APLIKASI MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCHEDASTICITY (GARCH) UNTUK MENENTUKANVALUE AT RISK PADA ANALISIS RESIKO INVESTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCHEDASTICITY (GARCH) UNTUK MENENTUKANVALUE AT RISK PADA ANALISIS RESIKO INVESTASI"

Transkripsi

1 APLIKASI MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCHEDASTICITY (GARCH UNTUK MENENTUKANVALUE AT RISK PADA ANALISIS RESIKO INVESTASI (Skripsi Oleh ROHIMATUL ANWAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 206

2 ABSTRAK APLIKASI MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCHEDASTICITY (GARCH UNTUK MENENTUKAN VALUE AT RISK PADA ANALISIS RESIKO INVESTASI Oleh Rohimatul Anwar Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh model time series terbaikyaitu Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroschedasticity (GARCH, untuk meramalkan volatilitas, dan untuk menentukan Value at risk pada Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG periode Januari 20 hingga Februari 206. Didalam data time series, terkadang didapat variansi yang tidak konstan atau heteroschedasticity. Salah satu model untuk menyelesaikan kondisi ini adalah model GARCH. Model GARCH dapat digunakan untuk meramalkan volatilitas. Berdasarkan perhitungan Value at Risk, model GARCH dapat digunakan untuk mengestimasi risiko investasi. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa model terbaik adalah ARMA (2,2, GARCH (, dan besarnya Value at Risk pada tingkat kepercayaan 95% pada satu periode kedepan, dengan mengakarkan hasil dari ramalan variansinya diperoleh peramalan volatilitas sebesar 0, Jika seorang investor mengalokasikan dana sebesar Rp ,00 untuk berinvestasi maka terdapat 5% peluang terjadinya kerugian yang melebihi Rp ,00 selama 24 jam kedepan. Kata kunci : Heteroskedasitas, Volatilitas, Value at Risk

3 ABSTRACT APPLICATION GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCHEDASTICITY (GARCH MODEL TO DETERMINE OF VALUE AT RISK IN ANALYSIS OF RISK By Rohimatul Anwar The aim of this study were to find the best time series model, namely Generalized Autoregressive Conditional Heteroschedasticity (GARCH model, to avaluate the forecast of volatility, and to determine the Value at Risk data Price Composite Index From January 20 to February 206. In time series data, sometimes the behaviour of variance of the time series data are not constant or heteroschedasticity. One of the models to deal with this tipe of problem, we can use GARCH model. GARCH model can be used to forecast volatility. Based on the Value At Risk, GARCH model can be used to estimate the invesment risk. Based on the analysis, it was found that the best model is ARMA (2,2, GARCH (, and at the level confidence interval 95% the Value at Risk on one future period with multiplying the result of the variance for forecasting volatility it was found that 0, If an investment give allocated funds of Rp ,00 to invest as a result there was a 5% chance of occurrence of losses in excess of Rp ,00 during the next 24 hours. Keywords: Heteroschedasticity, Volatility, Value at Risk

4 APLIKASI MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCHEDASTICITY (GARCH UNTUK MENENTUKAN VALUE AT RISK PADA ANALISIS RESIKO INVESTASI Oleh ROHIMATUL ANWAR Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS Pada Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 206

5

6

7

8 PERSEMBAHAN Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT penulis persembahkan karya kecil ini untuk : Orang Tua Tercinta yang telah menjadi motivasi terbesar selama ini. Kakak penulis Nurul dan Rohmat yang menjadi kebanggaan dan adik Ela penyemangat penulis untuk menjadi kakak yang bisa dibanggakan. Sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat, motivasi dan doa kepada penulis. Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa dalam mengarahkan dan membimbing penulis dan Almamaterku Universitas Lampung

9 KATA INSPIRASI...Dan sesungguhnya Allah ilmunya benar-benar meliputi segala sesuatu (Q.S. At Talaq 2 Belajar memang melelahkan, namun akan lebih melelahkan lagi bila saat ini kamu tidak belajar (Anonim You Are What You Think (Ima Jangan lihat kemampuan kita, tapi lihatlah kemampuan Allah (Ima

10 SANWACANA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada the real idol kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Skripsi dengan judul Aplikasi Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroschedasticity (GARCH Untuk Menentukan Value At Risk Pada Analisis Resiko Investasi disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si. di Universitas Lampung. Dengan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada :. Bapak Mustofa Usman, P.h.D. selaku Dosen Pembimbing I, terima kasih untuk bimbingan dan kesediaan waktunya selama penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Widiarti, S.Si., M.Si.. selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih untuk bantuan dan masukannya selama penyusunan skripsi. 3. Ibu Dian Kurniasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji, terima kasih atas kesediannya untuk menguji, memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu Dr. Asmiati, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan pembelajarannya selama ini.

11 5. Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc., P.hD. selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 7. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Matematika. 8. Orang tua tercinta yang tak pernah berhenti melantunkan doa,selalu memberi semangat dan nasehat, serta memberikan banyak pembelajaran hidup serta kakak Nurul dan Rohmat yang penulis banggakan dan adik Ela tersayang. 9. Sahabat satu bimbingan skripsi yaitu Riyama, Anisa, Hana, Mbak Desti dan Rendy yang bersama-sama saling memberikan doa, semangat, dukungan, dan belajar dalam menyelesaikan skripsi. 0. Sahabat-sahabat seperjuangan yaitu Gerry, Yefta, Ernia, Selvi, Yanti, Anggy, Maya, Ratih, Audi, Naelu, Erni, Agnes, Elva, Mput, Dwi, Chandra, Danar, Jo, Topik, Angger, Bapak Anwar dan teman-teman Matematika Presidium BEM FMIPA yaitu Anwar, Moko dan Taqiya, serta Pimpinan dan pengurus BEM FMIPA terima kasih atas doanya. 2. Presidium, pimpinan serta seluruh pengurus BEM FMIPA terima kasih atas ukhuwah yang telah terjalin sampai saat ini. 3. Keluarga KKN KEBANGSAAN 205 Desa Teluk Mesjid Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau. 4. Almamater tercinta Universitas Lampung. Bandar Lampung, September 206 Penulis Rohimatul Anwar

12 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Labuhan Ratu Satu, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur pada tanggal 7 Oktober 994, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, pasangan Bapak Drs. H. Popon Saeful Anwar dan Ibu Siti Barroh, S.Pd.I. Menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK Baitul Muslim pada tahun , SD N 4 Braja Sakti pada tahun , SMP N Way Jepara pada tahun , kemudian bersekolah di SMA N Way Jepara pada tahun Tahun 202 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui Jalur SNMPTN tulis. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif di beberapa organisasi internal dan eksternal kampus seperti Rohani Islam (ROIS FMIPA Unila sebagai Anggota Bidang Kajian, Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika (HIMATIKA FMIPA Unila sebagai anggota Kaderisasi dan Kepemimpinan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FMIPA Unila sebagai Bendahara Departemen Hubungan Luar dan Pengabdian Masyarakat (HLPM, Ikatan Mahasiswa Lampung Timur (IKAM LAMTIM sebagai Sekretaris Departemen Sosial Masyarakat dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FMIPA Unila sebagai Bendahara Eksekutif.

13 Pada Februari 205 penulis melakukan Kerja Praktik (KP di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS Kota Bandar Lampung dan Agustus 205 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan (KKN Kebangsaan di Provinsi Riau, dan ditempatkan di Desa Teluk Mesjid, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Penulis pernah mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA tahun 204/205.

14 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... I. PENDAHULUAN halaman.. Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 x xi II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Jenis Data Bedasarkan Waktu Pengumpulannya Analisis Deret Waktu (Time Series Stasioneritas Uji Augmented Dickey Fuller (ADF Fungsi Autokorelasi dan Fungsi Autokorelasi Parsial Fungsi Autokorelasi Fungsi Autokorelasi Parsial Proses White Noise Model Autoregressive (AR Bentuk Umum Model Autoregressive AR (p Order Pertama Autoregressive AR ( Model Moving Average (MA Order Pertama Moving Average MA ( Model Autoregressive Moving Average (ARMA Metode Pembentukan ARIMA Identifikasi Model Pendugaan Parameter Model ARIMA Uji Signifikansi Parameter Pemeriksaan Diagnostik Model Autoregressive Conditional Heteroschedasticity (ARCH Uji ARCH Lagrange Multiplier (LM Model Generalized ARCH (GARCH Pendugaan Parameter Model GARCH... 29

15 2.4 Metode Newton Raphson Kriteria Informasi untuk Memilih Model GARCH Return Resiko Volatilitas Value at Risk (VaR III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Waktu dan Tempat Penelitian Data Penelitian Metode Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Uji Stasioneritas Data Prosedur Box-Jenkins Identifikasi Model Estimasi Model ARIMA Pendugaan Parameter dan Uji Signifikansi Parameter Uji Kecocokan Model Identifikasi Model GARCH Pendeteksian Efek ARCH Pendugaan Parameter Model GARCH (, Metode Maximum Likelihood Estimation (MLE Metode Newton Raphson Peramalan Volatilitas Perhitungan VaR V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

16 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2. Identifikasi Order Model ARIMA dengan Pola Grafik ACF dan PACF Hasil Output Uji Augmented Dickey Fuller Hasil Output Best model ARIMA Nilai SBC pada ARMA (2, Nilai AICC pada ARMA (2, Nilai Duga Parameter ARMA (2, Output Uji Komogorov Smirnov Output Uji Lagrange Multiplier Hasil Mean Model dan Variansi Model secara Bersama Hasil Perhitungan Cornish Fisher Expansion Hasil Perhitungan VaR Model ARMA(2,2 GARCH (,... 58

17 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3. Flow Chart Metode Penelitian Plot Return Harga Saham Plot Ln Return Harga Saham Grafik ACF dan PACF ln return IHSG Januari 20 - Februari Grafik Standar Residual, ACF dan p-value Statistik Ljung-Box Model ARMA (2, QQ-Plot ARMA (2, Plot ACF Kuadrat Residual Plot PACF Kuadrat Residual... 50

18 ` I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Data time series merupakan data yang dicatat selama periode tertentu. Biasanya berupa data harian, mingguan, bulanan, enam bulanan maupun tahunan. Polanya dapat berupa pengulangan masa lalu maupun tidak memiliki pola. Data time series yang memiliki pola pengulangan disebut time series musiman, sebagai contoh adalah data pergerakan saham sebuah perusahaan. Pada kasus time series non musiman, metode Box Jenkins memodelkan dengan menentukan beberapa kriteria yang kemudian dikenal dengan model ARMA dan ARIMA. Kriteria-kriteria tersebut meliputi fungsi Autocorelation (ACF dan Parcial Autorcorelation (PACF. Sama halnya pada kasus time series musiman, Box Jenkins memodelkan dengan memanfaatkan kriteria yang sama. Model ARIMA musiman atau Seasonal-ARIMA (SARIMA terkadang memberikan model yang estimasinya jauh dari hasil yang diharapkan. Sedangkan model Autoregresive Moving Average (ARMA mengasumsikan bahwa variansi sesaat dari model adalah konstan. Pada kenyataan dilapangan sering dijumpai data time series yang memiliki variansi sesaat tidak konstan. Seperti pada data saham memiliki ragam pengembalian harga saham yang tidak konstan di setiap titiknya. Kondisi yang

19 2 seperti ini disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas adalah gangguan model regresi dengan variansi pengamatan tidak konstan. Jika diketahui secara pasti bahwa data time series memiliki variansi sesaat tidak konstan kemudian dipaksa menggunakan model ARMA, maka akan diperoleh nilai ramalan dengan selang kepercayaan yang lebar. Value at Risk merupakan pengukuran resiko terburuk dari investasi dengan tingkat kepercayaan tertentu pada kondisi pasar yang normal. Untuk menghitung Value at Risk dibutuhkan peramalan volatilitas. Dalam matematika, volatilitas ini disebut dengan variansi. Model time series dengan asumsi variansi sesaat tidak konstan (heteroskedastisitas dapat diterapkan pada pemodelan volatilitas tersebut. Menurut Bollerslev (986, data runtun waktu yang mengandung unsur heteroskedastisitas dapat dimodelkan dengan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH. Pada penelitian ini akan diterapkan model GARCH dalam perhitungan Value at Risk pada data saham harian penutupan Index Harga Saham Gabungan (IHSG..2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :. Mengestimasi parameter model GARCH 2. Memperoleh model terbaik pada studi kasus saham harian penutupan IHSG Januari 20 hingga Februari 206 dengan model GARCH 3. Menerapkan model GARCH dalam menentukan nilai Value at Risk

20 3.3 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :. Mengetahui tahapan proses dalam memodelkan data dengan pendekatan model GARCH 2. Mengetahui model terbaik pada studi kasus data harga saham harian penutupan IHSG Januari 20 hingga Februari Menerapkan model terbaik pada studi kasus data harga saham harian penutupan IHSG Januari 20 hingga Februari 206 dalam menentukan nilai Value at Risk

21 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Jenis Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya Menurut Gujarati dan Porter (2009 jenis data berdasarkan waktu pengumpulannya terbagi menjadi tiga, yaitu time series, cross-section dan panel.. Data Time series Data time series adalah kumpulan nilai-nilai pengamatan dari suatu variabel yang diambil pada waktu yang berbeda. Data jenis ini dikumpulkan pada interval waktu tertentu, misalnya harian,mingguan, bulanan, dan tahunan. 2. Data Cross-section Data cross-section adalah data dari satu variabel atau lebih yang dikumpulkan pada waktu tertentu secara bersamaan. 3. Data Panel Data panel adalah data yang elemen-elemennya merupakan kombinasi dari data time series dan data cross-section. 2.2 Analisis Deret Waktu (Time Series Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang diambil secara beruntun berdasarkan interval waktu yang tetap (Wei, 2006.

22 5 Rangkaian data pengamatan time series dinyatakan dengan variabel Xt dimana t adalah indeks waktu dari urutan pengamatan. 2.3 Stasioneritas Stasioner berarti bahwa tidak terdapat perubahan drastis pada data. Fluktuasi data berada di sekitar suatu nilai rata-rata yang konstan, tidak tergantung pada waktu dan variansi dari fluktuasi tersebut. Stasioneritas dibagi menjadi 2 yaitu:. Stasioner dalam rata-rata Stasioner dalam rata-rata adalah fluktuasi data berada di sekitar suatu nilai rata-rata yang konstan, tidak bergantung pada waktu dan variansi dari fluktuasi tersebut. Dari bentuk plot data seringkali dapat diketahui bahwa data tersebut stasioner atau tidak stasioner. 2. Stasioner dalan variansi Sebuah data time series dikatakan stasioner dalam variansi apabila struktur dari waktu ke waktu mempunyai fluktuasi data yang tetap atau konstan dan tidak berubah-ubah. Secara visual untuk melihat hal tersebut dapat dibantu dengan menggunakan plot time series, yaitu dengan melihat fluktuasi data dari waktu ke waktu (Wei, Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF Proses unit root merupakan proses analisis deret waktu yang mengalami ketidakstasioneran. Indikasi terdapatnya unit root adalah adanya random walk

23 6 yang artinya data deret waktu tidak stasioner pada ragam karena ragamnya merupakan fungsi dari waktu. Misalkan persamaan regresi Salah satu uji unit root adalah Uji Augmented Dickey Fuller (ADF. Uji ADF dilakukan dengan menghitung nilai (tau statistik dengan rumus: Hipotesis dilakukan sebagai berikut: : : Jika ( 0 (yang artinya X tidak stasioner 0 (yang artinya X stasioner statistik < tabel maka tidak ditolak yang berarti data dikatakan tidak stasioner (Gujarati dan Porter, Fungsi Autokorelasi dan Fungsi Autokorelasi Parsial Dalam metode time series, alat utama untuk mengidentifikasi model dari data yang akan diramalkan menggunakan fungsi autokorelasi /Autocorrelation Function (ACF dan fungsi autokorelasi parsial / Partial Autocorrelation Function (PACF.

24 Fungsi Autokorelasi Menurut Wei (2006 proses stasioner suatu data time series (Xt memilih E(Xt µ dan variansi Var (Xt E (Xt - µ2 σ2 yang konstan dan kovarian Cov (Xt,Xtk, yang fungsinya hanya pada perbedaan waktu t- (tk. Maka dari itu, hasil tersebut dapat ditulis sebagai kovariansi antara Xt dan Xtk sebagai berikut : Cov (Xt,Xtk E (Xt - µ(xtk - µ dan korelasi antara Xt dan Xtk didefinisikan sebagai (, ( ( dan dimana notasi ( fungsi autokovarian dan time series, dan (. Sebagai fungsi dari k, disebut disebut fungsi autokorelasi (ACF. Dalam analisis menggambarkan kovarian dan korelasi antara Xt dan Xtk dari proses yang sama, hanya dipisahkan oleh lag ke-k. Fungsi autokovariansi dan fungsi autokorelasi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :. Var ( ; ; dan.. untuk semua k, dan adalah fungsi yang sama dan simetrik lag k0. Bukti. Dengan menggunakan definisi korelasi antara Xt dan Xtk, akan dibuktikan bahwa Var ( ; (, ( (.

25 8 Diberikan k 0, maka (, ( (, ( ( ( ( ( ( ( 2. Sifat kedua merupakan akibat dari persamaan autokorelasi kurang dari atau sama dengan dalam nilai mutlak. 3. Sifat tersebut diperoleh dari perbedaan waktu antara Cov (Xtk, Xt Cov (Xt, Xtk ( dan. Oleh sebab itu, fungsi autokorelasi sering hanya diplotkan untuk lag nonnegatif. Plot tersebut kadang disebut korrelogram. Menurut Pankratz (99, penduga koefisien ( adalah dugaan dari koefisien autokorelasi secara teoritis yang bersangkutan ( dengan. Nilai tidak sama persis yang berkorespondensi dikarenakan error sampling. Distribusi dari kemungkinan nilai-nilai disebut dengan distribusi sampel. Galat baku dari distribusi sampling adalah akar dari penduga variansinya.

26 9 Pengujian koefisien autokorelasi : H0 : 0 (Koefisien autokorelasi tidak berbeda secara signifikan H : 0 (Koefisien autokorelasi berbeda secara signifikan Statistik uji : t dengan ( ( ( dan SE ( SE ( : standard error autokorelasi pada saat lag k : autokorelasi pada saat lag k k : time lag T : jumlah observasi dalam data time series Kriteria keputusan : tolak H0 jika nilai t hitung > tα/2,df dengan derajat bebas df T-, T merupakan banyaknya data dan k adalah lag koefisien autokorelasi yang diuji Fungsi Autokorelasi Parsial Autokorelasi parsial digunakan untuk mengukur tingkat keeratan antara Xt dan Xtk, apabila pengaruh dari time lag, 2, 3,...,dan seterusnya sampai k- dianggap terpisah. Ada beberapa prosedur untuk menentukan bentuk PACF. Salah satunya akan dijelaskan sebagai berikut. Fungsi autokorelasi parsial dapat dinotasikan dengan: corr (Xt, Xtk Xt,..., Xtk-

27 0 Misalkan Xt adalah proses yang stasioner dengan E (Xt 0, selanjutnya Xtk dapat dinyatakan sebagai model linear Xtk dengan adalah parameter regresi ke-i dan tidak berkorelasi dengan (2. adalah nilai kesalahan yang dengan j,2,, k. Untuk mendapatkan nilai PACF, langkah pertama yang dilakukan adalah mengalikan persamaan (2. dengan pada kedua ruas sehingga diperoleh : Xtk Selanjutnya nilai harapannya adalah ( XtkE( ( Dimisalkan nilai maka diperoleh ( (, j0,,,k dan karena Xtk ( ( 0, (2.2 Persamaan (2.2 dibagi dengan 0 diperoleh , j,2,3,,k untuk j,2,3,,k didapatkan sistem persamaan sebagai berikut : 2 2 2,, (2.3

28 Sistem persamaan (2.3 dapat diselesaikan dengan menggunakan aturan Cramer. Persamaan (2.3 untuk j,2,3,,k digunakan untuk mencari nilai-nilai fungsi autokorelasi parsial lag k yaitu,,,. a. Untuk lag pertama (k dan (j diperoleh sistem persamaan sebagai berikut : sehingga karena, yang berarti bahwa fungsi autokorelasi parsial pada lag pertama akan sama dengan fungsi autokorelasi pada lag pertama. b. Untuk lag kedua (k 2 dan (j,2 diperoleh sistem persamaan (2.4 Persamaan (2.4 jika ditulis dalam bentuk matriks akan menjadi diperoleh, 22, dan dengan menggunakan aturan Cramer det( 2 det( 2 c. Untuk lag ketiga (k 3 dan (j,2,3 diperoleh sistem persamaan (2.5

29 2 Persamaan (2.5 jika ditulis dalam bentuk matriks akan menjadi, dan dengan menggunakan aturan Cramer diperoleh 2 det( 3 2 det( d. Untuk lagke j,2,3,, k diperoleh sistem persamaannya adalah (2.6 Persamaan (2.6 jika dinyatakan dalam bentuk matriks menjadi Dengan aturan Cramer diperoleh 22 33

30 3 Nilai autokorelasi parsial lag k hasilnya adalah det( det( dengan disebut PACF antara Xt dan Xtk Fungsi autokorelasi parsial (PACF adalah himpunan dari { Fungsi ;,2, } menjadi notasi standar untuk autokorelasi parsial antara observasi Xt dan Xtk dalam analisis time series. Fungsi akan bernilai nol untuk k > p. Sifat ini dapat digunakan untuk identifikasi model AR dan MA, yaitu pada model Autoregressive berlaku ACF akan menurun secara bertahap menuju nol dan Moving Average berlaku ACF menuju ke-0 setelah lag ke-q sedangkan nilai PACF model AR yaitu 0, k > p dan model MA yaitu 0, k > q Hipotesis untuk menguji koefisien autokorelasi parsial adalah sebagai berikut H0 : H : 0 0 Taraf signifikansi : α 5% Statistik uji : (

31 4 dengan ( Kriteria keputusan : Tolak H0 jika t hitung >, dengan derajat bebas df T-, T adalah banyaknya, data dan k adalah lag autokorelasi parsial yang akan diuji (Wei, Proses White Noise Suatu proses εt disebut proses white noise jika data terdiri dari variabel acak yang independen dan berdistribusi identik dengan rata-rata konstan E (εt0, variansi konstan Var (εt σ2 dan Cov (εt, εtk 0 untuk k 0. Pada umumnya proses white noise diasumsikan berdistribusi normal dengan mean nol dan variansi konstan. Bukti Dengan diasumsikan bahwa εt ~ N(0, (εt (εt,εt-i dan (. Maka: (εt-i Dimana correlation (εt,εt-i Akan dibuktikan bahwa εt adalah variabel acak yang independen dan berdistribusi identik yaitu (εt,εt-i (εt. (εt-i

32 5 ( (εt,εt-i ( ( ( (εt (εt-i Terbukti i.i.d Sehingga dapat ditulis εt ~ N (0,. Berikut merupakan proses white noise stasioner. Fungsi autokovariansi, 0, 0 0, 0, 0 0 Fungsi autokorelasi Fungsi autokorelasi parsial, 0, 0 0 Proses white noise dapat dideteksi menggunakan uji autokorelasi residual pada analisis error-nya. Uji korelasi residual digunakan untuk mendeteksi ada

33 6 tidaknya korelasi residual antar lag. Langkah-langkah pengujian korelasi residual yaitu : H0 : H: 0 (residual tidak terdapat autokorelasi 0, k, 2,, K (residual terdapat autokorelasi Taraf signifikansi α 5% Statistik uji Ljung Box-Pierce. Rumus uji Ljung Box-Pierce : ( 2 dengan T : banyaknya data K : banyaknya lag yang diuji : dugaan autokorelasi residual periode k Kriteria keputusan yaitu tolak H0 jika -hitung > (, tabel, dengan derajat kebebasan K dikurangi banyaknya parameter pada model atau p-value < α, artinya εt adalah barisan yang tidak memiliki korelasi (Wei, Model Autoregressive (AR Autoregressive adalah suatu bentuk regresi tetapi bukan yang menghubungkan variabel tak bebas, melainkan menghubungkan nilai-nilai sebelumnya pada time lag (selang waktu yang bermacam-macam. Jadi suatu model Autoregressive akan menyatakan suatu ramalan sebagai fungsi nilai-nilai sebelumnya dari time series tertentu (Makridarkis et.al., 992.

34 Bentuk Umum Model Autoregressive AR(p Bentuk umum orde ke-p model Autoregressive adalah Dimana (2.7 white noise. Persamaan (2.7 dapat juga ditulis Φ(B Dimana Φ(B untuk AR (p stasioner ( dan ( (, ( ( Kemudian kita peroleh., ( (0 0 (, 0 >0, (2.8 ( (0 ( Hasil pembagian persamaan (2.8 dengan (0 untuk k > 0 dapat digunakan untuk mencari nilai ACF pada proses AR (p yang memenuhi persamaan YuleWalker ( ( k, 2, (Montgomery, Jennings, & Kulachi, 2008.

35 Order Pertama Autoregressive AR( Order pertama autoregressive artinya autoregressive hanya dipengaruhi satu periode sebelumnya saja. Diberikan persamaan time series stasioner sebagai berikut : Ψ( dimana Ψ( < sehingga dapat ditulis diperoleh 2. Dengan pendekatan eksponensial 2 dimana (2.9 (2.0 Kita dapat mengkombinasikan persamaan (2.9 dan (2.0 sebagai Dimana. Persamaan 2 (2. (2. disebut order pertama proses autoregressive karena merupakan regresi dari xt pada xtproses AR ( stasioner jika <. Rata-rata dari AR ( yang stasioner adalah ( (2.2

36 9 Autokovarian dari AR ( dapat dihitung dari persamaan (2.9 ( untuk k 0,, 2, Nilai varian diberikan sebagai: (0 Hubungan dengan fungsi autokorelasi diberikan sebagai: Ini ( ( ( untuk k 0,, 2, 3, menyebabkan proses stasioner AR ( turun secara eksponensial (Montgomery, Jennings, & Kulachi, Model Moving Average (MA Model moving average dengan order q dinotasikan MA (q didefinisikan sebagai : xt µ εt - θ εt-- θ2 εt-2- θ3 εt-3- - θq εt-q ; εt ~ N (0,σ2 xt : nilai variabel pada waktu ke-t εt : nilai error pada waktu t θi : koefisien regresi, i:,2,3,,q q : order MA Persamaandi atas dapat ditulis dengan operator backshift (B, menjadi : xt µ ( θ B θ2 B2 θq Bq εt µ ( - µ Θ( εt dimana Θ( - εt (2.3

37 20 Karena εt white noise, nilai harapan MA (q adalah E (Xt E (µ εt - θ εt- - θ2 εt-2 - θ3 εt θq εt-q µ Var (xt (0 Var (µ εt - θ εt- - θ2 εt-2 - θ3 εt θq εt-q σ2 ( θ2 θ22 θq2 Dengan cara yang sama diperoleh nilai autokovarian pada lag k ( Cov (xt, xtk E [(µ εt - θ εt- - - θq εt-q ( µ εtk - θ εtk- - - θq εtk-q] 0 >, 2,, Diperoleh nilai autokorelasi pada lag k yaitu ( ( (0 ( 0,,, 2, 3, > Dari bagian ini diperoleh bahwa nilai ACF sangat membantu dalam mengindentifikasi model MA dan order cut off tepat setelah lag q (Montgomery, Jennings, & Kulachi, Order Pertama Moving Average MA( Model paling sederhana dari Moving Averageyakni MA ( ketika nilai q yaitu: xt µ εt - θ εt- untuk model MA ( kita peroleh nilai autocovariance function (0 (

38 2 ( ( 0 k> Demikian pula, kita peroleh fungsi autokorelasi ( ( 0 > Kita dapat lihat bahwa lag pertama fungsi autokorelasi pada MA ( dibatasi ( 2 dan autokorelasi cut off setelah lag (Montgomery, Jennings, & Kulachi, Model Autoregressive Moving Average (ARMA Dalam bentuk umum, model Autoregressive Moving Average atau ARMA(p,q diberikan sebagai Persamaan 2.4 dapat ditulis dengan backshift operator menjadi: (- atau dengan Φ( Xt ( Θ( xt nilai variabel pada waktu ke-t koefisien regresi ke-, i,2,3,...,p p order AR (2.4

39 22 parameter model MA ke-i, i,2,3,...,q nilai error pada waktu ke-t,,,., error pada saat t, t-, t-2,...,t-q dan diasumsikan White Noise dan normal (Wei, Metode Pembentukan ARIMA 2.9. Identifikasi Model Menurut Makridarkis, et.al (992 hal pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah apakah time series bersifat stasioner atau tidak. Kestasioneran suatu time series dapat dilihat dari plot ACF dan PACF yaitu koefisien autokorelasinya dan autokorelasi parsialnya menuju nol. Jika terdapat lag autokorelasi sebanyak q yang berbeda dari nol secara signifikan maka prosesnya adalah MA(q. 2. Jika terdapat autokorelasi parsial sebanyak p yang berbeda dari nol secara signifikan maka prosesnya adalah AR(p. Tabel 2. Identifikasi Order Model ARIMA dengan Pola Grafik ACF dan PACF Model White Noise ARIMA (0,0,0 ARIMA (0,,0 d ACF tidak ada lag yang signifikan turun secara lambat Autoregressive (AR ARIMA (,0,0 turun secara eksponensial (negative spikes > 0 ARIMA (,0,0 Bergerak naik-turun (dimulai dari negative spike < 0 PACF tidak ada lag yang signifikan signifikan pada order pembedaan Cut off setelah lag (negative spike Cut off setelah lag (negative spike

40 23 ARIMA (2,0,0, 2 > 0 turun secara eksponensial (negative spikes ARIMA (2,0,0 > 0, 2 < 0 Bergerak naik-turun secara eksponensial ARIMA (0,0, θ > 0 Cut off setelah lag (negative spike ARIMA (0,0, θ < 0 Cut off setelah lag (negative spike ARIMA (0,0,2 θ,θ2 > 0 lag dan lag 2 signifikan (negative spikes ARIMA (0,0,2 θ,θ2 < 0 lag dan lag 2 signifikan (negative spikes lag dan lag 2 signifikan (negative spikes signifikan pada lag (negative spike, signifikan pada lag 2 (negative spike Moving Average (MA turun secara eksponensial (negative spike Bergerak naik-turun menuju nol (positive and negative spikes turun secara eksponensial (negative spikes Bergerak naik-turun menuju nol (positive and negative spikes AR dan MA ARIMA (,0, > 0, θ > 0 ARIMA (,0, > 0, θ < 0 ARIMA (,0, < 0, θ > 0 ARIMA (,0, < 0, θ < 0 turun secara eksponensial (negative spikes turun secara eksponensial (negative spikes Bergerak naik-turun secara tidak beraturan Bergerak naik-turun secara tidak beraturan (positive and negative spikes turun secara eksponensial (negative spikes turun menuju nol (positive and negative spikes turun secara eksponensial (negative spikes Bergerak naik-turun secara tidak beraturan (positive and negative spikes Pendugaan Parameter Model ARIMA Pendugaan parameter model ARIMA dilakukan dengan menggunakan metode Maximum likelihood estimation. Metode ini menggunakan prinsip memaksimumkan fungsi likelihood dari model ARIMA untuk menduga parameter dan θ. Diberikan bentuk umum model ARIMA (p,q sebagai berikut :

41 24 dimana (0, (,,,...,,, dan vektor parameter yang akan diestimasi adalah,,, fungsi kepekatan peluang dari ( (, didefinisikan sebagai berikut :,., Kita dapat menuliskan fungsi likelihood dari (,,,...,, L( ( (,,, Kemudian ln likelihood ln L( ln ln ln (2π ln ( ln (2π ln ( ln 2 ln Selanjutnya turunan dari ln L( terhadap (2.5 ditentukan menggunakan persamaan (2.5 yaitu sebagai berikut : ( ( (Wei, 2006.

42 Uji Signifikansi Parameter Uji signifikansi parameter digunakan untuk mengetahui apakah parameter yang diperoleh signifikan dalam model atau tidak. Pengujian hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut : Parameter Autoregressive AR (p, yaitu: H0 : H : 0 (parameter tidak signifikan dalam model 0 (parameter signifikan dalam model Taraf signifikansi α 0,05 Jika nilai p-value < α maka tolak H0 atau dapat dikatakan parameter signifikan dalam model. Jika nilai p-value > α maka tidak ada alasan menolak H0 Parameter Moving Average MA (q, yaitu: H0 : 0 (parameter tidak signifikan dalam model H : 0 (parameter signifikan dalam model Taraf signifikansi α 0,05 Jika nilai p-value < α maka tolak H0 atau dapat dikatakan parameter signifikan dalam model. Jika nilai p-value > α maka tidak ada alasan menolak H Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan diagnostik dilakukan dengan mengamati apakah residual dari model terestimasi merupakan proses white noise atau tidak. Model dikatakan memadai jika asumsi dari error ( t memenuhi proses white noise dan berdistribusi normal.

43 26 Uji kenormalan error digunakan untuk melihat apakah suatu proses error berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov dengan hipotesis H0 residual berdistribusi normal H residual tidak berdistribusi normal Dengan statistik uji Dhitung Ft Fs <, Dengan Ft maka terima H0. Jika Dhitung > Dtabel maka tolak H0. Probabilitas komulatif normal (Ft0,05 - Ztabel. Fs Probabilitas komulatif empiris (banyaknya angka sampai angka ke ni /banyaknya seluruh angka pada data. Salah satu pemilihan model terbaik dari beberapa model yang sesuai dapat berdasarkan nilai AIC (Akaike s Information Criterion dan SBC (Schwarz Bayesian Criteria, rumus AIC dan SBC : AIC T ln ( 2k SBC T ln ( k ln (T Dengan MSE ( k T jumlah pengamatan SSE ( jumlah parameter yang diduga Nilai minimum pada AIC dan SBC mengindikasikan model terbaik (Yafee, 2000.

44 Model Autoregressive Conditional Heteroschedasticity (ARCH Conditional variance dari residual yang dilambangkan dengan t 2, dapat ditulis dengan t 2 (2.6 Dimana variance residual bergantung pada lag ke q dari kuadrat residual, yang dikenal sebagai Autoregresive Conditional Heteroscedastic (ARCH. Secara Lengkap Model ARCH dapat dituliskan sebagai berikut. t dengan 2. 2 ~ (0, 2 merupakan persamaan conditional mean (Brooks, 204. Uji ARCH Lagrange Multiplier (LM Uji untuk menentukan apakah efek-arch ada pada residual dari model dilakukan dengan langkah-langkah berikut.. Jalankan sebarang bentuk regresi linear, seperti: 2. Kuadratkan residualnya dan regresikan residual tersebut pada lag ke q untuk menguji order ke-q ARCH, t 2 dengan adalah residual. Dapatkan dari regresi ini.

45 28 3. Statistik uji didefinisikan sebagai dimana (2.7 T menyatakan jumlah observasi dan ( ( adalah r-square, dan berdistribusi (. 4. Menentukan hipotesis nol dan alternatif adalah (Brooks, : 0 atau 0, i,2,...,q 0 atau... atau 0 Model Generalized ARCH (GARCH Model GARCH dikembangkan oleh Bollerslev (986. Model GARCH mengizinkan conditional variance bergantung terhadap conditional variance pada lag sebelumnya. Dengan demikian, persamaan conditional variance menjadi t 2 (2.8 Dimana nilai sekarang dari conditional variance diparameterisasi untuk bergantung terhadap lag ke-q dari kuadrat residualnya dan lag ke-p dari conditional variance, dilambangkan dengan GARCH (p,q. Secara lengkap model GARCH dapat dituliskan sebagai berikut. ~ (0, 2

46 29 t Dengan 2 merupakan persamaan conditional mean (Brooks, Pendugaan Parameter Model GARCH Metode yang digunakan untuk menduga parameter model GARCH adalah metode kemungkinan maksimum. Metode kemungkinan maksimum adalah metode untuk menduga satu sebaran dengan memilih dugaan-dugaan yang nilai-nilai parameternya diduga dengan memaksimalkan fungsi kemungkinannya, metode kemungkinan maksimum merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan untuk mencari nilai estimasi dari suatu parameter. Menurut Herhyanto (2003, misalkan X adalah peubah acak kontinu atau diskrit dengan fungsi kepekatan peluang yang tidak diketahui. Misalkan, ( ;, dengan,..., adalah salah satu sampel merupakan sampel acak berukuran n maka fungsi kemungkinan likelihood dari sampel acak itu adalah L( ( ;, ( ;,..., ( ; Dalam hal ini, fungsi kemungkinan adalah fungsi dari parameter yang tidak diketahui. Biasanya untuk mempermudah penganalisaan, fungsi kemungkinan L( diberi log natural (ln. Penduga kemungkinan maksimum dari adalah nilai yang memaksimalkan fungsi L(. 2.4 Metode Newton Raphson Kebanyakan persoalan model matematika dalam bentuk yang rumit. Sehingga tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik yang sudah umum untuk

47 30 mendapatkan solusi eksak. Bila metode analitik tidak dapat lagi diterapkan, maka solusi dari persoalan model matematika tersebut masih dapat diselesaikan metode numerik. Dalam metode numerik, pencarian akar ( 0 dilakukan dengan iterasi. Diantara semua metode akar, metode Newton Rapshonlah yang paling terkenal dan paling banyak dipakai dalam terapan sains dan rekayasa. Metode ini paling disukai karena tingkat konvergensinya paling cepat diantara metode lain. Metode Newton Raphson adalah metode untuk menyelesaikan persamaan non linear secara iteratif seperti persamaan likelihood yang mencari lokasi yang memaksimalkan suatu fungsi. Dasar dari metode ini adalah pendekatan deret Taylor: p f(θ p ( (θ i i! (θ i (θ θ i Bila pada suku orde : ( (θ ( - ( Karena persoalan mencari akar, maka ( 0 (θ ( θ - ( ( - ( 0, sehingga Metode ini dapat diperluas untuk menyelesaikan sistem persamaan dengan lebih dari satu parameter. Misal θ, θ,.., θ maka iterasinya sebagai berikut: θ θ (H G

48 3 Dengan indeks t menyatakan ukuran iteratif. Adapun langkah-langkah metode iterasi Newton Raphson adalah sebagai berikut:. Ambil estimasi awal dari θ misal θ. 2. θ θ H θ 3..θ θ θ H θ G(θ merupakan derivative pertama dari f(θ pada θ θ. G(θ dengan θ (H G. H θ H dan G(θ G 4. Estimator θ diiteratif hingga diperoleh nilai jarak antara θ kecil atau θ Untuk G, θ θ ε. sehingga dan θ sangat dan θ dalam bentuk vektor, dan H dalam bentuk matriks yaitu : ( Dan G : ( F(θ (θ H : F(θ θ (Gilat dan Subramaniam, 20. F(θ F(θ... θ θ θ θ F(θ F(θ... θ θ θ

49 Kriteria Informasi untuk Memilih Model GARCH Kriteria Informasi yang paling sering digunakan ada tiga yaitu Akaike s (974 Information Criterion (AIC, Schwarz s (978 Bayesian Information Criterion (SBIC dan Hannan-Quin Criterion (HQIC. Secara aljabar ketiga informasi kriteria tersebut dapat ditulis sebagai berikut : ln ln ln Dengan ln ln(ln (2.9 (2.20 (2.2 adalah jumlah total parameter yang diduga dan T adalah ukuran sampel. Kriteria informasi sebenarnya adalah meminimumkan dengan kendala,, dimana limit atas ditentukan pada jumlah dari moving average ( dan atau autoregressive ( yang akan dipertimbangkan (Brooks, Return Return dari suatu aset adalah tingkat pengembalian atau hasil yang diperoleh akibat melakukan investasi (Halim,2003. Return mudah dipakai dibandingkan nilai sebenarnya karena bentuknya memiliki sifat statistik yang baik (Tsay, Ln return digunakan untuk membuat data lebih stasioner didalam rata-rata. Perubahan harga relatif didefinisikan sebagai berikut R (2.22

50 33 R adalah perubahan harga relatif Pt adalah harga saham pada waktu ke-t Pt- adalah harga saham pada waktu ke- (t- Logaritma natural dirumuskan rt ln ( (2.23 dengan rt adalah log natural return pada waktu ke-t. 2.7 Resiko Resiko merupakan besarnya penyimpangan antara return yang diharapkan dengan return yang dicapai (actual return. Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar resikonya (Halim,2003. Apabila resiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh bisa menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebut adalah variansi atau standar deviasi. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya atau resikonya semakin besar. Van Horne dan Wachowics Jr pada tahun 992 mendefinsikan resiko sebagai variabilitas (keragaman return terhadap return yang diharapkan (Jogiyanto, Jika terdapat n (jumlah observasi return, maka ekspektasi return dapat diestimasi yaitu t t (2.24 adalah rata-rata sampel return. Rata-rata return kemudian digunakan untuk mengestimasi variansi tiap periode yaitu

51 34 S2 ( t - 2 (2.25 Akar dari variansi (standar deviansi merupakan estimasi resiko dari harga saham yaitu S ( ( Volatilitas Volatilitas digunakan sebagai salah satu ukuran untuk melihat seberapa besar dan seringnya perubahan atau fluktuasi yang terjadi pada indikator-indikator ekonomi. Biasanya besaran ini dinyatakan sebagai standar deviasi perubahan data time series keuangan. Dengan pemodelan volatilitas, para investor diharapkan dapat mengendalikan resiko pasar dengan lebih baik. 2.9 Value at Risk (VaR Value at Risk merupakan sebuah konsep yang digunakan dalam pengukuran resiko risk management yang didefinisikan sebagai estimasi kerugian maksimum yang akan didapat selama periode waktu tertentu dalam kondisi pasar normal pada tingkat kepercayaan tertentu (Tsay, Value at Risk menjelaskan seberapa besar investor dapat merugi selama waktu investasi T dengan tingkat kepercayaan sebesar α. Distribusi return akan lebih baik diuraikan sebagai distribusi parametrik, seperti distribusi normal. Hal ini mempermudah analisis karena distribusi

52 35 dikarakteristikkan semata-mata oleh dua parameter, rata-rata dan standar deviasi. Kuantil di sekitar rata-rata menjadi perkalian dari, menggunakan pengali yang bergantung pada tingkat kepercayaan. Oleh sebab itu, VaR dapat didefinisikan sebagai VaR (2.27 Sebagai contoh, jika Z mempunyai distribusi normal dan tingkat kepercayaan 95%, diketahui dari tabel statistik bahwa diperoleh nilai,645. Jika P (Z,645 95%. Sehingga diukur pada satuan ln return, maka akan dikalikan dengan nilai yang berlaku dari portofolio W, memberikan nilai VaR sebagai berikut VaR Dengan W (2.28 adalah estimasi volatilitas dan W adalah nilai pada portofolio. Bila distribusi data ln return tidak normal, maka dapat dikoreksi dengan corner fisher expansion ( yang menggunakan nilai kemiringan dari data tersebut. Rumus untuk mendapatkan α adalah - ( - S (2.29 dengan S adalah nilai kemiringan. Sehingga besarnya VaR dapat dihitung sebagai VaR (2.30

53 III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 205/206, bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 3.2 Data Penelitian Data yang digunakan adalah data harian saham penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG periode Januari 20 hingga Februari 206. Data diperoleh dari dengan total observasi Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur secara sistematis yang diperoleh dari buku-buku maupun media lain untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin untuk mendukung penulisan skripsi ini, kemudian melakukan simulasi sebagai aplikasi untuk menjelaskan teori yang telah didapat.

54 37 Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. Mengubah data kedalam bentuk ln return. 2. Mengalisis model time series dan model ARIMA yang diperoleh dengan : a. Mengidentifikasi kestasioneran data ln return dengan grafik dan Uji Augmented Dickey Fuller. b. Identifikasi model dengan menentukan orde model menggunakan plot correlogram ACF dan PACF. c. Menetapkan model dugaan sementara berdasarkan orde model yang telah ditentukan dan menentukan model terbaik. d. Menduga parameter model menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE dengan program R. e. Menguji signifikansi parameter model. f. Uji kecocokan model dengan melakukan pemeriksaan diagnostik apakah model cocok atau tidak.. Pemeriksaan residual model yang memenuhi proses white noise menggunakan uji Ljung-Box Q statistics. 2. Pemeriksaan data berdistribusi normal atau tidak menggunakan QQ plot dan uji Kolmogorov Smirnov.

55 38 3. Mengalisis model GARCH : a. Pemeriksaan efek heteroskedastisitas melalui uji efek ARCH menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM. b. Mencari model terbaik GARCH berdasarkan nilai AIC, BIC dan AICC yang paling minimum untuk memodelkan heteroskedastisitas dari error model. c. Menduga parameter model dengan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE dan metode iterasi Newton Raphson. 4. Melakukan peramalan volatilitas dengan menggunakan model GARCH. 5. Melakukan perhitungan Value at Risk atau nilai resiko.

56 39 Gambar 3. Flow Chart Metode Penelitian Mulai Plot Data ln return Differencing Tidak Stasioner Apakah Data Stasioner Ya ACF dan PACF Identifikasi Model ARIMA Estimasi Model ARIMA Pendugaan Parameter Uji Signifikan Parameter Uji Kecocokan Model White Noise Normal Tidak Ya A

57 40 A Model ARIMA Diperoleh Tidak Model ARIMA Cocok Efek Conditional Heteroscedasticity Ya Model GARCH Estimasi Model GARCH Pendugaan Parameter MLE Evaluasi Model Newton Raphson Peramalan Volatilitas Perhitungan VaR Selesai

58 V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :. Estimasi parameter,, pada model GARCH dengan metode iterasi Newton Raphson diperoleh 0, , 0,43500 dan 0, Model terbaik pada studi kasus saham harian penutupan IHSG Januari 20 hingga Februari 206 dengan model GARCH adalah ARMA (2,2 dan GARCH (, 0,000552, ,709029, ,63874 t 2 0, ,435 0, Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% maka Value at Risk pada model GARCH (, jika diasumsikan dana yang dialokasikan sebesar Rp ,00 untuk investasi pada saham IHSG adalah Rp ,00.

59 DAFTAR PUSTAKA Bollerslev,T Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity, Journal of Econometrics, 3: Brooks, C Introductory Econometrics for Finance (3rd ed.. Cambridge University Press, New York Gilat, Amos and Subramaniam, Vish. 20. Numerical Methods for Enginers and Scientist. Third Editional. John Wiley and Sons, United States of America. Gujarati, D. N., & Porter, D. C Basic Econometrics (5th ed.. McGraw-Hill Irwin, New York Halim, A Analisis Iinvestasi. Jakarta,Salemba Empat Hartono, Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE. Herhyanto, Nar Statistika Matematika Lanjutan. Bandung: Pustaka Setia. Indeks Harga Saham Gabungan. Reterive On 25 February 206 Makridakis,S.,Wheelwright,S.C, dan McGee,V.E.992.Metode Aplikasi Peramalan.Ed.Ke-2.Terjemahan Untung Sus Andriyanto.Erlangga, Jakarta Montgomery, D.C., Jennings, C.L., and Kulahci, M Introduction Time Series Analysis and Forecasting. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.

60 Pankratz, A. 99. Forecasting with Dynamic Regression Models. Willey Intersciences Publication, Canada. Tsay, R.S Analysis of Financial Time Series. John Wiley & Sonc, Inc., Canada Wei, W.W.S Time Series Analysis Univariate and Multivariate Methods Second Edition. Pearson Education Inc., Canada. Yafee, R Introduction to Time Series Anlysis and Forecasting with Aplication of SAS and SPSS. Academic Press, Inc., New York.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Deret Waktu (time series) Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang diambil secara beruntun berdasarkan interval waktu yang tetap (Wei,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji ACF, uji PACF, uji ARCH-LM,

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

PEMBANDINGAN MODEL ARIMA DAN BOOTSTRAP MODEL ARIMA PADA PERAMALAN HARGA SAHAM DI INDONESIA. ( Skripsi ) Oleh CANDRA MUSTOFA

PEMBANDINGAN MODEL ARIMA DAN BOOTSTRAP MODEL ARIMA PADA PERAMALAN HARGA SAHAM DI INDONESIA. ( Skripsi ) Oleh CANDRA MUSTOFA PEMBANDINGAN MODEL ARIMA DAN BOOTSTRAP MODEL ARIMA PADA PERAMALAN HARGA SAHAM DI INDONESIA ( Skripsi ) Oleh CANDRA MUSTOFA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) (1,1)

ANALISIS DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) (1,1) ANALISIS DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) (,) (Skripsi) Oleh RIYAMA AMBARWATI JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab II akan dijelaskan pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya yaitu peramalan data runtun waktu (time series), konsep dasar

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP SKRIPSI Disusun oleh : DITA RULIANA SARI NIM. 24010211140084 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Oleh RETNO HESTININGTYAS M0106061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS S-9 PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si Jurusan Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect,

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK oleh APRILIA AYU WIDHIARTI M0111010 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 2 (2013), hal 71 78. TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK oleh PITANINGSIH NIM. M0110064 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Holtikultura

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 Boy A Lumban Gaol 1, Tumpal Parulian Nababan 2, Haposan Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek sampel data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data deret waktu harga saham,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) FITROH AMALIA (1306100073) Dosen Pembimbing: Drs. Haryono, MSIE PENGENDALIAN KUALITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Oleh : Defi Rachmawati 1311 105 007 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

PENENTUAN VALUE AT RISK

PENENTUAN VALUE AT RISK PENENTUAN VALUE AT RISK SAHAM KIMIA FARMA PUSAT MELALUI PENDEKATAN DISTRIBUSI PARETO TERAMPAT (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Harian Kimia Farma Pusat Periode Oktober 2009 September 2014) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARFIMA) DALAM PERAMALAN LAJU INFLASI DI INDONESIA.

PENERAPAN METODE AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARFIMA) DALAM PERAMALAN LAJU INFLASI DI INDONESIA. PENERAPAN METODE AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE ARFIMA DALAM PERAMALAN LAJU INFLASI DI INDONESIA Skripsi Oleh SUCI NINGRUM ANJASMARA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: NURKHOIRIYAH 1205100050 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes. 1 Latar

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya PEMODELAN RETURN IHSG PERIODE 15 SEPTEMBER 1998 13 SEPTEMBER 2013 MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (TGARCH(1,1)) DENGAN DUA THRESHOLD Suma Suci Sholihah,

Lebih terperinci

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS SKRIPSI Disusun Oleh : MUHAMMAD ARIFIN 24010212140058 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH)

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 91-99 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED

Lebih terperinci

METODE PERAMALAN MENGGUNAKAN MODEL VARIASI KALENDER SKRIPSI. Oleh. Karindha Feka Ayu

METODE PERAMALAN MENGGUNAKAN MODEL VARIASI KALENDER SKRIPSI. Oleh. Karindha Feka Ayu METODE PERAMALAN MENGGUNAKAN MODEL VARIASI KALENDER SKRIPSI Oleh Karindha Feka Ayu FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRACT METHOD OF FORECASTING USING

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) SIDANG TUGAS AKHIR KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) Disusun oleh : Ratna Evyka E.S.A NRP 1206.100.043 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH)

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 465-474 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 016 1 Ada tiga tahapan iterasi dalam pemodelan data deret waktu, yaitu: 1. Penentuan model tentatif (spesifikasi model)

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar PEMODELAN DAN PERAMALAN NILAI RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (APARCH) Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih 24010211120019

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini didasari oleh gejolak/volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (valuta asing).pada nilai transaksi jual beli valuta asing yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Engle [7] melakukan penelitian mengenai model yang mengatasi efek heteroskedastisitas yaitu model autoregressive conditional heteroskedasticity (ARCH) yang diterapkan

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 5 (2) (2016) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERBANDINGAN TAKSIRAN VALUE AT RISK DENGAN PROGRAM R DAN MATLAB DALAM ANALISIS INVESTASI SAHAM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data harian yang dimulai dari 3 Januari 2007

Lebih terperinci

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) UJIAN TUGAS AKHIR KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) Disusun oleh : Novan Eko Sudarsono NRP 1206.100.052 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH

PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH, Universitas Negeri Malang E-mail: die_gazeboy24@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: Nurkhoiriyah 1205100050 Dosen pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes. Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 635-643 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERHITUNGAN VALUE AT RISK MENGGUNAKAN MODEL INTEGRATED GENERALIZED

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), prosedur pembentukan model Vector Error Correction (VEC), dan aplikasi model Vector Error Correction (VEC) pada penutupan

Lebih terperinci

MODEL NON LINIER GARCH (NGARCH) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG

MODEL NON LINIER GARCH (NGARCH) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 215, pp. 59-66 ISSN: 233-1751 MODEL NON LINIER (N) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG I Komang Try Bayu Mahendra 1, Komang Dharmawan 2, Ni Ketut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa data berfluktuasi dari waktu ke waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa data tidak stasioner baik dalam rata-rata maupun variansi. Gambar

Lebih terperinci

METODE PERAMALAN ANALISIS DERET WAKTU PADA SAHAM SENTUL CITY TBK. MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC

METODE PERAMALAN ANALISIS DERET WAKTU PADA SAHAM SENTUL CITY TBK. MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC METODE PERAMALAN ANALISIS DERET WAKTU PADA SAHAM SENTUL CITY TBK. MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (GARCH) (Skripsi) Oleh Imelda Anggraini JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA SAHAM

MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA SAHAM MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA SAHAM (Studi Kasus pada Saham PT. ANTAM (Persero) Tbk) SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Peta Kendali Comulative Sum (Cusum) Residual Studi Kasus pada PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik. Rina Wijayanti

SEMINAR TUGAS AKHIR. Peta Kendali Comulative Sum (Cusum) Residual Studi Kasus pada PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik. Rina Wijayanti SEMINAR TUGAS AKHIR Peta Kendali Comulative Sum (Cusum) Residual Studi Kasus pada PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Rina Wijayanti 1306100044 Pembimbing Drs. Haryono, MSIE Dedi Dwi Prastyo, S.Si., M.Si.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena keberhasilan suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan desain atau model penelitian.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EGARCH-M DALAM PERAMALAN NILAI HARGA SAHAM DAN PENGUKURAN VALUE AT RISK (VAR)

PENERAPAN MODEL EGARCH-M DALAM PERAMALAN NILAI HARGA SAHAM DAN PENGUKURAN VALUE AT RISK (VAR) PENERAPAN MODEL EGARCH-M DALAM PERAMALAN NILAI HARGA SAHAM DAN PENGUKURAN VALUE AT RISK (VAR) Oleh: Julianto (1) Entit Puspita (2) Fitriani Agustina (2) ABSTRAK Dalam melakukan investasi dalam saham, investor

Lebih terperinci

MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG

MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG Oleh ALFI NUR DINA NIM M0110002 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

METODE PERAMALAN DERET WAKTU MENGGUNAKAN MODEL ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTIC (APARCH) (Skripsi) Oleh : HANA AYU MASHA

METODE PERAMALAN DERET WAKTU MENGGUNAKAN MODEL ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTIC (APARCH) (Skripsi) Oleh : HANA AYU MASHA METODE PERAMALAN DERET WAKTU MENGGUNAKAN MODEL ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTIC (APARCH) (Skripsi) Oleh : HANA AYU MASHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH

PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH Gatri Eka K 1, Vebriani Safitry 2, Yesika Kristin 3 Program Studi Matematika, Universitas

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH BUNGA LETY MARVILLIA Matematika, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, UNESA Jl. Ketintang villy_cute_7@yahoo.com 1, raywhite_vbm@gmail.com

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi berkaitan dengan penempatan dana ke dalam bentuk aset yang lain selama periode tertentu dengan harapan tertentu. Aset yang menjadi objek investasi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan peramalan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR)

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR) PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR) oleh DIAH PUTRI UTAMI NIM. M0110018 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 28 37 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU NELFA SARI Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Jeine Tando 1, Hanny Komalig 2, Nelson Nainggolan 3* 1,2,3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 21 BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 3.1 Model Variasi Kalender Liu (Kamil 2010: 10) menjelaskan bahwa untuk data runtun waktu yang mengandung efek variasi kalender, dituliskan pada persamaan

Lebih terperinci

INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia)

INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia) PERHITUNGAN VALUE AT RISK MENGGUNAKAN MODEL INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH.

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH. BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) 3.1. Model TARCH Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH. Pada proses ini nilai residu yang lebih kecil dari nol

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203

Lebih terperinci

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) SKRIPSI Oleh : PRISKA RIALITA HARDANI 24010211120020 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Data Deret Berkala Suatu deret berkala adalah himpunan observasi yang terkumpul atau hasil observasi yang mengalami peningkatan waktu. Data deret berkala adalah serangkaian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER (Studi Kasus Indeks Harga Saham Gabungan dan Harga Minyak Mentah Dunia Tahun 2013 sampai 2015) SKRIPSI Oleh: DEBY FAKHRIYANA 24010212130041

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATAWAN MENGGUNAKAN MODEL ARMAX DENGAN NILAI KURS DAN EKSPOR-IMPOR SEBAGAI FAKTOR EKSOGEN

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATAWAN MENGGUNAKAN MODEL ARMAX DENGAN NILAI KURS DAN EKSPOR-IMPOR SEBAGAI FAKTOR EKSOGEN PERAMALAN KUNJUNGAN WISATAWAN MENGGUNAKAN MODEL ARMAX DENGAN NILAI KURS DAN EKSPOR-IMPOR SEBAGAI FAKTOR EKSOGEN Putu Ika Oktiyari Laksmi 1, Komang Dharmawan 2, Luh Putu Ida Harini 3 1 Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani, Sugiman

PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani, Sugiman g UJM 5 (1) (2016) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani,

Lebih terperinci

PEMODELAN SARIMAX DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) V PURWOKERTO

PEMODELAN SARIMAX DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) V PURWOKERTO PEMODELAN SARIMAX DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) V PURWOKERTO Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Oleh : ROSIANA NOVITA

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan OLEH: NAMA : MULAZIMATUS SYAFA AH NRP : 13.11.030.021 DOSEN PEmbimbing: Dr.

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE BOX-JENKINS

PEMODELAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE BOX-JENKINS PEMODELAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE BOX-JENKINS Rais 1 1 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako, email: rais76_untad@yahoo.co.id Abstrak Metode Box-Jenkins

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING Sisca Rahma Dwi, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti Program Studi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PEMODELAN NILAI EKSPOR DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) SKRIPSI BAGUS HADI PRASTYA PROGRAM STUDI S-1 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIA DIAN ARIYANI 24010211120016 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia Oleh : Pomi Kartin Yunus 1306030040 Latar Belakang Industri manufaktur yang berkembang pesat

Lebih terperinci

GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING UNTUK MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M2 MULTIPLIER

GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING UNTUK MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M2 MULTIPLIER GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING UNTUK MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M2 MULTIPLIER oleh YUNIAS AFIFAH ANAS NUR PAMUNGKAS NIM. M0111086 SKRIPSI ditulis dan

Lebih terperinci

PREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY SKRIPSI. Oleh : INA YULIANA J2A

PREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY SKRIPSI. Oleh : INA YULIANA J2A PREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY SKRIPSI Oleh : INA YULIANA J2A 605 058 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral Jurnal Sains Matematika dan Statistika, Vol 2, No I, Januari 206 Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral Ari Pani Desvina, Nadyatul Rahmah 2,2 Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci