TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi. komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga
|
|
- Deddy Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Dalam proses kehidupan sejak lahir manusia perlu komunikasi. Karena itu, komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi ini menyangkut segala aspek kehidupan manusia, baik itu yang bersifat individual, dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi baik lokal maupun global atau melalui media massa. Tindakan komunikasi dapat dilakukan baik verbal maupun non verbal, langsung maupun tak langsung (Sendjaja, 1993). Berdasarkan kriteria yang dibuat Sendjaja, maka komunikasi dalam pandangannya mencakup suatu proses pembentukan, membagi, penyampaian pesan, bertukar dan pengolahan pesan yang terjadi pada diri seseorang atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu dalam rangka mencapai pengertian bersama. Lasswel (dalam Onong, 2001) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Onong (2001) sendiri menekankan adanya persuasi dalam komunikasi di samping adanya pengertian bahasa dan persamaan makna. Hal ini senada dengan pandangan Rogers dan Kincaid (1981) yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana para partisipan membuat dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian. Pendapat lain (Devito, 1989) mengatakan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan seseorang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan yang terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai
2 pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Dalam "Communicating Effectively" (Hybels dan Weavell, 1998) mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang sedang berjalan di mana orang yang terlibat dalam komunikasi saling berbagi ide dan perasaan. Menurutnya unsur-unsur komunikasi meliputi pengirim dan penerima pesan, pesan, saluran, urnpan balik, gangguan dan 'setting'. Lebih jauh, komunikasi dikatakan efektifjika gagasan dan maksud seseorang disampaikan kepada orang lain dengan berhasil (Cushway dan Lodge, 1999). Karakteristik Petani Karakteristik petani akan sangat menentukan tingkat pemahaman petani terhadap informasi-informasi pertanian. Karakteristik petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, status lahan garapan, dan luas lahan garapan. Lionberger dan Gwin (1982) menjelaskan bahwa keadaan seseorang dan apa yang mampu merupakan kombinasi dari karakteristik yang melekat pada dirinya dan pengalaman yang didapat melalui proses pembelajaran. Dengan kesempatan yang sama, masyarakat atau individu dengan kemampuan dasar yang lebih akan belajar lebih daripada orang yang mempunyai kemampuan dasar sedikit yang memulai untuk belajar. Hal ini membuat ilmu yang diperoleh seseorang berkembang dan tumbuh berbeda satu sama lain. Hal yang paling mendasar lagi bahwa kemampuan menyebabkan pemahaman petani berbeda satu sama lain tentang KKP.
3 Kelompok Kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya sebagai sebuah cara saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya (Cathcart dan Samovar, 1970). Ada beberapa alasan mengapa orang bergabung dalam suatu kelompok. Bebe dan Materson mengemukakan paling tidak ada lima ha1 mengapa orang bergabung dalam suatu kelompok. 1. Kebutuhan interpersonal, alasan ini dapat ditelusuri melalui teori hirarki Maslow tentang kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa memiliki, dihargai, serta kebutuhan akan aktualisasi diri. 2. Tujuan Individual, menunjukkan tujuan personal sehingga ia bergabung. 3. Tujuan kelompok, adalah tujuan yang berkembang sebagai tujuan bersama yang mengadopsi dan mengkover tujuan anggota. Hal ini kebanyakan menimbulkan masalah karena kebanyakan tidak sesuainya antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok. 4. Daya tarik interpersonal, dalam ha1 ini terdapat kesamaan, kelengkapan, kedekatan kontaklinteraksi serta daya tarik fiskal. 5. Daya tarik kelompok, terjadi karena adanya aktifitas kelompok, tujuan serta kemudahan dalam penerimaan anggota.
4 Kelompok Tani Peserta Program KKP di Kabupaten Ponorogo Kelompok tani peserta program KKP adalah kelompok tani di Kabupaten Ponorogo yang ikut dan aktif dalarn program KKP. Kelompok tani yang aktif dan ikut program KKP di Kabupaten Ponorogo terdiri dari 12 kelompok tani. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, peserta program KKP antara lain: Kelompok tani Bantar Angin di Desa Sumoroto Kecamatan Kauman, kelompok tani Barokah di Desa Polorejo Kecamatan Babadan, kelompok tani Beji Makmur di Desa Polorejo kecamatan Babadan, kelompok tani Mukti Tani di Desa Lembah Kecamatan Babadan, kelompok tani Mitra Maju di Desa Lembah Kecamatan Babadan, kelompok tani Suko Makmur di Desa Sukosari Kecamatan Babadan, kelompok tani Margo Joyo Desa Sukosari Kecamatan Babadan, kelompok tani Segaran Desa Ngunut Kecamatan Babadan, kelompok tani Sri Rahayu Desa Purwosari Kecamatan Babadan, kelompok tani Handayani Desa Mojomati kecamatan Jetis, kelompok tani Tani Makrnur Desa Kedung Banteng Kecamatan Sukorejo, kelompok tani Bumi Karso Desa Jabung Kecamatan Mlarak. Jika dilihat dari peta wilayah, maka kelompok tani peserta program KKP kebanyakan berdomisili di daerah Utara Kota Ponorogo yaitu di Kecamatan Babadan. Hal ini dapat dimaklumi karena Kecamatan Babadan merupakan salah satu kecamatan yang dekat dengan jantung Kota Ponorogo dengan usaha pertanian yang begitu luas dan banyak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bapak Buchori (Penyuluh Pertanian Lapangan) bahwa dari tahun ke tahun hasil pertanian di Kecamatan Babadan cukup bagus.untuk program KKP ini, maka lahan pertanian yang digarap petani seluas 216 ha dengan perincian sebagai berikut.
5 Kelompok tani Barokah 16 ha, kelompok tani Beji Makmur 10 ha, kelompok tani Mukti Tani 12 ha, kelompok tani Mitra Maju 20 ha, kelompok tani Suko Makmur 18 ha, kelompok tani Margo Joyo 21 ha, kelompok tani Segaran 16 ha, kelompok tani Sri Rahayu 19 ha, kelompok tani Handayani 18 ha, kelompok tani Tani Makrnur 36 ha, kelompok tani Bumi karso 11 ha, kelompok tani Bantar Angin 19 ha (Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, 2001 ). Perilaku Komunikasi Perilaku komunikasi anggota kelompok adalah respon, tindakan, dan tingkah laku anggota kelompok dalam merespon dan menghadapi lingkungan sosial dan situasi komunikasi yang ada. Perilaku komunikasi dapat berarti tindakan atau respon seseorang terhadap sumber dan pesan jika dilihat dari model komunikasi linier. Perilaku komunikasi seseorang dapat dilihat dari kebiasaan berkomunikasi. Berdasarkan perilaku komunikasi, maka hal-ha1 yang sebaiknya perlu dipertimbangkan adalah bahwa seseorang akan melakukan komunikasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya (Berlo, 1960). Hal ini diperkuat dengan pandangan bahwa tujuan dasar komunikasi antar manusia adalah menentukan dan memahami realitas agar tujuan-tujuan lain dapat diseleksi dan dicapai (Kincaid, 1979). Lebih lanjut Schram (1981) menambahkan bahwa perilaku komunikasi dapat dideskripsikan dalam porsi yang dapat dipertimbangkan sebagai permainan, perilaku alat dan perilaku ego sentris. Aspek komunikasi penting yang perlu mendapat perhatian diantaranya: aspek ke luar dan aspek ke dalam. Jalaluddin Rakhmat (1989) menegaskan bahwa sistem peranan yang ditetapkan dalam masyarakat, struktur kelompok dan organisasi dan karakteristik populasi adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia.
6 Berdasarkan aspek-aspek komunikasi dan pandangan tentang perilaku komunikasi, maka peubah-peubah yang perlu diamati adalah perilaku peserta program KKP dalarn membicarakan informasi KKP (Kredit Ketahanan Pangan). Peubah perilaku komunikasi lainnya adalah kehadiran anggota dalam rapat anggota kelompok, keterdedahan terhadap media maupun jumlah media yang digunakan, kontak anggota dengan penyuluh, ketua kelompok tani, pihak Bank serta pihak Petrokiniia Gresik. Penggunaan Jenis Media Dalam dunia kerja sekarang ini (khususnya 'yang menyangkut penyampaian program) media atau alat-alat komunikasi banyak digunakan. Meskipun setiap orang mengerti tv, radio dan majalah/brosur akan tetapi mereka bervariasi dalam memilih dan menggunakan jenis media. Media berperan besar dalam mendorong perubahan sosial dan mempengaruhi organisasi sosial ( Corner dan Hawthorn, 1986). Dalam kehidupan sehari-hari media yang sering digunakan masyarakat untuk mengetahui perkembangan informasi adalah tv, radio dan majalah/brosur. Dengan suaranya, televisi membawa penonton hanyut dalam pesan yang disampaikan. Di samping itu, gambar yang ditampilkan membawa kesan tersendiri. Radio menyampaikan pesan utamanya pada awal pesan sehingga pendengar tidak mempunyai kesempatan untuk mengingat. Majalah/brosur memberikan pesan relatif lama karena dapat dibaca di mana dan kapan saja.
7 Kredit Ketahanan Pangan Program peningkatan ketahanan pangan (KKP) merupakan salah satu program dalam pembangunan sektor pertanian. Ketahanan pangan adalah tersedianya pangan dengan jumlah yang cukup, terdistribusi dengan harga yang terjangkau dan aman dikonsumsi (Hartoyo, 2000). Tujuan penyelenggaraan KKP selain untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional juga untuk meningkatkan pendapatan petani, peternak dan nelayan melalui kredit investasi dan modal kerja dengan tingkat bunga yang terjangkau. Dalam keputusan menteri keuangan tahun 2000 dijelaskan bahwa Kredit Ketahanan Pangan adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada petani, peternak, nelayan dan petani ikan, kelompok (tani, peternak, nelayan dan petani ikan) dalam rangka pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai ubi kayu dan ubi jalar, pengembangan budi daya tanaman tebu, peternakan sapi potong, ayam buras dan itik, usaha penangkapan dan budi daya ikan, serta kepada koperasi dalam rangka pengadaan pangan berupa gabah, jagung dan kedelai. Pada program ini pemerintah akan memberikan subsidi bunga sebesar 10% untuk KKP padi, jagung, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu. Sedangkan subsidi bunga KKP tebu, sapi potong, ayam buras, itik dan KKP pengadaan pangan sebesar 6%. Subsidi ini akan dikurangi setiap tahun sehingga diperkirakan tahun 2004 tidak ada lagi subsidi bunga KKP. Permohonan KKP dapat diajukan oleh petani, peternak, nelayan dan petani ikan kepada Bank Pelaksana, melalui kelompok (petani, peternak, nelayan dan petani ikan) dan atau koperasi dalam bentuk RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang disusun dengan memperhatikan pedoman indikatif
8 kebutuhan dana KKP dan pedoman lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan dan Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah serta Bank Pelaksana, dan telah disetujui oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan atau kantor dinas terkait setempat. Dalarn ha1 permohonan KKP tersebut diajukan melalui koperasi, maka permohonan KKP disarnpaikan oleh koperasi kepada Bank Pelaksana dalam bentuk rekapitulasi RDKK disertai RDKK masing-masing kelompok. Sedang permohonan KKP dalarn rangka pengadaan pangan (gabah, jagung dan kedelai) diajukan oleh koperasi kepada Bank Pelaksana dengan rekomendasi dari Dinas Koperasi setempat. Adapun persetujuan pemberian KKP diputuskan oleh Bank Pelaksana atas dasar pertimbangan kelayakan sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat ( Menteri Keuangan, 2000). Kredit Ketahanan Pangan di Kabupaten Ponorogo Kredit Ketahanan Pangan (KKP) adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada petani, peternak, nelayan, petani ikan dan kelompok (petani, peternak, nelayan dan petani ikan). KKP yang sedang dikembangkan di Ponorogo adalah KKP pola kemitraan antara PT Petrokimia Gresik, PT Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha (Nahudi, 2001). Tahapan pengajuan kredit sampai pengiriman saprodi ke kelompok tanilkoperasi adalah sebagai berikut: (1) Kelompok tani atau koperasi mengajukan permohonan kredit kepada PT Bank Bukopin dan Peruln Sarana Pengenlbangan Usaha melalui PT Petrokimia Gresik. (2) PT Petrokimia Gresik mengevaluasi dan memberi rekomendasi permohonan kredit. (3) PT Petrokimia meneruskan seluruh dokumen ke PT Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha. (4) PT
9 Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha mengevaluasi kembali permohonan kredit. (5) Persetujuan kredit oleh PT Bank Bukopin. (6) Akad kredit antara PT Bank Bukopin dengan kelompok tanilkoperasi. (7) Pengiriman saprodi ke titik bagi.(8) Serah terima barang antara PT Petrokimia Gresik dengan kelompok tanilkoperasi. (9) Pencairan dan pemindahbukuan dana kredit oleh PT Bank Bukopin.
PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian dilaksanakan melalui 2 (dua) program. Program peningkatan ketahanan pangan dan (2) Program
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian dilaksanakan melalui 2 (dua) program utama yaitu: (1) Program peningkatan ketahanan pangan dan (2) Program pengembangan Agrobisnis. Dalam ha1 ketahanan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS KKP-E
PETUNJUK TEKNIS KKP-E I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan didasari pengalaman dalam pelaksanaan penyaluran kredit usaha pertanian, sejak Tahun 2000 telah diluncurkan Skim Kredit Ketahanan Pangan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI
LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mendasar bagi pengembangan usaha pertanian adalah lemahnya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 57/Permentan/KU.430/7/2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 57/Permentan/KU.430/7/2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KECAMATAN BABADAN. A. Kondisi Fisik dan Geografis Kecamatan Babadan
IV. GAMBARAN UMUM KECAMATAN BABADAN A. Kondisi Fisik dan Geografis Kecamatan Babadan Kecamatan Babadan merupakan salah satu kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo. Kecamatan Babadan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Definisi Petani, Kelompok Tani, dan Gabungan Kelompok Tani
5 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Petani, Kelompok Tani, dan Gabungan Kelompok Tani Pengertian petani menurut Peraturan Menteri Pertanian (2007) adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015
BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG
LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 No. Urut: 9 Seri: D KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BIMAS INTENSIFIKASI PADI, JAGUNG, KEDELAI, HORTIKULTURA,
Lebih terperinciSkim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)
28 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) Pendahuluan Latar Belakang Peraturan Presiden (PERPRES) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan akan pangan, sehingga kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu merupakan hak asasi yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak
TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian Tahun 2006 I. PENDAHULUAN Salah satu faktor
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir
49 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kemampuan masyarakat (peternak) untuk berpartisipasi dalam pembangunan harus didahului oleh suatu proses belajar untuk memperoleh dan memahami informasi,
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH 5.1. Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Untuk mewujudkan harmonisasi Pembangunan Wilayah di Kabupaten Ponorogo yang dilaksanakan secara sektoral oleh
Lebih terperinciGUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 42 TAHUN 1992 TENTANG
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 42 TAHUN 1992 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PROGRAM BIMAS INTENSIFIKASI PADI, PALAWIJA, HORTIKULTURA,
Lebih terperinciPeranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi
Peranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi I. Pendahuluan Visi pembangunan pertanian di Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang sejahtra khususnya petani melalui pembangunan sistem agribisnis
Lebih terperinciRUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015
RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Peternakan didefinisikan sebagai usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam berupa ternak, dengan cara produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Lebih terperincidiperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel
mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130
RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16
KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 44 TAHUN : 2000 SERI : D NO.38 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 87 TAHUN 2000 TENTANG
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 44 TAHUN : 2000 SERI : D NO.38 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 87 TAHUN 2000 TENTANG PROGRAM BIMAS INTENSIFIKASI PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2000 GUBERNUR
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.
26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat
Lebih terperinciPotensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON
Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130
RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi
61 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Lokasi Penelitian Secara geografis wilayah Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi 104ᴼ42-105ᴼ8 Bujur Timur dan antara 5ᴼ8-6ᴼ8 Lintang
Lebih terperinciPeran Bank Jateng Dalam Implementasi Program. Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KKP-E)
Peran Bank Jateng Dalam Implementasi Program Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KKP-E) JURNAL ILMIAH Disusun Oleh: CHEVIENE CHARISMA PUTRIE NIM. 115020200111003 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal sendiri umumnya tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN OLEH: ZULKIFLI HASAN MENTERI KEHUTANAN
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN OLEH: ZULKIFLI HASAN MENTERI KEHUTANAN Disampaikan Pada Seminar Nasional Ketahanan Pangan Menuju Feed The World
Lebih terperinciTOPIK UTAMA ANALISIS PERILAKU KOMUNIKASI DAN PENGGUNAAN JENIS MEDIA DALAM PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG
TOPIK UTAMA ANALISIS PERILAKU KOMUNIKASI DAN PENGGUNAAN JENIS MEDIA DALAM Oleh: Anna Gustina Zainal Jurusan Ilmu Komunikasi, Fisip, Universitas Lampung E-mail: anna.akuan@yahoo.com Abstract This research
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian Dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian telah dilaksanakan banyak program pembiayaan pertanian.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang
PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang Ringkasan Pengembangan unit desa binaan di Desa Sumari diawali pada tahun 2001 dengan kegiatan demonstrasi cara dan hasil pemupukan pada sawah dengan varietas
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan
PENGANTAR Latar Belakang Pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang berkelanjutan merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan baku industri; memperluas lapangan kerja
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN
ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN Agar pangsa pasar susu yang dihasilkan peternak domestik dapat ditingkatkan maka masalah-masalah di atas perlu ditanggulangi dengan baik. Revolusi putih harus dilaksanakan sejak
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.81/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DENGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN
No.25/04/71/Th.IX, 1 April 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR 97.49 ATAU TURUN 1.04 PERSEN Pada bulan Maret 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi
Lebih terperinciBupati Murung Raya. Kata Pengantar
Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis
TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.
Lebih terperinciIX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan 1. Penggunaan tenaga kerja bagi suami dialokasikan utamanya pada kegiatan usahatani, sedangkan istri dan anak lebih banyak bekerja pada usaha di luar usahataninya
Lebih terperincipelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi pola pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan karakteristik petani,
Lebih terperinciFUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.
30 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PERTANIAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat berdasarkan asas otonomi
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI LAMPIRAN 2 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan merupakan bagian dari hak asasi
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi EDISON, SP KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN B. ACEH Disampaikan pada Pertemuan Penyuluh Pertanian se-kota Banda Aceh BPP Lueng Bata, 5 Maret 2015 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang biasanya digunakan untuk mengamati perubahan kondisi ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciKOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS
KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS Disampaikan dalam Orientasi Perguruan Tinggi dan Kehidupan Kampus Universitas Slamet Riyadi Surakarta Tahun Akademik 2016 2017 Kamis, 15 September 2016 Oleh: SUGIARYO K.UPT
Lebih terperinciAnalisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2007 Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian Oleh : Sahat M. Pasaribu Bambang Sayaza Jefferson Situmorang Wahyuning K. Sejati Adi Setyanto Juni Hestina PUSAT ANALISIS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat menjadi suatu koreksi akan strategi pembangunan yang selama ini dilaksanakan. Krisis tersebut ternyata
Lebih terperinciDOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016
DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BIMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KOTA BIMA TAHUN 2016
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam melakukan pembangunan pedesaan ataupun dalam hal pengentasan kemiskinan. Data Badan Pusat Statistika pada September 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN
No. 20/04/14/Th.XVI, 1 April 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN Pada bulan Maret 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 97,55
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG USAHA INDUSTRI PRIMER 08 FEBRUARI 2012
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN berbasis KORPORASI (GP3K) REALISASI TAHUN 2011 & RENCANA TAHUN 2012 DEPUTI BIDANG USAHA INDUSTRI PRIMER 08 FEBRUARI 2012 REV 2011-07-05
Lebih terperinciSENSUS PERTANIAN 2013
Katalog BPS: 5106010.3502 SENSUS PERTANIAN 2013 HASIL PENCACAHAN LENGKAP KABUPATEN PONOROGO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PONOROGO 10 Hasil Pencacahan Lengkap Kabupaten Ponorogo, 2013 Hasil Pencacahan
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 57/Permentan/KU.430/7/2007 TENTANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang subsidi pupuk merupakan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI. A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri
48 BAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri 1. Letak Geografis Kabupaten Wonogiri terletak pada posisi
Lebih terperinciBidang Tanaman Pangan
Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan tujuan
Lebih terperinciRANCANGAN KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK LANGSUNG KEPADA PETANI
RANCANGAN KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK LANGSUNG KEPADA PETANI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah memberikan berbagai macam subsidi kepada petani, dan salah satu bentuk subsidi yang menonjol adalah
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN
No. 03/01/14/Th.XVI, 2 Januari 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN Pada bulan Desember 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh komunikasi. Apa yang kita ketahui, maknai, pahami, bahkan yang kita
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2011 DI KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran
27 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Persoalan mengenai kesejahteraan, peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan serta kemandirian pangan masih menjadi persoalan yang penting di
Lebih terperinciTabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun
Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, April Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto,MS,DAA NIP
KATA PENGANTAR Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP E) merupakan kredit modal kerja dan atau investasi bagi petani/peternak/pekebun yang disediakan bank dimulai sejak tahun 2007, ditujukan untuk membantu
Lebih terperincipertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih
1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum dan khususnya program pembangunan bidang pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung
Lebih terperinciANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN
ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN Variabel bahan baku Variabel lsdm/tenaga kerja Variabel ketersediaan Infrastruktur Pendukung Variabel kelembagaan Analisis Triangulasi ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya data dan informasi yang memberi gambaran akurat tentang potensi wilayah sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan bagi Pemerintah kalangan pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting
Lebih terperinciTabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Menurut Subround,
BAB. I PENDAHULUAN Tercapainya pembangunan ketahanan pangan tidak terlepas dari sektor pertanian sebagai penyedia lahan pertanian dan tanaman pangan sebagai komoditas yang diunggulkan dalam pencapaian
Lebih terperinciDUKUNGAN PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT
DUKUNGAN PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT ALEXANDER F.H. ROEMOKOY Group Head Credit Recovery Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PENDAHULUAN Sektor usaha pertanian nasional
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASER STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 PAPARAN KEPALA BAPPEDA PADA RAPAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki keanekaragaman sumberdaya alam, salah satunya adalah dalam bidang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki keanekaragaman sumberdaya alam, salah satunya adalah dalam bidang perkebunan. Hal ini menjadikan subsektor perkebunan di
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.
No.304, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR :40/Permentan/PD.400/9/2009 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No. 33/07/31/Th.XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DKI JAKARTA TAHUN
Lebih terperinci1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C
SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih
Lebih terperinciLEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman
LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah
Lebih terperinciLEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman
LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah 5 Ubi Kayu 6 Ubi Jalar Tanaman
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN
No./12/71/Th.IX, 01 Desember 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN Pada bulan November 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinci