UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Penggunaan Kata Sifat lieb dan schön serta Kata Kerja lieben dalam Dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger MAKALAH NONSEMINAR HANUM DWITA PRATIWI FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JERMAN DEPOK FEBRUARI 2014

2

3

4 Analisis Pengunaan Kata Sifat liebe dan schön serta Kata Kerja lieben dalam Dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger Hanum Dwita Pratiwi, Rita Maria Siahaan Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 1624, Indonesia Abstrak Jurnal ini berjudul Analisis Penggunaan Kata Sifat lieb dan schönserta Kata Kerja lieben dalam Dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger. Objek penelitiannya adalah arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) yang digunakan pada kata sifat liebdan schönserta kata kerja lieben dalam dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger dan karya terjemahnnyakonrad si Anak Instan oleh Agus Setiadi. Terdapat beberapa jenis arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) menurut teori semantik Jerman. Saya akan mengamati penggunaan makna kata tersebut berdasarkan pengertian dari jenis arti (Bedeutung) dan makna (Sinn). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui cara penyampaian pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) melalui perspektif Sinn dan Bedeutung dalam teori semantik. Hasil penelitian ini menunjukkan penyebab pergeseran makna berdasarkan jenis-jenis arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) yang dilakukan penerjemah, serta menunjukkan adanya adaptasi budaya sasaran dengan menyesuaikan budaya bahasa sasaran agar dapat diterima dalam bahasa sasaran tapi tidak mengubah pesan bahasa sumber. Kata kunci : gramatika;penerjemahan; semantik;sistem budaya Abstract This research paper title is Adjective Using Analysis of lieb and schön and Verb of lieben on Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse story, written by Christine Nöstlinger. The research object is the meaning of Beudetung and Sinn which had been used on adjective of lieb and schön and Verb of lieben on Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse story, written by Christine Nöstlinger and its Bahasa Indonesian translation version written by Agus Setiadi. According to semantics theory, there are several meanings of Bedeutung and Sinn. I am thinking to observe the used points addressing to its types. The research method I applied is the descriptive analysis method as a means of searching the way it carries the message from the source language onto the targeted langauge through Sinn and Bedeutung perspective in semantics theory. The results will describe the factor of shifting of meaning based on how the translator pay attention at the meaning of Bedeutung and Sinn. It also describes that there is targeted culture adaptation through adjusting the targeted culture language in order to be easily acceptable by the targeted language yet it does not change the message. Keywords:culture system;gramatika;translation;semantik theory Pendahuluan Dalam menerjemahkan sebuah teks asing, penerjemah memilih bahasa yang sesuai dengan bahasa sasaran. Menerjemahkan berarti alih makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Bentuk bahasa dalam teks asing dapat diubah, tetapi tetap mempertahankan makna yang 1

5 terkandung di dalamnya. Definisi dari terjemahan dapat dilihat dari dua tipe. Pertama, terjemahan berarti sebuah proses yang diproduksi oleh kesetaraan antara dua bahasa. Kedua, terjemahan merupakan penghubung antar dua kebudayaan (Schneider, 2007). Penerjemah menggunakan pilihan kata atau diksi sesuai makna atau konteks. Dengan menyesuaikan kata sesuai konteks, pembaca akan memahami maksud teks terjemahan yang disampaikan. Dalam menerjemahkan, seorang penerjemah berarti mempelajari kosa kata, tata bahasa, situasi komunikasi, dan konteks budaya dari teks baru. Seorang penerjemah mengungkapkan kembali makna yang sama dengan menggunakan kosakata, tata bahasa yang sesuai dalam bahasa sasaran (BSa) dan konteks budayanya (Hoed, 2006: 81). Dalam proses penerjemahan, untuk memperoleh makna yang sesuai, seringkali penerjemah melakukan pergeseran agar pesan yang disampaikan dalam bahasa sasaran (BSa) sama dengan bahasa sumbernya (BSu), dan hasil terjemahan menjadi sepadan (Hoed, 2006: 24). Berangkat dari latar belakang tersebut, saya tertarik untuk menganalisis makna yang digunakan dalam penerjemahan teks dengan melihat kesesuaiannya dengan bahasa sasaran (BSa).Sebagai korpus data, penulis memilih dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger yang diterjemahkan oleh Agus Setiadi dengan judul Konrad si Anak Instan untuk diteliti dan ditinjau dari segi semantik. Tinjauan Teoritis Teori-teori terjemahan yang terdiri dari teori penerjemahan, teori semantik dan teori gramatika digunakan oleh saya dalam penulisan jurnal ilmiah ini. Teori penerjemahan digunakan untuk memahami pengertian dasar dari teknik penerjemahan sehingga langkahlangkah penerjemahan pada korpus data dapat dipahami. Sementara itu, teori semantik digunakan untuk menjelaskan makna kata secara umum. Teori gramatika digunakan untuk menjelaskan kata imbuhan (die Endung) yang terkandung dalam kata sifat lieb dan schön. Lebih lanjut lagi, saya akan menggunakan teori semantik bahasa Jerman, yaitu teori Sinn dan Bedeutung.Keduateori tersebut berperan untuk memahami teks agar maksud dari bahasa sumber (BSu) tersampaikan ke bahasa sasaran (BSa). Sinn melihat teks melalui makna bahasa sedangkan Bedeutung melihat teks melalui arti (Monika, 2004). Berikutnya, saya akan menggunakan teori gramatika untuk melihat perubahan makna yang dialami oleh penambahan imbuhan maupun artikel. 2

6 Penerjemahan Kata dasar terjemah berasal dari bahasa Arab tarjammah yang maknanya adalah pengalihan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain. Dalam hal ini teks yang diterjemahkan disebut teks sumber (Tsu) dan bahasanya disebut bahasa sumber (BSu), sedangkan teks yang disusun oleh penerjemah disebut teks sasaran (TSa) dan bahasanya disebut bahasa sasaran (BSa). Hasil dari kegiatan penerjemahan yang berupa Tsa disebut terjemahan, sedangkan penerjemahan adalah orang yang melakukan kegiatan penerjemahan (Hoed,2006:23). Pengertian penerjemahan lebih luas dari sekadar pengalihbahasaan. Penerjemahan merupakan pengalihan pesan dari teks sumber (TSu) ke dalam teks sasaran (TSa). Dengan demikian, TSa (terjemahan) akhirnya berisi pesan yang sepadan dengan pesan dalam TSu. Untuk menghasilkan pesan yang sepadan, penerjemah harus memahami dan menyesuaikan dengan calon pembaca atau pendengarnya. Namun, terkadang penerjemah seringkali melakukan pergeseran makna agar pesan yang disampaikan dalam teks sasaran (TSa) sama dengan teks sumbernya (TSu) agar hasil terjemahan menjadi sepadan. (Hoed, 2006:24). Semantik Semantik berasal dari bahasa Yunani, yaitu sema yang artinya tanda atau lambang. Semantik membahas aspek-aspek makna dalam bahasa yang mencakup deskripsi makna kata serta makna kalimat (Cahyono, 1994: 197). Bambang Yudi Cahyono berpendapat bahwa dalam disiplin semantik, kata dipandang sebagai lambang yang bermakna. Konsepsi kata sebagai lambang itu menuntut adanya perhatian pada dua hal. Pertama adalah hubungan antara bentuk dan makna kata. Dipandang dari hubungan antara bentuk dan makna kata, konsepsi memiliki dua makna, yaitu makna yang jelas dan makna yang samar. Kedua adalah kenyataan bahwa satu bentuk kata mungkin memiliki lebih dari satu makna.misalnya, kata panas dalam bahasa Indonesia dapat bermakna cuaca (bentuk makna yang jelas) atau dapat juga bermakna suasana hati (bentuk makna yang samar). Terdapat beberapa teori semantik yang berusaha menjelaskan hakekat makna. Teoriteori tersebut adalah teori makna sebagai hakekat yang dimaksud, teori makna sebagai suatu gagasan, teori makna sebab-akibat, teori makna beragam, dan teori makna fungsional (Cahyono, 1994: 199). Pada jurnal ilmiah ini, saya mengambil teori Cahyono berupa teori makna sebagai hakekat yang dimaksudkan sebagai teori tambahan di dalam kajian semantik kata lieb dan schön dalam bahasa Jerman. 3

7 Teori makna sebagai hakekat yang dimaksud merupakan salah satu teori makna yang paling tua dan dianggap masih berpengaruh. Contoh, kata Jakarta mengandung makna yang mengacu pada suatu kota. Apabila seorang mengatakan ibu kota Negara Indonesia, hal itu pada hakekatnya mengacu pada kota Jakarta itu. Contoh lain, kata hijau mengandung makna jenis warna tertentu. Apabila ada yang mengatakan warna daun, pada hakekatnya yang dimaksudkan adalah warna hijau itu. Teori ini memandang bahwa setiap kata memiliki makna tertentu karena merujuk pada suatu hakekat. Dalam hal ini, hakekat adalah hal-hal yang bersifat non-linguistik, seperti nama sebuah kota, nama seseorang, nama benda, dan benda tertentu yang semuanya dapat dijumpai di dunia ini. Jenis Makna Pada bagian ini, saya akan menjelaskan jenis makna dalam bahasa Jerman. Dalam semantik bahasa Jerman, jenis makna dibagi menjadi dua, yaitu Sinn dan Bedeutung. Sinn merupakan makna tanda bahasa sementara Bedeutung merupakan arti harfiah suatu kata (Monika: 2004). Kedua teori ini akan digunakan secara mutlak sebagai teori utama untuk menggali korpus data lebih dalam. Sinn (makna) Menurut Lyon (1977), Sinn merupakan kaitan antara tanda dan konsep. Pada dasarnya, terdapat berbagai jenis makna, yaitu sebagai berikut. a. Makna denotatif atau makna leksikal, yaitu relasi kata dengan konsep benda yang dilambangkan dengan kata tersebut. Contohnya adalah relasi kata pohon dengan semua objek benda yang disebut pohon. b. Makna idiomatis, yaitu bila makna leksikal hanya mengaitkan dengan satu suku kata. Contohnya adalah kata kambing hitam. c. Makna asosiatif, yaitu asosiasi yang muncul dalam benak seseorang jika membaca kata tertentu. Contohnya adalah kata kulit seputih salju (mengasosiasikan dengan iklan sabun pencerah). d. Makna afektif, yaitu makna yang berkaitan dengan perasaan seseorang jika membaca kata tertentu. Perasaan yang muncul bisa negatif atau positif. Contohnya adalah kata pinggir kali yang memiliki makna negatif, karena pinggir kali identik dengan terpinggirkan. e. Makna konotatif, yaitu nilai rasa terhadap kata yang lazim disebut konotasi. Contohnya adalah kata Frau/Dame. Frau dan Dame dalam bahasa Jerman digunakan 4

8 sebagai kata sapa nyonya, namun kata Dame digunakan untuk sapaan yang lebih formal. f. Makna situatif, yaitu kata-kata yang terkait dengan konteks dan memiliki fungsi deiktis. Contoh : Ich habe das Buch gelesen. Makna kata ich bisa berubah-ubah sesuai konteks. g. Makna etimologis, yaitu makna kata yang terkait dengan asal-usul kata dilihat dari aspek sejarah kata. Perubahan kata dapat meluas (ameliorasi) dan menyempit (peyorasi). Bedeutung (arti) Menurut Monika (2004), Bedeutung dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. a. Kernbedeutung. Contoh : warna hijau (grün). Kata grün memiliki arti warna hijau. b. Nebenbedeutung. Contoh : der Apfel ist grün. Kata grün memiliki arti belum masak. c. Metaphorische Bedeutung. Contoh : Dita ist noch grün. Kata grün memiliki arti belum berpengalaman. Teori Gramatika Dalam bahasa Jerman, kata sifat yang menerangkan kata benda memiliki imbuhan atau disebut dengan Adjektiv Deklination. Terdapat dua jenis Adjektiv Deklination, yakni Deklination mit dem bestimmten Artikel dan Deklination mit dem unbestimmten Artikel. Adjektivdeklination mit dem bestimmten Artikel Adjektiv deklinationmit dem bestimmten Artikel digunakan untuk kata benda yang sudah pasti bentuk dan wujudnya. Misalnya, kata der Mann, yang berarti laki-laki. Der merupakan artikel dari kata benda yang memiliki jenis kelamin maskulin. Untuk kata tunggal, terdapat tiga jenis kelamin, yakni maskulin (der), feminin (die) dan neutral (das). Kata plural pun memiliki tiga jenis kelamin yang sama, namun semua artikelnya adalah die. Lebih rinci lagi, perubahan gramatika ketiga jenis tersebut akan dijabarkan pada tabel di bawah ini (Schmitt,2009:230). Tabel Komparasi AdjektivDeklination mit dem bestimmten Artikel 5

9 Maskulin Feminin Netral Tunggal Nominativ der junge Mann die junge Frau das kleine Kind Akkusativ den jungen Mann die junge Frau das kleine Kind Dativ dem jungen Mann der jungen Frau dem kleinen Kind Genitiv des jungen Mannes der jungen Frau des kleinen Kind Jamak Nominativ die jungen Männer die jungen Frauen die kleinen Kinder Akkusativ die jungen Männer die jungen Frauen die kleinen Kinder Dativ den jungen Männern den jungen Frauen den kleinen Kindern Genitiv der jungen Männer der jungen Frauen der kleinen Kinder Kata jung pada tabel diatas merupakan akar kata dari kata sifat. Kata jung mendapatkan imbuhan (die Endung) mengikuti artikel dari kata benda. Imbuhan tersebut berbeda-beda menyesuaikan jenis kelamin artikel kata benda, yakni maskulin, feminin dan neutral serta jenis kata, Nominativ, Akkusativ, Dativ dan Genitiv. Namun, bila kata tersebut plural, mendapatkan imbuhan en untuk semua jenis kata. Adjektivdeklination mit dem unbestimmten Artikel Adjektiv deklination mit dem unbestimmten Artikel digunakan untuk menerangkan kata benda yang belum pasti, contoh seorang atau sebuah. Artikel tersebut memiliki tiga jenis kelamin, yakni maskulin (ein), feminin (eine) dan neutral (ein). Artikel ini hanya dimiliki oleh jenis kata tunggal, sedangkan kata plural tidak memiliki artikel. Untuk menjabarkan keterangan ini, saya merangkumnya dalam tabel di bawah ini. 6

10 Tabel Komparasi Adjektivdeklination mit dem unbestimmten Artikel Maskulin Feminin Netral Tunggal Nominativ ein junger Mann eine junge Frau ein kleines Kind Akkusativ einen jungen Mann eine jungefrau ein kleines Kind Dativ einem jungenmann einer jungen Frau einem kleinen Kind Genitv eines jungen Mannes einer jungen Frau eines kleinen Kindes Jamak Nominativ junge Männer junge Frauen kleine Kinder Akkusativ junge Männer junge Frauen kleinekinder Dativ jungen Männern jungen Frauen kleinen Kindern Genitiv junger Männer junger Frauen kleinerkinder Akar kata sifat dalam kolom tabel tersebut adalah jung. Kata sifat tersebut mendapatkan imbuhan menyesuaikan jenis kelamin artikel kata benda. Untuk kata plural, artikel tidak digunakan, imbuhan yang mengikuti kata sifat menyesuaikan jenis kelamin kata benda. Tinjauan teoritis yang sudah dijelaskan di atas merupakan acuan yang akan dipakai untuk menganalisis korpus data. Saya akan menganalisis jenis makna kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben dalam dongeng Konrad oderdas Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger dan terjemahannya berdasarkan teori semantik. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ilmiah ini adalah metode deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui cara penyampaian pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) melalui perspektif Sinn dan Bedeutung dalam teori semantik. Deskriptif berarti penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret yaitu berupa paparan seperti apa adanya (Sudaryatmo, 1988:62). Saya akan menganalisis terjemahan kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben dalam dongeng Konrad oderdas Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger yang sudah diterjemahkan oleh Agus Setiadi dengan judul Konrad si Anak Instan. Dongeng bahasa Jerman tersebut dijadikan alasan utama penulisan, karena merupakan dongeng anak sehingga memiliki struktur bahasa yang mudah dipahami. 7

11 Lebih lanjut lagi, saya hanya mengambil 50 halaman pertama dari buku dongeng tersebut. 50 halaman tersebut akan menjadi korpus data yang akan dianalisis dengan metode deskriptif. 50 halaman tersebut dianggap sudah dapat mewakili makna kata sifatlieb dan schönserta kata kerja liebendalam dongeng tersebut. Pada bagian hasil analisis, saya menggunakan tabel untuk memudahkan pembacaan dari analisis. Hasil Analisis Dalam rangka memberikan rangkuman untuk memudahkan pembacaan dari analisis di atas, saya membuat tabel yang membandingkan makna-makna kata sifatlieb dan schönserta kata kerja lieben. Tabel tersebut dibagi menjadi dua berdasarkan sudut pandang analisis semantik, yaitu Bedeutung dan Sinn. Tabel tersebut dijabarkan sebagai berikut. Tabel Analisis Berdasarkan Arti Kata (Bedeutung) (1) Data 1 No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung 1. liebes Kind anak manis - - x 2. schön secantik x - - (2) Data 2 No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung 1. liebte menyukai x schön (3) Data 3 No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung 1. liebe Eltern yang terhornat x schönstes Kind anak paling tampan - X - (4) Data 4 No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung 1. sehr lieb menyenangkan x schön Baiklah - - x 8

12 (5) Data 5 No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung 1. liebe Mutter ibu tersayang x - - Tabel Analisis Berdasarkan Makna Kata (Sinn) (1) Data 1 No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis 1. liebes Kind anak manis x X - 2. schön secamtik - X - (2) Data 2 No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis 1. liebte menyukai - X - 2. schön (3) Data 3 No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis 1. liebe Eltern yang terhormat - X x 2. schönstes Kind anak paling tampan - X x (4) Data 4 No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis 1. sehr lieb menyenangkan - X - 2. schön Baiklah - - x (5) Data 5 No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis 1. liebe Mutter ibu tersayang - X - Teori semantik memiliki tujuh jenis makna (Sinn), tetapi dalam dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger, hanya terdapat tiga jenis makna yang terkandung dalam kata lieb dan schön. Makna tersebut diantaranya, yaitu makna idiomatis, makna afektif, dan makna etimologis. 9

13 Pembahasan Pada bagian ini, saya akan menguraikan hasil analisis makna kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben yang terdapat dalam buku Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger dan terjemahannya dalam buku Konrad si Anak Instan karya Agus Setiadi berdasarkan teori semantik. Saya membatasi penulisan hingga 50 halaman pertama. Saya akan membagi pembahasan menjadi dua, yakni pada pembahasan pertama, saya memfokuskan kepada pembahasan makna kata sifat lieb serta kata kerja lieben dan pembahasan kedua, yakni kata sifat schön. Terdapat beberapa kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben dengan makna yang berbeda-beda. Buku ini merupakan buku dongeng yang menceritakan mengenai kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, sehingga banyak ditemukan pemakaian kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben. Hal tersebut yang menjadikan alasan mengapa saya memilih untuk menganalisa kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben. Pembahasan kata sifat lieb serta kata kerja lieben Pembahasan berikut akan menguraikan makna kata sifat lieb serta kata kerja lieben dalam dongeng bahasa JermanKonrad oderdas Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger yang sudah diterjemahkan oleh Agus Setiadi dengan judul Konrad si Anak Instan. Dalam ilmu semantik Jerman, dikenal istilah Sinn dan Bedeutung (Monika: Gunter nach verlag). Bedeutung itu sendiri dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Kernbedeutung, Nebenbedeutung dan metaphorische Bedeutung. Di dalam buku dongeng ini, saya menemukan beberapa arti kata sifat lieb serta kata kerja lieben yang berbeda-beda. Untuk memudahkan analisis data, saya membagi pembahasan analisis menjadi lima, yakni teks sumber, teks sasaran, konteks cerita, komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) serta analisis makna dan analisis teori gramatika. Pembahasan Data 1 (1) Teks sumber Wenn die Frau Bartolotti mit sich selber sprach, sagte sie zu sich immer liebes Kind. (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 5) (2) Teks sasaran Jika Mrs. Bartolotti sedang berbicara kepada dirinya sendiri, ia selalu menyebut dirinya anak manis. (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 5) 10

14 (3) Konteks cerita Mrs. Bartolotti sedang mengingat-ingat kenangan masa kecil, yaitu panggilan sayang yang dilakukan oleh ibunya untuk menyuruh Mrs. Bartolotti melakukan kegiatan positif. Panggilan sayang itu terbawa hingga ia dewasa dan ia hanya mau melakukan kegiatan positif bila orang memanggilnya dengan sebutan anak manis. (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) Dilihat dari komponen arti (Bedeutung), kata liebes Kind dalam potongan kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis metaphorische Bedeutung (Monika: Gunter nach Verlag). Bila dilihat dari segi makna (Sinn), kata liebes Kind termasuk ke dalam makna idiomatis. Kata anak manis dalam potongan kalimat ini merupakan sebuah idiom dan bukan makna arti sebenarnya. (5) Analisis data a) Analisis makna Bila ditinjau dari komponen arti, kata liebes Kind dalam potongan kalimat tersebut berasal dari kata sifat lieb (BSu) yang memiliki arti manis; baik; tidak nakal (BSa). Arti liebes Kind disini merupakan bentuk sapaan yang digunakan seorang ibu terhadap anaknya. Penerjemah menggunakan makna idiomatis dalam menerjemahkan makna liebes Kind (BSu) menjadi anak manis (BSa). Kata anak manis dalam kalimat ini merupakan sebuah ungkapan atau idiom yang berarti anak pintar atau anak yang baik. b) Analisis gramatika Bila ditinjau dari teori gramatika, akar kata sifat tersebut adalah lieb. Kata sifat tersebut mendapat tambahan imbuhan es, karena mengikuti artikel kata benda dari daskind. Kata benda das Kind itu sendiri memiliki jenis kelamin neutral (das). Pembahasan Data 2 (1) Teks sumber Sie liebte Kupons (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 11) (2) Teks sasaran Ia sangat menyukai kupon (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 13) (3) Konteks cerita Mrs. Bartolotti memandangi paket besar yang diterimanya. Ia mencoba mengingat-ingat program berhadiah apa yang pernah ia ikuti. Mrs. Bartolotti memang memiliki kebiasaan mengikuti berbagai jenis program berhadiah, sehingga ia sangat menyukai kupon yang ia dapatkan pada program berhadiah tersebut. 11

15 (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) Berdasarkan komponen arti (Bedeutung), kata lieb dalam kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung, sedangkan secara makna (Sinn), termasuk ke dalam makna afektif. (5) Analisis data a) Analisis makna Data 2 menunjukkan tidak ada pergeseran bentuk antara kata kerja liebte (BSu) dan kata menyukai (BSa). Kata liebte berasal dari kata kerja lieben (BSu) yang memiliki arti mencintai;mengasihi;menyayangi (BSa). Penggunaan kata liebte sesuai dengan penggunaan kata menyukai dalam bahasa sasaran. Makna yang terkandung dalam potongan kalimat tersebut adalah makna afektif. Makna afektif merupakan perasaan yang muncul ketika pembaca membaca kalimat tertentu. Saat pembaca membaca potongan artikel ini, perasaan yang muncul adalah perasaan positif, karena kata lieb merupakan kata yang memiliki arti positif. Terjemahan kata dalam potongan kalimat tersebut dapat berterima. Pembaca bahasa sasaran (BSa) dapat menangkap maksud dari bahasa sumber (BSu). b) Analisis gramatika Bentuk awal kata kerja tersebut adalah lieben (mencintai;menyukai). Bentuk kata kerja lieben mengalami perubahan menjadi liebte karena menyesuaikan waktu penyampaian cerita dan orang yang menyampaikan cerita. Dongeng ini menceritakan masa lalu (Vergangenheit), sehingga kata kerja lieben diubah menjadi kata liebte. Dalam bahasa Jerman, terdapat dua jenis masa lalu, yakni Präteritum dan Perfekt. Präteritum biasanya digunakan pada sebuah teks, sedangkan perfekt biasanya digunakan untuk percakapan sehari-hari. Orang yang menyampaikan kata kerja tersebut adalah orang ketiga perempuan, sehingga kata kerja lieben berubah menjadi liebte. Untuk memudahkan penjelasan mengenai teori gramatika, penulis akan menjelaskan lebih lanjut melalui tabel di bawah ini (Schmitt, 2009: 35). 12

16 Tabel Komparasi Konjugation der Verben Verben : lieben Präsens Präteritum Perfekt Singular ich liebe liebte habe geliebt du liebst liebtest hast geliebt er/sie/es liebt liebte hat geliebt Plural wir lieben liebten haben geliebt ihr liebt liebtet habt geliebt sie/sie lieben liebten haben geliebt Akar kata kerja lieben adalah lieb. Kata kerja tersebut mendapatkan tambahan konjugasi menyesuaikan aturan konjugasi kata ganti orang. Aturan konjugasi tersebut dapat dilihat pada tabel diatas. Pembahasan Data 3 (1) Teks sumber Darauf stand in Zierschrifft mit hellblauer Tinte geschrieben: Liebe Eltern, hiermit ist Ihr sehnlichster Wunsch in Erfüllung gegangen. Wir, die Erzeuger, wünschen Ihnen viel Glück und viel Vergnügen mit Ihrem Nachwuchs. (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 19) (2) Teks sasaran Pada kertas itu tertulis dengan tulisan indah dan tinta biru muda: Pasangan suami-istri yang terhormat, Bersama ini telah terpenuhi impian Anda. Kami pihak produsen mengucapkan sukses dan semoga menikmati kehadiran putra Anda. (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 22) (3) Konteks cerita Konrad menyerahkan amplop yang dibawanya kepada Mrs. Bartolotti. Amplop tersebut berisi surat baptis, surat kewarganegaraan, dan sejumlah surat imunisasi. Tulisan pada kertas tersebut tertulis dengan tulisan indah dengan tinta biru muda. (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) Ditinjau dari komponen arti (Bedeutung ) menurut (Monika: 2004), kata lieb dalam teks liebe Eltern termasuk ke dalam jenis metaphorische bedeutung, sedangkan bila ditinjau 13

17 menurut makna (Sinn), kata lieb merupakan jenis makna etimologis, karena arti kata lieb meluas (ameliorasi). Kata lieb juga termasuk dalam makna afektif. (5) Analisis data a) Analisis makna Kalimat liebe Eltern menunjukan terjadinya pergesaran arti atau Bedeutung dari kata lieb (BSu) menjadi yang terhormat (BSu). Kata lieb berasal dari kata sifat lieb (BSa) yang memiliki arti manis;penulisng;baik;ramah (BSa). Terdapat adaptasi budaya BSa dalam menerjemahkan arti kata lieb pada potongan kalimat tersebut. Penerjemah memilih kata yang terhormat karena penulisan surat dalam budaya timur terutama bila ditujukan kepada orang yang lebih tua, menggunakan kata yang terhormat. Penyampaian pesan dalam penerjemahan antara BSu dan BSa mengakibatkan kata lieb mengalami perluasan makna yakni ameliorasi. Maknanya meluas menjadi positif serta menimbulkan pula makna afektif. Terjemahan teks ini dapat diterima oleh pembaca BSa karena pesan yang disampaikan sama dengan BSu, yakni ungkapan kata salam dalam penulisan surat kepada orang yang lebih tua. b) Analisis gramatika Kata sifat lieb mendapatkan tambahan imbuhan e, karena mengikuti artikel dan jenis kelamin kata benda die Eltern. Pembahasan Data 4 (1) Teks sumber Und, dachte die Frau Bartolotti, er ist ja auch sehr lieb. (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 21) (2) Teks sasaran Dan, anak ini juga sangat menyenangkan, pikir Mrs. Bartolotti (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 24) (3) Konteks cerita Konrad bertanya kepada Mrs. Bartolotti yang merupakan ibu asuh Konrad, apakah ia sayang dengan Konrad atau tidak. Sebelum menjawab pertanyaan Konrad, Mrs. Bartolotti mengamati Konrad dan berbicara dalam hati kalau ia sayang dengan anak asuhnya tersebut. (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) Potongan kalimat ini memiliki jenis arti Kerrnbedeutung (Monika: Gunter nach Verlag) dan bila ditinjau dari segi makna, kata lieb dalam potongan kalimat tersebut memiliki makna afektif. (5) Analisis data a) Analisis makna 14

18 Kalimat und, dachte die Frau Bartolotti, er ist ja auch sehr lieb menunjukkan tidak adanya pergeseran makna dari kata lieb. Penerjemah menggunakan kata menyenangkan untuk melaraskan konteks cerita dan terjemahan kata BSu berterima oleh BSa. Bila ditinjau dari segi makna, kata lieb dalam potongan kalimat tersebut termasuk ke dalam makna afektif. Hal tersebut karena perasaan positif yang tumbuh pada pembaca saat membaca kata lieb. b) Analisis gramatika Kata lieb tidak mengalami penambahan imbuhan, karena tidak diikuti oleh kata benda. Pembahasan Data 5 (1) Teks sumber Gute Nacht, liebemutter (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 21) (2) Teks sasaran Selamat malam, Ibu tersayang (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 25) (3) Konteks cerita Mrs. Bartolotti menemani anaknya ke kamar tidur lalu ia menyelimuti anaknya tersebut. Sebelum memejamkan mata, Konrad memberi ucapan selamat malam kepada ibunya. (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) Ditinjau dari komponen arti (Bedeutung), kata liebe dalam potongan kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung dan bila ditinjau dari sudut makna (Sinn), termasuk ke dalam makna afektif. (5) Analisis data a) Analisis makna Kalimat Gute Nacht, liebe Mutter menunjukkan tidak ada pergeseran makna. Kata lieb berasal dari kata sifat lieb yang berarti sayang. Komponen makna menunjukkan adanya kesesuaian antara bahasa sumber dan bahasa sasaran yang mengacu kepada bentuk ungkapan kasih sayang kepada seseorang. Berdasarkan jenis arti (Bedeutung), kata lieb menjadi tersayang (BSa) disini termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung, karena merupakan arti sebenarnya dan tidak ada pergeseran makna. Kata liebe Mutter berterima di kalangan masyarakat BSa, karena mengalami proses penerjemahan menjadi Ibu tersayang yang maknanya sesuai dengan budaya masyarakat BSa. 15

19 b) Analisis gramatika Akar kata lieb mendapatkan imbuhan e, karena mengikuti artikel jenis kelamin kata benda die Mutter. Pembahasan kata sifat schön Pembahasan berikut akan menguraikan makna kata sifat schön dalam dongeng bahasa JermanKonrad oderdas Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger yang sudah diterjemahkan oleh Agus Setiadi dengan judul Konrad si Anak Instan. Seperti pembahasan sebelumnya, saya membagi analisis pembahasan menjadi lima bagian untuk memudahkan proses analisis. Pembahasan Data 1 (1) Teks sumber So jung, wie es nur geht, so schön wie möglich. (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Hal. 7) (2) Teks sasaran Semuda-mudanya, secantik mungkin. (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 8) (3) Konteks cerita Mrs. Bartolotti mengamati dirinya di depan cermin dan memuji dirinya sendiri. Ia membagi harinya menjadi dua, yakni hari muda dan hari tua. Hari ini merupakan hari muda dan ia harus terlihat cantik pada hari muda. Oleh karena itu, ia mengeluarkan pujian kata-kata cantik kepada dirinya. (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) Ditinjau dari segi arti (Bedeutung), kata schön termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung dan makna yang terkandung adalah makna afektif. (5) Analisis data a) Analisis makna Kalimat so jung, wie es nur geht, so schön wie möglich menunjukkan tidak ada pergeseran bentuk makna kata dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). Komponen makna dan arti menunjukkan adanya kesesuaian antara bahasa sumber dan bahasa sasaran yang mengacu kepada bentuk kata sifat yang berarti keindahan. Berdasarkan jenis arti (Bedeutung), kata schön termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung, yakni memiliki arti sebenarnya. Secara makna, kata tersebut memiliki makna afektif. b) Analisis gramatika 16

20 Kata schön tidak mengalami penambahan imbuhan, karena kata sifat tersebut tidak diikuti oleh kata benda. Pembahasan Data 2 (1) Teks sumber Die Frau Bartolotti beschloss mit einer schönen, warmen Dusche zufrieden zu sein. (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Hal. 7) (2) Teks sasaran Akhirnya Mrs. Bartolotti memutuskan mandi air hangat dari pancuran pun sudah cukup memuaskan. (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 7) (3) Konteks cerita Mrs. Bartolotti pergi ke kamar mandi. Sebenarnya ia ingin berendam di air hangat, tapi bak mandi terisi oleh sekelompok ikan mas. Ia tidak tega untuk mengeluarkan ikan yang sedang berenang, akhirnya ia memutuskan untuk mandi dengan menggunakan air pancuran. (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) Penerjemah tidak menerjemahkan arti kata schön dalam potongan kalimat tersebut. (5) Analisis data a) Analisis makna Kalimat dalam data 2, die Frau Bartolotti beschloss mit einer schönen, warmen Dusche zufrieden zu sein menunjukkan bahwa penerjemah tidak menerjemahkan arti kata schön. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak semua kata harus dialihbahasakan. Kata boleh dihilangkan asalkan tidak mengubah makna kata bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). Penulis tidak mengalihbahasakan kata schön agar pembaca memahami makna teks dan kalimat tersebut menjadi tidak sepadan bila kata schön dialihbahasakan. b) Analisis gramatika Kata schön dalam kalimat die Frau Bartolotti beschloss mit einer schönen, warmen Dusche zufrieden zu sein mendapatkan tambahan imbuhan en. Hal tersebut karena kata schön menyesuaikan jenis kata (dativ) yang diikutinya. Pembahasan Data 3 (1) Teks sumber Du bist das schönste Kind, das ich je in meinem Leben gesehen habe. (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Hal. 30) (2) Teks sasaran Kau anak paling tampan yang pernah kulihat seumur hidupku. 17

21 (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 35) (3) Konteks cerita Mrs. Bartolotti mengajak Konrad berbelanja pakaian. Setelah memilih-milih beberapa pakaian, Mrs. Bartolotti membantu Konrad memasangkan pakaian yang telah dipilih. Mrs. Bartolotti kagum dengan ketampanan anak asuhnya yang sudah ia anggap seperti anak sendiri. (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) Ditinjau dari jenis arti (Bedeutung), kata schön termasuk ke dalam jenis Nebenbedeutung, sedangkan dilihat dari makna, termasuk ke dalam makna etimologis. (5) Analisis data a) Analisis makna Kalimat dalam data 3 du bist das schönste Kind, das ich je in meinem Leben gesehen habe menunjukkan adanya perluasan makna dalam kata sifat schön (BSu). Kata schön biasanya digunakan bagi perempuan, tapi dalam potongan kalimat tersebut digunakan untuk laki-laki. Penerjemah melakukan perluasan makna yang disebut dengan makna etimologis. Makna kata bahasa sumber (BSu) dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat basa sasaran (BSa), karena memiliki makna yang sama, yakni mengenai keindahan. b) Analisis gramatika Kata schön mendapatkan tambahan imbuhan ste, karena mengikuti jenis kelamin artikel kata benda das Kind. Pembahasan Data 4 (1) Teks sumber Na. Schön (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Hal. 53) (2) Teks sasaran Ya. Baiklah (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 53) (3) Konteks cerita Mr.Egon, tetangga Mrs. Bartolotti sedang berkunjung ke rumah Mrs. Bartoloti dan ia sangat senang dengan sifat Konrad yang penurut. Ia ingin menjadi ayah bagi Konrad, karena ia tidak pernah menemukan anak baik dan pintar sebelumnya. Mr. Egon mencoba mengambil hati Konrad dengan cara menyuruh dan mengantarkan Konrad ke tempat tidur. Konrad yang penurut pun mengikuti perintah Mr.Egon. (4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) 18

22 Bila ditinjau dari jenis arti, kata schön dalam kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis metaphorische Bedeutung dan termasuk ke dalam jenis makna etimologis. (5) Analisis data a) Analisis makna Kalimat dalam data 4 Na. Schön menunjukkan bahwa terdapat perubahan makna kata schön (BSu) dalam potongan kalimat tersebut. Biasanya, kata schön digunakan untuk memuji atau membicarakan mengenai keindahan, tetapi dalam potongan kalimat tersebut maknanya meluas menjadi jawaban setuju dari sebuah perintah. Makna yang digunakan adalah makna etimologis. Meskipun demikian, makna kata dapat diterima oleh masyarakat bahasa sasaran (BSa). b) Analisis gramatika Kata schön tidak mendapat tambahan imbuhan, karena tidak diikuti oleh kata benda. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dianalisis dari dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger dan terjemahannya, dapat disimpulkan bahwa pemakaian makna (Sinn) yang sering digunakan hanya ada tiga macam, yakni makna idiomatis, makna afektif dan makna etimologis. Dari ketiga makna tersebut, pemakaian terbanyak adalah makna afektif. Hal ini disebabkan korpus data yang dipakai bercerita mengenai kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, sehingga dapat menimbulkan pikiran positif saat membaca. Makna idiomatis tidak begitu sering ditemukan dalam pengunaan kata lieb dan schön di dongeng ini. Saya hanya menemukan satu makna idiomatis dalam kata lieb. Bila ditinjau dari segi arti (Bedeutung), Kernnbedeutung yang merupakan arti kata sebenarnya, paling sering ditemukan dalam dongeng ini. Dilihat dari teori gramatika, kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben mendapatkan tambahan imbuhan mengikuti jenis kelamin artikel kata benda yang mengikutinya. Penambahan imbuhan yang menjadi aturan gramatika bahasa Jerman, tidak mempengaruhi makna dari kalimat. Pergeseran makna yang terjadi dalam dongeng ini disebabkan oleh perbedaan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Pemakaian kata kerja, kata sifat dan kata benda juga mempengaruhi kesesuaian terjemahan kata lieb dan schön. 19

23 Saran Untuk mendalami studi linguistik mengenai penerjemahan secara semantik, saya memberikan saran kepada pihak-pihak terkait untuk meneliti lebih jauh tentang penerjemahan dengan mengganti korpus data seperti penelitian ini. Korpus data tidak harus berupa buku teks, namun juga dapat berupa percakapan dari rekaman visual atau suara. Selain itu, saya juga memberikan saran kepada pihak terkait untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai studi linguistik, khususnya bidang semantik bahasa Jerman. Daftar Referensi Korpus Data: Nöstlinger, Christine. (1975).Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Friedrich Oetinger Setiadi, Agus. (2003). Konrad si Anak Instan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Buku: Cahyono, Bambang Yuni. (1995). Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press. Dijk, Teun A.Van. (1977). Text and context. Explorations in the Semantics and Pragmatics of Discourse. Longman linguistics library. Hoed, Benny Hoedoro. (2006). Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Newmark, Peter.(1988). A Textbook of Translation.London : Prentice Hall. Schmitt, Dreyer. (2009). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Hueber Verlag Schwarz, Monika. und Chur, Jeanette. (2004). Semantik ein Arbeitsbuch. Gunter nach verlag. Dokumen Online: diakses pada tanggal 16 Januari 2014 pukul

24 21

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya, serta memberikan berbagai informasi kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula kegiatan penerjemahan dianggap sebagai hal yang sangat penting dan perlu dilakukan. Kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal yang mengajarkan bahasa Jerman. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Pada umumnya, masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan struktur yang baku yang biasa disebut tata bahasa. Penguasaan tata bahasa merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar suatu bahasa tidak terlepas dari latihan keterampilan berbahasa. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman terdapat empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Bahasa dapat menjadi

Lebih terperinci

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang.

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Ninuk Rahayu, Rosyidah, dan Edy Hidayat Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai di samping ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini dikarenakan pada umumnya informasi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran : BAHAN AJAR / RPP Bidang Studi : Bahasa Jerman Pokok Tema : Erste Kontake Sub Tema :Erste Kontakte mit Deutschen ( ich, du, sie/er/es (sing), Sie, sie (pl)) Kelas / Semester: X / gasal Standar Kecakapan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS CONTOH-CONTOH KESALAHAN YANG UMUM DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DALAM MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN, YANG BERASAL DARI ASPEK BUDAYA 1. Ich und meine Freunde gehen in die

Lebih terperinci

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan berperan sebagai salah satu kunci keberhasilan segala kegiatan pendidikan. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (percakapan) untuk mengungkapkan suatu informasi dari pembicara, sebab kata

BAB I PENDAHULUAN. (percakapan) untuk mengungkapkan suatu informasi dari pembicara, sebab kata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tata bahasa memiliki cakupan yang begitu luas, meliputi huruf, kata, frasa dan kalimat. Kata merupakan bagian yang penting dalam suatu tulisan dan lisan (percakapan)

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN Lisa Anggraini Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd. Pembimbing

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam pembelajaran bahasa Jerman salah satu aspek yang harus dipelajari dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari. pengaruh bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari. pengaruh bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari pengaruh bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain secara praktis tentang pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini, di mana iklan menjadi salah satu media alat komunikasi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa aspek penting yang harus dikuasai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak dan bertanya kepada laki-laki yang dianggap sebagai Raja Ludwig di istana Schloss Neuschwanstein. Tetapi secara kebetulan menemukan sesuatu yang menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

REFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1. Oleh: Sulis Triyono 2

REFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1. Oleh: Sulis Triyono 2 REFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1 Oleh: Sulis Triyono 2 Abstrak Tulisan ini merupakan pengantar untuk memahami tingkah laku berbahasa masyarakat tutur. Berdasarkan kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract Kesalahan dalam Terjemahan Abstrak Karya Ilmiah oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Angkatan 2008 Universitas Negeri Malang Erlina Yuni Novitasari Pembimbing: (I) Dra. Rosyidah, M.Pd., (II) Deddy Kurniawan,

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan

BAB l PENDAHULUAN. mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan 1 BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bahasa tidak hanya mempelajari kosakata, tapi juga mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan tatabahasa yang baik dan benar

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA N 3 Kediri Program : Pilihan/ Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 19 minggu x 2 JP Standar Dasar Materi Pembelajaran Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah satu sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun menjadi kaidah. Sebagai

Lebih terperinci

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 SILABUS STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 Irma Permatawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. Keempat keterampilan tersebut yaitu keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses penerjemahan bukan hanya menyangkut keterampilan seseorang memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis kembali pemahaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Siti Alfiyah, 2014 Hubungan Daya Ingat Dan Penguasaan Unregelmäβige Verben Bentuk Präteritum

BAB 1 PENDAHULUAN. Siti Alfiyah, 2014 Hubungan Daya Ingat Dan Penguasaan Unregelmäβige Verben Bentuk Präteritum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia di seluruh dunia. Mempelajari bahasa merupakan suatu keharusan, karena bahasa

Lebih terperinci

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra PROSES DEKLINASI AJEKTIVA DALAM MAJALAH JUGENDMAGAZIN JURNAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra Oleh : Rein Lantang 120913008 SASTRA JERMAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini bahasa Jerman merupakan bahasa asing selain bahasa Inggris yang banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari sebuah bahasa, termasuk bahasa Jerman, pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari sebuah bahasa, termasuk bahasa Jerman, pembelajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari sebuah bahasa, termasuk bahasa Jerman, pembelajar tidak hanya diharuskan menguasai empat keterampilan berbahasa saja, seperti menyimak, membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan Pelajaran 26 Perpisahan Satu kabar sedih: harus meninggalkan rekan-rekan kerjanya karena ia akan pindah ke Turki. Walaupun teman kerja membuat satu pesta, namun suasana tetap muram. Ketika tiba di kantor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan mempelajari suatu bahasa asing, karena penguasaan tata bahasa tersebut akan mendasari pembelajar

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 03 Perjalanan ke Berlin

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 03 Perjalanan ke Berlin Pelajaran 03 Perjalanan ke Berlin berangkat ke Berlin. Tetapi perjalanannya ternyata tidak semudah apa yang diharapkan, karena cuaca yang buruk. Sementara itu, beberapa orang memperkenalkan diri mereka.

Lebih terperinci

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari dalam pendidikan di Indonesia. Dalam mempelajari bahasa Jerman, sama halnya dalam pengajaran

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa digunakan sebagai alat komunikasi. Selain itu, bahasa juga digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 11 Burung Hantu Yang Bisa Berbicara

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 11 Burung Hantu Yang Bisa Berbicara Pelajaran 11 Burung Hantu Yang Bisa Berbicara Dari mana sebenarnya nama berasal?, dan menyelidiki arti dan langsung mendapat beberapa jawaban. Seorang teman kerja Spanyol, yang mendengar kehadiran burung

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 01 Pulang Kampung

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 01 Pulang Kampung Pelajaran 01 Pulang Kampung mengendarai mobilnya menuju sebuah desa, di mana ibunya, Hanne, tinggal. Di sana, ia berharap bisa bersantai. Tetapi tidak lama kemudian, di desa yang tampak tenang ini, ia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN.

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini menguasai bahasa asing merupakan tuntutan zaman. Penguasaan bahasa asing merupakan nilai lebih yang menunjang seseorang memiliki performa setingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa asing yang diajarkan pada beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara verbal maupun non verbal. Dalam era globalisasi ini bahasa memiliki peranan dan kedudukan yang

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu dan pecahkan teka-teki ikan hiu dan kembali berhasil mengungkap satu kebohongan. Alasan skenario ini masih belum jelas. Bantuan yang tidak disangka-sangka mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan teori-teori yang menjelaskan interferensi. Untuk mengetahui jenis interferensi yang terjadi, diperlukan teori tata bahasa ibu dan bahasa asing serta teori interferensi.

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 05 Raja Ludwig Hidup Kembali

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 05 Raja Ludwig Hidup Kembali Pelajaran 05 Raja Ludwig Hidup Kembali Sesampainya di Radio D, para redaktur langsung mendapat tugas: Almahum Raja Ludwig dari Bavaria, dikabarkan masih hidup. Penyelidikan langsung dari tempat harus mampu

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di berbagai sekolah di Indonesia. Adanya ketertarikan terhadap negara dan kebudayaan Jerman

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 07 Ludwig, Raja Dongeng

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 07 Ludwig, Raja Dongeng Pelajaran 07 Ludwig, Raja Dongeng dan Philipp menampilkan raja romantis Ludwig dari Bavaria dan kegemarannya. Perjalanan dengan kereta salju di malam hari, acara pesta-pora, serta penemuan-penemuan aneh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

Oleh : Irene Yesy, S.Pd

Oleh : Irene Yesy, S.Pd PEMBAHASAN SOAL UN BAHSA JERMAN TAHUN AJARAN 2016/2017 1. Jawab : E. Hallo Pembahasan : sapaan dalam bahasa Jerman memulai suatu percakapan. Biss dann, Bis spatter, biasanya digunakan untuk salam perpisahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. Pada umumnya masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yakni bahasa daerah sebagai bahasa pertama

Lebih terperinci

SILABUS. : 1. Mendengarkan: Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

SILABUS. : 1. Mendengarkan: Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga SILABUS Sekolah : Senior High School 5 Surabaya Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas/Semester : XI/1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan: Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Walaupun bundaran gandum dibuat oleh para petani, tetap mempercayai eksistensi UFO. Informasi yang beredar di penduduk desa tentang penipuan bundaran gandum menyeret dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) 1. Dengan demikian,

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ.

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ. Pelajaran 21 Ikan Hiu di Hamburg Cuaca hari ini sangat panas. Untung ada suatu kesempatan bagi dan untuk jalan ke kota Hamburg, di dekat laut. Mereka mendapat perintah untuk menyelidik munculnya ikan hiu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek yang harus dikuasai dan dipelajari adalah kosakata. Kosakata merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

Philipp memberitakan dari Schwarzwald (Blackforest) dan dia menikmati suasana karnaval. Tetapi teman kerjanya, Paula, tidak menyukai tradisi ini.

Philipp memberitakan dari Schwarzwald (Blackforest) dan dia menikmati suasana karnaval. Tetapi teman kerjanya, Paula, tidak menyukai tradisi ini. Pelajaran 14 Nenek Sihir di Schwarzwald (Blackforest) memberitakan dari Schwarzwald (Blackforest) dan dia menikmati suasana karnaval. Tetapi teman kerjanya,, tidak menyukai tradisi ini. menikmati suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil menggunakan bahasa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat terampil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, khususnya di beberapa SMA dan di Universitas tertentu. Dalam belajar bahasa Jerman terdapat

Lebih terperinci

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2 IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1 Oleh : HAFDARANI 2 PENDAHULUAN Sebagai guru bahasa Jerman kita sering mendengar atau membaca bahwa pengajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan jenis dan karakteristik penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik menggunakan kata maupun gerakan. Setiap negara pasti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik menggunakan kata maupun gerakan. Setiap negara pasti memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan bersosial. Bahasa memudahkan manusia memahami maksud dan tujuan orang lain baik menggunakan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 02 Radio D menelpon

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 02 Radio D menelpon Pelajaran 02 Radio D menelpon tidak bisa beristirahat. Setelah diganggu nyamuk-nyauk, sekarang tetangganya yang berisik. Telpon tak terduga dari Berlin menyebabkan dia lari tergopoh-gopoh menuju Radio

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan berbagai macam pilihan yang ditawarkan, mulai dari buku yang hanya berisi tulisan

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 22 Peselancar Yang Hilang

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 22 Peselancar Yang Hilang Pelajaran 22 Peselancar Yang Hilang dan mencari jejak ikan hiu. Mereka menemukan sesuatu yang aneh: Papan selancar tanpa pemiliknya di pelabuhan dan berita surat kabar yang membingungkan. Agak jauh dari

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada jenjang SMA, berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti salah satu faktor yang menjadi

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa asing dalam dunia kependidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru di kalangan seluruh peserta didik, karena mulai dari jenjang pendidikan formal yang

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA Neger 3 Kediri Program : Pilihan / Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 17 minggu x 2JP Standar Dasar Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci