KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT"

Transkripsi

1 KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi, sebuah studi kasus tentang peran konsep diri dalam komunikasi antarpribadi pada anggota Language and Cultural Exchange Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis konsep diri, bentuk komunikasi antarpribadi, dan peran konsep diri dalam komunikasi antarpribadi anggota Language and Cultural Exchange Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang menguraikan serta menjelaskan secara menyeluruh dan mendalam suatu peristiwa secara sistematis dengan memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Teori-teori yang digunakan adalah Psikologi Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, dan Konsep Diri. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ditemukan bahwa tujuh informan anggota Language and Cultural Exchange Medan memiliki konsep diri dominan positif dan satu orang informan memiliki konsep diri dominan negatif. Penelitian juga menemukan bahwa delapan informan anggota Language and Cultural Exchange Medan memiliki komunikasi antarpribadi yang efektif. Konsep diri yang dominan positif ini memiliki peran dalam menghasilkan komunikasi antarpribadi yang efektif anggota Language and Cultural Exchange Medan. Kata Kunci: Komunikasi Antarpribadi, Konsep Diri, Psikologi Komunikasi, Studi Kasus PENDAHULUAN Konteks Masalah Komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya. Manusia memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal dalam membangun hubungan antara sesama manusia, maupun membangun hubungan sosial dengan masyarakat dalam lingkungan interaksi masing-masing. Individu dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungan di sekitarnya dengan berkomunikasi. Melalui komunikasi, individu juga dapat menyampaikan apa yang ada di dalam benak pikirannya dan perasaan hati nuraninya kepada individu lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi antar individu dalam kehidupan sosial ini kita kenal sebagai komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book (Devito, 1989:4) sebagai: Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah 1

2 sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga (Mulyana, 2005:73). Peneliti dalam penelitian ini mengambil sebuah kasus pada lembaga LCE (Language and Cultural Exchange) Medan. LCE Medan adalah sebuah lembaga kursus bahasa inggris non formal yang beralamat di Jl. Sei Batang Serangan 17/76 Pringgan Medan. Lembaga ini didirikan oleh Yayasan Nexus. LCE telah aktif beroperasi sebagai salah satu lembaga kursus bahasa inggris sejak Juni Salah satu yang paling menarik di sini adalah adanya kelas student leads discuss. Ini adalah kelas dimana pengajar memberi kesempatan kepada para anggota (bergantian setiap minggunya) untuk memimpin kelas sebagai fasilitator dan menentukan sendiri tema yang akan dibahas dalam diskusi saat itu. Selama berlangsungnya kelas, fasilitator ini dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anggota lain guna mengakomodir setiap diskusi yang akan berlangsung sehingga kelas dapat berjalan dengan baik. Kegiatan yang dilaksanakan di LCE bersifat non formal sehingga terkesan lebih akrab dan interaktif, baik saat kegiatan di dalam kelas maupun kegiatankegiatan di luar kelas. Para pengajar beserta anggota biasanya akan berbaur menjadi kelompok-kelompok diskusi kecil, bermain game berbahasa inggris, atau bahkan sekedar sharing satu sama lain saat sedang tidak mengikuti kelas sehingga bisa dikatakan ada banyak komunikasi interpersonal secara akrab dan hangat yang terjadi di LCE Medan. Bahkan, komunikasi interpersonal mereka tidak hanya sampai di sini, para anggota LCE Medan tidak jarang menunjukkan kedekatan mereka lewat kegiatan hang out di luar lokasi LCE Medan, seperti makan bersama atau menonton bersama. Berdasarkan pada fenomena-fenomena yang terlihat, bisa dikatakan para anggota LCE Medan memiliki komunikasi antarpribadi yang efektif. Berangkat dari asumsi awal bahwa para anggota LCE Medan memiliki komunikasi antarpribadi yang efektif, ditambah hampir semua kegiatan yang mereka lakukan mengutamakan komunikasi dengan bahasa inggris yang membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi, kemudian apakah yang menyebabkan hal ini bisa terjadi? Apakah ini ada kaitannya dengan pemahaman akan diri (konsep diri) yang dimiliki oleh masing-masing anggota LCE Medan?. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2005:105) mengatakan, sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri Anda; positif atau negatif. Konsep diri positif akan menciptakan pola perilaku komunikasi interpersonal yang positif pula, yakni melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula. Mengacu pada sebelas karakteristik orang yang mempunyai konsep diri menurut D.E. Hamacek (Jalaluddin Rakhmat: 2005,106), dan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi ( 2005,107) yang mengatakan bahwa: pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimanakah konsep diri dalam komunikasi antarpribadi pada anggota LCE Medan? 2

3 Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah konsep diri dalam komunikasi antarpribadi pada anggota LCE Medan?. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui jenis konsep diri yang dimiliki anggota LCE Medan. 2. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi anggota LCE Medan. 3. Untuk mengetahui peran konsep diri dalam komunikasi antarpribadi pada anggota LCE Medan. URAIAN TEORITIS Psikologi Komunikasi Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti psikologi dalam sejarah perkembangannya. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Psikologi menukik ke dalam proses yang mempengaruhi perilaku dalam komunikasi, membuka topeng-topeng, dan menjawab pertanyaan mengapa. Psikologi melihat komunikasi sebagai prilaku manusiawi, menarik, dan melibatkan siapa saja dan di mana saja. Psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, dalam proses saling pengaruh di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara organisme. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang dalam komunikasi interpersonal bebas mengubah topik pembicarannya, kenyataannya komunikasi interpersonal bisa didominasi oleh suatu pihak kapanpun. Komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya, komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya (Mulyana, 2005:81). Komunikasi antarpribadi juga tidak terlepas dari upaya pembukaan diri. Menurut Devito (1989:231), teori self disclosure atau pembukaan diri merupakan proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi guna memahami suatu tanggapan terhadap orang lain dan sebaliknya. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan individu terhadap suatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan individu terhadap suatu kejadian-kejadian yang baru saja disaksikan. 3

4 Teori Self Disclosure atau proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi fokus penelitian dan teori komunikasi mengenai hubungan merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain dan seterusnya. Josep Luft mengemukakan teori Self Disclosure berdasarkan pada modal interaksi model interaksi manusia yang di sebut Johari Window. Ada 4 ruang yakni terbuka, buta, tersembunyi, dan tidak dikenal. Konsep Diri Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Konsep diri tidak lebih dari rencana tindakan terhadap diri sendiri, identitas, minat, keengganan, cita-cita, ideologi, dan penilaiain diri. Konsep diri memberikan sikap-sikap yang menguatkan karena hal tersebut bertindak sebagai kerangka referensi yang paling umum untuk menilai objek lain. Semua rencana tindakan selanjutnya berasal dari konsep diri. Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (2007:8) mengatakan, konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa diri kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Kerangka Pemikiran: Objek Penelitian Konsep diri dalam komunikasi antarpribadi pada anggota LCE Medan Tujuan Penelitian - Jenis konsep diri yang dimiliki anggota LCE Medan - Komunikasi antarpribadi anggota LCE Medan - Peran konsep diri dalam komunikasi antarpribadi pada anggota LCE Medan Teori yang dipakai sebagai indikator dalam penelitian - Konsep diri - Komunikasi antarpribadi 4

5 Objek Penelitian Objek penelitian merujuk pada masalah yang sedang diteliti. Objek penelitian ini adalah konsep diri dalam komunikasi antarpribadi pada anggota LCE Medan. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini, yaitu anggota yang telah terdaftar resmi di LCE Medan lebih dari 1 tahun dan yang sudah pernah menjadi fasilitator dalam kelas student leads discuss. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi 2. Metode wawancara 3. Studi Kepustakaan Lokasi dalam penelitian ini adalah lembaga Language and Cultural Exchange Medan yang terletak di Jl. Sei Batang Serangan 17/76 Pringgan Medan dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mendeteksinya, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2005:248). Methew B. Milles dan Michael Huberman membagi tiga alur dalam proses analisis data kualitatif, yaitu: 1. Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. 2. Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengamatan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan, kesimpulan tergantung pada besarnya kumpulan catatan lapangan (Patilima, 2005). PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap delapan informan di LCE yang pernah menjadi fasilitator dalam kelas student leads discuss, peneliti menemukan dan mengelompokkan informan ke dalam dua jenis konsep diri, yaitu orang yang memiliki konsep diri dominan positif dan orang yang memiliki konsep diri dominan negatif. Ciri- ciri orang berkonsep diri dominan positif dalam penelitian ini beberapa diantaranya adalah mau merubah prinsip apabila salah, tidak merasa bersalah berlebihan, merasa setara dengan orang lain, mengungkapkan perasaan secara jujur, dan mau menerima kritikan. Di sisi lain, ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri dominan negatif dalam penelitian ini 5

6 beberapa diantaranya adalah merasa bersalah yang berlebihan, kurang yakin dengan kemampuan diri sendiri, merasa tidak setara dengan orang lain, berpurapura saat menerima pujian, tidak mengungkapkan perasaan secara jujur, dan tidak tahan terhadap kritikan dari orang lain. Dari temuan peneliti tidak ada seorang informan pun yang ciri-cirinya memenuhi semua kriteria konsep diri positif secara total, begitu juga tidak ada seorang informan pun yang secara total memenuhi kriteria konsep diri negatif. Penelitian menemukan bahwa tujuh orang informan di LCE memiliki konsep diri yang dominan positif. Mereka adalah Okta, Guruh, Josephine, Karina, Roulina, Mayliska, dan Rifanny. Okta termasuk orang yang memiliki konsep diri dominan positif karena Ia adalah orang yang memiliki prinsip dan bersedia untuk mengubahnya apabila salah, tidak merasa bersalah berlebihan, yakin dengan kemampuan sendiri, merasa setara dengan orang lain, merasa penting keberadaannya bagi orang lain, mampu menerima pujian, menikmati kegiatan secara utuh, peka pada kebutuhan orang lain, menerima kritikan, tidak hiperkritis terhadap orang lain, merasa disenangi orang lain, dan Ia juga optimis terhadap kompetisi. Guruh termasuk konsep diri yang dominan positif karena Ia yakin dengan kemampuannya sendiri, merasa setara dengan orang lain, merasa penting keberadaannya bagi orang lain, menolak dominasi orang lain, menikmati kegiatan secara utuh, peka pada kebutuhan orang lain, tidak hiperkritis terhadap orang lain, merasa disenangi orang lain, dan Ia juga optimis terhadap kompetisi. Josephine juga termasuk orang yang memiliki konsep diri dominan positif karena Ia memiliki prinsip dan bersedia mengubah prinsip tersebut apabila salah, tidak merasa bersalah berlebihan, yakin dengan kemampuan diri sendiri, merasa penting keberadaannya bagi orang lain, mampu menerima pujian, menikmati kegiatan secara utuh, peka pada kebutuhan orang lain, menerima kritikan, tidak hiperkritis terhadap orang lain, dan bersikap optimis terhadap kompetisi. Karina juga memiliki konsep diri dominan positif karena Ia tidak merasa bersalah yang berlebihan, yakin akan kemampuannya sendiri, merasa setara dengan orang lain, merasa penting keberadaannya bagi orang lain, menolak dominasi orang lain, menikmati kegiatan secara utuh, peka pada kebutuhan orang lain, menerima kritikan, tidak hiperkritis terhadap orang lain, merasa disenangi orang lain, dan Ia juga optimis terhadap kompetisi. Roulina sendiri termasuk orang yang berkonsep diri dominan positif karena Ia bersedia mengubah prinsipnya apabila ternyata Ia salah, tidak merasa bersalah berlebihan, yakin dengan kemampuan sendiri, merasa setara dengan orang lain, merasa keberadaannya penting bagi orang lain, mampu menerima pujian, menolak dominasi orang lain, mengungkaplan perasaan secara jujur, peka pada kebutuhan orang lain, menerima kritikan, tidak hiperkritis terhadap orang lain, merasa disenangi orang lain, serta optimis terhadap kompetisi yang diikutinya. Mayliska adalah orang yang memiliki konsep diri dominan positif karena Ia bersedia mengubah prinsipnya apabila salah, tidak merasa bersalah berlebihan, yakin dengan kemampuan sendiri, merasa keberadaannya penting bagi orang lain, mampu menerima pujian, menikmati kegiatan secara utuh, mau menerima kritikan, tidak hiperkritis terhadap orang lain, merasa disenangi orang lain, dan 6

7 optimis terhadap kompetisi. Sedangkan Rifanny termasuk juga dalam orang yang berkonsep diri dominan positif karena Ia bersedia untuk merubah prinsipnya apabila salah, tidak mengingat masa lalu dan mencemaskan masa depan, yakin dengan kemampuan sendiri, merasa keberadaannya penting bagi orang lain, mampu menerima pujian, peka pada pada kebutuhan orang lain, mau menerima kritikan, tidak hiperkritis terhadap orang lain, merasa disenangi orang lain, dan bersikap optimis terhadap kompetisi. Sementara itu, satu-satunya informan yang memiliki konsep diri dominan negatif adalah Ramadhani. Ramadhani adalah orang yang memiliki konsep diri dominan negatif karena Ia merasa bersalah yang berlebihan, sering mengingat masa lalu dan mencemaskan masa depan, kurang yakin dengan kemampuan sendiri, merasa tidak setara dengan orang lain, berpura-pura saat menerima pujian, tidak menolak dominasi orang lain, tidak mengungkapkan perasaan secara jujur, dan tidak mampu menerima kritikan. Penelitian yang dilakukan terhadap delapan informan di LCE juga menemukan bahwa meskipun informan terdiri dari dua jenis konsep diri yang berbeda, namun komunikasi antarpribadi semua informan yang diteliti di LCE adalah efektif. Okta, meskipun memiliki komunikasi antarpribadi yang kurang terbuka, namun dalam komunikasinya dengan teman di LCE terdapat empati, ada dukungan, merasa mendapat tanggapan positif, dan merasa memiliki banyak kesamaan. Guruh, meskipun komunikasi antarpribadinya tidak terbuka dan tidak merasa mendapat tanggapan yang positif, tetapi komunikasinya dengan teman di LCE memiliki empati, ada dukungan, dan mereka merasa memiliki banyak kesamaan. Penemuan yang sama juga terhadap Josephine, meskipun komunikasi antarpribadinya di LCE kurang terbuka dan kurang memiliki empati, namum dalam komunikasi yang terjadi tersebut terdapat dukungan, tanggapan yang positif dan merasa memiliki banyak kesamaan. Begitu juga dengan Karina dan Roulina yang komunikasi antarpribadinya dengan teman di LCE kurang terbuka, namun memiliki empati, mendapat dukungan, mendapat tanggapan yang positif dan merasa memiliki banyak kesamaan. Mayliska sendiri memiliki komunikasi antarpribadi dengan teman di LCE yang terbuka, mendapat respon positif, dan memiliki banyak kesamaan, meskipun Ia kurang memiliki empati dan kurang mendapat dukungan. Sementara Rifanny, Ia memiliki komunikasi antarpribadi dengan teman di LCE yang terbuka, memiliki empati, mendapat dukungan, dan mendapat tanggapan yang positif, tetapi tidak memiliki kesamaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tambahan saudara Dean, peneliti menemukan secara umum ada kesamaan antara jawaban Dean dengan hasil wawancara mendalam terhadap Guruh sebelumnya. Dean juga mengakui bahwa Guruh adalah orang yang yakin dengan kemampuannya sendiri, merasa setara dengan orang lain, penting bagi orang lain termasuk dirinya, tidak mengungkapkan perasaan secara jujur, menikmati kegiatan secara utuh, peka pada kebutuhan orang lain, tidak hiperkritis terhadap orang lain, disenangi orang lain termasuk dirinya, dan optimis terhadap kompetisi. Sementara dalam komunikasi dengan Guruh, Dean mengaku mereka tidak terbuka, namun memiliki empati, Ia memberikan dukungan kepada guruh, dan mereka memiliki banyak kesamaan. 7

8 Hasil penelitian ini adalah semua informan di LCE yang berkonsep diri dominan positif ternyata memiliki komunikasi antarpribadi yang efektif tentunya sesuai dengan pendapat Jalaluddin Rakhmat yang menyatakan bahwa sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri; positif atau negatif. Konsep diri positif akan menciptakan pola perilaku komunikasi interpersonal yang positif pula, yakni melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula. Meskipun, harus diakui peneliti bahwa tidak ada bukti yang kuat dari penelitian ini yang bisa menarik hubungan antara semakin kuat atau semakin lemah sifat positif konsep diri seseorang terhadap semakin efektif atau tidaknya komunikasi antarpribadi orang tersebut. Penelitian menemukan bahwa oleh karena Okta adalah orang yang merasa setara dengan orang lain dan peka pada kebutuhan orang lain, maka Ia memiliki empati dan merasa memiliki kesamaan dalam komunikasi dengan orang lain. Ia juga adalah orang yang merasa penting keberadaannya bagi orang lain, merasa disenangi orang lain, dan tidak hiperkritis terhadap orang lain, sehingga dalam komunikasinya dengan orang lain Ia memiliki rasa positif terhadap lawan komunikasinya. Selain itu, Ia mampu menerima pujian secara jujur ketika ada dukungan dalam komunikasinya dengan teman di LCE. Penelitian ini juga menemukan bahwa oleh karena Guruh adalah orang yang merasa penting keberadannya bagi orang lain dan merasa disenangi orang lain membuat komunikasi antarpribadinya memiliki rasa positif. Ia juga merasa setara dengan orang lain sehingga merasa memiliki banyak kesamaan dengan teman komunikasinya di LCE. Selain itu, Ia adalah orang yang peka pada kebutuhan orang lain sehingga Ia memiliki empati ketika berkomunikasi dengan teman dekatnya di LCE. Penelitian menemukan bahwa oleh karena Josephine adalah orang yang merasa penting keberadaannya bagi orang lain maka komunikasi antarpribadinya memiliki rasa positif. Ia adalah orang yang mampu menerima pujian ketika ada dukungan dalam komunikasi antarpribadinya dengan teman di LCE. Selain itu, Ia adalah orang yang peka pada kebutuhan orang lain sehingga memiliki empati dalam komunikasi antarpribadinya. Penelitian menemukan bahwa oleh karena Karina adalah orang yang merasa setara dengan orang lain maka komunikasi antarpribadinya dengan teman di LCE memiliki kesamaan. Ia adalah orang yang merasa penting keberadaannya bagi orang lain dan merasa disenangi orang lain sehingga memiliki rasa positif dalam komunikasi antarpribadinya. Selain itu, Ia adalah orang yang peka pada kebutuhan orang lain dan tidak hiperkritis terhadap orang lain sehingga komunikasi antarpribadinya memiliki empati. Penelitian juga menemukan bahwa Roulina adalah orang yang merasa setara dengan orang lain sehingga merasa memiliki kesamaan dalam komunikasi antarpribadinya. Ia juga merasa keberadaannya penting bagi orang lain dan merasa disenangi orang lain sehingga komunikasi antarpribadinya memiliki rasa positif. Ia juga mampu menerima pujian dan menunjukkan perasaan secara jujur ketika ada dukungan dalam komunikasi antarpribadinya. Selain itu, Ia peka pada 8

9 kebutuhan orang lain sehingga memiliki empati dalam komunikasi antarpribadinya di LCE. Penelitian menemukan bahwa Mayliska adalah orang yang merasa penting keberadaannya bagi orang lain dan merasa disenangi orang lain sehingga memiliki rasa positif dalam komunikasi antarpribadinya dengan teman dekat di LCE. Selain itu, Ia juga tidak hiperkritis terhadap orang lain sehingga merasa memiliki kesamaan dengan lawan komunikasi antarpribadinya. Penelitian juga menemukan bahwa oleh karena Rifannya adalah orang yang merasa penting keberadaannya bagi orang lain dan merasa disenangi orang lain maka dalam komunikasi antarpribadinya dengan teman di LCE memiliki rasa positif. Ia mampu menerima pujian ketika ada dukungan dalam komunikasi antarpribadinya. Ia juga peka pada kebutuhan orang lain sehingga memiliki empati terhadap lawan komunikasi antarpribadinya. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah munculnya fakta bahwa Ramadhani, meskipun Ia memiliki konsep diri yang dominan negatif, tetapi ternyata memiliki komunikasi antarpribadi yang efektif pula. Hal ini mungkin terjadi karena jenis konsep diri meskipun cukup kuat namun bukan satu-satunya yang mempengaruhi efektifitas komunikasi antarpribadi. Berdasarkan hasil observasi peneliti, fenomena ini mungkin disebabkan oleh Ramadhani yang telah berpengalaman dalam menjalin hubungan dengan orang lain dalam kapasitasnya sebagai ketua salah satu organisasi di kampusnya sehingga Ia menjadi orang yang lebih mudah berinteraksi dengan orang lain dan berpengalaman dalam upaya menjalin hubungan dengan orang lain. Pengalaman ini mungkin membuatnya merasa tidak kesulitan lagi dalam memulai suatu hubungan pertemanan dan melanjutkannya secara kontinyu ke hubungan yang lebih dekat lagi. Selain itu, sifat Ramadhani yang suka berpura-pura dan memendam perasaannya yang sebenarnya, membuatnya tidak kesulitan dalam menjalin komunikasi antarpribadi dengan orang lain.hal ini diperkuat oleh pengakuan Kak Healthy yang menganggap Ramdhani sebagai orang yang sulit ditebak perasaannya. Oleh karena itu, hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari delapan informan, yaitu anggota LCE Medan yang pernah menjadi fasilitator dalam kelas student leads discuss, tujuh diantaranya memiliki konsep diri dominan positif sedangkan satu informan lainnya memiliki konsep diri dominan negatif. Konsep diri yang sebagian besar positif ini lah yang membuat para anggota LCE terlihat percaya diri, termasuk ketika menjadi fasilitator dalam kelas student leads discuss. Penelitian juga menemukan bahwa semua informan dalam penelitian ini memiliki komunikasi antarpribadi yang efektif. Di samping itu, konsep diri yang dominan positif para informan anggota LCE Medan berperan dalam berperilaku yaitu menghasilkan komunikasi antarpribadi yang efektif para informan angota di LCE Medan, meskipun tentunya ada kemungkinan hal ini juga dipengaruhi oleh sistem belajar di LCE yang tidak formal sehingga memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anggotanya untuk melakukan komunikasi. Penelitian juga menemukan bahwa ada kesamaan alasan para informan bergabung dengan LCE Medan, yaitu karena harganya yang terjangkau. 9

10 KESIMPULAN 1. Dari delapan informan ditemukan tujuh orang informan berkonsep diri dominan positif dan satu orang informan berkonsep diri dominan negatif. 2. Semua informan memiliki komunikasi antarpribadi yang efektif. 3. Konsep diri dominan positif para informan memiliki peran menghasilkan komunikasi antarpribadi yang efektif para informan, tetapi bukan menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antarpribadi. SARAN 1. Penelitian ini kiranya mendorong pihak akademis untuk bisa membantu mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi melakukan penelitian serupa sehingga bisa menambah kekurangan-kekurangan yang masih didapati dalam penelitian ini atau bahkan memperluas kajian penelitian. 2. Saran penelitian, penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih memperhatikan kondisi dan situasi saat proses wawancara. Usahakan untuk mencari tempat yang nyaman dan tenang, sehingga dapat lebih menjaga konsentrasi responden saat di wawancarai. Peneliti juga harus dapat memahami teknik wawancara dengan baik, sehingga dapat menggali lebih dalam dinamika dalam masalah yang digali. 3. Saran dalam kaitan akademis, peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan metode kuantitatif dalam mengukur dan membandingkan pengaruh konsep diri terhadap efektivitas komunikasi antarpribadi. 4. Saran dalam kaitan praktis, individu-individu yang menginginkan komunikasi antarpribadi yang efektif dapat terlebih dahulu mengenali jenis konsep diri mereka dan kemudian berusaha memperbaiki diri. DAFTAR REFERENSI DeVito, Joseph A The Interpersonal Communication Book. Jakarta: Professional Book. Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Patilima, Hamid Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Rakhmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 10

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI

KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Persuasif Agen Asuransi dalam Merekrut Calon Agen Asuransi di PT Asuransi Life Allianz Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (Moleong 2013: 49) adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Pokok Bahasan PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Advertising and Kode MK Marketing Communication 06

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di beberapa SPBU di Daerah Kabupaten Sleman tepatnya di SPBU Jl.Seturan, SPBU Kalasan, SPBU Jl. Magelang km 5, SPBU Jl. Monjali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang adalah hasil interaksi antara komponen fisik, pikiran, emosi dan keadaan lingkungan. Namun, untuk memperkuat kontrol manusia terhadap perilakunya

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) Sepfiany Evalina Ginting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi adalah suatu faktor penting yang mempengaruhi hasil penelitian. Lokasi dalam penelitian tentang kepercayaan masyarakat terhadap ritual sebagai syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah tipe kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas dari interaksi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Korelasional Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi dalam Bimbingan Konseling terhadap Motivasi Belajar Siswa/I SMA Yayasan Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan telah mengumpulkan data-data. Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, menganalisis data, memilah-milahnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat

Lebih terperinci

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Yang dimaksud dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di 51 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti untuk tahapan di dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2000:3), menyatakan: Prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI (Studi Kasus Self Disclosure Pacaran Jarak Jauh Melalui Media Komunikasi Pada Mahasiswa/i di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU) NURUL HUDA NASUTION ABSTRAK Skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan untuk dapat memperoleh sumber data yang valid, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan untuk dapat memperoleh sumber data yang valid, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai persepsi mahasiswa mengenai pembajakan buku dalam bentuk fotokopi ini dilakukan di lingkungan kampus UNY

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Menurut Moleong

III. METODE PENELITIAN. Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Menurut Moleong III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Tipe penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah. 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu pembelajaran tentang metode ilmiah yang meliputi penetapan masalah penelitian, premis, hipotesis, tujuan, kegunaan, tinjauan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena beberapa pertimbangan, pertama lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam objek yang akan diteliti. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam objek yang akan diteliti. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif, yang objeknya adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi manusia, karena dengan pendekatan ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja adalah penelitian kualitatif yang berdasarkan fenomenologis. Dimana pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian dan juga merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang memakai metode yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukuan. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan Kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana dengan pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan meneliti mengenai dampak ibu bekerja sebagai TKW di luar negeri terhadap berubahnya peran dan fungsi anggota keluarga. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan komunikasi manusia mampu memenuhi kebutuhan yang bersifat fisik maupun yang bersifat kejiwaan. Istilah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak dalam Keluarga pada Bidang Pendidikan, berlokasi di Dusun Pandanan Desa Pandanan Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari interaksi dengan manusia lainnya. Setiap manusia berinteraksi membutuhkan bantuan dalam menjalankan aktifitasnya karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4) BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini mempergunakan paradigma budaya, maka rancangan penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4) menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Sekolah ini berlokasi di Jl. Raya Magelang- Purworejo Km. 5,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Malang. Yang menjadi informan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Malang. Yang menjadi informan adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini yaitu di Bank BTN KCP Syariah Malang, yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Malang. Yang menjadi informan adalah bagian Costumer

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Apabila ditinjau dari data-datanya, maka pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui eksistensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana kualitatif menurut Sugiyono (2014) sering disebut metode penelitian naturalistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan yang bersifat kualitatif. Menurut Moh. Nasir, bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

Lebih terperinci

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu penelitian. Lokasi penelitian ada di desa Pondok Wonolelo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam mengenai stategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa dengan pendekatan kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. duka cita dan strategi coping stres pada wanita dewasa awal atas kematian ayah,

BAB III METODE PENELITIAN. duka cita dan strategi coping stres pada wanita dewasa awal atas kematian ayah, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji yaitu mengenai duka cita dan strategi coping stres pada wanita dewasa awal atas kematian ayah, maka penelitian

Lebih terperinci