BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian PT. Layar Tujuh Pariwara (Layar 7) dibentuk pada tanggal 15 December 2010 dengan akta nomor 43 yang dibuat dihadapan notaris Eva Junaida, SH di Jakarta. Perusahaan ini terdaftar di kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 23 February 2011, setelah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK No. AHU AH tahun PT. Layar Tujuh Pariwara yang kemudian disingkat menjadi Layar 7 adalah sebuah perusahaan yang bergerak di dalam bidang jasa periklanan dan pemasaran. Pada setahun awal berdiri, Layar 7 sempat tidak berjalan/tidak memiliki aktifitas, baru pada awal tahun 2011 masuk karyawan sekaligus Media Director yang menjalankan klien pertamanya yaitu PT. Gudang Garam kategori SKT (Sigaret Kretek Tangan) untuk media service. Seiring dengan perkembangan perusahaan, pada akhir tahun 2011, Layar 7 merekrut dua orang karyawan bagian kreatif. Sejak itu, Layar 7 mulai maju sedikit demi sedikit dengan tidak hanya melayani order pemasangan iklan saja, tetapi sudah merambah kepada pelayanan kreatif desain periklanan. Perkembangan perusahaan melaju cukup pesat di bawah kepemimpinan bapak Ade. Sekarang ini, Layar 7 menjadi biro iklan full service, dengan memberikan jasa konsultasi, pembuatan kreatif materi iklan, sampai penanganan medianya serta program komunikasi marketing terpadu (Integrated Marketing 46

2 Communication). Layar 7 didukung oleh tenaga terampil yang berpengalaman. Layar 7 kini siap menghadapi para pesaing bisnis periklanan yang semakin ketat antara biro iklan. Layar 7 menganut filosofi Connect to consumer, and activate the brand on heart, artinya pesan yang ingin disampaikan akan langsung dapat melekat dihati para konsumennya Visi dan Misi PT. Layar Tujuh Pariwara (Layar 7) sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa periklanan mengusung visi dan misi, yaitu : a. Visi Connect and Sells b. Misi Membuat dunia periklanan khususnya di Indonesia menjadi lebih maju, kreatif, serta lebih bersifat mendidik. Mengutamakan kepuasan klien dengan menganut filosofi yang disebut Connect to consumer, and activate the brand on heart, artinya pesan yang ingin disampaikan akan langsung dapat melekat dihati para konsumennya Struktur Organisasi Dalam perusahaan periklanan, struktur organisasi selalu berubah-ubah mengikuti dinamika perkembangan perusahaan. Semakin banyak jumlah klien yang ditangani, maka struktur organisasi akan semakin kompleks, dengan bidang kerja yang semakin spesifik. 47

3 Secara umum, Layar 7 mempunyai 6 (enam) departemen, yaitu : Account, Creative, Media, Independent Departement, Monitoring Department, Finance dan Administration. Gambar Struktur Organisasi PT. Layar Tujuh Pariwara Board of Commisioners Managing Director Account Creative Media Independen Monitoring Finance & Departement Departement Departement Departement Departement Administration Media service Media planning Media Buying Keterangan Gambar Struktur Organisasi PT. Layar Tujuh Pariwara Media Departement Media Director : Bpk Ade Media Planner : Ibu Devi Media Buyer : Bpk Angga Junior Media Service (Pendukung Media, Magang) 48

4 SDM / Departement Setiap departemen di dalam biro iklan memegang peranan dan bertanggung jawab pada bidangnya masing-masing : Media Departement Media departement yang bertanggung jawab atas penanganan media sebuah periklanan, mulai dari persiapan, perumusan strategi media, perencanaan media, pembelian ruang dan waktu pada media, pelaksanaan, pengawasan (monitoring) hingga evaluasinya. Departemen ini dipimpin oleh Ade Kurniawan sebagai media director, yang bertanggung jawab dalam suatu kegiatan campaign suatu iklan sekaligus pemberi keputusan di dalam media department kemudian pada posisi media planner ada ibu Devi Yuliana yang mengerjakan suatu perencanaan media dan pada posisi media buyer ada bapak Angga yang mengerjakan segala kegiatan yang berkaitan dengan pembelian media Iklan Gudang Garam Gold 49

5 Sigaret kretek tangan terbaru dan terbaik dari Gudang Garam, dimana setiap batangnya dibuat oleh para profesional yang ahli dalam bidangnya serta diperkaya dengan sentuhan emas sehingga memberikan cita rasa tinggi pada kretek ini. Gudang Garam Gold dibuat dengan kombinasi tembakau dan cengkeh berkualitas tinggi sehingga memberikan pengalaman merokok kretek yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Karena kami percaya Anda layak mendapatkannya. 1 Penjualan produk rokok jenis Sigeret Kretek Tangan (SKT) yang terus menurun tak membuat PT Gudang Garam Tbk (GGRM) kapok. Produsen rokok justru kembali mengeluarkan produk SKT baru yakni, Gudang Garam Gold. Manajemen perusahaan ini pun mengakui, tak mudah menaikan kembali tren rokok SKT karena beralihnya referensi konsumen ke jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM). Berdasarkan laporan keuangan GGRM di semester I-2014 ini penjualan SKT GGRM menurun 25,56 persen year on year (yoy) menjadi Rp 2,39 triliun. Padahal di semester I tahun lalu penjualan SKT GGRM mencapai Rp 3 triliun. Meski demikian, pendapatan SKM GGRM justru menjadi Rp 29,36 triliun atau naik 27,43 persen dibandingkan tahun lalu Rp 23,04 triliun. Analis Ciptadana Securities, Eveline Liauw mengatakan, keputusan GGRM mengeluarkan produk baru itu untuk menciptakan pasar baru yang lebih premium di segmen SKT. Tak hanya itu, kehadiran produk baru SKT untuk menggantikan produk lama yang sudah meredup seperti, Gudang Garam Djaja. Diperkirakan, produk baru GGRM bisa mengambil pasar produk lama. Padahal harga jual Gudang

6 Garam Gold lebih mahal yakni di Rp per bungkus dari produk lama di Rp per bungkus. Berdasarkan data Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) pangsa pasar rokok SKT terus menurun setiap tahunnya. Sejak 2009 pangsa pasar rokok SKT 32,8 persen, di 2013 pangsa pasarnya hanya sekitar 26,1 persen. Eveline menambahkan produk baru bisa membuat GGRM bisa menjadi penguasa pasar rokok SKT. Selain itu, ia menilai, GGRM bisa memanfaatkan momentum dimana pesaing mengurangi SKT. Joshua Tjeuw, Analis Trimegah Securities dalam riset 12 Agustus 2014 mengatakan, menurunnya minat pada produk SKT membuat produsen menutup pabrik. Seperti yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Joshua menambahkan, masuknya GGRM ke segmen Mild menyelamatkan keuangan perusahaan. Hingga Agustus, pangsa pasar Mild GGRM cukup besar yakni 36 persen-38 persen. Ini membuat pangsa pasar GGRM secara keseluruhan berada di peringkat kedua 20,6 persen. Tak hanya itu, Eveline mengatakan, ke depan produk rokok SKT akan meningkat meskipun belum bisa mengalahi produk SKM. Pasalnya, dari pemerintah sudah memberikan insentif untuk menyelamatkan rokok Indonesia. Eveline bilang, di 2015 cukai rokok SKT akan dikurangi 6 persen. Sehingga harga rokok SKT bisa jadi tak ikut naik. 51

7 Aturan pemerintah yang mengharuskan produsen rokok untuk mencantumkan gambar seram sejatinya tak terlalu berpengaruh kepada kinerja GGRM. Hal tersebut terbukti dari volume penjualan meningkat 37 persen, padahal industri di turun 6 persen Hasil Penelitian Proses Perencanaan media iklan TV Dengan hasil wawancara dengan Bapak Ade Kurniawan selaku media director dan Ibu Devi Yuliana selaku media planner alur kegiatan perencanaan media yang dilakukan dalam campaign iklan GG Gold ini dimulai dari tahap sebelum pembuatan atau penerimaan brief sampai dengan tahap penyampaiannya kepada klien. Bagan alur kerja proses perencanaan media yang dilakukan untuk membuat campaign GG Gold tahun 2015 digambarkan oleh pihak layar 7 seperti berikut : Media Brief Brainstroming Analysis target audience Media Objective Media Strategy Media Selection Scheduling Summary Media Plan Penyajian dalam Format Presentasi Setiap proses yang digambarkan dijelaskan oleh Bapak Ade dan Ibu Devi secara bergantian disini akan peneliti tuangkan, yakni : 2 kan.produk.baru 52

8 1. Media Brief (biasanya bagian media mulai terlibat disini, dimana Client Service akan menurunkan Media brief beriringan dengan Creative Brief untuk sebuah campaign), namun ada juga bagian media dilibatkan lebih awal tergantung pada peran sertanya dalam project tersebut, biasanya level Manager/Director. Media Brief ini seharusnya ditujukan kepada head of media department. Dalam tahap penerimaan media brief Bapak Ade menjelaskan bahwa untuk penerimaan media brief GG Gold bisa dilakukan oleh Beliau sendiri atau dari pihak client service, hal itu tergantung dari urgensinya, jika brief ini untuk kepentingan pitching atau lelang maka sebisa mungkin beliau akan datang, akan tetapi jika untuk maintance maka jika tidak sempat bisa dapat diwakilkan oleh department client service seperti yang. disampaikan dalam sesi wawancara berikut : saya bertanggung-jawab dengan kepentingan penerimaan brief dari GG Gold, sebisa mungkin jika tidak ada halangan saya akan berusaha untuk datang menerima brief tersebut, akan tetapi jika ada kebutuhan lain pada saat penerimaan brief saya dapat diwakilkan, namun itu tergantung dalam konteks yang seperti apa briefnya, jika brief untuk pitching maka saya akan lebih prioritaskan, jika hanya kebutuhan maintance maka dapat diwakilkan Namun terkadang juga media brief diberikan oleh klien dalam bentuk , ada plus minus yang didapat dari pemberian brief melalui tersebut, keuntungannya tidak membuang waktu untuk perjalanan dan menghadiri pertemuan dengan klien tersebut, kerugiannya adalah jika ada sesuatu hal yang tidak jelas akan brief tersebut tidak dapat ditanyakan langsung kepada klien. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ade berikut ini : 53

9 terkadang juga penyampaian media brief juga dilakukan via oleh klien, akan tetapi ada postitif negatif yang didapat jika dilakukan melalui yakni negatifnya apa yang kita terima melalui kita asumsikan sendiri tanpa bisa langsung diklarifikasi, dan positifnya adalah mengirit waktu dan tenaga untuk hadir ke klien Pada kesempatan brief GG Gold ini didapat melalui yang dikirim oleh klien yang langsung dikonfirmasikan oleh Bapak Ade kepada klien. Dalam kesempatan ini peneliti mendapatkan media brief yang Layar 7 terima dari klien : 1. Project Background a. Melengkapi portofolio produk SKT PT Gudang Garam Tbk dari segmen menengah hingga premium. b. Memperkuat volume SKT PT Gudang Garam, Tbk dengan launching SKT Premium 2. GG SKT Strategy Portfolio 54

10 3. The Brand Core Target Communication: Demographic : Male, year-old SES AB (ABC for Target Audience) Urban & Sub Urban area Competitive Frame of Reference Main Competitor : 234 Mahakarya Indonesia Secondary Competitor : Sampoerna Teman yang asik ; Djarum Coklat Pilihan tepat ; Djarum 76 Yang penting happy Product Gudang Garam Gold Brand Promise : Gold is the result of Gudang Garam unparalleled competence in selecting the best tobacco and blending it with high-quality Indonesian cloves, to reward you with the finest smoking experience, one that you deserve. Distribution Launching Date : Week Launching Area : RO Jakarta, RO Bogor, RO Bandung, RO Tegal, RO Yogyakarta Promotion 55

11 Untuk audience sasaran yang dituju lebih kepada laki-laki dengan rentan umur tahun dimana pada rentan waktu tersebut tingkat kedewasaan seseorang di nilai sudah baik dengan kelas ekonomi menengah ke atas dimana seperti positioning produk ini yakni premium brand, sedangkan produk kompetitor dari produk ini adalah Dji Sam Soe, Sampoerna Hijau, Djarum Coklat dan Djarum Brainstorming, ini adalah brainstorming secara internal di Media yang biasanya dipimpin oleh Director Media diikuti Media Planner, Buyer dan Media analysis kalau ada, sudah mulai kelihatan arah dari rekomendasi yang akan dilakukan serta strategi secara general yang diarahkan oleh Media Director. 56

12 Pada tahapan setelah penerimaan media brief GG Gold yakni proses brainstorming yaitu proses bertukar pikirannya antar individu pada media department dalam menelaah media brief, yang memegang peran besar disini adalah media director untuk mengarahkan akan dibawa kemana campaign dari brief GG Gold yang telah diberikan, namun tidak menutup kemungkinan akan datangnya masukan-masukan dari media planner dan media buyer jika ada. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ade berikut : proses brainstroming dilakukan oleh internal team dimana saling bertukar pikirannya antar individu yang ada selama di dalam jalur yang sudah ditentukan, saya tidak sendiri dalam menentukan kerangka seperti apa yang akan dijalankan ada media planner yang mengeksekusi dan media buyer yang memonitor produk yang sedang campaign, jadi perpaduan antar pikiran inilah yang akan membuat sebuah campaign GG Gold menjadi lebih matang Pada kesempatan brainstroming kali ini dapat peneliti simpulkan bahwa untuk campaign GG Gold akan mengedepankan awarness yang tinggi di media televisi agar dapat maksimal diterima oleh masyarakat dengan cara membeli posisi iklan yang tayang. Seperti dikutip dari pernyataan ibu Devi berikut : pada kesempatan brainstroming ini kita membuat keputusan mengambil posisi 1,3, 5 di beberapa station agar dapat terlihat oleh penonton, pemilihan posisi diharapkan jadi solusi untuk campaign GG Gold kali ini 3. Analysis target audience, pada tahapan ini Media Planner mulai berpikir tentang strategi dan data pendukung yang diperlukan seperti : a. Analisa target audience dan perumusannya secara benar b. data kompetitor, habbits, data listenership/readership/viewership media 57

13 yang akan digunakan c. analisa data kualiatatif/psikografis kalau datanya tersedia. Pada tahap analisis ini peran media planner begitu besar andilnya, penguasaan terhadap software-sofware penunjang menjadi sarat mutlak dalam pembuatan media plan GG Gold tersebut, untuk software yang digunakan adalah dari AC Nielsen yaitu Adquest serta Arianna, software tersebut digunakan untuk mencari data kompetitor seperti berapa banyak biaya yang dikeluarkan, berapa kali iklan yang tayang, berapa pencapaian GRP selama campaign, program apa saja yang digunakan dan lain-lain. Dan juga dari program tersebut pembuat perencanaan media akan bisa mengetahui kebiasaan dari penonton televisi, pola jam menonton televisi, program yang digemari dengan acuan rating, share, serta Indexnya. Kemudian dari data tersebut kemudian media planner akan mengolah seperti apa audiens yang cocok dan akan dituju oleh produk GG Gold ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ade dalam proses wawancara berikut : media planner yang melakukan tahapan Analysis harus bisa menguasai software baik adquest maupun arianna untuk mencari data penunjang dalam pembuatan media plan, karena data-data tersebut menjadi acuan atau pedoman dari pembuatan media plan GG Gold, data kompetitor, media consumption habbit, serta performance dari televisi yang kemudian akan dianalisis untuk disesuaikan dengan kebutuhan iklan GG Gold Kemudian juga disampaikan oleh Ibu Devi selaku media planner seperti yang terdapat dalam hasil wawancara berikut : dalam menjalani proses pengerjaan analis media plan saya sebagai media planner harus bisa mengetahui dan menguasai software yaitu adquest dan arianna yang menunjang untuk pengerjaan proses media plan tersebut terutama dalam pencarian data yang berkaitan 58

14 dengan target audience yang akan disasar nantinya, data kompetitor selama campaign biaya yang dikeluarkan, station televisi yang digunakan, program yang digunakan, pencapaian GRP, spot yang tayang sampai dengan performance dari televisi itu sendiri rating, share, maupun Indexnya. Proses analisis yang dilakukan akan mendapatkan hasil yang bisa menguatkan pembelian posisi tayang iklan seperti proses brainstroming sebelumnya, dimana akan didapat data-data yang bisa menguatkan keputusan yang diambil seperti jumlah rating, share, index iklan yang tayang pada posisi tersebut. seperti yang disampaikan juga oleh Ibu Devi : proses analisis membutuhkan data dari software yang bisa mengetahui kebutuhan akan campaign, dalam campaign GG Gold ini kami mencari rating, share, dan index dari posisi 1, 3, 5 dalam commercial break agar bisa menguatkan keputusan akan pembelian posisi tayang dan dari data yang kami dapat untuk posisi tersebut memang untuk ratingnya cukup tinggi dibandingkan setelahnya 4. Menetapkan Media Objective, ini kritis sekali dan harus disikapi dan dianalisa segara cermat. Objective ini biasanya dua macam yaitu secara kualitatif dan kuantitatif baik TARPs, Reach, Freq, CPRP. Media Objective yang harus terukur agar dapat dievaluasi pada tahapan Review (biasanya media planner harus berkonsultasi dengan Media Director dalam menentukan hal ini) Dalam menjalankan media objective ini media planner harus melihat banyak aspek agar dapat di pertanggung jawabkan setelah campaign selesai atau dengan kata lain KPI dari media plan ini harus ada dan jelas, beberapa aspek yang dapat diperhatikan antara lain TARPs yakni jumlah hitungan rating yang dapat dicapai selama 59

15 campiagn, Reach yakni seberapa banyak jangkauan yang dapat dicapai selama campaign, Frekuensi yakni seberapa banyak pesan iklan yang disampaikan selama campaign, dan CPRP yakni jumlah satuan hitung harga yang dikeluarkan dari 1 iklan yang tayang selama campaign, hal tersebut disampaikan oleh bapak Ade didalam wawancaranya : seorang media planner akan memperhatikan beberapa point yang akan di evaluasi nanti setelah campaign, maka dari itu disini media planner mesti benar-benar jeli dalam melihat media objective, target yang terlalu tinggi nanti akan sulit dicapai selama campaign sedangkan target yang terlalu rendah akan berpengaruh kepada penilaian klien. Oleh karena itu segala sesuatu yang berhubungan dengan TARPS, REACH, FREKUENSI, dan CPRP mesti dipertimbangkan pemilihannya. Disampaikan juga oleh Ibu Devi bahwa target yang dikeluarkan untuk perencanaan media GG Gold ini dibuat dengan reach tinggi agar dapat dijangkau oleh masyarakat mengingat produk ini tergolong baru dipasaran, ditambahkan pula jumlah frekuensi yang dibuat juga sering guna mencapai TARPs yang diinginkan. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Devi didalam wawancaranya : saya membuat target perencanaan media GG Gold ini dengan TARPs tinggi dengan frekunsi yang sering agar dapat terlihat dimasyarakat, kebutuhan komunikasi produk tersebut agar bisa dikenal, untuk targetnya sendiri kami mematok level GRP di angka 300 pada saat launching sedangkan pada saat maintance angkanya sekitar 200 GRP angka tersebut merupakan benchmark dari level GRP produk SKT, untuk total dari pencapaian kami selama campaign adalah GRP dengan menggunakan 9 channel agar bisa maksimal. 5. Media Strategy dan Media Tactic, tahapan ini adalah tahapan yang sangat menentukan kemana arah planning itu mau dibawa, jalan mana yang mau 60

16 ditempuh untuk memenuhi Media Objective yang telah ditetapkan, great idea apa yang akan dimunculkan. Pengerjaan media strategy dan media tactic menjadi penting karena disini dapat dilihat perencanaan media tersebut akan diarahkan kemana. Pemilihan station televisi, programnya, jadwal tayangnya menjadikan selama campaign akan dapat memenuhi media objective atau tidak. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ade : media strategy dan taktik menjadi penting untuk dapat diperhatikan karena alasannya akan menentukan tercapai atau tidak nya nanti media objective yang telah ditentukan, untuk GG Gold ini kami mengambil keputusan strategi yang akan digunakan adalah program-program dengan pencapaian rating dan share yang tinggi di setiap station televisi sedangkan taktiknya adalah membatasi tayangan iklan sampai dengan pukul setiap malamnya hal tersebut dieksekusi agar pencapaian CPRP yang murah disetiap programnya agar dapat mencukupi kebutuhan media objectice yang telah ditentukan. Dari pemaparan yang didapat untuk campaign GG Gold lebih diutamakan atau besar porsinya kepada station televisi dengan pencapaian rating dan share yang tinggi walaupun penggunaan station televisinya hampir semua digunakan, demi mencapai reach yang tinggi sedangkan untuk pemilihan programnya juga menggunakan program yang tinggi ratingnya agar bisa mendapatkan CPRP yang murah, untuk jadwal tayangnya dibatasi sampai dengan pukul wib guna menjadikan campaign efisien. Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Devi didalam wawancaranya : untuk media strategi yang digunakan mengacu kepada hasil dari analisis target audience yang kita lakukan tadi dimana kami akan maksimal menggunakan channel yang tertinggi yakni TRANS, SCTV, RCTI, IVM, TRANS 7, MNCTV, GTV, ANTV dan TV ONE. 61

17 Pemilihan kesemua channel tersebut dikarenakan agar mendapatkan reach dan impact yang maksimum dalam hal ini untuk memenuhi media objective yang di targetkan tadi. 6. Media Selection, untuk mendukung Media Strategy dengan pas maka tahapan selection ini menjadi sangat penting juga harus mempertimbangkan masukan dari berbagi pihak seperti kepentingan client dsb. Setelah pengerjaan media strategy dan taktik yang telah dilakukan oleh media department disambung oleh media selection yaitu proses pemilihan atau penyaringan media tersebut, beberapa point yang dikira masih belum relevan dengan kebutuhan campaign akan dieliminasi atau diganti. dalam hal ini faktor eksternal sangat mempengaruhi keputusannya. Seperti yang disampaikan oleh ibu Devi berikut : masukan dari station atau orang yang netral bisa mempengaruhi keputusan kami dalam menjalankan media strategy dan tactic, hal ini dapat menyesuaikan dengan kebutuhan campaign. Kita tidak baku terhadap pilihan yang kita buat sebelumnya, semua masukan kita tampung dan dapat kita gunakan. Pada tahapan ini didapat keputusan bahwa beberapa program yang tidak bisa digunakan akan digantikan oleh program lain, hal ini dikarenakan karena terbentur masalah sponsorship oleh produk lain. Maka dari itu dapat dilihat bahwa program yang digunakan oleh kompetitor akan digantikan dengan program yang mempunyai performance yang sama. Seperti yang disampaikan oleh ibu Devi : 62

18 ada beberapa program pada tahap media selection yang tidak bisa digunakan dan kita ganti dengan program yang mempunyai rating dan share yang yang kurang lebihnya agar bisa menggantikan target yang kita telah buat. 7. Scheduling, dalam pembuatan scheduling ini juga ada strategynya yang harus dipahami Planner agar pas, biasanya untuk tahap awal ada client yg hanya memerlukan Masternya ada juga yang sudah harus lengkap dengan detail Plannya. Yang dapat ditekankan disini untuk pembuatan proses scheduling adalah ada dua bentuk scheduling yakni media grid strategy (master media plan) dan detail media plan, kedua bentuk tersebut dibuat berbarengan namun untuk kebutuhan klien disesuaikan. Jika klien hanya meminta masternya saja maka detail media plan bisa disusul dikirimkannya, namun jika klien meminta juga untuk detail media plannya maka media planner mengirimkannya berbarengan dengan master plannya. Seperti dikutip dalam wawancara dengan ibu Devi berikut : kebutuhan klien akan proses scheduling terbagi dua ada yang meminta master media plan saja, ada juga yang dengan detail media plan. Untuk detail media plan klien akan kritis dalam melihatnya bagaimana iklan akan ditempatkan dan disalurkan dapat diubah-ubah disini tergantung kebutuhannya. Pembuatan media schedulling GG Gold menggunakan media grid dan detail plan dengan alasan karena klien ingin langsung melihat timeline dari perencanaan media tersebut. Pembuatan media plan tersebut memakan waktu hampir 1 Minggu kurang lebihnya seperti yang disampaikan oleh ibu Devi : 63

19 media schedule yang dimintan klien berupa media grid dan detail plan karena klien menyampaikan ingin melihat seperti apa komposisi dan waktu dari media plan tersebut, pada campaign GG Gold ini kami menggunakan metode schedulling flighting dimana akan ada period ketika brand campaign dan period ketika brand tidak campaign. Data media grid diatas peneliti dapatkan dari Layar 7 selaku media department yang ditunjuk oleh Gudang Garam, media grid yang merupakan rencana campaign yang diberikan untuk Gudang Garam berupa summary budget untuk tahun 2015 yang dilihat dari pengunaan durasi. Pemasangan iklan Gudang Garam Gold pada media televisi dengan menggunakan durasi 30 sec dan 15 sec ditempatkan untuk bulan February sampai dengan May kemudian diteruskan di bulan September sampai dengan November. Perhitungan total budget masing-masing durasi dengan rate yang dipasang selama satu tahun adalah sebagai berikut : 30 sec = Rp x = Rp sec = Rp x = Rp

20 Total = Rp Dari sana diperoleh total Gross Rating Point (GRP) sebesar dan budget berdasarkan Cost Per Rating Point (CPRP) sebesar Rp (per 30 second). Dari wawancara dan data yang didapat peneliti menyimpulkan bahwa untuk tahap schedulling layar 7 akan menggunakan metode flighting dimana campaign GG Gold akan mengalami periode campaign yang sudah ditentukan pada bulan February May akan campaign disambung nanti pada periode September- November 2015 dengan alasan menggunakan metode tersebut adalah agar dapat menjaga. 8. Summary Media Plan Rekapan dari seluruh kegiatan media plan GG Gold akan terlihat disini, seperti apa campaign yang akan dilakukan oleh klien yang dipilih oleh media department. Maka dari itu disini akan terjadi proses revisi yang bisa dibilang bukan hanya akan sekali. Kecendrungan lamanya campaign akan berada ada titik ini. Keinginan klien akan untuk kebutuhan campaignnya menjadikan klien akan mengubah-ubah media plan yang telah jadi ini.seperti iklan GG Gold yang hanya boleh sekali dalam satu commercial break dan maksimal tiga brand GG yang diperbolehkan dalam satu break menjadikan media plan belum bisa di eksekusi. Hal ini disampaikan oleh Ibu Devi dalam wawancaranya : proses yang paling menyita waktu adalah kegiatan summary media plan ini, klien akan merevisi apa yang telah kita buat, beberapa kebijakan yang dipunyai oleh GG menjadikan 65

21 proses eksekusi menjadi tertahan, seperti hanya boleh 1 iklan dalam 1 break brand yang sama, maksimal 3 brand yang berbeda dalam 1 break iklan, hal ini tergantung dari keputusan klien. Kami selaku pihak yang ditunjuk untuk membuat media plannya harus mengikuti kebijakan yang ada. Masih ada hambatan dalam pelaksanaan campaign GG Gold dimana beberapa ketentuan yang dibuat oleh pihak klien menjadikan media plan ada revisi lagi, namun untuk pengerjaan proses revisi tidak terlalu lama karena hanya sedikit, kebutuhan klien untuk menjaga campaign agar bisa maksimal sehingga apa yang sudah dipikirkan oleh pihak agency tidak searah dengan pemikiran klien. 9. Penyajian dalam Format Presentasi Hasil dari semua kegiatan media planner yang telah dilakukan akan tersaji dalam bentuk presentasi atau power point, format presentasi dalam hal ini merupakan representasi dari apa yang dilakukan sejauh ini. Sebisa mungkin penyampaian presentasi sesederhana mungkin sehingga klien mengerti apa maksud dan tujuan dari media department. klien juga menginginkan hal sama dalam penyajian presentasinya. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ade : proses yang tidak kalah penting dalam proses media plan adalah presentasi atau penyajian data yang sudah kita buat kepada klien, bagaimana kita menampilkan secara ringkas apa yang sudah kita kerjakan tanpa mengurangi inti dari maksud secara keseluruhan dengan maksud klien dapat mengerti dengan baik. Penyajian format presentasi yang dilakukan terhadap campaign GG Gold dikirim melalui kepada klien karena keterbatasan waktu oleh klien. Sebagai catatan, 66

22 urutannya tidak harus baku seperti diatas karena terbatasnya waktu ada yang dapat berjalan secara paralel. Satu hal kunci yang menjadi faktor sukses adalah komunikasi yang baik antara Planner atau Director dengan Client service serta Bagian Creative. Tidak jarang ditemukan ide ide besar datangnya dari Media dengan inovasi yang baru. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ade : secara keseluruhan proses media plan merupakan kerja seluruh tim yang ada didalamnya setiap individu turut andil membangun campaign yang akan dilaksanakan, masing-masing punya porsinya sendiri-sendiri yang saling berkesinambungan dalam membangun sebuah campaign. Bapak Ade dengan ramah membagi file yang berisi tentang penyajian data presentasi tentang campaign GG Gold yang peneliti capture di dalam file lampiran Pembahasan Merujuk dari teori yang didapat menurut George dan Micheal Belch 3 keempat faktor yang dimaksud sudah dilakukan oleh pihak layar 7 dalam pembuatan perencanaan media yakni : 1. Penentuan target konsumen atau analisis pasar. Hal ini sudah dilakukan oleh Layar 7 yakni menganalisis audience sasaran produk GG Gold dimana dijelaskan bahwa untuk menganalisis audience sasarannya memerlukan alat bantu Software dari AC nielsen yang kemudian akan dianalisis oleh pihak layar 7, rating dan share yang 3 Morrisan Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Penerbit Ramdina Perkasa, Tangerang (Hal.139) 67

23 tinggi pada program merupakan acuan utama pemilihan target konsumen yang dipilih yaitu Male menengah ke atas. 2. Menentukan tujuan media. Dalam menentukan tujuan media atau media objectivenya pihak layar 7 mentargetkan kepada frekuensi dan reach yang tinggi agar produk GG Gold ini bisa dapat terlihat dimasyarakat dengan tetap menjangkau CPRP yang diharapkan dan TARPs yang diinginkan pada saat campaign, level 300 GRP pada saat launch pertama dan 200 GRP pada saat maintance merupakan target yang dituju oleh pihak layar perencanaan dan pelaksanaan strategi media. Proses perencanaan dan pelaksanaan strategi media yang dilakukan oleh pihak layar 7 mengacu kepada media objective yang ada sehingga ada keputusan bahwa yang akan dilakukan adalah menggunakan maksimal channel yang tertinggi yang ada serta lebih selektif kepada programprogram dengan rating tinggi yakni entertainment, movie dan news, adanya pembatasan jam tayang iklan setiap harinya juga pada setiap commercial breaknya. Sedangkan untuk penjadwalan medianya yang terbagi menjadi 2 gelombang yakni introduction dan Image building dimana keduanya menggunakan metode flighting yang menjadi pembedanya adalah pada gelombang pertama menggunakan versi introduction animation sedangkan pada gelombang kedua menggunakan versi thematic. 4. evaluasi dan tindak lanjut. 68

24 Kemudian yang dilakukan pada tahap ini oleh pihak layar 7 terhadap produk GG Gold adalah membuat perubahan-perubahan akan kebutuhan produk secepat mungkin jika dibutuhkan, adanya perubahan program yang tayang dari media plan yang dibuat kemudian adanya program dengan rating lebih tinggi membuat evaluasi akan campaign akan berubah dan secepatnya ditindak lanjuti. Keempat faktor tersebut sudah dijalankan oleh pihak layar 7 sebagai pembuat perencanaan media GG Gold, diluar adanya tambahan yang didapat selain dari empat point yang dikemukakan diatas merupakan bagian yang dilakukan oleh pihak layar 7 sebagai pembuat dari perencanaan media GG Gold namun itu adalah pelengkap dari apa yang peneliti sedang teliti yang bertujuan sebagai pengingat dari apa yang akan dikerjakan demi berjalanya proses perencanaan media itu sendiri. Peneliti memandang bahwa perencanaan media itu bersifat apa yang dibutuhkan klien didalam briefnya akan dikerjakan, dibuat dan diproses menurut brief produk tersebut dan dapat dipertanggung jawabkan kepada klien. Dari wawancara dan data yang telah didapatkan peneliti dapat memaparkan atas pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Seluruh rangkaian yang dijalankan diatas merupakan rangkaian panjang dalam proses perencanaan media GG Gold selama campaignnya, Perencanaan media tv di buat secara berkesinambungan dan memerlukan setiap pihak pada media department baik mulai dari penerimaan brief sampai pada saat akhir penyajian data kepada klien. Adanya perbedaan temuan dengan teori sebelumnya peneliti simpulkan bahwa sebagai pembuat perencanaan 69

25 media layar 7 perlu memperhatikan apa yang akan dibuat sebelumnya, oleh karena itu mulai dari brief sampai pada saaat penyampaian presentasi apa yang telah dibuat dimasukan kedalam proses pembuatan perencanaan media. Perencanaan dibuat berdasarkan kebutuhan produk tersebut melalui media brief, maka dari itu penting juga diperhatikan, alasan lain dalam adanya tambahan dalam proses perencanaan media tersebut yakni untuk tetap menjaganya alur pembuatan perencanaan media itu sendiri dan sebagai bahan acuan untuk klien. Perencanaan media yang sudah dikerjakan pun bukan jaminan akan terus digunakan hingga akhir campaign produk GG Gold adanya pengaruh baik dari eksternal maupun internal menjadikan perencanaan media bisa berubah pula, perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang dinamis untuk kebutuhan produk itu sendiri, seperti media strategi dan taktik yang dilakukan, analisis pasar yang berubah seiring perkembangan jaman dan adanya inovasi-inovasi dari station televisi. Pada proses pembuatan perencanaan media yang terintegrasi selama hampir satu tahun ini terbagi dari 2 fase yakni dimana fase 1 merupakan tahap introduction untuk pengenalan awarness kepada masyarakat sedangkan untuk fase keduanya tahap image building untuk membangun citra dari produk tersebut, kedua fase itu menggunakan schedulling flighting namun yang membedakan adalah penggunaan materi tvc nya pada fase 1 menggunakan tvc introduction animation dan untuk fase keduanya menggunakan versi thematic. Dimulai dari proses brainstroming agar dapat tercipta pandangan yang sama dalam proses pembuatan perencanaan media untuk menentukan audiens sasaran yang akan dituju akan kebutuhan produk GG Gold ditambahkan juga memerlukan data-data penunjang didalam pengerjaannya 70

26 yang akan mempengaruhi media objective yang ditargetkan dan akan dipertanggung jawabkan kepada klien pada tahap evaluasi nanti, kemudian juga mempengaruhi media strategi yang digunakan nantinya agar dapat sesuai dengan kebutuhan campaign produknya biar bisa terlihat oleh masyarakat yang kemudian disesuaikan oleh media schedullingnya yang mengacu kepada media objective yang tadi telah dibuat apakah sudah sesuai dengan audiens sasarannya. Kecenderungan pihak media akan bersikap dinamis dan berinovasi selama masa campaign GG Gold ini dipengaruhi oleh banyak faktor baik eksternal maupun internal. Ada saat dimana selaku pembuat perencanaan media berubah konsep dari awal karena perubahan konsumsi pasar atau masyarakat akan iklan sehingga akan mengubah perencanaan media tersebut pula. Kebutuhan campaign iklan GG Gold jangka panjang ini diibaratkan sebuah gerbong yang saling terkait satu sama lain agar bisa berjalan kedepannya. Oleh karena itu segala kemungkinan yang didapat bisa disesuaikan oleh kebutuhan perencanaan media tersebut demi campaign iklan GG Gold bisa terlaksana. Perubahan cepat yang dilakukan oleh perilaku masyarakat menonton televisi, konsumsi program televisi, perkembangan teknologi atau kebutuhan dari produk itu sendiri akan campaignnya menjadikan pembuat perencanaan media harus bisa mengikuti perkembangannya, dengan kata lain media planner harus bisa bersikap senantiasa dinamis untuk kebutuhan produk GG Gold akan pembuatan perencanaan medianya. 71

DAFTAR PUSTAKA. Ferbey, AD. How To Produce Succesful Advertising, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997.

DAFTAR PUSTAKA. Ferbey, AD. How To Produce Succesful Advertising, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. DAFTAR PUSTAKA Sumber buku Ferbey, AD. How To Produce Succesful Advertising, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Untuk program Diploma kegiatan Kuliah Kerja Media dilaksanakan. Kuliah Kerja Media ini dilaksanakan minimal dua bulan.

PELAKSANAAN MAGANG. Untuk program Diploma kegiatan Kuliah Kerja Media dilaksanakan. Kuliah Kerja Media ini dilaksanakan minimal dua bulan. PELAKSANAAN MAGANG A. Tempat Pelaksanaan Kuliah Kerja Media Untuk program Diploma kegiatan Kuliah Kerja Media dilaksanakan pada semester 6. Kegiatan ini selain sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di PT. Layar Tujuh

BAB V PENUTUP. Setelah melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di PT. Layar Tujuh BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di PT. Layar Tujuh Pariwara atau Layar 7 selama dua bulan sebagai Media Planner dan Media Buyer. Dari semua itu bisa disimpulkan

Lebih terperinci

BIRO IKLAN (ADVERTISING AGENCY)

BIRO IKLAN (ADVERTISING AGENCY) BIRO IKLAN BIRO IKLAN (ADVERTISING AGENCY) Dapat diartikan sebagai suatu perusahaan jasa yang memiliki keahlian untuk merancang, mengkoordinasi, mengelola, dan atau memajukan merek, pesan, dan atau komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri rokok di Indonesia saat ini terbagi menjadi beberapa jenis kategori produk, antara lain Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memungkinkan munculnya perusahaan untuk membuka

Lebih terperinci

biaya koneksi internet yang murah, dan berkembangnya smartphone. Pertumbuhan pengguna internet ini, tidak hanya terbatas pada kalangan muda dari golon

biaya koneksi internet yang murah, dan berkembangnya smartphone. Pertumbuhan pengguna internet ini, tidak hanya terbatas pada kalangan muda dari golon BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Menurut Internet World Stats (2012), pengguna internet di dunia pada bulan Maret 2012 telah mencapai 2.280.000.000 dan mengalami peningkatan sebanyak 13.000.000

Lebih terperinci

Riset Data Analisis Program TV

Riset Data Analisis Program TV Modul ke: Riset Data Analisis Program TV Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Riset Data Analisis Bagian research program bertugas menyajikan evaluasi realitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), produknya unik, konsumen loyal, bersifat konsumtif, segmen pasar usia produktif dan maskulin,

Lebih terperinci

ACCOUNT MANAGEMENT CLIENT BRIEF, CREATIVE. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

ACCOUNT MANAGEMENT CLIENT BRIEF, CREATIVE. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. ACCOUNT MANAGEMENT Modul ke: CLIENT BRIEF, CREATIVE BRIEF, dan MEDIA BRIEF SUHENDRA, S.E., M.Ikom Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus mengeluarkan ide-ide baru untuk memasarkan produknya. Tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis

Lebih terperinci

Selain itu, dari segi perencanaan anggaran periklanan, media primer biasanya mendapatkan dana yang jauh lebih besar daripada media sekunder.

Selain itu, dari segi perencanaan anggaran periklanan, media primer biasanya mendapatkan dana yang jauh lebih besar daripada media sekunder. Majalah digunakan sebagai media pendukung karena frekuensinya tidak setinggi surat kabar, tetapi memiliki kemampuan menampilkan gambar berwarna dengan kualitas baik. Sedangkan radio digunakan sebagai media

Lebih terperinci

ACCOUNT MANAGEMENT PENYUSUNAN PROPOSAL KOMUNIKASI PEMASARAN. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran.

ACCOUNT MANAGEMENT PENYUSUNAN PROPOSAL KOMUNIKASI PEMASARAN. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. ACCOUNT MANAGEMENT Modul ke: PENYUSUNAN PROPOSAL KOMUNIKASI PEMASARAN Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.id SUHENDRA, S.E., M.Ikom 1.

Lebih terperinci

MARKET PROMO. Monitoring terhadap evaluasi pelaksanaanya harus dilaksanakan untuk mengetahui operasional berjalan sesuai rencana.

MARKET PROMO. Monitoring terhadap evaluasi pelaksanaanya harus dilaksanakan untuk mengetahui operasional berjalan sesuai rencana. Langkah-langkah menyusun perencanaan strategi komunikasi terintegrasi. Proses dimulai dari pencarian ide-ide secara internal maupun eksternal (Discovery Circle), penentuan arah dan tujuan komunikasi (Intent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 milimeter (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 milimeter yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia, dengan total produksi nasional rata-rata mencapai 220 milyar batang per tahun dan nilai penjualan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan televisi swasta muncul sejak adanya RCTI pada tahun 1989 sebagai stasiun televisi swasta pertama yang memberikan program hiburan untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha tidak lepas dari persaingan bisnis antar perusahaan. Untuk mempertahankan kredibilitas perusahaan yang telah lama berdiri dari munculnya

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. suatu pengetahuan yang memadai bagi pemasar dan perencanaan media agar

Bab I PENDAHULUAN. suatu pengetahuan yang memadai bagi pemasar dan perencanaan media agar 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini jumlah media massa sudah semakin banyak sehingga diperlukan suatu pengetahuan yang memadai bagi pemasar dan perencanaan media agar dapat menyampaikan pesan

Lebih terperinci

Marketing Communication Management

Marketing Communication Management Modul ke: Marketing Communication Management Alur Kerja Marcomm / Advertising Agency Fakultas FIKOM Mujiono Weto, S.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi ada faktor-faktor lain yang penting dalam mengembangkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi ada faktor-faktor lain yang penting dalam mengembangkan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia periklanan saat ini berkembang begitu pesat. Banyak dari instansiinstansi, perusahaan, pemerintahan sangat membutuhkan jasa periklanan dari sebuah biro iklan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. HM. Sampoerna,Tbk. di masa yang akan datang akan tetap fokus pada bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu Dji Sam Soe dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Gudang Garam Tbk PT. Gudang Garam Tbk berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo. Pada awal berdirinya, PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini, membuat komunikasi menjadi lebih mudah dan beragam, mulai dari bentuk komunikasi satu arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 PT. Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam Tbk yang selanjutnya disebut Gudang Garam adalah sebuah perusahaan rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:255-256) teori Stimulus-organismresponses (S-O-R) adalah stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan. Stimulus dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN 6.1 Kesadartahuan (Awareness) Responden pada Iklan Marjan 6.1.1 Acara Televisi yang Sering Menayangkan Iklan Marjan Iklan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi pasar tampak kian gencar seiring dengan tumbuhnya perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi pasar tampak kian gencar seiring dengan tumbuhnya perekonomian. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang tak terelakkan di dalam suatu sistem ekonomi pasar tampak kian gencar seiring dengan tumbuhnya perekonomian. Dengan berbagai jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunduran industri rokok di negara barat memberikan dorongan kepada industri tembakau untuk mencari konsumen baru di negara-negara termiskin di dunia. Fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (produsen atau pengiklan), pesan, media massa, komunikan (audiens), dan efek

BAB I PENDAHULUAN. (produsen atau pengiklan), pesan, media massa, komunikan (audiens), dan efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Iklan merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan mempengaruhi setiap lapisan atau anggota masyarakat. Melihat hal ini, banyak produsen maupun biro iklan yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAN. 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan memiliki bisnis inti dalam memproduksi dan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAN. 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan memiliki bisnis inti dalam memproduksi dan BAB II DESKRIPSI PERUSAHAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk, atau MNC, telah mengoperasikan 4 dari 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan memiliki bisnis inti dalam memproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk kepada khalayak, sehingga dapat meningkatkan awareness dan

BAB I PENDAHULUAN. produk kepada khalayak, sehingga dapat meningkatkan awareness dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan didunia semakin berkembang pesat. Periklanan penting bagi perusahaan karena dengan iklan produk mereka akan dapat dikenal masyarakat. Periklanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan serta pertumbuhan ilmu-ilmu pengetahuan menggambarkan perkembangan manusia dalam berkomunikasi dan kesadaran dalam bermasyarakat. Komunikasi masa

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: Konsep Manajemen Desain Jasa Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id WHAT

Lebih terperinci

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TUGAS LAPORAN Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Proses Bisnis (APB) Disusun Oleh : Nama : Andrian Ramadhan

Lebih terperinci

akumulasi usulan anggaran dari masing-masing bagian akan terkumpul pada pimpinan tertinggi untuk memperoleh persetujuan.

akumulasi usulan anggaran dari masing-masing bagian akan terkumpul pada pimpinan tertinggi untuk memperoleh persetujuan. akumulasi usulan anggaran dari masing-masing bagian akan terkumpul pada pimpinan tertinggi untuk memperoleh persetujuan. Cara ini akan membawa konsekuensi pada bentuk usulan yang lebih komprehensif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring munculnya berbagai macam industri ditengah masyarakat, membuat persaingan antar industri yang menghasilkan produk sejenis semakin ketat. Banyak dari mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi ini mengakibatkan kemajuan pada teknologi dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu memperbaiki

Lebih terperinci

Paparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018

Paparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Paparan Publik Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS )

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. (5house Production) Kantor Cendana BSD Pamulang terhitung mulai dari

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. (5house Production) Kantor Cendana BSD Pamulang terhitung mulai dari BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis melaksanakan magang pada PT. Visualima Citra Mandiri (5house Production) Kantor Cendana BSD Pamulang terhitung mulai dari tanggal 01 Februari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES. Dalam produksi digital campaign Holcim Educare ini, dimulai dari

BAB IV ANALISIS PROSES. Dalam produksi digital campaign Holcim Educare ini, dimulai dari 71 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1. Tahapan Produksi Dalam produksi digital campaign Holcim Educare ini, dimulai dari mengumpulkan data data mengenai kondisi dan jumlah sekolah yang akan dilakukan perbaikan

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Memilih Media Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Hal-Hal yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sudah menjadi kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat, sehingga meskipun telah

I. PENDAHULUAN. sudah menjadi kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat, sehingga meskipun telah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan industri rokok di Indonesia tidak terlepas dari dukungan berbagai faktor yang ada di dalamnya, salah satunya adalah kondisi sosial budaya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dilakukan oleh perushaan dalam mempublikasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dilakukan oleh perushaan dalam mempublikasikan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat, banyak perusahaan melakukan berbagai macam inovasi sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini manusia sudah sangat bergantung pada teknologi. Teknologi berkembang pesat seiring dengan bertambahnya kebutuhan hidup manusia [Niranti, 2013]. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berawal dari kebijakan pemerintah yang berani dalam rangka meningkatkan kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki ketahanan fisik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat secara signifikan. Pada awal tahun 2007, jumlah pengguna Internet di

BAB I PENDAHULUAN. meningkat secara signifikan. Pada awal tahun 2007, jumlah pengguna Internet di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Jumlah pengguna Internet di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini meningkat secara signifikan. Pada awal tahun 2007, jumlah pengguna Internet di Indonesia

Lebih terperinci

Tempat : Penelitian dilakukan di perusahaan PT. TOKOPEDIA yang. beralamat di Wisma 77 Tower 2 Lantai 2 Jalan Letjen. S. Parman Kav.

Tempat : Penelitian dilakukan di perusahaan PT. TOKOPEDIA yang. beralamat di Wisma 77 Tower 2 Lantai 2 Jalan Letjen. S. Parman Kav. LAMPIRAN Transkrip Wawancara Nama : Ermaya Widyastuti Jabatan : Spesialis Perencanaan Media Offline Waktu : 8 Mei 2017 Tempat : Penelitian dilakukan di perusahaan PT. TOKOPEDIA yang beralamat di Wisma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara penghasil tembakau terbesar didunia. Berdasarkan data tahun 2004, Indonesia merupakan negara ke-6 penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya salah satu pemain besar dunia ke PT HM Sampoerna menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya salah satu pemain besar dunia ke PT HM Sampoerna menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masuknya salah satu pemain besar dunia ke PT HM Sampoerna menjadi harapan dan tantangan tersendiri bagi produsen rokok lainnya di dalam negeri. Peta tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri rokok di dunia usaha dewasa ini diwarnai dengan persaingan yang ketat. Apalagi dengan adanya beberapa perusahaan industri rokok yang ada

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Pada pertemuan ini, pembahasan focus kepada materi-materi komunikasi untuk pemasaran terpadu, yang antara lain meliputi : 1. Advertising ( Periklanan ) 2. Sales promotion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

Mata Kuliah - Media Planning & Buying Mata Kuliah - Media Planning & Buying Modul ke: Merumuskan Strategi Media Planning And Buying Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Account Executive merupakan peran yang penting dalam sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media karena yang tugasnya juga sebagai key person y

Account Executive merupakan peran yang penting dalam sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media karena yang tugasnya juga sebagai key person y BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Divisi pelayanan pelanggan atau client service management merupakan salah satu bagian yang amat penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya kemajuan teknologi juga tak terhapuskan oleh berkembangnya jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya kemajuan teknologi juga tak terhapuskan oleh berkembangnya jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian semakin akrab oleh khalayak, khalayak disini juga menjadi saksi atas perkembangan teknologi di dunia pertelevisian saat ini. Tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyadari begitu besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang sangat potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan transportasi senantiasa meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. berlokasi di Pertokoan Rungkut Megah Raya Blok J Surabaya. Aura

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. berlokasi di Pertokoan Rungkut Megah Raya Blok J Surabaya. Aura digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Profil PT. Aura Media Communication Berdiri pada tahun 2007 silam dan bergerak di bidang advertising. PT Aura MedComm merupakan salah satu anak perusahaan

Lebih terperinci

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan. Namun dengan semakin menipisnya sumber devisa migas yang secara

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan. Namun dengan semakin menipisnya sumber devisa migas yang secara 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan perolehan devisa, baik dari sektor migas maupun dari sektor non migas. Namun dengan semakin menipisnya sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk dapat tetap hidup dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Sekarang ini televisi bukan lagi barang yang

Lebih terperinci

Account Management. KULIAH 5 Client Brief, Creative Brief dan Media Brief. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Account Management. KULIAH 5 Client Brief, Creative Brief dan Media Brief. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Modul ke: Account Management KULIAH 5 Client Brief, Creative Brief dan Media Brief Fakultas FIKOM BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Program Studi MARKOM www.mercubuana.ac.id Life is really simple, but we insist

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perusahaan atau bentuk kegiatan usaha apapun mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga keberlangsungan perusahaan serta mempertahankan

Lebih terperinci

~ I\omurrik.asi. Pemasaran Terpadu. Morissa~ M.A

~ I\omurrik.asi. Pemasaran Terpadu. Morissa~ M.A er anan ~ I\omurrik.asi Pemasaran Terpadu Morissa~ M.A DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR 151 v vii BAB 1 KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU 1 Pendahuluan...1 Pengertian Pemasaran...2 Relationship Marketing...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

PERIKLANAN. (Chapter 1, Perkenalan Periklanan)

PERIKLANAN. (Chapter 1, Perkenalan Periklanan) PERIKLANAN (, Perkenalan Periklanan) Apa itu periklanan? Periklanan itu simpel. Periklanan adalah tentang membuat sebuah pesan dan mengirim pesan tersebut kepada seseorang, dengan harapan mereka akan bereaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi pada dewasa ini mendorong semakin pesatnya persaingan dalam usaha pada

BAB I PENDAHULUAN. televisi pada dewasa ini mendorong semakin pesatnya persaingan dalam usaha pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan media penyiaran baik melalui media penyiaran televisi pada dewasa ini mendorong semakin pesatnya persaingan dalam usaha pada setiap stasiun penyiaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti sama, lalu menurut

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Gambar 3.1 Proses Kerja Perusahaan IMCode 18 Sumber : IMCode Indonesia 1. Penawaran Projek Pada umumnya penawaran projek dari pihak luar atau klien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada era globalisasi dan kemajuan di bidang perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada era globalisasi dan kemajuan di bidang perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada era globalisasi dan kemajuan di bidang perekonomian saat ini sangat penting bagi kelancaran berbisnis, karena setiap individu maupun kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang 5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

Mata Kuliah - Media Planning & Buying Mata Kuliah - Media Planning & Buying Modul ke: Pengukuran dalam perencanaan media Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Reach

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula BAB 1 PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. PT. BeCom SOLO. dukungan dan kerjasama untuk membuat sebuah event organizer. Mulai dari

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. PT. BeCom SOLO. dukungan dan kerjasama untuk membuat sebuah event organizer. Mulai dari BAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. BeCom SOLO A. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 April 2001. Berawal dari sebuah kumpulan dari teman-teman Bapak Ginda Ferachtriawan mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mencapai kesinambungan keuntungan dan bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan akhir meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Komunikasi yang merupakan sebagai syarat dalam kehidupan manusia itu sangat penting, hal

Lebih terperinci

Mempersiapkan proses pembelian iklan

Mempersiapkan proses pembelian iklan PERTEMUAN SESI 10 MATA KULIAH media buying TELKOM UNIVErsity Team teaching: Itca istia wahyuni Yuni mogot Mempersiapkan proses pembelian iklan Menentukan Tujuan Media Aspek Kedua dari strategi media adalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

Threat Opportunity Weakness Strength

Threat Opportunity Weakness Strength Analisis Kondisi Pasar. Tren Ekonomi, Industri, Sosial, Politik, Regulasi, Lingkungan. Analisis Kondisi persaingan. Strategi & gerak langkah kompetitor. Kecenderungan Needs, Wants, Expectations dari Konsumen.

Lebih terperinci

1. Komunikasi seperti apa yg harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan merek?

1. Komunikasi seperti apa yg harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan merek? Client BG Award Citra Pariwara 2011 Job No. 1 Brand Zeruk Briefing date Description Segarkan Segalanya dengan Zeruk Presentation date Year 2011 Campaign launch date 07-11-2011 1. Komunikasi seperti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Hal ini dapat dilihat, bahwa iklan sudah berkembang menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bajaj Auto, sebagai Perusahaan utama dari Bajaj Group, adalah produsen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bajaj Auto, sebagai Perusahaan utama dari Bajaj Group, adalah produsen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Bajaj Auto, sebagai Perusahaan utama dari Bajaj Group, adalah produsen sepeda motor terbesar ke empat di dunia. Berkantor pusat di

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang sangat luar biasa, dalam era globalisasi ini bisnis di Indonesia memiliki kemajuan yang cukup

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA Tugas Akhir Penciptaan Karya merupakan perwujudan konsep dan ide berdasarkan teori-teori yang telah diterima oleh Mahasiswa selama melaksanakan tugas Perkuliahan. Penciptaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra 38 BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan hilangnya batas-batas Negara dari segi investasi, industri, individu, dan informasi pada

Lebih terperinci

A. Aspek Perencanaan Kreatif Riset

A. Aspek Perencanaan Kreatif Riset Pertemuan 2 A. Aspek Perencanaan Kreatif Riset Aspek penting yang harus dilakukan dalam menyusun suatu rencana strategi adalah Riset. Mengapa riset? Mengetahui peta pasar Memantau persaingan Melihat posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam zaman moderenisasi sekarang ini dunia bisnis terus berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam zaman moderenisasi sekarang ini dunia bisnis terus berjalan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman moderenisasi sekarang ini dunia bisnis terus berjalan, kebutuhan akan suatu produk akan beragam dan terus berkembang seiring perubahan zaman. Persaingan

Lebih terperinci