BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan desain cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana cara pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dalam waktu yang bersamaan, untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku karyawan kilang papan dalam tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun Penelitian dilaksanakan mulai Mei Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah seluruh karyawan kilang papan di PT Hidup Baru Kota Binjai yaitu sebanyak 43 karyawan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, dalam penelitian ini besar sampel yang diambil adalah seluruh populasi (total sampling) yaitu sebanyak 43 karyawan.

2 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti untuk diajukan dan diisi oleh karyawan kilang papan di PT Hidup Baru Kota Binjai yang menjadi responden secara langsung Jenis Data Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan lebih dahulu. 2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari PT Hidup Baru Kota Binjai. Data yang diperoleh meliputi data jumlah karyawan yang bekerja pada Tahun 2014 dan juga mengenai profil perusahaan Uji Validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas dilihat dari nilai corrected item corelation dengan ketentuan jika nilai r corrected item total masing-masing item > r tabel (=0,361 pada taraf signifikansi 5%, n = 30) maka item pertanyaan valid, dan jika nilai r hitung < r tabel maka item pertanyaan tidak valid (Riduwan, 2002).

3 3.4.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya/diandalkan. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Teknik menghitung indeks reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur lebih dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika r Cronbach Alpha > r tabel, dinyatakan reliabel dan jika r Cronbach Alpha < r tabel, dinyatakan tidak reliabel (Riduwan, 2002; Nursalam, 2008). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di PT Kilang Somil (Kayu Papan) Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Independen (Pengetahuan) Variabel Nilai Corrected Status Item-Total Pengetahuan 1 0,850 Valid Pengetahuan 2 0,527 Valid Pengetahuan 3 0,820 Valid Pengetahuan 4 0,800 Valid Pengetahuan 5 0,800 Valid Pengetahuan 6 0,591 Valid Pengetahuan 7 0,634 Valid Pengetahuan 6 0,609 Valid Pengetahuan 9 0,427 Valid Pengetahuan 10 0,630 Valid Pengetahuan 11 0,753 Valid Pengetahuan 12 0,720 Valid Reliabilitas Cronbach s Alpha = 0,924 Berdasarkan Tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel pengetahuan sebanyak 12 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabel) dengan nilai

4 cronbach alpha 0,924, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel pengetahuan valid dan reliabel Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Independen (Sikap) Variabel Nilai Corrected Keterangan Item-Total Sikap 1 0,815 Valid Sikap 2 0,497 Valid Sikap 3 0,815 Valid Sikap 4 0,807 Valid Sikap 5 0,710 Valid Sikap 6 0,843 Valid Sikap 7 0,843 Valid Sikap 8 0,759 Valid Sikap 9 0,510 Valid Reliabilitas Cronbach s Alpha = 0,915 Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel sikap sebanyak 9 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabel) dengan nilai cronbach alpha 0,915 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel sikap valid dan reliabel. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Independen (Motivasi) Variabel Nilai Corrected Keterangan Item-Total Motivasi 1 0,794 Valid Motivasi 2 0,789 Valid Motivasi 3 0,687 Valid Motivasi 4 0,853 Valid Motivasi 5 0,573 Valid Reliabilitas Cronbach s Alpha = 0,893

5 Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel motivasi sebanyak 5 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabel) dengan nilai cronbach alpha 0,893 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel motivasi valid dan reliabel. 3.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan motivasi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tindakan alat pelindung diri pada karyawan kilang papan di PT Hidup Baru Kota Binjai Definisi Operasional Untuk lebih mengarahkan dalam pembahasan penelitian ini, maka penulis memberikan defenisi opersional yang meliputi: 1. Tindakan penggunaan alat pelindung diri adalah karyawan menggunakan alat untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya saat melakukan pekerjaannya 2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pekerja mengenai APD (Alat Pelindung Diri) 3. Sikap adalah tanggapan pekerja terhadap segala sesuatu tentang pentingnya penggunaan APD 4. Motivasi adalah dorongan untuk menggerakkan pekerja untuk menggunakan

6 3.6 Metode Pengukuran Metode pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pengukuran Variabel Independen 1. Pengetahuan responden tentang penggunaan APD di ukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan, jika jawaban benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Maka diperoleh skor terendah 0 dan skor tertinggi 12. Pengetahuan dikatagorikan sebagai berikut: 0= Pengetahuan tinggi jika menjawab 60% pertanyaan dengan benar ( 7-12) 1= Pengetahuan rendah jika menjawab < 60% pertanyaan dengan benar (0-6) Skala : Ordinal 2. Pengukuran sikap tentang penggunaan APD diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 9 pertanyaan, jika jawaban sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Maka diperoleh skor terendah 9 dan skor tertinggi 36. Sikap dikatagorikan sebagai berikut: 0= Sikap Positif jika menjawab 60% pertanyaan dengan benar (skor 25-36) 1= Sikap Negatif jika menjawab <60% pertanyaan dengan benar (skor 9-24) Skala : Ordinal

7 3. Motivasi Pengukuran motivasi dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan, jika jawaban ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0. Maka diperoleh skor terendah 0 dan skor tertinggi 1. Peraturan dikatagorikan sebagai berikut: 0= Ada jika menjawab 60% pertanyaan dengan benar (skor 3-5) 1= Tidak ada jika menjawab < 60% pertanyaan dengan benar (skor 0-2) Skala : Ordinal Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Pengukuran Independen Skala Perilaku Tingkah laku karyawan Tingkah karyawan laku Pengetahun Sikap Motivasi Pengertian APD Manfaat APD Penggunaan APD Resiko tidak mengguna an APD 1. Resiko di tempat kerja 2. Resiko pekerjaan 3. Penggunaan APD 4. Interaksi pekerja dengan penggunaan APD 1. Penyediaan APD 2. Pemberian pelatihan 3. Pemberian sanksi atau penghargaan Tinggi ( 7-12) Rendah (0-6) Positif (25-36) Negatif (9-24) Ada (3-5) Tidak Ada (0-2) Ordinal Ordinal Ordinal

8 3.6.2 Pengukuran Variabel Dependen Pengukuran variabel dependen yaitu tindakan alat pelindung diri disusun dalam 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban sebanyak 2 butir, jika menjawab ya diberi tanda 1, dan jika tidak menggunakan alat pelindung diri diberi tanda 0, kemudian dikategorikan menjadi: 0= Menggunakan APD 1= Tidak Menggunakan APD (tidak menggunakan salah satu APD) Skala: Nominal Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Dependen Variabel Tindakan Alat Pelindung Diri Definisi Operasional Tindakan karyawan dalam menggunakan alat untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya saat melakukan pekerjaannya Dimensi Indikator Pengukuran Independen Tindakan APD 1. Memberikan perlindungan dari bahaya 2. Berbobot ringan 3. Kualitas APD a. Tidak menimbulkan bahaya tambahan b. Tidak mudah rusak c. Mudah pemeliharannya d. Tidak membatasi gerak Menggunakan Tidak menggunakan Skala Nominal 3.7. Metode Analisis Data Setelah data dikumpulkan langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat, pada penelitian dengan menggunakan program komputerisasi, kemudian dilakukananalisis data secara bertahap. Adapun analisis datanya menggunakan :

9 1. Analisis univariat yang merupakan analisis deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi pada tiap variabel (variabel bebas dan terikat) 2. Analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri dengan menggunakan Chi-Squre pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05).. 3. Analisis multivariat untuk melihat pengaruh antara variabel bebas secara bersama sama terhadap variabel terikat uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik berganda.

10 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian PT Hidup baru merupakan salah satu pabrik kilang papan yang berlokasi di komplek bintang terang Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Batas batas PT Hidup Baru adalah : Sebelah Utara berbatasan dengan Deli Serdang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Langkat, Sebelah Timur berbatasan dengan Tanah Karo dan Sebelah Barat berbatasan dengan Aceh 4.2. Karakteristik Responden Pada penelitian ini, karakteristik responden yang dilihat meliputi umur, jenis kelamin dan pendidikan, pekerjaan, yang berjumlah 43 karyawan kilang papan di PT Hidup Baru Kota Binjai. Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan umur, proporsi umur responden tertinggi pada kelompok tahun sebesar 88,4%. Sebesar 100% karyawan yang bekerja di kilang papan berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan pendidikan, proporsi pendidikan yang paling banyak tamat SMA yaitu sebesar 53,5%. Pada perusahaan kilang papan di bagian pabriknya sangatlah dibutuhkan tenaga laki-laki sehingga perekrutan bagi pekerja wanita tidak ada. Para pekerja sebagian besar adalah tamatan SMA, hal ini disebabkan saat ini perekurutan pekerja lebih banyak diutamakan tamatan SMA

11 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Karyawan Kilang Papan di PT Hidup Baru Kota Binjai No Identitas Responden n Persentase 1 Umur 20 tahun tahun 41 tahun ,7 88,4 7,0 2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 3 Pendidikan SD SMP SMA ,0 0, ,3 37,2 53,5 Total , Analisis Univariat Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap dan motivasi karyawan. Variabel terikat adalah penggunaan APD Pengetahuan Karyawan tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Pengetahuan karyawan tentang penggunaan alat pelindung diri bahwa karyawan paling banyak menjawab benar yaitu APD (alat pelindung diri) adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri dari sumber bahaya sebesar 76,7%. Hal ini dikarenakan definisi APD sudah jelas tertulis merupakan alat pelindung diri. Paling banyak karyawan menjawab salah yaitu pekerja kilang papan perlu menggunakan APD sebesar 67,4%, hal ini dikarenakan ketidaktahuan pekerja kilang papan bahwa terdapat resiko berbahaya, sehingga pekerja merasa tidak perlu pakai APD.

12 Tabel 4.2 Karakteristik Pengetahuan Karyawan tentang Penggunaan APD No Pertanyaan Benar Salah Total n % n % n % 1. APD (alat pelindung diri) adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri dari sumber bahaya 33 76, , ,0 2. Manfaat penggunaan APD yaitu menghindari diri dari 24 55, , ,0 kecelakaan kerja 3. Syarat APD adalah nyaman digunakan sewaktu bekerja 22 51, , ,0 4 Pekerjaan di kilang papan merupakan pekerjaan yang 34 79,1 9 20, ,0 beresiko 5 Pada pekerja kilang papan perlu menggunakan APD 14 32, , ,0 6 Manfaat penggunaan APD bagi perusahaan salah satunya yaitu efisiensi biaya 21 48, , ,0 pengobatan 7 Masker merupakan salah satu APD 15 34, , ,0 8 Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja adalah menggunakan APD 15 34, , ,0 9 Mematuhi prosedur kerja merupakan cara pencegahan terjadi kecelakaan kerja 24 55, , ,0 10 Sarung tangan adalah salah satu alat pelindung diri yang perlu anda gunakan saat bekerja di kilang papan 20 46, , ,0 11 Pelindung kepala adalah salah satu alat pelindung diri yang perlu anda gunakan saat bekerja di kilang papan 23 53, , ,0 12 Masker adalah salah satu alat pelindung diri yang perlu anda gunakan saat bekerja di kilang papan 22 51, , ,0

13 Distribusi pengetahuan responden tentang penggunaan alat pelidung diri didapatkan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 24 orang (55,8%) dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 19 orang (44,2%) seperti pada tabel berikut: Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Karyawan Katagori tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Pengetahuan n % Rendah 24 55,8 Tinggi 19 44,2 Jumlah , Sikap Karyawan tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Sikap ibu tentang karyawan menunjukkan bahwa lebih banyak karyawan menyatakan sangat setuju bahwa penggunaan sarung tangan membuat saya terhindar dari serabut kayu yang dapat menusuk tangan saya sebesar 32,6%. Hal ini disebabkan tangan karyawan tidak perlu bersentuhan langsung dengan serabut kayu saat menggunakan sarung tangan sehingga menghindari tertusuknya tangan. Karyawan menyatakan setuju bahwa membedakan baju saat bekerja adalah bentuk dari penggunaan Alat Pelindung Diri, hal ini dilakukan agar resiko debu-debu dari kayu tidak terbawa ke rumah sebesar dan pelatihan mengenai APD diperlukan oleh karyawan pada perusahaan kilang kayu masing masing sebesar 46,5%. Hal ini dapat ditarik suatu benang merah bahwa bagi karyawan membedakan baju saat bekerja dan pulang ke rumah dan pelatihan APD cukup penting bagi mereka. Lebih banyak karyawan menyatakan tidak setuju bahwa suara tempat saya bekerja bising, sehingga seharusnya saya menggunakan alat penutup telinga sebesar 62,8%. Pernyataan yang

14 dikemukakan oleh karyawan tersebut dapat disebabkan oleh faktor kebiasaan dan seringnya pekerja terpapar bising dan menyebabkan bising tersebut hal yang biasa. Lebih banyak karyawan sangat tidak setuju bahwa penggunaan APD bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja seperti batuk-batuk yang berasal dari debu kayu sebesar 30,2%. Hal ini disebabkan belum terlalu banyak para pekerja yang menderita batuk-batuk. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut ini: Tabel 4.4 Karakteristik Sikap Karyawan tentang Penggunaan APD No Keterangan 1 Suara tempat saya bekerja bising, sehingga seharusnya saya menggunakan alat penutup telinga 2 Untuk menghindarai debu kayu saat bekerja saya menggunakan masker 3 Penggunaan sarung tangan membuat saya terhindar dari serabut kayu yang dapat menusuk tangan saya 4 Penggunaan APD bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja seperti batuk-batuk yang berasal dari debu kayu Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Total n % n % n % n % n % 3 7, , ,8 0 0, ,0 9 20, , ,8 0 0, , , , ,5 2 4, ,0 0 0, , , , ,0

15 5 Membedakan baju saat bekerja adalah bentuk dari penggunaan Alat Pelindung Diri, hal ini dilakukan agar resiko debudebu dari kayu tidak terbawa ke rumah 6 Pelatihan mengenai APD diperlukan oleh karyawan pada perusahaan kilang kayu 7 Saya bekerja pada tempat yang beresiko terjadinya kecelakaan. oleh karena itu saya perlu memahami penggunaan APD 8 Keselamatan pada saat bekerja merupakan hal yang penting bagi saya, oleh karena itu saya perlu menggunaan APD 9 Pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri, untuk menghindari kecelakaan kerja 3 7, , ,9 2 4, ,0 2 4, ,5 3 7,0 3 7, ,0 2 4, , ,1 3 7, , , ,2 8 18,6 0 0, ,0 8 18,6 9 20, ,5 9 20, ,0 Distribusi sikap responden tentang penggunaan alat pelidung diri didapatkan tingkat sikap negatif sebanyak 29 orang (67,4%) dan tingkat sikap positif sebanyak 14 orang (32,6%) seperti pada tabel berikut:

16 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Karyawan Katagori tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Sikap n % Negatif 29 67,4 Positif 14 32,6 Jumlah , Motivasi Karyawan tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Motivasi karyawan tentang penggunaan APD menunjukkan bahwa karyawan tidak mendapatkan motivasi dari perusahaan berupa penyediaan APD, maupun aturan tentang panggunaan APD yang berupa sanksi dan penghargaan. Hal ini dibenarkan karena memang tidak ada peraturan mengenai SMK3 yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan sehingga perusahaan belum memiliki komitmen mengenai keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Tabel 4.6 Karakteristik Motivasi Karyawan tentang Penggunaan APD No Pertanyaan Ya Tidak Total n % n % n % 1. Perusahaan kilang papan memberi dan menyediakan masker setiap hari untuk setiap pekerja 0 0, , ,0 2. Perusahaan kilang papan memberi sarung tangan untuk saya 0 0, , ,0 3. Perusahaan selalu mengawasi karyawan dalam penggunaan APD 0 0, , ,0 4 Apabila saya tidak menggunakan APD saya akan mendapatkan sanksi 0 0, , ,0 5 Perusahaan memberikan penghargaan bagi karyawan yang taat menggunakan APD 0 0, , ,0

17 Distribusi motivasi responden tentang penggunaan alat pelidung diri didapatkan seluruh responden tidak mendapatkan motivasi dalam penggunaan alat pelindung diri seperti pada tabel berikut: Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Motivasi Karyawan Katagori tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Motivasi n % Tidak ada ,0 Ada 0 0,0 Jumlah , Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Distribusi responden dalam penggunaan alat pelindung diri didapatkan responden yang tidak menggunakan APD sebanyak 34 orang (79,1%) dan responden menggunakan APD sebanyak 9 orang (20,9%) pada tabel berikut: Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Alat Pelindung Diri n % Tidak menggunakan APD 34 79,1 Menggunakan APD 9 20,9 Jumlah ,0

18 4.4. Analisis Bivariat Untuk mengidentifikasi hubungan variabel pengetahuan, sikap dan motivasi dengan penggunaan alat pelindung diri dapat dilihat sebagai berikut: Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Hubungan pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tindakan Penggunaan APD Pengetahuan Tidak Ya Total n % n % n % Rendah 22 91,7% 2 8,3% ,0 Tinggi 12 63,2% 7 36,8% ,0 Total 34 79,1% 9 20,9% ,0 p 0,022 Tabel silang antara pengetahuan yang dibandingkan dengan tindakan penggunaan APD menunjukkan bahwa dari 24 karyawan yang pengetahuannya rendah, terdapat 2 orang (8,3%) yang menggunakan APD, sedangkan dari 19 karyawan yang pengetahuannya tinggi, terdapat 7 orang (36,8%) yang menggunakan APD. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,022 < 0,05, dengan demikian terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan APD

19 Hubungan Sikap dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Hubungan sikap dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai adalah sebagai berikut: Tabel Hubungan Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tindakan Penggunaan APD Sikap Tidak Ya Total n % n % n % Negatif 26 89,7% 3 10,3% ,0 Positif 8 57,1% 6 42,9% ,0 Total 34 79,1 9 20, ,0 p 0,014 Tabel silang antara sikap yang dibandingkan dengan tindakan penggunaan APD menunjukkan bahwa dari 29 karyawan yang sikapnya negatif, terdapat 3 orang (10,3%) yang menggunakan APD, sedangkan dari 14 karyawan yang sikapnya positif, terdapat 6 orang (42,9%) yang menggunakan APD. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,014 < 0,05, dengan demikian terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan APD Hubungan Motivasi dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Hubungan motivasi dengan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai adalah sebagai berikut:

20 Tabel 4.11 Hubungan Motivasi dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tindakan Penggunaan APD Motivasi Tidak Ya Total n % n % n % Tidak ada 34 79,1% 9 20,9% ,0 Ada 0 0,0 0 0, ,0 Total 34 79,1 9 20, ,0 - p Tabel silang antara motivasi yang dibandingkan dengan tindakan penggunaan APD menunjukkan bahwa dari 43 karyawan yang tidak diberi motivasi, terdapat 34 orang orang (79,1%) yang tidak menggunakan APD, sedangkan 9 orang (20,9%) karyawan lainnya menggunakan APD. Hasil uji chi square tidak didapatkan karena seluruh karyawan tidak mendapatkan motivasi dari perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada motivasi dari pihak perusahaan hal ini dikarenakan tidak ada peraturan yang ditetapkan, sehingga pihak perusahaan kurang peduli kepada karyawan yang menggunakan atau tidak menggunakan APD Analisis Multivariat Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, dan motivasi terhadap penggunaan APD menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression), Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat

21 dikotomi atau binary, Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda metode backward adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25 pada analisis bivariatnya, Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa variabel pengetahuan dan sikap dapat dilakukan uji multivariat dengan metode backward LR, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai adalah sebagai berikut Tabel Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Variabel Koefisien B Exponen (B)/ Odds p Ratio Pengetahuan 1,991 7,323 0,038 Sikap 2,002 7,405 0,026 Constant -3,362 Berdasarkan hasil analisis multivariat pada Tabel 4,11 di atas diketahui bahwa variabel pengetahuan dan sikap berpengaruh terhadap tindakan penggunaan APD, Berdasarkan hasil uji regresi logistik pengaruh pengetahuan terhadap tindakan penggunaan APD diperoleh nilai probabilitas (p=0,038), dengan odds ratio (OR) 7,323 artinya karyawan yang memiliki pengetahuan tinggi mempunyai peluang untuk menggunakan APD 7,323 kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang pengetahuannya rendah.

22 Pengaruh sikap terhadap terhadap tindakan penggunaan APD diperoleh nilai probabilitas (p=0,026), dengan odds ratio (OR) 7,405 artinya karyawan yang memiliki sikap positif mempunyai peluang untuk menggunakan APD 7,405 kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang sikapnya negatif. Berdasarkan hasil uji regresi logistik tersebut, maka dapat dibuat model persamaan regresi untuk mengidentifikasi probabilitas tindakan penggunaan APD sebagai berikut: 1 P = 1 + e (-3,362+ 1,991 (X 1 ) + 2,002(X 2 Keterangan )) p X 1 X 2 : Probabilitas tindakan penggunaan APD : Pengetahuan, koefisien regresi 1,991 : Sikap, koefisien regresi 2,002 a : Ketetapan -3,362 e : Bilangan alamiah 2,71828 Persamaan di atas menyatakan bahwa karyawan yang memiliki pengetahuan tinggi dan sikap positif memiliki probabilitas sebesar 65,27% untuk menggunakan APD, karyawan yang pengetahuan rendah dan sikap negatif memiliki probabilitas sebesar 3,35% untuk menggunakan APD.

23 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Tindakan Penggunaan APD Para pekerja kilang papan lebih banyak pada usia tahun, pekerjaan pada kilang papan ini memang lebih banyak merekrut pada usia produktif yaitu 21 tahun keatas, karena pekerjaan ini membutuhkan tenaga yang cukup banyak seperti menggeser kayu, menggangkat hingga menyusun kayu baik yang belum dipotong maupun sudah dipotong yang dilakukan secara manual. Pada bagian pabrik pengolahan para pekerja diharuskan laki-laki, sedangkan para pekerja perempuan ditempatkan pada bagian administratif. Kebanyakan pendidikan para pekerja adalah tamat SMA karena pekerjaan kilang papan bukanlah pekerjaan yang memerlukan keahlian atau keterampilan khusus, hanya memerlukan keterampilan dalam menggunakan mesin sesuai dengan prosedur yang bisa didapakan dari pengalaman sehari-hari. Jadi, meskipun mereka memiliki pendidikan terakhir yang rendah tapi mereka mampu melakukan pekerjaan berdasarkan pengalaman serta informasiinformasi dari lingkungan yang mereka dapatkan dan yang penting mereka memiliki tenaga yang kuat dan cermat saat bekerja. Penggunaan APD pada karyawan hanya sebesar 20,9% dan sebesar 79,1% tidak menggunakan APD saat bekerja. Penggunaan APD merupakan perilaku yang penting dalam menjaga kesehatan dan keselamatan para pekerja. Industri kilang papan di bagi menjadi beberapa bagian produksi di mulai dari bagian penerimaan

24 balok, penyimpanan/ penyusunan balok dan pada pembuatan papan sesuai dengan pesananan baik dari dalam maupun luar negeri. Pada bagian penerimaan kayu dan penyusunan kayu, perlu disediakan sarung tangan bagi para pekerja, sehingga tangan para pekerja tidak licin, tidak lecet, dan tidak terjadi pengerasan telapak tangan (kapalan) karena terlalu sering mengangat kayu. Pada proses pembuatan papan dengan menggunakan mesin para pekerja diharapkan memakai masker karena pada saat memproduksi kayu, banyak serbuk-serbuk kayu yang betebaran di udara pada lingkungan kerja mereka, yang lama-kelamaan akan mengganggu sistem pernafasan pekerja, tidak heran jika sebagian pekerja mengeluh sering menderita batuk-batuk di saat mereka bekerja. Sepatu sebagai pelindung kaki juga perlu digunakan pada bagian produksi papan, karena di lingkungan kerja mereka banyak terdapat serpihan kayu yang dapat menggores kaki pekerja. Pada lokasi pabrik di bagi menjadi bebrapa bagian yaitu bagian penerimaan balok kayu, penempatan balok kayu, pemotongan kayu, dan tempat penyusunan balok kayu yang telah dipotong menurut ukuran pemesanan. Pada bagian penerimaan balok kayu hal yang dilakukan oleh para pekerja adalah menurunkan balok kayu satu persatu dari truk, lalu balok kayu tersebut digelindingkan menuju ke tempat penyusunan balok kayu resiko yang dapat terjadi pada pekerja adalah tertimpa kayu balok, dan jika terlalu sering akan mengakibatkan kaku pada jemari dan telapak tangan, oleh sebab itu di sarankan pada bagian penerimaan balok kayu para pekerja menggunakan helm, sarung tangan dan sepatu pelindung. Pada bagian penyusunan balok kayu hal yang dilakukan pekerja adalah mengangakat balok kayu dan

25 menyusun balok kayu tersebut resiko yang dapat dialami para pekerja adalah tertimpa balok kayu dan mengakibatkan kaku pada jemari dan telapak tangan, oleh sebab itu di sarankan pada bagian penyusunan balok kayu para pekerja menggunakan helm, sarung tangan dan sepatu pelindung. Setelah balok kayu disusun, maka balok kayu akan diproses menjadi potongan kayu. Proses tersebut dilakukan dengan menggunakan mesin pemotongan kayu yang jaraknya cukup jauh dari tempat penyususnan balok kayu oleh karena itu pihak pabrik menyediakan alat bantu berupa troli jadi pekerja yang membawa balok kayu beresiko keram pada tangan, tertusuk serpihan kayu kecil, oleh karena itu disarankan pada bagian pengantar balok kayu menggunakan sarung tangan dan sepatu pelindung. Pada pekerja di bagian mesin hal yang dilakukan yaitu meletakkan kayu kayu pada mesin dan mengoperasikan mesin. Resiko yang dapat dialami oleh para pekerja di tempat ini adalah adalah kebisingan, serbuk kayu, dan tertimpa kayu pada saat memasukkan balok kayu ke mesin, oleh sebab itu di sarankan pada bagian mesin pemotongan balok kayu para pekerja menggunakan sarung tangan, masker, ear plug dan sepatu pelindung. Setelah balok kayu dipotong sesuai dengan pemesanan maka pekerja akan memindahkan kayu potong sesuai dengan ukuran masing-masing, cara yang dilakukan pekerja yaitu mengangkat potongan kayu secara manual yaitu meletakkan kayu pada bahu pekerja, resiko yang dapat dialami pekerja adalah kram tangan, sakit bahu, pinggul, tertimpa kayu oleh karena itu disarankan para pekerja menggunakan sepatu pelindung dan sarung tangan.

26 Kenyataan dilapangan didapatkan bahwa para pekerja tidak mengetahui pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan saat bekerja, mereka menggangap bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan resiko ringan dan tidak perlu ditakuti hal-hal yang berbahaya, dan anggapan jika terjadi kecelakan kerja menurut mereka itu merupakan resiko dalam bekerja. Rendahnya penggunaan APD juga di sebabkan tidak tersedianya fasilitas yang diberikan perusahaan. Para pekerja yang menggunakan APD menyediakan sendiri sarung tangan dan masker. Jadi penggunaan APD di PT Hidup Baru masih atas kesadaran diri sendiri dan tidak ada motivasi dari perusahaan. Di lapangan didapatkan bahwa pekerja yang tidak menggunakan APD karena mereka merasa tidak nyaman, sebelumnya mereka pernah menggunakan APD seperti masker, tetapi di saat bekerja mereka merasa sesak nafas dan hal tersebut mengganggu mereka saat bekerja. Para pekerja yang menggunakan masker mengatakan bahwa mereka sering mengalami batuk-batuk saat bekerja sehingga mereka menggunakan masker agar terlindung dari serbuk-serbuk kayu yang dapat terhirup dan masuk kedalam tubuh, pekerja yang menggunakan sarung tangan juga mengatakan tujuan dari penggunaan sarung tangan adalah agar telapak tangan mereka tidak terluka akibat goresan dari kayu.

27 5.2 Pengaruh Pengetahuan terhadap Tindakan Penggunaan APD Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris dan rasional. salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan terhadap kesehatan adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan karyawan yang rata-rata SMA menyebabkan kemampuan karyawan untuk memahami informasi tentang APD menjadi berkurang. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan responden untuk dapat menjawab dengan benar semua pernyataan tentang APD. Pengetahuan karyawan tentang APD di PT Hidup Baru pada penelitian ini mayoritas rendah yaitu sebesar 55,8%. Sebagian besar responden (76,7%) tidak mengetahui bahwa (alat pelindung diri) adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri dari sumber bahaya. Hal ini terlihat bahwa penggunaan APD pada karyawan kilang papan disebabkan karena sudah mengalami kejadian yang mengganggu kesehatan dan keselamatan mereka, sedangkan bagi karyawan yang belum mengalami hal tersebut, belum menggunakan APD. Para karyawan juga menyatakan bahwa para pekerja kilang papan tidak perlu menggunakan APD, hal inilah yang menghambat kebijakan dalam melindungi pekerja, karena pekerja sendiri tidak merasa penting dan tidak

28 membutuhkan perlindungan diri yang mengakibatkan perusahaan terkadang acuh atas kesehatan dan keselamatan para pekerjanya. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,038 dengan demikian terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai. Hasil penelitian ini sesuai dengan Mulyanti (2008) tentang penggunaan alat pelindung diri dalam asuhan persalinan normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh tahun 2008, dimana hasil penelitiannya menyatakan variabel pengetahuan mempengaruhi perilaku terhadap penggunaan APD. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karyawan yang berpengetahuan tinggi sebagian besar menggunakan APD yaitu 7 orang (36,8%) dan karyawan yang berpengetahuan rendah hanya 2 orang (8,3%). Hasil ini memperlihatkan benang merah antara pengetahuan dengan penggunaan APD, bahwa seseorang yang pengetahuannya baik cenderung untuk berperilaku baik terutama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja, begitu pula sebaliknya, orang yang pengetahuannya kurang cenderung untuk berperilaku buruk dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lastria (2012) tentang gambaran perilaku penyapu jalan dalam pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) didapatkan hasil bahwa sebanyak 59,5% petugas penyapu jalan di kota Pekanbaru mempunyai perilaku yang tidak sehat dalam pemakaian alat pelindung diri. Penelitian lain yang dilakukan oleh Farida (2006) tentang faktor-faktor yang

29 berhubungan dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada juru las listrik diwilayah kecamatan Tembalang kota Semarang mengatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan tingkat keeratan sedang Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel pengetahuan menunjukkan ada pengaruh terhadap tindakan penggunaan APD dengan nilai p= 0,022 < α=0,05. Hal ini dikarenakan perilaku karyawan dipengaruhi oleh pengetahuan. Seorang karyawan akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya menyebakan karyawan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu yang lama karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri bukan karena paksaan. Pengaruh pengetahuan terhadap penggunaan APD pada penelitian ini diperoleh nilai probabilitas (p=0,038), dengan odds ratio (OR) 7,323 artinya karyawan yang memiliki pengetahuan tinggi mempunyai peluang untuk menggunakan APD 7,323 kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang pengetahuannya rendah. Hasil penelitian Madyanti (2012) di RSUD Bengkalis menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang APD dengan perilaku penggunaan APD, responden yang berpengetahuan baik kemungkinan untuk berperilaku baik lebih besar yaitu 32,4 kali untuk menggunakan APD saat persalinan dibanding responden yang berpengetahuan kurang. Peningkatan pengetahuan karyawan dapat dilakukan dengan memberikan informasi mengenai

30 potensi bahaya di tempat kerja, penyakit akibat kerja, manfaat APD, serta pelatihan tentang penggunaan APD. Ketersedian fasilitas dalam memperoleh informasi APD juga perlu dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Sukarso (2005) pada penggilingan padi di wilayah kerja puskesmas kedawung II kecamatan kedawung Kabupaten Sragen pada tenaga kerja yang mempunyai masa kerja lama 9 tahun diperoleh bahwa 53,1 % tenaga kerja memiliki pengetahuan kurang mengenai pengertian APD masker, 59,3% tenaga kerja tidak memakai APD masker selama bekerja di penggilingan padi. Hasil analisa bivariat menunjukkan adanya pengaruh antara pengetahuan dan sikap terhadap kedisiplinan pemakaian APD masker. Menurut Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan selain diperoleh dari bangku pendidikan, juga dapat diperoleh dari pengalaman langsung seperti informasi yang diterima dari pelayanan yang sering dikunjungi dan pengalaman tidak langsung seperti informasi yang didapatkan dari media massa dan media elektronik, hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan.oleh karena itu pihak perusahaan perlu meningkatkan pengetahuan karyawan terutama pentingnya penggunaan APD saat bekerja sehingga resiko terjadinya cedera dan kecelakaan kerja dapat diminimalis atau bahkan meniadakan kecelakaan kerja dan meningkatkan pengetahuan pekerja tentang keselamatan kerja, yaitu lebih diberikan arahan atau pelatihan oleh manajemen perusahaan agar semua pekerja memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan APD. Pelatihan dapat dilakuakan dengan cara simulasi yang tidak perlu terlalu lambat, sehingga tidak menggangu proses produksi

31 perusahaan. Selain itu perusahaan dapat melakukan berbagai cara dalam mengingatkan kembali para karyawannya dengan cara menempelkan poster-poster ataupun arahan-arahan mengenai penggunaan APD. 5.3 Pengaruh Sikap terhadap Tindakan Penggunaan APD Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon karyawan tentang penggunaan APD. Sikap karyawan tentang penggunaan APD di PT Hidup Baru pada penelitian ini mayoritas negatif yaitu sebesar 67,4%. sebagian besar responden (55,8%) menyatakan tidak perlu menggunakan masker untuk menghindari debu kayu saat bekerja. Banyak faktor yang mempengaruhi karyawan memiliki sikap negative terhadap alat pelindung diri antara lain mereka merasa belum membutuhkan penggunaan APD, tidak merasa bahwa terdapat resiko saat bekerja, dan tidak merasa bahwa pelatihan mengenai APD merupakan hal yang penting. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lastria, Zulfitri, Misrawati (2012) yang berjudul Gambaran perilaku petugas penyapu jalan dalam pemakaian APD didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki sikap negatif sebanyak 44 orang (55,7%). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimitri (2007) di kota Tangerang didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif sebanyak 86,29%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dimitri (2007) karena

32 memiliki karakterstik responden yang berbeda, lokasi dan tempat penelitian yang berbeda. Sikap penggunaan APD yang kurang baik kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti tingkat pengetahuan apabila pekerja tidak mengetahui tentang APD dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap, kenyamanan juga menjadi sangat penting dalam membangun keinginan penggunaan APD pada karyawan. kenyamanan saat menggunakan APD, penggunaan APD yang tidak mengganggu aktivitas saat bekerja, ketersediaan APD, peraturan yang dilaksanakan oleh perusahaan dan yang pastinya peraturan tersebut diketahui oleh pekerja, dan pengawasan yang ketat oleh pihak manajemen perusahaan memungkinkan perubahan sikap negative karyawan menuju pada sikap yang positif mengenai penggunaan APD. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,014, dengan demikian terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai. Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Dalam penelitian ini sikap yang baik menunjukkan perilaku yang baik terhadap penggunaan APD saat bekerja. Sikap karyawan tersebut terwujud dari tingkat pemahamannya tentang kegunaan APD, akibat yang ditimbulkan jika tidak menggunakan APD. Hasil penelitian ini diperkuat oleh Ratnaningsih (2010)) di PT.X Semarang (Studi proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan praktik pemakaian APD. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa seseorang bertindak yang baik bukan hanya karena memiliki

33 sikap yang positif saja tetapi juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Farida (2006) yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada juru las listrik diwilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sikap responden dengan pemakaian APD. Karyawan yang bersikap positif sebagian besar menggunakan APD yaitu 6 orang (42,9%) dan karyawan yang bersikap negatif hanya 3 orang (10,3%). Hasil ini memperlihatkan benang merah hubungan antara sikap dengan penggunaan APD, bahwa seseorang yang bersikap positif cenderung untuk berperilaku baik terutama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja, begitu pula sebaliknya, orang yang bersikap negatif cenderung untuk berperilaku buruk dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel sikap menunjukkan ada pengaruh terhadap tindakan penggunaan APD dengan nilai p= 0,026 < α=0,05. Green dan Kreuter (2005) juga menyatakan sikap merupakan faktor untuk mempermudah terjadinya perubahan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (2007) antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta pengaruh factor emosional. Sikap mempunyai segi motivasi berarti segi dinamis menuju suatu tujuan berusaha mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecenderungan bertindak sesuai dengan

34 pengetahuan itu. Sikap juga akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang. Sikap juga di pengaruhi oleh nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam bermasyarakat. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengetahuan. Sikap negatif yang ditampilakan oleh karyawan bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahuan karyawan, tetapi juga faktor lain. Kebiasaan menganggap remeh dan merasa bahwa pemakaian APD tidak begitu penting tidak begitu penting justru memberikan efek buruk bagi keselamatan kerja karyawan. Pembentukan sikap dapat dilakukan secara berlahan dan dapat memberikan hasil saat dilakukan dengan disiplin. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah sikap para karyawan yaitu dengan meningkatkan pengetahuan mereka mengenai penggunaan APD sehingga mereka dapat memahami pentingnya penggunaan APD. Program-program yang dapat dilakukan yaitu soaialisasi mengenai keselamatan kerja, publikasi data kecelakaan kerja. untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan nyata maka diperlukan faktor pendorong antara lain fasilitas yaitu berupa tersedianya APD yang cukup dan memberikan motivasi yang mendukung misalnya perusahaan memberikan penghargaan bagi pekerja yang selalu menggunakan APD dengan baik dan benar.

35 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh pengetahuan karyawan (p = 0,038) terhadap tindakan penggunaan Alat Pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai. 2. Ada pengaruh Sikap karyawan (p = 0,026) terhadap tindakan penggunaan Alat Pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai. 3. Tidak ada pengaruh motivasi terhadap tindakan penggunaan Alat Pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai. 4. Sikap merupakan pengaruh yang paling dominan terhadap tindakan APD yaitu karyawan yang memiliki sikap positif mempunyai peluang untuk menggunakan APD 7 kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang sikapnya negatif. 6.2 Saran 1. Disarankan kepada manajemen pabrik kilang papan, PT Hidup Baru Kota Binjai untuk meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai resiko pekerjaan di setiap bagian produksi, menjelaskan perilaku yang aman bagi pekerja, menjelaskan cara menghadapi resiko pekerjaan di setiap bagian produksi, memberikan pelatihan

36 mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung kesehatan dan keselamatan pekerja. 2. Diharapkan agar para pekerja meningkatkan pengetahuan dan sikap atas keselamatan mereka disaat bekerja, dan berperilaku aman. 3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap penggunaan APD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Umur Masa Kerja Penggunaan APD Beban Kerja Kejadian Kecelakaan Kerja Variabel Pengganggu 1. Penerangan 2. Kebisingan Gambar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN 6.. Karakteristik Responden Distribusi responden yang berpendidikan SMP yaitu 55.6% lebih besar dibandingkan dengan SMA yaitu 38.0%. Umur responden antara 20-35 tahun sebesar 46.30%

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu 37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya (status merokok orang tua, pergaulan teman sebaya,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS PENYAPU JALAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS PENYAPU JALAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS PENYAPU JALAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) Ika Purnama Sari 1, Arneliwati 2, Fathra Annis Nauli 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN 2012. Rahwan Ahmad Abstract Alat Pelindung Diri (APD)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Unsafe Action Kejadian Kecelakaan Kerja Unsafe Condition Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk. peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk. peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan. 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan alasan penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Masa kerja Pengetahuan Sikap kerja Variabel Terikat Kecelakaan kerja Perilaku berbahaya Lingkungan berbahaya Penggunaan APD Gambar 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian. 1. Deskripsi Responden

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian. 1. Deskripsi Responden digilib.uns.ac.id 72 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Responden Berdasarkan hasil dari penelitian responden yang digunakan sebagai sampel merupakan ibu hamil

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku kesehatan terhadap kejadian karies gigi pada murid

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory riset dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1) Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Untuk menganalisis pengaruh ketersediaan sarana posyandu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 60 orang, untuk karyawan divisi keuangan berjumlah 20 orang dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 60 orang, untuk karyawan divisi keuangan berjumlah 20 orang dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Peneitian ini bertujuan untuk mencari perbedaan tingkat kecemasan antara karyawan divisi keuangan dan karyawan divisi produksi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat dan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan ini merupakan rancangan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang di gunkan dalam penelitian ini survei analitik, yaitu penelitian yang menggali bagaimana tingkat pengetahuan dan kualitas hidup lansia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kenyataan atau data objektif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang beralamat di Jalan Kolonel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana pengukuran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi ) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo terhadap PJK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dimana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain studi cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pasien waktu pelayanan diloket Praktik Petugas Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu penelitian yang bersifat penjelasan pada setiap variabelnya melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi analitik karena pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 51 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian 4.1.1 Profil Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Pasar Sleman. Pasar Sleman merupakan pasar terbesar di Kecamatan Sleman.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Berdasarkan hipotesis yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi karena menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross sectionalbertujuan untuk mengetahui hubunganumur, jumlah anak, pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB II. METODE PENELITIAN BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene BAB III METODE PENELITIAN 31 Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, 2007) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Wilayah Semarang Timur memiliki tiga pasar yaitu Pasar Gayamsari, Pasar Pedurungan,dan Pasar Parangkusuma. Pada masing masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci