COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i"

Transkripsi

1

2 COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

3 ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

4 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : No. Publikasi : Ukuran Buku : 15,5 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xiv Naskah Penyunting Gambar Kulit Diterbitkan oleh Dicetak oleh : BPS Kota Ternate : BPS Kota Ternate : BPS Kota Ternate : BPS Kota Ternate : CV. Ardhani Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 iii

5 iv Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

6 KATA PENGANTAR Pada era informasi saat ini data telah menjadi kebutuhan utama berbagai pihak yang banyak digunakan untuk perencanaan, pengendalian serta evaluasi berbagai kegiatan. Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai penanggung jawab perstatistikan di Indonesia mempunyai tugas menyediakan data berkualitas bagi kebutuhan berbagai bidang pembangunan sebagai salah satu dari wujud pertanggung jawaban tersebut. Pembangunan di bidang ekonomi di mana merupakan bagian penting dari pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh pada berbagai tingkatan membutuhkan data yang dapat memberikan gambaran sejauh mana tingkat keberhasilan berbagai programnya dilaksanakan. Publikasi Indikator Ekonomi Kota Ternate 2014 ini secara umum mencerminkan perekonomian Kota Ternate selama tahun 2014 yang dilengkapi dengan penjelasan teknis untuk memudahkan analisa bagi pengguna data. Publikasi ini masih memiliki keterbatasan terutama dalam cakupan datanya, untuk itu pada penerbitan mendatang akan diupayakan memperluas cakupannya. Ucapan terima kasih kami sampaikan terutama kepada Bappeda Kota Ternate atas bantuan dan kerjasamanya dalam penerbitan publikasi ini.. Ternate, Oktober 2015 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Ternate NURHIDAYAT MASKAT Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 v

7 vi Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

8 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii BAB I INDEKS HARGA DAN LAJU INFLASI Penjelasan Teknis Gambaran Umum BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI Penjelasan Teknis Struktur Ekonomi Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha BAB III PEMBANGUNAN MANUSIA Konsep Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Perkembangan IPM dan Komponennya di Kota Ternate BAB IV PERBANKAN Perkembangan Asset Bank Umum Penghimpunan Dana Bank Umum... BAB V HOTEL DAN PARIWISATA Perkembangan Perhotelan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Rata-rata Lama Menginap Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 vii

9 Halaman BAB VI PERHUBUNGAN Perhubungan Darat Perhubungan Laut Perhubungan Udara Komunikasi... BAB VII PRODUKSI Produksi Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan Populasi Ternak dan Unggas Produksi Perikanan BAB VIII KEUANGAN DAERAH Penjelasan Teknis Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Ternate viii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Ternate menurut Kelompok Komoditi Tahun 2014 (2012=100) Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Ternate dan Nasional Menurut Bulan Tahun 2014 Laju Inflasi Kota Ternate dan Nasional menurut Bulan Tahun PDRB Kota Ternate Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun (Jutaan Rupiah) PDRB Kota Ternate Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (Jutaan Rupiah) Distribusi Persentase PDRB Kota Ternate Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun (%) Laju Pertumbuhan PDRB Kota Ternate Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (%) Indeks Harga Implisit PDRB Kota Ternate Menurut Lapangan Usaha Tahun (%) Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 ix

11 Tabel Halaman Angka Harapan Hidup Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun (Tahun) Angka Harapan Lama Sekolah Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun (Persen) Rata-Rata Lama Sekolah Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun (Tahun) Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun (Ribu Rupiah) Indeks Pembangunan Manusia Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun Jumlah Aktiva Rupiah dan Valuta Asing Bank Umum dan BPR Menurut Dati II di Provinsi Maluku Utara Tahun (Juta Rp) Posisi Simpanan Masyarakat Rupiah & Valuta Asing Bank Umum dan BPR Menurut Jenis Simpanan di Kota Ternate Tahun (Juta Rp) Jumlah Hotel/Penginapan dan Kamar Menurut Kecamatan di Kota Ternate, 2014 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya di Kota Ternate Dirinci Menurut Kelompok Kamar Tahun x Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

12 Tabel Rata-rata Lama Menginap Tamu (Asing dan Domestik) Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya di Kota Ternate Dirinci Menurut Kelompok Kamar Tahun 2014 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Kota Ternate, 2014 (Km) Lalu Lintas Penumpang dan Barang di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate Tahun 2014 Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Tahun (Orang) Jumlah Bagasi dan Kargo yang Dibongkar/ Dimuat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Tahun (Kg) Banyaknya Pesawat Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Tahun Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Dirinci Menurut Triwulan Tahun 2014 (Orang) Jumlah Barang dan Bagasi yang Dibongkar/ Dimuat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Dirinci Menurut Triwulan Tahun 2014 (Kg) Jumlah Surat Dalam Negeri yang Dikirim dan Diterima Kantor Pos dan Giro Ternate Tahun 2014 Halaman Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Jagung Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 xi

13 Tabel Halaman Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Ubi Kayu Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2014 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Ubi Jalar Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2014 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Kacang Tanah Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2014 Luas Areal Tanaman Menghasilkan Menurut Jenis Komoditi Perkebunan di Kota Ternate Tahun 2014 Banyaknya Rumah Tangga Pemilik Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Komoditi di Kota Ternate Tahun 2014 Populasi Ternak dan Unggas Dirinci Menurut Jenis dan Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2014 Perkembangan Produksi Perikanan Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun (Ton) Ringkasan Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah Kota Ternate Tahun 2014 (Rp) Ringkasan Anggaran Pendapatan Daerah Kota Ternate Setelah Perubahan Tahun 2014 (Rp) Ringkasan Anggaran Belanja Daerah Kota Ternate Setelah Perubahan Tahun 2014 (Rp) Ringkasan Pembiayaan Daerah Kota Ternate Setelah Perubahan Tahun 2014(Rp) xii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

14 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1. Inflasi Kota Ternate Tahun (%) Laju Inflasi Kota Ternate Menurut Kelompok Tahun 2014 (%) Struktur Perkonomian Kota Ternate Tahun 2014 PDRB ADHB Kategori Pertanian Ternate Tahun (Juta Rp) PDRB ADHB Kategori Industri Pengolahan Ternate Tahun (Juta Rp) PDRB ADHB Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Ternate Tahun (Juta Rp) PDRB ADHB Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Ternate Tahun (Juta Rp) Posisi Simpanan Masyarakat Menurut Jenis Simpanan Pada Bank Umum dan BPR di Kota Ternate Tahun 2014 (Juta Rp) Perkembangan Perhotelan di Kota Ternate Tahun TPK Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya di Kota Ternate dirinci Menurut Bulan Tahun Kondisi Jalan di Kota Ternate 2014 (Km) Lalu Lintas Penumpang Angkutan Laut di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate Tahun Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 xiii

15 Gambar Halaman Arus Penumpang Melalui Bandar Udara Sultan Babullah Ternate Tahun 2014 Produksi Jagung Dirinci Menurut Kecamatan Kota Ternate Tahun 2014 Populasi Ternak dan Unggas Di Kota Ternate Dirinci Menurut Jenis Tahun 2014 Produksi Perikanan Kota Ternate Tahun (Ton) xiv Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

16

17 Indeks Harga dan Laju Inflasi I. INDEKS HARGA DAN LAJU INFLASI 1.1. Penjelasan Teknis Harga konsumen adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen) secara eceran dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah membeli suatu barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk dipakai/dikonsumsi. Pedagang Eceran adalah pihak atau seseorang yang menjual barang atau jasa kepada pembeli untuk dikonsumsi, bukan untuk diperdagangkan lagi. Kualitas/merk barang adalah merupakan spesifikasi barang. Satu macam barang dan jasa umumnya mempunyai lebih dari satu kualitas/merk seperti mie instant indomie, supermi dan lain lain. Nilai konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumahtangga untuk memperoleh suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga komoditi dengan kuantitas (banyaknya) yang dikonsumsi pada periode dasar. Dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) ada 2 jenis nilai konsumsi, yang pertama adalah nilai konsumsi dasar (PoQo) yang diperoleh dari hasil Survei Biaya Hidup (SBH), yaitu rata rata nilai pengeluaran rumah tangga sebulan untuk setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi, yang kedua adalah nilai konsumsi pada bulan berjalan (PnQo) yang diperoleh dari hasil perkalian harga bulan berjalan dengan kuantitas konsumsi pada tahun dasar. Didalam penghitungan dilakukan secara bertahap dengan jalan menggunakan relatif harga (RH). Indikator Ekonomi Kota Ternate

18 Indeks Harga dan Laju Inflasi Relatif Harga adalah rasio perbandingan harga suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada periode sebelumnya. Paket komoditi adalah jenis barang/jasa yang termasuk dalam diagram timbang hasil Survei Biaya Hidup (SBH). Beberapa kriteria penentuan komoditi yang muncul dalam paket komoditas ini adalah : a. Jenis barang dan jasa tersebut mempunyai persentase nilai konsumsi terhadap total konsumsi rumahtangga, minimum sebesar 0,02 persen. b. Barang dan jasa tersebut dikonsumsi secara luas oleh masyarakat kota yang bersangkutan/daerah tersebut. c. Harganya dapat dipantau secara terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama. Rincian paket komodit tersebut adalah : I. Kelompok Bahan Makanan Dengan sub kelompok : 1. Padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya 2. Daging dan hasil-hasilnya 3. Ikan segar 4. Ikan diawetkan 5. Telur, susu dan hasil-hasilnya 6. Sayur-sayuran 7. Kacang-kacangan 8. Buah-buahan 9. Bumbu-bumbuan 10. Lemak dan minyak 11. Bahan makanan lainnya 4 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

19 Indeks Harga dan Laju Inflasi II. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Dengan sub kelompok : 1. Makanan jadi 2. Minuman yang tidak beralkohol 3. Tembakau dan minuman yang beralkohol III. Kelompok Perumahan Dengan sub kelompok : 1. Biaya tempat tinggal 2. Bahan bakar, penerangan dan air 3. Perlengkapan rumahtangga 4. Penyelenggaraan rumahtangga IV. Kelompok Sandang Dengan sub kelompok : 1. Sandang laki-laki 2. Sandang wanita 3. Sandang anak-anak 4. Barang pribadi dan sandang lainnya V. Kelompok Kesehatan Dengan sub kelompok : 1. Jasa kesehatan 2. Obat obatan 3. Jasa perawatan jasmani 4. Perawatan jasmani dan kosmetik Indikator Ekonomi Kota Ternate

20 Indeks Harga dan Laju Inflasi VI. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan olahraga Dengan sub kelompok : 1. Jasa pendidikan 2. Kursus/pelatihan 3. Perlengkapan/peralatan pendidikan 4. Rekreasi 5. Olahraga VII. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Dengan sub kelompok : 1. Transportasi 2. Komunikasi dan pengiriman 3. Sarana dan penunjang transpor 4. Jasa keuangan Diagram timbang adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumsi tiap-tiap jenis barang/jasa terhadap total rata-rata pengeluaran rumahtangga disuatu kota. Diagram timbang tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumahtangga dikota tersebut. Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah indeks yang diperoleh dari hasil perbandingan Nilai Konsumsi pada bulan berjalan dengan Nilai Konsumsi dasar hasil SBH. Angka indeks ini nantinya yang merupakan dasar penghitungan inflasi. Formula indeks yang digunakan untuk menghitung IHK masing-masing kota adalah Formula Laspeyres dengan modifikasi sebagai berikut: 6 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

21 Indeks Harga dan Laju Inflasi In P (n-1)i k i 1 k i 1 Poi.Qoi K Pni P( n 1) xp( n 1) iqoix100 PoiQoi Dimana : In = Indeks bulan ke-n Pni = Harga jenis barang i, bulan ke-n = Harga jenis barang i, bulan ke-(n-1) bulan ke-(n-1) = Nilai konsumsi barang i pada Bulan dasar = Banyaknya jenis barang paket komoditas dalam sub kelompok, kelompok kota yang bersangkutan IHK gabungan adalah gabungan dari seluruh IHK yang dihitung dalam suatu wilayah. Penggabungan dilakukan berdasarkan jumlah rumahtangga dari masing-masing wilayah tesebut yang dapat diformulakan sebagai berikut : In InjxWj 100 Dimana : In = Indeks bulan ke-n Inj = Indeks kota j, bulan ke-n Wj = Penimbang kota, yaitu persentase jumlah rumahtangga masingmasing kota terhadap jumlah rumahtangga keseluruhan j = Kota Indikator Ekonomi Kota Ternate

22 Indeks Harga dan Laju Inflasi Inflasi adalah perubahan indeks dari waktu ke waktu. Laju inflasi bulanan suatu kabupaten/kota dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : In I(n 1) Lin x100% I(n 1) Dimana : Lin In I(n-1) = = = laju Inflasi bulan ke-n Indeks bulan ke-n Indeks bulan ke-(n-1) Gambar 1.1. Inflasi Kota Ternate Tahun (%) Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

23 Indeks Harga dan Laju Inflasi 1.2. Gambaran Umum Pada bab ini akan diuraikan mengenai perkembangan indeks harga konsumen dan laju inflasi Kota Ternate sebagai bahan kajian dan informasi bagi Pemerintah Daerah Kota Ternate. Secara umum inflasi tahun kalender Kota Ternate pada tahun 2014 dan inflasi year on year (Desember 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 9,34 persen. Pada Desember 2014 Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 3,11 persen. Berikut uraian singkat inflasi per kelompok pengeluaran : a. Kelompok Bahan Makanan Kelompok ini di Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 5,85 persen. Dilihat dari sebelas sub kelompok ini, terdapat dua sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,48 persen serta lemak dan minyak sebesar 0,31 persen. Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok ikan segar sebesar 15,60 persen sementara sub kelompok bahan makanan lainnya relatif stabil yaitu tidak mengalami perubahan harga. b. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada Desember tahun 2014 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. Sub kelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar 1,01 persen sedangkan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 0,20 persen. Sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol relatif stabil. c. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 1,34 persen. Bila dirinci menurut sub kelompoknya maka inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 2,36 persen Indikator Ekonomi Kota Ternate

24 Indeks Harga dan Laju Inflasi sedangkan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok biaya tinggal sebesar 1,07 persen. d. Sandang Kelompok sandang pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 1,41 persen. Bila dirinci menurut sub kelompoknya inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki sebesar 4,92 persen sedangkan sub kelompok barang sandang anak-anak mengalami deflasi sebesar 1,68 persen. e. Kesehatan Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 2,82 persen. Dari empat sub kelompok yang dimiliki dua diantaranya relatif stabil yaitu sub kelompok jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani. Sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetik yang mengalami inflasi tertinggi sebesar 4,51 persen. f. Pendidikan, Rekreasi dan olahraga Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 1,07 persen. Bila dirinci menurut sub kelompoknya inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok olah raga sebesar 3,53 persen sedangkan sub kelompok jasa pendidikan dan kursus-kursus / pelatihan relatif stabil. g. Transport, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 7,41 persen. Dari empat sub kelompok hanya tiga sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok transportasi sebesar 9,51 persen, komunikasi dan pengiriman sebesar 1,56 persen dan sarana dan penunjang transportasi sebesar 7,40 persen. Sementara sub kelompok jasa keuangan relatif stabil. 10 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

25 Indeks Harga dan Laju Inflasi Gambar 1.2. Laju Inflasi Kota Ternate Menurut Kelompok Tahun 2014 (%) Indikator Ekonomi Kota Ternate

26 Indeks Harga dan Laju Inflasi Tabel 1.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Ternate menurut Kelompok Komoditi Tahun 2014 (2012=100) Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Januari Inflasi (persen) Indeks Februari Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) Umum 112,35 0,45 111,57-0,69 I. Bahan Makanan 112,82 0,64 105,83-6,20 II. III. a. Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasil-hasilnya 107,90 0,45 108,69 0,73 b. Daging dan Hasil-hasilnya 129,65 3,59 128,02-1,26 c. Ikan Segar 121,97 9,28 97,32-20,21 d. Ikan Diawetkan 108,40 7,91 92,44-14,72 e. Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 119,79 6,80 122,61 2,35 f. Sayur-sayuran 101,01 8,48 96,22-4,74 g. Kacang-kacangan 112,19 2,09 122,68 9,35 h. Buah-buahan ,35 155,09 14,92 i. Bumbu-bumbuan 100,51-21,72 87,15-13,29 j. Lemak dan Minyak 94,34-1,04 94,01-0,35 k. Bahan Makanan Lainnya 101,83 0,64 101,83 0,00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 107,58 0,57 108,36 0,73 a. Makanan Jadi 111,11 1,33 113,07 1,76 b. Minuman yang Tidak Beralkohol 102,55-0,18 102,08-0,46 c. Tembakau dan Minuman yang Beralkohol Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 105,86 0,00 105,86 0,00 114,47 0,62 115,44 0,85 a. Biaya Tempat Tinggal 116,11 0,40 117,36 1,08 b. Bahan Bakar, Penerangan dan Air 109,14 1,56 108,04-1,01 c. Perlengkapan Rumah Tangga 106,43 1,02 108,80 2,23 d. Penyelenggaraan Rumah Tangga 110,75 1,61 110,95 0,18 12 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

27 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Januari Inflasi (persen) Indeks Februari Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) IV. Sandang 110,20 0,55 113,84 3,30 a. Sandang Laki-laki 103,40 0,59 102,77-0,61 b. Sandang Perempuan 116,19 2,48 122,94 5,81 c. Sandang Anak-anak 117,59-0,07 124,16 5,59 d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 102,29-1,68 105,09 2,74 V. Kesehatan 108,22 1,82 111,58 3,10 a. Jasa Kesehatan 102,85 0,00 102,85 0,00 b. Obat-obatan 105,71 0,26 108,41 2,55 c. Jasa Perawatan Jasmani 143,89 6,39 156,15 8,52 d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 103,83 2,09 107,10 3,15 VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 111,67 0,00 112,21 0,48 VII. a. Jasa Pendidikan 112,83 0,00 112,83 0,00 b. Kursus-kursus/Pelatihan 103,01 0,00 103,01 0,00 c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 100,21 0,00 103,46 3,24 d. Rekreasi 116,50 0,00 116,97 0,40 e. Olahraga 102,04 0,00 102,04 0,00 Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 112,90-0,60 112,56-0,30 a. Transportasi 121,92-0,55 122,44 0,43 b. Komunikasi dan Pengiriman 96,72-0,95 94,54-2,25 c. Sarana dan Penunjang Transportasi 103,20 1,06 104,04 0,81 d. Jasa Keuangan 101,55 0,00 101,55 0,00 Lanjutan Tabel... Indikator Ekonomi Kota Ternate

28 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Maret Inflasi (persen) Indeks April Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) Umum 112,16 0,53 112,95 0,13 I. Bahan Makanan 106,01 0,17 108,21 2,08 II. III. a. Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasil-hasilnya 110,71 1,86 109,80-0,8 2 b. Daging dan Hasil-hasilnya 126,07-1,52 124,15-1,52 c. Ikan Segar 99,53 2,27 110,73 11,25 d. Ikan Diawetkan 108,64 17,52 101,29-6,77 e. Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 116,58-4,92 114,93-1,42 f. Sayur-sayuran 86,34-10,27 78,37-9,23 g. Kacang-kacangan 111,69-8,96 107,49-3,76 h. Buah-buahan 151,12-2,56 159,13 5,30 i. Bumbu-bumbuan 94,12 8,00 99,96 6,20 j. Lemak dan Minyak 95,99 2,11 96,77 0,81 k. Bahan Makanan Lainnya 101,83 0,00 103,16 1,31 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 109,49 1,04 109,86 0,34 a. Makanan Jadi 113,07 0,00 113,30 0,20 b. Minuman yang Tidak Beralkohol 101,90-0,18 102,18 0,27 c. Tembakau dan Minuman yang Beralkohol 108,96 2,93 109,55 0,54 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 115,53 0,08 115,96 0,37 a. Biaya Tempat Tinggal 117,66 0,26 118,06 0,34 b. Bahan Bakar, Penerangan dan Air 105,97-1,92 106,88 0,86 c. Perlengkapan Rumah Tangga 110,13 1,22 110,26 0,12 d. Penyelenggaraan Rumah Tangga 112,01 0,96 111,94-0,06 Lanjutan Tabel Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

29 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Maret Inflasi (persen) Indeks April Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) IV. Sandang 113,62-0,19 114,37 0,66 a. Sandang Laki-laki 102,57-0,19 103,66 1,06 b. Sandang Perempuan 123,39 0,37 122,83-0,45 c. Sandang Anak-anak 122,68-1,19 126,28 2,93 d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 105,99 0,86 103,02-2,80 V. Kesehatan 113,12 1,38 113,13 0,01 a. Jasa Kesehatan 102,85 0,00 103,06 0,20 b. Obat-obatan 111,41 2,77 111,31-0,09 c. Jasa Perawatan Jasmani 156,15 0,00 156,15 0,00 d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 109,03 1,80 108,99-0,04 VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 112,70 0,44 113,20 0,44 VII. a. Jasa Pendidikan 112,83 0,00 112,83 0,00 b. Kursus-kursus/Pelatihan 103,01 0,00 103,01 0,00 c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 104,35 0,86 103,99-0,34 d. Rekreasi 118,08 0,95 118,28 0,17 e. Olahraga 105,48 3,37 124,56 18,09 Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 114,57 1,79 114,87 0,26 a. Transportasi 125,29 2,33 125,83 0,43 b. Komunikasi dan Pengiriman 95,22 0,72 94,99-0,24 c. Sarana dan Penunjang Transportasi 104,04 0,00 105,00 0,92 d. Jasa Keuangan 101,55 0,00 101,55 0,00 Lanjutan Tabel... Indikator Ekonomi Kota Ternate

30 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Mei Inflasi (persen) Indeks Juni Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) Umum 112,83-0,11 114,28 1,29 I. Bahan Makanan 106,12-1,93 110,14 3,79 II. III. a. Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasil-hasilnya 109,73-0,06 110,73 0,91 b. Daging dan Hasil-hasilnya 127,41 2,63 128,13 0,57 c. Ikan Segar 99,62-10,03 110,73 11,15 d. Ikan Diawetkan 91,82-9,35 103,08 12,26 e. Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 116,81 1,64 120,14 2,85 f. Sayur-sayuran 86,65 10,57 94,30 8,83 g. Kacang-kacangan 105,52-1,83 107,55 1,92 h. Buah-buahan 146,46-7,96 142,03-3,02 i. Bumbu-bumbuan 104,21 4,25 99,80-4,23 j. Lemak dan Minyak 98,46 1,75 99,45 1,01 k. Bahan Makanan Lainnya 103,16 0,00 104,81 1,60 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 109,35-0,46 112,56 2,94 a. Makanan Jadi 113,30 0,00 114,86 1,38 b. Minuman yang Tidak Beralkohol 99,39-2,73 99,87 0,48 c. Tembakau dan Minuman yang Beralkohol 109,55 0,00 116,06 5,94 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 116,75 0,68 117,29 0,46 a. Biaya Tempat Tinggal 119,09 0,87 119,33 0,20 b. Bahan Bakar, Penerangan dan Air 106,88 0,00 107,13 0,23 c. Perlengkapan Rumah Tangga 110,77 0,46 115,68 4,43 d. Penyelenggaraan Rumah Tangga 111,37-0,51 112,70 1,19 Lanjutan Tabel Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

31 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Mei Inflasi (persen) Indeks Juni Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) IV. Sandang 113,68-0,60 114,86 1,04 a. Sandang Laki-laki 106,05 2,31 106,71 0,62 b. Sandang Perempuan 119,06-3,07 114,46-3,86 c. Sandang Anak-anak 123,22-2,42 130,20 5,66 d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 104,67 1,60 105,80 1,08 V. Kesehatan 113,47 0,30 113,16-0,27 a. Jasa Kesehatan 103,06 0,00 103,06 0,00 b. Obat-obatan 110,04-1,14 109,87-0,15 c. Jasa Perawatan Jasmani 156,15 0,00 156,15 0,00 d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 110,37 1,27 109,76-0,55 VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 112,88-0,28 113,31 0,38 VII. a. Jasa Pendidikan 112,83 0,00 112,83 0,00 b. Kursus-kursus/Pelatihan 103,01 0,00 107,55 4,41 c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 102,64-1,30 102,80 0,16 d. Rekreasi 117,63-0,55 118,74 0,94 e. Olahraga 125,42 0,69 125,42 0,00 Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 115,94 0,93 114,92-0,88 a. Transportasi 127,30 1,17 126,38-0,72 b. Komunikasi dan Pengiriman 95,43 0,46 94,05-1,45 c. Sarana dan Penunjang Transportasi 105,02 0,02 105,02 0,00 d. Jasa Keuangan 101,55 0,00 101,55 0,00 Lanjutan Tabel... Indikator Ekonomi Kota Ternate

32 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. Juli Agustus Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Inflasi (persen) Indeks Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) Umum 117,19 2,55 116,00-1,02 I. Bahan Makanan 117,00 6,23 108,48-7,28 II. III. a. Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasil-hasilnya 110,85 0,11 110,63-0,20 b. Daging dan Hasil-hasilnya 132,77 3,62 139,80 5,29 c. Ikan Segar 123,03 11,11 105,11-14,57 d. Ikan Diawetkan 106,93 3,73 83,77-21,66 e. Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 122,09 1,62 123,15 0,87 f. Sayur-sayuran 98,77 4,74 86,60-12,32 g. Kacang-kacangan 163,45 26,07 119,11-12,15 h. Buah-buahan 163,45 15,08 157,96-3,36 i. Bumbu-bumbuan 107,36 7,58 92,60-13,75 j. Lemak dan Minyak 101,15 1,71 101,97 0,81 k. Bahan Makanan Lainnya 118,22 12,79 118,22 0,00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 117,56 4,44 118,16 0,51 a. Makanan Jadi 117,87 2,62 119,15 1,09 b. Minuman yang Tidak Beralkohol 102,37 2,50 101,45-0,90 c. Tembakau dan Minuman yang Beralkohol 124,63 7,38 125,19 0,45 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 118,28 0,84 118,36 0,07 a. Biaya Tempat Tinggal 120,39 0,89 120,27-0,10 b. Bahan Bakar, Penerangan dan Air 108,22 1,02 109,20 0,91 c. Perlengkapan Rumah Tangga 116,22 0,47 115,72-0,43 d. Penyelenggaraan Rumah Tangga 112,57-0,12 114,27 1,51 Lanjutan Tabel Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

33 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. Juli Agustus Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Inflasi (persen) Indeks Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) IV. Sandang 117,92 2,66 119,76 1,56 a. Sandang Laki-laki 110,69 3,73 112,80 1,91 b. Sandang Perempuan 118,17 3,24 118,97 0,68 c. Sandang Anak-anak 131,01 0,62 134,52 2,68 d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 109,84 3,82 109,78-0,05 V. Kesehatan 116,43 2,89 116,69 0,22 a. Jasa Kesehatan 103,91 0,82 103,91 0,00 b. Obat-obatan 113,30 3,12 113,49 0,17 c. Jasa Perawatan Jasmani 158,65 1,60 158,65 0,00 d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 114,33 4,16 114,80 0,41 VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 114,08 0,68 116,52 2,14 VII. a. Jasa Pendidikan 112,83 0,00 116,34 3,11 b. Kursus-kursus/Pelatihan 107,55 0,00 107,55 0,00 c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 104,35 1,51 103,41-0,90 d. Rekreasi 120,24 1,26 122,34 1,75 e. Olahraga 132,21 5,41 134,00 1,35 Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 115,27 0,30 117,64 2,06 a. Transportasi 126,62 0,19 130,31 2,91 b. Komunikasi dan Pengiriman 94,49 0,47 94,49 0,00 c. Sarana dan Penunjang Transportasi 106,47 1,38 107,85 1,30 d. Jasa Keuangan 101,55 0,00 101,55 0,00 Lanjutan Tabel... Indikator Ekonomi Kota Ternate

34 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. September Oktober Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Inflasi (persen) Indeks Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) Umum 117,01 0,87 118,13 0,96 I. Bahan Makanan 112,29 3,51 116,00 3,30 II. III. a. Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasil-hasilnya 111,15 0,47 111,17 0,02 b. Daging dan Hasil-hasilnya 138,15-1,18 141,90 2,71 c. Ikan Segar 114,00 8,46 126,21 10,71 d. Ikan Diawetkan 83,33-0,53 112,11 34,54 e. Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 122,78-0,30 125,50 2,22 f. Sayur-sayuran 83,86-3,16 85,09 1,47 g. Kacang-kacangan 128,94 8,25 124,25-3,64 h. Buah-buahan 168,90 6,93 170,16 0,75 i. Bumbu-bumbuan 102,74 10,95 94,23-8,28 j. Lemak dan Minyak 103,08 1,09 102,71-0,36 k. Bahan Makanan Lainnya 118,22 0,00 118,22 0,00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 118,18 0,02 118,18 0,91 a. Makanan Jadi 119,15 0,00 119,15 0,00 b. Minuman yang Tidak Beralkohol 101,53 0,08 101,56-1,14 c. Tembakau dan Minuman yang Beralkohol Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 125,19 0,00 125,19 18,26 118,56 0,17 119,04 0,40 a. Biaya Tempat Tinggal 120,34 0,06 120,13-0,17 b. Bahan Bakar, Penerangan dan Air 109,84 0,59 114,02 3,81 c. Perlengkapan Rumah Tangga 116,08 0,31 116,51 0,37 d. Penyelenggaraan Rumah Tangga 115,12 0,74 117,18 1,79 Lanjutan Tabel Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

35 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. September Oktober Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Inflasi (persen) Indeks Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) IV. Sandang 123,60 3,21 124,99 1,12 a. Sandang Laki-laki 120,57 6,89 118,67-1,58 b. Sandang Perempuan 124,04 4,26 126,09 1,65 c. Sandang Anak-anak 135,34 0,61 141,05 4,22 d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 108,39-1,27 108,21-0,17 V. Kesehatan 116,80 0,09 118,31 1,29 a. Jasa Kesehatan 103,91 0,00 103,91 0,00 b. Obat-obatan 113,51 0,02 113,46-0,04 c. Jasa Perawatan Jasmani 158,65 0,00 158,65 0,00 d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 115,05 0,22 118,41 2,92 VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 118,12 1,37 118,27 0,13 VII. a. Jasa Pendidikan 118,95 2,24 118,95 0,00 b. Kursus-kursus/Pelatihan 107,55 0,00 107,55 0,00 c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 102,30-1,07 102,29-0,01 d. Rekreasi 122,81 0,38 122,67-0,11 e. Olahraga 140,31 4,71 147,63 5,22 Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 116,50-0,97 116,56 0,05 a. Transportasi 128,93-1,06 128,93 0,00 b. Komunikasi dan Pengiriman 93,58-0,96 93,47-0,12 c. Sarana dan Penunjang Transportasi 108,47 0,57 110,88 2,22 d. Jasa Keuangan 101,55 0,00 101,55 0,00 Lanjutan Tabel... Indikator Ekonomi Kota Ternate

36 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. November Desember Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Inflasi (persen) Indeks Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) Umum 118,61 0,41 122,30 3,11 I. Bahan Makanan 110,48-4,76 116,94 5,85 II. III. Padi-padian, Umbi-umbian a. dan Hasil-hasilnya 110,13-0,94 112,60 2,24 b. Daging dan Hasil-hasilnya 141,16-0,52 140,48-0,48 c. Ikan Segar 107,47-14,85 124,23 15,60 d. Ikan Diawetkan 92,58-17,42 99,81 7,81 e. Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 123,62-1,50 124,38 0,61 f. Sayur-sayuran 81,40-4,34 82,72 1,62 g. Kacang-kacangan 114,95-7,48 125,48 9,16 h. Buah-buahan 166,30-2,27 166,59 0,17 i. Bumbu-bumbuan 105,30 11,75 115,92 10,09 j. Lemak dan Minyak 102,50-0,20 102,18-0,31 k. Bahan Makanan Lainnya 118,22 0,00 118,22 0,00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 118,16-0,02 118,66 0,42 a. Makanan Jadi 119,15 0,00 120,35 1,01 b. Minuman yang Tidak Beralkohol 101,47-0,09 101,27-0,20 c. Tembakau dan Minuman yang Beralkohol 125,19 0,00 125,19 0,00 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 119,82 0,66 121,43 1,34 a. Biaya Tempat Tinggal 120,59 0,38 121,88 1,07 b. Bahan Bakar, Penerangan dan Air 115,47 1,27 118,19 2,36 c. Perlengkapan Rumah Tangga 120,39 3,33 122,89 2,08 d. Penyelenggaraan Rumah Tangga 118,14 0,82 120,82 2,27 Lanjutan Tabel Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

37 Indeks Harga dan Laju Inflasi Lanjutan Tabel 1.1. November Desember Kelompok/Sub Kelompok Komoditi Indeks Inflasi (persen) Indeks Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) IV. Sandang 125,58 0,47 127,35 1,41 a. Sandang Laki-laki 121,87 2,70 127,86 4,92 b. Sandang Perempuan 127, 02 0,74 127,33 0,24 c. Sandang Anak-anak 138,16-2,05 135,84-1,68 d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 108,77-0,52 110,95 2,00 V. Kesehatan 120,42 1,78 123,81 2,82 a. Jasa Kesehatan 103,91 0,00 103,91 0,00 b. Obat-obatan 114,40 0,83 118,58 3,65 c. Jasa Perawatan Jasmani 165,46 4,29 165,46 0,00 d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 121,02 2,20 126,48 4,51 VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 118,28 0,01 119,54 1,07 VII. a. Jasa Pendidikan 118,95 0,00 118,95 0,00 b. Kursus-kursus/Pelatihan 107,55 0,00 107,55 0,00 c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 102,49 0,20 102,50 0,01 d. Rekreasi 122,79 0,10 127,07 3,49 e. Olahraga 145,76-1,27 150,90 3,53 Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 125,40 7,58 134,69 7,41 a. Transportasi 142,33 10,39 155,87 9,51 b. Komunikasi dan Pengiriman 93,47 0,00 94,93 1,56 c. Sarana dan Penunjang Transportasi 112,71 1,65 121,05 7,40 d. Jasa Keuangan 122,76 20,89 122,76 0,00 Indikator Ekonomi Kota Ternate

38 Indeks Harga dan Laju Inflasi Tabel 1.2. Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Ternate dan Nasional Menurut Bulan Tahun 2014 (2012=100) Bulan Kota Ternate Nasional Indeks Inflasi (persen) Indeks Inflasi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) Januari 112,35 0,45 110,99 1,07 Februari 111,57-0,69 111,28 0,26 Maret 112,16 0,53 111,37 0,08 April 112,95 0,70 111,35-0,02 Mei 112,83-0,11 111,53 0,16 Juni 114,28 1,29 112,01 0,43 Juli 117,19 2,55 113,05 0,93 Agustus 116,00-1,02 113,58 0,47 September 117,01 0,87 113,88 0,27 Oktober 118,13 0,96 114,42 0,47 November 118,61 0,41 116,14 1,50 Desember 122,30 3,11 119,00 2,46 24 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

39 Indeks Harga dan Laju Inflasi Tabel 1.3. Laju Inflasi Kota Ternate dan Nasional menurut Bulan Tahun (%) Bulan Kota Ternate 2013 *) 2014 **) Nasional Kota Ternate Nasional (1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,20 1,03 0,45 1,07 Februari 0,69 1,79-0,25 1,33 Maret 1,18 2,43 0,28 1,41 April 1,32 2,32 0,98 1,39 Mei 1,10 2,30 0,88 1,56 Juni 1,32 3,35 2,17 1,99 Juli 7,44 7,68 4,77 2,94 Agustus 11,37 7,94 3,71 3,42 September 8,70 7,57 4,61 3,70 Oktober 9,18 7,66 5,61 4,19 November 8,86 7,79 6,04 5,75 Desember 9,78 8,38 9,34 8,36 *) Tahun 2013 (2007=100) **) Tahun 2014 (2012=100) Indikator Ekonomi Kota Ternate

40

41 Perkembangan Ekonomi II. PERKEMBANGAN EKONOMI 2.1. Penjelasan Teknis Penghitungan statistik neraca nasional yang digunakan dalam publikasi ini mengikuti buku petunjuk yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa yang dikenal sebagai Sistem Neraca Nasional. Namun, penerapan statistik neraca nasional tersebut telah disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi Indonesia. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB digunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu produksi dan penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut. Penyajian PDRB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh lapangan usaha yang mencakup kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Indikator Ekonomi Kota Ternate

42 Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya. Produk Domestik Regional Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam publikasi di sini digunakan harga tahun 2010 sebagai dasar penilaian. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan tersebut dihitung dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke-n terhadap nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya. Harga Berlaku adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun sedang berjalan. Harga Konstan adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tetap di satu tahun dasar. Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang digunakan sebagai dasar penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan 30 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

43 Perkembangan Ekonomi tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data dengan indikator rinci mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian B. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan C. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real estat, dan jasa perusahaan D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan L. Real Estat M,N. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa Lainnya Indikator Ekonomi Kota Ternate

44 Perkembangan Ekonomi 2.2. Struktur Ekonomi Kinerja perekonomian Kota Ternate pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya, ini diperlihatkan dengan terjadinya peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang pada tahun 2014 mencapai 6,23 triliun rupiah atau lebih tinggi dibanding tahun 2013 yaitu sebesar 5,42 triliun rupiah. Struktur ekonomi suatu wilayah dapat dilihat melalui besarnya peranan masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB. Indikator ini merupakan informasi penting untuk mengetahui kategori lapangan usaha yang merupakan penopang utama perekonomian di suatu wilayah. Struktur Perekonomian masyarakat Ternate masih didominasi oleh tiga kategori utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dan Transportasi dan Pergudangan. Peranan dari ketiga kategori ini mencapai 59,06 persen terhadap pembentukan PDRB Ternate. Sebanyak 24,94 persen nilai tambah dari aktivitas perekonomian di Ternate tahun 2014 diciptakan oleh kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Kategori yang berperan dalam perekonomian Ternate berikutnya adalah adalah kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 17,91 persen dan kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar 16,21 persen. Sebaliknya kategori Pertambangan dan Penggalian merupakan kategori yang memberikan kontribusi terkecil dalam perekonomian Ternate dengan peranan sebesar 0,06 persen. 32 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

45 Perkembangan Ekonomi Gambar 2.1. Struktur Perekonomian Kota Ternate Tahun Pertanian Industri Pengolahan Pengadaan Air Perdagangan Besar dan Eceran Penyediaan Akomodasi Jasa Keuangan Jasa Perusahaan Jasa Pendidikan Jasa lainnya Pertambangan Pengadaan Listrik dan Gas Konstruksi Transportasi dan Pergudangan Informasi dan Komunikasi Real Estat Administrasi Pemerintahan Jasa Kesehatan 2.3. Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha a. Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pada tahun 2014 kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan merupakan kategori dengan kontribusi terbesar kedelapan di Kota Ternate memiliki pertumbuhan sebesar 2,89 persen atau mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 3,32 persen. Kondisi ini terjadi akibat produksi beberapa subsektor pada tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator Ekonomi Kota Ternate

46 Perkembangan Ekonomi Gambar 2.2. PDRB ADHB Kategori Pertanian Ternate Tahun (Juta Rp) 276, , , , , b. Kategori Pertambangan dan Penggalian Kegiatan kategori Pertambangan dan Penggalian di Ternate hanya terdiri dari subkategori Penggalian. Kategori ini memberikan kontribusi terkecil dalam pembentukan PDRB Ternate. Pertumbuhan pada tahun 2014 sebesar 6,40 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,60 persen. Peningkatan produksi barang dan jasa pada kategori Konstruksi memberikan imbas pada peningkatan kategori Pertambangan dan Penggalian. c. Kategori Industri Pengolahan Kategori Industri Pengolahan didominasi oleh industri mikro dan kecil. Pada tahun 2014 kategori ini mampu mencatatkan laju pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 8,96 persen, 34 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

47 Perkembangan Ekonomi meningkat jika dibandingkan tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,51 persen. Nilai pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut tidak dapat meningkatkan peranan kategori ini dikarenakan nilainya yang relatif kecil terhadap pembentukan PDRB secara keseluruhan yaitu sebesar 3,52 persen. Gambar 2.3. PDRB ADHB Kategori Industri Pengolahan Ternate Tahun (Juta Rp) 219, , , , , d. Kategori Pengadaan Listrik dan Gas Laju pertumbuhan kategori Pengadaan Listrik dan Gas selama empat tahun terakhir berfluktuatif di bawah sembilan persen kecuali pada tahun 2014 meningkat cukup tinggi hingga mencapai 28,41 persen. Nilai pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut meningkatkan peranan kategori ini dari 0,08 persen pada tahun 2013 menjadi 0,10 persen pada tahun Indikator Ekonomi Kota Ternate

48 Perkembangan Ekonomi e. Kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Laju pertumbuhan kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang pada tahun 2014 meningkat cukup tinggi hingga mencapai 9,89 persen jika dibandingkan tahun 2013 yang tumbuh sebesar 6,53 persen. Nilai pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut tidak dapat meningkatkan peranan kategori ini dikarenakan nilainya yang relatif kecil terhadap pembentukan PDRB secara keseluruhan yaitu sebesar 0,08 persen. f. Kategori Konstruksi Secara umum kegiatan pada kategori Konstruksi menggambarkan peranan yang cukup signifikan dalam kegiatan perekonomian suatu daerah, berkaitan dengan permintaan bahan baku, jasa dan penyerapan tenaga kerja. Meningkatnya kegiatan konstruksi merupakan cerminan langsung pergeseran dari konsumsi ke investasi (pembentukan barang modal). Kategori Konstruksi pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen atau mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 4,31 persen. g. Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kategori ini mencakup subkategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya dan subkategori Perdagangan Besar 36 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

49 Perkembangan Ekonomi dan Eceran. Kategori ini merupakan kategori terbesar pertama penyumbang perekonomian di Ternate pada tahun 2014 yaitu sebesar 24,94 persen. Kategori ini termasuk dalam lapangan usaha tersier atau lapangan usaha bukan penghasil barang dimana tingkat pertumbuhannya ditentukan oleh lapangan usaha primer dan sekunder sebagai penghasil barang seperti kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Pada tahun 2014 kategori ini mengalami pertumbuhan sebesar 10,42 persen atau sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2013 sebesar 10,26 persen. Gambar 2.4. PDRB ADHB Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Ternate Tahun (Juta Rp) 1,555, ,340, ,155, ,015, ,019.3 Indikator Ekonomi Kota Ternate

50 Perkembangan Ekonomi h. Kategori Transportasi dan Pergudangan Kategori Transportasi dan Pergudangan pada tahun 2014 tumbuh 8,72 persen, meningkat bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2013 sebesar 6,40 persen. Nilai pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut meningkatkan peranan kategori ini dari 15,93 persen pada tahun 2013 menjadi 16,21 persen pada tahun i. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Bila dilihat dari sisi perkembangan kontribusinya, peran kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum relatif stabil selama dua tahun terakhir yaitu sebesar 1,12 persen. Laju pertumbuhan kategori ini pada tahun 2014 meningkat cukup tinggi hingga mencapai 9,15 persen jika dibandingkan tahun 2013 yang tumbuh sebesar 6,08 persen. j. Kategori Informasi dan Komunikasi Kategori Informasi dan Komunikasi memiliki peranan penting sebagai penunjang kegiatan di setiap bidang ekonomi. Dalam era globalisasi, peranan kategori Informasi dan Komunikasi sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, terutama jasa telekomunikasi. Pada tahun 2014, kategori ini mampu tumbuh sebesar 13,11 persen, meningkat bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2013 sebesar 10,92 persen. Nilai pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut meningkatkan peranan kategori ini dari 7,54 persen pada tahun 2013 menjadi 7,74 persen pada tahun Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

51 Perkembangan Ekonomi k. Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi Laju pertumbuhan kategori Jasa Keuangan dan Asuransi pada tahun 2014 hanya sebesar 5,04 persen atau mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 7,13 persen. Perlambatan tersebut menyebabkan peran kategori Jasa Keuangan dan Asuransi mengalami penurunan, yaitu 6,71 persen pada tahun 2013 menjadi 6,42 persen pada tahun l. Kategori Real Estat Bila ditinjau dari laju pertumbuhannya, kategori Real Estat tahun 2014 tumbuh sebesar 6,70 persen, meningkat bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun 2013 sebesar 4,60 persen. Nilai pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut tidak dapat meningkatkan peranan kategori ini pada tahun 2014 yang hanya mencapai 0,22 persen terhadap pembentukan PDRB secara keseluruhan. m. Kategori Jasa Perusahaan Kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknik ; kegiatan jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, agen penunjang perjalanan dan penunjang usaha lainnya dicakup dalam kategori Jasa Perusahaan. Kategori ini menyumbang sebesar 0,76 persen terhadap total perekonomian Ternate pada tahun Sedangkan laju pertumbuhannya mengalami perlambatan dari 8,08 persen pada tahun 2013 menjadi 7,14 persen pada tahun Indikator Ekonomi Kota Ternate

52 Perkembangan Ekonomi n. Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib merupakan penopang perekonomian kedua di Ternate setelah kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Peranannya dalam pembentukan PDRB Ternate, mencapai 17,91 persen pada tahun 2014 dengan laju pertumbuhan sebesar 9,50 persen. Gambar 2.5. PDRB ADHB Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Ternate Tahun (Juta Rp) 1,116, , , , , Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

53 Perkembangan Ekonomi o. Kategori Jasa Pendidikan Pada tahun 2014, kategori Jasa Pendidikan menyumbang sebesar 4,94 persen terhadap total perekonomian Ternate. Bila dilihat laju pertumbuhannya maka kategori ini mengalami peningkatan dari 4,80 persen pada tahun 2013 menjadi 7,50 persen pada tahun p. Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial pada tahun 2014 menyumbang sebesar 3,28 persen terhadap total perekonomian Ternate. Bila dilihat laju pertumbuhannya maka kategori ini melambat dari 10,03 persen pada tahun 2013 menjadi 9,84 persen pada tahun q. Kategori Jasa Lainnya Kategori Jasa Lainnya pada tahun 2014 menyumbang sebesar 1,80 persen terhadap total perekonomian Ternate. Bila ditinjau dari laju pertumbuhannya, kategori ini tahun 2014 tumbuh sebesar 7,00 persen, meningkat bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun 2013 sebesar 5,00 persen. Indikator Ekonomi Kota Ternate

54 Perkembangan Ekonomi Tabel 2.1. PDRB Kota Ternate Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun ( Jutaan Rupiah ) Lapangan Usaha 2013* 2014** (1) (2) (3) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 254, ,666.3 B Pertambangan dan Penggalian 3, ,824.6 C Industri Pengolahan 192, ,351.7 D Pengadaan Listrik dan Gas 4, ,032.3 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4, ,781.6 F Konstruksi 365, ,130.1 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,340, ,555,013.9 H Transportasi dan Pergudangan 863, ,010,848.7 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 60, ,865.1 J Informasi dan Komunikasi 409, ,855.9 K Jasa Keuangan dan Asuransi 363, ,481.8 L Real Estat 12, ,578.0 M,N Jasa Perusahaan 42, ,223.8 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 975, ,116,681.6 P Jasa Pendidikan 256, ,046.7 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 173, ,582.2 R,S,T,U Jasa lainnya 101, ,231.7 Produk Domestik Regional Bruto 5,422, ,235,196.0 * Angka sementara ** Angka sangat sementara 42 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

55 Perkembangan Ekonomi Tabel 2.2. PDRB Kota Ternate Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun ( Jutaan Rupiah ) Lapangan Usaha 2013* 2014** (1) (2) (3) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 200, ,337.1 B Pertambangan dan Penggalian 2, ,930.5 C Industri Pengolahan 166, ,142.9 D Pengadaan Listrik dan Gas 5, ,194.7 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3, ,060.5 F Konstruksi 321, ,195.3 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,154, ,274,783.4 H Transportasi dan Pergudangan 684, ,698.6 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 50, ,347.8 J Informasi dan Komunikasi 388, ,944.4 K Jasa Keuangan dan Asuransi 296, ,137.0 L Real Estat 10, ,456.4 M,N Jasa Perusahaan 37, ,175.4 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 765, ,311.1 P Jasa Pendidikan 222, ,708.0 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 152, ,896.0 R,S,T,U Jasa lainnya 91, ,119.3 Produk Domestik Regional Bruto 4,556, ,960,438.4 * Angka sementara ** Angka sangat sementara Indikator Ekonomi Kota Ternate

56 Perkembangan Ekonomi Tabel 2.3. Distribusi Persentase PDRB Kota Ternate Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (%) Lapangan Usaha 2013* 2014** (1) (2) (3) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B Pertambangan dan Penggalian C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estat M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto * Angka sementara ** Angka sangat sementara 44 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

57 Perkembangan Ekonomi Tabel 2.4. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Ternate Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (%) Lapangan Usaha 2013* 2014** (1) (2) (3) A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto * Angka sementara ** Angka sangat sementara Indikator Ekonomi Kota Ternate

58 Perkembangan Ekonomi Tabel 2.5. Indeks Harga Implisit PDRB Kota Ternate Menurut Lapangan Usaha (2010=100) Tahun (%) Lapangan Usaha 2013* 2014** (1) (2) (3) A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto * Angka sementara ** Angka sangat sementara 46 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

59

60 Pembangunan Manusia III. PEMBANGUNAN MANUSIA 3.1. Konsep Pembangunan Manusia Konsep pembangunan manusia berbeda dengan konsep pembangunan yang memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan menguntungkan manusia. Pembangunan manusia memperkenalkan konsep lebih luas dan lebih komprehensif serta mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia di semua golongan masyarakat pada berbagai tahap pembangunan. Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia. Diantara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah berumur panjang dan sehat, berilmu pengetahuan dan mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak. Pembangunan manusia mensyaratkan adanya kebebasan. Seperti disebutkan di atas, tujuan pembangunan manusia adalah untuk memperbanyak pilihan-pilihan, untuk mencapainya tidak mungkin tanpa adanya kebebasan untuk memilih apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka akan menjalani kehidupan. Paradigma pembangunan manusia terdiri dari empat komponen utama : 1. Produktivitas. Masyarakat harus dapat meningkatkan produktivitas mereka dan berpartisipasi secara penuh dalam proses memperoleh Indikator Ekonomi Kota Ternate

61 Pembangunan Manusia penghasilan. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah salah satu bagian dari jenis pembangunan manusia. 2. Ekuitas. Masyarakat harus punya akses untuk memperoleh kesempatan yang adil. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapuskan agar masyarakat dapat berpartisipasi di dalam dan memperoleh manfaat dari kesempatan-kesempatan itu. 3. Kesinambungan. Akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi yang akan datang. 4. Pemberdayaan. Pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat, dimana masyarakat dapat berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan dan proses-proses yang mempengaruhi kehidupan mereka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Arti IPM Secara konseptual IPM adalah indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dari indeks harapan hidup, indeks pendidikan (melek huruf dan rata-rata lama sekolah), dan indeks standar hidup layak. IPM merupakan alat ukur kinerja pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah atau secara lebih spesifik merupakan alat ukur kinerja dari pemerintahan suatu wilayah negara, provinsi atau kabupaten/kota (UNDP, 1990; BPS, 1997). Berdasarkan definisi tersebut jelas bahwa IPM sebagai alat ukur keberhasilan pembangunan di suatu tempat pada suatu waktu. Walaupun tidak dapat mengungkapkan semua dimensi pembangunan, IPM bisa digunakan sebagai salah satu petunjuk untuk melihat apakah arah pembangunan yang telah dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan. 50 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

62 Pembangunan Manusia Kegunaan IPM Manfaat yang dapat diperoleh dari IPM antara lain adalah : 1. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). 2. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. 3. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU) Perubahan Metodelogi IPM Pada tahun 2010, UNDP memperkenalkan penghitungan IPM dengan metode baru. Tahun 2011 dan 2014 dilakukan penyempurnaan metodologi (IPM Metode Baru). Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM diantaranya Angka Melek Huruf (AMH) sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena AMH di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM metode lama menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dimensi lain. Indikator Ekonomi Kota Ternate

63 Pembangunan Manusia Perbandingan Metode Lama dan Metode Baru METODE LAMA METODE BARU DIMENSI UNDP BPS UNDP BPS Angka Angka Angka Harapan Angka Harapan Harapan Hidup Harapan Hidup saat Lahir Hidup saat Lahir Kesehatan saat Lahir Hidup saat (AHH) (AHH) (AHH) Lahir (AHH) 1. Angka 1.Angka 1.Harapan Lama 1.Harapan Lama Melek Huruf Melek Sekolah (HLS) Sekolah (HLS) (AMH) Huruf Pengetahuan 2.Kombinasi (AMH) 2.Rata-rata 2. Rata-rata Lama 2.Rata-rata Angka Lama Sekolah (RLS) Lama Sekolah Partisipasi Sekolah (RLS) Kasar (APK) (RLS) Standar Hidup Layak PDB per kapita Pengeluaran per kapita PNB per kapita Pengeluaran per kapita Agregasi Rata-rata Hitung IPM = 1 3 (I kesehatan + I pengetahuan + I pendapatan ) Rata-rata Ukur IPM 3 = I kesehatan I pengetahuan I pendapatan 52 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

64 Pembangunan Manusia 3.3. Perkembangan IPM dan Komponennya di Kota Ternate Angka Harapan Hidup Saat Lahir Dalam berbagai analisis demografi angka harapan hidup merupakan salah satu ukuran mortalitas yang penting. Angka harapan hidup adalah umur rata-rata yang akan dicapai oleh seorang bayi yang baru lahir. Indikator ini biasanya menjadi satu bagian yang saling mendukung secara berbanding terbalik dengan angka kematian bayi (IMR). IMR merupakan angka peluang atau probabilitas seorang bayi meninggal sebelum mencapai tepat umur satu tahun. Pada tingkat makro angka harapan hidup dipakai sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan. Peningkatan angka harapan hidup memberikan indikasi kompleks di berbagai bidang secara lintas sektor. Peningkatan itu bisa memberikan gambaran membaiknya kondisi sosial ekonomi penduduk, kesehatan dan lingkungan. Demikian pula sebaliknya, bila terjadi penurunan kondisi sosial ekonomi penduduk dalam satu periode berakibat penurunan angka harapan hidup. Pada tahun 2014 angka harapan hidup Kota Ternate sebesar 69,97 tahun, angka ini sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 69,67 tahun. Peningkatan ini tentunya mencerminkan semakin baiknya kualitas dan standar hidup masyarakat Kota Ternate. Angka harapan hidup Kota Ternate merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di wilayah Maluku Utara, bahkan lebih tinggi dari angka harapan hidup Provinsi Maluku Utara. Hasil penghitungan angka harapan hidup di Kota Ternate tahun 2014 menunjukkan nilai yang relatif cukup baik. Kenaikan angka harapan hidup dibanding tahun 2013 ini tentunya menjadi sebuah acuan sederhana Indikator Ekonomi Kota Ternate

65 Pembangunan Manusia tentang peningkatan secara relatif yang dicapai Kota Ternate dalam bidang kesehatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya Harapan Lama Sekolah Dalam perkembangan suatu masyarakat, upaya peningkatan kualitas penduduk dapat dilakukan dengan meningkatkan standar pendidikan. Makin tinggi pendidikan masyarakat, makin luas pengetahuan dan wawasan penduduk sehingga semakin mudah menerima dan mengadopsi ide-ide baru terutama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang. HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup dalam Susenas, HLS dikoreksi dengan siswa yang bersekolah di pesantren. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2013 Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kota Ternate tercatat sebesar 14,48 tahun. Angka ini berada di atas angka Provinsi Maluku Utara 12,48 tahun. Angka ini mengalami peningkatan pada tahun 2014, menjadi 14,66 tahun dan masih tetap diatas angka provinsi sebesar 12,72 tahun. Bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Maluku Utara, angka HLS Kota Ternate tahun 2014 menempati peringkat pertama di atas kabupaten/kota lainnya. Angka HLS kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2014 umumnya sudah menunjukkan rata-rata di atas 12 tahun dimana 54 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

66 Pembangunan Manusia tertinggi tercatat di kota Ternate sebesar 14,66 tahun, sedangkan terendah tercatat Kabupaten Pulau Morotai sebesar 10,92 tahun Rata-rata Lama Sekolah Sebagai bagian dari indikator pendidikan, lama sekolah bisa memperlihatkan tingkat pencapaian pendidikan yang ditempuh secara formal. Semakin lama seorang bersekolah diasumsikan semakin handal SDM orang tersebut. Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Ternate tahun 2014 mencapai 11,11 tahun, artinya rata-rata penduduk Kota Ternate mengenyam pendidikan di bangku sekolah selama 11,11 tahun. Lama sekolah tersebut apabila dikonversikan di pendidikan formal rata-rata kurang lebih sampai tahun ketiga bangku SMU. Bila dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Maluku Utara, rata-rata lama sekolah Kota Ternate menduduki urutan paling tinggi, bahkan nilainya diatas rata-rata lama sekolah Provinsi Maluku Utara. Peringkat kedua dan ketiga ditempati Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halamhera Utara masing-masing sebesar 8,72 dan 7,98 tahun Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Kesejahteraan penduduk bisa dicerminkan oleh tingkat pendapatan yang diperoleh, baik berupa uang maupun barang/jasa. Dalam prakteknya pengumpulan data pendapatan sangat sulit dilakukan, oleh karena itu sebagai pendekatan digunakan data pengeluaran. Data pengeluaran berupa konsumsi makanan dan non makanan mencerminkan kemampuan ekonomi penduduk tersebut. Pengeluaran per kapita disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. Rata-rata pengeluaran per Indikator Ekonomi Kota Ternate

67 Pembangunan Manusia kapita setahun diperoleh dari Susenas Modul, dihitung dari level provinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Penghitungan pengeluaran disesuaikan penduduk Kota Ternate menunjukkan bahwa pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp ribu per kapita dan pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp ribu atau naik sebesar 0,89 persen. Dilihat dari kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, pengeluaran per kapita tertinggi tahun 2014 terjadi di Kota Ternate sebesar Rp ribu dan terendah di Kabupaten Pulau Morotai sebesar Rp ribu Nilai IPM Kota Ternate Sebagai subyek dan objek pembangunan manusia merupakan titik sentral dari seluruh program pembangunan. Pembangunan manusia merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup yang layak dan sejahtera. Tujuan ini akan tercapai jika masyarakat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan, memperoleh pendapatan dan berusaha dalam bidang ekonomi, serta kesempatan dan akses terhadap seluruh sektor pembangunan. IPM sebagai indikator pencapaian pembangunan manusia di Kota Ternate menunjukkan nilai yang terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2013 nilai IPM Kota Ternate tercatat 76,69 berada pada peringkat pertama di Provinsi Maluku Utara. Pada tahun 2014 IPM Kota Ternate meningkat menjadi 77,15 dan masih merupakan IPM tertinggi di wilayah Provinsi Maluku Utara. 56 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

68 Pembangunan Manusia Selain berdasarkan perbandingan antar wilayah (peringkat), IPM bisa pula dikaji berdasarkan kecepatan perkembangan dalam suatu kurun waktu (reduksi shortfall). Dari nilai ini pencapaian pertumbuhan pembangunan manusia Kota Ternate pada 2014 sebesar 0,60 persen. Dari gambaran pencapaian pembangunan manusia terdapat suatu pola yang jelas bahwa daerah yang relatif maju secara sosial ekonomi dibandingkan daerah lain mempunyai nilai IPM relatif lebih tinggi. Kota Ternate sebagai sentra ekonomi memiliki peran yang strategis di Wilayah Maluku Utara. Peran yang strategis tersebut tentunya didukung dengan berbagai infrastruktur yang relatif lebih maju yang mampu mendukung kinerja pembangunan manusia secara lebih baik sehingga bisa dipahami bahwa nilai IPM-nya menempati rangking tertinggi. Dari pola ini nampak bahwa IPM memberikan gambaran operasional suatu daerah yang terkadang relatif sulit untuk diukur. Sedangkan untuk mendapatkan deskripsi lebih dalam, perlu diteliti lebih lanjut komponen-komponen IPM dan keterkaitannya dengan sosial ekonomi suatu daerah. Indikator Ekonomi Kota Ternate

69 Pembangunan Manusia Tabel 3.1. Angka Harapan Hidup Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun (Tahun) Tahun Kode Kabupaten/Kota/Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) 8200 MALUKU UTARA Halmahera Barat Halmahera Tengah Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Utara Halmahera Timur Pulau Morotai Pulau Taliabu Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara 58 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

70 Pembangunan Manusia Tabel 3.2. Angka Harapan Lama Sekolah Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun (Tahun) Tahun Kabupaten/Kota/Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) 8200 MALUKU UTARA Halmahera Barat Halmahera Tengah Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Utara Halmahera Timur Pulau Morotai Pulau Taliabu Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara Indikator Ekonomi Kota Ternate

71 Pembangunan Manusia Tabel 3.3. Rata-Rata Lama Sekolah Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun (Tahun) Tahun Kabupaten/Kota/Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) 8200 MALUKU UTARA Halmahera Barat Halmahera Tengah Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Utara Halmahera Timur Pulau Morotai Pulau Taliabu Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara 60 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

72 Pembangunan Manusia Tabel 3.4. Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun (Ribu Rupiah) Tahun Kabupaten/Kota/Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) 8200 MALUKU UTARA 7,059 7,200 7, Halmahera Barat 6,356 6,668 6, Halmahera Tengah 6,790 7,044 7, Kepulauan Sula 6,318 6,467 6, Halmahera Selatan 6,433 6,637 6, Halmahera Utara 6,401 6,675 6, Halmahera Timur 7,139 7,193 7, Pulau Morotai 5,452 5,693 5, Pulau Taliabu - 5,877 5, Kota Ternate 12,139 12,343 12, Kota Tidore Kepulauan 7,111 7,401 7,454 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara Indikator Ekonomi Kota Ternate

73 Pembangunan Manusia Tabel 3.5. Indeks Pembangunan Manusia Kota Ternate dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Maluku Utara Tahun Tahun Kabupaten/Kota/Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) 8200 MALUKU UTARA Halmahera Barat Halmahera Tengah Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Utara Halmahera Timur Pulau Morotai Pulau Taliabu Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara 62 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

74

75 Perbankan IV. PERBANKAN Pada tahun 2014, kinerja perbankan di Kota Ternate menunjukkan peningkatan. Membaiknya kinerja perbankan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator utama seperti: perkembangan total asset dan kemampuan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat/pihak ketiga (DPK). Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa sampai dengan Desember 2014 terdapat 19 bank umum (konvensional dan syariah) terdiri dari 1 bank sentral, 4 bank pemerintah, 1 BPD dan 13 bank swasta yang beroperasi di Kota Ternate. Keberadaan kantor cabang dari bank umum yang berkedudukan di Kota Ternate memperlihatkan perkembangan keuangan/perekonomian Maluku Utara masih didominasi Kota Ternate Perkembangan Aset Bank Umum Total aset perbankan yang meliputi bank umum dan bank perkreditan rakyat di Kota Ternate pada tahun 2014 mencapai Rp 5,32 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 4,51 persen bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 5,08 triliun. Pada tahun 2014, bank pemerintah masih memegang peranan dominan dalam penguasaan asset keseluruhan perbankan yang ada di Kota Ternate. Bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di wilayah Maluku Utara, total asset perbankan di Kota Ternate jauh lebih besar yaitu mencapai 73,86 persen Penghimpunan Dana Bank Umum Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan di Kota Ternate selama tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 4,62 persen yaitu dari Indikator Ekonomi Kota Ternate

76 Perbankan Rp 3,15 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 3,30 triliun pada tahun Dari tiga komponen dana milik masyarakat yang dikelola oleh perbankan dua diantaranya mengalami kenaikan yaitu giro dan simpanan berjangka. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada simpanan berjangka dari Rp 706,41 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp 865,27 miliar pada tahun 2014 atau naik sebesar 22,49 persen. Selanjutnya giro dari Rp 415,70 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp 418,68 miliar pada tahun 2014 atau naik sebesar 0,72 persen. Sementara tabungan dari Rp 2,029 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 2,013 triliun pada tahun 2014 atau turun sebesar 0,80 persen. Meningkatnya beberapa komponen DPK pada tahun 2014 memberikan indikasi bahwa kesadaran menabung masyarakat Kota Ternate telah tumbuh seiring Ternate. dengan terus membaiknya kondisi perekonomian Kota Gambar 4.1. Posisi Simpanan Masyarakat (Rupiah dan Valas) Menurut Jenis Simpanan Pada Bank Umum dan BPR di Kota Ternate Tahun 2014 (Juta Rp) 1,758,393 2,029,302 2,013, , , , , , , Giro Tabungan Deposito 66 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

77 Perbankan Jenis simpanan tabungan pada tahun 2014 juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penghimpunan dana pihak ketiga di Kota Ternate yaitu sebesar 61,06 persen, kemudian simpanan berjangka 26,24 persen serta giro 12,70 persen. Indikator Ekonomi Kota Ternate

78 Perbankan Tabel 4.1. Jumlah Aktiva Rupiah dan Valuta Asing Bank Umum dan BPR Menurut Dati II di Provinsi Maluku Utara Tahun (Juta Rp) Dati II (1) (2) (3) (4) Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan Kab. Halmahera Utara Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Selatan Kab. Kepulauan Sula Jumlah Sumber : Bank Indonesia Cabang Ternate 68 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

79 Perbankan Tabel 4.2. Posisi Simpanan Masyarakat Rupiah & Valuta Asing Bank Umum dan BPR Menurut Jenis Simpanan di Kota Ternate Tahun (Juta Rp) Jenis Simpanan (1) (2) (3) (4) Giro Tabungan Deposito Jumlah Sumber : Bank Indonesia Cabang Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

80

81 Hotel dan Pariwisata V. HOTEL DAN PARIWISATA Sektor Pariwisata diharapkan menjadi sektor andalan di dalam meningkatkan pandapatan daerah. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan Kota Ternate yang menjadi salah satu daerah tujuan wisata sejarah/budaya serta wisata bahari di wilayah Maluku Utara, salah satu infrastruktur pendukung yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata adalah perhotelan Perkembangan Perhotelan Jumlah fasilitas hotel dan akomodasi lainnya di Kota Ternate sampai dengan tahun 2014 tercatat sebanyak 70 buah yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Ternate Selatan 17 buah, Ternate Tengah 52 buah dan Ternate Utara 1 buah. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 67 buah. Gambar 5.1 Perkembangan Perhotelan di Kota Ternate Tahun ,258 1, Hotel/Penginapan Kamar Indikator Ekonomi Kota Ternate

82 Hotel dan Pariwisata Seiring dengan peningkatan jumlah hotel tersebut maka jumlah kamar yang tersedia pada tahun 2014 juga naik menjadi kamar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai1.258 kamar Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Tingkat penghunian kamar adalah rasio antara jumlah malam kamar yang dihuni dengan jumlah malam kamar yang tersedia. Ukuran ini merupakan indikator produktivitas hotel. TPK untuk hotel berbintang tertinggi pada bulan November yaitu sebesar 53,25 persen sedangkan akomodasi lainnya tertinggi pada bulan Oktober sebesar 58,25 persen. Gambar 5.2 TPK Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya di Kota Ternate dirinci Menurut Bulan Tahun Bintang Akomodasi Lainnya 74 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

83 Hotel dan Pariwisata 5.3. Rata-rata Lama Menginap Rata-rata lama menginap average length of rate adalah jumlah malam tempat tidur yang digunakan dibagi dengan jumlah tamu hotel. Pada tahun 2014 rata-rata lama tamu menginap pada hotel berbintang dan akomodasi lainnya sekitar 2 3 hari. Hal ini disebabkan tamu yang menginap pada hotel berbintang dan akomodasi lainnya kebanyakan berasal dari kabupaten/kota lainnya di Maluku Utara yang sedang transit atau melakukan aktifitas tertentu di Ternate. Indikator Ekonomi Kota Ternate

84 Hotel dan Pariwisata Tabel 5.1. Jumlah Hotel/Penginapan dan Kamar Menurut Kecamatan di Kota Ternate, 2014 Kecamatan Hotel/ Penginapan Kamar (1) (2) (3) Pulau Ternate - - Moti - - Pulau Batang Dua - - Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara 1 4 Jumlah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate 76 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

85 Hotel dan Pariwisata Tabel 5.2. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang dan Akomodasi Lainnya di Kota Ternate Dirinci Menurut Kelompok Kamar Tahun 2014 (%) Bulan Hotel Bintang Akomodasi Lainnya Menurut Kelompok Kamar < (1) (2) (3) (4) Januari 29,53 * 21,06 Februari 35,48 19,04 24,71 Maret 43,78 * 29,39 April ** 27,18 15,00 40,95 Mei 45,51 65,05 32,25 Juni 42,58 17,22 25,94 Juli 39,92 27,95 30,37 Agustus 42,86 27,95 47,36 September 52,79 13,33 38,59 Oktober 49,68 35,48 33,01 November 53,25 30,60 34,84 Desember 37,71 34,40 31,26 Lanjutan Tabel... Indikator Ekonomi Kota Ternate

86 Hotel dan Pariwisata Lanjutan Tabel 5.2. Akomodasi Lainnya Menurut Kelompok Kamar Bulan > 100 (1) (5) (6) (7) Januari 50,68 90,96 - Februari 51,32 84,33 - Maret 58,50 67,80 - April ** 55,19 48,57 - Mei 58,36 57,09 - Juni 62,06 71,56 - Juli 57,39 65,86 - Agustus 54,20 61,16 - September 60,62 64,86 - Oktober 58,16 83,33 - November 53,14 59,70 - Desember 45,40 54,51 - Sumber : BPS,Data Diolah. Catatan : * Pada Bulan Januari dan Maret dari sampel hotel sebanyak 20 tidak dapat diolah ** Pada Bulan April dari sampel hotel sebanyak 20 hanya 15 yang dapat diolah 78 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

87 Hotel dan Pariwisata Tabel 5.3. Rata-rata Lama Menginap Tamu (Asing dan Domestik) Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya di Kota Ternate Dirinci Menurut Kelompok Kamar Tahun 2014 (%) Bulan Hotel Bintang Akomodasi Lainnya Menurut Kelompok Kamar < (1) (2) (3) (4) Januari 2,78 * 1,17 Februari 2,66 1,45 1,29 Maret 2,65 * 1,51 April ** 1,57 1,12 1,24 Mei 2,25 3,84 1,53 Juni 2,17 1,61 1,30 Juli 2,88 2,45 2,15 Agustus 2,41 2,24 2,19 September 2,09 1,36 1,86 Oktober 2,96 3,89 1,55 November 2,20 2,72 1,68 Desember 2,51 4,32 1,61 Lanjutan Tabel... Indikator Ekonomi Kota Ternate

88 Hotel dan Pariwisata Lanjutan Tabel 5.3. Akomodasi Lainnya Menurut Kelompok Kamar Bulan > 100 (1) (5) (6) (7) Januari 3,45 2,69 - Februari 4,14 2,73 - Maret 4,39 2,22 - April ** 3,45 1,45 - Mei 3,75 1,72 - Juni 4,02 1,62 - Juli 3,55 2,05 - Agustus 3,78 1,89 - September 3,82 1,55 - Oktober 4,14 2,96 - November 3,24 1,92 - Desember 3,61 1,76 - Sumber : BPS,Data Diolah. Catatan : * Pada Bulan Januari dan Maret dari sampel hotel sebanyak 20 tidak dapat diolah ** Pada Bulan April dari sampel hotel sebanyak 20 hanya 15 yang dapat diolah 80 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

89

90 Perhubungan VI. PERHUBUNGAN Sektor perhubungan merupakan sektor yang mempunyai peran penting bagi kegiatan ekonomi lainnya. Sebagai sarana penunjang, sektor perhubungan dituntut mampu memberikan dukungan bagi perkembangan sektor lainnya. Distribusi barang dan jasa sangat membutuhkan sarana perhubungan untuk menjangkau wilayah pemasaran yang ingin dicapai. Tanpa sarana perhubungan secara memadai, roda perputaran ekonomi akan sulit bergerak stabil, dimana akhirnya akan berdampak pada lambatnya pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai Perhubungan Darat Kelancaran perhubungan darat banyak bergantung pada tersedianya ruas jalan yang memadai. Panjang jalan Kota Ternate tahun 2014 sekitar 287,397 km yang terdiri dari 234,063 km jalan beraspal, 51,767 km jalan kerikil dan 1,567 km jalan paving. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, panjang jalan Kota Ternate telah mengalami penambahan sebesar 34,223 km. Bila dirinci menurut kondisi jalannya, maka 46,67 persen jalan dengan kondisi baik, 18,67 persen kondisi kurang baik, 14,77 persen kondisi rusak ringan, serta 19,89 persen dengan kondisi rusak berat. Indikator Ekonomi Kota Ternate

91 Perhubungan Gambar 6.1 Kondisi Jalan di Kota Ternate Tahun 2014 (Km) Baik Rusak Ringan Sedang/Kurang Baik Rusak Berat 6.2. Perhubungan Laut Angkutan laut merupakan salah satu sarana angkutan antar pulau yang sangat penting apalagi di Maluku Utara karena merupakan daerah kepulauan, perhubungan laut sangat memegang peranan besar untuk mengantar barang maupun memperlancar arus pergerakan (mobilitas) penduduk. Adanya kunjungan kapal ke pelabuhan Ahmad Yani Ternate dengan sendirinya terjadi aktifitas penumpang naik dan turun. Jumlah penumpang yang berangkat (naik) dengan memanfaatkan jasa perhubungan laut pada tahun 2014 tercatat sebanyak orang, angka ini mengalami peningkatan sebesar 155,01 persen dibandingkan dengan tahun Bila dirinci menurut bulan, penumpang yang berangkat menggunakan jasa angkutan laut terbanyak pada Bulan Juli yaitu sekitar 84 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

92 Perhubungan orang penumpang dan terendah terjadi pada Bulan Maret yaitu sebanyak orang penumpang. Sedangkan penumpang yang datang (turun) melalui Pelabuhan Ternate pada tahun 2014 tercatat sebanyak orang, atau turun sebesar 152,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Gambar 6.2 Lalu Lintas Penumpang Angkutan Laut di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate Tahun ,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Penumpang Berangkat Penumpang Datang Sedangkan bongkar muat barang angkutan dalam negeri yang terjadi di Pelabuhan Ternate pada tahun 2014 sebanyak ton (bongkar) dan ton (muat). Kegiatan bongkar di Pelabuhan Ternate paling banyak terjadi pada Bulan Januari sebanyak ton. Sedangkan kegiatan muat paling banyak terjadi pada Bulan November yaitu sebesar ton. Indikator Ekonomi Kota Ternate

93 Perhubungan 6.3. Perhubungan Udara Salah satu ukuran untuk melihat efektifitas perhubungan udara adalah dengan melihat ratio/perbandingan antara penumpang dengan jumlah penerbangan. Dalam tabel lampiran disajikan informasi tentang ratarata penumpang yang berangkat dan yang datang pada setiap kali keberangkatan dan pendaratan pesawat melalui Bandara Babullah. Pada tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata penumpang yang berangkat untuk setiap penerbangan selama 2014 adalah sebesar 48 orang. Tahun 2013 setiap penerbangan rata-rata dipenuhi 49 penumpang, untuk setiap satu penerbangan. Jumlah penumpang yang berangkat pada tahun 2014 mengalami penurunan dari orang penumpang pada tahun 2013 menjadi orang penumpang pada tahun 2014 atau turun sebesar 6,88 persen. Gambar 6.3 Arus Penumpang Melalui Bandar Udara Sultan Babullah Ternate Tahun ,000 70,000 65,000 60,000 55,000 50,000 I II III IV Triwulan Penumpang Berangkat Penumpang Datang 86 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

94 Perhubungan Sedangkan untuk jumlah penumpang yang datang terjadi penurunan dari orang pada tahun 2013 menjadi orang pada tahun 2014 atau mengalami penurunan sebesar 12,38 persen. Bila dirinci menurut triwulan, penumpang yang berangkat dan datang dengan menggunakan pesawat udara terbanyak terjadi pada triwulan III, hal ini kemungkinan disebabkan adanya hari raya dan liburan sekolah pada triwulan tersebut sehingga penumpang yang berangkat mengalami lonjakan. Disamping arus penumpang, terjadi pula aktivitas bongkar muat barang di Bandar Udara Babullah Ternate. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan bagasi dan kargo yang dibongkar melalui Bandar Udara Babullah sebesar 4,84 persen sedangkan bagasi dan kargo yang dimuat mengalami peningkatan sebesar 18,55 persen Komunikasi Walaupun teknologi komunikasi sudah semakin berkembang yang ditandai dengan semakin meluasnya penggunaan telepon genggam, internet, namun komunikasi melalui surat tetap memiliki peran tersendiri. Produksi yang dihasilkan oleh PT. Pos Ternate selama tahun 2014 sebagian besar atau 63,61 persen merupakan layanan Pos Surat Biasa sedangkan sisanya merupakan layanan Pos Surat Kilat dan Kilat Khusus sebesar 36,39 persen. Indikator Ekonomi Kota Ternate

95 Perhubungan Tabel 6.1. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Kota Ternate, 2014 (Km) Keadaan 2014 (1) (2) A. Jenis Permukaan Aspal Kerikil Tanah Paving/Beton 234,063 51,767-1,567 B. Kondisi Jalan Baik Sedang/ Kurang Baik Rusak Ringan Rusak Berat 134,124 53,651 42,457 57,165 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate 88 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

96 Perhubungan Tabel 6.2. Lalu Lintas Penumpang dan Barang di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate Tahun 2014 Bulan Penumpang (Orang) Barang (Ton) Berangkat Datang Bongkar Muat (1) (2) (3) (4) (5) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV Cabang Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

97 Perhubungan Tabel 6.3. Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Tahun (Orang) Tahun Berangkat Penumpang Datang (1) (2) (3) Sumber : Laporan dari Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, Data Diolah. 90 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

98 Perhubungan Tabel 6.4. Jumlah Bagasi dan Kargo yang Dibongkar/Dimuat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Tahun (Kg) Tahun Bagasi Kargo Bongkar Muat Bongkar Muat (1) (2) (3) (4) (5) Sumber : Laporan dari Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, Data Diolah. Indikator Ekonomi Kota Ternate

99 Perhubungan Tabel 6.5. Banyaknya Pesawat Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Tahun Tahun Berangkat Pesawat Datang (1) (2) (3) Sumber : Laporan dari Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, Data Diolah. 92 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

100 Perhubungan Tabel 6.6. Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Dirinci Menurut Triwulan Tahun 2014 (Orang) Uraian Triwulan Jumlah I II III IV (1) (2) (3) (4) (5) (6) Penumpang Datang Penumpang Berangkat Sumber : Laporan dari Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, Data Diolah. Indikator Ekonomi Kota Ternate

101 Perhubungan Tabel 6.7. Jumlah Bagasi yang Dibongkar/Dimuat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Dirinci Menurut Triwulan Tahun 2014 (Kg) Uraian Triwulan I II III IV Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bagasi yang Dibongkar Bagasi yang Dimuat Sumber : Laporan dari Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, Data Diolah. 94 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

102 Perhubungan Tabel 6.8. Jumlah Surat Dalam Negeri yang Diterima dan Dikirim Kantor Pos dan Giro Ternate Tahun 2014 Uraian Terima Kirim (1) (2) (3) Surat Kilat Khusus Surat Kilat Surat Biasa Sumber : PT. ( PERSERO ) Pos Indonesia Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

103

104 Produksi VII. PRODUKSI 7.1. Produksi Tanaman Pangan Sub kategori tanaman pangan merupakan salah satu sub kategori pada kategori pertanian, kehutanan dan perikanan. Sub kategori ini mencakup tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan kedelai. Luas panen komoditi jagung pada tahun 2014 berkurang 9,05 hektare menjadi 120,30 hektare jika dibandingkan dengan luas panen tahun Produksi jagung pada tahun 2014 mencapai 193,99 ton, apabila dibanding dengan produksi tahun 2013 terjadi penurunan produksi sebesar 12,71 persen. Gambar 7.1 Produksi Jagung Dirinci Menurut Kecamatan Di Kota Ternate Tahun Pulau Ternate Moti Pulau Batang Dua Pulau Hiri Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara Indikator Ekonomi Kota Ternate

105 Produksi Areal panen jagung terluas pada tahun 2014 terdapat di Kecamatan Pulau Ternate dengan luas panen mencapai 33,40 hektare atau sebesar 27,76 persen dari total luas panen jagung di Kota Ternate. Luas panen ubi kayu pada tahun 2014 berkurang 71,43 hektare menjadi 250,17 hektare jika dibandingkan dengan luas panen tahun Sebaliknya produksi ubi kayu pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 54,77 ton menjadi 1.430,47 ton jika dibandingkan dengan produksi tahun Areal panen ubi kayu terluas terdapat di Kecamatan Moti dengan luas panen 120,20 hektare atau sebesar 48,05 persen dari total luas panen ubi kayu di Kota Ternate. Hal yang sama juga terjadi pada produksi ubi jalar dari 34,35 ton pada tahun 2013, naik 2,71 persen menjadi 35,28 ton di tahun Sementara itu produksi kacang tanah meningkat dari 12,98 ton pada tahun 2013 menjadi 14,53 ton pada tahun 2014 atau sebesar 11,94 persen Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan terluas di Kota Ternate adalah pala. Sampai dengan tahun 2014 luas lahan yang ditanami jenis tanaman ini mencapai hektare, dengan jumlah pemilik tanaman pala sebanyak 913 rumah tangga. Tanaman lainnya yang memiliki lahan terluas adalah cengkeh dan kelapa dengan luas lahan pada tahun 2014 masing-masing mencapai 925 hektare dan 364,6 hektare Populasi Ternak dan Unggas Secara umum, perkembangan populasi ternak dan unggas di Kota Ternate pada tahun 2014 menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan dengan tahun Jenis ternak yang menurun populasinya 100 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

106 Produksi adalah babi dan meningkat. unggas, sedangkan populasi sapi, kuda dan kambing Gambar 7.2 Populasi Ternak dan Unggas Di Kota Ternate Dirinci Menurut Jenis Tahun , ,958 26, Sapi Kuda Kambing Babi Unggas 7.4. Produksi Perikanan Ikan sebagai salah satu bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani merupakan komoditas yang secara umum tersedia di Kota Ternate. Daerah-daerah di Kota Ternate yang sebagian besar memiliki pesisir pantai memungkinkan produksi ikan merata di wilayah ini. Dari segi produksi, hasil perikanan Kota Ternate didominasi oleh perikanan laut. Secara umum produksi perikanan pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun Produksi perikanan Kota Ternate pada tahun 2013 sebesar ,30 ton, naik menjadi ,84 ton pada tahun 2014 atau naik sebesar 20,74 persen. Indikator Ekonomi Kota Ternate

107 Produksi Bila dilihat menurut kecamatan, produksi perikanan terbesar berasal dari Kecamatan Ternate Utara dan Kecamatan Ternate Selatan yaitu masing masing sebesar 22,72 persen dan 21,30 persen dari total produksi perikanan di wilayah Kota Ternate. Kecamatan Ternate Tengah merupakan kecamatan yang paling kecil dalam hal produksi perikanan karena sebagian besar wilayahnya terletak bukan di daerah pesisir pantai. Gambar 7.3 Produksi Perikanan Kota Ternate Tahun (Ton) Pulau Ternate Moti Pulau Batang Dua Pulau Hiri Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara 102 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

108 Produksi Tabel 7.1. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Jagung Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2014 Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) (1) (2) (3) (4) Pulau Ternate 33,40 55,10 1,65 Moti 24,25 38,80 1,60 Pulau Batang Dua 19,20 30,72 1,60 Pulau Hiri 2,75 4,25 1,50 Ternate Selatan 19,70 31,52 1,60 Ternate Tengah 3,75 6,00 1,60 Ternate Utara 17,25 27,60 1,60 Jumlah 120,30 193,99 1,61 Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

109 Produksi Tabel 7.2. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Ubi Kayu Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2014 Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) (1) (2) (3) (4) Pulau Ternate 68,10 442,65 6,50 Moti 120,20 793,32 6,60 Pulau Batang Dua 9,12 20,52 2,25 Pulau Hiri 8,90 37,38 4,20 Ternate Selatan 17,75 55,03 3,10 Ternate Tengah 6,50 18,85 2,90 Ternate Utara 19,60 62,72 3,20 Jumlah 250, ,47 5,72 Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Ternate 104 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

110 Produksi Tabel 7.3. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Ubi Jalar Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2014 Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) (1) (2) (3) (4) Pulau Ternate 6,50 14,63 2,25 Moti 5,90 9,44 1,60 Pulau Batang Dua 1,65 2,48 1,50 Pulau Hiri 0,85 0,77 0,91 Ternate Selatan 2,70 4,11 1,52 Ternate Tengah 1,10 0,99 0,90 Ternate Utara 2,30 2,86 1,24 Jumlah 21,00 35,28 1,68 Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

111 Produksi Tabel 7.4. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Kacang Tanah Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2014 Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) (1) (2) (3) (4) Pulau Ternate 4,25 3,83 0,90 Moti 12,20 5,90 0,48 Pulau Batang Dua 0,75 0,30 0,40 Pulau Hiri 0,70 0,25 0,36 Ternate Selatan 3,50 2,10 0,60 Ternate Tengah 1,30 0,65 0,50 Ternate Utara 2,50 1,50 0,60 Jumlah 25,20 14,53 0,57 Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Ternate 106 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

112 Produksi Tabel 7.5. Luas Areal Tanaman Menghasilkan Menurut Jenis Komoditi Perkebunan di Kota Ternate Tahun 2014 (Ha) Kecamatan Jenis Komoditi Pulau Ternate Moti Pulau Batang Dua Pulau Hiri Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (8) Kelapa 38,95 81, ,2 5,7-5,2 364,55 Coklat 0,8 15,5-0, ,80 Cengkeh Pala Lada Kayu Manis - 0,5-0,2-4,1-4,8 Vanili Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

113 Produksi Tabel 7.6. Banyaknya Rumah Tangga Pemilik Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Komoditi di Kota Ternate Tahun 2014 Kecamatan Jenis Komoditi Pulau Ternate Moti Pulau Batang Dua Pulau Hiri Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (8) Kelapa Coklat Cengkeh Pala Lada Kayu Manis Vanili Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Ternate 108 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

114 Produksi Tabel 7.7. Populasi Ternak dan Unggas Dirinci Menurut Jenis Ternak di Kota Ternate Tahun Jenis Komoditi Tahun (1) (2) (3) Sapi Kuda 9 14 Kambing Babi Unggas Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

115 Produksi Tabel 7.8. Perkembangan Produksi Ikan Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Ternate Tahun (Ton) Tahun Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pulau Ternate 2 084, , , , ,62 Moti 2 002, , , , ,27 Pulau Batang Dua 1 628, , , , ,60 Pulau Hiri 1 695, , , , ,29 Ternate Selatan 3 763, , , , ,70 Ternate Tengah 158, , , , ,95 Ternate Utara 4 105, , , , ,41 Jumlah , , , , ,84 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate 110 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

116

117 Keuangan VIII. KEUANGAN DAERAH 8.1. Penjelasan Teknis 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, seperti yang tercantum dalam GBHN, yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah. Pembangunan tersebut harus dilaksanakan secara serasi dan terpadu baik antar sektor maupun antara pembangunan sektoral dengan perencanaan pembangunan oleh daerah yang efisien dan efektif menuju tercapainya kemandirian daerah dan kemajuan secara merata di seluruh pelosok tanah air. 2. Berkaitan dengan hal tersebut maka Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing guna merencanakan pembangunan. Penyusunan anggaran tersebut harus ditata dalam suatu sistem anggaran yang mampu meningkatkan penyelenggaraan daerah, baik tugas umum pemerintah maupun tugas pembangunan. 3. Untuk membiayai pembangunan memerlukan dana yang tidak sedikit. Dana untuk pembiayaan pembangunan daerah terutama digali dari sumber kemampuan sendiri dengan prinsip peningkatan kemandirian dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan kata lain pemerintah daerah dipacu untuk meningkatkan kemampuan seoptimal mungkin di dalam membelanjai urusan rumah tangga sendiri dengan cara menggali segala sumber dana yang potensial di Indikator Ekonomi Kota Ternate

118 Keuangan daerah tersebut. Dalam hubungan ini pengelolaan APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota akan terus disempurnakan agar dapat menghimpun dana yang cukup untuk membiayai pembangunan. 4. Sumber penerimaan daerah dapat berasal dari berbagai macam penerimaan, namun demikian secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari: a. Pajak Daerah b. Retribusi Daerah c. Bagian Laba Usaha Daerah d. Penerimaan Lain-lain 2) Dana Perimbangan 3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. 5. Dari ketiga sumber penting penerimaan tersebut, penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi daerah karena pendapatan ini seluruhnya digali dan berasal dari daerah sendiri, oleh karena itu daerah mempunyai wewenang penuh untuk memanfaatkan PAD ini sesuai kebutuhan prioritas daerah. Daerah yang berhasil meningkatkan PAD-nya secara nyata berarti bahwa daerah tersebut telah dapat memanfaatkan semua potensi yang ada di daerah secara optimal. 6. Sejak tahun 2000 sektor keuangan dihitung berdasarkan atas tahun kalender yang berakhir pada bulan Desember. 7. Mulai tahun 2003 sektor keuangan disusun berdasarkan atas anggaran berbasis kinerja. Dana yang didapat oleh Pemerintah 114 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

119 Keuangan Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota dipergunakan untuk membiayai pengeluaran aparatur daerah dan pelayanan publik. 8. Belanja Aparatur Daerah adalah bagian belanja berupa Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi, dan Pemeliharaan, serta Belanja Modal/Pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya tidak secara nyata langsung dinikmati oleh masyarakat (publik) 9. Belanja Pelayanan Publik adalah bagian belanja Administrasi Umum, belanja operasi dan pemeliharaan serta belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik). 10. Belanja Administrasi Umum adalah belanja tidak langsung yang dialokasikan pada kegiatan non investasi (tidak menambah asset) 11. Belanja Operasi dan Pemeliharaan adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan non investasi (tidak menambah asset) 12. Belanja Modal/Pembangunan adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi (menambah asset) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Ternate Pembangunan yang dilaksanakan di Kota Ternate diupayakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui program dan kebijakan pembangunan tidak hanya pada bidang ekonomi juga sosial. Hal ini tentunya harus didukung oleh pembiayaan pembangunan yang memadai. Dimana program unggulan daerah selalu jadi mainstream dalam Indikator Ekonomi Kota Ternate

120 Keuangan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan demikian antara potensi penerimaan dan alokasi pembiayaan pembangunan haruslah dapat dioptimalkan dan disinergikan, sehingga pada akhirnya tujuan mensejahterakan rakyat dapat tercapai. APBD (perubahan) Kota Ternate tahun 2014 mencapai 754,74 milyar rupiah atau mengalami perubahan 2,93 persen dari rencana penerimaan anggaran yang ditetapkan sebelumnya yaitu 733,26 milyar rupiah. Dari APBD tersebut, komponen anggaran terbesar berasal dari dana perimbangan (DAU, DAK serta bagi hasil pajak) yang mencapai 83,56 persen atau 630,64 milyar rupiah. Sedangkan bagian penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah serta pendapatan lain-lain yang sah adalah sebesar 54,49 milyar rupiah atau 7,22 persen. Sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 69,61 milyar atau sekitar 9,22 persen. Sementara untuk total belanja APBD (perubahan) Kota Ternate tahun 2014 mencapai 784,91 milyar rupiah. Pengeluaran terbesar terjadi pada pos belanja tidak langsung yang meliputi belanja pegawai, belanja bantuan sosial, belanja tidak terduga sebesar 421,27 milyar rupiah atau 53,67 persen dari total realisasi pengeluaran, kemudian disusul oleh pos belanja langsung (belanja pegawai, belanja barang & jasa serta belanja modal) sebesar 363,63 milyar rupiah atau 46,33 persen dari total realisasi pengeluaran. 116 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

121 Keuangan Tabel 8.1. Ringkasan Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah Kota Ternate Tahun 2014 (Rp) Uraian Sebelum Perubahan Jumlah Setelah Perubahan (1) (2) (3) Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Netto Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

122 Keuangan Tabel 8.2. Ringkasan Anggaran Pendapatan Daerah Kota Ternate Setelah Perubahan Tahun 2014 (Rp) Jumlah Uraian Sebelum Perubahan Setelah Perubahan (1) (2) (3) Pendapatan Asli Daerah Hasil Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pendapatan Hibah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Jumlah Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Ternate 118 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

123 Keuangan Tabel 8.3. Ringkasan Anggaran Belanja Daerah Kota Ternate Setelah Perubahan Tahun 2014 (Rp) Uraian Sebelum Perubahan Jumlah Setelah Perubahan (1) (2) (3) Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga - - Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Modal Jumlah Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Ternate Indikator Ekonomi Kota Ternate

124 Keuangan Tabel 8.4. Ringkasan Pembiayaan Daerah Kota Ternate Setelah Perubahan Tahun 2014 (Rp) Uraian Sebelum Perubahan Jumlah Setelah Perubahan (1) (2) (3) Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Netto Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Ternate 120 Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015

125

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen BPS KOTA TEGAL Tegal, 4 Maret BULAN FEBRUARI KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen - Pada bulan Februari Kota Tegal terjadi inflasi 0,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,47, sedikit lebih

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN No. 08/08/33/16/Th.VIII, 15 Agustus 2016 Pada bulan Juli 2016 Kota Blora terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 06/06/33/05/Th. VI, 01 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN Pada Bulan Maret 2015 di Kota Kebumen terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI PERSEN No. 07/07/33/16/Th.VIII, 11 Juli 2016 Pada bulan Juni 2016 Kota Blora terjadi inflasi persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN No. 09/09/33/16/Th.IX, 7 September 2017 Pada bulan Agustus 2017 Kota Blora terjadi deflasi 0,21 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Juli 2016 INFLASI 1,03 Persen Bulan Juli 2016 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN No. 02/02/33/16/Th.VIII, 10 Februari 2016 Pada bulan Januari 2016 Kota Blora terjadi inflasi 0,28 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 17/3373/4/09/17/Th.IX, 5 September 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,42 PERSEN Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 13/3373/4/07/17/Th.IX, 4 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,53 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a,

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a, KATA PENGANTAR Perubahan data Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator ekonomi makro yang penting untuk memberikan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat serta dapat menunjukkan keseimbangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,07 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,07 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA SEPTEMBER 2016 INFLASI PERSEN No. 10/10/33/16/Th.VIII, 4 Oktober 2016 Pada bulan September 2016 Kota Blora terjadi inflasi persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN No. 04/04/33/16/Th.IX, 4 April 2017 Pada bulan Maret 2017 Kota Blora terjadi deflasi 0,07 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Januari 2016 INFLASI 0,43 Persen Bulan Januari 2016 di Kabupaten Kendal terjadi Inflasi 0,43 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan April 2017 INFLASI 0,16 Persen Bulan April 2017 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK No. 02/01/91 Th. XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2016, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 1,18 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 01/3373/4/01/17/Th.IX, 5 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,20 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 16/04/91 Th. VIII, 01 April 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan Maret 2014, Kota Manokwari mengalami deflasi sebesar

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan September 2016 INFLASI 0,06 Persen Bulan September 2016 di Kabupaten Kendal terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 36/08/91 Th. VIII, 04 Agustus 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2014, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 03/3373/4/02/17/Th.IX, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1,09 Bulan di Kota Salatiga terjadi inflasi sebesar 1,09 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN No. 03/03/33/16/Th.VIII, 10 Maret 2016 Pada bulan Februari 2016 Kota Blora terjadi deflasi 0,25 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. HARGA HARGA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. HARGA HARGA... DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii - vi DAFTAR TABEL BAB I. HARGA HARGA..... 1.1. Harga Rata-rata Beras di Kota Semarang menurut Kualitas Tahun 2003-2009 (Rp/Kg)... 1.2. Harga Rata-rata

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 11/3373/4/06/17/Th.IX, 6 Juni 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MEI 2017 INFLASI 0,57 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan di

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan publikasi ini, disampaikan. terima kasih. Semarang, 2011

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan publikasi ini, disampaikan. terima kasih. Semarang, 2011 KATA PENGANTAR Publikasi, merupakan kelanjutan dari publikasi tahun sebelumnya. Publikasi ini antara lain berisi mengenai harga-harga, keuangan dan perbankan, produksi, perdagangan, perhubungan, pendapatan

Lebih terperinci

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Mei 2008

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Mei 2008 BPS PROVINSI JAWA TENGAH Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Mei 2008 No.01/06/33/Th. II, 02 Juni 2008 Laju inflasi Jawa Tengah bulan Mei 2008 cukup tinggi, yaitu sebesar 1,21 persen. Jauh lebih tinggi bila

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 61/11/76/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 2016 MAMUJU DEFLASI 0,17 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 05/3373/4/03/17/Th.IX, 2 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,43 Bulan di Kota Salatiga terjadi inflasi sebesar 0,43 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 19/04/91 Th. X, 01 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2016, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 0,13

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG Katalog BPS : 7102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. Katalog : 7102004.3322 No. Publikasi : 33224.13.04 Ukuran Buku : 5,83 inci x 8,27 inci Jumlah

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Juni 2016 INFLASI 0,38 Persen Bulan Juni 2016 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 0,38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN Bulan Oktober 2015 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi 0,18 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP

KATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah dan rahmat-nya sehingga Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kabupaten Semarang Tahun 2015 ini dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN Pada bulan Januari 2017 Kota Kediri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 09/3373/4/05/17/Th.IX, 4 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,22 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 6/11/76/Th. IX, November 015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 015 MAMUJU INFLASI 0,13 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 8 kota di Indonesia

Lebih terperinci

0,25 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR

0,25 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR No. 05/03/3322/Th.V, 07 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR 0,25 persen di Kabupaten Semarang terjadi deflasi 0,25 persen de

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 55/10/91 Th. IX, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2015, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 0,38

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN No. 03/04/IHK/10 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN Bulan Maret 2017 di Jepara, terjadi deflasi sebesar 0,06 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Januari 2008

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Januari 2008 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.01/01/33/Th. II, 01 Februari 2008 Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Januari 2008 Kenaikan harga komoditas kebutuhan rumahtangga selama Januari 2008, khususnya kelompok komoditas

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Oktober 2017, Mamuju Deflasi 0,48 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No.22/12/33/05/Th. VII, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN Pada bulan November 2016 terjadi inflasi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor bulan Desember 2015 sebesar 1,86 persen Bulan Desember 2014 di Kota Bogor terjadi inflasi sebesar 1,86

Lebih terperinci

0,58 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2015 INFLASI SEBESAR

0,58 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2015 INFLASI SEBESAR No. 10/06/3322/Th.IV, 05 Juni 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2015 INFLASI SEBESAR 0,58 persen di Kabupaten Semarang terjadi inflasi 0,58 persen de Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 25/05/76/Th. IX, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2015 MAMUJU INFLASI 0,09 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat September 2017, Mamuju Inflasi 0,01 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Februari 2017 sebesar 0,34 persen

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Februari 2017 sebesar 0,34 persen BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR MARET 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Februari 2017 sebesar 0,34 persen Februari 2017 Kota Bogor masih mengalami kenaikan harga sehingga secara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN BPS PROVINSI PUSAT STATISTIK PAPUA BARAT No. 35/07/91 Th. X, 01 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2016, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 1,77

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Deflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Maret 2017 DEFLASI 0,43 Persen Bulan Maret 2017 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN No. 04/05/IHK/10 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN Bulan April 2017 di Jepara, terjadi inflasi sebesar 0,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 16/03/76/Th. IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2015 MAMUJU DEFLASI -1,13 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 07/3373/4/04/17/Th.IX, 5 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,14 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 19/3373/4/10/16/Th.VIII, 5 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,10 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 0.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BATANG PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kabupaten Batang Bulan 20 0,48 persen No. 05/Th. XV, Juni 20 Pada bulan 20 di Kabupaten Batang terjadi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 38/07/76/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2015 MAMUJU INFLASI 0,95 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi/Deflasi Kota Bogor bulan Februari 2015 sebesar 0.14 persen Bulan Februari 2015 di Kota Bogor terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK No. 67/12/91 Th. X, 01 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2016, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 0,93 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

0,15 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2017 INFLASI SEBESAR

0,15 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2017 INFLASI SEBESAR No. 15/VIII/3322/Th.VII, 05 Agustus 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2017 INFLASI SEBESAR 0,15 persen di Kabupaten Semarang terjadi inflasi 0,15 persen de

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR Agustus 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi/Deflasi Kota Bogor bulan Juli 2015 sebesar 0.49 persen Bulan Juli 2015 di kota Bogor terjadi inflasi sebesar 0.49

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,11 PERSEN

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,11 PERSEN BPS KOTA TEGAL 4 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,11 PERSEN di Kota Tegal terjadi DEflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN SEMARANG BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. 05/05/3322/Th.III, 07 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN APRIL DEFLASI SEBESAR 0,07 persen di Kabupaten Semarang terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Bulan September 2015 Deflasi 0,46 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Bulan September 2015 Deflasi 0,46 persen No. 09/09/3313/Th.2015, 15 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Deflasi 0,46 persen Pada bulan September 2015, di Kabupaten Karanganyar terjadi deflasi 0,46

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN BPS KOTA TEGAL 7 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN di Kota Tegal terjadi Inflasi sebesar 0,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 08/74/32/ThXVII, 2 September 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2015 KOTA CIREBON DEFLASI 0,06 PERSEN Pada Agustus 2015 Kota Cirebon mengalami deflasi sebesar 0,06 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 19/3373/4/10/15/Th.VII, 6 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN SEPTEMBER 2015 DEFLASI 0,16 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada

Lebih terperinci

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 Katalog BPS : 7104011.3305 INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEBUMEN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 No. Publikasi : 33054.1403 Katalog

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 14/03/91 Th. IX, 02 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2015, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 0,04

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN 53/09/73/Th. XIX, 1 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI AGUSTUS PROVINSI SULAWESI SELATAN INFLASI 0,37 PERSEN Pada, Provinsi Sulawesi Selatan terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 11/3373/4/06/16/Th.VIII, 6 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MEI 2016 TERCATAT INFLASI 0,11 PERSEN Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 14/03/76/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2017 MAMUJU INFLASI 1,07 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/01/Th. XVII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2014 DEFLASI 0,80 PERSEN Pada 2014 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar 0,80 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 06/02/76/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2016 MAMUJU DEFLASI -0,06 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 09/3373/4/05/16/Th.VIII, 10 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN APRIL 2016 DEFLASI 0,49 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Bulan Juni 2014 Inflasi 0,41 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Bulan Juni 2014 Inflasi 0,41 persen No. 06/06/3313/Th.2014, 04 Juli 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Inflasi 0,41 persen Pada bulan Juni 2014, di Karanganyar terjadi inflasi 0,41 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK No. 55/10/91 Th. X, 03 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2016, Kota Manokwari mengalami deflasi sebesar -0,67 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,32 PERSEN

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,32 PERSEN BPS KOTA TEGAL 3 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,32 PERSEN di Kota Tegal terjadi inflasi sebesar 0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah April 2008

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah April 2008 Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah April 2008 No.01/05/33/Th. II, 02 Mei 2008 Laju inflasi Jawa Tengah bulan April 2008 cukup rendah, yaitu sebesar 0,35 persen. Jauh lebih rendah bila dibanding bulan Maret

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/10/Th. XVII, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2015 DEFLASI 0,38 PERSEN Pada 2015 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar 0,38

Lebih terperinci

Maret 2016 IHK Karawang mengalami peningkatan indeks. IHK dari 125,30 di Bulan Februari 2016 menjadi 125,65 di Bulan Maret 2016. Dengan demikian, terjadi inflasi sebesar 0,28 persen. Laju inflasi tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR MARET 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Kota Bogor Alami Deflasi bulan Februari 2016 sebesar 0.02 persen Setelah pada Januari 2016 di Kota Bogor mengalami inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Bulan Februari 2015 Deflasi 0,76 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Bulan Februari 2015 Deflasi 0,76 persen No. 02/02/3313/Th.2015, 15 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Deflasi 0,76 persen Pada bulan Februari 2015, di Kabupaten Karanganyar terjadi deflasi 0,76 persen

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan April 2016 DEFLASI 0,41 Persen Bulan April 2016 di Kabupaten Kendal terjadi deflasii 0,41 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 01/01/76/Th. X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2015 MAMUJU INFLASI 1,70 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 13/3373/4/07/16/Th.VIII, 11 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,41 Bertepatan dengan Bulan Ramadhan 1437 H, perkembangan harga kebutuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 27/11/36.73/Th.VI, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER KOTA SERANG INFLASI 0,17 PERSEN Memasuki bulan, harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Kota Serang secara

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 02/02/33/79/Th.XVI, 1 FEBRUARI 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TASIKMALAYA JANUARI 2013 JANUARI 2013 KOTA TASIKMALAYA INFLASI 1,15 PERSEN

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN BPS KOTA TEGAL 12 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN yang bertepatan dengan Bulan Ramadlan, di Kota Tegal terjadi inflasi sebesar 0,66

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 1 BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BATANG PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kabupaten Batang Bulan 2016 0,42 persen No. 07/Th. XVI, Juli 2016 Pada bulan 2016 di Kabupaten Batang terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI 0,26 PERSEN Pada September 2017 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 12/33/09/Th.III, 10 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN BOYOLALI Bulan November 2016 Inflasi 0,67 persen Pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 0,26 PERSEN Pada Juli 2016 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,26

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/09/Th. XVII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2015 INFLASI 0,82 PERSEN Pada 2015 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,82

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR Februari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi/Deflasi Kota Bogor bulan Januari 2015 sebesar -1,17 persen Bulan Januari 2015 di Kota Bogor terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 05/02/36/Th.VIII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2014 BANTEN INFLASI 1,23 PERSEN Mengawali tahun harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA PEKANBARU No. 01/08/1471/Th. I, 29 Agustus 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) JULI 2017, KOTA PEKANBARU INFLASI 0,58 PERSEN Inflasi Kota Pekanbaru

Lebih terperinci

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 Pada bulan April 2017 Wonosobo mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,27. Inflasi April 2017 lebih tinggi dibandingkan Maret 2017

Lebih terperinci