BAB IV. Hasil Dan Pembahasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. Hasil Dan Pembahasan"

Transkripsi

1 BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1 Latar Belakang Perusahaan PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Machining (pemesinan) di dalam industri otomotif. Pada tahun 1986 atas prakarsa antar PT. B sebagai pabrik pengecoran logam (foundry) pertama di Indonesia dibangun PT. XYZ dengan dukungan PT. K yang memiliki akses terhadap teknologi industri komponen, PT. XYZ ditargetkan untuk menghasilkan produk komponen (machined products) bernilai presisi tinggi yaitu berupa komponen otomotif dengan standard kualitas OEM (Original Equipment Manufacturer) bagi industri perakitan otomotif di Indonesia. PT XYZ berlokasi di daerah Cakung Bekasi, yang merupakan area industri dan sebagian besar adalah industri otomotif. Pelanggan dan pemasok PT. XYZ berada dalam area Cakung dan sekitarnya, sehingga PT. XYZ tidak kesulitan dalam melakukan pendistribusian. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. XYZ antara lain adalah: pressure plate, hub, brake drum, disc brake, dsb. Produk-produk tersebut disalurkan kepada perakitan mobil atau perusahaan penjual spare parts. 104

2 105 PT. XYZ cukup banyak menyerap tenaga kerja, sekitar 130 orang untuk tahun 2008, sehingga masyarakat di sekitar PT. XYZ memberikan respon yang baik dengan kehadiran PT. XYZ, dalam membantu menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar. Agar terus bertumbuh, manajemen PT. XYZ melakukan usaha terbaiknya untuk meningkatkan penjualan dan laba bersih perusahaan, dengan demikian PT. XYZ mampu mengembangkan dan menjalankan bisnisnya serta mempertahankan keberadaannya di dunia otomotif 4.2 Visi dan Misi Perusahaan A. Visi Always become the most reputable precision machining company in Indonesia to deliver best quality work result in punctual delivery time, and always improve and use right technology to be able to serve all kind of machining job offered, and by using good reliable competent productive efficient professional operators or employees, to give ultimate benefit to its customers, workers, shareholders, society, and environment. B. Misi - To keep as company who has ISO 9001:2000 certificate and also ISO/TS & ISO on near later time when needed

3 106 - Build effective management that will always entertain customer satisfaction on delivered quality by a good and dependable quality control and on delivery time by good production planning. - To accept all customer s demand, whether on small volume beside the big mass volume job. 4.3 Kondisi Bisnis Perusahaan Untuk mengetahui lebih lanjut kondisi perusahaan saat ini dapat dilihat melalui Analisa Porter pada gambar 4.1 berikut ini: PT. B (perusahaan pen supply casting dan pembuat spare part) New Competitor Threat Competitors: PT. M PT. A Bargaining power PT. PR Supplier Competitors buyers Otomotif Bargaining Power Threat Tidak ada subtitution - PT. E (perushaan perakitan kopling) - PT. B (Perusahaan pen supply casting dan pembuat spare part) - PT. K (pemiliki 90% market share untuk kendaraan niaga di Indonesia dengan merk internasional) - PT. M (perusahaan perakitan mesin mobil dengan merk internasional) - PT. G (Perusahaan sparepart mobil) Sumber : hasil olahan penulis Gambar 4.1 Model Lima Kekuatan Bersaing

4 107 - Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing PT. XYZ memiliki 3 pesaing yang sudah lama terjun dalam bisnis ini, yaitu PT. M, PT. A, dan PT.PR. Mereka mampu bersaing dengan PT. XYZ ini dibuktikan dengan eksistensi mereka dalam bidang pemesinan di Indonesia. - Entri potensial dari pesaing baru Dari segi pesaing baru, hambatan dalam bisnis ini cukup besar, sehingga pesaing-pesaing baru sangat sulit untuk dapat masuk dalam industri ini. Modal dan tempat yang sangat besar dibutuhkan untuk membangun bisnis ini, kerjasama yang baik dengan produsen-produsen spare part otomotif dan OEM juga sangat dibutuhkan. - Pengembangan Potensial dari produk penganti Dari segi barang subtitusi untuk spare parts mobil untuk sekarang ini hampir tidak ada untuk mengganti produk spare parts yang diaplikasikan dalam kendaraan. - Kekuatan tawar dari pemasok Dari segi tawar dari pemasok, PT. XYZ merupakan anak perusahaan dari PT. B (pionir pengecoran di Indonesia) sebagai perusahaan pesuply casting dan pembuat sparepart, sehingga PT. XYZ tidak sulit untuk mendapatkan bahan baku untuk diproses menjadi barang jadi.

5 108 - Kekuatan menawar dari Pelanggan Dari segi kekuatan konsumen, PT. XYZ memiliki pangsa pasar yang cukup sedikit, hanya ada lima pelanggan yang memiliki hubungan tidak terputus untuk menggunakan jasa PT. XYZ. Dua diantaranya adalah pemegang saham PT. XYZ, dan satu diantaranya adalah pemasok PT. XYZ. Dilihat dari kemampuan dan reputasi para pelanggan, PT. XYZ memililki sedikitnya dua pelanggan tetap yang menjadi pemegang saham PT. XYZ dan tiga perusahaan besar di Indonesia dan Internasional yang siap untuk menggunakan jasa PT. XYZ. Untuk tetap mempertahankan pembelinya, PT. XYZ telah mempertahankan kualitas pelayanan dan produk yang telah dihasilkannya, sehingga membuat pelanggan puas dan diharapkan PT. XYZ selalu memperhatikan kepuasan pelanggannya. 4.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan Setiap organisasi memiliki struktu organisasi dan struktur organisasi PT XYZ dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

6 109

7 Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah bagan organisasi suatu usaha, lembaga atau unit usaha. Struktur organisasi sebuah perusahaan menetapkan garis wewenang dan tanggung jawab dan memberikan kerangka menyeluruh untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi perusahaan. Struktur organisasi setiap perusahaan akan berbeda satu dengan yang lainnya. Bagan tersebut akan menjelaskan bagian-bagian yang ada didalam perusahaan dan mengkomunikasikan hubungan antara atasan dan bawahan. Struktur organisasi juga merupakan sebuah penggabungan antara tugas dan tanggung jawab dari masing-masing divisi yang ada di dalam perusahaan. Dimana struktur organisasi ini sangat berpengaruh untuk mengetahui perilaku setiap individu memiliki tugas dan tanggung jawab dari masing-masing divisinya didalam perusahaan. Suatu struktur organisasi sangat membantu perusahaan didalam mengontrol setiap kegiatan-kegiatan yang ada diperusahaan sendiri dan juga membantu dalam memperjelas hubungan yang ada di masing-masing divisi yang ada didalam perusahaan agar tidak salah dalam mengambil tindakan.

8 Uraian Pekerjaan 1. BOD (Board Of Director) - Tugas Pokok: Mengatur dan mengawasi jalannya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap segala kegiatan perusahaan, dari setiap aspek yang ada pada perusahaandan kegiatan perusahaan untuk dipertanggung jawabkan kepada pemegang saham. 2. General Manager - Tugas Pokok: Mengatur dan memaksimalkan setiap bagian dari perusahaan untuk dapat berkerja secara optimal dan bertanggung jawab kepada BOD untuk setiap kegiatan operasional dan bisnis perusahaan. 3. Manager G.A dan Departemen Administratif - Tugas Pokok: Perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan dalam kegiatan atau administrasi General Affair untuk menciptakan kenyamanan tempat kerja serta fasilitas dan alat kerja, menyediakan perijinan perusahaan untuk menunjang kelancaran operasi perusahaan.

9 112 - Tanggung Jawab: Terciptanya kenyamanan tempat kerja dan tersedianya, fasilitas dan alat kerja. Tersedianya perizinan-perizinan yang menunjang operasional perusahaan. Tersedianya transportasi yang cukup untuk menunjang operasional perusahaan. Terciptanya sistem keamanan dan keselamatan kerja yang baik. Terbinanya hubungan dengan instansi pemerintah dan pihak terkait sehingga tercipta kemudahan dalam informasi. Terjaminnya asuransi asset perusahaan. 4. Manajer SDM/ HR Departemen - Tugas Pokok Terselenggaranya perencanaan tenaga kerja. Terselenggaranya kelancaran administrasi kepersonaliaan secara tertib dan benar. Terselenggaranya program-program pengembangan Sumber Daya Manusia. Tersedianya policy dan prosedur HRD. Membuat laporan bulanan kepada Direksi.

10 113 - Tanggung Jawab Terselenggaranya perencanaan dan realisasi pengadaan tenaga kerja. Terbinanya hubungan antara management perusahaan dan serikat pekerja atau instansi terkait. Terselenggaranya program-program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Tersedianya surat keputusan, promosi, demosi, pengangkatan, THR (Tunjangan Hari Raya), kenaikan gaji. Mengawasi kegiatan kesekretarisan dan penasihat. 5. Manajer Finance Departemen - Tugas Pokok Menganalisa, menghitung dan menyusun rencana penerimaan dan pengeluaran perusahaan pada setiap periode. Menentukan sistem dan jadwal pembayaran yang tepat. Membuat dan mengontrol sistem pembukuan serta pelaporan pajak. Membuat laporan keuangan setiap periode (bulanan dan tahunan). Membuat performance review setiap periode. Membuat budget perusahaan. Melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan atasan.

11 114 - Tanggung Jawab Tersedianya rencana penerimaan dan pengeluaran dari kegiatan perusahaan. Terlaksananya pembayaran dengan tepat waktu. Terlaksananya kegiatan Finance & Accounting dengan baik. Tersusunnya laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu. Bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pengendalian budget perusahaan. Bertanggung jawab terhadap sistem IT (Information Technology). Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan pajak. 6. Sub Dept: Procurement - Tugas Pokok Pengadaan yang berhubungan dengan penyediaan spare part / consumable item secara efektif, efisien, kualitas baik, spesifikasi, tepat jumlah, tepat waktu dengan mempertimbangkan keuntungan perusahaan. Mengoptimalkan biaya / harga pembelian yang semurah mungkin secara langsung dapat menekan biaya operasional.

12 115 Meneliti permintaan pembelian / pengadaan dan memilih, mengevaluasi negoisasi serta memutuskan calon supplier. Mengadakan audit supplier dalam rangka menyeleksi maupun mengevaluasi supplier. - Tanggung Jawab Menjaga hubungan yang baik dengan pemasok sehingga terjalinnya kemitraan partnership yang baik dan wajar. Bertanggung jawab penuh atas diperolehnya suku cadang / spare part yang dibutuhkan dalam keadaan darurat. Melakukan evaluasi terhadap kinerja pemasok untuk mendapatkan daftar rekanan mampu di PT. XYZ. Menjaga performace individu dan perusahaan dimata pemasok agar dapat membantu terselenggaranya hubungan bisnis yang lancar serta saling menguntungkan. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di sub departemen Procurement. Membuat laporan secara berkala kepada atasan. 7. Sub Dept: Accounting - Tugas Pokok Membuat jurnal transaksi keuangan.

13 116 Membuat laporan penggunaan / realisasi budget masing-masing departemen / sub departemen. Membuat laporan keuangan baik laporan internal maupun eksternal. Membuat laporan hutang dan piutang. Memeriksa semua 'Payment voucher' yang dibayarkan. Input data transaksi keuangan. - Tanggung Jawab Terselenggaranya kegiatan proses akuntansi perusahaan dengan baik. Pengawasan terhadap realisasi budget dan aktual perusahaan. Membuat laporan secara berkala kepada atasan. Membuat laporan rekonsiliasi secara periodic. Bertanggung jawab terhadap stock opname. 8. Sub Dept: Treasury - Tugas Pokok: Membuat rencana penerimaan dan pengeluaran dana. Melaksanakan pembayaran internal dan eksternal. Membuat laporan 'Petty Cash'. Membuat laporan posisi keuangan. Melakukan penagihan ke 'Customer'.

14 117 - Tanggung Jawab Tersedianya dana untuk biaya operasional. Mengatur dan mengawasi arus kas. Validasi dokumen pembayaran bahwa setiap penerimaan dan pengeluaran adalah benar. Mengawasi pengumpulan piutang agar tepat waktu. Terlaksananya internal kontrol pembayaran yang baik. 9. Manajer Engineering Departemen - Tugas Pokok: Membuat analisa untuk penjualan dan pemasaran. Mengontrol alat-alat yang digunakan dalam produksi. Menganalisa yang berkaitan dengan efektivitas, efisiensi, kemampuan produksi dan sebagainya. Membuat laporan kepada atasan. - Tanggung Jawab Bertanggung jawab terhadap analisa penjualan dan pemasaran. Bertanggung jawab terhadap alat-alat yang dipakai dalam produksi. Bertanggung jawab terhadap analisa produktivitas, efisiensi, efektifitas, kemampuan produksi, dsb.

15 Sub Dept: Marketing / Sales Support - Tugas Pokok Mengorganisasikan kegiatan di Sub Departemen Marketing & Sales Support. Membuat rencana kerja Sub Departemen Marketing & Sales Support. Mengimplementasikan rencana kerja Sub Departemen Marketing & Sales Support. Melakukan review rencana kerja Sub Departemen Marketing & Sales Support. Melaporkan kegiatan Sub Departemen Marketing & Sales Support kepada Kepala Departemen Commercial. - Tanggung Jawab Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data/ gambar untuk digunakan sebagai material pemasaran dan penjualan. Bertanggung jawab terhadap proses perhitungan biaya produksi dan harga jual produk. 11. Sub Dept: Production / Process Engineering - Tugas Pokok

16 119 Mencari spesifikasi yang tepat untuk tooling yang digunakan produksi untuk produk lama saja. Melakukan perhitungan yang berkaitan dengan analisa efektifitas, efesiensi dan produktifitas seperti Pieces / Man. Hours. Membuat laporan kepada atasan. Menyiapkan Jig untuk produk lama saja kepada sub departemen Produksi. Memeriksa, EO, Work Standard, Check Sheet serta merevisi Process Sheet. - Tanggung Jawab Melakukan Improvement tooling dan cutting tool yang digunakan di Sub Departemen Produksi. Analisa efektifitas, efesiensi dan produktifitas di Sub Departemen Produksi. Membuat laporan hasil yang dikerjakan kepada atasan. Mengeluarkan Engineering Order. Menerjemahkan ide produk kedalam design dan rancang bangun tools. 12. Manajer Commercial Departemen - Tugas Pokok Melakukan kegiatan penjualan dan pemasaran produk.

17 120 Melakukan analisa ulang berdasarkan analisa dari sub dept: marketing/ sales support. Melaporkan setiap kegiatan kepada atasan. Mengorganisasikan Commercial Departemen. Menganalisa Budget dan rencana kerja Marketing. - Tanggung Jawab Bertanggung jawab terhadap sub dept: Marketing dan sub dept: sales. Bertanggung jawab terhadap laporan penjualan dan kepuasan pelanggan. Bertanggung jawab terhadap peluncuran produk baru. Bertanggung jawab terhadap direksi. 13. Sub Dept: Marketing - Tugas Pokok Mengorganisasikan Sub departemen Marketing. Menyiapkan rencana kerja dan budget Sub departemen Marketing. Mengimplementasikan rencana kerja tahunan Sub departemen Marketing. Meninjau ulang kegiatan Sub departemen Marketing. Melaporkan kegiatan Sub departemen Marketing kepada Kepala Departemen Commercial.

18 121 - Tanggung Jawab Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan marketing. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses realisasi produk baru. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan dan wawasan seluruh staff Sub Departemen Marketing. Bertanggung jawab terhadap kepuasan pelanggan. Bertanggung jawab terhadap peningkatan efisiensi dan produktifitas Sub Departemen Marketing. 14. Sub Dept: Sales - Tugas Pokok Menerima dan mengkonfirmasikan problem yang terjadi di pelanggan. Menerima laporan hasil produksi dari Sub Dept. Quality Control dan mengirimkan kepada pelanggan c/c Product Assurance. Merencanakan kegiatan survei kepuasan pelanggan. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil survei kepuasan pelanggan sesuai dengan persyaratan dalam sistem manajemen mutu PT. XYZ.

19 122 - Tanggung Jawab Memastikan problem pelanggan sebagai akibat dari pekerjaan PT. XYZ dapat diselesaikan dengan baik. Memastikan hasil survei Kepuasan Pelanggan mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan yang sebenarnya. Memberikan jawaban klaim yang dapat diterima oleh pelanggan. 15. Wakil Kepala Departemen Factory - Tugas Pokok Melakukan fungsi manajemen terhadap pada kepala departemen lain untuk kelancaran operasional Perusahaan. Melakukan fungsi manajemen terhadap kepala sub departemen untuk kelancaran operasional Factory. Mempelajari dan menganalisa laporan-laporan yang dibuat oleh kepala sub departemen bersama dengan wakil kepala departemen Factory untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dimasing-masing sub departemen. Melakukan kontrol untuk aktifitas schedule bulanan sub departemen. Analisa efektifitas operasional Factory / Sub Departemen.

20 123 Memberikan masukan / usulan kepada kepala departemen Factory dalam menentukan kebijakan-kebijakan baru dan pengembangan departemen Factory. Mewakili kepala departemen Factory. - Tanggung Jawab Terselenggaranya semua kegiatan di seluruh Sub Departemen. Kontrol dan evaluasi aktifitas Sub Departemen. Membantu kepala departemen Factory dalam tugas rutin harian. Membuat laporan program aktifitas departemen Factory. 16. Sub Dept: Production Implementation - Tugas Pokok Mengatur kegiatan produksi dan mengawasi jalannya proses produksi sehingga tercapai effisiensi yang diinginkan. Membuat dan mengontrol jadwal shift kerja serta menganalisa bila terjadi penyimpangan-penyimpangan produksi. Mengatur prioritas produksi sesuai jadwal produksi dan menjaga agar produksi sesuai dengan schedule delivery. Membuat evaluasi penilaian kepada bawahan serta melakukan rotasi operator ke bagian lain untuk meningkatkan kemampuan operator dalam lingkungan produksi.

21 124 Membuat laporan OEE secara konsisten. Membuat laporan kegiatan produksi. - Tanggung Jawab Terselenggaranya kegiatan produksi dengan baik. Menjaga ketepatan produksi dengan jadwal produksi. Keselamatan dan kesehatan kerja dibagian produksi. Mengembangkan dan mengevaluasi bawahan dibagian produksi. Membuat laporan secara berkala dan konsisten kepada atasan. 17. Sub Dept: Quality Control - Tugas Pokok Mengkoordinasikan seluruh pekerjaan yang ada di Sub Departemen Quality Control. Menjaga dan mengontrol kualitas produk. Menganalisa permasalahan yang ada hubungannya dengan kualitas. Memeriksa hasil pekerjaan bawahan. Membuat laporan kepada atasan.

22 125 - Tanggung Jawab Menjaga kestabilan kualitas product sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Menjaga dan mengendalikan kelancaran pekerjaan di Sub Departemen Quality Control. Menjamin kualitas produk yang dihasilkan. Laporan kepada atasan. 18. Sub Dept: Maintenace - Tugas Pokok Membuat rencana pemeliharaan dan perbaikan mesin serta melakukan penanganan dengan segera bila terjadi kerusakan. Membuat laporan secara berkala kepada atasan. Melaksanakan pekerjaan install mesin. Membuat budget anggaran untuk Sub Departemen Maintenance. - Tanggung jawab Bertanggung jawab atas kesiapan kondisi mesin-mesin produksi pada saat akan digunakan / Availability Machine. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perbaikan mesin.

23 Manajer Factory Departemen. - Tugas Pokok Melakukan kontrol langsung pada Wakil Kepala Departemen Factory untuk menjaga kestabilan produksi dalam mencapai Quality Cost dan Delivery (QCD) yang tepat. Menentukan sistem dan prosedur yang tepat dalam mencapai sasaran kinerja perusahaan. Mempelajari dan menganalisa laporan-laporan yang dibuat oleh kepala sub departemen bersama dengan wakil kepala departemen Factory untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dimasing-masing Sub Departemen. Memberikan masukan / usulan kepada direksi untuk menentukan kebijakan-kebijakan baru dan pengembangan organisasi perusahaan. Membuat laporan kepada direksi tentang operasional dan kemajuan perusahaan. Mengusulkan dan mengelola anggaran departemen Factory dibantu dengan wakil kepala departemen Factory. - Tanggung jawab Terselenggaranya semua kegiatan di seluruh departemen Factory.

24 127 Membantu Direksi dalam merumuskan policy / strategi perusahaan dan membantu tugas-tugas lainnya. Membuat laporan secara berkala kepada direksi. 20. Sub Dept: Production Planning - Tugas Pokok Mengorganisasikan Sub Departemen Production Planning. Membuat rencana kerja tahunan Sub Departemen Production Planning. Mengimplementasikan rencana kerja tahunan Sub Departemen Production Planning. Melakukan review kegiatan Sub Departemen Production Planning. Melaporkan kegiatan Sub Departemen Production Planning kepada Kepala Departemen Factory. - Tanggung Jawab Menyediakan rencana pengadaan raw material finished Goods, dan consumable. Menyediakan rencana produksi dan delivery. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas Sub Departemen Production Planning.

25 128 Meningkatkan kemampuan dan wawasan seluruh staff Sub DepartemenProduction Planning. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang effisien guna mencapai sasaran program Sub Departemen Production Planning. 4.5 Hasil penelitian kinerja yang ada di perusahaan PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa manufacturing spare part mobil, khususnya truck, light truck dan sebagainya. Pengukuran kinerja yang dilakukan berdasarkan pada laporan keuangan yang ada di dalam perusahaan. Laporan laba rugi perusahaan untuk mengetahui profitabilitas yang didapat perusahaan dan merupakan tolak ukur kinerja perusahaan. Laporan laba rugi dan neraca dapat di lihat pada table 4.1 berikut ini :

26 129

27 Data laba/ Rugi Penjualan bersih 2004 adalah sebesar Rp Pada tahun 2005 adalah Rp menunjukan terjadinya penurunan penjualan sebesar Rp atau sebesar 6 %.Tahun 2006 penjualan bersih Rp , terjadi penurunan sebesar Rp atau sebesar 43%. Pada tahun 2007 penjualan bersih Rp , terjadi kenaikan penjualan bersih sebesar Rp atau sebesar 55%. Penjualan bersih tahun 2008 Rp , terjadi kenaikan sebesar Rp atau sebesar 96%. Dilihat dari laporan laba/rugi bersih PT. XYZ pada tahun 2004 adalah Rp dan pada 2005 menjadi Rp terjadi kenaikan sebesar Rp 1,638,619,447 atau sebesar 16%. Tahun 2006 laba bersih PT. XYZ menjadi Rp turun sebesar Rp atau sebesar 81% ini merupakan penurunan yang signifikan dari tahun 2005 ke tahun Dikarenakan penjualan bersih yang juga turun signifikan. Terjadi peningkatan di tahun 2007 menjadi Rp , terjadi peningkatan sebesar Rp atau sebesar 101%. Tahun 2008 juga terjadi peningkatan laba menjadi Rp , sebesar Rp atau sebesar 210%, dikarenakan pada tahun 2008 industri otomotif sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan kondisi itu berpengaruh pada perusahaan.

28 Neraca A. Aktiva Pada tahun 2004 total aktiva lancar pada PT. XYZ sebesar Rp Pada tahun 2005 terjadi peningkatan menjadi Rp , terjadi peningkatan sebesar Rp atau sebesar 9%. Pada tahun 2006 total aktiva lancar PT. XYZ sebesar Rp , terjadi penurunan sebesar Rp atau sebesar 20%. Pada tahun 2007 total aktiva lancar PT. XYZ Rp terjadi kenaikan sebesar Rp atau sebesar 1%. Pada tahun 2008 total aktiva lancar PT. XYZ Rp , terjadi peningkatan sebesar Rp atau sebesar 31%. Dilihat dari total aktiva tetap PT. XYZ pada tahun 2004 sebesar Rp Pada tahun 2005 sebesar Rp terjadi kenaikan dari tahun 2004 ke tahun 2005 sebesar Rp atau sebesar 12%. Pada tahun 2006 total aktiva tetap PT. XYZ sebesar Rp terjadi kenaikan sebesar Rp 4,015,761,338 atau sebesar 18%. Pada tahun 2007 total aktiva tetap PT. XYZ menjadi Rp , terjadi kenaikan sebesar Rp atau sebesar 9%. Pada tahun 2008 total

29 132 aktiva tetap PT. XYZ menjadi Rp terjadi penurunan sebesar Rp atau sebesar 4%. B. Kewajiban Pada tahun 2004 jumlah kewajiban lancar/ hutang lancar PT. XYZ sebesar Rp Pada tahun 2005 jumlah hutang lancar menjadi Rp , terjadi penurunan sebesar Rp dari tahun 2004 atau sebesar 13%. Pada tahun 2006 terjadi penurunan hutang lancar menjadi Rp , turun sebesar Rp atau sebesar 35%. Pada tahun 2007 hutang lancar menjadi Rp , naik sebesar Rp , atau sebesar 3%. Pada tahun 2008 hutang lancar menjadi Rp terjadi kenaikan sebesar Rp , atau sebesar 56%. Sedangkan untuk hutang tidak lancar pada tahun 2004 sebesar Rp Pada tahun 2005 menjadi Rp terjadi kenaikan sebesar Rp atau sebesar 62%. Pada tahun 2006 hutang tidak lancar menjadi Rp , naik sebesar Rp atau sebesar 2 %. Pada tahun 2007 hutang tidak lancar menjadi Rp naik sebesar Rp atau sebesar 17%. Pada tahun 2008 hutang tidak lancar menjadi Rp , naik sebesar Rp atau naik sebesar 21%. Kenaikan dan

30 133 penurunan utang tidak lancar di karenakan besarnya pengaruh kenaikan kewajiban imbalan kerja. C. Ekuitas Jumlah ekuitas pada tahun 2004 sebesar Rp Pada tahun 2005 Jumlah ekuitas menjadi Rp , terjadi kenaikan sebesar Rp atau sebesar 11%. Pada tahun 2006 menjadi Rp , turun sebesar Rp atau 7%. Pada tahun 2007 ekuitas menjadi Rp , naik sebesar Rp atau sebesar 4%. Pada tahun 2008 ekuitas menjadi Rp naik sebesar Rp atau sebesar 14% 4.6 Analisis Rasio Keuangan Penilaian dalam analisis rasio keuangan ini dibagi menjadi tiga, yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Masing-masing perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi hutang lancar

31 134 Tahun 2004 = = 6,22 kali Tahun 2005 = = 7,67 kali Tahun 2006 = = 9,52 kali Tahun 2007 = = 9,33 kali Tahun 2008 = = 7,88 kali Rasio lancar pada PT. XYZ dari tahun 2004 sampai tahun 2007 mengalami kenaikan, tapi pada tahun 2008 terjadi penurunan. Rasio lancar pada tahun 2004 sebesar 6,22 kali menunjukan kenaikan sebesar 1,45 kali sehingga rasio lancar pada tahun 2005 menjadi 7,67 kali. Pada tahun 2006 terjadi kenaikan sebesar 1,85 kali, sehingga rasio lancar pada tahun 2006 sebesar 9,52 kali. Pada tahun 2007 terjadi kenaikan sebesar 0,19 kali dan rasio lancar pada tahun 2007 sebesar 9,33 kali. Pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 1,45 kali, menjadi sebesar 7,88 kali. Di lihat dari rata-rata rasio per tahun dengan hasil perhitungan diatas, pada tahun 2004 sampau tahun 2007 menunjukan bahwa PT. XYZ selalu mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tetapi pada tahun 2008 PT. XYZ mengalami penurunan

32 135 dalam pemenuhan kewajiban jangka pendeknya dikarenakan turunnya permintaan dalam industri otomotif menjelang akhir tahun 2008 dikarenakan resesi global. b. Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang lancar Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang lancarnya. Perhitungannya adalah pengurangan antara aktiva lancar terhadap persediaan kemudian dibagi dengan kewajiban lancar. Tahun 2004 = = 5,15 kali Tahun 2005 = = 6,74 kali Tahun 2006 = = 8,62 kali Tahun 2007 = = 6,21 kali Tahun 2008 = = 6,04 kali Quick ratio PT. XYZ pada tahun 2004 sebesar 5,15 kali. Terjadi kenaikan pada tahun 2005 sebesar 1,59 kali menjadi 6,74 kali.

33 136 Pada tahun 2006 Quick ratio PT. XYZ kembali mengalami kenaikan sebesar 1,88 kali, menjadi 8,62 kali. Pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 2,41 kali menjadi 6,21 kali dan pada tahun 2008 juga terjadi penurunan sebesar 0,17 kali dan menjadi 6,04 kali. Menunjukan bahwa terjadinya kenaikan dan penurunan terhadap kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio Solvabilitas a. Rasio Hutang Atas Modal = Total Hutang Modal Rasio ini menunjukan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutanghutang terhadap pihak luar. Tahun 2004 = = 0,16 kali Tahun 2005 = = 0,14 kali Tahun 2006 = = 0,11 kali Tahun 2007 = = 0,12 kali

34 137 Tahun 2008 = = 0,15 kali Rasio hutang atas modal PT. XYZ mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun 2004 sampai tahun Pada tahun 2004 rasio hutang atas modal sebesar 0,16 kali, dan terjadi penurunan sebesar 0,02 kali. Pada tahun 2005 rasio hutang atas modal menjadi sebesar 0,14 kali. Pada tahun 2006 juga mengalami penurunan rasio hutang atas modal sebesar 0,03 kali. Pada tahun 2006 rasio hutang atas modal menjadi 0,11 kali. Pada tahun 2007 rasio terjadi kenaikan sebesar 0,01 kali, sehingga rasio hutang atas modal menjadi 0,12 kali. Pada tahun 2008 rasio hutang atas modal naik sebesar 0,03 kali, sehingga rasio hutang atas modal PT. XYZ pada tahun 2008 menjadi 0,15 kali. Ini menunjukan bahwa kemampuan PT. XYZ dalam menutupi hutang masih tergolong baik dalam menutupi hutangnya. b. Rasio Hutang Atas Aktiva = Total Hutang Total Aktiva Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat tertutup oleh aktiva Tahun 2004 = = 0,13 kali Tahun 2005 = = 0,12 kali

35 138 Tahun 2006 = = 0,10 kali Tahun 2007 = = 0,12 kali Tahun 2008 = = 0,13 kali Rasio hutang atas aktiva PT. XYZ mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun 2004 sampai tahun Pada tahun 2004 rasio hutang atas aktiva sebesar 0,13 kali mengalami penurunan pada tahun 2005 sebesar 0,01 kali menjadi 0,12 kali. Pada tahun 2006 rasio hutang atas aktiva menjadi 0,10 kali terjadi penurunan sebesar 0,02 kali. Pada tahun 2007 terjadi kenaikan sebesar 0,02 kali, sehingga rasio hutang atas aktiva PT. XYZ menjadi 0,12 kali. Pada tahun 2008 rasio hutang atas rasio kembali mengalami kenaikan sebesar 0,01 kali, sehingga rasio hutang atas aktiva menjadi 0,13 kali. Ini membuktikan bahwa adanya aktiva perusahaan mampu menutupi hutang perusahaan walaupun lambat dan terjadi kenaikan dan penurunan, tetapi tetap menunjukan kinerja yang baik.

36 Rasio Rentabilitas / Profitabilitas a. Profit Margin = Laba Bersih Sebelum Pajak x 100 % Penjualan Bersih Rasio ini menunjukan berapa besar persentase penjualan bersih yang didapat. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam menempatkan laba cukup tinggi. Tahun 2004 = x 100 % = 15,67% Tahun 2005 = x 100 % = 19,05% Tahun 2006 = x 100 % = 5,52% Tahun 2007 = x 100 % = 8,84% Tahun 2008 = x 100 % = 13,67% Profit margin PT. XYZ pada tahun 2004 sebesar 15,67% dan terjadi kenaikan sebesar 3,38% pada tahun 2005 menjadi 19,05%. Pada tahun 2006 profit margin mengalami penurunan sebesar 13,53%, sehingga menjadi 5,52%.

37 140 Pada tahun 2007 profit margin PT. XYZ mengalami kenaikan sebesar 3,32%, sehingga menjadi 8,84%. Pada tahun 2008 profit margin mengalami kenaikan sebesar 4,83% menjadi 13,67%. Hal ini menunjukan bahwa industri otomotif sempat bergairah pada tahun 2008 sebelum mengalami dampak dari resesi global. b. Gross Margin Ratio = Laba kotor x 100 % Penjualan Bersih Tahun 2004 = x 100 % = 26,39% Tahun 2005 = x 100 % = 28,96% Tahun 2006 = x 100 % = 20,72% Tahun 2007 = x 100 % =21,29 % Tahun 2008 = x 100 % = 21,79% Gross margin ratio PT. XYZ pada tahun 2004, sebesar 26,39% dan mengalami kenaikan sebesar 2,57%, sehingga menjadi 28,96% pada tahun Tahun 2006 terjadi penurunan Gross margin ratio sebesar 8,24%, sehingga gross margin ratio menjadi 20,72%. Pada tahun 2007 terjadi kenaikan gross margin ratio

38 141 sebesar 0,57%, sehingga gross margin ratio pada tahun 2007 menjadi 21,29%. Pada tahun 2008 terjadi kenaikan gross margin ratio sebesar 0,5%, sehingga gross margin ratio PT. XYZ menjadi 21,79%. c. Return On Investment (ROI) = Laba Bersih Sebelum Pajak x 100 % Total Aktiva Perhitungan ROI didasarkan pada Laba Bersih Sebelum Pajak dibagi dengan Total Aktiva, dengan perhitungan sebagai berikut: Tahun 2004 = x 100 % = 19,77% Tahun 2005 = x 100 % = 20,72% Tahun 2006 = x 100 % = 3,75% Tahun 2007 = x 100 % = 8,96% Tahun 2008 = x 100 % = 23,16%

39 142 ROI (Return On Investment) PT. XYZ mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2004 sampai tahun Pada tahun 2004 ROI PT. XYZ sebesar 19,77%, mengalami kenaikan pada tahun 2005 sebesar 0,95% menjadi 20,72%. Pada tahun 2006 terjadi penurunan ROI yang signifikan sebesar 16,97%, sehingga menjadi 3,75%. Pada tahun 2007 ROI mengalami kenaikan sebesar 5,21%, sehingga ROI menjadi 8,96%. Pada tahun 2008 juga terjadi kenaikan sebesar 14,20%, sehingga ROI PT. XYZ pada tahun 2008 menjadi 23,16%. Penetapan ROI dan NPM berdasarkan hasil yang telah dicapai PT. XYZ dari tahun dan dapat dilihat pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Kriteria penilaian ROI dan NPM Keterangan Kinerja saat ini Tingkat Nilai ROI 23,16% 20,1% s/d 25% 5 15,1%-20% 4 10,1% s/d 15 % 3 5,1% s/d 10% 2 0% s/d 5% 1 Sumber : PT. XYZ diolah oleh penulis Keterangan Kinerja saat ini Tingkat Nilai NPM 13,67% 16,1% s/d 20,5% 5 11,6%-16% 4 7,1% s/d 11,5% 3 2,6% s/d 7% 2 0% s/d 2,5% 1 Sumber : PT. XYZ diolah oleh penulis

40 143 Untuk melihat analisis rasio keuangan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ RASIO PERIODE Rasio Likuiditas Current ratio 6,22 kali 7,67 kali 9,52 kali Quick ratio 5,15 kali 6,74 kali 8,62 kali Rasio Solvabilitas 9,33 kali 6,21 kali 7,88 kali 6,04 kali Rasio Hutang atas modal 0,16 kali 0,14 kali 0,11 kali 0,12 kali 0,15 kali Rasio Hutang atas aktiva 0,13 kali 0,12 kali 0,10 kali 0,12 kali 0,13 kali Rasio Rentabilitas Profit Margin 15,67% 19,05% 5,52% 8,84% 13,67% Gross Margin Ratio 26,39% 28,96% 20,72% 21,29 % 21,79% Return On Investment 19,77% 20,72% 3,75% 8,96% 23,16% Sumber : PT. XYZ dan diolah oleh penulis

41 Pengukuran Kinerja Perusahaan Berdasarkan Perspektif Balanced Scorecard Pengukuran kinerja berdasarkan perspektif Balanced Scorecard didasarkan pada empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa machining spare part dimana perusahaan sendiri memiliki misi untuk mengembangkan kualitas jasanya dan menjadi yang terbaik dalam bidangnya di Indonesia dengan tetap menjaga sebagai perusahaan yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000, ISO/TS dan ISO14000 untuk kedepannya, membangun sistem manajemen yang efektif dan selalu mampu memuaskan pelanggan dengan memberikan produk yang berkualitas berdasarkan kontrol yang baik dan pengiriman tepat waktu dengan rencana produksi yang baik. Untuk mensejahterakan pekerja, perusahaan memberikan reward bagi pekerja yang berprestasi dan memberikan bantuan yang diperlukan jika pekerja memang membutuhkan. Visi PT. XYZ adalah ingin menjadi perusahaan yang memiliki reputasi yang paling baik dalam industri jasa precesion machining di Indonesia untuk menghasilkan barang yang berkualitas dengan waktu pengiriman yang tepat pada waktunya, selalu membuktikan untuk menggunakan teknologi yang baik agar dapat memenuhi semua pekerjaan yang diberikan, dan dengan menggunakan tenaga kerja

42 145 dan operator yang profesional mampu memberikan keuntungan yang luar biasa untuk pelanggan, pekerja, pemegang saham, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Untuk itu digunakan tolak ukur dari masing-masing perspektif Balanced Scorecard berikut Perspektif keuangan PT. XYZ sekarang sedang berada dalam tahapan bertahan, dikarenakan kondisi bisnis perusahaan ini berdasarkan pesanan dan sangat sensitif terhadap perekonomian global, perekonomian makro, dan industri otomotif nasional maupun internasional. PT. XYZ termasuk perusahaan, dengan jumlah pelanggan yang tidak banyak dan salah satunya adalah pemegang saham PT. XYZ, maka PT. XYZ harus memberikan produksi yang memenuhi harapan pelanggannya. Dalam perspektif keuangan, sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan adalah memenuhi harapan pemegang saham, sejauh mana tingkat perusahaan dapat mengembalikan investasi kepada pemegang saham. ROI dapat dihitung melalui perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva.

43 146 Hasil perhitungan tingkat pengembalian pemegang saham dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Tingkat Pengembalian Pemegang Saham PT. XYZ Tahun Laba Bersih Sebelum Pajak Total aktiva ROI ,77% ,72% ,75% ,96% ,16% Sumber : Hasil penelitian penulis Berdasarkan data diatas, maka dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian pemegang saham PT. XYZ terjadi kenaikan dan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2004 ROI PT. XYZ sebesar 19,77%, mengalami kenaikan pada tahun 2005 sebesar 0,95% menjadi 20,72%. Pada tahun 2006 terjadi penurunan ROI yang signifikan sebesar 16,97%, sehingga menjadi 3,75%. Pada tahun 2007 ROI mengalami kenaikan sebesar 5,21%, sehingga ROI menjadi 8,96%. Pada tahun 2008 juga terjadi kenaikan sebesar 14,20%, sehingga ROI PT. XYZ pada tahun 2008 menjadi 23,16%. Hal ini menunjukan perusahaan tetap mampu memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan investasi dengan tingkat yang cukup besar walaupun pernah terjadi penurunan yang signifikan.

44 Perspektif pelanggan Sasaran yang ingin dicapai adalah melihat sejauh mana perusahaan telah memberikan pelayanannya kepada pelanggan, sehingga para pelanggan dapat puas dengan apa yang telah diberikan oleh perusahaan.untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan, maka peneliti menggunakan kuesioner terhadap 5 pelanggan. Data yang tervalidasi mengacu pada lampiran 2 dan perhitungan mengacu pada lampiran 1, dengan bentuk kuesioner pada lampiran 3.Tolak ukur yang dipakai pada perspektif ini adalah: a. Tangible (fisik perusahaan secara keseluruhan) Dalam hal ini penampilan dan kemampuan saran dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya yang meliputi fasilitas fisik perusahaan. Dimensi tangible dari PT. XYZ dianalisis dan dijelaskan pada Tabel Tabel 4.7 Tabel 4.5 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Penampilan, Kerapihan, Pendapat Responden dan Keasrian Kantor dan Pabrik PT. XYZ Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 21/5 = 4,2 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ

45 148 Hasil Tabel 4.5 menunjukan bahwa 1 responden memberikan angka 3 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 20%; 2 responden memberikan nilai 4 (puas) dalam presentase menjadi sebesar 40 %; dan 2 responden terakhir memberikan nilai 5, dalam presentase menjadi sebesar 40%, sehingga nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 4,2. Jumlah skor yang ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 5 responden, maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap tampilan, kerapihan, dan keasrian gedung kantor dan pabrik PT. XYZ, yaitu 21/25 X 100% = 84% dan tergolong sangat puas. Tabel 4.6 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kenyaman Gedung dan Pendapat Responden Nilai (a) Pabrik PT. XYZ Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 17/5 = 3,4 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ

46 149 Hasil Tabel 4.6 menunjukan bahwa 3 responden memberikan nilai 3 (cukup puas) dalam presentase menjadi sebesar 60%, 2 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,4. Jumlah skor yang ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 5 responden, maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap kenyaman gedung kantor dan pabrik PT. XYZ, yaitu 17/25 X 100% = 68% dan tergolong puas. Tabel 4.7 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Fasilitas Gedung dan Pabrik PT. XYZ (fasilitas parkir, lobby, ruang rapat, ruang tunggu, toilet) Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 19/5 = 3,8 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ

47 150 Hasil Tabel 4.7 menunjukan bahwa 2 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%. 2 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%, dan 1 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase menjadi sebesar 20%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,8. Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 5 responden, maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap fasilitas gedung dan pabrik (parkir, lobby, ruang rapat, ruang tunggu, toilet), yaitu: 19/25 X100 % = 76% dan tergolong puas. b. Reliability (kehandalan) Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, sesuai dengan yang dijanjikan, secara akurat dan terpercaya. Dimensi reliability akan dijelaskan pada Tabel Tabel 4.10 Tabel 4.8 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Ketepatan Waktu Pengiriman Pendapat Responden Nilai (a) Barang PT. XYZ Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 22/5 = 4,4 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ

48 151 Hasil Tabel 4.8 menunjukan bahwa 3 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 60%. 2 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%, sehingga rata-rata yang dihasilkan sebesar 4,4. Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap ketepatan waktu pengiriman barang dari PT. XYZ, yaitu: 22/25 X 100% = 88% dan tergolong sangat puas. Tabel 4.9 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Produk yang Pendapat Responden Nilai (a) Diproduksi PT. XYZ Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 21/5 = 4,2 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.9 menunjukan bahwa 4 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 80%. 1 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase menjadi sebesar 20%, sehingga rata-rata yang dihasilkan sebesar 4,2. Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap ketepatan waktu pengiriman barang dari PT. XYZ, yaitu: 21/25 X 100% = 84% dan tergolong sangat puas.

49 152 Tabel 4.10 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kesesuaian Produk yang Pendapat Responden diproduksi PT. XYZ terhadap spesifikasi Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 20/5 = 4 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.10 menunjukan bahwa 1 responden memberikan angka 3 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 20%, kemudian 4 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 60% dan 1 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase menjadi sebesar 20%, sehingga rata-rata yang dihasilkan sebesar 4. Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap ketepatan waktu pengiriman barang dari PT. XYZ, yaitu: 20/25 X 100% = 80% dan tergolong puas. c. Responsiveness (Ketanggapan) Kemauan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, dengan mengambil tindakan yang cepat dan tepat serta mampu menyampaikan informasi yang jelas adalah yang terpenting dari responsiveness. Dimensi Responsiveness akan dianalisis dan dijelaskan pada Tabel Tabel 4.13

50 153 Tabel 4.11 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Ketanggapan PT.XYZ Pendapat Responden dalam menanggapi keluhan produk Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 17/5 = 3,4 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.11 menunjukan bahwa 3 responden memberikan angka 3 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 60%, dan 2 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,4. Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap ketanggapan PT. XYZ dalam menanggapi keluhan produk, yaitu: 17/25 X 100% = 68% dan tergolong puas.

51 154 Tabel 4.12 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Ketanggapan Perusahaan Dalam Memberikan Informasi Secara Jelas yang Diminta Pelanggan Mengenai Pendapat Responden Nilai (a) Proses dan Hasil Produksi Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 16/5 = 3,2 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.12 menunjukan bahwa 4 responden memberikan angka 3 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 20%, dan 1 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 80%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,2. Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap ketanggapan PT. XYZ dalam menanggapi keluhan produk, yaitu: 16/25 X 100% = 64% dan tergolong puas.

52 155 Tabel 4.13 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Ketanggapan Perusahaan Pendapat Responden Dalam Menanggapi Perubahan Permintaan Dari Pelanggan. Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 18/5 = 3,6 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.13 menunjukan bahwa 2 responden memberikan angka 3 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 60%, dan 3 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 30%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,6 Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25 Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap ketanggapan PT. XYZ dalam menanggapi keluhan produk, yaitu: 18/25 X 100% = 72% dan tergolong puas. d. Assurance (Kepastian/ Rasa Pasti) Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pekerja perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan tersebut. Dimensi Assurance akan dianalisis dan dijelaskan pada Tabel Tabel 4.15

53 156 Tabel 4.14 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Tingkat Pengetahuan Pendapat Responden Keryawan PT. XYZ mengenai Produk Yang Dipesan Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 17/5 = 3,4 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.14 menunjukan bahwa 3 responden memberikan angka 3 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 60%, dan 2 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,4. Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap tingkat pengetahuan pekerja PT. XYZ mengenai produk yang dipesan, yaitu: 17/25 X 100% = 68% dan tergolong puas.

54 157 Tabel 4.15 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Tingkat Pengetahuan Pendapat Responden Keryawan PT. XYZ mengenai Produk Yang Dipesan Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumla h (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 21/5 = 4,2 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.15 menunjukan bahwa 3 responden memberikan angka 1 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 20%, kemudian 2 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%, dan 2 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 4,2. Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap tingkat pengetahuan pekerja PT. XYZ mengenai produk yang dipesan, yaitu: 21/25 X 100% = 84% dan tergolong sangat puas.

55 158 e. Empathy (Empati) Kemampuan untuk mengetahui dan memahami kondisi permasalahan yang membebani pikiran pelanggan, dengan memberikan perhatian khusus yang dapat mengurangi beban pikiran pelanggan tersebut. Dimensi empathy dianalisis dan dijelaskan pada Tabel Tabel Tabel 4.16 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap PT. XYZ dalam Memberikan Empati dengan Mengambil Tindakan yang Bersifat Teknis dan Pendapat Responden Sesuai dengan Kebutuhan Pelanggan Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumla h (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas Puas % Cukup Puas % Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 18/5 = 3,6 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.16 menunjukan bahwa 2 responden memberikan angka 3 (cukup puas), dalam presentase menjadi sebesar 60%, dan 3 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 30%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,6

56 159 Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap PT. XYZ dalam memberikan empati dengan mengambil tindakan yang bersifat teknis dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, yaitu: 18/25 X 100% = 72% dan tergolong puas. Tabel 4.17 Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap PT. XYZ Dalam Memberikan Empati Dengan Mengambil Tindakan yang Bersifat Administratif/ Keuangan dan Sesuai Dengan Kebutuhan dan Keinginan Pendapat Responden Pelanggan (Perubahan/ Pembatalan Pemesanan, Kesulitan Keuangan Nilai (a) Pelanggan dalam Pembayaran) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas Jumlah % Nilai Rata-Rata = 22/5 = 4,4 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.17 menunjukan bahwa 3 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase menjadi sebesar 60%. 2 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase menjadi sebesar 40%, sehingga rata-rata yang dihasilkan sebesar 4,4.

57 160 Jumlah skor ideal adalah 5 X 5 = 25. Jadi berdasarkan skor ideal maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap PT. XYZ dalam memberikan empati dengan mengambil tindakan yang bersifat administratif/ keuangan dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan (perubahan/ pembatalan pemesanan, kesulitan keuangan pelanggan dalam pembayaran), yaitu: 22/25 X 100% = 88% dan tergolong sangat puas. Setelah data kepuasan pelanggan terhadap PT. XYZ sudah dianalisis dan diolah oleh peneliti berdasarkan data kuesioner, maka pada Tabel 4.18, dilakukanlah kriteria penilaian sebagai berikut: Tabel 4.18 Kriteria Penilaian Pendapat Responden Nilai (a) Tingkat Kepuasan Sangat Puas 5 81%-100% Puas 4 61%-80% Cukup Puas 3 41% - 60% Kurang Puas 2 21% - 40% Tidak Puas 1 0% - 20% Sumber : Hasil olahan penulis Berdasarkan hasil Tabel 4.18 diatas maka dapat disimpulkan secara keseluruhan nilai rata-rata yang dihasilkan dari pelanggan PT. XYZ yaitu: 4,2 + 3,4 + 3,8 + 4,4 +4, ,4 + 3,2 + 3,6 + 3,4 + 4,2 + 3, 6 + 4,4 = 3,83 13

58 161 Berdasarkan data yang telah di analisis rata-rata presentase tingkat kepuasan pelanggan yaitu: 84% + 68% +76% + 88% +84% +80% +68% +64% +72% +68% +84% +72% + 88% 13 = 76,62% Berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwa tingkat kepuasan pelanggan adalah 76,62% yang artinya pelanggan merasa puas terhadap apa yang selama ini sudah dijalankan oleh PT. XYZ Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam proses bisnis internal ini akan dilihat bagaimana cara perusahaan untuk dapat memenangkan kompetisi dengan para pesaingnya. Untuk itu perusahaan harus memiliki strategi-strategi untuk memenuhi targetnya sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis internalnya dan juga eksternal perusahaan. Proses Inovasi Nilai performance produk yang telah disempurnakan dengan jasa mesin dari PT. XYZ adalah sebagai berikut: 1. Tingkat produk yang gagal produksi sangat minimal 2. Produk yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

59 162 Nilai ekonomis setelah memakai produk yang telah disempurnakan dengan jasa mesin dari PT. XYZ adalah sebagai berikut: 1. Kualitas atau mutu produk yang baik. 2. Ketepatan waktu pengiriman yang tepat waktu. Untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelangganya serta berusaha untuk meningkatkan efektifitas kinerja operasionalnya, maka perusahaan telah melakukan berbagai cara, yaitu: - Perusahaan memberikan informasi terhadap proses produksi dan hasil produksi yang diminta pelanggan. - Perusahaan mampu menanggapi perubahaan permintaan dari pelanggannya. - Perusahaan mampu menanggapi keinginan pelanggannya dalam membuat produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. - Adanya pengembangan SDM dalam pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Untuk mengukur seberapa efektif proses operasi pada PT. XYZ, maka dapat digunakan rumus Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE). MCE = Waktu pengolahan Waktu pengolahan + waktu pemeriksaan + waktu pemindahan + waktu menunggu

60 163 Dengan ketentuan sebagai berikut : - Waktu pengolahan adalah waktu dimana lama suatu produk benar-benar dikerjakan. - Waktu pemeriksaan adalah waktu barang di periksa (controling time). - Waktu pemindahaan adalah waktu barang dipindahkan dari tempat pemeriksaan ke gudang (finish good storage). - Waktu menunggu adalah waktu lama barang disimpan di dalam gudang untuk diserahkan kepada pelanggan. Berikut ini adalah perhitungan dari 5 (lima) produk terbesar jumlahnya yang di pesan oleh pelanggan PT. XYZ, dan waktu pengolahan yang dihitung berdasarkan jumlah pesanan selama 1 tahun: 1. HUB FE 74/75/84 F,R MCE = jam jam jam jam jam+ 130 = B/D FE 74,FE75 F,R (RIKEN) MCE = jam jam jam jam jam = 0.91

61 HUB SLD.F MCE = jam jam jam jam+ 130 jam = DB SLD.F MCE = jam jam jam jam+ 130 jam = BD SLD.R MCE = jam jam jam jam+ 130 jam = 0.88 Rata-rata MCE = = 0.9 ( 90 % ) Dalam hal ini perusahaan sangat baik dalam memnuhi kebutuhan pelanggan atau memenuhi pesanan para pelanggannya, karena dari rata2 produk yang diproduksi MCE menunjukan 0.9 (90%), yang artinya mendekati angka 1. Kemampuan perusahaan dalam mengolah, memeriksa, memindahkan, dan menunggu termasuk sangat cepat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dan kualitas pelayanan yang diberikan sangat baik.

62 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sasaran strategis dari perspektif ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan, karena adanya kepuasan dari pelanggan terhadap perusahaan memberikan suatu keuntungan bagi perusahaan sendiri untuk dapat lebih bersaing lagi dan untuk mencapai targetnya dimasa yang akan datang. Untuk itu perusahaan berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya dan berusaha untuk memenuhi keinginan para pelanggannya. Yang menjadi ukuran-ukuran dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini dalam mencapai keberhasilan didalam pengukuran kinerja perusahaan adalah kuesioner kepuasan pekerja dan juga perhitungan pendapatan laba masing-masing pekerja setiap tahunnya. Jumlah ukuran sample yang diambil adalah pekerja yang hanya middle down position pada PT. XYZ yang berjumlah 98 pekerja. Kategori yang diambil dibagi dalam empat kelompok, yaitu usia, jenis kelamin, lama bekerja, dan pendidikan terakhir.

63 166 A. Analisis Kepuasan Pekerja Tolak ukur yang dipakai dalam menetukan kepuasan pekerja dijadikan pertanyaan dalam kuesioner ini yang mengacu pada lampiran 6, data pengisiian kuesioner pada lampiran 4, dan mengacu ada validitas dan realibilitas data pada lampiran 5, dibagi dalam 5 dimensi dan 11 pertanyaan: a. Dimensi Tangible (hal-hal yang berwujud fisik) Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan keberadaan kepada pihak internal, meliputi fasilitas fisik, misalnya gedung, gudang, perlengkapan, peralatan yang digunakan (teknologi) dan sebagainya. 1. Kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja. 2. Kepuasan Pekerja terhadap fasilitas/ kelengkapan gedung tempat bekerja. 3. Kepuasan pekerja terhadap lingkungan di area perusahaan tempat bekerja. b. Dimensi Reliability (Kehandalan) 1. Kepuasan pekerja terhadap fasilitas yang berhubungan dengan kesejahteraan pekerja.

64 Kepuasan pekerja terhadap pengaturan perusahaan (peraturan-peraturan, norma-norma, tersedianya petunjuk kerja, kejelasan aturan, standarstandar dan lain-lain.) c. Dimensi Responsiveness (Ketanggapan) Manajemen perusahaan diharapkan dapat membantu dan memberikan tanggapan yang cepat dan tepat kepada pekerja, sesuai dengan pengaturan yang sudah ditetapkan perusahaan dan mampu menyampaikan informasi dengan jelas, sehingga tidak menimbulkan prasangka negatif antara pekerja dan manajemen. 1. Kepuasan pekerja terhadap cepat tanggap dan konsistensi manajemen dalam merealisasikan apa yang sudah menjadi ketetapan perusahaan. 2. Kepuasan pekerja terhadap cepat tanggap dan konsistensi manajemen terhadap pelaksanaan dan hasil pelatihan, pembinaan, dan pengembangan diri pekerja. d. Dimensi Assurance (Kepastian/ rasa pasti) Perusahaan diharapkan lebih pasti akan melakukan pengaturan-pengaturan antara lain dengan mengupayakan keselamatan bekerja atau mencapai keadaan yang lebih baik, mendukung pencapaian produktifitas dan efisiensi yang lebih baik.

65 Kepuasan pekerja terhadap jaminan dalam menggunakan mesin 2. Kepuasan pekerja dalam komunikasi antara para pekerja dengan pimpinan perusahaan e. Dimensi Empathy (Empati) Perusahaan diharapkan mempunyai perhatian yang baik atas permasalahan yang dihadapi pekerja maupun anggota keluarganya dan berusaha untuk mencari solusinya bersama-sama. 1. Kepuasan pekerja terhadap perhatian perusahaan. 2. Kepuasan pekerja terhadap perhatian perusahaan kepada anggota keluarga pekerja. Berikut ini akan dilakukan analisis kepuasan pekerja, berdasarkan data kuesioner kepuasan pekerja yang telah dibagikan di PT. XYZ sebanyak 98 kuesioner berdasarkan dimensi dan pertanyaannya.

66 169 Dimensi Tangible (Hal- hal yang berwujud fisik) Di analisis dan dijelaskan pada Tabel Tabel Tabel 4.19 Tingkat Kepuasan Pekerja terhadap Bangunan tempat bekerja Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 354/98 = 3,61 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.19 menunjukan bahwa 0 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 0%, 6 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 6,12%, 34 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 34, 69%, 50 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 51,02%, dan 8 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 8,16%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,61. Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 354/490 X 100% = 72,23%, dan tergolong puas.

67 170 Tabel 4.20 Kepuasan Pekerja Terhadap Fasilitas/ Kelengkapan Gedung tempat Bekerja Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumla h (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 330/98 = 3,37 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.20 menunjukan bahwa 1 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 1,02%, 12 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 12,24%, 44 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 44, 90%, 32 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 32,65%, dan 9 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 9,18%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,37 Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 330/490 X 100% = 67,34%, dan tergolong puas.

68 171 Tabel 4.21 Kepuasan Pekerja Terhadap Lingkungan di Area Perusahaan Tempat Bekerja Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 335/98 = 3,41 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.21 menunjukan bahwa 0 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 0%, 15 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 15,31%, 38 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 38,78%, 34 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 34,69%, dan 11 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 11,22%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,37 Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 341/490 X 100% = 69,61%, dan tergolong puas.

69 172 a. Dimensi Reliability (Kehandalan) Dianalisis dan dijelaskan pada Tabel Tabel 4.23 Tabel 4.22 Kepuasan Pekerja Terhadap Fasilitas yang Berhubungan Dengan Kesejahteraan Pekerja Pendapat Responden Nilai (a) Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 Tidak Puas 1 Jumlah Nilai Rata-Rata = 312/98 = 3,18 Jumlah Responden (b) Jumla h (axb) Presentase Pendapat Konsumen % % % % % % Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.22 menunjukan bahwa 4 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 4,08%, 17 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 17,35%, 42 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 42,86%, 27 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 27,55%, dan 8 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 8,16%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,18. Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap

70 173 bangunan tempat bekerja, yaitu: 312/490 X 100% = 63,67%, dan tergolong puas. Tabel 4.23 Kepuasan Pekerja Terhadap Pengaturan Perusahaan (Peraturan- Peraturan, Norma-Norma, Tersedianya Petunjuk Kerja, Kejelasan Aturan, Standar-Standar dan Lain-Lain.) Pendapat Responden Nilai (a) Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 Tidak Puas 1 Jumlah Nilai Rata-Rata = 304/98 = 3,10 Jumlah Responden (b) Jumla h (axb) Presentase Pendapat Konsumen % % % % % % Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.23 menunjukan bahwa 5 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 5,10%, 17 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 17,35%, 44 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 44,90%, 27 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 27,55%, dan 5 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 5,10%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,10.

71 174 Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 304/490 X 100% = 62,04%, dan tergolong puas. b. Dimensi Responsiveness (Ketanggapan) Dianalisis dan dijelaskan pada Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.24 Kepuasan Pekerja Terhadap Cepat Tanggap Dan Konsistensi Manajemen Dalam Merealisasikan Apa yang Sudah Menjadi Ketetapan Perusahaan. Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 291/98 = 2,96 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.24 menunjukan bahwa 4 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 4,08%, 26 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 26,53%, 41 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 41,84%, 23 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 23,4%, dan 4 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 4,08%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 2,96.

72 175 Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 291/490 X 100% = 59,38%, dan tergolong cukup puas. Tabel 4.25 Kepuasan Pekerja Terhadap Cepat Tanggap dan Konsistensi Manajemen Terhadap Pelaksanaan dan Hasil Pelatihan, Pembinaan, dan Pengembangan Diri Pekerja. Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumla h (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 285/98 = 2,91 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.25 menunjukan bahwa 5 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 5,10%, 25 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 25,51%, 44 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 44,90%, 22 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 22,45%, dan 2 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 2,04%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 2,91.

73 176 Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 285/490 X 100% = 58,16%, dan tergolong cukup puas. c. Dimensi Assurance (Kepastian/ rasa pasti) Dianalisis dan dijelaskan pada Tabel Tabel 4.27 Tabel 4.26 Kepuasan Pekerja Terhadap Jaminan Dalam Menggunakan Mesin Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 319/98 = 3,26 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.26 menunjukan bahwa 2 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 2,04%, 13 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 13,27%, 48 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 48,98%, 28 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 28,57%, dan 7 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 7,14%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,26.

74 177 Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 319/490 X 100% = 65,10%, dan tergolong puas. Tabel 4.27 Kepuasan Pekerja Dalam Komunikasi Antara Para Pekerja Dengan Pimpinan Perusahaan Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 293/98 = 2,99 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.27 menunjukan bahwa 5 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 5,10%, 25 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 25,51%, 39 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 39,80%, 24 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 24,49%, dan 5 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 5,10%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 2,99.

75 178 Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 293/490 X 100% = 59,79%, dan tergolong cukup puas. d. Dimensi Empathy (Empati) Dianalisis dan dijelaskan pada Tabel Tabel 4.29 Tabel 4.28 Kepuasan Pekerja Terhadap Perhatian Perusahaan Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 282/98 = 2,87 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.28 menunjukan bahwa 8 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 8,16%, 29 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 29,59%, 33 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 33,67%, 23 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 23,47%, dan 5 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 5,10%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 2,87.

76 179 Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja, yaitu: 293/490 X 100% = 57,55%, dan tergolong cukup puas. Tabel 4.29 Kepuasan Pekerja Terhadap Perhatian Perusahaan Kepada Anggota Keluarga Pekerja Pendapat Responden Nilai (a) Jumlah Responden (b) Jumlah (axb) Presentase Pendapat Konsumen Sangat Puas % Puas % Cukup Puas % Kurang Puas % Tidak Puas % Jumlah % Nilai Rata-Rata = 273/98 = 2,79 Sumber : Hasil pengolahan penulis dari Kuesioner pelanggan PT. XYZ Hasil Tabel 4.29 menunjukan bahwa 10 responden memberikan nilai 1 (tidak puas), dalam presentase sebesar 10,20%, 27 responden memberikan nilai 2 (kurang puas), dalam presentase sebesar 27,55%, 40 responden memberikan nilai 3 (cukup puas), dalam presentase sebesar 40,82%, 16 responden memberikan nilai 4 (puas), dalam presentase sebesar 16,33%, dan 5 responden memberikan nilai 5 (sangat puas), dalam presentase sebesar 5,10%, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 2, 79. Jumlah skor ideal = 5 X 98 = 490. Jadi berdasarkan skor ideal yang diperoleh dari 98 responden, maka tingkat kepuasan pekerja terhadap bangunan tempat bekerja,

77 180 yaitu: 273/490 X 100% = 55,71%, dan tergolong cukup puas.untuk kriteri penilaian dapat dilihat pada tabel Tabel 4.30 Kriteria Penilaian Pendapat Responden Nilai (a) Tingkat Kepuasan Sangat Puas 5 81%-100% Puas 4 61%-80% Cukup Puas 3 41% - 60% Kurang Puas 2 21% - 40% Tidak Puas 1 0% - 20% Sumber : Hasil olahan penulis Berdasarkan hasil diatas maka dapat disimpulkan secara keseluruhan nilai rata-rata yang dihasilkan dari pekerja PT. XYZ yaitu: 3,61+3,37+3,41+3,18+3,10+2,96+2,91+3,26+2,99+2,87+2,79 = 3,13 11 Berdasarkan data yang telah di analisis rata-rata presentase tingkat kepuasan pekerja yaitu: 72, 23% + 67, 34% + 69, 61% + 63, 67% + 62, 04% + 59, 38% + 58, 16% + 65, 10% + 59,79% + 57,55% + 55,71% 11 = 62,78 % Berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwa tingkat kepuasan pekerja adalah 62,78% yang artinya pekerja merasa puas terhadap apa yang selama ini sudah diberikan oleh PT. XYZ.

78 181 B. Kemampuan Teknis Dan Manajerial Pekerja Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan setiap pekerja PT. XYZ dalam menghasilkan laba bagi perusahaan dilihat dari jumlah laba bersih dibandingkan dengan jumlah seluruh pekerja dan dilihat dari presentase kenaikan laba pekerja. Tabel 4.31 Rasio Jumlah Laba/ Rugi Bersih Dengan Jumlah Pekerja Tahun Tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 Laba/ Rugi Bersih (Rp) Jumlah Pekerja (orang) Jumlah Laba Per Pekerja (Rp) Sumber : Hasil Penelitian Penulis Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa terjadinya kenaikan dan penurunan jumlah laba per pekerja, pada tahun 2004 dengan jumlah pekerja 212 pekerja dan laba per pekerja yang didapat adalah sebesar Rp / pekerja, tahun 2005 jumlah pekerja berkurang menjadi 201 pekerja, tetapi ada peningkatan laba per pekerja sebesar Rp atau sebesar 22,85% menjadi Rp Pada tahun 2006 jumlah pekerja berkurang menjadi 166 pekerja jumlah laba per pekerja berkurang menjadi Rp / pekerja, berkurang sebesar Rp atau sebesar 77,03%.Pada tahun 2007 terjadi peningkatan pekerja menjadi 179 pekerja dan terjadi peningkatan jumlah laba per pekerja sebesar Rp , atau sebesar 86,71% menjadi Rp / pekerja. Pada tahun 2008

79 182 terjadi pengurangan pekerja menjadi 130 orang, tetapi laba per pekerja naik sebesar Rp atau sebesar 327,16%.. Berdasarkan hasil analisis di atas, terjadi kenaikan dan penurunan laba yang sangat signifikan tiap tahunnya. Dengan kemampuan teknis dan manajerial pekerja diharapkan perubahan jumlah pekerja yang sesuai dengan kondisi eksternal perusahaan mampu mencapai sasaran strategis perusahaan.

80 Analisis Penelitian Hasil penelitian pada PT. XYZ secara keseluruhan dan dilihat dari empat perspektif dalam Balanced Scorecard seperti pada Tabel 4.32 berikut ini: Tabel 4.32 Analisis Penelitian PT. XYZ Menggunakan Empat Perspektif Balanced Scorecard No Aspek Yang Diukur Kategori Hasil Pengukuran Skor I. PERSPEKTIF KEUANGAN 1. ROI Sangat Baik 5 2. NPM Cukup Baik 4 Skor Keseluruhan Indikator 10 II. PERSPEKTIF PELANGGAN 1. Kepuasan Pelanggan Baik 4 Skor Keseluruhan Indikator 4 III. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL 1 Proses Inovasi Baik 4 2 Proses Operasi Sangat Baik 5 Skor Keseluruhan Indikator 9 IV. PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN 1. Tingkat Kepuasan Kerja Baik 4 Skor Keseluruhan Indikator 4 TOTAL SKOR ASPEK I,II,III,DAN IV 27

81 184 Jumlah Skor Ideal pada total skor aspek keseluruhan adalah 5 X 6 = 30, dan jumlah skor yang paling tidak ideal (minimum) adalah 1 X 6 = 6, sehingga dapat ditentukan skor maksimum 30, dan skor terendah adalah 6. Hasil ini penelitian menunjukan skor keseluruhan adalah 27, maka hasil tersebut bila dikategorikan dalam 5 interval seperti pada Tabel 4.33 dibawah ini: Tabel 4.33 Kategori Skor Dan Interval Kelas Interval Skor Kategori Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik Sumber : Hasil Penelitian Penulis Berdasarkan kategori skor dan interval kelas, maka hasil penelitian menunjukan skor 27 yang dan termasuk dalam kategori sangat baik, sehingga hasil penggukuran kinerja pada PT. XYZ adalah sangat baik.

82 Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka rekomendasi yang dapat diberikan bagi PT. XYZ dilihat dari 4 perspektif: 1. Perspektif keuangan Dilihat dari aspek keuangan secara keseluruhan pada PT. XYZ memiliki kategori cukup baik, diharapkan pemilik modal tetap mampu untuk menmberikan investasinya kepada perusahaan PT. XYZ, dan diharapkan juga PT. XYZ dapat menggunakan dan mengolah investasinya dengan baik. 2. Perspektif Kepuasan Pelanggan Dilihat dari perspektif kepuasan pelanggan, PT. XYZ sudah sangat baik dalam memberikan pelayanannya kepada pelanggan, ini dibuktikan dengan pelanggan yang sudah sangat puas terhadap pelayanan PT. XYZ. Maka diharapkan perusahaan dapat mempertahankan kinerjanya. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Dilihat dari perspektif bisnis internal secara keseluruhan sangat baik, dikarenakan proses inovasi dan operasi perusahaan yang dilakukan sebaik mungkin. Dengan proses operasi yang sangat efisien mampu memuaskan pelayanan dengan pelanggan., dan inovasi dalam permesinan yang

83 186 mendukung untuk melakukan kegiatan efisiensi dalam bidang operasi. Diharapkan perusahaan dapat mempertahankan kondisi ini. 4. Perspekti Perumbuhan dan Pembelajaran Dilihat dari kinerja pembelajaran dan pertumbuhan secara keseluruhan termasuk baik. Karena PT. XYZ sudah cukup mampu memuaskan tingkat kerja pekerjanya, sehingga kinerja pekerja menjadi baik. Diharapkan perusahaan dapat mempertahankan kondisi ini Analisa SWOT Pada analisa SWOT, dilakukan mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan. Beberapa faktor yang dilihat dari kondisi internal perusahaan yaitu kondisi kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan kondisi eksternal perusahaan yang dilihat adalah peluang dan ancaman yang berada di luar. Pada analisa SWOT penelitian mengacu pada lampiran tujuh untuk kuesioner rating SWOT dan lampiran delapan untuk pembobotan SWOT Faktor internal: a. Kekuatan (Strength) 1. Telah dikenal sebagai perusahaan pemesinan yang dikelola dengan baik sehingga dinilai mampu memunyai komitmen menjaga mutu dan tepat waktu pengiriman (on time delivery) dalam memenuhi syarat pelanggan.

84 Brand Image yang baik (sudah ISO 9001:2000, sedang dalam proses ISO/TS 16949) dan dikenal di dunia otomotif Indonesia. 3. Priority customer (pemesan lebih dari 90% volume) adalah pemilik marketshare terbesar kendaraan niaga (truk) di Indonesia dengan merk Internasional yang memberikan technical assistant kepada perusahaan ini, dan priority supplier bahan baku (casting) adalah perusahaan pelopor pengecoran logam di Indonesia. 4. Administrasi menggunakan sistem batch yang terkoordinasi dengan IT system, mendukung penyempurnaan efisiensi operasional. 5. Efisiensi yang tinggi dapat kompetitif terhadap perusahaan pemesinan pesaing. 6. Letak pabrik perusahaan yang dekat dengan industri perakitan kendaraan bermotor yang memerlukan industri jasa pemesinan (machining) sebagai pemasok autoparts. 7. Pengembangan permesinan diarahkan mengikuti kemajuan teknologi untuk mengurangi kesalahan manusia (human error). 8. Kemampuan engineering yang kuat, sehingga produksi dapat dilakukan secara customize serta efektif menciptakan peningkatan efisiensi produksi dan operasional secara terus menerus.

85 Walaupun beroperasi melayani pesanan jumlah banyak (mass production) namun juga siap melayani pesanan dalam jumlah dalam jumlah terbatas/ sedikit. 10. Pengembangan SDM dengan pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan. 11. Pengawasan ketat pada sistim dan disiplin kerja yang baik. 12. Pelanggan yang puas atas pelayanan dan kualitas produk. b. Kelemahan (Weakness) 1. 50% saham dimiliki pemasok prioritas (priority supplier) bahan baku casting dan 50% saham sisanya dimiliki oleh pembeli prioritas (priority buyer), memungkinkan mereka terbuka atas informasi perusahaan sehingga keuntungan perusahaan ini yang terkait mudah ditekan oleh mereka. 2. Manajemen procurement yang masih perlu disempurnakan untuk mencapai efisiensi lebih tinggi. 3. Sebagai perusahaan pemesinan yang terpisah dari pembuatan casting, mudah dikalahkan dalam persaingan oleh perusahaan pemesinan yang terintegrasi dengan pembuatan casting. 4. Permesinan yang dirancang terikat (dedicated) untuk membuat produkproduk tertentu, membuat perluasan macam produk terkendala.

86 Dimiliki oleh satu ATPM saja, sehingga sulit untuk menjual barang ke ATPM lain. 6. Pengambilan keputusan untuk investasi sangat sulit, karena interest yang berbeda antar pemegang saham. Faktor Eksternal: a. Peluang (Opportunity) 1. Dunia internasional mulai mencari dan melakukan pembelian autoparts dari negara-negara Asia dan Indonesia salah satunya, karena dianggap berpotensi memunyai biaya produksi relatif lebih rendah. Hal ini membuka kesempatan bagi perusahaan ini untuk masuk dalam pasar global/ internasional. 2. Indonesia dengan penduduk sebesar sekitar 230 juta, membuat perusahaan ini masih memunyai kesempatan mengembangkan cakupan produknya (product range) walaupun di luar dunia otomotif.

87 190 b. Ancaman (Threat) 1. Kondisi industri otomotif yang sangat rentan terhadap kondisi ekonomi masyarakat, yang berdampak pada kegiatan industri menufaktur produk konsumer, industri perkebunan, industri pertimbangan, yang merupakan pembeli potensial kendaraan niaga untuk transportasi produk mereka. 2. Teknologi permesinan yang cepat perkembangannya dan lebih diarahkan pada produksi dengan volume besar sekali (big mass production), sedangkan volume pasar di Indonesia masih relatif kecil, dapat berpotensi menyebabkan perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang memunyai pasar global (volume besar sekali). 3. Harga scrap sebagai bahan baku pembuatan casting, sangat terpengaruh oleh industri lain yang menggunakan bahan besi (besi profil, besi beton untuk industri infrastruktur, industry real estate/property, bangunan bertingkat dan lain-lain.) yang dapat menyebabkan bergejolaknya harga bahan baku besi dan dapat mempengaruhi harga jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan untuk mendapatkan raw material (casting) yang murah di Indonesia sehingga perusahaan berpotensi kalah bersaing terhadap import casting yang sudah di proses pemesinan (machining). 5. Masih banyak bahan baku produksi (tools, drill, insert, pelumas, coolant/ pendingin dll.) yang merupakan produk yang masih di import, sehingga

88 191 berpotensi terganggu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah, karena penjualan produk menggunakan rupiah saja. Pada Tabel 4.34 dibawah ini menunjukan perhitungan dari faktor-faktor internal perusahaan. Tabel 4.34 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS/ Internal Strategic Factor Analysis Summary) Kekuatan (Strength) 1 Bobot 2 Rating 3 Total 4 1. Telah dikenal sebagai perusahaan pemesinan yang dikelola dengan baik sehingga dinilai mampu memunyai komitmen menjaga mutu dan tepat waktu pengiriman (on time delivery)dalam memenuhi syarat pelanggan Brand Image yang baik (sudah ISO 9001:2000, sedang dalam proses ISO/TS 16949) dan dikenal di dunia otomotif Indonesia. 3. Priority customer (pemesan lebih dari 90% volume) adalah pemilik marketshare terbesar kendaraan niaga (truk) di Indonesia dengan merk Internasional yang memberikan technical assistant kepada perusahaan ini, dan priority supplier bahan baku (casting) adalah perusahaan pionir pengecoran logam di Indonesia. 4. Administrasi menggunakan sistem batch yang terkoordinasi dengan IT system, mendukung penyempurnaan efisiensi operasional. 5. Efisiensi yang tinggi dapat kompetitif terhadap perusahaan pemesinan pesaing 6. Letak pabrik perusahaan yang dekat dengan industri perakitan kendaraan bermotor yang memerlukan industri jasa pemesinan (machining) sebagai pemasok autoparts

89 192 Lanjutan Tabel 4.34 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS/ Internal Strategic Factor Analysis Summary) Kekuatan (Strength) 1 Bobot 2 Rating 3 Total 4 7. Pengembangan permesinan diarahkan mengikuti kemajuan teknologi untuk mengurangi kesalahan manusia (human error) Kemampuan engineering yang kuat, sehingga produksi dapat dilakukan secara customize serta efektif menciptakan peningkatan efisiensi produksi dan operasional secara terus menerus. 9. Walaupun beroperasi melayani pesanan jumlah banyak (mass production) namun juga siap melayani pesanan dalam jumlah dalam jumlah terbatas/ sedikit Pengembangan SDM dengan pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan 11. Pengawasan ketat pada sistim dan disiplin kerja yang baik. 12. Pelanggan yang puas atas pelayanan dan kualitas produk Total

90 193 Lanjutan Tabel 4.34 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS/ Internal Strategic Factor Analysis Summary) Kelemahan (Weakness) Bobot Rating Total % saham dimiliki pemasok prioritas (priority supplier) bahan baku casting dan 50% saham sisanya dimiliki oleh pembeli prioritas (priority buyer), memungkinkan mereka terbuka atas informasi perusahaan sehingga keuntungan perusahaan ini yang terkait mudah ditekan oleh mereka Manajemen procurement yang masih perlu disempurnakan untuk mencapai efisiensi lebih tinggi. 3. Sebagai perusahaan pemesinan yang terpisah dari pembuatan casting, mudah dikalahkan dalam persaingan oleh perusahaan pemesinan yang terintegrasi dengan pembuatan casting. 4. Permesinan yang dirancang terikat (dedicated) untuk membuat produk-produk tertentu, membuat perluasan macam produk terkendala. 5. Dimiliki oleh satu ATPM saja, sehingga sulit untuk menjual barang ke ATPM lain. 6. Pengambilan keputusan untuk investasi sangat sulit, karena interest yang berbeda antar pemegang saham Total Sumber : hasil olahan penulis TOTAL

91 Matriks Faktor Strategi Internal Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan di identifikasi, suatu Tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis tersebut dalam kerangka strength and weakness perusahaan. Tahapannya adalah: a. Pada kolom 1, penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kolom satu b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1 (satu) sampai 0 (nol), dengan nilai akhir 0 yang dianggap tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. Jumlah total bobot harus 1.00 c. Pada kolom 3 berikan rating pada setiap faktor mulai dari 4 (Outstanding) sampai 1 (Poor). Pada kolom 3 berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor tersebut. d. Kalikan setiap bobot faktor dengan rating yang telah diberikan untuk mendapatkan skor pada kolom 4. Jumlah hasil perkalian bobot dan rating pada kekuatan dan kelemahan diselisihkan untuk mendapatkan titik X. Peluang : 3.23 Titik X = Kekuatan - Kelemahan Ancaman : 0.67 = = 2.56

92 195 Tabel 4.35 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS/ External Strategic Factor Analysis Summary) Peluang (Opportunity) 1 Bobot 2 Rating 3 Total 4 1. Dunia internasional mulai mencari dan melakukan pembelian autoparts dari negaranegara Asia dan Indonesia salah satunya, karena dianggap berpotensi memunyai biaya produksi relatif lebih rendah. Hal ini membuka kesempatan bagi perusahaan ini untuk masuk dalam pasar global/ internasional Indonesia dengan penduduk sebesar sekitar 230 juta, membuat perusahaan ini masih memunyai kesempatan mengembangkan cakupan produknya (product range) walaupun di luar dunia otomotif Total

93 196 Lanjutan Tabel 4.35 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS/ External Strategic Factor Analysis Summary) Ancaman (Threat) 1 Bobot 2 Rating 3 Total 4 1. Kondisi industri otomotif yang sangat rentan terhadap kondisi ekonomi masyarakat, yang berdampak pada kegiatan industri menufaktur produk konsumer, industry perkebunan, industri pertimbangan, yang merupakan pembeli potensial kendaraan niaga untuk transportasi produk mereka. 2. Teknologi permesinan yang cepat perkembangannya dan lebih diarahkan pada produksi dengan volume besar sekali (big mass production), sedangkan volume pasar di Indonesia masih relatif kecil, dapat berpotensi menyebabkan perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang memunyai pasar global (volume besar sekali). 3. Harga scrap sebagai bahan baku pembuatan casting, sangat terpengaruh oleh industry lain yang menggunakan bahan besi (besi profil, besi beton untuk industri infrastruktur, industry real estate/ property, bangunan bertingkat dll.) yang dapat menyebabkan bergejolaknya harga bahan baku besi dan dapat mempengaruhi harga jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan untuk mendapatkan raw material (casting) yang murah di Indonesia sehingga perusahaan berpotensi kalah bersaing terhadap import casting yang sudah di proses pemesinan (machining). 5. Masih banyak bahan baku produksi (tools, drill, insert, pelumas, coolant/ pendingin dll.) yang merupakan produk yang masih di import, sehingga berpotensi terganggu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah, karena penjualan produk menggunakan rupiah saja. Total TOTAL Sumber : hasil olahan penulis

94 Matriks Faktor Strategi Eksternal Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan di identifikasi, suatu Tabel EFAS (External Strategic Factor Analisis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis tersebut dalam kerangka Opportunity and Threat perusahaan. Tahapannya adalah: a. Pada kolom 1 Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kolom satu. b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1 (satu) sampai 0 (nol), dengan nilai akhir 0 yang dianggap tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. Jumlah total bobot harus 1.00 c. Pada kolom 3 berikan rating pada setiap faktor mulai dari 4 (sangat menonjol) sampai 1 (sangat tidak menonjol). Pada kolom 3 berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor tersebut. d. Kalikan setiap bobot faktor dengan rating yang telah diberikan untuk mendapatkan skor pada kolom 4. Jumlah hasil perkalian bobot dan rating pada kekuatan dan kelemahan diselisihkan untuk mendapatkan titik Y. Peluang : 0.74 Titik Y = Peluang - Ancaman Ancaman : 3.03 = = -2.29

95 198 Berdasarkan Internal-Eksternal Matriks, maka letak posisi keberadaan perusahaan dengan perhitungan SWOT, sebagai berikut: Mendukung strategi Turn Around 3 2 O Mendukung strategi agresif 1 W -3 Mendukung strategi difensif ,56 3 S Internal: Sumbu X (2,56) Eksternal: Sumbu Y(-2,29) -2, Mendukung strategi diversifikasi T Sumber : Hasil Olahan Penulis Gambar 4.3 Diagram Analisa SWOT 4.11 Hasil Analisa SWOT Dari kedua matriks tersebut, maka di peroleh total dari Tabel Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) dan Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) yang akan

96 199 digunakan dalam pembuatan diagram analisis SWOT. Dari hasil perhitungan matriks EFAS untuk sumbu Y didapatkan hasil -2,29, dan hasil pada matriks IFAS untuk sumbu X adalah 2,56. Ini menunjukan bahwa titik tersebut berada pada daerah ST (Strength-Threat), dalam menentukan strategi akan di jabarkan pada matriks TOWS. a. Matriks TOWS Matriks TOWS menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matrik ini dapat menghasilkan kemungkinan-kemungkinan alternatif strategis berikut ini adalah Tabel 4.36, yaitu matriks TOWS yang dihasilkan berdasarkan hasil dari diagram analisa SWOT PT XYZ.

97 200 Tabel 4.36 Matriks TOWS PT. XYZ. IFAS EFAS STRENGTHS 1. Telah dikenal sebagai perusahaan pemesinan yang dikelola dengan baik sehingga dinilai mampu memunyai komitmen menjaga mutu dan tepat waktu pengiriman (on time delivery)dalam memenuhi syarat pelanggan. 2. Brand Image yang baik (sudah ISO 9001:2000, sedang dalam proses ISO/TS 16949) dan dikenal di dunia otomotif Indonesia. 3. Priority customer (pemesan lebih dari 90% volume) adalah pemilik marketshare terbesar kendaraan niaga (truk) di Indonesia dengan merk Internasional yang memberikan technical assistant kepada perusahaan ini, dan priority supplier bahan baku (casting) adalah perusahaan pionir pengecoran logam di Indonesia. 4. Administrasi menggunakan sistem batch yang terkoordinasi dengan IT system, mendukung penyempurnaan efisiensi operasional. 5. Efisiensi yang tinggi dapat kompetitif terhadap perusahaan pemesinan pesaing 6. Letak pabrik perusahaan yang dekat dengan industri perakitan kendaraan bermotor yang memerlukan industri jasa pemesinan (machining) sebagai pemasok autoparts. 7. Pengembangan permesinan diarahkan mengikuti kemajuan teknologi untuk mengurangi kesalahan manusia (human error). 8. Kemampuan engineering yang kuat, sehingga produksi dapat dilakukan secara customize serta efektif menciptakan peningkatan efisiensi produksi dan operasional secara terus menerus. 9. Walaupun beroperasi melayani pesanan jumlah banyak (mass production) namun juga siap melayani pesanan dalam jumlah dalam jumlah terbatas/ sedikit. 10. Pengembangan SDM dengan pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan 11. Pengawasan ketat pada sistim dan disiplin kerja yang baik. 12. Pelanggan yang puas atas pelayanan dan kualitas produk WEAKNESS 1. 50% saham dimiliki pemasok prioritas (priority supplier) bahan baku casting dan 50% saham sisanya dimiliki oleh pembeli prioritas (priority buyer), memungkinkan mereka terbuka atas informasi perusahaan sehingga keuntungan perusahaan ini yang terkait mudah ditekan oleh mereka. 2. Manajemen procurement yang masih perlu disempurnakan untuk mencapai efisiensi lebih tinggi. 3. Sebagai perusahaan pemesinan yang terpisah dari pembuatan casting, mudah dikalahkan dalam persaingan oleh perusahaan pemesinan yang terintegrasi dengan pembuatan casting. 4. Permesinan yang dirancang terikat (dedicated) untuk membuat produk-produk tertentu, membuat perluasan macam produk terkendala. 5. Dimiliki oleh satu ATPM saja, sehingga sulit untuk menjual barang ke ATPM lain. 6. Pengambilan keputusan untuk investasi sangat sulit, karena interest yang berbeda antar pemegang saham.

98 201 OPPORTUNITY 1. Dunia internasional mulai mencari dan melakukan pembelian autoparts dari negara-negara Asia dan Indonesia salah satunya, karena dianggap berpotensi memunyai biaya produksi relatif lebih rendah. Hal ini membuka kesempatan bagi perusahaan ini untuk masuk dalam pasar global/ internasional. Tabel 4.36 Lanjutan Strategi SO 1. Market Penetration (S1, O1, O2, S7,S9) 2. Market Development (S2-O1,O2) 3. Concentric Diversification (S1,O2, S10) Strategi WO 1. Market Penetration (W3,O1,W5,O2) 2. Backward Integration (W1,O1,W2) 2. Indonesia dengan penduduk sebesar sekitar 230 juta, membuat perusahaan ini masih memunyai kesempatan mengembangkan cakupan produknya (product range) walaupun di luar dunia otomotif. THREATS 1. Kondisi industri otomotif yang sangat rentan terhadap kondisi ekonomi masyarakat, yang berdampak pada kegiatan industri menufaktur produk konsumer, industry perkebunan, industri pertimbangan, yang merupakan pembeli potensial kendaraan niaga untuk transportasi produk mereka. Strategi ST 1. Market Penetration (S1,S6,S7) 2. Penghematan (T1,T2,T5) 3. Concentric Diversification (S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, T1,T5) Strategi WT 1. Penghematan (T1,W4, W2)

99 202 Tabel 4.36 Lanjutan THREATS 2. Teknologi permesinan diarahkan pada produks production), sedangkan dapat berpotensi menye perusahaan luar negeri sekali). 3. Harga scrap sebagai bah terpengaruh oleh indust profil, besi beton untuk property, bangunan ber bergejolaknya harga ba jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan un murah di Indonesia seh terhadap import casting THREATS 5. Masih banyak bahan coolant/ pendingin dll.) sehingga berpotensi te melemah, karena penju THREATS 2. Teknologi permesinan yang cepat perkembangannya dan lebih diarahkan pada produksi dengan volume besar sekali (big mass production), sedangkan volume pasar di Indonesia masih relatif kecil, dapat berpotensi menyebabkan perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang memunyai pasar global (volume besar sekali). 3. Harga scrap sebagai

100 203 bahan baku pembuatan casting, sangat terpengaruh oleh industry lain yang menggunakan bahan besi (besi profil, besi beton untuk industri infrastruktur, industry real estate/ property, bangunan bertingkat dll.) yang dapat menyebabkan bergejolaknya harga bahan baku besi dan dapat mempengaruhi harga jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan untuk mendapatkan raw material (casting) yang murah di Indonesia sehingga perusahaan berpotensi kalah bersaing terhadap import casting yang sudah di proses pemesinan (machining). THREATS 5. Masih banyak bahan baku produksi (tools, drill, insert, pelumas, coolant/ pendingin dll.) yang merupakan produk yang masih di import, sehingga berpotensi terganggu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah, karena penjualan produk menggunakan rupiah saja. THREATS 2. Teknologi permesinan yang cepat perkembangannya dan lebih diarahkan

101 204 pada produksi dengan volume besar sekali (big mass production), sedangkan volume pasar di Indonesia masih relatif kecil, dapat berpotensi menyebabkan perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang memunyai pasar global (volume besar sekali). 3. Harga scrap sebagai bahan baku pembuatan casting, sangat terpengaruh oleh industry lain yang menggunakan bahan besi (besi profil, besi beton untuk industri infrastruktur, industry real estate/ property, bangunan bertingkat dll.) yang dapat menyebabkan bergejolaknya harga bahan baku besi dan dapat mempengaruhi harga jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan untuk mendapatkan raw material (casting) yang murah di Indonesia sehingga perusahaan berpotensi kalah bersaing terhadap import casting yang sudah di proses pemesinan (machining). THREATS 5. Masih banyak bahan baku produksi (tools, drill, insert, pelumas, coolant/ pendingin dll.) yang merupakan

102 205 produk yang masih di import, sehingga berpotensi terganggu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah, karena penjualan produk menggunakan rupiah saja. THREATS 2. Teknologi permesinan yang cepat perkembangannya dan lebih diarahkan pada produksi dengan volume besar sekali (big mass production), sedangkan volume pasar di Indonesia masih relatif kecil, dapat berpotensi menyebabkan perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang memunyai pasar global (volume besar sekali). 3. Harga scrap sebagai bahan baku pembuatan casting, sangat terpengaruh oleh industry lain yang menggunakan bahan besi (besi profil, besi beton untuk industri infrastruktur, industry real estate/ property, bangunan bertingkat dll.) yang dapat menyebabkan bergejolaknya harga bahan baku besi dan dapat mempengaruhi harga jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan untuk mendapatkan raw material (casting) yang murah di Indonesia sehingga

103 206 perusahaan berpotensi kalah bersaing terhadap import casting yang sudah di proses pemesinan (machining). THREATS 5. Masih banyak bahan baku produksi (tools, drill, insert, pelumas, coolant/ pendingin dll.) yang merupakan produk yang masih di import, sehingga berpotensi terganggu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah, karena penjualan produk menggunakan rupiah saja. THREATS 2. Teknologi permesinan yang cepat perkembangannya dan lebih diarahkan pada produksi dengan volume besar sekali (big mass production), sedangkan volume pasar di Indonesia masih relatif kecil, dapat berpotensi menyebabkan perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang memunyai pasar global (volume besar sekali). 3. Harga scrap sebagai bahan baku pembuatan casting, sangat terpengaruh oleh industry lain yang menggunakan bahan besi (besi

104 207 profil, besi beton untuk industri infrastruktur, industry real estate/ property, bangunan bertingkat dll.) yang dapat menyebabkan bergejolaknya harga bahan baku besi dan dapat mempengaruhi harga jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan untuk mendapatkan raw material (casting) yang murah di Indonesia sehingga perusahaan berpotensi kalah bersaing terhadap import casting yang sudah di proses pemesinan (machining). THREATS 5. Masih banyak bahan baku produksi (tools, drill, insert, pelumas, coolant/ pendingin dll.) yang merupakan produk yang masih di import, sehingga berpotensi terganggu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah, karena penjualan produk menggunakan rupiah saja. THREATS 2. Teknologi permesinan yang cepat perkembangannya dan lebih diarahkan pada produksi dengan volume besar sekali (big mass production), sedangkan volume pasar di Indonesia masih relatif kecil,

105 208 dapat berpotensi menyebabkan perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang memunyai pasar global (volume besar sekali). 3. Harga scrap sebagai bahan baku pembuatan casting, sangat terpengaruh oleh industry lain yang menggunakan bahan besi (besi profil, besi beton untuk industri infrastruktur, industry real estate/ property, bangunan bertingkat dll.) yang dapat menyebabkan bergejolaknya harga bahan baku besi dan dapat mempengaruhi harga jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan untuk mendapatkan raw material (casting) yang murah di Indonesia sehingga perusahaan berpotensi kalah bersaing terhadap import casting yang sudah di proses pemesinan (machining). THREATS 5. Masih banyak bahan baku produksi (tools, drill, insert, pelumas, coolant/ pendingin dll.) yang merupakan produk yang masih di import, sehingga berpotensi terganggu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah, karena penjualan produk

106 209 menggunakan rupiah saja. THREATS 2. Teknologi permesinan yang cepat perkembangannya dan lebih diarahkan pada produksi dengan volume besar sekali (big mass production), sedangkan volume pasar di Indonesia masih relatif kecil, dapat berpotensi menyebabkan perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang memunyai pasar global (volume besar sekali). 3. Harga scrap sebagai bahan baku pembuatan casting, sangat terpengaruh oleh industry lain yang menggunakan bahan besi (besi profil, besi beton untuk industri infrastruktur, industry real estate/ property, bangunan bertingkat dll.) yang dapat menyebabkan bergejolaknya harga bahan baku besi dan dapat mempengaruhi harga jual autoparts. 4. Sulitnya perusahaan untuk mendapatkan raw material (casting) yang murah di Indonesia sehingga perusahaan berpotensi kalah bersaing terhadap import casting yang sudah di proses pemesinan

107 210 (machining). THREATS 5. Masih banyak bahan baku produksi (tools, drill, insert, pelumas, coolant/ pendingin dll.) yang merupakan produk yang masih di import, sehingga berpotensi terganggu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah, karena penjualan produk menggunakan rupiah saja. Strategi ST Strategi WT Strategi ST Strategi WT Strategi ST Strategi WT Sumber : hasil olahan penulis Hasil dari Matriks TOWS menunjukkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh PT. XYZ dalam memanfaatkan peluang dan kekuatan, serta mengatasi ancaman dan kelemahan. Karena posisi PT. XYZ berada dalam zona strategi ST, maka akan dibahas berbagai alternatif strategi yang muncul dari hasil analisis Matriks TOWS yang sekiranya cocok dalam zona strategi ST, diantaranya adalah sebagai berikut:

108 211 Market Penetration (Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST) Strategi market penetration (penetrasi pasar) dilakukan untuk memperbesar pangsa pasar yang sudah ada sekarang melalui suatu usaha pemasaran yang lebih gencar. Perusahaan dapat melakukan usaha pemasaran dengan melakukan promosi dari media cetak ataupun media elektronik dan mengikuti berbagai pameran pemesinan di Indonesia, Dengan adanya usaha-usaha tersebut maka diharapkan banyak yang mengenal PT. XYZ, dengan adanya promosi maka akan ada kemungkinan PT. XYZ mampu dikenal oleh perusahaan lain untuk menggunakan jasa PT. XYZ diluar industri otomotif. Penghematan (Strategi ST, Strategi WT) Strategi penghematan atau penciutan dilakukan dengan cara menghemat biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun. Penghematan dilakukan bila perusahaan gagal memperoleh penjualan yang diinginkan dan laba yang didapat tidak sesuai dengan goal perusahaan. Penghematan dapat dilakukan dengan mengurangi persediaan dan mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu seperti membeli peralatan dan perlengkapan lainnya. Concentric Diversification (Strategi ST) Concentric Diversification (Diversifikasi Konsentrik) merupakan strategi dengan cara menambah jasa perusahaan, tetapi berkaitan dengan jasa yang sudah ditawarkan perusahaan sekarang.

109 212 Penambahan jasa tersebut memerlukan riset dan penelitian pasar yang akurat, sebab bila tanpa riset maka hasilnya tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Jasa baru yang dapat di tawarkan oleh PT. XYZ antara lain: membuat spare part dan menerima pesananan untuk kendaraan kecil dan bukan niaga, membuat spare part berdasarkan pesanan untuk industri diluar otomotif. b. Matriks IE (Internal Eksternal) Gambar 4.4 Matriks Internal-Eksternal PT. XYZ Sumber: hasil olahan penulis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia selalu berubah, dikarenakan adanya dampak dari efek

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia selalu berubah, dikarenakan adanya dampak dari efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia selalu berubah, dikarenakan adanya dampak dari efek globalisasi yang mempengaruhi negara-negara untuk bersaing satu sama lain. Globalisasi dalam sektor

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530, 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Samsung Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 14 agustus 1991 dengan membentuk 2 divisi yaitu:

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 berikut adalah kerangka pemikiran penelitian pada PT. XYZ: Analisa Bisnis Pada PT. XYZ Perumusan Masalah Pengumpulan data dengan: - Kuesioner

Lebih terperinci

Direktur. Bagian Personalia

Direktur. Bagian Personalia Lampiran Direktur Bagian Akuntansi Bagian Pembelian Bagian Personalia Bagian Pabrik Bagian Pemasaran Sub. Bag. Akuntansi Umum Sub. Bag. Produksi Sub. Bag. Adm. Penjualan Sub. Bag. Biaya Sub. Bag. Gudang

Lebih terperinci

memberikan harga yang terjangkau, murah tapi berkualitas, pemberian discount, hadiah berupa uang tunai maupun barang elektronik dalam pembelian barang

memberikan harga yang terjangkau, murah tapi berkualitas, pemberian discount, hadiah berupa uang tunai maupun barang elektronik dalam pembelian barang 51 terkenal dengan nama Indoprima Group. Mempunyai pabrik besar dan lengkap yang sudah berstandart internasional. Produknya bervariasi, sehingga dalam mempertahankan segmen pasar yang sudah dimiliki agar

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (Air Mineral) JAVA yang berkedudukan di Jl. Raya Muncul KM.7 No. 1 Banyubiru adalah Perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. menggantikan PT. Duta Putra Sumatera sebagai main dealer sepeda motor Suzuki

BAB II PROFIL INSTANSI. menggantikan PT. Duta Putra Sumatera sebagai main dealer sepeda motor Suzuki 10 BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Perusahaan Suzuki Sunindo Varia Motor Gemilang yang beralamat di Jl. H. Adam Malik No. 101 Medan dan Suzuki Sunindo Motor yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus, adalah jenis penelitian yang merinci

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR 33 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Bastian Rental Mobil, Bandung dalam menjalankan bisnisnya memilki organisasi yang terstruktur, agar karyawan melakukan tugas sesuai dengan kewajiban masing-masing.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa yang beralamatkan di Jl. Pegangsaan Dua blok A1, km 1.6, Kelapa Gading, Jakarta Utara adalah salah satu perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. parts. Perusahaan ini menerima pesanan dari perusahaan otomotif dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. parts. Perusahaan ini menerima pesanan dari perusahaan otomotif dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Multikarya Sinardinamika adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan accessories

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk Usaha PT. Karya Sarana Cipta Mandiri

BAB I PENDAHULUAN Bentuk Usaha PT. Karya Sarana Cipta Mandiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Karya Sarana Cipta Mandiri PT. Karya Sarana Cipta Mandiri atau lebih dikenal dengan sebutan KSCM, berdiri sejak 14 Juni

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berikut kesimpulan dari Analisa Kinerja Perusahaan PT Lippo General Insurance Tbk menggunakan metode Balanced Scorecard. 1. Perspektif Finansial PT Lippo General

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV.Yakin adalah perusahaan yang berorientasi pada produksi es batangan (balok) dengan kapasitas produksi kurang lebih 800

Lebih terperinci

URAIAN JABATAN. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan Direktorat Pemasaran untuk merencanakan strategi Pemasaran sesuai RKAP

URAIAN JABATAN. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan Direktorat Pemasaran untuk merencanakan strategi Pemasaran sesuai RKAP Job Description Direktur Tanggung Jawab Utama: Dewan Penasehat Direktur Marketing & Resources Department URAIAN JABATAN Identitas Jabatan Nama Jabatan : Direktur Pemasaran Departemen : Pemasaran Atasan

Lebih terperinci

Branch Management. Finance for Non Finance. Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015

Branch Management. Finance for Non Finance. Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015 Branch Management Finance for Non Finance Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015 1 Branch, Finance Management 2 Fokus Pelatihan : NERACA Kas, Bank AR / Piutang Dagang Stock / Persediaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk NAMA : APRILIA ENDAH SUSANTY NPM : 21211018 JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : HARYONO, SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH : 1. Laporan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ selama periode 2003 2005, penulis berkesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan PT.XYZ dari

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI NAMA KELAS : SAINA PRADESTY : 3EB01 NPM : 21209410 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat PT. BDI. PT. BDI yang didirikan tanggal 23 Februari 2006 dan operasi komersil di tahun 1949 sebagai perusahaan pendukung, yang bergerak dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment L.1 Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment L. Lampiran Neraca Keuangan PT. XYZ Tahun 008 (dalam Rupiah) Aktiva I. Aktiva Lancar 1. Kas/ Bank 335,000,000. Piutang dagang 346,836,000 3. Piutang karyawan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Prima Rezeki Pertiwi adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak

Lebih terperinci

Dewan Komisaris merupakan kedudukan tertinggi dalam perusahaan dan. merupakan pemegang saham perusahaan, serta berwenang untuk menetapkan

Dewan Komisaris merupakan kedudukan tertinggi dalam perusahaan dan. merupakan pemegang saham perusahaan, serta berwenang untuk menetapkan Penjelasan gambar: 1. Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan kedudukan tertinggi dalam perusahaan dan merupakan pemegang saham perusahaan, serta berwenang untuk menetapkan kebijaksanaan perusahaan secara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya.

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya. ABSTRAK Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Modal kerja baik berupa uang maupun dana lainnya yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil simpulan atas masalah yang telah diidentifikasi sebagai berikut: 1. Selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D LAMPIRAN E LAMPIRAN F Kuesioner Sistem Pengendalian Keuangan Perusahaan Pertanyaan Ya Tidak 1. Umum a. Apakah perusahaan berjalan dengan baik? b. Apakah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Citra Logam Alpha Sejahtera adalah sebuah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan logam, dimana

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap BAB IV ANALISIS DATA A. Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap sebagai fokus utama pengendalian manajemen tradisional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENULIS. Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung.

RIWAYAT HIDUP PENULIS. Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung. RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama : Jeffry Horison Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Juni 1981 Agama : Katholik Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung. PENDIDIKAN 1987-1993 SD St. Bellarminus, Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik

JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik Atasan Langsung : General Manager Bawahan Langsung : - Kepala Bagian Umum & Personalia - Kepala Bagian Produksi Ikhtisar Pekerjaan : Memimpin dan mengawasi pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. DS. Penulis melakukan observasi dan wawancara langsung ke perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, keepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan secara global terjadi didalam bidang teknologi dan informasi, dengan perkembangan secara cepat ini menyebabkan persaingan di antara perusahaan

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peduli pada kualitas produk dan layanan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peduli pada kualitas produk dan layanan. 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebutuhan pelumas di Indonesia terus meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dan industri. Sejalan dengan itu konsumen

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang terperinci mengenai suatu

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup perusahaan yang masuk dalam Fortune 500, dari lahir sampai mati, kira-kira

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup perusahaan yang masuk dalam Fortune 500, dari lahir sampai mati, kira-kira BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian yang dilakukan di Royal Dutch/Shell menemukan bahwa rata-rata hidup perusahaan yang masuk dalam Fortune 500, dari lahir sampai mati, kira-kira hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Balanced scorecard memberikan informasi yang lebih komprehensif, akurat dan tepat bagi pelaksanaan visi dan misi badan usaha melalui strategi yang dipilihnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Plymilindo Perdana merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang supporting plywood dan cat tembok.pt.

Lebih terperinci