PERHITUNGAN KEKUATAN SPI POROS PADA PENGUJIAN MODEL KAPAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERHITUNGAN KEKUATAN SPI POROS PADA PENGUJIAN MODEL KAPAL"

Transkripsi

1 Perhitunan Kekuatan Si Poros ada Penujian Model Kaal (Suyadi) PERHITUNGAN KEKUATAN SPI POROS PAA PENGUJIAN MOEL KAPAL Strenth Calculation of Shaft Pin by Model Testin Suyadi 1 1 Balai Teknoloi Hidrodinamika, Surabaya. suyadi1suyadi@mail.com iterima: 23 November 2015; irevisi: 18 esember 2015; isetujui: 1 Maret 2016 Abstrak Pasak terbuat dari baja lunak ( mild steel), berfunsi sebaai enunci yan disisikan diantara oros dan roeller aar keduanya tersambun denan asti sehina mamu meneruskan momen untir/torsi, oleh sebab kajian teknis tentan besarnya aya, torsi dan teanan dierlukan dalam memrediksi kekuatan dan umur akai asak tersebut. Untuk mendaatkan kekuatan asak dan umur akai asak tersebut dilakukan analisa ada roses uji self roulsion dimana variabel yan diilih adalah utaran mesin yan meruakan arameter sanat berenaruh terhada erubahan aya, torsi dan teanan. Hasil enelitian ini menunjukkan bahwa untuk roses uji self roulsion Kaal Patroli Ceat 60 meter, ada utaran mesin 2813 rm dan 3043 rm asak beroerasi ada kondisi normal, sedankan ada utaran mesin 1213 rm asak beroerasi ada kondisi ektrim dimana torsi yan timbul 43 Nm sehina aya yan diikul oleh asak 8601 N, menhasilkan teanan sebesar 44.2 Ksi dan umur akai asak 70 hari oerasional asak atau 3.5 bulan kalender. Kata kunci: aya, torsi, teanan, oros model roeller, asak Abstract Pes made of soft steel (mild steel), serves as a lock that is inserted between the shaft and roeller so that they connect with certainty so that they can ass on the torque/torque, because of technical studies on the manitude of force, torque and tension needed to redict the strenth and lifesan The es. To ain strenth and lifesan e es the analysis on the rocess of self-roulsion test where the selected variables are enine seed is very influential arameter to chane the style, torque and strain. The results showed that for the test rocess of self roulsion vessel Fast Patrol 60 Meter, at rm of the enine rotation, es oerate under normal conditions, while the enine turns 1213 rm es oerate in the extreme condition which is resultin torque is about 43 Nm and the es has 8601 N internal force, The resultin strain of 44.2 Ksi and lifesan es e 70 oeratin days or 3.5 months of the calendar. Keywords: force, torque, stress, roeller model shaft, es PENAHULUAN Pada fasilitas work sho di Balai Teknoloi Hidrodinamika Surabaya (BTH) dilenkai mesin frais berfunsi untuk membuat alur ada oros dan roeller. Pembuatan alur alur tersebut untuk menematkan asak, sehina asak berfunsi menhubunkan antara baian enerak (oros) dan roeller, oros model balin balin yan meruakan funsi utama dari elaksanaan model uji self roulsion. Keuntunan enunaan asak adalah mudah untuk diasan dan ukurannya telah distandarkan diameter oros, asak jua terasan ada lokasinya secara akurat mudah dileas dan dierbaiki. Kekuranan enunaan asak adalah 13

2 tidak bisa menahan ererakan aksial dan memunkinkan terjadinya backlash dan beban imak, karena adanya rona antara asak, oros dan roeller, untuk menhilankan efek tersebut, diunakan skru enencan dan diasan ada roeller 90º terhada asak. Poros roeller berfunsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaa dari transmisi ke roeller sehina roeller bisa berutar. Poros dibuat dari ia baja atau stainlees steel yan memiliki ketahanan terhada aya untiran atau benkok. Material asak harus lebih lunak (memiliki kekuatan mulur lebih kecil) dibandinkan marerial oros dan roeller. Standar enelomokan asak berdasarkan bentuk dan dimensinya. Pasak aralel berenaman sei emat denan tini dan lebar konstan ada arah memanjan, Gambar 1.(a). Pasak mirin memunyai lebar konstan denan tini bervariasi secara linier ada arah memanjan denan kemirinan 1/8 inch er foot dan diasan ada alur mirin samai terkunci Gambar 1.(b). Pasak woodruff berbentuk setenah linkaran denan lebar konstan, diasan ada alur asak yan jua berbentuk setenah linkaran Gambar 1.(c). doron kebawah ( trust force), F t, bekerja ada aris normal yaitu teak lurus terhada benda kerjasehina timbul momen bendin. maka kedua aya tersebut erlu dianalisa untuk menetahui besarnya teanan yan terjadi untuk menetahui batas oerasional asak, aar bekerja denan aman sehina kerusakan ada asak daat terhindarkan. Gambar 2. Gaya ada oros dan asak ASAR TEORI Poros roeller meruakan salah satu baian terentin dari instalasi enerak kaal. Putaran mesin ditransmisikan ke roeller melalui asak yan diasan ada oros, maka asak sanat memenaruhi kerja mesin bila terjadi kerusakan. Bila direncanakan oros tersebut mamu memindahkan daya sebesar P ( kw) denan utaran (n) rm, maka sudah baran tentu asak yan akan direncanakan tersebut jua harus mamu meneruskan daya dan utaran, sehina besar torsi (T) yan bekerja ada oros yaitu: T = 60.P (N.m) (1) π2.n atau T = 16π τ d 3 (2) Gambar 1. Macam macam asak Menurut ASME, definisi asak adalah elemen mesin yan bersifat bisa dibonkar asan. Aabila asak diasan ada alurnya akan memunyai keunaan untuk mentransmisikan torsi antara oros dan roeller. Oleh sebab itu asak harus dibuat halus denan ketelitian tini sesuai denan Standart Nasional (SN) dan ISO ( Internasiona Standard Oranisation) untuk menurani terjadinya imak dan backlash.. Gaya-aya yan bekerja ada asak dan oros seerti dierlihatkan Gambar 2. F adalah aya tanensial berua aya eser yan terjadi ada asak,sehina timbul torsi ada asak, aya dimana : n d τ = daya yan akan diindahkan (watt) = utaran dalam (rm) = iameter oros = Teanan untir yan diizinkan untuk bahan oros Gambar 3. Contoh dimensi asak 14

3 alam erencanaan asak, besar torsi yan terjadi lebih besar dari torsi yan harus diindahkan yaitu : T = k. T (3) dimana : T = Torsi untuk erencanaan asak T = Torsi yan bekerja ada oros k = Faktor erencanaan = 1.25 s/d 1.5 Bila diameter oros serta Torsi untuk erencanaan asak telah diketahui, maka aya kelilin yan bekerja ada asak daat dicari yaitu : F = T (4) d/2 dimana : d = diameter oros alam erencanaan asak, ada dua kemunkinan asak tersebut rusak atau utus : a. Putus akibat aya eser b. Putus akibat tekanan bidan Bila asak tersebut dierhitunkan kemunkinan utus akibat aya eser maka : 䘀 㴀 䄀 耀 F = L. 戀 耀 dimana : A = Luas enaman kemunkinan utus tereser A = L. b L = anjan asak b = lebar asak = Teanan eser yan diizinkan untuk bahan 耀 asak ari ersamaan (4) dan (6) dieroleh: T.2/d= L.b. 耀 T = L. b. d/2. 耀 (5) (6) (7) (8) Bila dierhitunkan kemunkinan rusak akibat tekanan bidan: F = A. 脀 (9) dimana : = Teanan bidan yan diizinkan untuk bahan 脀 asak A = Luas bidan asak yan menekan/bersinunan terhada bidan oros A = L.t/2 F = L.t/2. 脀 dimana : T = F.d/2 T = L.t/2. d/2. 脀 (10) Bila asak harus mamu menahan aya eser dan aya tekan, maka dari ersamaan (3) dan (4) dieroleh: L. b.d/2. 耀 = L.t/2. 脀 = t/2 脀 b. 耀 耀 = t/2.b. 脀 (11) Untuk ukuran lebar dan tebal asak biasanya sudah distandarisasi maka hasil erhitunan harus diilih ukuran yan ada ada standarisasi. Bila hasil erhitunan, ukurannya tidak ada yan cocok dalam tabel asak, maka ukuran asak yan diambil adalah ukuran yan lebih besar. i bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal asak, sesuai denan standart yan diasaran Tabel 1. Standart asak menurut IS: 2292 dan 2293 i a m e t e r P e n a m a na s ak o r o s ( m m L e b a r ( m T e b a l ( m Pemilihan bahan oros dan asak erlu diketahui untuk menentukan umur asak, ada umumnya asak terbuat dari baja lunak yaitu baja karbon rendah AISI 1020 Low carbon steel,seerti ditunjukan ada Tabel.2 sedankan oros terbuat dari baja karbon tini,seerti ditunjukan ada Tabel.3 Tabel 2. Proerties teanan untuk material baja AISI 1020 low carbon steel bahan asak (Roylance, 2008) Mechanical roerties Metric Imerial Tensile Strenth,Ultimate 394,72 MPa si Tensile Strenth,Yield 294,74 Ma si Tabel 3. Proertiesteanan untuk material baja SAE-AISI 1020 (S20C,C22,G10200) carbon steelbahan oros (Roylance, 2008) Mechanical roerties Metric Imerial Tensile Strenth,Ultimate 450 MPa si Tensile Strenth,Yield 370 Ma si METOOLOGI Metodoloi yan diakai berdasarkan ada Studi ustaka dan enamatan laanan enamatan tersebut dimaksudkan untuk mendaatkan dimensi 15

4 asak denan ermukaan halus dan untuk mendaatkan umur akai asak ada roses uji self roulsion, rosedur enamatan meliuti : 1. Pemilihan bahan oros roeller (stainless steels) SAE-ASI 1020 carbon steel dan asak 1020 low carbon steel yan ada diasaran 2. ilakukan erhitunan matematis untuk analisa teanan denan variable utaran dinamo meter. berdasarkan hasil erhitunan dari ersamaan (1) s/d (11). HASIL AN PEMBAHASAN Pembuatan asak ada model oros roeller untuk enujian kaal di Laboratorium BTH yan dikerjakan ada benkel mekanik, material asak terbuat dari baja karbon rendah dan bahan oros roeller terbuat dari baja karbon tini (AISI 1020). imana ada roses embuatan alur ada oros dan roeller menunakan mesin frais, sedankan embuatan asak ersei anjan denan enaman bujur sankar dilakukan denan kerja banku (manual). Tabel 4. Perhitunan aya,torsi dan teanan 1213 rm Hasil erhitunan 2831 rm 3043 rm F 8601 N 3684 N 3425 N T 43 Nm Nm Nm τ σ 153.1Ma 22.1 Ksi Ma 44.2 Ksi Ma 9.50 Ksi Ma 19 Ksi 61.1 Ma 8.82 Ksi 122 Ma Ksi Gambar 4. Grafik S N (Ateia, 2009) avid Roylance (2008) Ksi Ksi Pada uji self roulsion KPC 60 PAL dieroleh data dimensi asak adalah anjan 14 mm, lebar 4 mm dan tini 4 mm, diameter model oros roeller 10 mm, utaran oros (1213 rm, 2831 rm dan 3034 rm), daya mesin 3640 watt. Perhitunan dibuat denan menimlementasikan Persamaan (1) s/d (11) maka hasilnya hasil yan dieroleh dierlihatkan ada Tabel 4. Untuk memudahkan embahasan, maka dibuatkan Tabel 4 yan menunjukkan erhitunan dan enamatan laanan. enan variabel utaran mesin, sehina didaat aya, torsi, teanan eser dan teanan bidan. Pada Tabel 4, rafik S-N, dieroleh data yaitu untuk utaran mesin 2831 rm didaat teanan 19 ksi, untuk utaran 3043 rm teanan dari resultan aya 17,58 ksi, jadi roses uji self roulsion ada kedua utaran tersebut berjalan normal karena osisinya masih berada dibawah aris rafik S N steel Sedankan untuk utaran mesin 1213 rm, osisinya memoton rafik S-N denan nilai teanan 44.2 ksi (Tabel 4). Penunaan uji self roulsion di BTH rata-rata emakainnya 4 jam/hari denan utaran mesin 1213 rm maka didaat umur asak 70 hari, ini berarti asak beroerasi ada kondisi ekstrim, hal tersebut menyebabkan asak menjadi atah/rusak. Maka disarankan ada roses uji self roulsion tersebut menunakan utaran mesin diatas 1213 rm. KESIMPULAN Untuk melakukan ekerjaan self roulsion ada uji oros model roeller, hal yan harus dierhatikan adalah terjadinya teanan ada asak karena enaruh utaran dari mesin dinamo meter yan daat menyebabkan rusaknya asak atau asak menjadi atah. Untuk emilihan material oros model roeller berua baja stainles dan jenis asak yaitu HSS/1020, maka disarankan untuk memilih utaran mesin diatas 1213 rm. Karena ada utaran tersebut torsi yan dihasilkan oleh dinamometer sanat besar (43 Nm) sehina aya aya yan diikul oleh asak sanat besar (8601 N). Hal ini akan memenaruhi umur akai dari asak. Untuk keceatan utaran 1213 rm tersebut, asak menalami teanan kerja sebesar 44.2 ksi, berarti melebihi batas teanan luluh materialnya yaitu sebesar ksi. Untuk kondisi ekstrim ini asak sanu beroerasi hina 70 hari kerja atau 3.5 bulan kalendar. Sekiranya erlu jua dilakukan enelitian lebih lanjut tentan enaruh torsi,aya dan teanan ada asak terhada utaran mesin dinamometer yan menyebabkan asak menjadi atah sebelum umur akai terlamaui. 16

5 AFTAR PUSTAKA Amstead, B. H., dkk. (1977). Manufacturin Processes, John Wiley and Sons, New York. Anton, C. N. (2012). Toleransi dan Suaian. htt://teknik-manufaktur.blosot.co.id. Ateia, Alaa A. (2009). Manufacturin. Processes II 3 rd Materials Enineerin. htts:// nufacturin-processes-cuttin-tool. Paryanto. (2000). Proses Pembubutan Loam. htt://staff.uny.ac.id/sites/default/files/(ppt)%20 Materi%202.%20Proses%20Kerja%20Bubut%20 (Turnin).df. Rochim, Taufiq. (1993). Teori dan Teknoloi Proses Pemesinan, Lab. Teknik Produksi, Jurusan Teknik Mesin FTI-ITB. Roylance, avid. (2008). Mechanical Proerties of Material. MIT. Tim Fakultas Teknik Mesin Universitas Neeri Yoyakarta. (1997). Modul Menerinda Pahat dan Alat Poton. Perhitunan Kekuatan Si Poros ada Penujian Model Kaal (Suyadi) 17

6 Halaman Koson 18

Perhitungan Kekuatan Pisau Frais pada Proses Perautan Alur Pasak Poros Model Propeller

Perhitungan Kekuatan Pisau Frais pada Proses Perautan Alur Pasak Poros Model Propeller R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal Vol. 2 No. 2 2017 ISSN 2527-5674 (print), ISSN 2528-3723 (online) Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/rem DOI: https://doi.org/10.21070/r.e.m.v2i2.1189

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAB I AALISA PERHITUGA Pada bab ini akan dilakukan ehitungan dan analisa dari erencanaan mesin engeress minyak jarak agar. Adaun Elemen mesin yanga akan dihitung meliuti, hoer, screw conveyor, belt, uli,

Lebih terperinci

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987) 6.3 Gaya Hambat Udara Ketika udara melewati suatu titik tankap baik itu udara denan kecepatan konstan ( steady ) maupun denan kecepatan yan berubah berdasarkan waktu (unsteady ), kecenderunan alat tersebut

Lebih terperinci

Pertemuan IV II. Torsi

Pertemuan IV II. Torsi Pertemuan V. orsi.1 Definisi orsi orsi mengandung arti untir yang terjadi ada batang lurus aabila dibebani momen (torsi) yang cendrung menghasilkan rotasi terhada sumbu longitudinal batang, contoh memutar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 etode Perancangan etode erancangan adalah roses berikir sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga mendaatkan hasil enyelesaian yang maksimal untuk mencaai sesuatu yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik ISSN : 089-4767 Deartemen Perindustrian I Vol. 1 No. 5 Tahun 011 Hal. 9-35 ANCANG BANGUN SISTEM TANSMISI AT(Automatic Transmission), AMT(Automated Manual Transmission),

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX PERSAMAAN BERNOULLI

PERTEMUAN IX PERSAMAAN BERNOULLI PERTEMUAN IX PERSAMAAN BERNOULLI Anaan-anaan untuk Menurunkan Persamaan Bernoulli. Zat cair adala ideal, tidak unya kekentalan. Zat cair adala omoen & tidak termamatkan 3. Aliran adala kontinyu & seanjan

Lebih terperinci

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS BAB I TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton 6 TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai alikasi koresondensi/hubunan antara dua himunan serin terjadi. Sebaai 4 contoh volume bola denan

Lebih terperinci

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat

Lebih terperinci

PERSAMAAN BERNOULLI. Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng

PERSAMAAN BERNOULLI. Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng PERSMN BERNOULLI Ir. Suroso Dil.HE, M.En Pendahuluan Pada at cair diam, aya hidrostatis mudah dihitun karena hanya bekerja aya tekanan. Pada at cair menalir, dierhitunkan keceatan, arah artikel, kekentalan

Lebih terperinci

ANALISIS ONGKOS PRAKTIKUM PEMESINAN BERDASARKAN TIPE PROSES DESAIN PRODUK Purnawan, Maman Kusman, Yayat, Ega Taqwali Berman

ANALISIS ONGKOS PRAKTIKUM PEMESINAN BERDASARKAN TIPE PROSES DESAIN PRODUK Purnawan, Maman Kusman, Yayat, Ega Taqwali Berman ANALISIS ONGKOS PRAKTIKUM PEMESINAN BERDASARKAN TIPE PROSES DESAIN PRODUK Purnawan, Maman Kusman, Yayat, Ea Taqwali Berman Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk menanalisis onkos praktikum pemesinan

Lebih terperinci

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM. BAB III HASIL DAN DISKUSI Bab ini berisi hasil dan diskusi. Pekerjaan penelitian dimulai denan melakukan penukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan denan penyesuaian (fittin hasil tersebut

Lebih terperinci

Sifat Optik Non Linier pada Molekul Terkonjugasi

Sifat Optik Non Linier pada Molekul Terkonjugasi Sifat Otik Non Linier ada Molekul Terkonjuasi Setianto *, K.M. Liu, B.M. Wibawa 2 Proram Studi Fisika, Universitas Padjadjaran Bandun Jl. Raya Jatinanor KM 2, Sumedan 45363 E-mail: setianto@hys.unad.ac.id

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: MUHAMMAD HUSNAN EFENDI NIM I8613023 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

Bab 3 Persamaan Perubahan Tekanan di Sepanjang Pipa Alir

Bab 3 Persamaan Perubahan Tekanan di Sepanjang Pipa Alir Bab Persamaan Perubahan ekanan di Seanjan Pia Alir Bab berikut membahas tentan model matematika yan diunakan untuk meneah terjadinya enyumbatan aliran (bottlenek) yaitu model ersamaan erubahan tekanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Pembubutan Hasil perhitungan pembubutan benda kerja dilakukan beberapa tahapan dengan material VCN, VCL, AISI 145, dan ST 37 yaitu : Tahap 1. 1. kedalaman

Lebih terperinci

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin, SNTTM-VI, 2007 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris Muhammad

Lebih terperinci

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP MODUL PERTEMUAN KE 4 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Gerak Peluru (Proyektil); Gerak Melinkar Beraturan, Gerak Melinkar Berubah Beraturan, Besaran Anular dan Besaran Tanensial. POKOK BAHASAN: GERAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB I ETODOLOGI ENELITIAN 4.1. INFORASI UU EODELAN STRUKTUR ATAS 4.1.1. emodelan Struktur emodelan sistem struktur-tanah dimodelkan dalam bentuk dua dimensi, seperti terlihat pada ambar 4.1. Sistem struktur

Lebih terperinci

tersebut adalah kawasan-kawasan mewah dan di temat yang masyarakatnya memang sudah mengerti akan indahnya kebersihan. Pengolahan dan engelolaan samah

tersebut adalah kawasan-kawasan mewah dan di temat yang masyarakatnya memang sudah mengerti akan indahnya kebersihan. Pengolahan dan engelolaan samah ANALISIS DAN PEMBUATAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK (POLIETILENA) Ivory Son Kolontoko / 0406403 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Mesin encacah samah botol lastik ini meruakan

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS Dr.-Ing Agus Sutanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 Posisi, kecepatan, dan percepatan Posisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG JEMBARAN SITI NURBAYA KOTA PADANG

PERENCANAAN ULANG JEMBARAN SITI NURBAYA KOTA PADANG ERENCANAAN ULANG JEMBARAN ST NURBAYA KOTA ADANG Rahmat Jordi Triawan, ndra Farni, Robby ermata Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan erencanaan, Universitas Bun Hatta adan E-mail : rahmatjordi8@mail.com,

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. No. 1, Januari 2017 ISSN : 2502-2040 PERHITUNGAN DIAMETER MINIMUM DAN MAKSIMUM POROS MOBIL LISTRIK TARSIUS X BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN USTK ompa adalah suatu alat yan diunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain denan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut diunakan

Lebih terperinci

a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit

a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit Contact Person : 0896-5985-681 OSK Fisika 018 Number 1 BESARAN PLANCK Pada tahun 1899 Max Planck memperkenalkan suatu sistem satuan iniversal sehina besaran-besaran fisika dapat dinyatakan dalam tia satuan

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN SCREEN PRINTING, MERUBAH 5 PROSES MENJADI 1 PROSES PRINTING UNTUK PRODUK KNOB VOLUME ER/

MODIFIKASI MESIN SCREEN PRINTING, MERUBAH 5 PROSES MENJADI 1 PROSES PRINTING UNTUK PRODUK KNOB VOLUME ER/ 19 MODIFIKASI MESIN SCREEN PRINTING, MERUBAH 5 PROSES MENJADI 1 PROSES PRINTING UNTUK PRODUK KNOB VOLUME ER/521-01-028-10 Bamban Setiawan 1 Setio Witjaksono 2 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR iv HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI 1 DAFTAR GAMBAR 4 DAFTAR TABEL 7 DAFTAR LAMPIRAN 8

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy Amud Jumadi 1, Budi Hartono 1, Gatot Eka Pramono 1 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Corresponding author : Amudjumadi91@gmail.com

Lebih terperinci

LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK

LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK I. JUDUL PRAKTIKUM : KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK II. TANGGAL PRAKTIKUM : Selasa, 12 Austus 2014 III. TANGGAL LAPORAN: Rabu, 20 Austus 2014 IV. GURU PEMBIMBING

Lebih terperinci

PASAK DAN SPLINE PASAK

PASAK DAN SPLINE PASAK PASAK DAN SPLINE RINI YULIANINGSIH 1 PASAK Pasak berfungsi untuk menghubungkan antara bagian penggerak seperti pulley, sproket rantai dan roda gigi dengan poros/as. Torsi dan daya di transmisikan melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas menenai konsep dasar masalah penjadwalan kuliah, aloritma memetika serta komponen aloritma memetika. Aoritma memetika diilhami dari proses evolusi makhluk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20. UM UGM 016 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM016FIS999 Version: 017-0 Halaman 1 Petunjuk berikut diperunakan untuk menerjakan soal nomor 01 sampai denan nomor 0. = 9,8 m/s (kecuali diberitahukan lain) µ o =

Lebih terperinci

Oleh: Tjandra Satria Gunawan

Oleh: Tjandra Satria Gunawan Soal dan Solusi (S 2 ) untuk: Olimpiade Sains Nasional Bidan Matematika SMA/MA Seleksi Tinkat Kota/Kabupaten Tahun 2010 Tanal: 14-29 April 2010 Oleh: Tjandra Satria Gunawan 1. Diketahui bahwa ada yepat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

Karena massa katrol diabaikan maka 2T 1. -nya arah ke bawah. a 1. = a + a 0. a 2. = m m ) m 4 mm

Karena massa katrol diabaikan maka 2T 1. -nya arah ke bawah. a 1. = a + a 0. a 2. = m m ) m 4 mm m 0 139 Pada sistem dibawah ini hitun percepatan benda m 1 nap benda m bererak ke bawah Jawab: T 1 T 1 m 1 T m 0 a 0 T T 1 m 1 m 1 m T 1 m a m Karena massa katrol diabaikan maka T 1 T m k a k 0 atau T

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARAH RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL

DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARAH RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARA RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL Kennie A. Lempoy Abstrak Permasalahan pada ketidakpuasan konsumen pada penunaan pompa air khususnya yan diunakan di rumah tana, pada saat ini

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO ISSN: 978-5 Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 95 RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO aisal Rahman ), arid Darise ), YunitaDjamalu ) ) Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kamus Puncak Desa Panggulo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING Simulasi untuk Memprediksi Pengaruh... Muhammad Yusuf, M. Sayuti SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING Muhammad Yusuf 1)

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Modifikasi Alat Penunjuk Titik Pusat Lubang Benda Kerja Dengan Berat Maksimal Kurang Dari 29 Kilogram Untuk Mesin CNC Miling Oleh : Mochamad Sholehuddin NRP. 2106 030 033 Program

Lebih terperinci

Dengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1.

Dengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1. GERAK PADA BIDANG DATAR 1. Gerak denan Percepatan Tetap C Gb. 1 Grafik kecepatan-waktu untuk erak lurus denan percepatan tetap Pada ambar 1, kemirinan tali busur antara titik A dan B sama denan kemirinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Kaca Lembaran Jenis Laminated di PT. X dengan Metode Six Sigma

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Kaca Lembaran Jenis Laminated di PT. X dengan Metode Six Sigma JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., () - (-X Print) D- Penendalian Kualitas Proses Produksi Kaca Lembaran Jenis Laminated di PT. X denan Metode Six Sima Niken Dwi Larasati dan Lucia Aridinanti Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEKUK PLAT MINI. Dalmasius Ganjar Subagio*)

PERANCANGAN MESIN PENEKUK PLAT MINI. Dalmasius Ganjar Subagio*) PERANCANGAN ESIN PENEKUK PLAT INI Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PERANCANGAN ESIN PENEKUK PLAT INI. Telah dibuat rancang bangun mesin penekuk mini, dimensi dari mesin ini panjang 565 mm lebar 180

Lebih terperinci

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP Fredy Mananoma, Agung Sutrisno, Stenly Tangkuman Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado ABSTRAK Tujuan penulisan ini

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan PERHITUNGAN DIAMETER POROS PENUNJANG HUB PADA MOBIL LISTRIK TARSIUS X3 BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya Rosa, S.S.T., M.T. Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN

PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN VOLUME 2, NOMOR 2, OKTOBER 2010 JURNAL AUSTENIT PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN Iskandar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL Pengukuran Beban Tujuan awal dibuatnya cruise control adalah membuat alat yang dapat menahan gaya yang dihasilkan pegas throttle. Untuk itu perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU BAB III ALIRAN DI BAWAH PINTU III TUJUAN PERCOBAAN Menamati aliran didasarkan atas pemakaian persamaan Bernouli untuk aliran di bawah pintu III ALAT-ALAT ANG DIGUNAKAN Flume beserta perlenkapanya Model

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting M. Naufal Falah 1, Budianto 2 dan Mukhlis 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak Analisis Penaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Anin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak Mustafa 1 1 adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract One of the problems in

Lebih terperinci

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g SOLUSI OSN 009. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A=! H B.! Jarak d yan dibutuhkan adalah d =v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik

Lebih terperinci

PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS

PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS Fakultas MIPA, Universitas Neeri Yoyakarta, 16 Mei 009 PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PODUKSI SUMU GAS Mohammad Taufik Jurusan Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran Jl. aya Bandun - Sumedan

Lebih terperinci

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60 PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60 Hasrin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl.Banda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruan Linkup Ruan linkup keiatan dalam penulisan tuas akhir ini adalah PT. Tembaa Mulia Semanan Tbk. (Divisi Aluminium) yan berlokasi di Jalan Daan Moot KM. 16, Semanan,

Lebih terperinci

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS Jurnal Mechanical, Volume 5, Nomor 2, September 214 Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A111 Menggunakan Mata Bor HSS Arinal Hamni, Anjar Tri Gunadi, Gusri Akhyar Ibrahim Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4. PEGUJIAN GESER

BAB 4. PEGUJIAN GESER BAB 4. EGUJIAN GESER Kompetensi : Menguasai prosedur dan trampil dalam proses pengujian geser logam. Sub Kompetensi : Menguasai dan mengetahui proses pengujian geser pada baja secara langsung. ASAR TEORI

Lebih terperinci

OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING

OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 2006 OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING Nico Gunawan* dan Abdullah Shahab**

Lebih terperinci

EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR

EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR Joko Waluyo 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, Institut

Lebih terperinci

Kebergantungan Faktor Pengisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap Besar Celah Pita Energi Material Semikonduktor Pembuatnya : Suatu Tinjauan Matematika

Kebergantungan Faktor Pengisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap Besar Celah Pita Energi Material Semikonduktor Pembuatnya : Suatu Tinjauan Matematika Keberantunan Faktor Penisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap Besar Celah Pita Eneri Material Seikonduktor Pebuatnya : Suatu Tinjauan Mateatika Dadi Rusdiana Jurusan Fisika FPMPA UP, Jl Dr Setiabudhi 9

Lebih terperinci

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/1102520 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016 PENGARUH

Lebih terperinci

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA ANANG HADI SAPUTRO NIM. 201254007 DOSEN PEMBIMBING Taufiq Hidayat, ST., MT. Qomaruddin, ST.,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: 1. Pembuatan kampuh dan proses pengelasan dilakukan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung, 2.

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar Materi PASAK TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah melalui penjelasan dan diskusi mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar 2. Setelah melalui penjelasan dan diskusi mahasiswa dapat menyebutkan 3 jenis

Lebih terperinci

APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK PERENCANAAN PENGELASAN PADA MATERIAL BAJA ABSTRACT

APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK PERENCANAAN PENGELASAN PADA MATERIAL BAJA ABSTRACT ALIKASI ERANGKAT LUNAK UNTUK ERENCANAAN ENGELASAN ADA MATERIAL BAJA Mulyadi 1), Fentje Abdul Rauf 2), Rudy oeng 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT The development of software in

Lebih terperinci

Sekolah Olimpiade Fisika davitsipayung.com

Sekolah Olimpiade Fisika davitsipayung.com SOLUSI SELEKSI OSN TINGKAT PROVINSI 06 Bidan Fisika Waktu : Jam Sekolah Olimpiade Fisika davitsipaun.com DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT SEKOLAH

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 osisi, kecepatan, dan percepatan osisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III Session 1 Konsep Tegangan Mekanika Teknik III Review Statika Struktur didesain untuk menerima beban sebesar 30 kn Struktur tersebut terdiri atas rod dan boom, dihubungkan dengan sendi (tidak ada momen)

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG. Telah dilaksanakan penelitian terhadap perbedaan

Lebih terperinci

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015 Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed Badruzzaman a, Dedi Suwandi b a Jurusan Teknik Mesin,Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Rumusan Masalah. Identifikasi Variabel. Perancangan Percobaan. Analisis dan Pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Rumusan Masalah. Identifikasi Variabel. Perancangan Percobaan. Analisis dan Pengujian BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan. Langkah langkah dalam proses pengerjaan Keausan pahat pada proses pemesinan dapat dilihat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERENCANAAN MESIN DAN ANALISA STATIK RANGKA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5 Disusun Oleh : Nama : Indra Gunawan NPM :

Lebih terperinci

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2 SOLUSI. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= H B. Jarak d yan dibutuhkan adalah d=v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik sistem

Lebih terperinci

POROS dengan BEBAN PUNTIR

POROS dengan BEBAN PUNTIR POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya

Lebih terperinci

BAB IV. kemudian diteruskan ke elemen mesin yang lain yang terdapat pada mesin automatic. Power (2.1)

BAB IV. kemudian diteruskan ke elemen mesin yang lain yang terdapat pada mesin automatic. Power (2.1) BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Perancangan 4.1.1 Menghitung torsi motor Torque limiter clutch bekerja meneruskan torsi yang diterima dari motor penggerak kemudian diteruskan

Lebih terperinci

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp *  Abstrak PENGUJIAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADASAMBUNGAN PENGELASAN GESEK SAMA JENIS BAJA ST 60, SAMA JENIS AISI 201, DAN BEDA JENIS BAJA ST 60 DENGAN AISI 201 *Hermawan Widi Laksono 1, Sugiyanto 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB III STATIKA FLUIDA

BAB III STATIKA FLUIDA A STATKA LUDA Tujuan ntruksional Umum (TU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika Tujuan ntruksional Khusus (TK)

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN REGANGAN

TEGANGAN DAN REGANGAN Kokoh Tegangan mechanics of materials Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TEGANGAN DAN REGANGAN 1 Tegangan Normal (Normal Stress) tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan

Lebih terperinci

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016 TK/SD/SMP/SMA Methodist- Medan Jalan M Tharin No. 96 Medan Kota - 01 T: (+661)46 81 METODIST- EDUCATION EXPO 016 Loba Sains Plus Antar Pelajar Tinkat SMA se-suatera Utara NASKA SOAL FISIKA - Petunjuk Soal

Lebih terperinci

FORMULASI EVALUASI PRODUK PRATIKAN PADA PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK TEKNOLOGI MEKANIK

FORMULASI EVALUASI PRODUK PRATIKAN PADA PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK TEKNOLOGI MEKANIK Hariyanto & Sugianto, Formulasi Evaluasi Produk Pratikan... 4 FORMULASI EVALUASI PRODUK PRATIKAN PADA PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK TEKNOLOGI MEKANIK Oleh: H a r i y a n t o 1,

Lebih terperinci