DAFTAR PUSTAKA. Bapeda Kabupaten Kuningan. 2003a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan.
|
|
- Benny Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR PUSTAKA Bapeda Kabupaten Kuningan. 2003a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan b. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kuningan. Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan c. Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan Cigugur. Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan a. Rencana Pengelolaan Sumberdaya Alam Terpadu Kabupten Kuningan. Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan b. Masterplan Pembangunan Kabupaten Kuningan Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan BPS Kabupaten Kuningan. 2002a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan.
2 b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan a. Kecamatan Kuningan Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan b. Kecamatan Cigugur Dalam Angka tahun BPS Kab. Kuningan. Kuningan. Bapeda dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan Data Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Kuningan Tahun Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan. Bapeda dan LSM RISSAPEL Laporan Akhir: Perencanaan Pengelolaan Zona Resapan Air untuk Menjamin Ketersediaan Air di Wilayah Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan. Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kuningan LSM RISSAPEL Kuningan. Kuningan. Dahlan, E. N Pedoman Penanaman Tanaman Tepi Jalan. Tidak diterbitkan Hutan Kota Untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup di Perkotaan. APHI. Jakarta Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan Kota. IPB Press. Bogor Analisis Kebutuhan Luas Hutan Kota Sebagai Sink Gas CO 2 Antropogenik Dari Bahan Bakar Minyak Dan Gas Dikota Bogor Dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Disertasi Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Departemen Dalam Negeri Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 Tahun 2008 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Direktorat Jenderal Penatan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kab. Kuningan, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. DTRCK Kab. Kuningan. Kuningan.
3 89 Dwivedi, P., C. S. Rathore, Y. Dubey Ecological benefits of urban forestry: The case of Kerwa, Forest Area (KFA), Bhopal, India. Applied Geography 29 : Ebenezer L. T., F. M. Sinaga, M. Kuron Pengaruh Bahan Bakar Transportasi terhadap Pencemaran Udara dan Solusinya. Paper Kebijakan Energi. Jurusan Teknik Fisika. Fakultas Teknik. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Fakuara, Y Hutan Kota Peranan dan Permasalahannya. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fakultas Kehutanan IPB Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor Irwan, Z. D Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Cidesindo. Jakarta Jaya, N. S Penginderaan Jauh Satelit untuk Kehutanan. Laboratorium Inventarisasi Hutan. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Kusumaningrum, N Pencemaran Udara dan Manajemen Lalu Lintas di Indonesia. Pusat Penelitian Jembatan dan Jalan. Bandung. Grey, G.W. and F.J. Deneke Urban Forestry. John Wiley and Sons, New York. Nowak, D. J., D. E. Crane, J. C. Stevens Air pollution removal by urban trees and shrubs in the United States. Urban Forestry & Urban Greening 4 : Nugraha Pengembangan Hutan Kota dalam Pengembangan Wilayah Kota Serang dan Cilegon. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun Tentang Hutan Kota. Sekretaris Negara Republik Indonesia. Jakarta. Septriana, D Perencanaan Pengembangan Hutan Kota Di Kota Padang, Sumatera Barat. Tesis Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soemarwoto, O Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan. Jakarta.
4 90 Soeriaatmaja, R.E Ilmu Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Soerianegara, I. dan A. Indrawan Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Suwandi, I Studi Dendrologis Flora Pohon Penyusun Hutan Pegunungan Zona Montana Gunung Ciremai Jawa Barat. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Wisesa, S.P.C Studi Pengembangan Hutan Kota Di Wilayah Kotamadya Bogor. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak diterbitkan.
5 91 Lampiran 1. Jenis Tanaman Hutan Kota Kota Kuningan No. Nama Daerah Nama Botani Famili 1. Akasia Acacia auriculiformis Leguminosae 2. Alpokat Persea americana Lauraceae 3. Angsana Pterocarpus indicus Leguminosae 4. Beringin Ficus benjamina Moraceae 5. Bungur Lagerstroemia loudonii Lythraceae 6. Cocor bebek Kalanchoe pinnata Crassulaceae 7. Duwet Eugenia cuminii Eugenaceae 8. Flamboyan Delonix regia Caesalpiniaseae 9. Glodogan Tiang Polyathialongifolia Annonaceae 10. Johar Cassia multiyoga Leguminosae 11. Karet Kebo Ficus elastika Moraceae 12. Kembang merak Caesalpinia pulcherrima Caesalpiniaseae 13. Kemuning Muraya paniculata Rutaceae 14. Kere payung Filicium decipiens Sapindaceae 15. Kupu-kupu Bauhinia purpurea Leguminosae 16. Mahoni Swientenia mahagoni Meliaceae 17. Mangga Mangifera indica Myrtaceae 18. Mawar Rosa hybrida Rosaceae 19. Melati Jasminum sambac Oleaceae 20. Nangka Artocarpus integra Moraceae 21. Nusa indah Musaena ahphillippica Rubiaceae 22. Pacar Impatiens balsamina Balsaminaceae 23. Palem merah Cyatostachys lakka Palmae 24. Palem Raja Oerodoxa regia Palmae 25. Randu Ceiba pentandra Bombacaceae 26. Sonokeling Dalbergia latifolia Fabaceae 27. Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae 28. Tatarompetan Ipomoea tripida Convolvulaceae 29. Teh-tehan Acalypha macrphylla Euphorbiaceae
6 92 Lampiran 2. Jenis Tanaman yang dapat dikembangkan pada Hutan Kota Kota Kuningan Tabel 1. Tanaman pada Taman Hutan No. Nama Daerah Nama Botani Famili 1. Angsana Pterocarpus indicus Leguminosae 2. Asam Tamarindus indica Fabaceae 3. Beringin Ficus benjamina Moraceae 4. Bungur Lagerstromia speciosa Lythraceae 5. Cemara sumatra Casuarina sumatrana Casuarinaceae 6. Cengal Hopea sangkal Dipteroearpaceae 7. Dadap Erythrina cristagalli Fabaceae 8. Flamboyan Delonix regia Caesalpiniaseae 9. Johar Cassia siamea Leguminosae 10. Kaliandra Calliandra marginata Leguminosae 11. Kawista Feronia limonia Rutaceae 12. Kecapi Shandoricum koetjape Meliaceae 13. Kenanga Canangium adoratum Annonaceae 14. Kepuh Sterculia foetida Sterculiaceae 15. Khaya Khaya anthotheca Meliaceae 16. Kibeusi leutik Lindera srtichchytolia Lauraceae 17. Lamtorogung Leucaena lecocephala Leguminosae 18. Manglid Michelia velutina Magnoliaceae 19. Matoa Pometia pinnata Sapindaceae 20. Nyamplung Callophylum inophyllum Clusiaceae 21. Palem Raja Oerodoxa regia Palmae 22. Puspa Schima wallichii Theaceae 23. Salam Eugenia polyantha Myrtaceae 24. Sawo duren Crysophyllum cainito Sapotaceae 25. Sawo kecik Manilkara kauki Sapotaceae 26. Sungkai Pheronema canescens Verbenaceae 27. Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae Sumber : Dahlan, 2002
7 93 Tabel 2. Tanaman pada Jalur Hijau No. Nama Daerah Nama Botani Famili 1. Akasia Acacia auriculiformis Leguminosae 2. Angsana Pterocarpus indicus Leguminosae 3. Asam kranji Pithecelobium dulce Fabaceae 4. Beringin Ficus benjamina Moraceae 5. Bungur Lagerstroemia loudonii Lythraceae 6. Cemara sumatra Casuarina sumatrana Casuarinaceae 7. Damar Agathis alba Araucariaceae 8. Flamboyan Delonix regia Caesalpiniaseae 9. Johar Cassia multiyoga Leguminosae 10. Kere payung Filicium decipiens Sapindaceae 11. Ketapang Terminalia cattapa Combretaceae 12. Kupu-kupu Bauhinia purpurea Fabaceae 13. Mahoni Swientenia mahagoni Meliaceae 14. Nyamplung Calophyllum inophyllum Clusiaceae 15. Pinus Pinus merkusii Pinaceae 16. Saga Adenanthera povoniana Fabaceae 17. Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae Sumber : Dahlan, 2002 Tabel 3. Tanaman pada Pekarangan No. Nama Daerah Nama Botani Famili 1. Alpokat Persea americana Lauraceae 2. Belimbing Averrhoa carambola Oxalidaceae 3. Cengkeh E. aromatica Myrtaceae 5. Duwet Eugenia cuminii Myrtaceae 6. Jambu air E. aquea Myrtaceae 7. Jambu monyet Anacardium occidentale Anacardiaceae 8. Jeruk Citrus sp. Rutaceae 9. Kedondong Spondias rarak Anacardiaceae 10. Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae 11. Kenanga Canangium odoratum Annonaceae 12. Mangga Mangifera indica Anacardiaceae 13. Manggis Garcinia mangostana Clusiaceae 14. Nangka Artocarpus integra Moraceae 15. Petai Parkia speciosa Fabaceae 16. Rambutan Nephelium lappaceum Sapindaceae 17. Sirsak Annona muricata Annonaceae 18. Srikaya A. squamosa Annonaceae Sumber : Dahlan, 2002
8 Lampiran 3. Prediksi Kebutuhan Hutan Kota No. Kelurahan Luas Kebutuhan Hutan Kota (Ha) Prosentase (%) Wilayah (Ha) Cirendang ,4 41,7 51,1 60,5 69,8 15,6 20,2 24,7 29,2 33,8 2. Cigintung 62 21,3 29,4 37,5 45,7 53,8 34,4 47,4 60,5 73,7 86,8 3. Purwawinangun ,1 125,8 150,5 175,3 200,0 42,8 53,3 63,8 74,3 84,7 4. Cijoho ,6 81,8 100,1 118,5 136,8 31,2 40,1 49,1 58,1 67,1 5. Kuningan ,6 125,9 160,2 194,5 228,8 30,3 41,7 53,0 64,4 75,8 6. Awirarangan ,9 103,9 124,0 144,1 164,2 49,4 61,1 72,9 84,8 96,6 7. Winduhaji ,5 67,1 77,7 88,4 99,1 36,9 43,8 50,8 57,8 64,7 8. Windusengkahan 35 19,8 25,5 31,2 36,9 42,6 56,7 72,8 89,1 105,3 121,6 9. Ciporang ,3 70,3 87,3 104,4 121,4 47,6 62,8 78,0 93,2 108,4 10. Kedungarum ,2 21,5 25,9 30,3 34,7 13,2 16,4 19,8 23,1 26,5 11. Ancaran ,2 72,6 88,0 103,5 118,9 32,3 41,0 49,7 58,4 67,2 12. Winduherang ,9 46,8 59,7 72,7 85,6 16,1 22,3 28,4 34,6 40,8 13. Cigadung ,6 65,8 80,9 96,1 111,3 22,4 29,1 35,8 42,5 49,2 14. Sukamulya 52 25,3 32,5 39,6 46,8 54,0 48,7 62,5 76,2 90,0 103,8 15. Cigugur ,4 91,6 105,8 120,1 134,3 15,1 17,9 20,7 23,5 26,3 16. Cipari 90 34,6 53,9 73,1 92,4 111,7 38,4 59,8 81,2 102,6 124,1 Kota Kuningan ,7 1055,8 1292,8 1529,8 1766,8 28,5 36,7 44,9 53,2 61,4 94
9 Lampiran 4. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Alami dan Non Alami Tabel 1. Ruang Terbuka Hijau Alami No. Kelurahan Luas Luas Prosentase (%) Rasio Hutan Kota Terhadap RTH Alami (%) Wilayah (Ha) RTH Alami (Ha) Cirendang ,5 71,3 55,6 51,1 46,6 42,1 37,5 2. Cigintung 62 27,9 44,9 10,6-2,5-15,6-28,8-41,9 3. Purwawinangun ,4 45,5 2,6-7,8-18,3-28,8-39,3 4. Cijoho ,5 58,1 26,9 18,0 9,0 0,0-9,0 5. Kuningan ,0 32,8 2,4-8,9-20,3-31,6-43,0 6. Awirarangan ,5 52,7 3,3-8,4-20,3-32,1-43,9 7. Winduhaji ,2 44,6 7,7 0,7-6,2-13,2-20,2 8. Windusengkahan 35 11,3 32,2-24,5-40,6-56,9-73,2-89,5 9. Ciporang ,3 54,7 7,1-8,1-23,3-38,5-53,7 10. Kedungarum ,6 71,5 58,3 55,1 51,7 48,4 45,0 11. Ancaran ,2 58,8 26,5 17,8 9,1 0,4-8,3 12. Winduherang ,1 54,3 38,2 32,1 25,9 19,7 13,6 13. Cigadung ,8 75,6 53,2 46,5 39,8 33,0 26,3 14. Sukamulya 52 30,4 58,4 9,7-4,0-17,8-31,6-45,3 15. Cigugur ,8 56,5 41,4 38,6 35,8 33,0 30,2 16. Cipari 90 35,4 39,4 0,9-20,5-41,9-63,3-84,7 Kota Kuningan ,7 54,5 26,0 17,8 9,6 1,3-6,9 95
10 Tabel 2. Taman Kota No. Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Nama Taman Luas Prosentse (%) 1. Cirendang Cigintung Purwawinangun Cijoho Kuningan 302 a. Dalia 0,4 0,1 b. Pertokoan Siliwangi 0,2 0,05 c. Relief 0,04 0,01 d. Alun-alun 0,7 0,2 6. Awirarangan Winduhaji 153 Ex Terminal 0,2 0,1 8. Windusengkahan Ciporang 112 Perumnas 0,3 0,3 10. Kedungarum Ancaran Winduherang Cigadung Sukamulya Cigugur Cipari Kota Kuningan ,7 0,1 96
11 Lampiran 5. Jumlah, Rerata Laju Perkembangan dan Kepadatan Penduduk Kota Kuningan Tahun No Kelurahan Luas (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) r (%) Kepadatan/Ha 1. Cirendang , Cigintung , Purwawinangun , Cijoho , Kuningan , Awirarangan , Winduhaji , Windusengkahan , Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,32 36 Kota Kuningan ,
12 Lampiran 6. Prediksi Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Penduduk Kota Kuningan Tahun No. Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa) Kebutuhan Oksigen Penduduk (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,53 2. Cigintung , , , , ,18 3. Purwawinangun , , , , ,42 4. Cijoho , , , ,20 9,738,14 5. Kuningan , , , , ,63 6. Awirarangan , , , , ,78 7. Winduhaji , , , , ,36 8. Windusengkahan , , , , ,67 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran , , , , , Winduherang , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,04 Kota Kuningan , , , , ,85 98
