BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan penyusunan strategi menyeluruh mengenai tindakan yang akan dilakukan dan ruang lingkup pemeriksaan. Luas sempitnya ruang lingkup pemeriksaan operasional akan tergantung pada pengendalian intern perusahaan auditan. Suatu perencanaan diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan dengan maksud agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin sehingga langkah-langkah yang diambil dalam pemeriksaan dapat lebih terarah. Namun waktu perencanaan lebih banyak diperlukan seandainya pemeriksaan itu mencakup ruang lingkup masalah yang luas. Dalam perencanaan pemeriksaan,maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Perencanaan pekerjaan dilakukan beberapa waktu sebelum pemeriksaan dimulai,hal ini untuk mendapatkan hasil yang efektif. b. Pekerjaan pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan harus dihindarkan dengan pengertian bahwa waktu yang dipakai untuk mengkaji dan menilai sistem pengendalian intern tidak boleh melebihi dari manfaat yang diharapkan. c. Penelaahan dan penilaian atas struktur pengendalian intern. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan prosedur pemeriksaan apa yang akan dijalankan, waktu dan luasnya pemeriksaan.

2 d. Pengetahuan yang mendalam tentang kegiatan usaha perusahaan, bukan hanya masalah keuangan atau laporan keuangan saja, tetapi juga operasional auditan. Hal ini berkaitan erat dengan luasnya ruang lingkup pemeriksaan yang dilakukan. Dalam hal ini perencanaan untuk pemeriksaan pada PT PMJ ialah meliputi hal berikut : 1. Perencanaan waktu pelaksanaan, yang dimulai dari : a. Tahap awal dimulai dari diterimanya proposal di PT PMJ dengan persetujuan Direktur Utama sebagai objek penulisan skripsi. b. Kemudian melakukan Survey Pendahuluan (preliminary survey) untuk memperoleh informasi umum tentang perusahaan. c. Lalu dilanjutkan dengan melakukan wawancara dengan bagian yang terkait yaitu bagian akuntansi dan bagian penjualan serta membuat Internal Control Questionnare yang harus diisi dengan bagian yang terkait. Agar dapat lebih memahami prosedur penjualan di PT PMJ secara lebih baik lagi. 2. Membuat Program Kerja Audit a. Survey Pendahuluan Tujuannya untuk memperoleh informasi umum dari perusahaan auditan, mengenai kegiatan operasionalnya khususnya bagian penjualan. b. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Tujuannya ialah untuk mengetahui seberapa pentingnya Sistem Pengendalian Intern di perusahaan tersebut, kemudian mengidentifikasi kelemahan kelemahan Sistem Pengendalian Intern dan juga dampaknya. Dilanjutkan proses pengembangan temuan

3 audit yang bersifat sementara Tentative Audit Objective (TAO) menjadi Firm Audit Obejective (FAO) yang merupakan temuan yang sudah pasti. c. Pengembangan hasil temuan audit rinci. Pada tahap ini FAO yang ada dikembangkan menjadi temuan (finding) dan kemudian menetapkan unsur unsur temuan yaitu kondisi, kriteria, sebab, akibat dan rekomendasi. IV.2. Pelaksanaan Audit Operasional Pelaksanaan audit operasional atas fungsi penjualan pada PT PMJ dilakukan melalui tahap tahap sebagai berikut : IV.2.1 Survei Pendahuluan ( Preliminary Survey) Pemeriksaan pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi yang bersifat umum mengenai latar belakang objek yang diperiksa dan juga memperoleh informasi khusus mengenai operasi auditan. Pemeriksaan pendahuluan dilakukan dengan cara : 1) Melakukan survei langsung ke PT PMJ 2) Mengadakan pengamatan fisik yang mencakup fasilitas, kinerja karyawan, kedisplinan dari personil atau karyawan yang terlibat didalam kegiatan penjualan. 3) Mengumpulkan bukti-bukti tertulis mengenai prosedur-prosedur dan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. 4) Melakukan wawancara langsung dengan pejabat yang berwenang di bagian penjualan. 5) Mengajukan daftar pertanyaan (Questioner) kepada pihak pihak yang terkait dengan kegiatan perusahaan yang akan diperiksa.

4 Berdasarkan survei pendahuluan, wawancara dan daftar pertanyaan, informasi yang diperoleh pada tahap ini ialah sebagai berikut : a. Informasi khusus Perusahaan melakukan penjualan secara tunai dan kredit Jenis pelanggan, perorangan dan grosir. Perusahaan menerima cara pembayaran baik tunai maupun cek dan giro Kebijakan dalam memberikan kredit kepada pelanggan. Perusahaan menerima pembayaran dalam mata uang rupiah. Pejabat/pihak yang berwenang memberikan otorisasi untuk setiap transaksi yang terjadi terutama yang berhubungan dengan penjualan. b.informasi Dokumen Catatan pembukuan dan dokumen pendukung yang digunakan dalam fungsi penjualan di PT PMJ yaitu : 1.Pesanan Pelanggan Permintaan barang dagangan baik dari pelanggan dan juga masing masing outlet yang ada. Pesanan ini dapat berupa order pembelian yang telah dibuat oleh pelanggan, berdasarkan order pembelian tersebut dibuat order penjualan oleh pihak perusahaan Pesanan biasanya dikirim melalui fax atau melalui telepon. 2. Dokumen Pengiriman Dokumen ini berupa surat jalan, yang menunjukkan jenis dan jumlah barang yang dikirim,sesuai dengan pesanan pelanggan, surat ini kemudian akan ditandatangani

5 oleh pelanggan atau masing-masing kepala outlet, ini sebagai bukti bahwa barang sudah dirimkan oleh bagian pengiriman dan telah diterima baik oleh pemesan. 3. Faktur Penjualan Faktur berisi informasi jumlah barang, nama barang, harga satuan, total penjualan serta tanggal penjualannya. Faktur ini juga akan digunakan pada saat melakukan penagihan terhadap pelanggan serta sebagai dasar untuk mencatat piutang dan penjualan. 4. Jurnal Penjualan Catatan dari setiap transaksi penjualan yang telah terjadi. 5. Bukti Kas Masuk Formulir ini bisa juga disebut sebagai kwitansi, yang akan diberikan kepada pelanggan, ketika melakukan pembayaran atau pada saat melunasi piutangnya. Pada kwitansi dicantumkan nama pelanggan, nomor faktur, tanggal pembelian kode barang yang dibeli dan jumlah yang harus dibayarkan. 6. Bukti setor kebank Dokumen ini berupa slip penyetoran uang ke bank. Slip penyetoran ini digunakan sebagai bukti bahwa bagian keuangan telah menyetorkan uang kas perusahaan. Dalam slip ini berisi informasi: jumlah uang yang disetorkan, tanggal penyetoran dan nama penyetor. 7. Jurnal Penerimaan Kas Jurnal yang berisi daftar penerimaan kas, baik itu dari penjualan secara tunai dan juga penagihan piutang usaha. 8. Buku pembantu piutang

6 Buku yang berisi daftar piutang yang dimiliki perusahaan, didalamnya terdapat informasi nama pelanggan, penambahan piutang, pengurangan piutang dan nilai saldo piutang. c. Informasi Kepegawaian Struktur organisasi perusahaan dan uraian tugas serta tanggung jawab untuk masing masing bagian atau fungsi menurut struktur organisasi pada PT PMJ. IV.2.2 Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada tahap evaluasi sistem pengendalian intern ini bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi efektifitas pengendalian yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Jika pelaksanaan pengendalian intern atas penjualan pada PT PMJ telah memadai dan sesuai dengan kriteria pengendalian intern dalam standar pemeriksaan akuntansi, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian intern perusahaan tersebut sudah sangat kuat. Tetapi jika sebaliknya, dapat dikatakan bahwa pengendalian intern di perusahaan tersebut masih lemah. Hal ini sangat penting,penulis perlu untuk mengetahui dahulu kondisi pengendalian intern di perusahaan tersebut. Hal ini sebagai tolak ukur bagi untuk menentukan luasnya pemeriksaan yang akan dilakukan oleh penulis. Untuk memperoleh data atas pengendalian intern perusahaan dapat diperoleh melalui beberapa cara yaitu : a. Wawancara dengan pejabat yang terkait di bidang penjualan. b. Observasi langsung atas kegiatan operasional yang akan diperiksa yaitu kegiatan penjualan,mulai dari tahap awal hingga selesai.

7 c. Dan juga dapat mempergunakan daftar pertanyaan (internal control questionnaire) untuk diisi oleh pejabat yang terkait guna mempermudah pemahaman atas data-data yang diperlukan. Daftar pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan umum yang sifatnya objektif, disertai dengan jawaban singkat dari masing-masing pertanyaan. Dibawah ini merupakan hasil daftar pertanyaan yang telah diajukan pada PT PMJ ialah sebagai berikut :

8 PT PMJ Internal Control Questionnaires Fungsi Penjualan Pada PT PMJ No. Pertanyaan / T Keterangan PENJUALAN 1. Apakah setiap penjualan diminta surat pesanan dari Tetapi surat pesanan tidak diisi secara lengkap. pelanggan? 2. Apakah Penjualan dilakukan secara tunai dan kredit? 3. Apakah fungsi penjualan terpisah dari fungsi pengiriman? 4. Apakah fungsi penjualan terpisah dari fungsi akuntansi? 5. Apakah fungsi gudang terpisah Terdapat didalam satu unit. dari fungsi pengiriman? T 6. Apakah perusahaan memiliki daftar harga produk secara tertulis? 7. Apakah formulir berikut bernomor urut tecetak (prenumberred) :

9 a. Faktur Penjualan b. Surat Jalan 8. Apakah ada kebijakan secara tertulis dalam memberikan potongan harga? T 9. Apakah dokumentasi penjualan disimpan secara rapi sesuai nomor urutnya oleh bagian penjualan? 10 Apakah selalu dibuat laporan penjualan setiap bulannya? 11. Apakah ada pejabat berwenang yang selalu mengevaluasi laporan penjualan itu dengan seksama? 12. Apakah tembusan dokumen penjualan selalu diberikan ke bagian akuntansi? 13. Apakah bagian Akuntansi melakukan jurnal atas penjualan secara periodik berdasarkan copy faktur penjualan yang sudah diotorisasi?

10 14. Apakah dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap kesediaan persediaan barang digudang sebelum transaksi penjualan dilakukan? 15. Apakah ada pengecekan status kredit pelanggan sebelum melakukan transaksi penjualan kredit? 16. Apakah perusahaan menetapkan batas kredit tertentu bagi setiap pelanggan? 17. Apakah faktur yang batal diarsip oleh bagian akuntansi? T 18. Apakah pengiriman barang selalu didukung oleh surat jalan yang telah diotorisasi? 19. Apakah pengiriman barang meminta tanda tanggan pelanggan sebagai tanda barang telah diterima oleh pelanggan?

11 20. Apakah bagian Piutang secara rutin mengirimkan surat tagihan kepada pelanggan? 21. Apakah bagian penagihan piutang mengembalikan faktur yg tidak dapat tertagih setiap bulannya? 22. Apakah Perusahaan memiliki kebijakan dalam syarat pembayaran tertentu? 23. Apakah Perusahaan melakukan penyisihan untuk piutang yang tidak tertagih? T T T T Dilakukan bila sudah lewat dari tanggal jatuh tempo saja Faktur dikembalikan bila faktur telah dapat ditagih Hanya waktu jatuh tempo 30 hari dari tanggal transaksi

12 Setelah dilakukan pemeriksaan pendahuluan atas pengendalian intern pada fungsi penjualan, dan juga berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan langsung dilapangan, didukung pula dengan jawaban jawaban yang diperoleh dari internal control questionnaire maka diperoleh beberapa hal yang positif pada PT PMJ : 1. Fungsi penjualan sudah terpisah dengan fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi. 2. Dokumen-dokumen penjualan seperti surat jalan dan faktur penjualan sudah bernomor urut cetak (prenumbered). 3. Selalu dilakukan pengecekan kesediaan barang di Gudang sebelum transaksi penjualan dilaksanakan. 4. Perusahaan sudah memiliki kebijakan dan prosedur penjualan secara tertulis. 5. Perusahaan sudah memiliki daftar harga semua produk secar tertulis dan diterapkan secara konsisten ke semua pelanggan. 6. Ada kebijakan tertulis untuk mengatur retur penjualan. 7. Proses pengiriman barang selalu disertai dengan dokumen-dokumen pendukung 8. Selalu melihat limit kredit setiap pelanggan sebelum melakukan penjualan kredit. 9. Ada bagian yang bertugas untuk mengotorisasi pemberian penjualan kredit. 10. Perusahaan melakukan pengarsipan pada bukti setor yang telah disahkan pihak bank. 11. Ada laporan penjualan yang selalu dilaporkan setiap bulan dan dievaluasi oleh pejabat yang berwenang.

13 IV.2.3 Pemeriksaan Terinci pada Fungsi Penjualan PT PMJ Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan prosedur audit rinci meliputi dua hal pokok, yaitu: 1. Tujuan pemeriksaan (Audit Objective) 2. Prosedur pemeriksaan (Audit Procedure) IV Pemeriksaan Prosedur Penerimaan Pesanan Tujuan pemeriksaan prosedur pesanan adalah untuk memastikan bahwa semua pesanan dari pelanggan sudah ditangani sesuai dengan prosedur yang berlaku dari penerimaan pesanan sampai dengan pengiriman barang. Prosedur pemeriksaan penerimaan pesanan : 1. Dapatkan informasi mengenai prosedur dan kebijakan dalam prosedur penerimaan pesanan baik dari bagian penerimaan atau dari peraturan perusahaan. 2. Untuk mengevaluasi apakah kebijakan tersebut sudah cukup baik, dalam arti dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dalam kegiatan fungsi penjualan dan pemasaran. 3. Memeriksa data-data pelanggan dan kelengkapan otorisasi dokumen atas pesanan pelanggan,yaitu : a) Nama, alamat dan tujuan pengiriman barang sesuai dengan permintaan. b) Kolom paraf salesman dan kepala bagian keuangan yang menyutujui pesanan. c) Jenis,barang, jumlah, unit satuan telah sesuai dengan pesanan.

14 d) Tanggal penerimaan pesanan dan tanggal pengiriman barang yang dikehendaki e) Besarnya potongan harga yang diberikan serta syarat pembayaran yang telah disetujui. 4. Memeriksa keseluruhan pengiriman barang apakah telah seluruh pemesanan telah dipenuhi atau tidak. 5. Menentukan total kerugian yang dialami perusahaan jika terjadi penyimpangan dalam proses penerimaan pesanan. 6. Pastikan pihak yang bertanggungjawab atas penyimpangan tersebut. 7. Buat saran berdasarkan temuan yang ada. Dari pemeriksaan diatas ditemukan beberapa temuan antara lain : 1. Kolom paraf pada surat pesanan tidak diisi secara lengkap hanya ada tanda tangan dan tanggal waktu dipesan, tetapi tidak dicantumkan nama jelas pemesan dan juga petugas yang menerima pesanan. IV Pemeriksaan Prosedur Persetujuan Kredit Tujuan pemeriksaan terhadap fungsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat prosedur permohonan kredit dalam perusahaan. 2. Mengetahui apakah terdapat kebijakan pengelolaan piutang dan penagihan. 3. Untuk mengetahui apakah ada hambatan dalam penagihan piutang. 4. Melihat apakah dalam persetujuan kredit telah diiotorisasi oleh bagian yang berwenang.

15 Prosedur pemeriksaan persetujuan kredit ialah sebagai berikut : 1. Dapatkan informasi dan prosedur persetujuan kredit dalam perusahaan. 2. Mempelajari bagaimana penerapan prosedur persetujuan kredit dijalankan dalam operasional. 3. Periksa apakah setiap sales order telah melalui persetujuan kredit. 4. Periksa apakah setiap persetujuan kredit telah dilakukan otorisasi oleh pejabat yang berwenang. 5. Menentukan total kerugian yang dialami perusahaan jika terjadi penyimpangan dalam proses persetujuan kedit dan pihak yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut. 6. Buat saran berdasarkan temuan yang ada. Dari pemeriksaan diatas didapatkan temuan sebagai berikut : Dalam tahap prosedur persetujuan kredit, tidak ada temuan karena masing-masing bagian sudah melakukan fungsinya dengan baik bagian keuangan selalu mengotorisasi persetujuan pemberian kredit. IV Pemeriksaan Prosedur Pengiriman Barang Tujuan pemeriksaan prosedur pengiriman barang adalah untuk mengetahui apakah barang yang dikirim telah sesuai dengan pesanan dan telah lengkap dokumen pengirimannya. Prosedur pemeriksaan prosedur pengiriman barang sebagai berikut : 1. Pelajari prosedur pengiriman barang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

16 2. Periksa apakah sebelum pengiriman barang, dilakukan pengecekan antara dokumen dan barang yang akan dikirm. 3. Periksa apakah pengiriman barang dilakukan dengan otorisasi dan dicek serta ditandatangani oleh kepala gudang. 4. Periksa apakah dokumen pengiriman barang dicap sudah dikirim/diterima oleh pihak penerima barang. 5. Menentukan total kerugian yang dialami perusahaan jika terjadi penyimpangan dalam proses pengiriman barang dan pihak yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut. 6. Buat saran berdasarkan temuan yang didapat. Dari pemeriksaan diatas didapatkan temuan sebagai berikut : 1. Jumlah barang yang diterima dibeberapa outlet jumlahnya terkadang tidak sesuai dengan surat jalan dan biasanya tetap dicatat sesuai dengan yang tertera disurat jalan bukan berdasarkan jumlah fisik barang yang ada IV Pemeriksaan Prosedur Pembuatan Faktur Tujuan pemeriksaan pembuatan faktur adalah : 1. Untuk mengetahui apakah terjadi penyelewengan dan ketepatan dalam pembuatan faktur. 2. Untuk memastikan pembuatan faktur telah sesuai dengan dokumen pendukung. 3. Untuk memastikan jangka waktu antara pembuatan faktur dan pengiriman barang tidak terlalu jauh.

17 Prosedur pembuatan faktur adalah sebagai berikut : 1. Dapatkan prosedur dan kebijaksanaan perusahaan dalam proses pembuatan faktur. 2. Periksa apakah faktur yang dibuat sesuai dengan surat order antara lain: a. Nama Pelanggan b. Harga Barang c. Jumlah barang d. Tanggal pembuatan faktur e. Nomor faktur 3. Periksa apakah faktur telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang sebelum dikirimkan ke pelanggan. 4. Periksa penomoran faktur (prenumbered) 5. Periksa pada laporan bulanan faktur yang diterbitkan dengan laporan penjualan bulanan apakah jumlah totalnya telah sama. 6. Periksa apakah terjadi pengembalian barang yang telah dibuat nota kreditnya untuk pengurangan nilai piutang pelanggan. Dari hasil pemeriksaan ditemukan hal sebagai berikut : Dalam prosedur ini tidak ada temuan, karena faktur selalu dibuat tepat waktu oleh bagian akuntansi, setelah semua dokumen pendukung telah sesuai. IV Pemeriksaan Prosedur Pencatatan dan Penagihan Piutang

18 Tujuan pemeriksaan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memastikan pencatatan piutang dengan jumlah pesanan pelanggan telah sama secara total. 2. Untuk mengetahui apakah sudah terdapat kebijakan tertulis mengenai pengelolaan piutang dan penagihannya. 3. Untuk memeriksa apakah kebijakan tersebut sudah dijalankan dengan baik oleh fungsi penagihan. 4. Untuk memastikan apakah laporan penjualan yang diberikan oleh manajer divisi penjualan dan pemasaran sama dengan pembukuan perusahaan. Prosedur pemeriksaan pencatatan dan penagihan piutang : 1. Dapatkan prosedur dan kebijaksanaan perusahaan dalam proses pencatatan piutang dan kebijaksanaan perusahaan tentang piutang. 2. Periksa apakah pengiriman faktur kepada pelanggan tepat waktu. 3. Periksa apakah informasi dalam faktur yang akan dikrim telah benar. 4.. Memeriksa apakah jumlah piutang yang terjadi sesuai dengan order penjualan. Dari hasil pemeriksaan diatas ditemukan beberapa hal sebagai berikut : 1. Perusahaan tidak memiliki kebijakan syarat pembayaran piutang. Dalam arti perusahaan hanya memberikan waktu jatuh tempo 30 hari dari tanggal transaksi, namun bila terjadi keterlambatan pembayaran tidak ada peraturan khusus dari perusahaan. 2. Perusahaan tidak pernah mengirimkan surat konfirmasi piutang secara periodik kepada pelanggan.

19 IV.3. Laporan Hasil Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Penjualan pada PT PMJ Berdasarkan Tujuan awal penelitian ini adalah untuk mengevaluasi prosedur penjualan yang sudah berjalan dan menemukan hambatan hambatan yang dihadapi oleh PT PMJ, khusunya di bidang penjualan. Melalui tahapan pelaksanaan audit yang sudah dilaksanakan, yaitu mulai dari survey pendahuluan, kemudian mengevaluasi sistem pengendalian intern di PT PMJ, hingga penyusunan prosedur untuk audit rinci maka penulis menemukan beberapa hal positif atas prosedur penjualan di PT PMJ, namun juga ditemukan beberapa kelemahan didalam prosedur penjualan yang masih memerlukan perbaikan agar menjadi lebih baik dimasa mendatang. Temuan yang ada berdasarkan fakta, data, dan bukti bukti yang kuat. Sebagai hasil akhir dari pemeriksaan terhadap penjualan pada PT PMJ, penulis mengemukakan hasil dari pemeriksaan secara terinci atas temuan yang diperoleh,dimulai dari kondisi yang sebenarnya terjadi di perusahaan, dibandingkan dengan kriteria yang seharusnya dilakukan, sebab yang akan terjadi darti temuan tersebut dan akibat dari temuan tersebut, serta rekomendasi atas temuan. Laporan Hasil Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Penjualan pada PT PMJ ialah sebagai berikut : 1. Otorisasi Pesanan Kurang Lengkap Kondisi : Pada surat pesanan tidak diisi dengan lengkap, ada sebagian yang hanya diisi tangggal saja tanpa ada tada tangan dan nama jelas yang melakukan pemesanan, dan ada juga sebagian

20 yang hanya membubuhkan tanda tangan dikolom pemesan tanpa ada tanggal pesanan dan nama jelas. Kriteria : Pengendalian Intern yang benar, mengharuskan setiap surat pesanan dan setiap dokumen harus diisi secara lengkap dan jelas siapa yang membuat order, menerima order dan mengotorisasi order penjualan terhadap pelanggan. Sebab : Perusahaan menggangap sudah mengenal baik para pelanggannya sehingga surat pesanan tidak perlu diisi dengan lengkap, dan bila terjadi hal yang kurang jelas dalam surat pesanan perusahaan akan menanyakan kembali kepada pelanggan lewat telepon. Akibat : Sulit untuk menulusuri siapa pihak yang menerima pesanan dan mengotorisasi penjualan jika suatu saat terjadi masalah dengan pelanggan misalnya pengiriman barang dilakukan sangat lambat atau tidak sesuai dengan keinginan pelanggan. Rekomendasi : Perusahaan sebaiknya mewajibkan karyawan yang bertugas untuk menerima pesanan memeriksa kembali surat order pesanan dan karyawan tersebut harus mengisi dengan lengkap setiap surat order pesanan dan juga setiap surat pesanan seharusnya ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. 2. Bagian Gudang merangkap sebagai bagian pengiriman barang Kondisi : Bagian gudang terkadang juga merangkap untuk melakuan pengiriman barang, sehingga tidak pemisahan tugas yang jelas. Kriteria : Pengendalian intern yang baik mengharuskan adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas sehingga masing masing karyawan dapat mempertanggung jawabkan tugasnya.

21 Sebab : Perusahaan melakukan penggabungan fungsi ini dengan asumsi untuk menghemat biaya dan perusahaan beranggapan dengan tidak ada pemisahan tanggung jawab maka penyimpanan barang di gudang menjadi tanggung jawab bersama antara bagian gudang dan juga bagian pengiriman. Akibat : Adanya perangkapan fungsi akan membuat karyawan kurang terfokus pada tugasnya, dan juga akan menyebabkan kurangnya kontrol terhadap stok persediaan barang di gudang. Rekomendasi : Perusahaan sebaiknya memisahkan karyawan yang bekerja dan bagian pengiriman secara tertulis,sehingga karyawan tidak menjadi rancu lagi akan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dan untuk memasuki bagian gudang hanya diperbolehkan untuk orang-orang yang memiliki otoritas tertentu saja. 3. Perusahaan tidak memiliki kebijakan dalam pemberian potongan harga kepada pelanggan Kondisi : Pemberian potongan harga berdasarkan kebijakan manager penjualan tidak ada kebijakan yang tertulis sehingga berbeda beda untuk setiap pelanggan. Kriteria : Pemberian potongan harus ada peraturan tertulis untuk mencegah terjadinya kecurangan Sebab : Perusahaan menyerahkan wewenang pemberian potongan harga kepada manager penjualan karena dianggap lebih mengetahui kondisi yang ada. Akibat : Bisa terjadi kecurangan dengan menentukan potongan harga yang berbeda-beda. Misalnya potongan harga yang diberikan kepada pelanggan hanya 10% tetapi yang dilaporkan ke perusahaan potongan harga yang diberikan ialah 20%, sehingga akan merugikan perusahaan.

22 Rekomendasi : Seharusnya perusahaan menetapkan kebijakan dalam pemberian diskon kepada pelanggan, misalnya dari pembelian 1 juta 5 juta jumlah diskon yang diberikan sebesar 5%. Dan harus ditetapkan secara konsisten kepada semua pelanggan. 4. Perbedaan jumlah barang yang tertera di surat jalan dengan jumlah fisik yang diterima. Kondisi : Pada beberapa pengiriman ke toko ditemukan jumlah barang yang ada tidak sesuai dengan jumlah barang yang ada di surat jalan. Dan biasanya akan tetap disesuaikan dengan jumlah yang ada di surat jalan sehingga akan ada perbedan stok ditoko yang akan merugikan karyawan di toko (outlet). Kriteria : Seharusnya pencatatan penerimaan barang disesuaikan dengan barang yang sesungguhnya diterima, jika ada perbedaan dengan surat jalan, sebaiknya surat jalan direvisi. Sebab : Bagian pengiriman tidak mau merubah surat jalan karena dianggap barang yang dikurang bisa ditambahkan pada pengiriman selanjutnya, sehingga surat jalan tidak perlu diubah. Akibat : Sering terjadi perbedaan stok barang di masing masing outlet, karena terkadang bagian pengiriman lupa untuk menambahkan barang yang kurang pada pengiriman sebelumnya. Rekomendasi : Jika terjadi selisih antara barang yang diterima dengan jumlah barang di surat jalan, maka sebaiknya surat jalan diganti dan dikoreksi dengan jumlah yang sebenarnya ada. 5. Faktur Penjualan yang batal tidak diarsip Kondisi : Pada PT PMJ tidak ada pengarsipan untuk faktur penjualan yang batal. Faktur penjualan yang batal langsung dibuang dan tidak diarsip bersama dengan faktur baru penggantinya.

23 Kriteria : Faktur yang batal seharusnya tetap diarsip dan dicap batal dan diarsip bersamaan dengan faktur pengganti untuk arsip terjadinya pembatalan faktur penjualan Sebab : Perusahaan beranggapan faktur yang batal tidak perlu diarsip karena faktur penjualan yang batal langsung dibuang dan dikoreksi dengan faktur yang baru,sehingga tidak perlu disimpan. Akibat : Akan ada nomor faktur yang hilang, sehingga nomor urut faktur jadi tidak berurutan lagi. Dan juga tanggung jawab bila terjadi penyelewengan atau kesalahan penagihan akan menjadi susah ditelusuri karena kurangnya bukti atas kejadian sebelumnya. Rekomendasi : Sebaiknya faktur penjualan yang batal tetap diarsip dan diberi cap batal dan kemudian diarsip bersamaan dengan faktur penggantinya. Hal ini untuk menghindari faktur yang batal disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan juga untuk menghindari kesulitan pembuktian jika terjadi perbedaan dengan arsip pelanggan. 6. Konfirmasi Piutang tidak dilakukan secara periodik Kondisi : Perusahaan tidak pernah mengirimkan pernyataan piutang kepada pelanggan sehingga terkadang terjadi keterlambatan pembayaran dari pelanggan Kriteria : Perusahaan harus mengirimkan pernyataan piutang secara periodik guna menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. Praktek yang sehat dapat dilihat dengan cara melakukan pengecekan secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar yang bebas. Sehingga perlu ada pernyataan piutang kepada pelanggan secara periodik.

24 Sebab : Perusahaan menganggap hal tersebut kurang begitu penting, karena selama ini belum pernah ada kesalahan penagihan piutang kepada pelanggan. Akibat : Kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan yang berlarut-larut dan catatan menjadi tidak akurat. Dan juga bila terjadi kecurangan oleh karyawan seperti penagihan piutang yang tidak disetorkan kepada perusahaan, akan tidak dapat dideteksi. Rekomendasi : Sebaiknya perusahaan membuat surat pernyataan piutang yang dikirimkan secara periodik kepada pelanggan hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecurangan oleh karyawan. 7. Tidak memiliki Kebijakan syarat pembayaran tertenu Kondisi : Untuk Penjualan secara kredit, perusahaan tidak memiliki kebijakan khusus mengenai syarat pembayaran tertentu. Perusahaan hanya memberikan tenggang waktu pembayaran 30 hari setelah barang diterima oleh pelanggan. Dan bila pelanggan terlambat melakukan pembayaran, tidak ada kebijakan khusus yang dibuat oleh perusahaan. Kriteria :Perusahaan seharusnya memiliki syarat pembayaran pembayaran dalam penjualan kredit sehingga pelanggan dapat mempunyai acuan untuk melakukan pembayaran utang. Sehingga syarat tersebut dapat membuat pelanggan membayar utang tepat waktu dan tidak melewati dari tanggal jatuh tempo. Sebab : Perusahaan berpendapat tidak perlu ada kebijakan khusus untuk pembayaran. Meskipun sering terjadi keterlambatan pembayaran dari tanggal jatuh tempo,asalkan pelanggan tetap melakukan pelunasan atas hutangnya, hal tersebut masih dapat diterima. Akibat : Banyak pelanggan yang melakukan pembayaran melebihi dari tanggal jatuh tempo, yang akhirnya akan mempengaruhi cash flow perusahaan.

25 Rekomendasi : Perusahaan seharusnya membuat kebijakan baru untuk pembayaran piutang sehingga keterlambatan pembayaran piutang dapat dihindari. Misalnya dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 bila pelanggan membayar dalam jangka waktu kurang atau 10 hari maka akan mendapatkan discount 10% dan jangka waktu pembayaran 30 hari.

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK IV.1. Perencanaan dan Tujuan Audit Operasional atas fungsi Penjualan, Piutang Usaha

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L1 BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L2 BUKTI TIMBANG SURAT JALAN L3 SURAT JALAN BATAL NOTA DEBIT NOTA KREDIT L4 FAKTUR PENJUALAN L5 L6 PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA INTERNAL CONTROL QUESTIONNARIES

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional Audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan dan kebijakan operasional suatu perusahaan yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT MOTO PRIMA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT MOTO PRIMA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT MOTO PRIMA Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Moto Prima, dimana pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sesuai dengan penentuan ruang lingkup yang telah ditetapkan dari penelitian ini, audit operasional akan dilakukan pada fungsi penjualan serta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahas peranan pengendalian intern atas penjualan, piutang, dan penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT Geotechnical Systemindo yang dibatasi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT.VINYL MONOMER CHEMICAL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT.VINYL MONOMER CHEMICAL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT.VINL MONOMER CHEMICAL IV.1 Perencanaan Audit Operasional Sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditentukan dari penelitian ini, audit (pemeriksaan)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan evaluasi

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan evaluasi BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan evaluasi pengendalian internal pada PT. Esham Dima Mandiri. Pembahasan tersebut dibatasi pada fungsi penjualan, piutang usaha

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Dwimukti Graha Elektrindo yang telah di bahas pada Bab 4

Lebih terperinci

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer L1 PENJUALAN KREDIT Mulai 2 1 Purchase Order Copy PO PO SC PO SC Kalkulasi harga PH SC Ke customer T 3 Memeriksa status customer Memberi otorisasi kredit SC SC PO 1 2 Flowchart Sistem Penjualan Kredit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Internal Control Questioner Penjualan No Pernyataan Y = Ya Otorisasi atas transaksi dan kegiatan Setiap transaksi penjualan telah diotorisasi pejabat 1 yang berwenang. Dalam pemberian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

ICQ. Internal Control Questionaire. No Pertanyaan Y T Keterangan

ICQ. Internal Control Questionaire. No Pertanyaan Y T Keterangan L1 ICQ Internal Control Questionaire No Pertanyaan Y T Keterangan PENJUALAN 1. Apakah perusahaan memiliki pedoman penjualan secara tertulis? 2. Apakah perusahaan menggunakan daftar harga (price list)?

Lebih terperinci

Checklist mengenai lingkungan sistem pengendalian. No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

Checklist mengenai lingkungan sistem pengendalian. No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan L1 Checklist mengenai lingkungan sistem pengendalian Penjualan 1 Apakah perusahaan menggunakan daftar harga? 2 apakah penyimpangan dari daftar harga harus disetujui oleh pejabat perusahaan yang berwenang?

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dasarkan atas tipe atau jenis barang yang ada di PT.Supra Sumber Cipta.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dasarkan atas tipe atau jenis barang yang ada di PT.Supra Sumber Cipta. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada PT.Supra Sumber Cipta dibagi atas dua divisi penjualan, hal ini di dasarkan atas tipe atau jenis barang yang ada di PT.Supra Sumber Cipta. Adapun pembagian divisi tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi L1 Form Order L2 Stock List L3 Inter Store Transfer (Surat Jalan) L4 Inter Store Transfer (Surat Jalan-lanjutan) L5 Daily Sales Report L6 Rekapitulasi Penjualan Konsinyor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN Lampiran 1 PT. WIYO Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN 1. TUJUAN Tujuan dari Standard Operating Procedure penerimaan pesanan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan BAB 4 HASIL DAN BAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan audit kecurangan diperlukan

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Permintaan Barang Urgent 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Resmi 1 transaksi Lampiran

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Hutama Waserda merupakan perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang retail dan didirikan pada tanggal 8 oktober 1993 oleh Bpk. Wendy

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah penulis uraikan pada

Lebih terperinci

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO)

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO) Keterangan Flowchart : Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO) dari pelanggan ke perusahaan yang diterima oleh Customer Sales Representative (CSR) perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun melalui penelitian perpustakaan, beserta semua data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT TARGET MAKMUR SENTOSA merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA. PT GEMA GRAHA SARANA Tbk.

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA. PT GEMA GRAHA SARANA Tbk. BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GEMA GRAHA SARANA Tbk. Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 73 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER ICQ. Internal Control Questionaire. Apakah perusahaan memiliki pedoman. penerimaan persediaan secara tertulis?

LAMPIRAN 1 KUESIONER ICQ. Internal Control Questionaire. Apakah perusahaan memiliki pedoman. penerimaan persediaan secara tertulis? L1 LAMPIRAN 1 KUESIONER ICQ Internal Control Questionaire No Pertanyaan Y T Keterangan PENERIMAAN PERSEDIAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Apakah perusahaan memiliki pedoman penerimaan persediaan secara tertulis?

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Sahid digunakan untuk menilai efektifitas, efisiensi dan keekonomisan. Berdasarkan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Sahid digunakan untuk menilai efektifitas, efisiensi dan keekonomisan. Berdasarkan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Audit operasional atas pendapatan dan pengeluaran pada Apartemen Istana Sahid digunakan untuk menilai efektifitas, efisiensi dan keekonomisan. Berdasarkan ruang lingkup yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL 3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha PT. Aromatech International

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO IV.1. Survey Pendahuluan Pemeriksaan operasional dimulai dari tahap perencanaan awal atau yang

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK 1. TUJUAN Tujuan dari

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL 3. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Hasil terletak di Jalan Godean km 5 no 03 Godean, Sleman 55292, Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian: L61 apakah penerimaan barang untuk kode order pembelian yang baru saja diterima barangnya sudah lengkap diterima atau belum, apabila sudah lengkap, maka status order pembelian di dalam basis data akan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Niagatama Cemerlang adalah sebuah perusahaan yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO Indrayeni 1, Cynthia Dely 1 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan NO PERTANYAAN YA TIDAK JIKA TIDAK, MOHON BERI ALASAN 01 Apakah setiap penerimaan pesanan dicatat dengan baik dan benar? 02 Apakah pencatatan penjualan

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O Tujuan dari siklus pengeluaran Meyakinkan bahwa seluruh barang dan jasa telah dipesan sesuai kebutuhan Menerima seluruh barang yang dipesan dan memeriksa (verifikasi)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. dengan akta bernomor 26 oleh notaris Silvia, SH yang bertempat di Jalan Suryopranoto

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. dengan akta bernomor 26 oleh notaris Silvia, SH yang bertempat di Jalan Suryopranoto BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Cakra Supra Aditia didirikan pada tanggal 11 Juni 1998 oleh Ibu Lily Liu sebagai salah satu pemegang saham utama dan beberapa pemegang saham

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho SIKLUS PENDAPATAN By: Mr. Haloho Sifat Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP)

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP) BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP) IV.1 Evaluasi Atas Struktur Organisasi Perusahaan Beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perkembangan dunia di bidang otomotif yang semakin maju, sehingga jumlah unit kendaraan khususnya di daerah jabotabek semakin menjamur,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang 51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang automotive accessories, plastic injection, dan moulding

Lebih terperinci

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait. Lampiran 1. SOP Akitivitas Penjualan Tunai CV. MAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE Prosedur Penjualan Tunai 1. TUJUAN Tujuan dari standard operating procedure untuk prosedur penjualan tunai hingga penerimaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Perorangan Felindo Jaya didirikan pada tahun 1997, dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM IV. 1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada PT. Bernofarm. PT. Bernofarm merupakan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS TRANSAKSI YANG TERLIBAT PENJUALAN TUNAI - PENJUALAN - DISKON DAN RETUR - PENERIMAAN KAS PENJUALAN KREDIT - PENJUALAN - DISKON DAN RETUR - PENCATATAN PIUTANG -

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. b. Manajer akunting dijabat oleh karyawan yang telah berpengalaman dalam bidangnya selama min. 3 tahun dan berpendidikan minimal S1 akuntansi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci