BAB 3 METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain studi cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan wawancara. Variabel independent (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu yaitu pengetahuan, pendidikan, sikap dan dukungan suamisedangkan variabel dependent (variabel terikat) adalah tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. 3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Alasan pemilihan tempat penelitian karena : a. Cakupan imunisasi dasar yang masih rendah di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkatsebesar 48,14% dan belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 (93%). b. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. 44

2 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Januari 2016 sampai dengan Agustus 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Pada saat survei pendahuluan diketahui jumlah populasi sebanyak 253 orang Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk uji hipotesis data proporsi satu populasi (Hidayat, 2011) adalah sebagai berikut: { Z n = 1 α / 2 P0(1 P0 + Z 1 β ( Pa P0) 2 Pa(1 Pa)} 2 Keterangan: n : Besar sampel minimal Z : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada α = 5% sebesar 1,96 1 α / 2 Z : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada β = 20% sebesar 0,842 1 β / 2 P0 : Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar 56,2 % =0,562 (Hartono, 2009)

3 Pa : Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap sebesar 0,662~0,7 Pa-P0 :Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi sebesar 10%. Dengan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut: {1,96 n = 0,562(1 0,562) + 0,842 (0,7 0,562) 0,7(1 0,7)} 2 (0, ,385) n = 2 (0,7 0,562) 2 n = 95,78 ~ 100 orang Berdasarkan perhitungan besar sampel di atas, didapatkan besar sampel yang diteliti sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode systematic random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan jumlah populasi 253 orang, dengan sampel yang diinginkan sebanyak 100 orang, berarti k = 253 : 96 = 2,6 ~ 3. Unsur pertama dapat dipilih secara random dari nomor 1-3. Sampel yang terpilih nomor 3 maka sampel berikutnya adalah (3+3)= 6, (3+6) = 9, (3+9) = 12, (3+12) = 19, dan seterusnya sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 orang (Singarimbun, 2011). Ada5 Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat yang memiliki bayi berusia 9-12 bulan yaitu terdiri dari Desa Bukit Jengkol terdapat 45 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 15 orang, di Desa Alur Cempedak terdapat 63 orang yang mempunyai bayi usia 9-12

4 bulan dan diambil sampel sebanyak 21 orang, di Desa Sei Meran terdapat 34 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 12 orang, di Desa Pulau Sembilan terdapat 40 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan siambil sampel 14 orangkemudian di Desa Pangkalan Siata terdapat 71 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel sebanyak 38 orang. Adapun kriteria Inklusidan Eksklusi di dalam proposal penelitian ini adalah: 1. Kriteria Inklusi a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. b. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria Eksklusi a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) namun tidak pernah membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat b. Tidak bersedia menjadi responden. 3.4 Metode Pengumpulan Data Sumber Data 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung pada subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner terhadap faktor-faktor yang

5 berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). 2. Data sekunder Data sekunder diambil dari data rekam medik di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Pengolahan data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut : a. Editing (pemeriksaan data) Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atau pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan wawancara dan observasi kembali kepada responden. b. Coding (pemberian kode) Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan computer c. Entry (pemasukan data ke komputer) Data yang telah terkumpul dan tersusun secara tepat dimasukkan ke program komputer untuk dianalisis.

6 d. Cleaning data Pemeriksaan kembali semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan dengan cara mengukur korelasi antar variabel dengan melihat nilai corrected item total corelation, dengan ketentuan bila nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan pertanyaan tersebut valid dan sedangkan uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid. Uji validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan sebelum penelitian. Uji coba kuesioner akan dilakukan kepada ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kabupaten Langkat sebanyak 30 responden dengan karakteristik yang relatif sama dengan penduduk di lokasi penelitian. uji validitas instrumen (kuesioner) pada df = 28, α = 0,05 sebesar 0,361. Item pertanyaan dikatakan valid apabila nilai Item-Total Correlation > 0,361 dan dinyatakan tidak valid apabila nilai Item-Total Correlation < 0,361. Teknik untuk menghitung indeks reliabilitas alat ukur menggunakan Cronbach Alpha. Ketentuannya adalah apabila nilai Cronbach s Alpha > r tabel (0,600) maka butir kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel atau handal, dan jika nilai yang diperoleh <r tabel (0,600) maka dinyatakan tidak reliabel (Ridwan, 2007).

7 3.6. Defenisi Operasional Variabel Dependent Tindakan adalah perilaku ibu yang membawa bayinya untuk memperoleh imunisasi dasar di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara Variabel Independen 1. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah ditamatkan oleh ibu bayi. 2. Pengetahuan adalah pemahaman ibu tentang imunisasi apa saja yang termasuk kedalam imunisasi dasar, manfaat, dan efek samping dari imunisasi itu terhadap bayi. 3. Sikap adalahrespon ibu tentang pemahaman terhadap imunisasi, manfaat, dan efek sampingdari imunisasi dasar terhadap bayi. 4. Dukungan emosional adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk rasa kasih sayang, cinta kasih terhadap ibu dalam membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi dasar. 5. Dukungan penghargaan adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk memberikan nasihat atau bimbingan dan dukungan serta perhatian kepada si ibu seputar tentang imunisasi dasar bayinya. 6. Dukungan informasi adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk memberikan informasi kepada si ibu seputar imunisasi dasar. 7. Dukungan instrumental adalah dukungan yang diberikan keluargasuamidalam bentuk tenaga, waktu, dan biaya untuk membawa bayinya berimunisasi dasar.

8 3.6.3 Imunisasi Dasar Imunisasi dasar adalah bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara keseluruhan yang termasuk dalam imunisasi dasar yaitu: HB0; BCG; Polio 1, 2, 3 dan 4; DPT 1, 2, dan 3; HB 1, 2, dan 3 serta Campak di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Pengukuran Variable dan Metode Pengukuran Pengukuran Variabel Variabel Independent 1. Pengetahuan Variabel pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan pilihan bergandaapabila jawaban responden benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0, pilihan jawaban pengetahuan yang benar tercantum pada kunci jawaban. Skor maksimal pada variabel pengetahuan yaitu 10 dengan skor minimal 0. Skala pengukuran pengetahuan menggunakan skala ordinal dan untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan maka variabel pengetahuan akan diklasifikasikan menjadi 2 kategori menurut (Nursalam, 2011) : 0. Baik, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor total yaitu skor Tidak baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor 0-7.5

9 2. Sikap Variabel sikap menggunakan skala likert dan juga menggunakan 20 pernyataan, yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif, dengan pilihan jawaban sebagai berikut: a. Pernyataan Positif a. Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai 1 b. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2 c. Setuju (S) diberi nilai 3 d. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4 2. Pernyataan Negatif a. Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai 4 b. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3 c. Setuju (S) diberi nilai 2 d. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1 Dari 20 pernyataan pada variabel sikap pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 12, 17, 20. Sedangkan pernyataan negatif pada nomor 4, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19. Skor maksimal variabel sikap 80 dengan skor minimal 20. Variabel sikap dibagi menjadi dua kategori yaitu (Nursalam, 2011): 0. Baik, responden dikategorikan memiliki sikap memengaruhi bila menjawab >75% dari skor total yaitu skor 61-80

10 1. Tidak Baik, responden dikategorikan memiliki sikap tidak memengaruhi bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor Dukungan suami terdiri dari dukungan (instrumental, infomasional, penghargaan, dan emosional) masing-masing variabel dukungan menggunakan pilihan jawaban Ada dan Tidak Ada. Kategori Ada diberi nilai1 dan Tidak Ada diberi nilai0. Skor maksimal pada masing-masing dukungan yaitu 4 dan skor minimal 0. Kategori dukungan suami dibagi menjadi dua kategori yaitu (Nursalam, 2011): 0. Baik, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor total yaitu skor 4 1. Tidak Baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor Variabel Dependent Skala pengukuran terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar menggunakan Skala Guttman yang dikelompokkan dalam 2 pilihan didalam Skala Ordinal yaitu Pemberian Lengkap diberi nilai 1 dan Pemberian Tidak Lengkap diberi nilai0. Variabel tindakan terdiri dari 10 pernyataan dengan skor maksimal 10 dan skor minimal 0. Kategori tindakan dibagi menjadi dua yaitu (Nursalam, 2011): 0. Pemberian lengkap, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor totalyaitu skor Pemberian tidak lengkap, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor 0-7.5

11 3.7.2 Metode Pengukuran Tabel 3.1 Metode Pengukuran No Variabel Alat ukur Jumlah Soal Kategori Skor Skala Ukur 1 Pengetahuan Kuesioner 10 0.Baik Tidak Baik Ordinal 2 Sikap Kuesioner 20 0.Baik Tidak Baik Ordinal 3 Tindakan Kuesioner 10 0.Pemberian Ordinal Lengkap 1.Pemberian tidak Lengkap Dukungan Kuesioner 4 0.Baik 4 Ordinal Instrumental 5 Dukungan Informasional 6 Dukungan Penghargaan 7 Dukungan Emosional 3.8. Metode Analisis Data Univariat 1.Tidak Baik Kuesioner 4 0.Baik 1.Tidak Baik Kuesioner 4 0.Baik 1.Tidak Baik Kuesioner 4 0.Baik 1.Tidak Baik Ordinal Ordinal Ordinal Analisis pada seluruh variabel untuk mendeskripsikan tiap variabel yang akan diteliti seperti faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan, pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional) Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu variabel bebas faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan, pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan

12 informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional) dengan variabel terikat (pemberian imunisasi dasar) dengan menggunakan uji Chi Square. uji Chi Square dapat digunakan untuk mengetahui apakah diantara variabel penelitian terdapat pengaruh/hubungan atau tidak (uji independensi) dengan tingkat kemaknaan p<0, Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk menguji faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan, pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional) terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasarpada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat dengan menggunakan uji statistik Regresi Logistik. Analisis regresi logistik digunakan karena variabel independent faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan,pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional) dan variabel dependent yaitu tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.

13 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat mempunyai luas wilayah km 2 dengan 6 Desa/Kelurahan yang terdiri dari Bukit Jengkol, Alur Cempedak, Sei Meran, Pulau Sembilan, Pulau Kampai, dan Pangkalan Siata. Dari 6 Desa/Kelurahan tersebut terdapat 37 dusun. Jumlah penduduk pada tahun 2015 di Kecamatan Pangkalan Susu yaitu orang dan jumlah rumah tangga No Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Dusun, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Pangkalan Susu Desa/ Kelurahan Luas Wilayah (km 2 ) Jumlah Dusun Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga Kepadatan Penduduk 1 Bukit Jengkol 5, , ,10 2 Alur Cempedak 4, ,60 979,02 3 Sei Meran 27, ,73 68,06 4 Pulau Sembilan 15, ,06 137,70 5 Pulau Kampai 42, ,98 104,74 6 Pangkalan Siata 17, ,99 293,17 Jumlah (Kecamatan) 112, ,83 209, Analisis Univariat Analisis Univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi karakteristik pada responden yang menjadi kelompok pengamatan.

14 4.2.1 Karakteristik Responden Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden, Umur Bayi, dan Pendidikan Variabel Frekuensi (n) Persentase (%) Umur Responden 29 tahun > 29 tahun Total Umur Bayi 10 bulan >10 bulan Total Pendidikan Pendidikan rendah Pendidikan tinggi Total Dari Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden berumur 29 tahun sebanyak 52 orang (52%), umur bayi 10 sebanyak 52 bayi (52%) dan pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (62%) Pengetahuan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan No. Pertanyaan Jawaban Salah Jawaban Benar n % n % 1. Pengertian imunisasi Tujuan imunisasi Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi Usia bayi untukdiberikanimunisasi BCG Berapa kali pemberian imunisasi DPT diberikan pada bayi 6. Berapa kali imunisasi Polio diberikan pada bayi Berapa kali imunisasi Campak diberikan pada bayi Efek samping imunisasi BCG Efek samping imunisasi DPT Resiko bayi yang tidak mendapatkan imunisasi polio

15 Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab benar paling banyak pada tujuan imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 82 orang (82%), Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 80 orang (80%), Efek samping imunisasi DPT sebanyak 82 orang (82%), dan resiko bayi yang tidak mendapatkan imunisasi polio sebanyak 81 orang (81%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Variabel Frekuensi Persentase (%) Pengetahuan Baik Tidak baik Total Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 63 orang (63%) memiliki pengetahun tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar Sikap Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap No. Pernyataan 1. Pemberian imunisasi pada bayi harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 2. Pemberian imunisasi dasar pada bayi harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun. 3. Pemberian imunisasi pada bayi untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. 4. Alasan ibu tidak membawa bayi untuk imunisasi karena dapat menimbulkan sakit seperti demam. 5. Jika bayi demam setelah diimunisasi harus tetap melanjutkan imunisasi selanjutnya. Sangat Sangat Tidak setuju Tidak setuju Setuju Setuju n % n % n % n %

16 Tabel 4.5 (Lanjutan) No. Pernyataan 6. Setiap ibu harus membawa bayinya ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap. 7. Agar pelayanan imunisasi dapat menjangkau seluruh masyarakat maka pemberian imunisasi dapat dilakukan di posyandu terdekat. 8. Imunisasi dasar lengkap yaitu TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Campak tidak boleh diberikan pada bayi yang belum berumur 6 bulan. 9. Bayi tidak boleh diberikan imunisasi sesaat setelah lahir 10. Imunisasi DPT diberikan pada bayi sebanyak 3 kali 11. Pemberian imunisasi Hepatitis tidak harus dilakukan pada bayi usia 0-7 hari. 12. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBC. 13. Imunisasi polio diberikan sebanyak 1 kali. 14. Pemberian imunisasi polio bukan untuk mencegah penyakit polio. 15 Frekuensi (banyaknya) pemberian imunisasi dasar pada bayi adalah 13 kali. 16. Pemberian imunisasi campak bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap berbagai penyakit 17. Imunisasi campak diberikan pada bayi sebanyak 2 kali. 18. Imunisasi Dasar yang diwajibkan pemerintah hanya BCG, DPT, dan Hepatitis B. 19. Agar Jadwal imunisasi teratur, tepat waktu, dan lengkap pada balita, maka kepada ibu tidak perlu diberikan kartu imunisasi yaitu Kartu Menuju Sehat (KMS) 20. Jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang maka bayi tetap melanjutkan imunisasi. Sangat Sangat Tidak setuju Tidak setuju Setuju Setuju n % n % n % n %

17 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden setuju tentang sikap pemberian imunisasi pada bayi untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu sebanyak 56 orang (56%), pemberian imunisasi dasar pada bayi harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun sebanyak 55 orang (55%), pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBCsebanyak 59 orang (59%), dan jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang maka bayi tetap melanjutkan imunisasi sebanyak 60 orang (60%). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Variabel Frekuensi Persentase (%) Sikap Baik Tidak Baik Total Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 orang (65%) memiliki sikap tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar Tindakan Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan No. Pernyataan Ya Tidak n % n % 1. Bayi mendapatkan imunisasi HB0 pada waktu bayi Bayi mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi Bayi mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan Bayi mendapatkan imunisasi Hep.B 1, 2, dan 3 pada waktu bayi 5. Bayi mendapatkan imunisasi Polio 1, 2, 3 dan 4 pada waktu bayi 6. Bayi mendapatkan imunisasi Campak pada waktu bayi Bayi mendapatkan keseluruhan 5 dasar imunisasi (HB0; BCG; DPT 1, 2, dan 3; HB 1, 2, dan 3; Polio 1, 2, 3, dan 4, serta Campak)

18 Tabel 4.7 (Lanjutan) No. Pernyataan Ya Tidak n % n % 8. Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun bayi sedang demam 9. Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari suami 10. Ibu membawa bayi mendapatkan imunisasi jika ada dukungan dari suami Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat paling banyakresponden menjawab ya tentang bayi yang mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi sebanyak 98 orang (98%), bayi yang mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3 pada waktu bayi sebanyak 84 orang (84%), ibu akan tetap membawa bayi anda ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari suami mayoritas menjawab ya sebanyak 84 orang (84%). Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Tindakan Variabel Frekuensi Persentase (%) Tindakan Pemberian Lengkap Pemberian Tidak Lengkap Total Dari Tabel 4.8 diketahui sebanyak 54 orang (54%) memiliki tindakan pemberian imunisasi dasar yang tidak lengkap.

19 4.2.5 Dukungan Suami Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Dukungan Suami No. Pernyataan Ada Tidak n % n % Dukungan Instrumental 1. Suami meluangkan waktu untuk menemani ibu memberikan imunisasi pada bayi Suami memperhatikan jadwal kegiatan untuk pemberian imunisasi 3. Suami bersedia memberikan fasilitas untuk pemberian imunisasi 4. Suami berusaha untuk mencari sarana pelayanan kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi Dukungan Informasional 1. Suamimemberitahu tentang perlunya imunisasi bayi Suami memberitahu tentang manfaat imunisasi bayi Suami memberitahu tentang dampak kalau tidak diimunisasi pada bayi 4. Suami memberitahu tentang bahaya penyakit kalau tidak di imunisasi pada bayi Dukungan Penghargaan 1. Suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu Suami setuju dengan tindakan memberikan imunisasi pada bayi 3. Suami memberikan dukungan penuh terhadap tindakan pemberian imunisasi pada bayi 4. Suami memberikan pujian jika bayi ibu diberikan diimunisasi Dukungan Emosional 1. Suami menunjukkan rasa simpati jika bayi ibu diimunisasi 2. Suami memberikan perhatian terhadap kelengkapan Suami mengucilkan ibu jika bayi ibu tidak diimunisasikan 4. Suami memberikan perhatian pada kelengkapan imunisasi bayi Berdasarakan Tabel 4.98 di atas, dapat diketahui pada dukungan instrumental paling banyak responden menyatakan suami berusaha untuk mencari sarana pelayanan kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi sebanyak 88 orang (88%). Pada

20 dukungan informasional paling banyak respondenmenyatakan suami memberitahu tentang bahaya penyakit kalau tidak di imunisasi pada bayi sebanyak 64 orang (64%). Pada dukungan penghargaan paling banyak responden menyatakan suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu sebanyak 86 orang (86%). Pada dukungan emosional paling banyak responden menyatakan suami menunjukkan rasa simpati jika bayi ibu diimunisasi sebanyak 95 orang (95%). Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga Variabel Frekuensi (n) Persentase (%) Dukungan Instrumental Baik Tidak Baik Total Dukungan Informasional Baik Tidak Baik Total Dukungan Penghargaan Baik Tidak Baik Total Dukungan Emosional Baik Tidak Baik Total Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebanyak 52 orang (52%) memiliki dukungan instrumental tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Pada dukungan informasional sebanyak 62 orang (62%)memiliki dukungan informasional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Pada dukungan penghargaan sebanyak 61 orang (61%) memiliki dukungan penghargaan tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi

21 dasar.pada dukungan emosional sebanyak 55 orang (55%) memiliki dukungan emosional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. 4.3 Analisis Bivariat Chi-Square Tabel 4.11 Hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Variabel Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12) bulan Total P RP Pemberian Pemberian (95% CI) Lengkap Tidak Lengkap n % n % n % Pendidikan Tinggi 36 58, , ,0 0,002 2,206 rendah 10 26, , ,0 (1,245-3,912) Total 46 46, , ,0 Pengetahuan Baik 29 78,4 8 21, ,0 0,0001 2,905 Tidak baik 17 27, , ,0 (1,871-4,510) Total 46 46, , ,0 Sikap Baik 23 65, , ,0 0,004 1,857 Tidak baik 23 35, , ,0 (1,237-2,788) Total 46 46, , ,0 Dukungan Instrumental Baik 30 62, , ,0 0,001 2,031 Tidak baik 16 30, , ,0 (1,279-3,227) Total 46 46, , ,0 Dukungan Informasional Baik 25 65, , ,0 0,002 1,942 Tidak baik 21 33, , ,0 (1,281-2,946) Total 46 46, , ,0 Dukungan Penghargaan Baik 13 33, , ,0 0, Tidak baik 33 54, , ,0 (0,374-1,016) Total 46 46, , ,0 Dukungan Emosional Baik 29 64, , ,0 0,001 2,085 Tidak baik 17 30, , ,0 (1,328-3,273) Total 46 46, , ,0

22 Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel independen (pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosional) dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat ditemukan dari 62 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi terdapat 36 orang (58,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 38 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan rendah terdapat 10 orang (26,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,002< 0,05, artinya ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,206 (95% CI = 1,245-3,912), artinya ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi meempunyai hubungan 2,2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 37 orang ibu dengan pengetahuan kategori baik terdapat 29 orang (78,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 63 orang ibu dengan kategori tidak baik terdapat 17 orang (27,0%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,0001<0,05, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,905 (95% CI = 1,871-4,510), artinya ibu yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik mempunyai hubungan 2,9 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 35 orang ibu dengan sikap kategori baik terdapat 23 orang (65,7%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 65 orang ibu dengan sikap kategori tidak

23 baik terdapat 23 orang (35,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,004<0,05, artinya ada hubungan antara sikap dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,857 (95% CI = 1,237-2,788), artinya ibu yang termasuk dalam kategori sikap baik mempunyai hubungan 1,8 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 48 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori baik terdapat 30 orang (62,5%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 52 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori tidak baik terdapat 16 orang (30,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,001<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan instrumental dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,031 (95% CI =1,279-3,227), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan instrumental baik mempunyai hubungan 2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 38 orang ibu dengan dukungan informasional kategori baik terdapat 25 orang (65,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 62 orang ibu dengan dukungan informasional kategori tidak baik terdapat 21 orang (33,9%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,002<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan informasional dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,942 (95% CI =1,281-2,946), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan informasional

24 baik mempunyai hubungan 1,9 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 39 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori baik terdapat 13 orang (33,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 61 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori tidak baik terdapat 33 orang (54,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,042<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan penghargaan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 0,616 (95% CI = 0,374-1,016), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan penghargaan baik mempunyai hubungan 0,6 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 45 orang ibu dengan dukungan emosional kategori baik terdapat 29 orang (64,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 55 orang ibu dengan dukungan emosional kategori tidak baik terdapat 17 orang (30,9%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,001<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan emosional dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,085 (95% CI =1,328-3,273), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan emosional baik mempunyai hubungan 2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Tabel 4.11 diatas menunjukkan hasil uji chi-square yang digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara faktor-faktor yang berpengaruh (pengetahuan,

25 pendidikan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosional) dengan tindakan pemberian imunisasi pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Hasil uji menunjukkan semua variabel independen berhubungan secara signifikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dengan nilai p<0.05 dan semua variabel independen dapat masuk uji multivariat karena memiliki nilai p< Analisis Multivariat Regresi Logistik Uji Kelayakan Model Regresi Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat tahun Selengkapnya terdapat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.12 Hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Variabel Coefficiant Exp (B) p lower Upper B S.E Pendidikan 1,689 0,675 5,413 0,0120 1,442 20,314 Pengetahuan 2,246 0,674 9,446 0,0010 2,523 35,363 Sikap 2,045 0,706 7,728 0,0040 1,936 30,850 Dukungan Instrumental 1,864 0,668 6,450 0,0050 1,742 23,884 Dukungan Informasional 1,371 0,614 3,941 0,0260 1,182 13,317 Dukungan Penghargaan ,692 0,409 0,1970 0,105 1,590 Dukungan Emosional 1,323 0,630 3,754 0,0360 1,091 12,913 Constant -5,724 1,181 0,0030 0,0001 Variable Dependen : Tindakan Pemberian Imunisasi pada bayi (9-12) bulan

26 Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat hasil uji regresi logistik yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan (pendidikan, pengetahuan, sikap,dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan dan dukungan emosional) terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Variabel pendidikan mempunyai p value 0,0120 (p<0,05), pengetahuan mempunyai p value 0,0010 (p<0,05), sikap mempunyai p value 0,0040 (p<0,05), dukungan instrumental mempunyai p value 0,0050 (p<0,05), dukungan informasional mempunyai p value 0,0260 (p<0,05), dan dukungan emosional mempunyai p value 0,0360 (p<0,05) secara signifikan berhubungan terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dengan nilai p<0.05. Hasil uji regresi logistik menunjukkan yang paling dominan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) adalah variabel pengetahuan dengan nilai sig = 0,0010 dan nilai Exp (B) sebesar 9,446yang berarti responden yang memiliki dukungan pengetahuan yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 9,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang tidak baik. Variabel pendidikan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 5,413 yang berarti responden yang memiliki pendidikan tinggi dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 5,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan rendah. Variabel sikap mempunyai nilai

27 Exp (B) sebesar 7,728 yang berarti responden yang memiliki sikap yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 7,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap tidak baik.variabel dukungan instrumental mempunyai nilai Exp (B) sebesar 6,450 yang berarti responden yang memiliki dukungan instrumentall yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 6,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan instrumental tidak baik. Variabel dukungan informasional mempunyai nilai Exp (B) sebesar 3,941 yang berarti responden yang memiliki dukungan informasional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,9 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan informasional tidak baik. Variabel dukungan emosional mempunyai nilai Exp (B) sebesar 3,754 yang berarti responden yang memiliki dukungan emosional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan emosional tidak baik. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda sebagai berikut: F (Z) = 1 1+ee ( 5,724 +1,689 Dik + 2,246 P + 2,045 S + 1,864 DDDD + 1,371 DDDDDD +1,323 DDDD )

28 Keterangan : F (Z) = Probabilitas tindakan pemberian imunisasi dasar e = Dik = Pendidikan P S DI = Pengetahuan = Sikap = Dukungan Instrumental DIF = Dukungan Informasional DE = Dukungan Emosional Model persamaan regresi logistik yang terbentuk diatas dapat digunakan untuk mengetahui nilai probabilitas responden untuk melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) berdasarkan pendidikan, pengetahuan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional. Dari persamaan diatas didapat nilai konstanta sebesar -5,724yang berarti bahwa jika responden memiliki pendidikan rendah, pengetahuan yang tidak baik, sikap yang tidak baik,dukungan instrumental yang tidak baik, dukungan informasional yang tidak baik, dan dukungan emosional yang tidak baik maka responden tersebut cenderung tidak akan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Hal ini dikarenakan nilai konstanta bertanda negatif. Nilai koefisien dari pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan dalam setiap variabel tersebut, maka kemungkinan responden

29 akan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Hal ini dikarenakan nilai dari koefisien setiap variabel bertanda positif.

30 BAB 5 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016 dalam melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dapat dilihat sebagai berikut. 5.1 Hubungan Pendidikan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kea rah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal menunjuang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra dalam Dewi dan Wawan (2011) Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Dalam penelitian ini pendidikan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendidikan rendah (Tidak Sekolah, SD, SMP) dan pendidikan tinggi (SMA, Perguruan Tinggi). Hasil wawancara menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang termasuk

31 dalam kategori pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (62%) dan 38 orang (38%) termasuk dalam pendidikan rendah. Hasil analisis uji chi square, pada variabel pendidikan dapat diketahui bahwa dari 62 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi terdapat 36 orang (58,1%) yang memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya dan dari 38 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan rendah terdapat 10 orang (26,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel pendidikan mempunyai probabilitas (p=0,002<0,05) yang menunjukkan bahwa variabel pendidikan ibu memiliki hubungan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar lengkap. Variabel pendidikan tersebut memiliki Exp (B) 5,413 (95% CI =1,442-20,314), berarti responden yang memiliki pendidikan tinggi dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 5,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan yang rendah. Hasil penelitian Aini (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak responden dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi (9-12 bulan). Oleh sebab itu, upaya yang dapat dilakukan yakni meningkatkan taraf pendidikan masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat karena perbedaan tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan.

32 5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan melalui, panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan juga merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan subyek penelitian atau responden. Pengukuran pengetahuan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan tidak baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 63 orang (63%) memiliki pengetahun tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 37 orang (37%) memiliki pengetahuan baik. Hasil analisis uji chi square, pada variabel pengetahuan dapat diketahui bahwa dari 63 orang ibu dengan kategori tidak baik terdapat 17 orang (27,0%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 37 orang ibu dengan pengetahuan kategori baik terdapat 29 orang (78,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel pengetahuan mempunyai nilai probabilitas sebesar (p=0.0001<0.05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan

33 terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara Hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memiliki Exp (B) sebesar 9,446 (95% CI =2,523-35,363), yang berarti responden yang memiliki pengetahuan yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 9,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang tidak baik. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2014) menunjukkan bahwa pengetahuan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan status imunisasi dasar pada bayi. Kemudian Sejalan dengan penelitian Rahmawati (2013) yang juga menyatakan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan status imunisasi dasar, dengan hasil uji statistik p = 0,001. Pengetahuan tidak selalu didapat dari tingginya suatu tingkat pendidikan, karena pengetahuan juga dapat diperoleh dari media massa, pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan akan menentukan seseorang untuk berperilaku baik dalam memelihara kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya yang mungkin dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan promosi kesehatan antara lain penyebarluasan informasi tentang imunisasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.

34 5.3 Hubungan Sikap dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut (Koentjaraningrat, 1983 dikutip Maulana, 2014). Dalam penelitian ini sikap dikategorikan menjadi dua yaitu sikap baik dan sikap tidak baik. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 65 orang (65%) memiliki sikap tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 35 orang (35%) memiliki sikap yang baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi. Hasil analisis uji chi square, dari 65 orang ibu dengan sikap kategori tidak baik terdapat 23 orang (35,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 35 orang ibu dengan sikap kategori baik terdapat 23 orang (65,7%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel Sikap mempunyai nilai probabilitas sebesar (p=0,004<0.05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan sikap terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara Pada variabel pengetahuan memiliki Exp (B) sebesar 7,728 (95% CI =1,963-30,850), yang berarti responden yang memiliki siakp yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 7,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap yang tidak baik.

35 Sejalan dengan penelitian Yanti (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita dengan p value <0.05. Peningkatan cakupan imunisasi melalui perubahan sikap orangtua telah menjadi program yang populer di berbagai negara. Strategi ini ini berasumsi bahwa anak-anak tidak akan di imunisasi secara benar disebabkan orangtua tidak mendapat karena memiliki sikap yang buruk tentang imunisasi. Program imunisasi dapat berhasil jika ada usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan pada orang-orang yang memiliki sikap dan komitmen yang tinggi terhadap imunisasi. Jika suatu intervensi prefentif seperti imunisasi ingin dijalankan secara serius dalam menjawab perubahan pola penyakit dan persoalan pada anak. Faktor sikap merupakan faktor yang timbul dari dalam diri individu sendiri. Tidak membawa anak ketempat pelayanan kesehatan untuk diimunisasi dikarenakan sikap ibu yang buruk dan tidak memahami pentingnya imunisasi. Sebaliknya ibu yang membawa anaknya untuk diimunisasi didorong oleh sikap ibu yang baik dan memahami pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit, mengetahui efek samping badan anak panas setelah diimunisasi merupakan hal yang wajar, memiliki keyakinan vaksin yang disuntikan aman bagi anak dan mendukung program imunisasi yang diberikan petugas kesehatan.

36 5.4 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Menurut Caplan dalam Friedman (1998), keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya keteraturan menjalani terapi, kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, dan terhindarnya penderita dari kelelahan. Dukungan ini juga mencakup bantuan langsung, seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong pekerjaan pada saat penderita mengalami stres. Bentuk dukungan instrumental berupa penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol. Dalam penelitian ini, dukungan instrumental dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan instrumental baik dan dukungan instrumental tidak baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 52 orang (52%) memiliki dukungan instrumental tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 48 orang (48%) memiliki dukungan instrumental baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Hasil analisis uji chi square, pada variabel dukungan instrumental dapat diketahui bahwa dari 52 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori tidak baik

37 terdapat 16 orang (30,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 48 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori baik terdapat 30 orang (62,5%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel dukungan instrumental mempunyai nilai probabilitas (p=0.001<0.05) menunjukkan bahwa pada variabel dukungan instrumental terdapat hubungan yang signifikan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara Variabel dukungan instrumental dengan Exp (B) sebesar 6,450 (95% CI =1,742-23,884), yang berarti responden yang memiliki dukungan instrumental yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 6,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan instrumental yang tidak baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Irfani (2010) yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara dukungan instrumental ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap. 5.5 Hubungan Dukungan Informasional dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Dukungan informasional adalah suami dapat memberikan berbagai informasi kepada ibu tentang pentingnya imunisasi dasar bagi kesehatan anaknya sehingga ibu dapat patuh melaksanakan imunisasi dasar pada anaknya. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam

38 dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Misalnya untuk keluarga yang mempunyai bayi diberi informasi jadwal imunisasi yang ada di lingkungannya. Dalam penelitian ini, dukungan instrumental dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan informasional baik dan dukungan informasional tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada dukungan informasional sebanyak 62 orang (62%) memiliki dukungan informasional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 38 orang (38%) memiliki dukungan informasional baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Hasil analisis uji chi square, pada variabel dukungan informasional dapat diketahui bahwa dari 62 orang ibu dengan dukungan informasional kategori tidak baik terdapat 21 orang (33,9%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 38 orang ibu dengan dukungan informasional kategori baik terdapat 25 orang (65,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel dukungan informasional yang mempunyai nilai probabilitas (p=0.002<0.05) menunjukkan bahwa pada variabel dukungan informasional terdapat hubungan yang signifikan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara Variabel dukungan informasional memiliki Exp (B) sebesar 3,941 (95% CI =1,182-13,317), yang berarti responden yang memiliki dukungan informasional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,9 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan informasional yang tidak baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kenyataan atau data objektif.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu bertujuan untuk menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan menentukan sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSING, PENDUKUNG DAN PENDORONG IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP PADA BALITA (12 BULAN) DI DESA SECANGGANG KECAMATAN SECANGGANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkung keilmuan mencakup bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.1.2 Ruang Lingkup Tempat Lingkup tempat dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasi deksriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke belakang/masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriftif analitik yaitu metode penelitian yang hanya menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat. 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independen dan dependen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek. Penelitian dilakukan di Bagian Sewing CV S Sukoharjo.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek. Penelitian dilakukan di Bagian Sewing CV S Sukoharjo. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek penelitian hanya di observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penilitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan alasan penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Mei 2013. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan terikat (Hidayat, 2007). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Berdasarkan hipotesis yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi karena menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan suami)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (pengetahuan dan sikap) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena jenis penelitian yang menggunakan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian survei analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian survei analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian survei analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional yang artinya tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja

Lebih terperinci

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002). Bab III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu pengambilan atau pengukuran data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan desain potong lintang (Cross sectional) yang dilakukan secara satu waktu atau mengumpulkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gresik karena ibu hamil yang mengalami KEK dan bayi dengan berat lahir rendah masih tinggi. Waktu pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan survei analitik yang mana penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner, serta terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku kesehatan terhadap kejadian karies gigi pada murid

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional di bidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau yang biasa disebut dengan desain penelitian observasional analitik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau yang biasa disebut dengan desain penelitian observasional analitik. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi atau yang biasa disebut dengan desain penelitian observasional analitik. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.

Lebih terperinci