MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 103/PUU-XI/2013

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 103/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 28 ayat (1) ] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Otto Cornelis Kaligis 2. Y.B. Purwaning M. Yanuar 3. Bharata Ramedhan, dkk. ACARA Mendengarkan Keterangan Pihak Terkait, serta Ahli/Saksi Pemohon dan Pemerintah (IV) Rabu, 5 Maret 2014, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Hamdan Zoelva (Ketua) 2) Arief Hidayat (Anggota) 3) Muhammad Alim (Anggota) 4) Harjono (Anggota) 5) Maria Farida Indrati (Anggota) 6) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) 7) Anwar Usman (Anggota) 8) Patrialis Akbar (Anggota) Ida Ria Tambunan Panitera Pengganti

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Y. B. Purwaning M. Yanuar 2. Slamet Yuono 3. Medora Cahya Nugra Henti 4. Bharata Ramedhan B. Pemerintah: 1. Rahmanto 2. Eric Adityansah 3. Budijono C. Kuasa Hukum Pihak Terkait: 1. Happy Sihombing 2. Sutrisno 3. Mohd. M.M. Herman Sitompul 4. Nixow D. Sipahutar 5. Timbang Panggaribuan 6. Rita Mesrawati 7. Leonard Simorangkir 8. Sugeng Teguh Santoso

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sidang Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 103/PUU- XI/2013 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Pemohon, hadir ya? Hadir. Dari Pemerintah mewakili Presiden? Hadir. Dari DPR? Tidak hadir. Pihak Terkait? 2. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Dari Peradi, Yang Mulia, kami hadir. 3. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, banyak ya. Tidak perlu disebutkan satu per satu ini. 4. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Ya, Yang Mulia. 5. KETUA: HAMDAN ZOELVA Karena lama karena banyak, baik. Pemohon, Pihak Terkait, dan Pemerintah, hari ini kita melanjutkan sidang untuk mendengarkan keterangan dari Pihak Terkait. Saya persilakan dari Pihak Terkait, siapa yang mewakili? Ya, silakan ambil tempat di podium. Boleh kiri, boleh kanan, sama saja. Cari yang nyaman saja, yang mana yang nyaman. 6. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Terima kasih, Yang Mulia. Sebelum menyampaikan, saya sampaikan, kami adalah Kuasa daripada Terkait, Peradi. Saya sendiri Leonard Simorangkir yang mewakili untuk menyampaikan ini mewakili rekan-rekan saya semuanya. Kepada Yang Terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Sesuai dengan surat panggilan sidang daripada Panitera Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam Perkara Nomor 103/PUU-XI/2013. Sebagai Pihak Terkait, Dewan Pimpinan Nasional

5 Perhimpunan Advokat Indonesia atau Peradi akan menyampaikan keterangan Terkait. Yang Mulia, kami mohon Yang Mulia memperkenankan kami bahwa kami tidak bacakan seluruh daripada keterangan Terkait ini. Kami hanya menyampaikan secara beberapa poin-poin yang penting sebagai resume daripada yang kami sampaikan. Selanjutnya, nanti akan kami sampaikan keterangan tertulis daripada Terkait. Pertama-tama, di dalam adanya permohonan yang disampaikan terkait memberikan tanggapan ataupun keterangan, yang pertama-tama adalah tentang kedudukan hukum atau legal standing dari Pihak Terkait Peradi. Bahwa Peradi merasa perlu dan penting sebagai Pihak Terkait atas Permohonan Nomor 103/PUU-XI/2013. Karena permohonan ini menyangkut pelaksanaan dari Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang selanjutnya akan disebut nanti dengan sebagai PKPA, yang ditentukan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, selanjutnya akan disebut dengan Undang-Undang Advokat. Dalam hal mana Terkait Peradi merupakan satu-satunya wadah profesi advokat, berdiri dan didirikan sebagai amanat Pasal 28 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (3) dan ayat (4) Undang -Undang Nomor 18 Tahun Pendirian Peradi didahului dengan deklarasi pendirian Perhimpunan Advokat Indonesia oleh delapan organisasi advokat pada tanggal 21 Desember 2004, dimana kedelapan organisasi advokat tersebut ialah Ikatan Advokat Indonesia yang disingkat dengan Ikadin, Asosiasi Advokat Indonesia yang disingkat dengan AAI, Penasihat Hukum Indonesia yang disingkat dengan PHI, Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia yang disingkat dengan HAPI, Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia yang disingkat dengan AKHI, Himpunan Konsultan Pasar Modal yang disingkat dengan HKPM, Serikat Pengacara Indonesia yang disingkat dengan SPI, selanjutnya Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia yang disebut dengan APSI. Yang dimaksud organisasi advokat tersebut akan menjalankan fungsi organisasi advokat sebagaimana dimaksud oleh Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Advokat terhitung sejak 21 Desember Bagian yang kedua adalah tentang substansi permohonan daripada Pemohon. Bahwa Pemohon telah mengajukan pengujian meteriil terhadap Pasal 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 dengan petitum yang tidak kami bacakan petitumnya. Dimana permohonan tersebut tidak ada kaitan dengan hak konstitusional, juga tidak perlu dan berlebihan karena yang dimohonkan menyangkut soal pelaksanaan Pasal 2 Undang-Undang Advokat, dimana organisasi advokat, yaitu Peradi telah melaksanakan PKPA, baik melakukan sendiri atau kerja sama dengan perguruan tinggi ataupun badan atau lembaga lain dalam penyelenggaran pendidikan dalam bidang profesi advokat. Bahwa apabila melihat dengan jeli, dapat terlihat bahwa yang menjadi tujuan dari Pemohon adalah tentang organisasi advokat yang

6 telah memenuhi syarat terlebih dahulu. Sebagai suatu permohonan yang tidak jelas dan pasti, sehingga karena itu juga permohonan tidak beralasan dan tidak berdasarkan hukum. Oleh karena itu, tidak ada kepentingan hukum Pemohon untuk mengajukan permohonan a quo oleh karena tidak ada hak konstitusional Pemohon yang dilanggar oleh Ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Advokat. Bagian yang ketiga tentang nebis in idem. Bahwa pendudukan khusus maaf. Bahwa Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat sudah menjadi bagian dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 66/PUU-VIII/2010 menyangkut uji Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Advokat. Dimana dalam pertimbangan Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut ditegaskan satu-satunya wadah profesi advokat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Advokat adalah dalam hal ini terkait Peradi, satu-satunya organisasi advokat untuk: 1. Melaksanakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat, Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Advokat. 2. Melakukan pengujian calon advokat, Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Advokat. 3. Melakukan pengangkatan advokat, Pasal 2 ayat (2 ) Undang-Undang Advokat. 4. Membuat kode etik, Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Advokat. 5. Membentuk dewan kehormatan, Pasal 27 ayat (1) Undang -Undang Advokat. 6. Membentuk komisi pengawas, Pasal 13 ayat (1) Undang -Undang Advokat. 7. Melakukan pengawasan, Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Advokat. 8. Memberhentikan advokat, Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Advokat. Kami garis bawahi, Yang Mulia adalah yang bagian yang pertama adalah kewenangan melaksanakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat. Bahwa juga tidak terlepas dari adanya juga Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 14/PUU-IV/2006, dimana inti pertimbangan hukumnya ialah organisasi Peradi sebagai satu-satunya wadah profesi advokat pada dasarnya adalah organ negara dalam arti luas independent organ state yang juga melaksanakan fungsi negara. Bahwa teranglah substansi permohonan Pemohon sudah pernah diajukan, dimana dalam putusan tersebut di atas, Mahkamah Konstitusi menyatakan dalam amarnya bahwa permohonan tidak dapat diterima. Dengan demikian, permohonan ini dengan demikian permohonan uji Pasal 2 Undang-Undang Advokat adalah nebis in idem. Termasuk juga dengan alasan untuk tidak terdapatnya putusan Mahkamah Konstitusi yang saling bertentangan dalam permohonan yang satu dengan yang lain. Bagian yang keempat adalah tentang kedudukan, legal standing, dan substansi permasalahan. Bahwa kedudukan hukum, legal standing

7 dari Pemohon tidak jelas dan harus dikategorikan tidak memiliki dasar hukum dengan alasan sebagai berikut. Pemohon ialah badan hukum privat berupa perserikatan Kantor Advokat Pengacara Otto Cornelis Kaligis dan Associates yang mendapat izin dari Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat Suku Dinas Pendidikan Menengah berdasarkan kepala berdasarkan Keputusan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Nomor 887/2011 tertanggal 8 Desember 2011, kami tegaskan pendidikan menengah. Berdasarkan itu, Pemohon menyatakan hak konsitusional Pemohon dalam berpartisipasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara memberikan dan menyelenggarakan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun Dan mendapatkan kepastian perlakuan yang adil di hadapan hukum dan pemenuhan atas perlindungan Pemohon dengan hak konstitusional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa izin yang dimiliki oleh Pemohon dari Dinas Pendidikan adalah untuk menyelenggarakan kursus profesi advokat, bukan Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang disebut PKPA. Sehingga, apabila Pemohon mempersoalkan kerja sama penyelenggara PKPA, yaitu Pendidikan Khusus Profesi Advokat adalah tidak berdasar hukum dan tidak relevan. Bahwa berdasarkan izin yang dimiliki oleh Pemohon dari Kepala Suku Dinas Pendidikan, Pemohon telah mengadakan berbagai kursus profesi advokat, dan lain-lain, yang mungkin sesuai dengan pernyataannya adalah untuk ikut mencerdaskan bangsa, Terkait, Peradi tidak pernah mencampurinya. Bahwa walaupun izin yang didapat Pemohon adalah tingkat menengah dan bersifat kursus, Terkait, Peradi telah mengadakan kerja sama dengan Pemohon dalam penyelenggaraan Pendidikan Khusus Profesi Advokat, bukan untuk menyelenggarakan penyelenggaraan kursus, sebagaimana izin yang dimiliki oleh yang Pemohon, yang sudah ternyata mencapai 10 gelombang. Yang oleh karena Pemohon melakukan pelanggaran dalam gelombang 9, Peradi belum memberikan sertifikat untuk gelombang 9 dan masalah ini adalah yang menjadi dasar dan sebab timbulnya kehendak Pemohon mengajukan permohonan judicial review. Yang kelima. Keberatan Terkait, Peradi terhadap permohonan a quo. Bahwa Pemohon mengajukan permohonan agar Mahkamah Konstitusi memutus permohonan Pemohon dengan amar putusan pada butir dua dan tiga. Dan kami tidak bacakan petitumnya. Bahwa dalam permohonan dan Termohon terselip agenda tersembunyi niat yang dapat dikategorikan sebagai niat buruk, dimana Pemohon sebenarnya berkehendak bahwa organisasi advokat yang dimaksud bukan Peradi, tetapi organisasi advokat yang telah memenuhi syarat terlebih dahulu.

8 Penyusunan redaksional per permohonan bermaksud lain, termasuk juga tidak menegaskan organisasi advokat yang telah memenuhi syarat terlebih dahulu itu organisasi mana atau organisasi siapa. Pemohon hendak mencuri start untuk mengaku pahlawan sehubungan dengan adanya RUU Advokat. Maksud tersebut berindikasi niat buruk yang harus dicermati dengan hati-hati. Melanggar ketentuan dalam pelaksanaan PKPA sekarang sepertinya berteriak tentang hak konstitusional, Ibarat maling berteriak maling. Bagian yang keenam adalah tentang objek pengujian dan batu uji, serta petitum yang tidak jelas dalam permohonan perkara. Bahwa objek pengujian atau yang dipersoalkan Pemohon ialah Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 yang dipandang Pemohon bertentangan dengan Pasal 28C ayat (1) Undang -Undang Dasar Tahun 1945 dan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun Pasalpasal demikian tidak perlu kami bacakan. Selanjutnya me selanjutnya pernya pernyataan permohonan tersebut menya memberikan pernyataan bahwa Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Advokat adalah sepanjang frasa setelah mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat tidak mempunyai kekuatan mengikat sepanjang tidak dimaknai penyelenggaraan Pendidikan Khusus Profesi Advokat, dapat dilakukan kerja sama dengan pihak ketika berupaya instusu institusi pendidikan formal dan/atau nonformal maupun oleh suatu badan hukum dan/atau perorangan dengan bekerja sama organisasi advokat yang telah memenuhi syarat terlebih dahulu. Bahwa siapa yang dimaksud oleh Pemohon, frasa dengan kerja sama organisasi advokat yang telah memenuhi syarat terlebih dulu terlebih dahulu seharusnya adalah haruslah jelas. Apakah yang dimaksud organisasi advokat ialah Terkait Peradi atau organisasi advokat yang menjadi pendiri dari Terkait Peradi. Selanjutnya kami masuk pada bagian yang ketujuh. Bahwa alasan-alasan Pemohon tidak beralasan. Dalam mengajukan permohonan Pemohon mengajukan argumentasi filosofis, yuridis, maupun sosiologis, pada halaman 13. Tetapi Pemohon tidak menjabarkan apa yang dimaksud dengan argumentasi filosofis, yuridis, maupun sosiologis tersebut. Bagian yang kedelapan. Majelis Mahkamah Konstitusi Yang Terhormat. Latar belakang timbulnya permohonan ini. Bahwa alasan tidak terjaminnya hak Pemohon untuk melakukan PKPA tidaklah karena frasa dalam Pasal 2 ayat (1) Undang -Undang Advokat sebagian sebagaimana dimaksud Pemohon. Tetapi, sesungguhnya karena perbuatan Pemohon sendiri yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku, namun Pemohon menyembunjingkan menyembunjika saya ulang, namun Pemohon menyembunyikannya dengan cerdik dan cerdas. Pemohon mengakui pula bahwa Pemohon tidak dapat melaksanakan

9 PKPA gelombang selanjutnya. Namun, Pemohon menyembunyikan perbuatan hukum yang merusak pendidikan, yang bahkan dapat merusak institusi atau Lembaga Advokat Peradi. Tetapi, fakta yang sudah dinyatakan oleh Pemohon sendiri bahwa terkait Peradi telah mengadakan kerja sama penyelenggaraan PKPA sebagai perwujudan dari Pasal 2 Undang-Undang Advokat. Pelanggaran yang dilakukan oleh Pemohon yang berindikasi adanya dugaan perbuatan pidana dalam pelaporan dan pembuatan dokumen telah dilaporkan kepada Polda Metro Jaya, dimana pelaporan pidana tersebut diajukan sebag diajukan setelah Pemohon mengajukan permohonan ini. Kami ulangi, Yang Mulia. Dimana pelaporan pidana tersebut diajukan setelah Pemohon mengajukan permohonan ini. Jadi, bukan kami yang melaporkan terlebih dahulu. Karena nanti akan diperlukan suatu bukti tentang perbuatan Pemohon yang menjadi latar belakang timbulnya masalah dalam penyelenggaraan PKPA yang dipermasalahkan oleh Pemohon. Nanti selanjutnya di dalam pengajuan saksi maupun ahli, kami akan sampaikan bagaimana pelanggaran itu dilakukan oleh Pemohon. Sebagai kesimpulan, berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, dapatlah disimpulkan sebagai berikut. Bahwa objek pengujian atau yang dipersoalkan Pemohon, yaitu Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 yang dipandang bertentangan dengan melanggar hak konstitusional Pemohon terdapat dalam Pasal 28 ayat (1) Undang - Undang Dasar 1945 dan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Bahwa Perhimpunan Advokat Indonesia sebagai organisasi advokat yang menjalankan tugas dan fungsi organisasi advokat dan juga menjadi organisasi advokat yang melaksanakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat, sebagaimana didalilkan oleh Pemohon sangatlah berkepentingan dalam Pemohon ini memiliki kedudukan hukum atau legal standing sebagai salah satu Pihak Terkait. Bahwa alasan-alasan yang diajukan Pemohon tentang Uji Pasal 2 Undang-Undang Advokat tidak menyangkut dilanggarnya hak konstitusional Pemohon, dimana Pemohon sudah melakukan kerja sama dengan organisasi advokat, yaitu Peradi, telah menikmati hasil kerja sama tersebut yang kemudian oleh karena terganggu oleh adanya pelanggaran Pemohon yang dikualifikasi sebagai pemalsuan dan/atau penipuan yang sekarang diproses di Polda Metro Jaya. Selanjutnya bahwa masalah yang timbul antara Pemohon dengan organisasi advokat yang dimaksud oleh Pasal 2 Undang-Undang Advokat, yang menjadi alasan timbulnya permohonan ini merupakan masalah perdata, dimana Mahkamah Konstitusi tidak berwenang mengadilinya. Bahwa oleh karena itu, juga Pemohon tidak memiliki kedudukan hukum atau legal standing sebagai Pemohon karena nyata-nyata tidak terdapat pelanggaran terhadap hak konstitusional dari Pemohon dengan adanya Pasal 2 Undang-Undang Advokat.

10 Bahwa permohonan uji Pasal 2 Undang-Undang Advokat oleh Pemohon adalah nebis in idem terkait dengan Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 66/PUU-VIII/2011, dan Putusan Mahkamah Konstitusi di dalam Perkara Nomor 14/PUU-IV/2006. Permohonan kami berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, terkait Peradi memohon kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Terhormat agar sudilah kiranya menyatakan permohonan Pemohon ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima. Jakarta, 5 Maret Hormat kami, Pihak Terkait, atas nama Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia yang disampaikan oleh Kuasa Hukum daripada Terkait Peradi. Selanjutnya, keterangan tertulis ditandatangani oleh seluruh kuasa-kuasa yang ada. Demikian, Yang Mulia, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada Terkait Peradi. 7. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, ini tidak ditandatangani seluruhnya ini? Banyak yang kosong. 8. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Mohon maaf, Yang Mulia. Berketepatan tadi masih ada yang mungkin terlambat, sehingga tidak sempat ditanda tangan ( ) 9. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, dilengkapi! 10. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Sekiranya, Yang Mulia berkenan, nanti untuk aslinya ataupun untuk semuanya, nanti akan masih ditambahkan tanda tangan yang bersangkutan. Terima kasih, Yang Mulia. 11. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, dilengkapi, sama dengan surat kuasa juga! 12. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Baik, Yang Mulia.

11 13. KETUA: HAMDAN ZOELVA Kalau enggak tanda tangan, ya, enggak usah ada namanya, biar cantik. Apakah Saudara Pihak Terkait ini akan mengajukan saksi, atau ahli, atau cukup? 14. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Ya, Yang Mulia. Kami akan mengajukan saksi dan ahli dengan harapan pada sidang yang akan berikutnya kami akan langsung siapkan. 15. KETUA: HAMDAN ZOELVA Baik, kalau begitu, sidang ini harus kita tunda dan lanjutkan untuk mendengarkan keterangan saksi dan ahli yang diajukan oleh Pihak Terkait. Dan sidang selanjutnya akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 20 Maret 2014, pukul WIB, ya. Sekali lagi, hari Kamis, tanggal 20 Maret 2014, pukul WIB untuk mendengar keterangan saksi atau ahli dari Pihak Terkait. 16. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Kalau diperkenankan, Yang Mulia, sesuai dengan undangan yang kami terima, selain daripada keterangan dari Terkait adalah untuk mendengar saksi dan ahli daripada Pemohon, apakah tidak diajukan lagi, Yang Mulia? Mohon (...) 17. KETUA: HAMDAN ZOELVA Pemohon sudah, sudah mengajukan ahli. Apakah masih ada lagi? 18. KUASA HUKUM PEMOHON: MEDORA CAHYA NUGRA HENTI Sedang kami pikirkan, Yang Mulia. 19. KETUA: HAMDAN ZOELVA Oh, ya, baik. 20. KUASA HUKUM PEMOHON: MEDORA CAHYA NUGRA HENTI Yang Mulia, mohon izin, Yang Mulia. Apabila diperkenankan, kami ingin memberikan tanggapan sepatah-dua kata atas keterangan yang tadi disampaikan. Apabila diizinkan, terima kasih.

12 21. KETUA: HAMDAN ZOELVA Nanti di kesimpulan saja. Nanti ada bagiannya nanti di kesimpulan, ya. Kalau Pemohon masih mengajukan ahli, ya silakan, nanti sekalian. Pastikan ya, berapa orang karena paling banyak kita dalam satu kali sidang 4 orang ahli dan saksi, 4 orang ahli ya. Kalau saksi, 3 orang ahli dan 2 orang saksi, itu paling banyak. Saksi itu pendek, tapi ahli biasa panjang. Karena itu, pastikan berapa orang? Apa bisa dipastikan sekarang? 22. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Belum bisa dipastikan, Yang Mulia, tapi hanya sekitar 2 atau 3 untuk fakta, mungkin ahlinya maksimum 2, Yang Mulia. 23. KETUA: HAMDAN ZOELVA Oke. Jadi bawa semua saja, ya! Kalau hanya 2 ahli dan 3 orang saksi, masih bisa. 24. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: LEONARD SIMORANGKIR Baik, Yang Mulia. 25. KETUA: HAMDAN ZOELVA Bisa dibawa dalam satu sekaligus. Dan Pemohon, kalau ada, ya silakan, ya. Baik, dengan demikian sidang hari ini selesai dan sidang dinyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 5 Maret 2014 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.