BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Sejarah PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan Indonesia yang melayani Jasa Angkutan Udara Nasional dan Internasional, telah memiliki pusat perawatan amarda yaitu PT. Garuda Maintanance Facility (GMF) AeroAsia yang berlokasi dikawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta. Pada tanggal 19 Agustus 2002 lalu, PT. Garuda Indonesia dan PT. GMF AeroAsia melaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama, dimana PT. Garuda Indonesia menyerahkan masalah perawatan pesawatnya, penugasan sumber daya manusia (SDM) serta pengalihan Vice Precident (VP) dan General Manager (GM) kepada PT. GMF AeroAsia, berlokasi digedung management PT. GMF AeroAsia. Acara tersebut telah menjadi momentum dari rangkaian kegiatan dalam proses pembentukan Strategic Bussiness Unit (SBU) GMF AeroAsia menjadi anak perusahaan PT. Garuda Indonesia. Pembentukan PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia dilaksanakan berdasarkan surat keputusan menteri negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI No.S-26t1/M-BUMN/2002 tanggal 8 Maret 2002, kemudian ditindak lanjuti dengan pendirian anak perusahaan dengan akta pendirian PT. GMF AeroAsia No. 93 tanggal 26 April 2002 yang dikeluarkan oleh kantor notaris Arry Supratni SH. 55

2 Dalam kaitan dengan proses pendirian PT. GMF AeroAsia, saat ini telah diselesaikan aspek-aspek administratif yang meliputi antara ketentuan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), surat ijin usaha perdagangan, pengesahan oleh Departemen kehakiman dan HAM serta Tanda Daftar Perseroan Terbatas (TDPT ) persetujuan tentang penetapan PT. GMF AeroAsia sebagai kawasan berikat yang telah diberikan melalui surat keputusan mentri keuangan pada tanggal 30 Agustus Perubahan SBU GMF menjadi PT. GMF AeroAsia telah dilaksanakan berbagai pihak seperti regulator kelayakan udara, pemasok, pelanggan dan pihak ketiga lainya. Demikian secara bertahap PT. GMF AeroAsia akan beroperasian secara bertahap pula SBU GMF resmi diberhentikan. Setiap perusahaan maskapai penerbangan sebenarnya wajib untuk memiliki fasilitas sarana dan prasarana untuk melakukan perawatan pesawat terbang maskapainya masing-masing, hal ini, bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi pesawat terbang pada masa yang akan datang. Selain itu juga mengefisiensikan waktu perawatan maskapai mereka masing-masing, pada akhirnya dapat memperlancar perusahaan maskapai penerbangan dalam mengoperasikan armada-armada dari pesawat yang dimiliki perusahaan maskapai tersebut dan tentunya untuk menekankan biaya perawatan pesawatnya. Keberadaan Garuda Mantenance Facility (GMF) AeroAsia sudah akui oleh dunia penerbangan internasional, dimana PT. GMF AeroAsia telah diakui oleh Federal Aviation Administration (FAA) yaitu salah satu badan keselamatan 56

3 penerbangan milik negara Amerika Serikat pada tahun 1992 dan EASA badan keselamatan penerbangan Eropa pada tahun 2003 dan masih banyak. NO NATION AUTORITHY CERTIFACAT SINCE NUMBER 1 USA FAA WGFY076F EUROPE EASA EASA SINGAPORE CAAS AWI/ BANGLADESH CAAB CAA/5525/36/AELD THAILAND DCA 181/ GHANA GCAA NIGERIA NCAA AMO/PK/GMF YEMEN CAMA 018 & SOUTH AFRICA CAA INDIA DGCA /2005/A1(2) KENYA KCAA K/AMO/F/ ZIMBAWE CAAZ 176/ MALAYSIA DCA AO/0120/ OMAN DGCAM AWR/AMO/GMF136/ UKRAINE SAA BP ( Sumber: Corporate Communication 2012 ) Tabel 2.1 Customer PT.GMF AeroAsia 57

4 ( sumber: Corporate Communication 2011 ) Gambar 1.1 Perusahaan Garuda Indonesia dan anak perusahaan Visi Dan Misi Visi : Menjadi pemain utama di industri perawatan pesawat terbang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan MRO ( Maintanance, Repair, and Overhaul ) Misi : Menyediakan jasa solusi untuk perawatan, perbaikan, dan overhaul yang terintegrasi dan terperaya sehingga dapat tercipta rasa yang aman dan nyaman bagi semua makhluk hidup Aspek Bidang Usaha PT. GMF AeroAsia bergerak pada bidang jasa perbaikan dan perawatan pesawat, maka seluruh pelanggan atau costumer-nya pun berasal dari berbagai 58

5 perusahaan maskapai penerbangan pesawat internasional maupun perusahaan pesawat dan perbaikan pesawat. PT. GMF AeroAsia melakukan perawatan dan perbaikan pesawat tersebut sesuai dengan persayaratan dan ketentuan internasional pada umumnya. PT. GMF AeroAsia memiliki beberapa penghargaan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan penerbangan lain, seperti penghargaan FAA dari Amerika serta penghargaan EASA dari Eropa. Berikut daftar penghargaan lainya: NO Year Name of Events Remarks Repair Station Manual (RMS) 1 Mendapatkan pengakuan dari DGAC & CASR/FAR Part FAA EASA Approval untuk A330 & B 744 Line Maintenance GMF Terima Perpanjangan Sertifikat AMO dari DSKU Sertifikat 147 Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) dari DGCA Apresiasi dari Yemen Airways untuk On Time Performance Approval 147 dari Civil Aviation & Metrology Authority (CAMA) Yemen 59

6 kepada GMF Learning Service Apresiasi dari Qantas Airlines kepada GMF Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara Distributor part & component (DSKU) menyerahkan Certificate 57 pesawat kepada Unit Trade & Asset Management Approval ISO kepada BP Perawatan Industrial gas Turbine IGTE Engine Kategori Manajemen SDM Umum dan kategori Manajemen GMF Masuk Dalam 5 (Lima) Besar HRKinerja, GMF berada di 10 Excellent Award 2007 Majalah SWA di 3peringkat keempat (Tiga) Kategori Kategori Pelatihan dan Pengembangan, GMF berada di 2008 peringkat ketiga Partisipasi aktif dan kontribusi GMF dalam mendukung program perlindungan lapisan ozon 11 GMF Terima Ozone Award 2007 GMF terlibat aktif dalam pengelolaan halon di Indonesia dengan membentuk GMF- Indonesia Halon bank 60

7 Apresiasi Japan Airlines (JAL) untuk 12 pencapaian On Time Performance lebih dari 95% selama empat tahun berturutturut 13 CEO GMF Richard Budihadianto CEO GMF Terima Anugerah Men & merupakan penerima Indonesian Women of The Year Award GMF AeroAsia menerima penghargaan dari PT Garuda Indonesia sebagai Best Subsidiary CEO GMF Terpilih Sebagai Ketua IAMSA periode PT GMF AeroAsia menduduki 16 GMF Meraih Penghargaan dalam Annualposisi ketiga untuk kategori Report Award 2009 private, non listed, dan non finance 17 GMF Terima Sertifikat Approval AMTO 147 Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memberikan apresiasi kepada PT GMF Satu-satunya perusahaan di luar AeroAsia atas diraihnya penghargaan USA 2010 U.S. EPA Montreal Protocol Award yang diterima GMF AeroAsia untuk 61

8 kategori perusahaan Penerimaan perpanjangan Sertifikat AMO 145 dan Distributor 57 oleh DGCA Unit IGTE GMF terima sertifikasi ISO 9001:2008 PT GMF AeroAsia telah 21 menjadikan safety sebagai GMF AeroAsia Terima The Indonesia prioritas dalam menjalankan Aerospace Awards Safety Leadership of bisnisnya yang the Year oleh Frost & Sullivan diimplementasikan dalam berbagai program (sumber: Corporate Communication 2012) Tabel 2.2 penghargaan PT.GMF AeroAsia Berikut costumer perusahaan PT. GMF AeroAsia dari maskapai penerbangan domestik maupun maskapai penerbangan internasional serta perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat yang bekerjasama demgam PT. GMF AeroAsia: 62

9 ( sumber: Corporate Communication 2011 ) Gambar 2.1 Costumer International PT. GMF AeroAsia ( sumber: Corporate Communication 2011 ) Gambar 2.2 Costumer Domestic PT. GMF AeroAsia. 63

10 4.1.4 Aspek Sarana dan Prasarana ( sumber: Corporate Communication 2011 ) Gambar 2.3 Area PT. GMF AeroAsia PT. GMF AeroAsia berdiri diatas lahan seluas 115 ha dengan memiliki tiga buah hangar dan tiga buah workshop. Dimana pada masing-masing hangar memiliki fungsi yang berbeda. Hangar satu merupakan tempat untuk melakukan perawatan dan perbaikan pesawat berbadan besar atau istilahnya Wide Body Aircraft digunakan oleh pesawat dari International dan pesawat national. Hangar 2 digunakan untuk tempat pengecheckan dan perawatan pesawat yang berbadan kecil ( narrow body aircraft ) dan pesawat berbadan besar ( wide body aircraft ) dimana hangar 2 merupakan perawatan khusus pesawat Garuda Indonesia. Terakhir, hangar 3 merupakan tempat perawatan perbaikan khusus pesawat non garuda yang berbadan kecil. Selain itu, PT. GMF AeroAsia memiliki 2 workshop dan 1 engine shop. Engine shop yang merupakan tempat untuk melakukan perawatan khususnya 64

11 untuk bagian engine shop yang merupakan tempat untuk melakukan perawatan khususnya untuk bagian engine atau mesin pesawat. Workshop pada PT. GMF AeroAsia terbagi menjadi dua dengan memiliki fungsi yang berbeda yaitu workshop 1 dan workshop 2, dimana workshop 1 merupakan bengkel mekanika yang terdiri dari bengkel landing gear (peralatan mendarat), sheet metal (lembaran metal), mesin pesawat, rem pesawat dan ban pesawat serta laundry and up holstry atau berupa kain pelapis. Sedangkan workshop 2 terdiri dari bengkel IERA, hidrolik, elektrik, pneumatic, bahan bakar dan perlengkapan gawat darurat. Selain itu ada gedung untuk menguji mesin atau yang disebut dengan gedung Test Cell, fasilitas lainya adalah gudang material, mesin-mesin di gedung utility sebagai penyedia listrik dan Air Conditioner (AC) untuk semua unit bangunan diarea perkantoran GMF AeroAsia, gedung penyimpanan bahan bakar untuk bensin dan solar dengan kapasitas liter dan avtur dengan kapasitas liter, dan lapangan parkir seluas m². PT. GMF AeroAsia juga memberikan sarana dan prasarananya yang dikhususkan untuk pegawai pegawainya seperti mobil jemputan karyawan, mushola, kantin disetiap gedung gedung yang ada diwilayah PT. GMF AeroAsia, koperasi karyawan seperti GMF Employee Club (GEC). Hangar : 8.7 Ha Workshop : 9.7 Ha Engine Test Cell and Utility : 1.5 Ha Apron, taxy way dan run-up bay : 44.4 Ha Central store dan engine shop : 1.7 Ha 65

12 Perkantoran : 0.6 Ha Pertamanan : 53.4 Ha Gedung management dan pusat olahraga : 0.95 Ha Fungsi GMF Dalam Penanganan Aircraft Maintenance Setelah keluarnya surat izin pemerintah bagi perusahaan-perusahaan penerbangan yang lain untuk mendatangkan pesawat-pesawat berbadan kecil seperti Boeing 737 series, F-28 serta DC-9, PT. GMF AeroAsia melihat ada peluang besar pada pasar dalam negri terutama pesawat yang telah didatangkan tersebut dalam melakukan perawatan dan perbaikan besar. Dengan adanya PT. GMF AeroAsia, diharapkan perusahaan penerbangan didalam negeri dapat melakukan penghematan biaya operasional dalam perawatan dan perbaikan pesawat. Sebab biaya untuk perawatan dan perbaikan pesawat international memerlukan biaya operasional yang tidak sedikit, dan banyak administrasi dan prosedur yang wajb dilengkapi oleh masing-masing maskapai penerbangan. Dengan jaminan yang diberikan oleh PT. GMF AeroAsia dimana para tekhnisi wajib memiliki lisensi yang harus mereka dapatkan baik dari dalam negeri maupun luar negeri melalui beberapa training atau pelatihan dari PT. GMF AeroAsia dan telah membuktikan kepada costumer dengan melakukan penanganan pesawat F-28 dan DC-9 sejak tahun 1974 hingga tahun 1990-an. Selain itu, PT. GMF AeroAsia juga mampu melakukan overhaul pesawat Airbus 300, DC-10 dan Boeing

13 Jaminan ketepatan waktu perawatan dan perbaikanpun diberikan oleh PT. GMF AeroAsia kepada sodtumer atau pelangganny ya, selain ketetapan waktu dalam melakukan penyelesaian, PT. GMF AeroAsia juga memberikan kualitas yang sangat maksimal. Karena bagi PT. GMF AeroAsia sendiri costumer merupakan denyut nadi dalam menjalankann roda perusahaan Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia ( sumber: Corporate Communication 2011 ) Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia PT. GMF AeroAsia dipimpin oleh seorang direktur utama atau Precident and CEO, dalam menjalankan perusahaan direktur utama dibantu oleh Deputy President and COO. Selain itu, President and CEO bertanggung jawab langsung terhadap unit Quality Assurance and Safety, unit Internal Audit and Control dan Unit Corporate Secratary yang masing-masing unit dipegang oleh Vice President ( VP ). 67

14 4.1.7 Unit PT. GMF AeroAsia Unit-unit yang ada di PT. GMF AeroAsia sebagai berikut: 1. TQ ( Quality Control ) Merupakan wakil pemerintah dari departmen perhubungan yang bergabung dengan PT. GMF AeroAsia. Departemen ini bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama ( President dan CEO ) 2. TI ( Internal Audit and Control ) Bertanggung jawab terhadap tertib administrasi perusahaan, bahwa perusahaan menjalankan bisnisnya sesuai dengan kaidah Good Coorporate Government (GCG). Memastikan bahwa semua rencana bisnis dapat terselenggara sesuai dengan anggaran (tertib anggaran) dan menjalankan fungsi pengawasan kontrol. 3. TB ( Base Maintanance ) Melakukan perawatan pesawat sesuai dengan schedule atau jadwal yang telah ditentukan oleh operator. 4. TL ( Line Maintanance ) GMF AeroAsia bertanggung jawab dalam menyediakan layanan line maintanance services untuk semua pesawat Garuda dan pesawat komersial yang mendarat di Bandara International Soekarno-Hatta Cemgkareng dan bandara lainnya. 5. TE ( Engine Maintanance ) Melakukan perawatan pesawat terbang dari berbagi tipe. 68

15 6. TC ( Corporate Maintanance ) Melakukan perawatan pesawat diluar engine. 7. TE ( Engineering service ) Memprogram waktu (kapan) pesawat masuk, membangun biaya program maintanance yang efektif dan fleksibel serta program kesinambungan dengan OEM ( produksi suku cadang asli ). 8. TM ( trade & asset management ) - Bertanggung jawab atas gudang/penjualan aset-aset pesawat terbang - Bertanggung jawab terhadap penyediaan spare part pesawat terbang 9. TS ( corporate communications ) Dinas yang mewadahi kegiatan corporate and development. 10. TA ( corporate finance ) Bertanggung jawab atas ketersediaan dana perusahaan. 11. TP ( bussiness corporatetion and development ) Melakukan fungsi marketing dari sisi strategi maupun produk. 12. TH Pengelolaan sumber daya manusia. Bertanggung jawab dalam masalah kuantitas karyawan. 13. TX Treasury Management. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan perusahaan. 14. TY 69

16 Aircraft Maintanance Planning and Control. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perawatan pesawat dan kapasitas komponen-komponen engine pesawat. 15. TW Pelatihan dan manajemen pengetahuan. Bertanggung jawab terhadap kualitas dari karyawan dan teknisi dalam mengembangkan bisnis perusahaan. 16. TD Corporate Development and Information. Bertanggung jawab terhadap pengembangan bisnis dan informasi perusahaan. 4.2 Gambaran Umum Corporate Communication PT. GMF AeroAsia PT. GMF AeroAsia adalah perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan dan perawatan pesawat. PT. GMF AeroAsia yaitu bengkel pesawat terbesar seasia Tenggara dan sudah bertaraf International serta mempunyai reputasi yang baik. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya award yang diraih baik dari nasional maupun internasional. PT. Garuda Maintenace Facility AeroAsia resmi berdiri sendiri dan menjadi anak perusahaan Garuda pada tahun 2002 dan menjadi perusahaan berserikat. Di PT. GMF AeroAsia yang menjalankan tugas dan fungsi Public Relations adalah divisi Corporate Communication yang tergabung pada Corporate Secretary. 70

17 Banyak tugas dan kegiatan kehumasan yang dijalankan oleh Corporate Communication salah satunya adalah program CSR. Melalui program CSR di PT. GMF AeroAsia diharapkan bisa menumbuhkembangkan reputasi perusahaan menjadi lebih baik. Salah satu program CSR yang rutin diadakan oleh PT. GMF AeroAsia adalah kegiatan Public Visit. Public Visit adalah kegiatan kunjungan yang diadakan secara berkesinambungan. Kegiatan ini dikemas sebagai CSR karena kegiatan ini tidak dipungut biaya. Tujuannya diadakan kegiatan Public Visit adalah untuk mengedukasi masyarakat luas umumnya dan siswa dari tingkat TK sampai SMA, Mahasiswa, dan Instansi yang ada di Indonesia agar mengenal teknologi canggih dan bisa memberikan informasi tentang perawatan dan perbaikan pesawat terbang. Adapun bentuk kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. GMF AeroAsia yaitu meliputi : 1. Program Pemberdayaan Masyarakat 2. Pelayanan Masyarakat meliputi Pendidikan dan Edukasi Masyarakat, Program Magang (Internship Program) dan Kesehatan 3. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas GMF 4. Lingkungan 5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Adapun tahapan-tahapan menurut M. Cutlip Center agar dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan proses Program CSR bagi public visit PT. 71

18 Garuda Maintenance Facility AeroAsia dalam rangka membentuk pengetahuan tentang maintenance facility pesawat bagi anak sekolah,yaitu melalui: 1. Fact Finding (Mendefinisikan Masalah) 2. Planning and Programming (Perencanaan dan Program) 3. Communication and Action (Aksi dan Komunikasi) 4. Evaluation (Evaluasi) 4.3 Hasil penelitian Setelah peneliti melakukan penelitian melalui pendekatan kualitatif yaitu dengan wawancara beberapa narasumber internal dari Corporate Communication PT. GMF AeroAsia secara mendalam dan melakukan observasi yaitu pengamatan secara langsung ke PT. GMF AeroAsia. Narasumber peneliti, yaitu: Bapak Mochammad Aviv selaku General Manager Corporate Communication PT. GMF AeroAsia, Ibu Sisca Tobing selaku Staff Corporate Communication dan Bapak Darojattul Ulla Selaku Staff Corporate Communication. Narasumber tersebut adalah orang-orang yang mempunyai peranan penting terhadap program Public Relations yang berkaitan langsung dengan kegiatan dengan khalayak internal maupun eksternal termasuk program CSR khususnya Public Visit yang sesuai dengan judul skripsi ini. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada salah satu pengunjung Public Visit yaitu Sdr. Rizky Firmansyah yang pernah mengikuti kegiatan Public Visit, karena peneliti ingin mengetahui apakah pesan yang disampaikan melalui program Public Visit sudah tepat sasaran sesuai dengan harapan. 72

19 Wawancara terhadap narasumber internal dilaksanakan pada tanggal 29 Juli Wawancara yang di lakukan dengan narasumber secara tatap muka secara mendalam (indept interview). Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bersifat umum yang kemudian menjadi berkembang berjalan dengan sendirinya. Sedangkan pengambilan data dengan staff Corporate Communication mulai 9 November 2012 pada saat peneliti melaksanakan Praktek Kerja lapangan di PT. GMF AeroAsia. Dalam melakukan wawancara dilakukan dengan tatap muka secara mendalam selain itu peneliti memberikan pertanyaan kepada narasumber menggunakan tekhnik pertanyaan 5W+1H (What, Where, When, Who Why, dan How). Setelah data yang diperoleh peneliti mengadakan perbandingan dan pertimbangan kemudian dikategorisasikan, hasil yang akan dijelaskan yaitu Program CSR bagi public visit PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia dalam rangka membentuk pengetahuan tentang maintenance facility pesawat bagi anak sekolah. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Fact Finding (Mendefinisikan Masalah) Berdasarkan fokus penelitian pada tahapan pertama peneliti mengumpulkan data melalui beberapa langkah. Pertama peneliti harus mengetahui awal permasalahan yang dihadapi PT. GMF AeroAsia. Peneliti juga memantau pengetahuan, opini, perilaku dan berkomunikasi secara informal dengan pihak yang terkait mengenai program CSR bagi Public Visit dalam rangka membentuk pengetahuan maintenance facility bagi anak sekolah. 73

20 Public Relations sebagai fungsi manajemen harus mampu membuat hubungan baik ke stakeholder eksternal dan internalnya melalui program-program Public Relations. Melalui salah satu program humas yaitu Corporate Social Responsibility seorang Public Relations, banyak manfaat yang diperoleh perusahaan, yaitu dapat menjangkau khalayak eksternal agar dapat mengenal dan lebih dekat dengan perusahaan. Selain itu melalui program CSR pula Public Relations dapat menyampaikan pesan-pesan perusahaan. Banyak program CSR yang dijalankan di PT. GMF AeroAsia yang dibagi menjadi beberapa bidang. Suatu program dapat berhasil tergantung bagaimana perusahaan mengelolanya karena dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Dengan melihat masalah yang terjadi bahwa GMF sebagai perusahaan yang menjadi satu-satunya bengkel pesawat di Indonesia dalam bidang pelayanan jasa perawatan armada angkutan udara memiliki tanggung jawab kepada masyarakat Indonesia dan anak sekolah khususnya dalam bidang pendidikan bahwa PT. GMF AeroAsia perlu memberikan edukasi tentang adanya teknologi canggih dalam merawat dan memperbaiki pesawat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Mengingat banyak masyarakat Indonesia khususnya anak sekolah yang belum mengetahui tentang perawatan dan perbaikan pesawat. CSR dalam bidang pendidikan dilakukan GMF secara berkesinambungan terutama dalam kegiatan Public Visit yang rutin diadakan GMF. Hal ini menunjukkan bahwa PT. GMF AeroAsia peduli terhadap pendidikan di Indonesia. Sebagai bengkel pesawat satu-satunya di Indonesia GMF mempunyai tanggung jawab sosial untuk memberikan informasi dan pengalaman tekhnologi canggih 74

21 tentang perbaikan dan perawatan pesawat. Melalui bidang edukasi ini pula, dalam menjalankan CSRnya yaitu agar pendidikan seseorang bisa bertambah dan akan lebih mudah diajak bicara. Seperti yang diutarakan Bapak Mochammad Aviv yang menjelaskan latar belakang alasan GMF membuat program CSR dalam kegiatan Public Visit, berikut penyataan beliau: Public Visit adalah tanggung jawab sosial kita dalam bidang edukasi karena perusahaan kita adalah aset negara maka sebaiknya diketahui oleh masyarakat mengenai teknologi tinggi tentang perawatan pesawat terbang. Itulah latar belakang kita membuat program Public Visit sampai pengunjung setiap tahun dari semua pihak dari tingkat TK sampai instansi mengikuti kegiatan Public Visit. Alasan kenapa kita masuk kedalam bidang pendidikan karena dengan bertambahnya pendidikan seseorang jadi akan lebih mudah diajak bicara atau berkomunikasi. 64 Persepsi yang sama diuraikan pula oleh Ibu Siska Tobing selaku Staff Corporate Communication PT. GMF AeroAsia. Berikut penjelasan beliau: Yang melatarbelakangi yaitu sebagai upaya GMF membantu dunia pendidikan di Indonesia terutama di bidang pendidikan. Karena tidak semua orang di Indonesia dan di dunia tidak banyak yang memahami tentang industri perawatan pesawat terbang secara khususnya. Jadi bila perlu mengajak masyarakat dan anak-anak sekolah khususnya masuk kelingkungan GMF agar kedepannya mereka dapat mengetahui tentang perawatan pesawat terbang. 65 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, kemudian peneliti menyimpulkan bahwa melalui program CSR Public Visit GMF sebagai aset negara mempunyai tanggung jawab sosial terutama dalam bidang pendidikan untuk memberikan informasi berupa pengetahuan tentang teknologi canggih yang ada dibengkel pesawat dan bagaimana cara memperbaiki dan merawat pesawat 64 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 65 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 75

22 kepada masyarakat dan anak-anak sekolah khususnya. Dengan adnaya program ini menjadikan inspirasi anak-anak sekolah untuk menjadikan salah satu pilihan cita-cita mereka dimasa depan. Selain itu Program ini merupakan salah satu cara publikasi agar GMF lebih dikenal publiknya dan diharapkan dengan adanya program ini dapat memperoleh keuntungan laba, kualitas kerja karyawan maupun hubungan baik dengan masyarakat. Dengan melakukan tahapan mendefinisikan masalah, diharapkan program Public Visit menjadi tolak ukur bagaimana masyarakat memandang dan menilai PT. GMF AeroAsia agar reputasi GMF berkembang menjadi lebih baik kedepannya Planning and Programming (Perencanaan dan Program) Setelah melakukan langkah pertama dan mendapat informasi yang ada di PT. GMF AeroAsia kemudian peneliti melanjutkan ketahap kedua yaitu tahap perencanaan. Adanya perencanaan dan tujuan program karena dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi dari hasil pengumpulan data yang dilakukan. Di tahap ini, untuk membuat atau menjalankan suatu program diperlukan suatu tujuan agar program jelas dalam pelaksanaannya. Dalam membuat perencanaan diperlukan pengelolaan yang baik agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Dalam hal ini, Bapak Mochammad Aviv sebagai penanggung jawab perencanaan program yang dilaksanakan Corporate Communication, menuturkan mengenai tujuan diadakannya program CSR Public Visit : 76

23 Tujuannya adalah agar GMF lebih dikenal oleh masyarakat luas dan meningkatkan reputasi juga untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas bahwa di Indonesia ada perusahaan yang menggunakan alat-alat teknologi tinggi untuk memelihara pesawat. 66 Peneliti juga mewawancarai Sdr. Rizky Firmansyah untuk mengetahui apakah pesan yang disampaikan GMF dalam program CSR Public Visit. berikut penuturannya : disini. Setahu saya agar kita bisa mengetahui bahwa ada bengkel pesawat GMF adalah perusahaan yang peduli terhadap pendidikan yang ada di Indonesia. GMF merasa perlu memberikan suatu informasi tentang teknologi canggih yang ada di dalam bengkel pesawat tersebut. Setelah peneliti melakukan observasi, dalam program CSR Public Visit tentu Corporate Communication mempunyai target khalayak. Target Khalayak program CSR Public Visit adalah pelajar dari tingkat TK sampai SMA, Mahasiswa, dan Instansi. Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak Mochammad Aviv: Seluruh khalayak dari akademis dan non akademis. 67 Sedangkan hasil wawancara dengan narasumber kedua yaitu menurut Ibu Siska Tobing lebih diperjelas mengenai target khalayak adalah sebagai berikut: Secara umum dunia pendidikan level TK sampe perguruan tinggi serta Instansi Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 67 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 77

24 Ibu Siska Tobing juga menuturkan alasannya mengapa khalayak tersebut dijadikan target dalam program CSR Public Visit : Karena didunia pendidikan karena sifatnya memberikan ilmu kepada pengunjung dan mengedukasi. Kalo instansi lebih condong ke Benchmark. Tukar menukar ilmu atau studi banding. Jadi pada saat kunjungan mereka mendapat ilmu begitu juga kita. 69 Dengan mengajukan pertanyaan yang sama dengan Bapak Mochammad Aviv dan Ibu Siska Tobing tentang target khalayak dan alasannya, Bapak Darojjatul Ulla menyatakan hal sebagai berikut: Masyarakat umum secara khususnya yaitu dari tingkat TK sampai SMA, Perguruan Tinggi dan Instansi. 70 Mengenai alasan khayalak tersebut dijadikan target Bapak Darojjatul Ulla menambahkan penjelasan: Karena GMF bengkel pesawat dan bengkel pesawat identik dengan teknologi tingkat tinggi.jadi pengenalan terhadap teknologi itu perlu kepada pelajar yang ada di Indonesia agar menambah wawasan. Hal ini juga menjadi latar belakang mengapa program Public Visit diadakan. 71 Dalam melaksanakan suatu program adanya kekurangan dan kelebihan sudah menjadi hal yang lumrah. Justru dengan seorang PR mengetahui adanya kekurangan dan kelebihan dapat membuat program yang dijalankan perusahaan lebih disempurnakan agar jadi lebih baik kedepannya. Begitu pula dengan 68 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 69 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 70 Hasil wawancara dengan Bapak Darojattul Ulla, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 71 Hasil wawancara dengan Bapak Darojattul Ulla, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 78

25 program CSR public Visit yang diadakan di PT. GMF AeroAsia. Bapak Mochammad Aviv sebagai narasumber pertama menjelaskan mengenai kekurangan dan kelebihan program CSR Public Visit yang dikelola oleh Corporate Communication. Berikut penjelasannya: Kekurangan hampir tidak ada. Karena kita terus menyempurnakan, secara kelompok kita memberikan booklet mini yang isinya tentang keterangan GMF. 72 Komentar juga dilontarkan oleh narasumber eksternal yaitu Sdr. Rizky Firmansyah disela-sela wawancara beliau mengikuti kunjugan Public Visit. Berikut penjelasannya: Kekurangannya pengunjung tidak bisa masuk kedalam pesawat. Kelebihannya menambah wawasan tentang dunia pesawat. Dalam suatu program yang ada diperusahaan tentu menginginkan setiap program yang dijalankan memperoleh manfaat yang positif untuk banyak pihak. Begitu pula progam CSR Public Visit yang dijalankan Corporate Communication PT. GMF AeroAsia. Dengan adanya program Public Visit diharapkan adanya manfaat untuk target khalayak. Hal itu pula yang dirasakan oleh Sdr. Rizky Firmansyah yang pernah mengikuti program Public Visit di PT. GMF AeroAsia: Mendapat tambahan ilmu pesawat terbang kan saya sekolah penerbangan jadi tahu lebih banyak karena sesuai dengan jurusan. 72 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 79

26 Selain tujuan dan manfaat yang terpenting dalam membuat suatu program. Dalam perusahaan pasti memiliki suatu harapan agar program tersebut dapat dijalankan sesuai dengan planning. Khalayak dapat lebih mengenal GMF dan pesawat-pesawat di Indonesia dirawat oleh orang-orang yang profesional adalah salah satu harapan GMF dalam melaksanakan program CSR Public Visit. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Mochammad Aviv: Harapan GMF lebih dikenal dimasyarakat. Dan harapan keluarnya bahwa Garuda Maintenance Facility adalah bengkel pesawat terbesar seasia Tenggara. Agar khalayak juga mengetahui bahwa banyak pesawat dari Indonesia sendiri dan luar negeri dirawat dan dipelihara oleh GMF yang sudah mempunyai reputasi Internasional dan kualitas global. Jadi semua tahu pesawat di Indonesia dirawat oleh orang-orang yang professional. 73 Dari hasil pengamatan peneliti, dapat disimpulkan bahwa dengan diadakan program CSR public Visit sudah ditentukan target-target khalayak yang diharapkan bisa mencapai tujuan dan harapan yang kedepannya GMF dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan dapat memberikan pengetahuan berupa edukasi kepada target khalayak dari tingkat TK sampai dengan SMA, dan memberikan pengalaman untuk perguruan tinggi dan instansi. Perencanaan ini dilakukan sebagai salah satu langkah menuju Aksi dan Komunikasi yang dilakukan Corporate Communication GMF agar lebih terkoordinasi dengan baik sesuai tujuan dan harapan yang ingin dicapai. 73 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 80

27 4.3.3 Action and Communication (Aksi dan Komunikasi) Berdasarkan analisis peneliti setelah melakukan tahap perencanaan, langkah ketiga yang dilakukan oleh Public Relation adalah mengimplementasikan program aksi dan komunikasi untuk mencapai tujuan dan harapan perusahaan. Pada tahap ini, Public Relations menjelaskan informasi atau pesan mengenai apa saja yang dilakukan, siapa yang melakukan, kapan dilakukan, dimana program tersebut dilakukan dan melalui media apa program tersebut dipublikasikan. Dalam melaksanakan suatu program diperlukan adanya publikasi untuk menjangkau khalayak agar bisa mengikuti kegiatan Public Visit di GMF. Media Internal adalah salah satu upaya Corporate Communication dalam mempublikasikan adanya program CSR Public Visit. Berdasarkan hasil wawancara, hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Mochammad Aviv: Media internal yang digunakan untuk mempublikasikan yaitu Intranet. Karena media sosial itu bisa dikunjungi banyak orang sehingga bisa diketahui banyak orang sekitar tentang program tersebut. Tetapi GMF tidak memiliki niat untuk bekerja sama dengan media elektronik ataupun cetak. Sebenarnya buat GMF itu b to b yaitu bisnis to bisnis. Jadi kita menerima kunjungan tujuannya untuk memperkuat brand Image Garuda. kita sendiri garuda dirawat ditempat yang benar yaitu GMF. Karena kalo b to b itu GMF dikenal di Indonesia seberapa besarpun tidak berguna juga. Karena tidak membawa pesawat kesini tapi buat Garuda itu sangat penting. 74 Hal tersebut berbeda dengan yang diungkapkan oleh Ibu Siska Tobing yang mengatur segala kegiatan CSR Public Visit : Kita tidak menggunakan media cetak maupun elektronik untuk menmpublikasikan. Program Public Visit hanya dari mouth to mouth. GMF tidak 74 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 81

28 pernah mengundang media. Tetapi karena program tersebut sudah mulai dikenal justru biasanya media sendiri yang datang untuk meliput kegiatan Public Visit. 75 Untuk mempublikasikan program tersebut, GMF menggunakan media internal yaitu Intranet GMF AeroAsia karena media sosial banyak dikunjungi oleh orang sehingga banyak yang mengetahui program tersebut. Selain itu program ini juga melalui mouth to mouth yang dilakukan oleh karyawan Garuda Indonesia dan PT. GMF AeroAsia. Dalam proses pelaksanaan yang dilakukan pada saat menjalankan kegiatan Public Visit yaitu dengan mengunjungi unit-unit yang ada di PT. GMF AeroAsia seperti Engine Shop, Engine Test Cell, dan Hanggar 1, 2, dan 3 untuk melihat secara langsung fungsi masing-masing unit dalam merawat dan memperbaiki pesawat. Dimana program ini untuk mengedukasi dan memberikan pengalaman kepada peserta pengunjung Public Visit khususnya anak-anak sekolah. Berikut ungkapan Bapak Mochammad Aviv: Pengunjung kita ajak untuk mengelilingi Hangar dan melihat fisik pesawat. Kegiatan tersebut penting terutama buat anak-anak agar mereka tahu pesawat itu dirawatnya seperti apa dan pada saat pesawat sedang di overhoul dan ditelanjangkan seperti apa Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 76 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 82

29 Perbaikan mesin pesawat terbang sebelum diterbangkan yang dilakukan tekhnisi di Hanggar 2 PT. GMF AeroAsia Ungkapan tersebut juga dijelaskan oleh Ibu Siska Tobing. Beliau juga mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan kunjungan harus disesuaikan dengan target khalayak sesuai dengan kebutuhan. Berikut penuturannya: Kalau targetnya anak TK sampai SMP biasanya kita mengajak mereka untuk mengelilingi Hangar 1, 2, dan 3 melihat pesawat secara langsung dan menjelaskan informasi tentang perawatan pesawat. Sedangkan SMA, perguruan tinggi, dan Instansi kita mengajak peserta kunjungan ke bagian Workshop, Engine Shop, Engine Test Cell. Ya pokoknya tergantung dengan kebutuhan peserta kunjungan. 77 Seperti yang diungkapkan Ibu Siska Tobing diatas, hal senada juga dituturkan oleh Bapak Darojattul Ulla. Dalam pelaksanaan program tersebut disesuaikan dengan target serta kurikulum dengan tema yang ada di sekolah tersebut: 77 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 83

30 Salah satu target khalayak Public Visit yaitu TK pada saat mendengarkan penjelasan dari pemandu tentang pesawat terbang di Hanggar 2 PT. GMF AeroAsia Tergantung masing-masing tujuan kunjungan, kalau kebutuhan akan kunjungan akan disesuaikan dengan kurikulum sekolah tersebut misalnya anak TK ada temanya tentang pesawat kemana lagi kalau bukan kebengkel pesawat yang pesawatnya ada makanya mereka melakukan kunjungan kesini. Ada juga siswa SMA jurusan Tekhnisi atau sekolah penerbangan maka kita akan membawa mereka ke bagian Engine Shop dan Workshop. Tetapi setiap pengunjung akan kita bawa ke Hangar untuk melihat pesawat secara langsung. Kita tidak menyediakan apapun selain perizinan dan infomasi. Itu kembali lagi kepada mereka yang melakukan kunjungan kesini. 78 Program ini dilakukan oleh Corporate Communication secara berkesinambungan dan diagendakan oleh perusahaan. Hal tersebut diungkapkan pula oleh bapak Mochammad Aviv: Kita mengadakan program CSR Public Visit seminggu 2 kali yaitu hari selasa dan kamis. 79 Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Siska Tobing yang mengatur segala kegiatan kunjungan Public Visit: 78 Hasil wawancara dengan Bapak Darojattul Ulla, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 79 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 84

31 Jadwal sudah ditentukan secara berkesinambungan oleh Corporate Communication yaitu pada hari Selasa dan Kamis dan dilaksanakan selama 2 jam yaitu pada jam 9 sampai 11 siang. Sedangkan Benchmark itu waktunya di tentukan oleh pihak Corporate Communication dan Instansi itu sendiri. Dari Garuda Group juga ada Benchmark tetapi lebih cenderung mengenalkan Garuda Indonesia secara keseluruhan. 80 Ditahap aksi dan komunikasi ini, dalam melaksanakan kegiatan Public Visit unit yang ditugaskan untuk mengelola adalah (TSC) Corporate Communication. Berikut pernyataan yang disampaikan Ibu Siska Tobing bahwa Corporate Communication dan unit lain seperti unit dari Engine Shop, Engine Test Cell, dan Hangar 1, 2, dan 3 turut berperan dalam proses pelaksanaan Public Visit yaitu menjelaskan tentang masing-masing fungsi unit tersebut serta Security berperan dalam menjaga keamanan peserta kunjungan. Berikut penjelasannya: Pihak TSC Corporate Communication, dan unit produksi. Tergantung juga pada permintaan peserta pengunjung ingin berkunjung dimana. Misalnya Engine Shop, Hangar 1, 2, 3 dan 4, Komponen dan Security. 81 Untuk mengatur jadwal program tersebut diperlukan kesepakatan antara pihak peserta kunjungan dengan Corporate Communication. Selain itu pihak Corporate Communication juga menetapkan waktu yang dijadwalkan yaitu pada jam 9.00 sampai jam wib seperti yang dijelaskan oleh Ibu Siska Tobing: Jangka waktu minimal agar bisa mengikuti Public Visit yaitu 3 bulan pada saat setelah mendaftar. Untuk waktu pelaksanaanya dilakukan selama 2 jam dari jam 9.00 sampai jam wib Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 81 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 82 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 85

32 Dalam melaksanakan kegiatan ini cukup lama yaitu 3 bulan dan maksimal 1 tahun untuk menunggu kesepakatan waktu. Hal tersebut diungkapkan Ibu Siska Tobing di sela-sela wawancara. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Darojattul Ulla: Tergantung jadwal. Kalo pelaksanaan 2 jam dari jam 9.00 sampai jam wib. 83 Pada tahap ini diuraikan langkah-langkah yang dilakukan oleh Corporate Communication dalam pelaksanaan program CSR Public Visit yaitu dengan mengelilingi Hangar 1,2, dan 3, Engine Shop, Workshop, dan Engine Test Cell yang disesuaikan dengan target khalayak dan kebutuhannya. Pemilihan yang dipilih Corporate Communication melalui mouth to mouth yang kemudian berkembang ke media internal PT. GMF AeroAsia dan ditentukan pula kesepakatan jadwal agar semua proses pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan Evaluation (Evaluasi) Tahap terakhir dalam proses penelitian ini setelah melaksanakan tahap mendefinisikan masalah, tahap perencanaan, dan tahap pelaksanaan selanjutnya melakukan tahap evaluasi yaitu tahap dimana kita bisa mengetahui program CSR Public Visit yang dijalankan oleh Corporate Communication dapat berjalan sesuai dengan harapan ataupun sebaliknya. Tahap ini bertujuan untuk memantau seberapa baik program CSR Public Visit dijalankan perusahaan dan terus 83 Hasil wawancara dengan Bapak Darojattul Ulla, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 86

33 mengembangkan program menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dalam evaluasi ini seorang PR harus melihat bagaimana reaksi dan respon masyarakat terhadap program yang dijalankan perusahaan. Dalam melakukan suatu evaluasi biasanya diperlukan suatu metode khusus atau riset agar seorang Public Relation dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan program yang dijalankan diperusahaannya. Tetapi hal tersebut berbeda dengan apa yang dilakukan oleh PT. GMF AeroAsia. Walaupun GMF mempunyai target pengunjung untuk program Public Visit, tetapi bentuk evaluasi yang dijalankan Corporate Communication saat ini menyangkut ketertiban yaitu merubah peraturan untuk kunjungan agar program tersebut lebih baik dan efektif untuk dijalankan. Hal tersebut dituturkan oleh Bapak Mochammad Aviv selaku General Manager PT. GMF AeroAsia: Untuk kunjungan kita memiliki target tetapi realisasinya tidak kurang dari sampai pengunjung dalam setahun. Bentuk evaluasi itu menyangkut ketertiban dengan merubah peraturan menjadi lebih baik. Karena pada saat kita melakukan kunjungan dihari kerja terkadang akan menggangu yang sedang bekerja di GMF karena pengunjung sulit diatur. Sehingga kita dapat feedback dari orang-orang yang kerja itu akan menjadi evaluasi kita nantinya. Selama mereka yang bekerja tidak complain berarti mereka tidak terganggu. Tetapi mereka pernah merasa terganggu bukan tidak pernah." 84 Penuturan berbeda Ibu Siska Tobing mengenai evaluasi program CSR Public Visit berbeda dengan yang dijelaskan oleh Bapak Mochammad Aviv. Berikut penuturan Ibu Siska Tobing: Evaluasi belum ada. So far kalau mereka merasa puas mereka akan mengirim ke GMF bahwa mereka puas dengan informasi yang kita berikan 84 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 87

34 dan memberikan kenang-kenangan berupa foto siswa-siswi ataupun miniatur logo perusahaan mereka. 85 Ibu Siska juga menambahkan bahwa yang dilakukan saat ini Corporate Communication hanya merekab data pengunjung yang datang. Disela-sela wawancara Ibu Siska Tobing menjelaskan bahwa pengunjung yang datang biasanya tidak kurang dari 50 orang dan lebih intens dikunjungi oleh anak-anak sekolah. Hal tersebut memperkuat bahwa program tersebut banyak diminati oleh masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan dalam memberikan edukasi. Berikut penjelasan dari Ibu Siska Tobing: Untuk saat ini pihak Corporate Communication hanya membuat rekab data pengunjung. Dari situ kita dapat mengetahui berapa banyak peserta Public Visit yang hadir. Dan untuk evaluasi kedepannya kita akan membuat kuesioner untuk pengunjung setelah mereka melaksanakan kunjungan. Biasanya setelah mereka kunjungan jika mereka puas mereka juga sering mengirim ke mengenai tanggapan kepuasan mereka. 86 Pendapat senada juga dijelaskan oleh Bapak Darojattul Ulla mengenai evaluasi program Public Visit yang dijalankan Corporate Communication PT. GMF AeroAsia: Untuk saat ini belum ada evaluasi, tetapi kedepan rencananya kita akan membuat kuesioner. Tetapi saat ini yang kita lakukan hanya merekab data pengunjung. 87 Bapak Darojattul Ulla juga menjelaskan bagaimana bentuk evaluasi yang beliau jalankan. Berikut penjelasannya: 85 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 86 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 87 Hasil wawancara dengan Bapak Darojattul Ulla, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 88

35 Merekab data berapa daftar kunjungan selama setahun dan tiap bulan berapa dan dibikin presentase berapa bnayak dalam sebulan dan ditotal secara keseluruhan selama setahun dan direkab. 88 Dari hasil kegiatan yang dilakukan Corporate Communication PT. GMF AeroAsia banyak masalah internal dan eksternal pada saat melaksanakan program Public Visit. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Siska Tobing yang mengelola program tersebut bahwa adanya peraturan perusahaan yang berubah sedangkan salah satu masalah yang terjadi dari segi keamanan yaitu kurangnya persediaan tangga untuk masuk kedalam cabin pesawat ataupun pihak security yang sering menghilang pada saat dibutuhkan membuat Ibu Siska Tobing yang juga berperan sebagai pemandu sedikit kesulitan. Berikut ungkapan Ibu Siska Tobing: Kendala banyak sekali. Dulu peserta Public Visit bisa masuk kedalam cabin pesawat tetapi sekarang tidak bisa lagi. Pada saat mau masuk cabin diperlukan tangga yang aman guna keselamatan para pengunjung. Karena kita sering dapat teguran dari pihak quality mengenai tangga karena pengunjung adalah anak sekolah. Jenis pesawat selalu berbeda dengan jenis tangga yang berbeda pula dan tidak sesuai dengan pola keselamatan. Sedangkan Security pada saat dibutuhkan tidak mengawasi anak anak. Bahkan pada saat dibutuhkan mereka kabur atau hilang. Itu adalah masalah internal. Sedangkan masalah eksternal, bahwa peraturan peserta Public Visit tidak diperkenankan membawa orangtua siswa masuk kedalam kunjungan. Tetapi pihak sekolah masih banyak yang membawa dan ingin ikut masuk. Sehingga pada saat kunjungan berlangsung kita harus memberi pengarahan kepada orang tua siswa. Banyak juga anak-anak yang nakal dan sulit diatur. Karena pada saat kunjungan, pengunjung adalah tanggung jawab penuh kami. Maka jika terjadi sesuatu kami juga yang mengalami kerepotan. Selain itu terkadang pihak sekolah memberikan uang pelicin kepada pihak GMF agar proses public visit bisa lebih dipercepat. Padahal diawal pendaftaran pihak GMF memberitahukan peraturan bahwa program Public Visit tidak dikenakan biaya sedikitpun. Tetapi sebetulnya cara-cara seperti 88 Hasil wawancara dengan Bapak Darojattul Ulla, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 89

36 itu tidak akan mempengaruhi apapun sekalipun mereka karyawan GMF sendiri. 89 Persepsi yang diungkapkan Bapak Mochammad Aviv sebagai penanggung jawab program yang dijalankan oleh Corporate Communication sedikit berbeda dengan yang dijelaskan oleh Ibu Siska Tobing. Bapak Mochammad Aviv menyatakan sebagai berikut: Hampir tidak ada secara umum. Hanya tadinya diawal kita buka program Public Visit peraturannya orang tua murid diperbolehkan masuk. Tetapi kalau orangtua ikut masuk, anak murid itu tidak bisa dikendalikan oleh gurunya. Jadi mereka cenderung memaksa orang tuanya untuk tidak lepas dari barisan. Itu yang kita evaluasi terus sampai pada akhirnya kita membuat peraturan baru untuk orangtua dilarang mendampingi dan hanya guru yang diperbolehkan karena anak murid kalau dengan guru pasti patuh. Dan itu sudah terbukti dalam kunjungan orangtua diperbolehkan ikut mengantar tetapi dilarang masuk kunjungan. 90 Sedangkan menurut Bapak Darojattul Ulla selaku Staff Corporate Communication yang juga turut berperan langsung sebagai pemandu selain Ibu Siska, memberikan penjelasan bahwa tidak ada kendala pada saat pelaksanaan Public Visit berlangsung tetapi hanya sedikit masalah koordinasi ke divisi yang akan dikunjungi peserta Public Visit. Berikut penjelasaan Bapak Darojattul Ulla: Tidak ada kendala. Hanya sedikit masalah internal yaitu pada saat kita berkunjung ke Engine Shop ataupun Workshop kita biasanya minta izin dan koordinasi kekaryawan yang ada dibidang tersebut untuk menjelaskan mengenai keterangan secara detail apa fungsi bidang tersebut terhadap pesawat-pesawat 89 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 90 Hasil wawancara dengan Bapak Mochammad Aviv, General Manager Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 90

37 yang dirawat di GMF AeroAsia. Dan ini sebetulnyapun bukan masalah tetapi lebih kekordinasinya. 91 Dalam melaksanakan suatu program diharapkan dapat berhasil sesuai dengan tujuan perusahaan bahwa GMF peduli dengan dunia pendidikan setelah menjalankan program CSR Public Visit dalam rangka membentuk pengetahuan bagi anak sekolah. Seperti yang dituturkan oleh Ibu Siska Tobing selaku Staff Corporate Communication yang juga menangani kegiatan kehumasan khususnya CSR. Berikut penuturannya: Setelah menjalankan kegiatan Public Visit tetapi kita dapat melihat bahwa program ini sangat banyak peminatnya terutama dalam bidang pendidikan. 92 Hal tersebut diperkuat oleh bapak Darojattul Ulla bahwa adanya program Public Visit dapat mengenalkan teknologi canggih yang ada di PT. GMF AeroAsia. Berikut penuturan Bapak Darojattul Ulla: Ya jelas untuk bisa lebih dekat dengan teknologi tinggi itukan tidak gampang membuka diri orang-orang bisa lebih memahami bahwa GMF lebih peduli terhadap dunia pendidikan. 93 Bagian yang terpenting dalam melaksanakan tahap yang ketiga ini adalah bagaimana kita bisa mengetahui respon dan tanggapan dari khalayak karena respon suatu khalayak menjadi acuan apakah program yang dilaksanakan suatu perusahaan positif dan bermanfaat atau tidak. Begitupula program Public Visit 91 Hasil wawancara dengan Bapak Darojattul Ulla, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 92 Hasil wawancara dengan Ibu Siska Tobing, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 93 Hasil wawancara dengan Bapak Darojattul Ulla, Staff Divisi Corporate Communication pada tanggal 29 Juli 2013 pada jam diruang divisi Corporate Communication Gedung Management lantai 3 91

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy, 2011 :11)

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy, 2011 :11) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik berupa verbal maupun non verbal oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, pendapat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan indonesia yang melayani Jasa Angkutan Udara Nasional

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 16 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatannya, setiap perusahaan selalu melibatkan lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran lingkungan sekitar sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia dan selalu berkembang. Bahkan komunikasi telah menjadi terbentuknya suatu masyarakat yang terintegrasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 45 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. GMF Aero Asia PT. GMF Aero Asia (Garuda Maintenance Facility) merupakan anak perusahaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan teknologi dunia yang semakin tinggi. Indonesia saat ini tergolong sebagai negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada kebangkrutan karena sulit untuk ikut berkompetisi. mekanik dalam sebuah perusahaan yaitu sumber daya manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada kebangkrutan karena sulit untuk ikut berkompetisi. mekanik dalam sebuah perusahaan yaitu sumber daya manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa perkembangan teknologi informasi, pemanfaatan teknologi dalam setiap proses pada sebuah perusahaan dapat memberikan keunggulan kompetitif tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia L1 TRANSKIP WAWANCARA Nama : Adhi Pratama Jabatan : Public Relations Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia (Persero), tbk Tanggal : 10 Mei 2011 Tipe : Face Two Face (F2F)

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PROPOSAL KERJA PRAKTEK 1 PROPOSAL KERJA PRAKTEK I. JUDUL KERJA PRAKTEK Kegiatan ini dinamakan Kerja Praktek di PT. GMF Aeroasia II. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dimana tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga aspek yaitu keselamatan penerbangan (safety), keselamatan gedung (security), dan total quality management

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 Yang saya Hormati. : 1. Direktur Utama Garuda Maintenance Facility AeroAsia 2. Jajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan dan penjelasan mengenai apa yang menjadi masalah untuk dipecahkan dalam penelitian ini. Bab ini juga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan peneliti mengenai strategi public relations PT. Angkasa Pura II (Pesrero) dalam mengkomunikasikan pembangunan Bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawatan IGTE & Power Services GMF Aeroasia berdiri sejak tahun 2011, merupakan perusahaan mandiri dan merupakan anak perusahaan dari PT GMF Aeroasia yang bergerak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI A. Simpulan 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi diferensiasi Quantum Leap 2011-2015 antara lain adalah: a. Penciptaan Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan maupun industri dalam melakukan aktivitas kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. peraturan yang tegas dan ketat serta mementingkan sertifikasi kelayakan di seluruh

BAB I PENGANTAR. peraturan yang tegas dan ketat serta mementingkan sertifikasi kelayakan di seluruh BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia penerbangan merupakan sebuah industri yang sangat penuh dengan peraturan yang tegas dan ketat serta mementingkan sertifikasi kelayakan di seluruh aspeknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan yang bergerak di industri airlines, produk utama yang dijual kepada konsumen adalah: tempat, waktu dan tujuan perjalanan yang disebut dengan istilah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan membuat perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang meningkat membuat permintaan akan pelayanan

Lebih terperinci

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a.

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a. BAB XI STRUKTUR ORGANISASI A. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Pabrik benzaldehyde ini direncanakan berbentuk perseroan terbatas sehingga untuk memperlancar jalannya manajemen di perusahaan, perlu dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi pada keuntungan selalu mengharapkan profit dari usaha yang mereka keluarkan, profit tersebut digunakan baik untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, transportasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu transportasi darat, udara dan laut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir Kota Bekasi merupakan salah satu kota satellite yang sebagian besar penduduknya bekerja dan beraktifitas di Kota Jakarta. Pertumbuhan penggunaan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian signifikan merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi industri transportasi dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP A. Gambaran Umum Arfa Barbershop 1. SEJARAH ARFA BARBERSHOP PT. ARFA SUKSES MULIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan usaha pangkas rambut pria.

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

1. Sejak kapan GMF News diterbitkan pertama kalinya? - Minggu pertama bulan Februari tahun 2006

1. Sejak kapan GMF News diterbitkan pertama kalinya? - Minggu pertama bulan Februari tahun 2006 L1 LAMPIRAN 1 TRANSKIP WAWANCARA Berikut adalah wawancara peneliti dengan head management corporate communications PT.GMF (Garuda Maintenance Facility) AeroAsia, Bapak Mochammad Aviv sebagai key informan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikategorikan untuk pelayanan pelanggan loyal yang sangat mengesankan para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berbagai Bagian dalam Organisasi Perusahaan Elektronik Jakarta Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan elektronik membagi tugas dan tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian pada PT. Dirgantara Indonesia penulis memperoleh data dan mengetahui pelaksanaan perencanaan pajak pasal 21 atas

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

Judul Tugas Akhir : Strategi Humas RS. Telogorejo Dalam Mengelola Komunikasi Eksternal : Miftah Noor Fajriani NIM : D0C ABSTRAKSI

Judul Tugas Akhir : Strategi Humas RS. Telogorejo Dalam Mengelola Komunikasi Eksternal : Miftah Noor Fajriani NIM : D0C ABSTRAKSI Judul Tugas Akhir : Strategi Humas RS. Telogorejo Dalam Mengelola Komunikasi Eksternal Nama : Miftah Noor Fajriani NIM : D0C 007 065 ABSTRAKSI Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi

Lebih terperinci

2. BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2. BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2. BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan GMF AeroAsia merupakan Subsidiary dari Perusahaan Garuda Indonesia. GMF AeroAsia sebelumnya merupakan bagian dari Strategic Bussiness of Garuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. AERO SYSTEMS INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. AERO SYSTEMS INDONESIA BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. AERO SYSTEMS INDONESIA 2.1 Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan Gambar 2.1 Logo Perusahaan Perusahaan PT. Aero Systems Indonesia atau yang lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan perekonomian di Indonesia benar-benar menjadi sorotan dan seringkali menjadi topik pembicaraan di berbagai kalangan masyarakat. Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Operasi merupakan bagian dari organisasi dalam menciptakan dan mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik secara tersirat atau tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 19 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan 3.1.1 Tempat Kerja Praktek Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilakukan dibagian Finance PT Cahaya Mitra Sarana (Simpur Center)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri yang terus akan tumbuh dan berkembang di Indonesia. Pertumbuhan industri ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju kehidupan sosial masyarakat. Para pelaku bisnis kegiatannya makin menggeliat, tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016 Yang terhormat. : Saudara Menteri Perhubungan, atau yang mewakili;

Lebih terperinci

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1289, 2015 KEMENHUB. Perjanjian Tingkat Layanan. Jasa Bandar Udara. Penyusunan Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 129 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan, mempengaruhi semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada Bab ini peneliti akan menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan mengenai profil perusahaan dimana memuat sejarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jasa transportasi udara di era globalisasi ini meningkat pesat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di Indonesia. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis memperhatikan bahwa industripenerbangan khususnya pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa lain yang terkait dengan fasilitas bandar udara sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan 180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Di awal perkembangan kegiatan industri di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan sarana transportasi yang dapat dengan cepat dan tepat,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

Lebih terperinci

AD Page 1 of 5

AD Page 1 of 5 ANGGARAN DASAR ASOSIASI MUKADIMAH Bahwasanya, peningkatan kemampuan dalam bidang usaha perawatan pesawat terbang merupakan partisipasi nyata dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan membentuk suatu keunggulan dari suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan membentuk suatu keunggulan dari suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan penerbangan adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Pada saat ini persaingan di dunia penerbangan pun semakin ketat dengan

Lebih terperinci

# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas

# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial di dalam kehidupannya harus saling berkomunikasi yang artinya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service (penyedia jasa) merupakan dampak pertumbuhan ekonomi. Perubahan jaman dari waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

EXPOSITION PERUSAHAAN MANUAL (CEM)

EXPOSITION PERUSAHAAN MANUAL (CEM) 1-4 Pengenalan dan Struktur Perusahaan Pameran Pedoman 1-4,1 Pendahuluan The Sumatra Air Airlines Perusahaan Pameran Pedoman diciptakan dengan persyaratan AC 120-92 SMS untuk secara akurat menunjukkan

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. (KKM), Penulis ditempatkan sebagai Public Relations Team pada fungsi

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. (KKM), Penulis ditempatkan sebagai Public Relations Team pada fungsi BAB IV PELAKSANAAN MAGANG A. Waktu dan Lokasi Kuliah Kerja Media Penulis melakukan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) di PT Pertamina Marketing Operations Region V Surabaya. Selama melakukan Kuliah Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis yang disebabkan oleh internal maupun eksternal, entah itu krisis yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT.GMF AeroAsia berawal dari Direktorat Teknik Garuda Indonesia pada tahun 1949, dan bertransformasi pada tahun 1984 menjadi Divisi Maintenance & Engineering

Lebih terperinci

STRATEGI EMPLOYEE RELATIONS DEPARTEMENT CORPORATE COMMUNICATIONS DALAM UPAYA PENINGKATAN SENSE OF BELONGING PT. GMF AeroAsia TANGERANG, INDONESIA

STRATEGI EMPLOYEE RELATIONS DEPARTEMENT CORPORATE COMMUNICATIONS DALAM UPAYA PENINGKATAN SENSE OF BELONGING PT. GMF AeroAsia TANGERANG, INDONESIA STRATEGI EMPLOYEE RELATIONS DEPARTEMENT CORPORATE COMMUNICATIONS DALAM UPAYA PENINGKATAN SENSE OF BELONGING PT. GMF AeroAsia TANGERANG, INDONESIA Skripsi Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang Angkasa Pura II Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat perusahaan Di dirikan 1968 Di dirikan 1960 Di dirikan 1968 Di dirikan 1970 Di dirikan 1998 Di dirikan 1998 Sumber : dari Bank Mandiri Gambar 2.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang saling bergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal terdapat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015 Yang terhormat. : Saudara Menteri Perhubungan, atau yang mewakili; Jajaran Pengurus Indonesian Aircraft

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kegiatan CSR yang baik dan sukses dilapangan dimulai dari manajemen CSR yang baik dapat tercermin melalui manajemen relasi yang memadai dan efektif pada setiap

Lebih terperinci

-1- BAB I PENDAHULUAN

-1- BAB I PENDAHULUAN -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

KETENTUAN & PERSYARATAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN REKANAN

KETENTUAN & PERSYARATAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN REKANAN KETENTUAN & PERSYARATAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN REKANAN KATEGORI PERUSAHAAN / INDUSTRI : KONSULTAN PENGAWAS PEKERJAAN KONSTRUKSI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK. 2015 KETENTUAN DAN PERSYARATAN PENDAFTARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bersifat jangka panjang. Untuk itu dibutuhkan proses komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bersifat jangka panjang. Untuk itu dibutuhkan proses komunikasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang berdiri di tengah masyarakat mempunyai tanggung jawab sosial yang besar terhadap masyarakat yang ada disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya BAB V KESIMPULAN Fenomena ASEAN Open Sky menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari oleh Pemerintah Indonesia. sebagai negara yang mendukung adanya iklim perdagangan bebas dunia, Indonesia harus mendukung

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan. a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, b. Mengikuti perkembangan tehnologi, sehingga dapat menyediakan kepada pimpinan informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi, semua bidang industri saling bersaing untuk memperebutkan pasar. Tingginya tingkat persaingan dalam suatu industri mendorong perusahaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci