BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,
|
|
- Erlin Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, peninggalan pemerintahan Orde Lama. Dimana sebelum memasuki pemerintahan Orde Baru, krisis ekonomi di Indonesia mencapai puncaknya yang mengakibatkan kebutuhan akan sandang, pangan, serta papan pada saat itu sangat sulit dipenuhi. Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana transportasi pada saat itu, turut memberi andil tingginya harga kebutuhan pokok. Tentu saja kondisi ini menjadi kendala yang cukup rawan dalam upaya perbaikan kondisi sosial ekonomi negara kesatuan Republik Indonesia. Salah satu sarana transportasi yang mampu menjembatani daerah daerah dan kota kota yang tersebar pada beberapa pulau besar yang ada di Indonesia, adalah sarana transportasi udara. Untuk menjawab tantangan akan kebutuhan sarana transportasi pada saat itu, didirikan suatu perusahaan penerbangan nasional, yang diberi nama Mandala Airlines. Nama perusahaan ini diambil dari nama suatu operasi TNI dalam misi perjuangan pemerintahan Republik Indonesia untuk membebaskan Irian Barat
2 9 ( sekarang Irian Jaya ) dari tangan kolonial Belanda. Oleh karena itu dapat dikatakan pemberian nama Mandala Airlines mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan operasi pembebasan Irian Barat, yakni untuk menyatukan sekaligus mengayomi seluruh Nusantara, melalui sarana pengangkutan udara. Sehingga dengan sarana transportasi tersebut, seluruh wilayah Nusantara dapat disatukan menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia yang makmur dan sejahtera. Kegiatan pokok yang dijalankan oleh PT. Mandala Airlines adalah : menjalankan perusahaan penerbangan, terutama dalam sektor pengangkutan orang dan barang, baik di dalam maupun di luar negeri menjalankan usaha jual beli serta pencarteran pesawat terbang menjalankan usaha dan bertindak sebagai perwakilan atau keagenan perusahaan penerbangan dalam dan luar negeri PT. Mandala Airlines pertama kali membuka jalur penerbangannya ke arah Timur wilayah Indonesia, dengan jumlah armada 4 buah Vickers Viscount ( VC-8 ). Adapun rute penerbangan PT. Mandala Airlines pada saat itu meliputi kota kota : Jakarta, Ambon, Surabaya, Denpasar, Gorontalo, Menado, Yogyakarta, Ujung Pandang, dan Kendari. Dari jalur penerbangan pertama inilah kemudian PT. Mandala Airlines yang berkantor pusat di Jl. Tomang Raya Kav Jakarta Barat, berkembang sebagai payung Nusantara yang hampir mencapai sebagian besar
3 10 kota kota besar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia, seperti : Jakarta, Medan, Pekanbaru, Padang, Jambi, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Menado, Balikpapan, Tarakan, Batam, dan Ambon Armada Mandala Airlines mengoperasikan 12 pesawat Boeing dengan mesin JT8D-15 dan JT8D-17Adv serta 2 pesawat Boeing dengan mesin CFM56-3C1 untuk rute penerbangan domestik. Boeing mempunyai keuntungan untuk jarak penerbangan yang relatif singkat dalam melakukan pendaratan dan lepas landas dan juga mempunyai tempat duduk yang khusus dan nyaman sesuai dengan kondisi di Indonesia. Terdapat 8 seat untuk penumpang kelas bisnis dan 102 seat untuk penumpang kelas ekonomi. Boeing yang mempunyai kapasitas tempat duduk 160 seat dengan komposisi 8 seat untuk kelas bisnis dan 152 seat untuk kelas ekonomi diterbangkan terbatas untuk rute - rute dengan waktu penerbangan minimal 1 jam. Pada rute - rute ini para penumpang akan merasakan kenyamanan penerbangan hingga di tempat tujuan.
4 Pelayanan Layanan Terpadu Mandala Airlines telah mengembangkan konsep layanan Total Experience yang berorientasi pada kepuasan pelanggan serta kualitas pelayanan yang prima. Ramah dan Tulus Mereka yang pernah bertemu dengan awak Mandala Airlines, akan selalu terkesan pada perhatian dan keramahan yang lahir secara tulus dari nilai budaya Timur. Kenyamanan Penerbangan Mandala Airlines menggunakan pesawat Boeing Adv yang tempat duduknya bisa diatur sehingga lebih leluasa dan nyaman. Kabin diatur menjadi dua kelas, bisnis dan ekonomi, menyediakan penumpang pilihan pelayanan yang mereka butuhkan. Kenyamanan Perjalanan Bagi para penumpang kelas Bisnis, Mandala Airlines memberikan fasilitas Executive Lounge sebagai tempat menunggu keberangkatan dengan nyaman. Guna memberi layanan dan kemudahan yang maksimal, Mandala Airlines menggunakan sistem komputerisasi untuk pemesanan dan konfirmasi tempat duduk dalam perjalanan.
5 12 Ketepatan Waktu Selain kualitas pelayanan dalam penerbangan, ketepatan waktu berangkat dan tiba adalah faktor yang menjadi tuntutan utama setiap penumpang. Dengan armada Boeing Adv yang telah terbukti kehandalannya, ditunjang manajemen operasi yang terus disempurnakan, Mandala Airlines kini mampu dikenal sebagai maskapai yang Tepat Waktu Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi mengidentifikasikan tanggung jawab untuk setiap posisi pekerjaan dan hubungan antar posisi posisi itu, juga bagaimana semua tanggung jawab pekerjaan saling melengkapi. Berikut struktur organisasi pada PT. Mandala Airlines :
6 13 Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi pada PT. Mandala Airlines merupakan struktur organisasi fungsional. Ciri - ciri ini terlihat dari penyusunan karyawan yang terbagi atas beberapa area fungsional perusahaan seperti bagian umum dan personalia, keuangan, operasional, niaga, dan teknik. Masing masing area ini memiliki fungsi yang berbeda, namun saling terkait antara satu dengan lainnya. Struktur ini adalah struktur yang paling umum digunakan dalam
7 14 suatu organisasi atau perusahaan karena memiliki garis tanggung jawab yang jelas dan terstruktur. Berkaitan dengan topik pembahasan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini, berikut struktur organisasi yang ada pada bagian operasional : Gambar 2.2. Struktur Organisasi Departemen Operasional 2.5. Tugas dan Tanggung Jawab pada Organisasi Setiap jabatan dalam suatu organisasi sudah tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Berikut penjelasan singkat mengenai tugas dan tanggung jawab beberapa jabatan yang ada pada PT. Mandala Airlines terutama pada bagian yang terkait dengan penjadwalan awak pesawat :
8 15 a. Direktur Utama Merupakan pimpinan tertinggi perusahaan, yaitu sebagai pemimpin dari para direktur dari setiap departmen. Tanggung jawab : - memikirkan arah tujuan perusahaan : visi dan misi yang akan dicapai oleh perusahaan - menjalankan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan - mengawasi, menjamin, serta mengendalikan kinerja perusahaan secara keseluruhan Tugas : - mengawasi kinerja dari setiap direktur pada masing masing departemen - meminta laporan pertanggungjawaban dari masing masing direktur - mengambil langkah dan kebijakan yang berguna bagi kemajuan perusahaan, yang didasarkan pada kebijakan perusahaan, pertimbangan para direktur, serta masukan dari para ahli / staf. - mengambil keputusan dalam penyusunan rencana kerja manajemen b. Direktur Umum & Personalia Mengamankan semua kebijakan / prosedur di bidang umum dan ketenagakerjaan agar dapat berjalan sesuai dengan sasaran perusahaan.
9 16 Tanggung jawab : - perizinan perusahaan - proses penegakan disiplin kerja - pengelolaan pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan pekerja / keluarga pekerja - menerapkan dan memelihara prosedur identifikasi kebutuhan pelatihan seluruh pekerja - merawat dan menjaga kebersihan bangunan / gedung - pengadaan dan perawatan peralatan kantor, AC, dan lampu penerangan - pengadaan dan perawatan kendaraan operasional dan transportasi Tugas : - merencanakan kegiatan dalam departemen umum & personalia - mengorganisir seluruh kegiatan sesuai rencana - mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang berjalan dalam departemen - melakukan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan - menciptakan suasana kerja yang harmonis
10 17 c. Direktur Keuangan Mengatur pengadaan dan penggunaaan dana untuk operasi perusahaan, merencanakan anggaran pengeluaran rutin, dan mengendalikan pengeluaran biaya. Tanggung jawab : - memastikan aliran informasi yang berkaitan dengan keuangan perusahaan dicatat dan disimpan untuk kelancaran usaha perusahaan - mengatur penggunaan dana untuk operasi perusahaan dan merencanakan anggaran pengeluaran rutin Tugas : - mencatat dan melaporkan informasi dalam bentuk laporan sistem akuntansi - mendokumentasikan dan menyimpan laporan - mengalokasikan dana secara tepat untuk laba operasi perusahaan - mengestimasi biaya pengeluaran rutin perusahaan d. Direktur Operasi Mengatur pelaksanaan kegiatan operasional penerbangan yang berhubungan dengan penjadwalan kerja dari setiap awak pesawat, baik awak cockpit maupun awak kabin.
11 18 Tanggung jawab : - menetapkan kebijakan operasional perusahaan yang sesuai dengan kebijakan keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah - memastikan aliran informasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan dicatat dan disimpan untuk kelancaran usaha perusahaan Tugas : - memastikan bahwa kegiatan operasional yang berlangsung sesuai dengan kebijakan operasional perusahaan - menjaga kelancaran jadwal penerbangan dan penjadwalan awak pesawat - mendokumentasikan dan menyimpan laporan yang berhubungan dengan operasional penerbangan serta kinerja awak pesawat Divisi Operasional terbagi ke dalam dua dinas, yaitu dinas Operational Development dan dinas Pembinaan. Dinas Operational Development masih terbagi lagi ke dalam lima bagian, yaitu : 1. Crew Scheduling Bertanggung jawab terhadap perencanaan jadwal rotasi penugasan dan kinerja awak pesawat, serta memastikan bahwa rotasi penugasan yang dibuat memenuhi ketentuan operasional perusahaan.
12 19 Crew Planning - mengolah data rotation diagram yang telah diterima dari departemen niaga untuk kemudian dibuat periode tugas ( duty period ) dan rotasi penugasan ( pairing ) awak pesawat Crew Tracking - memastikan bahwa setiap awak pesawat yang ditugaskan telah melakukan kewajiban kerjanya - mengawasi kinerja awak pesawat - mendokumentasikan dan menyimpan laporan yang berhubungan dengan kinerja awak pesawat 2. Chief Pilot Bertanggung jawab dalam mengendalikan dan memantau penjadwalan dan penggiliran awak cockpit, merencanakan kebutuhan awak cockpit untuk memenuhi kebutuhan armada dan struktur jaringan penerbangan, menangani dengan baik setiap laporan yang berhubungan dengan awak cockpit. 3. Chief Flight Attendant Bertanggung jawab dalam mengendalikan dan memantau penjadwalan dan penggiliran awak cabin, merencanakan kebutuhan awak cabin untuk memenuhi kebutuhan armada dan struktur jaringan
13 20 penerbangan, menangani dengan baik setiap laporan yang berhubungan dengan awak cabin.. 4. Training Bertanggung jawab dalam menetapkan penjadwalan training untuk masing masing awak pesawat serta pengadaan training itu sendiri dalam hubungannya dengan mempertahankan standard kerja dan peningkatan jenjang kerja awak pesawat. 5. Flight Control Bertanggung jawab dalam menentukan rotasi pesawat dan awak pesawat yang bertugas pada setiap rotasi penugasan serta melakukan pemantauan terhadap kegiatan penerbangan yang berlangsung. Crew Assignment - menentukan awak pesawat yang bertugas untuk setiap rotasi penugasan - menentukan awak pesawat yang bertugas untuk reserved ataupun untuk ground operation Flight Movement Control ( FMC ) - menentukan rotasi pesawat yang digunakan untuk memenuhi rotasi penugasan - memantau kegiatan penerbangan yang berlangsung untuk menilai On Time Performance ( OTP ) dari setiap penerbangan
14 21 - mendokumentasikan dan menyimpan data data yang berhubungan dengan OTP setiap penerbangan e. Direktur Niaga Menetapkan strategi pemasaran, mengestimasi budget dan pertumbuhan ekonomi, pengembangan rute penerbangan baru; dan pemasaran atas rute rute penerbangan yang sudah ada. Tanggung jawab : - mengendalikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan pasar, penjualan, serta pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen Tugas : - menetapkan strategi pemasaran - menetapkan jadwal penerbangan - membuat catatan penjualan ( harian, bulanan, tahunan, per rute, dan lain lain ) - membantu pelaksanaan kegiatan promosi penjualan f. Direktur Teknik Mengatur dan memelihara penggunaan sumber daya pesawat yang dimiliki agar dapat berfungsi secara maksimal, dengan tetap memperhatikan aturan keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan
15 22 dalam kebijakan perusahaan dan telah disetujui oleh CASR ( Civil Aviation Safety Regulations ). Tanggung jawab : - memastikan kegiatan pengadaan dan maintenance pesawat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan Tugas : - mengkoordinir pelaksanaan kegiatan maintenance pesawat - melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan maintenace 2.6. Rute Penerbangan Mandala Airlines Total rute yang dijalankan oleh Mandala Airlines setiap harinya berjumlah 72 rute, meliputi kota kota besar di Indonesia seperti : Jakarta ( CGK ), Semarang ( SRG ), Surabaya ( SUB ), Medan ( MES ), Menado ( MDC ), Batam ( BTH ), Balikpapan ( BPN ), Padang ( PDG ), Pekanbaru ( PKU ), Makasar ( UPG ), Ambon ( AMQ ), Tarakan ( TRK ), Banjarmasin ( BDJ ), Yogyakarta ( JOG ), Denpasar ( DPS ), dan Jambi ( DJB ). Jadwal penerbangan di Mandala Airlines yang efektif mulai September 2005 adalah seperti terdapat pada tabel 2.1. berikut ini :
16 23 Tabel 2.1. Rute Penerbangan Mandala Airlines RUTE FLIGHT ETD ETA FLIGHT ETD ETA RUTE NO. ( LT ) ( LT ) NO. ( LT ) ( LT ) Jakarta - Balikpapan RI :40 11:40 Balikpapan - Jakarta RI :05 14:05 Jakarta - Banjarmasin RI :40 13:10 Banjarmasin - Jakarta RI :40 14:10 Jakarta - Batam RI :30 10:00 RI :30 12:00 Batam - Jakarta RI :45 16:15 RI :45 18:15 Jakarta - Jambi RI :20 12:25 RI :55 14:00 Jambi - Jakarta RI :00 16:05 RI :35 17:40 Jakarta - Medan RI :00 09:10 RI :40 11:50 Medan - Jakarta RI :50 20:00 RI :10 14:20 Jakarta - Padang RI :20 10:55 RI :30 10:05 Padang - Jakarta RI :35 16:10 RI :40 18:15 Jakarta - Pekanbaru RI :00 17:30 Pekanbaru - Jakarta RI :00 08:30 RI :50 07:45 RI :50 07:45 RI :45 10:40 RI :15 09:10 Jakarta - Semarang RI :35 13:30 Semarang - Jakarta RI :10 12:05 RI :00 16:55 RI :00 14:55 RI :15 19:10 RI :25 18:20 Jakarta - Yogyakarta RI :55 19:55 RI :55 07:55 Yogyakarta - Jakarta RI :20 08:20 RI :40 17:40 RI :05 10:20 RI :30 10:45 Jakarta - Surabaya RI :40 13:55 Surabaya - Jakarta RI :10 14:25 RI :55 16:10 RI :00 17:15 Jakarta - Makasar RI :00 10:10 Makasar - Jakarta RI :10 16:20 Balikpapan - Tarakan RI :15 11:10 RI :40 12:35 Tarakan - Balikpapan RI :10 13:05 RI :35 14:30 Balikpapan - Surabaya RI :00 15:20 Surabaya - Balikpapan RI :25 09:45 Balikpapan - Yogyakarta RI :00 12:40 Yogyakarta - Balikpapan RI :50 11:30 Batam - Surabaya RI :35 16:45 Surabaya - Batam RI :50 10:00 Padang - Medan RI :25 12:25 Medan - Padang RI :00 08:00 Medan - Batam RI :55 14:05 Batam - Medan RI :30 11:40 Surabaya - Denpasar RI :50 12:30 RI :15 06:55 Denpasar - Surabaya RI :10 19:50 RI :00 12:40 Surabaya - Menado RI :45 20:15 Menado - Surabaya RI :30 09:00 Surabaya - Semarang RI :20 18:00 Semarang - Surabaya RI :40 07:20 Surabaya - Makasar RI :25 16:45 Makasar - Surabaya RI :20 17:40 Makasar - Ambon RI :50 13:25 Ambon - Makasar RI :05 14:25 Yogyakarta - Banjarmasin RI :10 15:25 Banjarmasin - Yogyakarta RI :55 16:10 Total : 72 rute / hari
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Biaya awak pesawat adalah biaya kedua terbesar yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan penerbangan setelah biaya
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT... vi MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sifat dari jasa atau pelayanan adalah diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil produksi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis bus antar kota dan lintas provinsi baik yang kecil maupun yang besar sangat ketat dalam dewasa ini. Keputusan untuk menggunakan jasa bus
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara
Universitas Bina Nusantara Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005 / 2006 Analisis dan Perancangan Sistem Penjadwalan Awak Pesawat Dengan Optimalisasi Periode
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Profil Perusahaan PT. Kalstar Aviation PT. Kalstar Aviation sudah cukup terkenal dengan strategi pemasaran yang cepat dan inovatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan yang bergerak di industri airlines, produk utama yang dijual kepada konsumen adalah: tempat, waktu dan tujuan perjalanan yang disebut dengan istilah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. Kondisi geografis yang sedemikian rupa menyebabkan alat-alat transportasi baik transportasi darat,
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 009 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA HAJI TAHUN 1438
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tahun-tahun mendatang muncul suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap Badan Usaha
Lebih terperinciBab 2. Regulasi Aircrew. 2.1 Peraturan Terbang Homebase Lisensi Pilot
Bab 2 Regulasi Aircrew PT. Garuda Indonesia (Persero) mempunyai peraturan - peraturan kerja untuk setiap crew yang harus dipenuhi sebelum membuat jadwal kerja crew. Peraturan- peraturan kerja ini merupakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 707 TAHUN 2012
MENTERI KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 707 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN GOLONGAN POKOK ANGKUTAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. gegap gempita. Peta dunia industri penerbangan dalam negeri pun berubah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak pemerintah mengeluarkan deregulasi ijin operator penerbangan tiga tahun lalu, beberapa pengusaha di Indonesia menyambutnya dengan gegap gempita. Peta
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN
BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Toyofuji Serasi Indonesia merupakan perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang logistik yang didirikan pada tanggal 7 Desember 2005. PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif dalam segala bidang usaha. Keberhasilan kompetisi ini sangat ditentukan oleh antisipasi pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha. wadah apa perusahaan didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk usaha Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aspek perekonomian, jasa angkutan yang cukup serta memadai sangat diperlukan sebagai penunjang pembangunan ekonomi. Tanpa adanya transportasi sebagai
Lebih terperinciIII ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN
ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN ASPEK ORGANISASI DALAM INDUSTRI PENERBANGAN 1. Organisasi Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang harus dibayar oleh perusahaan agar tetap survive dalam bisnisnya. Apabila dahulu,
Lebih terperinciBAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN. yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan maksud untuk
15 BAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN A. Sejarah Ringkas Berdirinya suatu perusahaan tidak terlepas dari maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan, yaitu suatu unit kegiatan
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG
. BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi pada keuntungan selalu mengharapkan profit dari usaha yang mereka keluarkan, profit tersebut digunakan baik untuk eksistensi
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL MERPATI NUSANTARA AIRLINES TUGAS AKHIR. Oleh. Nama : Angela Leony NIM : Kelas : 08 PCU
PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL MERPATI NUSANTARA AIRLINES TUGAS AKHIR Oleh Nama : Angela Leony NIM : 0800785543 Kelas : 08 PCU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2008 i PERANCANGAN ULANG IDENTITAS
Lebih terperinciDaftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia
Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=278102 Senin, 29 Desember 2014, 05:03:00 SEKARANG INI 28 Desember 2014 Airbus A320-200 milik Air Asia dengan rute
Lebih terperinciUANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH
LAMPIRAN III TENTANG PERUBAHAN ATAS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA NO. TUJUAN UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS
Lebih terperinciBAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil PT. Metro Batavia PT. Metro Batavia telah memulai bisnis di Indonesia lebih dari dua puluh tahun. Dimulai dari usaha travel agent dan tumbuh menjadi usaha charter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Penumpang Rute Solo -Jakarta di Bandara Adisumarmo Surakarta) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciPATRANS CARGO PATRANS CARGO
FREIGHT FORWADING, LAND TRUCKING, AIR CARGO SERVICE PT. PELITA ABADI TRANS Profil PT. PELITA ABADI TRANS didirikan pada tanggal, 20 April 2012 dengan nama PT. PELITA ABADI TRANS sesuai dengan akte notaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang kurang lebih dari 240 juta jiwa dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara Niaga. Keterlambatan Penerbangan. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.pelayanan adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak hanya produk berupa barang yang banyak memberikan manfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Di era modern dan perkembangan teknologi serta meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinci2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.89, 2015 KEMENHUB. Alokasi. Ketersediaan Waktu Terbang. Bandar Udara. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki
17 BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Citilink
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia 1.1.1 Profil Perusahaan Citilink adalah Unit Strategi Bisnis (USB) yang mandiri dari PT. Garuda Indonesia Airlines. Citilink lebih ditujukan untuk
Lebih terperinciOPTIMASI PENJADWALAN ARMADA PESAWAT TERBANG SUZI SEHATI
OPTIMASI PENJADWALAN ARMADA PESAWAT TERBANG SUZI SEHATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Muna Artha Sejahtera merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan bergerak dalam bidang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN Analisis Cabang Rute Tersibuk Penerbangan Lion Air Tahun 2005
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1.1 Analisis Cabang Rute Tersibuk Penerbangan Lion Air Tahun 2005 Dalam Penulisan ini Penulis mengambil 2 contoh rute, berdasarkan frekuensi pesawat (rute tersibuk)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, berikut akan disajikan kesimpulan hasil penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut : 1. Hasil pengujian hipotesis pertama
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Perusahaan. PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pariwisata. Perusahaan ini didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah salah satu kebutuhan vital bagi masyarakat, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah salah satu kebutuhan vital bagi masyarakat, baik transportasi udara, darat maupun laut. Transportasi darat di Indonesia merupakan sarana paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah membangun Bandar Udara baru yang terletak di pinggir timur kota Medan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peranan transportasi di dalam kehidupan merupakan hal yang paling penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan transportasi di dalam kehidupan merupakan hal yang paling penting bagi masyarakat perkotaan jaman sekarang, mulai dari transportasi air, transportasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat secara
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang
Lebih terperinci2017, No Indonesia Nomor 58 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1293, 2017 KEMENHUB. Perizinan Lisensi dan Rating Personel Operasi Pesawat Udara dan Personel Penunjang Operasi Pesawat Udara. Sistem Online. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga aspek yaitu keselamatan penerbangan (safety), keselamatan gedung (security), dan total quality management
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, transportasi atau pengangkutan menjadi bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, transportasi atau pengangkutan menjadi bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik angkutan penerbangan berjadwal serta pesawat charter. jasa angkutan udara serta dapat berperan membangun untuk pergerakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ke dalam Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau, perlu dibutuhkannya alat transportasi darat, laut, dan udara yang bisa menjangkau Indonesia dari Sabang sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia membuka perizinan pengoperasian penerbangan komersial pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia. Deregulasi peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu kala, kegiatan tersebut dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain untuk mencari makan, mencari tempat tinggal
Lebih terperinciUKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan yang diangkat, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Transportasi darat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal..
BAB III LANDASAN TEORI Kebutuhan masyarakat akan transportasi udara yang semakin meningkat mengakibatkan bukan hanya masyarakat kelas atas saja yang membutuhkan transportasi jenis ini. Pasca penerapan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR
BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR 3.1. Objek Penelitian Laporan arus kas PT. JNC Cookies merupakan objek yang dipilih dalam penyusunan laporan tugas akhir. PT. JNC Cookies ini berlokasi di jalan Bojong
Lebih terperinciBab III PROSES PENGUMPULAN DATA
Bab III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1. Sejarah dan Operasi Perusahaan PT Jagor Jaya didirikan pada tahun 1993. Pada mulanya PT Jagor Jaya adalah sebuah industri kecil dengan surat izin usaha perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan 735.355 mill persegi yang terdiri dari 17.000 pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat
Lebih terperinci1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT TransNusa Aviation Mandiri biasa disingkat menjadi TransNusa merupakan maskapai penerbangan domestik di Indonesia yang menyediakan layanan transportasi udara
Lebih terperinciFakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang. KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang
Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang Responden Yth, Dalam rangka menyelesaikan studi pada program Sarjana
Lebih terperinci2 Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tenta
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.290, 2015 KEMENHUB. Sertifikat Operator Pesawat Udara. Keselamatan. Penilaian Kinerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPREDIKSI TINGKAT PERTUMBUHAN PENUMPANG DAN EVALUASI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI INDONESIA
PREDIKSI TINGKAT PERTUMBUHAN PENUMPANG DAN EVALUASI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI INDONESIA Hodi 1), Sudirman Hi. Umar 2), Arif Fakhrudin 3) 1),2),3) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri penerbangan sesuai jadwal dan kemampuan membeli tiket.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jalur transportasi udara kini selalu jadi alternatif utama bagi pengguna transportasi yang membutuhkan waktu lebih cepat untuk sampai di daerah tujuan. Dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun, industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan dan perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan infrastruktur seperti
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 81 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2001 telah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 77 TAHUN 2017 TENTANG PERIZINAN LISENSI DAN RATING PERSONEL OPERASI PESAWAT UDARA DAN PERSONEL PENUNJANG
Lebih terperincimempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national
8 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sebelum masuk ke SBU Citilink yang merupakan unit usaha mandiri yang berada didalam lingkup perusahaan PT Garuda Indonesia maka perlu melihat sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk
Lebih terperinciBoks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi
Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Perekonomian Jambi yang mampu tumbuh sebesar 5,89% pada tahun 2006 merupakan prestasi tersendiri. Pada awal tahun bekerjanya mesin ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur.
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Industri penerbangan saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan suatu perjalanan dengan tujuan bisnis
Lebih terperinciSistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation
Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Class: Executive B 30 C Disususn Oleh : Group 10 Pranandang Adi Laksana Ryan Cipta Kusuma Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan
7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas
Lebih terperinciLampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan
180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Transportasi Nasional yang keberadaannya memiliki posisi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Terutama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional, konsumen yang ada semakin selektif dan menuntut satu produk yang benar-benar berkualitas sehingga
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berkembang dengan membuat perusahaan baru yang bergerak di bidang travel dan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Perusahaan CV. Rahayu Sentosa dibentuk oleh Hj. Rahayu Ngatiningsih dan keluarga pada tahun 2004 dimulai dengan berdirinya perusahaan yang berjalan dibidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis dibidang penerbangan, setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai dalam pengaturan strategi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR TAHUN 2004 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR.07.04 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH DETENSI IMIGRASI MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer 1.2 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer Komputer merupakan suatu perangkat elektronik yang digunakan untuk mengolah data secara digital melalui program atau software yang ada di dalamnya. Komputer selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang peranan penting dalam perekonomian terutama kebutuhan mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat
Lebih terperinciBAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT
BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilhat dari ketatnya persaingan
Lebih terperinciBAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA
BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) memiliki lebih kurang 17.500 pulau, dengan total panjang garis pantai mencapai 95.181 km
Lebih terperinciK E R A N G K A A C U A N K E G I A T A N
K E R A N G K A A C U A N K E G I A T A N Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Perhubungan Unit Eselon I : Badan Litbang Perhubungan Unit Eselon II : Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian.
Lebih terperinciSATUAN BIAYA UANG HARIAN LUAR DAERAH / DALAM DAERAH LUAR KOTA
LAMPIRAN I BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH DAN LUAR DAERAH UNTUK GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR, PIMPINAN/ANGGOTA DPRD/PNS/TOKOH MASYARAKAT/ANGGOTA MASYARAKAT DAN PEGAWAI TIDAK TETAP SATUAN BIAYA UANG HARIAN
Lebih terperinciBAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI
BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI A. Sejarah Singkat CV. Morawa Timber Industri merupakan perusahaan penanaman Modal dalam negeri yang bergerak di bidang industri kayu untuk mengolah kayu bulat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Rosdiana, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Laju pertumbuhan yang sangat pesat mencapai 1,5 persen pertahun atau 3,5 juta jiwa, terhitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa terus meningkat dan berkembang ditunjukan dengan munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Low Cost Carrier Citilink Garuda Indonesia periode Bulan Januari sampai dengan
61 BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Riset 4.1.1. Objek Riset Objek riset yang akan dievaluasi pada karya akhir ini adalah analisis implementasi Enterprise Resources Planning Route Profitability
Lebih terperinciBAB II PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan
BAB II PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN A. Sejarah Ringkas PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidanng transportasi. Sebelumnya
Lebih terperinci