BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Menurut Mulyadi (2001:165) menyatakan bahwa Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dari hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa struktur organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan. Kegiatan pokok suatu perusahaan dapat berjalan dengan lancar, jika setiap bagian dan fungsi yang ada dalam perusahaan dibagi-bagi dan dipisahkan sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecurangan ataupun penyelewengan wewenang dan tanggung jawab. Pemisahan tanggung jawab fungsional yang tegas tersebut dapat menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat internal check di antara unit organisasi yang melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya masingmasing. Struktur organisasi yang ada di PT. Kestrelindo Aviatikara telah dijalankan dengan baik sesuai dengan pembagian tugas yang dijelaskan oleh perusahaan. Semua 52

2 bagian yang ada di perusahaan telah menjalankan tugas mereka sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Untuk menganalisis dan mengevaluasi pengendalian internal yang ada pada struktur organisasi perusahaan terkait atas proses penerimaan kas yang sedang berjalan di dalam perusahaan. Maka penulis menemukan bahwa, beberapa fungsi telah memenuhi kriteria dimana pembagian tugas dan pemisahan tanggung jawabnya sudah memadai. 1. Fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi keuangan Berdasarkan hasil wawancara dengan direktur keuangan, ditemukan bahwa fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi keuangan. Fungsi pencatatan dilakukan oleh bagian akuntansi yang berfungsi menerima setoran hasil penjualan BBM dari masing-masing operator di setiap kanopi. Sedangkan fungsi keuangan yaitu manajer keuangan untuk merencanakan dan mengawasi pengelolaan keuangan perusahaan. Pemisahan fungsi ini dilakukan perusahaan agar fungsi keuangan yaitu manajer keuangan dapat melakukan pengawasan dan pengelolaan terhadap keuangan perusahaan. Fungsi keuangan berfungsi sebagai internal check dari bagian akuntansi, untuk mengecek apabila terjadi penyelewengan terhadap kas perusahaan. 2. Fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi penyetoran kas ke bank Fungsi pencatatan yaitu bagian akuntansi yang bertugas menerima kemudian mencatat seluruh setoran dari operator atas penjualan BBM 53

3 terpisah dengan fungsi penyetoran kas ke bank. Penerimaan kas dari penjualan dalam bentuk tunai harus segera disetorkan ke bank dalam jumlah penuh sesuai jumlah yang tersimpan di brankas dengan cara melibatkan pihak selain bagian akuntansi utnuk melakukan internal check. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan telah melakukan pengendalian internal yang baik. Bagian akuntansi tidak memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menyetorkan kas ke bank. Setelah menganalisis lebih jauh pengendalian internal pada struktur organisasi PT. Kestrelindo Aviatikara, penulis menemukan beberapa kelemahan, antara lain : 1. Tidak terdapat Job Description secara tertulis Perusahaan belum memiliki job description secara tertulis. Tidak ada dokumen-dokumen pendukung yang menyatakan dengan jelas dan tegas mengenai tugas dan tanggung jawab setiap karyawan yang ada di perusahaan. Manajemen perusahaan hanya memberitahukan secara lisan kepada setiap karyawan mengenai tugas dan tanggung jawabnya masingmasing. Seharusnya perusahaan memiliki job description secara tertulis. Hal ini dimaksudkan agar terdapat peraturan yang bersifat mengikat dan jelas, sehingga setiap bagian akan mengerti apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Perusahaan tidak membuat kebijakan secara tertulis mengenai job description karena perusahaan menganggap pekerjaan akan lebih mudah 54

4 dijalankan bila job description tersebut disampaikan secara lisan. Menurut perusahaan kebijakan yang digunakan tersebut sudah sesuai dan cukup memadai. Karena perusahaan beranggapan bahwa bila nantinya terdapat perubahan struktur organisasi perusahaan, maka perusahaan dapat beradaptasi secara langsung tanpa harus menunggu prosedur tertulis yang rumit. Penulis menyarankan agar perusahaan membuat kebijakan tertulis mengenai job description. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perangkapan fungsi yang dilakukan oleh bagian tertentu yang ada di perusahaan. 2. Fungsi penerimaan kas belum terpisah dengan fungsi pencatatan Dalam prosedur penerimaan kas yang sedang berjalan, fungsi penerimaan kas dilakukan oleh operator yang bertugas untuk melakukan proses penjualan produk. Kemudian fungsi pencatatan dilakukan oleh bagian akuntansi yang juga bertugas menerima seluruh uang yang disetorkan oleh operator untuk kemudian dicatat berapa jumlah penerimaan kas hasil penjualan di setiap shift berdasarkan yang dilaporkan oleh operator SPBU tersebut dan memasukkannya ke brankas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi pencatatan yaitu bagian akuntansi juga melakukan proses penerimaan kas bahkan memegang uang dan memasukkannya ke brankas. Kemudian bagian akuntansi membuat rekapitulasi form teller untuk ketiga jenis bahan bakar di masing-masing mesin (solar, premium dan pertamax) untuk mengetahui jumlah 55

5 keseluruhan hasil penjualan bahan bakar di shift yang bersangkutan setelah itu fungsi pencatatan membuat laporan kas harian untuk dilaporkan ke manajer keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terdapat pemisahan tugas antara operator yang bertugas sebagai fungsi penerimaan kas (kasir) namun bagian akuntansi yang seharusnya memiliki tugas dan wewenang sebatas mencatat jumlah hasil penjualan juga bertanggung jawab dalam menghitung dan menyimpan jumlah uang hasil penerimaan kas dari penjualan BBM tersebut. Perusahaan tidak membuat kebijakan khusus mengenai pemisahan fungsi ini. Menurut perusahaan kebijakan yang digunakan tersebut sudah sesuai dan cukup memadai. Karena perusahaan beranggapan bahwa tidak perlu menambah karyawan lagi untuk proses tersebut. Karena dengan menambah karyawan, berarti perusahaan akan menambah biaya lagi untuk merekrut karyawan baru. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar perusahaan membuat pengendalian tambahan. Jadi tidak masalah apabila tidak dilakukan pemisahan atas fungsi yang terkait tersebut. Pengendalian tambahan yang bisa di lakukan perusahaan adalah dengan menggunakan CCTV (Closed Circuit Television). CCTV adalah sebuah kamera pengintai yang digunakan untuk menyelidiki dan mengawasi suatu tempat yang dianggap rawan. Dengan adanya CCTV maka perusahaan dapat memantau dan merekam segala bentuk aktifitas untuk menghindari terjadinya penyelewengan atau tindak kejahatan. Sehingga pada saat aktifitas 56

6 penerimaan dan penyimpanan uang ke brankas berlangsung dapat dideteksi secara langsung. 3. Adanya perangkapan fungsi antara direktur keuangan dengan direktur umum Direktur umum perusahaan terkadang membantu direktur keuangan dalam merencanakan dan mengelola keuangan perusahaan. Hal ini terjadi karena, PT. Kestrelindo Aviatikara merupakan perusahaan keluarga dimana pihak-pihak yang berwenang di dalamnya beberapa mempunyai hubungan darah. Oleh karena itu, tanggung jawab dan wewenang bisa dirangkap atas persetujuan direktur utama sebagai pimpinan perusahaan sekaligus pemegang saham terbanyak di perusahaan. Perusahaan tidak terlalu mementingkan hal ini, karena perusahaan menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang biasa. Berdasarkan pengendalian internal yang baik pembagian tugas yang dijelaskan oleh perusahaan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar tercipta suatu kontrol yang memadai. Wewenang dan tanggung jawab masing-masing pihak harus dibedakan dan dipisahkan sesuai wewenangnya masing-masing agar tidak terjadi perangkapan tugas. Hal tersebut dilakukan agar setiap bagian melaksanakan pekerjaan yang memang merupakan wewenang dan tanggung jawabnya. Penulis menyarankan agar deskripsi jabatan lebih ditekankan lagi agar tidak terjadi konflik kepentingan diantara pihak-pihak yang terkait. 57

7 3. Perusahaan tidak memiliki fungsi penjualan secara khusus Dalam kegiatan operasionalnya, secara khusus pada kegiatan SPBU fungsi penjualan digabung dengan fungsi penerimaan kas. Berdasarkan pengendalian internal yang baik seharusnya fungsi penjualan harus terpisah dengan fungsi penerimaan kas untuk menghindari terjadinya penyelewengan kas. Perusahaan mempunyai cara sendiri untuk melakukan pengendalian dan upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan, yaitu bagian akuntansi yang bertugas untuk mengecek kesesuaian jumlah uang yang disetor operator dengan jumlah BBM yang laku terjual. Setiap pergantian shift, bagian akuntansi melakukan teller untuk memeriksa apakah jumlah uang yang disetorkan operator sesuai dengan jumlah penjualan BBM. Saran penulis adalah perusahaan terus meningkatkan pengendalian dan upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh operator. Yaitu selain pengecekan oleh bagian akuntansi secara langsung juga perlu dilakukan pengecekan secara berkala kinerja operator apakah telah memadai atau belum. IV.2 Evaluasi Terhadap Dokumen dan Catatan yang Memadai Pengendalian internal yang baik atas dokumen dan catatan dapat memberikan jaminan bahwa setiap transaksi dikendalikan dengan baik dan dicatat dengan benar. Oleh karena itu pengggunaan dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan 58

8 informasi yang teliti dan dapat dipercaya tentang adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Dokumen yang memadai adalah dokumen yang di otorisasi baik dengan tanda tangan ataupun stempel oleh pihak yang berwenang. Dokumen yang terdapat dalam prosedur penerimaan kas perusahaan sudah cukup lengkap. Keseluruhan dokumen sudah dapat menggambarkan bagaimana prosedur penerimaan kas berlangsung. Beberapa jenis dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas perusahaan, yaitu terdiri dari : a. Form Teller Form teller dibuat oleh bagian akuntansi SPBU. Form teller merupakan dokumen yang berisi jumlah total bahan bakar yang laku terjual beserta jumlah uang yang diperoleh di masing-masing shift. Pengendalian internal terhadap form teller tersebut sudah berjalan dengan baik. Setiap pergantian shift bagian akuntansi akan melakukan pengecekan secara langsung dengan cara melakukan teller an sebelum jam atau sebelum masuk shift ke I. Dari digit angka yang tertera di mesin fuel dispenser tersebutlah bagian akuntansi mengetahui berapa liter bahan bakar yang laku terjual. Setelah itu bagian akuntansi mencatat berapa liter total bahan bakar yang laku terjual (selisih digit angka shift ke III dengan shift sebelumnya (shift ke II)) untuk kemudian dilakukan cek apakah jumlah uang yang disetorkan operator sesuai dengan hasil teller an). 59

9 b. Laporan Kas harian Laporan kas harian dibuat oleh bagian akuntansi SPBU terkait dengan rekapitulasi transaksi penerimaan kas di ke-3 shift dan berisi laporan jumlah uang yang disetor ke bank setiap harinya. Dan berisi laporan seluruh hasil penjualan BBM setiap harinya. Laporan kas harian ini kemudian dikirimkan dan dilaporkan ke manajer keuangan. Pengendalian internal terhadap laporan kas harian tersebut sudah berjalan dengan baik. Setiap harinya laporan tersebut dikirim ke manajer keuangan untuk kemudian diperiksa lebih lanjut. Dengan cara melakukan pengecekan untuk mengetahui kebenaran laporan yang dibuat oleh bagian akuntansi SPBU PT. Kestrelindo Aviatrikara. c. Buku Teller Buku teller merupakan dokumen yang dibuat oleh bagian akuntansi SPBU terkait dengan rekapitulasi form teller di ke-3 shift setiap harinya. Secara periodik manajer keuangan akan memeriksa buku teller ini untuk mendeteksi kecurangan yang mungkin terjadi. Terdapat kelemahan atas dokumen yang digunakan oleh PT. Kestrelindo Aviatikara yaitu : a. Dokumen form teller dicetak tidak bernomor urut. Dokumen form teller yang digunakan pada perusahaan diarsipkan berdasarkan tanggal kejadian transaksi dan berdasarkan jadwal masing- 60

10 masing shift yang ditulis secara manual. Karena perusahaan menganggap metode yang digunakan tersebut sudah sesuai dan cukup memadai. Pengendalian internal yang baik atas penggunaan suatu dokumen adalah dokumen dan catatan tersebut telah dicetak prenumbered atau bernomor urut. Karena penggunaan dokumen bernomor urut akan menjamin kelengkapan dokumen sehingga dikemudian hari saat dokumen tersebut diperlukan akan mudah mencarinya. Dan dokumen bernomor urut juga merupakan salah satu bukti terjadinya suatu transaksi. Pemberian nomor urut tercetak pada dokumen form teller sangat penting, karena dokumen ini banyak memberikan data penting. Dari dokumen form teller dapat diketahui berapa liter jumlah BBM yang laku terjual, berapa total penerimaan kas di setiap shift. Bahkan dokumen ini juga memberikan informasi mengenai omset perusahaan di ketiga jenis bahan bakar minyak yang di jual (premium, solar dan pertamax), memberikan data-data dan informasi berapa liter stock, lossing, sisa D/O dan berapa liter BBM yang harus dibeli ke pihak pertamina atau berapa liter kah belanja yang harus dilakukan. Mengingat pentingnya dokumen form teller ini, maka penulis menyarankan agar dokumen form teller diberikan nomor urut atau dicetak prenumbered agar jika terjadi suatu kesalahan akan dengan mudah ditelusuri. 61

11 b. Dokumen form teller tidak diotorisasi oleh pihak yang berwenang Dokumen form teller di buat secara manual oleh bagian yang bertanggung jawab atas dokumen tersebut yaitu bagian akuntansi. Namun saat dokumen tersebut dikeluarkan tidak terdapat otorisasi seperti cap atau tanda tangan pihak yang berwenang yaitu kepala bagian akuntansi. Pengecekan fisik atas jumlah uang yang diterima dari operator dan jumlah bahan bakar minyak yang laku terjual dapat ditelusuri melalui dokumen form teller. Oleh karena itu, penting adanya otorisasi dari kepala bagian akuntansi atas dokumen ini. Dengan adanya otorisasi, maka dokumen tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atas informasi yang teliti dan dapat dipercaya tentang adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. IV.3 Praktik yang Sehat Pengendalian internal yang baik atas prosedur sistem akuntansi penerimaan kas akan sangat mendukung terhadap keberlangsungan kegiatan operasional perusahaan. Prosedur sistem penerimaan kas tersebut tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, berdasarkan wawancara dan hasil observasi yang telah dilakukan penulis ke perusahaan, penulis menemukan praktik-praktik yang sehat yang telah berlangsung diperusahaan yang menunjukkan bahwa pengendalian internal yang sedang berlangsung di perusahaan sudah berjalan dengan cukup baik. Maka penulis menguraikan hasil temuannya berikut ini : 62

12 1. Evaluasi kinerja karyawan Biasanya setiap harinya, manajer SPBU di setiap pergantian shift mengadakan berita acara. Dimana para karyawan, khususnya operator berkumpul minimal 10 menit sebelum pergantian shift berikutnya, telah ada ditempat dan siap siaga. Sebelum pergantian shift berikutnya, para karyawan dibekali nasihat-nasihat untuk perbaikan atas keluhan konsumen terhadap pelayanan operator yang kurang memuaskan. Begitulah pengendalian internal yang diterapkan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja karyawannya. Evaluasi kinerja para karyawan yang dilakukan oleh perusahaan sudah cukup memadai. Disini penulis dapat melihat bagaimana pengendalian internal diterapkan dalam mengevaluasi pekerjaan para karyawan. Secara berkala, pihak independen perusahaan akan melakukan interbal check ke SPBU. Pengecekan dilakukan dengan mengevaluasi proses transaksi penerimaan kas berlangsung, untuk mendeteksi terjadinya kelalaian maupun kecurangan yang dibuat oleh para karyawan. Minimal sebulan sekali pengecekan ini dilakukan. Mengecek bagaimana kinerja para karyawan SPBU, apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. 63

13 2. Pemeriksaan laporan kas harian Kurang lebih sebulan sekali, akan dilakukan pengecekan terhadap dokumen-dokumen laporan penerimaan kas SPBU PT. Kestrelindo Aviatikara. Semua dokumen yang berkaitan dengan proses penjualan tunai bahan bakar sampai proses penerimaan kas berlangsung akan dicek oleh pihak independen perusahaan. Bagian akuntansi akan memberikan dokumen-dokumen yang dibutuhkan perusahaan seperti buku teller yang berisi rekapitulasi form teller setiap shift dan kumpulan laporan kas harian SPBU untuk mencocokkan dengan data yang diterima oleh perusahaan. Dengan adanya pemeriksaan secara periodik sedikitnya sekali dalam sebulan tersebut sangat membantu perusahaan untuk mengetahui secara dini kesalahan-kesalahan ataupun penyelewengan yang mungkin terjadi. Apabila terdapat kesalahan dalam pencatatan dapat segera diketahui dan ditemukan dimana letak kesalahannya. Begitu juga apabila terjadi suatu penyelewengan, dengan adanya pemeriksaan rutin ini dapat membantu perusahaan dalam mendeteksinya. Dan kemudian mengambil tindakan lebih lanjut atas kesalahan dan penyelewengan tersebut. 3. Penetapan target untuk meningkatkan hasil penjualan Setiap perusahaan mempunyai targetnya masing-masing untuk terus menerus meningkatkan bisnis usahanya. PT. Kestrelindo Aviatikara juga telah mempunyai target jangka panjang yaitu dengan cara 64

14 meningkatkan hasil penjualannya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, penulis menemukan bahwa PT. Kestrelindo Aviatikara telah banyak melakukan kerjasama bisnis dengan berbagai pihak untuk meningkatkan penjualan. Salah satunya yaitu kerjasama yang dilakukan dengan pihak Dinas Kebersihan. Sehingga truk pengangkut sampah akan membeli bahan bakar minyak atau bensin ke SPBU PT. Kestrelindo Aviatikara. 4. Jumlah kas yang diterima dari pelanggan, seluruhnya disetor ke bank pada hari yang sama Jumlah kas hasil penjualan BBM yang diterima dari pelanggan, seluruhnya disetor ke bagian akuntansi untuk kemudian dicatat dan disetorkan ke bank setiap hari. Setiap harinya akan dilakukan penyetoran kas ke bank meliputi seluruh jumlah uang yang tersimpan di brankas (total hasil penjualan di shift ke I (jam ) + shift ke II (jam ) ) dan seluruh uang hasil penjualan di shift ke III untuk kemudian disetorkan ke Bank sekitar jam Dan kegiatan ini dilakukan setiap harinya untuk mengamankan jumlah uang yang ada di brankas. Dengan adanya sistem ini, maka perusahaan secara tidak langsung telah melakukan pengendalian terhadap jumlah kas yang ada di tangan. Seluruh uang hasil penjualan tidak dibiarkan terlalu lama disimpan di brankas dan tentu saja ini dilakukan untuk mengamankan uang tersbut dari penyelewengan ataupun 65

15 pencurian. Karena semakin lama uang yang ada dibrankas disimpan maka resiko terjadinya suatu pencurian akan semakin besar. 5. Kunci brankas dipegang oleh manajer SPBU dan kepala bagian akuntansi Jumlah kas yang masuk dan keluar dari brankas di otorisasi oleh kepala bagian akuntansi secara langsung. Kepala bagian akuntansi yang berwenang memasukkan jumlah penerimaan kas hasil penjualan ke brankas dan dia juga yang berwenang mengeluarkan uang tersebut dari brankas. Jadi pada saat operator menitipkan uang ke bagian akuntansi, untuk kemudian dihitung kembali dan dicatat setelah itu yang berhak memasukkan uang tersebut ke brankas adalah kepala bagian akuntansi. Dan pada saat penyetoran kas ke bank, kepala bagian akuntansi lah yang menyerahkannya langsung ke petugas penyetoran kas ke bank untuk disetor berdasarkan persetujuannya. Pengendalian atas jumlah uang hasil penjualan sangat ketat di sini, sehingga segala bentuk penyelewengan dan pencurian dapat dihindari semaksimal mungkin. 66

16 Penulis juga menemukan beberapa praktik-praktik sehat yang belum diterapkan oleh PT. Kestrelindo Aviatikara antara lainnya adalah : 1. Tidak terdapat perputaran pekerjaan (job rotation) Perputaran pekerjaan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka dapat dihindari. Karyawan yang bekerja di PT. Kestrelindo Aviatikara tidak mengalami perputaran pekerjaan atau rotasi pekerjaan, sehingga karyawan yang bekerja di fungsi penerimaan kas, fungsi akuntansi dan lainnya adalah orang yang sama. Perusahaan menganggap rotasi pekerjaan tidak diperlukan, sejauh tugas dan tangung jawab masing-masing bagian dilakukan dengan baik. Perusahaan merasa perputaran pekerjaan hanya akan mempersulit kegiatan operasional perusahaan. Namun perusahaan dapat mencoba melakukan rotasi pekerjaan untuk melihat bagaimana kontrol terjadi atas setiap karyawan. Perputaran pekerjaan dapat dilakukan antara bagian akuntansi yang bekerja di setiap shift. Misalnya perputaran pekerjaan antara bagian akuntansi shift ke I dengan shift ke III, shift ke II dengan shift ke III dan sebagainya. Dengan demikian peluang terjadinya persekongkolan dan kecurangan di bagian akuntansi dapat diperkecil. 67

17 2. Tidak terdapat pemeriksaan mendadak Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu ke pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak terhadap kegiatan-kegiatan pokoknya, hal ini akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Perusahaan mengganggap pemeriksaan mendadak tidak diperlukan karena itu hanya akan menghambat kegiatan operasional perusahaan. Menurut perusahaan, pemeriksaan yang dilakukan secara periodik sudah memadai untuk tetap menjalankan kontrol atas kegiatan sistem penerimaan kas yang berlangsung. 3. Masih ada operator yang melakukan kelalaian dalam melakukan prosedur penyetoran uang hasil penjualan ke bagian akuntansi Beberapa menit sebelum pergantian shift berikutnya masingmasing operator diwajibkan menyetorkan uang atau menitipkan uang sebelum shift berikutnya di mulai. Hal ini dilakukan untuk mengamankan jumlah uang hasil penjualan yang ada di tangan operator agar terhindar dari penyelewengan operator sendiri ataupun dari kejahatan pihak luar seperti pencurian dan perampokan. Pada jam-jam yang telah ditetapkan, operator masing-masing kanopi harus sudah bersiap siaga menghitung jumlah uang hasil penjualan di shift yang bersangkutan dan kemudian menyetorkannya ke bagian akuntansi. 68

18 Namun, masih ada operator yang lalai sehingga telat menyetorkan uang ke bagian akuntansi. Tentu saja ini akan menghambat kerja pada bagian akuntansi. Karena sebelum pergantian shift berikutnya, bagian akuntansi akan melakukan pencatatan pada form teller berdasarkan data yang diperoleh dari operator yaitu jumlah uang hasil penjualan yang harus mereka setorkan ke bagian akuntansi di shift tersebut. Kemudian bagian akuntansi menghitung kembali jumlah uang yang disetor oleh masing-masing operator sebelum kepala bagian akuntansi memasukkan uang tersebut ke brankas. Setelah itu bagian akuntansi melakukan pencatatan form teller, kemudian melakukan teller-an untuk melakukan cek berapa liter total hasil penjualan BBM di shift tersebut. Oleh karena itu, operator tidak boleh lalai dalam menjalankan tugasnya dalam menyetorkan seluruh penerimaan kas di shift yang bersangkutan. Karena keterlambatan itu juga akan menghambat bagian akuntansi dan memperlambat kerja bagian akuntansi dan ini juga akan berpengaruh pada keterlambatan penyetoran kas ke bank. 4. Masih ada operator yang meninggalkan mesin fuel dispenser Seringkali ketika pelanggan datang untuk membeli BBM, harus menunggu operator yang bersangkutan. Karena operator yang bertanggung jawab di kanopi tersebut pergi meninggalkan tanggung jawabnya untuk mengobrol dengan operator lainnya atau dengan pihak 69

19 luar. Ini akan membuat pelanggan merasa tidak nyaman karena harus menunggu. Hal ini seringkali terjadi karena kurangnya kesadaran akan pengendalian internal pada diri masing-masing operator. Kelalaian dan kekurangan ini tentunya secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi citra perusahaan di mata publik, khususnya pelanggan. Karena kinerja operator terkesan tidak profesional. 70

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat PT. Kestrelindo Aviatikara adalah salah satu badan usaha jasa yang sedang berkembang saat ini di Bekasi. PT. Kestrelindo

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS & BAHASAN

BAB 4 ANALISIS & BAHASAN BAB 4 ANALISIS & BAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis sistem akuntansi siklus pendapatan pada PT Sistemaju Mandiri Prakarsa unit SPBU. Dalam pengumpulan temuan diperoleh dengan cara wawancara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

Proses. Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar. Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan

Proses. Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar. Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar Proses Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan Penilaian Sebelum Penendatanganan Monitoring Atas Pembiayaan Persetujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA

BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA Pada bab ini penulis akan mengadakan evaluasi atas keadaan organisasi seperti yang telah diuraikan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA)

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) 88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) Daftar pertanyaan untuk wawancara ini berisi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan siklus penggajian dan pembelian di SMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Clowor Distro Semarang adalah usaha usaha bersama 4 orang yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jika melihat perkembangan ekonomi di Indonesia dalam era globalisasi ini terdapat perkembangan dari waktu ke waktu dan terus mengalami perubahan yang baik.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten 36 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan KPRI Guyub Rukun Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA SPBU ( STASIUN PENGISISAN BAHAN BAKAR UMUM ) CABANG SUKMAJAYA

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA SPBU ( STASIUN PENGISISAN BAHAN BAKAR UMUM ) CABANG SUKMAJAYA ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA SPBU ( STASIUN PENGISISAN BAHAN BAKAR UMUM ) CABANG SUKMAJAYA Nama : Tri Cahya Ayu Marta NPM : 28210933 Jurusan : Akuntansi LATAR BELAKANG Setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas penjualan, piutang dan penerimaan kas pada PT.Smartdata Securindo. Pengendalian intern dilakukan untuk mengamankan

Lebih terperinci

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pernyataan SS S N TS STS I. Kualifikasi Pemeriksaan Internal Independensi, Kompetensi, Integritas, Objektivitas, dan Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum memisahkan tanggung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh Rahardian Pamungkas Dupa 14121010 PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Sistem Akuntansi Niswonger, Warren, Fess (1999) yang diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait mendefinisikan, Sistem Akuntansi (Accounting System) adalah metode dan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis sistem penggajian pada PT. Sistemaju Mandiri Prakarsa dengan tujuan untuk meneliti dan mempelajari sistem penggajian yang sedang diterapkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih

BAB IV PEMBAHASAN. Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan Evaluasi Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Tujuan dilakukan perencanaan evaluasi yaitu untuk memperoleh bahan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. objek penelitian yaitu pada PT. Agung Aquatic Marine. Adapun simpulan yang dimaksud adalah PT. Agung Aquatic Marine

BAB 5 PENUTUP. objek penelitian yaitu pada PT. Agung Aquatic Marine. Adapun simpulan yang dimaksud adalah PT. Agung Aquatic Marine BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada sistem pengendalian intern atas prosedur persediaan, penulis akan memberikan ulasan secara garis besar atau kesimpulan mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK IV.1. Perencanaan dan Tujuan Audit Operasional atas fungsi Penjualan, Piutang Usaha

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENUNJANG IMLEMENTASI PENGENDALIAN PROSEDUR BIAYA OPERASI

KUESIONER PENELITIAN PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENUNJANG IMLEMENTASI PENGENDALIAN PROSEDUR BIAYA OPERASI Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENUNJANG IMLEMENTASI PENGENDALIAN PROSEDUR BIAYA OPERASI Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/Sdri Responden di tempat Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA PT.CAHAYA MANDIRI INVESTAMA

SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA PT.CAHAYA MANDIRI INVESTAMA SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA PT.CAHAYA MANDIRI INVESTAMA Nama : Siti Sharah Mardiutami NPM : 28213587 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Agustin Rusiana Sari. SE., MM. FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pangadda dkk (2015), meneliti tentang pengendalian internal atas persediaan obat-obatan di Rumah Sakit Unisma Malang menyimpulkan, bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan 5 II.LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Intern Berdirinya sebuah perusahaan harus disertai dengan terbentuknya manajemen yang handal dan dapat menjamin lancarnya operasional, baik itu pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur. pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur. pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengeluaran Kas Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul: 1. Bagian yang terkait dan diskripsi

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini kondisi perekonomian di Indonesia belum sepenuhnya pulih.

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini kondisi perekonomian di Indonesia belum sepenuhnya pulih. 1 BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini kondisi perekonomian di Indonesia belum sepenuhnya pulih. Pemerintah telah bertekad untuk melakukan langkah dan kebijaksanaan strategis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L1 BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L2 BUKTI TIMBANG SURAT JALAN L3 SURAT JALAN BATAL NOTA DEBIT NOTA KREDIT L4 FAKTUR PENJUALAN L5 L6 PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA INTERNAL CONTROL QUESTIONNARIES

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya a. Pengertian Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamakan makna istilah sistem dengan cara. Istilah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah kumpulan elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). Sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana kita ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam operasi perusahaan. Keuntungan

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat perusahaan beroperasi menjadi semakin luas dan kompleks, segala jenis perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA. 4.1 Hasil Evaluasi Terhadap Pengendalian Manajemen

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA. 4.1 Hasil Evaluasi Terhadap Pengendalian Manajemen BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA 4.1 Hasil Evaluasi Terhadap Pengendalian Manajemen 4.1.1 Evaluasi Terhadap Pengendalian Manajemen Operasional Pengendalian manajemen operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Sugiono (2012:54) : Penelitian deskriptif digunakan untuk membuat suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

keuangan saja sehingga rawan akan terjadinya kecurangan.

keuangan saja sehingga rawan akan terjadinya kecurangan. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA.1. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU Andriani (01) menyatakan, bahwa didalam perusahaan yang diteliti masih terdapat banyak kelemahan yang dapat menimbulkan kecurangan seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional Audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan dan kebijakan operasional suatu perusahaan yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, 5 BAB II LANDASAN TEORI Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, di butuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang direncanakan untuk menentukan keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM IV. 1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada PT. Bernofarm. PT. Bernofarm merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX KARYA ILMIAH MAHASISWA [AKUNTANSI] 1 Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX Tika Damayanti 1)*, Nurmala 2), Evi Yuniarti 3) 1)* Mahasiswa, 2).3) Dosen pengajar PS

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, akan tetapi dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci