BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa."

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan tipe explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen dengan alasan Kecamatan Jeunieb memiliki cakupan pelayanan kebidanan masih jauh dari target yang hendak dicapai Kabupaten Bireuen. Penelitian berlangsung selama 2 bulan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa yang bertugas di wilayah Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen yang berjumlah 36 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa yang berjumlah 36 orang. 38

2 3.4. Metode Pengumpulan Data Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan bidan di desa dan observasi yang berpedoman kepada kuesioner penelitian. Data meliputi karakteristik, motivasi kerja dan kinerja. Data sekunder diperoleh melalui arsip dokumen dari Dinas Kesehatan dan puskesmas meliputi data wilayah, data jumlah dan tempat tugas bidan desa serta data lain yang mendukung penelitian diperoleh dari laporan PWSKIA Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan keandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan kata lain sejauh mana dari kacamata suatu alat ukur dalam mengukur suatu data (Ridwan, 2008). Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dengan cara melakukan korelasi antara skor r masing masing pertanyaan dengan skor totalnya dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment Correlation, dengan kriteria : - bila r-hitung > r tabel maka pertanyaan valid - bila r-hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid Setelah semua pertanyaan sudah valid, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil. Untuk mengetahui reliabilitas suatu pertanyaan dengan membandingkan nilai r-hasil (alpha cronbach) dengan r-tabel : - bila r-alpha cronbach > r-tabel maka pertanyaan reliabel - bila r-alpha cronbach < maka pertanyaan tidak reliabel.

3 Uji validitas dan reliabilitas ini akan dilakukan pada bidan-bidan yang sesuai dengan kriteria penelitian di Kecamatan Plimbang yang terdekat dari lokasi penelitian. Bidan yang akan diuji sebanyak 30 orang. Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Instrumen Variabel X Variabel Butir r-hitung Status Alpa Cronbach Status Motivasi Internal 1 0,590 Valid 0,878 Reliabel 2 0,618 Valid 0,876 Reliabel 3 0,603 Valid 0,877 Reliabel 4 0,794 Valid 0,868 Reliabel 5 0,726 Valid 0,871 Reliabel 6 0,529 Valid 0,881 Reliabel 7 0,580 Valid 0,878 Reliabel Eksternal 8 0,564 Valid 0,880 Reliabel 9 0,507 Valid 0,883 Reliabel 10 0,514 Valid 0,884 Reliabel 11 0,627 Valid 0,877 Reliabel 12 0,580 Valid 0,878 Reliabel Pada tabel di atas, nilai corrected item-total correlation dari variabel independent (X) yaitu reward untuk butir 1 sampai 12 mempunyai r hitung > dari nilai r tabel=0,361, dengan demikian dinyatakan valid. Sedangkan nilai cronbach alpha dari masing-masing instrumen lebih besar dari 0,8 sehingga dapat dikatakan instrumen dari semua butir pernyataan reliabel Variabel dan Definisi Operasional Variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tabel dibawah ini :

4 Tabel 3.2. Variabel, Definisi Operasional, dan Indikator dalam Penelitian No Variabel Definisi Operasional Indikator 1 Variabel bebas - Motivasi Dorongan dari dalam diri dan luar diri bidan desa yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal Motivasi internal - Tanggung jawab petugas dalam melaksanakan tugas - Melaksanakan tugas dengan target yang jelas - Memiliki tujuan yang jelas dan menantang - Memiliki perasaan senang dalam bekerja - Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain - Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya Motivasi eksternal - Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja - Senang memperoleh penghargaan dari apa yang dikerjakannya - Bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif - Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari atasan dan teman. - Karakteristik Individu 2 Variabel terikat - Kinerja Bidan Desa Ciri-ciri yang dimiliki seorang bidan di desa Tingkat keberhasilan pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan oleh bidan desa meliputi : kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan target cakupan pelayanan. Karakteristik Individu meliputi : Usia : Lama hidup seorang bidan yang bekerja sebagai bidan didesa dihitung secara bulat sejak tahun lahir sampai ulang tahun terakhir dan dinyatakan dalam tahun. Pendidikan : Indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dimana kemampuan itu diperoleh dari pembinaan terhadap berkembangnya kemampuan dasar. Status Perkawinan : Ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Status Pekerjaan : Staus kepegawaian yang dimiliki seorang bidan di desa, pegawai negeri sipil atau pegawai tidak tetap. Lama Kerja : Masa kerja seorang bidan dalam melaksakan tugas sebagai bidan di desa terhitung mulai surat keterangan sebagai bidan di desa hingga sekarang. Pelatihan : Pernah tidaknya bidan di desa mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas sebagai bidan di desa. Indikator kinerja bidan desa Kegiatannya meliputi : cakupan pelayanan antenatal, persalinan, deteksi dini risiko tinggi/komplikasi kebidanan, rujukan komplikasi kebidanan, pelayanan neonatal dan ibu nifas

5 3.6. Metode Pengukuran berikut : Metode dalam pengukuran variabel bebas dan variabel terikat adalah sebagai Tabel 3.3. Skala Pengukuran Variabel Independen dan Dependen No Variabel Jumlah Indikator 1 Motivasi - Internal 7 - Eksternal 5 Alat Ukur Sering = 3 Kadang-kadang = 2 Tidak Pernah = 1 Kategori Nilai ditotal skor kemudian dikategori menjadi : a. Buruk < 0-33% b. Sedang 34-66% c. Baik > % Skala Ukur Interval 2 Karakteristik Individu - Usia - Pendidikan - Status Perkawinan - Status Pekerjaan - Lama kerja - Pelatihan Berdasarkan pengelompokan usia berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Usia produktif tahun dengan kriteria: a. < 40 tahun b. > 40 tahun a. D1 b. D3 c. D4 a. Belum Kawin b. Kawin a. PTT b. PNS a. 0-5 tahun b tahun c. > 10 Tahun a. Tidak Pernah b. Pernah Nominal Ordinal Nominal Nominal Ordinal Ordinal 3 Kinerja 5 Ya rata-rata cakupan kinerja = 1 Tidak < rata-rata cakupan kinerja = 0 a. Tidak baik, jika 0-2 sub variabel kinerja diatas rata-rata cakupan b. Baik, jika 3-5 sub variabel kinerja diatas rata-rata cakupan Ordinal

6 3.7. Metode Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Setelah dikumpulkan, data akan dianalisis dengan mengumpulkan teknik analisa sebagai berikut: 1. Analisis Univariat merupakan analisis yang menitik beratkan pada penggambaran atau deskripsi data yang telah diperoleh. Menggambarkan distribusi frekwensi dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Sehingga didapat gambaran tentang karakteristik individu, motivasi dan kinerja bidan di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. 2. Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan masing masing variabel bebas yaitu karakteristik individu dan motivasi dengan variabel terikat yaitu kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis Chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05). Apabila hasil perhitungan menunjukan nilai p < p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variabel terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang. 3. Analisis Multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan pengaruh antara variabel bebas yaitu karakteristik individu dan motivasi terhadap variabel terikat yaitu kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen dan secara

7 simultan sekaligus menentukan faktor faktor yang lebih domain berhubungan dengan faktor kinerja bidan. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik berganda, pada batas kemaknaan 95% dengan perhitungan statistik α = 0,05. Adapun rumus analisis regresi logistik berganda adalah : Y ( B0 + B1 X 1 + B2 X = = e ( B + B X + B X ) 1 Y 1+ e ) Keterangan : Y = Variabel Dependen yaitu : kinerja bidan β 1, β 2 = Konstanta X 1 X 2 = Karakteristik Individu = Motivasi e = Error (tingkat kesalahan) yaitu 0,05 (5%)

8 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Letak Geografis Kabupaten Bireuen merupakan bagian dari Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki luas sebesar 1901,22 Km 2. yang terdiri dari 17 kecamatan. Salah satu kecamatan adalah Kecamatan Jeunieb yang terletak 25 km arah Barat dari Ibukota Kabupaten Bireuen dengan jarak tempuh antara desa ke Ibukota kecamatan 7 Km Demografi Jumlah penduduk Kecamatan Jeunieb menurut Badan Pusat Statis Kabupaten Bireuen sampai dengan akhir Desember 2009 sebanyak jiwa yang terdiri dari 4896 kepala keluarga Sarana Kesehatan Dalam memperoleh upaya pelayanan kesehatan di Kecamatan Jeunieb, maka penduduk dilayani oleh sarana kesehatan sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Jeunieb No. Fasilitas Kesehatan Jumlah 1 Puskesmas induk 1 buah 2 Puskesmas pembantu 2 buah 3 Polindes 12 buah 4 Posyandu 38 buah 5 Mobil Puskesmas Keliling 2 unit 6 Kendaraan roda dua 4 buah Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, 2009

9 4.2 Analisis Univariat Analisa Univariat dimaksud untuk menggambarkan masing-masing variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi meliputi: Karakteristik Individu (umur, pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, pelatihan dan lama kerja) dan variabel motivasi (internal dan eksternal) serta kinerja bidan (pelayanan antenatal, persalinan, deteksi dini risiko tinggi/komplikasi kehamilan, rujukan komplikasi kebidanan, pelayanan neonatal dan ibu nifas di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen Karakteristik Individu Karakteristik individu bidan desa yang diteliti meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, lama kerja dan pelatihan. Dari hasil penelitian dapat dibedakan masing-masing distribusi frekuensi sebagaimana pada tabel berikut ini. Umur seseorang dapat menentukan kemampuannya dalam bekerja, termasuk bagaimana ia merespon stimulus yang dilancarkan individu/pihak lain. Hasil penelitian diperoleh bahwa umur bidan yang sebagian besar dalam penelitian pada kelompok >40 tahun sebanyak 25 orang (69,4%). Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Umur No. Umur Bidan Jumlah (%) 1 < 40 tahun 11 30,6 2 > 40 tahun 25 69,4 Jumlah ,0

10 Salah satu persyaratan yang telah ditetapkan bahwa menjadi bidan desa harus memiliki pendidikan Diploma. Hasil penelitian tingkat pendidikan bidan sebagian besar berlatar belakang pendidikan Diploma 3 sebanyak 26 orang (72,2%). Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Bidan Jumlah (%) 1 D ,8 2 D ,2 Jumlah ,0 Status perkawinan bidan yang menikah dapat berguna sebagai motivator untuk menambah penghasilan keluarga, namun status perkawinan juga dapat menjadi penghambat dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian diperoleh status perkawinan bidan sebagian besar memiliki ikatan perkawinan (kawin) sebanyak 20 orang (55,6%). Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Status Perkawinan No. Status Perkawinan Bidan Jumlah (%) 1 Belum kawin 16 44,4 2 Kawin 20 55,6 Jumlah ,0 Pekerjaan merupakan usaha atau upaya yang dilakukan bidan untuk memperoleh penghasilan agar dapat membiayai keluarga atau diri sendiri. Jenis pekerjaan bidan yang sebagian besar adalah PNS sebanyak 23 orang (63,9%). Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Status Pekerjaan No. Pekerjaan Bidan Jumlah (%) 1 PTT 13 36,1 2 PNS 23 63,9 Jumlah ,0

11 Untuk membantu penyelenggaraan kesehatan di desa diberdayakan Bidan sebagai promotor dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bidan yang sudah bertugas cukup lama mempunyai kecenderungan melaksanakan kinerjanya dengan baik. Hasil penelitian diperoleh bahwa lama menjadi bidan sebagian besar selama 6-10 tahun sebanyak 25 orang (69,4%). Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Lama Bekerja No. Lama Menjadi Bidan Jumlah (%) tahun 7 19, tahun 25 69,4 3 > 10 tahun 4 11,2 Jumlah ,0 Kemampuan dan keterampilan bidan sangat dipengaruhi oleh pelatihanpelatihan yang pernah diikutinya. Berbagai pelatihan harus diikuti bidan untuk menunjang kinerjanya di desa. Hasil penelitian diperoleh bahwa bidan pernah mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya sebanyak 18 orang (50%). Tabel 4.7 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Pelatihan No. Pelatihan yang Diikuti Jumlah (%) 1 Tidak pernah 19 52,8 2 Pernah 17 47,2 Jumlah ,0

12 4.2.2 Motivasi Bidan Pengukuran motivasi bidan di desa dalam melaksanakan pekerjaannya diukur berdasarkan aspek motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hasil penelitian menunjukkkan sebagian besar responden (50%) merasa bertanggung penuh atas pekerjaan dengan kategori kadang-kadang. Sebesar 61,1% responden kadang-kadang merasa tugas merupakan bagian dari hidup. Sebesar 52,8% kadang-kadang melakukan hal yang terbaik dalam memberikan pertolongan persalinan. Sebesar 50% kadang-kadang merasa keberhasilan dalam organisasi adalah hal yang utama. Sebesar 55,6% kadangkadang berusaha mengerahkan seluruh kemampuan yang ada. Sebesar 58,3% kadangkadang sebelum melaksanakan suatu pekerjaan, terlebih dahulu menentukan target pelaksanaan. Sebesar 44,4% merasa dalam melakukan tugas, berusaha melebihi teman-teman dalam memberikan pelayanan kesehatan.

13 Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden tentang Motivasi Intrinsik No Motivasi Intrinsik Bertanggung jawab penuh atas pekerjaan Tugas merupakan bagian dari hidup Melakukan hal yang terbaik dalam memberikan pertolongan Keberhasilan dalam organisasi adalah hal yang utama Untuk mencapai tujuan yang telah saya tetapkan, berusaha mengerahkan seluruh kemampuan yang ada Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan, terlebih dahulu menentukan target pelaksanaan Dalam melakukan tugas, berusaha melebihi teman-teman Sering Kadang-kadang Tidak Pernah n % n % n % 10 27, ,0 8 22, , ,1 3 8, , ,8 5 13, , ,0 5 13, , ,6 6 16, , ,3 5 13, , ,4 6 16,7 Aspek motivasi ekstrinsik, dimana hasil penelitian menunjukkkan sebagian besar responden 55,6% merasa mengharapkan gaji untuk kepentingan pribadi dengan kategori kadang-kadang. Sebesar 33,4% responden sering mengharapkan insentif untuk kepentingan pribadi. Sebesar 61,1% kadang-kadang merasa penghargaan atas prestasi yang dikerjakan mendorong bekerja lebih giat. Sebesar 61,1% kadang-kadang berusaha untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi, bersedia

14 mengerjakan tugas tambahan. Sebesar 58,3% kadang-kadang merasa jika hasil pekerjaan yang baik, maka akan memperoleh pekerjaan lagi dari orang lain (pasien lain). Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Motivasi Ektrinsik No Motivasi Ektrinsik Mengharapk an gaji untuk kepentingan pribadi Mengharapk an insentif untuk kepentingan pribadi Penghargaan atas prestasi yang dikerjakan mendorong bekerja lebih giat Untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi, bersedia mengerjakan tugas tambahan Ketika hasil pekerjaan baik, maka akan memperoleh pekerjaan lagi dari orang lain (pasien lain) Sering Kadang-kadang Tidak Pernah n % n % n % 12 33, ,6 4 11, ,3 5 13,9 5 13,9 8 22, ,1 6 16, , ,1 3 8,3 9 25, ,3 6 16,7 Kategori motivasi bidan desa dalam melaksanakan pekerjaannya dikategorikan buruk, cukup dan baik, dimana sebagian besar berada pada kategori cukup, yaitu 19 orang (52,8%), selebihnya pada kategori rendah dan tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

15 Tabel 4.10 Distribusi Responden berdasarkan Kategori Motivasi Bidan No. Motivasi Jumlah (%) 1 Buruk 10 27,8 2 Cukup 19 52,8 3 Baik 7 19,4 Jumlah , Kinerja Bidan Desa Pengukuran kinerja bidan desa didasarkan pada program pelayanan yang menjadi tanggung jawab bidan desa, yaitu pelayanan antenatal (pemeriksaan kehamilan), pertolongan persalinan, deteksi dini risiko tinggi/komplikasi kebidanan, rujukan komplikasi kebidanan, serta pelayanan neonatal dan ibu nifas. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata cakupan pelayanan antenatal atau pemeriksaan kehamilan sebesar 55,6%, cakupan pertolongan persalinan tidak baik 66,7%, deteksi dini risiko tinggi/komplikasi kebidanan baik dan sebesar 46,5%, rujukan komplikasi kebidanan sebesar 6%, serta pelayanan neonatal dan ibu nifas sebesar 92,8%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabe Distribusi Responden berdasarkan Cakupan Kinerja di Puskesmas Kecamatan Jeunieb Cakupan Kinerja Bidan Desa No. Kinerja Bidan Tidak baik Baik n % n % 1 Antenatal (pemeriksaan kehamilan) 20 55, ,4 2 Pertolongan Persalinan 24 66, ,3 3 Deteksi Dini Risiko Tinggi/ Komplikasi Kebidanan Rujukan Komplikasi Kebidanan 21 58, ,7 5 Pelayanan Neonatal dan Ibu Nifas 12 33, ,7

16 Secara keseluruhan kinerja pelayanan bidan di desa dibandingkan dengan target cakupan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang ditetapkan Depertemen Keschatan RI (2003), yaitu 90% untuk seluruh pelayanan kebidanan. Hasil penelitian berdasarkan rata-rata cakupan kinerja bidan desa dikategorikan tidak baik (skor 0-2) dan baik (skor 3), dimana sebagian besar kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb melaksanakan kinerjanya dengan tidak baik, yaitu 21 orang (58,3%), sedangkan bidan desa yang kinerjanya baik sebanyak 15 orang (41,7%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.12 Distribusi Responden berdasarkan Kategori Kinerja di Puskesmas Jeunieb No Kategori Kinerja Jumlah (%) 1 2 Tidak baik 21 58,3 Baik 15 41,7 Jumlah Analisa Bivariat Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel karakteristik individu dan motivasi kerja dengan kinerja bidan menggunakan uji chi-square. Hasil tabulasi silang (crosstab) antara variabel bebas dengan variabel terikat pada uraian di bawah ini Hubungan Umur dengan Kinerja Bidan Hasil penelitian pada Tabel 4.13 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa yang berumur < 40 tahun sebanyak 10 orang (90,9%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan kategori tidak baik.

17 Sebaliknya responden yang berumur > 40 tahun kinerjanya baik yaitu 14 orang (76%). Umur seseorang berhubungan dengan pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden yang berumur >40 tahun melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,011< 0,05, berarti ada hubungan umur dengan kinerja bidan desa. Tabel 4.13 Hubungan Umur dengan Kinerja Bidan Kinerja Bidan Umur Tidak Baik Baik Jumlah n % n % n % < 40 tahun 10 90,9 1 9, ,0 > 40 tahun 11 44, , ,0 Jumlah 21 58, , ,0 p value 0, Hubungan Pendidikan dengan Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian pada Tabel 4.14 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa yang berpendidikan D1 sebanyak 9 orang (90%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan tidak baik. Sebaliknya responden yang berpendidikan D3 kinerjanya baik yaitu 14 orang (53,8%). Pendidikan seseorang berhubungan dengan pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden yang berpendidikan D3 melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui

18 bahwa p value 0,024< 0,05, berarti pendidikan berhubungan dengan kinerja bidan desa. Tabel 4.14 Hubungan Pendidikan dengan Kinerja Bidan Kinerja Bidan Pendidikan Tidak Baik Baik Jumlah n % n % n % D1 9 90,0 1 10, ,0 D , , ,0 Jumlah 21 58, , ,0 p value 0, Hubungan Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian pada Tabel 4.15 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa dengan status belum kawin sebanyak 13 orang (81,3%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak tidak baik. Sebaliknya responden dengan status kawin kinerjanya baik yaitu 12 orang (60%). Status perkawinan seseorang dapat menjadi motivasi dalam melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden dengan status kawin melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,019< 0,05, berarti status perkawinan berhubungan dengan kinerja bidan desa. Tabel 4.15 Hubungan Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan Kinerja Bidan p Jumlah Status Perkawinan Tidak Baik Baik value n % n % n % Belum kawin 13 81,2 3 18, ,0 0,019

19 Kawin 8 40, , ,0 Jumlah 21 58, , , Hubungan Status Pekerjaan dengan Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian pada Tabel 4.16 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa dengan status pekerjaan sebagai PTT sebanyak 11 orang (84,6%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan tidak baik. Sebaliknya responden dengan status pekerjaan sebagai PNS kinerjanya baik yaitu 13 orang (56,5%). Status pekerjaan seseorang berhubungan dengan pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden dengan status pekerjaan PNS melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,033< 0,05, berarti status pekerjaan berhubungan dengan kinerja bidan desa. Tabel 4.16 Hubungan Status Pekerjaan dengan Kinerja Bidan Kinerja Bidan Status Pekerjaan Tidak Baik Baik Jumlah n % n % n % PTT 11 84,6 2 15, ,0 PNS 10 43, , ,0 Jumlah 21 58, , ,0 p value 0, Hubungan Lama Bekerja dengan Kinerja Bidan Desa

20 Hasil penelitian pada Tabel 4.17 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa dengan lama bekerja 0-5 tahun sebanyak 7 orang (100%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan tidak baik. Responden dengan lama bekerja 6-10 tahun kinerjanya tidak baik sebanyak 13 orang (52%) dan lama bekerja > 10 tahun kinerjanya baik sebanyak 3 orang (75%). Status lama bekerja seseorang berhubungan dengan pengetahuan atau pengalaman dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden dengan lama bekerja > 10 tahun melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,027< 0,05, berarti lama bekerja berhubungan dengan kinerja bidan desa. Tabel 4.17 Hubungan Lama Bekerja dengan Kinerja Bidan Kinerja Bidan Lama Bekerja Tidak Baik Baik Jumlah n % n % n % 0 5 tahun 7 100,0 0 0, , taun 13 52, , ,0 > 10 tahun 1 25,0 3 75, ,0 Jumlah 21 58, , ,0 p value 0, Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian pada Tabel 4.18 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 17 orang (89,5%) memiliki kinerja yang tidak baik. Sebaliknya responden yang pernah mengikuti pelatihan kinerjanya baik yaitu 13 orang (76,5%).

21 Pernah tidaknya seseorang mengikuti pelatihan dapat berhubungan dengan pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden yang pernah mengikuti pelatihan melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik atau kinerjanya mencapai target. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,000< 0,05, berarti pelatihan berhubungan dengan kinerja bidan desa. Tabel 4.18 Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Bidan Kinerja Bidan Pelatihan Tidak Baik Baik Jumlah n % n % n % Tidak pernah 17 89,5 2 10, ,0 Pernah 4 23, , ,0 Jumlah 21 58, , ,0 p value 0, Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian pada Tabel 4.19 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa yang motivasinya buruk sebanyak 10 orang (100%) tidak mampu mencapai target. Sebaliknya responden dengan motivasi cukup dan baik kinerjanya baik yaitu masing-masing 10 orang (52,6%) dan 5 orang (71,4%). Motivasi bekerja seseorang dapat merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden dengan motivasi cukup dan baik melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik atau kinerjanya mencapai target. Hasil uji statistik chi-square

22 diketahui bahwa p value 0,000< 0,05, berarti motivasi berhubungan dengan kinerja bidan di desa. Tabel 4.19 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan Kinerja Bidan Motivasi Tidak Baik Baik Jumlah n % n % n % Buruk ,0 0 0, ,0 Cukup 9 47, , ,0 Baik 2 28,6 5 71, ,0 Jumlah 21 58, , ,0 p value 0, Uji Statistik (Regresi Logistik) Untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen, dilakukan uji regresi logistik untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan desa, dengan hasil uji sebagai berikut. Tabel 4.20 Hasil Uji Regresi Logistik Karakteristik Individu dan Motivasi terhadap Kinerja Bidan Desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen Variabel P-value Exp (B) Karakteristik Individu : Umur 0,621 3,021 Pendidikan 0,732 0,248 Status Perkawinan 0,952 0,810 Status Pekerjaan 0,431 18,418 Lama Bekerja 0,577 4,937 Pelatihan 0, ,681 Motivasi 0,019 32,780

23 Konstanta 0,019 0,000 Overall Percentage = 91,7 Setelah dilakukan uji regresi logistik diperoleh hasil yang menunjukkan variabel pelatihan (p=0,017) dan motivasi (p=0,019) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja bidan desa. Variabel pelatihan Exp (B) sebesar 203,681, artinya bidan desa dengan yang pernah mengikuti pelatihan 203 kali lebih besar untuk mencapai kinerja yang baik dibandingkan bidan desa yang belum pernah pelatihan. Variabel motivasi, Exp (B) sebesar 32,78, artinya bidan desa dengan motivasi cukup dan baik 32 kali lebih besar untuk mencapai kinerja yang baik (mencapai target) dibandingkan bidan desa yang motivasinya buruk. Secara keseluruhan (uji secara serentak) dapat dijelaskan dari nilai overall percentage yang ditunjukkan pada uji regresi logistik, dimana nilai overall percentage sebesar 91,7%, artinya variabel pelatihan dan motivasi keduanya mampu menjelaskan kinerja bidan desa sebesar 91,7%, selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

24 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Individu Bidan Desa Keberadaan bidan desa sebagai tenaga pelayanan kesehatan paling depan di tengah masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan, seperti yang dituangkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat No. 278/ BM/DJ/BKK/III/1994 tentang tugas pokok bidan desa dalam menunjang upaya akselerasi penurunan AKB. Lahirnya kebijaksanaan Depkes menempatkan bidan desa sejak tahun 1989 karena langkanya tenaga kesehatan yang tinggal menetap di desa sehingga bidan menjadi tumpuan harapan untuk melakukan kegiatan di luar tugas pokoknya dan adanya pengamatan bahwa bidan desa banyak dibebani dengan tugas lain yang kurang berhubungan langsung dengan tugas pokok sehingga tidak mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam mempercepat penurunan AKI dan AKB. Karakteristik individu dan motivasi bidan desa berpengaruh terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen meliputi : umur, pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, lama kerja, pelatihan, dan motivasi internal serta eksternal. Namun hasil uji regresi logistik diperoleh hanya sub variabel pelatihan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja bidan desa.

25 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian hasil uji regresi logistik diperoleh p = 017 < 0,05, berarti variabel pelatihan berpengaruh terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Pelatihan merupakan alat bantu pekerja dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan sesorang dalam usaha mencapai tujuan. Pernah tidaknya seseorang mengikuti pelatihan dapat memengaruhi pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden yang pernah mengikuti pelatihan melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa cenderung lebih baik. Dengan pelatihan bidan dapat menambah ilmu dan pengetahuannya khususnya dalam pelayanan kebidanan. Sehingga sudah jelas bidan yang pernah mengikuti pelatihan cenderung lebih tinggi kinerjanya dari bidan yang belum pernah mengikuti pelatihan. Sebagaimana hasil uji statistik pelatihan bidan desa dapat memprediksi kinerjanya. Sesuai dengan kebijakan penempatan bidan di desa merupakan salah satu upaya terobosan dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan tingkat fertilitas maka bidan di desa perlu dibina secara mantap terstruktur agar bidan di desa mampu menunjukkan kinerja yang tinggi (Gunawan, 1994). Pembinaan yang mantap dapat menjadikan bidan di desa konsisten mempunyai tujuan terarah kepada penurunan AKI, AKB yang punya semangat baja, terampil dan kegiatan program KIA dengan kualitas tenaga barisan terdepan.

26 Untuk meningkatkan kinerja bidan di desa diharapkan dilakukan pembinaan melalui pelatihan/seminar secara kontinyu sehingga bidan-bidan desa dapat lebih optimal dalam memberikan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak. 5.2 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian hasil uji regresi logistik diperoleh p = 019 < 0,05 berarti variabel motivasi berpengaruh terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang maupun lingkungannya. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Perbedaan motivasi kerja bagi seorang petugas biasanya tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang dicapainya Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal (Hamzah, 2008). Selanjutnya Gitosudarmo dan Sudita (2000) menambahkan motivasi merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Peran motivasi yang ada pada diri seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dapat dijelaskan melalui pendapat Prijosaksono (2002) yang menyatakan pengertian motivasi adalah yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation). Didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa, berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani

27 hidupnya. Demikian juga keberadaan bidan di desa, apabila memiliki motivasi kerja yang baik akan dapat mencapai target cakupan yang ditetapkan dalam program pelayanan kesehatan ibu dan anak. Demikian juga dengan pendapat Wahjosumidjo (1994) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang dan timbul diakibatkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Begitu juga halnya dengan motivasi yang dimiliki oleh bidan desa, baik yang bersumber dari diri sendiri maupun dari luar dirinya cenderung memiliki sikap dan tindakan pelayanan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan bidan desa yang kurang memiliki motivasi. Sebagaimana hasil uji regresi logistik yang dilakukan, menunjukkan variabel motivasi dapat memprediksi kinerja bidan desa. Walaupun cakupan hasil kinerja bidan desa belum memenuhi target yang diharapkan sehingga prevalensi angka kematian ibu dan anak masih cukup tinggi di Kabupaten Bireuen. Namun bukan berarti bidan desa belum memiliki kinerja atau kualitas pelayanan kesehatan yang baik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktorfaktor yang dapat memengaruhi pelayanan kesehatan itu sendiri seperti faktor ibu, keluarga, dan fasilitas pendukung kerja. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa deteksi dini risiko tinggi/ komplikasi kebidanan di desa belum didukung oleh fasilitas yang memadai. Untuk meningkatkan motivasi kepada bidan di desa dalam meningkatkan kinerja agar pelayanan kesehatan ke masyarakat khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak terlaksana dengan baik, maka perlu dukungan dari berbagai pihak, khususnya atasan atau diberikan penghargaan terhadap kinerja bidan melalui pemilihan bidan desa teladan.

28 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik bidan meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan dan lama bekerja bidan desa tidak berpengaruh terhadap kinerjanya. 2. Pelatihan bidan desa berpengaruh terhadap kinerjanya. Bidan desa yang tidak pernah mengikuti pelatihan memiliki kinerja tidak baik, dan yang pernah mengikuti pelatihan kinerjanya baik. 3. Motivasi bidan desa berpengaruh terhadap kinerjanya. Bidan desa yang memiliki motivasi buruk memiliki kinerja tidak baik, sedangkan motivasi cukup dan baik kinerjanya baik. 6.2 Saran Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya dukungan pemerintah daerah, dinas kesehatan, puskesmas, dan pihak terkait lainnya seperti penambahan sarana dan prasarana Polindes/ Poskesdes, agar pada masa yang akan datang kinerja bidan desa dapat meningkat dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di wilayah binaannya.

29 2. Dukungan yang dilakukan oleh puskesmas kepada bidan desa, perlu ditingkatkan agar kinerja bidan lebih baik lagi, khususnya terhadap bidan desa yang belum lama bekerja dan memiliki latar pendidikan Diploma 1 diberikan kesempatan mengikuti pendidikan lanjutan dan berbagai pelatihan-pelatihan, studi banding ke tempat lain secara berkala mengenai pelayanan kebidanan. 3. Perlu dilakukan pemilihan bidan desa teladan agar kinerjanya meningkat sehingga cakupan penyelenggaraan persalinan sehat di masa mendatang tercapai dengan baik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arah pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata bagi setiap manusia. Adanya program Departemen Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah analitik Cross Sectional.Cross sectional yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah analitik Cross Sectional.Cross sectional yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian dan rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik Cross Sectional.Cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu variabel 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor pengetahuan tentang ANC dan Paritas dengan frekuensi kunjungan antenatal pada ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang beralamat di Jalan Kolonel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN Jurnal Maternal Dan Neonatal, / 06, Hal 8-6 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 04 Fatwiany Akademi Kebidanan Sehat Medan Email : tazdevil_wie@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. B. Jenis Penelitian. C. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. B. Jenis Penelitian. C. Populasi dan Sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas kecamatan Matraman Jakarta Timur Dilaksanakan pada bulan Mei 2013 s/d Juni 2013 B. Jenis Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana pengukuran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda.

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda. . BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Samarinda, yaitu salah satu sekolah negeri favorit berada di kota Samarinda. 2. Subyek

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Memotivasi karyawan dianggap penting karena motivasi terkait dengan kinerja karyawan. Motivasi bisa mengakibatkan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian studi survei analitik yaitu meneliti hal yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Untuk menganalisis pengaruh ketersediaan sarana posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Verifikatif, dengan jenis pendekatan survei. Menurut Nazir (2005: 63), penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Verifikatif, dengan jenis pendekatan survei. Menurut Nazir (2005: 63), penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Verifikatif, dengan jenis pendekatan survei. Menurut Nazir (2005: 63), penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat. 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih PT Meprofarm sebagai objek penelitian. PT Meprofarm adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gresik karena ibu hamil yang mengalami KEK dan bayi dengan berat lahir rendah masih tinggi. Waktu pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang berbasis rumah sakit ( hospital based). Rancangan yang digunakan adalah studi kasus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh kompensasi dan pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Bata Purwakarta. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen (bebas) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis korelasi atau explanatory yaitu mengkaji

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis korelasi atau explanatory yaitu mengkaji 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah jenis korelasi atau explanatory yaitu mengkaji hubungan antar variabel. Penelitian korelasi bertujuan mengungkap hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Notoatmodjo,2010). Pendekatan penelitian ini menggunakan cross

BAB III METODE PENELITIAN. (Notoatmodjo,2010). Pendekatan penelitian ini menggunakan cross 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antar variabel. Kemudian melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989: III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989: 3-4; Kasmadi et al, 2013: 63) yang bertujuan untuk menjelaskan hubunganhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Tujuan adanya metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode penelitian yang dilakukan adalah Explanatory Research (penelitian penjelasan), karena penelitian menjelaskan hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode noneksperimen dengan rancangan penelitian observasional yang bertujuan untuk menganalisis suatu hubungan antarvariabel.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Berdasarkan hipotesis yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi karena menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Faktor Pemudah/predisposisi 1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif 2. Sikap Ibu terhadap pembrian ASI Eksklusif 3. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-Desember 2014. Penelitian ian ini dilaksanakan pada CV.Sumber Buah Serang, Jl. Cinanggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian Lampiran 1: Kuesioner Penelitian PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI BIDAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL PADA UNIT PELAKSANA TEHNIK DINAS (UPTD) PUSKESMAS DI KABUPATEN ACEH BARAT No. Urut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian asosiatif/ hubungan adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal. memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal. memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya ( tidak termasuk kecelakaan

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 7 Juli 2017 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PARTOGRAF DENGAN PENGGUNAANYA DALAM ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2003: 13-14).

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2003: 13-14). BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Terdapat beberapa jenis penelitian, antara lain yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2003: 13-14).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pola hidup masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan citarasa yang enak,

Lebih terperinci

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB II. METODE PENELITIAN BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU. 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan mengolah data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci