BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku pada PT Urasima Putra Gamalindo difokuskan untuk hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan sistem pengendalian manajemen dalam menjamin (ensure) bahwa pembelian dapat dijalankan dengan efisien, efektif, dan ekonomis. b) Menyusun prosedur audit untuk tahap pengembangan temuan pada pengujian rinci (detailed examination). c) Merumuskan rekomendasi atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku. Dalam hal ini tujuan pemeriksaan pada dasarnya adalah mengevaluasi dan memberikan saran-saran serta rekomendasi perbaikan atas kelemahan yang ditemukan dalam kegiatan pembelian dan pengelolaan bahan baku Survei Pendahuluan Survei pendahuluan dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman atas latar belakang perusahaan dan mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan audit operasional. Selain itu, survei pendahuluan juga untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran aktivitas pembelian dan pengelolaan bahan baku. Proses pemeriksaan dilakukan dengan cara sebagai berikut: 42

2 1. Wawancara dengan staf Bagian Pembelian PT Urasima Putra Gamalindo 2. Wawancara dengan Direktur PT Urasima Putra Gamalindo untuk memperoleh informasi mengenai pengendalian internal dalam fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku. 3. Mengamati kegiatan pembelian dan pengelolaan bahan baku. 4. Mempelajari tahap-tahap prosedur pembelian dan pengelolaan bahan baku. 5. Membuat ikhtisar atas indikator permasalahan yang ditemui. Menurut Lilis Puspitawati & Sri Dewi Anggadini ( 20011:p177) Aktivitas pembelian secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Menentukan kebutuhan produk/jasa (permintaan pembeliaan) Timbulnya kebutuhan akan produk/jasa dalam suatu perusahaan biasanya diperoleh dari dokumen permintaan pembelian (PP) yang dikirimkan bagian produksi atau bagian persediaan untuk memenuhi tersedianya produk yang diminta dalam divisinya masing-masing. Permintaan pembelian merupakan dokumen internal yang dibuat untuk meminta sesuatu pada suatu bagian tertentu. Dokumen permintaan pembelian dapat dibuat secara otomatis oleh suatu sistem aplikasi tertentu dan dapat pula dipersiapkan secara manual. Setelah selesai dibuat dokumen permintaan pembeliaan akan divalidasi terlebih dahulu oleh supervisor dalam divisi yang membuatnya untuk selanjutnya dikirimkan ke divisi yang dituju. 43

3 2) Memilih sumber daya Apabila permintaan pembelian sudah dikirimkan ke bagian pembelian maka bagian pembelian akan melakukan aktivitas pemilihan sumber daya. Aktivitas ini dilakukan bagian pembelian untuk memilih jenis sumber daya yang dibutuhkan/diminta dan menyortir apakah permintaan tersebut dapat disetujui atau tidak. Apabila tahap ini sudah dilaksanakan bagian pembelian akan melakukan pemilihan pemasok yang akan diberikan order pembelian. 3) Memilih pemasok Proses pemilihan pemasok merupakan aktivitas pemilihan terhadap penyedia produk. Proses pemilihan ini dilakukan dengan pertimbangan untuk mendapatkan barang/jasa yang berkualitas dan harga yang telah disepakati bersama. Evaluasi terhadap pemasok harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman dengan membandingkan beberapa pemasok yang sejenis sehingga dapat diperoleh pemasok yang dapat menyediakan barang sesuai dengan kriteria yang kita butuhkan, proses evaluasi pemasok dapat dilakukan baik dengan cara manual maupun dengan cara yang terkomputerisasi. Cara manual dapat dilakukan dengan menganalisis catatan/identitas data dari masing-masing pemasok. Untuk aplikasi yang berbasis komputerisasi beberapa aplikasi computer sudah dapat melakukan aktivitas ini salah satunya adalah dengan program SAP (System Application Product). Aplikasi SAP menawarkan evaluasi pemasok secara otomatis untuk membantu organisasi dalam bisnis prokuremen. 44

4 4) Menerbitkan pesanan pembelian Pesanan pembelian dapat dilakukan apabila bagian pembelian sudah mendapatkan pemasok yang akan diinginkan. Pesanan pembelian dapat dilakukan dengan cara menerbitkan Dokumen Pesanan Pembelian yang dikirimkan pemasok ke bagian pembelian. Dokumen Pesanan Pembelian mengidentifikasikan pemasok dan menginformasikan barang yang dipesan, jumlah harga, harga, tanggal pengiriman, jangka waktu pengiriman dan jngka waktu pembayaran yang diinginkan oleh perusahaan. Pesanan pembelian dapat dikirimkan dalam bentuk dokumen/kertas seperti surat atau fax, atau secara elektronik seperti dokumen Electronik Data Interchange (EDI). 5) Penerimaan barang Setelah pemasok menyetujui order yang dikirimkan perusahaan, pemasok akan mengirimkan barang/produk yang diminta kepada perusahaan. Proses pengiriman yang baik harus disertai dengan dokumen pengirimannya yang berisi informasi barang yang dikirimkan beserta harga barang dan informasi yang dibutuhkan lainnya. Pemasok akan menyertakan barang yang dikirimkan beserta dokumen pengirimannya. Barang yang dikirimkan konsumen diterima perusahaan oleh bagian penerimaan barang. Bagian penerimaan barang akan melakukan pengecekan secara fisik jumlah barang yang dikirimkan yang dicocokan dengan dokumen pengirimannya. Apabila barang yang diterima telah sesuai dengan dokumen pengiriman dan dokumen pesanan pembeliannya maka bagian penerimaan barang akan membuat laporan penerimaan 45

5 barang. Selanjutnya barang tersebut akan dikirimkan ke bagian gudang/persediaan/penyimpanan untuk disimpan, dokumen penerimaan dibuat oleh bagian gudang ketika barang diterima dan disimpan oleh bagian gudang atau dengan kata lain dokumen ini dipersiapkan ketika suatu item barang dikirim dari sumber penerima ke sumber penyimpanan barang. 6) Verifikasi faktur Verifikasi faktur dilakukan ketika perusahaan akan melakukan pembayaran kepada pemasok. Faktur harus diperiksa dan dicocokkan dengan dokumen penerimaan barang dan dokumen pesanan pembeliaanya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar terciptanya pengendalian internal dalam aktivitas pengeluaran kas untuk pembayaran kepada pemasok dan memastikan bahwa biaya dan kebutuhan kuantitas sudah sesuai dan terpenuhi dengan baik. 7) Pembayaran dengan pemasok Apabila ketiga dokumen tersebut sudah cocok maka perusahaan akan melakukan pembayaran dengan pemasok. Pembayaran dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu pembayaran dan persyaratan yang ditentukan dalam pesanan pembelian. Pembayaran diproses melalui utang dagang dalam akuntansi keuangan. 46

6 4.2. Evaluasi atas Pengendalian Internal Fungsi Pembelian dan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Pengendalian internal yang kuat dalam fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku akan mendukung kegiatan operasional perusahaan sehingga berjalan dengan baik. Beberapa temuan dari hasil evaluasi atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku PT Urasima Putra Gamalindo adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian menjadi dasar bagi komponen yang lain dan menyediakan disiplin serta struktur. 1) Kurangnya pengawasan terhadap setiap orang yang masuk gudang. Kondisi perusahaan yang saya lihat adalah setiap orang yang tidak mempunyai otorisasi dari pihak berwenang ataupun yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap gudang tidak diperbolehkan masuk kedalam gudang. Hal ini menunjukkan bahwa gudang kurang memiliki pengawasan yang kurang ketat dari kepala gudang. Kepala gudang tidak memperbolehkan siapapun yang tidak mempunyai otorisasi dari pihak berwenang untuk masuk kedalam gudang. 47

7 Kepala gudang seharusnya mengerti dan paham mengenai tugas dan tanggung jawabnya terhadap semua persediaan bahan baku yang ada di dalam gudang. Gudang hanya boleh dimasuki oleh orang yang mempunyai otorisasi dari pihak berwenang dan yang mempunyai tanggung jawab atas gudang. Perusahaan tidak memiliki peraturan tertulis yang mengatur siapa saja yang berhak keluar masuk gudang. Selain itu perusahaan tidak menindak tegas kepala gudang yang memperbolehkan masuk gudang walaupun tidak disertai dengan otorisasi dari pihak yang berwenang ataupun yang bertanggung jawab atas gudang. Semua karyawan perusahaan dapat dengan bebas masuk kedalam gudang tanpa ada pengawasan, sehingga akan memudahkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadi kehilangan yang dapat merugikan perusahaan. Jadi rekomendasi saya terhadap perusahaan ini, harus menindak tegas kepala gudang karena memperbolehkan siapa saja masuk kedalam gudang. Padahal kepala gudang mempunyai hak untuk tidak memperbolehkan siapapun yang tidak mempunyai otorisasi dari pihak berwenang atau tidak mempunyai tanggung jawab untuk masuk ke dalam gudang. Selain itu, perusahaan seharusnya membuat peraturan tertulis siapa saja yang berhak untuk keluar masuk gudang. Dengan adanya peraturan tersebut, gudang akan mendapat pengawasan yang ketat sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan persediaan. Rekomendasi ini sudah terkait dengan efektifitas dan efisiensi, karena perusahaan ini agar dapat berjalan dengan selaras 48

8 dan tidak tumpang tindih. Dan diperlukan koordinasi yang baik di dalam menentukan dan mengatur input maupun output perusahaan tersebut, agar tercapainya efisiensi dan efektifitas perusahaan yang tepat sasaran. 2. Penentuan Risiko Penentuan risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Taksiran manajemen risiko hendaknya juga mempertimbangkan risiko-risiko yang muncul dari perubahan lingkungan seperti pembukaan bisnis baru, penanganan transaksi yang menuntut perlakuan akuntansi yang khusus, perubahan standar akuntansi, peraturan hukum yang baru, perubahan penggunaan teknologi informasi, dan perubahan personel. 3. Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasifikasi, 49

9 mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan. 1) Adanya pembatalan sepihak oleh pemasok setelah ada persetujuan dalam transaksi pembelian. Kondisi perusahaan yang saya lihat adalah terkadang pemasok membatalkan secara sepihak transaksi pembelian bahan baku yang telah disetujui pada pesanan pembelian. Seharusnya setiap pemesanan barang yang telah disetujui oleh pemasok harus dipenuhi oleh pemasok. Hal ini disebabkan Direktur tidak menyeleksi pemasok yang dapat memenuhi transaksi pembelian dengan baik. Dengan adanya pembatalan sepihak dari pemasok mengakibatkan tidak tersedianya bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi, sehingga proses produksi menjadi terhambat. Hal ini menimbulkan ketidakefisienan dalam proses pembelian. Jadi rekomendasi saya terhadap perusahaan ini, sebaiknya Direktur menyeleksi pemasok-pemasok yang dapat melayani pemesanan bahan baku dengan baik dan hanya melakukan pemesanan pada pemasok tersebut. Jika masih ada pemasok yang melakukan pembatalan, maka Direktur harus segera menghubungi pemasok lain yang dapat mensuplai bahan baku sehingga tidak 50

10 menghambat proses produksi yang diakibatkan dari ketidak tersediaan bahan baku. Rekomendasi ini tidak efisien, karena dapat menimbulkan dampak berkurangnya persediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi barang tersebut. Dan kurangnya koordinasi yang terdapat dalam struktur suatu perusahaan yang dapat menghambat efektifitas sistem produksi perusahaan. 2) Adanya spesifikasi bahan baku WF 200 yang tidak sesuai dengan dokumen pesanan. Kodisi perusahaan yang saya lihat adalah terkadang terdapat beberapa bahan baku WF 200 yang tidak sesuai dengan pesanan. Ketidaksesuaian tersebut yaitu kadar besi yang terkandung dalam bahan baku WF 200 yang diterima tidak sesuai dengan kadar besi yang terkandung dalam bahan baku WF 200 yang dipesan oleh perusahaan. Setiap bahan baku WF 200 yang diterima dari pemasok harus sesuai dengan pesanan perusahaan baik kuantitas maupun kualitas dari bahan baku WF 200. Hal ini terjadi disebabkan tidak efektifnya fungsi penerimaan yang merangkap bagian gudang. Bagian penerimaan terlalu percaya kepada pemasok yang mengirim barang sehingga tidak memeriksa kualitas dari bahan baku yang dikirim dari pemasok. Bahan baku yang tidak sesuai dengan pesanan dikembalikan kepada pemasok untuk ditukar dengan bahan baku yang seharusnya diterima. Hal tersebut dapat menghambat proses produksi sehingga proses produksi tidak efisien. 51

11 Jadi rekomendasi saya terhadap perusahaan ini, seharusnya bagian penerimaan memeriksa secara rinci satu per satu kualitas setiap bahan baku WF 200 yang diterima dari pemasok, sehingga tidak terjadi kesalahan spesifikasi kadar besi yang berakibat tidak sesuainya spesifikasi produk yang dipesan pelanggan. Rekomendasi ini sudah sesuai dengan efektifitas dan efisensi, karena agar perusahaan tidak mengalami kesalahan dalam menerima dari pemasok. Dan perusahaan dapat berjalan sesuai dengan prosedur perusahaan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. 4. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan fungsi. 1) Tidak adanya pengaturan tata letak persediaan bahan baku yang rapih dan teratur pada gudang 1. Kondisi perusahaan yang saya lihat dalam penyusunan bahan baku pada gudang 1 tidak ada pengelompokan jenis-jenis bahan baku. Petugas gudang tidak mengatur tata letak persediaan dengan rapih dan teratur, terlihat pada semua jenis bahan baku PIPA 3 di tumpuk tanpa dipisahkan berdasarkan jenis barangnya, karena tiap jenis barang memiliki kadar besi yang berbeda. 52

12 Setiap jenis bahan baku dari golongan PIPA 3yang masuk ke Gudang 1 dikelompokkan oleh Bagian Gudang berdasarkan jenisnya masing masing. Hal ini untuk mempermudah saat pengambilan bahan baku jika dibutuhkan untuk proses produksi. Karyawan Bagian Gudang ingin cepat selesai dalam menerima dann menyimpan bahan baku yang diterima dari pemasok sehingga penyimpanan bahan baku tidak dipisahkan berdasarkan jenis bahan baku dan meletakkannya sembarangan. Bagian Gudang membutuhkan waktu yang lama untuk mencari salah satu jenis bahan baku dari golongan PIPA 3yang dibutuhkan untuk proses produksi. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakefisienan proses produksi, karena dapat menghambat berjalannya proses produksi. Jadi rekomendasi saya terhadap perusahaan inin, petugas gudang seharusnya menyusun bahan bakupipa 3 dikelompokkan berdasarkan jenis barang, sehingga mudah dalam mengambil dan mengontrol apakah bahan baku tersebut masih tersedia. Tidak hanya itu, dengan dikelompokkannya bahan baku, Gudang 1 dapat menyimpan bahan baku dengan kapasitas yang lebih banyak. Rekomendasi ini sudah efektif dan efisiensi, karena karyawan menerapkan prosedur perusahaan sesuai dengan aturan perusahaan. Prosedur ini dapat mempermudah karyawan untuk mengontrol jenis barang yang sudah dikelompokkan. 2) Adanya penyalahgunaan bahan baku oleh bagian gudang berupa PIPA 3. Kondisi perusahaan yang saya lihat berdasarkan observasi yang dilakukan, terlihat ada beberapa penyalahgunaan bahan baku yang 53

13 dilakukan oleh karyawan bagian gudang, salah satunya adalah membuat pagar, bahkan ada pula karyawan gudang yang membawa pulang hasil pembuatan pagar tersebut. Pagar tersebut merupakan kelompok bahan baku dari golongan PIPA 3 yang seharusnya digunakan untuk bahan baku pada proses produksi. Seluruh bahan baku hanya boleh digunakan untuk keperluan proses produksi perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi anggota dari perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya pengawasan pada gudang 1 sehingga tidak terkontrolnya jumlah persediaan yang terdapat pada gudang 1. Dengan adanya penyalahgunaan bahan baku tersebut terkadang terjadi kekurangan bahan baku untuk proses produksi sehingga harus mengganti dengan kelompok bahan baku lain untuk menutupi kekurangan bahan baku tersebut. Hal tersebut menimbulkan ketidakefektifan produksi karena harus memilih kelompok bahan baku lain yang dapat mengganti kelompok bahan baku yang tidak ada. Jadi rekomendasi saya terhadap perusahaan ini seharusnya Kepala Bagian Gudang membuat kartu persediaan bahan baku sehingga jumlah dan kualitas bahan baku yang tersedia di gudang terkontrol dengan baik agar tidak terjadi penyalahgunaan bahan baku oleh karyawan bagian gudang. Rekomendasi ini masih kurang efektif dan efisiensi, karena adanya pemanfaatan pemakaian hasil sisa produk yang digunakan karyawan untuk membuat pagar. Dan pemakaian sisa hasil produk ini 54

14 tidak terlihat oleh Kepala Bagian Gudang, jadi karyawan dapat dengan leluasa memanfaatkannya. 3) Terdapat pemanfaatan sisa bahan baku yang digunakan secara efisien dan efektif. Kondisi perusahaan yang saya lihat adalah setiap akhir dari proses produksi selalu terdapat sisa dari bahan baku. Tidak hanya itu, masih terdapat juga beberapa sisa dari proses produksi antara lainpotongan dari barang hasil produksi serta sisa. Semua sisa bahan baku tersebut dimanfaatkan perusahaan untuk membuat pagar dan tiang penyangga pagar. Seluruh sisa bahan baku dari proses produksi dapat digunakan kembali untuk memproduksi pagar. Kadar besi yang terkandung dari seluruh sisa bahan baku produksi harus sama dengan kadar besi yang terkandung pada pagar tersebut. Untuk memproduksi pagar perusahaan dapat menggunakan sisa bahan baku tersebut dan tidak membutuhkan atau membeli bahan baku yang banyak untuk memproduksi pagar tersebut. Jadi rekomendasi saya terhadap perusahaan ini, sisa bahan baku dari proses produksi sebaiknya disimpan dengan baik agar tidak ada sisa bahan baku yang hilang akibat terbuang oleh bagian produksi, dan dapat digunakan kembali untuk proses produksi berikutnya. Penggunaan sisa dari proses produksi tersebut seharusnya dipertahankan, karena hal ini merupakan ekonomisasi perusahaan karena perusahaan membeli lebih sedikit bahan baku untuk memproduksi pagar. Rekomendasi ini sudah 55

15 efektif dan efisien, karena sisa hasil produksi disimpan kembali dan dapat digunakan kembali pada proses produksi berikutnya. 5. Pemantauan/Monitoring Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus (on going activities), evaluasi secara terpisah (separate periodic evaluations), atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya Prosedur Audit Untuk Tahap Audit Rinci Prosedur audit disusun berdasarkan hasil temuan dari evaluasi system pengendaian internal, yang berisikan langkah-langkah untuk pelaksanaan tahap audit rinci. Prosedur audit rinci disusun dengan tujuan memperoleh bukti - bukti audit yang mendukung penulis dalam pelaksanaan audit operasional. Berikut disajikan prosedur audit rinci atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku pada PT. Urasima Putra Gamalindo: Pemeriksaan atas Transaksi Pembelian Tujuan pemeriksaan: Untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan pelaksanaan proses pembelian bahan baku. 56

16 Prosedur audit: 1. Wawancara dengan Bagian Pembelian dan Direktur untuk mengetahui prosedur pembelian. 2. Evaluasi apakah terdapat kelemahan pada prosedur pembelian. 3. Observasi pelaksanaan pembelian 4. Analisa apakah terdapat kebijakan safety stock dan reorder point. 5. Periksa apakah Direktur melakukan seleksi terhadap pemasok untuk dijadikan rekanan. 6. Telusuri apakah Direktur telah melakukan survey harga, kualitas, dan syarat pembelian untuk memperoleh transaksi pembelian yang ekonomis. 7. Telusuri apakah Direktur melaksanakan kegiatan pesanan sesuai dengan spesifikasi permintaan dari bagian produksi dan gudang. 8. Diskusikan temuan dan buat hasil audit. 9. Buat simpulan audit. Hasil pemeriksaan: Proses pembelian bahan baku yang dilakukan oleh direktur telah sesuai dengan prosedur pembelian dan kebijakan yang berlaku pada perusahaan. Direktur melakukan survey harga bahan baku dari beberapa pemasok. Selain survey mengenai harga direktur juga memastikan bahwa pemasok memiliki bahan baku dengan spesifikasi yang sesuai dengan permintaan dari bagian produksi. 57

17 Pemeriksaan atas Penerimaan Barang Tujuan pemeriksaan: Menilai keefektifan prosedur penerimaan barang yang dilakukan oleh Bagian Penerimaan. Prosedur audit: 1. Evaluasi mekanisme penerimaan bahan baku serta mendeteksi kelemahan yang terdapat pada mekanisme tersebut 2. Observasi pelaksanaan penerimaan bahan baku dengan petugas yang terkait, apakah telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku. 3. Dapatkan surat jalan yang berfungsi sebagai bukti penerimaan barang. 4. Lakukan crosscheck antara pesanan pembelian dengan surat jalan untuk memastikan spesifikasi dan kuantitas barang yang diterima sesuai dengan pesanan. 5. Periksa apakah surat jalan tersebut didistribusikan ke Bagian Akuntansi. 6. Evaluasi metode pemeriksaan kualitas bahan baku. 7. Diskusikan temuan dan buat hasil audit. 8. Buat simpulan audit. Hasil pemeriksaan: Mekanisme penerimaan bahan baku telah dijalankan dengan efektif oleh perusahaan. Pada saat penerimaan barang terkadang pemasok tidak memberikan surat jalan sehingga bagian penerimaan tidak memeriksa spesifikasi barang. Berdasarkan wawancara penulis dengan bagian penerimaan, tidak diperiksanya spesifikasi barang yang masuk dikarenakan 58

18 pemasok tersebut merupakan pemasok yang dapat dipercaya. Surat jalan yang diterima oleh perusahaan di arsipkan oleh bagian akuntansi sebagai bukti pembelian selain faktur Pemeriksaan atas Penyimpanan Persediaan Tujuan pemeriksaan: Untuk menilai penyimpanan bahan baku telah dilakukan dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Prosedur audit: 1. Observasi proses penyimpanan bahan baku dan fasilitas yang tersedia 2. Evaluasi proses penyimpanan bahan baku dan fasilitas yang tersedia serta deteksi kemungkinan adanya kelemahan proses tersebut. 3. Pilih secara random bahan baku dan memeriksa apakah bahan baku tersebut terjaga dengan baik. 4. Analisa apakah terdapat sirkulasi pemasukan dan pengeluaran bahan baku. 5. Diskusikan temuan dan buat hasil audit. 6. Buat simpulan audit. Hasil pemeriksaan: Bahan baku disimpan didalam 2 gudang. Gudang 1 digunakan untuk menyimpan bahan baku PIPA 3 sedangkan Gudang 2 digunakan untuk menyimpan bahan baku WF 200. Pada Gudang 1 tata letak penyimpanan bahan baku tidak tersusun dengan baik sehingga sering terjadi kesulitan 59

19 mencari salah satu jenis bahan baku PIPA 3 yang dibutuhkan. Sedangkan pada Gudang 2 bahan baku WF 200 tersusun dengan rapih sehingga mudah diidentifikasi kuantitas bahan baku WF 200 yang tersedia. Pada Gudang 1 tidak adanya pengawasan terhadap keluar masuknya orang. Kepala Gudang 1 tidak menindak tegas orang yang masuk gudang tanpa ada otorisasi dari pihak yang berwewenang Pemeriksaan atas Pencatatan Persediaan Tujuan pemeriksaan: Untuk menilai apakah metode pencatatan dan penilaian bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan mendukung terciptanya pengelolaan bahan baku yang efektif, efisien, dan ekonomis serta untuk menilai apakah bagian pencatatan bahan baku telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Prosedur audit: 1. Wawancara bagian akuntansi untuk mengetahui metode pencatatan dan penilaian bahan baku yang diterapkan perusahaan. 2. Evaluasi metode tersebut dan analisa kelemahan yang mungkin terdapat pada metode tersebut. 3. Lakukan pengujian secara sampling atas pelaksanaan pencatatan bahan baku yang dilakukan oleh pihak yang terkait untuk memastikan bahwa telah mengikuti kebijakan dan prosedur yang berlaku. 4. Lakukan stock opname. 5. Diskusikan temuan dan buat hasil audit. 60

20 6. Buat simpulan audit. Hasil pemeriksaan: Pencatatan persediaan yang dilakukan oleh bagian akuntansi telah sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan. Metode yang digunakan dalam pencatatan persediaan bahan baku yaitu Perpetual Method. Jadi setiap bahan baku yang masuk dan keluar langsung dicatat Pemeriksaan atas Kegiatan Pengeluaran Bahan Baku Tujuan pemeriksaan: Untuk memastikan bahwa prosedur pengeluaran bahan baku telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Prosedur audit: 1. Wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proses pengeluaran persediaan untuk mengetahui mekanisme pengeluaran bahan baku yang diterapkan perusahaan. 2. Evaluasi mekanisme pengeluaran bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan serta mendeteksi kemungkinan kelemahan yang terdapat pada mekanisme tersebut. 3. Evaluasi atas pelaksanaan pengeluaran bahan baku dari gudang oleh pihak-pihak yang terkait untuk memastikan bahwa mereka telah mengikuti kebijakan dan prosedur yang berlaku. 61

21 4. Bandingkan jumlah persediaan yang tercantum dalam bukti pengeluaran barang dengan jumlah persediaan yang terdapat dalam bukti permintaan barang. 5. Diskusikan temuan dan buat hasil audit. 6. Buat simpulan audit. Hasil pemeriksaan: Dalam penelitian ini penulis tidak mendapatkan bukti pengeluaran barang. Seluruh barang yang keluar dari gudang tanpa menggunakan bukti pengeluaran barang tetapi hanya perintah lisan dari bagian produksi. Terkadang bagian produksi mengambil sendiri bahan baku langsung ke gudang tanpa ada pengawasan dari Kepala Gudang. Hal ini menunjukkan prosedur pengeluaran bahan baku dari gudang tidak sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan Pemeriksaan atas Prosedur Perhitungan Fisik Bahan Baku Tujuan pemeriksaan: Untuk menilai apakah prosedur perhitungan fisik bahan baku telah efektif dan efisien. Prosedur audit: 1. Wawancara dengan pihak yang melakukan stock opname bahan baku guna mengetahui mekanisme yang diterapkan oleh perusahaan dalam melakukan perhitungan persediaan. 62

22 2. Wawancara dengan karyawan gudang untuk mengetahui apakah stock opname untuk semua bahan baku dapat dikerjakan dalam satu hari. 3. Evaluasi mekanisme perhitugan fisik bahan baku serta mencari kelemahan yang mungkin terdapat dalam mekanisme tersebut. 4. Observasi atas pelaksanaan stock opname dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa mereka telah menaati kebijakan dan prosedur yang berlaku. 5. Memeriksa apakah telah dilakukan cut off atas penerimaan dan pengeluaran bahan baku. 6. Analisa terhadap selisih kuantitas bahan baku yang signifikan. 7. Diskusikan temuan dan buat hasil audit. 8. Buat simpulan audit. Hasil pemeriksaan: Perusahaan melakukan stock opname yang dilakukan langsung oleh bagian akuntansi dengan membandingkan kuantitas yang tersedia di gudang dengan jumlah yang terdapat pada pencatatan bagian akuntansi. Stock opname hanya membutuhkan waktu 1 hari untuk menghindari adanya manipulasi yang dilakukan oleh bagian gudang. Selain itu, perusahaan juga melakukan cut off atas penerimaan dan pengeluaran bahan baku. 63

23 Pemeriksaan atas Efisiensi Penggunaan Bahan Baku Tujuan pemeriksaan: Untuk mengidentifikasi apakah bahan baku peruusahaan telah digunakan seefisien mungkin. Prosedur audit: 1. Periksa apakah dalam kegiatan produksi terdapat bahan baku sisa yang tidak digunakan lagi. 2. Analisa apakah bahan baku sisa tersebut masih dapat digunakan. 3. Amati apakah bahan baku sisa tersebut tersimpan dengan baik. 4. Observasi apakah bahan baku sisa tersebut dimanfaatkan lebih lanjut oleh bagian produksi. 5. Diskusikan temuan dan buat hasil audit 6. Buat simpulan audit. Hasil pemeriksaan: Pada akhir proses produksi selalu ada bahan baku yang tersisa. Semua bahan baku tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk proses produksi berikutnya. Bahan baku sisa produksi tersebut disimpan bersama bahan baku PIPA 3 pada Gudang 1. Bahan baku sisa produksi tersebut antara lain; potongan dari barang hasil produksi. Semua sisa bahan baku tersebut dimanfaatkan perusahaan untuk dilebur ulang untuk memproduksi pagar pada proses produksi berikutnya. 64

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini:

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini: BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan barang jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam BAB I PEMBAHASAN I.1 Survey Pendahuluan PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah CV. Surya Gemilang Jaya Perusahaan CV. Surya Gemilang Jaya merupakan perusahaan swasta yang dikelola dan dikuasai perseorangan

Lebih terperinci

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 59 B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan menentukan kebijakan yang telah dibuat dan disepakati oleh para pimpinan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

Internal Control Questionnaires. Unit Pembelian. PT. Wahana Safety Indonesia

Internal Control Questionnaires. Unit Pembelian. PT. Wahana Safety Indonesia Internal Control Questionnaires Unit Pembelian PT. Wahana Safety Indonesia Y=Ya T=Tidak TR=Tidak Relevan Unit Pembelian Y T TR Keteranagn 1. Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2005 : 1) Sistem merupakan kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami deskripsi kegiatan pembelian. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan suku cadang PT KIA Mobil Indonesia Cabang Sunter sebagai berikut: bagaimana Sistem Pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam perdagangan alat listrik dan juga elektronik. Kelebihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Norita Multiplastindo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi. Nama : Nammeta Riski A.K Npm : Kelas : 3DA04

Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi. Nama : Nammeta Riski A.K Npm : Kelas : 3DA04 Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi Nama : Nammeta Riski A.K Npm : 41209113 Kelas : 3DA04 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perputaran persediaan adalah faktor atau elemen

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Mutiara Electronic pertama kali didirikan pada tanggal 8 Maret 00 di Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE. SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK Nama : Maria Yuliani NPM : 24212434 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya sebuah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO Indrayeni 1, Cynthia Dely 1 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Dwimukti Graha Elektrindo yang telah di bahas pada Bab 4

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Mandiri Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor (bahan konstruksi, mekanikal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO IV.1. Survey Pendahuluan Pemeriksaan operasional dimulai dari tahap perencanaan awal atau yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil dari proses evaluasi kegiatan pembelian tunai dan persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan persediaan, penggunaan

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun melalui penelitian perpustakaan, beserta semua data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Evaluasi Ada beberapa alasan mengapa harus dibuat perencanaan yang baik sebelum melakukan evaluasi yaitu memperoleh bahan bukti yang cukup, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Perorangan Felindo Jaya didirikan pada tahun 1997, dengan

Lebih terperinci

Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini

Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini a. Direktur: (1) Membuat keputusan strategis perusahaan pada seluruh aktivitas operasional; (2) Menentukan kebijakan manajemen atas kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber pendapatan adalah berasal dari kegiatan penjualan yang

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep BAB II Dasar Teori 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep 1. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. (Mulyadi, 2001:5) 2.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

DIAGRAM TRANSAKSI PEMBELIAN BAHAN / BARANG DIBAWAH PENGAWASAN MANAJER

DIAGRAM TRANSAKSI PEMBELIAN BAHAN / BARANG DIBAWAH PENGAWASAN MANAJER DIAGRAM TRANSAKSI PEMBELIAN BAHAN / BARANG DIBAWAH PENGAWASAN MANAJER Formulir permintaan yang telah disetujui oleh staf yang berwenang Periksa spesifikasi pembelian Periksa pembelian yang lalu-barang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dalam mengelola persediaan barang dinilai sudah cukup efektif dan efisien. Hal ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dalam mengelola persediaan barang dinilai sudah cukup efektif dan efisien. Hal ini BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Indomarco Adi Prima yang ditempuh dengan melakukan wawancara, observasi, dan kuisioner serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin ketat saat ini mengakibatkan setiap perusahaan membutuhkan sistem informasi dalam perkembangan usahanya serta untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dari pemasok untuk pengadaan atau penyediaan barang agar. permintaan pelanggan dapat dipenuhi dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. barang dari pemasok untuk pengadaan atau penyediaan barang agar. permintaan pelanggan dapat dipenuhi dengan baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya sehari-hari untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan Japanes food Tahu

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan Japanes food Tahu BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan Tahu Tidur Resto adalah sebuah restoran yang menyediakan berbagai menu masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat perusahaan beroperasi menjadi semakin luas dan kompleks, segala jenis perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2010:23) bahwa: Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Dengan adanya dukungan teknologi informasi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci