BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk. peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk. peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan."

Transkripsi

1 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Jalan Yos Sudarso Km.10 Kota Bangun, Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai dengan bulan Mei Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan pekerja bagian peleburan besi baja di PT Gunung Gahapi Sakti Medan sebanyak orang Sampel Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT Gunung Gahapi Sakti Medan sebanyak orang. 33

2 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari pekerja dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang dibuat oleh Rahmawani (2014) untuk kategori pengetahuan dan sikap. Kategori ketersediaan APD, kenyamanan APD, dan pengawasan perusahaan menggunakan kuesioner Yustrianita (2014). Kategori rekan kerja menggunakan kuesioner Sihombing (2014). Alat ukur lainnya berupa lembar observasi yang disesuaikan dengan jenis APD yang digunakan sesuai dengan potensi bahaya di tempat kerja untuk menentukan pemakaian APD Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari penelusuran dokumen, catatan, dan laporan dari perusahaan, serta berbagai literatur dan penelitian yang berhubungan dengan judul penelitian. 3.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Bebas (Independent Variabel) Adapun yang menjadi variabel bebas (Independent Variabel) dari judul ini adalah faktor predisposisi meliputi pengetahua dan sikap, faktor pemungkin meliputi ketersediaan APD dan kenyamanan APD, dan faktor penguat meliputi pengawasan perusahaan dan rekan kerja.

3 Variabel Terikat (Dependent Variabel) Adapun yang menjadi variabel terikat (Dependent Variabel) dari judul ini adalah pemakaian APD Definisi Operasional Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan makna atau definisi operasional, sebagai berikut: 1. Pemakaian APD, adalah wujud perbuatan atau tindakan pekerja untuk memakai APD sesuai dengan kebutuhan pada waktu bekerja dengan kriteria APD yang dipakai saat bekerja lebih dari empat jenis. 2. Pengetahuan, adalah segala sesuatu yang diketahui dan dipahami pekerja yang berkaitan dengan pentingnya pemakaian APD sesuai dengan potensi bahaya di lingkungan kerja. 3. Sikap, adalah respon atau tanggapan dari pengetahuan pekerja tentang potensi bahaya di lingkungan kerja sehingga penting untuk memakai APD. 4. Ketersediaan APD, adalah tersedia atau tidak tersedianya APD yang dibutuhkan oleh pekerja yang bekerja di tempat berpotensi bahaya. 5. Kenyamanan APD, adalah tidak terganggunya pekerja ketika memakai APD sewaktu bekerja serta kenyamanan pekerja selama memakai APD. 6. Pengawasan perusahaan, adalah usaha pelaksanaan pengamatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjamin semua pekerja memakai APD saat bekerja. Pengawasan dilakukan disetiap tahapan proses peleburan. 7. Rekan kerja, adalah peran dan komunikasi sesama karyawan untuk saling mengingatkan terhadap pemakaian APD.

4 Metode Pengukuran Peneliti menggunakan dua skala pengukuran untuk membantu penilaian kuesioner yaitu Skala Gutman dan Skala Likert. Pertanyaan yang diukur dengan skala Gutman berbentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban yang benar dan salah (Sugiyono, 2012). Pada skala Gutman dengan jenis pertanyaan positif dengan pilihan jawaban Ya bernilai 1 jika pertanyaan benar dan Tidak memiliki bernilai 0 jika pertanyaan salah. Sedangkan untuk pertanyaan negatif berlaku sebaliknya. Skala kedua yaitu skala Likert merupakan skala pengukuran yang menyediakan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pada pertanyaan positif, nilai 4 jika sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, dan 1 sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Sedangkan untuk pertanyaan negatif berlaku sebaliknya yakni nilai 4 jika sangat tidak setuju berurutan hingga nilai 1 untuk pertanyaan setuju. Penilaian jumlah skor kuesioner : Jumlah skor hasil pengumpulan data X 100% Jumlah skor tertinggi Hasil akhir yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan range yang telah ditentukan. Klasifikasi dengan menggunakan metode pembobotan (scoring) yaitu: a. Baik/Memadai/Nyaman apabila mendapai nilai > 50% b. Kurang Baik/Kurang Memadai/ Kurang Nyaman apabila mendapat nilai 50%

5 37 Pada variabel sikap, klasifikasi dengan menggunakan metode pembobotan (scoring) dengan hasil sikap positif (mendukung) apabila mendapat nilai > 75 % dan sikap negatif (kurang mendukung) apabila mendapat nilai 75 % Aspek Pengukuran Faktor Predisposisi 1. Pengetahuan pada pekerja bagian peleburan besi baja diukur melalui 10 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD yaitu pengetahuan dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut : 1 = Baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor > 5. 0 = Kurang baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor Sikap pada pekerja bagian peleburan besi baja diukur melalui 10 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD yaitu sikap dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut : 1 = Positif (mendukung), apabila responden mampu menjawab dengan benar > 75% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor > = Negatif (kurang mendukung), apabila responden mampu menjawab dengan benar 75% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor Aspek Pengukuran Faktor Pemungkin 1. Ketersediaan APD pada pekerja bagian peleburan besi baja diukur melalui 6 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan. Penilaian yang

6 38 dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD yaitu ketersediaan APD dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut : 1 = Memadai, apabila responden mampu menjawab dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor > 3. 0 = Kurang memadai, apabila responden mampu menjawab dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor Kenyamanan APD pada pekerja bagian peleburan besi baja diukur melalui 5 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD yaitu kenyamanan APD dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut : 1 = Nyaman, apabila responden mampu menjawab dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor > 2. 0 = Kurang nyaman, apabila responden mampu menjawab dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor Aspek Pengukuran Faktor Penguat 1. Pengawasan Perusahaan, pada pekerja bagian peleburan besi baja diukur melalui 5 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD yaitu pengawasan dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut : 1 = Baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor > 2.

7 39 0 = Kurang baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor Rekan kerja, pada pekerja bagian peleburan besi baja diukur melalui 6 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan. Skala pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD yaitu rekan kerja dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut : 1 = Baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor > 3. 0 = Kurang baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau mendapat skor 3.

8 Variabel Bebas Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur Pemakaian APD Lembar Ordinal 1 = Pakai Observasi 0 = Tidak pakai Variabel Terikat Variabel Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur Pengetahuan Kuesioner Ordinal 1 = Baik, apabila skor > 5 0 = Kurang baik, apabila skor 5 Sikap Kuesioner Ordinal 1 = Positif (mendukung), apabila skor > 22 0 = Negatif (kurang mendukung), apabila skor 22 Ketersediaan APD Kuesioner Ordinal 1 = Memadai, apabila skor > 3 0 = Kurang memadai, apabila skor 3 Kenyamanan APD Kuesioner Ordinal 1 = Nyaman, apabila skor > 2

9 41 0 = Kurang nyaman, apabila skor 2 Pengawasan Perusahaan Kuesioner Ordinal 1 = Baik, apabila skor > 2 0 = Kurang baik, apabila skor 2 Rekan Kerja Kuesioner Ordinal 1 = Baik, apabila skor > 3 0 = Kurang baik, apabila skor Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Metode Pengolahan Data Seluruh data yang terkumpul akan diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Mengkode data (data coding) Proses pemberian kode kepada setiap variabel yang telah dikumpulkan untuk memudahkan dalam pengelolahan lebih lanjut, kode data terdapat pada kuesioner. Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. 2. Menyunting data (data editing) Proses pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran data seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap jawaban kuesioner. Data ini merupakan data input utama untuk penelitian ini.

10 42 3. Memasukkan data (data entry) Proses meng-entry (memasukkan) data dari kuesioner ke dalam software komputer dengan menggunakan bantuan program komputer setelah semua jawaban kuesioner diberikan kode serta kuesioner terisi penuh dan benar. 4. Membersihkan data (data cleaning) Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis Metode Analisis Data Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel independen dan dependen yang akan diteliti yaitu pengetahuan, sikap, ketersediaan APD, kenyamanan APD, pengawasan perusahaan, rekan kerja, dan pemakaian APD Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara varibael independen dan dependen. Pada analisis ini menggunakan uji Chi Square untuk menguji perbedaan proporsi/persentase antara beberapa kelompok data dengan derajat kepercayaan p = 0,05 (95%). Nilai p (value) merupakan nilai yang digunakan untuk keputusan uji statistik, yaitu dengan cara membandingkan nilai p dengan nilai alpha 0,05 (95%). Jika nilai p 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) dan jika nilai p > 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna.

11 Analisis Multivariat Analisis multivariat yang digunakan adalah uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression) yang bertujuan untuk mengetahui variabel bebas yang paling memengaruhi variabel terikat secara bermakna dengan metode Backward Stepwise (Notoatmodjo, 2010). Langkah-langkah pemodelan regresi logistik adalah sebagai berikut (Yasril, 2009). 1. Melakukan pemilihan variabel yang berpotensial dimasukkan dalam model yaitu variabel yang memenuhi syarat dengan nilai p-value < 0,25 pada analisis bivariat. 2. Dalam analisis multivariat digunakan metode backward stepwise dimana variabel dengan nilai p-value > 0,05 dikeluarkan secara bertahap oleh komputer. 3. Pada hasil regresi logistik berganda yang diperoleh variabel p < 0,05 dan p < 0,25 berarti ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen 4. Selanjutnya hasil variabel yang berpengaruh dimasukkan kedalam model persamaan logistik berganda (p-value < 0,05) untuk mengidentifikasi variabel yang paling berpengaruh.

12 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Sejarah PT. Gunung Gahapi Sakti PT. Gunung Gahapi industri peleburan besi baja didirikan pada tahun 1970 dan telah berproduksi secara komersil pada tahun PT Gunung Gahapi Sakti didirikan pada tahun 1978 dan berproduksi secara komersil dalam industri pengolahan logam. Akhir tahun 1977 PT Gunung Gahapi dan PT Gunung Sakti digabung (merger) dengan nama PT Gunung Gahapi Sakti dan Pemberian Izin Usaha Tetap No. 114/M/IMDL/VII/88 oleh Menteri Perindustrian tanggal 16 Juli Selanjutnya pada tanggal 06 Agustus 2007 PT Gunung Gahapi Sakti mengalami perubahan status dari status perusahaan Penanaman Modal Asing Dalam Negeri (PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA), sesuai dengan Persetujuan Perubahan Status Perusahaan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal. Setelah mendapat persetujuan perubahan status, pemegang saham mengadakan perubahan anggaran dasar dengan masuknya peserta asing Metal Asia Group PTE LTD (asal Singapura). Pada 16 April 2008 mendapat persetujuan akta perubahan anggaran perseroan No : AHU AH Tahun 2008 Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 44

13 Visi dan Misi Visi PT. Gunung Gahapi Sakti Adapun visi PT. Gunung Gahapi Sakti Medan adalah perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan dan menjadi perusahaan terkemuka di dunia Misi PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Adapun misi PT. Gunung Gahapi Sakti Medan adalah membantu pemerintah dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan besi, mengutamakan kualitas, harga bersaing dan pelayanan yang terbaik, dan terjalin hubungan yang baik dengan seluruh stakeholder besi Proses Kerja Bagian Peleburan Pada bagian peleburan besi baja terdapat tiga tahapan kerja yaitu tahap awal pada bidang kerja dapur besar, besi baja tua (scrap) dimasukkan ke dalam tanur (dapur) untuk dilebur selama ± 90 menit dan mendapat suhu panas C dan pencampuran bahan kimia berupa karbon, magnesium, mangan, dan fosfor agar leburan besi baja memenuhi unsur kadar besinya, kemudian dituang ke dalam kuali. Tahapan selanjutnya, pada bidang kerja dapur kecil leburan besi baja yang sudah ditampung di kuali dibawa ke dapur kecil untuk diolah sesuai kebutuhan dan sebelum diolah dilakukan pemerikasaan kadar besinya, apabila belum memenuhi maka pencampuran bahan kimia dilakukan sampai memenuhi unsur kadar besinya. Tahapan terakhir yaitu leburan besi baja yang sudah memenuhi unsur kadar besinya dibawa ke bidang kerja CCM (percetakan/pengecoran) untuk dijadikan billet atau besi baja tongkat.

14 Pekerja Bagian Peleburan Pekerja bagian peleburan besi baja di PT Gunung Gahapi Sakti Medan sebanyak orang, meliputi: 1. Pekerja di bagian dapur besar sebanyak 29 orang, terdiri dari: a. Kepala regu dan wakil kepala regu : 2 orang b. Anggota : 12 orang c. Operator masak : 1 orang d. Operator crane besi tua : 4 orang e. Operator crane cor : 2 orang f. Operator crane tambah : 1 orang g. Operator crane kapur : 1 orang h. Operator beko : 2 orang i. Jaga kuali : 3 orang j. Jaga tonk : 1 orang 2. Pekerja di bagian dapur kecil sebanyak 6 orang, terdiri dari: a. Kepala regu dan wakil kepala regu : 2 orang b. Operator : 1 orang c. Anggota : 2 orang d. Laboratorium test : 1 orang 3. Pekerja di bagian CCM (contol desk) sebanyak 25 orang, terdiri dari: a. Kepala regu dan wakil kepala regu : 2 orang b. Anggota : 6 orang c. Operator CCM : 7 orang

15 47 d. Operator control desk : 2 orang e. Operator crane billet : 3 orang f. Operator air : 3 orang g. Jaga billet : 2 orang 4.2 Karakteristik Responden pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Karakteristik responden merupakan gambaran identitas pekerja yang dijadikan sampel dalam penelitian, meliputi umur, tingkat pendidikan, masa kerja, dan bidang kerja Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran umur pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui umur yang paling dominan bekerja di bagian peleburan besi baja sehingga dikategorikan menjadi 40 tahun dan > 40 tahun. Hasil pengukuran umur responden dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Umur Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 40 tahun > 40 tahun Total 100

16 48 Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa responden yang berumur 40 tahun sebanyak 12 orang (20%) dan responden yang berumur > 40 tahun sebanyak 50 orang (80%) Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran tingkat pendidikan pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui tingkat pendidikan yang paling dominan bekerja di peleburan besi sehingga dikategorikan menjadi SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Hasil pengukuran tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) SMP SMA Perguruan Tinggi ,7 95 2,2 Total 100 Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh bahwa responden yang tingkat pendidikan SMP sebanyak 1 orang (1,7%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 57 orang (95%), dan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang (2%) Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran masa kerja pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui tingkat masa kerja yang paling dominan di peleburan besi baja sehingga dikategorikan menjadi 20

17 49 tahun dan > 20 tahun. Hasil pengukuran masa kerja responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Masa Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%) tahun 19 31,7 > 20 tahun 41 68,3 Total 100 Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh bahwa responden yang masa kerja 20 tahun sebanyak 19 orang (31,7%) dan masa kerja > 20 tahun sebanyak 41 orang (68,3%) Distribusi Responden Berdasarkan Bidang Kerja pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran bidang kerja pada pekerja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui jumlah pekerja perbidang yang bekerja di bagian peleburan besi baja sehingga dikategorikan menjadi dapur besar, dapur kecil, CCM (contol desk). Hasil pengukuran bidang kerja responden dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Bidang Kerja pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Bidang Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%) Dapur Besar Dapur Kecil CCM (control desk) , ,7 Total 100

18 50 Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh bahwa responden yang bekerja pada bidang kerja dapur besar sebanyak 29 orang (48,3%), bidang kerja dapur kecil sebanyak 6 orang (10%), bidang kerja CCM sebanyak 25 orang (41,7%). 4.3 Faktor Predisposisi Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Gambaran faktor predisposisi didapatkan dari hasil analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel faktor predisposisi meliputi, pengetahuan dan sikap yang tujuannya melihat jumlah dan distribusi variabel Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran pengetahuan pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang alat pelindung diri yang paling dominan sehingga dikategorikan menjadi baik apabila responden mampu menjawab dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 6-10 dan kurang baik apabila responden mampu menjawab dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 0-5. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pertanyaan Ya Tidak Total N % N % 1. APD adalah singkatan dari alat pelindung diri 58 96,7 2 3,3 2. Manfaat APD yaitu mencegah 59 98,3 1 1,7 timbulnya kecelakaan dan

19 51 menghindari risiko bahaya pada waktu bekerja 3. APD digunakan bila terjadi kecelakaan kerja 4. APD yang baik harus yang bagus, menarik, dan mahal 5. Tujuan pemakaian APD adalah untuk meningkatkan perlindungan keselamatan dalam bekerja 6. Akibat yang ditimbulkan apabila tidak memakai APD adalah dapat berisiko mengalami kecelakaan kerja 7. APD yang wajib digunakan pada proses peleburan besi baja adalah safety shoes dan helmet 8. Untuk menghindari percikan leburan besi dan bara api terkena kulit harus memakai masker 9. Ear muff ataupun ear plug berfungsi untuk mencegah terjadinya gangguan pendengaran/ Safety helmet berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan pada kepala/ Goggles berfungsi untuk mencegah terjadinya gangguan pada mata 10. Keuntungan utama dari APD adalah keseragaman, kerapihan, dan kelengkapan dalam bekerja ,3 98, ,7 68, ,7 1, ,3 31,7 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat distribusi jawaban responden tentang pengetahuan. Pada pertanyaan pertama mayoritas responden menjawab ya sebanyak 58 orang (96,7%). Pada pertanyaan kedua mayoritas responden menjawab ya sebanyak 59 orang (98,3%). Pada pertanyaan ketiga mayoritas responden menjawab tidak sebanyak 45 orang (75%). Pada pertanyaan keempat mayoritas menjawab tidak sebanyak 24 orang (40%). Pada pertanyaan kelima mayoritas menjawab ya sebanyak 59 orang (98,3%). Pada pertanyaan keenam

20 52 mayoritas menjawab ya sebanyak 59 orang (98,3%). Pada pertanyaan ketujuh mayoritas responden menjawab tidak sebanyak 21 orang (35%). Pada pertanyaan kedelapan mayoritas responden menjawab tidak sebanyak 21 orang (35%). Pada pertanyaan kesembilan mayoritas responden menjawab ya sebanyak 43 orang (71,7%). Pada pertanyaan kesepuluh mayoritas responden menjawab tidak sebanyak 19 orang (31,7%). Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Pengetahuan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 Baik Kurang Baik ,3 26,7 Total 100 Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh hasil responden yang bekerja di bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan yang berpengetahuan baik sebanyak 44 orang (73,3%) dan berpengetahuan kurang baik sebanyak 16 orang (26,7%) Distribusi Responden Berdasarkan Sikap pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran sikap pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui tingkat sikap responden tentang alat pelindung diri yang paling dominan sehingga dikategorikan menjadi positif (mendukung) apabila responden mampu menjawab dengan benar > 75% dari seluruh pernyataan atau skor nilai 23-30, dan negatif (kurang mendukung) apabila responden mampu menjawab dengan benar 75% dari seluruh pernyataan atau

21 53 skor nilai Hasil pengukuran tingkat sikap responden dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pertanyaan Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 1. Memakai APD selama bekerja sangat bermanfaat untuk keselamatan dan kesehatan 2. Memakai APD setelah terjadi kecelakaan 3. Memakai APD ketika ada pengawasan dari atasan/mandor 4. Memakai APD karena diwajibkan oleh perusahaan 5. Tetap akan bekerja jika tidak ada APD 6. Memakai APD karena takut diberikan sanksi berupa teguran oleh atasan 7. Tidak memakai APD jika APD yang dipakai terasa mengganggu dan tidak nyaman 8. Harus memakai APD saat bekerja 9. Memakai APD karena sadar akan pentingnya manfaat dalam memakai APD 10. Tidak mau bekerja jika tidak ada APD N % N % N % 59 98, , ,3 18, ,7 28,3 46,7 98,3 98, ,7 1,7 18, , , , ,7 48,3 1,7 1,7 63,3 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat distribusi jawaban responden tentang sikap. Pada pertanyaan pertama mayoritas responden menjawab setuju sebanyak

22 54 59 orang (98,3%). Pada pertanyaan kedua mayoritas responden menjawab tidak setuju sebanyak 58 orang (96,7%). Pada pertanyaan ketiga mayoritas responden menjawab tidak setuju sebanyak 45 orang (75%). Pada pertanyaan keempat mayoritas menjawab tidak setuju sebanyak 11 orang (18,3%). Pada pertanyaan kelima mayoritas menjawab tidak setuju sebanyak 6 orang (10%). Pada pertanyaan keenam mayoritas menjawab tidak setuju sebanyak 40 orang (66,7%). Pada pertanyaan ketujuh mayoritas responden menjawab tidak setuju sebanyak 29 orang (48,3%). Pada pertanyaan kedelapan mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 59 orang (98,3%). Pada pertanyaan kesembilan mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 59 orang (98,3%). Pada pertanyaan kesepuluh mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 3 orang (5%). Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 Positif Negatif Total 100 Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh hasil responden yang bekerja di bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan yang mempunyai sikap positif (mendukung) tentang alat pelindung diri sebanyak 36 orang (%) sedangkan responden yang mempunyai sikap negatif (kurang mendukung) sebanyak 24 orang (40%).

23 Faktor Pemungkin Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Gambaran faktor pemungkin didapatkan dari hasil analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel faktor pemungkin meliputi, ketersediaan APD dan kenyamanan APD yang tujuannya melihat jumlah dan distribusi variabel Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran ketersediaan APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui ketersediaan dari alat pelindung diri sehingga dikategorikan menjadi memadai apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 4-6 dan kurang memadai apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau skor 0-3. Hasil pengukuran tingkat ketersediaan APD dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 berikut. Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pertanyaan Ya Tidak Total N % N % 1. Perusahaan menyediakan APD 44 73, ,7 yang sesuai dengan potensi bahaya 2. APD yang disediakan 52 86,7 8 13,3 perusahaan telah memadai/mencukupi kebutuhan di tempat kerja 3. APD mudah didapatkan 58 96,7 2 3,3

24 56 4. APD akan diganti bila sudah rusak atau tidak layak pakai 5. Perusahaan telah menyediakan tempat penyimpanan APD 6. APD yang diberikan perusahaan telah mencukupi ,3 96,7 23, ,7 3,3 76,7 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat distribusi jawaban responden tentang ketersediaan APD. Pada pertanyaan pertama mayoritas responden menjawab ya sebanyak 44 orang (73,3%). Pada pertanyaan kedua mayoritas responden menjawab ya sebanyak 52 orang (86,7%). Pada pertanyaan ketiga mayoritas responden menjawab ya sebanyak 58 orang (96,7%). Pada pertanyaan keempat mayoritas menjawab ya sebanyak 41 orang (68,3%). Pada pertanyaan kelima mayoritas menjawab ya sebanyak 58 orang (96,7%). Pada pertanyaan keenam mayoritas menjawab ya sebanyak 14 orang (23,3%). Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Ketersediaan Jumlah (Orang) Persentase 1 2 APD Memadai Kurang memadai Total 100 Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh hasil responden yang bekerja di bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan menyatakan ketersediaan APD memadai sebanyak 45 orang (75%) dan kurang memadai sebanyak 15 orang (25%).

25 Distribusi Responden Berdasarkan Kenyamanan APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran kenyamanan APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui kenyamanan alat pelindung diri yang dipakai pekerja sehingga dikategorikan menjadi nyaman apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 3-5, dan kurang nyaman apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 0-2. Hasil pengukuran tingkat kenyamanan responden dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 berikut. Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kenyamanan APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pertanyaan Ya Tidak Total N % N % 1. Merasa nyaman memakai APD pada saat bekerja 19 31, ,3 2. Memakai APD dapat 41 68, ,7 mengganggu aktivitas kerja 3. APD membuat sulit bergerak dan bekerja menjadi lambat 4 6, ,3 4. Perawatan APD (bersih dan 59 98,3 1 1,7 layak pakai) menjadi faktor kenyamanan dalam memakai APD 5. Tetap memakai APD meskipun mengganggu aktivitas kerja Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat distribusi jawaban responden tentang kenyamanan APD. Pada pertanyaan pertama mayoritas responden menjawab ya sebanyak 19 orang (31,7%). Pada pertanyaan kedua mayoritas responden menjawab tidak sebanyak 19 orang (31,7%). Pada pertanyaan ketiga mayoritas

26 58 responden menjawab tidak sebanyak 56 orang (93,3%). Pada pertanyaan keempat mayoritas menjawab ya sebanyak 59 orang (98,3%). Pada pertanyaan kelima mayoritas menjawab ya sebanyak 36 orang (%). Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kenyamanan APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Kenyamanan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 APD Nyaman 41 68,3 Kurang nyaman 19 31,7 Total 100 Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh bahwa responden yang bekerja pada bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan menyatakan tingkat kenyamanan APD nyaman sebanyak 41 orang (68,3%) dan kurang nyaman sebanyak 19 orang (31,7%). 4.5 Faktor Penguat Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Gambaran faktor penguat didapatkan dari hasil analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel faktor penguat meliputi, pengawasan perusahaan dan rekan kerja yang tujuannya melihat jumlah dan distribusi variabel Distribusi Responden Berdasarkan Pengawasan Perusahaan pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran pengawasan perusahaan pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui pengawasan perusahaan khususnya peran mandor terhadap alat pelindung diri

27 59 yang dipakai pekerja sehingga dikategorikan menjadi baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 3-5, dan kurang baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 0-2. Hasil pengukuran tingkat kenyamanan responden dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 berikut. Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pengawasan Perusahaan pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pertanyaan Ya Tidak Total N % N % 1. Di tempat kerja dilakukan pengawasan terhadap pemakaian APD 2. Pengawas menegur ketika tidak memakai APD saat bekerja Dengan adanya pengawas membuat selalu memakai APD saat bekerja 4. Pengawas selalu mengingatkan 31 51, ,3 untuk memakai APD sebelum memulai pekerjaan 5. Pengawas sudah memberikan 37 61, ,3 contoh/teladan dalam memakai APD Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat distribusi jawaban responden tentang pengawasan perusahaan. Pada pertanyaan pertama mayoritas responden menjawab ya sebanyak 42 orang (70%). Pada pertanyaan kedua mayoritas responden menjawab ya sebanyak 42 orang (70%). Pada pertanyaan ketiga mayoritas responden menjawab ya sebanyak 44 orang (70%). Pada pertanyaan keempat mayoritas menjawab ya sebanyak 31 orang (51,7%). Pada pertanyaan kelima mayoritas menjawab ya sebanyak 37 orang (61,7%).

28 Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Pengawasan Perusahaan pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Pengawasan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 Perusahaan Baik Kurang baik Total 100 Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh bahwa responden yang bekerja pada bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan menyatakan pengawasan perusahaan terhadap APD baik sebanyak 42 orang (70%) dan kurang baik sebanyak 18 orang (30%) Distribusi Responden Berdasarkan Rekan Kerja pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengukuran rekan kerja pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui peran rekan kerja dari sesama rekan kerja terhadap alat pelindung diri yang dipakai pekerja sehingga dikategorikan menjadi baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar > 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 4-6, dan kurang baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 0-3. Hasil pengukuran tingkat kenyamanan responden dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 berikut. Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Rekan Kerja pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pertanyaan Ya Tidak Total N % N % 1. Rekan kerja selalu mengingatkan untuk memakai APD

29 61 2. Mengikuti anjuran rekan kerja 3. Rekan kerja sudah memakai APD saat bekerja 4. Mengingatkan rekan kerja apabila tidak memakai APD 5. Melaporkan jika ada yang tidak memakai APD saat bekerja 6. Mempunyai hubungan kerja sama yang baik dengan rekan kerja dalam melakukan pekerjaan , ,3 28, ,7 5 16,7 71,7 5 Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat distribusi jawaban responden tentang rekan kerja. Pada pertanyaan pertama mayoritas responden menjawab ya sebanyak 51 orang (85%). Pada pertanyaan kedua mayoritas responden menjawab ya sebanyak 56 orang (93,3%). Pada pertanyaan ketiga mayoritas responden menjawab ya sebanyak 57 orang (95%). Pada pertanyaan keempat mayoritas menjawab ya sebanyak 50 orang (83,3%). Pada pertanyaan kelima mayoritas menjawab ya sebanyak 17 orang (28,3%). Pada pertanyaan keenam mayoritas menjawab ya sebanyak 57 orang (95%). Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Rekan Kerja pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Rekan Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 Baik Kurang baik 9 15 Total 100 Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh bahwa responden yang bekerja pada bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan menyatakan peran rekan kerja yang baik sebanyak 51 orang (85%) dan kurang baik sebanyak 9 orang (15%).

30 Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pengamatan pemakaian alat pelindung diri pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dilakukan untuk mengetahui berapa pekerja yang memakai APD sehingga dikategorikan menjadi pakai apabila pekerja memakai lebih dari 4 jenis APD dan tidak pakai apabila pekerja tidak memakai APD atau kurang dari 4 jenis APD dengan cara observasi. Hasil pengamatan pemakaian APD dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut. Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 No Pemakaian APD Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 Pakai 42 70% Tidak pakai 18 30% Total 100 Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh bahwa responden yang bekerja pada bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan yang memakai APD sebanyak 42 orang (70%) dan tidak memakai APD sebanyak 18 orang (30%). 4.7 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, ketersediaan APD, kenyamanan APD, pengawasan perusahaan, dan rekan kerja dengan

31 63 pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dengan menggunakan uji chi square dapat dilihat pada tabel berikut Faktor Predisposisi Hubungan Pengetahuan dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Hubungan pengetahuan responden dengan pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut. Tabel 4.18 Hubungan Pengetahuan dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pemakaian APD No Pengetahuan Pakai Tidak Pakai Total P value 1 2 N % N % N % Baik 36 81,8 8 18, Kurang baik 6 37, , Total ,003 Berdasarkan Tabel 4.18 diperoleh responden berpengetahuan baik terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 36 orang (81,8%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 8 orang (18,2%), dan responden berpengetahuan kurang baik terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 6 orang (37,5%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 10 orang (62,5%). Dengan menggunakan uji exact fisher karena terdapat 25% nilai expected kurang dari 5 diperoleh nilai p=0,003 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden dengan pemakaian APD.

32 Hubungan Sikap dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Hubungan sikap responden dengan pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut. Tabel 4.19 Hubungan Sikap dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pemakaian APD No Sikap Pakai Tidak Pakai Total P value 1 2 N % N % N % Positif 28 77,8 8 22, Negatif 14 58, , Total ,107 Berdasarkan Tabel 4.19 diperoleh responden yang menyatakan sikap positif (mendukung) terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 28 orang (77,8%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 8 orang (22,2%), dan responden yang menyataka sikap negatif (kurang mendukung) terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 14 orang (58,3%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 10 (41,7%). Dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,107 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan pemakaian APD.

33 Faktor Pemungkin Hubungan Ketersediaan APD dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Hubungan ketersediaan APD dengan pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dapat dilihat pada Tabel 4.20 berikut. Tabel 4.20 Hubungan Ketersediaan APD dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pemakaian APD No Ketersediaan Pakai Tidak Pakai Total P value 1 2 APD N % N % N % Memadai Kurang memadai Total ,007 Berdasarkan Tabel 4.20 diperoleh responden yang menyatakan ketersediaan APD memadai terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 36 orang (80%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 9 orang (20%), dan responden yang menyatakan ketersediaan APD kurang memadai terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 6 orang (40%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 9 (%). Dengan menggunakan uji exact fisher karena terdapat 25% nilai expected kurang dari 5 diperoleh nilai p=0,007 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan APD dengan pemakaian APD.

34 Hubungan Kenyamanan APD dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Hubungan kenyamanan APD dengan pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut. Tabel 4.21 Hubungan Kenyamanan APD dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pemakaian APD No Kenyamanan Pakai Tidak Pakai Total P value 1 2 APD N % N % N % Nyaman 35 85,4 6 14, Kurang nyaman 7 36, , Total ,000 Berdasarkan Tabel 4.21 diperoleh responden yang menyatakan kenyamanan APD nyaman terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 35 orang (85,4%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 6 orang (14,6%), dan responden yang menyatakan kenyamanan APD kurang nyaman terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 7 orang (36,8%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 12 orang (63,2%). Dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara kenyamanan APD dengan pemakaian APD.

35 Faktor Penguat Hubungan Pengawasan Perusahaan dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Hubungan pengawasan perusahaan dengan pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut. Tabel 4.22 Hubungan Pengawasan Perusahaan dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pemakaian APD No Pengawasan Pakai Tidak Pakai Total P value Perusahaan N % N % N % 1 Baik ,005 2 Kurang baik 8 44, , Total Berdasarkan Tabel 4.22 diperoleh responden yang menyatakan pengawasan perusahaan baik terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 34 orang (81%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 8 orang (19%), dan responden yang menyatakan pengawasan perusahaan kurang baik terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 8 orang (44,4%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 10 orang (55,6%). Dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,005 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara pengawasan perusahaan dengan pemakaian APD.

36 Hubungan Rekan Kerja dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Hubungan rekan kerja dengan pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut. Tabel 4.23 Hubungan Rekan Kerja dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Pemakaian APD No Rekan Kerja Pakai Tidak Pakai Total P value 1 2 N % N % N % Baik 37 72, , Kurang baik 5 55,6 4 44, Total ,431 Berdasarkan Tabel 4.23 diperoleh responden yang menyatakan rekan kerja baik terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 37 orang (72,5%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 14 orang (27,5%), dan responden yang menyatakan rekan kerja kurang baik terhadap pemakaian APD yang pakai sebanyak 5 orang (55,6%) dan terhadap pemakaian APD yang tidak pakai sebanyak 4 orang (44,4%). Dengan menggunakan uji exact fisher karena terdapat 25% nilai expected kurang dari 5 diperoleh nilai p=0,431 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kenyamanan APD dengan pemakaian APD.

37 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Berdasarkan dilakukan uji statistik hubungan antara variabel bebas yaitu, pengetahuan, sikap, ketersediaan APD, kenyamanan APD, pengawasa perusahaan, dan rekan kerja dengan varibael terikat yaitu, pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan dapat dilihat hasil analisis bivariat pada Tabel 4.24 berikut. Tabel 4.24 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat dengan Menggunakan Uji Chi Square No Variabel P value Keterangan 1 Pengetahuan 0,003 B 2 Sikap 0,107 TB 3 Ketersediaan APD 0,007 B 4 Kenyamanan APD 0,000 B 5 Pengawasan Perusahaan 0,005 B 6 Rekan Kerja 0,431 TB Keterangan : TB B : Tidak Berhubungan : Berhubungan 4.8 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Analisis multivariat merupakan kelanjutan dari analisis bivariat dengan ketentuan variabel-variabel independen yang memenuhi kriteria masuk kedalam analisis multivariat pada analisis bivariat menunjukkan nilai p<0,25. Analisis multivariat bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel independen yang

38 70 memenuhi kriteria pada analisis bivariat terhadap variabel dependen. Hasil analisis bivariat pada Tabel 4.24 menunjukkan bahwa lima variabel independen mempunyai nilai signifikan p<0,25, yaitu antara pengetahuan responden dengan pemakaian APD, sikap responden dengan pemakaian APD, ketersediaan APD dengan pemakaian APD, kenyamanan APD dengan pemakaian APD, dan pengawasan perusahaan dengan pemakaian APD sehingga kelima variabel tersebut dapat dilanjutkan untuk dianalisis multivariat. Dalam analisis multivariat ini variabel independen dan variabel dependen menggunakan uji regresi logistik berganda dengan metode Backward Stepwise. Maka didapatkan Tabel Tabel 4.25 Hasil Analisis Multivariat Pengaruh Variabel Bebas dengan Variabel Terikat dengan Menggunakan Uji Regresi Logistik Langkah Variabel P OR (IK 95%) Langkah 1 Pengetahuan 0,102 0,201 (0,030-1,373) Sikap 0,573 1,670 (0,281-9,926) Ketersediaan APD 0,121 0,279 (0,056-1,401) Kenyamanan APD 0,038 0,135 (0,020-0,895) Pengawasan Perusahaan 0,006 0,90 (0,016-0,508) Langkah 2 Pengetahuan 0,114 0,259 (0,048-1,384) Ketersediaan APD 0,117 0,277 (0,056-1,377) Kenyamanan APD 0,042 0,145 (0,022-0,932) Pengawasan Perusahaan 0,007 0,094 (0,017-0,524) Langkah 3 Pengetahuan 0,115 0,247 (0,055-1,372) Kenyamanan APD 0,007 0,088 (0,015-0,509) Pengawasan Perusahaan 0,007 0,091 (0,016-0,513) Langkah 4 Kenyamanan APD 0,001 0,055 (0,010-0,289) Pengawasan Perusahaan 0,005 0,091 (0,017-0,492) Berdasarkan tabel 4.25 dapat dilihat dua variabel yaitu kenyamanan APD dan pengawasan perusahaan yang pada akhir analisis multivariat yang mencapai kemaknaan secara statistik. Faktor pemungkin kenyamanan APD dengan nilai

39 71 sig=0,001 dan OR sebesar 0,055 yang artinya kenyamanan APD yang nyaman akan memengaruhi pemakaian APD 0,055 kali dibandingkan dengan kenyamanan APD yang kurang nyaman. Dan faktor penguat, pengawasan perusahaan dengan nilai sig=0,005 dan OR sebesar 0,091 yang artinya pengawasan perusahaan yang baik akan memengaruhi pemakaiaan APD 0,091 kali dibandingkan dengan pengawasan perusahaaan yang kurang baik. Berdasarkan hasil uji regresi tersebut dapat dibuat persamaan logistik berganda yaitu: Y (pemakaian APD) = 2,909 + (-2,909) (kenyamanan APD) + (-2,398) (pengawasan APD)

40 72 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemakaian APD pada Pekerja Bagian Peleburan Besi Baja di PT. Gunung Gahapi Sakti Medan Tahun 2017 Menurut teori Green yang menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Faktor predisposisi yang memengaruhi perilaku yaitu pengetahuan dan sikap. Faktor pemungkin mencakup ketersediaan APD dan kenyamanan APD, dan faktor penguat mencakup pengawasan perusahaan dan rekan kerja. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemakaian alat pelindung diri pada pekerja bagian peleburan besi baja di PT. Gunung Gahapi Sakti meliputi faktor pemungkin kenyamanan APD dan faktot penguat pengawasan perusahaan. Faktor pemungkin kenyamanan APD berpengaruh terhadap pemakaian APD (OR = 0,055) artinya pekerja dengan kenyamanan APD yang nyaman memiliki pengaruh 0,055 kali dalam pemakaian APD bila dibandingkan dengan kenyamanan APD yang kurang nyaman. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi mengenai kenyamanan APD, bahwa reponden menyakini perawatan APD menjadi salah satu faktor kenyamanan APD. Semua responden menyatakan bahwa pekerja sendirilah yang bertanggung jawab dalam melakukan perawatan APD, dan dalam praktiknya pekerja kurang dalam merawat APD seperti dalam menjaga kebersihan APD. Pekerja bagian peleburan besi baja yang menyatakan APD kurang nyaman karena APD membuat bekerja menjadi lambat, pekerja tidak memakai APD apabila APD 72

41 73 tersebut mengganggu aktivitas kerja seperti memakai APD sarung tangan. APD helm safety yang dipakai tidak memiliki tali penahan dan terkadang helm terjatuh dari kepala. Sehingga faktor pemungkin kenyamanan APD memengaruhi pekerja dalam pemakaian APD. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Sumarna (2013) bahwa ada hubungan kenyamanan APD dengan pemakaian APD dengan nilai p=0,016 (p<0,05). Hasil penelitian lain yang mendukung oleh Yustrianita (2014) bahwa ada hubungan yang bermakna antara kenyamanan APD dengan penggunaan APD dengan nilai p=0,039 (p<0,05). Faktor penguat pengawasan perusahaan berpengaruh terhadap pemakaian APD (OR = 0,091) artinya pekerja dengan pengawasan perusahaan yang baik memiliki pengaruh 0,091 kali dalam pemakaian APD bila dibandingkan dengan pengawasan perusahaan yang kurang. Perilaku pekerja terhadap pemakaian APD sangat dipengaruhi oleh perilaku dari manajemen (pengawas perusahaan). Pengawas harus menjadi contoh yang pertama dalam memakai APD. Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, begitu pula yang diharapkan dalam hal pemakaian APD. Tugas pengawasan dalam pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan besi baja dilakukan oleh mandor dan tidak menutup kemungkian dilakukan oleh kepala regu dan wakil kepala regu. Pekerja yang menyatakan bahwa pengawas tidak memberikan teguran jika tidak memakai APD, hal itu menjadi salah satu faktor pekerja tidak memakai APD. Dengan adanya pengawasan beserta teguran

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Umur Masa Kerja Penggunaan APD Beban Kerja Kejadian Kecelakaan Kerja Variabel Pengganggu 1. Penerangan 2. Kebisingan Gambar

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif observasional untuk mengetahui tingkat kelelahan (fatigue) kerja akibat kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian yang dilaksanakan bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA STIMULASI DI UNIT PENDERESAN PT SOCFIN INDONESIA TANAH BESIH TAHUN 2014 Bersama kuesioner ini, saya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional design yang bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel independen jenis kelamin, sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu 37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya (status merokok orang tua, pergaulan teman sebaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian penjelasan yaitu menjelaskan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif 22 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Metode penelitian ini bersifat kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional dimana semua variabel yang ditetapkan diteliti pada waktu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 2007, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya 116 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana pengukuran faktor-faktor yang menimbulkan perilaku

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time

III METODE PENELITIAN. observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time 33 III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dengan pendekatan, observasi, atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013 41 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional dimana objek penelitian hanya diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan survei analitik yang mana penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner, serta terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Unsafe Action Kejadian Kecelakaan Kerja Unsafe Condition Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan studi observasional atau dikenal dengan survey. Jenis penelitian ini digunakan karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel bebas Variabel terikat Gaji pekerja : 1. Gaji yang diterima pekerja 2. Penggunaan gaji untuk kesehatan Keikutsertaan BPJS kesehatan Kebijakan pemilik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control yang dilakukan dengan menggunakan desain studi observasional analitik. B. Lokasi dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek. Penelitian dilakukan di Bagian Sewing CV S Sukoharjo.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek. Penelitian dilakukan di Bagian Sewing CV S Sukoharjo. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek penelitian hanya di observasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional yaitu sebuah studi yang digunakan untuk mengestimasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data primer dari semua pemulung di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan bersifat analitik yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Bulawa yang terletak di desa Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. 3.1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya perbedaan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu melakukan pengukuran terhadap nilai kapasitas vital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Masa kerja Pengetahuan Sikap kerja Variabel Terikat Kecelakaan kerja Perilaku berbahaya Lingkungan berbahaya Penggunaan APD Gambar 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional di mana data yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian non-eksperimental

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Metode ini merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kenyataan atau data objektif.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup A.1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu penyakit dalam A.2. Ruang lingkup responden Responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Variabel Terikat Masa Kerja Carpal Tunnel Syndrome Lama Kerja Sikap Kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep 31 32 B. Hipotesis 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN 6.. Karakteristik Responden Distribusi responden yang berpendidikan SMP yaitu 55.6% lebih besar dibandingkan dengan SMA yaitu 38.0%. Umur responden antara 20-35 tahun sebesar 46.30%

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni 2013. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Obstetri dan Ginekologi 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Januari-Desember

Lebih terperinci

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik yaitu penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan terikat (Hidayat, 2007). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Posisi menggunakan gadget Jarak pandang saat menggunakan gadget Variabel Terikat Ketajaman Penglihatan Lama waktu penggunaan gadget Penerangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan 2 variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan desain potong lintang (Cross sectional) yang dilakukan secara satu waktu atau mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik yaitu diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana peneliti bermaksud mengetahui pengaruh terhadap variabel dependen bila dua atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene BAB III METODE PENELITIAN 31 Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, 2007) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan perilaku pencegahan DBD pada murid sekolah dasar di Kota Depok.

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan perilaku pencegahan DBD pada murid sekolah dasar di Kota Depok. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Studi Penelitian ini merupakan studi analitik dengan menggunakan rancangan Cross Sectional, yaitu mengukur variabel independen dan dependen secara bersamaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian survei analitik observasional dengan metode cross sectional. B. Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional adalah penelitian yang dilakukan tanpa melakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari data primer melalui kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Unsafe Action : Posisi gadget. Jarak pandang gadget Lamanya waktu gadget. Keluhan Subyektif Gangguan Kesehatan Mata Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada

BAB III METODE PENELITIAN. sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di Puskesmas Bonepantai Kabupaten Bone Bolango dan waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional yaitu berupaya mencari hubungan antara variabelnya (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif, dengan desain cross sectional dimana pengukuran variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP PENGGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RW 01/03 DESA SIALANG PANJANG KECAMATAN TEMBILAHAN HULU TAHUN 2016 Indrawati Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 31 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektif mengenai pengaruh PMT pada penderita TB paru terhadap konversi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Anih Kurnia, S.Kep., Ners. Program Studi D-III Keperawatan STIKes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul. A. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang ilmu kebidanan dan kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dimana variabel dependen dan variabel independent

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan

Lebih terperinci