Jerman dalam penerjemahan dari teks bahasa Indonesia bukan merupakan hal yang sulit, karena deiksis bahasa Jerman akan cenderung digunakan dalam penerjemahan dengan alasan penyesuaian susunan gramatikal. Hal tersebut terjadi dengan melalui proses pemadanan berkonteks, perubahan makna, perubahan bentuk, dan lainnya untuk penyesuaian dengan bahasa Jerman. Saran Dalam penelitian mengenai penggunaan deiksis bahasa Jerman pada penerjemahan dari teks bahasa Indonesia Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? ditemukan banyak kesulitan untuk menerjemahkan hal yang dimaksud dalam teks asli tersebut menggunakan deiksis. Meskipun tidak disajikan dengan deiksis pada bahasa Indonesia, pada umumnya terjemahan deiksis bahasa Jerman pada teks Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? dilakukan dengan maksud menunjukkan hal yang dimaksud sama seperti yang Peter Grundy katakan pada bukunya Doing Pragmatics, yaitu menunjuk (pointing) atau memilih (picking out). Dari penelitian tersebut juga dapat diketahui bahwa tahapan penerjemahan juga dilakukan sehingga dapat diperoleh terjemahan yang maksimal, meskipun masih belum optimal. Dari penelitian ini dapat diketahui penerjemahan akan maksimal jika didukung dengan teori di luar teori terjemahan, dalam penelitian ini, teori deiksis. Daftar Referensi Pustaka Utama: Candraningrum, Dewi. Namaku Maluba Bagaimana Status Anak-Anak Perempuan Kita? dan Mein Name ist Maluba Welchen Status haben Mädchen in unserer Gesellschaft? NADI, 2014 No. 19, Pustaka Acuan: Dreyer, Hilke. Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Ismaning: Hueber Verlag,

23 Götz, Dieter. Langenscheidt Taschenwörterbuch Deutsch als Fremdsprache. Berlin: Langenscheidt Verlag, 2010 Grundy, Peter. Doing Pragmatics. London: Hodder Headline Group, Koentjoroningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan, Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo,

24 Lampiran 24

25 25

26 26

27 27

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal yang mengajarkan bahasa Jerman. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ.

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ. Pelajaran 21 Ikan Hiu di Hamburg Cuaca hari ini sangat panas. Untung ada suatu kesempatan bagi dan untuk jalan ke kota Hamburg, di dekat laut. Mereka mendapat perintah untuk menyelidik munculnya ikan hiu

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses penerjemahan bukan hanya menyangkut keterampilan seseorang memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis kembali pemahaman

Lebih terperinci

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 SILABUS STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 Irma Permatawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland

Lebih terperinci

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS CONTOH-CONTOH KESALAHAN YANG UMUM DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DALAM MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN, YANG BERASAL DARI ASPEK BUDAYA 1. Ich und meine Freunde gehen in die

Lebih terperinci

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Taufan Reza Achmadi Drs.Tiksno Widiytmoko, M.A. Edy Hidayat, S. Pd., M. Hum. Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini bahasa Jerman merupakan bahasa asing selain bahasa Inggris yang banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan struktur yang baku yang biasa disebut tata bahasa. Penguasaan tata bahasa merupakan salah

Lebih terperinci

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang.

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Ninuk Rahayu, Rosyidah, dan Edy Hidayat Universitas Negeri

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan PENGGUNAAN PRӒPOSITION NACH DAN ZU PADA KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS NEGERI MALANG Vidya Adinarti, Rosyidah, Desti Nur Aini. vady_art7@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Pada umumnya, masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah satu sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun menjadi kaidah. Sebagai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Strukturen 1 Kode Matakuliah : JER 46006 Kredit Semester : 4 (empat) Program Studi : Pendidikan Bahasa Jerman Status : Wajib Tempuh Semester /tahun Ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN Lisa Anggraini Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd. Pembimbing

Lebih terperinci

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*) PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING Lersianna Saragih*) Abstrak Jeder Fremdsprachelernende bewusst oder unbewusst verwendet in seinem Lernprozess eine Strategie. Ermust mit der von

Lebih terperinci

REFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1. Oleh: Sulis Triyono 2

REFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1. Oleh: Sulis Triyono 2 REFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1 Oleh: Sulis Triyono 2 Abstrak Tulisan ini merupakan pengantar untuk memahami tingkah laku berbahasa masyarakat tutur. Berdasarkan kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Bahasa dapat menjadi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini, di mana iklan menjadi salah satu media alat komunikasi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

Philipp memberitakan dari Schwarzwald (Blackforest) dan dia menikmati suasana karnaval. Tetapi teman kerjanya, Paula, tidak menyukai tradisi ini.

Philipp memberitakan dari Schwarzwald (Blackforest) dan dia menikmati suasana karnaval. Tetapi teman kerjanya, Paula, tidak menyukai tradisi ini. Pelajaran 14 Nenek Sihir di Schwarzwald (Blackforest) memberitakan dari Schwarzwald (Blackforest) dan dia menikmati suasana karnaval. Tetapi teman kerjanya,, tidak menyukai tradisi ini. menikmati suasana

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum dan Philipp merencanakan menyelidiki bundaran misterius di tengah-tengah ladang gandum. Apakah ini cerita tentang tempat landasan pesawat UFO ataukah seseorang akan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran : BAHAN AJAR / RPP Bidang Studi : Bahasa Jerman Pokok Tema : Erste Kontake Sub Tema :Erste Kontakte mit Deutschen ( ich, du, sie/er/es (sing), Sie, sie (pl)) Kelas / Semester: X / gasal Standar Kecakapan

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu dan pecahkan teka-teki ikan hiu dan kembali berhasil mengungkap satu kebohongan. Alasan skenario ini masih belum jelas. Bantuan yang tidak disangka-sangka mereka

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 13 Hari Bunga Mawar

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 13 Hari Bunga Mawar Pelajaran 13 Hari Bunga Mawar Reaksi terhadap gairah karnaval terbagi dalama redaksi Radio D. Compus menugaskan kedua redaktur berangkat ke Schwarzwald (Blackforest), pusat Karnaval di Jerman. Namun, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Hörverstehen III Kode : GER 204 3. SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS Sem : 1 Waktu : 2 X 50 Menit 4. Standar

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan Pelajaran 26 Perpisahan Satu kabar sedih: harus meninggalkan rekan-rekan kerjanya karena ia akan pindah ke Turki. Walaupun teman kerja membuat satu pesta, namun suasana tetap muram. Ketika tiba di kantor,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 04 Menunggu Rerkan Kerja Baru

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 04 Menunggu Rerkan Kerja Baru Pelajaran 04 Menunggu Rerkan Kerja Baru Kantor Redaksi D menunggu. dan, calon teman kerja, bersantai mengisi waktu. Tetapi tidak muncul. Komunikasi lewat telpon juga gagal. Karena udara jelek, tiba sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya, serta memberikan berbagai informasi kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan jenis dan karakteristik penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati Efektivitas Penggunaan Metode Talking Stick dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman (Studi Penggunaan Metode Talking Stick di SMAN 3 Cimahi) Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak dan bertanya kepada laki-laki yang dianggap sebagai Raja Ludwig di istana Schloss Neuschwanstein. Tetapi secara kebetulan menemukan sesuatu yang menarik.

Lebih terperinci

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum.

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum. KESALAHAN PENGGUNAAN KATA INGKAR NICHT DAN KEIN DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2010/2011 PADA MATAKULIAH AUFSATZ I Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil menggunakan bahasa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat terampil

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar suatu bahasa tidak terlepas dari latihan keterampilan berbahasa. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman terdapat empat

Lebih terperinci

Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations. Tabel.2 Descriptives Hasil Belajar

Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations. Tabel.2 Descriptives Hasil Belajar 1 Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations Eksperimen-1 Eksperimen-2 Eksperimen-3 Eksperimen-1 Pearson Correlation 1 626 60 Sig. (2-tailed). 000 000 Sum of Squares and Cross-products

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Walaupun bundaran gandum dibuat oleh para petani, tetap mempercayai eksistensi UFO. Informasi yang beredar di penduduk desa tentang penipuan bundaran gandum menyeret dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula kegiatan penerjemahan dianggap sebagai hal yang sangat penting dan perlu dilakukan. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa aspek penting yang harus dikuasai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Jenis Kata. N o. Kata kerja (verba) Kata benda (nomina) Kata sifat (adjektiva) Adverbia. werben (um jmd.) gewinnen.

BAB IV KESIMPULAN. Jenis Kata. N o. Kata kerja (verba) Kata benda (nomina) Kata sifat (adjektiva) Adverbia. werben (um jmd.) gewinnen. BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis makna kontekstual dan tanda pada 5 puisi Ingeborg Bachmann, yaitu Werbung, Trauerjahre, auf der obersten, Nacht der Liebe, dan ein neues Leben, dapat disimpulkan

Lebih terperinci

MODALITAS KÖNNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

MODALITAS KÖNNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN MODALITAS KÖNNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta Abstract This article is an introduction to the basic concept of using the modality of können 'can' in

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

Modalitas Können dalam Kalimat Bahasa Jerman

Modalitas Können dalam Kalimat Bahasa Jerman Modalitas Können dalam Kalimat Bahasa Jerman oleh Sulis Triyono Abstrak Tulisan ini merupakan pengantar untuk memahami pengertian dasar penggunaan modalitas können dapat dalam kalimat bahasa Jerman. Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa ada beberapa keterampilan yang harus dipelajari. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa Jerman, ada empat keterampilan yang harus

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL Novita Putri Pratiwi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Irena Melinda Febriani Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : Irene Yesy, S.Pd

Oleh : Irene Yesy, S.Pd PEMBAHASAN SOAL UN BAHSA JERMAN TAHUN AJARAN 2016/2017 1. Jawab : E. Hallo Pembahasan : sapaan dalam bahasa Jerman memulai suatu percakapan. Biss dann, Bis spatter, biasanya digunakan untuk salam perpisahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

PRIX JEUNESSE SUITCASE #2

PRIX JEUNESSE SUITCASE #2 PRIX JEUNESSE SUITCASE #2 PONDS OF MIRROR SPIEGELTEICH IRIB, Iran / 2002 / Live-Drama / 9 Min. / Farbe Der verzweifelte Versuch eines Jungen, das Leben seines Fischs zu retten. Beim Fußballspielen wird

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang menggunakan media berupa teks dengan tujuan memeroleh keterangan atau informasi tertentu. Mahasiswa

Lebih terperinci

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2 IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1 Oleh : HAFDARANI 2 PENDAHULUAN Sebagai guru bahasa Jerman kita sering mendengar atau membaca bahwa pengajaran

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 24 Surat Kabar Hamburg

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 24 Surat Kabar Hamburg Pelajaran 24 Surat Kabar Hamburg Eulalia membimbing para redaktur ke jejak benar. Mereka menemukan, teman kerja mereka dari surat kabar Hamburg terkait dalam kasus ini. Satu ucapan Paul meyebabkan marah.,

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA TEORI

BAB 2 KERANGKA TEORI BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Teks Teks berasal dari bahasa Latin textus, bentuk verbanya texere, yang berarti jaringan (Heinz, 1994: 15). Berdasarkan pengertian etimologisnya, jaringan, komponen penyusun teks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan berbagai macam pilihan yang ditawarkan, mulai dari buku yang hanya berisi tulisan

Lebih terperinci

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS HÖREN I JR 212 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR216 IRMA PERMATAWATI, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Sprachen und Biografien

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract Kesalahan dalam Terjemahan Abstrak Karya Ilmiah oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Angkatan 2008 Universitas Negeri Malang Erlina Yuni Novitasari Pembimbing: (I) Dra. Rosyidah, M.Pd., (II) Deddy Kurniawan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan teori-teori yang menjelaskan interferensi. Untuk mengetahui jenis interferensi yang terjadi, diperlukan teori tata bahasa ibu dan bahasa asing serta teori interferensi.

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 06 Bagaimana Raja Ludwig Meninggal?

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 06 Bagaimana Raja Ludwig Meninggal? Pelajaran 06 Bagaimana Raja Ludwig Meninggal? Di istana Schloss Neuschwanstein dan bertemu dengan orang misterius yang memakai mantel Raja Ludwig. Mereka melakukan penyelidikan, apa hubungannya dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Grammatikvisualisierung dalam pengajaran gramatika bahasa Jerman lebih efektif

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Grammatikvisualisierung dalam pengajaran gramatika bahasa Jerman lebih efektif BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa penggunaan teknik Grammatikvisualisierung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif dilakukan dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 20 Angket Pendengar

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 20 Angket Pendengar Pelajaran 20 Angket Pendengar dan menanyakan pendapatan pendengar. Topik siaran: "Apakah kebohongan berdosa?" Di sini pendengar bisa mengungkapkan bundaran gandum palsu dan menilai tindakan petani. "Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. Pada umumnya masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yakni bahasa daerah sebagai bahasa pertama

Lebih terperinci

No. RPP/JER/24 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/24 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari : Sem : 2 (dua) : 100 lisan setingkat A1. lisan sesuai dengan tingkat dasar (A1. 1) Jerman (1) fragen und sagen, was man möchte... (2) fragen und beantworten nach dem Preis... (3) kommentieren, wie der

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam Sekar Chandra Ratnasari, Amir, Azis Mahfuddin. Abstaksi Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam

Lebih terperinci

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Arbeit mit Lesetexten III merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman

Lebih terperinci

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA N0. SP. :. FORMULIR PERMOHONAN UNTUK MENDAPATKAN VISA BERDIAM SEMENTERA ANTRAGSFOMULAR ZUR ERLANGUNG EINES SEMI-PERMANENT-VISUM 1. Nama lengkap pemohon

Lebih terperinci

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Dra. Rosyidah, M.Pd. NIP. 19600821 198503 2 001 Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing II Edy

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 22 Peselancar Yang Hilang

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 22 Peselancar Yang Hilang Pelajaran 22 Peselancar Yang Hilang dan mencari jejak ikan hiu. Mereka menemukan sesuatu yang aneh: Papan selancar tanpa pemiliknya di pelabuhan dan berita surat kabar yang membingungkan. Agak jauh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa digunakan sebagai alat komunikasi. Selain itu, bahasa juga digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan masalah. Cara untuk memecahkan masalah yang telah dipilih dan disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, karena dengan bahasa seseorang dapat menyerap berbagai informasi dan pengetahuan dari

Lebih terperinci

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO Dinny Ananda Berliana Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Di dalam Grammatik tata bahasa bahasa Jerman terdapat aturan-aturan yang berbeda dengan bahasa lainnya, misalnya konjugasi verba yang disesuaikan degan subjek.

Lebih terperinci

Herlina Jasa Putri Hrp Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Herlina Jasa Putri Hrp Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK ANALISIS DEIKSIS BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Hrp Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Artikel ini membicarakan deiksis dalam konteks wacana tulis bahasa Jerman yang bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan mempelajari suatu bahasa asing, karena penguasaan tata bahasa tersebut akan mendasari pembelajar

Lebih terperinci

JR218, LESEN II: S1, 3 sks, Semester II

JR218, LESEN II: S1, 3 sks, Semester II DESKRIPSI MATA KULIAH LESEN II JR218, LESEN II: S1, 3 sks, Semester II Mata kuliah Lesen II merupakan salah satu Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKK-Prodi) yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Univeristas Indonesia. 1 Buku cerita anak adalah segala jenis teks yang diproduksi untuk anak-anak. Pengarang buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Univeristas Indonesia. 1 Buku cerita anak adalah segala jenis teks yang diproduksi untuk anak-anak. Pengarang buku cerita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia mengalami peristiwa kelahiran dan kematian. Berbeda dengan kelahiran, kematian merupakan suatu hal yang menakutkan dan menyedihkan. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 16 Ikarus

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 16 Ikarus Pelajaran 16 Ikarus Pahlawan tragis Ikarus dari mitologi Yunani sangat menarik kedua journalis, dan. Namun, apakah pendengar mengetahui siapa Ikarus? dan bercerita tentang Ikarus. dan mendapat ide dari

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman

Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Silfi Eka Juliani, Azis Mahfuddin Penulis Penanggung Jawab, Nining Warningsih Penulis Penanggung Jawab Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Penggunaan Kata Sifat lieb dan schön serta Kata Kerja lieben dalam Dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger MAKALAH NONSEMINAR HANUM

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci