BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Gorontalo - Sebelah Timur : Kabupaten Bolaang Mongondow - Sebelah Selatan : Teluk Tomini - Sebelah Barat : Kota Gorontalo Luas area Kabupaten Bone Bolango sebesar 1.984,58 Km 2 atau 16,24 persen dar total luas Provinsi Gorontalo. Kecamatan di wilayah Bone Bolango dengan luas paling besar adalah Kecamatan Suwawa Timur dengan luas 489,20 Km 2 atau mencapai 24,65 persen dari luas Kabupaten Bone Bolango. Sementara untuk luas daerah terkecil adalah Kecamatan Bulango Selatan dengan luas 9,87 Km 2 atau 0,50 persen dari luas wilayah Bone Bolango. Sebagian besar wilayah Bone Bolango (48,65 persen) terletak pada ketinggian antara meter diatas Permukaan. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten yang terletak di Suwawa yang terjauh adalah Taludaa (Ibukota Kecamatan Bone) dengan jarak 90 kilometer. Jarak terdekat ke Ibukota Kabupaten adalah Bongoime (Ibukota Kecamatan Tilongkabila) dengan jarak sekitar 5 kilometer. Luas Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat dari Tabel 1. 1

2 Tabel 1. Luas Daerah dan Persentase Kabupaten Bone Bolango Dirinci PerKecamatan, Tahun 2012 No. Kecamatan Luas / Area (Km 2 ) Persentase 1 Tapa 64,41 3,25 2 Bulango Utara 176,10 8,87 3 Bulango Selatan 9,87 0,50 4 Bulango Timur 10,82 0,55 5 Bulango Ulu 78,41 3,95 6 Kabila 193,45 9,75 7 Botupingge 47,11 2,37 8 Tilongkabila 79,74 4,02 9 Suwawa 33,51 1,69 10 Suwawa Selatan 184,09 9,28 11 Suwawa Timur 489,20 24,65 12 Suwawa Tengah 64,7 3,26 13 Bone Pantai 161,82 8,15 14 Kabila Bone 143,51 7,23 15 Bone Raya 64,12 3,23 16 Bone 72,71 3,66 17 Bulawa 111,01 5,59 Jumlah 1, Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui luas daerah terbesar di Kabupaten Bone Bolango adalah Kecamatan Suwawa Timur dengan luas 489,20 Km 2 atau mencapai 24,65 persen, sementara untuk luas daerah terkecil adalah Bulango Selatan dengan luas 9,87 Km 2 Bolango. 2. Iklim atau 0,50 persen dari wilayah Bone Di Indonesia hanya dikenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak berasal dari Asia dan Samudra Pasifik terjadi musim hujan. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April Mei dan Oktober November. Curah hujan pada suatu tempat 2

3 antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan curah hujan Kabupaten Bone Bolango tahun 2011 berkisar antara 40 mm sampai 269 mm. Keadaan kecepatan angin pada tahun 2011, yang dipantau stasiun pengamat umumnya hampir merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran antara 1 knot sampai 3 knot. Suhu dan kelembaban udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai,pada tahun 2011 suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 24,4 o C sampai 28,0 o C. Kelembaban udara di Kabupaten Bone Bolango relatif tinggi. Pada tahun 2011, rata rata kelembaban berkisar antara 71,8 persen sampai dengan 88,9 persen. 3. Jenis Tanah Tanah di Kabupaten Bone Bolango diklasifikasikan sebagai Aluvial, Latosol, Lempung Berpasir dan Grumusol. Berdasarkan sifat sifatnya, tanah tanah ini mempunyai kemampuan lahan yang bervariasi dari rendah sampai tinggi. Menurut kondisi tanah yang ada, maka kebanyakan tanah di Kabupaten Bone Bolango dapat dibudidayakan, dan yang sering digunakan adalah aluvial dan lempung berpasir. 4. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2011 mencapai jiwa, terdiri dari laki laki sebesar jiwa dan perempuan sebesar jiwa. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Bone Bolango, lebih banyak penduduk laki laki dari pada perempuan. Peningkatan jumlah penduduk jika dibandingkan dari tahun 2009 yang mencapai jiwa. Laju Pertumbuhan penduduk pada tahun sebesar 2,14 persen, hal ini menunjukkan bahwa setiap tahun antara tahun 2000 sampai 2010 terjadi kenaikan sebesar 2,14 persen. Secara rinci jumlah penduduk dan jenis kelamin di Kabupaten Bone Bolango dari tahun tersaji pada Tabel 2. 3

4 Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2008 sampai dengan 2011 (dalam orang) No. Tahun Jenis Kelamin Laki - Laki Perempuan Jumlah Penduduk Sumber : BPS Bone Bolango 2013 Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui jumlah penduduk dan jenis kelamin di Kabupaten Bone Bolango dari tahun 2008 sampai dengan 2011 mengalami kenaikan sebesar orang sampai dengan orang. Jumlah penduduk dan luas wilayah diperoleh sebaran tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bone Bolango. Data tahun 2011 menunjukkan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Bulango Selatan yaitu orang per km 2, disusul kemudian oleh Kecamatan Bulango Timur dengan kepadatan 489 orang per km 2, sedangkan Kecamatan lainnya kurang dari 400 orang per km 2, dan kepadatan penduduk terkecil adalah Kecamatan Suwawa Timur yaitu 15 orang per km 2. Dengan demikian berdasarkan wilayah penyebaran penduduk di Kabupaten Bone Bolango tidak merata, dimana penduduk cenderung mendiami wilayah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti halnya Kecamatan Bulango Selatan dan Bulango Timur. Secara keseluruhan tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bone Bolango adalah 77 orang per km 2. Rincian kepadatan penduduk menurut Kecamatan disajikan pada Tabel 3. 4

5 Tabel 3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Bone Bolango Dirinci Per Kecamatan, Tahun 2011 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan Orang (%) (orang/km 2 ) 1. Tapa , Bulango Utara , Bulango Selatan , Bulango Timur , Bulango Ulu , Kabila , Botupingge Tilongkabila , Suwawa , Suwawa Selatan , Suwawa Timur , Suwawa Tengah , Bone Pantai , Kabila Bone , Bone Raya , Bone , Bulawa ,42 47 Kabupaten Bone Bolango Sumber : BPS Bone Bolango 2013 Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Bone Bolango adalah Kecamatan Bulango Selatan yaitu orang per km 2, sementara kepadatan penduduk terkecil di Kabupaten Bone Bolango adalah Kecamatan Suwawa Timur yaitu 15 orang per km Keadaan Tenaga Kerja Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 9 sektor ekonomi yang menjadi lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja di Kabupaten Bone Bolango. Sebagaimana wilayah lain di Gorontalo, karakteristik penduduk di Kabupaten Bone Bolango ini bekerja di sektor pertanian. Kabupaten Bone Bolango dalam kurung waktu 3 tahun dari , tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk usia (15 tahun keatas), mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2008 TPAK Bone Bolango sebesar 56,64 persen, meningkat pada tahun 2009 menjadi 59,70 persen dan pada tahun 2010 ini mencapai 61,53 persen. 5

6 Hal ini menunjukkan lebih dari setengah penduduk usia kerja Kabupaten Bone Bolango masuk dalam angkatan kerja. Secara rinci statistik ketenagakerjaan Kabupaten Bone Bolango tahun 2008 sampai dengan 2010 tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Bone Bolango (%), tahun No. Uraian TPAK (%) 56,64 59,7 61,53 2. TPT (%) 5,8 10,08 8,28 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Bone Bolango, dari tahun 2008 sampai dengan 2010 mengalami peningkatan sebesar 56,64 persen sampai dengan 61,53 persen. Selanjutnya untuk tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 10,08 persen menjadi 8,28 persen. Pendataan penduduk usia kerja dengan menggunakan kriteria sensus yaitu 15 tahun ke atas, penduduk usia kerja di Kabupaten Bone Bolango, data tersebut didapat dari hasil pengolahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Secara rinci dapat dilihat penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan usaha di Kabupaten Bone Bolango, tahun 2009 sampai dengan 2011 tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bone Bolango, Tahun No. Lapangan Pekerjaan Utama Persentase (%) Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, 1. Peternakan dan Perikanan 41,24 36,16 28,43 2. Industri Pengolahan 5,17 6,18 7,09 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan 3. dan Hotel 11,11 11,71 13,3 4. Jasa Kemasyarakatan 18,85 22,44 24,81 Lainnya (Pertambangan, Listrik, Gas, Air, 5. Bangunan, Transportasi, Keuangan) 23,63 23,51 26,37 Jumlah Sumber : BPS Bone Bolango,

7 Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan utama Penduduk usia 15 tahun ke atas adalah di sektor pertanian, yaitu dibidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan dengan persentase dari tahun 2009 sampai 2011 sebesar 41,24 persen sampai dengan 28,43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian. 6. Keadaan Ekonomi Pengukuran tingkat perekonomian daerah biasanya didasarkan pada angka PDRB baik berdasarkan atas harga berlaku maupun harga konstan. Untuk mendeskripsikan keadaan ekonomi Kabupaten Bone Bolango digunakan PDRB berdasarkan harga berlaku dari tahun 2007 sampai tahun 2011 sebagaimana tersaji pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 PDRB Kabupaten Bone Bolango masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penyumbang terbesarnya. Pada tahun 2007 sumbangan sektor pertanian adalah juta rupiah, tahun 2008 sumbangannya menigkat menjadi juta rupiah dan tahun 2009 sampai tahun 2011 meningkat lagi, dimana di tahun 2011 adalah juta rupiah. Secara rinci Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Bone Bolango menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2007 sampai dengan 2011 tersaji pada Tabel 6. 7

8 Tabel 6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bone Bolango Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun (jutaan rupiah) No. Sektor Tahun Pertanian a. Tanaman Bahan Pangan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa - Jasa Jumlah Sumber : BPS Bone Bolango 2013 Tabel 6 digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, selain itu untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone Bolango dari tahun ke tahun maka dilihat dengan menggunakan PDRB harga Konstan. PDRB berdasarkan harga konstan di Kabupaten Bone Bolango dari tahun 2007 sampai tahun 2011 sebagaimana tersaji pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7 PDRB Kabupaten Bone Bolango masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penyumbang terbesarnya. Pada tahun 2007 sumbangan sektor pertanian adalah 70,801 juta rupiah, tahun 2008 sumbangannya meningkat menjadi juta rupiah dan tahun 2009 sampai tahun 2011 meningkat lagi, dimana di tahun 2011 adalah juta rupiah. 8

9 Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bone Bolango Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan, Tahun (jutaan rupiah) No. Sektor Tahun Pertanian a. Tanaman Bahan Pangan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan Pertambangan dan 2. Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan 6. Restoran Pengangkutan dan 7. Komunikasi Keuangan, Persewaan dan 8. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa Jumlah Sumber : BPS Bone Bolango 2013 Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui sumbangan sektor pertanian terhadap PDBR Bone Bolango atas dasar harga konstan masih diduduki oleh sektor pertanian, dimana dari tahun 2007 menyumbang sebesar jutaan rupiah dan 2011 menyumbang sebesar jutaan rupiah. Hal ini menandakan sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Bone Bolango, dibandingkan dengan sektor lainnya. 7. Keadaan Pertanian Keadaan pertanian di Kabupaten Bone Bolango dapat dikelompokkan ke dalam tanaman padi palawija, sayuran, buah buahan, tanaman perkebunan dan peternakan. 9

10 i. Padi Palawija Tanaman padi dan palawija merupakan tanaman yang diusahakan oleh petani yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Produk kelompok padi palawija antara lain padi sawah, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Luas panen, produksi dan produktivitas tersaji pada Tabel 8. Ditinjau dari luas panen, padi sawah merupakan tanaman yang paling luas yaitu ha disusul kemudian oleh tanaman jagung dengan luas ha dan selanjutnya adalah tanaman padi ladang dan kacang tanah dengan luas 200 ha dan 110 ha. Luasnya tanaman padi sawah karena kebiasaan petani di Kabupaten Bone Bolango dalam membudidayakan padi sawah lebih dominan dari tanaman lainnya. Tabel 8. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kelompok Padi Palawija di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2012 No. Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha) 1. Padi sawah ,2 2. Padi Ladang ,1 3. Jagung ,20 4,2 4. Ubi Jalar Ubi Kayu Kacang Tanah ,2 7. Kacang Hijau 10 8,5 0,85 Sumber : Dinas Pertanian Bone Bolango, 2013 ii. Kelompok Sayuran Sayuran merupakan jenis tanaman alternatif selain padi dan palawija yang diusahakan petani diluar usahatani padi sawah. Budidaya tanaman ini dilakukan di dataran tinggi maupun dataran rendah. Secara rinci keadaan luas panen, produksi dan produktivitas kelompok sayuran di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2012 tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kelompok Sayuran di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2012 No. Jenis Sayuran Luas Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha) 1. Cabe ,77 2. Tomat ,24 Sumber : Dinas Pertanian Bone Bolango,

11 Pada Tabel 9 menunjukkan komoditas sayuran yang dihasilkan oleh Kabupaten Bone Bolango adalah cabe dan tomat. Ditinjau dari luas panennya cabe merupakan tanaman yang terluas dengan luas panen ha dan menghasilkan produksi sebesar ton dengan produktivitas 7,77 ton per ha. Tomat memiliki luas panen 67 ha dan menghasilkan produksi sebesar ton dengan produktivitas 23,24 ton per ha. Berdasarkan data ini maka tanaman yang terdapat di Kabupaten Bone Bolango hanya Cabe dan Tomat. Meskipun demikian Kabupaten Bone Bolango masih bisa mengembangkan komoditas tanaman sayurannya. Hal ini disebabkan iklim di Kabupaten Bone Bolango cukup mendukung untuk perkembangan komoditas sayuran disamping petani menguasai cara bercocok tanamnya. iii. Kelompok Buah Buahan Tanaman buah buahan merupakan jenis tanaman yang sering pula dibudidayakan oleh petani, baik yang dikelola secara tradisional maupun profesional. Pengelolaan secara tradisional dilakukan petani dengan menggunakan lahan pekarangan dan juga sebagai tanaman selingan dilahan kelapa, sedangkan secara profesional tanaman buah buahan diusahakan pada lahan perkebunan secara khusus. Secara rinci produksi buah buahan menurut kecamatan dan jenis buah di Kabupaten Bone Bolango tahun 2011 tersaji pada Tabel

12 Tabel 10. Produksi Buah Buahan Menurut Kecamatan dan Jenis Buah di Kabupaten Bone Bolango (Ton), Tahun 2011 No. Kecamatan Buah Buahan Mangga Durian Jeruk Pisang Pepaya Nanas 1. Tapa Bulango Utara Bulango Selatan ,8 40,5 2,1 4. Bulango Timur 2 3 1,7 32,4 42,84 1,1 5. Bulango Ulu ,75 358,25 82,5 16,5 6. Kabila ,50 25,60 10,23 7. Botupingge Tilongkabila , Suwawa ,4 22,75 1, Suwawa Selatan , Suwawa Timur Suwawa Tengah , Bone Pantai , Kabila Bone , Bone Raya Bone , Bulawa Kabupaten Bone Bolango , Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Berdasarkan uraian Tabel 10 tanaman buah buahan yang cocok dikembangkan di Kabupaten Bone Bolango adalah mangga, pisang dan pepaya karena produksinya yang paling tinggi. Ketiga jenis buah buahan ini selain diusahakan pada lahan perkebunan khusus, lahan pekarangan juga banyak diusahakan di bawah pohon kelapa. iv. Tanaman Perkebunan Kelapa merupakan tanaman perkebunan yang menjadi unggulan Kabupaten Bone Bolango baik dilihat dari luas tanaman, produksi, dan jenis tanaman. Selain kelapa, tanaman perkebunan yang cocok untuk dikembangkan di wilayah ini adalah kakao, kemiri, dan cengkeh dan sejumlah komoditi lainnya. Tabel 11 menyajikan keunggulan kelapa dibandingkan dengan komoditi perkebunan lainnya dilihat dari luas tanaman dan produksi berdasarkan data tahun

13 Tabel 11. Luas Tanaman, Produksi dan Jenis Tanaman Perkebunan di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2011 No. Jenis Tanaman Luas Tanaman Produksi (ha) (ton) 1. Kelapa 7369, Kemiri 7110,29 88,1 3. Cengkeh ,75 4. Kopi Kakao Lainnya ,49 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 11 luas tanaman perkebunan yang tertinggi adalah kelapa sebesar 7.369,12 ha, dengan produksi ton, Selanjutnya adalah tanaman kemiri sebesar 7.110,29 ha, dengan produksi 88,1 ton dan luas tanaman perkebunan yang terkecil adalah kopi sebesar 522 ha, dengan produksi 260 ton. Dengan demikian dilihat dari luas tanam dan produksi bahwa kelapa merupakan komoditi perkebunan yang memiliki keunggulan di Kabupaten Bone Bolango. v. Peternakan Kabupaten Bone Bolango adalah salah satu daerah penghasil ternak yang cukup potensial. Hasilnya sebagian besar diantar pulaukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah lain. Para petani kelapa dalam memanfaatkan waktu luang sering membudidayakan ternak, sehingga kegiatan pemeliharaan ternak berhubungan dengan aktivitas petani kelapa. Keadaan jumlah ternak di Kabupaten Bone Bolango tahun 2011 disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Keadaan Populasi Ternak di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2011 No. Jenis Ternak Jumlah (ekor) 1. Sapi Potong Sapi Perah Kuda Kambing Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik Sumber : BPS Bone Bolango,

14 Berdasarkan Tabel 12 ternak yang umum terdapat di Kabupaten Bone Bolango dikelompokkan menjadi ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar terdiri dari sapi, kambing, kuda. Sedangkan ternak kecil terdiri dari ayam kampung, ayam pedaging, ayam ptelur dan itik. Sapi merupakan jenis ternak besar yang dominan di Kabupaten Bone Bolango. Jenis ternak ini umumnya diusahakan secara tradisional oleh petani baik untuk keperluan untuk membantu petani dalam kegiatan usahatani maupun untuk dijual, sehingga ternak sapi sangat membantu petani dalam kegiatan ekonomi. Ternak kecil yang dominan di Kabupaten Bone Bolango adalah ayam kampung. Jenis ternak ini umumnya dibudidayakan secara tradisional oleh petani dengan memelihara tanpa kandang. B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. PDRB dibedakan atas dua bagian, yakni PDRB harga berlaku dan harga Konstan. PDRB harga berlaku dihitung berdasarkan harga harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan, yang berarti termasuk kenaikan harga harga ikut dihitung. Sedangkan PDRB harga konstan dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar. Secara umum kegiatan ekonomi pemerintah Bone Bolango dibagi menjadi sembilan sektor, yaitu : 1. Sektor Pertanian a. Subsektor tanaman pangan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan pada peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka mempertahankan swasembada pangan. b. Subsektor tanaman perkebunan; pengembangan pada subsektor ini diarahkan untuk menunjang peningkatan produksi tanaman perkebunan terutama yang mudah dipasarkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan devisa negara dari hasil ekspor. c. Subsektor peternakan dan hasilnya; pembangunan pada subsektor ini diarahkan pada peningkatan produksi daging, telur, dan susu untuk memenuhi gizi masyarakat. 14

15 d. Subsektor kehutanan; kegiatan yang dilakukan meliputi pembangunan kayu, pengambilan hasil-hasil hutan dan perburuan binatang liar. e. Subsektor perikanan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan untuk peningkatan produksi dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat. 2. Sektor Pertambangan dan Galian a. Subsektor tanpa migas, meliputi pengambilan dan persiapan pengolahan lanjutan benda padat, baik dibawah maupun pada permukaan bumi serta seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan memanfaatkan biji logam dan hasil tambang lainnya. b. Subsektor penggalian, mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian batu-batuan, pasir besi, biji besi, biji perak serta komoditas barang tambang lainnya selain kegiatan yang tercakup yaitu penggalian batu-batuan, pasir, tanah, batu gunung, batu kali, batu kapur, batu koral, kerikil, dan batu marmer. 3. Sektor Industri Pengolahan Pembangunan pada bidang ini terutama diarahkan untuk industri pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan limbah pertanian, industri rumah tangga, baik di pedesaan maupun di perkotaan. penekanan pembangunan pada industri selain untuk meningkatkan produksi tapi juga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. 4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih a. Subsektor listrik; meliputi pembangunan dan penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan oleh PLN maupun non PLN. Yang dimaksud non PLN adalah perusahaan listrik yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau perorangan. b. Subsektor air bersih; kegiatan ini meliputi proses pembersihan, pemurnian, dan proses kimia lain untuk menghasilkan air minum termasuk penyaluran melalui pipa baik pada rumah tangga, instansi pemerintah maupun swasta. 15

16 5. Sektor Bangunan Kegiatan ini meliputi usaha pembangunan atau pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, telekomunikasi, dan konstruksi. 6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran a. Subsektor perdagangan besar dan eceran; subsektor perdagangan memainkan peranan penting dalam perekonomian pemerintah Bone Bolango, karena mendorong pertumbuhan dan perkembangan produksi. Perdagangan mampu menjamin kelancaran pemasaran dan pembelian jasa dari konsumen ke produsen. b. Subsektor perhotelan, kegiatan ini meliputi penyediaan akomodasi yang menggunakan sebahagian atau keseluruhan bangunan berupa tempat penginapan, baik yang terbuka untuk umum atau hanya sebahagian anggota kelompok organisasi tertentu. Termasuk pula aktivitas penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu penginapan, yang seluruh kegiatan tersebut berada dalam suatu kesatuan manajemen penginapan. c. Subsektor restoran; kegiatan ini mencakup usaha penjualan untuk penyediaan makanan atau minuman, yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan, disuatu tempat tersendiri ataupun dijajakan. 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi a. Subsektor angkutan darat, meliputi angkutan jalan raya jasa penunjang angkatan darat seperti parkir dan terminal. Akan tetapi yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas pada segala jenis angkutan jalan raya seperti angkutan bus, truk, becak dan angkot. b. Subsektor angkutan laut, meliputi kegiatan pelayanan angkutan, pelayanan samudera, perairan pantai, sungai, dan jasa penumpang angkutan laut. Namun, yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas angkutan perairan pantai saja. c. Subsektor komunikasi, meliputi kegiatan jasa komunikasi untuk umum seperti pengiriman surat, paket dan wesel yang diusahakan oleh Perum Pos 16

17 dan Giro, pengiriman berita dengan menggunakan telepon, telex, dan telegram yang diusahakan oleh Perum Telekomunikasi. 8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan a. Subsektor keuangan (bank), kegiatan ini meliputi jasa pelayanan dibidang keuangan kepada pihak lain, seperti menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, member pinjaman, mengirim uang, memindahkan rekening koran, membeli atau menjual surat-surat berharga, dan memberi jaminan bank. b. Subsektor keuangan non bank, meliputi pelayanan asuransi baik jiwa ataupun bukan jiwa seperti asuransi kebakaran, kecelakaan kerusakan dan sebagainya. Termasuk juga agen per asuransian, unit penyaluran dana pensiun dan sebagainya. c. Subsektor persewaan dan jasa perusahaan, meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain seperti jasa hukum, jasa angkutan, jasa periklanan, jasa penyewaan mesin dan peralatan, jasa bangunan dan jasa arsitek. Tetapi yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada jasa hukum (advokat/pengacara), notaris dan jasa konsultan. 9. Sektor Jasa - Jasa a. Pemerintah umum, meliputi jasa pelayanan sosial seperti rumah sakit umum dan panti asuhan. b. Swasta, meliputi: 1). Subsektor jasa sosial kemasyarakatan, meliputi jasa pendidikan dan pendidikan swasta mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, termasuk guru per orangan yang berusaha sendiri dan kursus-kursus. Jasa kesehatan mencakup segala lembaga kesehatan swasta yang berbentuk rumah sakit maupun poliklinik, jasa sosial lainnya yang mencakup panti asuhan, rumah ibadah dan sebagainya. 2). Subsektor kebudayaan dan hiburan, meliputi segala macam perusahaan dan lembaga swasta yang bergerak pada jasa hiburan, rekreasi serta kebudayaan seperti pembuatan dan disribusi film, usaha penyiaran film dan penyiaran radio swasta. Dari jenis kegiatan tersebut diatas, yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada kegiatan pemutaran film dan penyiaran radio 17

18 swasta niaga. 3). Subsektor perorangan dan rumah tangga, meliputi jasa yang diberikan untuk perorangan dan rumah tangga seperti jasa reparasi, jasa binatu, tukang cukur, tukang jahit, tukang las dan jasa perorangan lainnya. Untuk melihat peran sektor pertanian dalam ekonomi wilayah Kabupaten Bone Bolango salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan melihat perkembangan PDRB dari tahun ke tahun. Berdasarkan data ini besarnya sumbangan sektor pertanian pada ekonomi wilayah Bone Bolango dapat dilihat. Untuk keseragaman analisis maka data PDRB yang digunakan untuk analisis ini berdasarkan harga konstan dan harga berlaku tahun 2007 sampai dengan tahun Perkembangan PDRB Kabupaten Bone Bolango sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 berdasarkan haraga berlaku secara rinci disajikan pada Tabel 13. Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat perkembangan PDRB Kabupaten Bone Bolango masih didominasi oleh sektor pertanian. Tahun awal pengamatan yaitu tahun 2007 sumbangan sektor pertanian sebesar juta rupiah sedangkan tahun akhir pengamatan tahun 2011 sumbangan sektor pertanian menjadi juta rupiah atau mengalami peningkatan 31,99 persen dari tahun awal pengamatan. Sektor yang mengalami peningkatan tertinggi dari keseluruhan sektor ekonomi adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu meningkat 61,75 persen, sedangkan sektor industri pegolahan hanya meningkat 16,43 persen. 18

19 Tabel 13. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bone Bolango Atas Dasar Harga Konstan Tahun (jutaan rupiah) No. Sektor Tahun Pertanian a. Tanaman Bahan Pangan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan Ekonomi lainnya Pertambangan dan 2. Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan 6. Restoran Pengangkutan dan 7. Komunikasi Keuangan, Persewaan dan 8. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa Jumlah Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Tabel 13 menunjukkan bahwa sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, secara keseluruhan tanaman pangan merupakan sektor tertinggi pertama dari sektor pertanian dengan nilai sebesar sampai jutaan rupiah dari tahun 2007 sampai dengan Kemudian penyumbang kedua adalah sektor peternakan dan hasil hasilnya dengan nilai sebesar sampai jutaan rupiah, dilanjutkan dengan tanaman perkebunan, perikanan dan terakhir adalah kehutanan dengan nilai terendah dari tahun 2007 sampai 2011 sebesar sampai jutaan rupiah. Jumlah keseluruhan untuk sektor pertanian dari tahun 2007 sampai 2011 berkisar dari sampai jutaan rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. 19

20 Untuk melihat pendapatan yang dapat dinikmati oleh penduduk di Kabupaten Bone Bolango, secara rinci perkembangan Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku tersaji pada Tabel 14. Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bone Bolango Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (jutaan rupiah) No. Sektor Tahun Pertanian a. Tanaman Bahan Pangan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan Ekonomi lainnya Pertambangan dan 2. Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan 6. Restoran Pengangkutan dan 7. Komunikasi Keuangan, Persewaan dan 8. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa Jumlah Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Tabel 14 menunjukkan bahwa sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan bagi struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Secara keseluruhan tanaman pangan tetap merupakan sektor tertinggi pertama dari sektor pertanian dengan nilai sebesar sampai jutaan rupiah dari tahun 2007 sampai dengan Kemudian penyumbang kedua adalah sektor perkebunan dengan nilai sebesar sampai jutaan rupiah, dilanjutkan dengan sektor peternakan dan hasil hasilnya, perikanan dan terakhir adalah kehutanan dengan nilai terendah dari tahun

21 sampai 2011 sebesar sampai jutaan rupiah. Jumlah keseluruhan untuk sektor pertanian dari tahun 2007 sampai 2011 berkisar dari sampai jutaan rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk harga berlaku sumbangan sektor pertanian masih mengalami peningkatan. C. Struktur Perekonomian Analisis struktur ekonomi digunakan untuk sumbangan atau peranan masing masing kegiatan ekonomi atau sektor dalam perekonomian wilayah secara keseluruhan dalam suatu tahun tertentu. Melalui analisis ini dapat di ketahui besarnya persentase atau kontribusi setiap sektor dalam PDRB. Salah satu ukuran untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu daerah yaitu melalui ukuran besaran Produk DomestikRegional Bruto (PDRB). PDRB harga konstan merupakan nilai tambah harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar perhitungannya. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone Bolango dapat diukur dengan mengindikasikan kondisi perkembangan perekonomian suatu daerah yang dapat dilihat dari sektor ekonomi atau lapangan usaha yaitu (1) pertanian, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik dan air bersih, (5) bangunan, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan (9) jasa-jasa. Hasil perhitungan struktur perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 15. Berdasarkan data pada tabel tersebut sektor pertanian masih menjadi sektor pertama penyumbang pendapatan terbesar terhadap pembentukan PDRB Bone Bolango dari tahun 2007 sampai 2011 dengan menyumbang rata rata sebesar 30,79 persen pertahun. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor yang menyumbang pendapatan terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Bone Bolango setelah sektor pertanian. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menyumbang rata rata sebesar 14,734 persen pertahun terhadap pembentukan PDRB daerah Bone Bolango. Penyumbang terbesar ketiga bagi PDRB Bone Bolango adalah sektor industri pengolahan, yaitu rata rata sebesar 13,622 persen disusul oleh sektor jasa jasa dan sektor 21

22 perdagangan, hotel dan restoran pada urutan keempat dan kelima yaitu berturut turut rata rata sebesar 12,134 persen dan 9,988 persen. Tabel 15. Struktur Perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) Selang Tahun (dalam persen) No. Sektor Tahun Rata - Rata 1. Pertanian 30,48 30,48 30,66 31,17 31,16 30,79 Pertambangan dan 2. Penggalian 1,26 1,3 1,24 1,27 1,22 1, Industri Pengolahan 14,4 13,92 13,55 13,26 12,98 13, Listrik, Gas dan Air Bersih 0,44 0,41 0,39 0,37 0,37 0, Bangunan 8,34 8,13 7,99 7,85 8,33 8, Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,48 10,32 9,95 9,65 9,54 9, Pengangkutan dan Komunikasi 9,51 9,21 8,95 8,68 8,4 8,95 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12,75 14,17 15,09 15,69 15,97 14, Jasa - Jasa 12,35 12,06 12,17 12,06 12,03 12,134 Jumlah Sumber : Hasil Analisis, 2013 Berdasarkan Tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa dari kesembilan sektor yang ada di Kabupaten Bone Bolango, sektor tertinggi masih didominasi oleh sektor pertanian, dilihat berdasarkan harga konstan. Maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor ekonomi (Atas Dasar Harga Konstan) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, agar memudahkan kita dalam melihat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. 22

23 Persen PDRB PDRB Harga Konstan Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Tahun Perdangangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Gambar 2. Trend Perkembangan PDRB Harga Konstan pada Sektor Ekonomi, Tahun Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga konstan pada sektor ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian dibanding sektor sektor ekonomi lainnya. Sektor pertanian cenderung meningkat dari tahun 2009 sampai 2010 dengan nilai sebesar 30,66 persen sampai 31,17 persen, dan di tahun 2011 mengalami penurunan 1 persen sehingga menjadi 31,16 persen. Selanjutnya sektor industri merupakan sektor kedua setelah sektor pertanian dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 14,40 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,92 persen menjadi 12,98 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor ketiga dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 12,75 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami kenaikan sebesar 14,17 persen menjadi 15,97 persen dan untuk sektor penyumbang terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan sumbangan sebesar 0,44 persen pada tahun 2007, sektor ini mengalami penurunan di tahun 2008 sampai 2011 dengan nilai sebesar 0,41 persen sampai 0,37 persen. Hasil perhitungan struktur perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada 23

24 Tabel 16. Berdasarkan data pada tabel tersebut sektor pertanian masih menjadi sektor pertama penyumbang pendapatan terbesar terhadap pembentukan PDRB Bone Bolango yang berlaku pada tahun tersebut. Sektor pertanian dari tahun 2007 sampai 2011 dengan menyumbang rata rata sebesar 39,962 persen pertahun. Sektor jasa jasa merupakan sektor yang menyumbang pendapatan terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Bone Bolango setelah sektor pertanian. Sektor jasa jasa menyumbang rata rata sebesar 14,324 persen pertahun terhadap pembentukan PDRB daerah Bone Bolango. Penyumbang terbesar ketiga bagi PDRB Bone Bolango adalah sektor industri pengolahan, yaitu rata rata sebesar 12,946 persen, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada urutan keempat dan kelima yaitu berturut turut rata rata sebesar 12,096 persen dan 10,812 persen. Tabel 16. Struktur Perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) Selang Tahun (dalam persen) No. Sektor Tahun Rata - Rata 1. Pertanian 41,41 40,43 39,47 38,93 39,57 39, Pertambangan dan Penggalian 0,54 0,55 0,59 0,65 0,67 0,6 3. Industri Pengolahan 14,1 13,52 12,87 12,4 11,84 12, Listrik, Gas dan Air Bersih 0,45 0,39 0,35 0,32 0,32 0, Bangunan 4,95 4,78 4,81 4,78 4,97 4,858 Perdagangan, Hotel dan 6. 11,94 13,4 12,19 11,75 11,2 12,096 Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,39 4,09 3,92 3,95 3,8 4,03 8. Keuangan, Persewaan dan 10,35 10,63 10,77 11,22 11,09 10,812 Jasa Perusahaan 9. Jasa - Jasa 11,86 12,2 15, ,54 14,324 Jumlah Sumber : Hasil Analisis, 2013 Berdasarkan Tabel 16 di atas dapat diketahui dari kesembilan sektor, bahwa sektor pertanian masih saja mendominasi sektor sektor ekonomi lainnya, dilihat berdasarkan harga berlaku di tahun 2007 sampai dengan

25 Persen Maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Berlaku) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, untuk melihat pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. PDRB 45 PDRB Harga Berlaku Tahun Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdangangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Gambar 3. Trend Perkembangan PDRB Harga Berlaku pada Sektor Ekonomi, Tahun Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga berlaku pada sektor ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian dibanding sektor sektor ekonomi lainnya. Sektor pertanian cenderung menurun dari tahun 2007 ke 2008, 2009, dan 2010 dengan nilai sebesar 41,41 persen menjadi 40,43 persen, 39,47 persen, dan 38,93 persen. di tahun 2011 sektor pertanian naik menjadi 39,57 persen. Selanjutnya sektor industri pengolahan merupakan sektor kedua setelah sektor pertanian dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 14,10 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,52 persen menjadi 11,84 persen. Sektor perdagangan merupakan sektor ketiga dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 11,94 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,40 persen menjadi 11,20 persen, dan untuk sektor penyumbang terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan sumbangan sebesar 0,45 persen pada tahun 2007, sektor ini mengalami penurunan di tahun 2008 sampai 2011 dengan nilai sebesar 0,39 persen sampai 0,32 persen. 25

26 Hasil perhitungan struktur perekonomian selanjutnya khusus pada sektor pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 17. Berdasarkan data pada Tabel tersebut sektor pertanian masih memberikan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Akan tetapi kenaikan tersebut terjadi hanya pada tahun 2008 sebesar 30,48 persen naik 1 persen menjadi 30,66 persen pada tahun 2009, untuk tahun 2010 ke 2011 mengalami penurunan sebesar 1 persen, dari 31,17 menjadi 31,16 persen. Selanjutnya urutan kedua salah satu penyebab dari menurunnya kontribusi ini adalahmenurunnya kontribusi sektor perkebunan dan kehutanan mengalami penurunan 1 persen dari 7 persen menjadi 6 persen, dan 2 persen menjadi 1 persen dari tahun 2008 sampai 2009 dan tahun 2009 ke Tabel 17. Struktur Perekonomian pada Sektor Pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) Selang Tahun (dalam persen) No. Sektor Tahun Pertanian 30,48 30,48 30,66 31,17 31,16 a. Tanaman Bahan Pangan 9,58 9,70 9,93 10,66 10,54 b. Tanaman Perkebunan 6,70 6,65 6,47 6,42 6,17 c. Peternakan dan Hasil hasilnya 7,59 7,58 7,73 7,58 7,59 d. Kehutanan 1,37 1,51 1,54 1,52 1,49 e. Perikanan 5,24 5,03 4,99 4,99 5,36 Ekonomi lainnya 2. Pertambangan dan Penggalian 1,26 1,30 1,24 1,27 1,22 3. Industri Pengolahan 14,40 13,92 13,55 13,26 12,98 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,44 0,41 0,39 0,37 0,37 5. Bangunan 8,34 8,13 7,99 7,85 8,33 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,48 10,32 9,95 9,65 109,54 7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,51 9,21 8,95 8,68 8,40 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12,75 14,17 15,09 15,69 15,97 9. Jasa - Jasa 12,35 12,06 12,17 12,06 12,03 Jumlah Sumber : Hasil Analisis,

27 Persen Berdasarkan Tabel 17 di atas maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Konstan) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, agar memudahkan kita dalam melihat laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar PDRB PDRB Harga Konstan Gambar 4. Trend Perkembangan PDRB Harga Konstan pada Sektor Pertanian, Tahun Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga konstan pada sektor pertanian didominasi oleh subsektor tanaman pangan. Subsektor tanaman pangan cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai 2010, dengan nilai sebesar 9,58 persen menjadi 10,66 persen dan di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 10,54 persen atau dengan nilai rata rata sebesar 10,1 persen pertahun. Hal ini dikarenakan berkurangnya luas panen padi sawah di tahun 2010 sebesar ha, menurun menjadi ha di tahun Subsektor peternakan tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun, tetap dalam keadaan stabil, dengan nilai rata rata sebesar 7,6 persen. Tanaman perkebunan cenderung menurun dari tahun ke tahun,dengan nilai rata rata sebesar 6,5 persen. Perikanan cenderung naik turun naik (berfluktuasi) dengan nilai rata rata sebesar 5,1 persen, dan kehutanan cenderung naik turun dengan nilai rata rata sebesar 1,5 persen. Hal tersebut terjadi karena berkurangnya hasil produksi dari tiap tiap subsektor, serta adannya peralihan sektor lain. Tahun Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Untuk hasil perhitungan struktur perekonomian pada sektor pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) dari tahun 2007 sampai 27

28 tahun 2011 disajikan pada Tabel 18.Berdasarkan data pada tabel tersebut sektor pertanian dari tahun 2007 sampai dengan 2010 mengalami penurunan, dimana di tahun 2007 sebesar 41,41 persen, turun di tahun 2010 menjadi 38,93 persen. Akan tetapi di tahun 2011 mengalami kenaikan kembali menjadi 39,57 persen. Hal ini menandakan bahwa sektor pertanian masih tetap menjadi sektor ekonomi yang mempunyai peranan terbesar dalam struktur perekonomian Bone Bolango. Tabel 18. Struktur Perekonomian pada Sektor Pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) Selang Tahun (dalam persen) No. Sektor Tahun Pertanian 41,41 40,43 39,47 38,93 39,57 a. Tanaman Bahan Pangan 13,47 12,77 12,92 14,43 14,29 b. Tanaman Perkebunan 12,81 11,98 11,21 11,09 10,29 c. Peternakan dan Hasil - hasilnya 8,91 10,00 9,78 9,58 9,44 d. Kehutanan 0,99 1,01 0,99 0,98 0,94 e. Perikanan 5,23 4,68 4,57 4,46 4,61 Ekonomi lainnya Pertambangan dan 2. Penggalian 0,54 0,55 0,59 0,65 0,67 3. Industri Pengolahan 14,10 13,52 12,87 12,40 11,84 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,45 0,39 0,35 0,32 0,32 5. Bangunan 4,95 4,78 4,81 4,78 4,97 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 11,94 13,40 12,19 11,75 11,20 7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,39 4,09 3,92 3,95 3,80 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,35 10,63 10,77 11,22 11,09 9. Jasa - Jasa 11,86 12,20 15,02 16,00 16,54 Jumlah Sumber : Hasil Analisis, 2013 Berdasarkan Tabel 18 di atas maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Berlaku) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, untuk melihat pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5. 28

29 Persen PDRB PDRB Harga Berlaku Tahun Gambar 5. Trend Perkembangan PDRB Harga Berlaku pada Sektor Pertanian, Tahun Berdasarkan Gambar 5 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga berlaku pada sektor pertanian masih didominasi oleh subsektor tanaman pangan. Subsektor tanaman pangan cenderung menurun dari tahun 2007 sampai 2009, dengan nilai sebesar 13,47 persen menjadi 12,92 persen dan di tahun 2010 meningkat dan menurun lagi di tahun 2011 sebesar 14,43 persen turun menjadi 14,29 persen. Subsektor peternakan mengalami naik turun dari tahun 2008 sampai 2011, dengan nilai sebesar 10 persen turun menjadi 9,44 persen. Tanaman perkebunan cenderung menurun dari tahun ke tahun, dengan nilai rata rata sebesar 11,45 persen. Perikanan cenderung turun naik dengan nilai rata rata sebesar 4,71 persen, dan kehutanan cenderung naik turun dengan nilai rata rata sebesar 0,99 persen. Hal tersebut terjadi dikarenakan harga yang berlaku saat tahun tersebut naik, maka sektor pertanian juga ikut meningkat. Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan 29

V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi

V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH 5.1. Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi Daerah Aceh terletak di kawasan paling ujung dari bagian utara Pulau Sumatera dengan luas areal 58.357.63 km 2. Letak geografis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari 38 III. METODE PENELITIAN A. Data dan sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2009 2013 dari instansi- instansi terkait yaitubadan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Badan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara BAB II URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan pada bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara penghitungan nilai tambah bruto atas

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : 9201001.8271 No. Publikasi : 82715.1502 Ukuran Buku : 15,5 cm

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : 1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Wilayah Kabupaten Pohuwato dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Boalemo, namun sejak dikeluarkannya UU RI No. 6 Tahun 2003

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/08/Th.XVII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI 21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3 61. a. Topografi dan Jenis Tanah Topografi Desa Ngijo adalah berupa dataran tinggi dengan ketinggian 105 m dpal dengan curah hujan 10 mm/tahun. Jenis tanah di Desa Ngijo adalah jenis tanah Mediteran coklat.

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan masalah Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By Irawati Puloli 1) Mahludin Baruwadi 2) Ria Indriani 3) DEPARTMENTAGRIBISNIS FACULTY OF AGRICULTURE STATE UNIVERSITYGORONTALO

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 41/11/31/Th. X, 17 November 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci