BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross sectionalbertujuan untuk mengetahui hubunganumur, jumlah anak, pengetahuan dan dukungan suami terhadap rendahnya keikutsertaan dalam penggunaan MKJP pada wanita pasangan usia subur di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Juli Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi dan bertempat tinggal di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun

2 3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Lameshow (1997) sebagai berikut: n Z1 / 2 Po(1 Po Pa Po Z1 2 Pa(1 Pa 2 n 1,96 0,5(1 0,5 1,282 0,7 0,5 2 0,7(1 0,7) 2 n 61,43 Keterangan: = Besar Sampel = Nilai distribusi normal baku pada α 5% sebesar 1,96 = Nilai distribusi normal baku pada β 10% sebesar 1,282 = Proporsi pemakaian MKJP sebelumnya 50% (0,5) = Proporsi pemakaian MKJP yang diharapkan 70% (0,7) Berdasarkan perhitungan besar sampel, maka besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 62 wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi. 34

3 3.5 Tehnik Pengambilan Sampel Penarikan sampel dari masing-masing alat kontrasepsi yang digunakan dilakukan secara acak sederhana (tehnik random sampling) dimana semua individu dalam populasi, baik secara sendiri atau bersama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Notoatmodjo, 2010). 1. Kriteria Inklusi: a. Akseptor merupakan peserta KB aktif b. Pengguna Non MKJP yang belum pernah menggunakan MKJP 3.6 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan jumlah wanita pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi MKJP dan Non MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin dengan menggunakan instrument berupa kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. 2. Data sekunder penelitian diperoleh dari laporan-laporan, catatan atau dokumen dari Petugas Lapangan KB (PLKB). Data yang didapat adalah jumlah penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang dan non jangka panjang bulan November Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan(notoatmodjo, 2010) Variabel Dependen Penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah cara kontrasepsi berjangka panjang yang dalam penggunaanya mempunyai efektivitas 35

4 dan tingkat kelangsungan pemakaiaannya yang tinggi dengan angka kegagalan yang rendah seperti (IUD, Implan, MOW). Pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang dikategorikan atas : 1. MKJP 2. Non MKJP Variabel Independen No Variabel Defenisi Operasional 1 Umur Umur wanita pasangan usia saat pertama kali menggunakan alat kontrasepsi 2 Jumlah Banyaknya anak Anak hidup dalam satu keluarga 3 Pengetahuan Pengetahuan adalah Segala tahu yang dimiliki wanita pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi 4 Dukungan Suami Pernyataan responden tentang suami yang memberi motivasi, dukungan dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP. Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Angket Kuesioner Dikelompokkan Ordinal berdasarkan 1. <20 tahun tahun 3. >30 tahun Angket Kuesioner 1. 2 anak Ordinal 2. >2 anak Angket Kuesioner Dikelompokan berdasarkan kategori: 1. Baik 50% 2. Kurang <50% Angket Kuesioner Dikelompokan berdasarkan kategori: 1. Mendukung 2. Tidak Mendukung Ordinal Ordinal 36

5 3.7 Aspek Pengukuran 1. Umur Umur dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan penggunaan kontrasepsi rasional menurut umur (Pinem, 2009). a. <20 tahun. b tahun. c. >30 tahun. 2. Jumlah Anak Jumlah anak didalam satu keluarga. Selanjutnya dari hasil pengukuran jumlah anak hidup dikategorikan berdasarkan tujuan Program Keluarga Berencana (BKKBN, 2014). a. Sedikit (Apabila wanita pasangan usia subur mempunyai anak 2). b. Banyak (Apabila wanita pasangan usia subur mempunyai anak >2). 3. Pengetahuan Pengetahuan diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang di ajukan adalah 30 pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan diberi skor 1 dan jawaban yang salah akan diberi skor 0. Total skor maksimal 30 dan total skor minimal adalah 0. Variabel pengetahuan memiliki skor tertinggi 30 dan nilai terendah 0. Berdasarkan kriteria di atas maka dapat di kategorikan tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut : a. Baik, apabila total nilai 50% atau 15 skor total yang benar dari 30 pertanyaan. 37

6 b. Kurang, apabila total nilai <50% dari total skor yang diperoleh <15 skor total yang benar dari 30 pertanyaan (Effendi, 2012). 4. Dukungan Suami Dukungan suami diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara memberi skor pada 3 pertanyaan, dengan sistem skor: 1 untuk jawaban Ya, dan 0 untuk jawaban Tidak. Variabel dukungan suami memiliki skor tertinggi 3 dan nilai terendah 0. Berdasarkan kriteria di atas maka dukungan suami dikategorikan : a. Mendukung jika total skor responden >50% dari total skor yang diperoleh 2 b. Tidak mendukung jika total skor responden <50% dari total skor yang diperoleh <2 3.8 Teknik Analisis Data 1. Analisis Univariat Untuk menggambarkan (mendeskripsikan) masing masing variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Analisis Bivariat Untuk melihat hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen yang meliputi umur, jumlah anak, pengetahuan dan dukungan suami dalam penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 dengan menggunakan uji chisquare yaitu dengan derajat kepercayaan 95 %, α = 0, Ho ditolak jika p < α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. 38

7 2. Ho diterima jika p > α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variable dependen. 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir butir pertanyaan pada kuesioner pada sampel penelitian harus diuji validitas dan reliabilitas melalui uji Pearson Correlation. Responden yang dijadikan uji coba adalah 62 wanita pasangan usia subur yang berada di Desa Nagur Kecamatan Tanjung Beingin. Untuk menginterpretasikan hasil statistik uji validitas dipergunakan nilai dari Corected item total correlation yang dibandingkan dengan nilai dari Corected item total correlation lebih besar dari rtabel (0,250). Sedangkan menginterprestasikan hasil statistik uji reliabilitas dipergunakan Cronbach Alpha. Dikatakan reliabel jika nilai dari Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2005 dan Kuncoro, 2003). Berdasarkan hasil uji validitas dan reabilitas maka dikatakan bahwa kuesioner dengan jumlah pertanyaan pada bagian pengetahuan 30 butir, dukungan suami 3 butir ini valid dan reliabel serta layak untuk digunakan dalam penelitian. 39

8 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Mangga Dua berada pada ketinggian antara+ 5 m 7 m diatas permukaan laut berada pada wilayah dataran rendah, beriklim tropis dengan suhu minimum antara 26º C 28º C. Desa Mangga Dua salah satu Desa yang berada di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Secara Geografis Desa Mangga Dua memiliki luas 621 Ha, terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun I yang mempunyai luas 160 Ha, Dusun II 162 Ha, Dusun III 165 Ha dan Dusun IV dengan luas 144 Ha. Secara geografi maka batas-batas Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Nagur Kecamatan Tanjung Beringin - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sei Rejo Kecamatan Sei Rampah - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pekan Kecamatan Tanjung Beringin - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Suka Jadi Kecamatan Tanjung Beringin 4.2 Gambaran Pelaksanaan dan Pencapaian Program KB Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) adalah institusi pemerintah daerah yang bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan dan pencapaian program KB di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. Jumlah Pasangan Usia Subur di Kecamatan Tanjung Beringin yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 7539 orang dan yang menjadi peserta KB 40

9 sebanyak 5396 orang sedangkan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 2143 orang (PLKB, 2016). Jumlah penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur menurut metode/cara yang digunakan dapat di lihat pada tabel 4.2 Tabel 4.1 Pemakaian Alat Kontrasepsi di Kecamatan Tanjung Beringin No Desa IUD MOW MOP KDM Implan Suntik Pil 1 Mangga Dua Nagur Suka Jadi Pematang Cermai 5 Tebing Tinggi Bagan Kuala Pematang Terang 8 Pekan Sumber PLKB Kecamatan Tanjung Beringin November Analisis Univariat Analisis Univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi: faktor umur, faktor jumlah anak, faktor pengetahuan, dan faktor dukungan suami Karakteristik Akseptor KB Aktif Karakteristik wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti dalam penelitian ini meliputi umur, jumlah anak, pengetahuan dan dukungan suami di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. 41

10 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Akseptor KB aktif No Jumlah Karakteristik Responden N % 1 Umur >30 2 Jumlah Anak Sedikit Banyak 3 Pengetahuan Baik Kurang 4 Dukungan Suami Mendukung Tidak Mendukung 47 75, , , , , , , ,9 Jumlah ,0 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 62 wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi yang telah diteliti sebagian besar wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi berumur antara yaitu sebanyak 47 akseptor (75,8%) sedangkan yang berumur >30 sebanyak 15 akseptor (24,2%). Berdasarkan jumlah anak yang dimiliki wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi, 27 akseptor (43,5%) memiliki anak sedikit dan 35 akseptor (56,5%) memiliki anak banyak. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi yang berpengetahuan baik sebanyak 35 akseptor (56,5%) sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 27 akseptor (43,5%). Berdasarkan dukungan suami wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 36 suami (58,1%) yang mendukung sedangkan yang tidak mendukung ada sebanyak 26 suami (41,9%). 42

11 4.3.2 Distribusi Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP dan non MKJP yang Digunakan Wanita Pasangan Usia Subur di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. Untuk melihat distribusi penggunaan alat kontrasepsi MKJP dan Non MKJP yang di gunakan wanita pasangan usia subur di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP dan Non MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. No Jumlah Penggunaan alat kontrasepsi N % 1 MKJP 25 40,3 2 Non MKJP 37 59,7 Jumlah ,0 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas wanita pasangan usia subur menggunakan Non MKJP yaitu sebanyak 37 akseptor (59,7) dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP sebanyak 25 akseptor (40,3) Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Pengggunaan Alat Kontrasepsi MKJP dan Non MKJP. Untuk melihat frekuensi pengetahuan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi MKJP dan Non MKJP sebanyak 30 pertanyaan dan dijabarkan pada Tabel 4.5 sebagai berikut. 43

12 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP dan Non MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. No Jawaban Uraian Jawaban Pengetahuan Benar Salah N % N % 1 Pil merupakan alat kontrasepsi yang 56 90,3 6 9,7 penggunaannya harus di minum setiap hari 2 Kelemahan pemakaian kontrasepsi Pil dapat 44 71, ,0 mengurangi produksi ASI 3 Efek samping penggunaan alat kontrasepsi Pil 48 77, ,6 bisa menaikkan berat badan 4 Pemakaian alat kontrasepsi Suntik tidak dapat 44 71, ,0 dilakukan sendiri harus di bantu dengan tenaga kesehatan 5 Efek samping penggunaan alat kontrasepsi 41 66, ,9 Suntik bisa menaikkan berat badan 6 Alat kontrasepsi suntik merupakan suntikan 56 90,3 6 9,7 hormonal untuk mencegah kehamilan 7 Alat kontrasepsi suntik bisa mengakibatkan 38 61, ,7 terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan 8 Alat kontrasepsi Implan merupakan alat 41 66, ,9 kontrasepsi yang berjangka panjang 9 Pemasangan alat kontrasepsi Implan 41 66, ,9 dipasangkan di bokong 10 Penggunaan kontrasepsi Implan efektif selama 40 64, ,5 3-5 tahun 11 Kegunaan Implan adalah tidak mempengaruhi 30 48, ,6 ASI 12 Implan di pasang pada lengan kiri 33 53, ,8 13 Kontrasepsi implan tidak perlu dilakukan 31 50, ,0 periksaan dalam untuk pemasangan 14 IUD/spiral merupakan alat kontrasepsi yang 36 58, ,9 masa pemakaiannya berjangka panjang 15 Alat kontrasepsi IUD/spiral yaitu alat yang cara 33 53, ,8 penggunaannya di masukkan ke dalam rahim 16 Pemasangan IUD/spiral hanya boleh dipasang 37 59, ,3 oleh petugas kesehatan yang terlatih 17 IUD/spiral tidak mempengaruhi produksi ASI 27 43, ,5 18 IUD/spiral tidak mempengaruhi hubungan 27 43, ,5 seksual 19 IUD/spiral dapat dipasang segera setelah 27 43, ,5 melahirkan 20 IUD/spiral dapat dibuka sebelum waktunya bila terjadi Infeksi atau pendarahan 30 48, ,6 44

13 21 IUD/spiral dapat dibuka segera ketika ibu ingin punya anak lagi 22 IUD/spiral dapat digunakan dalam waktu jangka panjang yaitu 5 sampai 10 tahun 23 MOW (Metode Operasi Wanita) adalah alat/metode kontrasepsi yang penggunaannya berjangka panjang 24 MOW (Metode Operasi Wanita) boleh dipasang pada saat hamil 25 MOW (Metode Operasi Wanita) harus dilakukan oleh dokter yang terlatih 26 MOW (Metode Operasi Wanita) bersifat permanen 27 MOW dilakukan harus mendapat persetujuan suami 28 MOW (Metode Operasi Wanita) tidak boleh di lakukan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit jantung 29 MOW (Metode Operasi Wanita) tidak boleh dilakukan pada saat ibu sedang hamil 30 MOW (Metode Operasi Wanita) tidak boleh dilakukan apabila belum melakukan persetujuan tertulis 31 50, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,6 Berdasarkan hasil penelitian dari setiap pertanyaan yang dijawab responden menunjukkan bahwa sebesar 75,8% wanita pasangan usia subur tidak mengerti Metode Operasi Wanita (MOW) bersifat permanen. Sebesar 56,5% wanita pasangan usia subur tidak paham akan manfaat kontrasepsi IUD. Kemudian sebesar 51,6% wanita pasangan usia subur tidak tahu Implan tidak mempengaruhi ASI. 4.4 Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara masing masing variabel yang meliputi umur, jumlah anak, pengetahuan dan dukungan suami dengan variabel terikat yaitu penggunaan MKJP menggunakan uji chi- 45

14 square. Dikatakan ada hubungan yang bermakna secara statistik jika diperoleh nilai P < 0, Hubungan Umur, Jumlah Anak, Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. Untuk melihat hubungan umur, jumlah anak, pengetahuan dan dukungan suami terhadap penggunaan MKJP dan Non MKJP yang di gunakan wanita pasangan usia subur dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.5 Hubungan Umur, Jumlah Anak, Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. Penggunaan Alat Total No Variable Kontrasepsi MKJP Non MKJP N % N % N % P value 1 Umur , , ,001 > Jumlah Anak Sedikit 16 59, , ,008 Banyak 9 25, , Pengetahuan Baik 22 62, , ,001 Kurang 3 11, , Dukungan Suami Mendukung 25 69, , ,001 Tidak Mendukung Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP dengan rentang umur tahun sebanyak 13 orang atau sebesar 27,6% dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP dengan rentang >30 tahun sebanyak 12 atau sebesar 80%. Sedangkan wanita pasangan 46

15 usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP dengan rentang umur tahun sebanyak 34 orang atau sebesar 72,4% dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP dengan rentang umur >30 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 20,0%. Kemudian wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP memiliki 2 anak sebanyak 16 orang atau sebesar 59,3% dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP memiliki >2 anak sebesar 9 orang atau sebesar 25,7%. Sedangkan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP memiliki 2 anak sebanyak 11 orang atau sebesar 40,7% dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP memiliki >2 anak sebanyak 26 orang atau sebesar 74,3%. Selain itu wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP berpengetahuan baik sebanyak 22 orang atau sebesar 62,9% dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang atau sebesar 11,1%. Sedangkan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP yang berpengetahuan baik sebanyak 13 atau sebesar 37,1% dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP berpengetahuan kurang sebanyak 24 atau sebesar 88,9%. Kemudian wanita pasangan usia subur yang mengggunakan MKJP mendapat dukungan suami sebanyak 25 orang atau sebesar 69,4% dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP tidak mendapat dukungan suami sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Sedangkan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP mendapat dukungan suami sebanyak 47

16 11 orang atau sebesar 30,6% dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP tidak mendapat dukungan suami sebanyak 26 orang atau sebesar 100%. 48

17 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Umur dengan Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan umur dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin yaitu dapat dilihat dari 62 wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi umur tahun sebanyak 47 orang (75,8%), sedangkan wanita pasangan usia subur yang berumur diatas 30 tahun sebanyak 15 orang (24,2%). Hasil tabulasi silang antara umur dengan penggunaan MKJP dan Non MKJP pada wanita pasangan usia subur yang memiliki umur tahun sebanyak 13 orang (27,6%) dan >30 tahun sebanyak 12 orang (80%), sedangkan wanita pasangan usia subur yang menggunakan Non MKJP memiliki umur tahun sebanyak 34 (72,4%) orang dan >30 tahun sebanyak 3 orang (20%). Berdasarkan hasil statistik uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang siqnifikan antara umur dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP (p=0,001). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) di Polindes Tebalo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan umur responden dengan penggunaan alat kontrasepsi, pengguna Non MKJP sebagian besar berumur 20 30tahun dan pengguna MKJP sebagian besar berumur >30 tahun. Terdapat 49

18 pengaruh umur responden dengan rendahnya keikutsertaan PUS dalampenggunakan MKJP. Pada penelitian Anita (2014) di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud, responden berumur >30 tahun lebih banyak memilih MKJP dibandingkan dengan responden menggunakan Non MKJP. Penelitian yang sama dilakukan oleh Pramono dan Ulfa (2012) di Semarang dimana pada penelitiannya disebutkan bahwa ada hubungan antara umur dengan pemilihan kontrasepsi MKJP, sejalan dengan penelitian Anita dkk (2014) Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud ada hubungan yang signifikan antara umur dengan pemilihan kontrasepsi MKJP (p=0,052). Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Friska (2015) di wilayah kerja Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan penggunaan MKJP (p=0,203). 5.2 Hubungan Jumlah Anak dengan Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan jumlah anak dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin yaitu dapat dilihat dari 62 wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi dengan paritas 2 anak sebanyak 35 orang atau sebesar (56,5%) dan wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi dengan paritas >2 anak sebanyak 27 orang atau sebesar (43,5). 50

19 Hasil tabulasi silang antara jumlah anak dengan penggunaan MKJP dan Non MKJP pada wanita pasangan usia subur yang memiliki jumlah anak 2 sebanyak 16 orang (59,3%) dan jumlah anak >2 sebanyak 9 orang (25,7%) kemudian wanita pasangan usia subur yang menggunakan Non MKJP dengan jumlah anak 2 sebanyak 11 orang (40,7%) dan dengan jumlah anak >2 sebanyak 26 orang (74,3%). Berdasarkan hasil statistik uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang siqnifikan antara jumlah anak dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP (p=0,008). Penelitian yang sama dilakukan oleh Sri dan Desmarnita (2013)diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan Matramandimana pada penelitiannya disebutkan bahwa ada hubungan antara jumlah anak dengan penggunaan MKJP dengan nilai p=0,001, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anita dkk (2014) dipuskesmas Damau Kabupaten Talaud menyatakan tidak ada hubungan jumlah anak dengan penggunaan kontrasepsi MKJP dengan nilai p=0,726. Pasangan Usia Subur (PUS) usia muda dengan jumlah anak sedikit atau disebut dengan Pus Muda Paritas Rendah (Puspuren) sangat besar pengaruhnya terhadap penurunan angka kelahiran saat ini dibandingkan dengan peserta KB dari Pus Usia Tua Paritas Tinggi atau disebut dengan Pustupati. Oleh karena itu pasangan yang mempunyai anak lebih sedikit atau 2 anak dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi yang efektif dan mempunyai masa pakai cukup lama agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan mampu mengatur jarak kelahiran yang aman. Tak lain tujuan ini sangat baik untuk penurunan jumlah penduduk. 51

20 5.3 Hubungan Pengetahuan dengan Keikutsetaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan pengetahuan dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin yaitu dapat dilihat dari 62 wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi yang memiliki pengetahuan baik 35 orang (56,5%) sedangkan pengetahuan kurang sebanyak 27 orang (43,5%). Hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan penggunaan MKJP dan Non MKJP pada wanita pasangan usia subur yang memiliki pengetahuan kurang adalah 3 orang (11,1%) dan 24 orang (88,9%). Hasil statistik uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang siqnifikan antara pengetahuan dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP (p=0,001), artinya bahwa pengetahuan responden sangat berpengaruh untuk mendukung wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Choiriah (2010) bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP dengan hasil uji nilai p<α=0,05. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elisa (2014) yang mengatakan bahwa ada hubungan pengetahuan yang signifikan dalam penggunaan MKJP pada wanita pasangan usia subur (p=0,002). Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh sandro (2010) yang mengatakan 52

21 bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan MKJP pada wanita pasangan usia subur (p=0,348). Pengetahuan wanita pasangan usia subur yang baik tentang hakekat program KB akan mempengaruhi mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi yang akan digunakan termasuk keleluasaan atau kebebasan pilihan, kecocokan, pemilihan efektif tidaknya, kenyamanan dan keamanan, juga dalam memilih pemilihan yang lebih sesuai dan lengkap karena wawasan sudah lebih baik, sehingga dengan demikian kesadaran mereka tinggi untuk terus memanfaatkan pelayanan (Purba, 2014). Hal ini sesuai dengan pendapat Blum dan Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa tindakan seorang individu termasuk kemandirian dan tanggung jawab dalam berprilaku sangat dipengaruhi oleh dominan kognitif atau pengetahuan. Tindakan kemandirian setiap individu yang lebih nyata akan lebih langgeng dan bertahan apabila hal ini didasari oleh pengetahuan yang kuat. Dari hasil penelitian yang didapat untuk meningkatkan keikutsertaan penggunaan MKJP pada wanita pasangan usia subur di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan mereka mengenai MKJP. Petugas Pelaksana Keluarga Berencana (PLKB) merupakan ujung tombak pengelola KB di lapangan. Para penyuluh KB adalah juru penerang untuk keluarga dan terutama bagi wanita pasangan usia subur menuju perubahan. Penyuluhan KB juga merupakan kompenen penting dalam upaya penurunan angka kelahiran dan nantinya akan mengurangi lonjakan jumlah penduduk. Petugas lapangan keluarga berencana diharapkan mampu memberikan informasi yang cukup mengenai MKJP kepada wanita pasangan usia subur. 53

22 5.4 Hubungan Dukungan Suami dengan Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun Bagi seorang perempuan, suami merupakan orang penting dalam hidupnya yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, di antaranya adalah keputusan tentang penggunaan kontrasepsi apa yang akan digunakannya. Notoatmojo (2010) menjelaskan bahwa Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan cenderung untuk diikuti dan patuh dengan apa yang dikatannya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan dukungan suami dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin yaitu mendukung 36 orang (58,0%) sedangkan tidak mendukung sebanyak 26 orang (41,9%). Hasil tabulasi silang antara dukungan suami dengan penggunaan MKJP dan Non MKJP pada wanita pasangan usia subur yaitu mendukung 25 orang (69,4%) dan tidak mendukung 0 orang (0%) sedangkan penggunaan Non MKJP yaitu mendukung 11 orang (30,6%) dan tidak mendukung 26 orang (100%). Berdasarkan hasil statistik uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang siqnifikan antara dukungan suami dengan penggunaan MKJP pada wanita pasangan usia subur (p=0,001), artinya bahwa dukungan suami dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP sangat berpengaruh untuk medukung wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP. Penelitian ini sesuai dengan 54

23 penelitian asmawarni (2012) bahwa terdapat hubungan dukungan suami dengan penggunaan MKJP pada wanita pasangan usia subur p=0,001. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri dkk (2013) dukungan suami mempunyai hubungan yang bermakna dengan penggunaan MKJP bahwa ibu yang mendapatkan dukungan suami akan menggunakan MKJP dibandingkan dengan ibu yang kurang mendapat dukungan suami. Sejalan dengan penelitian diatas hasil penelitian (Putri, 2014) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan penggunaan MKJP pada wanita pasangan usia subur di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Bentuk partisipasi suami dalam penggunaan MKJP ini sendiri adalah mendukung istri dalam memilih dan menggunakan MKJP dan memberikan kebebasan kepada istri untuk menggunakan kontrasepsi tersebut. Partisipasi suami dalam program KB dan Kesehatan Reproduksi merupakan faktor yang berperan dalam mewujudkan suami yang bertanggung jawab dalam KB dan kesehatan reproduksi. Partisipasi ini akan dapat terwujud apabila berbagai informasi yang berkaitan dengan hal itu tersedia secara lengkap, apalagi kita ketahui bersama bahwa salah satu penyebab rendahnya partisipasi pria/suami dalam KB dan Kesehatan reproduksi adalah masih terbatasnya informasi khususnya bagi pasangan suami istri (BKKBN, 2011). Untuk meningkatkan partisipasi suami dalam mendukung istri memilih dan menggunakan alat kontrasepsi yang tepat suami harus mempunyai pengetahuan yang baik mengenai apa itu alat kontrasepsi dan apa saja keuntungan 55

24 alat kontrasepsi tersebut. Oleh sebab itu Petugas Lapangan Keluarga Berencana dan Bidan Desa harus mengikutsertakan suami dalam setiap kegiatan dan penyuluhan yang dilakukan di Desa Mangga Dua agar suami dapat memahami kelebihan dan kekurangan dari alat kontrasepsi sehingga suami mempunyai pengetahuan yang baik dan diharapakan dengan pengetahuan itu suami dapat berpartisipasi dalam menentukan istri menggunakan alat kontrasepsi yang tepat dan dalam pemakaian mempunyai resiko kegagalan lebih sedikit. 56

25 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara umur dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP dimana wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi dengan rentang umur lebih banyak menggunakan MKJP di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. 2. Ada hubungan antara jumlah anak dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP dimana wanita pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi MKJP mempunyai anak sedikit di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. 3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan MKJP dimana wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP mempunyai pengetahuan baik di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. 4. Ada hubungan antara dukungan suami dengan keikutsertaan wanita passangan usia subur dalam penggunaan MKJP dimana wanita pasangan usia subur yang menggunakan MKJP mendapat dukungan suami di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin. 57

26 6.2 Saran 1. Diharapkan bagi Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) agar lebih aktif lagi dalam memberikan informasi mengenai alat kontrasepsi yang penggunaannya berjangka panjang dan mempunyai angka kegagalan yang rendah pada wanita pasangan usia subur yang usia muda dengan jumlah anak sedikit agar bisa mengatur jarak kelahiran dan jumlah anak ideal. Memberikan informasi yang cukup bukan hanya kepada istri tetapi juga kepada suami, karena suami sangat berperan penting dalam menentukan penggunaan alat kontrasepsi apa yang digunakan oleh istri. 2. Diharapkan bagi Bidan Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin untuk dapat memberikan informasi lebih mengenai metode kontrasepsi yang dalam penggunaannya berjangka panjang dan mempunyai angka kegagalan rendah kepada wanita pasangan usia subur dan juga kepada suami agar mereka mempunyai pengetahuan yang baik mengenai alat kontrasepsi tersebut yang diharapkan ketika mereka mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi berjangka panjang, mereka dapat menentukan pilihan dan mampu mengatur dan mencegah kelahiran yang tidak diinginkan. 58

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden : LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN Hubungan Akses KB Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal Pada Akseptor KB Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kec.Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya pertumbuhan penduduk maka semakin

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian discriptive corelation yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik (menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik (menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik (menggambarkan pemakaian alat kontrasepsi pada wanita usia subur ( WUS) di Puskesmas Satelit Bandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud Anita Lontaan 1, Kusmiyati 2, Robin Dompas 3 1,2,3. Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Ridha Andria 1*) 1 Dosen STIKes Darussalam Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program KB di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1957, namun masih jadi urusan kesehatan dan bukan menjadi urusan kependudukan. Sejalan dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Yeti Yuwansyah Penggunaan alat kontrasepsi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak masalah kependudukan dan belum bisa teratasi hingga saat ini. Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ketahun. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Paritas Riwayat Keluarga Penggunaan KB Hormonal Kanker Payudara Riwayat Kanker Sebelumnya Status Perkawinan Gambar 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iga Sukma Anggriani 201410104236 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional dengan pendekatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional dengan pendekatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) dimana proses pengambilan data dilakukan dalam waktu

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ORIGINAL RESEARCH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENGGUNAKAN NON METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (NON MKJP) DI KOTA PONTIANAK Tisa Gusmiah 1, Surtikanti 1, Ronni Effendi 1 1 Sekolah

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi akibat dari tingginya angka laju pertumbuhan penduduk.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB Risneni 1) dan Helmi Yenie 2) 1) 2) Jurusan Kebidanan poltekkes kemenkes Tanjngkarang Abstrak. Rekapitulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan crosssectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamik korelasi antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Rosmadewi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang E-mail:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus adalah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH JURNAL SKRIPSI Diajukanuntuk melengkapi tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) berpotensi meningkatkan status kesehatan wanita dan menyelamatkan kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memungkinkan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara Sarce Pinontoan 1, Sesca D. Solang 2, Sandra G.J. Tombokan 3 1. Puskesmas Tatelu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah non eksperimental dengan pendekatan cohort prospektif. Setelah itu data yang sudah ada akan dilakukan uji chisquare. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organization) adalah

Lebih terperinci

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1 KESESUAIAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI (STUDI KASUS DI KABUPATEN PACITAN) Asasih Villasari, S.SiT 1), Yeni Utami 2) (Prodi Kebidanan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

Oleh : Eti Wati ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA PUS DI DESA KANCANA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Eti Wati ABSTRAK

Lebih terperinci

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (633-646) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN PERILAKU PRIA DALAM BERPARTISIPASI MENGGUNAKAN METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN LEMBAR KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN AKSEPTOR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SERING KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN TAHUN 2015 Nama Responden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk dunia pada tahun 2013 mengalami peningkatan lebih tinggi dari perkiraan dua tahun yang lalu. Jumlah penduduk dunia pada bulan Juli 2013 mencapai

Lebih terperinci

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan KB Hormonal Jenis Pil Dan Suntik Pada Akseptor KB Hormonal Golongan Usia Resiko Tinggi Di Puskesmas Cipageran Cimahi Utara Bulan Juli - Agustus 2010 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BKKBN (2011), pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai program untuk menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu programnya dengan Keluarga Berencana

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Novita Dewi Iswandari 1, Mohdari 2, Maulida Putri* 1 Dosen, Stikes Sari Mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Program KB di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, ditinjau dari sudut, tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan, cara operasional dan dampaknya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL ARSIAH NURHIDAYAH PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk dunia saat ini 7,2 milyar jiwa (menurut CIA World Factbook Tahun 2015). Indonesia menduduki urutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak setelah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE () PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Novayanti Murdaningsih,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

I. Identitas Informan 1. Nama : Umur : Pendidikan : Alamat :...

I. Identitas Informan 1. Nama : Umur : Pendidikan : Alamat :... Lampiran 1. Pedoman Wawancara PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP PERSEPSI ISTRI DALAM PENGGUNAN KB HORMONAL DAN NON HORMONAL DI DESA DURIN JANGAK KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 I. Identitas

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK CYCLOFEM ( 1 BULAN ) DENGAN KEPATUHAN JADWAL PENYUNTIKAN ULANG DI DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA Ita Rahmawati 1, Asmawahyunita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu progamnya dengan Keluarga Berencana Nasional sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi.. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA TERHADAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA PUS DI DESA BLANG LANCANG KECAMATAN JEUNIEB KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2016 Dewi Lisnianti 1*) dan Desi Safriani

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG 33 HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG Abstrak Ratih Ruhayati, S.ST, M.Keb Alat Kontrasepsi

Lebih terperinci

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI Oleh: Elisya Handayani S, S.ST Efek samping yang paling tinggi frekuensinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh Negara berkembang termasuk Negara Indonesia. Negara Indonesia mempunyai masalah yang komplek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

Nuke Devi Indrawati.   Tlp : ABSTRAK ANALISIS FAKTOR KEBIJAKAN DAN PENGETAHUAN TENTANG PELAYANAN KB YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR AKSEPTOR KB DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Nuke

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE. TAHUN 2013 Nurbaiti Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda

Lebih terperinci

Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang

Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang Hubungan Usia dan Partus Terhadap Device (IUD ) di Wilayah Kerja Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia setelah berturut-turut China, India dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak era reformasi digulirkan, program Keluarga Berencana (KB) dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun 1967 telah terjadi penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami persoalan besar yang sedang dialami oleh sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN,

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program Keluarga Berencana (KB) yang harus mengedepankan hak-hak reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN, 2010). Hal ini menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan pendekatan explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penanganan masalah kependudukan adalah Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengamanatkan bahwa kewenangan

Lebih terperinci

Mitha Destyowati ABSTRAK

Mitha Destyowati ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD DENGAN MINAT PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI DES HARJOBINANGUN KECAMATAN GRABAK KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011 Mitha Destyowati ABSTRAK 12 i + 34 hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kematian merupakan barometer status kesehatan, terutama kematian ibu dan kematian bayi. Tingginya angka kematian tersebut menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia khususnya Negara berkembang. Indonesia merupakan Negara berkembang yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menjadi perhatian dunia termasuk di Indonesia. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan program

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang ) PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang ) ABSTRACT This research was carried on in Nagari Koto Gaek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Made Intan Wahyuningrum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013 HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN KUNJUNGAN ULANG KB SUNTIK 3 BULAN DI POLINDES ANYELIR DESA BENDUNG KECAMATAN JETIS KABUPATEN MOJOKERTO Dian Irawati*) Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEGAGALAN KONTRASEPSI PIL DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Helmi Yenie* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Prevalensi kegagalan KB pil di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk menekan jumlah populasi penduduk. Anjuran pemakaian metode kontrasepsi ini sudah diterapkan dibeberapa

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG () PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN Dini Rahmayani 1, Ramalida Daulay 2, Erma Novianti 2 1 Program Studi S1 Keperawatan STIKES

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan perlakuan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan perlakuan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan perlakuan ulang (Pretest dan Posttest Group Design), dimana rancangan ini menggunakan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (pengetahuan dan sikap) dengan

Lebih terperinci

23,3 50,0 26,7 100,0

23,3 50,0 26,7 100,0 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK DENGAN SIKAP DALAM MEMILIH KB SUNTIK BULANAN DI DESA BESOLE, KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN PURWOREJO Dwi Mardiantari ABSTRAK 48 hal+7 tabel+ gambar+

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR Vera Virgia Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : veravirgia@gmail.com ABSTRAK IUD (Intra Uteri Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu data yang menyangkut variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang terjadi merupakan suatu permasalahan yang dihadapi Indonesia, maka diperlukan perhatian serta penanganan yang sungguh sungguh

Lebih terperinci

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SERENGAN Devi Pramita Sari APIKES Citra Medika Surakarta ABSTRAK Pasangan Usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama di Indonesia adalah penduduk yang cukup tingi. Laju pertumbuhan penduduk bervariasi pada tahun 2009 sebesar 2,4%, sedangkan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu adalah kematian wanita dalam masa kehamilan atau dalam waktu 42 hari setelah pemberhentian kehamilan tanpa memandang usia dan tempat kehamilan, oleh sebab

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Asri Septyarum 201310104217 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN KB MOW DI DESA KALIPUCANG KULON WELAHAN JEPARA TAHUN 2013 Devi Rosita 1 INTISARI Peningkatan penduduk di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian yang

Lebih terperinci