DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU"

Transkripsi

1 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU Maria Magdalena Widianti 1) 1) Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun Abstract The study was conducted to see how an innovation fused to the citizens of KWT Mugi Rahayu, can develop among its members so that eventually all members can accept an innovation. Material that is rolled in the study of innovation on the utilization of durian seed to be processed into flour that can be used as raw material for a variety of traditional foods. Communication processes that develop within the group examined with a network analyzer. In theory, communication networks is a depiction of "who say to whom" (who is talking to whom) in a social system. Interpersonal communication describes the communication network, where there are opinion leaders (opinion leaders) and his followers (the followers) which each have a communication on a given topic, which occurs in a social system such as a village, organization, or a company (Gonzzales, 1993). Based on network analysis conducted, it is known that there are 3 clicks that are formed in communication networks KWT Mugi Rahayu, with a radius of a circle pattern, which found individuals who acted as Star, Opinion Leader, Liaison Officer and the managers of the KWT Mugi Rahayu the socio-economic higher than other members. In the communication network is also found that an Opinion Leader also serves as a Bridge. While the average degree of connectedness of individual level of 0.26 or less quite well. Keywords: communication networks, opinion leaders, the degree of connectedness PENDAHULUAN Penyebarluasan ide-ide atau inovasi teknologi pertanian yang diharapkan bisa berlangsung lebih cepat, terarah, dan tepat sasaran dalam prakteknya lebih mudah dilaksanakan dengan pendekatan kelompok. Itulah sebabnya keberadaan kelompok-kelompok tani terus dikembangkan dan diberdayakan menjadi sistem sosial yang dinamis, yang dengan kekuatannya sendiri dapat mencapai perkembangan, kemajuan diri, dan peningkatan kesejahteraan mereka. Dalam kelompok tani kegiatan komunikasi antar individu anggota kelompok dalam rangka proses pertukaran informasi atau pesan bersifat dyadic. Secara teori, seorang individu lebih memilih untuk berkomunikasi dengan individu lain yang memiliki karakteristik serupa atau mendekati setara. Jika komunikasi antar individu ini terjadi dalam kelompok, akan menghasilkan terbentuknya jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi menggambarkan komunikasi interpersonal, dimana terdapat pemuka-pemuka opini dan pengikut yang saling memiliki hubungan komunikasi pada suatu topik tertentu. Pemuka opini adalah orang yang mempengaruhi orang-orang lain secara teratur pada isu-isu tertentu. Pada proses difusi, yaitu proses masuknya inovasi dalam suatu kelompok sehingga terjadi perubahan perilaku, hampir semua pemuka-pemuka opini mempunyai peran yang sangat penting Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 52

2 terhadap proses perubahan baik yang disebabkan oleh adopsi suatu inovasi maupun penolakan terhadap inovasi. Penelitian ini melihat dan membahas jaringan komunikasi yang terbentuk dalam Kelompok Wanita Tani Mugi Rahayu Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun setelah difusi inovasi pengolahan biji durian menjadi tepung bahan baku makanan tradisional. Tujuannya untuk memahami jaringan komunikasi yang terbentuk dalam proses difusi inovasi pengolahan biji durian menjadi tepung bahan baku makanan tradisional pada KWT Mugi Rahayu Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Hasil pengamatan ini diharapkan secara akademis bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat akademis dan secara praktis dapat bermanfaat bagi Pemerintah untuk menentukan kebijakan dalam permasalahan pertanian terkait program komunikasi pertanian. Hasil pengamatan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara akademis bagi peneliti dan masyarakat akademis. Penelitian ini secara praktis juga diharapkan bermanfaat bagi Pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam permasalahan pertanian sebagai masukan dalam pengembangan program komunikasi pertanian. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Kelompok Salah satu ciri penting dalam suatu kelompok adalah bahwa anggotaanggotanya memiliki sesuatu yang dianggap sebagai milik bersama, yang harus dikelola, dipelihara, dimanfaatkan, dan dikembangkan secara bersamasama. Setiap anggota kelompok memiliki hak dan juga kesadaran bahwa apa yang dimiliki bersama nantinya akan mengakibatkan adanya perbedaan dengan kelompok lain. Ciri penting yang dimaksud antara lain dapat berupa kepentingan, kepercayaan, wilayah, dan sebagainya. Dalam membedakan kelompok dengan sekedar kumpulan orang-orang, AP Hare dalam bukunya Handbook of Small Group Research (1962) memberikan definisi yang lebih bersifat operasional. Kelompok merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang memiliki hubungan saling tergantung sesuai dengan status dan peranannya. Secara tertulis atau tidak tertulis, ada norma yang mengatur perilaku anggotanya. Menurut Hare, sifat yang membedakan kelompok dengan sekedar sekumpulan orang adalah : 1. Antara masing-masing anggota kelompok saling mengadakan interaksi 2. Secara keseluruhan, mereka memiliki tujuan yang memberi arah gerak kelompok maupun gerak anggota kelompok 3. Dalam kelompok akan membentuk norma yang mengatur ikatan dan aktivitas anggota 4. Dalam kelompok juga mengembangkan peranan dan jaringan ikatan setiap individu yang ada dalam kelompok (143:1962) Sementara itu, Joseph De Vito (1998) mendefinisikan kelompok kecil atau small group sebagai sekumpulan perorangan yang jumlahnya relatif kecil dimana diantara masing-masing anggota dihubungan oleh tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Yang dimaksud dengan derajat organisasi adalah sedikitnya kelompok kecil memiliki ciri-ciri atau syarat dari sebuah organisasi misalnya memiliki aturan atau norma, memiliki Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 53

3 pemimpin atau leader, dan memiliki tujuan atau cita-cita bersama. Dalam sebuah kelompok, interaksi antar anggota ditandai dengan aktivitas berkomunikasi antara seorang anggota kelompok dengan anggota-anggota lain dalam kelompok, saling bertatap muka dan berhadapan satu sama lain, sehingga memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi setiap anggota untuk memberikan respon terhadap setiap stimulus komunikasi yang muncul. Sama seperti komunikasi pada umumnya, komunikasi dalam kelompok kecil juga bertujuan untuk mencapai kesamaan makna diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi merupakan penggambaran who say to whom (siapa berbicara kepada siapa) dalam suatu sistem sosial, menggambarkan komunikasi interpersonal, dimana terdapat pemuka-pemuka opini (opinion leader) dan pengikut-pengikutnya (the followers) yang saling memiliki hubungan komunikasi pada suatu topik tertentu, yang terjadi dalam suatu sistem sosial tertentu. Everette M. Rogers (1983) mendefinisikan jaringan komunikasi sebagai jaringan yang terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan, yang dihubungan oleh arus komunikasi yang terpola. Sebuah jaringan komunikasi merupakan suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyekobyek, dan peristiwa-peristiwa dalam suatu pola tertentu. Jadi, jaringan komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rangkaian hubungan diantara individu debagai akibat terjadinya pertukaran informasi, sehingga membentuk polapola atau model-model jaringan komunikasi tertentu. Dalam suatu jaringan komunikasi terdapat pemuka-pemuka opini (opinion leaders) yaitu orang yang mempengaruhi orang-orang lain secara teratur pada isuisu tertentu. Karakteristik pemukapemuka opini ini bervariasi menurut type kelompok yang mereka pengaruhi. Jika pemuka opini yang terdapat dalam kelompok yang bersifat inovatif, maka biasanya mereka dalah orang yang lebih inovatif dibanding anggota kelompok meskipun seorang pemuka opini (opinion leader) tidak selalu merupakan inovator atau orang yang pertama kali menerapkan inovasi. Sebaliknya, seorang pemuka opini (opinion leader) dari kelompok yang konservatif juga merupakan orang yang memiliki karakter lebih konservatif dibanding anggotanya (Gonzales, 1993) Pada proses difusi, yaitu proses masuknya inovasi ke dalam suatu kelompok yang kemudian menimbulkan suatu perubahan perilaku, hampir semua pemuka-pemuka opini mendukung perubahan. Namun dalam kasus-kasus tertentu, tidak jarang para pemuka opini ini mempengaruhi penolakan atau menentang pengadopsian suatu inovasi. Proses komunikasi pada jaringan komunikasi dalam kelompok berlangsung dua arah (dyadic) dan interaktif yang berlangsung diantara anggota-anggota kelompok. David K. Berlo (1960) menganggap partisipanpartisipan atau anggota-anggota kelompok itu bertindak sebagai pengirim dan penerima pesan. Berlo juga menjelaskan bahwa proses komunikasi dalam jaringan komunikasi dapat dijelaskan dengan menggunakan model konvergen sebagai berikut : Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 54

4 1. Suatu informasi bisa mengandung beberapa pengertian tergantung pada konteksnya, dimana makna pesan tergantung pada frame of referrence para partisipan 2. Tujuan utama komunikasi dalam jaringan komunikasi adalah kesamaan makna antara komunikator dan komunikan 3. Hubungan interaktif antara komunikator dan komunikan menggunakan saluran jaringan komunikasi, yaitu saluran untuk menyampaikan pesan dari seseorang kepada yang lain Dengan demikian, proses komunikasi dengan model konvergen yang terjadi dalam jaringan komunikasi pada kelompok, akan terjadi bila ada kesamaan pengertian makna diantara para pelaku atau partisipan komunikasi, dimana antara masing-masing partisipan saling terhubung dan berkomunikasi membentuk suatu pola jaringan dalam kelompok. Proses komunikasi berjaringan ini akan menciptakan suatu pemahaman bersama mutual understanding sehingga menghasilkan perilaku atau tindakan yang sama sesuai tujuan awal ketika pesan atau informasi disampaikan. Analisis Jaringan Komunikasi Analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam suatu kelompok atau sistem. Dalam analisa jaringan komunikasi, yang dilakukan peneliti adalah hal-hal sebagai berikut : 1. Menidentifikasi klik dalam suatu sistem 2. Mengidentifikasi peranan khusus seseorang dalam jaringan komunikasi, apakah sebagai liaison, bridges, atau isolated 3. Mengukur berbagai indikator (indeks) struktur komunikasi seperti keterhubungan klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik, dan sebagainya. Suatu klik dalam jaringan komunikasi merupakan bagian dari sistem (sub sistem) dimana masing-masing anggotanya relatif lebih sering berinteraksi satu sama lain dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya dalam sistem komunikasi (Rogers dan Kincaid, 1981) Dalam proses difusi, suatu informasi bergerak melalui suatu jaringan komunikasi yang menghubungkan individu-individu dalam kelompok sesuai peran masing-masing. Dalam jaringan komunikasi terdapat peran-peran sebagai berikut : 1. Liaison officer (LO), yaitu orang yang menghubungak dua atau lebih kelompok (sub kelompok, akan tetapi LO bukan anggota salah satu kelompok 2. Gate Keeper, yaitu orang yang melakukan filtering terhadap suatu informasi yang masuk ke dalam kelompok sebelum informasi itu dikomunikasikan kepada anggota kelompok atau sub kelompok 3. Bridge, yaitu anggota suatu kelompok atau sub kelompok yang berhubungan dengan kelompok atau sub kelompok lainnya 4. Isolate, yaitu mereka yang tersisih dalam suatu kelompok atau sub kelompok 5. Kosmopolit, yaitu seseorang dalam kelompok/sub kelompok yang menghubungkan kelompok atau sub kelompok dengan kelompok atau sub kelompok lainnya (pihak luar) Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 55

5 6. Opinion Leader, yaitu orang yang menjaadi pemuka pendapat dalam suatu kelompok atau sub kelompok KONDISI UMUM Wilayah Kelompok Wanita Tani Mugi Rahayu meliputi Desa Dagangan kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Wilayah ini terletak 17 km dari kota Madiun dan dari Kampus Universitas Merdeka Madiun. Luas wilayah kelompok mencapai 14 Ha yang terdiri dari lahan sawah 9,5 Ha dan lahan darat 4,5 Ha. Kelompok Wanita Tani Mugi Rahayu berdiri tahun 2006 berawal dari rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun mengucurkan bantuan permodalan dalam bentuk sarana produksi padi (saprodi) melalui kelompok-kelompok tani. Keadaan di atas mendorong warga untuk membentuk sebuah kelompok dengan harapan mempermudah mengakses program yang dicanangkan pemerintah. Dalam perkembangannya, KWT Mugi Rahayu sempat mengalami stagnasi karena kurangnya pengetahuan anggota tentang manajemen kelompok dan kurangnya bimbingan dari penyuluh sehingga baru pada tahun 2009 kelompok tani ini dikukuhkan sebagai Kelompok Tani Pemula. Sejak saat itu, KWT Mugi Rahayu mulai menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Jumlah anggota pada awal berdirinya sebanyak 48 orang, namun karena kurangnya aktivitas rutin dan programprogram kerja yang direncanakan para pengurusnya banyak yang tidak berjalan dengan baik, maka anggota yang masih aktif menjadi semakin berkurang dari tahun ke tahun, yakni sebanyak 17 orang pada akhir tahun Para anggota ini rata-rata berusia antara tahun, dengan tingkat pendidikan sebagian besar SMP-SMA sederajat, sebagian kecil hanya lulusan SD dan beberapa anggota yang juga pengurus berpendidikan Sarjana. Kepengurusan KWT Mugi Rahayu sejak terbentuk sampai saat pengamatan adalah sebagai berikut : Ketua : Eni Susrini Wakil Ketua : Halimah, SPd Sekretaris I : Hartini Bendahara : Karmini Seksi-seksi : Tanaman Pangan : Ratnawati, SP Perikanan : Naning W Peternakan : Erwinawati Perkebunan : Yuliatin Pendidikan : Endang Susiani Produksi : Hj. Sulaikah Usaha : Hj. Purwatiningsih Humas/Informasi : Maryati KWT Mugi Rahayu menunjukkan aktivitas rutin mulai bulan Oktober 2006 dengan mengadakan pertemuan dua minggu sekali setiap hari Selasa. Kegiatan para ibu-ibu tani tersebut antara lain membantu usaha tani keluarganya, secara berkelompok membentuk usaha bersama dan melakukan kegiatan yang sifatnya menunjang keterampilan anggota. Kegiatan produktif utama kelompok berupa pembuatan keripik singkong dan emping garut yang hasilnya dijual ke pasar dan menerima pesanan khusus. Sampai dengan pertengahan tahun 2009 kegiatan berjalan lancar, akan tetapi karena masing-masing anggota memiliki kesibukan sendiri-sendiri, kegiatan bersama yang dilakukan sebagaimana yang dilakukan pada awal pembentukannya akhirnya semakin meredup meski sudah dikukuhkan sebagai KWT Pemula. Hingga pada Juni tahun 2010, aktivitas KWT Mugi Rahayu vakum, meskipun rapat rutin yang melilbatkan para pengurus beberapa kali sempat dilakukan. Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 56

6 Terhentinya kegiatan kelompok juga disebabkan karena Ketua KWT sudah hampir setahun tidak aktif lagi, karena kesibukannya menjalankan bisnis keluarga sementara suaminya yang sebelumnya merupakan pengendali usaha, kini menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Madiun. Kondisi ini memprihatinkan sebagian anggota yang berharap agar kegiatan kelompok tidak terhenti begitu saja. Beberapa orang pengurus telah melakukan pendekatan kepada Ketua KWT yang akhirnya menyerahkan kepengurusan kepada anggota. Dipelopori beberapa orang pengurus dan anggota yang peduli terhadap kelangsungan kelompok, pada akhir September 2010 diadakan pertemuan antara pengurus KWT Mugi Rahayu dengan peneliti dalam rangka survey rencana penelitian. Dari pertemuan tersebut diputuskan untuk menghidupkan kembali kegiatan produktif kelompok, dan diawali dengan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan biji durian menjadi tepung bahan baku makanan tradisional. Durian memang merupakan produk unggulan di kecamatan Dagangan. Namun sejauh ini buah durian dijual sebagai buah mentah dan belum ada rintisan untuk mengolah durian menjadi makanan olahan. Disejumlah lapak pedagang durian yang tersebar di seluruh wilayah Dagangan, pembeli dapat langsung menikmati buah durian di lokasi maupun untuk dibawa pulang. Di lapak-lapak inilah seringkali terdapat tumpukan biji durian yang belum dimanfaatkan. Pengolahan biji durian menjadi tepung bahan baku makanan tradisional ini memang hal baru bagi masyarakat Madiun pada umumya dan KWT Mugi Rahayu khususnya. Sebagai sebuah inovasi, maka kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini termasuk dalam kegiatan yang bersifat difusi inovasi. Proses difusi inovasi inilah yang menjadi bahan pengamatan jaringan komunikasi yang terbentuk dalam KWT Mugi Rahayu. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan terhadap arus komunikasi yang terjadi terkait inovasi pengolahan biji durian menjadi tepung bahan baku makanan tradisional, dihasilkan Data Sosiomatrik jaringan komunikasi sebagai berikut : No Respd. Memilih Jumlah Dipilih Jumlah 1 7, , 6, 7, 13, 15, 16, , 9, , 13, , 12, 13, , , , 3, 8, 11, , 3, 5, 8, 9, 10, 11, , , , , 8 2 2, 7, , , 3, 7 3 1, 3, Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 57

7 , , JUMLAH Tabel 1. Data Sosiomatrik Partner Bicara Responden Dari data sosiometri Tabel 1, individu yang paling banyak menerima jumlah pilihan partner berkomunikasi adalah individu # 1 dan # 7, sedangkan individuindividu yang tidak mendapatkan pilihan sebagai partner berkomunikasi adalah individu #5, # 14, dan # 17. Data pada Tabel 1 kemudian digunakan sebagai basis data dalam analisis jaringan komunikasi untuk menggambarkan jaringan komunikasi yang sesungguhnya sesuai dengan arus komunikasi yang terjadi. Metode yang digunakan adalah metode NEGOPY yang dikemukakan Rogers dan Kincaid(1981). Setelah melalui tiga kali prosedur identifikasi, didapatkan jaringan komunikasi pada KWT Mugi Rahayu seperti digambarkan dalam bentuk sosiogram (Gambar 1) dan sosiomatrik (Gambar 2). Klik I Liaison Klik II Klik III Gambar 1. Sosiogram Jaringan Komunikasi KWT Mugi Rahayu Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 58

8 Dari sosiogram diatas, akan dibuat sosiomatrik berikut ini : M e m i l i h Gambar 2. Sosiomatrik Jaringan Komunikasi KWT Mugi Rahayu Klik I Klik II Klik III ANALISA KLIK Berdasarkan data pada Sosiomatrik diatas, teridentifikasi 3 klik yang terbentuk pada jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu. Klik merupakan bagian dari sistem atau subsistem dimana anggota-anggotanya relatif lebih sering melakukan interaksi satu dengan lainnya dalam suatu jaringan komunikasi. Proses identifikasi didasarkan pada 3 kriteria antara lain : 1. Setiap klik minimal terdiri atas 3 anggota 2. Seluruh anggota klik baik secara langsung maupun tidak langsung harus saling berhubungan melalui suatu rantai hubungan dyadic yang berlangsung secara kontinyu dan menyeluruh di dalam klik 3. Setiap anggota klik minimal harus mempunyai derajat keterhubungan sebesar 50% dari hubunganhubungannya di dalam klik Sesuai data sosiomatrik diatas, dapat dilihat klik-klik yang ada berbentuk jarijari yang berpusat pada satu individu dan menyebar kepada anggota-anggota yang lain. Bentuk tersebut dapat dipahami, karena ketiga pemuka pendapat (Opinion Leader) yang terdapat pada 3 klik tersebut merupakan pengurus KWT Mugi Rahayu. Gambar berikut menunjukkan sosiomatrik Klik I pada jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu : Gambar 2. Sosiomatrik Klik I KWT Mugi Rahayu Jika digambarkan dalam bentuk jari-jari lingkaran klik, maka untuk Klik I adalah sebagai berikut : Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 59

9 Sebagaimana terlihat dalam Sosiomatrik dan Sosiogram diatas, Klik I beranggotakan 6 orang dengan individu #1 sebagai pusat informasi dan sekaligus sebagai Opinion Leader (OL). Dilihat dari individu-individu anggota Klik I, dapat dipahami bahwa mereka terbentuk dalam klik berdasarkan kedekatan tempat Gambar 3. Sosiogram Jari-Jari Klik I tinggal, yakni di lingkungan RT 04 / RW 01. Sementara gambar berikut ini adalah Sosiomatrik Klik II pada jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu : Gambar 4. Sosiomatrik Klik II KWT Mugi Rahayu Jika digambarkan dalam bentuk jari-jari lingkaran klik, maka untuk Klik II adalah sebagai berikut : Gambar 5. Sosiogram Jari-Jari Klik II Klik II beranggotakan 4 orang dengan individu #3 sebagai pusat informasi dan Opinion Leader (OL). Sama hal-nya dengan Klik I, Klik II terbentuk berdasarkan kedekatan tempat tinggal dimana anggota-anggotanya merupakan warga lingkungan RT 02 / RW 01. Dan gambar berikut adalah Sosiomatrik Klik II pada jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu : Gambar 6. Sosiomatrik Klik III KWT Mugi Rahayu Jika digambarkan dalam bentuk jari-jari lingkaran klik, maka untuk Klik III adalah sebagai berikut : Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 60

10 Gambar 7. Sosiogram Klik III KWT Mugi Rahayu Klik III beranggotakan 8 orang dengan individu #7 sebagai pusat informasi dan sekaligus sebagai Opinion Leader (OL). Para anggota Klik III merupakan warga yang tinggal dilingkungan RT 05 / RW 01 sehingga dapat dikatakan bahwa klik ini juga terbentuk berdasarkan kedekatan tempat tinggal, sama dengan Klik I dan II. Dari pola-pola pembentukan ketiga Klik diatas dapat disimpulkan bahwa kedekatan tempat tinggal menjadi dasar pembentukan klik. Setidaknya dapat diasumsikan bahwa individu-individu yang tinggal di lingkungan yang sama, sedikit banyak akan memiliki karakteristik yang bisa dikatakan serupa. Sedangkan berdasarkan arus pesan yang terjadi dalam jaringan komunikasi, pertukaran informasi antar individu dilakukan secara informal seperti ketika bertemu saat belanja di warung, waktu menghadiri acara hajatan, atau saling berkunjung saat waktu luang. Kunjungan khusus ke rumah-rumah anggota KWT Mugi Rahayu dalam rangka menyampaikan suatu informasi terkait permasalahan organisasi, hanya terjadi antar bridge yang menghubungkan antara klik satu dengan lainnya, mengingat klik-klik yang terbentuk ini berada di lingkungan RT / RW yang berbeda. Fungsi-Fungsi Khusus Dalam Jaringan Komunikasi Dalam jaringan komunikasi, terdapat fungsi-fungsi khusus yang dilakukan individu-individu anggota kelompok, diantaranya : Star, Opinion Leader, Liaison Officer, Bridge, dan Isolate. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap KWT Mugi Rahayu yang menghasilkan Sosiomatrik dan Sosiogram sebagaimana digambarkan pada bagian terdahulu, maka dapat diidentifikasi individu-individu yang menjalankan fungsi-fungsi seperti yang telah disebutkan. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Star Star adalah posisi seseorang dalam suatu jaringan komunikasi yang paling dikenal atau paling populer diantara anggota-anggota lainnya. Posisi Star ditentukan oleh banyaknya jumlah pemilih terbanyak yang ditujukan kepada seseorang. Dalam jaringan komunikasi pada KWT Mugi Rahayu, yang menduduki posisi Star adalah individu #7 dengan jumlah pemilih sebanyak 9 orang. Hal itu dapat dimengerti karena individu #7 menjabat sebagai Wakil Ketua KWT Mugi Rahayu, yang juga sekaligus sebagai isteri Kepala Dusun. Berdasar Teori Difusi Inovasi Rogers dan Shoemaker, individu #7 termasuk dalam kelompok early adopter (penerap dini) yang sudah menerapkan pengolahan biji durian Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 61

11 menjadi tepung bahan baku makanan tradisional. Dilihat dari status ekonomi, individu #7 juga tergolong cukup mampu, dengan 3 anak yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sementara individu #7 sendiri lulusan SLTA, tergolong berpendidikan cukup dibanding anggota kelompok yang lain. 2. Opinion Leader Opinion Leader adalah orang yang menjadi pemuka pendapat dalam sebuah kelompok atau sub kelompok, ditunjukkan dengan jumlah hubungan komunikasi dengan individu lain yang lebih banyak dibanding anggota lain. Dalam jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu, nampak pada Sosiogram bahwa individu #7 adalah anggota yang paling banyak melakukan hubungan komunikasi dibanding dengan anggota lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa individu #7 adalah seorang Opinion Leader. Individu lain yang juga bisa dikatakan berperan sebagai Opinion Leader adalah individu #1 dan individu #3. Ketiga individu ini berperan sebagai sumber informasi bagi anggota yang lain. Sebagaimana disebutkan Rogers dan Shoemaker (1971) seorang Opinion Leader memiliki pengaruh informal terhadap individu-individu lain dalam rangka melakukan perubahan sikap dan perilaku terhadap suatu inovasi. Semakin banyak Opinion Leader dalam suatu jaringan komunikasi, maka akan semakin tinggi tingkat adopsi jaringan komunikasi tersebut terhadap suatu inovasi. Dilihat dari proporsi jumlah anggota KWT Mugi Rahayu dengan jumlah Opinion Leader, bisa dikatakan cukup memadai untuk mengarah kepada adopsi inovasi. Sementara dilihat dari karakteristik personalnya, ketiga Opinion Leader yang terdapat pada KWT Mugi Rahayu memiliki tingkat sosial yang lebih tinggi dibanding rata-rata anggota yang lain. Individu #1 seorang Hajjah yang merupakan pemimpin pengajian, sedangkan individu #3 adalah seorang isteri PNS yang memiliki usaha distribusi pupuk. 3. Bridge Bridge adalah anggota suatu kelompok atau sub kelompok yang berhubungan dengan kelompok atau sub kelompok lainnya. Dalam jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu, Opinion Leader sekaligus berperan atau menjalankan fungsi sebagai Bridge karena sebagai sesama pengurus, ketiga Opinion Leader ini sering bertemu untuk membicarakan berbagai urusan kelompok. 4. Liaison Officer Liaison Officer adalah orang yang menghubungkan dua atau lebih kelompok atau sub kelompok, akan tetapi dia bukanlah anggota salah satu kelompok atau sub kelompok. Dalam jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu, yang berperan dan mejalankan fungsi sebagai Liaison Officer adalah individu #13, yang tidak menjadi anggota klik manapun karena tinggal agak berjauhan dengan ketiga klik yang terdapat dalam jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu. Individu #13 tinggal di RT 07, dan merupakan Seksi Humas pada kepengurusan KWT Mugi Rahayu. Karena tanggung jawabnya itulah maka individu #13 sering berhubungan dengan para Opinion Leader terkait tugas-tugas dalam KWT Mugi Rahayu. Disamping itu, individu #13 juga aktif dalam kegiatan PKK Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 62

12 Desa sehingga sering berkomunikasi dengan para Opinion Leader. 5. Isolate Isolate adalah individu yang tersisih dalam suatu kelompok atau sub kelompok. Dalam jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu tidak ditemukan adanya Isolate. A. Derajat Keterhubungan Antar Individu Derajat keterhubungan individu dalam jaringan komunikasi menggambarkan luasnya jaringan komunikasi individu di dalam sistem sosialnya, diukur dari jumlah hubungan komunikasi yang dilakukan seorang individu dengan individu lainnya dalam satu sistem, dibandingkan dengan jumlah kemungkinan hubungan komunikasi yang bisa dijalin dalam sistem tersebut. Derajat Keterhubungan Individu dengan rumus sebagai sebagai berikut : X N-1 Dimana : X = Jumlah hubungan individu (Actual C) N = Jumlah anggota sistem jaringan komunikasi (Roger dan Kincaid,1981) Derajat Keterhubungan jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Jml Hubungan Langsung Individu (X) Jml Kemungkinan Hubungan Langsung N(N-1)/2 Derajat Keterhubungan X/(N-1) 100 (X/N-1) , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah hubungan nyata yang ada dalam jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu adalah 36, dan jumlah kemungkinan hubungannya adalah 136 sehingga rata-rata tingkat keterhubungan sistem (ASC) adalah 0,26. Semakin Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 63

13 tinggi ASC suatu sistem, maka secara teoretis akan semakin baik proses difusi inovasi yang terjadi. Bila dilihat dari jumlah anggota sistem sebanyak 17 orang, maka nilai ASC tersebut tersebut tergolong kurang baik. B. Implikasi Jaringan Komunikasi Dalam konteks komunikasi kelompok kecil, hasil pengamatan jaringan komunikasi diatas dapat dijadikan pertimbangan bagi anggota kelompok dalam memperbaiki suasana hubungan kelompok. Sedangkan bagi tenaga penyuluh dan penentu kebijakan komunikasi pembangunan khususnya terkait kegiatan kelompok tani, dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan strategi diseminasi inovasi. Bagi pengurus dan anggota KWT Mugi Rahayu, hasil analisis jaringan komunikasi yang terbentuk dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kepemimpinan dalam kelompok. Dari analisis diatas, dapat diidentifikasi individu yang berperan sebagai Star dan Opinion Leader berpotensi untuk menjadi Ketua KWT. Dengan demikian, bersama-sama dengan pengurus yang sudah ada, bisa memaksimalkan kinerja kepengurusan. Melihat rata-rata tingkat keterhubungan sistem (ASC) dalam jaringan komunikasi yang terbentuk, terlihat bahwa semua anggota kelompok terlibat dalam aktivitas komunikasi dengan anggota yang lain, baik dalam kelompok maupun dalam klik. Dari analisis juga terlihat bahwa semua anggota terhubungkan dalam jaringan komunikasi, dan tidak ada anggota yang terisolasi. Hal ini menyiratkan bahwa meskipun kinerja ketua kelompok belum bisa dikatakan maksimal karena terpilih atas dasar yang bersangkutan sebagai isteri anggota DPRD Kabupaten Madiun, namun interaksi antar anggota tetap berlangsung baik. Dalam kebijakan difusi inovasi yang dilakukan penyuluh khususnya mengenai pengolahan biji durian menjadi tepung bahan baku makanan tradisional, identifikasi terhadap pemuka-pemuka opini ini sangat penting dalam memperlancar proses difusi dan mempercepat proses adopsi inovasi. Sudah banyak penelitian terkait jaringan kelompok membuktikan, bahwa hampir semua pemuka opini (opinion leader) menyokong perubahan, meskipun dalam beberapa kasus ada juga pemuka opini yang menentang adopsi inovasi. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan beberapa hal antar lain : 1. Dalam jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu terdapat 3 klik berbentuk jari-jari yang berpusat pada satu individu dan menyebar kepada anggota-anggota yang lain dan terbentuk berdasarkan kedekatan tempat tinggal 2. Fungsi-fungsi khusus yang terdapat dalam jaringan komunikasi KWT Mugi Rahayu adalah Star, Opinion Leader, Liaison Officer, Bridge, dan tidak terdapat Isolate. Melihat karakteristik personalnya, Star, Opinion Leader, dan Liaison Officer adalah pengurus KWT Mugi Rahayu dan memiliki tingkat sosial yang lebih tinggi dibanding anggota yang lain. Opinion Leader yang ada sekaligus berperan sebagai Bridge 3. Derajat rata-rata tingkat keterhubungan individu (ASC) dalam sistem jaringan komunikasi KWT Mekarsari adalah 0,26 dan tergolong kurang baik. SARAN-SARAN 1. Agar pengurus KWT Mugi Rahayu berupaya memperbaiki suasana kelompok dan memperbaiki kualitas kepemimpinan KWT Mugi Rahayu dengan menunjuk individu yang berkompeten dan memiliki kredibilitas dimata anggotanya. 2. Sedangkan bagi penyuluh dan penentu kebijakan komunikasi pembangunan pertanian, dapat dijadikan pertimbangan dalam menentuan strategi dan kebijakan diseminasi inovasi. Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 64

14 3. Bagi akademisi dan peneliti secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan ke dalam bentuk penelitian sejenis yang tentu saja dengan tingkatan dan kualitas yang lebih baik. Paradigm for Research.. New York: The Free Press DAFTAR PUSTAKA Berlo, David K., The Process of Communication An Intriduction to Theory and Practice. New York: Holt, Rinehart and Winston Inc. Devito, Joseph A., Komunikasi Antar Manusia. Kuliah Dasar. Edisi Kelima. (Judul Asli : Human Communication). Jakarta: Professional Books. Gonzales, Hernando., Beberapa Mitos Komunikasi dan Pembangunan. Dalam.Jahi, A. (Penyunting) Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara Dunia Ketiga. Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia , Kepemimpinan Kontak Tani Dalam Proses Difusi Inovasi Laporan Penelitian. Mataram: Fakultas Pertanian Universitas Mataram , Siti Hilyana, Farida Puspa., Alur Komunikasi dan Keputusan Inovasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal AGROTEKSOS Volume 7 Nomor 3. Mataram. Hare, A.P., Handbook of Small Group Research. New York: The Free Press. Knoke, David and James Kulkinskni, Network Analysis. London: Sage Publication. Olmsted, Michael S., Getting Agriculture Moving. New York: The Agricultural Development Councill. Rogers, Everett M and Lawrence D. Kincaid, Communication Network Toward a New Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN... 65

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PADA KELOMPOK WANITA TANI MEKARSARI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR. Oleh : Agus Purbathin Hadi

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PADA KELOMPOK WANITA TANI MEKARSARI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR. Oleh : Agus Purbathin Hadi ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PADA KELOMPOK WANITA TANI MEKARSARI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR Oleh : Agus Purbathin Hadi PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia sampai saat ini

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI Oleh: Gres Kurnia (071015025) - B Email: grassgresy@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

18 Media Bina Ilmiah ISSN No 18 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI KOMUNITAS HINDU DI LINGKUNGAN NON HINDU DI PULAU LOMBOK: UPAYA PENGEMBANGAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN TOLERANSI BERAGAMA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian Menurut Sugiyono pengertian metodologi dalam penelitian adalah Merupakan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupannya. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks

Lebih terperinci

Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi

Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi Sains Peternakan Vol. 12 (2), September 2014: 107-113 ISSN 1693-8828 Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi E. Anggriyani Politeknik ATK, Yogyakarta Jl. Ateka, Bangunharjo,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 16 BAB II URAIAN TEORITIS 1. Komunikasi Antarpribadi Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, di mana proses

Lebih terperinci

Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi. Analyze The Influence of Farmers Affection on Adoption of Innovation

Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi. Analyze The Influence of Farmers Affection on Adoption of Innovation Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi E. Anggriyani Politeknik ATK, Yogyakarta Jl. Ateka, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Email: emiliana.anggry@gmail.com emilia_anggri@kemenperin.go.id

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas Pola Jaringan Komunikasi Komunitas Kaskuser Regional Kalimantan Barat di Yogyakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I Gubernur Kalimantan Barat 2012 Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas Program Studi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses yang mana paratisipan-partisipannya saling membuat dan saling bertukar tanda informasi dari seseorang kepada yang lainnya dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sosiometri dan Sosiogram BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10-50 orang),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tenilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Kelurahan Tenilo ini terbentuk dari tahun

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI DALAM DIFUSI ADOPSI INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

JARINGAN KOMUNIKASI DALAM DIFUSI ADOPSI INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JURNAL JARINGAN KOMUNIKASI DALAM DIFUSI ADOPSI INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (Studi Perbandingan Jaringan Komunikasi Sosial terhadap Difusi Adopsi Program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Kelompok

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Metodologi Penelitian Kuantitatif Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Analisis Jaringan Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Analisis Jaringan Metodologi Penelitian Kuantitatif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan 7 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan Komunikasi menurut Rogers dan Shoemaker (1971) adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA PADA PT.RADIO MEMORA ANOA INDAH. OLEH: Franky Ramli Mokodompit

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA PADA PT.RADIO MEMORA ANOA INDAH. OLEH: Franky Ramli Mokodompit PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA PADA PT.RADIO MEMORA ANOA INDAH OLEH: Franky Ramli Mokodompit Frankyramli@yahoo.co.id 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Suatu Perusahaan makna Komunikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan aktivitasnya. Komunikasi merupakan unsur pokok dalam suatu organisasi karena di dalam organisasi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran 27 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Persoalan mengenai kesejahteraan, peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan serta kemandirian pangan masih menjadi persoalan yang penting di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

Praktikum Perilaku Konsumen

Praktikum Perilaku Konsumen Modul ke: Praktikum Perilaku Konsumen Difusi dan Inovasi Konsumen Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ade Permata Surya, S.Gz., MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Inovasi dan Difusi Inovasi

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo Komunikasi Organisasi Disusun oleh Dewi Sulistyo Konsep Dasar Komunikasi Komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia Komunikasi sebagai syarat terjadinya interaksi dan proses belajar Komunikasi dalam organisasi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal

Lebih terperinci

Bulkis Universitas Terbuka ABSTRACT ABSTRAK

Bulkis Universitas Terbuka ABSTRACT ABSTRAK ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PETANI TANAMAN SAYURAN (KASUS PETANI SAYURAN DI DESA EGON, KECAMATAN WAIGETTE, KABUPATEN SIKKA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR) Bulkis (bulkis@ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Batasan Masalah... 5 1.4 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 13 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI OPINION LEADER Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam kelangsungan hubungan di dalam sebuah kelompok ataupun

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam kelangsungan hubungan di dalam sebuah kelompok ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sangat diperlukan untuk kelangsungan kehidupan manusia, termasuk dalam kelangsungan hubungan di dalam sebuah kelompok ataupun organisasi. Dimana komunikasi

Lebih terperinci

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret digilib.uns.ac.id ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo Di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali) Skripsi Untuk

Lebih terperinci

ALUR INFORMASI DAN KEPUTUSAN INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR *)

ALUR INFORMASI DAN KEPUTUSAN INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR *) ALUR INFORMASI DAN KEPUTUSAN INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR *) INFORMATION NET AND INOVATION DECISION OF INTEGRATED PEST MANAGEMENT TECHNOLOGY IN EAST LOMBOK REGENCY

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan membuat dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian. Tujuan komunikasi dalam konteks komunikasi

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (Kasus Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Desa Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) PARLAUNGAN ADIL

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI 1 JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI Syafiq Farkhi, Marcelinus Molo, D.Padmaningrum Fakultas

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI MASSA

TEORI KOMUNIKASI MASSA BAB 6 Modul 9 TEORI KOMUNIKASI MASSA Tujuan Intruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan model dasar komunikasi massa, menjelaskan teori dan model tentang pengaruh komunikasi massa terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

Analisis Jaringan Komunikasi untuk Menunjang Kegiatan Pemasaran Pada Industri Kecil

Analisis Jaringan Komunikasi untuk Menunjang Kegiatan Pemasaran Pada Industri Kecil Analisis Jaringan Komunikasi untuk Menunjang Kegiatan Pemasaran Pada Industri Kecil (Communication Network Analysis to Support Small Industry Marketing) Oleh: Hamidah Nayati Utami*) Abstract Small industry

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri oleh manusia, begitu juga halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP PENDIDIKAN Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP DEFINISI Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah sebuah proses

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai program penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH Teori Komunikasi-1, Sesi 14 Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH: Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI DALAM DIFUSI ADOPSI INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

JARINGAN KOMUNIKASI DALAM DIFUSI ADOPSI INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JARINGAN KOMUNIKASI DALAM DIFUSI ADOPSI INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (Studi Perbandingan Jaringan Komunikasi Sosial terhadap Difusi Adopsi Program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI UNTUK MENUNJANG KEGIATAN PEMASARAN PADA INDUSTRI KECIL. Oleh: Hamidah Nayati Utami *)

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI UNTUK MENUNJANG KEGIATAN PEMASARAN PADA INDUSTRI KECIL. Oleh: Hamidah Nayati Utami *) ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI UNTUK MENUNJANG KEGIATAN PEMASARAN PADA INDUSTRI KECIL Oleh: Hamidah Nayati Utami *) Abstract Small industry marketing corelated with comunication process. There are communication

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 8 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Difusi Inovasi Sejumlah konsep dan teori mengenai difusi inovasi yang dirujuk dari Rogers dan Shoemaker (1971) dan Rogers (1995) yang dikemukakan dalam subbab ini

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR. KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR Diarsi Eka Yani 1 Pepi Rospina Pertiwi 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan suatu program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI EFEKTIF

MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI EFEKTIF MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI EFEKTIF Oleh Samsul Hidayat, M.Ed (WI Madya BKD & DIKLAT Prov. NTB) ABSTRAKSI Perilaku yang terjadi dalam suatu organisasi adalah merupakan unsur pokok dalam proses komunikasi.

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL ADIDAS TEAM DAMCO INDONESIA JAKARTA PUSAT. FITRIANI PT. Damco Indonesia Jakarta Pusat

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL ADIDAS TEAM DAMCO INDONESIA JAKARTA PUSAT. FITRIANI PT. Damco Indonesia Jakarta Pusat ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL ADIDAS TEAM DAMCO INDONESIA JAKARTA PUSAT DI PT. FITRIANI PT. Damco Indonesia Jakarta Pusat fitrin72@gmail.com Abstract: Informal communication has grown in line with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian yang sempat menjadi isu utama pembangunan bangsa di Era Orde Baru kini menjadi sedikit terpinggirkan sebagai dampak perkembangan teknologi industri. Lahan-lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

Salah satu bekal yang berguna bagi usaha memasyarakatkan inovasi atau ide-ide baru adalah pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana inovasi tersebut

Salah satu bekal yang berguna bagi usaha memasyarakatkan inovasi atau ide-ide baru adalah pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana inovasi tersebut "OPINION LEADER" PERANANNYA DALAM PROSES ADOPSI TEKNOLOGI IB TERNAK SAPI MADURA Jauhari Efendy Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peranan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya 15 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai

Lebih terperinci

Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat)

Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat) Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat) 1 Wiranti Mustika Wardhani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM : PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication

Lebih terperinci

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Efektivitas Penyaluran Informasi dalam Komunikasi Dua Langkah di Masyarakat Pedesaan Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I34120145 Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Pokok Bahasan PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Advertising and Kode MK Marketing Communication 06

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PADA KATEGORI ADOPTER Oleh Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra ABSTRAK

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PADA KATEGORI ADOPTER Oleh Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra ABSTRAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PADA KATEGORI ADOPTER Oleh Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra ABSTRAK Pembagian anggota sistem sosial ke dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017 JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI DESA REJO BINANGUN KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Farmers Communication Networks on Food Crop Agriculture Adoption-Inovation

Lebih terperinci

THE ROLE OF COMMUNICATION NETWORK IN DEVELOPING THE COHESIVENESS OF DRUG PLANT FARMER GROUP IN WEST JAVA

THE ROLE OF COMMUNICATION NETWORK IN DEVELOPING THE COHESIVENESS OF DRUG PLANT FARMER GROUP IN WEST JAVA THE ROLE OF COMMUNICATION NETWORK IN DEVELOPING THE COHESIVENESS OF DRUG PLANT FARMER GROUP IN WEST JAVA PERAN JEJARING KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN KOHESIVITAS KELOMPOK TANI TANAMAN OBAT DI JAWA BARAT Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi Inovasi

Pengertian Komunikasi Inovasi Modul 1 Pengertian Komunikasi Inovasi Ir. M. Priono, M. Si. Dra. Nila Kusuma Widrati, M. Si. M PENDAHULUAN anusia sebagai makhluk yang memiliki daya pikir dan emosi, hidup dalam sistem sosial dan lingkungan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan bimbingan teknis di bidang Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penampilan atau biasa disebut dengan istilah appearance merupakan hal yang perlu di perhatikan ketika seseorang memutuskan untuk bertemu dengan orang lain

Lebih terperinci

Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia BAB 10 KOMUNIKASI KELOMPOK Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia -IPB PENGANTAR Situasi atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Correlation of Interpersonal Communication to Farmers Behavior in

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Jaringan Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Jaringan Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mempertahankan kehidupannya. Manusia membutuhkan bantuan dari sesamanya hingga tercipta

Lebih terperinci

Kepemimpinan Opini & Jaringan Difusi

Kepemimpinan Opini & Jaringan Difusi Kepemimpinan Opini & Jaringan Difusi DIFUSI INOVASI DALAM PEMERINTAHAN Yogi Suwarno www.difusiinovasi.co.cc Kepemimpinan Opini & Pemimpin Opini Kepemimpinan opini kemampuan seseorang yang secara informal

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak

Lebih terperinci

RASIONALITAS PEMILIHAN OPINION LEADER DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM. (Studi Kasus tentang Jaringan Komunikasi di Kelompok Mahasiswa

RASIONALITAS PEMILIHAN OPINION LEADER DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM. (Studi Kasus tentang Jaringan Komunikasi di Kelompok Mahasiswa 1 RASIONALITAS PEMILIHAN OPINION LEADER DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM (Studi Kasus tentang Jaringan Komunikasi di Kelompok Mahasiswa Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USU) D I S

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi. komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi. komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Dalam proses kehidupan sejak lahir manusia perlu komunikasi. Karena itu, komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga manusia tidak bisa melepaskan dirinya

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

Pola Jaringan Komunikasi Internal Pemerintah Kota Denpasar dalam Mengelola Program PRO Denpasar+

Pola Jaringan Komunikasi Internal Pemerintah Kota Denpasar dalam Mengelola Program PRO Denpasar+ Pola Jaringan Komunikasi Internal Pemerintah Kota Denpasar dalam Mengelola Program PRO Denpasar+ Ni Luh Ketut Indah Widia Sari 1 ), Ni Nyoman Dewi Pascarani 2 ), I Dewa Ayu Sugiarica Joni 3 ) Fakultas

Lebih terperinci

Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah se

Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah se DIFUSI INOVASI Everett M. Rogers Jat Jat Wirijadinata Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, SILABUS MATA KULIAH: INOVASI PENDIDIKAN

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, SILABUS MATA KULIAH: INOVASI PENDIDIKAN IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, SILABUS MATA KULIAH: INOVASI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU September 2015 Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

1. PROFIL DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun

1. PROFIL DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun CONTOH 1. PROFIL DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN Foto dan Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun Jalan Pahlawan

Lebih terperinci