TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan membuat dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian. Tujuan komunikasi dalam konteks komunikasi interpersonal adalah berkomunikasi dengan (to communicate with) daripada sekedar mempengaruhi. Komunikasi lebih merupakan suatu proses berbagi informasi (sharing information). Pencapaian pengertian bersama untuk menaksir dan mendefinisikan realitas menjadi sangat penting karena keberhasilan berbagai upaya manusia tergantung pada ada tidaknya pengertian bersama. Komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses sosial yaitu sesuatu yang bekerja atau berjalan antar manusia (Rogers dan Kincaid, 1981). Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupannya manusia akan selalu terlibat dalam tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, diantara dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi dalam konteks publik secara lokal, regional dan global atau melalui media massa. Tindakan komunikasi dapat dilakukan secara verbal dan non verbal, langsung atau tidak langsung (Djuarsa, 1993). Djuarsa (1993) menjelaskan bahwa komunik asi memiliki beberapa karakteristik yaitu: a. Komunikasi adalah suatu proses. b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari pelaku yang terlibat. d. Komunikasi bersifat simbolis. e. Komunikasi bersifat transaksional f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu.

2 7 Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi (Communication Network) adalah suatu hubungan yang relatif stabil antara dua individu atau lebih yang terlibat dalam proses pengiriman dan penerimaan informasi (Rogers dan Kincaid, 1981). Menurut Aziz (2002) jaringan komunikasi adalah suatu rangkaian hubungan di antara individuindividu dalam sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut sehingga membentuk pola -pola atau model jaringan komunikasi tertentu. Hanneman dan McEver (1975) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. Ditegaskan pula oleh Nan Lin (1975) bahwa bila dua orang atau lebih ikut serta dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan, maka terlibat dalam suatu jaringan. Rogers dan Rogers (1976) menyatakan bahwa suatu jaringan terjadi dari individu-individu yang saling berhubungan satu sama lain melalui arus komunikasi yang terpola. Diperjelas lagi oleh Schramm (1963) bahwa jaringan komunikasi terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan berbagi informasi untuk mencapai tujuan bersama. Feldman dan Arnold (1983) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi. Sajogyo dan Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa. Robbin (1984) berpendapat bahwa jaringan komunikasi adalah dimensi vertikal dan horis ontal dalam komunikasi organisasi yang dibangun dalam bermacam-macam pola. Jaringan komunikasi dibagi dalam lima macam jaringan (Gambar 1) yaitu jaringan rantai, jaringan Y, roda, lingkaran dan jaringan semacam saluran (Stoudolar, 1984 ; Koont z, et. al ; Sikula, 1981 dalam Moekijat, 1993).

3 8 Roda (star) Rantai Y Lingkaran Semua saluran Gambar 1 Jaringan Komunikasi Umum (Robbins, 1984) Berdasarkan kriteria tersebut tidak ada satupun jaringan yang akan menjadi terbaik untuk semua kejadian (Tabel 1). Apabila kecepatan yang penting maka jaringan roda dan semua saluran yang lebih disukai. Jaringan rantai, jaringan Y, dan jaringan roda mendapat nilai tinggi untuk kecermatannya. Susunan jaringan semua saluran adalah yang terbaik apabila tujuannya adalah untuk mencapai kepuasan anggota yang tinggi. Efektifitas jaringan komunikasi diukur menggunakan empat kriteria sebagai berikut :

4 9 Tabel 1 Jaringan komunikasi dan kriteria evaluasi Jenis Jaringan Komunikasi Kriteria Rantai Y Roda Lingkaran Semua Saluran Kecepatan Sedang Sedang Cepat Lamban Cepat Kecermatan Tinggi Timggi Tinggi Rendah Sedang Timbulnya Pemimpin Sedang Sedang Tinggi Tidak ada Tidak ada Moril Sedang Sedang Rendah Tinggi Tinggi Sumber : Robbins (dalam Moekijat, 1993) Dalam kaitannya dengan perspektif jaringan maka ada beberapa konsep yang perlu dipahami sehingga dapat mempertaja m analisa terhadap jaringan komunikasi yaitu konsep jaringan sentralisasi versus desentralisasi. Konsep ini memperkenalkan jaringan komunikasi model Y, Bintang, All-Channel, Rantai. Konsep independen (desentralisasi) dimana anggota bebas memilih posisinya untuk menjadi apa dalam berkomunikasi sedangkan pada konsep dimana jaringan terpusat atau sentralisasi kejenuhan terjadi karena adanya overload informasi dalam suatu kelompok (Beebe dan Masterson, 1994). Rogers dan Kincaid (1981) membedakan pola atau model jaringan komunikasi ke dalam Jaringan Personal Jari-jari (Radial Personal Network ) yang bersifat menyebar dan Jaringan Personal Mengunci (Interlocking Personal Network) yang bersifat memusat. Jaringan personal yang memusat mempunyai derajat integrasi yang tinggi, terdiri dari individu-individu yang homopili namun kurang terbuka terhadap lingkungannya. Jaringan personal yang menyebar mempunyai derajat integrasi yang rendah namun terbuka terhadap lingkungannya Rogers dan Kincaid (1981) menjelaskan bahwa jaringan-jaringan komunikasi terdiri atas individu-individu yang berhubungan melalui pola -pola arus informasi. Cara berbagi informasi yang demikian dalam suatu waktu

5 10 menuntun para individu untuk saling mendekatkan atau saling menjauhkan pengertian bersama me reka mengenai realitas. Analisis Jaringan Komunikasi Analisis jaringan komunikasi adalah suatu metode penelitian untuk mengidentifikasikan struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interaksi sebagai unit-unit analisis. Salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan menggunakan jaringan komunikasi adalah untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam suatu sistem (Rogers dan Kincaid, 1981). Analisis jaringan komunikasi mendiskripsikan hubungan-hubungan antar unsur dan hubungannya dengan struktur komunikasi interpersonal. Struktur komunikasi adalah susunan dari unsur-unsur yang berlainan yang dapat dikenal melalui pola arus komunikasi dalam suatu sistem. Suatu jaringan komunikasi terdiri dari saling hubungan antar individu melalui arus -arus informasi yang terpola. Arus informasi terjadi diantara partisipan dalam jaringan, dimana masingmasing atau keduanya dapat menjadi pengirim atau penerima informasi secara bergantian. Konsepsi analisis jaringan komunikasi menekankan komunikasi dianggap sebagai suatu proses saling tukar menukar informasi. Itulah sebabnya mengapa model konvergensi dan analisis jaringan demikian sesuai satu sama lainnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis jaringan komunikasi berdasarkan model konvergensi (Kincaid dan Schramm, 1987). Model konvergensi (timbal balik) diagramnya menunjukan garis melingkar, maka wujudnya menyerupai serangkaian lingkaran dengan satu pusat. Jadi merupakan gerak menuju pengertian bersama yang terdapat di pusat. Titik pusat atau akhir tidak akan pernah dicapai secara mutlak. Hal ini mengingat kenyataan bahwa pengertian bersama seperti merupakan proses pertanyaan yang tak pernah mengenal akhir, oleh dua orang atau lebih. Proses bertanya ini selalu dapat berlanjut terus, memasuki tingkat pengertian bersama yang lebih mendalam lagi.

6 11 Mempelajari perilaku manusia berdasarkan model konvergensi digunakan pendekatan analisis jaringan komunikasi yaitu suatu metoda analisis untuk menentukan struktur komunikasi suatu sistem. Hubungan data tentang alur komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa jenis hubungan interpersonal sebagai unit analisa. Dahlan (1997), menemukan dalam penelitiannya bahwa: 1. Jaringan komunikasi sosial yang tumbuh dalam masyarakat sangat informal sifatnya dan jarang terkait atau berhubungan dengan orang-orang yang biasanya dianggap sebagai pemuka formal. 2. Desa yang pranata adatnya sangat kuat memang ada jaringan-jaringan kekerabatan yang kuat, tetapi anggota-anggotanya umumnya menjadi anggota berbagai jaringan komunikasi sosial yang berbeda -beda sepanjang menyangkut informasi yang lain 3. Kepemukaan pendapat dalam jaringan komunikasi sosial di pedesaan ternyata bukan polimorfik tetapi umunya monomorfik, terbatas untuk suatu jenis informasi yang tertentu. Analisis jaringan komunikasi mempunyai kelebihan dalam memungkinkan peneliti dalam menentukan dimensi kedua pengaruh komunikasi yang berupa distribusi akibat komunikasi antar anggota klik dalam suatu sistem, termasuk konsensus atau persetujuan yang timbul diantara individu yang berada dalam jaringan. Knoke dan Kuklinski dalam Setyanto (1993) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi mempunyai dua konsep dasar tentang tingkah laku sosial yaitu: 1. Dalam analisis jaringan harus dilihat bahwa keterlibatan individu yang a da di dalamnya tidak hanya seorang melainkan melibatkan banyak pelaku yang berpartisispasi dalam sistem sosial itu. Sifat hubungan yang terdapat pada individu juga akan terdapat pada individu lain yang terlibat dan mungkin akan dapat mempengaruhi terhadap persepsi, kepercayaan dan tindakan dari masing-masing individu. Di dalam analisis jaringan,

7 12 langkah-langkah ini tidak hanya berhenti pada penjumlahan dari tingkah laku sosial saja. 2. Dalam jaringan perlu diperhatikan berbagai tingkatan struktur sosial dalam sistem sebab suatu struktur sosial tertentu berisi keteratur an pola hubungan dari suatu keadaan konkrit. Analisis jaringan komunikasi biasanya terdiri dari satu atau lebih prosedur-prosedur penelitian yaitu: 1. Pengidentifikasi klik-klik yang terdapat dalam keseluruhan sistem dan menentukan bagaimana bagian kelompok struktural ini mempengaruhi perilaku komunikasi dalam suatu sistem. 2. Pengidentifikasi peranan komunikasi khusus yang tertentu seperti Liaison, Bridge, dan Isolated/pemencil. 3. Mengukur berbagai indeks struktur komunikasi seperti communication connectedness para individu, pasangan, jaringan personal, klik atau keseluruhan sistem (Rogers dan Kincaid, 1981). Klik adalah bagian dari sistem dimana anggota -angotanya relatif lebih sering berinteraksi satu sama lain dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya dalam sistem komunikasi (Rogers dan Kincaid, 1981). Dengan pengidentifikasian klik dapat diketahui struktur komunikasi yang terbentuk selain itu dapat juga dipakai untuk mengukur derajat struktur komunikasinya. Muhammad (2004) menyatakan bahwa untuk mengetahui jaringan komunikasi serta peranannya dapat digunakan analisis jaringan. Hasil analisis jaringan dapat memberikan informasi bentuk hubungan atau koneksi orang-orang dalam organisasi serta kelompok tertentu (klik), keterbukaan satu kelompok dengan kelompok lainnya dan orang-orang yang memegang peranan utama dalam organisasi. Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam jaringan komunikasi yaitu: 1. Opinion leader adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka ini tidaklah selalu orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam

8 13 organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka. 2. Gate keepers adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. Gate keepers dapat menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan untuk menghindarkan informasi yang terlampau banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-penting saja terhadap mereka. Dalam hal ini gate keepers mempunyai kekuasaan dalam memutuskan apakah s uatu informasi penting atau tidak. 3. Cosmopolite adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orang-orang tertentu dalam lingkungannya. 4. Bridge adalah anggota kelompok atau klik dalam suatu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lain. Individu ini membantu saling memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan mengkoordinasi kelompok. 5. Lia ison adalah sama peranannya dengan bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung di antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang relevan di antara kelompokkelompok organisasi. 6. Isolate adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya. Struktur komunikasi yang terbentuk dalam analisis jaringan komunikasi akan memperlihatkan seseorang yang muncul sebagai bintang. Menurut Roger dan Kincaid (1981) bintang ini tidak selalu berhubungan dengan kepemimpinan.

9 14 Sebagai orang yang paling banyak dihubungi, bintang mempunyai karakteristik yang dapat diterima oleh sebagian besar anggota sistem sosial Purnomo (2002) dalam penelitiannya menjelaskan salah satu peranan individu dalam jaringan komunikasi yaitu bintang (Star). Bintang ditunjukkan oleh jumlah pilihan terbanyak yang ditujukan pada seorang taruna dari tarunataruna lain yang merupakan anggota jaringan komunikasi. Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan bintang (Star) adalah individu yang mendapatkan jumlah pilihan terbanyak dari individu-individu lain yang terlibat dalam jaringan komunikasi. Selain beberapa istilah di atas, dalam jaringan komunikasi juga dikenal istilah yang mengungkapkan hubungan antar manusia dalam berbagi informasi yaitu: 1. Indeks keterhubungan (Connectedness Index) adalah derajat keeratan hubungan antara anggota jaringan yang satu dengan yang lainnya. 2. Indeks keragaman (Diversity Index) adalah derajat keheterogenan anggota dalam jaringan komunikasi. 3. Indeks integrasi (Integration Index) adalah keadaan anggota suatu jaringan yang dapat berhubungan dengan anggota lain dalam jaringan komunikasi yang ditunjukan langkah-langkah hubungan komunikasi. 4. Indeks keterbukaan (Openness Index) adalah tingkat keterbukaan hubungan anggota-anggota klik terhadap individu lain yang berada di luar klik tersebut dalam suatu jaringan komunikasi (Rogers dan Kincaid, 1981). Karakteristik Individu Nelly (1988) menyatakan bahwa karakteristik individu akan sangat mene ntukan atau mempengaruhi perilaku komunikasinya. Karakteristik individu ialah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang individu yang ditampilkan melalui pola pikir, pola sikap dan pola tindak terhadap lingkungannya. Menurut Lionberger karakteristik individu merupakan aspek personal seseorang yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan ciri psikologisnya

10 15 Ditambahkan oleh McLeod dan O Keefe bahwa variabel demografi seperti jenis kelamin, umur dan status sosial merupakan indikator yang digunakan untuk menerangkan perilaku komunikasi (Lionberger, 1960; McLeod dan O Keefe, 1972, dalam Saleh, 1988). Beberapa penelitian menyatakan bahwa profil petani yakni umur, pendapatan, luas lahan yang dimiliki, jumlah tanggungan keluarga, partisipasi dalam kelompok dan jarak ke sumber informasi berhubungan dengan upaya memperoleh informasi melalui saluran komunikasi interpersonal maupun media massa (Wardhani, 1994; Istina 1998, dalam Aziz, 2002). Penelitian Djamali (1999) memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara karakteristik individu dengan keikutsertaan dalam jaringan komunikasi agribisnis sarang burung walet. Kecenderungan yang terjadi pada seorang pewalet bahwa semakin muda, semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pengalaman maka seorang pewalet cenderung ikut serta dalam jaringan komunikasi. Disamping itu terpaan media memperlihatkan ada hubungan yang dengan keikutsertaan individu dalam jaringan komunikasi. Hal ini diperkuat oleh penelitian Sopiana (2002) yang menunjukkan terdapat hubungan antara umur, pendidikan luas lahan garapan dan terpaan media terhadap perilaku (penge tahuan dan pelaksanaan) usahatani tebu. Media massa sebagai salah satu saluran komunikasi berperan penting dalam mengubah perilaku individu. Terpaan media memiliki pengaruh langsung, segera dan sangat menentukan terhadap audience. Hedebro dalam Nasution (1992) mengemukakan peranan-peranan komunikasi dalam pembangunan dan diantaranya terdapat peranan media massa dapat menciptakan perubahan dengan membujukkan nilai-nilai dan sikap mental untuk menunjang modernisasi. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional dengan membawakan pengetahuan kepada massa. Disamping itu pula media massa dapat bertindak sebagi pengganda sumber -sumber daya pengetahuan.

11 16 Perilaku Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati hubungan-hubungan sosial yang terjadi antar manusia karena didalamnya ada proses komunikasi interpersonal yang terjadi dalam jaringan komunikasi. Arif (1995) menjelaskan bahwa perilaku atau tingkah laku adalah kebiasaan bertindak yang me nunjukkan tabiat seseorang yang terdiri dari polapola tingkah laku yang digunakan oleh individu dalam melakukan kegiatan. Menurut Thorndike dan Watson dalam Rakhmat (2001) perilaku adalah hasil pengalaman; dan perilaku digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Didukung oleh Lewin dalam Rakhmat (2001) yang menyatakan bahwa perilaku manusia bukan sekedar respon pada stimuli tetapi juga dipengaruhi oleh tujuan dan kebutuhan hidup, semua faktor yang disadarinya dan kesadaran diri. Lewin memperkenalkan rumus B= f(p,e), artinya Behavioral (perilaku) adalah hasil interaksi antara person (diri orang itu) dengan environment (lingkungan psikologis). Lingkungan memberikan pengaruh cukup besar da lam menentukan perilaku manusia tetapi manusia memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya sesuai dengan karakteristik personal yang dimilikinya. Menurut Rakhmat (2001), sistem peranan yang ditetapkan dalam masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia. Dalam kelompok dan organisasi hubungan antara anggota dan ketua serta besar kecilnya kelompok akan mempengaruhi jaringan komunikasi. Karakteristik populasi seperti usia, kecerdasan, karakteristik biologis akan mempengaruhi pola-pola perilaku anggota populasi tersebut. Jaringan komunikasi membentuk suatu struktur komunikasi dalam suatu sistem. Setiap individu dalam suatu sistem akan berhubungan dengan individu lain (interpersonal) yang terpolakan dalam suatu kurun waktu. Suatu struktur jaringan komunikasi (atau jaringan) tumbuh secara relatif stabil dan perilaku orangnya juga dapat diprediksi. Jadi jaringan komunikasi adalah suatu hubungan

12 17 yang relatif antara dua individu atau lebih yang terlibat dalam proses pengiriman dan penerimaan informasi (Rogers dan Kincaid, 1981). Pengetahuan menurut Hutabarat merupakan informasi yang diketahui seseorang yang akan diperoleh melalui proses belajar atau pengalaman (Thirtawati, 2000). Diperjelas oleh Walgito (2002) yang menyatakan bahwa pengetahuan adalah mengenal suatu objek baru selanjutnya menjadi sikap terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai oleh kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan tentang objek itu. Tindakan adalah tahapan dimana pengetahuan atau informasi mulai dilaksanakan oleh seseorang di dalam bertingkah laku yang didasarkan pada kebutuhan dan motivasi. Dorongan yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku akan dapat membentuk sebuah motivasi (Ahmadi, 1991). Pemasaran Hasil Pertanian FAO (1958) dalam Sudiyono (2002) mendef inisikan pemasaran hasil pertanian atau tataniaga hasil pertanian merupakan serangkaian kegiatan ekonomi berturut-turut yang terjadi selama perjalanan komoditi hasil-hasil pertanian mulai dari produsen primer sampai ke tangan konsumen. Menurut Mubyarto (1989), istilah pemasaran diartikan sama dengan tataniaga atau distribusi. Pemasaran adalah kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Disebut tataniaga karena niaga berarti dagang, sehingga tataniaga berarti segala sesuatu yang menyangkut aturan permainan dalam hal perdagangan. Perdagangan biasanya dijalankan melalui pasar sehingga tataniaga disebut juga pemasaran. Menurut Sudiyono (2002) pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang dilakukan oleh lembaga -lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi pemasaran. Beberapa masalah pemasaran komoditi pertanian menurut Soekartawi (1993) yang terjadi di Indonesia antara lain:

13 18 1. Tidak tersedianya komoditi pertanian dalam jumlah yang cukup dan kontinu. 2. Fluktuasi harga. 3. Pelaksanaan pemasaran yang tidak efesien karena tidak fair nya pelaku pasar dalam mekanisme pemasaran. 4. Tidak memadainya fasilitas pemasaran seperti transportasi, gudang dan tempat komoditi pertanian dipasarkan. 5. Terpencarnya lokasi produsen dan konsumen. 6. Kurang lengkapnya informasi pasar. 7. Kurangnya pengetahuan terhadap pemasaran. 8. Kurangnya respon produsen terhadap permintaan pasar. 9. Tidak memadainya peraturan-peraturan yang mendukung. Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam pemasaran produk mereka adalah faktor harga. Harga menurut Mubyarto (1989) adalah ukuran nilai dari suatu barang dan jasa. Suatu barang mempunyai harga karena barang tersebut berguna dan jumlahnya terbatas. Barang disebut barang ekonomi karena mempunyai permintaan dan penawaran. Suatu barang mempunyai permintaan karena barang tersebut mempunyai kegunaan sedangkan suatu barang mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas. Tinggi rendahnya harga barang dan jasa akan dipengaruhi oleh mutu dan mutu dapat diperoleh dari standarisasi. Standar mutu berarti penentuan atau penetapan standar golongan (kelas atau derajad). Standar mutu adalah suatu ukuran atau ketentuan mutu yang diterima oleh umum sebagai sesuatu yang mempunyai nilai tetap (Hanafiah dan Saefudin, 1983). Suatu standar ditentukan atas dasar ciri-ciri produk yang dapat berpengaruh pada nilai komersil dari barang. Ciri-ciri yang dimaksud dapat berupa ukuran, bentuk, warna, rasa, kandungan air, kandungan unsur-unsur kimia dan lain lain atau kombinasi dari ciri-ciri tersebut.

14 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Petani tentunya memerlukan peran komunikasi dalam usaha taninya. Komunikasi ini diperlukan dalam berbagai hal seperti mendapatkan informasi tentang sarana produksi (pupuk, obat-obatan dan alat-alat pertanian), cara budidaya dan cara serta tujuan memasarkan produk mereka. Kenyataan yang terjadi petani pada petani lidah buaya di Pontianak adalah kesulitan dalam hal pemasaran yang disebabkan karena kekurangtahuan akan informasi harga jual, mutu dan bentuk produk yang diinginkan konsumen maupun tujuan penjualan. Untuk mendapatkan informasi ini petani memerlukan bantuan dari berbagai pihak dengan melakukan interaksi komunikasi sehingga membentuk jaringan komunikasi. Informasi mengenai pemasaran khususnya harga jual, mutu dan bentuk produk serta tujuan penjualan sangat dibutuhkan oleh petani karena dengan mengetahui informasi ini petani akan dapat mengambil peran yang aktif dalam menentukan harga. Dengan berperannya petani dalam mene ntukan harga maka petani akan lebih kuat dalam posisi tawar menawar produk mereka dan akhirnya akan dapat menaikkan pendapatan sebagai tujuan akhir usahatani mereka. Salah satu cara untuk memahami jaringan komunikasi pada pemasaran lidah buaya adalah dengan mengamati hubungan-hubungan sosial yang terjadi akibat dilakukannya proses komunikasi interpersonal. Hal ini tidak lain karena manusia selain mahluk individu adalah juga sebagai mahluk sosial yang hanya bisa mengembangkan potensi dirinya sebagai manusia melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya. Interaksi tentunya diawali kontak yang mengarah pada kecenderungan untuk berbagi informasi dengan individu lain dan perwujudan interaksi dengan individu lain akan mengarah kepada siapa berhubungan dengan siapa. Petani akan membentuk jaringan komunikasi dalam berbagi informasi tentang pemasaran. Jaringan komunikasi ini dapat dilihat dari indeks

15 20 keterhubungan (connectedness index), indeks integrasi (integration index) dan indeks keterbukaan (oppeness index). Diduga karakteristik individu petani dapat mempengaruhi jaringan komunikasi dan jaringan komunikasi dapat mempengaruhi perilaku petani dalam kasus pemasaran produk lidah buaya. Karakteristik individu meliputi umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman berusahatani dan terpaan media (media exposure) yang terdiri dari keterdedahan media dan kepemilikan media sedangkan jaringan komunikasi meliputi indeks keterhubungan (connectedness index), indeks integrasi (integration index), indeks keterbukaan (oppeness index). Penelitian ini berupaya memahami: 1. Keragaan dan struktur jaringan komunikasi di kalangan petani lidah buaya. 2. Hubungan faktor internal dan faktor eksternal komunikasi dengan jaringan komunikasi petani dalam pemasaran lidah buaya di kota Pontianak. 3. Hubungan antara jaringan komunikasi dengan perilaku petani dalam pemasaran lidah buaya di kota Pontianak. 4. Hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal komunikasi dengan perilaku petani dalam pemasaran lidah buaya di kota Pontianak. Jaringan komunikasi lidah buaya beranggotakan petani-petani dimana di dalamnya terjadi komunikasi interpersonal. Komunikasi yang terjadi di dalam jaringan tersebut dianggap efektif apabila terjadi kesamaan pemahaman dari tujuan antara sumber dan penerima informasi. Kesamaan pemahaman tersebut akan menghasilka n kesamaan pengetahuan, sikap mental dan tindakan-tindakan tertentu yang berkaitan dengan pemasarannya. Analisis jaringan komunikasi serta faktor -faktor yang mempengaruhinya dapat digambarkan pada dia gram alur kerangka pemikiran berikut ini:

16 21 Faktor Internal 1. Umur 2. Pendidikan 3. Luas lahan 4. Pengalaman Jaringan Komunikasi: 1. Derajat Keterhubungan 2. Derajat Integrasi 3. Derajat Keterbukaan Faktor Eksternal 1. Keterdedahan media 2. Kepemilikan media Perilaku Pemasaran: 1. Pengetahuan 2. Tindakan Gambar 2 Diagram Alur Kerangka Pemikiran Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1. Terdapat hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan jaringan komunikasi petani lidah buaya. 2. Terdapat hubungan antara jaringan komunikasi dengan perilaku petani dalam pemasaran lidah buaya. 3. Terdapat hubungan faktor internal dan faktor eksternal dengan perilaku petani dalam pemasaran lidah buaya.

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA (Kasus di Kawasan Sentra Agribisnis Pontianak Kalimantan Barat) ELLYTA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses yang mana paratisipan-partisipannya saling membuat dan saling bertukar tanda informasi dari seseorang kepada yang lainnya dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupannya. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian Menurut Sugiyono pengertian metodologi dalam penelitian adalah Merupakan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.penelitian

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA DI KALIMANTAN BARAT

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA DI KALIMANTAN BARAT 30 JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA DI KALIMANTAN BARAT (Farmer s Communication Network in Aloe vera s Marketing in West Kalimantan) Ellyta Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan 7 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan Komunikasi menurut Rogers dan Shoemaker (1971) adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran 27 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Persoalan mengenai kesejahteraan, peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan serta kemandirian pangan masih menjadi persoalan yang penting di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir 49 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kemampuan masyarakat (peternak) untuk berpartisipasi dalam pembangunan harus didahului oleh suatu proses belajar untuk memperoleh dan memahami informasi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo Komunikasi Organisasi Disusun oleh Dewi Sulistyo Konsep Dasar Komunikasi Komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia Komunikasi sebagai syarat terjadinya interaksi dan proses belajar Komunikasi dalam organisasi

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN JARINGAN KOMUNIKASI Pokok Bahasan 1. Jaringan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 09 42008 Abstrak Modul ini menjelaskan tentang jaringan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Produk Hasil Perikanan Tangkap Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Produk hasil perikanan

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI Oleh: Gres Kurnia (071015025) - B Email: grassgresy@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tenilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Kelurahan Tenilo ini terbentuk dari tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada. Penelitian tentang tata niaga gabah/ beras ini berusaha menggambarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada. Penelitian tentang tata niaga gabah/ beras ini berusaha menggambarkan 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang mendasari penelitian ini. Pembahasan ini menjadi panduan dalam memahami dan memecahkan permasalahan yang ada. Penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sosiometri dan Sosiogram BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10-50 orang),

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani Soeharjo dan Patong (1973), mengemukakan definisi dari pendapatan adalah keuntungan yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas Pola Jaringan Komunikasi Komunitas Kaskuser Regional Kalimantan Barat di Yogyakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I Gubernur Kalimantan Barat 2012 Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas Program Studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi Menurut Carl Hovland, Janis & Kelley dalam buku Ilmu Komunikasi (Riswandi: 2009: 1) komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator)

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI KARAKTERISTIK KOMUNIKASI Komunikasi Adalah Suatu Proses Komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahap atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 16 BAB II URAIAN TEORITIS 1. Komunikasi Antarpribadi Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, di mana proses

Lebih terperinci

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Disusun oleh : KELOMPOK 7 Ridho Azlam 44111010143 Galih Pinasti 44111010245 Sudarmono 44111010148 Indah Fitri Yani 44111010037 Maulana Rizky 44111010257 Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Teori merupakan perangkat yang vital dan menentukan dalam arah sebuah pemecahan masalah dalam penelitian. Peneliti akan mampu memahami, memprediksi dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 16 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Pasar dan Pemasaran Pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertukar barang-barang mereka. Pasar merupakan suatu yang sangat

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONAL KASUS SISTEM PENGAIRAN TRADISIONAL SUBAK DI PROPINSI BALI. Oleh: DAVID RIZAR NUGROHO & RETNO DEWI

JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONAL KASUS SISTEM PENGAIRAN TRADISIONAL SUBAK DI PROPINSI BALI. Oleh: DAVID RIZAR NUGROHO & RETNO DEWI JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONAL KASUS SISTEM PENGAIRAN TRADISIONAL SUBAK DI PROPINSI BALI Oleh: DAVID RIZAR NUGROHO & RETNO DEWI Komunikasi 1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)

Lebih terperinci

Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia BAB 10 KOMUNIKASI KELOMPOK Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia -IPB PENGANTAR Situasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan aktivitasnya. Komunikasi merupakan unsur pokok dalam suatu organisasi karena di dalam organisasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi dan Model Komunikasi. Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi dan Model Komunikasi. Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris TNJAUAN PUSTAKA Definisi dan Model Komunikasi Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam Bahasa nggris berasal dari kata latin communis yang berarti "sama". Komunikasi menyarankan bahwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Komunikasi merupakan modal dan kebutuhan utama bagi Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan D.I.Yogyakarta dalam mencapai tujuan organisasi. Proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif. 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

Bulkis Universitas Terbuka ABSTRACT ABSTRAK

Bulkis Universitas Terbuka ABSTRACT ABSTRAK ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PETANI TANAMAN SAYURAN (KASUS PETANI SAYURAN DI DESA EGON, KECAMATAN WAIGETTE, KABUPATEN SIKKA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR) Bulkis (bulkis@ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.2 Lembaga dan Saluran Pemasaran

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.2 Lembaga dan Saluran Pemasaran 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan semua kegiatan yang mengarahkan aliran barangbarang dari produsen kepada konsumen termasuk kegiatan operasi dan transaksi yang terlibat dalam pergerakan,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

WE CANNOT NOT COMMUNICATE 1 WE CANNOT NOT COMMUNICATE (Bateson, 1972) Komunikasi adalah prasyarat kehidupan Manusia, Fakta : KESIMPULAN : 1. Individu menghabiskan 70% dari waktu mereka untuk berkomunikasi menulis, membaca, berbicara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kebutuhan-kebutuhan yang tadinya merupakan kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal ini terjadi dengan adanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik yang dimasukan ke lahan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik yang dimasukan ke lahan akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian Semi Organik Pertanian semi organik merupakan tata cara pengolahan tanah dan budidaya tanaman dengan memanfaatkan pupuk yang berasal dari pupuk organik dan pupuk kimia

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif PEMBAHASAN 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif Model kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena model kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan Distribusi Penjualan PT. Putri Daya Usahatama adalah suatu organisasi perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi penjualan

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. Modul ke: 14FIKOM KOMUNIKASI ORGANISASI. Fakultas REDDY ANGGARA. Program Studi MARCOMM

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. Modul ke: 14FIKOM KOMUNIKASI ORGANISASI. Fakultas REDDY ANGGARA. Program Studi MARCOMM Modul ke: PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI KOMUNIKASI ORGANISASI Fakultas 14FIKOM REDDY ANGGARA Program Studi MARCOMM Pengertian Organisasi Organisasi adalah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Secara umum sistem pemasaran komoditas pertanian termasuk hortikultura masih menjadi bagian yang lemah dari aliran komoditas. Masih lemahnya pemasaran komoditas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas 03FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi MARCOMM Ruang Lingkup Komunikasi Dalam memahami ruang lingkup komunikasi sama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS

KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS Disampaikan dalam Orientasi Perguruan Tinggi dan Kehidupan Kampus Universitas Slamet Riyadi Surakarta Tahun Akademik 2016 2017 Kamis, 15 September 2016 Oleh: SUGIARYO K.UPT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan sebagai mahluk yang tidak dapat hidup sendiri atau disebut juga sebagai mahluk sosial. Setiap manusia bergantung satu sama lain dalam memenuhi

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor internal yang memegang peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan, Organisasi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi 16 II. LANDASAN TEORI A. Definisi Iklim Organisasi Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK DINAMIKA : DINAMIKA KELOMPOK : Ciri utama kelompok (Duncan, 1981)

DINAMIKA KELOMPOK DINAMIKA : DINAMIKA KELOMPOK : Ciri utama kelompok (Duncan, 1981) DINAMIKA KELOMPOK Tujuan Mata Ajar 1.Mengidentifikasi jenis kelompok 2.Mengidentifikasi & mendiskusikan alasan pembentukan kelompok karakteristik kelompok 3.Mengidentifikasikan kualitas kelompok 4.Mengidentifikasikan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI DAN PERAN PEREMPUAN DALAM MEMPERTAHANKAN BUDAYA RUDAT

JARINGAN KOMUNIKASI DAN PERAN PEREMPUAN DALAM MEMPERTAHANKAN BUDAYA RUDAT JARINGAN KOMUNIKASI DAN PERAN PEREMPUAN DALAM MEMPERTAHANKAN BUDAYA RUDAT (Studi Pada Masyarakat Desa Negeri Katon, Kecamatan Negeri Katon, Lampung Selatan) ANNA GUSTINA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kakao merupakan komoditas unggulan nasional dan daerah, karena merupakan komoditas ekspor non migas yang berfungsi ganda yaitu sebagai sumber devisa negara dan menunjang Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia seperti sekarang ini, perusahaan perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil sangat membutuhkan

Lebih terperinci

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN Tataniaga Pertanian atau Pemasaran Produk-Produk Pertanian (Marketing of Agricultural), pengertiannya berbeda

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

STUDI KASUS : PENGARUH INDIVIDU TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

STUDI KASUS : PENGARUH INDIVIDU TERHADAP PERILAKU KONSUMEN STUDI KASUS : PENGARUH INDIVIDU TERHADAP PERILAKU KONSUMEN Mata Kuliah Nama Lengkap : Perilaku Konsumen : Sri Setiawaty Npm : 18211261 Dosen Kelas : Tomy Adi Sumiars, SE : 3EA27 Program Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perusahaan yang bertujuan untuk mencapai nilai ekonomi suatu barang atau jasa. Pemasaran juga merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi. komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi. komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Dalam proses kehidupan sejak lahir manusia perlu komunikasi. Karena itu, komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga manusia tidak bisa melepaskan dirinya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Salah satu upaya yang dianggap tepat dalam memecahkan masalah kesenjangan ini adalah melalui kemitraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bunga krisan dengan nama latin Chrysanthemum sp berasal dari dataran Cina. Bunga potong ini cukup populer dan menduduki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Hasil Belajar Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan hidup secara alami. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidi Pupuk bersubsidi ialah pupuk yang pengadaanya dan penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebtuhan petani yang dilaksanakan atas dasar program

Lebih terperinci

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Efektivitas Penyaluran Informasi dalam Komunikasi Dua Langkah di Masyarakat Pedesaan Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I34120145 Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr

Lebih terperinci

BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MATERI KULIAH KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Materi Kuliah Komunikasi Pembangunan Hal 1 A. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret digilib.uns.ac.id ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo Di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali) Skripsi Untuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI INFORMASI HARGA DAN PEMASARAN SAYUR DESNI UTAMI

JARINGAN KOMUNIKASI INFORMASI HARGA DAN PEMASARAN SAYUR DESNI UTAMI JARINGAN KOMUNIKASI INFORMASI HARGA DAN PEMASARAN SAYUR DESNI UTAMI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah telah membawa perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik. Perubahan ini berdampak pada pembangunan. Kini pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bagi masyarakat peternak di Kabupaten Pandeglang. Usaha peternakan kerbau di

PENDAHULUAN. bagi masyarakat peternak di Kabupaten Pandeglang. Usaha peternakan kerbau di 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Pandeglang merupakan sentra populasi kerbau di Provinsi Banten dengan jumlah populasi kerbau sebesar 29.106 ekor pada tahun 2012 (Arfiani, 2016). Beternak

Lebih terperinci

DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI

DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: 01 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Konsep Dasar Komunikasi 2. Konsep Dasar Organisasi Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public Relations KONSEP DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi masalah yang sangat strategis dan menjadi sorotan publik. Kinerja birokrasi disinyalir masih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesenian Sebagai Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (1980), mendeskripsikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci