UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERENCANAAN MESIN DAN ANALISA STATIK RANGKA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5 Disusun Oleh : Nama : Indra Gunawan NPM : Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Dr-Ing. Mohamad Yamin Diajukan Guna Melengkai Sebagian Syarat Dalam Mencaai Gelar Sarjana Strata Satu (S) Jakarta 009

2 ABSTRAKSI Nama : Indra Gunawan NPM / NIRM : / Judul : Perencanaan Mesin Dan Analisa Statik Rangka Mesin Pencacah Rumut Gajah Dengan Menggunakan Software CATIA V5 Kata Kunci : Perencanaan dan Analisa Statik Rangka Mesin Pencacah Rumut Gajah Menggunakan Software CATIA V5 Mesin encacah rumut gajah meruakan alat untuk membantu ara eternak sai dalam mencacah rumut untuk dijadikan akan. Dalam engoerasiannya, mesin encacah ini dibantu oleh beberaa komonen enunjang yaitu motor listrik, uli, buah gear box yang berbeda jenisnya (sur dan cone gear), roler enghantar dan rangka. Dan eranan dari komonen enunjang tersebut sangatlah enting, karena itu erlu dilakukan erancangan yang baik dan salah satunya yaitu dari segi kekuatan, dimana rangka mesin menerima beban dari beberaa komonen itu sendiri mauun dari rumut yang akan cacah. Dalam enulisan tugas akhir ini, akan dibahas mengenai erencanaan uli, gear box (sur gear)dan kaasitas roduksi mesin serta analisa statik ada rangka melalui simulasi dengan menggunakan software CATIA V5. Analisa statik tersebut telah dilakukan ada rangka mesin dan material rangka mesin yang diakai adalah baja konstruksi S 0 C (AISI 00). Adaun hasil dari beberaa embebanan tersebut menghasilkan tegangan von mises maksimal 3,4 x 0 7 N/m dengan nilai eralihan maksimal sebesar 0,00985 mm. Daftar Pustaka Dosen Pembimbing : (Sebelas) buku : Dr-Ing. Mohamad Yamin

3 BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Sebagai negara agraris, Indonesia memunyai otensi besar di bidang eternakan seerti eternakan kuda, kambing, sai, ayam, dan lain-lain. Hal ini ditunjang ula dengan banyak tersedianya berbagai macam tumbuhan untuk akan hewan-hewan ternak tersebut yang didukung dengan tanah yang subur, keanekaragaman komoditi dan sumber daya manusia terutama etani yang berjumlah besar di daerah edesaan. Salah satu sektor eternakan yang sangat otensial untuk dikelola secara rofesional adalah eternakan sai. Karena sai meruakan komoditas eternakan yang aling strategis karena meruakan ensulai utama kebutuhan daging dan susu bagi masyarakat. Untuk meningkatkan roduktivitas ternak, salah satu faktor enting yang harus dierhatikan adalah enyediaan akan hijauan baik secara kualitas dan kuantitas yang cuku agar emenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak daat berkesinambungan. Pada umumnya ara eternak rumahan melakukan roses emberian akan untuk hewan ternak diberikan dengan cara diotong-otong dengan cara manual menggunakan sabit atauun alat ertanian konvensional lainnya. Hal ini tentunya memakan waktu yang lama dan tenaga yang banyak. Terutama ada emberian akan rumut gajah yang meruakan akan utama ternak sai dikawasan kabuaten Majalengka Jawa Barat, kebanyakan ara etani hanya memberikan daun rumutnya saja ada ternak tana memberikan bagian batang dari rumut gajah tersebut dikarenakan ara eternak mengalami kesulitan dalam emotongannya. Padahal ada batang tersebut banyak terkandung nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan ternak. Pada saat ini mesin encacah rumut gajah hanya dimiliki oleh eternakan-eternakan besar saja. Kalauun ada diasaran mesin yang kaasitasnya lebih kecil tetai harganya mencaai uluhan juta ruiah, sehingga ara etani kecil lebih memilih mengolah rumut gajah sebagai akan ternak dengan cara tradisional saja.

4 Untuk itu dibutuhkan suatu mekanisme yang daat membantu ara eternak kecil dalam emberian akan sebagai sarana untuk memermudah elaksanaan roses, menghemat tenaga ekerja dan meningkatkan jumlah roduksi... Permasalahan Permasalahan yang diambil ada tugas akhir ini, yaitu tentang struktur rangka yang dirancang sedemikian rua untuk daat menahan beban dari komonen-komonen mesin dalam engoerasian dan juga dari rumut itu sendiri. Beban-beban yang diberikan ada rangka adalah asumsi dari embebanan statik, yang akibatnya menimbulkan dislacement, deformasi, dan tegangan yang terjadi ada rangka tersebut. Dan sehubungan hal tersebut, maka dalam hal engujiannya digunakan software CATIA V5 yang telah memunyai lisensi dari Universitas Gunadarma dengan kode 6AEC3DA. Dan ermasalahan lain yang diambil adalah mengenai erencanaan dari beberaa bagian komonen yang menunjang roses roduksi mesin yaitu uli dan gear box (sur gear). Juga mengenai kaasitas roduksi emotongan yang diharakan memunyai kaasitas rodussi emotongan sebesar 7 kg/min..3. Pembatasan Masalah Pada tugas akhir ini, akan dibatasi dengan ermasalahan dalam hal erencanaan mesin emotong rumut gajah ini, antara lain yaitu :. Pembahasan mengenai analisa struktur dari rangka yang akan diakai dengan menggunakan software CATIA V5.. Menganalisa embebanan statik ada titik-titik daerah embebanan akibat komonen dan rumut. 3. Membahas tentang erencanaan uli yang akan digunakan. 4. Membahas tentang erencanaan gear box kedua (sur gear). 5. Membahas tentang kaasitas roduksi emotongan dari mesin. 6. Tidak membahas mengenai erencanaan motor listrik yang digunakan untuk memutar uli. 7. Tidak membahas tentang erencanaan gear box ertama (cone gear).

5 .4. Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini, antara lain yaitu:. Mengetahui analisa statik ada struktur rangka yang akan digunakan oleh mesin dengan menggunakan software CATIA V5.. Memeroleh bentuk konstruksi mesin emotong rumut gajah, untuk mendaatkan kaasitas emotongan 7 kg/menit.

6 BAB II LANDASAN TEORI.. Pengenalan Rumut Gajah Rumut gajah yang dalam nama ilmiahnya dikenal dengan nama Pennisetum urureum ini meruakan rumut yang sangat dikenal di Indonesia, memunyai berbagai nama antara lain : Eleant graas, Naier graas, Uganda graas, elefente grass dan Pasto gigante grass. Rumut ini berasal dari Nigeria dan tersebar samai daerah sub-troik Afrika dan sekarang telah diintroduksi ke negara-negara troika dan sub-troik. Tanaman ini meruakan tanaman tahunan (erennial) dengan system erakaran yang kuat, tumbuh tegak membentuk rumun. Umumnya batang tumbuh tegak mencaai tinggi cm, diameter batang bagian bawah daat mencaai 3 cm. Peleah daun tidak berbulu dengan dasar bonggol yang berbulu. Panjang daun kira-kira 30-0 cm, dan lebar helai daun 0-30 mm, kadang-kadang tidak berbulu atau berbulu atau berbulu khususnya ada bagian dasar. Gambar. Rumut Gajah.. Teori Von Mises Von Mises (93) menyatakan bahwa akan terjadi luluh bilamana tegangan normal itu tidak tergantung dari orientasi atau sudut θ (invariant) kedua Deviator tegangan J melamaui harga kritis. Dimana : j k (.)

7 j 6 [( σ σ ) + ( σ σ ) + ( σ σ ) ] 3 3 (.) Untuk mengevaluasi tetaan k dan menghubungkannya dengan luluh dalam uji tarik uniaksial terjadi bila σ σ 0, σ σ3 0. σ 0 + σ 0 + 6k σ 3 k (.3) 0 Substitusi ersamaan (.3) dalam ersamaan (.) menghasilkan bentuk kriteria luluh Von Mises. [( σ σ ) + ( σ σ ) + ( σ σ ) ] σ (.4) Dari ersamaan (.4) daat diduga bahwa luluh akan terjadi bilamana selisih tegangan ada sisi kanan ersamaan melamaui tegangan luluh dalam uji tarik uniaksial σ 0. Untuk mengidentifikasi tetaan k dalam ersamaan (.), erlihatkan keadaan tegangan dalam geser murni, seerti dalam uji untir. σ Pada luluh: σ σ 3 τ σ + σ + σ 6 4 k 0 σ k (.5) Sehingga k menggambarkan tegangan luluh dalam keadaan geser murni (untir). Karena itu, kriteria von mises meramalkan bahwa tegangan luluh ada untiran akan lebih kecil dari ada dalam enegangan uniaksial, sesuai dengan: k σ 0 0, 577σ 0 (.6) 3 Kriteria luluh von mises mengisyaratkan bahwa luluh tidak tergantung ada tegangan normal atau tegangan geser tertentu, melainkan tergantung dari fungsi ketiga harga tegangan geser utama. Karena kriteria luluh didasarkan atas selisih tegangan normal, σ σ, dan sebagainya, maka kriteria tersebut tidak tergantung ada komonen tegangan hidrostatik. Karena kriteria luluh von mises melibatkan suku angkat dua, hasilnya tidak tergantung dari tanda tegangan individual. Semula Von Mises mengusulkan kriteria ini karena matematikanya sederhana. Setelah itu, ahli lainnya berusaha unutk memberikan arti fisik. Hencky (94)

8 menunjukan bahwa ersamaan (.4) setara dengan erumamaan bahwa luluh itu terjadi bilamana energi distorsi mencaai suatu harga kritis. Energi distorsi ialah bagian energi regangan total er volume satuan yang dierlukan untuk erubahan bentuk yang berlainan dengan energi energi erubahan volume..3. Beberaa Sifat Bahan Keuletan adalah sifat suatu bahan yang memungkinkan menyera energi ada tegangan yang tinggi tana atah, yang biasanya diatas batas elastis. Elastisitas adalah kemamuan bahan untuk kembali ke ukuran dan bentuk asalnya setelah gaya luar dileas. Sifat ini enting ada semua struktur yang mengalami beban yang berubah-ubah. Kekakuan adalah sifat yang didasarkan ada sejauh mana beban mamu menahan erubahan bentuk. Ukuran kekakuan suatu bahan adalah modulus elastisitasnya, yang dieroleh dengan membagi tegangan satuan dengan erubahan bentuk satuan-satuan yang disebabkan oleh tegangan tersebut. Kemamu-temaan adalah sifat suatu bahan yang bentuknya bisa diubah dengan memberikan tegangan-tegangan tekan tana kerusakan. Kekuatan meruakan kemamuan bahan untuk menahan tagangan tana kerusakan beberaa bahan seerti baja struktur, besi tema, alumunium dan tembaga, memunyai kekuatan tarik dan tekan yang hamir sama. Sementara kekuatan gesernya adalah kira-kira dua ertiga kekuatan tariknya..4. Faktor Keamanan (Factor of Safety) Kekuatan sebenarnya dari suatu struktur haruslah melebihi kekuatan yang dibutuhkan. Perbandingan dari kekuatan sebenarnya terhada kekuatan yang dibutuhkan disebut faktor keamanan. (factor of safety) n : () Kekua tan sebenarnya Faktor keamanan n (.7) Kekua tan yang dibutuhkan Faktor keamanan haruslah lebih bessar dari,0 jika harus dihindari kegagalan. Tergantung ada keadaan, maka faktor keamanan yang harganya sedikit diatas,0 hingga 0 yang diergunakan.

9 Mengikut sertakan faktor keamanan ke dalam desain bukanlah suatu hal yang sederhana, karena baik kekuatan dan keruntuhan memiliki berbagai macam arti. Keruntuhan daat berarti atah atau runtuhnya suatu struktur. Penentuan suatu faktor keamanan harus memerhitungkan kemungkinan embebanan yang melamauibatas (overloading) dari struktur, seerti jenis-jenis embebanan (statik, dinamik atau berulang), kemungkinan keruntuhannya lelah (fatique failure) dan lain-lain. Aabila faktor keamanan sangat rendah, maka kemungkinan kegagalan akan menjadi tinggi dan karena itu desain strukturnya tidak diterima. Sebaliknya bila mungkin tidak cocok bagi fungsinya (misalnya menjadi sangat berat)..5. Perhitungan Diameter Poros Menurut standar ASME rumus untuk menghitung diameter oros dinyatakan dengan: d s 5, K tcbt τ a 3 Dimana: d s diameter oros (mm) (.3) K t faktor koreksi (standar ASME,0,5 untuk beban dikenakan secara halus) C b faktor beban lentur (dierkirakan tidak akan terjadi embebanan lentur,0.6. Transmisi Sabuk-V Sabuk-V terbuat dari karet dan memunyai enamang traesium. Tenunan tetoron atau semacamnya diergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan di keliling alur uli yang berbentuk V ula. Gaya gesekan akan bertambah karena engaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar ada tegangan yang relatif rendah. Hal ini meruakan salah satu keunggulan sabuk-v dibandingkan dengan sabuk rata.

10 () Gambar. Diagram Pemilihan Sabuk-V Tabel. Ukuran Puli-V () Tabel. Diameter Minimum Puli yang Diizinkan dan Dianjurkan (mm) () Adaun erhitungan erencanaan uli, didasarkan ada beberaa erhitungan yang terurai seerti dibawah ini:

11 . Perhitungan erbandingan reduksi Sabuk-V biasanya diakai untuk menurunkan utaran, maka erbandingan yang umum diakai adalah erbandingan reduksi i (i > ), dimana n n D i ; u (.4) d u i Dimana: i erbandingan reduksi n utaran motor (rm) n. Jarak sumbu oros utaran oros (rm) D diameter uli yang digerakan (mm) d diameter uli enggerak (mm) Jarak sumbu oros daat dinyatakan sebagai berikut: b + b 8( D d ) C (.5) 8 Dan juga berlaku ersamaan : d + D C > 0 (.6) Dimana: C jarak sumbu oros (mm) b tebal alur uli (mm) 3. Keceatan linier sabuk Dimana: b L 3,4( D + d ) Untuk menghitung keceatan linier sabuk-v, berlaku ersamaan: π d n υ (.7) 60 x 000 Dimana: v keceatan linier sabuk (m/s) n 4. Sudut kontak utaran motor (rm) Sudut lilit atau sudut kontak θ dari sabuk ada alur uli enggerak harus diusahakan sebesar mungkin untuk memerbesar anjang kontak antara sabuk dan uli. Dan berlaku ersamaan:

12 57( D d ) θ 80 (.8) C ( D d ) sinγ (.9). C Dimana: θ sudut kontak (rad) γ jarak sumbu oros dengan sudut kontak 5. Gaya tangensial efektif yang bekerja ada uli T Fe (.0) d Dimana: Fe gaya tangensial efektif (kg) 6. Daya yang dihasilkan er sabuk Jika tarikan ada sisi tarik dan sisi kendor berturut-turut adalah dan F (kg), maka besar gaya tarikan efektif F (kg) untuk menggerakkan uli adalah: F e F F e F F μ 'θ e F e F F F e F e μ ' θ μ ' θ Besarnya daya yang daat ditransmisikan oleh satu sabuk adalah: e C Fa e μ ' θ ' π x 60 μ θ Fe υ e P F 0 e n n 000 ' π d n x x 60 x μ θ o e μ ' θ C ( d n) (.) Dimana: P o daya yang dihasilkan er sabuk (kw) μ ' koefesien gesek nyata antara sabuk dan uli F a gaya tarik yang diizinkan untuk setia sabuk (kg) 7. Jumlah sabuk yang dierlukan Dalam menentukan jumlah sabuk yang diakai, maka berlaku ersamaan sebagai berikut: Pd N (.) P o K θ Dimana: N jumlah sabuk

13 K faktor koreksi o 8. Panjang Lingkaran Jarak Bagi Sabuk (L) L 9. Safety factor ( D + d ) ( D d ) π +. C + (.3) 4. C Untuk faktor keamanan dalam erencanaan uli, berlaku ersamaan: F e Sf (.4) F izin Dimana: F daerah beban sesuai dengan jenis enamang yang diakai izin Tabel.3 Daerah Penyetelan Jarak Sumbu Poros () Tabel.4 Daerah Beban Untuk Tegangan Sabuk Yang Sesuai ().7. Roda Gigi Roda gigi memindahkan momen melalui kontak luncur antara ermukaan gigi yang berasangan. Untuk memenuhi ersyaratan, harus diilih kurva yang sesuai sebagai rofil gigi. Ada sejumlah kurva yang daat memenuhi keerluan tersebut, tetai kurva involut atau envolven adalah yang biasa diergunakan untuk roda gigi. Kurva involut daat dilukis dengan membuka benang dari gulungannya yang berbentuk silinder. Lintasan yang ditemuh ujung benang sejak mulai leas dari ermukaan silinder, akan membentuk involut (gambar.0), lingkaran silinder dimana benang digulung, disebut Lingkaran Dasar. Garis singgung bersama ini disebut Garis Kaitan atau Garis Tekanan.

14 .7.. Klasifikasi Roda Gigi Lurus (Sur Gear) Roda gigi lurus atau sur gear berfungsi untuk mentransmisikan gerakan utar antara oros-oros yang sejajar dengan roda gigi lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utaran oros. Secara umum diakai untuk utaran-utaran rendah dan ada sistem dimana engontrolan kebisingan tidak menjadi masalah. Besarnya erubahan transmisi ditentukan oleh erbandingan utaran serta jumlah roda gigi dari masing-masing roda gigi (inion dan gear). Gambar.3 Roda Gigi Lurus () Dalam erencanaan roda gigi, biasanya ada beberaa faktor enunjang yang dierlukann dalam erencanaan, antara lain:. Jumlah daya yang diindahkan.. Jumlah utaran er menit. 3. Jumlah gigi. 4. Jenis roda gigi yang direncanakan. 5. Dan lain-lain..7.. Perhitungan Perencanaan Roda Gigi.. Perencanaan angka transmisi. Perencaan asangan roda gigi. Untuk utaran kurang dari 3600 rm, maka berlaku ersamaan (3) : r v ω ω n n Nt Nt d d Dimana: r v erbandingan keceatan ω keceatan sudut ( rad/sec) n keceatan keliling (rm) Nt jumlah gigi (.5)

15 d diameter itch circle (in) 3. Penentuan sudut tekan (θ) Sudut tekan yang umu digunakan adalah sebesar 0 atau 5. Setelah ditentukan jumlah gigi dan sudut tekan, kemudian daat ditentukan faktor lewis (Y dan Y ) yang daat dilihat ada tabel Values for lewis from factor. g 4. Pemilihan bahan roda gigi Bahan roda gigi daat diilih dari berbagai macam bahan tergantung dari kegunaan roda gigi tersebut. Setelah diilih bahan yang sesuai dan daat digunakan untuk erencanaan roda gigi, maka nilai S o (si) dan BHN dari bahan tersebut daat dilihat ada tabel emilihan bahan. 5. Penentuan diameter itch line Dengan mengasumsikan nilai P, diameter itch line daat ditentukan dari Nt ersamaan : P (.6) d Dimana : Nt jumlah gigi d diameter itch circle (in) P diameter itch (3) Tabel.5 Klasifikasi berdasarkan Kekasaran Roda Gigi Jenis Roda Gigi Nilai P Jenis Roda Gigi Nilai P Gigi kasar ½ < P < 0 Gigi agak kasar < P < 8 Gigi halus 0 < P < 8 Gigi agak halus 50 < P < Perhitungan keceatan itch line Setelah mendaatkan nilai diameter itch line, keceatan itch line daat dihitung dari ersamaan: π. d. n V (.7) Dimana: V keceatan itch line d diameter itch line n utaran oros

16 7. Perhitungan torsi Dimana: Besarnya torsi daat dihitung dengan menggunakan ersamaan: d d T Fn cosθ Ft (.8) Fn gaya normal F gaya tangensial t d diameter itch line θ sudut tekan 8. Perhitunga n gaya-gaya yang bekerja Sehingga dari harga-harga ersamaan sebelumnya, maka: Dimana : T. n h h daya inut n utaran d. V Ft π. d T torsi (in-ound) Dengan demikian akan menjadi: tersebut, bila disubsitusikan kedalam (.9) h Ft (.30) V Dari ersamaan gaya dinamik, didaat: F F F d d d V Ft untuk 0 < V 000 ft/min V Ft untuk 000 < V 4000 ft/min V Ft untuk V > 4000 ft/min 78 Dengan melihat konsentrasi tegangan, dieroleh gaya bending, yaitu: Dimana: Y F b S. b. y. S. b. (.38) P

17 FBbB gaya bending S safe static stresses b tebal roda gigi (in) Y faktor lewis P diameter itch Sedangkan beban keausan ijin daat dicari dari ersamaan: F d. b. Q K (.3) w. Dimana: d diameter inion b tebal roda gigi Q daat dicari dengan menggunakan ersamaan:. d g. Nt g Q d + d Nt + Nt g (.3) d g dengan : K faktor keausan diameter gear Nt jumlah gigi inion Nt g jumlah gigi gear Kemudian tebal roda gigi harus diuji dengan ersyaratan: 9 3 < b < P P Bila tebal roda gigi telah memenuhi ersyaratan, gaya bending daat dicari dari ersamaan-ersamaan diatas dan kemudian dibandingkan nilai gaya bending dengan nilai dinamik, dimana kondisi diangga aman adalah: F b F d Bila memenuhi ersyaratan, maka erencanaan roda gigi diangga aman. Pengujian selanjutnya adalah engujian dengan menggunakan metode AGMA Pengujian Dengan Metode AGMA S ad S at. K L (.33) K.K T R Dimana: S ad tegangan ijin max erencanaan (Psi) S tegangan ijin material (Psi) at

18 K L faktor umur (sebesar,7 untuk umur jam kerja atau 0 tahun) K T faktor temeratur K faktor keamanan R Sedangkan nilai K T daat dihitung dengan ersamaan: TF KT (.34) 60 Dimana: temeratur tertinggi minyak elumas ( F) 60 F T F Dan dari ersamaan: Dimana: σt FT. KO. P. K S. K σt K. b. J Ft m v m (.35) tegangan yang terjadi ada kaki gigi beban yang ditransmisikan K faktor koreksi beban lebih O P diameter itch K faktor koreksi ukuran S K (untuk roda gigi lurus) koreksi distribusi beban K faktor dinamis v b J lebar gigi faktor bentuk geometri Dan aabila S > σ t erencanaan aman ad.5.5. Pengujian Keausan Dengan Metode AGMA Dimana: σ c Ft. Co. CS. Cm. C f σ c C P (.36) C. d. b. l v tegangan tekan yang terjadi C koefisien yang tergantung dari sifat elastisitas bahan F t P gaya tangensial C faktor beban lebih d o diameter inion C faktor ukuran ( s,5)

19 C l C m f bila tidak ada masalah/engaruh efek ukuran faktor distribusi beban faktor geometri faktor kondisi ermukaan (engerjaan akhir sangat baik),5 (engerjaan tidak terlalu baik) Sehingga berlaku ersamaan: σ c S,5 (engerjaan akhir kurang baik) ac C. C L CT. C H R (.37) Dimana: S ac tegangan kontak yang diijinkan bahan C faktor umur L C faktor erbandingan kekerasan H C faktor temeratur T C faktor keamanan R Sedangkan nilai C T daat dihitung dengan ersamaan: Dimana: T F Dan aabila: TF CT (.38) 60 temeratur tertinggi dari minyak elumas (60 F) σ c S ac C C L T. C. C H R erencanaan aman.6.3. Analisa Komuter Menggunakan CATIA V5 Kemajuan dibidang komuter saat ini sangat membantu dalam roses enyelesaian analisa, khususnya analisa kekuatan struktur. Saat ini banyak tersedia berbagai jenis erangkat lunak (software) yang digunakan unutuk analisa struktur, salah satunya adalah CATIA yang meruakan roduk keluaran dari Dessault Systemes. Untuk versi terdahulu mungkin enggunaan CATIA selain sulit juga banyak keterbatasan, baik data mauun hasil yang diinginkan. Penggunaan software CATIA daat diakai untuk analisa komonen, baik itu kekuatan struktur dalam beban statik, analisa frekuensi bebas samai simulasi erancangan daat dilakukan.

20 Kini banyak erusahaan yang bergerak dibidang industri, khususnya industri otomotif yang menggunakan software CATIA. Versi baru yang kini telah banyak diasaran adalah CATIA V5R6, namun dalam tugas akhir ini digunakan versi CATIA V5R4.

21 BAB III DATA PERANCANGAN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH 3... Proses Kerja Mesin Pencacah Rumut Gajah Proses encacahan rumut gajah berlangsung setelah rumut diotong dari ladangnya, kemudian diilah-ilah untuk memisahkan mana rumut yang baik dan layak untuk dikonsumsi oleh ternak. Setelah roses tersebut barulah rumut tersebut dimasukan ke mesin encacah dengan erantara rumah enghantar rumut, dan rumut dengan sendirinya akan tertarik oleh dua buah roler yang terdaat dalam rumah enghantar. Selain itu juga, ada ujung rumah enghantar bagian dalam atau bagian terdekat dari roda emotong terdaat sebuah isau dengan osisi bagian yang runcingnya mengarah keatas, yang dimaksudkan agar ada waktu encacahan rumut daat terotong dengan mudah. Sehingga dengan adanya rumah enghantar tersebut, rumut daat masuk tana harus mendorong dan akan rumut akan tercacah dengan sendirinya. Kemudian otongan rumut yang telah tercacah tersebut akan terlemar keluar oleh dorongan sudu yang terasang ada roda emotong yang teatnya ada bagian belakang roda emotong. Disaming itu, untuk setia emasukan rumut kedalam rumah enghantar, volume rumutnya juga harus diatur dikarenakan dimensi celah kedua roler ada rumah enghantar tidak terlalu besar Data dan Sesifikasi Perancangan Berikut ini adalah data erancangan yang dibuat dalam mesin encacah rumut gajah ini, antara lain:. Mesin encacah rumut Komonen ini meruakan sebuah alat yang digunakan untuk mencacah rumut sebelum rumut tersebut diberikan ada hewan ternak, yang dimaksudkan agar hewan ternak tersebut daat mengkonsumsi dengan mudah dan bukan hanya daunnya saja yang makan melainkan bagian batangnya un daat dikonsumsi, dikarenakan ada bagian tersebutlah terdaat sumber vitamin yang dibutuhkan hewan ternak.

22 Material Rangka Utama Material Rangka Pendukung Material Penyangga Poros Bearing Penyangga Poros Material Roda Pemotong Pisau Pemotong Material Roler engahantar Bearing Penyangga Roler Gear Box ertama Tabel 3. Sesifikasi Mesin Pencacah Baja Konstruksi jenis S 0 C (AISI 00), (50 x 50 x 5) mm Baja Konstruksi jenis S 0 C (AISI 00), (50 x 50 x 5) mm Baja Konstruksi jenis S 0 C (AISI 00), (50 x 300 x 30) mm SKF seri 6003 Z ( buah) Baja S 0 CK (AISI 03), (Ø luar 540 x 5) mm Baja AISI 060 (70 x 30 x 0) mm, sudut otong 45 (5 buah) Baja S 5 CK (AISI 07), atas (Ø 70 x 60) mm, bawah (Ø 70 x 360) mm) SKF seri 600 ZZ (4 buah) Cone Gear tie SPB 7 (i : 3, Z 6, Z 48 dan sudut oros 90 ) Gear Box kedua Sur Gear (i :, Z Z ) Penggerak Puli Tie Sabuk Dimensi ( x l x t) Elektromotor,5 HP (400 Rm) i : 3, Z 3 inchi Z 9 inchi (belt ganda) V-Belt jenis A58 ( buah) (950 x 30 x 830) mm. Motor Penggerak Motor enggerak yang digunakan ada mesin encacah rumut gajah ini adalah mengunakan Elektromotor,5 HP dikarenakan daya yang dibutuhkan cuku besar untuk menggerakan roda emotong yang memunyai beban yang agak besar, selain itu daya tersebut dierlukan juga untuk menarik rumut agar daat masuk kedalam rumah enghantar.

23 3. Puli (Pulley) Pada mesin encacah rumut ini, Puli digunakan sebagai transmisi dari motor enggerak untuk menggerakan roda emotong. Dan untuk komonen ini digunakan sabuk V (V-belt) sebagai alat transmisinya. Sabuk V ini memunyai gaya gesekan yang agak besar tergantung dari bentuk bajinya, namun disaming itu daat menghasilkan transmisi daya yang besar ada tegangan yang relatif rendah. 4. Gear Box Gear Box meruakan komonen mekanikal yang mentransmisikan daya dan gerakan diantara sumbunya. Gear Box juga daat mengubah arah utaran dan mengubah gerakan rotasi menjadi gerakan linier. Fungsi gear box ada mesin ini untuk mereduksi utaran dari oros roda emotong dengan menggunakan roda gigi kerucut (cone gear), yang dimaksudkan agar utaran bisa dierlambat untuk memudahkan kedua buah roler ada rumah enghantar bekerja sehingga daat menarik rumut masuk kedalam rumah enghantar dengan erlahan. 3.. Pemilihan Material Pemilihan material yang digunakan ada rangka mesin encacah ini, secara umum yaitu baja konstruksi jenis S 0 C (AISI 00). Material ini diilih karena material tersebut meruakan baja yang memunyai kadar karbon sedang. Adaun komosisi material yang diakai ada mesin ini, yaitu sebagai berikut: Tabel 3. Komosisi elemen untuk material Baja Konstruksi S 0 C (AISI 00) Material baja konstruksi S 0 C (AISI 00) memiliki karakteristik seerti yang ditunjukkan ada tabel dibawah ini.

24 Tabel 3.3 Karakteristik material baja konstruksi S 0 C (AISI 00) 3.3. Dasar Pemilihan Jenis Elemen Untuk Menganalisa Pembebanan Pada dasarnya didalam metode analisis suatu struktur, didasarkan atas model diskrit dari struktur yang akan dianalisa. Dan model diskrit tersebut didaatkan dengan cara membagi-bagi struktur tersebut menjadi sejumlah elemen yang dimana setia elemen tersebut dilingkui oleh sebuah embatas. Adaun embatas tersebut memunyai beberaa jenis tergantung dari bentuk elemen yang diakai, antara lain seerti berua bidang untuk jenis elemen tiga dimensi (solid), berua garis untuk elemen dua dimensi dan titik untuk elemen satu dimensi. Dan ada tugas akhir ini, elemen yang diakai adalah elemen tiga dimensi dimana embatasnya adalah sebuah bidang. Dimaksudkan agar setelah selesai dianalisis dan mendaatkan hasil, daat dilihat bentuk dari kekakuan elemen-elemen ada rangka tersebut. Juga agar daat dilihat titik kritis dari tegangan yang terjadi akibat embebanan tersebut. Pada tugas akhir ini, embebanan yang diakai adalah embebanan statik. Yang dimaksudkan agar daat dilihat aakah struktur dari rangka mesin yangkan dibuat mamu menahan beban dari komonen-koonen yang bereran dalam engoerasian mesin tersebut.

25 3.4. Analisa Beban Statik ada Rangka Mesin Pencacah Rumut Gajah Start Analis is dan Simulasi Meshing Pemberian Restraint (Clam) Pemberian Beban (Force) Perhitungan Komuter (Comute) Menamilkan Hasil Simulasi Tidak Ya Finish Finish Gambar 3. Diagram alir rose s analis is dan simulasi rangka mesin encacah menggunakan software CATIA V Hasil Simulasi A nalisa Statik ada Rangka Mesin untuk Pembebanan Pertama Hasil yang dieroleh dari analisa statik ada rangka mesin encacah dengan beban terusat yang diberikan beban sebesar 33 kg atau 330 N, sesuai dengan berat oros dengan roda emotong adalah sebagai berikut:

26 Deformation Deformasi yang terjadi akibat embebanan ebanan ertama atau embebanan dari bagian daerah oros dengan roda emotong, seerti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Gambar 3. Deformation akibat embebanan ertama Tegangan Von Mises Tegangan yang terjadi akibat embebanan ertama ada rangka mesin ditunjukan oleh gamba r dibawah ini. Daerah Tegangan Von Mises Gambar 3.3 Tegangan Von Mises yang terjadi akibat embebanan ertama Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk embebanan ertama, yaitu untuk tegangan minimum sebesar 4,57 x 0 5 N/m dan tegangan maksimumnya sebesar 4,57 x 0 6 N/m dengan embebanan terusat untuk rang ka mesin ada bagian oros dan roda emotong. Maka berdasarkan erbandingan tegangan luluh (yield strength) dari material baja konstruksi jenis S 0 C (AISI 00) yang digunakan oleh rangka yaitu sebesar 305 MPa atau 3,05 x 0 8 Pa (N/m ), daat dias tikan struktur rangka mesin tersebut mamu menahan beban yang diberikan.

27 Peralihan yang terjadi akibat beban ertama, seerti terlihat ada gambar dibawah ini. Dislacement Maximum Gambar 3.4 Peralihan yang terjadi akibat beban ertama Dengan adanya beban yang diberikan, maka hasil eralihan minimumnya sebesar 0 mm dan nilai eralihan maksimumnya sebesar 0,00869 mm Hasil Simulasi Analisa Statik ada Rangka Mesin untuk Pembebanan Kedua Hasil yang dieroleh dari analisa statik ada rangka mesin encacah dengan beban terusat yang diberikan beban sebesar 3 kg atau 30 N, sesuai dengan berat uli yang digerakkan adalah sebagai berikut: Deformation Deformasi yang terjadi akibat embebanan kedua atau embebanan dari uli yang digerakkan, seerti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Gambar 3.5 Deformasi yang terjadi akibat beban kedua Tegangan Von Mises Tegangan yang terjadi akibat embebanan kedua ada rangka mesin ditunjukan oleh gambar dibawah ini.

28 Daerah Tegangan Von Mises Gambar 3.6 Tegangan von mises yang terjadi akibat beban kedua Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk embebanan 5 kedua, yaitu untuk tegangan minimum sebesar 4,4 x 0 N/m dan tegangan maks imumnya sebesar 4,4 x 0 6 N/m dengan embebanan terusat untuk rangka mesin ada bagian uli yang digerakkan. Maka berdasarkan erbandingan tegangan luluh (yield strength) dari material baja konstruksi jenis S 0 C (AISI 00) seerti sebelumnya, daat diastikan struktur rangka mesin tersebut mamu menahan beban yang diberikan. Peralihan yang terjadi akibat beban kedua, seerti terlihat ada gambar dibawah ini. Dislacement Maximum Gambar 3.7 Peralihan yang terjadi akibat beban kedua Dengan adanya beban yang diberikan, maka hasil eralihan minimumnya sebesar 0 mm dan nilai eralihan maksimumnya sebesar 0,00967 mm Hasil Simulasi Analisa Statik ada Rangka Mesin untuk Pembebanan Ketiga Hasil yang dieroleh dari analisa statik ada rangka mesin encacah dengan beban terusat yang diberikan beban sebesar 0,3 kg atau 3 N, sesuai dengan berat roda gigi kerucut (inion) dan kg atau 0 N dari berat roda gigi kerucut (gear) adalah sebagai berikut:

29 Deformation Deformasi yang terjadi akibat embebanan ebanan ketiga atau embebanan dari gear box (cone gear), seerti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Gambar 3.8 Deformasi yang terjadi akibat beban ketiga Tegangan Von Mises Tegangan yang terjadi akibat embebanan ketiga ada rangka mesin ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Tegangan Von Mises Gambar 3.9 Tegangan von mises y ang terjadi akibat beban ketiga Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk embebanan ketiga, yaitu untuk tegangan minimum sebesar 6,77 x 0 5 N/m dan tegangan maksimumnya sebesar 6,77 x 0 6 N/m denga n embebanan terusa t untuk rangka mesin ada bagian gear box (cone gear). Maka berdasarkan erbandingan t egangan luluh (yield strength) dari material baja konstruksi jenis S 0 C (AISI 00) seerti sebelumnya, daat diastikan struktur rangka mesin tersebut mamu menahan beban yang diberikan.

30 Peralihan yang terjadi akibat beban ketiga, seerti terlihat ada gambar dibawah ini. Dislacement Maximum Gambar 3.0 Peralihan yang terjadi akibat beban ketiga Dengan adanya beban yang diberikan, maka hasil eralihan minimumnya sebesar 0 mm dan nilai eralihan maksimumnya sebesar 0,00985 mm Hasil Simulasi Analisa Statik ada Rangka Mesin untuk Pembebanan Keemat Hasil yang dieroleh dari analisa statik ada rangka mesin encacah dengan beb an terusat yang diberikan beban masing-masing sebesar 0,5 kg atau 5 N, sesuai dengan berat roda gigi lurus (inion dan gear) adalah sebagai berikut: Deformation Deformasi yang terjadi akibat embebanan keemat atau embebanan dari gear box kedua (sur gear), seerti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Gambar 3. Deformasi yang terjadi akibat beban keemat Tegangan Von Mises Tegangan yang terjadi akibat embebanan keemat ada rangka mesin ditunjukan oleh gambar dibawah ini.

31 Tegangan Von Mises Gambar 3. Tegangan von mises yang terjadi akibat beban keemat Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk embebanan keemat yaitu untuk tegangan minimum sebesar 5,98 x 0 5 N/m dan tegangan maksimumnya sebesar 5,98 x 0 6 N/m. Sehingga sama seerti sebelumnya, maka rangka daat menahan tegangan tersebut. Peralihan yang terjadi akibat beban keemat, seerti terlihat ada gambar dibawah ini. Dislacement Maximum Gambar 3.3 Peralihan yang terjadi akibat beban keemat Dan hasil yang didaatkan yaitu dengan eralihan 0,00965 mm Hasil Simulasi Analisa Statik ada Rangka Mesin untuk Pembebanan Kelima Hasil yang dieroleh dari analisa statik ada rangka mesin encacah dengan beban terusat yang diberikan beban sebesar 6,45 kg atau 64,5 N, sesuai dengan berat dari rumut untuk setia kali masuk. Adaun erhitungannya sebagai berikut: A in l x A rumut 0 mm x 70 mm 3400 mm ( ) π. r 3,4x 5 mm 78,5 mm

32 3400 nr 43,3buah 43buah 78,5 m n m r rumut gram 6450 gram 6,45 kg Dimana : l celah antara kedua oros (0 mm) anjang dari oros enghantar (70 mm) d diameter enamang rumut yaitu antara cm diambil cm 0 mm, sehingga r 5 mm m rumut rata-rata berat satu batang rumut antara gram diambil 50 gram n r jumlah rumut dalam setia kali masuk Dan hasil dari analisa tersebut, menghasilkan gambar-gambar untuk setia rosesnya adalah sebagai berikut: Deformation Deformasi yang terjadi akibat embebanan kelima atau embebanan dari rumut untuk setia kali masukan, seerti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Gambar 3.4 Deformasi yang terjadi akibat beban kelima Tegangan Von Mises Tegangan yang terjadi akibat embebanan kelima ada rangka mesin ditunjukan oleh gambar dibawah ini.

33 Tegangan Von Mises Gambar 3.5 Tegangan von mises yang terjadi akibat beban kelima Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk embebanan kelima yaitu untuk tegangan minimum sebesar 3,4 x 0 6 N/m dan tegangan maksimumnya sebesar 3,4 x 0 7 N/m. Peralihan yang terjadi akibat beban kelima, seerti terlihat ada gambar dibawah ini. Dislacement Maximum Gambar 3.6 Peralihan yang terjadi akibat beban kelima Dengan adanya beban yang diberikan, maka hasil eralihan minimumnya sebesar 0 mm dan nilai eralihan maksimumnya sebesar 0,0038 mm Pembahasan Analisis Statik Pada Rangka Mesin Pencacah Rumut Gajah Secara Keseluruhan Dari analisis statik yang telah dilakukan terhada rangka mesin encacah rumut gajah dengan cara memberikan beban terusat ada bagian-bagian komonen yang bereran dalam sistem kerja mesin encacah dan telah dijelaskan ada sub bab sebelumnya. Maka dieroleh hasil analisis statik yang menunjukan tegangan (von mises stress) minimum serta maksimum, dan eralihan (dislacement) minimum serta maksimumnya. Adaun hasil tersebut daat dilihat ada tabel dibawah ini.

34 Tabel 3.4 Hasil Analisis statik untuk tegangan von mises dari keseluruhan beban yang diberikan ada rangka mesin encacah Beban Minimum Maksimum 5 Beban ertama 4,57 x 0 N/m 4,57 x 0 6 N/m Beban kedua 4,4 x 0 5 N/m 4,4 x 0 6 N/m Beban ketiga 6,77 x 0 5 N/m 6,77 x 0 6 N/m Beban keemat 5,98 x 0 5 N/m 5,98 x 0 6 N/m Beban kelima 3,4 x 0 6 N/m 3,4 x 0 7 N/m Tabel 3.5 Hasil Analisis statik untuk eralihan dari keseluruhan beban yang diberikan ada rangka me sin encacah Beban Minimum Maksimum Beban ertama 0 0,00869 mm Beban kedua 0 0,00967 mm Beban ketiga 0 0,00985 mm Beban keemat 0 0,00965 mm Beban kelima 0 0,0038 mm Maka faktor keamanan yang digunakan ada rangka mesin ini, dihitung berdasarkan erbandingan tegangan luluh (yield strength) mate rial baja S 0 C (AISI 00) dengan tegangan von mises maksimu m dari keseluruhan beban. Factor of safety ( η ) Dimana: S Tegangan luluh material sebesar 3,05 x 0 8 N/m y S y σ e σ e Tegangan von mises maksimum dari beban keseluruhan sebesar 3,4 x 0 7 N/m Maka faktor keamanannya adalah: Factor of safety ( ) S y η σ e 3,05 0 3,4 0 8,9 8 7 N / m N / m

35 BAB IV PERENCANAAN AAN PULI DAN GEAR BOX (SPUR GEAR) 4.. Data Sesifikasi Puli Tabel 4. Sesifikasi Puli Material oros Baja konstruksi jenis AISI 035 Dimensi oros (θ 30 x 300 ) mm Jarak sumbu oros 500 mm Perbandingan reduksi uli (i) 3 Daya yang ditransmisikan,5 HP Keceatan angular motor enggerak 400 rm Gear box kedua Motor listrik Sudu elemar Pisau Puli Roda emotong Rumah enghantar Gear box ertama Saluran buang Gambar 4. Rancangan Mesin Pencacah Rumut Gajah Gambar 4. Jarak sumbu oros

36 4.. Perencanaan Puli Gambar 4.3 Diagram alir erencanaan uli Dengan melihat diagram alir erencanaan diatas, maka erencanaan uli daat direncanakan dengan menggunakan ersamaan-ersamaan dari bab II yang telah dibahas sebelumnya. Adaun erencanaan uli tersebut, daat dilihat ada erhitungan dibawah ini. Diketahui : P,5 HP, kw (dikonversikan dengan 0,735) n 400 rm i 3 C 500 mm f c, (untuk enggerak arus bolak-balik dengan momen normal dan jumlah jam kerja 3 5 jam er hari)

37 Perhitungan daya rencana P f c x P d, x, kw,3 kw Perhitungan angka transmisi n i n n n i 400 rm 3 466,67 rm Perhitungan momen rencana T T 9, , , ,74 0 Pd n,3 400 Pd n kw rm,3 kw 466,67 rm 98,3 kg. mm 755 kg. mm Perhitungan diameter oros Dimana: material oros baja AISI 035 σ B 485 MPa 49,5 kg/mm (dikonversikan dengan 0,0) () K t (untuk beban tumbukan,5 3) C b (untuk emakaian dengan beban lentur,,3) Sf 6, Sf,3 3 (diambil nilai untuk erencanaan)

38 τ a σ B Sf Sf 49,5 kg / mm 6 4,5 kg / mm d s 5, K tcbt τ a 3 5, 4,5kg / mm 98,3 kg. mm 3 6,6 mm 8mm d s 5, K tcbt τ a 5, 4,5kg / mm 3 755kg. mm 3 3,8 mm 4 mm Menentukan enamang sabuk Dengan melihat diagram emilihan sabuk V (), maka dari data dieroleh dari erhitungan yaitu menurut nilai utaran (n ) dan daya rencana (P d ). Sehingga ada diagram tersebut menunjukan ada titik daerah enamang jenis A. Dan dari tabel diameter minimum uli yang diizinkan (), didaat : d min 65 mm (enamang A) Perhitungan diameter lingkaran jarak bagi uli Dimana : diameter luar uli enggerak yang diakai, d 3 inchi 76, mm k D k d k i 76, mm 3 8,6 mm d d k D ( K ) mm ( 4,5) 67, mm 76, D k 8,6 ( K ) mm + ( 4,5) 9,6 mm Dimana : K 4,5 (dari tabel. ukuran uli (), untuk enamang jenis A)

39 Perhitungan diameter naf d B 5 d s mm mm 3 5 DB d s mm mm 3 Perhitungan keceatan sabuk d n υ π ,4 67, mm 400 rm ,9 m / s v 30 m/s 4,9 m/s 30 m/s baik d k + Dk C > 76, mm + 8,6 mm 500 mm > 500 mm > 5, 4mm baik Sehingga daat memakai tie standar. Perhitungan sudut kontak sinγ γ ( D d ). C mm.500 mm ( 9,6 67,) 0,5

40 θ ( D d ) C ( 9,6 67,) 500mm mm 6,6 dikonversikan dengan ( dibagi 57),85rad Faktor koreksi (K θ ) 0,94 (dari tabel faktor koreksi K () θ ) Perhitungan kaasitas daya yang ditransmisikan dari satu sabuk Gaya Efektif Sabuk Fe T d 98,3 kg mm 67, mm 7,3 kg Gaya Tarik Sisi Kencang F e μ ' θ e F μ ' θ e e 7,3 kg F e 7,3 kg 0,74F F F F 7,3 kg 0,74 36,9 kg 0,3.,85 0,3.,85 Koefisien gesek (μ) 0,3 ; dieroleh dari Tabel Coefficient of frictions between belt and ulley (Text Book on Machine Design (7) ). Bahan sabuk terbuat dari rubber dan bahan uli terbuat dari cast iron, steel ada kondisi dry. Gaya Tarik Sisi Kendor F F + F F e F F e ( 36,9 7,3) kg 9,6 kg

41 Sehingga, daya yang ditransmisikan dari satu sabuk adalah: P o F. v e 0 7,3kg 4,9m / s 0,3 kw Menentukan anjang keliling L π 3,4 ( D + d ) +. C + ( D d ) 4. C ( 9,6 mm + 67, mm) + ( 500 mm) ( 9,6 mm 67,mm) mm 46,9 mm Menentukan nomor nominal dan anjang keliling diasaran Dari tabel anjang sabuk V (), didaat nomor nominal yaitu No. 58 dengan anjang keliling yaitu 473 mm. Menentukan jarak sumbu oros sebenarnya b + C ( D d ) b L 3, 4 + ( 473 mm) 3,4 ( 9,6 mm + 67, mm) 045,45mm b 045,45mm + 8( D d ) 8 ( 045,45mm) 8 ( 9,6 mm 67, mm) 8 + 5,3 mm D d C 9,6 mm 67, mm 5,3 mm 0,98

42 Menentukan jumlah sabuk N Pd P. K o θ,43kw,3 kw.0,94, buah sabuk Menentukan daerah enyetelan Dari tabel.5 daerah enyetelan sumbu oros, didaat untuk jenis enamang A dengan nomor nominal sabuk antara 36 60, yaitu: ΔC i 0 mm & ΔC t 40 mm Tabel 4. Data hasil erencanaan uli Penamang sabuk Tie A no. 58 Panjang keliling (L) 46,9 mm Jumlah sabuk (N) buah Jarak sumbu oros (C) 5,3 mm Daerah enyetelan (ΔC & ΔC i ) i ΔC i 0 mm & ΔC t 40 mm Diameter luar uli (d k & D k) dk 76, mm & D k 8,6 mm 4.3. Data Sesifikasi Gear Box (Sur Gear) Material inion dan gear Tabel 4.3 Sesifika si Gear Box (Sur Gear) Gear box memiliki tingkat reduksi sama (inion dan gear) Umur gear box baja konstruksi um um jenis S 5 CK (AISI 07) Diestimasikan untuk beroerasi selama 0 tahun (86400 jam),5 HP Daya yang ditransmisikan Keceatan angular gear box ertama dengan tingkat reduksi 3 55,56 rm Tie gear box ertama Cone gear jenis SPB 7

43 4.4. Pemilihan Material Pemilihan m aterial yang digunakan ada mesin encacah ini, untuk gear box yait u diilih baja konstruksi umum jenis S 5 CK (AISI 07). Material ini diilih kare na material tersebut memunyai kadar karbon sedang, dan enggunaan baja karbon sedang dikarenakan lebih kuat dari baja yang kadar karbonnya rendah namun enggunaan atau fungsinya hamir sama Perencanaan Gear Box (Sur Gear) MULAI Rencanakan: - Angka transmisi (i) - Sudut tekan (θ) - Pasangan roda gigi - Bahan roda gigi Asumsikan: Nilai diametral itch (P) Tentukan: Nilai diametral itch circle (d) Hitung: - Keceatan itch line (v ) - Gaya dinamik (F d ) - Torsi (T) - Tebal roda gigi (b) - Gaya tangensial (F t ) 9 P 3 < b < P Hitung: Gaya bending (F b ) Fb > Fd SELESAI Gambar 4.4 Diagram alir erencanaan gear box (sur gear)

44 Dengan melihat diagram alir erencanaan diatas, maka erencanaan gear box (sur gear) daat direncanakan dengan menggunakan ersamaan-ersamaan dari bab II yang telah dibahas sebelumnya. Adaun erencanaan gear box tersebut, daat dilihat ada erhitungan dibawah ini. Diketahui : h,5 HP n 55,56 rm n i n n 55,56 rm n 55,56 rm Rencanakan asangan roda gigi Dari erencanaan jumlah gigi sesuai dengan tabel jumlah roda gigi yang dianjurkan, adalah: Nt 0 r v n n 0 0 Nt Nt Jadi asangan roda gigi untuk inion 0, gear 0 Penentuan sudut tekan Dari erencanaan gambar, sudut tekan (θ) 0 Dari tabel bentuk gigi (), maka Faktor lewis: Pinion 0 Y 0,30 Gear 0 Y g 0,30 Bahan roda gigi Material yang diilih adalah S 5 CK (AISI 07) S o 4930 Psi

45 BHN 394 Penentuan diameter itch line Asumsi P untuk gigi agak kasar ( < P < 8) P d Nt d Nt P d d g Nt P 0,67 inchi 0,04 mm Penentuan keceatan itch line V π. d. n V inion V gear. d. n π 3,4,67 inchi 55,56 rm 67,98 ft / min 0,345 m / s Dimana: m/s 96,85 ft/min Menghitung Torsi T. n h h T n,5 HP ,56 rm 607,5 lb. in 68,6 N. m Dimana: Nm 8,85 lb.in Menghitung gaya-gaya yang bekerja Gaya tangensial

46 h F t V,5 HP ,98 ft / min 78, lb 339, N Dimana: lb 4,448 N Gaya dinamik F d V Ft ,98 ft / min 738, lb ,7 lb 3606, N Dari ersamaan beban keausan daat dihitung: Asumsi : F w F d F d b. Q. k w. θ 0 k 453 Q d. d g + d,67inchi,67 inchi +,67 inchi Fd b d. Q. k 80, 7 lb,67 inchi 453,07 inchi 0,07 m Ketebalan roda gigi harus memenuhi syarat 9 3 < b < P P 9 3 <,07 inchi < 0,75 <,07 inchi <,083 Aman

47 Perhitungan gaya bending Dimana: untuk material baja S5 CK (AISI 07), S 4930 Psi F b Y S. b. P ,30 Psi,07 inchi 409,6 lb 670, N Maka, dengan memasukan ersamaan: F b > F 409,6 lb > 80,7 lb d Aman Pengujian kekuatan roda gigi menurut standar AGMA Dari ersamaan tegangan ijin maksimal roda gigi, yaitu: S ad S K at T. K. K L R Dimana: S ad tegangan ijin max erencanaan (Psi) S at tegangan ijin material baja S 5 CK (AISI 07) 4930 Psi. K L faktor umur, yaitu,7 (untuk umur jam kerja atau 0 tahun). T temeratur tertinggi minyak elumas ( F) 60 F F K T TF F 60 K faktor keamanan R,0 (untuk golongan I, dengan N t < 00 buah)

48 Maka, S ad S K at. T K. K L R 4930 Psi, Psi Dan dari ersamaan untuk menghitung tegangan yang terjadi ada kaki gigi, yaitu: σt F. K. P. K. K T O K v. b. J S m Dimana: F t beban yang ditransmisikan yaitu 78, lb K O,5 (untuk kekuatan teta dengan beban berubah-ubah) P K S K m (untuk roda gigi lurus),3 (untuk b < dengan kondisi keteatan bearing) K v (untuk roda gigi lurus dengan V P < 0) b,07 inchi J 0,35 (untuk jumlah inion 0, θ 0 dengan ratio ) Maka, σt F. K T v 78, lb, 5,3,07 inchi 0, , Psi Dari ersamaan untuk syarat kelayakan tegangan ijin maksimal roda gigi, yaitu: S ad O. P. K. K K. b. J > σt S 8387 Psi > 3763, Psi erencanaan aman Pengujian keausan dengan metode AGMA m

49 Dari ersamaan tegangan tekan yang terjadi ada roda gigi, yaitu: σ c C P F. C. C. C t o C. d. b. l v S m. C f Dimana: C P 300 (untuk material inion dan gear yaitu steel) C,5 (untuk daya yang sedang dan tidak berubah-ubah dengan o beban berubah-ubah) C s (bila ukuran tidak ada masalah) C v (untuk roda gigi lurus dengan V P < 0) C f (engerjaan akhir sangat baik) b Cm untuk tingkat reduksi 0,45b + 0,07 inchi (,45,07 inchi ) 0,05 l 0,0 inchi (untuk b,07 inchi, dan d,67 inchi) Maka, σ c C P Ft. Co. CS. Cm. C C. d. b. l v 78, lb,5 0,05 300,67 inchi 0,0inchi 8490,4 Psi f Dengan syarat kelayakan: σ < S c ad C L.C CT. C H R Dimana: C L,4 (untukumur gear jam atau 0 tahun) C H (kekerasan inion dan gear jika K<,)

50 CBTB TF F 60 C R,5 Maka, Sehingga, CL. CH σ c < S ac CT. CR C CH S L. ac σ c CT. CR,4 8490,4 Psi, ,7 Psi σ < S c ac 8490,4 Psi < 95090,7 Psi erencanaan aman Tabel 4.4 Data hasil erencanaan gear box (sur gear) Diameter itch line (d) Tebal roda gigi (b),67 inchi 0,04 m,07 inchi 0,07 m Keceatan itch line (V P ) 67,8 ft/min 0,345 m/s Torsi (T) 607,5 lb.in 68,6 N.m Tegangan izin maksimal (S ad ) 8387 Psi 5,78 x 0 8 N/m Tegangan izin kontak (S ac ) 95090,7 Psi 6,56 x 0 8 N/m 4.6. Perhitungan Kaasitas Massa Jenis rumut

51 Percobaan dilakukan dengan memotong motong rumut gajah dan memasukannya kedalam sebuah wadah. Wadah r r h M assa wadah (m) 80 gr Jari-jari wadah (r) 75 mm 0,075 m Tinggi wadah (h) 90 mm 0,090 m Gambar 4.5 Pengukuran massa jenis rumut gajah Massa Total (Massa wadah + Massa Rumut) Dari hasil 0 kali engujian, didaat hasil massa total rata-rata sebagai berikut: Tabel 4.5 Data ercobaan massa rumut gajah Data ke m tot rata rata M tot (gram) , , , ,65 Massa Rumut Massa total rata-rata Massa wadah 360,65 gr 80 gr 80,65 gr 0,8 kg Dan volume dari wadah itu sendiri adalah: volume wadah π. r h 3,4. ( 0,075 m).0, 09 m 0,006 m 3

52 Sehingga didaat massa jenis rumut : ρ m v 0,8 kg 0,006 3 m 75 kg / m 3 Data rumut gajah Dari 0 kali ercobaan yang telah dilakukan, maka didaatkan hasil diameter ratarata rumut dari setia kali engujian adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Diameter rumut gajah Data ke Rata-rata D(mm) ,9 Kaasitas Penghasilan Potongan Rumut Gajah dieroleh dengan ersamaan volume emotongan dikali dengan massa jenis rumut. kaasitas Z ρ Dan ersamaan untuk menghitung volume emotongan rumut er menit dieroleh dengan cara endekatan dengan ersamaan enghasilan geram ada mesin freis (3). Z f. n. N isa. a. u 000 w 3 (cm /me nit) Dimana : Z volume emotongan er menit f gerak makan (mm/utaran) lebar mata isau N utaran 5 mm 4 utaran isau

53 0 mm/utaran n utaran oros roller rumah enghantar 55,65 rm a tinggi celah masuk rumah enghantar Maka, 0 mm w anjang celah masuk rumah enghantar 70 mm f. n. N isau. a. w 3 Z (cm /menit) mm / utaran 55,56 rm 4 0 mm 70 mm ,3 cm / min 0,04 3 m / min Sehingga kaasitas emotongan rumut untuk mesin encacah rumut gajah ini ada lah: kaasitas Z ρ 3 0,04 m / min 7 kg / min 75 kg / m 3

54 BAB V KESIMPULAN 5.. Kesimulan Berdasarkan hasil dari analisa embebanan dengan menggunakan software CATIA V5 ada setia titik embebanan rangka mesin encacah rumut gajah dan dieroleh hasil yang berbeda-beda sesuai dengan embebanannya, maka dieroleh kesimulan sebagai berikut:. Dari hasil beberaa embebanan sesuai dengan temat atau titik embebanan ada rangka mesin, maka dieroleh hasil embebanan maksimal dari keseluruhan embebanan yaitu: Tegangan maksimum von mises sebesar: 3,4 x 0 7 N/m (embebanan kelima). Translasi vektor eralihan ma ksimum sebesar: 0,00985 mm (embebanan ketiga).. Dan dari hasil diatas didaat nilai faktor keamanan untuk rangka mesin sesuai dengan jenis material yang akai yaitu baja S 0 C (AISI 00), yaitu sebesar: Factor of safety (η) 8,9 3. Sesuai dengan hasil analisa yang didaat, maka untuk daerah embebanan ertama samai keemat lebih aman dibanding dengan daerah embebanan kelima jika dilihan dari tegangan yang terjadi ada setia daerah embebanan. Dan dari hasil erhitungan erencanaan mengenai uli, gearbox kedua (sur gear) dan kaasitas mesin, maka daat diambil beberaa kesimulan diantaranya yaitu:. Untuk erencanaan uli Penggunaan sabuk yang akan diakai adalah dengan jenis enamang yaitu A dan nomor nominal 58. Jumlah sabuk yang diai adalah buah, dimaksudkan agar daat meminimalisir terjadinya sli karena beban yang berbeda-beda dari stia bagian mesin. Diameter uli yang diakai yaitu: Untuk uli enggerak: 3 inchi 76, mm

55 . Untuk uli yang digerakkan: 9 inchi 8,6 mm Dengan daerah enyetelan sebesar: ΔC i 0 mm & ΔCt 40 mm Untuk erencanaan gear box kedua (sur gear) Umur enggunaan roda gigi diestimasikan untuk jam atau 0 tahun, dan diakai sebagai estimasi umur enggunaan dari mesin encacah rumut ini juga. Bahan yang diakai untuk roda gigi yaitu baja konstruksi umum jenis S 5 CK (AISI 07, S o 4930 Psi, dan BHN 394) Hasil dari engujian kekuatan roda gigi dengan metode AGMA daat diterima, dengan hasil ersyaratan: S ad > σt 8387 Psi > 3763, Psi erencanaan aman Hasil dari engujian untuk keausan dengan metode AGMA juga daat diterima, dengan hasil ersyaratan sebagai berikut: σ c < S ac 8490,4 Psi < 95090,7 Psi erencanaan aman Dan untuk erhitungan gaya bending dimana roda gigi ini tidak memunyai tingkatan reduksi sehingga gaya bending untuk inion dan gear yaitu sama. Fb > Fd 409,6 lb > 80,7 lb Aman 3. Untuk erencanaan kaasitas mesin encacah rumut gajah ini yaitu dalam hal kaasitas emotongan rumut didaatkan hasil yang sesuai dengan aa yang direncanakan yaitu sebesar 7 kg/min. Dari beberaa kesimulan diatas, maka didaat sesifikasi teknik untuk mesin encacah rumut gajah adalah sebagai berikut: Tabel 5. Sesifikasi Teknik Mesin Pencacah Rumut Gajah Daya Putaran Motor Dimensi Mesin Estimasi umur Pulley,5 HP 400 rm (950 x 30 x 830) mm 0 tahun :3 (belt ganda) V-belt A 58

56 Bearing Gear Box Dimensi Pisau Kaasitas Mesin SKF seri 6003 Z ( buah) SKF seri 600 ZZ (4 buah) Cone Gear tie SPB 7 (i 3) Sur Gear (i ) (70 x 30 x 0) mm, sudut otong 45 (5 buah) 7 kg/min

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAB I AALISA PERHITUGA Pada bab ini akan dilakukan ehitungan dan analisa dari erencanaan mesin engeress minyak jarak agar. Adaun Elemen mesin yanga akan dihitung meliuti, hoer, screw conveyor, belt, uli,

Lebih terperinci

kebocoran tersebut menyebabkan pencemaran yang mengakibatkan rusaknya ekosistem di laut dan juga berdampak terhadap mata pencaharian para nelayan. Pen

kebocoran tersebut menyebabkan pencemaran yang mengakibatkan rusaknya ekosistem di laut dan juga berdampak terhadap mata pencaharian para nelayan. Pen Perencanaan Mesin Pengangkut Limbah Minyak (Tarball) Nofri Kurniawan / 20406526 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100, Depok 16424 E-mail : nofri.kurniawan99@gmail.com

Lebih terperinci

tersebut adalah kawasan-kawasan mewah dan di temat yang masyarakatnya memang sudah mengerti akan indahnya kebersihan. Pengolahan dan engelolaan samah

tersebut adalah kawasan-kawasan mewah dan di temat yang masyarakatnya memang sudah mengerti akan indahnya kebersihan. Pengolahan dan engelolaan samah ANALISIS DAN PEMBUATAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK (POLIETILENA) Ivory Son Kolontoko / 0406403 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Mesin encacah samah botol lastik ini meruakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

Pertemuan IV II. Torsi

Pertemuan IV II. Torsi Pertemuan V. orsi.1 Definisi orsi orsi mengandung arti untir yang terjadi ada batang lurus aabila dibebani momen (torsi) yang cendrung menghasilkan rotasi terhada sumbu longitudinal batang, contoh memutar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 etode Perancangan etode erancangan adalah roses berikir sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga mendaatkan hasil enyelesaian yang maksimal untuk mencaai sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO ISSN: 978-5 Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 95 RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO aisal Rahman ), arid Darise ), YunitaDjamalu ) ) Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kamus Puncak Desa Panggulo

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pencacah rumput ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke poros melalui pulley dan v-belt. Sehingga pisau

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan umum Tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan dasar rokok. Dimana kita ketahui bahwa rokok telah menjadi kebutuhan sebagian orang. Walaupun

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

(menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Replace (mengganti barang berpotensi sampah ke arah bahan recycle). Untuk menunjang langkah tersebut m

(menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Replace (mengganti barang berpotensi sampah ke arah bahan recycle). Untuk menunjang langkah tersebut m PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH (CRUSHER) Dr.-Ing Mohamad Yamin *), Dita Satyadarma, ST., MT *), Pulungan Naipospos **) E-mail : mohay@staff.gunadarma.ac.id *) Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR 4.1 Perencanaan Pulley dan V-Belt 1 4.1.1 Penetapan Diameter Pulley 1 1. Penetapan diameter pulley V-belt

Lebih terperinci

SHRIMP POND AERATOR DESIGN USING SOLAR CELL AS A SOURCE OF ENERGY USING SOFTWARE CATIA V5 R14

SHRIMP POND AERATOR DESIGN USING SOLAR CELL AS A SOURCE OF ENERGY USING SOFTWARE CATIA V5 R14 SHRIMP POND AERATOR DESIGN USING SOLAR CELL AS A SOURCE OF ENERGY USING SOFTWARE CATIA V5 R14 EKO HARIYONO, DR. SRI POERNOMO SARI, ST., MT Undergraduate Program, Industry Technology, 009 Gunadarma University

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124 PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM Encu Saefudin 1, Marsono 2, Wahyu 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Traktor 2.2 Kekuatan Bahan Definisi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Traktor 2.2 Kekuatan Bahan Definisi BAB II DASAR TEORI 2.1 Traktor Traktor adalah alat yang digunakan untuk mengolah tanah, biasanya menggunakan motor bakar sebagai penggerak. Sebelum traktor dibuat petani mengolah tanah menggunakan tenaga

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pemotong kerupuk rambak kulit ditunjukan pada diagram alur pada gambar 3.1 : Mulai Pengamatan dan pengumpulan

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk 0/0/0 ELEMEN MESIN FLEKSIBEL RINI YULIANINGSIH Elemen mesin ini termasuk Belts, Rantai dan ali Perangkat ini hemat dan sering digunakan untuk mengganti gear, poros dan perangkat transmisi daya kaku. Elemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL Pengukuran Beban Tujuan awal dibuatnya cruise control adalah membuat alat yang dapat menahan gaya yang dihasilkan pegas throttle. Untuk itu perlu diketahui

Lebih terperinci

Oleh : FERLY ARDIANSYAH Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Oleh : FERLY ARDIANSYAH Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh : FERLY ARDIANSYAH 2106.030.009 Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember g p p Surabaya ABSTRAK Salah satu alternatif pembuatan wajan

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan Merencana, berarti merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan mudah dapat diutarakan secara jelas,

Lebih terperinci

Perencanaan Roda Gigi

Perencanaan Roda Gigi Perencanaan Roda Gigi RODA GIGI Roda gigi adalah roda silinder bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan gerakan dan daya Roda gigi menyebabkan perubahan kecepatan putar output terhadap input 1 Jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

NANANG ISMAIL FAHMI JURUSAN TEKNIK MESIN. Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. MEng TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN

NANANG ISMAIL FAHMI JURUSAN TEKNIK MESIN. Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. MEng TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN NANANG ISMAIL FAHMI 2106100042 Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. MEng JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH Michael Wijaya, Didi Widya Utama dan Agus Halim Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: mchwijaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady)

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady) DINAMIKA FLUIDA Hidrodinamika meruakan cabang mekanika yang memelajari fluida bergerak (gejala tentang fluida cuku komleks) Pembicaraan fluida terdaat bermacam-macam antara lain: - dari jenis fluida (kental

Lebih terperinci

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada . Karena engaruh anjang enghantar, ada i rangkaian listrik timbul arus sebesar 400 m. Uaya yang daat dilakukan agar kuat arusnya menjadi 800 m adalah.. anjang enghantar ditambah menjadi dua kalinya B.

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB III STATIKA FLUIDA

BAB III STATIKA FLUIDA A STATKA LUDA Tujuan ntruksional Umum (TU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika Tujuan ntruksional Khusus (TK)

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER

PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER 1 Mohamad Yamin 2 Dita Satyadarma 3 Pulungan Naipospos 1,2,3 Center for Automotive Research, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok 16424 mohay@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR 31Skema dan Prinsip kerja Prinsip kerja mesin penggiling serbuk jamu ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke diskmill menggunakan dan pulley dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. No. 1, Januari 2017 ISSN : 2502-2040 PERHITUNGAN DIAMETER MINIMUM DAN MAKSIMUM POROS MOBIL LISTRIK TARSIUS X BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA Disusun oleh Yonathan A. Kapugu (2106100019) Dosen pembimbing Prof. Ir. IN Sutantra, M.Sc.,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Zeno (1) dan Irfan Syarif Arief, ST.MT (2) (1) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS, (2),(3) Staff Pengajar Teknik Sistem Perkapalan ITS, Fakultas

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

WAHYU HENDRAWAN

WAHYU HENDRAWAN RANCANG BANGUN ELEKTOMAGNETIK VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM (VERS) GENERASI 2 PADA SUSPENSI ISUZU PANTHER WAHYU HENDRAWAN 2106100066 Dosen Pembimbing : Dr. Harus Laksana Guntur, ST. MEng JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 17 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 3.1. Penjabaran Tugas (Classification Of Task) Langkah pertama untuk bisa memulai suatu proses perancangan adalah dengan menyusun daftar kehendak. Dafar kehendak

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI Suatu sistem penggerak yang terdapat dalam sebuah mobil tidak lepas dari peranan motor penggerak dan transmisi sebagai penghantar putaran dari motor penggerak sehingga mobil

Lebih terperinci