BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dampak dari krisis ekonomi ini adalah meruginya industri dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dampak dari krisis ekonomi ini adalah meruginya industri dari"

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis ekonomi pada awal tahun 1998 telah memukul mundur sebagian besar sektor perindustrian dan perekenomian Indonesia. Dampak dari krisis ekonomi ini adalah meruginya industri dari sektor keuntungan yang diperoleh. Hingga saat ini pun krisis ekonomi yang berdampak pada krisis industri masih terus berlanjut. Tetapi secara perlahan tetapi pasti, dunia industri sudah mulai bergerak untuk keluar dari krisis ini secara bertahap. Dengan munculnya krisis ekonomi yang berkepanjangan ini, dunia industri di Indonesia juga mengalami masa masa yang sangat sulit. Terutama jika kita berbicara tentang produktivitas dan profitabilitas (keuntungan). Produktivitas dan profitabilitas dapat dijadikan sebagai 2 hal yang menjadi barometer kesuksesan dari sebuah industri. Baik produktivitas dan profitabilitas haruslah tinggi. Produktivitas suatu perusahaan industri dapat berupa berbagai macam hal, misalnya produktivitas produksi. Kegiatan produksi pada suatu perusahaan menuntut adanya suatu produktivitas yang tinggi yang mengacu pada kinerja yang efektif dan efisien. Efektif mengacu pada metode yang tepat

2 2 untuk digunakan dan efisien mengacu pada keuntungan dan waktu yang dapat dihemat. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas perusahaan adalah faktor perancangan tata dan letak fasilitas. Hal ini dikarenakan peracangan tata dan letak fasilitas akan mempengaruhi kegiatan dari proses produksi itu sendiri. Kegiatan proses produksi yang baik karena diakibatkan oleh faktor perancangan tata dan letak fasilitas yang baik akan mempengaruhi arus aliran material sebelum dan setelah produksi tertata dengan baik. Arus aliran material akan menempuh jarak terpendek sehingga menghemat waktu dan lainnya. Mulia Knitting Factory, Ltd adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil. Perkembangan perusahaan sampai saat ini telah merambah ke berbagai manca negara. Sebut saja beberapa di antaranya adalah Hongkong dan Jerman. Kegiatan produksi yang terjadi di dalamnya bersifat integrated, yakni saling berhubungan satu sama lain. Salah satu kegiatan produksi yang ada di perusahaan tersebut adalah kegiatan pencelupan kain di bawah bagian/departemen BDF (Bleaching, Dyeing, and Finishing) dan pencelupan benang di bawah bagian/departemen (Yarn Dyeing) Bagian BDF dan Yarn Dyeing mempunyai satu buah fasilitas yang sama dinamakan gudang kimia yang bertugas untuk mensupport bahan bahan kimia untuk kegiatan pencelupan kain dan benang. Gudang kimia ini dibangun hampir lebih dari 20 tahun yang lalu. Kondisi gudang saat ini sudah

3 3 cukup tua dan sangat berantakan, serta tata letak dan penempatan barang tidak mengikuti suatu ketentuan yang khusus. Bahan bahan kimia dalam penempatannya tidak boleh ditempatkan secara sembarangan. Karena sifat dari bahan kimia itu berbagai macam, ada yang mudah meledak, ada yang mudah menguap, ada yang mudah terbakar, dll. Penempatan yang sembarangan akan membuat terjadinya kesalahan kesalahan pencampuran yang dapat membahayakan diri pekerja. Akibat dari kesalahan tersebut dapat mempengaruhi produktivitas dan profitabilitas dari perusahaan juga. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Proses awal dari aktifitas gudang kimia berawal dari adanya Order Sheet dari bagian BDF dan Yarn Dyeing. Order Sheet ini akan diteruskan ke gudang kimia yang selanjutnya disiapkan bahan bahan kimia yang ada ke tempat penyimpanan yang sudah ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan secara langsung, masalah masalah yang ditemukan antara lain : Gudang kimia yang ada terpisah satu sama lain. Ada 2 bagian terpisah dari gudang kimia yang selanjutnya disebut gudang kimia 1 dan gudang kimia 2. Penyimpanan pada gudang kimia 1 sangat padat sementara pada gudang kimia 2, ada sekitar 80% ruang yang tidak terpakai.

4 4 Tidak ada keteraturan dalam penyimpanan bahan bahan kimia yang ada sehingga tata letak yang ada saat ini terlihat sangat berantakan. Penempatan yang sembarangan membuat jarak tempuh yang tinggi untuk aktifitas dalam gudang kimia tersebut. Jarak tempuh yang tinggi akan membuat operator cepat lelah. Lelahnya operator dapat berpengaruh terjadinya kelalaian kerja. Jika operator cepat lelah maka perlu dipertimbangkan untuk menambah operator. Penambahan operator dapat menyebabkan kenaikan biaya produksi. Tidak adanya alat bantu penyimpanan dalam bentuk rak untuk semua bahan kimia yang memudahkan untuk menyimpan bahan bahan kimia tersebut. Luas tempat penyimpanan untuk setiap bahan kimia yang ada tidak sesuai dengan kapasitas produksi yang ada saat ini, sehingga sebagian bahan kimia yang tidak terpakai, ada yang diletakkan di tempat yang berbeda. Masalah masalah tersebut harus diselesaikan agar tercipta produktivitas yang baik sehingga mendatangkan profitabilitas yang tinggi pula. Untuk mempermudah penyelesaian masalah maka permasalahan yang ada akan dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah faktor faktor penyebab buruknya tata letak bahan kimia pada gudang kimia saat ini? 2. Bagaimana usulan perancangan luas bahan kimia pada gudang kimia?

5 5 3. Bagaimana usulan penempatan bahan kimia pada gudang kimia? 4. Bagaimana usulan perancangan layout usulan gudang kimia jika dibandingkan dengan layout sekarang? 5. Apakah layout usulan dapat menyebabkan terjadinya pengurangan jarak tempuh jika dibandingkan dengan layout usulan? 6. Bagaimana pengaruh layout usulan terhadap faktor efektivitas dan efisiensi perusahaan? 1.3 Ruang Lingkup Untuk membuat penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah pada tujuan penelitian yang sudah ditetapkan serta mampu untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, maka ditentukan ruang lingkup dari penelitian ini. Ruang lingkup penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Penelitian dilakukan pada gudang kimia PT. Mulia Knitting Factory, Ltd yang menerima permintaan dari departemen BDF (Bleaching Dyeing and Finishing) dan departemen Yarn Dyeing. Data permintaan yang digunakan adalah data permintaan tahun produksi 2007 selama 12 bulan (Januari Desember). Perancangan layout dibatasi sampai perancangan luas tempat dan penempatan bahan kimia.

6 6 Semua operator yang bertugas dalam penyiapan bahan kimia diasumsikan memiliki keterampilan dan usaha yang sama dalam melakukan proses. Keseluruhan peralatan yang mendukung untuk kegiatan pencampuran hingga pengangkutan bahan kimia ke ruang BDF diasumsikan selalu tersedia. Jarak tempuh material handling luar gudang kimia dibatasi dari gudang kimia sampai dengan ruang BDF dan ruang Yarn Dyeing. Penentuan safety stock dengan service level tertentu diterapkan untuk semua jenis bahan kimia. Nilai service factor untuk penentuan safety stock ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan. Luas area gudang kimia untuk perluasan gudang kimia baru ditentukan oleh perusahaan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yakni sebagai berikut : 1. Memperbaiki tata letak yang telah ada saat ini sehingga lebih teratur. 2. Mengusulkan kepada pihak perusahaan suatu rancangan tata letak baru untuk gudang kimia, agar nantinya memiliki suatu keteraturan dalam penempatan barang dan mengurangi jarak tempuh pekerja dalam hubungannya meningkatkan efisiensi kerja.

7 7 Selain itu, penelitian ini juga memberikan beberapa manfaat yakni : 1. Membantu pihak perusahaan dalam mengidentfikasi faktor faktor penyebab buruknya tata letak bahan kimia saat ini agar pihak manajemen dapat mengambil keputusan berkaitan dengan prosedur pelaksanaan aktifitas pada gudang kimia tersebut. 2. Membantu perusahaan dalam perancangan luas dan penempatan bahan kimia pada layout usulan. 3. Membantu perusahaan dalam memperpendek jarak tempuh aktifitas dalam dan ke gudang kimia serta aktifitas di dalam gudang kimia itu sendiri dalam hubungannya dengan efisiensi jumlah pekerja. 4. Membantu perusahaan dalam peracangan keseluruhan gudang kimia yang baru dan mengoptimalkan penggunaan ruang gudang kimia yang tidak terpakai sebelumnya. 1.5 Gambaran perusahaan Sejarah perusahaan PT. Mulia Knitting Factory adalah perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang didirikan dengan akte notaris Mr. Rd. Soedja No. 230 tanggal 30 Juli 1955, ditetapkan melalui Menteri Kehakiman No. 3A5/118/22 tanggal 28 Desember Kemudian diberitakan dalam Berita Negara No. 27 Tahun 1956, yang berkali-kali diubah, ditambah, dan terakhir dengan Akte Notaris Henk Limanov No. 16 Tanggal 11 Januari 1984.

8 8 Adalah 2 tokoh utama Bapak Phan Wan Shit dan Bapak Raden Udjer yang berperan besar dalam berdirinya PT Mulia Knitting Factory yang resmi berdiri pada tanggal 30 September 1955 dengan lokasi pertama di Jln. Aipda K.K Tubun No.6 Jakarta Barat dengan luas tanah ± 83000m 2 PT. Mulia Knitting Factory adalah salah satu perusahaan yang bergerak di industri tekstil dan merupakan industri tekstil tertua di Indonesia. Kegiatan awal berdirinya perusahaan ini mencakup kegiatan perajutan (knitting), pemutihan (bleaching), pencelupan dan penyempurnaan (finishing) hingga menjadi pakaian jadi (garment). Pada tahun 1967 bisnis perusahaan diserahkan kepada putranya, yaitu Bapak Max Mulyadi Supangkat dan istrinya Ibu Surya Sutedja. Kemudian pada tahun 1979 sampai saat ini putra sulungnya, Bapak Henry S Supangkat yang melanjutkan dan mengembangkan bisnis perusahaan. Saat ini Bapak Henry S Supangkat menjabat sebagai direktur utama PT Mulia Knitting Factory. Dengan demikian, Bapak Henry S Supangkat merupakan generasi ketiga yang mengelola bisnis keluarga ini. Saat ini perusahaan juga dikelola oleh kedua anaknya Hanan Supangkat yang membenahi masalah distribusi dan operasi perusahaan dan Yvonne Supangkat yang membenahi keuangan dan merancang infrastruktur teknologi informasi perusahaan. Mereka merupakan generasi keempat yang menjalankan perusahaan keluarga ini.

9 9 Pada tahun 1979, perusahaan mengadakan perluasan dalam bidang produksinya. Hal ini tidak lepas daripada bantuan pemerintah yang berupa bantuan kredit dari Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 46). Dan dalam tahun itu pulalah, dengan mutu produk yang dapat bersaing dengan produk dari Hongkong, Taiwan dan Korea, perusahaan mencoba untuk memasuki pasar luar negeri yaitu Swedia, Perancis, Jerman dan juga Rumania. Semua usahausaha yang telah dilakukan tersebut, ternyata memberikan hasil yang tidak mengecewakan serta memberikan gambaran masa depan yang lebih cerah bagi pengembangan PT. Mulia Knitting Factory. Kerja keras dan keuletan pendiri serta pewaris generasi tampak pada dinamika pengembangan usaha PT. Mulia Knitting Factory. Pada mulanya hanya mempekerjakan 183 orang karyawan tetapi kini sudah tercatat lebih dari 1200 orang karyawan, sehingga tampak, walau PT. Mulia Knitting Factory padat modal namun juga padat karya yang secara otomatis menjadi aset nasional Perkembangan Bisnis Perusahaan Pada mulanya didirikan, perusahaan hanya memfokuskan diri dalam usaha pemintalan kapas menjadi benang (spinning) dan merajut benang menjadi kain (knitting). Tetapi pada saat bisnis perusahaan diserahkan kepada Bapak Max Mulyadi Supangkat, beliau melakukan terobosan dengan mengembangkan bisnisnya di luar knitting, yaitu dengan membagi perusahaan

10 10 menjadi tiga divisi dimana terdiri dari perajutan (knitting), pencelupan (dyeing), dan garment. Kemudian perusahaan semakin berkembang dengan melakukan ekspansi bisnis dengan membangun proses manufaktur tekstil terpadu. Dalam masa ekspansif ini, bisnis Mulia Knitting Factory berkembang dengan pesat, dan dapat dikatakan PT Mulia Knitting Factory merupakan salah satu produsen pakaian dalam pria terbesar di tanah air dengan menguasai pasar sekitar 35 %. Kemudian pada saat badai krisis menerjang yaitu tahun , PT Mulia Knitting Factory mengalami kesulitan membangun pasar dalam negeri (lokal) sebagai akibat dari merosotnya nilai rupiah. Sehingga pada saat itu PT Mulia Knitting Factory mulai mencoba untuk mengalihkan perhatian ke pasar export, seperti Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Maka mulainya dieksport produk celana dalam pria dan produk garmen jadi ke Amerika Serikat seperti Jessy Benny, Boss, Tommy Hilfiger, Polo Ralph Lauren, Osh Kosh, Brue 33, Lee, dan Calvin Klein. Pasar export ini didapatkan melalui buying house di Hong Kong dan Taiwan. PT Mulia Knitting Factory mempunyai suatu misi yaitu untuk menyediakan produk-produk dengan kualitas terbaik kepada pelanggannya. PT Mulia Knitting Factory mempunyai beberapa pasar untuk memasarkan produknya yaitu pasar domestik (untuk produksi pakaian dalam khususnya merek Rider dan Swan ), pesanan pemerintah, dan pasar ekspor ke

11 11 Amerika dan Kanada (Osh Kosh, Lee, Antigua, Tommy Hilfiger, Phillip Van Heusen, Bass, Polo Kids, dan lainnya), Eropa (Celio), dan Asia (Decade) Struktur Organisasi Bentuk perusahaan PT. Mulia Knitting Factory adalah Perseroan Terbatas Tertutup, karena pemilikan sahamnya hanya diperuntukkan bagi orang-orang dekat (keluarga) pendiri perusahaan saja dan tertutup bagi orang luar. Dimana bentuk struktur organisasi masih tersusun berdasarkan fungsional. Dimana kedudukan tertinggi ada ditangan dewan komisaris dan perusahaan dibagi menjadi empat fungsional atau departemen yang masingmasing dipimpin oleh seorang manager.

12 12 Sumber : Digambar ulang berdasarkan penjelasan bagian personalia PT Mulia Knitting Factory (tahun 2007) Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

13 13 Berikut adalah tugas dan wewenang masing-masing bagian dalam struktur organisasi yaitu sebagai berikut : 1) Dewan Komisaris Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dimana, Dewan Komisaris akan memiliki kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan direksi serta mengawasi Direksi dalam mengelola perusahaan. 2) Direksi (Direktur Utama) Merupakan bagian yang melakukan perumusan kebijakan-kebijakan dan rencana-rencana usaha (strategis) yang akan diambil perusahaan. Selain itu direksi juga berwenang untuk menjalankan roda perusahaan, memutuskan persoalan penting, dan mengawasi bagian-bagian dalam perusahaan. Dalam menjalankan seluruh tugasnya, direksi akan dibantu oleh Humas dan Sekretaris Perusahaan. Dalam tugasnya sehari-hari, Direktur Utama dibantu oleh seorang sekretaris, yang bertugas untuk membantu dalam mengawasi bagian-bagian yang berada dibawah tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab serta wewenang seorang Direksi adalah: a. Menjalankan roda perusahaan b. Memutuskan persoalan penting c. Mengawasi masing-masing bagian dalam perusahaan

14 14 3) Humas Merupakan bagian yang menjadi juru bicara direksi dalam hubungannya dengan pihak luar perusahaan seperti masyarakat sekitar, ataupun instansi-instansi baik swasta ataupun negeri. Bagian ini juga menjalin hubungan baik dengan perusahaan-perusahaan lain baik lokal ataupun internasional. 4) Manager Personalia dan Umum Merupakan orang yang bertanggung jawab atas bagian personalia dan umum. Membawahi kepala bagian personalia dan kepala bagian umum. Bertugas melakukan pengaturan tugas pada bagiannya dan memberikan laporan baik bulanan ataupun tahunan yang diminta oleh direksi berkaitan dengan bagiannya. 5) Manager Pemasaran Merupakan orang yang bertanggung jawab atas bagian pemasaran. Membawahi kepala bagian gudang dan transportasi, kepala bagian penjualan dan kepala bagian pembelian. Bertugas melakukan pengaturan tugas pada bagiannya dan memberikan laporan baik bulanan ataupun tahunan yang diminta oleh direksi berkaitan dengan bagiannya. 6) Manager Keuangan Merupakan orang yang bertanggung jawab atas bagian keuangan. Membawahi kepala bagian kalkulasi anggaran, kepala bagian bendahara, kepala bagian pembukuan. Bertugas melakukan pengaturan

15 15 tugas pada bagiannya dan memberikan laporan baik bulanan ataupun tahunan yang diminta oleh direksi berkaitan dengan bagiannya. 7) Manager Produksi dan Teknik Merupakan orang yang bertanggung jawab atas bagian produksi dan teknik. Membawahi kepala bagian perencanaan produksi, kepala bagian perajutan, kepala bagian BDF, kepala bagian garment, kepala bagian pemeriksaan dan perbaikan. Bertugas melakukan pengaturan tugas pada bagiannya dan memberikan laporan baik bulanan ataupun tahunan yang diminta oleh direksi berkaitan dengan bagiannya. 8) Kepala Bagian Personalia suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah personalia (tenaga kerja). Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bagian ini berwenang untuk mengatur pelaksanaan masalah tata usaha personalia atau kepegawaian dan pembayaran gaji atau upah, mencari tenaga kerja baru apabila dibutuhkan, dan bertanggung jawab atas penerimaan dan penempatan pegawai. mencakup administrasi karyawan (pengurusan cuti, dan lainnya), pembinaan karyawan baru, dan rekruitmen karyawan baru. 9) Kepala bagian Umum Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah umum. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bagian ini berwenang untuk mengatur administrasi karyawan-karyawan

16 16 umum seperti satpam, kebersihan, sopir, poliklinik, dan perawatan bangunan. 10) Kepala Bagian Pembelian Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani pembelian bahan baku untuk produksi. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab atas pembelian dan pengadaan bahan-bahan baku, bahan pembantu dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan produksi maupun tidak. 11) Kepala Bagian Penjualan Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah pemasaran produk. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab atas penjualan atau pemasaran dari hasil produksi. 12) Kepala Bagian Gudang dan Transportasi Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah pemasaran produk jadi. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab atas penyimpanan barang di gudang dan pengiriman barang jadi kepada agen. 13) Kepala Bagian Kalkulasi Anggaran Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah keuangan perusahaan. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab untuk menyusun kalkulasi harga

17 17 pokok produksi dan menyusun anggaran pembelian barang-barang untuk keperluan produksi dan lainnya. 14) Kepala Bagian Bendahara Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah keuangan perusahaan. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab untuk menyediakan dana untuk semua anggaran dan bertanggung jawab atas pembayaran utang kepada kreditur dan pembayaran utang. 15) Kepala Bagian Pembukuan Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah keuangan perusahaan. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab untuk melakukan pembukuan arus kas masuk dan keluar (laporan keuangan) perusahaan. 16) Kepala Bagian Perencanaan Produksi Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah teknis proses produksi dalam perusahaan. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan tahapan-tahapan produksi suatu produk. 17) Kepala Bagian Perajutan Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah teknis proses produksi dalam perusahaan. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab akan produksi

18 18 hasil rajutan (knitting) benang menjadi sebuah kain hasil rajutan yang siap untuk tahapan produksi selanjutnya. 18) Kepala Bagian BDF Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah teknis proses produksi dalam perusahaan. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab akan tahap penyelesaian akan suatu produk kain yang meliputi proses bleaching (pembersihan kain hasil rajutan dari kotoran seperti lilin), dyeing (pewarnaan kain hasil rajutan sesuai pesanan), dan finishing (proses untuk membuat kain hingga siap diolah termasuk stenter atau pembelahan kain hasil rajutan). 19) Kepala Bagian Garmen Merupakan suatu bagian yang membantu tugas direksi dalam menangani masalah teknis proses produksi dalam perusahaan. Bagian ini dipimpin oleh seorang manager. Bertanggung jawab untuk memproduksi kain hasil rajutan hingga menjadi menjadi produk jadi seperti celana dalam, kaus oblong, dan kaus singlet. 20) Kepala Bagian Pemeriksaan dan Perawatan Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan dari mesin-mesin produksi yang digunakan.

19 Gambaran Umum Produksi PT. Mulia Knitting Factory sampai saat ini menghasilkan berbagai macam kain dan pakaian, mulai dari pakaian atasan hingga pakaian dalam. Ada 5 divisi yang terdapat pada perusahaan ini yang menjalankan kegiatan ini dengan sedemikian rupa sehingga dihasilkanlah produk seperti yang disebutkan di atas. Kelima divisi/bagian tersebut adalah : 1. Departemen Knitting (Perajutan) Departemen knitting merupakan bagian dari kegiatan produksi yang tugasnya melakukan kegiatan perajutan kain dengan menggunakan bahan baku berupa benang. Jenis kain yang dihasilkan ada 3 buah yakni, kain set bulat, kain set belah dan kain stripper. Untuk kegiatan perajutannya sendiri dibedakan atas 3 sub bagian yaitu : Bagian perajutan kain grey Pada bagian ini dilakukan kegiatan perajutan kain set bulat dan set kerah. Sebagian besar hasil kain ini dibuat untuk pembuatan underwear. Hasil perajutan kain grey ini hanya menghasilkan kain satu jenis warna. Bagian perajutan kain stripper Bagian bertanggung jawab untuk merajut kain dengan motif dan warna tertentu. Biasanya dalam proses knitting dilakukan dengan mengkombinasikan dan mengatur pola rajutan beberapa benang

20 20 berwarna untuk mendapatkan motif tertentu. Biasanya hampir sekitar 90 % produk hasil produksi stripper akan dijual dalam bentuk rol ke pasar. Bagian ini memiliki 20 mesin stripper. Bagian perajutan kragh and manset Bagian ini bertanggung jawab untuk merajut bagian kerah baju dan lengan baju. Bagian ini bertanggung jawab untuk merajut bagian kerah baju dan lengan baju. Dimana bagian ini mempunyai 17 mesin Kragh dan 13 mesin Manset. Biasanya dalam melakukan proses perajutan ini, Departemen Knitting ditunjang oleh mesin knitting sekitar 100 set yang terdiri dari mesin rib, mesin single knit dan mesin double knit. Sedangkan untuk bahan baku sepenuhnya ditunjang oleh PT. Mulia Spindo Mills yaitu perusahaan milik PT Mulia Knitting Factory yang memproduksi benang yang akan menjadi bahan baku utama perajutan. Bahan baku utamanya adalah benang cotton combed dan benang spandex (elastis). Dalam melakukan proses produksinya, departemen knitting membutuhkan beberapa bahan baku utama yaitu benang dan jarum. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahan baku benang yang digunakan adalah benang cotton combed dan benang spandex (elastis). Pemasok dari komponen benang ini antara lain :

21 21 PT. Spindo Mills PT. Argotex PT. Lawe Benang cotton combed yang digunakan untuk perajutan menggunakan diameter benang yang berbeda beda, tergantung dari kain yang ingin dihasilkan. Semakin besar nomor benang maka diameter benang semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil nomor benang maka diameter benang akan semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nomor benang berbanding terbalik dengan diameter benang. Kehalusan benang berbanding lurus dengan diameter benang. Jika diameter benang semakin kecil berarti benangnya semakin halus, demikian pula sebaliknya. Jenis-jenis benang yang digunakan dalam melakukan perajutan pada departemen knitting antara lain : Benang COMBED 16 S Benang COMBED 20 S Benang COMBED 24 S Benang COMBED 32 S Benang COMBED 40 S Benang SPANDEX 140 D Benang SPANDEX 280 D

22 22 Adapun jarum yang digunakan pada departemen knitting untuk menunjang proses produksi dibedakan menjadi 5 jenis jarum utama yaitu : Jarum Rib Jarum ini digunakan untuk menghasilkan kain rib, baik kain rib 1 x 1, kain rib 2 x 1, kain rib 2 x 2, dan kain rib 5 x 2. Jarum Interlock Jarum ini digunakan untuk menghasilkan kain single knit dan double knit (kain interlock). Jarum Fukuhara Jarum ini digunakan untuk menghasilkan kain rib (kain rib yang berdiameter besar), kain single lacoste, dan double lacoste. Jarum Stripper Jarum ini digunakan untuk menghasilkan kain electro stripe, kain jagquard 32 s, dan kain feeder stripper. Jarum Kragh Jarum ini digunakan untuk menghasilkan kain kerah dan kain manset. Jarum-jarum yang digunakan di atas merupakan jarum import yang dibeli dari distributor-distributor di Jakarta dan Bandung seperti : Lestari, Bandung Groz Beckert Royal

23 23 Adapun merek jarum yang biasa digunakan oleh departemen knitting ini antara lain jarum merek Fukuhara, Sigura, dan Groz Beckert. 2. Departemen Bleaching, Dyeing, and Finishing (BDF) Bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan proses bleaching (pembilasan dari kotoran pada saat kain selesai dirajut seperti dari noda, lilin, dan lainnya), kemudian proses dyeing (pewarnaan dengan menggunakan zat pewarna sesuai dengan jenis warna pesanan), dan proses finishing (proses penyelesaian seperti pembukaan, proses pengeringan, proses setting untuk melicinkan dan mengeringkan, dan proses packing). Dalam hal ini pengeringan dilakukan dua kali agar membuat produk tersebut benar-benar kering. Bagian ini membawahi empat sub-bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, yaitu : Bagian Pencelupan Kain Warna Merupakan sub-bagian yang memproses kain grey menjadi kain berwarna sesuai dengan warna yang dipesan oleh pelanggan (purchase order sheet). Bagian Pencelupan Kain Putih Merupakan sub-bagian yang khusus memproses kain grey menjadi kain warna putih (khusus untuk pencelupan warna putih). Pada dasarnya proses ini hampir sama dengan proses pencelupan kain

24 24 berwarna, dimana didalam proses ini dibedakan dari waktu proses dan juga komposisi kimia yang ada. Secara khusus kegiatan di sub-bagian ini meliputi pencucian dan pencelupan kain grey menjadi kain warna putih kemudian dilanjutkan dengan proses netralisir. Setelah itu akan dilakukan pencucian (soaping) dengan menggunakan jenis sabun sesuai dengan keadaan kain. Pada proses ini juga diberikan pewarna putih untuk kain agar kain yang dihasilkan lebih putih. Bagian Stenter Merupakan sub-bagian yang menangani proses akhir (finishing) kainkain yang dihasilkan oleh Bagian Pencelupan Warna. Kain yang telah jadi akan dikirim ke bagian Stenter untuk diset belah dan di finishing, serta diperiksa oleh petugas Quality Control (QC). Laboratorium Merupakan sub-bagian yang melakukan pengujian untuk menemukan formula komposisi zat warna yang tepat sesuai dengan spesifikasi warna yang diinginkan oleh pelanggan. Selain itu, sub-bagian ini juga melakukan uji tekstil untuk menguji ketahanan warna terhadap kain atau benang. Adapun beberapa uji yang dilakukan seperti uji washing, uji hot press, uji gosok, uji kekuatan kain, dan uji massa benang.

25 25 Proses produksi pada departemen Bleaching, Dyeing, and Finishing (BDF) dapat dilihat pada gambar 1.2 di bawah ini. Kain Grey (Kain Mentah) Bleaching Dyeing Washing Fixing/Softener Calator Dryer Setting (Set Bulat) Stenter (Set Belah) Kain Jadi Gambar 1.2 Diagram Alur Proses Produksi Departemen BDF 3. Departemen Yarn Dyeing Pada dasarnya Departemen Yarn Dyeing berproduksi hanya berdasarkan pesanan dari departemen stripper. Biasanya pesanan tersebut

26 26 diproduksi dengan kuantitas gram dan spesifikasi warna pesanan tersebut. Bahan baku dasar merupakan benang grey produksi dari PT Mulia Spindo Mills Cikande - Serang. Bagian Yarn Dyeing ini terdiri atas beberapa sub-bagian yaitu : Penggulungan Pada bagian ini dilakukan penggulungan benang. Ada 2 jenis proses yang dilakukan pada bagian penggulungan, yaitu : Penggulungan dari cones ke cheese Penggulungan dari cones ke cheese dilakukan untuk menggulung benang yang siap celup. Penggulungan dilakukan dengan mesin so - winding. Terdapat 2 mesin so - winding dengan masing masing mesin terdiri dari 120 server pelayanan. Proses penggulungan 1 mesin memerlukan waktu 1,5 jam. 1 roll benang grey dapat menghasilkan 2 cheese benang grey. Penggulungan dari cheese ke cones Penggulungan dari cheese ke cones dilakukan setelah benang selesai dicelup. Cones yang dipakai berbeda dengan cones dari penggulungan dari cones ke cheese. Penggulungan dilakukan dengan mesin re - winding. Terdapat 3 mesin re winding. Lamanya penggulungan lebih lama dari mesin so-winding. 2 buah cheese akan menghasilkan 1 cones benang.

27 27 Pencelupan Pada bagian ini dilakukan pencelupan terhadap benang yang telah siap dicelup. Benang yang telah digulung ke cheese diletakkan pada alat carrier. 1 carrier terdapat 28 tiang, 1 tiang dapat memuat 10 cheese. Sehingga total cheese dalam 1 carrier ada 280 cheese dengan kapasitas carrier adalah 250 kilogram. Setelah cheese dimasukkan ke dalam carrier dan dikunci rapat, kemudian carrier diangkat dengan menggunakan mesin crane (material handling) dan dimasukkan ke dalam tabung pencelupan. Proses pencelupan sendiri memiliki proses dan waktu yang sama dengan proses pencelupan kain di bagian BDF. Untuk warna warna tua seperti merah dan hitam memerlukan waktu 13 jam. Untuk warna warna sedang memerlukan waktu 10 jam dan warna warna muda memerlukan waktu 8 jam. Pengeringan Pada bagian ini dilakukan tahap pengeringan, dimana carrier akan dimasukkan kembali ke mesin dryer untuk dikeringkan.

28 28 4. Departemen Stenter Bagian yang bertanggung jawab untuk melakukan pemotongan kain dari set bulat hasil perajutan menjadi set belah. Dalam hal ini kain hasil rajutan mesin knitting masih berupa set bulat dengan diameter tertentu, dimana untuk beberapa produk membutuhkan set bulat yang harus dipotong menjadi set belah sesuai dengan permintaan yang ada dalam order sheet. Dalam hal ini proses stenter ini merupakan proses mencabut jarum atau membelah kain hasil rajutan yang masih berbentuk diameter. Proses ini dapat dikatakan proses finishing kain dimana akan diatur proses pematangan dan penyusutan kain. Mesin yang digunakan untuk membelah kain disebut mesin calator. Sesudah kain dibelah maka kain akan dimatangkan (untuk mengeraskan dan melicinkan kain), sesudah itu akan dimasukan kedalam mesin stenter yang akan mengatur susut diameter dan gramasi kain. Sesudah semua proses dilalui maka akan dicek kualitas kain dimana pengecekan dilakukan terhadap kualitas benang, kualitas rajutan (berlubang atau tidak), dan kualitas warna. Setelah itu, kain akan dikirim ke gudang. Proses produksi pada departemen stenter secara umum dapat dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini.

29 29 Gambar 1.3 Diagram Alur Proses Produksi Departemen Stenter 5. Departemen Garment Bagian yang bertanggung jawab untuk melakukan proses pemotongan, penggambaran pola, dan sampai penjahitan kain hingga menjadi suatu produk jadi berupa pakaian dalam atau pakaian jadi. Atau

30 30 dapat dikatakan bagian ini merupakan kelanjutan proses produksi dari departemen sebelumnya. Dalam hal ini PT Mulia Knitting Factory Ltd membagi Departemen garment menjadi dua yaitu : Departemen Garment Lokal Bagian ini bertanggung jawab untuk memproduksi produk-produk yang akan dijual ke dalam pasar lokal (dalam negeri) yaitu berupa pakaian dalam pria seperti Rider, Swan Brand, dan lainnya. Dalam menjalankan produksinya divisi ini ditunjang oleh divisi-divisi sebelumnya dalam hal bahan baku untuk berproduksi. Bagian ini terdiri atas beberapa sub-bagian yaitu: Bagian Cutting melakukan penggambaran pola dan pemotongan bahan kain Bagian Sewing 2 melakukan penjahitan celana dalam. Bagian Sewing 3 melakukan penjahitan singlet dan t-shirt. Bagian Quality Control Lokal melakukan inspeksi terhadap produk yang dihasilkan. Bagian Packaging Lokal melakukan pengemasan terhadap produk sebelum produk dikirim ke gudang barang jadi.

31 31 Departemen Garment Export Bagian ini bertanggung jawab untuk memproduksi produk-produk yang akan dijual ke dalam pasar export (luar negeri). Dalam hal ini dapat berupa produk pakaian jadi (T-Shirt dan Jacket) untuk pria, wanita, dan anak-anak. Dikarenakan produksi pakaian ini berupa tender dari perusahaan lain untuk diekspor, biasanya semua bahan baku disediakan oleh pihak pemesan dan perusahaan hanya melakukan proses pemotongan dan penjahitan. Bagian ini terdiri atas beberapa sub-bagian yaitu: Bagian Cutting Ekspor melakukan penggambaran pola dan pemotongan bahan Bagian Sewing 1A melakukan penjahitan pakaian jadi (terutama baju) menggunakan sistem Automatic Hanger untuk kebutuhan ekspor. Bagian Sewing 1B melakukan penjahitan pakaian jadi (terutama baju) menggunakan mesin jahit biasa untuk kebutuhan ekspor maupun pasar lokal. Bagian Quality Control Ekspor melakukan inspeksi terhadap produk yang dihasilkan. Bagian Packaging Ekspor melakukan pengemasan terhadap produk.

32 32 Untuk kegiatan produksi garment export, terdapat 2 jenis variasi produksi yaitu : Produksi total Pada produksi total ini, mulai dari kain, pencucian, pewarnaan kain sampai pembuatan barang jadi dilakukan oleh PT. Mulia Knitting Factory Ltd. Perusahaan yang mempercayakan pembuatan pakaian kepada perusahaan ini hanya menerima produk jadi saja yang siap didistribusikan. Produksi sebagian Pada produksi sebagian, kain disediakan oleh perusahaan lain, sedangkan untuk kegiatan pembuatan barang jadi dilakukan di perusahaan ini. Setelah jadi, barang jadi ini kembali akan dikirimkan kembali kepada perusahaan pemesan dan siap untuk didistribusikan. Proses penerimaan pesanan dari buyer melewati agent yang akan langsung ditanganin oleh staff bagian ekspor. Agent akan memberikan spesifikasi sesuai dengan permintaan buyer kepada perusahaan. Dari pihak perusahaan akan menindaklanjuti dengan mengkonfirmasi hal ini ke agent yang setelah selesai akan dilempar langsung ke produksi.

33 Hasil Produksi Departemen Knitting Departemen knitting menghasilkan beberapa jenis kain yang dihasilkan dari ketiga sub-bagiannya yaitu sebagai berikut : 1. Sub-bagian perajutan kain Grey Adapun hasil produksi dari sub-bagian perajutan kain grey terdiri dari: Kain rib Adapun sifat dari kain ini cenderung lebih elastis, anyaman kain kurang rapat, dan lebar kain tergantung pada diameter mesin. Kain rib dihasilkan oleh mesin rib serta mesin single knit dan double knit. Perbedaannya terletak pada diameter kain yang dihasilkan. Mesin single knit dan double knit menghasilkan diameter kain yang lebih besar daripada mesin rib. Adapun kain rib yang dihasilkan ini terdiri dari kain rib 1 x 1, kain rib 2 x 1, kain rib 2 x 2, dan kain rib 5 x 2. Kain single knit dan double knit (kain interlock) Adapun sifat dari kain ini anyaman kain lebih rapat dibandingkan dengan kain rib. Perbedaan dari kain single knit dan double knit terdapat pada penggunaan benang di mana untuk kain single knit menggunakan benang tunggal, sedangkan untuk double knit

34 34 menggunakan dua helai benang. Jenis benang yang digunakan adalah benang cotton 100% dan benang nylon. Kain single lacoste dan double lacoste Adapun sifat dari kain ini mempunyai corak yang lebih besar. Corak yang dihasilkan membuat rongga diantara kain lebih lebar. Perbedaan kain single lacoste dan double lacoste terdapat pada penggunaan benang di mana untuk kain single lacoste menggunakan satu helai benang sedangkan untuk kain double lacoste menggunakan dua helai benang. Jenis benang yang digunakan adalah benang cotton 100%. 2. Sub-bagian perajutan kain Stripper Adapun hasil produksi dari sub-bagian perajutan kain stripper terdiri dari : Kain electro stripe Kain jagquard 32 s Kain feeder stripper 3. Sub-bagian perajutan kain Kragh dan Manset Adapun hasil produksi dari sub-bagian perajutan kain kragh dan manset terdiri dari :

35 35 Kain Kerah Kain kerah dirajut dengan menggunakan satu warna benang yang sama. Panjang kain kerah yang dihasilkan adalah ± 70 cm. Sifat kain kerah agak kasar, dan mempunyai elastisitas yang lebih rendah dari kain grey. Kain Manset Kain manset dirajut juga menggunakan satu warna benang yang sama. Sifat kain manset sama dengan kain kerah. Akan tetapi panjang kain manset yang dihasilkan adalah ± 100 cm. Bagian BDF (Bleacing Dyeing and Finishing) Departemen BDF menghasilkan kain dengan berbagai warna sesuai dengan permintaan konsumen. Bagian Yarn Dyeing Departemen Yarn Dyeing menghasilkan benang dengan berbagai warna sesuai dengan permintaan konsumen. Benang ini akan digunakan untuk perajutan kain stripper, kragh dan manset. Bagian Stenter Departemen Stenter menghasilkan kain yang telah dirapikan serta dikeringkan dengan menggunakan mesin pengering.

36 36 Bagian Garment Menghasilkan berbagai produk yang akan dipasarkan ataupun produk yang telah dipesan oleh konsumen sebelumnya Manajemen Sumber Daya Manusia Jumlah seluruh karyawan PT. Mulia Knitting Factory saat ini berjumlah ± 1500 orang yaitu 250 orang karyawan bulanan dan 1250 karyawan harian. Yang termasuk karyawan bulanan adalah karyawan kantor, kepala produksi, pengawas, dan staff adminstrasi lantai produksi. Sedangkan yang termasuk karyawan harian adalah operator-operator mesin baik operator shift dan operator non shift. Jam kerja operator shift berganti-ganti antara shift 1, shift 2 dan shift 3. Sedangkan untuk operator non shift jam kerjanya tetap, yaitu pada shift 1. Hari kerja di PT Mulia Knitting Factory adalah Senin Jumat dengan pembagian jam kerja sebagai berikut : Karyawan Kantor - Jam Kerja : WIB - Jam Istirahat : WIB

37 37 Karyawan Lantai Produksi dan Gudang - Jam Kerja shift 1 : WIB - Jam Kerja shift 2 : WIB - Jam Kerja shift 3 : WIB Sistem Penggajian yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya adalah sesuai dengan kebijakan UMR (Upah Minimum Regional) yang ditetapkan oleh pemerintah. Dan peningkatan diberikan setiap tahunnya kepada masing-masing karyawan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Perusahaan juga memberikan tunjangan-tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dan Tunjangan Akhir Tahun (TAT). Untuk meningkatkan kesejahteraan para karyawannya perusahaan memberikan asuransi seperti Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) dan fasilitas kesehatan seperti poliklinik. Selain itu untuk mempererat hubungan antara karyawannya perusahaan mengadakan kegiatan (event) pada hari-hari tertentu misalnya pertandingan olahraga pada hari kemerdekaan RI, perayaan hari ulang tahun perusahaan. Penerapan sistem informasi pada perusahaan masih terbatas. Sistem informasi yang terintegrasi antar bagian saat ini hanya diterapkan pada Bagian Garmen dan Bagian Gudang. Bagian Garmen memiliki suatu sistem informasi yang terintegrasi yang menghubungkan antara subbagian-subbagiannya. Suatu subbagian dapat melihat data dari subbagian lain yang berhubungan dengannya. Sedangkan Bagian Gudang memiliki sistem informasi yang

38 38 terintegrasi dengan Bagian Pembelian. Aktivitas penerimaan dan pengeluaran barang oleh Bagian Gudang dapat dimonitor oleh Bagian Pembelian. Penggunaan komputer pada bagian-bagian lainnya hanya terbatas untuk pembuatan laporan dan penyimpanan data. Sebagai penghubung (komunikasi) antar bagian masih dilakukan secara manual, yaitu dengan berbagai bentuk form yang ada. Misalnya bagian marketing membuat form order sheet yang berupa lembaran kertas untuk kemudian diserahkan ke bagian produksi sebagai dasar untuk melaksanakan proses produksinya. Bagian BDF membuat Surat Permintaan Kain yang berupa lembaran kertas untuk diserahkan kepada Bagian Knitting perihal permintaan kain. Berbagai form yang ada ini disimpan oleh bagian yang bersangkutan, diringkas secara berkala, diinput ke komputer dan kemudian disimpan atau sebagian dicetak sebagai laporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam negeri mampu tumbuh lagi, setelah sempat hancur lebur dihantam krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam negeri mampu tumbuh lagi, setelah sempat hancur lebur dihantam krisis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir ini, perlahan-lahan perekonomian dalam negeri mampu tumbuh lagi, setelah sempat hancur lebur dihantam krisis ekonomi. Dunia industri

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada tanggal 30 September 1955, didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada tanggal 30 September 1955, didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. industri sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Dengan meningkatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan Indonesia di sektor industri pada masa sekarang ini dirasakan semakin pesat. Hal ini sejalan dengan pemahaman akan pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory Ltd. didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer pada tanggal 30 September 1955. Sejak saat berdirinya hingga tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua bidang, salah satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN OBJEK PERUSAHAAN. tekstil dan garmen, didirikan tanggal 30 September 1955 oleh Bapak Phan Wan Shit dan

BAB 3 GAMBARAN OBJEK PERUSAHAAN. tekstil dan garmen, didirikan tanggal 30 September 1955 oleh Bapak Phan Wan Shit dan 42 BAB 3 GAMBARAN OBJEK PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dan garmen, didirikan tanggal 30 September 1955 oleh Bapak Phan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu memenuhi keinginan pelanggan secara nyata baik dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu memenuhi keinginan pelanggan secara nyata baik dari segi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi di bidang perindustrian tekstil, industri tekstil dan garmen diharapkan mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang baik beserta

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1. Gambaran Umum PT Mulia Knitting Factory Ltd.

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1. Gambaran Umum PT Mulia Knitting Factory Ltd. BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Gambaran Umum PT Mulia Knitting Factory Ltd. III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejak awal didirikan, PT Mulia Knitting Factory merupakan suatu perusahaan berbentuk perseroan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KONVERSI PT. MULIA KNITTING FACTORY (STUDI KASUS PERENCANAAN PRODUKSI ) YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KONVERSI PT. MULIA KNITTING FACTORY (STUDI KASUS PERENCANAAN PRODUKSI ) YANG BERJALAN 88 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KONVERSI PT. MULIA KNITTING FACTORY (STUDI KASUS PERENCANAAN PRODUKSI ) YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia, dalam. pencapaian visi tersebut PT Mulia Knitting Factory memiliki misi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia, dalam. pencapaian visi tersebut PT Mulia Knitting Factory memiliki misi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan PT Mulia Knitting Factory merupakan perusahaan yang bergerak dibidang tekstil dan garment. PT Mulia Knitting Factory memiliki visi menjadi perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 30 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada awalnya PT. Jabatex adalah sebuah industri rumah tangga yang didirikan oleh Effendi Gunawan pada tahun 1964. Pertamakali beroperasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 69 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Gambar 3.1 di bawah ini merupakan alur dari metodologi penelitian dan pemecahan masalah di departemen knitting pada PT.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Argo Manunggal Group adalah sebuah organisasi bisnis utama meliputi tekstil, baja, Unggas,Properti, Pertambangan, Energi, pipa PVC, Asuransi, Perkebunan,

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang 20 BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Pengumpulan Data 2.1.1 Sejarah Umum Perusahaan PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian dalam. Pakaian dalam yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan produksi sesuai dengan pesanan (make to order) dan sebagian kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan produksi sesuai dengan pesanan (make to order) dan sebagian kecil BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Mulia Knitting Factory merupakan salah satu perusahaan industri yang bergerak dalam bidang produksi kain jadi dan garmen. PT. Mulia Knitting dalam melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN No.124 yang berlokasi di Jalan Moh. Toha No.147 Km 6,1 Bandung,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN No.124 yang berlokasi di Jalan Moh. Toha No.147 Km 6,1 Bandung, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah singkat PT ALENATEX PT ALENATEX didirikan pada tahun 1982 dengan akta notaris tgl 29 Mei 1979 No.124 yang berlokasi di Jalan Moh. Toha No.147 Km 6,1 Bandung,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. memproduksi merk-merk seperti PIPE S, APPLE. SWAN BRAND, dan RIDER.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. memproduksi merk-merk seperti PIPE S, APPLE. SWAN BRAND, dan RIDER. 28 BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory didirikan pada tahun 1955 oleh Pan Cin Kong. Pabrik tersebut mulanya adalah pabrik untuk pakaian dalam pria yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik beberapa point kesimpulan yang berkaitan dengan optimasi pemakaian jarum dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perusahaan garmen yang membuat lembaran kain menjadi sebuah baju yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Andini Sarana didirikan pada tanggal 31 Mei 1983 oleh Drg. John Takili dengan menempati sebuah garasi dengan beberapa mesin sederhana dan 6 orang

Lebih terperinci

Bab I - Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I - Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I - Pendahuluan I.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki banyak perusahaan industri yang bergerak diberbagai bidang produksi, salah satunya Kabupaten Bandung yang terkenal akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

BAB II. bidang pembuatan pakaian tidur orientasi ekspor, yang didirikan pada tanggal 10

BAB II. bidang pembuatan pakaian tidur orientasi ekspor, yang didirikan pada tanggal 10 BAB II 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT.Leading Garment adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan pakaian tidur orientasi ekspor, yang didirikan pada tanggal 10 Juli 1982, pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi PT. Jabatex 3.1.1 Profile PT Jabatex merupakan produsen tekstil dengan kualitas utama yang melayani baik pasar domestik maupun internasional.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang sangat potensial di Indonesia terutama untuk meningkatkan pendapatan negara. Saat

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Berjalan Penjadwalan produksi yang diterapkan pada PT. SURYA JAYA MANDIRI adalah metode penjadwalan berdasarkan FCFS (First Come First Serve), di mana

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENDOKUMENTASIAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PROSES PRODUKSI KAIN PADA PT.MULIA KNITTING FACTORY

ANALISIS DAN PENDOKUMENTASIAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PROSES PRODUKSI KAIN PADA PT.MULIA KNITTING FACTORY ANALISIS DAN PENDOKUMENTASIAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PROSES PRODUKSI KAIN PADA PT.MULIA KNITTING FACTORY TUGAS AKHIR Oleh DINA NOVITA SILAEN 1100056975 PRATIWI 1100058223 VERONICA ROSA ARYANI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bandar Bunder berada di Jl. Batubara No. 19 Tebing Tinggi. Perusahaan ini bergerak dibidang produksi alat-alat rumah tangga berupa sendok dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Prabu Jaya didirikan oleh Bapak Kisudjo Tjanggal pada tahun 1973, masih dengan nama UD. Prabu Jaya dan bergerak pada bidang produksi dan penjualan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN

BAB III OBYEK PENELITIAN BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Gambaran Umum Perusahaan III.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Multi Megah Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen. Perusahaan ini memiliki dua

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008 KEBIJAKAN PERSEDIAAN KOMPONEN JARUM DENGAN METODE PURE INTEGER LINEAR PROGRAMMING PADA DEPARTEMEN KNITTING

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. dari awal penelitian tersebut dilakukan sampai dengan akhir dari penelitian. Arti dari

BAB III OBJEK PENELITIAN. dari awal penelitian tersebut dilakukan sampai dengan akhir dari penelitian. Arti dari BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Metodologi Penelitian III.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan penelitian dari awal penelitian tersebut dilakukan sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia industri suatu kompetisi adalah hal yang wajar terjadi. Kompetisi mempunyai dampak yang positif bagi suatu perusahaan karena dengan adanya kompetisi, perusahaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Data Umum Perusahaan PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang bergerak di bidang industri garment manufacturing oleh Bapak Syarifudin

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profile Responden 4.1.1. Profile Perusahaan PT Inti Gunawantex merupakan industri textil yang tepatnya berada di kota Bandung,Jawa Barat, Indonesia. Perusahaan ini berdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : /

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : / 26 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Nama dan Alamat Perusahaan Nama : PT. Kewalram Indonesia Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana Kecamatan Cimanggung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 48 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Harapan Subur didirikan secara resmi pada tanggal 1 Juni 1999. PT. Harapan Subur ini merupakan perusahaan yang berjalan dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan industri yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa, memliki keinginan yang sama dalam mengefisiensikan pengeluaran biaya yang dialaminya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 LAPORAN KERJA. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 LAPORAN KERJA. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 LAPORAN KERJA 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Teknik industri merupakan wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan dapat mencakup ke segala bidang pekerjaan. Teknik industri mempelajari banyak hal

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting jika

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting jika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat maka kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting jika suatu perusahaan

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

Gambaran Wilayah Penelitian

Gambaran Wilayah Penelitian BAB III Gambaran Wilayah Penelitian A. Gambaran Umum PT Pismatex 1. Sejarah Berdirinya 46 PT Pismatex didirikan pada tahun 1971 di desa Klego Pekalongan oleh H Ghozi Salim (alm). PT Pismatex adalah perusahaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN CV TKB merupakan perusahaan yang bergerak dibidang garmen. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 3 Maret 2008.Perusahaan ini terletak di Jl. Gardu Raya Km. 6 No. 27 Dramaga,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Wawancara

Lampiran 1 Daftar Wawancara L1 Lampiran 1 Daftar Wawancara Daftar Pertanyaan wawancara Direktur PT. Gala Saranatex (Ibu Ferial) mengenai keadaan di perusahaan 1. Bagaimana gambaran sekilas mengenai latar belakang profil perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang 48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENULIS. Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung.

RIWAYAT HIDUP PENULIS. Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung. RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama : Jeffry Horison Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Juni 1981 Agama : Katholik Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung. PENDIDIKAN 1987-1993 SD St. Bellarminus, Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN

BAB III OBYEK PENELITIAN BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. Willindo Sukses Abadi PT. Willindo Sukses Abadi berdiri pada tanggal 31 Juli 2008 dengan akte pendirian nomor 116 dari notaris bernama Ibu Marina Soewana,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Hando Dinamika merupakan perusahaan produsen filter untuk kendaraan yang didirikan pada tahun 2005. Saat ini perusahaan berlokasi di Jl. Soekarno

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Riwayat Perusahaan PT Hens Chemindo Kurnia didirikan oleh Bapak Teddy Winata dan Bapak Budi Kurniawan, yang dikelola sepenuhnya oleh Bapak

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran kerja dalam suatu perusahaan adalah sistem manajemen organisasi dalam perusahaan tersebut. Sistem manajemen organisasi yang kompak,

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan didalamnya 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Batavia Cyclindo Industry

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Sarana Panen Perkasa merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang produksi alat-alat pertanian terkhususnya perkebunan kelapa sawit.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries atau Timatex didirikan pada tahun 1975 dan diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1976 oleh Presiden Suharto disertai

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya satu set pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN 4.1. Profil Perusahaan UD. Gunung Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian anak-anak dan pakaian dewasa. Perusahaan ini didirikan oleh Bpk. Mintarto Halim

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PD. Cahaya Fajar adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Perusahaan ini menjalankan usahanya dalam

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD.Chaniago yang beralamat di jalan Bromo ujung / jalan Sepakat no 19 Medan, merupakan suatu industri yang bergerak di bidang garmen. Usaha ini didirikan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. DADA INDONESIA adalah salah satu anak Grup DADA yang berasal dari Korea Selatan, Grup ini yang memiliki 7 Perusahaan di 4 Negara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Gambaran Umum dan Struktur Organisasi 3.1.1. Gambaran Umum PT Hungi Textilindo (HT) PT Hungi Textilindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garment. Bertempat di

Lebih terperinci