Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg)
|
|
- Yuliani Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg) Total Biomassa (Kg/Jalur)
2 Lampiran 2. Data Nilai Berat Jenis Tanaman No. Jenis Famili BJ Kayu Sumber 1. Akasia (Acacia mangium) Fabaceae 0,25 Balai Industri Ambon (1987) 2. Alpukat (Persea Americana) Lauraceae 0,6 ICRAF 3. Angsana (Pterocarpus indicus) Fabaceae 0,65 Atlas Kayu Jilid II 4. Asam Jawa (Tamarindus indica) Fabaceae 0,92 Oey Joen Seng 1964 dalam Sumarni dan Muslich (2006) 5. Beringin (Ficus benjamina) Moraceae 0,35 Oey Joen Seng 1964 dalam Sumarni dan Muslich (2006) 6. Cemara Kipas (Thuja occidentalis) Casuarinaceae 0,31 Edward F. Gilman dan Dennis G. Watson (1994) 7. Cemara Laut (Casuarina Casuarinaceae 1,0 James A. Duke (1983) equisetifolia) 8. Dadap (Erythrina crystagalii) Fabaceae 0,25 Satyarini K (2003) 9. Flamboyan (Delonix regia) Fabaceae 0,8 ICRAF 10. Glodokan (Polyathia longifolia) Annonaceae 0,8 Oey Joen Seng 11. Jambu Biji (Psidium guava) Myrtaceae 0,75 ICRAF 12. Jati Putih (Gmelina arborea) Verbenaceae 0,4 Martawijaya dan Barlay (1995) 13. Karet (Ficus elastica) Moraceae 0,75 ICRAF 14. Kepuh (Sterculia foetida) Sterculiaceae 0,64 Oey Joen Seng (1964) dalam Haryani PDS (2000) 15. Ketapang (Terminalia catappa) Combretaceae 0,63 Manual Kehutanan (1992) 16. Kupu-Kupu (Bauhinia blakena) Fabaceae 0,64 Gaby L. Gonzalo (2009) 17. Lengkeng (Dimocarpus longan) Sapindaceae 0,71 Gaby L. Gonzalo (2009) 18. Mahoni (Switenia macrophylla) Meliaceae 0,64 Atlas Kayu Jilid I 19. Mahoni (Switenia mahagony) Meliaceae 0,64 Atlas Kayu Jilid I 20. Mangga (Mangifera indica) Anacardiaceae 0,67 ICRAF 21. Melinjo (Gnetum gnemon) Gnetaceae 0,63 Martawijaya (1979) 22. Mengkudu (Morinda citrifolia) Rubiaceae 0,67 ICRAF 23. Mindi (Melia azedarach) Meliaceae 0,53 Atlas Kayu Jilid II 24. Nangka (Artocarpus heterophyllus) Moraceae 0,63 Isrianto (1979) 25. Palem Raja (Oreodoxa regia) Arecaceae Petai Cina (Leucaena Fabaceae 0,5 ICRAF leucocephala) 27. Pulai (Alstonia scholaris) Apocynaceae 0,38 Atlas Kayu Jilid I 28. Saga (Adenanthera pavoninna) Fabaceae 0,85 Saida Rasnovi (2006) 29. Sirsak (Annona muricata) Annonaceae 0,4 ICRAF 30. Talok (Muntingia calabura) Muntingiaceae 0,3 Gaby L. Gonzalo (2009) 31. Tanjung (Mimusops elengi) Sapotaceae 1,02 Atlas Kayu Jilid II 32. Trembesi (Samanea saman) Fabaceae 0,61 Manual Kehutanan (1992) 33. Waru (Hibiscus tillaceus) Malvaceae 0,46 Oey Joen Seng
3 Lampiran 3. Contoh perhitungan nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 Diketahui: Jenis Tanaman Diameter (cm) Angsana (Pterocarpus indicus) ,26 Angsana (Pterocarpus indicus) ,23 Angsana (Pterocarpus indicus) ,89 Angsana (Pterocarpus indicus) ,32 Angsana (Pterocarpus indicus) ,63 Total 3912,33 Masukkan ke rumus: Y = 0,11x ρ x D 2,62 Biomassa = 0,11 x 0,65 x 23 2,62 = 264,26 kg/individu Biomassa (Kg/individu) Jenis yang sama dalam satu jalur, nilai biomassanya ditotalkan sehingga diperoleh total biomassanya adalah 3912,63 kg biomassa/luasan jalur. Diubah satuannya menjadi ton/luas jalur dengan mengalikan 10-3 diperoleh hasil 3,91233 ton/luas jalur Luas jalur = 1,41 Ha Maka diubah nilainya menjadi 3,91233 ton/1,41 Ha sehingga menjadi 2,7747 Ton/Ha Kemudian dimasukkan ke dalam rumus simpanan karbon Simpanan karbon = 0,46 x Total Biomassa = 0,46 x 2,7747 Ton/Ha = 1,2763 Ton /Ha Kemudian dimasukkan ke dalam rumus serapan CO 2 Serapan CO 2 = Simpanan x Ar/Mr CO 2 atau setara 3,67 = 1,2763 Ton/Ha x 3,67 = 4,6840 Ton /Ha Maka, diperoleh nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 satu jenis tanaman per jalur hijau penelitian.
4 Lampiran 4. Kriteria indeks nilai komposisi jenis dan kerapatan vegetasi Komposisi jenis tanaman (C): C = n/n x 100; n = jumlah jenis pohon perindang persatuan luas N = jumlah pohon perindang persatuan luas (Setyowati, 2008). Kerapatan tanaman (D): D = banyaknya pohon/luas lokasi (Setyowati, 2008). No. Indeks Komposisi Kategori Vegetasi (C) 1. < 20,0 % Sangat Sedikit 2. 20,0 - < 40,0 % Sedikit 3. 40,0 - < 60,0 % Sedang 4. 60,0 - < 80,0 % Banyak 5. > 80,0 % Sangat Banyak No. Indeks Kerapatan Kategori Vegetasi (D) 1. 86,0 Sangat Rapat 2. 72,0 - < 86,0 Rapat 3. 57,0 - < 72,0 Agak Rapat 4. 43,0 - < 57,0 Sedang 5. 29,0 - < 43,0 Agak Jarang 6. 14,0 - < 29,0 Jarang 7. < 14,0 Sangat Jarang Sumber : Setyowati (2008) Lampiran 5. Kriteria tanaman dengan fungsi serta persyaratannya Berdasarkan Direktorat Jenderal Bina Marga (1996) Fungsi Persyaratan Contoh Bentuk dan Jenis Jalur Tepi 1. Peneduh -Ditempatkan pada jalur tanaman ( minimal 1,5 m) - Percabangan 2 m di atas tanah. - Bentuk percabangan batang tidak merunduk. - Bermassa daun padat. - Ditanam secara berbaris. Kerai Payung (Filicium decipiens) Tanjung (Mimusops elengi) Angsana (Pterocarpus indicus)
5 2. Penyerap Polusi Udara Terdiri dari pohon, perdu/ semak. - Memiliki ketahanan tinggi terhadap pengaruh udara. - Jarak tanam rapat. - Bermassa daun padat. 3. Penyerap Kebisingan - Terdiri dari pohon, perdu /semak. - Membentuk massa. - Bermassa daun rapat. - Berbagai bentuk tajuk. 4. Pemecah Angin - Tanaman tinggi, Perdu / semak. - Bermassa daun padat - Ditanam berbaris atau membentuk massa. - Jarak tanam rapat <3m. - Angsana (Ptherocarphus indicus) - Akasia daun besar (Accasia mangium) - Oleander (Nerium oleander) - Bogenvil (Bougenvillea sp) - Teh-tehan pangkas (Acalypha sp) - Tanjung (Mimusops elengi) - Kiara payung (Filicium decipiens) - Teh-tehan pangkas (Acalypha sp) - Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis) - Bogenvil (Bogenvillea sp) - Oleander (Nerium oleander) - Cemara (Cassuarina-equisetifolia). - Angsana (Ptherocarphus indicus) - Tanjung
6 (Mimusops elengi) - Kerai Payung (Filicium decipiens) - Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) 5. Pembatas Pandang - Tanaman tinggi, perdu/semak - Bermassa daun padat - Ditanam berbaris atau membentuk massa - Jarak tanam rapat Pada Median 6. Penahan silau lampu kendaraan - Tanaman perdu/semak - Ditanam rapat. - ketinggian 1,5 m - Bermassa daun padat - Bambu (Bambusa sp) - Cemara (Cassuarina equisetifolia) - Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) - Oleander (Nerium oleander) Pada Tikungan - Bogenvil (Bogenvillea sp) - Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) - Oleander (Netrium oleander) - Nusa Indah (Mussaenda sp)
7 7. Pengarah Pandang - Tanaman perdu atau pohon ketinggian > 2 m. - Ditanam secara massal atau berbaris. - Jarak tanam rapat. - Untuk tanaman perdu/semak digunakan tanaman yang memiliki warna daun hijau muda agar dapat dilihat pada malam hari. Pohon : - Cemara (Cassuarina equisetifolia) - Mahoni (Switenia mahagoni) - Hujan Mas (Cassia glauca) - Kembang Merak (Caesalphinia pulcherima) - Kol Banda (pisonia alba) 2. Pembentuk Pandangan - Tanaman Tinggi > 3m. - Membentuk massa. - Pada bagian tertentu dibuat terbuka - Diutamakan tajuk Conical & Columnar - Cemara (Cassuarina equisetifolia) - Glodokan Tiang (Polyalthea Sp) - Bambu (Bambusa sp) -Gldokan (polyalthea longifolia)
8 Lampiran 6. Nilai Biomassa, Simpanan dan Serapan CO 2 Hijau per Jalur 1. Jalur Hijau Jalan A.R Hakim Kecamatan Medan Area (1,41 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/Luas Jalur(Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) 1 Angsana (Pterocarpus indicus) ,655 17,781 65,258 2 Palem (Oreodoxa Regia) 4 0,078 0,036 0,132 3 Mahoni (Swiitenia Mahagony) 2 0,180 0,083 0,305 4 Talok (Muntingia Calabura) 2 0,233 0,107 0,394 5 Mangga (Mangifera Indica) 4 2,009 0,924 3,392 6 Beringin (Ficus Benjamina) 6 1,776 0,816 2,998 7 Kepuh (Sterculia Feotida) 1 3,684 1,695 6,220 8 Melinjo (Gnetum Gnemon) 2 0,145 0,066 0,244 9 Jambu Air 1 0,170 0,078 0, Glodokan (Polathia Latifolia) 39 3,736 1,718 6,308 Total , , Jalur Hijau Jalan Willem Iskandar Kecamatan Medan Tembung (1,69 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/ Luas Jalur (Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) 1 Angsana (Pterocarpus indicus) ,952 16,998 62,383 2 Glodokan (Polathia Latifolia) 4 0,7140 0,328 1,205 3 Talok (Muntingia Calabura) 3 0,125 0,057 0,211 4 Mahoni (Switenia Mahagony) 82 22,746 10,463 38,400 5 Jambu Air 1 0,100 0,046 0,169 6 Beringin (Ficus Benjamina) 1 0,226 0,104 0,382 7 Waru (Hibiscus tillaceus) 1 0,117 0,053 0,197 8 Saga (Adenanthera pavoninna) 1 0,141 0,065 0,239 9 Trambesi (Samanea saman) 3 0,301 0,138 0, Cemara Gunung 1 0,149 0,068 0,252 Total ,574 28, ,950
9 3. Jalur Hijau Jalan Bakti Kecamatan Medan Area (0,48 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/Luas Jalur(Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) Angsana (Pterocarpus indicus) 10 5,639 2,594 9,521 Mahoni (Swiitenia Mahagony) 1 0,994 0,457 1,679 Kepuh (Sterculia Feotida) 3 13,258 6,098 22,383 Melinjo (Gnetum Gnemon) 1 0,564 0,259 0,953 Palem (Oreodoxa Regia) 1 0,201 0,092 0,340 Akasia ( Acacia Mangium) 1 0,589 0,271 0,995 Mengkudu (Morinda citrifolia) 1 0,185 0,085 0,312 Total 18 21,434 9,860 36, Jalur Hijau Jalan Letda Sudjono Kecamatan Medan Tembung (1,32 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/Luas Jalur(Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) Glodokan (Polathia Latifolia) 8 2,836 1,304 4,788 Angsana (Pterocarpus indicus) 70 39,811 18,313 67,209 Trambesi (Samanea saman) 3 0,212 0,097 0,359 Talok (Muntingia Calabura) 3 0,161 0,074 0,273 Mangga (Mangifera Indica) 1 0,284 0,130 0,480 Mengkudu (Morinda citrifolia) 1 0,108 0,049 0,183 Palem (Oreodoxa Regia) 2 0,21 0,096 0,354 Mahoni (Swiitenia Mahagony) 13 2,181 1,003 3,682 Total ,071 77,330
10 5. Jalur Hijau Jalan Marelan Raya Kecamatan Medan Marelan (1,14 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/Luas Jalur(Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) Angsana (Pterocarpus indicus) 93 34,474 15,858 58,199 Glodokan(Polathia Latifolia) 4 1,100 0,506 1,858 Trambesi (Samanea saman) 6 0,912 0,419 1,539 Waru (Hibiscus tillaceus) 1 0,226 0,104 0,381 Palem (Oreodoxa Regia) 3 0,972 0,447 1,641 Mangga (Mangifera Indica) 3 0,678 0,311 1,144 Mahoni (Swiitenia Mahagony) 9 1,357 0,624 2,291 Nangka (Artocarpus heterophyllus) 1 0,155 0,071 0,262 Talok (Muntingia Calabura) 1 0,084 0,038 0,142 Total ,961 18,382 67, Jalur Hijau Jalan Sicanang Kecamatan Medan Belawan (0,59 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/Luas Jalur(Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) Angsana (Pterocarpus indicus) 4 0,993 0,456 1,676 Mahoni (Swiitenia Mahagony) 13 2,115 0,973 3,571 Palem (Oreodoxa Regia) 2 0,763 0,351 1,288 Cemara Laut (Casuarina equisetifolia) 3 2,357 1,084 3,979 Cemara Kipas (Thuja occidentalis) 1 0,047 0,022 0,080 Akasia ( Acacia Mangium) 2 0,345 0,159 0,583 Trambesi (Samanea saman) 1 0,104 0,047 0,175 Tanjung (Mimusops elengi) 1 0,204 0,094 0,345 Total 27 6,931 3,188 11,702
11 7. Jalur Hijau Jalan Yos Sudarso Kecamatan Medan Labuhan (1,84 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/Luas Jalur(Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) Angsana (Pterocarpus indicus) 31 11,285 5,191 19,052 Mahoni (Swiitenia Mahagony) ,918 25,722 94,402 Beringin (Ficus Benjamina) 3 0,199 0,091 0,336 Tanjung (Mimusops elengi) 5 1,282 0,589 2,164 Trambesi (Samanea saman) 1 0,099 0,045 0,168 Talok (Muntingia Calabura) 1 0,074 0,034 0,125 Glodokan (Polathia Latifolia) 2 0,527 0,242 0,889 Akasia ( Acacia Mangium) 1 0,236 0,108 0,399 Asam Jawa (Tamarindus indica) 2 0,920 0,423 1,553 Total ,543 32, , Jalur Hijau Jalan Putri Hijau Kecamatan Medan Barat (1,04 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/Luas Jalur(Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) Angsana (Pterocarpus indicus) 1 0,344 0,158 0,582 Mahoni (Swiitenia Mahagony) , , ,344 Mangga (Mangifera Indica) 1 0,418 0,192 0,706 Akasia ( Acacia Mangium) 1 0,179 0,082 0,302 Beringin (Ficus Benjamina) 1 20,625 9,487 34,820 Tanjung (Mimusops elengi) 1 0,524 0,241 0,885 Palem (Oreodoxa Regia) 2 0,230 0,106 0,389 Total , , ,031
12 9. Jalur Hijau Jalan Perdamean/Pelita/Bambu Kecamatan Medan Timur (0,64 Ha) No Jenis Jumlah Nilai Biomassa (Ton/Luas Jalur(Ha)) Simpanan (Ton C /Ha) Serapan (Ton CO 2 /Ha) Angsana (Pterocarpus indicus) ,498 93, ,546 Mahoni (Swiitenia Mahagony) 14 6,303 2,899 10,642 Glodokan (Polathia Latifolia) 61 44,253 20,356 74,709 Pinus (Pinus Merkusii) 1 1,603 0,737 2,707 Tanjung (Mimusops elengi) 12 9,194 4,229 15,521 Trambesi (Samanea saman) 17 9,130 4,200 15,414 Mangga (Mangifera Indica) 13 6,125 2,817 10,341 Kepuh (Sterculia Feotida) 5 7,397 3,402 12,487 Jati Putih (Gmelina Arborea) 2 0,976 0,449 1,647 Lengkeng (Dimocarpus longan) 1 0,504 0,231 0,851 Talok (Muntingia Calabura) 5 0,663 0,304 1,119 Petai Cina (Leucaena leucocephala) 3 1,012 0,465 1,709 Beringin (Ficus Benjamina) 6 1,474 0,678 2,488 Mindi (Melia azedarach) 1 0,376 0,173 0, Jambu Air 2 9,824 4,519 16, Melinjo (Gnetum Gnemon) 1 0,167 0,077 0, Mengkudu (Morinda citrifolia) 2 0,804 0,370 1,358 Total , , ,050
13 Lampiran 7. Foto Dokumentasi Kondisi Fisik Jalur Hijau Arteri Sekunder Kota Medan (a) Kondisi Jalan Bakti Kecamatan Medan Area (b) Kondisi Jalan AR.Hakim Kecamatan Medan Area (c) Kondisi Jalan Sicanang Kecamatan Medan Belawan
14 (c) Kondisi Jalan Willem Iskandar Kecamatan Medan Tembung (d) Kondisi Jalan Letda Sudjono Kecamatan Medan Tembung (e) Kondisi Jalan Perdamean/Pelita/Bambu Kecamatan Medan Timur
15 (f) Kondisi Jalan Putri Hijau Kecamatan Medan Barat (g) Kondisi Jalan Kol Yos Sudarso Kecamatan Medan Labuhan (h) Kondisi Jalan Marelan Raya Kecamatan Medan Marelan
16 Lampiran 8. Peta Lokasi Penelitian Jalur Hijau Arteri Sekunder Kota Medan
17 Peta sebaran vegetasi pada jalan perdamean/pelita/bambu, dan letda sudjono kota Medan
18 Peta sebaran vegetasi pada jalan ar hakim,willem iskandar dan bakti kota Medan
19 Peta sebaran vegetasi pada jalan marelan raya,dan yos sudarso kota Medan
20 Peta sebaran vegetasi pada jalan sicanang medan belawan kota Medan
21 Peta klasifikasi biomassa pada jalur arteri sekunder kota Medan
22 Peta klasifikasi simpanan karbon pada jalur arteri sekunder kota Medan
23 Peta klasifikasi serapan CO 2 pada jalur arteri sekunder kota Medan
Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat
Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja (Oreodoxa
Lebih terperinciLampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang
48 Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja
Lebih terperinciIdentifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota Medan 1 (Identification of Plant Species at a Few Street Green Belt of Medan City)
Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota 1 (Identification of Plant Species at a Few Street Green Belt of City) Hafsah Purwasih 2, Siti Latifah 3, Asep Sukmana 4 1 Bagian dari skripsi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. dilakukan dari bulan Mei hingga Juni Peneliti. mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan.
BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei hingga Juni 2015. Peneliti mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan. Adapun lokasi yang dijadikan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a.
Lampiran 1. Perhitungan dan Karbon Tersimpan Contoh : Diketahui Angsana (Pterocarpus indicus) yang memiliki berat jenis 0,65 gr/cm 3 terdapat pada RTH Ahmad Yani dengan diameter 40 cm, maka nilai biomassa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan Lanskap jalan adalah wajah dan karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alami seperti bentuk topografi
Lebih terperinciMuhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D
PERENCANAAN VEGETASI PADA JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA Muhimmatul Khoiroh 3310
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Menurut Diana
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Menurut Diana (2004), evaluasi adalah suatu tindakan yang digunakan atau dilakukan untuk menelaah atau menduga
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan
Lampiran 1. Perhitungan dan Contoh Diketahui : RTH Hutan Kota Bumi Perkemahan Pramuka Cadika dengan luas 1,911 Ha Berat Jenis Jabon (Anthocephalus cadamba ) adalah 0,42 gr/cm 3 Diameter Jabon (Anthocephalus
Lebih terperinciREKOMENDASI Peredam Kebisingan
83 REKOMENDASI Dari hasil analisis dan evaluasi berdasarkan penilaian, maka telah disimpulkan bahwa keragaman vegetasi di cluster BGH memiliki fungsi ekologis yang berbeda-beda berdasarkan keragaman kriteria
Lebih terperinciElisa Manik 1, Siti Latifah 2, Pindi Patana 2
Pendugaan Karbon Tersimpan di Berbagai Jalur Hijau Jalan Arteri Sekunder Kota Bagian Tengah (Estimation of Carbon Stored in Different Green Line Arterial Road Secondary Central Part of City) Elisa Manik
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU)
149 IDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU) Rizqi Azhar Al Habib, Qomarun Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK
BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat
Lebih terperinciGambar 2. Bagan fungsi jalur hijau
II. TINJAUAN PUSTAKA Jalur hijau harus mempertimbangkan segala aspek sosial, fungsi jalur hijau dan nilai-nilai yang terkandung dalam perencanaannya. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan hal apaa saja yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka
TINJAUAN PUSTAKA Ruang Terbuka Hijau Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 01 Tahun 2007 ruang terbuka hijau kawasan perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh
Lebih terperinciPENDUGAAN POTENSI CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA BEBERAPA JALUR HIJAU JALAN ARTERI SEKUNDER KOTA MEDAN
PENDUGAAN POTENSI CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA BEBERAPA JALUR HIJAU JALAN ARTERI SEKUNDER KOTA MEDAN SKRIPSI DANNY RABIN LORIYUS SITOMPUL 111201153 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah
PENDAHULUAN Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap serta perlengkapanya yang diperuntukan untuk lalau lintas yang berada
Lebih terperinciGambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)
57 Analisis Fungsi Ekologi RTH Peredam Kebisingan Bukit Golf Hijau (BGH) adalah salah satu cluster di Sentul City dimana penghuninya sudah cukup banyak yang menempati rumah-rumah disini. Mayoritas penghuninya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Kota Denpasar Hasil interpretasi dan analisis citra Landsat 7 ETM bulan Oktober tahun 2009, Kota Denpasar mempunyai luas wilayah 12.891,6 ha. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Tabel 8 Penilaian Kriteria Standar Pohon Sebagai Pereduksi Angin
27 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis 5.1.1 Analisis RTH (Pohon) Sebagai Pereduksi Angin Analisis ini dilakukan pada empat area CBD di Sentul City, yakni Marketing Office, Plaza Niaga I, Graha Utama dan Graha
Lebih terperinciSTUDI POTENSI PENYIMPANAN KARBONDIOKSIDA (CO2) DI JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON
STUDI POTENSI PENYIMPANAN KARBONDIOKSIDA (CO2) DI JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON Christy C.V. Suhendy, Mersiana Sahureka, Lesly Latupapua LATAR BELAKANG Kota sebagai pusat aktivitas
Lebih terperinciPENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN
Komponen 4 PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN Bimbingan Teknis Adiwiyata 2014, Jakarta 25-27 Maret 2014 Linda Krisnawati & Stien J. Matakupan 1 Lader of Participation developed by Hart (1992)
Lebih terperinciPERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt
68 PERENCANAAN Perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri mencakup perencanaan tata hijau, rencana sirkulasi, dan rencana fasilitas. Perencanaan tata hijau mencakup tata hijau penyangga (green
Lebih terperinciTATA CARA PERENCANAAN TEKNIK LANSEKAP JALAN
TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK LANSEKAP JALAN No : 033/T/BM/1996 Maret 1996 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PRAKATA Dalam rangka mengembangkan jaringan jalan yang efisien dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi pohon kota dilakukan pada tiga jalur jalan arteri di Kota Jakarta Pusat. Jalur arteri tersebut yaitu Jalan M.H. Thamrin, Jalan P. Diponegoro, dan Jalan Angkasa. Berdasarkan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Jalan Jalan Magelang dan Jalan Solo merupakan jalan Nasional atau jalan utama yang menghubungkan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciKONDISI FISIK AREA PARKIR DI KAWASAN WISATA PANTAI TELENG RIA PACITAN
136 KONDISI FISIK AREA PARKIR DI KAWASAN WISATA PANTAI TELENG RIA PACITAN Hastari Listyandani, Reza Zahrul Islam Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa seiring dengan
Lebih terperinciStudi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si
Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun 2012 Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si Latar Belakang Perkembangan suatu kota ditandai dengan pesatnya pembangunan
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa
64 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil analisis dan sintesis, memberikan gambaran bahwa kawasan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM. Gambar 10 Peta Lokasi Sentul City
21 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas Kawasan Sentul City mempunyai akses langsung yang terdekat yaitu Tol Jagorawi dan Tol Ringroad Sentul City. Selain itu, terdapat akses menuju kawasan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 B. Tujuan Penelitian...3 C. Manfaat Penelitian...3
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...xiii INTISARI...xiv
Lebih terperinciGeo Image (Spatial-Ecological-Regional)
Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage KAJIAN CEMARAN UDARA PADA TAMAN KOTA KB DAN SIMPANG LIMA KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA
Lebih terperinciLampiran 1 Uji akurasi klasifikasi lahan
LAMPIRAN Lampiran 1 Uji akurasi klasifikasi lahan CLASSIFICATION ACCURACY ASSESSMENT REPORT ----------------------------------------- Image File : e:/prof r pradipta/peta peta/end landsat 7 etm 2011 28
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Lampiran 2. Foto Objek Fokal Orangutan Dalam Penelitian Individu jantan dewasa Individu jantan remaja Individu betina dewasa Individu betina dewasa bersama anaknya Lampiran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fotosintesis Menurut Dwijoseputro (1980), fotosintesis adalah proses pengubahan zatzat anorganik berupa H 2 O dan CO 2 oleh klorofil (zat hijau daun) menjadi zat-zat organik
Lebih terperinciLAPORAN PENGAMATAN EKOLOGI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN PENGAMATAN EKOLOGI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Oleh: Abdullah Deny Fakhriza Ferdi Ikhfazanoor M. Syamsudin Noor Nor Arifah Fitriana
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN: CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN HUTAN KOTA BANDA ACEH
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN: 978-602-18962-9-7 CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN HUTAN KOTA BANDA ACEH Nurdin Amin Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Gunung Leuser, Kutacane
Lebih terperinciSTUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
Ni Kade A. D. Aryani, dkk., Studi Dendrologs Jenis-Jenis 215 STUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG Ni Kade A.D. Aryani, Yudhistira A.N.R. Ora Fransiskus
Lebih terperinciLAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani
LAMPIRAN A A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani VEGETASI UNTUK MEREDUKSI POLUSI B Angsana (Pterocarpus indicus) Dapat mereduksi 0.5937 (µg/g) polutan
Lebih terperinciGambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)
48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan
Lebih terperinciEVALUASI ASPEK FUNGSI TANAMAN PADA LANSKAP JALAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Universitas Sam Ratulangi, Manado
EVALUASI ASPEK FUNGSI TANAMAN PADA LANSKAP JALAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI Arief Rahman (1), Jemmy Najoan (1), Maria G. M. Polii (1) 1 Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dengan pembangunan, baik fisik maupun non fisik, yang intensitasnya akan terus
PENDAHULUAN Latar Belakang Kota merupakan suatu tempat dimana terdapat konsentrasi penduduk dengan pusat aktivitasnya seperti industri, perdagangan, pendidikan dan jasa. Dengan jumlah penduduk yang relatif
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 05/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERKOTAAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 05/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu kawasan dengan sarana pendukung seperti perkantoran, kawasan industri, sekolah, rumah ibadah, pusat-pusat
Lebih terperinciAhmad Irfan Syahindra¹, Sri Trisnowati², dan Siti Nurul Rofiqo Irwan²
Vegetalika Vol.3 No.4, 2014 : 15-28 Jenis dan Fungsi Tanaman di Jalur Hijau Jalan Affandi, Jalan Laksda Adisucipto, Jalan Babarsari, Jalan Perumnas Seturan, dan Jalan Ring Road Utara (ALABSeRi), Yogyakarta
Lebih terperinciEVALUASI HUTAN KOTA BERDASARKAN FUNGSI AMELIORASI IKLIM MIKRO DI KOTA SEMARANG AYU NOVITA SARI
EVALUASI HUTAN KOTA BERDASARKAN FUNGSI AMELIORASI IKLIM MIKRO DI KOTA SEMARANG AYU NOVITA SARI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Lebih terperinciBAB VI R E K O M E N D A S I
BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan
Lebih terperinciREKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU
85 REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU Penanaman lanskap harus dapat memberikan fungsi yang dapat mendukung keberlanjutan aktivitas yang ada dalam lanskap tersebut. Fungsi arsitektural penting dalam penataan
Lebih terperinciBiologi FMIPA, Universitas Islam Malang, Indonesia
Distribusi Spasial Pohon Peneduh Jalan Raya Lowokwaru Kota Malang dengan Aplikasi GIS Spatial Distribution of Shade Trees on Lowokwaru of Malang City with GIS Application Hasan Zayadi 1 *), Ari Hayati
Lebih terperinciAVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA
AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA Mochamad Arief Soendjoto Maulana Khalid Riefani Didik Triwibowo Fazlul Wahyudi Universitas Lambung Mangkurat Press Banjarbaru i ii AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI
Lebih terperinciTREES VEGETATION DIVERSITY IN PT ARUN NGL HOUSING, LHOKSEUMAWE, ACEH PROVINCE
Jurnal Natural Vol.16, No.1, 2016 ISSN 1141-8513 TREES VEGETATION DIVERSITY IN PT ARUN NGL HOUSING, LHOKSEUMAWE, ACEH PROVINCE Iqbar FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111, Banda Aceh, Indonesia
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi dan Analisis 5.1.1. Evaluasi dan Analisis Fungsi Pohon Proses penilaian fungsi pohon pada lanskap Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon meliputi 9 aspek,
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT
LAMPIRAN 120 121 Lampiran 1. Form Kiusioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT Studi ini bertujuan untuk membuat perencanaan lanskap
Lebih terperinciEVALUASI TANAMAN BAGI PENGEMBANGAN LANSKAP JALAN UTAMA KOTA BUMI, LAMPUNG UTARA ISYANI
EVALUASI TANAMAN BAGI PENGEMBANGAN LANSKAP JALAN UTAMA KOTA BUMI, LAMPUNG UTARA ISYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 26 ABSTRAK ISYANI. Evaluasi Tanaman bagi Pengembangan Lanskap
Lebih terperinciB. Pengetahuan Masyarakat Tabel 1 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Terbuka Hijau
65 65 66 Lampiran 1 Lembar Kuesioner A. Identitas Responden 1. Jenis kelamin a. Pria b. wanita 2. Umur a. 20-30 tahun c. 41-50 tahun e. > 60 tahun b. 31-40 tahun d. 51-60 tahun 3. Pendidikan Terakhir a.
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGHALANG VEGETASI SEBAGAI PEREDAM KEBISINGAN LALU LINTAS DI KAWASAN PENDIDIKAN JALAN AHMAD YANI PONTIANAK
EFEKTIVITAS PENGHALANG VEGETASI SEBAGAI PEREDAM KEBISINGAN LALU LINTAS DI KAWASAN PENDIDIKAN JALAN AHMAD YANI PONTIANAK Febi Resiana 1, Mira S. Lubis 2, Sarma Siahaan 1 1 Program Studi Teknik Lingkungan
Lebih terperinci2. ANALISIS CADANGAN KARBON POHON HUTAN KOTA
2. ANALISIS CADANGAN KARBON POHON HUTAN KOTA 2.1. PENDAHULUAN Polusi dan suhu udara merupakan salah satu persoalan lingkungan yang sedang terjadi di DKI Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bapeda Kabupaten Kuningan. 2003a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan.
DAFTAR PUSTAKA Bapeda Kabupaten Kuningan. 2003a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2003-2013. Bapeda Kabupaten Kuningan. Kuningan.. 2003b. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kuningan. Bapeda
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Lanskap jalan MH Thamrin
46 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Lanskap jalan MH Thamrin Penelitian dilakukan pada jalan MH Thamrin, Sentul City, Bogor. Jalan ini merupakan salah satu jalan utama pada kawasan Sentul City. Jalan MH Thamrin memiliki
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Karakteristik Stasiun Pengamatan. Stasiun I terletak pada area dengan kepadatan lalulintas yang tinggi yaitu
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Karakteristik Stasiun Pengamatan a. Stasiun I (Jalan Raya Deket) Stasiun I terletak pada area dengan kepadatan lalulintas yang tinggi yaitu di Jalan raya Deket Lamongan. Satasiun
Lebih terperinciInventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan
Inventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan I PUTU GEDE P. DAMAYANTO 1*, RADEN PRAMESA NARAKUSUMO 1,
Lebih terperinciPERENCANAAN JALUR HIJAU JALUR JALAN LINTAS SELATAN (JJLS) DESA KEMDANG KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Seminar Hasil Penelitian PERENCANAAN JALUR HIJAU JALUR JALAN LINTAS SELATAN (JJLS) DESA KEMDANG KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Oleh : Sapto Nugroho Naviantoro 20070210001 AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciINVENTARISASI JENIS DAN TINGKAT KESEHATAN POHON PELINDUNG DI KOTA PALU, SULAWESI TENGAH ABSTRACT
Biocelebes, Juni 2017, hlm. 40-45 ISSN-p: 1978-6417 Vol. 11 No. 1 INVENTARISASI JENIS DAN TINGKAT KESEHATAN POHON PELINDUNG DI KOTA PALU, SULAWESI TENGAH Hendro 1, Miswan 1, Ramadhanil Pitopang 1 1) Jurusan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tiga padang golf yaitu Cibodas Golf Park dengan koordinat 6 0 44 18.34 LS dan 107 0 00 13.49 BT pada ketinggian 1339 m di
Lebih terperinciANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (Studi Kasus : Surabaya Pusat dan Selatan)
SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP EMISI CO 2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (Studi Kasus : Surabaya Pusat dan Selatan) Oleh : Soegih Ratri Widyanadiari
Lebih terperinciPOTENSI KARBON DI TAMAN WISATA ALAM PUNTI KAYU
POTENSI KARBON DI TAMAN WISATA ALAM PUNTI KAYU Penanggung Jawab Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan Tubagus Angga Anugrah Syabana Shabilianti Mareti Adi Kunarso ii KATA PENGANTAR
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN KOTA DI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA. Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS
ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN KOTA DI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA Triyadi 1, Sugiyarto 2, Marsusi 3 1 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS 2 Dosen Pembimbing I Prodi Biosain Pascasarjana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis Pengaruh Peningkatan Emisi CO 2 di Dunia terhadap Peningkatan Pencairan Es di Berbagai Benua Peningkatan Emisi CO 2 yang menyebabkan pemanasan global secara fakta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (Pedoman dan Pemanfaatan RTH di kawasan Perkotaan, 2008). Ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK)
TINJAUAN PUSTAKA Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Kebisingan Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu manusia. [1] Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan
Lebih terperinci-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN
MENIERI,KBFUTANAN I,EPUBLIK INDONE$II. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN BENIH TANAMAN HUTAN DENGAN RAIIMAT TUHAN YANG MAHA ESA!/TENTERI
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, data analisis dan pembahasan, dapat diperoleh hasil penelitian ( temuan) yang telah diperoleh, maka disimpulkan dan menjadi suatu arahan,
Lebih terperinciBAB VII PENGHIJAUAN JALAN
BAB VII PENGHIJAUAN JALAN Materi tentang penghijauan jalan atau lansekap jalan, sebagian besar mengacu buku "Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996" merupakan salah satu konsep dasar
Lebih terperinciPEKANBARU CITY GARBAGE TO DEVELOPMENT MODULE CONCEPT ENVIROMENTAL ISSUE IN COURSES ENVIROMENTAL EDUCATION
ANALYSIS LEVEL OF GREENHOUSE GAS EMISSIONS CO 2 -e AT PEKANBARU CITY GARBAGE TO DEVELOPMENT MODULE CONCEPT ENVIROMENTAL ISSUE IN COURSES ENVIROMENTAL EDUCATION Widie Kemala Hapsari 1, Sri Wulandari 2,
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PEMANFAATAN, PENATAAN DAN PENGELOLAAN RUANG
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PEMANFAATAN, PENATAAN DAN PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak untung oleh adanya asosiasi. Tipe interaksi amensalisme ini diberi lambang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amensalisme yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu pihak dirugikan, sedangkan pihak lainnya tidak terpengaruh yaitu tidak rugi dan tidak
Lebih terperinciMomentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN
KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN Wiwik Handayani 1*, Gagoek Hardiman 1 dan Imam Buchari 1 1 Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro Semarang Jalan Imam Bardjo,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di jalur hijau sekitar Warung Jambu Jalan Raya Pajajaran, Wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kelurahan Bantar Jati, Bogor, dengan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN TANAMAN KEHUTANAN DI DAERAH MILIK JALAN TOL JAGORAWI SEBAGAI UNIT USAHA MANDIRI ABDULLAH PAUZI ASAGAP
ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN TANAMAN KEHUTANAN DI DAERAH MILIK JALAN TOL JAGORAWI SEBAGAI UNIT USAHA MANDIRI ABDULLAH PAUZI ASAGAP DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Lebih terperinciPERENCANAAN HUTAN KOTA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA WATAMPONE. Syamsu Rijal. Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS ABSTRACT
PERENCANAAN HUTAN KOTA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA WATAMPONE Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS ABSTRACT This watchfulness aims to identify city forest need and plan green air-g at Watampone
Lebih terperinciLampiran 1 Definisi Operasional
LAMPIRAN Lampiran 1 : Definisi Operasional Lampiran 2 : Metode Analisis Koefisien c Lampiran 3 : Proyeksi Jumlah Penduduk s/d tahun 2017 Lampiran 4 : Permendagri No.1 Tahun 2007 Lampiran 5 : Dasar Pertimbangan
Lebih terperinciSikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu (Studi Kasus Di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Bogor)
LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Lembar pernyataan Tanggal pengisian: Jarak dari titik acuan: Kriteria vegetasi pekarangan: Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu
Lebih terperinciGambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.
KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan
Lebih terperinciAnalisis Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Penyerap Emisi Gas Karbon Dioksida (CO 2 ) pada Kawasan Kampus ITS Sukolilo, Surabaya
D132 Analisis Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Penyerap Emisi Gas Karbon Dioksida (CO 2 ) pada Kawasan Kampus ITS Sukolilo, Surabaya Ribka Regina Roshintha dan Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik
Lebih terperinciKAJIAN KOMPOSISI JALUR HIJAU JALAN TERHADAP PENJERAPAN POLUTAN
KAJIAN KOMPOSISI JALUR HIJAU JALAN TERHADAP PENJERAPAN POLUTAN Pb Studi Kasus: Jl. KH. Ahmad Dahlan, Jl. Urip Sumoharjo, dan Penggal Jl. Laksda Adisucipto, Kota Yogyakarta Study Of The Green Belt Composition
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Batam sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis, membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di dominasi oleh industri berat
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG
KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG Aria Israini Putri 1, Marlina Kamelia 2, dan Rifda El Fiah 3 1,2 Tadris Biologi, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan Juni 1972. Permasalahan lingkungan yang
Lebih terperinciKENYAMANAN TERMAL RUANG TERBUKA HIJAU DI KAMPUS UNSRAT BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG ABSTRACT
KENYAMANAN TERMAL RUANG TERBUKA HIJAU DI KAMPUS UNSRAT BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG Prestin Babo 1, Fabiola B. Saroinsong 2, Josephus I. Kalangi 2 1 Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas
Lebih terperinciBAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola tanam agroforestri yang diterapkan petani di Desa Pesawaran Indah terdapat pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut Indra, dkk (2006)
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA DENGAN PROGRAM DIGITAL MAPPING SIHATI TESIS
ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA DENGAN PROGRAM DIGITAL MAPPING SIHATI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Margister Program Studi
Lebih terperinciAnalisis Vegetasi di Kawasan Sekitar Mata Air Ngembel, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Putri Nur Azizah
Analisis Vegetasi di Kawasan Sekitar Mata Air Ngembel, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul Putri Nur Azizah Program Studi Biologi FMIPA, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 085740995597 c.junghuniana@yahoo.com
Lebih terperinciKajian Komposisi Jalur Hijau Jalan di Kota Yogyakarta Terhadap Penjerapan Polutan Timbal (Pb)
Planta Tropika Journal of Agro Science Vol 2 No 2 / Agustus 2014 Kajian Komposisi Jalur Hijau Jalan di Kota Yogyakarta Terhadap Penjerapan Polutan Timbal (Pb) DOI 10.18196/pt.2014.027.81-89 Fadlhinsyah
Lebih terperinciPOTENSI JENIS TUMBUHAN DI HUTAN KOTA BANDA ACEH DALAM MEREDUKSI EMISI CO 2
Jurnal EduBio Tropika, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 187-250 Nurdin Amin Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh Hasanuddin Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak Geografis, Aksesibilitas, dan Jaringan Jalan
39 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak Geografis, Aksesibilitas, dan Jaringan Jalan Secara geografis Kota Bogor terletak pada koordinat 6,36º30 30 LS hingga 6º41 00 LS dan 106º43 30 BT hingga 106º51 00 BT.
Lebih terperinci