BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan sebagai kontraktor, Cipta Graha Sejahtera selalu menyelesaikan proyek-proyeknya dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Dalam ekspansi usahanya, pada tahun 1997 PT. Cipta Graha Sejahtera mulai bertumbuh menjadi pengembang pasar dengan membangun pasar pagi cirebon sebagai proyek pertamanya. Proyek yang dikembangkan bersama dengan PD. Pasar Cirebon ini merupakan pusat perdagangan terbesar di kota Cirebon pada saat itu dengan luas bangunan m 2. Krisis moneter yang melanda indonesia telah menghambat kegiatan semua sektor usaha, tidak terkecuali properti, namun hal ini tidak menyurutkan kegigihan PT. Cipta Graha Sejahtera untuk tetap berkomitmen menyelesaikan proyek pasar pagi cirebon. Dengan menggunakan strategi percepatan pelaksanaan pembangunan. Pasar pagi cirebon dapat diselesaikan pada tahun 1998 dan proyek ini merupakan salah satu 37

2 dari sedikit proyek yang sukses diselesaikan pada masa krisis moneter masih melanda. Keberhasilan menyelesaikan pasar pagi cirebon pada saat terjadi krisis moneter mendorong PT. Cipta Graha Sejahtera untuk mengembangkan plaza baru ciledug pada tahun Proyek yang bekerjasama dengan pemerintah kota tangerang ini, masih dikelola oleh PT. Cipta Graha Sejahtera hingga sekarang dan merupakan salah satu pusat perdagangan yang diminati masyarakat di daerah ciledug, Tangerang. Pada tahun 2004, PT. Cipta Graha Sejahtera mengembangkan kegiatan usaha ke sektor perumahan dengan meluncurkan Taman Borobudur 1 dan 2 di Karawaci, Tangerang. Perumahan yang dikembangkan melalui kerjasama dengan Perum Perumnas ini merupakan konsep cluster yang dikelilingi pertokoan. Keberhasilan dari Taman Borobudur 1 dan 2 memacu PT. Cipta Graha Sejahtera untuk meluncurkan Taman Borobudur Extention. Untuk mengembangkan usahanya, PT. Cipta Graha Sejahtera menghadirkan Cluster Karawang Green Village di karawang pada tahun 2009 melalui kerjasama kembali dengan Perum Perumnas. Komitmen PT. Cipta Graha Sejahtera terhadap kualitas produk dan tingginya minat konsumen, mendorong kenaikan harga jual signifikan dan cepat sehingga menguntungkan pembeli yang berinvestasi. Pada tahun 38

3 2014, PT. Cipta Graha Sejahtera menghadirkan perumahan karawang green village extention di karawang dan setrayasa villa di cirebon sebagai perumahan terbarunya. PT. Cipta Graha Sejahtera terus bertumbuh dalam mengembangkan usahanya pada sektor perumahan, pertokoan, serta pusat perbelanjaan baik secara sendiri maupun bekerja sama dengan mitra. Dalam mengembangkan proyek barunya, PT. Cipta Graha Sejahtera selalu mengutamakan kualitas produk dan nilai tambah yang diberikan kepada konsumen, serta keuntungan kepada mitra-mitranya. B. Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT. Cipta Graha Sejahtera adalah menjadi perusahaan properti yang terus bertumbuh dalam mengembangkan produk properti yang berdaya guna dan bernilai tambah bagi konsumen, mitra usaha dan masyarakat. Misi dari PT. Cipta Graha Sejahtera adalah : Menyediakan produk properti yang terencana dan terkelola dengan baik guna mengoptimalkan aktivitas penghuninya. Menyediakan produk properti yang diminati konsumen sehingga memberikan keuntungan investasi bagi pemiliknya. Memberikan kepuasan dan keuntungan kepada mitra dalam usaha pengembangan bersama 39

4 C. Struktur Organisasi Departemen Finance And Accounting Struktur organisasi departemen Finane and Accounting terdiri atas satu orang Direktur keuangan, satu orang administrasi (Secretary), Dua orang Supervisor (Finance and Accounting), dan 6 orang staff. Dari struktur organisasi departemen Finance and Accounting, dapat dijelaskan mengenai tugas serta tanggung jawab dari masing-masing. Berikut penjelasannya : 1. Direktur Keuangan Direktur keuangan di PT. Cipta Graha Sejahtera memiliki kewajiban memimpin dan menjalankan seluruh aktivitas keuangan perusahaan dan memberikan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan cash flow perusahaan. Dalam hal ini direktur keuangan berperan ganda sebagai manager keuangan, karena dalam hal pemberian tugas dan tanggung jawab kepada supervisor finance and accounting langsung diberikan oleh direktur keuangan. Direktur keuangan juga memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam hal melakukan penilaian dan pemberian keputusan akhir terhadap seluruh staff nya mulai dari supervisor sampai level staff. 2. Sekretaris Setiap direktur memiliki satu orang sekretaris yang bertugas sebagai pengatur jadwal direktur serta sebagai perantara para staff divisi finance 40

5 and accounting untuk dapat bertemu dengan direktur keuangan. Serta bertugas sebagai penyedia dokumen-dokumen yang dibutuhkan divisi keuangan untuk memenuhi operasional keuangan. 3. Finance Supervisor Finance supervisor memiliki tanggung jawab langsung kepada direktur keuangan dalam hal memberikan laporan-laporan harian pengeluaran, pendapatan harian maupun bulanan serta mengatur cash flow harian perusahaan dan membuat budget bulanan untuk dipertanggung jawabkan kepada direktur keuangan. Dalam hal ini supervisor keuangan memiliki kewajiban mengontrol atau mengatur pengeluaran yang dilakukan serta meminta persetujuan direktur keuangan untuk melakukan transaksitransaksi diluar dari laporan budget yang telah dibuat. Finance supervisor bertanggung jawab terhadap staff finance 4. Budget, AR dan Verification Staff Budget, AR dan verification staff bertugas melakukan pengecekan awal terhadap seluruh tagihan serta penerimaan yang masuk ke departemen keuangan dan membuat anggaran bulanan atas pengeluaran rutin dan non rutin dari data yang diterima. dan bertanggung jawab langsung melaporkan setiap pekerjaannya kepada finance supervisor serta 41

6 berkewajiban meminta persetujuan atas semua keputusan yang akan diambil dalam hal penentuan kebijakan kepada cabang. Dalam hal penagihan piutang bagian AR diberikan tanggung jawab untuk dapat memantau uang masuk yang berasal dari piutang konsumen mapun piutang bank. 5. AP (Account Payable) Staff AP staff bertugas terhadap seluruh pembayaran yang sudah jatuh tempo dan yang telah diverifikasi oleh verification staff dan AP staff memiliki tanggung jawab memastikan seluruh pembayaran yang dilakukan telah sesuai dengan hasil yang telah diverifikasi. AP staff juga memiliki tanggung jawab untuk meminta persetujuan Finance Supervisor dalam melakukan pembayaran yang telah jatuh tempo, serta mengontrol atas pemakaian buku cek dan giro yang diterbitkan serta yang beredar. 6. Internal Audit Staff Internal audit staff memiliki tanggung jawab untuk melakukan kontrol atas aktivitas keuangan yang ada di kantor cabang, serta memantau hasil dari seluruh transaksi baik masuk maupun keluar yang digunakan kantor cabang dalam transaksinya. Dan memastikan aktivitas keuangan pada setiap kantor cabang dapat berjalan baik serta berkesinambungan, agar 42

7 tidak menggangu stabilitas perusahaan. Serta menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak (khususnya Bank) yang bekerjasama dengan perusahaan, serta membantu asset management staff dalam mengawasi aset-aset perusahaan dalam bentuk pemberitahuan. 7. Accounting Supervisor Accounting supervisor memiliki tanggung jawab yang hampir sama dengan Finance Supervisor, yaitu langsung bertanggung jawab kepada direktur keuangan dalam hal memberikan laporan-laporan periodik pengeluaran, pendapatan serta beban pajak/pajak terhutang perusahaan serta aset-aset yang dimiliki perusahaan untuk dipertanggung jawabkan kepada direktur keuangan. Dalam hal ini accounting supervisor memiliki kewajiban mengontrol jurnal-jurnal akuntansi agar laporan keuangan bulanan perusahaan dapat terus terbaharui. Accounting supervisor bertanggung jawab terhadap Accounting staff dan management asset staff. 8. Accounting Staff Accounting staff di PT. Cipta Graha Sejahtera terdiri dari dua staff, tugas masing-masing staff adalah memverifikasi data, tagihan, transaksi dari masing-masing project serta melakukan penjurnalan. Masing-masing accounting staff memiliki tanggung jawab terhadap dua proyek. 43

8 Accounting staff bertanggung jawab kepada Accounting supervisor untuk dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Dan memiliki tanggung jawab tidak langsung kepada Direktur Finance and Accounting. 9. Asset Management Staff Asset management staff memiliki tanggung jawab untuk mengontrol dan mengawasi aset-aset yang dimiliki perusahaan secara berkala, dan bertanggung jawab terhadap masa manfaat penggunaan seluruh aset bergerak. Dan bertanggung jawab langsung kepada direktur finance and accounting, serta bertanggung jawab tidak langsung kepada accounting supervisor dengan memberikan data-data atas aset untuk dilakukan penjurnalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 pada bagan organisasi di bawah ini: 44

9 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Departemen Finance and Accounting PT. Cipta Graha Sejahtera 45

10 D. Pengelolaan Manajemen Piutang Pada PT. Cipta Graha Sejahtera piutang muncul ketika perusahaan melakukan penjualan secara kredit kepada pelanggan. Piutang dagang merupakan klaim dari penjual kepada pembeli sebesar jumlah transaksi yang terjadi dimana piutang tersebut diakui setelah penjualan dilakukan atau booking telah dilunasi. Sedangkan piutang Bank muncul ketika piutang konsumen atau pembeli terhadap penjual telah dilunasi dan progress pekerjaan telah mencapai tahap tahap yang telah disepakati. Untuk melakukan penilaian terhadap piutangnya, perusahaan menerapkan metode langsung yaitu perusahaan tidak melakukan estimasi atas jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat tertagih. Karena dalam setiap transaksinya, jika pembeli atau konsumen tidak melakukan pembayaran, maka transaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual akan dibatalkan. Hal tersebut membuat perusahaan tidak melakukan estimasi atas jumlah piutang yang tidak dapat tertagih tersebut. Hal tersebut berkaitan pula dengan piutang Bank, dimana jika dalam transaksi antara pembeli dan penjual batal, maka secara otomatis piutang bank tersebut juga akan berkurang. E. Kebijakan Pemberian Kredit dan Penagihan Horne dan Wachowic (2012) menyatakan bahwa kondisi ekonomi, penetapan harga produk, kualitas produk dan kebijakan kredit perusahaan adalah berbagai pengaruh utama dalam tingkat piutang perusahaan. Kebijakan kredit yang diambil PT. Cipta Graha Sejahtera sebagai cara penjualan, merupakan suatu kebijakan yang 46

11 harus terus diawasi perputarannya. Dimana perusahaan harus dapat mengubah tingkat piutang dalam menyeimbangkan keuntungan dan kerugian antara profitabilitas dan risiko. Berbagai cara yang dilakukan perusahaan agar tingkat piutang dapat terus seimbang, cara yang dilakukan oleh PT. Cipta Graha Sejahtera adalah dengan memberikan periode diskon tunai, dimana cara tersebut adalah dengan melakukan perjanjian musiman, perusahaan melakukan perjanjian dengan berbagai koperasi yang ada di berbagai perusahaan sebagai media / fasilitator untuk mempromosikan produk yang ditawarkan. Perjanjian secara musiman tersebut dilakukan, sebagai salah satu kebijakan pemberian piutang yang dapat disesuaikan dengan arus kas para pelanggan atau konsumen. Dengan pemberian kebijakan tersebut, perusahaan dapat menstimulasi jumlah piutang yang ada serta kemungkinan piutang tidak tertagihnya. Kebijakan pemberian diskon dengan cara membuat perjanjian musiman tersebut, mengarahkan perusahaan untuk lebih mudah dalam menentukan kebijakan penagihan kepada konsumennya tersebut. Karena dengan perjanjian musiman tersbut, secara tidak langsung pembayaran uang muka untuk pembelian produk dari perusahaan, akan langsung di debit dari penghasilan konsumen yang bekerja pada perusahaan-perusahaan yang telah bekerjasama dengan pihak PT. Cipta Graha 47

12 Sejahtera. Hal itu dapat dipastikan bahwa piutang tidak tertagih untuk kebijakan tersebut tidak akan tinggi. F. Hasil Analisis Penilaian Atas Pengelolaan Piutang A. Analisis Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Untuk mengukur rasio likuiditas tersebut, digunakan dua ukuran dasar, yaitu rasio lancar dan rasio cepat yang merupakan suatu alat ukur likuiditas. Analisis rasio likuiditas yang digunakan untuk menilai kemampuan PT. Cipta Graha Sejahtera dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya adalah sebagai berikut : Rasio Lancar = Aktiva Lancar Passiva Lancar Rasio Cepat = (Aktiva Lancar - Persediaan) Passiva Lancar 48

13 Tabel 4.1 Analisis Rasio Likuiditas (Dalam Persentase) Keterangan Tahun Rasio Lancar 3,45 83,45 34,64 2,78 Rasio Cepat 1,33 38,53 4,57 0,10 Gambar ,00 80,00 60,00 40,00 Rasio Lancar Rasio Cepat 20,00 0, Sumber : Laporan Keuangan PT. Cipta Graha Sejahtera Tahun Hasil analisis likuiditas yang terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat menunjukkan bahwa pada perusahaan dapat dikatakan likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dari analisis rasio lancar yang dihitung, maka perusahaan memiliki aset lancar / aktiva lancar yang sangat banyak yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan untuk rasio cepat, angka yang dihasilkan kurang mendukung hasil dari rasio lancar, hal ini dimungkinkan karena jumlah persedian yang ada yang dapat diperjualbelikan kurang memadai, hal tersebut ditunjukkan dari 49

14 hasil perhitungan setiap tahunnya, yang mengalami perubahan cukup signifikan. Terlihat sangat mencolok untuk hasil rasio lancar dan rasio cepat pada tahun 2014, dimana hasil dari rasio tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2014 perusahaan bisa dikatakan kurang likuid, perusahaan dapat menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, akan tetapi dengan cara yang lambat, sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan hanya bisa menggunakan kas maupun piutang sebagai cara pemenuhan kewajiban jangka pendeknya, sedangkan untuk barang-barang persediaan yang dimiliki perusahaan kurang dapat menunjang pemenuhan kewajiban jangka pendek dari perusahaan tersebut. Dan untuk tahun 2012 angka yang dihasilkan dari rasio lancar dan rasio cepat sangatlah tinggi, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2012 perusahaan memiliki jumlah piutang / kas dan persediaan yang sangat memadai untuk operasional pada tahun tersebut. B. Analisis Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan berapa perkiraan menjadi penjualan atau kas. Untuk mendukung analisis rasio lancar, biasanya perusahaan akan menggunakan rasio aktivitas sebagai analisis penunjang, karena pada umumnya perbedaan komposisi dari aktiva lancar dan hutang lancar dapat berpengaruh secara berarti pada likuiditas yang sebenarnya. Analisis rasio yang akan digunakan untuk meneliti keuangan berupa piutang 50

15 perusahaan adalah dengan menggunakan rasio perputaran piutang dan rasio umur piutang. Berikut hasil analisis dari masing-masing rasio aktivitas : Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Piutang Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengukur perbandingan penjualan perusahaan dan besarnya piutang yang belum ditagih. Tabel dibawah ini menyajikan hasil perhitungan dari analisis rasio perputaran piutang : Tabel 4.2. Analisis Rasio Perputaran Piutang (Dalam Kali) Keterangan Tahun Rasio Perputaran Piutang 10,03 2,50 2,62 12,94 Gambar ,00 Rasio Perputaran Piutang 10,00 0, Rasio Perputaran Piutang Sumber : Laporan Keuangan PT. Cipta Graha Sejahtera Tahun

16 Dari hasil perhitungan rasio perputaran piutang, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 dan 2013 perusahaan mempunyai kesulitan dalam melakukan penagihan, karena dari hasil perhitungan hanya sebanyak 2,50 dan 2,62 kali perusahaan dapat melakukan penagihan atas piutangnya tersebut. dari hal tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 dan 2013 tersebut kemungkinan perusahaan belum melakukan penetapan batas piutang maupun cara pembayaran piutang kepada konsumen. Akan tetapi jika dilihat dari keseluruhan tahun sebagai pembanding, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan sudah memiliki kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang cukup baik. Rata - Rata Umur Piutang = Piutang X 360 Penjualan Rasio umur piutang / rata rata umur piutang digunakan untuk dapat mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Tabel dibawah ini menyajikan hasil perhitungan dari rasio umur piutang : 52

17 Tabel 4.3. Analisis Rasio Umur Piutang (Dalam Hari) Keterangan Tahun Rasio Umur Piutang 35,91 144,25 137,35 27,81 Gambar ,00 100,00 50,00 0, Rasio Umur Piutang Rasio Umur Piutang Sumber : Laporan Keuangan PT. Cipta Graha Sejahtera Tahun Hasil dari analisis rasio umur piutang, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 dan 2013 rata-rata jumlah hari piutang yang belum dibayar sebelum ditagih adalah diatas 100 hari. Dapat disimpulkan bahwa tampak jelas pada tahun tersebut adanya kendala dalam hal penagihan piutang, karena angka yang dihasilkan sangat tinggi dibandingkan pada tahun-tahun sebelum maupun sesudahnya. Hal tersebut bisa dikarenakan dan dimungkinkan dari faktor penjualan kredit yang cukup meningkat pada tahun tersebut serta pembangunan secara bersamaan sedang dilakukan juga, hal tersebut bisa berdampak pada kurang fokusnya perusahaan dalam melakukan penagihan. 53

18 C. Analisis Rasio Solvabilitas Analisis rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya. Analisis solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan pemilik dengan pembelanjaan dari kreditur. Analisis ini mempunyai sejumlah implikasi, pertama makin besar dana yang disediakan pemilik, makin besar batas pengamanan bagi kreditur, kedua dengan pinjaman pemilik akan memperoleh manfaat. Yaitu, dapat dipertahankannya kontrol terhadap perusahaan dengan investasi yang tetap. Rasio solvabilitas yang akan digunakan untuk meneliti PT. Cipta Graha Sejahtera dalam memenuhi seluruh kewajibannya adalah dengan mengunakan rasio kewajiban. Tabel dibawah ini menyajikan hasil perhitungan dari rasio kewajiban : Rasio Kewajiban = Total Kewajiban Total Aktiva 54

19 Tabel 4.4 Analisis Rasio Solvabilitas (Dalam Persentase) Keterangan Tahun Rasio Kewajiban 0,29 0,01 0,03 0,34 Gambar 4.5 Rasio Kewajiban 0,40 0,30 0,20 0,10 0, Rasio Kewajiban Sumber : Laporang Keuangan PT. Cipta Graha Sejahtera Tahun Rasio kewajiban mengukur persentase dana yang disediakan kreditur untuk perusahaan. Dari hasil analisis rasio yang digunakan, dari masing masing tahun yang dijadikan bahan penelitian didapat hasil hampir keseluruhan transaksi menunjukkan angka dibawah 100 persen. Hal tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan akan sanggup memenuhi seluruh utang atau kewajibannya. Karena kontribusi kreditur hanya dibawah 1 persen dalam hal penyedia dana untuk perusahaan. 55

20 D. Analisis Kebijakan / Investasi Piutang Besarnya investasi pada piutang dapat dihitung dengan mencari biaya pengadaan piutang dari jumlah dana yang diinvestasikan pada piutang dan menambahkannya dengan biaya dari penghematan atau penambahan yang disebabkan karena adanya perbedaan antara biaya tanpa adanya piutang dan biaya dengan adanya piutang. Analisis ini digunakan untuk menganalisis apakah dengan memberikan piutang dapat diperoleh manfaat yang lebih tinggi daripada biaya investasi yang dikeluarkan perusahaan. Perhitungan yang dilakukan untuk menghitung rata rata investasi piutang pada PT. Cipta Graha Sejahtera adalah sebagai berikut : Rata - rata Investasi pada Piutang = Total penjualan tahunan Perputaran piutang Perputaran Piutang = Penjualan Piutang Tabel dibawah ini menyajikan hasil perhitungan analisis investasi piutang sebagai berikut : 56

21 Dari hasil perhitungan tabel diatas, dapat dilihat hasil untuk rata rata investasi pada piutang pada tahun 2012 angka yang didapat sangat tinggi, hal ini diasumsikan bahwa perusahaan memiliki jumlah piutang yang sangat tinggi dan memiliki rasio perputaran yang sangat rendah, hal tersebut berdampak pada lamanya piutang berubah menjadi kas yang dapat digunakan untuk membantu operasional perusahaan. Dapat diartikan bahwa pada tahun 2012 perusahaan kemungkinan mengalami kesulitan dalam melakukan 57

22 penagihan piutang. Dan pada tahun 2014 jumlah rata rata investasi pada piutang berada pada angka yang relatif rendah. Hal tersebut berdampak cukup baik bagi perusahaan, karena investasi perusahaan pada piutang tersebut tidak terlalu tinggi, dan perputaran piutang berada pada angka yang relatif masuk standarisasi penagihan. G. Manajemen Pengelolaan Kas Kas merupakan bagian dari aktiva yang liquid, yang dapat dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Kas juga merupakan elemen modal kerja yang paling tinggi kedudukannya dan diperlukannya perusahaan untuk operasional perusahaan sehari-hari. Dari seluruh transaksi yang dilakukan oleh PT. Cipta Graha Sejahtera lebih banyak menggunakan aktiva yang berupa kas dalam melakukan seluruh operasional perusahaan sehari-hari. Sehingga perputaran kas yang terjadi sangatlah besar, kas yang digunakanpun lebih banyak berasal dari penjualan produk secara tunai ataupun hasil usaha berupa pembayaran sewa. Sedangkan untuk kas yang didapat dari hasil menagih piutang, masih sedikit pemanfaatannya. Serta lebih sering perusahaan melakukan penambahan modal dari pemilik, sebagai akibat lamanya perputaran piutang yang ada. PT. Cipta Graha sejahtera dalam hal melakukan penahanan kas motif yang digunakan adalah motif pembayaran, dimana seluruh tagihan atau kewajiban yang 58

23 masuk harus selalu dilunasi sesegera mungkin, sehingga kurang adanya prediksi atas arus kas keluar dan arus kas masuk, yang menyebabkan arus kas perusahaan selalu tinggi sebagai akibat motif yang digunakan oleh perusahaan hanya motif pembayaran. Dalam hal melakukan percepatan penerimaan kas, perusahaan berupaya melakuka tagihan lebih awal agar penerimaan kas lebih cepat didapat, akan tetapi hal tersebut berdampak pada tertundanya tagihan yang diberikan untuk direalisasikan oleh pihak debitur. Yang menyebabkan penerimaan kas pun menjadi tidak lebih awal. Perusahaan baru menggunakan cara tersebut sebagai motif untuk melakukan percepatan penerimaan kas, belum ada alternatif lain yang digunakan dalam hal percepatan penerimaan kas. Sedangkan upaya perusahaan dalam memperlambat pengeluaran kas belum maksimal dilakukan, hal tersebut dikarenakan setiap tagihan yang masuk harus segera dibayarkan, dan banyak dana-dana yang memiliki tingkat kepentingan sangat tinggi sehingga sulit untuk dilakukan perlambatan pengeluaran kas. Hal tersebut dimungkinkan karena PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang real estate (developer) sehingga sulit untuk dihindari akan kebutuhan kebutuhan yang diperlukan bagian proyek untuk menunjang kelancaran pembangunan serta usaha. 59

24 H. Analisis Penilaian Atas Pengelolaan Kas A. Analisis Rasio Kas Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas. Berikut hasil dari analisis rasio kas : Rasio Kas = Kas + Bank Kewajiban 60

25 Dari hasil analisis rasio diatas, dapat dilihat bahwa, hanya pada tahun 2012 persentase nilai ketersediaan kas untuk membayar utang diatas 1 persen. Sedangkan pada tahun-tahun yang lain nilai tersebut dibawah 1 persen. Hal ini dapat dinyatakan bahwa hanya pada tahun 2012 perusahaan memliki jumlah kas yang cukup untuk menunjang utang perusahaan, sedangkan tahun-tahun yang lain aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban perusahaan dalam bentuk piutang. Hal tersebut dapat dibilang kurang baik, karena seharusnya perusahaan memiliki persentase nilai dari rasio kas paling tidak setara dengan 1 persen. B. Analisis Rasio Perputaran Kas Analisis rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan atau operasional perusahaan. Berikut akan dilakukan analisis dari rasio perputaran kas. Rasio Perputaran Kas = Penjualan Modal Kerja 61

26 Tabel.4.7 Analisis Rasio Perputaran Kas (Dalam Kali) Keterangan Tahun Rasio Perputaran Kas 1,67 1,08 0,33 0,10 Gambar 4.8 Rasio Perputaran Kas 2,00 1,50 1,00 0,50 Rasio Perputaran Kas 0, Sumber : Laporan Keuangan PT. Cipta Graha Sejahtera Tahun Dari hasil perhitungan analisis rasio perputaran kas, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya perusahaan mengalami penurunan pada perputaran kasnya, hanya pada tahun 2011perputaran kas sangat tinggi dan hal tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan pada tahun tersebut cukup mampu untuk membiayai tagihannya menggunakan kas atau setara kas. Untuk tahun 2014 jumlah perputaran kas sangat sedikit nilainya, hal tersebut kurang dapat dikatakan baik, karena dapat diartikan bahwa kas yang tersedia hanya sedikit, dan hal tersebut menyebabkan perusahaan harus bekerja keras dalam membiayai operasional harian perusahaan. 62

27 C. Analisis Rata-Rata Saldo Kas Analisis rata rata saldo kas digunakan untuk menentukan jumlah minimal operating cash agar terlihat jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Berikut akan dilakukan penilaian atau analisis dari kas yang tersedia di perusahaan pada tahun-tahun yang diteliti. Rata - Rata Saldo Kas = Jumlah pengeluaran kas / tahun Perputaran Kas Tabel 4.8 Analisis Rata - Rata Saldo Kas (Dalam Rupiah) Keterangan Tahun Rasio 1,67 1,08 0,33 0,10 Perputaran Kas Rata-Rata Saldo Kas Gambar 4.9 Rata-Rata Saldo Kas Rata-Rata Saldo Kas Sumber : Laporan Keuangan PT. Cipta Graha Sejahtera Tahun

28 Dari hasil perhitungan rata-rata saldo kas, diketahui bahwa untuk tahun 2011 dan 2012 rata-rata kas yang dibutuhkan kecil, sedangkan untuk tahun 2014, dimana hasil dari rasio perputaran kas menunjukkan angka yang kecil, akan tetapi untuk kebutuhan rata-rata kas untuk operasional perusahaan sangat besar. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan membutuhkan kas atau setara kas yang lebih banyak untuk operasional perusahaannya dan tidak bisa hanya bergantung kepada piutang. D. Pengukuran Arus Kas Bebas Arus kas bebas adalah jumlah uang tunai yang tersedia dari operasi perusahaan setelah investasi pada modal kerja operasional bersih dan aktiva tetap. Untuk itu peneliti melakukan analisis atas arus kas bebas perspektif operasi perusahaan, dengan perhitungan sebagai berikut : Aliran Kas Bebas = Arus kas operasi - Belanja Modal 64

29 Tabel 4.9 Analisis Arus Kas Bebas Perspektif Operasi (Dalam Rupiah) Keterangan Tahun Arus Kas Bebas 11,097,614,080 14,741,765, ,483,257 (6,680,445,646) Gambar ,000,000,000 15,000,000,000 10,000,000,000 5,000,000,000 - (5,000,000,000) (10,000,000,000) Arus Kas Bebas Arus Kas Bebas Sumber : Laporan Keuangan PT. Cipta Graha Sejahtera Tahun Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahu 2011 sampai 2013 posisi arus kas bebas PT. Cipta Graha Sejahtera mendapatkan hasil perhitungan yang positif. Sedangkan pada tahun 2014 secara drastis nilai arus kas bebas perusahaan berada pada angka minus, dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa pada 3 tahun pertama perusahaan memiliki penghasilan yang mampu menunjang usaha atau operasional perusahaan. Akan tetapi pada tahun 2014 seperti sudah dihitung pada analisa-analisa sebelumnya, bahwa pada tahun 2014 lah perusahaan harus bekerja keras dalam seluruh pemenuhan operasional perusahaan. 65

30 I. Pembahasan Tabel 4.10 Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. Cipta Graha Sejahtera Keterangan Tahun Pengelolaan Piutang Rasio Lancar 3,45 83,45 34,64 2,78 Rasio Cepat 1,33 38,53 4,57 0,10 Rasio 10,03 2,50 2,62 12,94 Perputaran Piutang Rasio Umur 35,91 144,25 137,35 27,81 Piutang Rasio 0,29 0,01 0,03 0,34 Kewajiban Rata - Rata Investasi Piutang Pengelolaan Kas Rasio Kas 0,69 2,80 0,22 0,08 Rasio Perputaran Kas 1,67 1,08 0,33 0,10 Rata - Rata Saldo Kas Arus Kas Bebas ( ) Cara pengelolaan piutang dan kas dari PT. Cipta Graha Sejahtera tidak memiliki fokus terhadap pengelolaan piutang dan kasnya, dimana setiap tahunnya perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tidak terfokus pada satu aktivitas, karena untuk operasional perusahaan ternyata perusahaan tidak terlalu bertumpu / mengandalakan seluruh pembayaran kewajibannya pada piutang usaha yang dimiliki, dapat dilihat dari hasil analisis rasio lancar dan rasio cepat, didapat bahwa hanya pada tahun 2012 perusahaan memiliki jumlah piutang yang cukup diandalkan untuk 66

31 menunjang operasional perusahaan, akan tetapi pada tahun tersebut pula perputaran piutang yang didapat sangat rendah yang menyebabkan nilai investasi perusahaan terhadap piutang sangatlah tinggi, dan menyebabkan rata- rata umur piutang pada tahun tersebut sangatlah tinggi, akan tetapi prinsip yang dimiliki perusahaan untuk tidak menggunakan hutang sebagai tambahan modal perusahaan sangatlah baik yang terlihat pada hasil dari analisis rasio kewajiban. Jika dikaitkan dengan pengelolaan piutang, hal tersebut kurang baik bagi operasional perusahaan, karena hanya terfokus kepada pendapatan riil yang ada. Sehingga menyebabkan pengelolaan piutang masih kurang maksimal. Sama halnya dengan pengelolaan kas, dimana rasio kas, rasio perputaran kas terpuruk pada angka dibawah 1, sedangkan kas dan setara kas yang dibutuhkan perusahaan menjadi sangat besar. Dan yang lebih membuat pengelolaan kas perusahaan jatuh pada angka yang cukup buruk yaitu arus kas bebas yang dimiliki perusahaan, dimana pada tahun 2014 perusahaan mengalami kerugian yang cukup signifikan. 67

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dengan benar selama operasional perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dengan benar selama operasional perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan di dalamnya terdiri dari kumpulan variabel untuk mencapai tujuan. Variabel tersebut dapat terdiri dari manusia, mesin atau organisasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kata manajemen memiliki pengertian yang sangat luas, ilmu manajemen ini memiliki beberapa cabang antara lain manajemen pemasaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, sehingga dalam menjalankan suatu usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh perusahaan tentunya menginginkan laba yang maksimal bagi perusahaannya, namun masih banyak perusahaan yang terlalu fokus pada laba sehingga mengabaikan satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari hutang. Dana yang diterima perusahaan oleh perusahaan

Lebih terperinci

SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER

SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER Kas terdiri dari mata uang (currency), giro, dan rekening koran di bank (bank deposits) yang jatuh temponya di bawah satu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apakah perusahaanya mengalami kemajuan atau kemunduran. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. apakah perusahaanya mengalami kemajuan atau kemunduran. Hal ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi ekomomi yang dalam kegiatanya mempunyai tujuan tertentu. Setiap perusahaan memerlukan informasi untuk mengetahui perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemajuan suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemajuan suatu bangsa dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemajuan suatu bangsa dalam bidang ekonomi tergantung kepada tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh negara tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bank dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas, oleh karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang dilakukan bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang penelitian Berbagai macam sektor yang menggerakkan roda perekonomian, salah satunya adalah sektor properti. Investasi dalam bentuk properti masih menjadi alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif dibandingkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif dibandingkan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat sehingga mengharuskan setiap perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif dibandingkan perusahaan lainnya. Akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN. Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN. Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010 80 BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010 sampai tahun 2014 setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Walaupun berfluktuasi, rasio lancar cenderung menurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi. Keberadaan bank sangat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin ketatnya persaingan global, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang No.82, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Konvensional. Jangka Pendek. Likuiditas. Pinjaman. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6044) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian dikarenakan bank berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang

Lebih terperinci

FUNFSI MANAJEMEN KEUANGAN

FUNFSI MANAJEMEN KEUANGAN FUNFSI MANAJEMEN KEUANGAN Hasim As ari Hasim As ari Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana, memperoleh dana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan bertujuan menghasilkan laba dalam mempertahankan usahanya. Salah satu kegiatan operasional tersebut adalah penjualan baik berbentuk tunai

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis terhadap Laporan Arus Kas dan Penyajiannya berdasarkan Metode Tidak Langsung a. Telah diketahui bahwa laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan keuangan dalam perusahaan merupakan kunci utama kegiatan operasional perusahaan dan tidak akan terlepas dari kegiatan yang berhubungan dengan kas. Bila pemakaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam sebuah krisis multi dimensional. Krisis ini dimulai dari awal tahun 1998 yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas Pengertian anggaran yang dikemukakan para ahli pada dasarnya sama yaitu merupakan suatu rencana yang menyatakan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas BAB V MANAJEMEN KAS Suatu perusahaan terbilang sukses karena bisa memetik keuntungan atau laba, jumlah asetnya pun besar. Akan tetapi, tatkala perusahaan mulai kesulitan untuk membayar tagihan dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar maupun kecil, baik bersifat profit motif maupun

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai dengan informasi yang diberitakan di www.kompas.com periode Februari (2013) yaitu, dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini menunjukan perkembangan yang semakin pesat sekaligus meningkatnya tingkat persaingan usaha. Kondisi demikian menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan adalah masalah efisiensi modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sampai saat ini masih berada dalam sebuah krisis multi dimensional. Krisis ini dimulai dari awal tahun 1998 yang disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sepakat untuk meningkatkan sumber daya dan upaya mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang sepakat untuk meningkatkan sumber daya dan upaya mencapai tujuan 1 A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Perusahaan adalah sebuah organisasi dan terdiri atas sekelompok orang yang sepakat untuk meningkatkan sumber daya dan upaya mencapai tujuan bersama. Perkembangan dan

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

METADATA INFORMASI DASAR

METADATA INFORMASI DASAR METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS DAN EFEK

MANAJEMEN KAS DAN EFEK MATA KULIAH KEUANGAN BISNIS I MANAJEMEN KAS DAN EFEK Nur Imamah Department of Business Administration MANAJEMEN KAS DAN EFEK Merupakan elemen-elemen Aktiva Lancar yang paling likuid sehingga bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia menciptakan kebutuhan akan tempat tinggal yang lebih baik dan juga tempat usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pada pembahaasan pada Bab IV mengenai pengaruh modal kerja yang diukur oleh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks mendorong BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperbaiki manajemen perusahaannya dan mengadakan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kondisi

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci