HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Ibu Rumah Tangga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Ibu Rumah Tangga"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Ibu Rumah Tangga Data yang dianalisis pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan menyebar kuesioner. Ibu rumah tangga merupakan responden dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini berjumlah 450 Ibu rumah tangga orang yang ditemui di tiga kota yang berbeda yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan. Karakteristik yang dilihat yaitu usia, tingkat pendidikan, besar pengeluaran pangan, besar pengeluaran non pangan dan jumlah anggota keluarga. Tabel 5. Sebaran Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Karakteristik Demografi Menurut Kota Tempat Tinggal Karakteristik Jakarta Surabaya Medan Total n(%) Usia (tahun) > 55 16(53.3) 14(46.7) 0 (0) 44(36.7) 71(59.2) 5(4.2) 13(44.8) 13(44.8) 3(10.3) 48(39.7) 65(53.7) 8(6.6) 15(46.9) 13(40.6) 4(12.5) 22(18.6) 87(73.7) 9(7.6) 44(48.4) 40(44.0) 7(7.7) 114(31.8) 223(62.1) 22(6.1) Tingkat Pendidikan Sekolah SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi 6(20) 7(23.3) 14(46.7) 3(10) 9(7.5) 21(17.5) 65(54.2) 25(20.8) 10(34.5) 3(10.3) 11(37.9) 5(17.2) 4(3.3) 11(9.1) 42(34.7) 64(52.9) 3(9.4) 6(18.8) 6(18.8) 11(34.4) 6(18.8) 12(10.2) 21(17.8) 64(54.2) 21(17.8) 3(3.3) 22(24.2) 16(17.6) 36(39.6) 14(15.4) 25(7) 53(14.8) 171(47.6) 110(30.6) Pekerjaan Ibu PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Buruh Profesional Lainnya 1(3.3) 14(46.7) 14(46.7) 1(3.3) 16(13.3) 62(51.7) 36(30) 1(0.8) 1(0.8) 4(3.3) 1(3.4) 10(34.5) 9(31) 5(17.2) 4(13.8) 34(28.1) 43(35.5) 27(22.3) 1(0.8) 11(9.1) 5(4.1) 1(3.1) 2(6.3) 1(3.1) 1(3.1) 27(84.4) 27(22.9) 8(6.8) 31(26.3) 9(7.6) 1(0.8) 42(35.6) 3(3.3) 24(26.4) 25(27.5) 6(6.6) 1(1.1) 32(35.2) 77(21.4) 113(31.5) 94(26.2) 11(3.1) 13(3.6) 51(14.2) Jumlah Anggota Keluarga (orang) > 5 18(60) 8(26.7) 4(13.3) 16(13.3) 80(66.7) 24(20) 8(27.6) 19(65.5) 2(6.9) 28(23.1) 64(52.9) 29(24) 8(25) 17(53.1) 7(21.9) 11(9.3) 63(53.4) 44(37.3) 34(37.4) 44(48.4) 13(14.3) 55(15.3) 207(57.7) 97(27) Pengeluaran Pangan perbulan (Rp) < > (40) 18(60) 51(42.5) 60(50) 9(7.5) 28(96.6) 1(3.4) 11(9.1) 53(43.8) 54(44.6) 3(2.5) 32() 5(4.2) 94(79.7) 18(15.3) 1(0.8) 72(79.1) 19(20.9) 16(4.5) 198(55.2) 132(36.8) 13(3.6) Pengeluaran Non Pangan perbulan(rp) < > (93.3) 2(6.7) 86(71.7) 29(24.2) 5(4.2) 27(93.1) 2(6.9) 15(12.4) 35(28.9) 25(20.7) 46(38) 32() 35(29.7) 56(47.5) 22(18.6) 5(4.2) 87(95.6) 4(4.4) 50(13.9) 177(49.3) 76(21.2) 56(15.6)

2 38 Data sebaran karakteristik yang diperoleh, memperlihatkan usia Ibu rumah tangga pada status ekonomi tidak miskin menunjukkan rentang usia 36 hingga 55 tahun dengan jumlah persentase 62%, namun untuk status ekonomi miskin ada pada usia 20 hingga 35 tahun, hal ini menunjukkan bahwa status ekonomi miskin cenderung menikah atau berkeluarga di usia yang relatif muda. Ibu rumah tangga dari tiga kota yang tersebar di Indonesia berdasarkan status ekonomi miskin menunjukkan persentase yang terbesar 39% berpendidikan SLTA. Namun untuk status ekonomi tidak miskin menunjukkan hasil dimana 47% Ibu rumah tangga berpendidikan SLTA. Berdasarkan pekerjaan Ibu yang dibandingkan antar kota, diperoleh hasil dimana pekerjaan Ibu bervariasi dari menjadi PNS, karyawan swasta, buruh, profesional dan lainnya (hanya sebagai Ibu rumah tangga). Secara umum, proporsi terbesar dari status ekonomi miskin yaitu 35% berprofesi sebagai Ibu rumah tangga yang mengurusi keluarganya sedangkan proporsi terbesar pada status ekonomi tidak miskin 31% berprofesi sebagai karyawan swasta. Menurut Kartasapoetra dan Marsetyo (2003) jenis pekerjaan orang tua merupakan salah satu indikator besarnya pendapatan keluarga. Pendapatan juga merupakan salah satu indikator kesejahteraan keluarga yang berimplikasi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan dan non pangan anggota keluarga. Jumlah anggota keluarga pada status ekonomi miskin dan status ekonomi tidak miskin berada pada rentang jumlah anggota keluarga 4 hingga 5 orang dengan masing-masing persentase 48% dan 57%. Besar pengeluaran pangan rata rata perbulan dari tiga kota berdasarkan status ekonomi miskin menunjukkan hasil bahwa < Rp ,- para Ibu rumah tangga mengeluarkan untuk keperluan pangan 79%. Pada status ekonomi tidak miskin menunjukkan bahwa untuk keperluan pangan biaya yang dikeluarkan berada pada rentang Rp ,- Rp ,- sebesar 55%. Namun berdasarkan pengeluaran non pangan pada status ekonomi miskin yaitu 95% mengeluarkan dana < Rp ,-, dan pada status ekonomi tidak miskin 49% mengeluarkan dana non pangan sebesar Rp ,- Rp ,-.

3 39 Penerimaan Ibu Rumah Tangga Terhadap Pangan Rekayasa Genetika Menurut Kota Berdasarkan Status ekonomi Penerimaan PRG dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan skor. Faktor penerimaan dan sebaran jawaban Ibu rumah tangga menurut kota dan status sosial ekonomi disajikan dalam Tabel 6 Tabel 9. Tabel 6. Sebaran Persentase Jawaban pada setiap Faktor Penerimaan PRG Ibu Rumah Tangga di Jakarta untuk setiap kategori Status ekonomi Pertanyaan Status Ekonomi Total n(%) Pernah konsumsi PRG 22 (73.3) 8 (26.4) 83 (69.2) 37 (30.8) 105 (70) 45 (30) Tabel 4 menunjukkan bahwa 73.3% sebaran Ibu rumah tangga di Jakarta pada status ekonomi miskin menerima konsumsi PRG dan 26.4% tidak menerima untuk mengkonsumsi PRG. Adapun pada status ekonomi tidak miskin, terdapat 69.2% menerima untuk mengkonsumsi PRG dan 30.8% tidak menerima untuk mengkonsumsi PRG. Sejalan dengan adanya berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa penerimaan konsumen dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Moerbeek dan Casimer, 2006 menyampaikan bahwa tingkat penerimaan wanita terhadap GMO lebih rendah dibandingkan dengan pria. Hal ini dapat dijelaskan dengan 2 hal, yaitu : (1) bahwa semakin tinggi pengetahuan, akan semakin besar tingkat penerimaan. Namun, untuk pangan hasil rekayasa genetika hal ini tidak sepenuh nya bisa diterima. Kurangnya penerimaan terhadap pangan GMO justru disebabkan karena tingkat pemahaman yang lebih baik mengenai GMO. Ibu rumah tangga yang memiliki informasi lebih banyak tentang GMO, tidak dapat sepenuhnya menerima pangan GMO karena mereka memahami bahwa risiko dan konsekuensi mengkonsumsi GMO jangka panjang masih belum jelas, dan (2) faktor jender ternyata berkaitan dengan sikap terhadap jenis pangan tertentu. Wanita umumnya merencanakan makanan dan belanja kebutuhan rumah tangga lainnya. Kurangnya ketertarikan terhadap GMO dan pangan hasil inovasi lainnya (dibandingkan pangan tradisional) dipraktekkan dalam hal memilih dan menyiapkan makanan untuk anaknya. Berbagai penelitian terkait penerimaan dan penilaian konsumen terhadap pangan PRG telah dilakukan. Curtis et al. (2004) menyampaikan bahwa penelitian

4 40 yang dilakukan di Eropa dan Jepang memberikan bukti kuat bahwa konsumen akan memutuskan untuk mengonsumsi PRG dengan mengabaikan potensi risiko produk PRG sesuai yang mereka pahami, jika produk tersebut dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk non-prg. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Norwegia, Grimsrud et al. (2002) menyimpulkan bahwa konsumen disana rata-rata akan mengkonsumsi roti yang dibuat dari tepung GMO hanya jika roti tersebut diberi diskon 49.5% dibawah harga roti yang dibuat dari tepung non-gmo. Penelitian yang dilakukan Burton et al. (2001) di United Kingdom, menyimpulkan bahwa pria bersedia membayar lebih banyak (26%) untuk mengonsumsi pangan non-gmo, sedangkan wanitanya bersedia membayar lebih tinggi lagi (49.3%) untuk menghindari pangan yang telah mengalami teknologi rekayasa genetika. Penelitian lain di Jepang, ditemukan bahwa rata-rata warga Jepang bersedia membeli mie GMO jika harganya didiskon sampai 60% harga mie non-gmo (McCluskey et al. (in press, 2003). Tabel 7. Sebaran Persentase Jawaban pada setiap Faktor Penerimaan PRG Ibu Rumah Tangga di Surabaya untuk setiap kategori Status ekonomi Pertanyaan Status Ekonomi Total n(%) Pernah konsumsi PRG 7 (24.1) 22 (75.9) 65 (53.7) 56 (46.3) 72 (48) 78 (52) Faktor penerimaan untuk Surabaya menunjukkan hasil bahwa proporsi Ibu rumah tangga pada status ekonomi tidak miskin lebih besar (53.7%) dibandingkan dengan status ekonomi miskin, dimana status ekonomi tidak miskin lebih menerima untuk mengkonsumsi PRG (Tabel 7). Tabel 8. Sebaran Persentase Jawaban pada setiap Faktor Penerimaan PRG Ibu Rumah Tangga di Medan untuk setiap kategori Status ekonomi Pertanyaan Status Ekonomi Total Pernah konsumsi PRG 12 (37.5) 20 (62.5) n(%) 114 (96.6) 4 (3.4) 126 (84) 24 (16) Hasil analisis menunjukan proporsi pada status ekonomi tidak miskin di kota Medan mempunyai persentase yang tinggi yaitu 96.6%, dimana sebagian

5 41 besar menerima untuk mengkonsumsi PRG. Akan tetapi pada status ekonomi miskin 62.5% tidak menerima untuk mengkmonsumsi PRG (Tabel 8). Tabel 9. Sebaran Tingkat Penerimaan Ibu Rumah Tangga Terhadap PRG Kategori Jakarta Surabaya Medan Total Chi-Square Test n % n % n % n % Chi Sig Square Total Hasil analisis penerimaan dengan menggunakan uji Kruskall wallis yang dilakukan untuk melihat perbedaan antara Jakarta, Surabaya dan Medan menurut status ekonomi menunjukkan bahwa pada status ekonomi miskin diperoleh nilai chi-square sebesar dengan signifikansi 0.000, dimana p-value < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dalam penerimaan di tiga kota menurut status ekonomi miskin. Adapun pada status ekonomi tidak miskin diperoleh nilai chi-square sebesar dengan signifikansi 0.000, dimana p-value < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dalam penerimaan di tiga kota menurut status ekonomi tidak miskin (Tabel 9). Hasil penelitian ini didukung pula oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Bermawie et al. (2003) dengan menunjukkan hasil bahwa terdapat 27.82% yang merupakan jawaban persentase terbesar yang ada pada kategori tidak keberatan mengkonsumsi PRG. Neela et al. (2006) juga menyatakan bahwa 64.6% warga negara Hindia Barat bersedia untuk membeli dan mengkonsumsi GMO. Pengetahuan Terhadap Pangan Rekayasa Genetika Menurut Kota Berdasarkan Status ekonomi Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap PRG, dilakukan analisis dengan memberi skor atas semua jawaban yang diberikan Ibu rumah tangga. Pengetahuan tentang PRG ini terdiri dari sepuluh item pertanyaan, dengan skor total sepuluh jika jawaban benar atas semua pertanyaan. Skor total diperoleh dengan menjumlahkan beberapa pertanyaan

6 42 terkait dengan pengetahuan Ibu rumah tangga tentang pangan rekayasa genetika yang disebar pada tiga kota yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan. Sebaran Ibu rumah tangga berdasarkan pertanyaan pengetahuan PRG menurut kota disajikan pada Tabel 10 - Tabel 14. Tabel 10. Sebaran Persentase Jawaban setiap Faktor Pengetahuan PRG Ibu Rumah Tangga di Jakarta untuk setiap kategori Status ekonomi No Pertanyaan Status Ekonomi Total n(%) 1 Pengetahuan tentang istilah PRG Ya 2 Pemahaman tentang PRG Produk yang mengalami penyisipan gen Produk yang benihnya telah direkayasa Produk yang benihnya diimpor Produk yang benihnya tidak bermutu 3 Pengetahuan tentang peredaran PRG Ya 4 Pengetahuan manfaat PRG Ya 5 Perlunya uji keamanan PRG untuk konsumsi manusia 6 Perlunya uji keamanan PRG untuk pakan ternak 7 Produk berformalin lebih berbahaya banding PRG 8 Daging ayam terinfeksi flu burung lebih berbahaya banding PRG 9 Pangan penyebab diare lebih berbahaya banding PRG 10 Pewarna pangan lebih berbahaya banding PRG 0 (0) 13 () 9 (69.2) 3 (23.1) 1 (7.7) 0 4 (30.8) 9 (69.2) 3 (23.1) 10 (76.9) 11 (84.6) 2 (15.4) 10 (76.9) 3 (23.1) 6 (46.2) 7 (53.8) 5 (38.5) 8 (61.5) 10 (76.9) 3 (23.1) 9 (69.2) 4 (30.8) 23 (16.8) 114 (83.2) 101 (73.7) 19 (13.9) 10 (7.3) 7 (5.1) 58 (42.3) 79 (57.7) 43 (31.4) 94 (68.6) 99 (72.3) 38 (27.7) 85 (62) 52 (38) 79 (57.7) 58 (42.3) 79 (57.7) 58 (42.3) 98 (71.5) 39 (28.5) 99 (72.3) 38 (27.7) 23 (15.3) 127 (84.7) 110 (73.3) 22 (14.7) 11 (7.3) 7 (4.7) 62 (41.3) 88 (58.7) 46 (30.7) 104 (69.3) 110 (73.3) 40 (26.7) 95 (63.3) 55 (36.7) 85 (56.7) 65 (43.3) 84 (56) 66 (44) 108 (72) 42 (28) 108 (72) 42 (28) Hasil pengetahuan ibu rumah tangga di Jakarta terhadap PRG, ditemukan bahwa persentase jawaban benar yang paling tinggi dan dibedakan atas status ekonomi miskin dan tidak miskin mempunyai persentase 73% pada pertanyaan mengenai pemahaman tentang PRG dan perlu adanya uji keamanan PRG untuk

7 43 dikonsumsi manusia. Adapun persentase jawaban benar yang rendah adalah 15% mempunyai pengetahuan tentang istilah PRG yang benar. Hal ini terjadi karena pertanyaan pengetahuan mengenai istilah PRG merupakan pertanyaan pertama yang diajukan dan kemudian Ibu rumah tangga diberikan rangsangan mengenai PRG yang pada akhirnya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Tabel 11. Sebaran Persentase Jawaban setiap Faktor Pengetahuan PRG Ibu Rumah Tangga di Surabaya untuk setiap kategori Status ekonomi No Pertanyaan Status Ekonomi Total n(%) 1 Pengetahuan tentang istilah PRG Ya 2 Pemahaman tentang PRG Produk yang mengalami penyisipan gen Produk yang benihnya telah direkayasa Produk yang benihnya diimpor Produk yang benihnya tidak bermutu 3 Pengetahuan tentang peredaran PRG Ya 4 Pengetahuan manfaat PRG Ya 5 Perlunya uji keamanan PRG untuk konsumsi manusia 6 Perlunya uji keamanan PRG untuk pakan ternak 7 Produk berformalin lebih berbahaya banding PRG 8 Daging ayam terinfeksi flu burung lebih berbahaya banding PRG 9 Pangan penyebab diare lebih berbahaya banding PRG 10 Pewarna pangan lebih berbahaya banding PRG 6 (21.4) 22 (78.6) 9 (32.1) 5 (17.9) 10 (35.7) 4 (14.3) 19 (67.9) 9 (32.1) 8 (28.6) 20 (71.4) 13 (46.4) 15 (53.6) 14 (50) 14 (50) 23 (82.1) 5 (17.9) 18 (64.3) 10 (35.7) 20 (71.4) 8 (28.6) 19 (67.9) 9 (32.1) 23 (18.9) 99 (81.1) 19 (15.6) 9 (7.3) 60 (49.2) 34 (27.9) 48 (39.3) 74 (60.7) 21 (17.2) 101 (82.8) 77 (63.1) 45 (36.9) 42 (34.4) 80 (65.6) 88 (72.1) 34 (27.9) 75 (61.5) 47 (38.5) 83 (68) 39 (32) 79 (64.8) 43 (35.2) 29 (19.3) 121 (80.7) 28 (18.7) 14 (9.3) 70 (46.7) 38 (25.3) 67 (44.7) 83 (55.3) 29 (19.3) 121 (80.7) 90 (60) 60 (40) 94 (62.7) 56 (37.3) 111 (74) 39 (26) 93 (62) 57 (38) 103 (68.7) 47 (31.3) 98 (65.3) 52 (34.7) Pertanyaan untuk mengukur pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya terhadap PRG, ditemukan bahwa persentase jawaban benar yang paling tinggi untuk status ekonomi tidak miskin adalah jawaban ibu rumah tangga yang

8 44 mengemukakan perlunya uji keamanan untuk pakan ternak yaitu 63%, dan jawaban benar yang rendah yaitu 19% mengenai pemahaman PRG. Adapun 60% Ibu rumah tangga menjawab benar mengenai perlunya uji kemanan PRG untuk dikonsumsi manusia. Sejalan dengan itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsumen dituntut untuk mengetahui lebih banyak tentang PRG, sehingga konsumen cenderung menganggap bahwa PRG merupakan produk pangan yang lebih baik. Oleh karena itu, pentingnya sosialisasi tentang keberadaan PRG sehingga akan berpengaruh kepada penerimaan untuk mengkonsumsi PRG (Chern dan Rickertsen 2002). Tabel 12. Sebaran Persentase Jawaban setiap Faktor Pengetahuan PRG Ibu Rumah Tangga di Medan untuk setiap kategori Status ekonomi No Pertanyaan Status Ekonomi Total n(%) 1 Pengetahuan tentang istilah PRG Ya 2 Pemahaman tentang PRG Produk yang mengalami penyisipan gen Produk yang benihnya telah direkayasa Produk yang benihnya diimpor Produk yang benihnya tidak bermutu 3 Pengetahuan tentang peredaran PRG Ya 4 Pengetahuan manfaat PRG Ya 5 Perlunya uji keamanan PRG konsumsi manusia 4 (6.1) 62 (93.9) 5 (7.6) 6 (9.1) 35 (53) 20 (30.3) 51 (77.3) 15 (22.7) 1 (1.5) 65 (98.5) 48 (72.7) 18 (27.3) 6 Perlunya uji keamanan PRG untuk pakan ternak 48 (72.7) 18 (27.3) 7 Produk formalin lebih berbahaya banding PRG 8 Daging ayam terinfeksi flu burung lebih berbahaya banding PRG 9 Pangan penyebab diare lebih berbahaya banding PRG 10 Pewarna lebih berbahaya banding PRG 46 (69.7) 20 (30.3) 45 (69.7) 20 (30.3) 45 (68.2) 21 (31.8) 44 (66.7) 22 (33.3) 10 (11.9) 74 (88.1) 1 (1.2) 0 63 (75) 20 (23.8) 31 (36.9) 53 (63.1) 9 (10.7) 75 (89.3) 52 (61.9) 32 (38.1) 48 (57.1) 36 (42.9) 74 (88.1) 10 (11.9) 66 (78.6) 18 (21.4) 74 (88.1) 10 (11.9) 71 (84.5) 13 (15.5) 14 (9.3) 136 (90.7) 6 (4) 6 (4) 98 (65.3) 40 (26.7) 82 (54.7) 68 (45.3) 10 (6.7) 140 (93.3) (66.7) 50 (33.3) 96 (64) 54 (36) 120 (80) 30 (20) 112 (74.7) 38 (25.3) 119 (79.3) 31 (20.7) 115 (76.7) 35 (23.3)

9 45 Sebaran persentase atas jawaban benar pada faktor pengetahuan yang paling tinggi untuk status ekonomi miskin adalah 77% dimana jawaban Ibu rumah tangga yang memberi pernyataan bahwa Ibu tahu akan peredaran PRG, 73% skor yang tidak jauh berbeda dari 77% yaitu Ibu rumah tangga dirasakan perlu untuk uji keamanan PRG untuk konsumsi manusia dan konsumsi pakan ternak. Untuk status ekonomi tidak miskin, jawaban benar yang paling tinggi adalah 62% dimana para Ibu rumah tangga menganggap perlu adanya uji keamanan untuk konsumsi manusia. Hasil sebaran yang diperoleh, didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardiana dimana para konsumen dirasakan perlu adanya uji keamanan terhadap makanan yang akan dikonsumsi, sehingga sejalan dengan apa yang diinginkan Ibu rumah tangga mengenai PRG. Hasil penelitian diatas juga didukung dengan adanya hasil hasil penelitian yang telah melalui pengamatan bahwa telah beredarnya bahan pangan yang mengandung transgenik atau PRG dipasar-pasar tradisional dan pasar-pasar modern dan tanpa disadari konsumen telah mengkonsumsi PRG tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini : Tabel 13. Hasil Penelitian terhadap Bahan dan Produk yang Mengandung PRG PRG Turunan Jenis Pangan Kedelai Tepung kedelai, minyak kedelai, lechitin. Isolat protein kedelai dan konsentrat. Kira kira 60% semua pangan teroleh mengandung kedelai ataupun produk turunannya Kentang Jagung Kentang, pati kentang, tepung kentang. Tepung jagung, pati jagung, minyak jagung, pemanis, sirup. Roti, Permen, Yoghurt, Saus kedelai, Bubuk Formula Bayi, Keju Kentang goreng Pie Passover product, Sup Baking Powder, Salad Dressing, Es krim, Soda Gula Bubuk, Margarine, Roti, Permen, Formula Bayi, Kapas Minyak serat Chips, Biskuit, Cookies, Selai Kacang tanah Canola Minyak Dressing, Margarine Tomat Tomat Makanan Itali, Lasagna, Purees Sumber : BIO Member Survey, 2000 dalam Santosa 2002 Keterangan : memiliki indikasi bahwa produk tersebut telah beredar di pasaran Indonesia melalui perdagangan resmi ataupun melalui impor

10 46 Hasil sebaran tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga antara Jakarta, Surabaya dan Medan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini : Tabel 14. Sebaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap PRG Kategori Jakarta Surabaya Medan Total Chi-Square Test n % n % n % n % Chi Sig Square Baik Baik Baik Baik Total Rata-rata ± SD 56.9 ± ± ± Skor pengetahuan tentang PRG pada Ibu rumah tangga di kota Jakarta lebih baik (56.9 ± 18.9) bila dibandingkan dengan skor pengetahuan di Surabaya dan Medan. Hal ini menunjukkan bahwa Ibu rumah tangga di Jakarta akses untuk memperoleh informasi mengenai PRG lebih banyak sehingga mempunyai pengetahuan yang lebih baik. Hasil analisis pengetahuan tersebut didukung oleh hasil uji Kruskall wallis yang dilakukan untuk melihat perbedaan pengetahuan antara Jakarta, Surabaya dan Medan menurut status ekonomi. Hasil pengujian pada status ekonomi miskin diperoleh nilai chi-square sebesar dengan signifikansi 1.000, dimana p-value > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam pengetahuan di tiga kota menurut status ekonomi miskin. Adapun pada status ekonomi tidak miskin diperoleh nilai chi-square sebesar dengan signifikansi 1.000, dimana p- value > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pada tiga kota menurut status ekonomi tidak miskin juga tidak terdapat perbedaan yang nyata (Tabel 14). Sejalan dengan penelitian tentang penerimaan konsumen terhadap PRG ini, sebuah penelitian survei dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh Onyango et al. (2004) untuk menganalisis tingkat keinginan konsumen untuk mengkonsumsi pangan hasil modifikasi genetika, PRG (terhadap tiga jenis produk olahan daging), menunjukkan bahwa keinginan responden yang diberi informasi tentang manfaat sekaligus potensi risiko pangan PRG untuk mengonsumsi produk pangan tersebut lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya diberi informasi manfaat PRG saja.

11 47 Persepsi Ibu Rumah tangga terhadap Pangan Rekayasa Genetika Berdasarkan Status Ekonomi pada Setiap Kota Persepsi Ibu rumah tangga tentang Pangan Rekayasa Genetika dihitung dengan menggunakan skor. Skor diperoleh dengan menghitung persentase jumlah Ibu rumah tangga yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan untuk setiap Faktor persepsi PRG menurut masing-masing kategori status ekonomi. Skor diperoleh dengan menjumlahkan beberapa pertanyaan terkait persepsi ibu rumah tangga tentang pangan rekayasa genetika. Faktor persepsi dan sebaran persentase jawaban pada Ibu rumah tangga untuk kota Jakarta, Surabaya dan Medan, masing-masing disajikan dalam Tabel 15 hingga Tabel 18. Tabel 15. Sebaran Persentase Jawaban pada setiap Faktor Persepsi PRG Ibu Rumah Tangga di Jakarta untuk setiap kategori Status ekonomi No Pertanyaan Status Ekonomi Total 1 Kualitas PRG 2 Nilai Gizi 3 Manfaat PRG bagi kesehatan 4 Produktivitas PRG 5 Tanaman PRG tahan hama 6 Biaya dan produktivitas tanaman PRG 7 Pestisida untuk tanaman PRG lebih hemat 11 (84.6) 2 (15.4) 11 (84.6) 2 (15.4) 11 (84.6) 2 (15.4) 3 (23.1) 10 (76.9) 9 (69.2) 4 (30.8) 3 (23.1) 10 (76.9) 10 (76.9) 3 (23.1) n(%) 113 (82.5) 24 (17.5) 98 (71.5) 39 (28.5) 101 (73.7) 36 (26.3) 50 (36.6) 87 (63.5) 88 (64.2) 49 (35.8) 39 (28.5) 98 (71.5) 79 (57.7) 58 (42.3) 124 (82.7) 26 (17.3) 109 (72.7) 41 (27.3) 112 (74.7) 38 (25.3) 53 (35.3) 97 (64.7) 97 (64.7) 53 (35.3) 42 (28) 108 (72) 89 (59.3) 61 (40.7)

12 48 Faktor persepsi untuk Jakarta dengan mengajukan tujuh pertanyaan untuk mengukur persepsi Ibu rumah tangga terhadap pangan rekayasa genetika baik yang mempunyai status ekonomi tidak miskin ditemukan bahwa persentase jawaban benar yang paling tinggi adalah jawaban ibu rumah tangga yang memberikan pertanyaan mengenai kualitas PRG (83%), pertanyaan ini mengacu kepada persepsi akan kesadaran Ibu rumah tangga di Jakarta bahwa pangan rekayasa genetika baik dari segi kualitas cita rasa (rasa, warna, tekstur dan aroma). Adapun proporsi terkecil adalah 28% mengenai pertanyaan biaya dan produktivitas tanaman PRG (Tabel 15). Hasil sebaran persentase jawaban persepsi tentang PRG dikota Surabaya disajikan pada Tabel 16 berikut ini. Tabel 16. Sebaran Persentase Jawaban pada setiap Faktor Persepsi PRG Ibu Rumah Tangga di Surabaya untuk setiap kategori Status ekonomi No Pertanyaan Status Ekonomi Total 1 Kualitas PRG 2 Nilai Gizi 3 Manfaat PRG bagi kesehatan 4 Produktivitas PRG 5 Tanaman PRG tahan hama 6 Biaya dan produktivitas tanaman PRG 7 Pestisida untuk tanaman PRG lebih hemat 24 (85.7) 4 (14.3) 17 (60.7) 11 (39.3) 13 (46.4) 15 (53.6) 22 (78.6) 6 (21.4) 24 (85.7) 4 (14.3) 19 (67.9) 9 (32.1) 21 (75) 7 (25) n(%) 90 (73.8) 32 (26.2) 62 (50.8) 60 (49.2) 66 (54.1) 56 (45.9) 102 (83.6) 20 (16.4) 95 (77.9) 27 (22.1) 82 (67.2) 40 (32.8) 90 (73.8) 32 (26.2) 114 (76) 36 (24) 79 (52.7) 71 (47.3) 79 (52.7) 71 (47.3) 124 (82.7) 26 (17.3) 119 (79.3) 31 (20.7) 101 (67.3) 49 (32.7) 111 (74) 39 (26) Faktor persepsi untuk Ibu rumah tangga di Surabaya, yaitu dengan mengajukan tujuh pertanyaan yang sama untuk mengukur persepsi ibu rumah tangga terhadap pangan rekayasa genetika secara garis besar 83% terkait dengan produktivitas PRG. Di Surabaya yang mempunyai sosial ekonomi miskin, ditemukan bahwa persentase jawaban benar yang paling tinggi adalah 86%

13 49 memberikan pernyataan bahwa PRG tahan terhadap hama dan mempunyai kualitas yang baik. Untuk status ekonomi tidak miskin, persentase yang paling tinggi adalah 84% dengan memberikan pernyataan mengenai produktivitas PRG. Berdasarkan hasil pada tabel diatas menunjukkan bahwa Ibu rumah tangga di Surabaya dapat memberikan persepsi yang baik mengenai PRG. Sedangkan sebaran persentase jawaban persepsi tentang PRG dikota Medan disajikan pada Tabel 17 berikut ini Tabel 17. Sebaran Persentase Jawaban pada setiap Faktor Persepsi PRG Ibu Rumah Tangga di Medan untuk setiap kategori Status ekonomi No Pernyataan Status Ekonomi Total 1 Kualitas PRG 2 Nilai Gizi 3 Manfaat PRG bagi kesehatan 4 Produktivitas PRG 5 Tanaman PRG tahan hama 6 Biaya dan produktivitas tanaman PRG 7 Pestisida untuk tanaman PRG lebih hemat 65 (98.5) 1 (1.5) 66 () 0 (0) 66 () 0 (0) 62 (93.9) 4 (6.1) 64 (97) 2 (3) 65 (98.5) 1 (1.5) 58 (87.9) 8 (12.1) n(%) 83 (98.8) 1 (1.2) 84 () 0 (0) 84 () 0 (0) 84 () 0 (0) 83 (98.8) 1 (1.2) 84 () 0 (0) 79 (94) 5 (6) 148 (98.7) 2 (1.3) 150 () 0 (0) 150 () 0 (0) 146 (97.3) 4 (2.7) 147 (98) 3 (2.0) 149 (99.3) 1 (0.7) 137 (91.3) 13 (8.7) Kota Medan secara umum mempunyai jawaban yang berada pada persentase tinggi dimana rata-rata persentase sebesar 90% keatas, hal ini mengungkapkan bahwa ibu rumah tangga di kota Medan secara umum menerima akan keberadaan PRG. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baker et al. (2001) mengungkapkan bahwa konsumen percaya bahwa PRG akan memperbaiki kualitas makanan. Meskipun tingkat pemahaman responden secara umum masih terbatas, responden bersedia memberikan persepsi yang positif tentang PRG. Berdasarkan

14 50 hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pertanian diperoleh hasil dimana responden penelitian mempunyai apresiasi tinggi akan jawaban mengenai transgenik, seperti jawaban jawaban berikut ini yaitu kemampuan produktivitasnya yang lebih tinggi dibandingkan tanaman non transgenik dan dapat memberi keuntungan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan informasi tentang pangan rekayasa genetika kepada ibu rumah tangga yang belum mengetahui PRG dan kemudian meminta mereka memberikan respon terhadap setiap pertanyaan yang diberikan peneliti. Dengan kata lain, jawaban yang diberikan ibu yang sebelumnya tidak mengetahui PRG adalah jawaban yang bersifat persepsi. Adapun hasil sebaran persepsi Ibu rumah tangga pada ketiga kota, dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini : Tabel 18. Sebaran Tingkat Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap PRG Kategori Jakarta Surabaya Medan Total Chi-Square Test n % n % n % n % Chi Sig Square Total Rata-rata ± SD ± ± ± ± Skor persepsi tentang PRG pada Ibu rumah tangga di kota Medan lebih baik (98.9 ± 3.28) bila dibandingkan dengan skor persepsi di Jakarta dan Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi Ibu rumah tangga di Medan lebih mempunyai persepsi yang baik mengenai PRG hal ini sejalan dengan hasil Tabel 7 yang menunjukkan bahwa kota Medan lebih menerima PRG dibandingkan Jakarta dan Surabaya. Hasil analisis persepsi tersebut didukung oleh hasil uji Kruskall wallis yang dilakukan untuk melihat perbedaan persepsi antara ketiga kota menurut status ekonomi. Hasil pengujian pada status ekonomi miskin diperoleh nilai chi-square sebesar dengan signifikansi 0.001, dimana p- value<0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata di tiga kota menurut status ekonomi miskin. Adapun pada status ekonomi tidak miskin diperoleh nilai chi-square sebesar dengan signifikansi 0.000, dimana p-value<0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi pada tiga kota menurut status ekonomi tidak miskin terdapat perbedaan yang nyata (Tabel 16).

15 51 Kategori-kategori Peubah yang Diduga Mempengaruhi Penerimaan PRG Data yang tersebar di tiga kota dalam Tabel 19 menunjukkan bahwa berdasarkan status ekonomi, sebagian besar (79%) Ibu rumah tangga ada pada kategori tidak miskin. Kualitas sumberdaya pada Ibu rumah tangga diukur dengan tingkat pendidikan formal yang dijalani Ibu rumah tangga. Adapun sebaran untuk status ekonomi adalah sebagai berikut : Status Ekonomi Gambar 5. Sebaran Status Ekonomi. Berdasarkan tingkat pendidikan, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Ibu rumah tangga termasuk sedang yaitu 61% yang menempuh pendidikan hingga SMP-SMA. Akan tetapi terdapat pula Ibu rumah tangga yang menempuh pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) mencapai 27%. TINGKAT PENDIDIKAN Rendah Sedang Tinggi 0 Gambar 6. Sebaran Tingkat Pendidikan.

16 52 Ibu rumah tangga perkotaan sebanyak 81% telah bekerja dan hanya sedikit yang tidak bekerja (18%). Hal ini terbukti bahwa sebagian besar Ibu rumah tangga diperkotaan telah bekerja dan hanya sedikit yang tidak bekerja. PEKERJAAN bekerja Bekerja Gambar 7. Sebaran Pekerjaan Ibu. Pengetahuan Ibu rumah tangga setengahnya (53%) tergolong kategori baik. Tingkat pendidikan Ibu rumah tangga mempunyai peranan untuk untuk menguasai pengetahuan terutama tentang PRG. Adapun sebaran pengetahuan di ketiga kota yaitu : PENGETAHUAN baik Baik Gambar 8. Sebaran Pengetahuan.

17 53 Dengan adanya pengetahuan Ibu rumah tangga mengenai PRG akan berdampak pada persepsi Ibu rumah tangga tentang PRG. Sebaran persepsi di ketiga kota menunjukkan 72.9% mempunyai persepsi yang benar tentang PRG. PERSEPSI Gambar 9. Sebaran Persepsi Ibu rumah tangga. Penyebaran kota dibagi secara merata pada tiga kota besar yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan, yang masing-masing mempunyai sebaran 33%. Adapun sebaran di ketiga kota yaitu : KOTA TEMPAT TINGGAL Jakarta Surabaya Medan Gambar 10. Sebaran Kota Tempat Tinggal.

18 54 Tabel 19. Sebaran Ibu Rumah tangga menurut Faktor-faktor yang Diduga Mempengaruhi Penerimaan PRG Faktor-Faktor n Persentase (%) Status Ekonomi Total Tingkat pendidikan Rendah Sedang Tinggi Total Pekerjaan Ibu bekerja Bekerja Total Pengetahuan baik Baik Total Persepsi Persepsi Persepsi Total Kota tempat tinggal Jakarta Surabaya Medan Total Analisis Hubungan Masing-masing Faktor dengan Penerimaan PRG Analisis hubungan penerimaan PRG dengan masing-masing faktor dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman dan uji chi square Contingency Coeficient. Uji korelasi Spearman digunakan untuk data ordinal yang terdiri dari status ekonomi, tingkat pendidikan, pengetahuan dan persepsi. Sedangkan untuk data nominal yakni pekerjaan dan kota tempat tinggal dianalisis menggunakan uji chi square dengan melihat nilai Contingency Coeficient. Hasil analisis uji korelasi tersebut menunjukkan bahwa faktor status ekonomi, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal mempunyai hubungan dengan faktor penerimaan, yang ditunjukkan dengan angka signifikansi < Hasil ini juga masih menunjukkan hubungan yang nyata pada taraf signifikansi Namun untuk faktor tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan penerimaan (p-value > 0.05). Lebih lengkapnya hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.

19 55 Tabel 20. Hasil Uji Hubungan Masing-masing Faktor dengan Penerimaan PRG Faktor R Sig N Status ekonomi (1 ).239** Tingkat pendidikan ( 1 Sedang) ( 2 Tinggi) Pekerjaan Ibu (1 Bekerja).014** Pengetahuan (1 Baik) -.144** Persepsi (1 ).215** Kota tempat tinggal ( 1 Surabaya) ( 2 Medan) ** Korelasi signifikan pada taraf ** Faktor status ekonomi dengan penerimaan memiliki hubungan yang positif dengan kekuatan Hasil ini menunjukkan bahwa semakin meningkat status ekonomi Ibu rumah tangga maka semakin meningkat penerimaannya terhadap PRG. Bila dilihat dari faktor pekerjaan dengan penerimaan menunjukkan hubungan yang positif artinya ibu yang bekerja lebih menerima PRG. Berdasarkan faktor pengetahuan dengan penerimaan menunjukkan hubungan negatif yang signifikan dengan nilai kekuatan Hubungan ini menunjukkan bahwa Ibu rumah tangga yang berpengetahuan rendah lebih menerima PRG dibanding Ibu rumah tangga yang berpengetahuan tinggi. Faktor persepsi dengan penerimaan memiliki hubungan yang positif dengan kekuatan Hasil ini menunjukkan bahwa semakin meningkat persepsi Ibu rumah tangga maka semakin meningkat penerimaannya terhadap PRG. Menurut kota tempat tinggal dengan penerimaan memiliki hubungan yang positif dengan kekuatan hubungan yaitu Dengan menetapkan kota Jakarta sebagai faktor pembanding, nilai tersebut dapat diartikan bahwa Ibu rumah tangga di kota Medan lebih menerima PRG.

20 56 Model Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Analisis yang akan digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing peubah independen atau bebas (status ekonomi, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal) dengan peubah dependen atau terikat (penerimaan), seperti pada Tabel 21 sampai Tabel 26 berikut ini. Penerimaan berdasarkan status ekonomi menunjukkan hasil nilai Odd Ratio (OR) 3.29 artinya 3.29 kali ibu yang tidak miskin akan menerima PRG dibanding ibu yang ada pada kategori miskin, dengan Confident Interval 95% (CI) antara Analisis data penerimaan ibu rumah tangga berdasarkan status ekonomi pada tabel 19 menghasilkan p-value Hasil ini menunjukkan hubungan yang bermakna (p-value < 0.05). Status ekonomi ini dapat digunakan sebagai kandidat untuk analisis logistik berganda (p-value < 0.25). Tabel 21. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Penerimaan dengan Status Ekonomi Penerimaan Faktor Status ekonomi n % n % OR CI 95% p- Value Analisis data penerimaan Ibu rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan dibagi kedalam tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Pada analisis ini kategori tingkat pendidikan rendah dijadikan sebagai pembanding untuk kategori tingkat pendidikan sedang dan kategori tingkat pendidikan tinggi. Distribusi Ibu rumah tangga berdasarkan penerimaan dengan tingkat pendidikan ditunjukkan pada tabel 22. Pendidikan rendah ( sekolah dan SD) mempunyai makna yang tidak signifikan Pendidikan sedang (SMP dan SMA) mempunyai makna tidak signifikan terhadap pendidikan rendah begitu pula untuk pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pendidikan merupakan peubah independen yang dapat digunakan sebagai kandidat untuk analisis regresi logistik berganda.

21 57 Tabel 22. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Penerimaan dengan Tingkat pendidikan Penerimaan Faktor Tingkat pendidikan n % n % Rendah Sedang Tinggi OR CI 95% p- Value Hasil distribusi pada data tersebut menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p-value > 0.05) pada ibu bertingkat pendidikan sedang jika dibandingkan dengan ibu bertingkat pendidikan rendah dan hubungan yang tidak bermakna (p-value > 0.05) pada ibu bertingkat pendidikan tinggi jika dibandingkan dengan ibu bertingkat pendidikan rendah. Nilai Odd Ratio (OR) untuk tingkat pendidikan sedang yaitu 1.74 dengan Confident Interval (CI) 95% terdapat antara dan untuk tingkat pendidikan tinggi yaitu 2.22 dengan CI 95% Peubah pendidikan ini dapat digunakan sebagai kandidat untuk dianalisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda. Jumlah persentase penerimaan PRG pada Ibu rumah tangga jika dilihat dari peubah pekerjaan Ibu yaitu bekerja dan tidak bekerja memiliki proporsi yang hampir sama antara Ibu rumah tangga bekerja dan tidak bekerja untuk menerima dan tidak menerima PRG. Persentase menerima berbanding tidak menerima untuk Ibu bekerja (32.9% : 67.1%). Hasil yang tidak berbeda juga berlaku untuk Ibu yang tidak bekerja yaitu (31.3% : 68.7%). Adapun distribusi pekerjaan sebagai berikut :

22 58 Tabel 23. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Penerimaan dengan Pekerjaan Ibu Faktor Pekerjaan Ibu Penerimaan n % n % Bekerja Bekerja OR CI 95% p-value Hasil nilai Odd Ratio (OR) 0.93 artinya 0.93 kali ibu yang bekerja akan menerima PRG dibanding ibu yang tidak bekerja, dengan Confident Interval 95% (CI) antara Analisis data penerimaan ibu rumah tangga berdasarkan pekerjaan ibu dibagi kedalam dua kategori yaitu tidak bekerja dan bekerja. Pekerjaan pada tabel 21 menghasilkan p-value Hasil ini menunjukkan hubungan yang tidak bermakna (p-value > 0.05). Pekerjaan ibu tidak dapat digunakan sebagai kandidat untuk analisis multivariat (p-value > 0.25). Kategori pengetahuan dibagi kedalam dua kategori yaitu tidak baik dan kategori baik. Adapun analisis tersebut ditunjukkan pada tabel 24 berikut ini : Tabel 24. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Penerimaan dengan Pengetahuan Penerimaan Faktor Pengetahuan n % n % baik Baik OR CI 95% p-value Analisis data penerimaan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat pengetahuan diperoleh hasil yang menunjukkan hubungan yang bermakna (p- Value < 0.05) untuk kategori pengetahuan tidak baik dan pengetahuan kategori baik. Nilai Odd Ratio (OR) yaitu 0.54 dengan Confident Interval 95% (CI) antara Kategori ini dapat digunakan sebagai kandidat untuk masuk pada analisis selanjutnya yaitu analisis multivariat.

23 59 Analisis data penerimaan ibu rumah tangga berdasarkan persepsi ada pada dua kategori yaitu persepsi salah dan persepsi benar yang ditunjukkan pada tabel 25 dibawah ini : Tabel 25. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Penerimaan dengan Persepsi Penerimaan Persepsi Faktor n % n % Persepsi Persepsi OR CI 95% p-value Nilai OR untuk persepsi yaitu 2.68 dengan Confident Interval 95% (CI) antara Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna yaitu (p-value < 0.05) dan dapat digunakan sebagai kandidat untuk dianalisis ke regresi logistik berganda. Analisis data penerimaan ibu rumah tangga berdasarkan kota tempat tinggal ada pada tiga kota yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan. Dimana untuk kota Jakarta dijadikan sebagai pembanding pada kota Surabaya dan kota Medan. Hasil distribusi pada tabel 26 menunjukkan hubungan yang bermakna (p-value < 0.05) dan dapat digunakan sebagai kandidat untuk dianalisis secara multivariat. Nilai OR untuk kota Surabaya yaitu dengan Confident Interval 95% (CI) antara dan untuk Medan yaitu mempunyai nilai OR 1.81 dengan CI 95% Tabel 26. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Penerimaan dengan Kota Penerimaan Faktor Kota Tempat Tinggal n % n % Jakarta Surabaya Medan OR CI 95% p- Value

24 60 Kota secara umum menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dimana untuk Surabaya terhadap Jakarta tidak mempunyai hubungan yang signifikan, tetapi untuk kota Medan mempunyai hubungan yang signifikan dibandingkan dengan kota Jakarta. Peubah kota tempat tinggal memenuhi kriteria untuk masuk sebagai kandidat analisis regresi logistik berganda. Pemilihan peubah independen yang potensial sebagai kandidat dalam model multivariat ditentukan berdasarkan hasil analisis statistik. Dengan demikian berdasarkan analisis hubungan terhadap peubah penerimaan (Tabel 21 Tabel 26), peubah independen yang bisa disertakan dalam model untuk analisis faktorfaktor yang dapat mempengaruhi penerimaan adalah status ekonomi, pendidikan, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal (masing-masing memiliki p-value < 0.25). Pada tahap pertama proses analisis data multivariat, ternyata terdapat faktor yang tidak berpengaruh yaitu faktor tingkat pendidikan dengan menunjukkan nilai hubungan yang tidak signifikan yaitu (p-value > 0.05) sehingga dengan demikian peubah pendidikan dikeluarkan dari model. Tahap selanjutnya diperoleh model hasil akhir analisis multivariat, yaitu faktor status ekonomi, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal dalam model yang dapat memberikan hubungan bermakna (p-value < 0.05) yang dapat mempengaruhi penerimaan PRG Ibu rumah tangga perkotaan. Hasil analisis dengan menggunakan regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 27 berikut ini : Tabel 27. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan PRG Faktor B df Sig OR 95.0% C.I Lower Upper Status ekonomi (1 ) Pengetahuan (1 Baik) Persepsi (1 ) Kota tempat tinggal Kota (1 Surabaya) Kota (2 Medan) Constant a Variable(s) entered on step 1: status ekonomi, pengetahuan, kota.

25 61 Hasil analisis statistik regresi logistik menunjukkan bahwa faktor status ekonomi, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal memiliki pengaruh terhadap penerimaan PRG (p-value < 0.05). Berdasarkan kota tempat tinggal yaitu Jakarta sebagai pembanding maka menunjukkan hasil bahwa Ibu rumah tangga di Medan lebih menerima PRG dibandingkan Ibu rumah tangga di Surabaya yang mempunyai karakter to the point untuk kemukakan sesuatu yang tidak berkenan dihati. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih rendah (p-value 0.001) dan Odd Ratio yang lebih tinggi (1.75). Hasil penelitian terhadap penerimaan PRG pada Ibu rumah tangga perkotaan diperoleh bahwa status ekonomi, pengetahuan dan kota tempat tinggal mempengaruhi tingkat penerimaan konsumen. Faktor pengetahuan mempunyai peran dalam penerimaan konsumen terkait dengan teori bahwa pengetahuan konsumen menyebabkan konsumen akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi serta mampu mengingat informasi dengan lebih baik (Sumarwan 2003). Informasi, baik yang dilihat, dibaca, didengar atau dirasakan akan menjadi pengetahuan bagi Ibu rumah tangga dan dapat mempengaruhi untuk menerima PRG tersebut. Faktor yang mempengaruhi lainnya yaitu status ekonomi yang juga mempunyai peranan penting dalam penerimaan PRG. Status ekonomi juga mempunyai hubungan yang signifikan yaitu 0,000 yang didukung oleh nilai OR yaitu 4.42 yang mempunyai makna bahwa terdapat 4.42 kali Ibu rumah tangga yang tidak miskin akan menerima PRG dibandingkan yang berasal dari kategori miskin. Faktor persepsi juga merupakan faktor yang mempengaruhi dalam penerimaan PRG. Persepsi mempunyai hubungan yang signifikan yaitu 0,011 yang didukung oleh nilai OR yaitu 1.93 yang mempunyai makna bahwa terdapat 1.93 kali artinya semakin meningkat persepsi Ibu rumah tangga terhadap PRG maka akan semakin meningkat penerimaan terhadap PRG. Analisis berdasarkan kota tempat tinggal menunjukkan hubungan yang signifikan, namun Medan tidak memberikan hubungan yang nyata jika dibandingkan Ibu rumah tangga di Jakarta.

26 62 Persamaan regresi logistik yang menjelaskan penerimaan PRG Ibu rumah tangga sebagai berikut : Penerimaan = 1 + exp 1 ( β0 β1x 1 β 2 X 2... β n X n ) Karena setiap peubah independen (status ekonomi, pengetahuan dan persepsi) terdiri dari dua kategori) dan kota tempat tinggal terdiri dari tiga kategori, maka model regresi tersebut dapat dibentuk menjadi beberapa model sesuai dengan kategori peubah independen yang akan dibandingkan. Sebagai contoh, model untuk melihat bagaimana penerimaan PRG ibu rumah tangga yang mempunyai status ekonomi tidak miskin (1), berpengetahuan baik (1), berpersepsi benar (1) dan bertempat tinggal di Surabaya (1) adalah : 1 Penerimaan = (( (1) + ( (1) (1) + (-1.137(1)) 1 + exp 1 Penerimaan = exp 1 Penerimaan = Penerimaan = 1 / = 0.52 Interpretasi dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa dari orang ibu rumah tangga yang memiliki status ekonomi tidak miskin (1), berpengetahuan baik (1), berpersepsi benar dan bertempat tinggal di Surabaya (1) mempunyai peluang 52 orang ibu rumah tangga diantaranya akan menerima PRG. Hasil pemodelan tersebut akan dapat digunakan untuk kategori lainnya dalam peubah status ekonomi, pengetahuan dan kota tempat tinggal, yaitu dengan

27 63 menggunakan nilai pengkodean yang telah ditetapkan untuk masing-masing kategori tersebut, yaitu status ekonomi (0 = miskin dan 1 = tidak miskin), pengetahuan (0 = tidak baik dan 1 = baik), persepsi (0 = persepsi salah dan 1 = persepsi benar) dan kota tempat tinggal (0 = Jakarta, 1 = Surabaya, 2 = Medan) sesuai dengan kategori ibu rumah tangga yang akan diamati.

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bioteknologi modern merupakan hasil penerapan organisme hidup yang bagian-bagiannya mempunyai susunan genetik baru (Pasal 1 PP No.21 Tahun 2005 tentang keamanan hayati). Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. A. Karakteristik Konsumen. 1. Nama :...

Lampiran 1. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. A. Karakteristik Konsumen. 1. Nama :... LAMPIRAN 80 Lampiran 1. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern Responden Yth, Saya, Firdaus Sinulingga (A 14104671), Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi, Fakultas

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap pernyataan dalam kuisioner, digunakan rumus korelasi product

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan sejak bulan Pebruari Nopember 01. Pengambilan data label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen. 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive), IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Lokasi penelitian dilakukan di sekitar Bogor, bagi pemilik dan pengendara mobil pribadi. Lokasi yang aksidental berada di sekitar kampus IPB, Indraprasta

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini menjelaskan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga dalam perawatan klien Skizofrenia di Poliklinik Jiwa Puskesmas Kumun Kota Sungai Penuh

Lebih terperinci

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian total unmet need di Indonesia menggunakan data SDKI tahun 2007 dengan sampel penelitiannya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Diskripsi responden digunakan untuk mengidentifikasi karakteristikkarakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG DALAM PANGAN SIAP SAJI (BAKSO) DI MEDAN DENAI DAN MEDAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bioteknologi adalah salah satu bentuk pemuliaan non konvensional yang dapat dipakai untuk meningkatkan mutu pemuliaan tanaman. Bioteknologi didefinisikan sebagai penggunaan proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil. Timur, dengan sampel bidan honorer sejumlah 32 orang. Teknik pengambilan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil. Timur, dengan sampel bidan honorer sejumlah 32 orang. Teknik pengambilan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur, dengan sampel bidan honorer sejumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA 18 Hayatul Rahmi 1, Fadli 2 email: fadli@unimal.ac.id ABSTRAK Pengambilan

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Uji Korelasi Kendall. Test Statistics

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Uji Korelasi Kendall. Test Statistics 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Test Statistics USIA PENDIDIK PKRJAAN JNS_KLMN PGHSILAN Chi-Square a,b 11,703 191,714 41,429 23,143 302,286 df 1 4 4 1 4 Asymp. Sig.,001,000,000,000,000

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian ini dinyatakan dalam bentuk deskripsi responden penelitian, deskripsi variabel penelitian,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PETANI TERHADAP PRODUK REKAYASA GENETIKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PETANI TERHADAP PRODUK REKAYASA GENETIKA Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 21 5(2): 113 12 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PETANI TERHADAP PRODUK REKAYASA GENETIKA (Determinant Factors of Farmers Acceptance on Genetically Modified

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian Hendri, 2005 dalam Purwanti (2011) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu 37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya (status merokok orang tua, pergaulan teman sebaya,

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jawaban responden yang telah diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran dalam satu bulan,

Lebih terperinci

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mendorong para produsen pangan untuk melakukan berbagai macam inovasi dalam memproduksi pangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka 21 KERANGKA PEMIKIRAN Ketahanan pangan rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik rumahtangga (meliputi ukuran rumahtangga, pendidikan kepala dan ibu rumahtangga, dan

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 90 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Tingkat asupan Protein, Lemak, Natrium, Kalium, Serat, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Senam Bugar Lansia di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG PENDAHULUAN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG PENDAHULUAN P R O S I D I N G 303 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG Lia Rohmatul Maula 1, Bambang Siswadi 2, Sri Hindarti 3 1) Mahasiswa Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER Kuesioner sebagai alat ukur dalam rangka mengumpulkan data harus mampu menghasilkan data yang valid dan reliabel. Untuk itu dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian 73 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis univariat Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian kehamilan tidak diinginkan, variabel kegagalan kontrasepsi termasuk jenis metode

Lebih terperinci

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN 1 Analisis Regresi Logistik Biner Untuk Mengidentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Penerimaan Beras Keluarga Miskin (Raskin) Di Kecamatan Gunung Anyar Faiz Ramadhani Rahman, Ismaini Zain Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 2007, dengan menggunakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas responden yang membedakan antara satu responden dengan responden yang lain.. Karakteristik

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Uji coba instrumen penelitian dilakukan di Sekolah Taman Kanak-kanak Desa Demakan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Menurut Saliem dkk dalam Ariani dan Tribastuti (2002), pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi

Lebih terperinci

HASIL. Faktor Internal

HASIL. Faktor Internal Jenis Kelamin HASIL Faktor Internal Lebih dari separuh konsumen (66,9%) berjenis kelamin perempuan, sementara 33,1 persen sisanya laki-laki. Dapat dilihat bahwa konsumen perempuan lebih mendominasi pasar

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga

Lebih terperinci

( Eldyana Aprila) ( )

( Eldyana Aprila) ( ) Lampiran Lembar Persetujuan Menjadi Responden Pengetahuan Orang tua Tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Autisme di Yayasan Tali Kasih dan Kidz Smile Medan Oleh Eldyana Aprila Saya adalah mahasiswi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan pada 130 karyawan bagian produksi, di

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan pada 130 karyawan bagian produksi, di BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Karakteristik Responden Pengumpulan data dilakukan pada 13 karyawan bagian produksi, di PT Indo C. Data yang diperoleh menunjukkan adanya karakteristik responden sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM KARAKTERISTIK DAN ARAH PERUBAHAN KONSUMSI DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA Oleh : Harianto

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang sangat berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatupenelitian. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan alasan penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Way Petai yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Way Petai yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Way Petai yang telah memiliki hak pilih (17 tahun keatas atau telah menikah) dan telah

Lebih terperinci

- Beri tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat. - Pertanyaan berupa isian, harap dijawab dengan singkat dan jelas

- Beri tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat. - Pertanyaan berupa isian, harap dijawab dengan singkat dan jelas Lampiran 1 Kuesioner penelitian Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi dan pola konsumsi konsumen di Jakarta Pusat terhadap produk uman ibu hamil dan/atau ibu menyusui. Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pola hidup masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan citarasa yang enak,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA Elfi Manya Sari *, Reni Asmara Ariga ** * Mahasiswa Fakustas Keperawatan USU ** Dosen Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebanyak 216 set pada mahasiswa pascasarjana STIEPARI Semarang yang berstatus sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 53 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab Analisa dan Pembahasan diuraikan terlebih dahulu tentang hasil perolehan data penelitian, selanjutnya dipaparkan hasil uji validitas dan reabilitas, analisa deskriptif

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN

Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN Hubungan Karakteristik Individu, Pengetahuan, dan Faktor Lain Dengan Kepatuhan Membaca Label Informasi Zat Gizi, Komposisi, dan Kedaluwarsa Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 100 orang responden dengan karakteristik demografi

ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 100 orang responden dengan karakteristik demografi ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian ini menggunakan 100 orang responden dengan karakteristik demografi responden sebagai berikut: 1. Jenis kelamin responden, 66 orang wanita

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Responden Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan kuesioner kepada 60 responden. Jumlah responden tersebut dihasilkan dari rumus perhitungan

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. SS Utama adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan sepatu dan sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK LAMPIRAN 1 Kode Responden - A Sekolah Kelas No UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK Assalammualaikum

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data A.1. Analisis Deskriptif 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian Demografi responden terdiri dari Jenis Kelamin. Usia, Tingkat Pendidikan, Jumlah

Lebih terperinci

persentase. Sedangkan analisis inferensial yaitu analisis yang mengacu pada hasil

persentase. Sedangkan analisis inferensial yaitu analisis yang mengacu pada hasil 42 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di perusahaan jasa transportasi PT. KA spesifikasi Kereta Api Eksekutif Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya. Penelitian bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa. BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan tipe explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel-variabel

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2014 Pengantar : Selamat pagi/ siang/ sore

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti** Al Ulum Vol.56 No.2 April 2013 halaman 39-43 39 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti** ABSTRAK Gaya hidup dewasa

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Survey 1.1. Foto Survey di SMP Yohanes XXIII Semarang

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Survey 1.1. Foto Survey di SMP Yohanes XXIII Semarang 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Survey 1.1. Foto Survey di SMP Yohanes XXIII Semarang 38 1.2. Foto Survey di SMA Nusaputera Semarang 39 1.3. Foto Survey di SMP Nusaputera Semarang 40 41 Lampiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. 3.2. Waktu dan tempat Penelitian dilakukan di Departemen

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol 15 KERANGKA PEMIKIRAN Anemia merupakan kondisi kurang darah yang terjadi bila kadar hemoglobin darah kurang dari normal (Depkes 2008). Anemia hampir dialami oleh semua tingkatan umur dan salah satunya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Variabel Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang Willingness To Pay pengunjung Umbul Ponggok didapatkan hasil berikut ini : 1. Uji Klasifikasi Model

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah Dasar

TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah Dasar 5 TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah Dasar Hurlock (1980) menyebutkan bahwa para pendidik memberi label terhadap akhir masa anak-anak (late childhood) sebagai usia sekolah dasar. Usia ini berlansung dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN. Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENJELASAN. Universitas Sumatera Utara LEMBAR PENJELASAN Salam sejahtera untuk kita semua! Pertama-tama saya yang bernama Roveny, mahasiswi Fakultas Kedokteran mengucapkan terima kasih kepada adik-adik siswi SMP dan SMA Ahmad Yani Binjai yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini yang akan dilakukan yaitu meneliti mutu organoleptik terhadap inovasi produk cookies lidah kucing berbahan dasar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan METODE PENELITIAN Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Riskesdas 2007 diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari 19 Kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Pengambilan data lapangan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan sebuah bangsa dalam memajukan pembangunan di segala bidang adalah salah satu wujud dari tercapainya bangsa yang maju dan mandiri. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir D3-Statistika 2009

Laporan Tugas Akhir D3-Statistika 2009 Laporan Tugas Akhir D3-Statistika 2009 Selasa, 12 Juni 2012 ANALISIS KORESPONDENSI KECENDERUNGAN DARI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BALITA DI JAWA TIMUR OLEH : RATNA AYU M DOSEN PEMBIMBING : IR.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pemilihan Daerah Sampel dan Waktu Penelitian Daerah penelitian tentang permintaan daging sapi yaitu di Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian dan metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimen dengan rancangan deskriptif korelasi yaitu suatu metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK Rama Aristiyo,, Nurul Amaliyah dan Salbiah Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci