Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi"

Transkripsi

1 Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Efektivitas Penyaluran Informasi dalam Komunikasi Dua Langkah di Masyarakat Pedesaan Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi Ratri Virianita, S.Sos, MSi DEPATEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

2 ii ABSTRAK AMALIA SETYA PRATIWI. Efektivitas Penyaluran Informasi dalam Komunikasi Dua Langkah di Masyarakat Pedesaan. Di bawah bimbingan IBNU SAPUTRA. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan efektivitas komunikasi dua langkah di masyarakat pedesaan dengan konsep opinion leader. Opinion leader mampu menyalurkan informasi secara efektif dari media massa ke masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan dalam konsep ini merupakan masyarakat yang tidak terdedah media massa sehingga sulit mendapatkan informasi terbaru. Karakteristik masyarakat pedesaan ini dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial, sumber daya manusia, pendidikan, dan partisipasi masyarakat. Komunikasi dua langkah dapat dikatakan efektif jika informasi yang disalurkan opinion leader dapat mempengaruhi masyarakat pedesaan dan tidak terjadi distorsi pesan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi dua langkah, yaitu: cara penyampain informasi oleh opinion leader, rendahnya kemampuan masyarakat pedesaan dalam mempersepsikan informasi, dan rendahnya partisipasi masyarakat pedesaan terhadap peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu, diperlukan konsep lain yaitu dengan memberikan akses media massa langsung kepada masyarakat desa, dan masyarakat diajarkan mengenai cara penggunaannya. Selain itu, dengan mengubah pola pikir masyarakat pedesaan agar lebih peduli dan memperhatikan informasi yang diperoleh dari opinion leader pun dapat diterapkan. Makalah ini didasarkan pada berbagai karya ilmiah dan sumber pustaka lain yang relevan. Kata kunci: komunikasi dua langkah, opinion leader, efektivitas.

3 iii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan hidayah-nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Akhir Mata Kuliah Berfikir dan Menulis Ilmiah. Makalah ini menjadi salah satu tugas untuk melengkapi nilai MK BMI (Mata Kuliah Berfikir dan Menulis Ilmiah). Dalam menyelesaikan tugas makalah akhir ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Ekawati Sri Wahyuni, Dr Ir selaku Koordinator Mata Kuliah Berfikir dan Menulis Ilmiah. 2. Bapak Martua Silaholo, SP M.Si dan Ibu Ratri Virianita, S.Sos, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Berfikir dan Menulis Ilmiah. 3. Kakak Ibnu Saputra selaku Asisten Praktikum Berfikir dan Menulis Ilmiah. 4. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk menyelesaikan tugas ini. 5. Teman-teman seperjuangan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan dukungannya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah akhir ini karena penulis memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan dalam penyusunan makalah. Penulis telah berusaha melakukan yang terbaik untuk menyusun makalah dan penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Penulis berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua. Bogor, 9 Juni 2013 Amalia Setya Pratiwi NIM. I

4 iv DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... v PENDAHULUAN... 1 PEMBAHASAN... 2 Komunikasi Dua Langkah... 2 Konsep Pedesaan... 2 Konsep Opinion Leader dalam Menyalurkan Informasi... 3 Karakteristik Masyarakat Pedesaan... 3 Efektivitas... 4 Efektivitas Komunikasi Dua Langkah dalam Masyarakat Pedesaan... 4 KESIMPULAN... 6 DAFTAR PUSTAKA... 7

5 v DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman Gambar 1 Model Katz dan Lazaesfeld... 2

6 1 PENDAHULUAN Pada hakekatnya, manusia tidak dapat terhindar dari kegiatan komunikasi. Dengan berkomunikasi, manusia mendapatkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan zaman, media komunikasi massa diciptakan untuk mempermudah manusia bertukar informasi. Semakin banyak informasi yang dipertukarkan, semakin banyak pengetahuan yang didapatkan manusia untuk bertahan hidup di masyarakat serta untuk menyejahterakan masyarakat. Pertukaran informasi tersebut efektif jika informasi yang diterima dapat mengubah perilaku penerima. Namun, hasil penelitian Katz dan Lazarsfeld yang dikutip oleh Mugniesyah dalam buku Dasar-Dasar Komunikasi menemukan bahwa penyajian informasi dalam media massa tidak menjangkau dan berdampak pada penerima... Sehingga dikembangkan suatu pandangan bahwa opinion leader (pemuka pendapat) dibutuhkan untuk dapat menyalurkan pesan dari media massa kepada masyarakat. Proses penyaluran ini dinamakan komunikasi dua langkah. Komunikasi dua langkah ini sangat berguna, terutama di masyarakat pedesaan yang tidak terdedah media. Seringkali proses komunikasi dua langkah di masyarakat pedesaan menemukan kendala sehingga efektivitas penyaluran informasi menjadi terganggu. Cara penyampaian informasi dari opinion leader, seperti tokoh masyarakat, yang salah merupakan faktor penyebab kurangnya efektivitas penyaluran informasi. Selain itu, tingkat keingintahuan dan pendidikan masyarakat pedesaan yang rendah pun menjadi kendala dalam komunikasi dua langkah ini. Berdasarkan pustaka-pustaka yang relevan, makalah ini akan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya efektivitas komunikasi dua langkah di masyarakat pedesaan. Sehingga tingkat efektivitas penyaluran informasi dalam komunikasi dua langkah di masyarakat pedesaan dapat dianalisis.

7 2 PEMBAHASAN Komunikasi Dua Langkah Komunikasi dua langkah merupakan komunikasi yang dilakukan secara bertahap. Menurut Lubis (2003) dalam bukunya menjelaskan bahwa pada masyarakat di mana media massa terbatas, proses diskusi mengenai informasi yang diperoleh dari media massa sangatlah berarti dalam penyebaran informasi. Orang-orang yang terkena media massa (biasanya adalah tokoh terkemuka di desa) menyampaikan informasi yang diperolehnya kepada rekannya sedesa yang tak terkena media massa tersebut. Peristiwa inilah yang disebut sebagai Komunikasi Dua Langkah. Peristiwa yang dijelaskan oleh Kolopaking ini terjadi di masyarakat pedesaan yang tak terkena media massa. Lebih lanjut Katz dan Lazarsfeld dalam Mugniesyah (2010) 1 mengembangkan sebuah model komunikasi massa dalam bukunya yang berjudul Personal Influence, yang dikenal dengan model komunikasi dua tahap atau two-step flow communication model. Model komunikasi ini dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1 Model Katz dan Lazarsfeld Step 1 Step 2 Source Message Mass Media Opinion Leaders Public Sumber : Buku Dasar-Dasar Komunikasi Katz dan Lazarsfeld menganggap bahwa penyajian informasi dalam media massa tidak efektif bagi penerima informasi (khalayak). Sehingga mereka mengembangkan suatu pandangan dengan menghubungkan dinamika antar pribadi dan komunikasi massa. Mereka menyatakan bahwa suami-isteri dipengaruhi oleh pasangan masing-masing, anggota suatu kelompok dipengaruhi oleh anggota kelompok lain, pekerja oleh koleganya, dan anak oleh orang tuanya. Hasil penelitian Katz dan Lazarsfeld menjelaskan bahwa ada beberapa orang yang lebih berpengaruh dibanding informasi yang disalurkan melalui media massa, sehingga komunikasi dua langkah ini dibutuhkan. Informasi dikirim oleh sumber kepada opinion leader (pemuka pendapat) melalui media massa sebagai tahap pertama. Kemudian pada tahap kedua, opinion leader menyampaikan informasi yang diterima kepada publik atau khalayak, sehingga informasi yang diperoleh lebih efektif bagi masyarakat. Komunikasi dua langkah ini sering digunakan oleh masyarakat pedesaan yang tidak terkena media massa. Masyarakat pedesaan lebih mengerti informasi yang disampaikan opinion leader di desanya, seperti kepala desa, dibandingkan dengan informasi dari media massa. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan dan keingintahuan masyarakat pedesaan yang berbeda-beda. Konsep Pedesaan Dapat dikemukakan bahwa desa merupakan: (a) suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, (b) merupakan organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, dan (c) berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (Sugiyanto 1996:25) 2. 1 Siti Sugiah Mugniesyah Model-model komunikasi. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. hal. 62 dalam Dasar-Dasar Komunikasi. 2 Sugiyanto Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan.[skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. hal. 25.

8 Pada era globalisasi, pedesaan memiliki konsep yang berbeda-beda. Ada pedesaan yang maju, ada pula pedesaan yang tertinggal. Pedesaan maju memiliki akses yang menyerupai daerah perkotaan di mana media massa telah masuk ke dalamnya. Sehingga masyarakat pedesaan yang maju ini lebih mudah mendapatkan informasi. Sedangkan masyarakat pada desa tertinggal sulit menerima informasi terbaru yang terjadi sebab pedesaan yang tertinggal belum terkena media massa. Sehingga dibutuhkan opinion leader dalam menyalurkan informasi dari media massa kepada masyarakat desa tertinggal, sehingga komunikasi terjadi secara efektif. Konsep Opinion Leader dalam Menyalurkan Informasi Secara harfiah opinion leader diartikan sebagai pemuka pendapat yang diakui dan diterima oleh masyarakat. Pengakuan dan penerimaan masyarakat atas opinion leader biasanya diwujudkan dalam tiga bentuk: pertama, kesediaan bertanya mengenai sesuatu atau beberapa masalah; kedua, keputusan untuk menjadikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan sebagai pegangan dan ketiga, kesetiaan untuk terus menjadikan seseorang tempat bertanya (Simaremare 2003 dalam Hasani 2004:13) 3. Pada masyarakat Indonesia, opinion leader banyak yang berasal dari pemimpin informal seperti tetua-tetua adat, orang kaya yang dermawan, alim ulama, cendikiawan dan sebagainya. Mereka ditunjuk oleh masyarakat karena memiliki beberapa pengetahuan yang luas, bijaksana, dan dapat mengambil keputusan serta diakui masyarakat. Adapun ciri-ciri opinion leader sebagaimana yang diungkapkan oleh Rogers (1969) dalam Hasani (2004) 4 adalah sebagai berikut: 1) lebih terbuka pada media massa, menjadikan dirinya sebagai saluran antara media massa dan pengikutnya, 2) lebih kosmopolit (berpandangan luas/internasional), 3) lebih banyak berhubungan dengan petugas-petugas pembangunan (change agent), 4) lebih luas partisipasi sosialnya, 5) Lebih tinggi status sosialnya dan 6) lebih dahulu menerapkan hasil-hasil inovasi. Biasanya opinion leader lebih berperan dan menonjol dibandingkan dengan pemimpin formal seperti pemerintah desa. Karakteristik Masyarakat Pedesaan Telah dijelaskan bahwa masyarakat pedesaan terdiri dari masyarakat pedesaan maju dan tertinggal. Masyarakat ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu ditinjau dari segi ekonomi, sosial, Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan dan partisipasi terhadap pembangunan (UPI) Ekonomi Masalah ekonomi merupakan masalah utama dan umum yang dialami masyarakat pedesaan. Perekonomian masyarakat desa yang rata-rata bersumber dari sektor pertanian pun tidak pasti karena dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan panen. Bahkan masih banyak masyarakat desa yang tidak memiliki lahan untuk digarap dan hanya menjadi buruh tani. Hal ini berpengaruh pada akses terhadap perkembangan yang terjadi di luar pedesaan. 2. Sosial Masalah yang timbul pada masyarakat pedesaan dalam segi sosial adalah mentalitas masyarakat desa tersebut. Mentalitas masyarakat desa yang kurang peka 3 3 Yusuf Hasani Efektivitas Komunikasi Opinion leader dalam Penyelesaian Konflik Masyarakat di Maluku Utara. diunduh tanggal 14 Mei 2013.hal.13 4 Ibid.hal.13 5 UPI. i&spell=1&sa=x&ei=8emludhgk9diraeo74hibq&ved=0ccuqvwuoaa&bav=on.2,or.&fp=623923c4e e6a1106&biw=1306&bih=622 diunduh tanggal 29 Mei hal. 4.

9 terhadap pembangunan desanya sendiri membuat pembangunan dan perkembangan desa tersebut terhambat. 3. Sumber daya manusia dan pendidikan Masalah sumber daya manusia di pedesaan berkaitan erat dengan masalah pendidikan. Sarana dan prasarana yang tidak memadai membuat tingkat dan kualitas masyarakat pedesaan juga rendah. Sehingga masyarakat pedesaan tidak dapat diberdayakan untuk pembangunan. Karena masyarakat dengan tingkat pendidikan dan kualitas yang rendah sulit untuk menerima dan mempersepsikan pesan yang diperoleh dari media massa atau opinion leader. 4. Partisipasi Akibat kurang pekanya masyarakat pedesaan membuat partisipasi masyarakat pun berkurang. Selain itu, tingkat keingintahuan masyarakat pedesaan terhadap perkembangan di luar desanya pun rendah. Masyarakat tidak peduli terhadap pembangunan. Hal ini pun berpengaruh pada partisipasi yang rendah dari masyarakat dalam pembangunan. Sehingga masyarakat tidak dapat berkembang. Efektivitas Komaruddin dalam Djunaidi (2003) dalam Hasani (2004), mengemukakan efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan perlu pula ukuran efisiensinya. Menurut Effendi (2001) dalam Hasani (2004), komunikasi dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak: 1) kognitif, yakni meningkatnya pengetahuan komunikan, 2) afektif, yaitu perubahan pandangan komunikan, karena hatinya tergerak akibat komunikasi dan 3) behavioral yaitu perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Efektivitas Komunikasi Dua Langkah dalam Masyarakat Pedesaan Komunikasi dua langkah dikatakan efektif jika berhasil sampai pada penerima pesan yaitu masyarakat desa dan berhasil mempengaruhi tindakan masyarakat. Jika informasi yang disampaikan berguna bagi masyarakat, maka informasi tersebut dapat membantu mengembangkan dan menyejahterakan masyarakat. Namun, masyarakat desa cenderung salah dan malas mempersepsikan informasi yang diperoleh dari opinion leader. Sehingga informasi yang masuk menjadi sia-sia dan hanya sekedar informasi biasa yang tak berpengaruh pada tindakan masyarakat. Sehingga sulit bagi masyarakat desa tertinggal ini untuk menjadi masyarakat maju atau berkembang. Pada masyarakat desa tertinggal yang tak terdedah media memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Akibat tidak adanya media yang masuk ke dalam desa, maka akses untuk memperoleh pendidikan pun sangat minim. Sehingga sebagian besar masyarakat desa tertinggal memiliki tingkat kelulusan yang rendah. Mayoritas masyarakat pedesaan hanya menempuh pendidikan hingga tingkat sekolah dasar atau sekolah menengah pertama. Bahkan banyak pula yang tidak mengenyam pendidikan. Sehingga masyarakat sulit mempersepsikan informasi yang diterima dari opinion leader. Hal tersebut berkaitan pula dengan tingkat keingintahuan masyarakat. Dengan pendidikan dan tingkat kelulusan yang rendah, masyarakat desa cenderung tidak memedulikan perkembangan informasi yang terjadi di luar lingkungan pedesaan. Mereka cenderung tidak peduli dan tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap keadaan dan perkembangan informasi yang disampaikan opinion leader. Sehingga pada masyarakat desa tertinggal ini lebih sulit untuk berkembang. 4

10 Opinion leader pun bertanggung jawab atas efektivitas penyaluran informasi. Opinion leader ini menerima pesan dari sumber melalui media massa kemudian menyampaikannya kepada publik. Namun, terdapat beberapa kesalahan mengenai cara yang digunakan opinion leader dalam menyalurkan informasi kepada masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Opinion leader cenderung menyaring dan mengemas informasi yang diterimanya agar informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat mudah dipahami. Akan tetapi, sering terjadi kesalahan dimana informasi yang disaring tersebut merupakan informasi yang penting, sehingga masyarakat menerima informasi yang kurang lengkap dari opinion leader dan maknanya tidak sampai kepada masyarakat. Kesalahan lain adalah opinion leader menyampaikan informasi dari media massa kepada masyarakat secara utuh tanpa dikemas agar lebih dipahami. Selain itu, opinion leader juga tidak menjelaskan makna dari informasi yang disampaikan tersebut. Ada pula opinion leader yang memanipulasi data atau informasi yang diterimanya agar mendapat keuntungan tertentu. 5

11 6 KESIMPULAN Komunikasi dua langkah sangat bermanfaat bagi efektivitas penyaluran informasi dalam masyarakat pedesaan. Dengan peran opinion leader sebagai penyalur pesan dari media massa kepada masyarakat pedesaan yang tidak terdedah media massa, informasi yang ada berhasil sampai pada publik atau khalayak. Namun, terdapat kendala yang menghambat efektivitas penyaluran informasi dalam komunikasi dua langkah ini. Pertama, cara opinion leader dalam memberikan informasi. Dan kedua adalah karakteristik masyarakat dengan pendidikan dan tingkat keingintahuan yang rendah. Diperlukan penyelesaian dalam kendala tersebut agar masyarakat pedesaan dapat maju dan berkembang. Kendala yang terjadi di masyarakat pedesaan dapat diselesaikan dengan mengubah pola pikir masyarakat pedesaan agar lebih peduli dan memperhatikan informasi yang diperoleh dari opinion leader dan media massa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan mengenai pentingnya informasi dari media massa terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Untuk kendala pada opinion leader, dapat diselesaikan dengan mencari cara lain selain melalui opinion leader dalam menyalurkan infomasi. Yaitu dengan memberikan akses media massa langsung kepada masyarakat desa tertinggal, dan masyarakat diajarkan mengenai cara penggunaannya. Opinion leader pun masih dapat berperan dalam memaknai dan menjelaskan maksud dari informasi yang disampaikan melalui media massa kepada masyarakat pedesaan. Dengan demikian, masyarakat desa tertinggal dapat berkembang dan meningkat seperti masyarakat pedesaan pada umumnya.

12 7 DAFTAR PUSTAKA Hasani Y Efektivitas komunikasi opinion leader dalam penyelesaian konflik masyarakat di Maluku Utara. J. Repository. [Internet]. [dikutip 14 Mei 2013]. Dapat diunduh dari: Lubis DP Bab 9 Komunikasi. Dalam: Dharmawan AH, editor. Sosiologi Umum. Bogor [ID]: Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB. Hal Mugniesyah SS Bab 3 Model-model komunikasi. Dalam: Hubeis AVS, editor. Dasar-Dasar Komunikasi. Edisi ke-2. Bogor [ID]: Sains KPM IPB. Hal Sugiyanto Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan.[skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. hal. 25. [UPI] Universitas Pendidikan Indonesia. [tidak ada tahun]. Karakteristik masyarakat pedesaan dari segi pendidikan dan partisipasi. [Internet]. [dikutip 29 Mei 2013]. Dapat diunduh dari: pendidikan+dan+partisipasi&spell=1&sa=x&ei=8emludhgk9diraeo74hibq&ved=0ccuqvw UoAA&bav=on.2,or.&fp=623923c4ee6a1106&biw=1306&bih=622

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR Oleh EVITA DWI PRANOVITANTY A 14203053 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH Teori Komunikasi-1, Sesi 14 Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH: Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld

Lebih terperinci

Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan

Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan Modul ke: Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah fenomena

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS (Kasus: Radio Komunitas Suara Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor) Oleh : AYU TRI PRATIWI A14204027 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT MAJOR KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT STRATA S1 (SARJANA) GARIS-GARIS

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan kepada posisi strategis koperasi pertanian khususnya KUD sebagai organisasi ekonomi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H14050184 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Model-Model Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 07 Abstract Modul ini membahas pengertian dan funsi

Lebih terperinci

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN (Kasus di Desa Cinta Mekar, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat) Oleh: ERNA SAFITRI

Lebih terperinci

Modul ke: Opinion Leader. Fakultas ILKOM. Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan.

Modul ke: Opinion Leader. Fakultas ILKOM. Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan. Modul ke: Opinion Leader Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Opinion leader atau pemimpin opini sebagai pihak-pihak yang memiliki peran besar

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Opinion Leader Fakultas ILMU KOMUNIKASI Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT www.mercubuana.ac.id Opinion Leader Opinion leader adalah orang

Lebih terperinci

Oleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A

Oleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A PERSEPSI IDENTITAS GENDER DAN KONSEP DIRI TENTANG PERANAN GENDER (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) Oleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A 14204030 PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT LUKI SANDI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT LUKI SANDI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT (Kasus: Program PHT Desa Karangwangi, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon) LUKI SANDI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

LEONARD DHARMAWAN A

LEONARD DHARMAWAN A ANALISIS PENGARUH PROGRAM PEMERINTAH TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN MELALUI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DAN RAKSA DESA (Kasus Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI MASSA

TEORI KOMUNIKASI MASSA BAB 6 Modul 9 TEORI KOMUNIKASI MASSA Tujuan Intruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan model dasar komunikasi massa, menjelaskan teori dan model tentang pengaruh komunikasi massa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rosita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rosita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam rangkaian peristiwa sejarah, sejarah identik dengan konsep perubahan dimana konsep ini mengindikasikan bahwa segala hal yang ada didunia ini pasti mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

KONSEP DIRI ANAK JALANAN

KONSEP DIRI ANAK JALANAN KONSEP DIRI ANAK JALANAN (Kasus: Anak Jalanan di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat) YUNDA PRAMUCHTIA A14204050 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA NILAI KEARIFAN LOKAL: PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA NILAI KEARIFAN LOKAL: PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA NILAI KEARIFAN LOKAL: PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI BIDANG KEGIATAN PKM Gagasan Tertulis Oleh : Meita Puspitasari H14080133

Lebih terperinci

PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI SKALA KECIL TENTANG PENDIDIKAN (Kasus : RW 09, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor)

PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI SKALA KECIL TENTANG PENDIDIKAN (Kasus : RW 09, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI SKALA KECIL TENTANG PENDIDIKAN (Kasus : RW 09, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Oleh : WAHYUNI RAHMIATI SIREGAR A14204045 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Oleh: RENNY YUSNIATI A PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh: RENNY YUSNIATI A PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) Oleh: RENNY YUSNIATI A 14204055

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Doli Nirwansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Doli Nirwansyah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan jurnalistik sebenarnya sudah lama dikenal manusia di dunia ini, karena selalu hadir di tengah-tengah kita. Seiring dengan kegiatan kegiatan hidup manusia

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Peranan Jaringan dalam Komunikasi Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Peranan Jaringan dalam

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 35 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang berisi informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Saat proses tersebut berlangsung, sumber

Lebih terperinci

IDENTITAS MATA KULIAH

IDENTITAS MATA KULIAH IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Sosial Kode Mata Kuliah : KPM398/3(2-2)5 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM200) dan Metode Statistika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beragam kebudayaan daerah yang seiring dengan kemajuan teknologi saat ini akan berpengaruh besar kepada nilai-nilai kebudayaan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR i ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN, TEKANAN EKONOMI, STRATEGI KOPING DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DESA CIKAHURIPAN, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI HIDAYAT SYARIFUDDIN DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

Model Komunikasi Dasar-2. Sesi- 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

Model Komunikasi Dasar-2. Sesi- 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya Model Komunikasi Dasar-2 Sesi- 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya Model Komunikasi Katz & Lazarfeld Ahli politik Elihu Katz dan Paul Lazarfeld memperkenalkan model komunikasinya pada

Lebih terperinci

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN DAN DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia)

POLA PENGGUNAAN DAN DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia) POLA PENGGUNAAN DAN DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia) Oleh: Sushane Sarita A14203008 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN FOSFAT ALAM DAN PUPUK N TERHADAP KELARUTAN P, CIRI KIMIA TANAH DAN RESPONS TANAMAN PADA TYPIC DYSTRUDEPTS DARMAGA

PENGARUH PEMBERIAN FOSFAT ALAM DAN PUPUK N TERHADAP KELARUTAN P, CIRI KIMIA TANAH DAN RESPONS TANAMAN PADA TYPIC DYSTRUDEPTS DARMAGA PENGARUH PEMBERIAN FOSFAT ALAM DAN PUPUK N TERHADAP KELARUTAN P, CIRI KIMIA TANAH DAN RESPONS TANAMAN PADA TYPIC DYSTRUDEPTS DARMAGA RAFLI IRLAND KAWULUSAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR.

KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR. KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR Oleh LUTFI ARIYANI A14204059 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 13 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI OPINION LEADER Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat

Lebih terperinci

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT ANTAM Tbk

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN STATUS PETANI

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN STATUS PETANI ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN STATUS PETANI (Studi Kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor) STEFANI ANGELIA

Lebih terperinci

MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: Intan Kusumawardani A14204040 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PROGRAM PUBLIC AWARENESS. Disusun oleh: Ghea Gatya Ezaputri Panduwinata I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PROGRAM PUBLIC AWARENESS. Disusun oleh: Ghea Gatya Ezaputri Panduwinata I FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PROGRAM PUBLIC AWARENESS (Studi Kasus Kampanye Flu Burung oleh Badan Karantina Pertanian di Jakarta) Disusun oleh: Ghea Gatya Ezaputri Panduwinata I34052469

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 10 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Media Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA

PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA i PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ANNISA AVIANTI

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA

PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA (Kasus Pedagang Sayur di Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI Oleh : INDAH MULYANI H24104009 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS PELAYANAN KESEHATAN UNIT SWADANA DAERAH (Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Kotamadya Jakarta Timur) Oleh : Dian Damairini

ANALISIS PELAYANAN KESEHATAN UNIT SWADANA DAERAH (Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Kotamadya Jakarta Timur) Oleh : Dian Damairini ANALISIS PELAYANAN KESEHATAN UNIT SWADANA DAERAH (Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Kotamadya Jakarta Timur) Oleh : PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT. Oleh. Nia Kurniawati Hidayat A

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT. Oleh. Nia Kurniawati Hidayat A ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT Oleh Nia Kurniawati Hidayat A14304086 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Oleh : SRI IRTANTI H

Oleh : SRI IRTANTI H HUBUNGAN PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJARAN DENGAN MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP RRI) BOGOR Oleh : SRI IRTANTI H 24066046 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN APLIKASI PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2006-2007 HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-Dasar Komunikasi, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB, hal:

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-Dasar Komunikasi, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB, hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi, dewasa ini media komunikasi dan komunikasi massa menjadi bagian integral dalam kehidupan. Sebagaimana dikutip Mugniesyah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR FADIL DHIKAWARA A14103535 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting untuk membangun suatu bangsa dan negara yang maju. Peran penting pendidikan di Indonesia terletak pada upaya peningkatan mutu dan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

Latar Belakang PENDAHULUAN

Latar Belakang PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk Maluku, tidak saja mempunyai andil yang cukup penting dalam sektor pertanian, tetapi telah pula menimbulkan

Lebih terperinci

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian

Lebih terperinci

: DWI ENDANG PUSPITASARI H

: DWI ENDANG PUSPITASARI H ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PELAKSANA ADMINISTRASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh : DWI ENDANG PUSPITASARI H24051522 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, seluruh negara di dunia berusaha melakukan pembenahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Kemajuan suatu negara salah satunya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEORI DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI MASSA

PENGGUNAAN TEORI DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI MASSA Modul ke: 11Fakultas FIKOM PENGGUNAAN TEORI DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI MASSA Teori dan Model-Model Dasar Komunikasi Massa Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Teori dan Model Komunikasi

Lebih terperinci

PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA PADA LAHAN SISA KONVERSI PERTANIAN DAN KETAHANAN ( PERSISTENCE

PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA PADA LAHAN SISA KONVERSI PERTANIAN DAN KETAHANAN ( PERSISTENCE PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA PADA LAHAN SISA KONVERSI PERTANIAN DAN KETAHANAN (PERSISTENCE) MASYARAKAT TANI (Studi Kasus: Kampung Ciharashas dan Cibeureum Batas, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke:  Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: 09 Fakultas Ilmu Komunikasi MEDIA RELATIONS Pokok Bahasan TV RELEASE Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations http://mercubuana.ac.id POKOK BAHASAN TV Release: Perbedaan Release

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK

PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK (Kasus: Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor) Oleh: MENDEZ FARDIAZ A14202050

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Komunikasi dengan masyarakat umum (khalayak) pendidikan melalui seni budaya, diskusi yang melibatkan stakeholder, klinik

BAB V PENUTUP. A. Komunikasi dengan masyarakat umum (khalayak) pendidikan melalui seni budaya, diskusi yang melibatkan stakeholder, klinik BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Komunikasi eksternal yang dilakukan Ombudsman Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi, tugas dan kewenangannya sebagai lembaga pengawas pelayanan publik dalam rangka public

Lebih terperinci

Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial.

Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. OPINI PUBLIK Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat mulai mengandalkan segala sesuatu yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER DALAM BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN OBAT

ANALISIS GENDER DALAM BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN OBAT ANALISIS GENDER DALAM BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN OBAT (Studi Kasus Pengrajin Industri Rumah Tangga Pengolahan Tanaman Obat Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) Oleh:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK......... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

Perkuliahan I dan II Public Speaking

Perkuliahan I dan II Public Speaking Modul ke: 01 02 Fakultas Ilmu Komunikasi Perkuliahan I dan II Public Speaking Komunikasi Efektif Rizki Ayu Budipratiwi., S.Sos. Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan 1. Pengertian Komunikasi 2.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh: NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA (Dusun Jatisari, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I34060667 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PENGARUH MENGUNJUNGI TEMPAT HIBURAN MALAM TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat)

PENGARUH MENGUNJUNGI TEMPAT HIBURAN MALAM TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat) 1 PENGARUH MENGUNJUNGI TEMPAT HIBURAN MALAM TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat) HADIJAH NASUTION A14203038 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Kasus pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Kebun Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Komitmen Afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong

Lebih terperinci

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor)

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) Oleh: Rianti TM Marbun A14204006 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material untuk sebagian masih diukur antara lain, melalui GNP (Gross National Product)

BAB I PENDAHULUAN. material untuk sebagian masih diukur antara lain, melalui GNP (Gross National Product) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah pembangunan yang sering kita pakai merupakan salah satu istilah yang relatif masih baru. Secara relatif masih muda, belum begitu lama kita pakai dan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT JAMSOSTEK (PERSERO) (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed oleh PT Jamsostek

EVALUASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT JAMSOSTEK (PERSERO) (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed oleh PT Jamsostek EVALUASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT JAMSOSTEK (PERSERO) (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed oleh PT Jamsostek Cabang Semarang, Jawa Tengah) Oleh : NURINA PANGKAURIAN A14204012 PROGRAM

Lebih terperinci

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS. Program Studi ADMINISTRASI BISNIS

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS. Program Studi ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS Program Studi ADMINISTRASI BISNIS BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Pengembangan Kepemimpinan Kode Mata Kuliah : BAH1C3 SKS : 3 SKS Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

SIKAP RASIONAL PETANI DAN KONFLIK PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN DI PERDESAAN. Sri Maharani

SIKAP RASIONAL PETANI DAN KONFLIK PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN DI PERDESAAN. Sri Maharani SIKAP RASIONAL PETANI DAN KONFLIK PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN DI PERDESAAN (Studi Kasus Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh : Sri Maharani A14204015 PROGRAM

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DALAM SERIAL UMAR BIN KHATTAB BAGIAN 3 (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES S. PEIRCE) SKRIPSI

KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DALAM SERIAL UMAR BIN KHATTAB BAGIAN 3 (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES S. PEIRCE) SKRIPSI KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DALAM SERIAL UMAR BIN KHATTAB BAGIAN 3 (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES S. PEIRCE) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIK OLEH REMAJA PUTRI (Kasus: SMUN 1 Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01 Rahmawati Z, M.I.Kom kontrak perkuliahan TUGAS : 40 % MID : 30 % UAS : 30 % KEAKTIFAN : BONUS NILAI TAMBAHAN TUGAS DIKUMPULKAN ON TIME darumzulfie@gmail.com

Lebih terperinci

FAKTOR DAN DAMPAK KETIMPANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN PEREMPUAN (Kasus: Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

FAKTOR DAN DAMPAK KETIMPANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN PEREMPUAN (Kasus: Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) FAKTOR DAN DAMPAK KETIMPANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN PEREMPUAN (Kasus: Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh: Fitri Gayatri A14204020 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) 1 Prosedur Standard Pelaksanaan Kolokium (SOP Kolokium) KPM - 497 Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 13 Opinion Leader Fakultas ILMU KOMUNIKASI Program Studi Publik Relations http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Istilah opinion leader menjadi perbincangan dalam

Lebih terperinci