BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 A. Sosiometri dan Sosiogram BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10-50 orang), berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok dari suatu sistem jaringan komunikasi, seseorang dalam suatu sistem tersebut memilih dan dipilih dalam berinteraksi. Sosiometri juga dapat dikatakan suatu teknik analisis untuk mempelajari interaksi kelompok. Sosiometri mencari tahu siapa yang disukai atau tidak disukai orang-orang dan dengan siapa mereka akan atau tidak akan bersedia bekerja sama (Farkhi et al., 2009:7) Sosiometri adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok (Nurkancana, 1993 dalam Anty, 2002:57). Sosiometri disebut pula sebagai metode menemukan dan memanipulasikan konfigurasi-konfigurasi (bentuk dan formasi), dengan mengukur daya tarik/daya saling tarik menarik dan daya tolak antara para individu dalam suatu kelompok, Sosiogram adalah suatau diagram yang secara grafis memetakan interaksi soisal yang lebih disukai yang diperoleh dari wawancara atau kuesioner (Kartono, 1996 dalam Rusmana, 2003:4). B. Komunikasi Komunikasi adalah suatu pernyataan manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok yang bersifat umum dengan mengunakan lambang-lambang yang berarti. Partisipasi dan kejasama dari pelaku yang terlibat. Penyampaian informasi di katakan berhasil kalau kedua belah pihak pemberi pesan (Komunikator) dan penerima pesan (Komunikan) merasa diuntungkan, artinya pemberi pesan merasa yakin kalau pesan yang diberikan diserap oleh penerima pesan dan dilain pihak penerima pesan merasa diuntungkan setelah mendapatkan pesan yang diberikan oleh pemberi pesan (Soekartawi, 2005 : 1). 5

2 Komunikator adalah orang atau petugas yang tugasnya menyampaikan pesan apakah itu, pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum atau pesan pembangunan pertanian, kepada komunikan agar pesan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan oleh komunikan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari tugas seorang komunikator adalah berkomunikasi dengan komunikan. Komunikasi ini dapat bersifat perorangan maupun perkelompok disamping dari situasi dan kondisi lingkungan dimana masyarakat komunikan itu berada juga tergantung dari maksud serta isi pesan yang akan disampaikan. Komunikan adalah orang yang menerima pesan (Soekartawi, 2005 : 1). Komunikasi merupakan suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal menjadi interpersonal. Artinya, adanya peningkatan hubungan di antara para pelaku komunikasi. Seringkali pertemuan interpersonal diawali dengan pembicaraan pada masalahmasalah yang bersifat umum, seperti: umur, tempat tinggal, pendidikan, asal daerah dan sebagainya, pada akhirnya pembicaraan tersebut berkembang pada masalahmasalah yang lebih spesifik, seperti: kebiasaan dan kesukaan, situasi tersebut menunjukkan adanya komunikasi interpersonal (Sendjaja, 2004 dalam Saudia, 2003:1). C. Komunikasi Pertanian Informasi pertanian merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam produksi dan tidak ada yang menyangkal bahwa informasi pertanian dapat mendorong kearah pembangunan yang diharapkan. Informasi pertanian merupakan aplikasi pengetahuan yang terbaik yang akan mendorong dan menciptakan peluang untuk pembangunan dan pengurangan kemiskinan. Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor pertanian akan menuju pada pertanian berkelanjutan melalui penyiapan informai pertanian yang tepat waktu dan relevan, yang dapat memberikan informasi yang tepat kepada petani dalam proses pengambilan keputusan ber untuk meningkatkan produktivitasnya. TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka. Informasi pemasaran, praktek pengelolaan ternak dan 6

3 tanaman yang baru, penyakit dan hama tanaman/ternak, ketersediaan transportasi, informasi peluang pasar dan harga pasar input maupun output pertanian sangat penting untuk efisiensi produksi secara ekonomi, (Maureen, 2009 dalam Mulyandari et al., 2010 : 36). Komunikasi yang memuat berbagai informasi pembangunan, serta dari sisi sebaliknya, yaitu mengkomunikasikan apa permasalahan dan kebutuhan masyarakat dari bawah, merupakan hal yang esensial dalam pembangunan pertanian. Komunikasi didalam aktifitas pembangunan, khususnya pada bidang pembangunan pertanian memiliki beberapa peran di antaranya adalah sebagai penghubung antar kelembagaan, penguat pesan, dan sekaligus sebagai akseletator dalam berinteraksi (Hornik, 1988 dalam Kifli, 2007 : 120). D. Komunikasi Kelompok Komunikasi yang terjadi dalam kelompok pada hakekatnya adalah komunikasi interpersonal karena komunikasi yang terjadi antar anggotanya biasanya bersifat face-to-face, pesan disampaikan secara lisan, tanpa perantara media sehingga umpan balik dapat disampaikan secara langsung (Faizal et al., 2012:123). Komunikasi dalam kelompok ialah komunikasi antara seorang dengan orang-orang lain dalam kelompok, berhadapan satu dengan lainnya, sehingga memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi setiap orang untuk memberikan respon secara verbal (Hadi, 1999 : 3). Robert F. Bales dalam Hadi, (1999 : 3), mendefinisikan komunikasi dalam kelompok kecil sebagai sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka, dimana setiap partisipan mendapat kesan atau peningkatan hubungan antara satu sama lainnya yang cukup jelas. Sehingga baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya, dapat memberikan respon kepada masing-masing sebagai perorangan Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok. Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut: 7

4 1) Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka 2) Kelompok memiliki sedikit partisipan 3) Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin 4) Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama 5) Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain Komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian, dan penerapan yang menitikberatkan, tidak hanya pada proses kelompok secara umum tetapi juga pada perilaku komunikasi individu-individu pada tatap muka kelompok diskusi kecil (Goldberg dan Larson 1985:6 dalam Gurning et al., 2012:3). Ada beberapa unsur dalam komunikasi kelompok, diantaranya adalah komunikasi lisan, kepemimpinan, tujuan kelompok, norma kelompok, peranan, kohesivitas kelompok, dan situasi kelompok (Gurning et al., 2012 : 3). E. Proses Komunikasi Pertanian Proses komunikasi pertanian meliputi hal sebagai beriku 1. Pesan Pesan dalam komunikasi pertanian adalah semua informasi yang berkaitan dengan bidang pertanian. Karena dalam komunikasi pertanian dikenal dengan istilah pesan yang harus disampaikan oleh komunikator ke komunikan, maka isi pesan adalah berkaitan dengan informasi di bidang pertanian (Soekartawi, 2005:21). Isi pesan dalam komunikasi pertanian dapat berupa informasi tentang : a. Bagaimana meningkatkan produksi pertanian. b. Bagaiman memelihara lahan agar kondisi lahan tetap subur dan terhindar dari bahaya erosi. c. Bagaiman perlakuan pascapanen yang baik. d. Bagaiaman adopsi teknologi baru harus dilakukan. e. Bagaiman melaksanakan kerjasama kelompok. f. Bagaiamana meningkatkan pendapatan rumahtangga tani. g. Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya. Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa pesan yang harus disampaikan oleh komunikator adalah spesifik dan mempunyai tujuan yang jelas. Komunikasi dapat 8

5 dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan keperluan khalayak sasaran. Untuk itu, sebelum memutuskan teknologi apa yang sesuai, maka diperlukan informasi yang mendalam mengenai petani sasaran, baik mengenai apa yang sebenarnya diperlukan, sumberdaya yang dimiliki maupun kendala dan peluang yang ada sehingga dapat dihasilkan teknologi spesifik lokasi (Padmaningrum, 2008:52). 2. Proses Pengambilan Keputusan Proses komunikasi pertanian adalah kompleks sekali disebabkan karena banyaknya factor yang terlibat didalamnya. Walaupun proses komunikasi pertanian kelihatannya sederhana, yaitu hubungan antara komunikator dan komunikan dalam arti memberi dan menerima pesan namun karena keduanya berada pada lingkup dan lingkungan yang berbeda, maka di dalam proses tersebut banya aspek yang terlibat (Jones, 1975 dalam Soekartawi, 2005 : 32). Beberapa aspek penting yang sekiranya banyak berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam proses komunikasi pertanian ini, antara lain adalah : a. Motivasi dalam pemecahan suatu masalah. b. Bagaimana masalah itu dapat diselesaiakan agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai. c. Apakah ada kesempatan untuk mencapai tujuan itu. d. Dimana dan kapan waktu yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. e. Perubahan situasi lingkungan di mana proses komunikasi itu berjalan. Sebuah proses pengambilan keputusan apakah seseorang menolah atau menerima suatu inovasi adalah banyak tergantung pada sikap mental dan perbuatan yang dilandasi oleh situasi intern orang tersebut. Landasan filosofi dalam tahap ini adalah setiap orang akan merasa dihargai jika mereka diajak untuk berkompromi, memberikan pemikiranpemikiran dalam membuat suatu keputusan untuk membangun diri, keluarga, daerah, bangsa dan negaranya. Keikutsertaan anggota atau seseorang di dalam pengambilan suatu keputusan secara psikososial telah memaksa anggota masyarakat yang bersangkutan untuk turut bertanggung jawab dalam 9

6 melaksanakan, mengamankan setiap paket program yang dikomunikasikan, karena mereka merasa memiliki serta bertanggung jawab secara penuh atas keberhasilan program yang dilaksanakan. Dengan demikian, dalam diri masyarakat, akan tumbuh rasa tanggung jawab secara sadar, kemudian berprakarsa untuk berpartisipasi secara positif terhadap setiap paket pembangunan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan diri dan keluarga semua masyarakat (Henuk, 2008 : 9). F. Kelompok Tani Kelompok tani merupakan wadah berhimpunnya para petani yang terikat atas dasar kesamaan, yaitu memiliki aspirasi, kebutuhan dan tujuan yang sama (Departemen Pertanian, 2001 dalam Pertiwi dan Heryadi, 2010 : 1). Idealnya, sebuah kelompok tani terbentuk atas dasar kepentingan anggota, dan dapat membantu permasalahan usahatani yang dialami para petani. Kelompok tani juga dibangun agar petani memiliki kemandirian dalam usahatani seta mampu mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang sesuatu yang baru (Mardikanto, 1999 dalam Pertiwi dan Heryadi, 2010 : 1). Kelompok tani mempunyai peran yang strategis dalam berbagai kegiatan pertanian baik yang berkaitan dengan usahatani maupun kegiatan sosial ekonomi petani. Peningkatan pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lain yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya. Pengembangan Kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi kuat dan mandiri. Kelompok tani yang berkembang bergabung dengan kelompok tani lain dalam satu wilayah tertentu yaitu desa untuk mengembangkan fungsinya sehingga mempunyai kemandirian yang kuat, lebih mudah menjalin kemitraan dan dapat menembangkan fungsi kelompok tani. Peningkatan gabungan kelompok tani diharapkan agar gapoktan berfungsi sebagai unit usahatani, unit 10

7 usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit pemasaran dan keuangan mikro serta usaha penunjang lainnya sehingga menjadi kuat dan mandiri. Keberadaan gapoktan merupakan jawaban atas berbagai peluang dansosial, ekonomi, dan teknis membutuhkan suatu organisasi yang lebih besar dengan bergabungnya kelompok tani dalam satu wilayah desa (Redono, 2012 : 2). Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dimaksudkan dengan wadah komunikasi antar petani, serta atarpetani dengan kelembagaan terkait dalam proses alih teknologi. Surat keputusan itu dilengkapidengan ketentuanketentuan atau tolak ukur untuk memonitor dan mengevaluasi kinerjanya. Kinerjanya tersebut akan menentukan tingkat kemampuan kelompok (Wahyuni, 2003 : 2). Kelompok Tani juga merupakan kumpulan orang-orang tani Dewasa, wanita, pemuda yang terikat secara informal atas dasar kebutuhan bersama serta didalam lingkungan pengaruh dan pempinan seorang kontak tani. Secara konsepsional kelompok tani diartikan sebagai kumpulan petani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok, atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Soebiyanto, 1998 dalam Negara, 2008:9). G. Jaringan Komunikasi Peta dan kinerja jaringan komunikasi, terutama keterhubungan (connectedness), keeratan (integration), keterbukaan (openness), struktur dan peran seorang dalam jaringan, maka perlu dilakukan analisis jaringan komunikasi (Rongers dan Kincaid, 1981 dan Devito, 1997 dalam Setiawan, 2007 : 68). Ada tiga aspek dalam jaringan komunikasi yaitu : (1) jangkauan (scope) komunikasi, yaitu level analisis yang dapat dipelajari dari prespektif individu, diadik, kelompok, organisasi atau antar organisasi. (2) fungsi komunikasi, yang meliputi produksi, inovasi dan pemeliharaan, dan (3) struktur komunikasi dalam mentransmisikan pesan (Littejohn, 1996 dalam Setiawan, 2007 : 68). Gambar 1 menunjukan model jaringan komunikasi yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. 11

8 Gambar 1. Struktur Jaringan Komunikasi (Krech et al 1962 dan De Vito 1997 dalam Anty, 2002:14). 1) Model Bersambung / Rantai Metode jaringan komunikasi disini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkinya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (Upward) dan ke bawah (Downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (Komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. 2) Model Roda Sistem jaringan komunikasi disini, semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya). 3) Model Lingkaran Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level. 4) Model Semua Saluran Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya. 5) Model Huruf Y Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu 12

9 supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen. Analisis jaringan komunikasi adalah suatu metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana data tentang alur komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa bentuk hubungan interpersonal (Rongers dan Kincaid, 1981 dalam Setiawan, 2007 :68). Studi jaringan komunikasi merupakan salah satu dari beberapa pendekatan penelitian yang mempelajari perilaku komunikasi berdasarkan pendekatan konvergen. Dikatakan komunikasi demikian, karena konsepsi jaringan komunikasi menekankan bahwa komunikasi dianggap sebagai proses saling tukar-menukar informasi (Setiyanto, 1993 dalam Nababan, 2002 : 8). Analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana data hubungan mengenai arus komunikasi dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Dasar untuk mengetahui apakah individu-individu itu dapat dimasukkan ke dalam suatu klik atau tidak, ada tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi klik, yaitu: (1) setiap klik minimal harus terdiri dari 3 anggota; (2) setiap anggota klik minimal harus mempunyai derajat keterhubungan 50 persen dari hubungan-hubungannya di dalam klik; dan (3) seluruh anggota klik baik secara langsung maupun tidak langsung harus saling berhubungan melalui suatu rantai hubungan dyadic yang berlangsung secara kontinyu dan menyeluruh di dalam klik (Rogers dan Kincaid, 1981 dalam Rangkuti, 2007 : 12). Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi adalah: 1) mengidentifikasi klik dalam suatu sistem, 2) mengidentifikasi peranan khusus seseorang dalam jaringan misalnya sebagai opinion leader, liasions, bridges, atau isolated, dan 3) mengukur berbagai indikator (indeks) struktur komunikasi seperti keterhubungan klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik dan lain sebagainya. Opinion leader adalah seorang pemuka pendapat dan agen pembaharu yang relatif sering dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain untuk bertindak dalam cara tertentu secara informal. Liaison adalah seorang indvidu yang menghubungkan dua klik atau lebih dalam suatu sistem, namun ia 13

10 tidak menjadi anggota klik manapun. Bridge adalah seorang individu yang menghubungkan dua klik atau lebih dalam suatu sistem, dan ia menjadi anggota dari klik-klik tersebut. Isolated adalah individu yang tidak menjadi anggota dalam suatu sistem atau individu yang tidak terlibat dalam dalam jaringan komunikasi (Rogers dan Kincaid, 1981 dalam Rangkuti, 2007 : 12). Beberapa variabel pengukuran dalam jaringan komunikasi antara lain: keterkaitan klik (clique connectedness), keragaman klik (clique diversity), kekompakan klik (clique integration) dan keterbukaan klik (clique openess). Yang dimaksud dengan tingkat keterkaitan, keragaman, kekompakan dan keterbukaan klik (Rogers dan Kincaid, 1981:67 dalam Rangkuti, 2007 : 12) adalah: a. Tingkat keeratan/keterkaitan (Connectedness Index) adalah derajat keeratan hubungan antara anggota jaringan yang satu dengan yang lainnya. b. Tingkat keragaman (Diversity Index) adalah sedikit banyaknya hubungan komunikasi yang terjadi antara jaringan. c. Tingkat integrasi (Integration Index) adalah keadaan anggota suatu jaringan yang dapat berhubungan dengan anggota lain dalam jaringan komunikasi yang ditunjukan langkah-langkah hubungan komunikasi. d. Tingkat keterbukaan (Openness Index) adalah tingkat keterbukaan hubungan anggota-anggota klik terhadap individu lain yang berada di luar klik tersebut dalam suatu jaringan komunikasi. H. Penelitian Terdahulu Rangkuti (2009), dengan judul penelitian Jaringan Komunikasi Petani Dalam Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian (kasus adopsi inovasi traktor tangan di desa neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat), dengan tujuan yaitu 1) mempelajari pengaruh faktor faktor karakteristik petani terhadap jaringan komunikasi petani dalam kaitannya dengan tingkat adopsi inovasi traktor tangan, 2) mempelajari pengaruh faktor-faktor usahatani terhadap jaringan komunikasi petani berkaitan dengan tingkat adopsi inovasi traktor tangan dan 3), mengetahui seberapa besar pengaruh ciri-ciri inovasi terhadap tingkat kecepatan adopsi inovasi traktor tangan untuk mengolah lahan 14

11 sawah petani. analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kondisi karakteristik petani mempunyai pengaruh nyata terhadap jaringan komunikasi petani dalam proses tingkat adopsi inovasi teknologi traktor tangan dalam pengolahan lahan sawah. (2) faktor-faktor positif dari karakterisik usahatani atas tingkat keterkaitan, keragaman, kekompakan dan keterbukaan, menunjukkan bahwa luas lahan garapan dan produktifitas lahan memberi konstribusi paling besar terhadap jaringan komunikasi. (3) faktor-faktor positif dari ciri-ciri adopsi inovasi menunjukkan tingkat observabilitas memberi konstribusi terbesar terhadap tingkat adopsi inovasi traktor tangan. Setiawan (2008), dengan judul Analisis Jaringan Komunikasi Petani Pada Berbagai Zona Agroekosistem Di Kabupaten Bandung. Bertujuan untuk mengetahui kinerja koneksi, kinerja intergrasi, kinerja keterbukaan, struktur jaringan dan peran petani dalam jaringan komunikasi pada berbagai zona agroekosistem. Penelitian yang dilakukan pada Tahun 2007 ini merupakan suatu kasus yang menggunakan metode survei deskriptif. Hasilnya adalah koneksi petani pada zona agroekosisten menampilkan kinerja yang lemah, integrasi petani pada berbagai zona agroeosistem menampilkan kinerja yang moderat, keterbukaan petani, stuktur yang ada pada zona agroekosistem lebih mendekati struktur semua saluran dan struktur roda, pada berbagai zona agroekosistem tidak ditemukan petani yang terisolir. Rimun (2006), dengan judul Gaya Komunikasi Pemimpin dan Keefektifan Kelompok Tani Dalam Melaksanakan Program Konservasi Tanah dan Air (kasus di DAS Ciliwung Hulu, Kecamatan Cisarua, Bogor), dengan tujuan (1) Mengungkapkan tingkat keefektifan kelompok tani dalam menjalankan kegiatan konservasi tanah dan air; (2) Menjelaskan tingkat keeratan hubungan antara gaya komunikasi pemimpin kelompok tani dengan keefektifan kelompok tani; dan (3) Menjelaskan kaitan antara gaya komunikasi pemimpin kelompok tani dengan tingkat kedewasaan dan karakteristik anggota kelompok tani. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian yang bersifat diskriptif korelasional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara kepada 161 anggota 15

12 kelompok tani dari empat kelompok tani di DAS Ciliwung Hulu, Cisarua Bogor. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Uji Korelasi Spearman. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kelompok tani di DAS Ciliwung Hulu memiliki keefektifan kelompok yang tinggi; (2) gaya komunikasi pemimpim cenderung linier dan (3) anggota kelompok tani bercirikan paternalistik. Keefektifan kelompok tani tersebut berhubungan dengan gaya komunikasi pemimpin kelompok tani. Nababan (2002), dengan judul Hubungan Karakteristik Individu Dengan Jaringan Komunikai Pada Dua Kelompok Tani Dalam Menerapkan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu dan tujuannya adalah: 1). Mempelajari struktur jaringan komunikasi pada kelompok tani, 2). Membandingkan struktur jaringan antara kelompok tani dengan penerapan teknologi, 3). Mempelajari hubungan antara karakteristik individu dengan jaringan komunikasi pada kedua kelompok tani. Analisis yang digunakan adalah adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasilnya penelitian ini adalah hubungan tingkat pengalaman usahatani dan tingkat penguasaan lahan dengan jaringan komunikasi pada dua kelompok tani yang tidak berbeda atau tidak mempunyai hubungan yang signifikan antara pengalaman usahatani dan peranan individu. Farkhi, Molo, dan Padmaningrum (2009), dengan judul penelitian Jaringan Komunikasi dan Adopsi Inovasi Budidaya Padi Organik Dikelompok Tani Marsudi Mulyo Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dan tujuan penelitian in adalah (1) Menganalisis struktur jaringan komunikasi yang terbentuk di kelompok tani Marsudi Mulyo. (2), menganalisis peranan khusus responden dalam jaringan komunikasi budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo, (3) Menganalisis tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo, (4) Menganalisis distribusi tingkat adopsi responden berdasarkan peranan khusus responden di kelompok tani Marsudi Mulyo, (5), menganalisis hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo dan hasilnya adalah Struktur jaringan komunikasi yang terbentuk di kelompok tani Marsudi Mulyo dalam budidaya padi organic meliputi dua buah 16

13 klik yang ada di Kelompok Tani Marsudi Mulyo dalam budidaya padi organik, indikator jaringan komunikasi yaitu derajat koneksi dan derajat integrasi menunjukkan bahwa jaringan komunikasi yang terdapat dalam Kelompok Tani Marsudi Mulyo bersifat interlocking yaitu hubungan interaksi antar anggota kelompok saling mengunci dan saling terkait satu sama lain, dimana terdapat dua sumber informasi untuk saluran arus komunikasi dengan indicator derajat integrasi yang tinggi, Rata-rata keterhubungan sistem (ASC) yang terdapat didalam kelompok tani Marsudi Mulyo berjumlah 0,56 memberikan pengertian bahwa semakin tinggi jumlah ASC maka proses difusi inovasi yang terjadi cukup baik. I. Kerangka Pikir Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berawal dari suatu pandangan bahwa bagaiman proses komunikasi yang terjadi di lokasi penelitian, dengan meneliti model jaringan komuniksi dan Tokoh utama yang berperan aktif pada kelompok tani jagung Ilomata dalam komunikasi antar individu dan kelompok dalam opini-opini yang dikemukakan sehingga dapat menciptakan inovasi dalam mendukung pembangunan pertanian. Analisis struktur jaringan komunikasi petani dalam proses komunikasi mencangkup tiga aspek, yang meliputi : karakteristik petani, jaringan komunikasi, dan Tokoh utama dalam proses komunikasi. Ketiga aspek tersebut mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam proses komunikasi dalam jaringan komunikasi kelompok tani. Ditemukan beberapa faktor yang dijadikan sebagai variabel untuk diteliti di lapangan. 17

14 bawah ini : Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat seperti pada bagan di Analisis Jaringan Komunikasi Pada KelompokTani Jagung Di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo Proses Komunikasi Karakteristik Petani - Umur - Pendidikan Formal - Pengalaman Petani - Keikutsertaan pada penyuluhan. Jaringan Komunikasi - Tingkat Keterkaitan - Tingkat Keragaman - Tingkat Kekompakan - Tingkat Keterbukaan Model Jaringan Komunikasi Tokoh Utama Gambar 2. Kerangka pikir Analisis Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Tani Jagung di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor internal petani yang meliputi umur, pendidikan formal, pengalaman petani dalam keikutsertaan dalam penyuluhan pertanian, dalam hal ini peran penyuluh atau instansi lembaga yang terkait akan dapat dilihat nantinya dalam sistem jaringan komunikasi yang terbentuk. Sedangkan yang menjadi variabel antara yaitu Proses komunikasinya dan jaringan komunikasi dalam suatu sistem jaringan kelompok untuk level individunya, meliputi tingkat keterkaitan kelompok atau keeratan dan 18

15 ketergantungan dalam kelompok, tingkat keragaman kelompok yaitu pengetahuan mengenai sumber informasi yang akan diperoleh, tingkat kekompakan kelompok yaitu tingkat kepaduan dalam kelompok, dan tingkat keterbukaan kelompok sehingganya dapat diperoleh sistem model jaringan komunikasi. Selanjutnya sebagai variabel terikat yaitu dengan terbentuknya mode jaringan komunikasi selanjutnya dapat dilihat Tokoh utama dalam proses komunikasi kelompok tani, dalam hal ini peran seseorang dalam sebuah jaringan komunikasi bervariasi, dari yang sedikit sampai yang banyak. Peran-peran tersebut dapat diidentifikasi dalam berbagai nama, dan berbagai bentuk atau konfigurasi sosiometris, sesuai dengan kelaziman dan penamaan yang ada dalam model penelitian analisis jaringan komunikasi. 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tenilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Kelurahan Tenilo ini terbentuk dari tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupannya. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat)

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 4 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Program PUAP Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program yang dinisiasi oleh Kementrian Pertanian.Menteri Pertanian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efektivitas Kelompok tani Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (Kasus Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Desa Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) PARLAUNGAN ADIL

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983), II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Landasan Teori 1. Penerapan Inovasi pertanian Inovasi merupakan istilah yang sering digunakan di berbagai bidang, seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses yang mana paratisipan-partisipannya saling membuat dan saling bertukar tanda informasi dari seseorang kepada yang lainnya dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi Menurut Carl Hovland, Janis & Kelley dalam buku Ilmu Komunikasi (Riswandi: 2009: 1) komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator)

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (Kasus Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Desa Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) PARLAUNGAN ADIL

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan kepada posisi strategis koperasi pertanian khususnya KUD sebagai organisasi ekonomi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian Menurut Sugiyono pengertian metodologi dalam penelitian adalah Merupakan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.penelitian

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017 JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI DESA REJO BINANGUN KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Farmers Communication Networks on Food Crop Agriculture Adoption-Inovation

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI Oleh: Gres Kurnia (071015025) - B Email: grassgresy@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI 1 JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI Syafiq Farkhi, Marcelinus Molo, D.Padmaningrum Fakultas

Lebih terperinci

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik yang dimasukan ke lahan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik yang dimasukan ke lahan akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian Semi Organik Pertanian semi organik merupakan tata cara pengolahan tanah dan budidaya tanaman dengan memanfaatkan pupuk yang berasal dari pupuk organik dan pupuk kimia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret digilib.uns.ac.id ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo Di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali) Skripsi Untuk

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

MANFAAT KEMITRAAN USAHA MANFAAT KEMITRAAN USAHA oleh: Anwar Sanusi PENYULUH PERTANIAN MADYA pada BAKORLUH (Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Prov.NTB) Konsep Kemitraan adalah Kerjasama antara usaha

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah telah membawa perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik. Perubahan ini berdampak pada pembangunan. Kini pembangunan

Lebih terperinci

VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK. partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap

VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK. partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK Penerapan program sistem integrasi tanaman-ternak yang dilakukan secara partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan membuat dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian. Tujuan komunikasi dalam konteks komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA DI KALIMANTAN BARAT

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA DI KALIMANTAN BARAT 30 JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA DI KALIMANTAN BARAT (Farmer s Communication Network in Aloe vera s Marketing in West Kalimantan) Ellyta Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Anorganik Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang menggunakan varietas unggul untuk berproduksi tinggi, pestisida kimia, pupuk kimia, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Gabungan Kelompok Tani (Gapokan) PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menetapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TRAKTOR TANGAN DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

ANALISIS PERAN JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TRAKTOR TANGAN DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT ANALISIS PERAN JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TRAKTOR TANGAN DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT The Role Analysis of Farmer s Communication Networks on the Adoption of Hand Tractor Innovation

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Kerangkan pemikiran konseptual dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu konsep kemitraan, pola kemitraan agribisnis, pengaruh penerapan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR. KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR Diarsi Eka Yani 1 Pepi Rospina Pertiwi 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian

Lebih terperinci

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan. IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan 1. Penggunaan tenaga kerja bagi suami dialokasikan utamanya pada kegiatan usahatani, sedangkan istri dan anak lebih banyak bekerja pada usaha di luar usahataninya

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian integral bidang pertanian, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat petani pada umumnya dengan melalui

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan 7 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan Komunikasi menurut Rogers dan Shoemaker (1971) adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 16 BAB II URAIAN TEORITIS 1. Komunikasi Antarpribadi Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, di mana proses

Lebih terperinci

BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA

BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA Adanya komponen waktu dalam proses difusi, dapat mengukur tingkat keinovativan dan laju

Lebih terperinci

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Tugas pokok penyuluhan pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan petani dalam menguasai, memanfaatkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut salah satunya tercurah pada sektor pertanian. Berbagai macam komoditas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kriteria keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan partisipasinya dalam pembangunan itu sendiri. Pembangunan di bidang

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad 21 ini masyarakat mulai menyadari adanya bahaya penggunaan bahan kimia sintetis dalam bidang pertanian. Penggunaan bahan kimia sintesis tersebut telah menyebabkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran 27 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Persoalan mengenai kesejahteraan, peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan serta kemandirian pangan masih menjadi persoalan yang penting di

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI Bahan ajar Pertemuan 7 & 8 PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI A.BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi intrapribadi

Lebih terperinci

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166 INDEKS A adopsi teknologi 94, 100, 106, 111, 130, 171, 177 agregat 289, 295, 296, 301, 308, 309, 311, 313 agribisnis 112, 130, 214, 307, 308, 315, 318 agroekosistem 32, 34, 35, 42, 43, 52, 55, 56, 57,

Lebih terperinci

Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi. Analyze The Influence of Farmers Affection on Adoption of Innovation

Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi. Analyze The Influence of Farmers Affection on Adoption of Innovation Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi E. Anggriyani Politeknik ATK, Yogyakarta Jl. Ateka, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Email: emiliana.anggry@gmail.com emilia_anggri@kemenperin.go.id

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Padi Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Kasryno dan Pasandaran (2004), beras serta tanaman pangan umumnya berperan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan rumahtangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga petani dapat berasal dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi

Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi Sains Peternakan Vol. 12 (2), September 2014: 107-113 ISSN 1693-8828 Analisis Peran Komunikasi Anggota Kelompok dalam Jaringan Komunikasi E. Anggriyani Politeknik ATK, Yogyakarta Jl. Ateka, Bangunharjo,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN UBIKAYU DALAM KAITANNYA DENGAN USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI TRANSMIGRASI DI DAERAH JAMBI

PROSPEK PENGEMBANGAN UBIKAYU DALAM KAITANNYA DENGAN USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI TRANSMIGRASI DI DAERAH JAMBI PROSPEK PENGEMBANGAN UBIKAYU DALAM KAITANNYA DENGAN USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI TRANSMIGRASI DI DAERAH JAMBI Oleh: Aladin Nasution*) - Abstrak Pada dasarnya pembangunan pertanian di daerah transmigrasi

Lebih terperinci

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Disusun oleh : KELOMPOK 7 Ridho Azlam 44111010143 Galih Pinasti 44111010245 Sudarmono 44111010148 Indah Fitri Yani 44111010037 Maulana Rizky 44111010257 Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Metodologi Penelitian Kuantitatif Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Analisis Jaringan Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Analisis Jaringan Metodologi Penelitian Kuantitatif

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : "MEWUJUDKAN PETANI SEJAHTERA MELALUI PERTANIAN BERKELANJUTAN" MISI 1 TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS AGROEKOSISTEM : MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 16 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 2001-2004: VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN Visi Pembangunan Pertanian Visi pembangunan pertanian dirumuskan sebagai : Terwujudnya masyarakat yang sejahtera

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan, data selama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kelompok Tani Pada dasarnya pengertian kelompok tani tidak bisa dilepaskan dari pengertian kelompok itu sendiri.

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian Survei deskriptif korelasional yaitu melihat pada suatu kelompok dengan aspek yang diteliti adalah hubungan antara peubah

Lebih terperinci