B. Pengetahuan Masyarakat Tabel 1 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Terbuka Hijau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "B. Pengetahuan Masyarakat Tabel 1 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Terbuka Hijau"

Transkripsi

1 65 65

2 66 Lampiran 1 Lembar Kuesioner A. Identitas Responden 1. Jenis kelamin a. Pria b. wanita 2. Umur a tahun c tahun e. > 60 tahun b tahun d tahun 3. Pendidikan Terakhir a. SMP/sederajat c. Akademi/sederajat e. tidak sekolah b. SMU/ sederajat d. PT/ sederajat 4. Pekerjaan Utama a. Pedagang c. pegawai swasta e. ABRI g.tidak/belum bekerja b. PNS d. petani f. Buruh h. lainnya 5. Pendapatan/bulan a. < Rp c. Rp e. >Rp b. Rp d. Rp Pengeluaran/bulan a. < Rp c. Rp e. >Rp b. Rp d. Rp B. Pengetahuan Masyarakat Tabel 1 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Terbuka Hijau No Pernyataan Tanggapan SS S R TS STS 1 RTH adalah ruang tebuka yang berada di dalam perkotaan yang didalamnya terdapat vegetasi yang memberikan manfaat positif bagi lingkungan 2 RTH sangat bermanfat bagi kehidupan manusia 3 Luasan RTH berkurang karena kemajuan pembangunan dan pertambahan penduduk 4 kemajuan pembangun adalah pembangunan gedung- gedung, pembangunan industri, jalur transportasi, dan sarana prasarana lain 5 akibat penurunan luasan RTH mengakibatkan kenaikan suhu, pencemaran udara, banjir dan menurunnya persediaan air tanah 6 hutan kota adalah bagian dari RTH 66

3 67 Tabel 2 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Hutan Kota No Pernyataan Tanggapan SS S R TS STS 7\1 pembangunan hutan kota adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan 2 bentuk hutan kota antara lain ruang hijau jalur, pemakaman, rekreasi kota, pertanian, kebun binatang, kebun raya, dan pekarangan 3 fungsi hutan kota adalah untuk menurunkan suhu, meningkatkan keindahan,sarana olahraga, rekreasi dan pendidikan 4 pembangunan hutan kota harus selaras dengan tata ruang wilayah kota dan memperhatikan unsure estetika 5 pemerintah adalah orang yang bertanggungjawab dalam pembangunan dan pengelolaan hutan kota 6 pembangunan dan pengelolaan hutan kota perlu melibatkan peran serta masyarakat C. Preferensi Responden Pilih salah satu jawaban yang paling anda sukai 1. Menurut anda, lahan kosong (RTH) yang ada di Jl Moh.Kafi 2 sebaiknya dimanfaatkan untuk apa? a. Hutan kota c. Perumahan b. Pusat perbelanjaan d. lapangan bermain 2. Hal-hal yang menjadi ciri khas hutan kota yang anda inginkan a. Bentuk dan struktur bangunan b. Penataan dan bentuk fasilitas hutan kota (lampu taman, t4 sampah) c. Penataan hutan kota d. Air mancur, e. Patung /sculpture 3. Penempatan tempat sampah a. tersebar c. berjauhan b. tersebar merata 4. Penerangan lampu yang diinginkan a. gelap/sedikit penerangan c. remang-remang, b. terang d. sangat terang 5. Warna fasilitas yang anda inginkan a. sangat mencolok c. tidak terlalu mencolok b. mencolok d. tidak mencolok 67

4 68 Soal dibawah ini beri nilai rangking 1-5 berdasarkan pilihan yang lebih baik menurut anda. 1. Menurut anda fungsi hutan kota Srengseng Sawah sebaiknya dibangun sebagai... ciri khas kota penyimpan cadangan air tempat tumbuhan berguna tempat rekreasi dan olahraga untuk keindahan kota 2. Aktifitas yang anda inginkan... kegiatan olahraga tempat berkumpul tempat bermain tempat istirahat 3. Jenis sarana untuk menunjang permainan/ kegiatan yang anda inginkan.. lapangan volli.. perosotan.. ayunan anak.. jogging track 4. Fasilitas yang anda inginkan... bangku taman... lampu taman... shelter... tempat sampah... kamar mandi 5. Jenis penutup permukaan yang diinginkan. paving block. kerikil. tanah rumput c. Jenis pohon yang diinginkan. bertajuk lebar. tidak mudah tumbang. daun tidak mudah gugur.. menghasilkan buah.. menghasilkan bunga. 68

