DAFTAR PUSTAKA. Bapeda Kabupaten Kuningan. 2003a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Bapeda Kabupaten Kuningan. 2003a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan."

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Bapeda Kabupaten Kuningan. 2003a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan b. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kuningan. Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan c. Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan Cigugur. Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan a. Rencana Pengelolaan Sumberdaya Alam Terpadu Kabupten Kuningan. Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan b. Masterplan Pembangunan Kabupaten Kuningan Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan BPS Kabupaten Kuningan. 2002a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan.

2 b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan. Bapeda dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan Data Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Kuningan Tahun Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan. Bapeda dan LSM RISSAPEL Laporan Akhir: Perencanaan Pengelolaan Zona Resapan Air untuk Menjamin Ketersediaan Air di Wilayah Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan. Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kuningan LSM RISSAPEL Kuningan. Kuningan. Dahlan, E. N Pedoman Penanaman Tanaman Tepi Jalan. Tidak diterbitkan Hutan Kota Untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup di Perkotaan. APHI. Jakarta Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan Kota. IPB Press. Bogor Analisis Kebutuhan Luas Hutan Kota Sebagai Sink Gas CO 2 Antropogenik Dari Bahan Bakar Minyak Dan Gas Dikota Bogor Dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Disertasi Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Departemen Dalam Negeri Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 Tahun 2008 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Direktorat Jenderal Penatan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kab. Kuningan, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. DTRCK Kab. Kuningan. Kuningan.

3 89 Dwivedi, P., C. S. Rathore, Y. Dubey Ecological benefits of urban forestry: The case of Kerwa, Forest Area (KFA), Bhopal, India. Applied Geography 29 : Ebenezer L. T., F. M. Sinaga, M. Kuron Pengaruh Bahan Bakar Transportasi terhadap Pencemaran Udara dan Solusinya. Paper Kebijakan Energi. Jurusan Teknik Fisika. Fakultas Teknik. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Fakuara, Y Hutan Kota Peranan dan Permasalahannya. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fakultas Kehutanan IPB Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor Irwan, Z. D Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Cidesindo. Jakarta Jaya, N. S Penginderaan Jauh Satelit untuk Kehutanan. Laboratorium Inventarisasi Hutan. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Kusumaningrum, N Pencemaran Udara dan Manajemen Lalu Lintas di Indonesia. Pusat Penelitian Jembatan dan Jalan. Bandung. Grey, G.W. and F.J. Deneke Urban Forestry. John Wiley and Sons, New York. Nowak, D. J., D. E. Crane, J. C. Stevens Air pollution removal by urban trees and shrubs in the United States. Urban Forestry & Urban Greening 4 : Nugraha Pengembangan Hutan Kota dalam Pengembangan Wilayah Kota Serang dan Cilegon. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun Tentang Hutan Kota. Sekretaris Negara Republik Indonesia. Jakarta. Septriana, D Perencanaan Pengembangan Hutan Kota Di Kota Padang, Sumatera Barat. Tesis Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soemarwoto, O Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan. Jakarta.

4 90 Soeriaatmaja, R.E Ilmu Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Soerianegara, I. dan A. Indrawan Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Suwandi, I Studi Dendrologis Flora Pohon Penyusun Hutan Pegunungan Zona Montana Gunung Ciremai Jawa Barat. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Wisesa, S.P.C Studi Pengembangan Hutan Kota Di Wilayah Kotamadya Bogor. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak diterbitkan.

5 91 Lampiran 1. Jenis Tanaman Hutan Kota Kota Kuningan No. Nama Daerah Nama Botani Famili 1. Akasia Acacia auriculiformis Leguminosae 2. Alpokat Persea americana Lauraceae 3. Angsana Pterocarpus indicus Leguminosae 4. Beringin Ficus benjamina Moraceae 5. Bungur Lagerstroemia loudonii Lythraceae 6. Cocor bebek Kalanchoe pinnata Crassulaceae 7. Duwet Eugenia cuminii Eugenaceae 8. Flamboyan Delonix regia Caesalpiniaseae 9. Glodogan Tiang Polyathialongifolia Annonaceae 10. Johar Cassia multiyoga Leguminosae 11. Karet Kebo Ficus elastika Moraceae 12. Kembang merak Caesalpinia pulcherrima Caesalpiniaseae 13. Kemuning Muraya paniculata Rutaceae 14. Kere payung Filicium decipiens Sapindaceae 15. Kupu-kupu Bauhinia purpurea Leguminosae 16. Mahoni Swientenia mahagoni Meliaceae 17. Mangga Mangifera indica Myrtaceae 18. Mawar Rosa hybrida Rosaceae 19. Melati Jasminum sambac Oleaceae 20. Nangka Artocarpus integra Moraceae 21. Nusa indah Musaena ahphillippica Rubiaceae 22. Pacar Impatiens balsamina Balsaminaceae 23. Palem merah Cyatostachys lakka Palmae 24. Palem Raja Oerodoxa regia Palmae 25. Randu Ceiba pentandra Bombacaceae 26. Sonokeling Dalbergia latifolia Fabaceae 27. Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae 28. Tatarompetan Ipomoea tripida Convolvulaceae 29. Teh-tehan Acalypha macrphylla Euphorbiaceae

6 92 Lampiran 2. Jenis Tanaman yang dapat dikembangkan pada Hutan Kota Kota Kuningan Tabel 1. Tanaman pada Taman Hutan No. Nama Daerah Nama Botani Famili 1. Angsana Pterocarpus indicus Leguminosae 2. Asam Tamarindus indica Fabaceae 3. Beringin Ficus benjamina Moraceae 4. Bungur Lagerstromia speciosa Lythraceae 5. Cemara sumatra Casuarina sumatrana Casuarinaceae 6. Cengal Hopea sangkal Dipteroearpaceae 7. Dadap Erythrina cristagalli Fabaceae 8. Flamboyan Delonix regia Caesalpiniaseae 9. Johar Cassia siamea Leguminosae 10. Kaliandra Calliandra marginata Leguminosae 11. Kawista Feronia limonia Rutaceae 12. Kecapi Shandoricum koetjape Meliaceae 13. Kenanga Canangium adoratum Annonaceae 14. Kepuh Sterculia foetida Sterculiaceae 15. Khaya Khaya anthotheca Meliaceae 16. Kibeusi leutik Lindera srtichchytolia Lauraceae 17. Lamtorogung Leucaena lecocephala Leguminosae 18. Manglid Michelia velutina Magnoliaceae 19. Matoa Pometia pinnata Sapindaceae 20. Nyamplung Callophylum inophyllum Clusiaceae 21. Palem Raja Oerodoxa regia Palmae 22. Puspa Schima wallichii Theaceae 23. Salam Eugenia polyantha Myrtaceae 24. Sawo duren Crysophyllum cainito Sapotaceae 25. Sawo kecik Manilkara kauki Sapotaceae 26. Sungkai Pheronema canescens Verbenaceae 27. Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae Sumber : Dahlan, 2002

7 93 Tabel 2. Tanaman pada Jalur Hijau No. Nama Daerah Nama Botani Famili 1. Akasia Acacia auriculiformis Leguminosae 2. Angsana Pterocarpus indicus Leguminosae 3. Asam kranji Pithecelobium dulce Fabaceae 4. Beringin Ficus benjamina Moraceae 5. Bungur Lagerstroemia loudonii Lythraceae 6. Cemara sumatra Casuarina sumatrana Casuarinaceae 7. Damar Agathis alba Araucariaceae 8. Flamboyan Delonix regia Caesalpiniaseae 9. Johar Cassia multiyoga Leguminosae 10. Kere payung Filicium decipiens Sapindaceae 11. Ketapang Terminalia cattapa Combretaceae 12. Kupu-kupu Bauhinia purpurea Fabaceae 13. Mahoni Swientenia mahagoni Meliaceae 14. Nyamplung Calophyllum inophyllum Clusiaceae 15. Pinus Pinus merkusii Pinaceae 16. Saga Adenanthera povoniana Fabaceae 17. Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae Sumber : Dahlan, 2002 Tabel 3. Tanaman pada Pekarangan No. Nama Daerah Nama Botani Famili 1. Alpokat Persea americana Lauraceae 2. Belimbing Averrhoa carambola Oxalidaceae 3. Cengkeh E. aromatica Myrtaceae 5. Duwet Eugenia cuminii Myrtaceae 6. Jambu air E. aquea Myrtaceae 7. Jambu monyet Anacardium occidentale Anacardiaceae 8. Jeruk Citrus sp. Rutaceae 9. Kedondong Spondias rarak Anacardiaceae 10. Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae 11. Kenanga Canangium odoratum Annonaceae 12. Mangga Mangifera indica Anacardiaceae 13. Manggis Garcinia mangostana Clusiaceae 14. Nangka Artocarpus integra Moraceae 15. Petai Parkia speciosa Fabaceae 16. Rambutan Nephelium lappaceum Sapindaceae 17. Sirsak Annona muricata Annonaceae 18. Srikaya A. squamosa Annonaceae Sumber : Dahlan, 2002

8 Lampiran 3. Prediksi Kebutuhan Hutan Kota No. Kelurahan Luas Kebutuhan Hutan Kota (Ha) Prosentase (%) Wilayah (Ha) Cirendang ,4 41,7 51,1 60,5 69,8 15,6 20,2 24,7 29,2 33,8 2. Cigintung 62 21,3 29,4 37,5 45,7 53,8 34,4 47,4 60,5 73,7 86,8 3. Purwawinangun ,1 125,8 150,5 175,3 200,0 42,8 53,3 63,8 74,3 84,7 4. Cijoho ,6 81,8 100,1 118,5 136,8 31,2 40,1 49,1 58,1 67,1 5. Kuningan ,6 125,9 160,2 194,5 228,8 30,3 41,7 53,0 64,4 75,8 6. Awirarangan ,9 103,9 124,0 144,1 164,2 49,4 61,1 72,9 84,8 96,6 7. Winduhaji ,5 67,1 77,7 88,4 99,1 36,9 43,8 50,8 57,8 64,7 8. Windusengkahan 35 19,8 25,5 31,2 36,9 42,6 56,7 72,8 89,1 105,3 121,6 9. Ciporang ,3 70,3 87,3 104,4 121,4 47,6 62,8 78,0 93,2 108,4 10. Kedungarum ,2 21,5 25,9 30,3 34,7 13,2 16,4 19,8 23,1 26,5 11. Ancaran ,2 72,6 88,0 103,5 118,9 32,3 41,0 49,7 58,4 67,2 12. Winduherang ,9 46,8 59,7 72,7 85,6 16,1 22,3 28,4 34,6 40,8 13. Cigadung ,6 65,8 80,9 96,1 111,3 22,4 29,1 35,8 42,5 49,2 14. Sukamulya 52 25,3 32,5 39,6 46,8 54,0 48,7 62,5 76,2 90,0 103,8 15. Cigugur ,4 91,6 105,8 120,1 134,3 15,1 17,9 20,7 23,5 26,3 16. Cipari 90 34,6 53,9 73,1 92,4 111,7 38,4 59,8 81,2 102,6 124,1 Kota Kuningan ,7 1055,8 1292,8 1529,8 1766,8 28,5 36,7 44,9 53,2 61,4 94

9 Lampiran 4. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Alami dan Non Alami Tabel 1. Ruang Terbuka Hijau Alami No. Kelurahan Luas Luas Prosentase (%) Rasio Hutan Kota Terhadap RTH Alami (%) Wilayah (Ha) RTH Alami (Ha) Cirendang ,5 71,3 55,6 51,1 46,6 42,1 37,5 2. Cigintung 62 27,9 44,9 10,6-2,5-15,6-28,8-41,9 3. Purwawinangun ,4 45,5 2,6-7,8-18,3-28,8-39,3 4. Cijoho ,5 58,1 26,9 18,0 9,0 0,0-9,0 5. Kuningan ,0 32,8 2,4-8,9-20,3-31,6-43,0 6. Awirarangan ,5 52,7 3,3-8,4-20,3-32,1-43,9 7. Winduhaji ,2 44,6 7,7 0,7-6,2-13,2-20,2 8. Windusengkahan 35 11,3 32,2-24,5-40,6-56,9-73,2-89,5 9. Ciporang ,3 54,7 7,1-8,1-23,3-38,5-53,7 10. Kedungarum ,6 71,5 58,3 55,1 51,7 48,4 45,0 11. Ancaran ,2 58,8 26,5 17,8 9,1 0,4-8,3 12. Winduherang ,1 54,3 38,2 32,1 25,9 19,7 13,6 13. Cigadung ,8 75,6 53,2 46,5 39,8 33,0 26,3 14. Sukamulya 52 30,4 58,4 9,7-4,0-17,8-31,6-45,3 15. Cigugur ,8 56,5 41,4 38,6 35,8 33,0 30,2 16. Cipari 90 35,4 39,4 0,9-20,5-41,9-63,3-84,7 Kota Kuningan ,7 54,5 26,0 17,8 9,6 1,3-6,9 95

10 Tabel 2. Taman Kota No. Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Nama Taman Luas Prosentse (%) 1. Cirendang Cigintung Purwawinangun Cijoho Kuningan 302 a. Dalia 0,4 0,1 b. Pertokoan Siliwangi 0,2 0,05 c. Relief 0,04 0,01 d. Alun-alun 0,7 0,2 6. Awirarangan Winduhaji 153 Ex Terminal 0,2 0,1 8. Windusengkahan Ciporang 112 Perumnas 0,3 0,3 10. Kedungarum Ancaran Winduherang Cigadung Sukamulya Cigugur Cipari Kota Kuningan ,7 0,1 96

11 Lampiran 5. Jumlah, Rerata Laju Perkembangan dan Kepadatan Penduduk Kota Kuningan Tahun No Kelurahan Luas (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) r (%) Kepadatan/Ha 1. Cirendang , Cigintung , Purwawinangun , Cijoho , Kuningan , Awirarangan , Winduhaji , Windusengkahan , Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,32 36 Kota Kuningan ,

12 Lampiran 6. Prediksi Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Penduduk Kota Kuningan Tahun No. Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa) Kebutuhan Oksigen Penduduk (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,53 2. Cigintung , , , , ,18 3. Purwawinangun , , , , ,42 4. Cijoho , , , ,20 9,738,14 5. Kuningan , , , , ,63 6. Awirarangan , , , , ,78 7. Winduhaji , , , , ,36 8. Windusengkahan , , , , ,67 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran , , , , , Winduherang , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,04 Kota Kuningan , , , , ,85 98

13 Lampiran 7. Jumlah dan Rerata Laju Perkembangan Hewan Ternak Kota Kuningan Tahun Tabel 1. Hewan Ternak Jenis Ayam No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang ,286-2,26 2. Cigintung ,897-1,90 3. Purwawinangun ,411 6,41 4. Cijoho ,818 3,96 5. Kuningan ,079 3,28 6. Awirarangan ,592-5,02 7. Winduhaji ,149-4,92 8. Windusengkahan ,151-1,46 9. Ciporang ,430-2, Kedungarum ,395-2, Ancaran ,008 1, Winduherang ,775-0, Cigadung ,450-1, Sukamulya ,378 0, Cigugur ,381 10, Cipari ,911-1,15 Kota Kuningan ,91 99

14 Tabel 2. Hewan Ternak Jenis Sapi No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang ,00 2. Cigintung ,89 3. Purwawinangun ,89 4. Cijoho ,00 5. Kuningan ,00 6. Awirarangan ,17 7. Winduhaji ,06 8. Windusengkahan ,62 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,84 Kota Kuningan ,62 100

15 Tabel 3. Hewan Ternak Jenis Kerbau No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang Cigintung Purwawinangun Cijoho Kuningan Awirarangan Winduhaji Windusengkahan Ciporang Kedungarum Ancaran Winduherang Cigadung Sukamulya Cigugur Cipari Kota Kuningan ,17 101

16 Tabel 4. Hewan Ternak Jenis Kambing No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang ,94 2. Cigintung ,47 3. Purwawinangun ,70 4. Cijoho ,83 5. Kuningan ,10 6. Awirarangan ,80 7. Winduhaji ,03 8. Windusengkahan ,83 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,21 Kota Kuningan ,84 102

17 Tabel 5. Hewan Ternak Jenis Kuda No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang ,00 2. Cigintung ,00 3. Purwawinangun ,77 4. Cijoho ,57 5. Kuningan ,00 6. Awirarangan ,17 7. Winduhaji ,11 8. Windusengkahan ,50 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,00 Kota Kuningan ,73 103

18 Lampiran 8. Prediksi Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak Kota Kuningan Tahun Tabel 1. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak Total No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang , , , ,69 2. Cigintung ,54 643,56 7,14,58 785,60 3. Purwawinangun ,87 835, , ,00 4. Cijoho , , , ,30 5. Kuningan ,57 857, , ,70 6. Awirarangan , , , ,43 7. Winduhaji , , , ,81 8. Windusengkahan , , , ,16 9. Ciporang , , , , Kedungarum ,18 908, , , Ancaran ,70 974, , , Winduherang , , , , Cigadung , , , Sukamulya ,03 851, , , Cigugur , , , , Cipari , , , ,56 Kota Kuningan , , , , ,57 104

19 Tabel 2. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Ayam No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang ,17 975, , , ,88 2. Cigintung ,83 567,43 637,03 706,63 776,23 3. Purwawinangun ,84 613,37 788,90 964, ,96 4. Cijoho , , , , ,68 5. Kuningan ,52 701,57 857, , ,70 6. Awirarangan , , , , ,47 7. Winduhaji , , , , ,09 8. Windusengkahan ,92 733,81 906, , ,47 9. Ciporang , , , , , Kedungarum ,11 753,18 908, , , Ancaran ,33 759,70 974, , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya ,05 612,20 791,35 970, , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,94 Kota Kuningan 201, , , , , ,76 105

20 Tabel 3. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Sapi No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang Cigintung ,69 5,11 6,52 7,94 9,36 3. Purwawinangun ,79 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Cijoho ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Kuningan ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Awirarangan ,51 62,98 37,45 11,91 0,00 7. Winduhaji ,38 10,21 13,05 15,89 18,72 8. Windusengkahan ,60 78,30 100,99 123,68 146,38 9. Ciporang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Kedungarum ,00 0,00 0,00 0,00 0, Ancaran ,00 0,00 0,00 0,00 0, Winduherang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Cigadung ,43 40,85 42,27 43,69 45, Sukamulya ,00 0,00 0,00 0,00 0, Cigugur , , , , , Cipari , ,69 757,99 457,29 156,59 Kota Kuningan , , , , ,21 106

21 Tabel 4. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Kerbau No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang ,81 6,81 6,81 6,81 6,81 2. Cigintung ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Purwawinangun ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Cijoho ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Kuningan ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Awirarangan ,65 97,02 125,39 153,75 182,12 7. Winduhaji ,28 0,00 0,00 0,00 0,00 8. Windusengkahan ,97 6,81 9,65 12,48 15,32 9. Ciporang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Kedungarum ,00 0,00 0,00 0,00 0, Ancaran ,00 0,00 0,00 0,00 0, Winduherang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Cigadung ,67 0,00 0,00 0,00 0, Sukamulya ,42 0,00 0,00 0,00 0, Cigugur ,09 0,00 0,00 0,00 0, Cipari ,12 1,70 0,28 0,00 0,00 Kota Kuningan ,45 112,34 142,12 173,04 204,25 107

22 Tabel 5. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Kambing No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang ,60 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Cigintung ,14 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Purwawinangun ,75 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Cijoho ,58 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Kuningan ,27 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Awirarangan ,18 0,00 0,00 0,00 0,00 7. Winduhaji ,90 0,00 0,00 0,00 0,00 8. Windusengkahan ,70 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Ciporang ,05 0,00 0,00 0,00 0, Kedungarum ,58 0,00 0,00 0,00 0, Ancaran ,93 0,00 0,00 0,00 0, Winduherang ,99 8,16 6,33 4,50 2, Cigadung ,45 5,34 0,00 0,00 0, Sukamulya ,99 27,31 17,63 7,95 0, Cigugur ,27 88,53 116,78 145,03 173, Cipari ,01 86,01 103,02 120,02 137,03 Kota Kuningan ,40 215,35 243,76 277,51 312,98 108

23 Tabel 6. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Kuda No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Cigintung ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Purwawinangun ,32 57,50 46,68 35,86 25,04 4. Cijoho ,26 59,35 45,44 31,53 17,62 5. Kuningan ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Awirarangan ,20 24,11 21,02 17,93 14,84 7. Winduhaji ,26 3,71 2,16 0,62 0,00 8. Windusengkahan ,40 1,85 0,31 0,00 0,00 9. Ciporang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Kedungarum ,00 0,00 0,00 0,00 0, Ancaran ,00 0,00 0,00 0,00 0, Winduherang ,95 20,40 18,86 17,31 15, Cigadung ,51 7,42 4,33 1,24 0, Sukamulya ,06 44,51 42,97 41,42 39, Cigugur ,00 0,00 0,00 0,00 0, Cipari ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Kota Kuningan ,95 218,86 181,76 145,90 113,14 109

24 Lampiran 9. Jumlah dan Rerata Laju Perkembangan Kendaraan Bermotor Kota Kuningan Tahun Tabel 1. Kendaraan Bermotor Jenis Bus No Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) r (%) 1. Cirendang ,99 2. Cigintung ,15 3. Purwawinangun ,18 4. Cijoho ,41 5. Kuningan ,62 6. Awirarangan ,78 7. Winduhaji ,08 8. Windusengkahan ,67 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,78 Kota Kuningan ,56 110

25 Tabel 2. Kendaraan Bermotor Jenis Penumpang No Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) r (%) 1. Cirendang ,60 2. Cigintung ,35 3. Purwawinangun ,49 4. Cijoho ,59 5. Kuningan ,68 6. Awirarangan ,64 7. Winduhaji ,10 8. Windusengkahan ,36 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,01 Kota Kuningan ,98 111

26 Tabel 3. Kendaraan Bermotor Jenis Beban No Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) r (%) 1. Cirendang Cigintung Purwawinangun Cijoho Kuningan Awirarangan Winduhaji Windusengkahan Ciporang Kedungarum Ancaran Winduherang Cigadung Sukamulya Cigugur Cipari Kota Kuningan ,36 112

27 Tabel 4. Kendaraan Bermotor Jenis Sepeda Motor No Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) r (%) 1. Cirendang ,58 2. Cigintung ,10 3. Purwawinangun ,24 4. Cijoho ,38 5. Kuningan ,33 6. Awirarangan ,03 7. Winduhaji ,47 8. Windusengkahan ,48 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,89 Kota Kuningan ,66 113

28 Lampiran 10. Prediksi Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Kota Kuningan Tahun Tabel 1. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Total No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,10 2. Cigintung , , , , ,15 3. Purwawinangun , , , , ,40 4. Cijoho , , , , ,28 5. Kuningan , , , , ,72 6. Awirarangan , , , , ,94 7. Winduhaji , , , , ,46 8. Windusengkahan , , , , ,02 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran ,812, , , , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,76 Kota Kuningan , , , , ,62 114

29 Tabel 2. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Jenis Bus No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang ,30 462,18 485,06 507,94 530,82 2. Cigintung ,29 356,93 425,57 494,21 562,85 3. Purwawinangun , , , ,44 1,441,44 4. Cijoho ,05 974, , ,97 1,180,61 5. Kuningan , , , ,78 2,315,46 6. Awirarangan , , , ,46 1,413,98 7. Winduhaji ,64 640,64 640,64 640,64 640,64 8. Windusengkahan ,14 302,02 324,90 347,78 370,66 9. Ciporang ,13 768,77 837,41 906,05 974, Kedungarum ,80 228,80 228,80 228,80 228, Ancaran ,38 828,26 851,14 874,02 896, Winduherang ,69 471,33 539,97 608,61 677, Cigadung ,55 741,31 787,07 832,83 878, Sukamulya ,78 370,66 393,54 416,42 439, Cigugur ,22 544,54 292,86 41,18 0, Cipari ,84 755, , ,44 1,784,64 Kota Kuningan , , , , ,11 115

30 Tabel 3. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Jenis Penumpang No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,90 2. Cigintung , , , , ,12 3. Purwawinangun , , , , ,11 4. Cijoho , , , , ,94 5. Kuningan , , , , ,78 6. Awirarangan , , , , ,45 7. Winduhaji , , , , ,79 8. Windusengkahan , , , , ,01 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran , , , , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,63 Kota Kuningan , , , , ,94 116

31 Tabel 4. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Jenis Beban No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,38 2. Cigintung , , , , ,60 3. Purwawinangun , , , , ,71 4. Cijoho , , , , ,54 5. Kuningan , , , , ,26 6. Awirarangan , , , , ,66 7. Winduhaji , , , , ,12 8. Windusengkahan , , , , ,22 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran , , , , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,10 Kota Kuningan , , , , ,20 117

32 Tabel 5. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Jenis Sepeda Motor No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,01 2. Cigintung , , , , ,58 3. Purwawinangun , , , , ,14 4. Cijoho , , , , ,19 5. Kuningan , , , , ,23 6. Awirarangan , , , , ,86 7. Winduhaji , , , , ,90 8. Windusengkahan , , , , ,14 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran , , , , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,38 Kota Kuningan , , , , ,37 118

33 Lampiran 11. Prediksi Kebutuhan Lahan Perumahan di Setiap Wilayah Kota Kuningan No. Kelurahan Kebutuhan Lahan Perumahan (Ha) Kebutuhan Lahan Fasilitas Pendudukung Perumahan (Ha) Cirendang 33,39 36,45 39,50 42,56 45,62 13,36 14,58 15,80 17,02 18,25 2. Cigintung 22,07 27,27 32,47 37,67 42,87 8,83 10,91 12,99 15,07 17,15 3. Purwawinangun 107,98 110,78 113,57 116,36 119,15 43,19 44,31 45,43 46,54 47,66 4. Cijoho 67,10 72,86 78,63 84,40 90,17 26,84 29,14 31,45 33,76 36,07 5. Kuningan 98,74 119,78 140,82 161,86 182,90 39,50 47,91 56,33 64,74 73,16 6. Awirarangan 77,79 85,11 92,43 99,75 107,07 31,12 34,04 36,97 39,90 42,83 7. Winduhaji 48,48 49,84 51,20 52,56 53,92 19,39 19,94 20,48 21,02 21,57 8. Windusengkahan 20,03 21,72 23,41 25,10 26,78 8,01 8,69 9,36 10,04 10,71 9. Ciporang 53,70 61,49 69,27 77,06 84,84 21,48 24,60 27,71 30,82 33, Kedungarum 17,28 18,01 18,74 19,46 20,19 6,91 7,20 7,50 7,78 8, Ancaran 60,66 64,34 68,01 71,68 75,35 24,26 25,74 27,20 28,67 30, Winduherang 30,06 35,65 41,24 46,83 52,42 12,02 14,26 16,50 18,73 20, Cigadung 51,68 56,24 60,80 65,36 69,92 20,67 22,50 24,32 26,14 27, Sukamulya 26,29 28,30 30,30 32,31 34,32 10,52 11,32 12,12 12,92 13, Cigugur 64,74 71,32 77,90 84,48 91,06 25,90 28,53 31,16 33,79 36, Cipari 25,36 22,99 20,62 18,25 15,88 10,14 9,20 8,25 7,30 6,35 Kota Kuningan 805,35 882,15 958, , ,46 322,14 352,86 383,56 414,28 444,98 119

34 Lampiran 12. Prediksi Luas RTH Pekarangan di Setiap Wilayah Kota Kuningan No. Kelurahan Luas RTH Pekarangan (Ha) Cirendang 0,8 0,9 1,0 1,1 1,1 2. Cigintung 0,6 0,7 0,8 0,9 1,1 3. Purwawinangun 2,7 2,8 2,8 2,9 3,0 4. Cijoho 1,7 1,8 2,0 2,1 2,3 5. Kuningan 2,5 3,0 3,5 4,1 4,6 6. Awirarangan 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 7. Winduhaji 1,2 1,3 1,3 1,3 1,4 8. Windusengkahan 0,5 0,5 0,6 0,6 0,7 9. Ciporang 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 10. Kedungarum 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 11. Ancaran 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 12. Winduherang 0,8 0,9 1,0 1,2 1,3 13. Cigadung 1,3 1,4 1,5 1,6 1,8 14. Sukamulya 0,7 0,7 0,8 0,8 0,9 15. Cigugur 1,6 1,8 2,0 2,1 2,3 16. Cipari 0,6 0,6 0,5 0,5 0,4 Kota Kuningan ,1 24,0 25,9 27,8 120

35 121 Lampiran 13. Kuisioner KUISIONER PREDIKSI KEBUTUHAN HUTAN KOTA BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA KUNINGAN, JAWA BARAT A. IDENTITAS RESPONDEN 1. No. Responden : Umur : Pendidikan : Pekerjaan : Alamat :... B. Pertanyaan Umum Tentang Hutan Kota 1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara (i) mengetahui tentang hutan kota. Tidak Ya, jelaskan... Kesimpulan : 4. Sangat Paham 3. Paham 2. Kurang paham 1. Tidak paham 2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) tentang hutan kota di Kota Kuningan Tidak baik, karena... Cukup baik, karena... Baik, karena... Sangat baik, karena... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 3. Bagaimana penilaian Bapak/Ibu/Saudara (i) terhadap pembangunan hutan kota Tidak baik, karena... Cukup baik, karena... Baik, karena... Sangat baik... Kesimpulan : 1 Tidak Tahu. 2. Kurang tahu 3.Tahu 4. Sangat tahu. 4. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) seberapa pentingkah pengembangan hutan kota di Kota Kuningan? Tidak penting, karena... Cukup penting, karena... Penting, karena... Sangat penting, karena... Kesimpulan : 1 Tidak Penting. 2. Kurang Penting Penting. 3. Penting 4. Sangat

36 122 C. Pengembangan Hutan Kota 1. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) pengembangan hutan kota di Kota Kuningan lebih baik pada lokasi-lokasi seperti apa? Pekarangan rumah Sepadan sungai Tepi jalan Pemakaman (TPU)... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 2. Jenis tanaman seperti apakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) baik dikembangkan pada hutan kota. Pohon Tanaman hias Semak/perdu Rumput... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 3. Untuk jenis pohon, menurut Bapak/Ibu/Saudara (i), pohon seperti apakah yang cocok untuk Kota Kuningan Pohon rindang Pohon yang tidak sering menggugurkan daun Pohon yang bernilai ekonomi Pohon yang mempunyai nilai estetika... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 4. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i), tipe hutan kota apakah yang cocok untuk Kota Kuningan Hutan kota pemukiman Hutan kota industri Hutan kota rekreasi/wisata Hutan kota konservasi Hutan kota pusat kumunitas sosial/kegiatan Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik.

37 Bentuk hutan kota seperti apakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) ideal dikembangkan di Kota Kuningan Taman kota Jalur hijau jalan Jalur hijau sungai Hutan Taman perumahan Taman pemakaman... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. D. Pengelolaan Hutan Kota 1. Menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) bagaimanakan pengelolaan hutan kota di Kota Kuningan Tidak baik, karena... Cukup baik, karena... Baik, karena... Sangat baik... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 2. Menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) siapakah yang bertanggung jawab terhadap hutan kota Pemda, karena... Masyarakat, karena... Swasta, karena... LSM, karena Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. Catatan : a. Pertanyaan dalam angket ini bersifat dinamis, disesuaikan dengan kondisi dilapangan. b. Pertanyaan dalam angket ini dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan wawancara dilapangan.

38 Lampiran 14. Tabulasi Skor Kuisioner Skor Pertanyaan No No Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Tentang Hutan Kota Pengembangan Hutan Kota Pengelolaan Hutan Kota Jml SMA Wiraswasta SMA Petani SMA PNS SMP Wiraswasta SMA PNS SD Petani SMP Petani SMA Wiraswasta SMA Petani PT PNS PT PNS SMA Wiraswasta SMP Wiraswasta SMP Wiraswasta SMP Petani SMA Wiraswasta SD PNS SMA PNS SD PNS

39 Lampiran 13. Lanjutan SMP Petani SMA Petani SMA PNS SMP PNS SMA PNS SMA PNS SMP PNS PT Mahasiswa PT Mahasiswa PT Mahasiswa SMA LSM PT LSM PT LSM PT Dosen PT Dosen PT DPRD SMA Wiraswasta SMA Wiraswasta PT DPRD SMP Wiraswasta SMP Mahasiswa SMP Mahasiswa SMA Mahasiswa SMA Petani

40 Lampiran 13. Lanjutan SMA Petani SMA Petani SMP Petani SMP Wiraswasta SMA Wiraswasta PT Wiraswasta SMA Wiraswasta PT Wiraswasta SMA PNS SMP PNS SMA PNS SD PNS SMP PNS SMA Wiraswasta SMA Wiraswasta SD Wiraswasta SMA Wiraswasta SMP Wiraswasta PT PNS PT PNS SMA Wiraswasta SD Wiraswasta SMP Wiraswasta SMA Wiraswasta

41 Lampiran 13. Lanjutan SMA Wiraswasta SMP Wiraswasta SMA Wiraswasta SMA Wiraswasta SMA Wiraswasta SMP Petani SMA Petani SMA Petani SMA Petani SMA Petani Jumlah Skor 3540 Skor Kriterium

PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN

PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN Komponen 4 PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN Bimbingan Teknis Adiwiyata 2014, Jakarta 25-27 Maret 2014 Linda Krisnawati & Stien J. Matakupan 1 Lader of Participation developed by Hart (1992)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amsyari, F Prinsip Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Mutiara. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Amsyari, F Prinsip Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Mutiara. Jakarta DAFTAR PUSTAKA Affandi, M. J. 1994. Pengembangan Hutan Kota dalam Kaitannya dengan Pembangunan Wilayah di Kotamadya Bandar Lampung. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Amsyari, F. 1977. Prinsip Prinsip

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja (Oreodoxa

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg)

Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg) Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg) 1 2 3 4 5 Total Biomassa (Kg/Jalur) Lampiran 2. Data Nilai Berat Jenis Tanaman No. Jenis Famili

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a.

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a. Lampiran 1. Perhitungan dan Karbon Tersimpan Contoh : Diketahui Angsana (Pterocarpus indicus) yang memiliki berat jenis 0,65 gr/cm 3 terdapat pada RTH Ahmad Yani dengan diameter 40 cm, maka nilai biomassa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang 48 Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja

Lebih terperinci

ENDES N. DAHLAN. Diterima 10 Desember 2007/Disetujui 15 Mei 2008 ABSTRACT

ENDES N. DAHLAN. Diterima 10 Desember 2007/Disetujui 15 Mei 2008 ABSTRACT JUMLAH EMISI GAS CO 2 DAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN BERDAYA ROSOT SANGAT TINGGI: STUDI KASUS DI KOTA BOGOR (The Amount of CO 2 Gasses Emission and Selection of Plant Species with Height Carbon Sink Capability:

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU)

IDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU) 149 IDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU) Rizqi Azhar Al Habib, Qomarun Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 B. Tujuan Penelitian...3 C. Manfaat Penelitian...3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 B. Tujuan Penelitian...3 C. Manfaat Penelitian...3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...xiii INTISARI...xiv

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Kota Denpasar Hasil interpretasi dan analisis citra Landsat 7 ETM bulan Oktober tahun 2009, Kota Denpasar mempunyai luas wilayah 12.891,6 ha. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KOTA KUNINGAN

IV. KONDISI UMUM KOTA KUNINGAN IV. KONDISI UMUM KOTA KUNINGAN 4.1. Letak dan Luas Kota Kuningan termasuk kedalam dua wilayah administrasi kecamatan, yaitu Kecamatan Kuningan dan Kecamatan Cigugur. Secara geografis wilayah ini terletak

Lebih terperinci

ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (Studi Kasus : Surabaya Pusat dan Selatan)

ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (Studi Kasus : Surabaya Pusat dan Selatan) SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (Studi Kasus : Surabaya Pusat dan Selatan) Oleh : Soegih Ratri Widyanadiari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari konsep ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo adalah : 1. Adanya kebutuhan masyarakat pada kawasan pusat kota Ponorogo akan ruang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan Juni 1972. Permasalahan lingkungan yang

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage KAJIAN CEMARAN UDARA PADA TAMAN KOTA KB DAN SIMPANG LIMA KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa 64 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil analisis dan sintesis, memberikan gambaran bahwa kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI

IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI Suraida Abstrak Identifikasi tumbuhan merupakan suatu cara untuk mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi

Lebih terperinci

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun 2012 Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si Latar Belakang Perkembangan suatu kota ditandai dengan pesatnya pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fotosintesis Menurut Dwijoseputro (1980), fotosintesis adalah proses pengubahan zatzat anorganik berupa H 2 O dan CO 2 oleh klorofil (zat hijau daun) menjadi zat-zat organik

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR MAJOR INTERDEPARTEMEN, STRATA 1 (S-1) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM A. Mata

Lebih terperinci

Pemilihan Jenis Pohon dalam rangka pembangunan dan pengembangan hutan kota. Serang, 14 Oktober 2014

Pemilihan Jenis Pohon dalam rangka pembangunan dan pengembangan hutan kota. Serang, 14 Oktober 2014 Pemilihan Jenis Pohon dalam rangka pembangunan dan pengembangan hutan kota Serang, 14 Oktober 2014 Hutan kota : pepohonan yg berdiri sendiri / berkelompok / vegetasi berkayu di kawasan perkotaan yg pada

Lebih terperinci

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D PERENCANAAN VEGETASI PADA JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA Muhimmatul Khoiroh 3310

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Luas Hutan Kota di Kotamadya Jakarta Selatan Berdasarkan Peraturan Penentuan luas hutan kota mengacu kepada dua peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu menurut PP No 62 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis Pengaruh Peningkatan Penjualan Kendaraan Bermotor terhadap Peningkatan Emisi CO 2 di udara Indonesia merupakan negara pengguna kendaraan bermotor terbesar ketiga

Lebih terperinci

I. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman

I. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman METODE VEGETATIF I. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman dapat menahan atau mengurangi aliran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 8 Penilaian Kriteria Standar Pohon Sebagai Pereduksi Angin

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 8 Penilaian Kriteria Standar Pohon Sebagai Pereduksi Angin 27 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis 5.1.1 Analisis RTH (Pohon) Sebagai Pereduksi Angin Analisis ini dilakukan pada empat area CBD di Sentul City, yakni Marketing Office, Plaza Niaga I, Graha Utama dan Graha

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hutan Kota yang ada di Kota Samarinda Menurut PP RI No. 63 2002 hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan dan pengembangan suatu kota berjalan sangat cepat, sehingga apabila proses ini tidak diimbangi dengan pengelolaan lingkungan hidup dikhawatirkan akan

Lebih terperinci

B. Pengetahuan Masyarakat Tabel 1 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Terbuka Hijau

B. Pengetahuan Masyarakat Tabel 1 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Terbuka Hijau 65 65 66 Lampiran 1 Lembar Kuesioner A. Identitas Responden 1. Jenis kelamin a. Pria b. wanita 2. Umur a. 20-30 tahun c. 41-50 tahun e. > 60 tahun b. 31-40 tahun d. 51-60 tahun 3. Pendidikan Terakhir a.

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Keadaan Umum Kota Bogor Kota Bogor merupakan kota pendukung DKI Jakarta yang merupakan ibukota negara Republik Indonesia. Letak geografis

Lebih terperinci

PREDIKSI HUTAN KOTA BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA KUNINGAN, JAWA BARAT IING NASIHIN

PREDIKSI HUTAN KOTA BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA KUNINGAN, JAWA BARAT IING NASIHIN PREDIKSI HUTAN KOTA BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA KUNINGAN, JAWA BARAT IING NASIHIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Prediksi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI

Lebih terperinci

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung 92 BAB V PERENCANAAN LANSKAP 5.1 Konsep Perencanaan Konsep dasar dalam penelitian ini adalah untuk merencanakan lanskap ruang terbuka hijau ekologis sebagai habitat burung di kawasan permukiman. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. dilakukan dari bulan Mei hingga Juni Peneliti. mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan.

BAHAN DAN METODE. dilakukan dari bulan Mei hingga Juni Peneliti. mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei hingga Juni 2015. Peneliti mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan. Adapun lokasi yang dijadikan

Lebih terperinci

DINAMIKA KOMUNITAS TUMBUHAN PADA EKOSISTEM BATAS CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG

DINAMIKA KOMUNITAS TUMBUHAN PADA EKOSISTEM BATAS CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG DINAMIKA KOMUNITAS TUMBUHAN PADA EKOSISTEM BATAS CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG PLANT COMMUNITIES DYNAMICS IN THE LIMIT ECOSYSTEMS OF GUNUNG AMBANG NATURE RESERVE Hendra Amon 1), Johny Tasirin ) dan Martina

Lebih terperinci

Kampus USU Medan Staf Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat km 10,5 Sibaganding-Parapat

Kampus USU Medan Staf Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat km 10,5 Sibaganding-Parapat Prediksi Luasan Optimal Hutan Kota Sebagai Penyerap Gas Karbondioksida (CO 2) di Kota Medan 1 Predicting of Urban Forest Width as the Carbondioxide (CO 2) Absorber in Medan Suri Fadhilla 2, Siti Latifah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN

-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN MENIERI,KBFUTANAN I,EPUBLIK INDONE$II. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN BENIH TANAMAN HUTAN DENGAN RAIIMAT TUHAN YANG MAHA ESA!/TENTERI

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas

Lebih terperinci

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 Kemampuan

Lebih terperinci

Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota Medan 1 (Identification of Plant Species at a Few Street Green Belt of Medan City)

Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota Medan 1 (Identification of Plant Species at a Few Street Green Belt of Medan City) Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota 1 (Identification of Plant Species at a Few Street Green Belt of City) Hafsah Purwasih 2, Siti Latifah 3, Asep Sukmana 4 1 Bagian dari skripsi

Lebih terperinci

Ahmad Rivai 2, Pindi Patana 3, Siti Latifah 3

Ahmad Rivai 2, Pindi Patana 3, Siti Latifah 3 Pendugaan Emisi CO 2 dan Kebutuhan O 2 Serta Daya Serap CO 2 dan Penghasil O 2 Pada Taman Kota dan Jalur Hijau di Kota Medan 1 Esstimation Emissions of CO 2 and needs of O 2 and Absorption of CO 2 and

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN

Momentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN Wiwik Handayani 1*, Gagoek Hardiman 1 dan Imam Buchari 1 1 Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro Semarang Jalan Imam Bardjo,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tanaman Sebagai Penyerap Karbondioksida

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tanaman Sebagai Penyerap Karbondioksida 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karbondioksida Gas CO 2 adalah bahan baku bagi fotosintesis dan laju fotosintesis dipengaruhi oleh kadar CO 2 di udara (Ardiansyah 2009). June (2006) menyatakan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai hutan tropis dengan luas terbesar ketiga setelah Brazil dan Zaire, sehingga memiliki tanggung jawab dalam melestarikan agar tetap dapat berfungsi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Penelitian estimasi kebutuhan luas hutan kota berdasarkan kebutuhan oksigen di Kotamadya Jakarta Selatan. Tempat pengambilan data primer

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi pohon kota dilakukan pada tiga jalur jalan arteri di Kota Jakarta Pusat. Jalur arteri tersebut yaitu Jalan M.H. Thamrin, Jalan P. Diponegoro, dan Jalan Angkasa. Berdasarkan

Lebih terperinci

STUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

STUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG Ni Kade A. D. Aryani, dkk., Studi Dendrologs Jenis-Jenis 215 STUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG Ni Kade A.D. Aryani, Yudhistira A.N.R. Ora Fransiskus

Lebih terperinci

EVALUASI HUTAN KOTA BERDASARKAN FUNGSI AMELIORASI IKLIM MIKRO DI KOTA SEMARANG AYU NOVITA SARI

EVALUASI HUTAN KOTA BERDASARKAN FUNGSI AMELIORASI IKLIM MIKRO DI KOTA SEMARANG AYU NOVITA SARI EVALUASI HUTAN KOTA BERDASARKAN FUNGSI AMELIORASI IKLIM MIKRO DI KOTA SEMARANG AYU NOVITA SARI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani

LAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani LAMPIRAN A A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani VEGETASI UNTUK MEREDUKSI POLUSI B Angsana (Pterocarpus indicus) Dapat mereduksi 0.5937 (µg/g) polutan

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Volume 20, Nomor 3 September 2012

Jurnal Ekonomi Volume 20, Nomor 3 September 2012 PENYEIMBANGAN LINGKUNGAN AKIBAT PENCEMARAN KARBON YANG DITIMBULKAN INDUSTRI WARUNG INTERNET DI KOTA PEKANBARU Nobel Aqualdo, Eriyati dan Toti Indrawati Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

Oleh Driananta Praditiyas NRP Dosen Pembimbing Abdu Fadli Assomadi, SSi., MT NIP

Oleh Driananta Praditiyas NRP Dosen Pembimbing Abdu Fadli Assomadi, SSi., MT NIP ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (STUDI KASUS : SURABAYA UTARA DAN TIMUR) Dosen Pembimbing Abdu Fadli Assomadi, SSi., MT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu kawasan dengan sarana pendukung seperti perkantoran, kawasan industri, sekolah, rumah ibadah, pusat-pusat

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1) Hutan kota yang terdapat di Kabupaten Belu saat ini secara kuantitas masih mencukupi kebutuhan yang disyaratkan, namun dari aspek letak atau penyebaran masih diperlukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Lampiran 2. Foto Objek Fokal Orangutan Dalam Penelitian Individu jantan dewasa Individu jantan remaja Individu betina dewasa Individu betina dewasa bersama anaknya Lampiran

Lebih terperinci

PERENCANAAN HUTAN KOTA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA WATAMPONE. Syamsu Rijal. Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS ABSTRACT

PERENCANAAN HUTAN KOTA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA WATAMPONE. Syamsu Rijal. Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS ABSTRACT PERENCANAAN HUTAN KOTA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA WATAMPONE Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS ABSTRACT This watchfulness aims to identify city forest need and plan green air-g at Watampone

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis Pengaruh Peningkatan Emisi CO 2 di Dunia terhadap Peningkatan Pencairan Es di Berbagai Benua Peningkatan Emisi CO 2 yang menyebabkan pemanasan global secara fakta

Lebih terperinci

Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu (Studi Kasus Di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Bogor)

Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu (Studi Kasus Di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Bogor) LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Lembar pernyataan Tanggal pengisian: Jarak dari titik acuan: Kriteria vegetasi pekarangan: Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Deneke (1993) diacu dalam Kenney & Wassenaer (2002) menyatakan bahwa hutan kota mempunyai fungsi ekonomi, kesehatan lingkungan dan sosial bagi masyarakat. Fungsi hutan kota dapat

Lebih terperinci

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1)  ; (2)  (3) 48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota 24 IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota Bandar Lampung, merupakan area yang pada awalnya berupa sebidang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan Lampiran 1. Perhitungan dan Contoh Diketahui : RTH Hutan Kota Bumi Perkemahan Pramuka Cadika dengan luas 1,911 Ha Berat Jenis Jabon (Anthocephalus cadamba ) adalah 0,42 gr/cm 3 Diameter Jabon (Anthocephalus

Lebih terperinci

Inventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan

Inventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan Inventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan I PUTU GEDE P. DAMAYANTO 1*, RADEN PRAMESA NARAKUSUMO 1,

Lebih terperinci

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978) 57 Analisis Fungsi Ekologi RTH Peredam Kebisingan Bukit Golf Hijau (BGH) adalah salah satu cluster di Sentul City dimana penghuninya sudah cukup banyak yang menempati rumah-rumah disini. Mayoritas penghuninya

Lebih terperinci

Penataan Ruang Terbuka Hijau sebagai Cara Optimalisasi Pembentukan Karakter Kota Studi Kasus Ruang Terbuka Hijau di Pusat Kota Pacitan

Penataan Ruang Terbuka Hijau sebagai Cara Optimalisasi Pembentukan Karakter Kota Studi Kasus Ruang Terbuka Hijau di Pusat Kota Pacitan Penataan Ruang Terbuka Hijau sebagai Cara Optimalisasi Pembentukan Karakter Kota Studi Kasus Ruang Terbuka Hijau di Pusat Kota Pacitan 1)Luluk Mawardah ; 2) Ririn Dina Mutfianti 1)FTSP-Jurusan Arsitektur,

Lebih terperinci

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING LAPORAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGELOLAAN HUTAN KOTA ( Taman Nostalgia Kupang ) NAMAA NIM KELAS MK : JONIGIUS DONUATA : 132 385 018 : A : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, data analisis dan pembahasan, dapat diperoleh hasil penelitian ( temuan) yang telah diperoleh, maka disimpulkan dan menjadi suatu arahan,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Kegiatan Tahun Buku II BPK Palembang 111

ABSTRAK. Laporan Kegiatan Tahun Buku II BPK Palembang 111 Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Pengembangan Hutan Kota Koordinator : Dr.Ir. Ismayadi Samsoedin, M.Si. Judul Kegiatan : Hasil Kajian dan Rekomendasi tentang Aspek

Lebih terperinci

BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.03/MENHUT-V/2004 TANGGAL : 22 JULI 2004 A. Latar Belakang BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR MAJOR INTERDEPARTEMEN, STRATA 1 (S-1) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH A. Mata Kuliah

Lebih terperinci

KATA KUNCI UTAMA PERMASALAHAN LANSKAP PERKOTAAN KUALITAS UDARA & PENCEMARAN PERAN POHON. Data Ilmiah dari Hasil Penelitian Terapan

KATA KUNCI UTAMA PERMASALAHAN LANSKAP PERKOTAAN KUALITAS UDARA & PENCEMARAN PERAN POHON. Data Ilmiah dari Hasil Penelitian Terapan BEDAH BUKU Gelar IPTEK Hasil Litbang dan Inovasi Tahun 2016 Rabu, 11 Mei 2016 Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pembahas: Hadi Susilo Arifin Guru Besar Bidang Ekologi & Manajemen Lanskap Fakultas

Lebih terperinci

PEMILIHAN JENIS POHON UNTUK PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA MUKHLISON

PEMILIHAN JENIS POHON UNTUK PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA MUKHLISON PEMILIHAN JENI POHON UNTUK PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI KAWAAN PERKOTAAN YOGYAKARTA MUKHLION Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Email: mukhlison@ugm.ac.id ABTRACT Urban forest provides two important

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41

BAB I PENDAHULUAN. segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan komponen alam yang memiliki banyak fungsi, baik dari segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41 tahun 1999, hutan didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 10 Peta Lokasi Sentul City

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 10 Peta Lokasi Sentul City 21 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas Kawasan Sentul City mempunyai akses langsung yang terdekat yaitu Tol Jagorawi dan Tol Ringroad Sentul City. Selain itu, terdapat akses menuju kawasan

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola tanam agroforestri yang diterapkan petani di Desa Pesawaran Indah terdapat pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut Indra, dkk (2006)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies burung dunia. Tiga ratus delapan puluh satu spesies di antaranya merupakan endemik Indonesia

Lebih terperinci

Kata kunci: Emisi Karbon, Daya Serap Vegetasi,Kecamatan Genteng, dan Ruang Terbuka Hijau.

Kata kunci: Emisi Karbon, Daya Serap Vegetasi,Kecamatan Genteng, dan Ruang Terbuka Hijau. ANALISA KEMAMPUAN JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN GENTENG SURABAYA ANALYSIS OF THE ABILITY OF

Lebih terperinci

REKAYASA VEGETATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO LONGSOR

REKAYASA VEGETATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO LONGSOR Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan REKAYASA VEGETATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO LONGSOR Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend. A. Yani Pabelan, Kartasura

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa seiring dengan

Lebih terperinci

2. ANALISIS CADANGAN KARBON POHON HUTAN KOTA

2. ANALISIS CADANGAN KARBON POHON HUTAN KOTA 2. ANALISIS CADANGAN KARBON POHON HUTAN KOTA 2.1. PENDAHULUAN Polusi dan suhu udara merupakan salah satu persoalan lingkungan yang sedang terjadi di DKI Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan

Lebih terperinci

TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) BUDIYANTO DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

Daerah Aliran Atas: Pohon: -Pinus (Pinus mercusii) Semak: -Pakis (Davillia denticula) -Kirinyu (Cromolaena odorata) -Pokak

Daerah Aliran Atas: Pohon: -Pinus (Pinus mercusii) Semak: -Pakis (Davillia denticula) -Kirinyu (Cromolaena odorata) -Pokak Daerah Aliran Atas: Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro: Vegetasi tepi sungai berupa semak campuran pepohonan yang tumbuh di atas tebing curam (20 m). Agak jauh dari sungai terdapat hutan Pinus (Perhutani);

Lebih terperinci

SEBARAN VEGETASI DAN KONSENTRASI GAS CO - Pb DI TAMAN KB, SIMPANG LIMA, DAN TUGU MUDA KOTA SEMARANG

SEBARAN VEGETASI DAN KONSENTRASI GAS CO - Pb DI TAMAN KB, SIMPANG LIMA, DAN TUGU MUDA KOTA SEMARANG SEBARAN VEGETASI DAN KONSENTRASI GAS CO - Pb DI TAMAN KB, SIMPANG LIMA, DAN TUGU MUDA KOTA SEMARANG Hilyana Margahayu, Hariyanto, Dewi Liesnoor S. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Lebih terperinci

AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA

AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA Mochamad Arief Soendjoto Maulana Khalid Riefani Didik Triwibowo Fazlul Wahyudi Universitas Lambung Mangkurat Press Banjarbaru i ii AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt 68 PERENCANAAN Perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri mencakup perencanaan tata hijau, rencana sirkulasi, dan rencana fasilitas. Perencanaan tata hijau mencakup tata hijau penyangga (green

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kota merupakan suatu tempat yang dihuni oleh masyarakat dimana mereka dapat bersosialisasi serta tempat melakukan aktifitas sehingga perlu dikembangkan untuk menunjang aktivitas

Lebih terperinci

FOR SALE.

FOR SALE. SOLD OUT READY FOR SALE www.i-gist.com 2 Pendahuluan Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan merupakan salah satu dari 6 (enam) Kebijakan Prioritas Kementerian Kehutanan 2009-2014. Menteri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dunia era sekarang ini begitu cepat, ditandai dengan banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang sebelumnya kota telah berkembang menjadi

Lebih terperinci

Isi Materi. Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis

Isi Materi. Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis Isi Materi Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis Tujuan Pemilihan Jenis Tanaman Agar tanaman yang dipilih dapat tumbuh baik sesuai dengan kondisi lingkungan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PEMATANG SIANTAR

KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PEMATANG SIANTAR KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PEMATANG SIANTAR Nilva Elysa Siregar Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate

Lebih terperinci

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR Cesaria Wahyu Lukita, 1, *), Joni Hermana 2) dan Rachmat Boedisantoso 3) 1) Environmental Engineering, FTSP Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan suatu tempat terjadinya kehidupan dan aktivitas bagi penduduk yang memiliki batas administrasi yang diatur oleh perundangan dengan berbagai perkembangannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Jalan Perkotaan 1. Klasifikasi Jenis Jalan Menurut UU No 38 Tahun 2004 tentang jalan, definisi jalan adalah sebagai berikut : Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kawasan perkotaan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2008. Gambar 3. Citra IKONOS Wilayah

Lebih terperinci

KARAKTER FISIK POHON DAN PENGARUHNYA TERHADAPIKLIM MIKRO (Studi Kasus di Hutan Kota dan RTH Kota Semarang)

KARAKTER FISIK POHON DAN PENGARUHNYA TERHADAPIKLIM MIKRO (Studi Kasus di Hutan Kota dan RTH Kota Semarang) KARAKTER FISIK POHON DAN PENGARUHNYA TERHADAPIKLIM MIKRO (Studi Kasus di Hutan Kota dan RTH Kota Semarang) Physical Characters of Trees And Their Effects on Micro-Climate (Case Study at Urban Forest and

Lebih terperinci