13 Lampiran 7. Jumlah dan Rerata Laju Perkembangan Hewan Ternak Kota Kuningan Tahun Tabel 1. Hewan Ternak Jenis Ayam No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang ,286-2,26 2. Cigintung ,897-1,90 3. Purwawinangun ,411 6,41 4. Cijoho ,818 3,96 5. Kuningan ,079 3,28 6. Awirarangan ,592-5,02 7. Winduhaji ,149-4,92 8. Windusengkahan ,151-1,46 9. Ciporang ,430-2, Kedungarum ,395-2, Ancaran ,008 1, Winduherang ,775-0, Cigadung ,450-1, Sukamulya ,378 0, Cigugur ,381 10, Cipari ,911-1,15 Kota Kuningan ,91 99
14 Tabel 2. Hewan Ternak Jenis Sapi No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang ,00 2. Cigintung ,89 3. Purwawinangun ,89 4. Cijoho ,00 5. Kuningan ,00 6. Awirarangan ,17 7. Winduhaji ,06 8. Windusengkahan ,62 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,84 Kota Kuningan ,62 100
15 Tabel 3. Hewan Ternak Jenis Kerbau No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang Cigintung Purwawinangun Cijoho Kuningan Awirarangan Winduhaji Windusengkahan Ciporang Kedungarum Ancaran Winduherang Cigadung Sukamulya Cigugur Cipari Kota Kuningan ,17 101
16 Tabel 4. Hewan Ternak Jenis Kambing No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang ,94 2. Cigintung ,47 3. Purwawinangun ,70 4. Cijoho ,83 5. Kuningan ,10 6. Awirarangan ,80 7. Winduhaji ,03 8. Windusengkahan ,83 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,21 Kota Kuningan ,84 102
17 Tabel 5. Hewan Ternak Jenis Kuda No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) r (%) 1. Cirendang ,00 2. Cigintung ,00 3. Purwawinangun ,77 4. Cijoho ,57 5. Kuningan ,00 6. Awirarangan ,17 7. Winduhaji ,11 8. Windusengkahan ,50 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,00 Kota Kuningan ,73 103
18 Lampiran 8. Prediksi Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak Kota Kuningan Tahun Tabel 1. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak Total No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang , , , ,69 2. Cigintung ,54 643,56 7,14,58 785,60 3. Purwawinangun ,87 835, , ,00 4. Cijoho , , , ,30 5. Kuningan ,57 857, , ,70 6. Awirarangan , , , ,43 7. Winduhaji , , , ,81 8. Windusengkahan , , , ,16 9. Ciporang , , , , Kedungarum ,18 908, , , Ancaran ,70 974, , , Winduherang , , , , Cigadung , , , Sukamulya ,03 851, , , Cigugur , , , , Cipari , , , ,56 Kota Kuningan , , , , ,57 104
19 Tabel 2. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Ayam No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang ,17 975, , , ,88 2. Cigintung ,83 567,43 637,03 706,63 776,23 3. Purwawinangun ,84 613,37 788,90 964, ,96 4. Cijoho , , , , ,68 5. Kuningan ,52 701,57 857, , ,70 6. Awirarangan , , , , ,47 7. Winduhaji , , , , ,09 8. Windusengkahan ,92 733,81 906, , ,47 9. Ciporang , , , , , Kedungarum ,11 753,18 908, , , Ancaran ,33 759,70 974, , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya ,05 612,20 791,35 970, , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,94 Kota Kuningan 201, , , , , ,76 105
20 Tabel 3. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Sapi No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang Cigintung ,69 5,11 6,52 7,94 9,36 3. Purwawinangun ,79 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Cijoho ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Kuningan ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Awirarangan ,51 62,98 37,45 11,91 0,00 7. Winduhaji ,38 10,21 13,05 15,89 18,72 8. Windusengkahan ,60 78,30 100,99 123,68 146,38 9. Ciporang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Kedungarum ,00 0,00 0,00 0,00 0, Ancaran ,00 0,00 0,00 0,00 0, Winduherang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Cigadung ,43 40,85 42,27 43,69 45, Sukamulya ,00 0,00 0,00 0,00 0, Cigugur , , , , , Cipari , ,69 757,99 457,29 156,59 Kota Kuningan , , , , ,21 106
21 Tabel 4. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Kerbau No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang ,81 6,81 6,81 6,81 6,81 2. Cigintung ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Purwawinangun ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Cijoho ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Kuningan ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Awirarangan ,65 97,02 125,39 153,75 182,12 7. Winduhaji ,28 0,00 0,00 0,00 0,00 8. Windusengkahan ,97 6,81 9,65 12,48 15,32 9. Ciporang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Kedungarum ,00 0,00 0,00 0,00 0, Ancaran ,00 0,00 0,00 0,00 0, Winduherang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Cigadung ,67 0,00 0,00 0,00 0, Sukamulya ,42 0,00 0,00 0,00 0, Cigugur ,09 0,00 0,00 0,00 0, Cipari ,12 1,70 0,28 0,00 0,00 Kota Kuningan ,45 112,34 142,12 173,04 204,25 107
22 Tabel 5. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Kambing No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang ,60 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Cigintung ,14 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Purwawinangun ,75 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Cijoho ,58 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Kuningan ,27 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Awirarangan ,18 0,00 0,00 0,00 0,00 7. Winduhaji ,90 0,00 0,00 0,00 0,00 8. Windusengkahan ,70 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Ciporang ,05 0,00 0,00 0,00 0, Kedungarum ,58 0,00 0,00 0,00 0, Ancaran ,93 0,00 0,00 0,00 0, Winduherang ,99 8,16 6,33 4,50 2, Cigadung ,45 5,34 0,00 0,00 0, Sukamulya ,99 27,31 17,63 7,95 0, Cigugur ,27 88,53 116,78 145,03 173, Cipari ,01 86,01 103,02 120,02 137,03 Kota Kuningan ,40 215,35 243,76 277,51 312,98 108
23 Tabel 6. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Hewan Jenis Kuda No. Kelurahan Jumlah Hewan Ternak (Ekor) Kebutuhan Oksigen Hewan Ternak (Kg/Hari) Cirendang ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Cigintung ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Purwawinangun ,32 57,50 46,68 35,86 25,04 4. Cijoho ,26 59,35 45,44 31,53 17,62 5. Kuningan ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Awirarangan ,20 24,11 21,02 17,93 14,84 7. Winduhaji ,26 3,71 2,16 0,62 0,00 8. Windusengkahan ,40 1,85 0,31 0,00 0,00 9. Ciporang ,00 0,00 0,00 0,00 0, Kedungarum ,00 0,00 0,00 0,00 0, Ancaran ,00 0,00 0,00 0,00 0, Winduherang ,95 20,40 18,86 17,31 15, Cigadung ,51 7,42 4,33 1,24 0, Sukamulya ,06 44,51 42,97 41,42 39, Cigugur ,00 0,00 0,00 0,00 0, Cipari ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Kota Kuningan ,95 218,86 181,76 145,90 113,14 109
24 Lampiran 9. Jumlah dan Rerata Laju Perkembangan Kendaraan Bermotor Kota Kuningan Tahun Tabel 1. Kendaraan Bermotor Jenis Bus No Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) r (%) 1. Cirendang ,99 2. Cigintung ,15 3. Purwawinangun ,18 4. Cijoho ,41 5. Kuningan ,62 6. Awirarangan ,78 7. Winduhaji ,08 8. Windusengkahan ,67 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,78 Kota Kuningan ,56 110
25 Tabel 2. Kendaraan Bermotor Jenis Penumpang No Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) r (%) 1. Cirendang ,60 2. Cigintung ,35 3. Purwawinangun ,49 4. Cijoho ,59 5. Kuningan ,68 6. Awirarangan ,64 7. Winduhaji ,10 8. Windusengkahan ,36 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,01 Kota Kuningan ,98 111
26 Tabel 3. Kendaraan Bermotor Jenis Beban No Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) r (%) 1. Cirendang Cigintung Purwawinangun Cijoho Kuningan Awirarangan Winduhaji Windusengkahan Ciporang Kedungarum Ancaran Winduherang Cigadung Sukamulya Cigugur Cipari Kota Kuningan ,36 112
27 Tabel 4. Kendaraan Bermotor Jenis Sepeda Motor No Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) r (%) 1. Cirendang ,58 2. Cigintung ,10 3. Purwawinangun ,24 4. Cijoho ,38 5. Kuningan ,33 6. Awirarangan ,03 7. Winduhaji ,47 8. Windusengkahan ,48 9. Ciporang , Kedungarum , Ancaran , Winduherang , Cigadung , Sukamulya , Cigugur , Cipari ,89 Kota Kuningan ,66 113
28 Lampiran 10. Prediksi Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Kota Kuningan Tahun Tabel 1. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Total No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,10 2. Cigintung , , , , ,15 3. Purwawinangun , , , , ,40 4. Cijoho , , , , ,28 5. Kuningan , , , , ,72 6. Awirarangan , , , , ,94 7. Winduhaji , , , , ,46 8. Windusengkahan , , , , ,02 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran ,812, , , , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,76 Kota Kuningan , , , , ,62 114
29 Tabel 2. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Jenis Bus No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang ,30 462,18 485,06 507,94 530,82 2. Cigintung ,29 356,93 425,57 494,21 562,85 3. Purwawinangun , , , ,44 1,441,44 4. Cijoho ,05 974, , ,97 1,180,61 5. Kuningan , , , ,78 2,315,46 6. Awirarangan , , , ,46 1,413,98 7. Winduhaji ,64 640,64 640,64 640,64 640,64 8. Windusengkahan ,14 302,02 324,90 347,78 370,66 9. Ciporang ,13 768,77 837,41 906,05 974, Kedungarum ,80 228,80 228,80 228,80 228, Ancaran ,38 828,26 851,14 874,02 896, Winduherang ,69 471,33 539,97 608,61 677, Cigadung ,55 741,31 787,07 832,83 878, Sukamulya ,78 370,66 393,54 416,42 439, Cigugur ,22 544,54 292,86 41,18 0, Cipari ,84 755, , ,44 1,784,64 Kota Kuningan , , , , ,11 115
30 Tabel 3. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Jenis Penumpang No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,90 2. Cigintung , , , , ,12 3. Purwawinangun , , , , ,11 4. Cijoho , , , , ,94 5. Kuningan , , , , ,78 6. Awirarangan , , , , ,45 7. Winduhaji , , , , ,79 8. Windusengkahan , , , , ,01 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran , , , , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,63 Kota Kuningan , , , , ,94 116
31 Tabel 4. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Jenis Beban No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,38 2. Cigintung , , , , ,60 3. Purwawinangun , , , , ,71 4. Cijoho , , , , ,54 5. Kuningan , , , , ,26 6. Awirarangan , , , , ,66 7. Winduhaji , , , , ,12 8. Windusengkahan , , , , ,22 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran , , , , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,10 Kota Kuningan , , , , ,20 117
32 Tabel 5. Jumlah dan Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor Jenis Sepeda Motor No. Kelurahan Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor (Kg/Hari) Cirendang , , , , ,01 2. Cigintung , , , , ,58 3. Purwawinangun , , , , ,14 4. Cijoho , , , , ,19 5. Kuningan , , , , ,23 6. Awirarangan , , , , ,86 7. Winduhaji , , , , ,90 8. Windusengkahan , , , , ,14 9. Ciporang , , , , , Kedungarum , , , , , Ancaran , , , , , Winduherang , , , , , Cigadung , , , , , Sukamulya , , , , , Cigugur , , , , , Cipari , , , , ,38 Kota Kuningan , , , , ,37 118
33 Lampiran 11. Prediksi Kebutuhan Lahan Perumahan di Setiap Wilayah Kota Kuningan No. Kelurahan Kebutuhan Lahan Perumahan (Ha) Kebutuhan Lahan Fasilitas Pendudukung Perumahan (Ha) Cirendang 33,39 36,45 39,50 42,56 45,62 13,36 14,58 15,80 17,02 18,25 2. Cigintung 22,07 27,27 32,47 37,67 42,87 8,83 10,91 12,99 15,07 17,15 3. Purwawinangun 107,98 110,78 113,57 116,36 119,15 43,19 44,31 45,43 46,54 47,66 4. Cijoho 67,10 72,86 78,63 84,40 90,17 26,84 29,14 31,45 33,76 36,07 5. Kuningan 98,74 119,78 140,82 161,86 182,90 39,50 47,91 56,33 64,74 73,16 6. Awirarangan 77,79 85,11 92,43 99,75 107,07 31,12 34,04 36,97 39,90 42,83 7. Winduhaji 48,48 49,84 51,20 52,56 53,92 19,39 19,94 20,48 21,02 21,57 8. Windusengkahan 20,03 21,72 23,41 25,10 26,78 8,01 8,69 9,36 10,04 10,71 9. Ciporang 53,70 61,49 69,27 77,06 84,84 21,48 24,60 27,71 30,82 33, Kedungarum 17,28 18,01 18,74 19,46 20,19 6,91 7,20 7,50 7,78 8, Ancaran 60,66 64,34 68,01 71,68 75,35 24,26 25,74 27,20 28,67 30, Winduherang 30,06 35,65 41,24 46,83 52,42 12,02 14,26 16,50 18,73 20, Cigadung 51,68 56,24 60,80 65,36 69,92 20,67 22,50 24,32 26,14 27, Sukamulya 26,29 28,30 30,30 32,31 34,32 10,52 11,32 12,12 12,92 13, Cigugur 64,74 71,32 77,90 84,48 91,06 25,90 28,53 31,16 33,79 36, Cipari 25,36 22,99 20,62 18,25 15,88 10,14 9,20 8,25 7,30 6,35 Kota Kuningan 805,35 882,15 958, , ,46 322,14 352,86 383,56 414,28 444,98 119
34 Lampiran 12. Prediksi Luas RTH Pekarangan di Setiap Wilayah Kota Kuningan No. Kelurahan Luas RTH Pekarangan (Ha) Cirendang 0,8 0,9 1,0 1,1 1,1 2. Cigintung 0,6 0,7 0,8 0,9 1,1 3. Purwawinangun 2,7 2,8 2,8 2,9 3,0 4. Cijoho 1,7 1,8 2,0 2,1 2,3 5. Kuningan 2,5 3,0 3,5 4,1 4,6 6. Awirarangan 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 7. Winduhaji 1,2 1,3 1,3 1,3 1,4 8. Windusengkahan 0,5 0,5 0,6 0,6 0,7 9. Ciporang 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 10. Kedungarum 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 11. Ancaran 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 12. Winduherang 0,8 0,9 1,0 1,2 1,3 13. Cigadung 1,3 1,4 1,5 1,6 1,8 14. Sukamulya 0,7 0,7 0,8 0,8 0,9 15. Cigugur 1,6 1,8 2,0 2,1 2,3 16. Cipari 0,6 0,6 0,5 0,5 0,4 Kota Kuningan ,1 24,0 25,9 27,8 120
35 121 Lampiran 13. Kuisioner KUISIONER PREDIKSI KEBUTUHAN HUTAN KOTA BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA KUNINGAN, JAWA BARAT A. IDENTITAS RESPONDEN 1. No. Responden : Umur : Pendidikan : Pekerjaan : Alamat :... B. Pertanyaan Umum Tentang Hutan Kota 1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara (i) mengetahui tentang hutan kota. Tidak Ya, jelaskan... Kesimpulan : 4. Sangat Paham 3. Paham 2. Kurang paham 1. Tidak paham 2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) tentang hutan kota di Kota Kuningan Tidak baik, karena... Cukup baik, karena... Baik, karena... Sangat baik, karena... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 3. Bagaimana penilaian Bapak/Ibu/Saudara (i) terhadap pembangunan hutan kota Tidak baik, karena... Cukup baik, karena... Baik, karena... Sangat baik... Kesimpulan : 1 Tidak Tahu. 2. Kurang tahu 3.Tahu 4. Sangat tahu. 4. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) seberapa pentingkah pengembangan hutan kota di Kota Kuningan? Tidak penting, karena... Cukup penting, karena... Penting, karena... Sangat penting, karena... Kesimpulan : 1 Tidak Penting. 2. Kurang Penting Penting. 3. Penting 4. Sangat
36 122 C. Pengembangan Hutan Kota 1. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) pengembangan hutan kota di Kota Kuningan lebih baik pada lokasi-lokasi seperti apa? Pekarangan rumah Sepadan sungai Tepi jalan Pemakaman (TPU)... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 2. Jenis tanaman seperti apakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) baik dikembangkan pada hutan kota. Pohon Tanaman hias Semak/perdu Rumput... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 3. Untuk jenis pohon, menurut Bapak/Ibu/Saudara (i), pohon seperti apakah yang cocok untuk Kota Kuningan Pohon rindang Pohon yang tidak sering menggugurkan daun Pohon yang bernilai ekonomi Pohon yang mempunyai nilai estetika... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 4. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i), tipe hutan kota apakah yang cocok untuk Kota Kuningan Hutan kota pemukiman Hutan kota industri Hutan kota rekreasi/wisata Hutan kota konservasi Hutan kota pusat kumunitas sosial/kegiatan Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik.
37 Bentuk hutan kota seperti apakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) ideal dikembangkan di Kota Kuningan Taman kota Jalur hijau jalan Jalur hijau sungai Hutan Taman perumahan Taman pemakaman... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. D. Pengelolaan Hutan Kota 1. Menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) bagaimanakan pengelolaan hutan kota di Kota Kuningan Tidak baik, karena... Cukup baik, karena... Baik, karena... Sangat baik... Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. 2. Menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) siapakah yang bertanggung jawab terhadap hutan kota Pemda, karena... Masyarakat, karena... Swasta, karena... LSM, karena Kesimpulan : 1. Tidak baik. 2. Cukup baik 3. baik 4. Sangat baik. Catatan : a. Pertanyaan dalam angket ini bersifat dinamis, disesuaikan dengan kondisi dilapangan. b. Pertanyaan dalam angket ini dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan wawancara dilapangan.
38 Lampiran 14. Tabulasi Skor Kuisioner Skor Pertanyaan No No Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Tentang Hutan Kota Pengembangan Hutan Kota Pengelolaan Hutan Kota Jml SMA Wiraswasta SMA Petani SMA PNS SMP Wiraswasta SMA PNS SD Petani SMP Petani SMA Wiraswasta SMA Petani PT PNS PT PNS SMA Wiraswasta SMP Wiraswasta SMP Wiraswasta SMP Petani SMA Wiraswasta SD PNS SMA PNS SD PNS
39 Lampiran 13. Lanjutan SMP Petani SMA Petani SMA PNS SMP PNS SMA PNS SMA PNS SMP PNS PT Mahasiswa PT Mahasiswa PT Mahasiswa SMA LSM PT LSM PT LSM PT Dosen PT Dosen PT DPRD SMA Wiraswasta SMA Wiraswasta PT DPRD SMP Wiraswasta SMP Mahasiswa SMP Mahasiswa SMA Mahasiswa SMA Petani
40 Lampiran 13. Lanjutan SMA Petani SMA Petani SMP Petani SMP Wiraswasta SMA Wiraswasta PT Wiraswasta SMA Wiraswasta PT Wiraswasta SMA PNS SMP PNS SMA PNS SD PNS SMP PNS SMA Wiraswasta SMA Wiraswasta SD Wiraswasta SMA Wiraswasta SMP Wiraswasta PT PNS PT PNS SMA Wiraswasta SD Wiraswasta SMP Wiraswasta SMA Wiraswasta
41 Lampiran 13. Lanjutan SMA Wiraswasta SMP Wiraswasta SMA Wiraswasta SMA Wiraswasta SMA Wiraswasta SMP Petani SMA Petani SMA Petani SMA Petani SMA Petani Jumlah Skor 3540 Skor Kriterium
PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN
Komponen 4 PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN Bimbingan Teknis Adiwiyata 2014, Jakarta 25-27 Maret 2014 Linda Krisnawati & Stien J. Matakupan 1 Lader of Participation developed by Hart (1992)
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Amsyari, F Prinsip Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Mutiara. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Affandi, M. J. 1994. Pengembangan Hutan Kota dalam Kaitannya dengan Pembangunan Wilayah di Kotamadya Bandar Lampung. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Amsyari, F. 1977. Prinsip Prinsip
Lebih terperinciLampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat
Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja (Oreodoxa
Lebih terperinciBAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK
BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat
Lebih terperinciLampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg)
Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg) 1 2 3 4 5 Total Biomassa (Kg/Jalur) Lampiran 2. Data Nilai Berat Jenis Tanaman No. Jenis Famili
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a.
Lampiran 1. Perhitungan dan Karbon Tersimpan Contoh : Diketahui Angsana (Pterocarpus indicus) yang memiliki berat jenis 0,65 gr/cm 3 terdapat pada RTH Ahmad Yani dengan diameter 40 cm, maka nilai biomassa
Lebih terperinciLampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang
48 Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja
Lebih terperinciENDES N. DAHLAN. Diterima 10 Desember 2007/Disetujui 15 Mei 2008 ABSTRACT
JUMLAH EMISI GAS CO 2 DAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN BERDAYA ROSOT SANGAT TINGGI: STUDI KASUS DI KOTA BOGOR (The Amount of CO 2 Gasses Emission and Selection of Plant Species with Height Carbon Sink Capability:
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU)
149 IDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU) Rizqi Azhar Al Habib, Qomarun Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 B. Tujuan Penelitian...3 C. Manfaat Penelitian...3
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...xiii INTISARI...xiv
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Kota Denpasar Hasil interpretasi dan analisis citra Landsat 7 ETM bulan Oktober tahun 2009, Kota Denpasar mempunyai luas wilayah 12.891,6 ha. Berdasarkan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM KOTA KUNINGAN
IV. KONDISI UMUM KOTA KUNINGAN 4.1. Letak dan Luas Kota Kuningan termasuk kedalam dua wilayah administrasi kecamatan, yaitu Kecamatan Kuningan dan Kecamatan Cigugur. Secara geografis wilayah ini terletak
Lebih terperinciANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (Studi Kasus : Surabaya Pusat dan Selatan)
SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (Studi Kasus : Surabaya Pusat dan Selatan) Oleh : Soegih Ratri Widyanadiari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari konsep ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo adalah : 1. Adanya kebutuhan masyarakat pada kawasan pusat kota Ponorogo akan ruang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan Juni 1972. Permasalahan lingkungan yang
Lebih terperinciGeo Image (Spatial-Ecological-Regional)
Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage KAJIAN CEMARAN UDARA PADA TAMAN KOTA KB DAN SIMPANG LIMA KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa
64 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil analisis dan sintesis, memberikan gambaran bahwa kawasan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI Suraida Abstrak Identifikasi tumbuhan merupakan suatu cara untuk mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi
Lebih terperinciStudi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si
Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun 2012 Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si Latar Belakang Perkembangan suatu kota ditandai dengan pesatnya pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fotosintesis Menurut Dwijoseputro (1980), fotosintesis adalah proses pengubahan zatzat anorganik berupa H 2 O dan CO 2 oleh klorofil (zat hijau daun) menjadi zat-zat organik
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR MAJOR INTERDEPARTEMEN, STRATA 1 (S-1) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM A. Mata
Lebih terperinciPemilihan Jenis Pohon dalam rangka pembangunan dan pengembangan hutan kota. Serang, 14 Oktober 2014
Pemilihan Jenis Pohon dalam rangka pembangunan dan pengembangan hutan kota Serang, 14 Oktober 2014 Hutan kota : pepohonan yg berdiri sendiri / berkelompok / vegetasi berkayu di kawasan perkotaan yg pada
Lebih terperinciMuhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D
PERENCANAAN VEGETASI PADA JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA Muhimmatul Khoiroh 3310
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Luas Hutan Kota di Kotamadya Jakarta Selatan Berdasarkan Peraturan Penentuan luas hutan kota mengacu kepada dua peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu menurut PP No 62 Tahun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis Pengaruh Peningkatan Penjualan Kendaraan Bermotor terhadap Peningkatan Emisi CO 2 di udara Indonesia merupakan negara pengguna kendaraan bermotor terbesar ketiga
Lebih terperinciI. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman
METODE VEGETATIF I. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman dapat menahan atau mengurangi aliran
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Tabel 8 Penilaian Kriteria Standar Pohon Sebagai Pereduksi Angin
27 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis 5.1.1 Analisis RTH (Pohon) Sebagai Pereduksi Angin Analisis ini dilakukan pada empat area CBD di Sentul City, yakni Marketing Office, Plaza Niaga I, Graha Utama dan Graha
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hutan Kota yang ada di Kota Samarinda Menurut PP RI No. 63 2002 hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan dan pengembangan suatu kota berjalan sangat cepat, sehingga apabila proses ini tidak diimbangi dengan pengelolaan lingkungan hidup dikhawatirkan akan
Lebih terperinciB. Pengetahuan Masyarakat Tabel 1 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Terbuka Hijau
65 65 66 Lampiran 1 Lembar Kuesioner A. Identitas Responden 1. Jenis kelamin a. Pria b. wanita 2. Umur a. 20-30 tahun c. 41-50 tahun e. > 60 tahun b. 31-40 tahun d. 51-60 tahun 3. Pendidikan Terakhir a.
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Keadaan Umum Kota Bogor Kota Bogor merupakan kota pendukung DKI Jakarta yang merupakan ibukota negara Republik Indonesia. Letak geografis
Lebih terperinciPREDIKSI HUTAN KOTA BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA KUNINGAN, JAWA BARAT IING NASIHIN
PREDIKSI HUTAN KOTA BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA KUNINGAN, JAWA BARAT IING NASIHIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Prediksi
Lebih terperinciKEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH
KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI
Lebih terperinciGambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung
92 BAB V PERENCANAAN LANSKAP 5.1 Konsep Perencanaan Konsep dasar dalam penelitian ini adalah untuk merencanakan lanskap ruang terbuka hijau ekologis sebagai habitat burung di kawasan permukiman. Berdasarkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. dilakukan dari bulan Mei hingga Juni Peneliti. mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan.
BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei hingga Juni 2015. Peneliti mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan. Adapun lokasi yang dijadikan
Lebih terperinciDINAMIKA KOMUNITAS TUMBUHAN PADA EKOSISTEM BATAS CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG
DINAMIKA KOMUNITAS TUMBUHAN PADA EKOSISTEM BATAS CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG PLANT COMMUNITIES DYNAMICS IN THE LIMIT ECOSYSTEMS OF GUNUNG AMBANG NATURE RESERVE Hendra Amon 1), Johny Tasirin ) dan Martina
Lebih terperinciKampus USU Medan Staf Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat km 10,5 Sibaganding-Parapat
Prediksi Luasan Optimal Hutan Kota Sebagai Penyerap Gas Karbondioksida (CO 2) di Kota Medan 1 Predicting of Urban Forest Width as the Carbondioxide (CO 2) Absorber in Medan Suri Fadhilla 2, Siti Latifah
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi
Lebih terperinci-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN
MENIERI,KBFUTANAN I,EPUBLIK INDONE$II. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN BENIH TANAMAN HUTAN DENGAN RAIIMAT TUHAN YANG MAHA ESA!/TENTERI
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas
Lebih terperinciKemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH
Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 Kemampuan
Lebih terperinciIdentifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota Medan 1 (Identification of Plant Species at a Few Street Green Belt of Medan City)
Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota 1 (Identification of Plant Species at a Few Street Green Belt of City) Hafsah Purwasih 2, Siti Latifah 3, Asep Sukmana 4 1 Bagian dari skripsi
Lebih terperinciAhmad Rivai 2, Pindi Patana 3, Siti Latifah 3
Pendugaan Emisi CO 2 dan Kebutuhan O 2 Serta Daya Serap CO 2 dan Penghasil O 2 Pada Taman Kota dan Jalur Hijau di Kota Medan 1 Esstimation Emissions of CO 2 and needs of O 2 and Absorption of CO 2 and
Lebih terperinciMomentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN
KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN Wiwik Handayani 1*, Gagoek Hardiman 1 dan Imam Buchari 1 1 Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro Semarang Jalan Imam Bardjo,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tanaman Sebagai Penyerap Karbondioksida
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karbondioksida Gas CO 2 adalah bahan baku bagi fotosintesis dan laju fotosintesis dipengaruhi oleh kadar CO 2 di udara (Ardiansyah 2009). June (2006) menyatakan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai hutan tropis dengan luas terbesar ketiga setelah Brazil dan Zaire, sehingga memiliki tanggung jawab dalam melestarikan agar tetap dapat berfungsi
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Penelitian estimasi kebutuhan luas hutan kota berdasarkan kebutuhan oksigen di Kotamadya Jakarta Selatan. Tempat pengambilan data primer
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi pohon kota dilakukan pada tiga jalur jalan arteri di Kota Jakarta Pusat. Jalur arteri tersebut yaitu Jalan M.H. Thamrin, Jalan P. Diponegoro, dan Jalan Angkasa. Berdasarkan
Lebih terperinciSTUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
Ni Kade A. D. Aryani, dkk., Studi Dendrologs Jenis-Jenis 215 STUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG Ni Kade A.D. Aryani, Yudhistira A.N.R. Ora Fransiskus
Lebih terperinciEVALUASI HUTAN KOTA BERDASARKAN FUNGSI AMELIORASI IKLIM MIKRO DI KOTA SEMARANG AYU NOVITA SARI
EVALUASI HUTAN KOTA BERDASARKAN FUNGSI AMELIORASI IKLIM MIKRO DI KOTA SEMARANG AYU NOVITA SARI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Lebih terperinciLAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani
LAMPIRAN A A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani VEGETASI UNTUK MEREDUKSI POLUSI B Angsana (Pterocarpus indicus) Dapat mereduksi 0.5937 (µg/g) polutan
Lebih terperinciJurnal Ekonomi Volume 20, Nomor 3 September 2012
PENYEIMBANGAN LINGKUNGAN AKIBAT PENCEMARAN KARBON YANG DITIMBULKAN INDUSTRI WARUNG INTERNET DI KOTA PEKANBARU Nobel Aqualdo, Eriyati dan Toti Indrawati Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas
Lebih terperinciOleh Driananta Praditiyas NRP Dosen Pembimbing Abdu Fadli Assomadi, SSi., MT NIP
ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (STUDI KASUS : SURABAYA UTARA DAN TIMUR) Dosen Pembimbing Abdu Fadli Assomadi, SSi., MT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu kawasan dengan sarana pendukung seperti perkantoran, kawasan industri, sekolah, rumah ibadah, pusat-pusat
Lebih terperinciVI. SIMPULAN DAN SARAN
VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1) Hutan kota yang terdapat di Kabupaten Belu saat ini secara kuantitas masih mencukupi kebutuhan yang disyaratkan, namun dari aspek letak atau penyebaran masih diperlukan
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Lampiran 2. Foto Objek Fokal Orangutan Dalam Penelitian Individu jantan dewasa Individu jantan remaja Individu betina dewasa Individu betina dewasa bersama anaknya Lampiran
Lebih terperinciPERENCANAAN HUTAN KOTA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA WATAMPONE. Syamsu Rijal. Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS ABSTRACT
PERENCANAAN HUTAN KOTA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA WATAMPONE Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS ABSTRACT This watchfulness aims to identify city forest need and plan green air-g at Watampone
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis Pengaruh Peningkatan Emisi CO 2 di Dunia terhadap Peningkatan Pencairan Es di Berbagai Benua Peningkatan Emisi CO 2 yang menyebabkan pemanasan global secara fakta
Lebih terperinciSikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu (Studi Kasus Di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Bogor)
LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Lembar pernyataan Tanggal pengisian: Jarak dari titik acuan: Kriteria vegetasi pekarangan: Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Deneke (1993) diacu dalam Kenney & Wassenaer (2002) menyatakan bahwa hutan kota mempunyai fungsi ekonomi, kesehatan lingkungan dan sosial bagi masyarakat. Fungsi hutan kota dapat
Lebih terperinciGambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)
48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota
24 IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota Bandar Lampung, merupakan area yang pada awalnya berupa sebidang
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan
Lampiran 1. Perhitungan dan Contoh Diketahui : RTH Hutan Kota Bumi Perkemahan Pramuka Cadika dengan luas 1,911 Ha Berat Jenis Jabon (Anthocephalus cadamba ) adalah 0,42 gr/cm 3 Diameter Jabon (Anthocephalus
Lebih terperinciInventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan
Inventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan I PUTU GEDE P. DAMAYANTO 1*, RADEN PRAMESA NARAKUSUMO 1,
Lebih terperinciGambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)
57 Analisis Fungsi Ekologi RTH Peredam Kebisingan Bukit Golf Hijau (BGH) adalah salah satu cluster di Sentul City dimana penghuninya sudah cukup banyak yang menempati rumah-rumah disini. Mayoritas penghuninya
Lebih terperinciPenataan Ruang Terbuka Hijau sebagai Cara Optimalisasi Pembentukan Karakter Kota Studi Kasus Ruang Terbuka Hijau di Pusat Kota Pacitan
Penataan Ruang Terbuka Hijau sebagai Cara Optimalisasi Pembentukan Karakter Kota Studi Kasus Ruang Terbuka Hijau di Pusat Kota Pacitan 1)Luluk Mawardah ; 2) Ririn Dina Mutfianti 1)FTSP-Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinci: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING
LAPORAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGELOLAAN HUTAN KOTA ( Taman Nostalgia Kupang ) NAMAA NIM KELAS MK : JONIGIUS DONUATA : 132 385 018 : A : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, data analisis dan pembahasan, dapat diperoleh hasil penelitian ( temuan) yang telah diperoleh, maka disimpulkan dan menjadi suatu arahan,
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinciABSTRAK. Laporan Kegiatan Tahun Buku II BPK Palembang 111
Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Pengembangan Hutan Kota Koordinator : Dr.Ir. Ismayadi Samsoedin, M.Si. Judul Kegiatan : Hasil Kajian dan Rekomendasi tentang Aspek
Lebih terperinciBAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.03/MENHUT-V/2004 TANGGAL : 22 JULI 2004 A. Latar Belakang BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR MAJOR INTERDEPARTEMEN, STRATA 1 (S-1) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH A. Mata Kuliah
Lebih terperinciKATA KUNCI UTAMA PERMASALAHAN LANSKAP PERKOTAAN KUALITAS UDARA & PENCEMARAN PERAN POHON. Data Ilmiah dari Hasil Penelitian Terapan
BEDAH BUKU Gelar IPTEK Hasil Litbang dan Inovasi Tahun 2016 Rabu, 11 Mei 2016 Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pembahas: Hadi Susilo Arifin Guru Besar Bidang Ekologi & Manajemen Lanskap Fakultas
Lebih terperinciPEMILIHAN JENIS POHON UNTUK PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA MUKHLISON
PEMILIHAN JENI POHON UNTUK PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI KAWAAN PERKOTAAN YOGYAKARTA MUKHLION Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Email: mukhlison@ugm.ac.id ABTRACT Urban forest provides two important
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan komponen alam yang memiliki banyak fungsi, baik dari segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41 tahun 1999, hutan didefinisikan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM. Gambar 10 Peta Lokasi Sentul City
21 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas Kawasan Sentul City mempunyai akses langsung yang terdekat yaitu Tol Jagorawi dan Tol Ringroad Sentul City. Selain itu, terdapat akses menuju kawasan
Lebih terperinciBAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola tanam agroforestri yang diterapkan petani di Desa Pesawaran Indah terdapat pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut Indra, dkk (2006)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies burung dunia. Tiga ratus delapan puluh satu spesies di antaranya merupakan endemik Indonesia
Lebih terperinciKata kunci: Emisi Karbon, Daya Serap Vegetasi,Kecamatan Genteng, dan Ruang Terbuka Hijau.
ANALISA KEMAMPUAN JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN GENTENG SURABAYA ANALYSIS OF THE ABILITY OF
Lebih terperinciREKAYASA VEGETATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO LONGSOR
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan REKAYASA VEGETATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO LONGSOR Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend. A. Yani Pabelan, Kartasura
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa seiring dengan
Lebih terperinci2. ANALISIS CADANGAN KARBON POHON HUTAN KOTA
2. ANALISIS CADANGAN KARBON POHON HUTAN KOTA 2.1. PENDAHULUAN Polusi dan suhu udara merupakan salah satu persoalan lingkungan yang sedang terjadi di DKI Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan
Lebih terperinciTINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)
TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) BUDIYANTO DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN
Lebih terperinciDaerah Aliran Atas: Pohon: -Pinus (Pinus mercusii) Semak: -Pakis (Davillia denticula) -Kirinyu (Cromolaena odorata) -Pokak
Daerah Aliran Atas: Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro: Vegetasi tepi sungai berupa semak campuran pepohonan yang tumbuh di atas tebing curam (20 m). Agak jauh dari sungai terdapat hutan Pinus (Perhutani);
Lebih terperinciSEBARAN VEGETASI DAN KONSENTRASI GAS CO - Pb DI TAMAN KB, SIMPANG LIMA, DAN TUGU MUDA KOTA SEMARANG
SEBARAN VEGETASI DAN KONSENTRASI GAS CO - Pb DI TAMAN KB, SIMPANG LIMA, DAN TUGU MUDA KOTA SEMARANG Hilyana Margahayu, Hariyanto, Dewi Liesnoor S. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Lebih terperinciAVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA
AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA Mochamad Arief Soendjoto Maulana Khalid Riefani Didik Triwibowo Fazlul Wahyudi Universitas Lambung Mangkurat Press Banjarbaru i ii AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI
Lebih terperinciPERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt
68 PERENCANAAN Perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri mencakup perencanaan tata hijau, rencana sirkulasi, dan rencana fasilitas. Perencanaan tata hijau mencakup tata hijau penyangga (green
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kota merupakan suatu tempat yang dihuni oleh masyarakat dimana mereka dapat bersosialisasi serta tempat melakukan aktifitas sehingga perlu dikembangkan untuk menunjang aktivitas
Lebih terperinciFOR SALE.
SOLD OUT READY FOR SALE www.i-gist.com 2 Pendahuluan Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan merupakan salah satu dari 6 (enam) Kebijakan Prioritas Kementerian Kehutanan 2009-2014. Menteri
Lebih terperinciPENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dunia era sekarang ini begitu cepat, ditandai dengan banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang sebelumnya kota telah berkembang menjadi
Lebih terperinciIsi Materi. Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis
Isi Materi Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis Tujuan Pemilihan Jenis Tanaman Agar tanaman yang dipilih dapat tumbuh baik sesuai dengan kondisi lingkungan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan
Lebih terperinciKEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PEMATANG SIANTAR
KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PEMATANG SIANTAR Nilva Elysa Siregar Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate
Lebih terperinciINVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR
INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR Cesaria Wahyu Lukita, 1, *), Joni Hermana 2) dan Rachmat Boedisantoso 3) 1) Environmental Engineering, FTSP Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan suatu tempat terjadinya kehidupan dan aktivitas bagi penduduk yang memiliki batas administrasi yang diatur oleh perundangan dengan berbagai perkembangannya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Jalan Perkotaan 1. Klasifikasi Jenis Jalan Menurut UU No 38 Tahun 2004 tentang jalan, definisi jalan adalah sebagai berikut : Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kawasan perkotaan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2008. Gambar 3. Citra IKONOS Wilayah
Lebih terperinciKARAKTER FISIK POHON DAN PENGARUHNYA TERHADAPIKLIM MIKRO (Studi Kasus di Hutan Kota dan RTH Kota Semarang)
KARAKTER FISIK POHON DAN PENGARUHNYA TERHADAPIKLIM MIKRO (Studi Kasus di Hutan Kota dan RTH Kota Semarang) Physical Characters of Trees And Their Effects on Micro-Climate (Case Study at Urban Forest and
Lebih terperinci