5 69 7. Fungsi tanaman yang anda inginkan. mengurangi polusi menurunkan suhu. menambah keindahan...habitat satwa..penyimpan cadangan air 8. Jenis tanaman lain yang anda inginkan (jawaban boleh lebih dari satu)... perdu... rumput... bambu/palem... semak... tanaman berbunga 9. Apakah saran dan keinginan anda yang lainnya terhadap pembangunan yang akan dilaksanakan di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan? \ 69

6 70 Lampiran 2 Data Penduduk Tabel 3 Jumlah Penduduk di Kelurahan Srengseng Sawah NO RW WNI WNA KK LK PR JML LK PR JML LK PR JML JML Sumber: Laporan Bulan Januari 2009 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan Tabel 4 Data Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Srengseng Sawah No Jenis Pekerjaan Jumlah Keterangan 1 Pegawai negeri ,42% 2 TNI ,38% 3 Swasta ,56% 4 Pensiunan 892 4,19% 5 Pedagang ,48% 6 Tani ,34% 7 Pertukangan 452 2,12% 8 Pemulung 173 0,81% 9 Buruh ,48% 10 Jasa 434 2,04% 11 Pengangguran 252 1,18% JUMLAH % Sumber: Laporan Bulan Januari 2009 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan 70

7 71 Tabel 5 Data penduduk di Kelurahan Ciganjur NO RW WNI WNA KK LK PR JML LK PR JML LK PR JML ,282 JML Sumber: Laporan Bulan Januari 2009 Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan Tabel 6 Data Penduduk menurut mata pencaharian Kelurahan Ciganjur No Jenis Pekerjaan Jumlah Keterangan 1 Pegawai negeri % 2 ABRI/POLRI 545 3% 3 Swasta % 4 Pensiunan % 5 Pedagang 3,294 15% 6 Tani 363 2% 7 Buruh % 8 Lain-lain % JUMLAH 21, % Sumber: Laporan Bulan Januari 2009 Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan 71

8 72 Lampiran 3 Karakteristik Masyarakat Tabel 7 Karakteristik Masyarakat Latar belakang No masyarakat f Persentase 1 Jenis LK 57 83,82 Kelamin PR 11 16,18 2 Umur > Pendidikan SMP SMU AKADEMI PTN tidak sekolah Pekerjaan pedagang PNS pegawai swasta petani 0 0 ABRI 0 0 buruh belum kerja lainnya Pendapatan < ,5jt ,5jt-3jt jt-5jt blanko >5jt Pengeluaran < ,5jt ,5jt-3jt jt-5jt >5jt 0 0 blanko

9 73 Tabel 8 Preferensi responden terhadap bentuk dan tipe hutan kota N f % f % f % f % f % 6 a b c d e a b c d a b c d a b c d e a b c d a b c d e a b c d e a b c d e

10 Lampiran 4. Deskripsi Tanaman dalam Tapak Tabel 9. Deskripsi Tanaman berdasarkan tinggi, ketinggian, dan karakteristiknya Nama Lokal Nama Latin Famili syarat tempat Karakteristik dan fungsi tanaman tumbuh A B C D E F Keterangan Pohon A. Bentuk Tajuk Angsana Pterocarpus indicus Willd Papilionaceae mdpl , Bulat Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea Linn Fabaceae mdpl Menyebar Bungur Lagerstroemia speciosa (L) Pers. Lythraceae mdpl , V-shape Cemara Laut Casuarina equisetifolia L Casuarinaceae mdpl , Kipas Glodogan tiang Polyathea longifolia Sonn Annonaceae mdpl Payung Karet Kebo Ficus elastica Roxb. ex Hornem Moraceae mdpl irregular Kenanga Cananga odorata (Lamk)hook.F.& Thomson Annonaceae mdpl ,5 2 B. Diameter tajuk Kecapi Sandoricum koetjape (Burm.F.) Merr Meliaceae mdpl , m Manggis Garcinia mangostana L Clusiaceae mdpl m Menteng Baccauria racemosa Muell. Arg Euphorbiaceae mdpl , m Rambutan Nephelium lappaceum L Sapindaceae mdpl >10 m Sapu tangan Maniltoa grandiflora Scheff Fabaceae mdpl ,2 2 3 C. Tinggi Tanaman Tembesu Fragraea fragrans Roxb Loganiacea mdpl ,1-5 m Perdu m Bougenville Bougenvillea glabra Choisy Nycthaginaceae mdpl 1 2,3,6 1, m Dahlia Dahlia juarezii Rubiaceae mdpl 1 2, >30 m Kaca piring Gardenia augusta Merr Rubiaceae mdpl 1 4,6 2 3 D.Fungsi Tanaman Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis L Malvaceae mdpl 1 2,3, Pengisi Hanjuang Cordyline terminalis (L.) Kunth agavaceae mdpl 1 4, pengarah Semak mdpl 3.pembatas Jengger ayam Celosia cristata L Amaranthaceae mdpl pelindung Lidah mertua Sansevieria trifasciata Prain. agavaceae mdpl 1 4, peneduh Soka Ixora coccinea L Rubiaceae mdpl estetika Palem E. Warna bunga Palem bismarck Bismarckia nobilis Hildebr. & Wendl. Arecaceae mdpl merah Palem botol hyopphorbe lagenicaulis (L.H.Bailey) Arecaceae mdpl putih H.E.Moore Arecaceae mdpl kuning Palem putri ravenia sp 4. lainnya F. Toleransi Suhu Rumput 1. rendah Rumput gajah Axonopus compresus (Sw.) Beauv poaceae mdpl sedang rumput peking Zossia matrella (L.) Merr. Poaceae mdpl Tinggi 68

11 Lampiran 4. Jenis Tanaman dalam Tapak Bauhinia Purpurea Casuarina Polyathea Sandoricum Garcinia mangostana Ficus elastica Lagerstroemia fragrea equisetifolia longifolia Koetjape speciosa fragrans Ptrocarpus Cananga Baccaurea Maniltoa Nephelium Axonopus hyopphorbe ravenia sp bismarckia indicus odorata racemosa grandiflora lappaceum compressus lagenicaulis nobilis Celosia cristata Dahlia juarezii Gardenia augusta Hibiscus rosa-sinensis ixora coccinea bougenvillea cordiyline sansevieria Zoysia Glabra terminalis matrella 69

12 70 70

13 71 71

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data dan Fakta Pembangunan hutan kota dirancang berdasarkan empat dasar pertimbangan. Dasar pertimbangan tersebut adalah permasalahan lingkungan, kebijakan pemerintah,

Lebih terperinci

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1)  ; (2)  (3) 48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT

KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT LAMPIRAN 120 121 Lampiran 1. Form Kiusioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT Studi ini bertujuan untuk membuat perencanaan lanskap

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja (Oreodoxa

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 34 BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi hutan kota yang akan dibangun terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, dengan luas 5400 m 2. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi pohon kota dilakukan pada tiga jalur jalan arteri di Kota Jakarta Pusat. Jalur arteri tersebut yaitu Jalan M.H. Thamrin, Jalan P. Diponegoro, dan Jalan Angkasa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR 24 BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR 4.1 Profil Wilayah Kota Bogor Kota Bogor secara geografis terletak pada 106 o 48 Bujur Timur dan 6 o 36 Lintang Selatan dengan jarak ± 56 km dari ibukota Jakarta. Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah perkotaan pada umumnya tidak memiliki perencanaan kawasan yang memadai. Tidak terencananya penataan kawasan tersebut ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Denah Lokasi Hutan Kota Sungkur Klaten terletak di Kelurahan Sungkur, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Bagian Utara Hutan Kota berbatasan dengan Jalan

Lebih terperinci

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

REKOMENDASI Peredam Kebisingan 83 REKOMENDASI Dari hasil analisis dan evaluasi berdasarkan penilaian, maka telah disimpulkan bahwa keragaman vegetasi di cluster BGH memiliki fungsi ekologis yang berbeda-beda berdasarkan keragaman kriteria

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka

TINJAUAN PUSTAKA. ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka TINJAUAN PUSTAKA Ruang Terbuka Hijau Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 01 Tahun 2007 ruang terbuka hijau kawasan perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari konsep ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo adalah : 1. Adanya kebutuhan masyarakat pada kawasan pusat kota Ponorogo akan ruang

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa 64 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil analisis dan sintesis, memberikan gambaran bahwa kawasan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg)

Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg) Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg) 1 2 3 4 5 Total Biomassa (Kg/Jalur) Lampiran 2. Data Nilai Berat Jenis Tanaman No. Jenis Famili

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang 48 Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja

Lebih terperinci

Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau

Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau LAMPIRAN Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau 1. Apa keuntungan bagi kampus Universitas Riau dengan status hutan kota tersebut? 2. Apa tujuan utama dan tujuan lainnya

Lebih terperinci

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN (RTHKP) WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa, perkembangan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1. Deskripsi Lokasi Perumahan Taman Nirwana terletak di pinggir kota Klaten. Untuk mencapai lokasi dapat dilalui dengan kendaraan bermotor sedang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan yang terjadi di wilayah perkotaan sedang mengalami perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan yang terjadi lebih banyak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB VI R E K O M E N D A S I

BAB VI R E K O M E N D A S I BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan Dari 9 pekarangan dengan masing-masing 3 pekarangan di setiap bagiannya diketahui bahwa luasan rata-rata pekarangan pada bagian pertama 303 m 2, pada bagian ke-dua

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kondisi Geofisik 1. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Kota Denpasar Hasil interpretasi dan analisis citra Landsat 7 ETM bulan Oktober tahun 2009, Kota Denpasar mempunyai luas wilayah 12.891,6 ha. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Menurut Diana

TINJAUAN PUSTAKA. A. Evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Menurut Diana II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Menurut Diana (2004), evaluasi adalah suatu tindakan yang digunakan atau dilakukan untuk menelaah atau menduga

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt 68 PERENCANAAN Perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri mencakup perencanaan tata hijau, rencana sirkulasi, dan rencana fasilitas. Perencanaan tata hijau mencakup tata hijau penyangga (green

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, data analisis dan pembahasan, dapat diperoleh hasil penelitian ( temuan) yang telah diperoleh, maka disimpulkan dan menjadi suatu arahan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Luas Hutan Kota di Kotamadya Jakarta Selatan Berdasarkan Peraturan Penentuan luas hutan kota mengacu kepada dua peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu menurut PP No 62 Tahun

Lebih terperinci

STUDI POTENSI PENYIMPANAN KARBONDIOKSIDA (CO2) DI JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON

STUDI POTENSI PENYIMPANAN KARBONDIOKSIDA (CO2) DI JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON STUDI POTENSI PENYIMPANAN KARBONDIOKSIDA (CO2) DI JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON Christy C.V. Suhendy, Mersiana Sahureka, Lesly Latupapua LATAR BELAKANG Kota sebagai pusat aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERTAMANAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan keindahan

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING Kuesioner ini semata-mata digunakan untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi dan Analisis 5.1.1. Evaluasi dan Analisis Fungsi Pohon Proses penilaian fungsi pohon pada lanskap Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon meliputi 9 aspek,

Lebih terperinci

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung 92 BAB V PERENCANAAN LANSKAP 5.1 Konsep Perencanaan Konsep dasar dalam penelitian ini adalah untuk merencanakan lanskap ruang terbuka hijau ekologis sebagai habitat burung di kawasan permukiman. Berdasarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani

LAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani LAMPIRAN A A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani VEGETASI UNTUK MEREDUKSI POLUSI B Angsana (Pterocarpus indicus) Dapat mereduksi 0.5937 (µg/g) polutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang berkembang sangat pesat dengan ciri utama pembangunan fisik namun di lain sisi, pemerintah Jakarta

Lebih terperinci

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta 30 KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta Kota Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang dinamis. Setiap waktu fisik kota tampak berubah oleh kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kota seiring pertambahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Ciri Tanaman Lanskap 9/5/2014 TANAMAN DAN DESAIN PENANAMAN

PENDAHULUAN. Ciri Tanaman Lanskap 9/5/2014 TANAMAN DAN DESAIN PENANAMAN PENDAHULUAN TANAMAN DAN DESAIN PENANAMAN Tanaman merupakan elemen utama lanskap, tidak ada lanskap tanpa elemen tanaman, bahkan pada rock garden di sekitarnya juga terdapat tanaman. Tanaman merupakan sumber

Lebih terperinci

===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ===================================================== LEMBARAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012 NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanaman merupakan sumber keindahan, kenyamanan dan memberi daya dukung terhadap kehidupan

PENDAHULUAN. Tanaman merupakan sumber keindahan, kenyamanan dan memberi daya dukung terhadap kehidupan TANAMAN DAN DESAIN PENANAMAN PENDAHULUAN Tanaman merupakan elemen utama lanskap, tidak ada lanskap tanpa elemen tanaman, bahkan pada rock garden di sekitarnya juga terdapat tanaman. Tanaman merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Kota Bogor Tahun 2011 Penutupan lahan menggambarkan konstruksi vegetasi dan buatan yang menutup permukaan lahan (Burley 1961 dalam LO 1996). Peta penutupan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR Menimbang : a. bahwa seiring

Lebih terperinci

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : A. Kondisi Obyektif Lapangan Penelitian Kelurahan Merjosari terletak di jalan Mertojoyo No. 1 Telp 560525 kode pos 65144 Malang. Kelurahan ini merupakan salah satu kelurahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan,S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami kriteria tanaman Lanskap Kota Mengetahui berbagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data LAMPIRAN 0 1 0 Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian LAMPIRAN No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni 1 3 4 1 3 4 1 3 3 1 3 4 1 3 4 1. Penyusunan Proposal. Persiapan 3. Inventarisasi Data 4. Analisis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI LOMBOK TIMUR, : a. bahwa seiring dengan laju pembangunan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Uji akurasi klasifikasi lahan

Lampiran 1 Uji akurasi klasifikasi lahan LAMPIRAN Lampiran 1 Uji akurasi klasifikasi lahan CLASSIFICATION ACCURACY ASSESSMENT REPORT ----------------------------------------- Image File : e:/prof r pradipta/peta peta/end landsat 7 etm 2011 28

Lebih terperinci

KATA KUNCI UTAMA PERMASALAHAN LANSKAP PERKOTAAN KUALITAS UDARA & PENCEMARAN PERAN POHON. Data Ilmiah dari Hasil Penelitian Terapan

KATA KUNCI UTAMA PERMASALAHAN LANSKAP PERKOTAAN KUALITAS UDARA & PENCEMARAN PERAN POHON. Data Ilmiah dari Hasil Penelitian Terapan BEDAH BUKU Gelar IPTEK Hasil Litbang dan Inovasi Tahun 2016 Rabu, 11 Mei 2016 Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pembahas: Hadi Susilo Arifin Guru Besar Bidang Ekologi & Manajemen Lanskap Fakultas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR Oleh : RIAS ASRIATI ASIF L2D 005 394 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D PERENCANAAN VEGETASI PADA JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA Muhimmatul Khoiroh 3310

Lebih terperinci

BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.03/MENHUT-V/2004 TANGGAL : 22 JULI 2004 A. Latar Belakang BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kepentingan kehidupan manusia dan membantu penyebaran Tumbuhan yang ada disuatu kawasan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan BAB 4 METODOLOGI 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan untuk melihat suatu gambaran fenomena kesehatan masyarakat pada satu titik point waktu tertentu.

Lebih terperinci

KONSEP PEMILIHAN VEGETASI LANSEKAP PADA TAMAN LINGKUNGAN DI BUNDERAN WARU SURABAYA

KONSEP PEMILIHAN VEGETASI LANSEKAP PADA TAMAN LINGKUNGAN DI BUNDERAN WARU SURABAYA 181 Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010 KONSEP PEMILIHAN VEGETASI LANSEKAP PADA TAMAN LINGKUNGAN DI BUNDERAN WARU SURABAYA Hendra Kurniawan dan Rizki Alfian PS. Agroteknologi, Fakultas IPSA, Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

Elisa Manik 1, Siti Latifah 2, Pindi Patana 2

Elisa Manik 1, Siti Latifah 2, Pindi Patana 2 Pendugaan Karbon Tersimpan di Berbagai Jalur Hijau Jalan Arteri Sekunder Kota Bagian Tengah (Estimation of Carbon Stored in Different Green Line Arterial Road Secondary Central Part of City) Elisa Manik

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis GIS dengan CITYgreen 5.4 Proses analisis dibagi menjadi analisis enam belas rumah sampel. Keenam belas rumah ini berasal dari dua kecamatan dengan kondisi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 201 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : 1 08 Lingkungan

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel

Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel LAMPIRAN 126 127 Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel No Judul Gambar Keterangan 1 Guard House Gambar 41 2 Desain pada Gazebo Gambar 54 3 Desain

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung, 59 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Dan Luas Daerah Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung, Beranti Raya, Bumi Sari, Candi Mas, Haduyang, Haji Menna, Karang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a.

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a. Lampiran 1. Perhitungan dan Karbon Tersimpan Contoh : Diketahui Angsana (Pterocarpus indicus) yang memiliki berat jenis 0,65 gr/cm 3 terdapat pada RTH Ahmad Yani dengan diameter 40 cm, maka nilai biomassa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 37 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tipologi Ruang Terbuka Hijau Jenis ruang terbuka hijau yang dijumpai di kawasan RW 08 Kelurahan Lenteng Agung yaitu: pekarangan, jalur hijau jalan (tepi jalan, median jalan,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Lampiran 2. Foto Objek Fokal Orangutan Dalam Penelitian Individu jantan dewasa Individu jantan remaja Individu betina dewasa Individu betina dewasa bersama anaknya Lampiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan Juni 1972. Permasalahan lingkungan yang

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN JALUR HIJAU JALUR JALAN LINTAS SELATAN (JJLS) DESA KEMDANG KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERENCANAAN JALUR HIJAU JALUR JALAN LINTAS SELATAN (JJLS) DESA KEMDANG KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Seminar Hasil Penelitian PERENCANAAN JALUR HIJAU JALUR JALAN LINTAS SELATAN (JJLS) DESA KEMDANG KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Oleh : Sapto Nugroho Naviantoro 20070210001 AGROTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD Oleh : Linda Dwi Rohmadiani Abstrak Proporsi Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun

Lebih terperinci

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978) 57 Analisis Fungsi Ekologi RTH Peredam Kebisingan Bukit Golf Hijau (BGH) adalah salah satu cluster di Sentul City dimana penghuninya sudah cukup banyak yang menempati rumah-rumah disini. Mayoritas penghuninya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat

Lebih terperinci

VIII. RANCANGAN TAPAK

VIII. RANCANGAN TAPAK VIII. RANCANGAN TAPAK Perancangan adalah tahapan terakhir dari proses studi penelitian ini. Perancangan merupakan pengembangan dari konsep dan perencanaan dari tahapan sebelumnya. Perancangan pada tapak

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP

HORTIKULTURA LANSEKAP Materi 2 HORTIKULTURA LANSEKAP Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 TANAMAN SEBAGAI UNSUR LANSEKAP TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mampu menjelaskan ekosistim tanaman taman, Mampu menjelaskan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu (Studi Kasus Di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Bogor)

Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu (Studi Kasus Di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Bogor) LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Lembar pernyataan Tanggal pengisian: Jarak dari titik acuan: Kriteria vegetasi pekarangan: Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN EVALUASI PENGGUNAAN TANAMAN LANSEKAP DI TAMAN KESATUAN BANGSA (TKB) PUSAT KOTA MANADO

HASIL PENELITIAN EVALUASI PENGGUNAAN TANAMAN LANSEKAP DI TAMAN KESATUAN BANGSA (TKB) PUSAT KOTA MANADO Jurnal Sabua Vol.3, No.1: 9-18, Mei 2011 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN EVALUASI PENGGUNAAN TANAMAN LANSEKAP DI TAMAN KESATUAN BANGSA (TKB) PUSAT KOTA MANADO Jemmy Najoan Staf Pengajar Jurusan Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP SEMPADAN SUNGAI CILIWUNG

PERENCANAAN LANSKAP SEMPADAN SUNGAI CILIWUNG 40 PERENCANAAN LANSKAP SEMPADAN SUNGAI CILIWUNG Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan lanskap sempadan Sungai Ciliwung yaitu untuk meningkatkan kualitas lingkungan alami dengan memperbaiki dan mengembalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan faktor penting kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Perubahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan Lanskap jalan adalah wajah dan karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alami seperti bentuk topografi

Lebih terperinci

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 5 TAHUN 2010 Menimbang : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN BUNDARAN MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Bogor Barat Wilayah administrasi Kecamatan Bogor Barat hingga akhir Desember 2008 yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 47 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Pada Bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Kelurahan Tamansari yang diantaranya berisi tentang kondisi geografis dan kependudukan, kondisi eksisting ruang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci