COVER.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "COVER."

Transkripsi

1 COVER

2

3 S T A T I S T I K D A E R A H KABUPATEN TANGERANG 2014

4 STATISTIK DAERAH KABUPATEN TANGERANG 2014 Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 17 Halaman + V Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Sta s k Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Sta s k Diterbitkan oleh : BPS Kabupaten Tangerang Boleh diku p dengan menyebut sumbernya Keterangan Kulit : 1. Universitas Pelita Harapan ( Salah satu Universitas di Karawaci, Kelapa Dua ) 2. Rumah Kayu Goen ( Salah satu tempat wisata di Panongan ) 3. Gerbang Citra Raya ( Gerbang menuju kawasan perumahan Citra Raya ) 4. Pantai Tanjung Pasir ( Salah satu wisata pantai di Teluknaga ) 5. World of Wonders ( Wisata keajaiban dunia di kawasan Citra Raya ) 6. Gerbang Tol Cikupa 7. Gerbang Kabupaten Tangerang

5 Kata Sambutan Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menyambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi dan kabupaten/kota. Penyusunan publikasi Statistik Daerah ini merupakan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasi sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua. Penerbitan publikasi Statistik Daerah dimaksudkan untuk melengkapi ragam publikasi statistik yang telah tersedia di daerah seperti Daerah Dalam Angka (DDA) yang telah terbit secara rutin dalam memotret kondisi daerah. Buku ini menyajikan indikatorindikator terpilih yang menggambarkan tentang kondisi daerah dalam bentuk tampilan uraian deskriptif sederhana. Saya berharap, publikasi Statistik Daerah ini mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan, monitor dan evaluasi mengenai perkembangan pembangunan di berbagai sektor serta membantu para pengguna data lainnya dalam memahami kondisi umum daerahnya. Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya publikasi ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita. Jakarta, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik, DR. Suryamin, M.Sc. Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014 iii

6 Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2014 diterbitkan oleh BPS Kabupaten Tangerang berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Tangerang yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data dalam memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Tangerang. Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2014 diterbitkan untuk melengkapi beberapa publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis. Materi yang disajikan pada Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2014 memuat berbagai informasi/indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagai sektor di wilayah Kabupaten Tangerang dan diharapkan dapat digunakan untuk bahan kajian, perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program yang telah dijalankan. Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan publikasi ini, sehingga penerbitan publikasi ini dapat terlaksana. Kritik dan saran sangat kami hargai guna penyempurnaan publikasi di masa mendatang. BPS Kabupaten Tangerang Kepala, Ir. Budi Supriyanto iv Statistik Daerah Kab.Tangerang 2014

7 DAFTAR ISI 1. Geografi dan Iklim 1 8. Pembangunan Manusia Pemerintahan 2 9. Pertanian Penduduk 4 4. Ketenagakerjaan 6 5. Pendidikan 7 6. Kesehatan Industri Pengolahan Pariwisata Pengeluaran Penduduk Pendapatan Regional Perumahan Perbandingan Regional 17 Lampiran Tabel Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014 v

8

9 GEOGRAFI DAN IKLIM Kabupaten dengan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah Luas wilayah Tangerang sebesar 959,6 km 2 atau 9,93 persen dari total luas wilayah Banten, dengan temperatur maksimum tertinggi pada Bulan Oktober sebesar 33,8 0 C dan hari hujan tertinggi pada Bulan Januari sebanyak 27 hari 1 Kabupaten Tangerang adalah sebuah kabupaten yang terletak di bagian Timur Propinsi Banten dengan ibukotanya adalah Tigaraksa dengan letak astronomis antara 6 00'- 6 20' Lintang Selatan dan ' ' Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 959,6 km2 atau 9,93 % dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak. Kondisi topografi sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-25 meter diatas permukaan laut yang meliputi Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 25 meter diatas permukaan laut terletak di bagian tengah ke arah selatan. Kemiringan tanah rata-rata 0-3% menurun ke utara sedangkan daerah pesisir pantainya sepanjang kurang lebih 50 km. Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di BMKG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata -rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 24,4 0 C - 32,3 0 C dengan temperatur maksimum tertinggi pada Bulan Oktober 33,8 0 C dan temperatur minimum terendah pada bulan Juli yaitu 23,5 0 C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 76,7% dan 55,4%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 555 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 192,5 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 27 hari dan terendah pada Bulan Agustus sebanyak 2 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,1 knot dengan kecepatan maksimum 5,9 knot. Kabupaten Serang Kabupaten Lebak Peta Kabupaten Tangerang L a u t J a w a Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan Data Geografis dan Iklim Tangerang, 2013 DATA GEOGRAFIS Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 J a k a r t a Uraian Satuan Nilai a. Luas wilayah km b. Ketinggian m dpl 85 c. Sungai terpanjang (S. Cisadane) Ha d. Wilayah Terluas (Rajeg) Ha 53.7 e. Wilayah Terkecil (Sepatan) Ha I K L I M a. Rata-rata temperature udara o C b. Rata-rata kelembaban udara % 76.7 c. Rata-rata intensitas matahari % 55.4 d. Rata-rata curah hujan mm e. Rata-rata kecepatan angin knot 4.1 Statistik Daerah Kab. Tangerang

10 2 PEMERINTAHAN Dalam tiga tahun terakhir, proporsi pegawai perempuan terus meningkat. Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan yang terbagi lagi menjadi 246 desa dan 28 kelurahan. Meski PNS laki-laki lebih mendominasi, proporsi PNS perempuan dalam kurun tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Statistik Pemerintahan di Tangerang Wilayah Administrasi Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah PNS Laki-laki Perempuan Jumlah Total (53.53%) (46.47%) (100%) (52.82%) (47.18%) (100%) Sumber : Tangerang Dalam Angka (51.94%) (48.05%) (100%) Jumlah Perolehan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kab. Tangerang Periode Tahun Zaki- Herman syah, Aden- Suryana, Suwa ndhi -Muhli, Subadi- Aufar, *** TAHUKAH ANDA Pemerintah Kabupaten Tangerang tahun 2013 didukung oleh PNS dengan mayoritas pegawainya memiliki tingkat pendidikan SLTA sebesar 48,5 persen, disusul S1 sebesar 28,5 persen dan hampir 99 persen beragama islam. Kabupaten Tangerang dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terhitung sejak Kota Tangerang Selatan memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang, jumlah kecamatan, kelurahan maupun desa masih tetap sama yaitu 29 kecamatan yang sebagian besar merupakan kecamatan yang dimekarkan dari kecamatan induk. Dari 29 kecamatan tersebut, terbagi lagi menjadi 246 desa dan 28 kelurahan. Sebelumnya pada tahun 2008, tujuh kecamatan dipisahkan dari Kabupaten Tangerang membentuk sebuah kota otonom yaitu Kota Tangerang Selatan. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Tangerang selama periode tahun cukup berfluktuasi. Meningkat sedikit di tahun 2012 dan menurun cukup signifikant di tahun Bila diperhatikan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, dalam tiga tahun terakhir, meski pegawai laki-laki tetap mendominasi, persentase jumlah pegawai perempuan terus mengalami peningkatan. Terakhir di tahun 2013 proporsi pegawai laki-laki mencapai 51,94 persen sedangkan perempuan mencapai 48,05 persen. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang, akhirnya menetapkan pasangan nomor urut 2, Ahmed Zaki Iskandar Hermansyah sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih dengan perolehan suara sebanyak atau 55,46 persen, diikuti oleh pasangan nomor urut 4, Ahmad Suwandhi-Muhli dengan perolehan suara atau 20,34 persen lalu pasangan nomor urut 3, Aden Abdul Khalik-Suryana sebanyak atau 13,71 persen dan yang terakhir adalah pasangan nomor urut 1, Ahmad Subadi-Aufar Hutapea sebanyak atau 10,49 persen. Sumber : KPU Kabupaten Tangerang 2 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

11 PEMERINTAHAN Target belanja melebihi target pendapatan Belanja daerah Kabupaten Tangerang tahun 2014 direncanakan mencapai 3,53 triliun rupiah. Sedangkan pendapatan daerahnya hanya ditargetkan sebesar 3,22 triliun rupiah 2 Jumlah anggaran yang dibelanjakan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk membiayai pembangunan di wilayahnya pada tahun 2013 mencapai 3,28 triliun rupiah, terdiri dari belanja pegawai 1,14 triliun rupiah, belanja barang dan jasa 820 miliar rupiah, belanja modal 1,13 triliun rupiah dan sisanya 183 miliar rupiah digunakan untuk belanja lain-lain. Total realisasi pendapatan daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 mencapai 3,47 triliun rupiah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menyumbang 35,15 persen atau tepatnya 1,22 triliun rupiah. Sedangkan, dana perimbangan mencapai 1,5 triliun rupiah atau sekitar 43,23 persen yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 1,12 triliun rupiah, Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 90,03 miliar rupiah, dana bagi hasil pajak/bukan pajak yang mencapai 294 miliar rupiah. Dan yang ketiga adalah lain-lain pendapatan daerah yang sah yang menyumbang sebesar 748 miliar rupiah atau sekitar 21,59 persen terhadap pendapatan daerah wilayah ini. Sementara itu, belanja daerah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang tahun 2014, direncanakan mencapai 3,53 triliun rupiah atau lebih besar dibandingkan dengan realisasi tahun Sedangkan pendapatan daerah tahun 2014 oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang ditargetkan hanya sebesar 3,23 triliun rupiah. *** TAHUKAH ANDA Pemerintah Kabupaten Tangerang optimis bisa mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp 5 triliun di tahun Sinergi dan koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pun terus ditingkatkan guna mempercepat capaian target tersebut. Perkembangan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tangerang (miliar rupiah) Pend ap atan Belanja Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Realisasi APBD Tangerang (miliar rupiah) Realisasi Belanja Daerah Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Belanja Lain-lain Pendapatan Daerah PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yg sah Rencana Belanja Daerah Pendapatan Daerah Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Statistik Daerah Kab. Tangerang

12 3 Kabupaten PENDUDUK dengan populasi tertinggi se - Banten Penduduk Tangerang menurut Hasil Proyeksi Penduduk 2013 berjumlah lebih dari 3,15 juta orang. Dibandingkan kabupaten lainnya, Tangerang merupakan kabupaten dengan tingkat populasi tertinggi se-banten. Kota Cilegon, 3.48 Komposisi Penduduk Banten, 2013 Sumber : BPS Kab. Tangerang (Proyeksi Penduduk 2013) Indikator Penting Hasil Proyeksi Penduduk 2013 Uraian Satuan TANGERANG Penduduk orang Laki-laki orang Perempuan orang Kepadatan Pend. orang/km BANTEN Kota Serang, 5.40 Kota Tangerang, Kota Tangsel, Serang, Pandeglang, Lebak, Tangerang, Penduduk orang Laki-laki orang Perempuan orang Kepadatan Pend. orang/km Hasil Proyeksi Penduduk 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tangerang mencapai lebih dari 3,15 juta orang, terdiri dari 1,61 juta laki-laki dan 1,54 juta perempuan. Persentase penduduk Tangerang pada tahun 2012 mencapai 27,57 persen dari total penduduk Banten yang berjumlah lebih dari 11,45 juta orang. Bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya, Tangerang adalah kabupaten dengan populasi tertinggi pertama di Banten, diikuti Kota Tangerang (17,05 persen), Kabupaten Serang (12,67 persen), Kota Tangsel (12,60 persen), Kabupaten Lebak (10,90 persen), Kabupaten Pandeglang (10,33 persen), Kota Serang (5,40 persen) dan terendah Kota Cilegon (3,48 persen). Bila dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang, untuk tahun 2013 tingkat kepadatannya mencapai orang per kilo meter persegi, lebih tinggi bila dibandingkan tahun sebelumnya. Berbeda dengan Propinsi Banten dengan luas wilayah sekitar 9.662,92 kilo meter persegi yang didiami oleh orang sehingga rata-rata tingkat kepadatan penduduknya masih berada jauh di bawah Kabupaten Tangerang yaitu sebesar orang per kilometer persegi. *** TAHUKAH ANDA Kabupaten Tangerang sejak ratusan tahun lalu sudah menjadi daerah perlintasan perniagaan, perhubungan sosial dan interaksi antar daerah lain. Hal ini disebabkan letak daerah ini yang berada di dua poros pusat perniagaan Jakarta- Banten. Menurut catatan sejarah, daerah ini sarat dengan konflik kepentingan perniagaan dan kekuasaan wilayah antara Kesultanan Banten dengan Penjajah Belanda. Sumber : BPS Kab. Tangerang (Proyeksi Penduduk 2013) 4 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

13 PENDUDUK Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang adalah sebesar 104 Kecamatan Pasarkemis adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak yang mencapai 8,95 % dari penduduk Tangerang sedangkan kecamatan dengan sex ratio terbesar adalah Kecamatan Kemiri yang mencapai 108,73. 3 Hasil proyeksi penduduk 2013 di Kabupaten Tangerang memperlihatkan bahwa Kecamatan Pasarkemis mempunyai jumlah penduduk terbanyak, yaitu mencapai jiwa (8,95%), diikuti Cikupa sebesar jiwa (7,99%), Kelapa Dua sebesar jiwa (6,44%), dan Curug sebesar jiwa (5,92%). Sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Mekar Baru dengan jumlah penduduk hanya sekitar 36 ribu jiwa. Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang 104,96 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 4 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 104 laki-laki. Sex Ratio terbesar terdapat di Kecamatan Kemiri yakni sebesar 108,73 dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Kelapa Dua yakni sebesar 98,81 dan merupakan satu - satunya kecamatan yang mempunyai angka sex ratio dibawah 100, yang artinya setiap 100 perempuan hanya terdapat 98 laki-laki / jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. *** TAHUKAH ANDA Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Tangerang di atas rata-rata LPP Propinsi Banten dan LPP Nasional. Dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, Pemda Kabupaten Tangerang akan terus berupaya mengendalikan LPP seperti tertuang dalam RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun , yakni program Total Fertile Rate (TFR) 2,1, yaitu dalam satu keluarga cukup mempunyai 2 anak. Indikator Kependudukan Kecamatan Hasil Proyeksi Penduduk 2013 Kecamatan Jumlah Pendd Sex Ratio Cisoka Solear Tigaraksa Jambe Cikupa Panongan Curug Kelapa Dua Legok Pagedangan Cisauk Pasarkemis Sindang Jaya Balaraja Jayanti Sukamulya Kresek Gunung Kaler Kronjo Mekar Baru Mauk Kemiri Sukadiri Rajeg Sepatan Sepatan Timur Pakuhaji Teluknaga Kosambi Kab. Tangerang Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Statistik Daerah Kab. Tangerang

14 4 KETENAGAKERJAAN TPAK Kabupaten Tangerang mencapai 64,88 % Jumlah angkatan kerja di Tangerang pada tahun 2013 meningkat hingga level 1,46 juta orang. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, pada tahun 2013 berjumlah 1,28 juta jiwa. Statistik Ketenagakerjaan Tangerang Uraian Penduduk 15 th keatas (juta orang) Angkatan Kerja (juta orang) TPAK (%) Tingkat Pengangguran (%) Bekerja (juta orang) Mencari Pekerjaan (orang) Sumber : Data Sakernas Agustus 2013, diolah Komposisi Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan, 2013 Jasa Kemasy, Sosial dan Perora ngan, 1.06 Perdaga ngan, RM dan Js Akomodasi, Lainnya, Pertanian dan Perikanan, 7.49 Industri, Pada tahun 2013, dari jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sebanyak orang terdapat orang atau 71,06 persen merupakan Penduduk Usia Kerja (PUK 15 th keatas). Dari jumlah tersebut, hampir 64,9 persennya merupakan angkatan kerja dan sisanya adalah penduduk bukan angkatan kerja. Selama tiga tahun jumlah angkatan kerja di Tangerang terus menurun, namun pada tahun 2013 kembali meningkat. Berbeda dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang terus berfluktuasi, terakhir pada tahun 2013 mencapai pada level 64,88 persen. Jumlah penduduk yang terserap dalam dunia tenaga kerja sejak tahun 2010 terus menurun, namun pada tahun 2013 kembali meningkat mencapai 1,28 juta orang. Hal ini sejalan dengan jumlah angkatan kerja dan tingkat pengangguran yang pada tahun 2013 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,46 juta jiwa dan 11,94 persen. Berdasarkan lapangan pekerjaan, sektor industri pengolahan tetap menduduki peringkat pertama penyerapan tenaga kerja di Tangerang dengan persentase mencapai 47,61 persen. Sektor industri merupakan sektor ekonomi utama untuk menunjang perekonomian Kabupaten Tangerang. Disusul kemudian oleh sektor perdagangan, RM,dan Jasa Akomodasi menduduki peringkat kedua dengan persentase 20,97 persen, disusul sektor lainnya sebesar 13,29 persen, sektor pertanian sebesar 7,49 persen dan terakhir sektor jasa sebesar 1,06 persen. Sedangkan menurut status pekerjaan, sebagian besar penduduk Tangerang atau sekitar 67,83 persennya berstatuskan buruh/karyawan. Selanjutnya peringkat kedua adalah status berusaha sendiri sekitar 16,28 persen dan yang terendah adalah status berusaha dibantu pekerja tetap hanya sebesar 2,21 persen. Sumber : Data Sakernas Agustus 2013, diolah 6 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

15 PENDIDIKAN Penduduk rata-rata memutuskan berhenti saat kelas 3 SLTP Rata-rata lama sekolah di Tangerang dalam dua tahun terakhir tidak menunjukkan peningkatan, tetap pada level 8,96 tahun. Secara rata rata penduduk Tangerang hanya menyelesaikan pendidikan berhenti saat kelas 3 SLTP. 5 Kualitas sumber daya manusia sangatlah bergantung dari pembangunan di bidang pendidikan. Indikator atau ukuran yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kemajuan pendidikan disuatu daerah antara lain adalah dengan melihat persentase melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Tercatat tahun 2013 sekitar 96,37 persen dari total penduduk berusia lima belas tahun ke atas memiliki kemampuan membaca dan menulis serta rata-rata bersekolah selama 8,96 tahun atau kebanyakan memutuskan berhenti saat menduduki kelas 3 SLTP, masih tidak banyak berbeda dengan keadaan tahun sebelumnya. Angka partisipasi sekolah penduduk Tangerang untuk berbagai kelompok usia tercatat untuk tahun 2013, angka partisipasi sekolah untuk kelompok usia SD, usia SLTP, dan usia SLTA masing-masing sebesar 98,75 persen, 91,27 persen dan 62,31 persen. Disini terjadi peningkatan yang cukup signifikant untuk anak usia SLTA dimana tahun sebelumnya hanya mencapai 58,26 persen. Angka 62,31 menunjukkan terdapat sekitar 62 anak yang sedang bersekolah dari 100 anak usia tahun. Hal ini menandakan kesadaran masyarakat semakin tinggi akan pen tingnya pendidikan, dan sebisa mungkin agar bisa menyekolahkan anaknya sampai ke tingkat SLTA. Bila melihat grafik persentase kelulusan, tingkat tamat SMA atau sederajat tetap menduduki peringkat tertinggi yakni mencapai 29,15 persen, hal ini sejalan dengan angka persentase APS usia SLTA yang meningkat signifikant, diikuti peringkat kedua adalah lulusan Sekolah Dasar atau sederajat sebesar 24,45 persen diikuti persentase untuk yang tamat SMP atau sederajat sebesar 22,66 persen. Hal ini menunjukkan angka putus sekolah di tingkat jenjang pendidikan ini masih cukup besar. Indikator Pendidikan Tangerang Uraian Angka Melek Huruf (persen) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Angka Partisipasi Sekolah (%) Usia SD ( 7-12 ) th Usia SLTP (13-15) th ,27 - Usia SLTA (16-18) th Sumber : Data Susenas 2013, diolah Persentase Penduduk Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki, 2013 S1/DIV+ Akademi/Diploma III Diploma I/II SMK SMU/MA SMP/MTs SD/MI/ Tidak Mempunyai Ijazah Sumber : Data Susenas 2013 diolah Statistik Daerah Kab. Tangerang

16 6 KESEHATAN Tercatat lebih dari 16 persen penolong kelahiran dilakukan dukun bersalin Masih sekitar 16,24 persen penolong kelahiran di wilayah Kabupaten Tangerang dilakukan oleh dukun bersalin, dan lebih dari 60 persen oleh bidan. Statistik Kesehatan Tangerang, 2013 Sarana Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Swasta 19 Rumah Sakit Pemerintah 2 Puskesmas DTP 7 Puskesmas Non DTP 36 Puskesmas Pembantu 48 Puskesmas Keliling 60 Puskesmas ISO 9 Puskesmas Pelayanan Prima 0 Puskesmas Poned 10 Praktek Dokter Umum Praktek Dokter Gigi 279 Praktek Dokter Spesialis 639 Praktek Bidan Swasta 835 Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab. Tangerang 2013 Persentase Penolong Kelahiran Pertama Kabupaten Tangerang Tahun 2013 Tenaga Medis Dokter Bidan Tenaga paramedis lain Tenaga Non Medis Dukun bersalin Lainnya. Sumber : Data Susenas 2013, diolah persen persen 0.63 persen persen 0.82 persen Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Fasilitas kesehatan selain dibutuhkan dalam jumlah yang memadai juga harus representatif dan menjangkau seluruh daerah atau kecamatan secara merata, sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat hingga ke daerah pedesaan yang umumnya kurang mempunyai kemampuan secara ekonomi. Potensi sumber daya kesehatan Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun terus meningkat. Fasilitas dan tenaga kesehatan telah tersebar di seluruh kecamatan demikian pula Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKMB). Unit pelayanan kesehatan terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit Umum, dan unit pelayanan teknis kesehatan lainnya. Setiap pembangunan unitunit pelayanan yang ada, harus dapat memenuhi kriteria antara lain memiliki akses keterjangkauan oleh masyarakat. Penanganan proses kelahiran sampai dengan pasca kelahiran yang berkualitas dan tepat waktu diharapkan akan mengurangi resiko kematian bayi dan ibu. Pada tahun 2013 penolong kelahiran pertama di Kabupaten Tangerang lebih didominasi oleh tenaga medis dibandingkan tenaga non medis, yaitu 82,94 persen berbanding 17,06 persen. Sebagian besar penolong kelahiran pertama oleh tenaga medis dilakukan oleh bidan dibandingkan dokter, dimana persentasenya hampir dua pertiganya. Kurang tersedianya dokter hingga pelosok wilayah dan biaya yang relatif lebih mahal jika dibandingkan menggunakan jasa bidan menjadi penyebab rendahnya penolong kelahiran pertama oleh dokter. 8 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

17 PERUMAHAN Lebih dari 7 % rumahtangga di Tangerang masih berlantaikan tanah Meskipun kondisi tempat tinggal cenderung membaik, pada tahun 2013 sekitar 92,88 persen rumahtangga yang menempati rumah berlantai bukan tanah, dan sisanya masih berlantaikan tanah. 7 Perumahan merupakan kebutuhan primer yang merupakan prioritas utama bagi sebuah keluarga. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif. Hampir 93 persen dari total rumahtangga di Kabupaten Tangerang sudah memiliki rumah dengan lantai bukan tanah dan hampir 90 persen beratap genteng/beton dan berdinding tembok. Bahan bakar utama untuk memasak memakai gas/elpiji mencapai lebih dari 85 persen dan sumber penerangan dari listrik PLN sebesar 99,78 persen dan Non PLN sebesar 0,22 persen. Sedangkan penggunaan fasilitas air minum sendiri mencapai 66,69 persen, fasilitas bersama sebesar 26,10 persen, fasilitas umum sebesar 6,06 persen dan sisanya tidak ada fasilitas sebesar 1,15 persen. *** TAHUKAH ANDA Pada tahun 2013 di Kabupaten Tangerang sekitar 0,44 persen rumahtangga masih beratapkan ijuk/ rumbia, dan 7,95 persen rumahtangga masih berdindingkan bambu. Statistik Perumahan Tangerang, 2013 Uraian (%) Rumahtangga dengan rumah milik sendiri Rumahtangga menurut kualitas perumahan Lantai bukan tanah Atap genteng/beton Dinding tembok Tempat pembuangan akhir tangki/spal Bahan bakar utama memasak gas/elpiji Sumber penerangan listrik PLN Penggunaan fasilitas air minum sendiri Sumber : Data Susenas 2013, diolah Persentase Rumahtangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja, 2013 Lubang Tanah, 3.75 Sungai/ Danau/Laut, 4.03 Kolam/ Sawah, Pantai/ Kebun, 2.83 Lainnya, 1.78 Bila dilihat dari Tempat Pembuangan Akhir, lebih dari 70 persen rumahtangga di Tangerang sudah menggunakan Tangki/SPAL, lebih dari 16 persennya di kolam/sawah, hampir 4 persennya di lubang tanah, berikutnya adalah pantai/kebun sebesar hampir 3 persen dan sisanya 1 persen lebih berada di lainnya. Tangki/ SPAL, Sumber : Data Susenas 2013, diolah Statistik Daerah Kab. Tangerang

18 8 PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Kabupaten Tangerang terus meningkat Meski peningkatan kurang signifikant, IPM Kabupaten Tangerang dalam tiga tahun terakhir terus meningkat. Untuk tahun 2013 IPM Tangerang mencapai 72,82. Indeks Pembangunan Manusia - Tangerang Sumber : IPM Kabupaten Tangerang 2013 Indikator Gabungan IPM Tangerang Uraian Angka Harapan Hidup (AHH) / tahun Angka Melek Huruf (AMH) / persen Rata-rata Lama Sekolah (RLS) / tahun Pengeluaran Perkapita / ribu rupiah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator strategis yang banyak digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM dianggap sebagai gambaran dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya. IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal harapan hidup, intelelektualitas dan standar hidup layak. Dengan melihat perkembangan angka IPM beberapa tahun terakhir, capaian kemajuan pembangunan manusia di Tangerang sepertinya tidak terlalu signifikan. Angka IPM Tangerang dari tahun 2011 sebesar 72,05 sedikit demi sedikit mengalami peningkatan berturut-turut sebesar 72,36 pada tahun 2012, dan terakhir tahun 2013 sebesar 72,82. Melihat kenaikannya masih cukup rendah sehingga masih diperlukan kebijakan dan program yang dapat segera meningkatkan indeks IPM tersebut. IPM merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator yaitu indikator kesehatan, indikator pendidikan, dan indikator ekonomi. Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat me ngukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Tercatat untuk tahun 2013 terjadi peningkatan indikator IPM dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 66,33 tahun untuk AHH, 96,37 persen untuk AMH, 8,96 tahun untuk rata-rata lama sekolah, dan 643,04 ribu rupiah untuk pengeluaran perkapitanya. Sumber : IPM Kabupaten Tangerang Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

19 PERTANIAN Padi sawah masih menjadi produksi terbesar di Tangerang Produksi padi sawah di Tangerang pada tahun 2013 mencapai lebih dari 428 ribu ton, hal ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai hampir 400 ribu ton. 9 Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan terus berkomitmen menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu potensi wilayah yang terus dikembangkan. Diharapkan sektor pertanian di Kabupaten Tangerang dapat terus berkembang dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam mempertahankan swasembada beras berkelanjutan. Pada tahun 2013 menurut Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang, komoditas padi dan palawija dengan luas panen terbesar tetap pada komoditas padi sawah yaitu sebesar Ha dengan produksi Ton. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Ton. Sedangkan komoditas dengan luas panen terkecil adalah ubi jalar yaitu 110 Ha dengan produksi Ton, sedikit meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan produksi sebesar Ton. Jika dilihat dari sisi produktivitasnya, komoditas ubi kayu menunjukkan produktivitas tertinggi dibanding komoditas lainnya dimana pada tahun 2013 mencapai 128,93 kuintal/ha. Disusul produktivitas ubi jalar dan padi sawah yang masing-masing sebesar 96,50 kuintal/ha dan 59,87 kuintal/ha. Produktivitas terkecil terdapat pada komoditas kacang tanah yang hanya sebesar 17,95 kuintal/ha. *** TAHUKAH ANDA Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menghimbau agar di Kabupaten Tangerang memiliki lahan pertanian abadi yang tidak akan beralih fungsinya, dan akan mempertahankan 35 % wilayah Kabupaten Tangerang untuk lahan pertanian. Statistik Tanaman Pangan Tangerang Jenis Tanaman PADI SAWAH - Luas Panen (hektar) Produksi ( ton) PADI GOGO - Luas Panen (hektar) Produksi ( ton) JAGUNG - Luas Panen (hektar) Produksi ( ton) UBI KAYU - Luas Panen (hektar) Produksi (ton) UBI JALAR - Luas Panen (hektar) Produksi (ton) KACANG TANAH - Luas Panen (hektar) Produksi (ton) Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Produktivitas Padi Palawija Tangerang, 2013 (kw/ha) Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Statistik Daerah Kab. Tangerang

20 9 PERTANIAN Produksi terbesar perikanan adalah penangkapan ikan di laut Pada tahun 2013 produksi terbesar dalam sektor perikanan di Tangerang adalah penangkapan di laut yang mencapai ,5 ton dengan nilai juta rupiah. Populasi Ternak Kabupaten Tangerang, Sapi Kerbau Kambing Domba Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan (Hasil Proyeksi) Produksi Ikan Menurut Jenis Usaha Perikanan (ton), , , , , , , , , , Pada tahun 2013, tercatat populasi ternak sapi mendominasi populasi ternak besar dengan jumlah populasi sebanyak ekor. Hal ini dimungkinkan karena sapi lebih banyak diambil produksi dagingnya untuk dikonsumsi. Sedangkan populasi kerbau menduduki peringkat kedua sebanyak ekor. Sementara itu, untuk kelompok ternak kecil sepeti kambing, domba dan babi, jumlah populasinya pada tahun 2013 mencapai masing-masing ekor, ekor dan ekor. Sedangkan pada kelompok unggas, ayam ras pedaging mendominasi populasi tertinggi dengan jumlah ekor. Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut, perikanan perairan umum (rawa, situ, bekas galian pasir, sungai), tambak, kolam, japung dan budidaya laut. Penangkapan ikan di laut tetap menghasilkan produksi terbesar dalam sektor perikanan yang mencapai ,5 ton dengan nilai juta rupiah. Produksi kedua terbesar dihasilkan dari budidaya tambak (air payau) yang mencapai ,6 ton dengan nilai ,8 juta rupiah dengan jenis ikan terbanyak berupa ikan bandeng dengan produksi 6.234,9 ton dengan total nilai ,5 juta rupiah. Sedangkan produksi terendah terdapat pada penangkapan ikan di perairan umum dengan jumlah produksi sebesar 73,35 ton dan total nilai sebesar 911,62 juta rupiah. *** TAHUKAH ANDA Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan 12 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

21 INDUSTRI PENGOLAHAN Tangerang sebagai daerah sentra industri Dari sejumlah perusahaan industri besar sedang yang ada di Tangerang, sekitar 41 persen lebih berada di Kecamatan Cikupa dengan jumlah tenaga kerja sebesar pekerja. 10 Kabupaten Tangerang telah lama menyandang predikat sebagai daerah sentra industri. Sebagai daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri. Dalam kenyataannya sektor industri lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan dibanding sektor-sektor lainnya. Berdasarkan Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2013, tercatat banyaknya penduduk yang bekerja di sektor industri sejumlah jiwa atau hampir 50 persen dari penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja. Menurut direktori perusahaan industri besar sedang yang tercatat di BPS Kabupaten Tangerang, tercatat pada tahun 2012 (Olahan data industri tahun 2012) dari 695 perusahaan industri, 251 perusahaan (36,12%) diantaranya merupakan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), 138 perusahaan (19,86%) adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), dan sisanya 306 perusahaan (44,03%) merupakan perusahaan non fasilitas. Bila dilihat dari jumlah tenaga kerja, terdapat tenaga kerja yang tersebar di 695 perusahaan/industri besar sedang yang terdapat di wilayah Kabupaten Tangerang. Dari sejumlah tenaga kerja tersebut lebih dari 36 persennya ( pekerja) berada di Kecamatan Cikupa yang tersebar di 286 perusahaan. Di peringkat kedua terdapat Kecamatan Curug yang berbatasan dengan wilayah Cikupa dengan 124 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak pekerja. Peringkat ketiga adalah Kecamatan Balaraja dengan jumlah 34 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebesar pekerja, disusul Kecamatan Pasarkemis dengan pekerja yang tersebar di 66 perusahaan. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2013 Sektor Jumlah % Pertanian, Perkebunan & Kehutanan dan Perikanan Sumber : Data Sakernas 2013, diolah Industri Perdangan, RM, Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan Lainnya Persentase Perusahaan Menurut Status Perusahaan di Tangerang, 2012 Non Fasilitas, PMA, PMDN, Sumber : Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2014 (Olahan data 2012) Statistik Daerah Kab. Tangerang

22 11 PARIWISATA Tangerang terkenal dengan wisata pantainya Pengembangan sejumlah kawasan wisata potensial di sepanjang pantai utara akan terus dilakukan seperti wisata Pantai Tanjung Pasir, Tanjung Kait, Dadap dan Pulau Cangkir. Jumlah Fasilitas Olahraga dan Obyek Wisata Tangerang, Lapangan Golf 17 Gelangang Renang 12 Bilyar Arena Bermain Anak Time Zone Sumber : Tangerang Dalam Angka 2013 Jumlah Tempat Rekreasi/Obyek Wisata Komersial di Tangerang 2012 Obyek Wisata Diskotik 11 Karaoke Bioskop Panti Pijat Tradisional Salon Pantai 7 Jumlah Situ 11 Makam 45 Belanja 7 Gedung Bioskop 2 Gelanggang Renang 17 Arena Bola Sodok 12 Diskotik 11 Hotel 6 Travel/Biro Perjalanan 23 Restoran/Rumah Makan 203 Jasa Impresariat 1 Sanggar Tari Sumber : Tangerang Dalam Angka Pembangunan pada sektor pariwisata diarahkan pada pengembangan obyek wisata bahari, wisata pantai, wisata hutan, wisata air dan wisata budaya. Khusus untuk wisata bahari dan pantai, Tangerang akan mengembangkan sejumlah kawasan potensial di sepanjang pantai utara seperti Pantai Tanjung Pasir, Tanjung Kait, Dadap dan Pulau Cangkir. Rencananya akan dilakukan megaproyek reklamasi pulau baru di pesisir pantai wilayah utara Kabupaten Tangerang menjadi kawasan kota baru seperti Singapura. Reklamasi ini rencananya membutuhkan waktu hingga 30 tahun ke depan. Tempat hiburan/ rekreasi komersial juga makin banyak merambah di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tangerang. Tempat hiburan/ rekreasi yang ada seperti pantai, situ, makam, dan tempat perbelanjaan, bioskop, gelanggang renang, arena bola sodok juga diskotik, karaoke dll. Jumlah wisata kuliner seperti rumah makan/restaurant meski jumlahnya sudah cukup banyak namun belum menyebar di semua kecamatan. Menurut data tahun 2012, dari 203 rumah makan/restaurant yang tersebar di 12 kecamatan, hampir 90 persennya berada di Kecamatan Kelapa Dua. Sebagai salah satu daerah yang potensial menjadi daerah tujuan wisata, khususnya wisata bahari, Tangerang sangat kondusif menjadi daerah pengembangan investasi di bidang pelayanan jasa hotel dan restoran, terutama di kawasan Pantai Tanjung Pasir dan Pantai Tanjung Kait. Namun jumlah hotel dan restoran di Kabupaten Tangerang masih sangat terbatas, misalnya Hotel Tanjung Kait di Kecamatan Mauk dan Imperial Century Hotel Et Resort di Lippo Karawaci. Masih minimnya jumlah fasilitas hotel dan restoran menunjukkan investasi di bidang perhotelan mempunyai prospek cukup tinggi untuk dikembangkan di wilayah ini. 14 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

23 PENGELUARAN PENDUDUK Pengeluaran konsumsi non makanan lebih mendominasi Pada tahun 2013, pengeluaran non makanan lebih tinggi dibandingkan pengeluaran makanan yaitu mencapai 50,68 persen atau sekitar Rp ,- 12 Pengeluaran rumahtangga dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan (Non Makanan). Biasanya pengeluaran makanan dapat mencapai titik jenuh, sementara pengeluaran untuk non makanan hampir tidak terbatas. Tarik-menarik antara dua pengeluaran tersebut, dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin besar pengeluaran untuk non makanan, berarti tingkat kesejahteraan semakin baik. Mengamati data hasil Susenas 2013 di Kabupaten Tangerang terlihat proporsi pengeluaran perkapita untuk konsumsi bukan makanan lebih tinggi dibandingkan konsumsi makanannya yaitu sekitar 50,68 persen berbanding 49,32 persen atau dalam bentuk besaran rupiah rata-rata pengeluaran untuk konsumsi non makanan sebesar Rp ,- dan untuk konsumsi makanan sebesar Rp ,- dengan total pengeluaran perkapita sebulan sebesar Rp ,- Bila dilihat komposisi jenis pengeluaran makanan maka pengeluaran terbesar ada di pengeluaran kelompok makanan dan minuman jadi yakni sebesar 18,17 persen, disusul kelompok tembakau dan sirih sebesar 7,12 persen, padi-padian sebesar 5,5 persen, sayursayuran sebesar 3,36 persen dan pengeluaran terkecil ada pada kelompok umbi-umbian sebesar 0,19 persen. Sedangkan bila dilihat dari komposisi pengeluaran bukan makanan maka pengeluaran terbesar ada pada pengeluaran aneka barang dan jasa sebesar 22,01 persen, disusul pengeluaran perumahan dan fasilitas rumahtangga sebesar 20,57 persen, pakaian, alas kaki & tutup kepala sebesar 3,18 persen, barang tahan lama sebesar 2,21 persen, pajak, pungutan & asuransi sebesar 1,72 persen dan yang terkecil adalah keperluan pesta & upacara sebesar 0,99 persen. Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Per bulan Penduduk Tangerang 2013 Jenis Pengeluaran Pengeluaran (Rp) Sumber : Data Susenas 2013, diolah (%) (1) (2) (3) Pengeluaran makanan a. Padi-padian b. Umbi-Umbian c. Ikan d. Daging e. Telur & Susu f. Sayur-Sayuran g. Kacang-Kacangan h. Buah-Buahan i. Minyak & Lemak j. Bahan Minuman k. Bumbu-Bumbuan l. Konsumsi Lainnya m. Mak & Min Jadi n. Tembakau & Sirih Pengeluaran non makanan a. Perum & Fasilitas rt b. Aneka Barang & Jasa c. Pakaian,Alas Kaki, Ttp kpl d. Barang Tahan Lama e. Pajak,Pungutan,& Asrn f. Keperluan Pesta & Upcra Total Pengeluaran Statistik Daerah Kab. Tangerang

24 13 PENDAPATAN REGIONAL LPE Tangerang ada di urutan ketiga se-propinsi Banten Laju Pertumbuhan Ekonomi Tangerang pada tahun 2013 tumbuh 6,11 persen, sedikit meningkat dibandingkan tahun 2012 dan berada di urutan ketiga se-propinsi Banten. PDRB ADHB dan Pertumbuhan Ekonomi Tangerang PDRB ADHB (triliun rupiah) PDRB ADHK (triliun rupiah) Uraian Pertumbuhan Ekonomi Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Distribusi Persentase PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha 2013 Perdagangan, Hotel dan Restoran, Bangunan, 1.03 Pengangku tan dan Komunikasi, Keua ngan, Persewa an dan Js Perush, 0.34 LGA, 8.63 Jasa-jasa, 3.91 Industri Pengolahan, Pertanian, Pertamba ngan dan Penggalian, 0.09 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode. PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan oleh masingmasing daerah sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam dan faktor produksi daerah tersebut. Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor tersebut menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. Total nilai tambah yang tercipta dari produksi barang dan jasa yang dilakukan para pelaku ekonomi di Kabupaten Tangerang di cerminkan oleh besaran angka PDRB-nya. Pada tahun 2013, nilai PDRB Tangerang mencapai sekitar ,87 milyar rupiah. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 15,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan harga konstan 2000, nilai PDRB Tangerang mencapai ,24 milyar rupiah atau meningkat 6,11 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan menurut distribusinya, struktur ekonomi Tangerang didominasi oleh sektor industri pengolahan yang mencapai 53,68 persen, lebih dari setengah nilai PDRB Kabupaten Tangerang. Peringkat kedua berada pada sektor pertanian yang mencapai 11,17 persen diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi yang menduduki peringkat ketiga sebesar 11,08 persen. Sedangkan yang mempunyai peranan terkecil berada di sektor pertambangan dan penggalian yang hanya menyumbang sebesar 0,09 persen. Sumber : Tangerang Dalam Angka Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

25 PERBANDINGAN REGIONAL PDRB perkapita Tangerang berada di peringkat ketiga se-banten PDRB perkapita Tangerang masih tertinggal jauh di bawah Kota Cilegon dan Kota Tangerang. 14 Perbandingan antar kabupaten/kota di Banten untuk beberapa indikator terpilih di tahun 2013 memperlihatkan adanya ketimpangan akibat variasi nilai yang cukup besar. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku per kapita tertinggi di Kota Cilegon (110,88 juta rupiah) dengan yang terendah di Kabupaten Lebak (9,22 juta rupiah), mencapai lebih dari dua belas kali lipatnya. Sedangkan PDRB per kapita Kabupaten Tangerang jika dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Banten tetap menempati posisi ketiga setelah Kota Cilegon dan Kota Tangerang. Dan bila dibandingkan dengan Propinsi Banten, PDRB perkapita Kabupaten Tangerang dalam beberapa tahun terakhir ini masih di bawah PDRB perkapita penduduk Propinsi Banten yang pada tahun 2013 mencapai lebih dari 21 juta rupiah setahunnya. Sementara itu, perbandingan beberapa indikator terpilih lain seperti laju pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup dan indeks pembangunan manusia, memperlihatkan untuk tahun 2013 Kota Tangerang Selatan masih menduduki peringkat pertama untuk semua indikator dari indikator angka harapan hidup yaitu sebesar 69,17 indikator IPM sebesar 77,13 dan indikator laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,48 persen. Kabupaten Tangerang menduduki peringkat kelima untuk indikator Angka Harapan Hidup (AHH) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu masih dibawah Kota Tangerang Selatan, Kota Cilegon, Kota Tangerang, dan Kota Serang yakni sebesar 66,33 untuk AHH dan 72,82 untuk IPM. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang menduduki peringkat ketiga yaitu sebesar 6,11 persen, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai peringkat kelima se-banten. Perbandingan PDRB Perkapita se-banten 2013 Uraian PDRB adhb (Milyar rp) PDRB Perkapita 1. Pandeglang , Lebak , Tangerang , Serang , Kota Tangerang , Kota Cilegon , Kota Serang 8 058, Kota Tangsel , Propinsi Banten , Sumber : PDRB Sektoral Kab. Tangerang, 2013 Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih, Sumber : IPM Kabupaten Tangerang, 2013 AHH IPM LPE Statistik Daerah Kab. Tangerang

26

27 LAMPIRAN TABEL

28

29 Tabel 1. Kondisi Iklim di BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang Bulan Temperatur Curah Hujan Hari Hujan Kelembaban Humidity Kecepatan Angin (Rata-rata) (mm) (hari) (%) (knot) [1] [2] [3] [4] [5] [6] Januari 26, ,0 Pebruari 27,5 230, ,5 Maret 28,4 190, ,4 April 28,2 45, ,3 Mei 28,1 203, ,9 Juni 28, ,8 Juli 26,9 311, ,4 Agustus 27, ,8 September 28, ,9 Oktober 28,6 63, ,7 November 28, ,0 Desember 27,2 334, ,9 JUMLAH 333, ,6 Rata-rata 27,8 192,5 15,0 76,7 4,10 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Statistik Daerah Kab. Tangerang

30 Tabel 2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin Tahun 2013 No Fraksi Laki-laki Perempuan Jumlah [1] [2] [3] [4] [5] 1 Demokrat Golkar PDI Perjuangan PKS Hanura Gerindra PPP Amanat Bangsa BPU 4-4 Jumlah Sumber : Tangerang Dalam Angka Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

31 Tabel 3. Jumlah Fraksi di DPRD Kabupaten Tangerang Menurut Pendidikan Tahun 2013 No Fraksi Pendidikan / Educa on Jumlah SMU DI - DIII S1 S2/S3 Total [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 1. Partai Golkar Partai Keadilan Sejahtera PDI Perjuangan Partai Reformasi PPP Partai Demokrat Partai Kebangkitan Bangsa Jumlah / Total Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Statistik Daerah Kab. Tangerang

32 Tabel 4. Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Hasil Proyeksi Penduduk 2013 No Kecamatan Laki -laki Perempuan Jumlah [1] [2] [3] [4] [5] 1 Cisoka Solear Tigaraksa Jambe Cikupa Panongan Curug Kelapa Dua Legok Pagedangan Cisauk Pasarkemis Sindang Jaya Balaraja Jayan Sukamulya Kresek Gunung Kaler Kronjo Mekar Baru Mauk Kemiri Sukadiri Rajeg Sepatan Sepatan Timur Pakuhaji Teluknaga Kosambi Kabupaten Tangerang Sumber : Tangerang Dalam Angka Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

33 Tabel 5. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Klasifikasi Ketenagakerjaan di Kabupaten Tangerang Tahun 2013 No Klasifikasi Jumlah [1] [2] [3] 1 Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja a. Bekerja b. Pengangguran Bukan Angkatan Kerja a. Sekolah b. Mengurus Rumah Tangga c. Lainnya Tingkat Pengangguran Terbuka ( % ) 11,94 5 Tingkat Par sipasi Angkatan Kerja ( % ) 64,88 6 Tingkat Kesempatan Kerja ( % ) 88,06 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Statistik Daerah Kab. Tangerang

34 Tabel 6. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Ijazah Ter nggi Yang Dimiliki Tahun 2013 No Ijazah Ter nggi yang Ditamatkan [1] [2] [4] 1 Tidak Punya 18,75 % 2 SD / Sederajat 24,45 3 SLTP / Sederajat 22,66 4 SLTA / Sederajat 21,14 5 SMK 8,01 6 Diploma I / II 0,51 7 D3 1,27 8 S1 / D4 + 3,21 Sumber : BPS Kab. Tangerang (Data Susenas 2013 Diolah) Jumlah Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

35 Tabel 7. Luas Panen, Produk vitas dan Produksi Padi Sawah menurut Kecamatan, 2013 No. Kecamatan Luas Panen Produk vitas Produksi (Ha) (Kut/Ha) (Ton GKP) [1] [2] [3] [4] [5] 1. Cisoka , Solear , Tigaraksa , Jambe , Cikupa , Panongan , Curug , Kelapa Dua , Legok , Pagedangan , Cisauk , Pasar kemis , Sindang Jaya , Balaraja , Jayan , Sukamulya , Kresek , Gunung Kaler , Kronjo , Mekar Baru , M a u k , Kemiri , Sukadiri , Rajeg , Sepatan , Sepatan Timur , Pakuhaji , Teluknaga , Kosambi , Jumlah , Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Statistik Daerah Kab. Tangerang

36 Tabel 8. Indikator Terpilih Kabupaten / Kota Se-Banten 2013 Kode Propinsi AHH IPM LPE [1] [2] [3] [4] [5] 3601 Pandeglang 64,35 69,64 4, Lebak 63,62 68,82 5, Tangerang 66,33 72,82 6, Serang 64,39 70,25 5, Kota Tangerang 68,56 76,05 5, Kota Cilegon 68,97 76,31 5, Kota Serang 66,65 73,12 6, Kota Tangerang Selatan 69,17 77,13 8,48 Sumber : IPM Kab. Tangerang 2013 Ket : AHH : Angka Harapan Hidup IPM : Indeks Pembangunan Manusia LPE : Laju Pertumbuhan Ekonomi 28 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2014

37

38

COVER.

COVER. COVER S T A T I S T I K D A E R A H KABUPATEN TANGERANG 2015 STATISTIK DAERAH KABUPATEN TANGERANG 2015 Katalog BPS : 1101002.3603 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 28 Halaman + V Naskah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat bujur timur dan 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat bujur timur dan 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat 106 0 20-106 0 43 bujur timur dan 6 0 00-6 0 20 lintang selatan. Luas Wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

COVER. https://tangerangkab.bps.go.id

COVER. https://tangerangkab.bps.go.id COVER S T A T I S T I K D A E R A H KABUPATEN TANGERANG 2016 STATISTIK DAERAH KABUPATEN TANGERANG 2016 Katalog BPS : 1101002.3603 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 28 Halaman + V Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

serangkota.bps.go.id

serangkota.bps.go.id STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 ISBN : 978-979-1426-81-7 No. Publikasi : 3673.1002 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 ISSN : 2302-3716 No. Publikasi : 3673.1503 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

tangselkota.bps.go.id

tangselkota.bps.go.id STATISTIK DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN 2014 ISSN : 2089-4600 Katalog BPS : 1101002.3674 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 23 Halaman + iv Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Katalog BPS : 1101002.3603.130 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

https://tangerangkab.bps.go.id KATALOG BPS :

https://tangerangkab.bps.go.id KATALOG BPS : KATALOG BPS : 1101002.3603.050 Statistik Daerah Kec.Curug 2016 i STATISTIK DAERAH K E C A M A T A N C U R U G 2016 Katalog BPS : 1101002.3603050 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 20 Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 No.Publikasi : 91080.12.37

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Statistik Daerah Kecamatan Teras Terunjam 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Nomor

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

STATISTIK KECAMATAN MAJE 2016 Statistik Daerah Kecamatan Maje 2016 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN MAJE 2016 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 17040.1619 Katalog BPS : 1101002.1704020 Ukuran Buku : 25,00

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U Katalog BPS : 1101002.1204.072 Statistik Daerah Kecamatan Andam Dewi Sopo Godang Raja U Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA 1 PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH DKI merupakan daerah yang terletak di 5 19' 12" - 6 23' 54" LS dan 106 22' 42" - 106 58' 18"BT. Secara geologis, seluruh dataran terdiri

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.21 Katalog BPS : 1102001.2171.020 Ukuran Buku: 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 20 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016

STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016 STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016 S t a t i s t i k K e c a m a t a n M u a r a S a h u n g 2 0 1 6 i ii S t a t i s t i k K e c a m a t a n M u a r a S a h u n g 2 0 1 6 Statistik Kecamatan Muara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 No Publikasi : 2171.15.24 Katalog BPS : 1102001.2171.041 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 9 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.30 Katalog BPS : 1102001.2171.080 Ukuran Buku: 25 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN CIBIRU 2015 ISSN / ISBN : - No. Publikasi : 3273.1545 Katalog BPS : 9213.3273.110 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi + 12 halaman Naskah: Priatna Nugraha Badan

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL DISTRIBUSI BERAS RUMAH TANGGA MISKIN KEPADA KECAMATAN/DESA/KELURAHAN KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

Kecamatan Bojongloa Kaler

Kecamatan Bojongloa Kaler Katalog BPS nomor : 9213.3273.030 Kecamatan Bojongloa Kaler 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH Kecamatan Bojongloa Kaler 2015 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1536 Katalog BPS : 9213.3273.030

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 Statistik Daerah Kecamatan Batam Kota Kota Batam 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 No Publikasi : 2171.14.26 Katalog BPS : 1102001.2171.051 Ukuran

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

Katalog BPS : 1101002.3602 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LEBAK STATISTIK DAERAH KABUPATEN LEBAK 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LEBAK STATISTIK DAERAH KABUPATEN LEBAK 2016 Katalog BPS : 1101002.3602

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TANGERANG. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Tangerang Tahun 2013 sebanyak 85.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TANGERANG. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Tangerang Tahun 2013 sebanyak 85. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Tangerang Tahun 2013 sebanyak 85.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Tangerang Tahun 2013 sebanyak 40 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

pekanbarukota.bps.go.id

pekanbarukota.bps.go.id Katalog BPS : 1101002.1471.010 2014 Statistik Daerah Kecamatan Tampan Tahun 2014 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMPAN TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMPAN TAHUN 2014 Katalog BPS : 1101002.1471.1

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BESARAN BIAYA PENGGANTI TRANSPORT DISTRIBUSI PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Tebo

RPJMD Kabupaten Tebo Halaman Tabel 2.1 Topografi Kabupaten Tebo II-3 Tabel 2.2 Jenis Penggunaan Lahan Kabupaten Tebo II-4 Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tebo Tahun 2000- II-6 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : 9201001.8271 No. Publikasi : 82715.1502 Ukuran Buku : 15,5 cm

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1204.032 Statistik Daerah Kecamatan Sarudik Pelabuhan Perikanan Nusantara Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Latar Belakang dan Kelayakan Pemekaran Wilayah 5.1.1. Latar Belakang Pemekaran Kota Tangerang Selatan Mengangkat daerah otonom baru Kota Tangerang Selatan yang merupakan daerah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1616 Katalog BPS : 1101002.5314040 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv +

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Tapian Nauli. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Tapian Nauli. Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1204.040 Statistik Daerah Kecamatan Tapian Nauli Air Terjun Mursala Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1218.050 Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai Jalan Negara Medan Tebing Tinggi Kompleks Instansi Vertikal Sei Rampah 20695 Telepon 0621-441805/Fax. 0621-441806 E-mail :

Lebih terperinci

3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia

3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia 3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk Tuhan yang sangat kompleks, dimana secara hirarki penciptaan manusia dilatarbelakangi adanya asal usul manusia sebagai mahluk yang

Lebih terperinci

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun i

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun i Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016 i Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016 i Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016 Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci