COVER.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "COVER. https://tangerangkab.bps.go.id"

Transkripsi

1 COVER

2

3 S T A T I S T I K D A E R A H KABUPATEN TANGERANG 2016

4

5 STATISTIK DAERAH KABUPATEN TANGERANG 2016 Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 28 Halaman + V Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan oleh : BPS Kabupaten Tangerang Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya Keterangan Kulit : Gerbang Kabupaten Tangerang ( Lampu Merah Pemda )

6 Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2016 diterbitkan oleh BPS Kabupaten Tangerang berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Tangerang yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data dalam memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Tangerang. Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2016 diterbitkan untuk melengkapi beberapa publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis. Materi yang disajikan pada Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2016 memuat berbagai informasi/indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagai sektor di wilayah Kabupaten Tangerang dan diharapkan dapat digunakan untuk bahan kajian, perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program yang telah dijalankan. Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan publikasi ini, sehingga penerbitan publikasi ini dapat terlaksana. Kritik dan saran sangat kami hargai guna penyempurnaan publikasi di masa mendatang. BPS Kabupaten Tangerang Kepala, Ir. Dadang Ahdiat iv Statistik Daerah Kab.Tangerang 2016

7 DAFTAR ISI 1. Geografi dan Iklim Industri Pengolahan Pemerintahan Pariwisata Penduduk Pengeluaran Penduduk Ketenagakerjaan 6 5. Pendidikan 7 6. Kesehatan 8 7. Perumahan 9 8. Pembangunan Manusia Pertanian Pendapatan Regional Perbandingan Regional 17 Lampiran Tabel Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 v

8

9 GEOGRAFI DAN IKLIM Rata-rata curah hujan dalam setahun 147,5 mm Wilayah Tangerang secara geografis memiliki topografi yang relatif datar dengan rata-rata curah hujan dalam setahun 147,5 mm dan hari hujan tertinggi pada bulan Mei sebanyak 28 hari. 1 Kabupaten Tangerang termasuk salah satu daerah tingkat dua yang menjadi bagian dari wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis yang cukup strategis dengan ibukotanya adalah Tigaraksa. Letak astronomis antara 6 00'- 6 20' Lintang Selatan dan ' ' Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 959,6 km2 atau 9,93 % dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak. Kabupaten Tangerang secara geografis memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3% menurun ke Utara. Ketinggian wilayah berkisar antara 0-85 m di atas permukaan laut. Daerah Utara Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai dan sebagian besar daerah urban, daerah timur adalah daerah rural dan pemukiman sedangkan daerah barat merupakan daerah industri dan pengembangan perkotaan. Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di BMKG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata -rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 24,3 0 C - 32,6 0 C dengan temperatur maksimum tertinggi pada Bulan Oktober 34,4 0 C dan temperatur minimum terendah pada bulan Pebruari yaitu 23,6 0 C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 77,3% dan 63,3%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 329,6 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 147,5 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Mei dengan hari hujan sebanyak 28 hari dan terendah pada Bulan Juli sebanyak 0 hari ( sama sekali tidak terdapat hari hujan). Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,3 knot dengan kecepatan maksimum 4,6 knot di bulan Januari. Kabupaten Serang Kabupaten Lebak Peta Kabupaten Tangerang L a u t J a w a Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan Data Geografis dan Iklim Tangerang 2015 DATA GEOGRAFIS J a k a r t a Uraian Satuan Nilai a. Luas wilayah km b. Ketinggian m dpl 85 c. Sungai terpanjang (S. Cisadane) Ha d. Wilayah Terluas (Rajeg) Ha 53.7 e. Wilayah Terkecil (Sepatan) Ha I K L I M a. Rata-rata temperature udara o C b. Rata-rata kelembaban udara % 77.3 c. Rata-rata intensitas matahari % 63.3 d. Rata-rata curah hujan mm e. Rata-rata kecepatan angin knot 3.3 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Statistik Daerah Kab. Tangerang

10 2 PEMERINTAHAN Jumlah PNS Kabupaten Tangerang 2015 mencapai 12,9 ribu orang Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan yang terbagi lagi menjadi 246 desa dan 28 kelurahan dan didukung PNS yang berjumlah 12,9 ribu orang. Statistik Pemerintahan di Tangerang Wilayah Administrasi Kecamatan Desa Kelurahan Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Jumlah PNS Kab. Tangerang menurut Jenis Kelamin Tahun 2015 Laki - Laki Perempuan Total Sumber : Banten Dalam Angka 2016 Persentase Anggota DPRD Kab. Tangerang Menurut Pendidikan 2015 (Persen) S-1, 72 S2/S3, 6 SMU, 16 DI/DIII, 6 Kabupaten Tangerang dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terhitung sejak Kota Tangerang Selatan memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang, jumlah kecamatan, kelurahan maupun desa masih tetap sama yaitu 29 kecamatan yang sebagian besar merupakan kecamatan yang dimekarkan dari kecamatan induk. Dari 29 kecamatan tersebut, terbagi lagi menjadi 246 desa dan 28 kelurahan. Sebelumnya pada tahun 2008, tujuh kecamatan dipisahkan dari Kabupaten Tangerang membentuk sebuah kota otonom yaitu Kota Tangerang Selatan. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) perempuan di Kabupaten Tangerang hampir menyamai jumlah PNS laki-laki. Tercatat PNS lakilaki sebanyak orang atau sekitar 50,77 persen, sedangkan PNS perempuan sebanyak orang atau sekitar 49,23 persen. Dilihat dari pendidikannya, lebih dari 70 persen anggota DPRD Kabupaten Tangerang berpendidikan S-1 (36 orang) yang didominasi dari Partai Golongan Karya sebanyak 7 orang, PDI Perjuangan, Partai Demokrat, PPP, Partai Gerindra masing masing sebanyak 4 orang, PAN, Nasdem dan Hanura masing masing 3 orang, Partai Kebangkitan Nasional sebanyak 2 orang, dan Partai Bulan Bintang hanya 1 orang. Masih ada sekitar 16 persen anggota DPRD bertamatkan lulusan Sekolah Menengah Umum (8 orang). Sedangkan lulusan S2/ S3 hanya berkisar 6 persen ( 3 orang ) yang berasal dari partai Golkar, PPP dan Partai Keadilan Sejahtera. Sumber : Tangerang Dalam Angka Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

11 PEMERINTAHAN Tahun 2016, target belanja masih melebihi target pendapatan Belanja daerah Kabupaten Tangerang tahun 2016 direncanakan mencapai 4,78 triliun rupiah. Sedangkan pendapatan daerahnya hanya ditargetkan sebesar 4,2 triliun rupiah 2 Jumlah anggaran yang dibelanjakan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk membiayai pembangunan di wilayahnya pada tahun 2015 mencapai 4,18 triliun rupiah, terdiri dari belanja pegawai 1,39 triliun rupiah, belanja barang dan jasa 943 miliar rupiah, belanja modal 1,59 triliun rupiah dan sisanya 260 miliar rupiah digunakan untuk belanja lain-lain. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Tangerang 2015 (persen) Belanja Lain-lain, 6.22 Belanja Pegawai, Total realisasi pendapatan daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 2015 mencapai 4,23 triliun rupiah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menyumbang 43,77 persen atau tepatnya 1,85 triliun rupiah. Sedangkan, dana perimbangan mencapai 1,49 triliun rupiah atau sekitar 35,37 persen yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 1,21 triliun rupiah, Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 91,39 miliar rupiah, dana bagi hasil pajak/bukan pajak yang mencapai 116,92 miliar rupiah, dan transfer pemerintah pusat lainnya sebesar 75,13 miliar rupiah. Dan yang ketiga adalah lain -lain pendapatan daerah yang sah yang menyumbang sebesar 882 miliar rupiah atau sekitar 20,86 persen terhadap pendapatan daerah wilayah ini. Sementara itu, belanja daerah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang tahun 2016, direncanakan mencapai 4,78 triliun rupiah atau lebih besar dibandingkan dengan realisasi tahun Sedangkan pendapatan daerah tahun 2016 oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang ditargetkan hanya sebesar 4,2 triliun rupiah. Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Realisasi APBD Tangerang (miliar rupiah) Realisasi Belanja Daerah Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Belanja Lain-lain Pendapatan Daerah *** TAHUKAH ANDA Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar mengakui penyerapan belanja daerah di wilayah Kabupaten Tangerang belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah tindakan efisiensi terhadap anggaran belanja yang sengaja dilakukan agar apa yang dibeli tidak sia-sia. PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yg sah Rencana Belanja Daerah Pendapatan Daerah Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Statistik Daerah Kab. Tangerang

12 3 PENDUDUK Kabupaten dengan populasi tertinggi se - Banten Penduduk Tangerang menurut Hasil Proyeksi Penduduk 2015 berjumlah lebih dari 3,3 juta orang. Dibandingkan kabupaten lainnya, Tangerang merupakan kabupaten dengan tingkat populasi tertinggi se-banten. Komposisi Penduduk Banten Tahun 2015 Kota Cilegon, 3.45 Kota Serang, 5.38 Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Serang, Pandeglang, 9.99 Sumber : Banten Dalam Angka 2016 Lebak, Tangerang, Indikator Penting Hasil Proyeksi Penduduk 2015 Uraian Satuan TANGERANG Penduduk orang Hasil Proyeksi Penduduk 2015 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tangerang mencapai lebih dari 3,3 juta orang, terdiri dari 1,72 juta laki-laki dan 1,64 juta perempuan. Persentase penduduk Tangerang pada tahun 2016 mencapai 28,19 persen dari total penduduk Banten yang berjumlah lebih dari 11,9 juta orang. Bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya, Tangerang adalah kabupaten dengan populasi tertinggi pertama di Banten, diikuti Kota Tangerang (17,12 persen), Kabupaten Serang (12,33 persen), Kota Tangsel (12,91 persen), Kabupaten Lebak (10,62 persen), Kabupaten Pandeglang (9,99 persen), Kota Serang (5,38 persen) dan terendah Kota Cilegon (3,45 persen). Bila dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang, untuk tahun 2015 tingkat kepadatannya mencapai orang per kilo meter persegi, lebih tinggi bila dibandingkan tahun sebelumnya. Berbeda dengan Propinsi Banten dengan luas wilayah sekitar 9.662,92 kilo meter persegi yang didiami lebih dari 11,9 juta jiwa rata-rata tingkat kepadatan penduduknya masih berada jauh di bawah Kabupaten Tangerang yaitu sebesar orang per kilometer persegi. - Laki-laki orang Perempuan orang Kepadatan Pend. orang/km BANTEN Penduduk orang Laki-laki orang Perempuan orang Kepadatan Pend. orang/km *** TAHUKAH ANDA Angklung Gubrag merupakan salah satu kesenian tradisional yang sudah langka, namun masyarakat Desa Kemuning, Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang masih melestarikan kesenian Angklung Gubrag pada acara khitanan, perkimpoian dan selamatan kehamilan. Pada masa lalu kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi dengan maksud agar hasil panen berlimpah. Sumber : Banten Dalam Angka Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

13 PENDUDUK Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang adalah sebesar 104,81 Kecamatan Pasarkemis adalah kecamatan dengan penduduk terpadat yang mencapai 9,31 % dari penduduk Tangerang sedangkan kecamatan dengan sex ratio tertinggi adalah Kecamatan Kemiri yang mencapai 108,65. 3 Hasil proyeksi penduduk 2015 di Kabupaten Tangerang memperlihatkan bahwa Kecamatan Pasarkemis mempunyai jumlah penduduk terpadat, yaitu mencapai jiwa (9,31%), diikuti Cikupa sebesar jiwa (8,03%), Kelapa Dua sebesar jiwa (6,56%), dan Curug sebesar jiwa (5,96%). Sedangkan kecamatan dengan penduduk terendah adalah Kecamatan Mekar Baru dengan jumlah penduduk hanya sekitar 36,9 ribu jiwa. Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang 104,81 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 4 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 104 laki-laki. Sex Ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Kemiri yakni sebesar 108,65 dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Kelapa Dua yakni sebesar 98,67 dan merupakan satu - satunya kecamatan yang mempunyai angka sex ratio dibawah 100, yang artinya setiap 100 perempuan hanya terdapat 98 lakilaki / jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. *** TAHUKAH ANDA Program Keluarga Berencana (KB) di wilayah Kabupaten Tangerang mengkhawatirkan. Faktanya dalam 10 tahun terakhir program KB di Kota Seribu Industri itu mengalami stagnan. Hal itu disampaikan Bupati Ahmed Zaki Iskandar, di sela-sela Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-22 tingkat Kabupaten Tangerang. Program KB itu bukan hanya mengendalikan kelahiran semata, namun suatu upaya memberdayakan masyarakat agar merencanakan keluarga dengan baik, ungkapnya. Indikator Kependudukan Kecamatan Hasil Proyeksi Penduduk 2015 Kecamatan Jumlah Pendd Sex Ratio Cisoka Solear Tigaraksa Jambe Cikupa Panongan Curug Kelapa Dua Legok Pagedangan Cisauk Pasarkemis Sindang Jaya Balaraja Jayanti Sukamulya Kresek Gunung Kaler Kronjo Mekar Baru Mauk Kemiri Sukadiri Rajeg Sepatan Sepatan Timur Pakuhaji Teluknaga Kosambi Kab. Tangerang Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Statistik Daerah Kab. Tangerang

14 4 KETENAGAKERJAAN TPAK Kabupaten Tangerang mencapai 62,46 % Jumlah angkatan kerja di Tangerang pada tahun 2015 meningkat pada level 1,51 juta orang. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, pada tahun 2015 berjumlah 1,38 juta jiwa. Statistik Ketenagakerjaan Tangerang Uraian Penduduk usia kerja15 th+ (juta orang) Angkatan Kerja (juta orang) TPAK (%) Tingkat Pengangguran (%) Bekerja (juta orang) Mencari Pekerjaan (orang) Sumber : Data Sakernas Agustus 2015, diolah Komposisi Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan, 2015 Jasa Kemasy, Sosial dan Perorangan, Lainnya, Perdagangan, RM dan Js Akomodasi, Pertanian, perkebunan dll, 4.65 Sumber : Data Sakernas Agustus 2015, diolah Industri, Pada tahun 2015, dari jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sebanyak 3,37 juta jiwa terdapat 2,42 juta jiwa atau 71,89 persen merupakan Penduduk Usia Kerja (PUK 15 th keatas). Dari jumlah tersebut, hampir 62,46 persennya merupakan angkatan kerja dan sisanya adalah penduduk bukan angkatan kerja. Selama empat tahun jumlah angkatan kerja di Tangerang terus berfluktuasi, terakhir tahun 2015 sebanyak 1,51 juta jiwa, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu pula dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang juga berfluktuasi, terakhir pada tahun 2015 mencapai level 62,46 persen. Jumlah penduduk yang terserap dalam dunia tenaga kerja selama empat tahun terakhir terus berfluktuasi, terendah di tahun 2012 sebanyak 1,18 juta jiwa, dan tiga tahun berikutnya terus mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan jumlah angkatan kerja yang juga terus mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir ini. Namun berbeda dengan tingkat pengangguran yang pada tahun 2014 mengalami penurunan cukup signifikan sampai pada level 8,45 persen, dan tahun 2015 kembali meningkat pada level 9,00 persen. Berdasarkan lapangan pekerjaan, sektor industri pengolahan tetap menduduki peringkat pertama penyerapan tenaga kerja di Tangerang dengan persentase mencapai 39,70 persen. Sektor industri merupakan sektor ekonomi utama untuk menunjang perekonomian Kabupaten Tangerang. Disusul kemudian oleh sektor perdagangan, RM,dan jasa akomodasi menduduki peringkat kedua dengan persentase 26,43 persen, disusul sektor jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan sebesar 12,04 persen, sektor lainnya sebesar 17,19 persen dan terakhir sektor pertanian, perkebunan dll sebesar 4,65 persen. 6 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

15 PENDIDIKAN Penduduk rata-rata mengharapkan lama sekolah sampai lulus SMU Rata-rata lama sekolah di Tangerang dalam empat tahun terakhir menunjukkan peningkatan meski tidak signifikan yaitu lebih dari 8 tahun. Sedangkan harapan lama sekolah di tahun 2015 hampir mencapai 12 tahun. 5 Kualitas sumber daya manusia sangatlah bergantung dari pembangunan di bidang pendidikan. Indikator atau ukuran yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kemajuan pendidikan disuatu daerah antara lain adalah dengan melihat persentase harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Tercatat tahun 2015 dengan penghitungan metode baru IPM tercatat Harapan Lama Sekolah (HLS) selama 11,89 tahun, rata-rata bersekolah selama 8,22 tahun atau kebanyakan memutuskan berhenti saat menduduki kelas 3 SLTP, tidak banyak peningkatan dengan keadaan tahun sebelumnya. Angka partisipasi sekolah penduduk Tangerang untuk berbagai kelompok usia tercatat untuk tahun 2015, angka partisipasi sekolah untuk kelompok usia SD, usia SLTP, dan usia SLTA masing-masing sebesar 98,84 persen, 94,56 persen dan 61,74 persen. Disini terjadi penurunan untuk golongan anak usia sekolah SD dan SLTA. Sedangkan di usia SLTP terjadi peningkatan meski tidak signifikan yaitu sebesar 94,56 persen dimana tahun sebelumnya mencapai 94,32 persen. Angka 94,56 menunjukkan terdapat sekitar 94 anak yang sedang bersekolah dari 100 anak usia tahun. Bila melihat grafik persentase kelulusan, meski mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, tingkat tamat SMU sederajat tetap menduduki peringkat tertinggi yakni mencapai 27,05 persen, diikuti peringkat kedua adalah lulusan SD sederajat sebesar 26,88 persen dilanjutkan persentase untuk yang tamat SMP sederajat sebesar 23,01 persen. Dan yang tak kalah penting, meskipun turun dibanding tahun sebelumnya, masih ada lebih dari 17 persen penduduk 15 tahun keatas yang tidak mempunyai ijasah. Indikator Pendidikan Tangerang Uraian Harapan Lama Sekolah HLS(tahun)/Metode Baru Rata-rata Lama Sekolah (tahun)/metode Baru Angka Partisipasi Sekolah (%) Usia SD ( 7-12 ) th Usia SLTP (13-15) th Usia SLTA (16-18) th Sumber : Data Susenas 2015, diolah Persentase Penduduk Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki, 2015 SMU sederajat, Akademi/ Di Diploma ploma III, I/II, SMP sederajat, S1/DIV+, Tidak 4.12 Mempuny ai Ijazah, Sumber : Data Susenas 2015 diolah SD Sederajat, tatistik Daerah Kab. Tangerang

16 6 KESEHATAN Tercatat sekitar 9 persen penolong kelahiran oleh dukun beranak/paraji Selama tahun 2015 masih sekitar 9 persen penolong pertama kelahiran masih dibantu oleh dukun beranak/paraji dan hampir 70 persen menggunakan jasa bidan. Daftar Rumah Sakit di Kab. Tangerang 2015 RS. Siloam Lippo Village RS. Mitra Husada RS. QADR RS. Permata Hati RSIA Tiara RS. Mulia Insani RSU. Tangerang RS. Paramita RSIA. Selaras RS.St. Carolus Smrcon Ciputra Hospital RSIA. Keluarga Kita RSIA. Murni Asih RSU. Balaraja RS. Selaras RSIA. Bunda Sejahtera RSIA. Bunda Lestari RSIA. Harapan Mulia RS. Bethsaida RSIA BUN Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Tangerang 2015 Persentase Penolong Pertama Kelahiran Anak Terakhir Kabupaten Tangerang Tahun 2015 Tenaga kesehatan lainnya, 0.78 Bidan, Dukun beranak/pa raji, 9.20 Sumber : Data Susenas 2015, diolah Dokter Dokter kandungan umum,, Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Fasilitas kesehatan selain dibutuhkan dalam jumlah yang memadai juga harus representatif dan menjangkau seluruh daerah atau kecamatan secara merata, sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat hingga ke daerah pedesaan yang umumnya kurang mempunyai kemampuan secara ekonomi. Potensi sumber daya kesehatan Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun terus meningkat. Fasilitas dan tenaga kesehatan telah tersebar di seluruh kecamatan demikian pula Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKMB). Unit pelayanan kesehatan terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit Umum, dan unit pelayanan teknis kesehatan lainnya. Setiap pembangunan unitunit pelayanan yang ada, harus dapat memenuhi kriteria antara lain memiliki akses keterjangkauan oleh masyarakat. Penanganan proses kelahiran sampai dengan pasca kelahiran yang berkualitas dan tepat waktu diharapkan akan mengurangi resiko kematian bayi dan ibu. Pada tahun 2015 penolong pertama kelahiran anak terakhir di Kabupaten Tangerang tetap didominasi oleh tenaga medis dibandingkan tenaga non medis, yaitu 90,8 persen berbanding 9,2 persen. Tenaga non medis yang dimaksut disini adalah tenaga dukun beranak atau paraji. Sebagian besar penolong pertama kelahiran oleh tenaga medis dilakukan oleh bidan, dimana persentasenya hampir 70 persen. Kurang tersedianya dokter hingga pelosok wilayah dan biaya yang relatif lebih mahal jika dibandingkan menggunakan jasa bidan menjadi penyebab masih rendahnya penolong pertama kelahiran oleh dokter. 8 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

17 PERUMAHAN Lebih dari 7 % rumahtangga di Tangerang masih berlantaikan tanah Meskipun kondisi tempat tinggal cenderung membaik, pada tahun 2015 masih ada lebih 7 persen rumahtangga di Tangerang yang menempati rumah berlantaikan tanah. 7 Perumahan merupakan kebutuhan primer yang merupakan prioritas utama bagi sebuah keluarga. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif. Lebih dari 92 persen dari total rumahtangga di Kabupaten Tangerang sudah memiliki rumah dengan lantai bukan tanah dan lebih dari 85 persen beratap genteng/beton dan berdinding tembok. Bahan bakar utama untuk memasak memakai gas/elpiji mencapai lebih dari 90 persen dan sumber penerangan dari listrik hampir mendekati 100 persen. Sedangkan penggunaan fasilitas air minum sendiri lebih dari 70 persen dan sumber air minum terbesar tercatat menggunakan air isi ulang sebanyak lebih dari 36 persen. *** TAHUKAH ANDA Pada tahun 2015 di Kabupaten Tangerang sekitar 0,18 persen rumahtangga masih beratapkan ijuk/ rumbia, dan 7,29 persen rumahtangga masih berdindingkan anyaman bambu. Statistik Perumahan Tangerang, 2015 Uraian (%) Rumahtangga dengan rumah milik sendiri Rumahtangga menurut kualitas perumahan Lantai bukan tanah Atap genteng/beton Dinding tembok Tempat pembuangan akhir tangki/spal Bahan bakar utama memasak gas/elpiji Sumber penerangan listrik PLN Penggunaan fasilitas air minum sendiri Sumber : Data Susenas 2015, diolah Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Air Untuk Minum, 2015 Bila dilihat dari sumber air untuk minum, lebih dari 36 persen rumahtangga di Tangerang menggunakan air isi ulang, hampir 28 persen menggunakan sumur bor/pompa, hampir 17 persen menggunakan air kemasan bermerk, lebih dari 9 persen menggunakan sumur terlindung, sekitar 4,7 persen menggunakan leding eceran, lebih dari 3 persen menggunakan leding meteran, dan sisanya lainnya 1.96 persen berasal dari sumur tak terlindung, mata air terlindung, dan air permukaan. Sumber : Data Susenas 2015, diolah Statistik Daerah Kab. Tangerang

18 8 PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Kabupaten Tangerang terus meningkat Meski peningkatan kurang signifikant, IPM Kabupaten Tangerang dalam lima tahun terakhir terus meningkat. Untuk tahun 2015 IPM Tangerang mencapai 70,05. Indeks Pembangunan Manusia - Tangerang Sumber : BPS Kabupaten Tangerang Indikator Gabungan IPM Tangerang Uraian Angka Harapan Hidup (AHH) / tahun Harapan Lama Sekolah(HLS) / persen Rata-rata Lama Sekolah (RLS) / tahun Pengeluaran Perkapita Setahun (Ribuan) Sumber : BPS Kabupaten Tangerang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator strategis yang banyak digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Mulai tahun 2014 mulai dihitung IPM Metode Baru yang penghitungannya dihitung mundur dari tahun Perbedaannya diantaranya perubahan komponen Angka Melek Huruf (AMH) menjadi Harapan Lama Sekolah (HLS), pengeluaran perkapita dari 27 komoditas menjadi 96 komoditas, dan penghitungan rata-rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik. Secara umum, level IPM Metode Baru lebih rendah dibanding IPM Metode Lama. Dengan melihat perkembangan angka IPM lima tahun terakhir, capaian kemajuan pembangunan manusia di Tangerang sepertinya tidak terlalu signifikan. Angka IPM Tangerang dari tahun 2011 sebesar sedikit demi sedikit mengalami peningkatan, dan terakhir tahun 2015 sebesar 70,05. Dalam lima tahun hanya meningkat 1,6. Melihat kenaikannya masih cukup rendah sehingga masih diperlukan kebijakan dan program yang dapat segera meningkatkan indeks IPM tersebut. IPM merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator yaitu indikator kesehatan, indikator pendidikan, dan indikator ekonomi. Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat me ngukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Tercatat untuk tahun 2015 terjadi peningkatan indikator IPM dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 69,28 tahun untuk AHH, 11,89 tahun untuk HLS, 8,22 tahun untuk RLS, dan rupiah untuk pengeluaran perkapitanya (PPP). 10 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

19 PERTANIAN Tahun 2015 produksi padi palawija menurun Produksi padi palawija di Tangerang pada tahun 2015 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tanaman padi sawah, dari ton pada tahun 2014 menurun menjadi ton pada tahun Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan terus berkomitmen menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu potensi wilayah yang terus dikembangkan. Diharapkan sektor pertanian di Kabupaten Tangerang dapat terus berkembang dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam mempertahankan swasembada beras berkelanjutan. Pada tahun 2015 menurut Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang, komoditas padi dan palawija dengan luas panen terbesar tetap pada komoditas padi sawah yaitu sebesar ha dengan produksi ton. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai ton. Sedangkan komoditas dengan luas panen terkecil adalah padi gogo yaitu 23 Ha dengan produksi 115 Ton, menurun signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan produksi sebesar 468 Ton. Jika dilihat dari sisi produktivitasnya, komoditas ubi kayu menunjukkan produktivitas tertinggi dibanding komoditas lainnya dimana pada tahun 2015 mencapai 129,42 kuintal/ha. Disusul produktivitas ubi jalar dan padi sawah yang masing-masing sebesar 96,68 kuintal/ha dan 60,31 kuintal/ha. Produktivitas terkecil terdapat pada komoditas kacang tanah yang hanya sebesar 17,97 kuintal/ha. *** TAHUKAH ANDA Akibat kemarau panjang yang melanda di tahun 2015, tercatat ada sebanyak hektar lahan persawahan di Kabupaten Tangerang yang dilanda kekeringan dan terancam gagal panen. Statistik Tanaman Pangan Tangerang Jenis Tanaman PADI SAWAH - Luas Panen (hektar) Produksi ( ton) PADI GOGO - Luas Panen (hektar) Produksi ( ton) JAGUNG - Luas Panen (hektar) Produksi ( ton) UBI KAYU - Luas Panen (hektar) Produksi (ton) UBI JALAR - Luas Panen (hektar) Produksi (ton) KACANG TANAH - Luas Panen (hektar) Produksi (ton) Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Produktivitas Padi Palawija Tangerang, 2015 (kw/ha) Padi sawah Padi Gogo Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang tanah Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Statistik Daerah Kab. Tangerang

20 9 PERTANIAN Produksi terbesar perikanan adalah penangkapan ikan di laut Pada tahun 2015 produksi terbesar dalam sektor perikanan di Tangerang adalah penangkapan ikan di laut yang mencapai lebih dari 20 ribu ton dengan nilai lebih dari 500 miliar rupiah. Produksi Ikan Menurut Jenis Usaha Perikanan (ton), ,000 20,000 15,000 10,000 5, , , , Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan (Hasil Proyeksi) Sumber : Tangerang Dalam Angka ,848 Statistik Tanaman Sayuran Tangerang 2015 Tanaman Luas Panen Produksi Kacang Panjang Bayam Terung Mentimun Kangkung Petsai/Sawi Bawang Merah Cabe Besar Cabe Rawit Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut, perikanan perairan umum (rawa, situ, bekas galian pasir, sungai), tambak, kolam, japung dan budidaya laut. Penangkapan ikan di laut tetap menghasilkan produksi terbesar dalam sektor perikanan yang mencapai ton dengan nilai ,1 juta rupiah. Produksi kedua terbesar dihasilkan dari budidaya tambak (air payau) yang mencapai ,6 ton dengan nilai ,8 juta rupiah dengan jenis ikan terbanyak berupa ikan bandeng dengan produksi ton dengan total nilai juta rupiah. Sedangkan produksi terendah terdapat pada penangkapan ikan di perairan umum dengan jumlah produksi sebesar 92,21 ton dengan total nilai sebesar 934,85 juta rupiah. Selain padi palawija, Kabupaten Tangerang juga memiliki komoditas tanaman unggulan lain, diantaranya adalah tanaman sayuran seperti kacang panjang, bayam, terung, mentimun, kangkung, petsai/sawi, bawang merah, cabe besar, dan cabe rawit. Kangkung adalah komoditas dengan jumlah produksi terbesar mencapai lebih dari 20 ribu kuintal. Disusul bayam dan mentimun dengan produksi masing-masing 19,6 ribu kuintal dan 13,03 ribu kuintal. Sedangkan komoditas dengan produksi terkecil ada pada tanaman cabe besar yang hanya mencapai 263 kuintal. *** TAHUKAH ANDA Kebutuhan ikan lele di Kabupaten Tangerang, sekitar 10 ton per hari untuk berbagai keperluan menu makanan di restoran dan dimanfaatkan sebagai bahan olahan kuliner lainnya. Para pengusaha peternak lele merasa tidak sanggup dalam memenuhi pesanan pembeli terutama pengusaha kuliner pecel lele karena jumlahnya terbatas. 12 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

21 INDUSTRI PENGOLAHAN Tangerang menyumbang output industri peringkat ketiga se- Banten Tahun 2014 nilai Output Industri Besar Sedang Tangerang mencapai 88,59 triliun rupiah atau sekitar 21 persen se-banten dan berada di urutan ketiga setelah Kota Tangerang dan Kota Cilegon. 10 Kabupaten Tangerang telah lama menyandang predikat sebagai daerah sentra industri. Sebagai daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri. Dalam kenyataannya sektor ndustri lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan dibanding sektor-sektor lainnya. Menurut Olahan Data Industri Besar Sedang 2014 yang tercatat di BPS Kabupaten Tangerang, tercatat jumlah perusahaan Industri Besar Sedang di Tangerang mencapai 740 peru sahaan dengan jumlah 179 ribu pekerja. Nilai Output yang dihasilkan mencapai 88,59 triliun rupiah dengan nilai tambah atas biaya faktor 43,45 triliun rupiah. Untuk rata-rata upah tenaga kerja produksi sebesar 2,65 juta dan tenaga kerja lainnya sebesar 3,63 juta perbulannya. Sedangkan total produktivitas tenaga kerja mencapai lebih 41 miliar rupiah sebulannya. Bila dilihat dari persentase nilai output Industri Besar Sedang se-banten, Kabupaten Tangerang menduduki peringkat ketiga sebesar 21,27 persen dengan besaran sekitar 88,59 triliun rupiah. Peringkat pertama adalah Kota Tangerang dengan persentase sebesar 32,93 persen, diikuti peringkat kedua adalah Kota Cilegon dengan persentase 31,10 persen. Setelah Kabupaten Tangerang disusul Kabupaten Serang dengan peringkat keempat sebesar 12,71 persen, diikuti Kota Tangerang Selatan sebesar 1,35 persen, Kabupaten Lebak sebesar 0,53 persen, Kota Serang sebesar 0,05 persen dan peringkat terakhir adalah Kabupaten Pandeglang yang menyumbang hanya sebesar 215 miliar rupiah dengan persentase sebesar 0,05 persen. Statistik Industri Pengolahan Tangerang U R A I A N Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Nilai Output (000 Rp) Biaya Antara (000 Rp) Nilai Tambah Biaya Faktor (000 Rp) Rata rata upah tenaga kerja produksi (sebulan/ rupiah) Rata Rata upah tenaga kerja lainnya( sebulan/ rupiah) Produktivitas tenaga kerja (sebulan/000 Rp) Sumber : Data Industri 2014, diolah Persentase Nilai Output Industri Besar Sedang Se- Banten 2014 Kota Serang, 0.05 Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan, 1.35 Kota Tangerang, Pande glang, 0.05 Tangerang, Lebak, 0.53 Serang, Sumber : Data Industri 2014, diolah Statistik Daerah Kab. Tangerang

22 14 Statistik Daerah Kab. Tangerang PARIWISATA Tangerang terkenal dengan wisata pantainya Pengembangan sejumlah kawasan wisata potensial di sepanjang pantai utara akan terus dilakukan seperti wisata Pantai Tanjung Pasir, Tanjung Kait, Dadap dan Pulau Cangkir. Database Pariwisata Kabupaten Tangerang Tahun 2015 U R A I A N Sumber : Banten Dalam Angka, 2016 Jumlah Restoran/ Rumah makan 132 Situ 8 Kolam Renang 9 Makam Sejarah 43 Usaha Perjalanan Wisata 22 Cafe 6 Bar, Pub, Karaoke 14 Pusat Perbelanjaan 4 Spa dan Salon 17 Bioskop 4 Bilyar 11 Sanggar Seni 264 Seni Tradisional 26 Seni Tradisi 33 Seni Modern 3 Persentase Wisatawan yang Berkunjung Tahun 2015 Wisata wan Domestik, Sumber : Banten Dalamn Angka 2016 Wisata wan Mancane gara, Pembangunan pada sektor pariwisata diarahkan pada pengembangan obyek wisata bahari, wisata pantai, wisata hutan, wisata air dan wisata budaya. Pariwisata Kabupaten Tangerang berpusat di pesisir utara Jawa. Di sana banyak sekali tempat wisata asyik untuk liburan bareng keluarga. Pantaipantai utara Tangerang menawarkan spot berlibur yang menyenangkan apalagi dari sana traveler juga bisa menyewa perahu untuk sekedar keliling pantai atau menyeberang ke Kepulauan Seribu dengan tarif yang relatif lebih murah ketimbang berangkat dari pelabuhan di Jakarta. Sebagai salah satu daerah yang potensial menjadi daerah tujuan wisata, khususnya wisata bahari, Tangerang sangat kondusif menjadi daerah pengembangan investasi di bidang pelayanan jasa hotel dan restoran, terutama di kawasan Pantai Tanjung Pasir dan Pantai Tanjung Kait. Tercatat tahun 2015 jumlah wisatawan asing yang berkunjung mencapai 36,17 persen. Namun jumlah hotel dan restoran di Kabupaten Tangerang masih sangat terbatas, misalnya Hotel Tanjung Kait di Kecamatan Mauk dan Imperial Century Hotel Et Resort di Lippo Karawaci. Masih minimnya jumlah fasilitas hotel dan restoran menunjukkan investasi di bidang perhotelan mempunyai prospek cukup tinggi untuk dikembangkan di wilayah ini. Satu lagi tempat yang tak kalah menariknya adalah Taman Buaya Tanjung Pasir yang cukup terkenal sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Tangerang. Lokasi tempat ini berada di Jalan Raya Tanjung Pasir dan cukup mudah untuk diakses. Wisatawan akan diajak untuk melihat langsung kehidupan reptil buas di dalam penangkaran. Di samping melihat buaya-buaya di penangkaran, traveler yang berkunjung juga bisa berburu suvenir berupa kerajinan kulit buaya. Atau jika berminat ada pula warung makan yang menjual kuliner ekstrim berupa sate buaya.

23 PENGELUARAN PENDUDUK Pengeluaran konsumsi non makanan lebih tinggi dibanding makanan Pada tahun 2015, pengeluaran non makanan sedikit lebih tinggi dibandingkan makanan yaitu mencapai 50,13 persen atau sekitar Rp , - 12 Pengeluaran rumahtangga dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan (Non Makanan). Biasanya pengeluaran makanan dapat mencapai titik jenuh, sementara pengeluaran untuk non makanan hampir tidak terbatas. Tarik-menarik antara dua pengeluaran tersebut, dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin besar pengeluaran untuk non makanan, berarti tingkat kesejahteraan semakin baik. Mengamati data hasil Susenas 2015 di Kabupaten Tangerang terlihat berbeda dari tahun sebelumnya, proporsi pengeluaran perkapita perbulan untuk konsumsi non makanan sedikit lebih tinggi dibandingkan konsumsi makanannya yaitu sebesar 50,13 persen berbanding 49,87 persen atau dalam bentuk besaran rupiah rata-rata pengeluaran untuk konsumsi non makanan sebesar Rp ,- dan untuk konsumsi makanan sebesar Rp ,- dengan total pengeluaran perkapita sebulan sebesar Rp ,- Bila dilihat komposisi jenis pengeluaran makanan maka pengeluaran terbesar ada di pengeluaran kelompok makanan dan minuman jadi yakni sebesar 15,78 persen, disusul kelompok tembakau dan sirih sebesar 7,46 persen, padi-padian sebesar 6,11 persen, telur dan susu sebesar 3,15 persen dan pengeluaran terkecil ada pada kelompok umbi-umbian sebesar 0,38 persen. Sedangkan bila dilihat dari komposisi pengeluaran bukan makanan maka pengeluaran terbesar ada pada pengeluaran perumahan dan fasilitas ruta sebesar 26,15 persen, disusul pengeluaran aneka barang dan jasa sebesar 13,36 persen, barang tahan lama sebesar 3,83 persen, pakaian, alas kaki & tutup kepala sebesar 3,19 persen, pajak, pungutan & asuransi sebesar 2,13 persen dan yang terkecil adalah keperluan pesta & upacara sebesar 1,46 persen. Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Per bulan Penduduk Tangerang 2015 Jenis Pengeluaran Pengeluaran (Rp) (%) (1) (2) (3) Pengeluaran makanan a. Padi-padian b. Umbi-Umbian c. Ikan d. Daging e. Telur & Susu f. Sayur-Sayuran g. Kacang-Kacangan h. Buah-Buahan i. Minyak & Lemak j. Bahan Minuman k. Bumbu-Bumbuan l. Konsumsi Lainnya m. Mak & Min Jadi n. Tembakau & Sirih Pengeluaran non makanan a. Perum & Fasilitas ruta b. Aneka Barang & Jasa c. Pakaian,Alas Kaki, Ttp kpl d. Barang Tahan Lama e. Pajak, Pungutan, & Asrn f. Keperluan Pesta & Upcra Total Pengeluaran Sumber : Data Susenas 2015,diolah Statistik Daerah Kab. Tangerang

24 13 PENDAPATAN REGIONAL LPE Tangerang ada di urutan keenam se-propinsi Banten Laju Pertumbuhan Ekonomi Tangerang pada tahun 2015 dengan tahun dasar baru 2010 tumbuh 5,39 persen, melemah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,76 persen dan berada di urutan keenam se-propinsi Banten. PDRB ADHB dan Pertumbuhan Ekonomi Tangerang PDRB ADHB (triliun rupiah) PDRB ADHK (triliun rupiah) Uraian Pertumbuhan Ekonomi Real Estate, 6.65 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Distribusi Persentase PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha 2015 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Lapangan Usaha Lainnya, Konstruksi, Pengadaan Listrik dan Gas, 6.16 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, 6.58 Industri Pengolahan, Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Ini dapat dilihat dari nilai tambah yang mampu diciptakan oleh berbagai aktivitas ekonomi di daerah tersebut. Publikasi PDRB Kabupaten Tangerang 2014 sudah menggunakan tahun dasar baru 2010 yang penghitungannya mulai dari tahun Perubahan tahun dasar (rebasing) pada prinsipnya merupakan suatu proses mengubah indikator harga dan struktur kuantitas produk barang dan jasa pada tahun dasar lama menjadi tahun dasar baru. Total nilai tambah yang tercipta dari produksi barang dan jasa yang dilakukan para pelaku ekonomi di Kabupaten Tangerang di cerminkan oleh besaran angka PDRB-nya. Pada tahun 2015, nilai PDRB Tangerang mencapai sekitar ,71 milyar rupiah. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 11,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Tangerang 2015 mencapai ,56 milyar rupiah atau meningkat 5,39 persen dari tahun sebelumnya. Menurut distribusinya, struktur ekonomi Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun selalu didominasi oleh kategori industri pengolahan yang pada tahun 2015 mencapai 38,07 persen, lebih dari sepertiga nilai PDRB Kabupaten Tangerang. Peringkat kedua berada pada kategori konstruksi yang mencapai 12,72 persen diikuti kategori perdagangan besar dan eceran yang menduduki peringkat ketiga sebesar 10,81 persen. Sedangkan yang mempunyai peranan terkecil berada di kategori pertambangan dan penggalian yang hanya menyumbang sebesar 0,05 persen. 16 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

25 PERBANDINGAN REGIONAL PDRB perkapita Tangerang berada di peringkat keenam se-banten PDRB perkapita Kabupaten Tangerang 2015 masih tertinggal dibanding lima kabupaten/kota yang lain yakni sebesar 30,27 juta rupiah. 12 Perbandingan antar kabupaten/kota di Banten untuk beberapa indikator terpilih di tahun 2015 memperlihatkan adanya ketimpangan akibat variasi nilai yang cukup besar. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku per kapita tertinggi di Kota Cilegon (189,18 juta rupiah) dan yang terendah di Kabupaten Lebak (16,32 juta rupiah), mencapai hampir dua belas kali lipatnya. Meskipun PDRB adhb Kabupaten Tangerang berada di posisi kedua setelah Kota Tangerang, namun PDRB per kapitanya jika dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Banten menempati peringkat keenam. Dan bila dibandingkan dengan Propinsi Banten sendiri, dalam dua tahun terakhir PDRB perkapita Kabupaten Tangerang semakin jauh di bawah PDRB perkapita penduduk Propinsi Banten yang pada tahun 2015 mencapai hampir 40 juta rupiah setahunnya. Sementara itu, perbandingan beberapa indikator terpilih lain seperti laju pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup dan indeks pembangunan manusia, memperlihatkan untuk tahun 2015 Kota Tangerang Selatan masih menduduki peringkat pertama untuk semua indikator dari indikator angka harapan hidup yaitu sebesar 72,12 indikator IPM sebesar 79,38 dan indikator laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,25 persen. Indikator Kabupaten Tangerang Tahun 2015 menduduki peringkat ketiga untuk indikator Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 69,28 dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada di peringkat kelima sebesar 70,05. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang untuk tahun dasar baru 2010 menduduki peringkat keenam yaitu sebesar 5,39 persen, melemah cukup signifikant bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,76 persen. Perbandingan PDRB Perkapita se-banten 2015 Uraian PDRB adhb (Milyar rp) PDRB Perkapita (Juta rp) 1. Pandeglang , Lebak , Tangerang , Serang , Kota Tangerang , Kota Cilegon , Kota Serang , Kota Tangsel , Propinsi Banten , Sumber : PDRB Kab. Tangerang Lapangan Usaha Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih, Sumber : BPS Kabupaten Tangerang IPM AHH LPE Statistik Daerah Kab. Tangerang

26

27 LAMPIRAN TABEL

28

29 Tabel 1. Kondisi Iklim di BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang Tahun 2015 Bulan Temperatur Rata-rata Curah Hujan Hari Hujan Kelembaban Humidity Kecepatan Angin Rata-rata ( 0 Celsius) (mm) (hari) (%) (knot) [1] [2] [3] [4] [5] [6] Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus 28.0 *) September 28.2 *) Oktober November Desember Rata-rata Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Keterangan *) : Curah Hujan Tidak Terukur ( Terjadi Hujan dalam Jumlah Sangat Kecil ) Statistik Daerah Kab. Tangerang

30 Tabel 2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin Tahun 2015 No Fraksi Laki-laki Perempuan Jumlah [1] [2] [3] [4] [5] 1 Partai Golkar PDI Perjuangan PPP Partai Demokrat Partai Gerindra Partai Nasdem Partai PKB Partai PAN Partai Hanura PKS Partai Bulan Bintang PKPI Jumlah Sumber : Tangerang Dalam Angka Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

31 Tabel 3. Jumlah Fraksi di DPRD Kabupaten Tangerang Menurut Pendidikan Tahun 2015 No Fraksi Pendidikan / Education Jumlah SMU DI - DIII S1 S2/S3 Total [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 1. Partai Golkar PDI Perjuangan PPP Partai Demokrat Partai Gerindra Partai Nasdem Partai PKB Partai PAN Partai Hanura PKS Partai Bulan Bintang PKPI Jumlah / Total Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 Statistik Daerah Kab. Tangerang

32 Kecamatan Laki -laki Perempuan Jumlah [2] [3] [4] [5] [1] Tigaraksa Jambe Cikupa Panongan Curug Kelapa Dua Legok Pagedangan Cisauk Gunung Kaler Kronjo Mekar Baru Mauk Kemiri Sukadiri Rajeg Sepatan Sepatan Timur Pakuhaji Teluknaga Kosambi o.i d s.g 6 Solear.bp Pasarkemis Sindang Jaya ka b Balaraja ge ra ng Jayanti Sukamulya Kresek ht tp 1 Cisoka /t an No Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Hasil Proyeksi Penduduk 2015 s:/ Tabel 4. Kabupaten Tangerang Sumber : Tangerang Dalam Angka Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

33 Tabel 5. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Klasifikasi Ketenagakerjaan di Kabupaten Tangerang Tahun 2015 No Klasifikasi Jumlah [1] [2] [3] 1 Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja a. Bekerja b. Pengangguran Bukan Angkatan Kerja a. Sekolah dan Mengurus Rumahtangga b. Lainnya Tingkat Pengangguran Terbuka ( % ) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( % ) Tingkat Kesempatan Kerja ( % ) Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016 (Data Sakernas Agustus 2015, diolah) Statistik Daerah Kab. Tangerang

34 Tabel 6. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2015 No Ijazah Tertinggi yang Ditamatkan % [1] [2] [3] 1 Tidak Punya Ijasah SD / Sederajat SLTP / Sederajat SLTA / Sederajat Diploma I / II D III D4 / S Sumber : BPS Kab. Tangerang (Data Susenas 2015, diolah) Jumlah Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

35 Tabel 7. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Sawah menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Panen Produktivitas Produksi (Ha) (Kut/Ha) (Ton GKP) [1] [2] [3] [4] [5] 1. Cisoka Solear Tigaraksa Jambe Cikupa Panongan Curug Kelapa Dua Legok Pagedangan Cisauk Pasar kemis Sindang Jaya Balaraja Jayanti Sukamulya Kresek Gunung Kaler Kronjo Mekar Baru M a u k Kemiri Sukadiri Rajeg Sepatan Sepatan Timur Pakuhaji Teluknaga Kosambi Jumlah Sumber : Tangerang Dalam Angka 2015 Statistik Daerah Kab. Tangerang

36 Tabel 8. Indikator Terpilih Kabupaten / Kota Se-Banten 2015 Kode Propinsi AHH IPM LPE [1] [2] [3] [4] [5] 3601 Pandeglang Lebak Tangerang Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Sumber : Inkesra Kab. Tangerang 2014 Ket : AHH : Angka Harapan Hidup IPM : Indeks Pembangunan Manusia LPE : Laju Pertumbuhan Ekonomi 28 Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016

37

38

COVER.

COVER. COVER S T A T I S T I K D A E R A H KABUPATEN TANGERANG 2015 STATISTIK DAERAH KABUPATEN TANGERANG 2015 Katalog BPS : 1101002.3603 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 28 Halaman + V Naskah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat bujur timur dan 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat bujur timur dan 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat 106 0 20-106 0 43 bujur timur dan 6 0 00-6 0 20 lintang selatan. Luas Wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

COVER.

COVER. COVER S T A T I S T I K D A E R A H KABUPATEN TANGERANG 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN TANGERANG 2014 Katalog BPS : 1101002.3603 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 17 Halaman + V Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 ISSN : 2302-3716 No. Publikasi : 3673.1503 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman :

Lebih terperinci

serangkota.bps.go.id

serangkota.bps.go.id STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 ISBN : 978-979-1426-81-7 No. Publikasi : 3673.1002 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

tangselkota.bps.go.id

tangselkota.bps.go.id STATISTIK DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN 2014 ISSN : 2089-4600 Katalog BPS : 1101002.3674 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 23 Halaman + iv Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 No.Publikasi : 91080.12.37

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR 2014 ISSN : 2087-6726 No. Publikasi : 18045.1102 Katalog BPS : 1101002.1804 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 21 halaman Naskah : Bidang Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : 9201001.8271 No. Publikasi : 82715.1502 Ukuran Buku : 15,5 cm

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Statistik Daerah Kecamatan Teras Terunjam 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Nomor

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 Katalog BPS : 1101002.6271010 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 ISSN :

Lebih terperinci

https://tangerangkab.bps.go.id KATALOG BPS :

https://tangerangkab.bps.go.id KATALOG BPS : KATALOG BPS : 1101002.3603.050 Statistik Daerah Kec.Curug 2016 i STATISTIK DAERAH K E C A M A T A N C U R U G 2016 Katalog BPS : 1101002.3603050 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 20 Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Katalog BPS : 1101002.3603.130 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL DISTRIBUSI BERAS RUMAH TANGGA MISKIN KEPADA KECAMATAN/DESA/KELURAHAN KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

kuningankab.bps.go.id

kuningankab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KABUPATEN KUNINGAN 2015 STATISTIK DAERAH KABUPATEN KUNINGAN 2015 ISBN : 978-602-0964-61-4 No. Publikasi : 32080.1450 Katalog BPS : 1101002.3208 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

Katalog BPS : 1101002.3208 STATISTIK DAERAH KABUPATEN KUNINGAN 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN KUNINGAN 2014 ISBN : 978-602-0964-40-9 No. Publikasi : 32080.1450 Katalog BPS : 1101002.3208 Ukuran Buku

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA 1 PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH DKI merupakan daerah yang terletak di 5 19' 12" - 6 23' 54" LS dan 106 22' 42" - 106 58' 18"BT. Secara geologis, seluruh dataran terdiri

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BESARAN BIAYA PENGGANTI TRANSPORT DISTRIBUSI PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Latar Belakang dan Kelayakan Pemekaran Wilayah 5.1.1. Latar Belakang Pemekaran Kota Tangerang Selatan Mengangkat daerah otonom baru Kota Tangerang Selatan yang merupakan daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 59 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Majalengka yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografi, topografi, tanah

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U Katalog BPS : 1101002.1204.072 Statistik Daerah Kecamatan Andam Dewi Sopo Godang Raja U Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH 2013

STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH 2013 STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH 2013 ISSN : No. Publikasi : 76045.1304 Katalog BPS : 1202001.7606 Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS DAN BADAN DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN BANTEN

PROFIL PEMBANGUNAN BANTEN 1 PROFIL PEMBANGUNAN BANTEN A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Secara geografis Provinsi Banten terletak pada 8 3'40" - 8 50'48" Lintang Selatan dan 114 25'53" - 115 42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 ISBN : 978-602-6431-04-2 No. Publikasi : 12060.1532 Katalog BPS : 1101002.1206073 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci