I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia, dengan total produksi nasional rata-rata mencapai 220 milyar batang per tahun dan nilai penjualan nasional rata-rata mencapai 40 trilyun rupiah per tahun. Menurut Hernowo (2003), penerimaan pajak pemerintah dari cukai rokok pada tahun 2003 mencapai nilai 25 trilyun rupiah dan meningkat setiap tahunnya sebesar 15 persen. Pada tahun 2004, pemerintah menargetkan industri rokok dapat memproduksi rokok hingga 200 milyar batang sehingga diharapkan dapat memenuhi target penerimaan cukai sebesar 27,6 trilyun rupiah (Hidayat, 2004). Pada saat ini diperkirakan jumlah perokok di Indonesia mencapai 40 juta jiwa yang rata-rata mengkonsumsi rokok sebanyak sepuluh batang per hari. Perusahaan rokok di Indonesia mencapai jumlah ratusan dan banyak tersebar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, melibatkan ratusan ribu tenaga kerja dan dua juta retailer di seluruh Indonesia dengan pembelanjaan total untuk iklan rata-rata sebesar dua trilyun rupiah per tahun, baik melalui media televisi, media cetak, poster dan media promosi lainnya (Hernowo, 2003). Sejumlah indikator tersebut menunjukkan adanya produktivitas yang sangat tinggi untuk ukuran produk yang bukan merupakan barang primer. Pasar rokok di Indonesia saat ini didominasi oleh enam perusahaan besar, yaitu PT. Gudang Garam, PT. H. M. Sampoerna, PT. British American Tobacco Indonesia (BAT), PT. Djarum Kudus, PT. Philip Morris

2 Indonesia dan PT. Bentoel Prima. Keenam perusahaan tersebut meraup pangsa pasar sebesar 80 persen dari total pasar rokok di Indonesia. Sisanya sebanyak 20 persen diperebutkan oleh ratusan perusahaan rokok berskala kecil (Hernowo, 2003). Menurut Salim (2004), selama periode semester pertama tahun 2004, industri rokok mencatat pertumbuhan volume produksi sebesar sepuluh persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun Pertumbuhan sepuluh persen ini menandakan adanya pemulihan industri rokok dari krisis yang dialami selama dua tahun terakhir. Tabel 1 menunjukkan bahwa industri rokok mengalami penurunan volume produksi sebesar sepuluh persen pada tahun 2002 dan tiga persen pada tahun Penurunan volume produksi ini di antaranya disebabkan oleh kenaikan tarif cukai rokok yang agresif selama masa krisis sehingga cukup membebani produsen rokok di Indonesia. Tabel 1. Jumlah Volume dan Pertumbuhan Produksi Rokok di Indonesia Tahun 1997 hingga 2005 Tahun Volume Produksi Pertumbuhan Produksi (Milyar Batang) (%) * * Keterangan : * prediksi Sumber : Salim, Hal. 27 Lebih lanjut, Salim (2004) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mendorong pemulihan industri rokok selama periode semester 2

3 pertama tahun 2004 adalah terjadinya pertumbuhan pada semua segmen industri, baik pada segmen sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM). Untuk periode semester pertama tahun 2004, segmen SKM tumbuh sebesar 12 persen, SKT tumbuh sebesar delapan persen dan SPM tumbuh sebesar empat persen. Segmen SKM dibagi dalam dua kategori, yaitu SKM mild atau rokok kretek ringan yang dicirikan dengan kandungan tar dan nikotin yang rendah dan SKM reguler atau rokok kretek biasa yang dicirikan dengan kandungan tar dan nikotin yang tinggi. Segmen SKM reguler tumbuh pada kisaran tujuh hingga delapan persen, sedangkan pertumbuhan pada segmen SKM mild merupakan kontributor utama terhadap pemulihan industri rokok nasional secara keseluruhan, dengan pertumbuhan yang mencapai 39 persen (Salim, 2004). Pasar rokok kretek ringan tumbuh sebesar 30 persen sejak tahun 1995 hingga sekarang dan saat ini memiliki pangsa pasar sebesar 11 persen. PT. H. M. Sampoerna merupakan pemimpin pasar pada industri rokok kretek ringan di Indonesia dengan produk andalannya yaitu Sampoerna A Mild. Pada semester pertama tahun 2004, PT. H. M. Sampoerna mampu membukukan penjualan rokok Sampoerna A Mild sebesar 7,98 milyar batang, atau meningkat sebesar 24,2 persen dari periode sebelumnya yang mencapai 6,43 milyar batang. Dengan nilai jual mencapai 2,3 trilyun rupiah, Sampoerna A Mild memberikan kontribusi sebesar 30 persen kepada total penerimaan PT. H. M. Sampoerna di tahun 2004 ( 2004). 3

4 Pasar rokok kretek ringan yang memiliki profitabilitas dan pertumbuhan yang tinggi mampu merebut perhatian sejumlah perusahaan rokok untuk terjun ke dalam bisnis tersebut. Keuntungan yang diperoleh PT. H. M. Sampoerna sangat menarik minat pesaing-pesaingnya untuk ikut terjun menggarap di lahan bisnis yang sama. Kotler (2003) menyatakan bahwa pasar yang menarik untuk digarap seringkali mengundang pemain baru, perusahaan baru atau perusahaan lama dengan produk baru untuk ikut bermain menggarap pasar yang sama. Selain itu, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yang mengatur kandungan tar dan nikotin pada rokok, serta ditunjang oleh berubahnya kecenderungan pola konsumsi perokok yang semakin peduli akan resiko yang disebabkan oleh kebiasaan merokok mendorong perusahaan-perusahaan rokok untuk mulai menggarap segmen pasar ini dengan lebih serius. Hingga saat ini terdapat sejumlah perusahaan rokok di Indonesia seperti Bentoel, Djarum, Gudang Garam dan lain-lain yang mulai serius menggarap pasar rokok kretek ringan dengan merek-merek yang beredar di pasar seperti Star Mild, Bentoel Mild, Clas Mild, LA Lights, Gudang Garam Nusantara, X Mild dan sejumlah merek lainnya. Kehadiran merekmerek rokok tersebut memberikan gairah baru dalam industri rokok kretek ringan di Indonesia, terutama dalam mendorong semakin ketatnya iklim persaingan. Kondisi persaingan pasar rokok kretek ringan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan rokok yang bermain di dalam industri 4

5 tersebut mampu menggunakan strategi yang tepat dan jitu untuk memenangkan persaingan. Keberhasilan suatu perusahaan memenangkan persaingan pasar banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam meramu empat elemen utama bauran pemasaran (marketing mix), yaitu produk, distribusi, harga dan promosi serta kemampuannya dalam membangun ekuitas merek yang kuat. Salah satu bentuk strategi yang diterapkan oleh banyak perusahaan dalam menghadapi iklim persaingan industri yang semakin ketat adalah merancang strategi yang berorientasi pada manajemen merek. Merek adalah sebuah nama, simbol, desain atau tanda yang dapat memberikan nilai kepada suatu produk di atas nilai fungsionalnya. Bertambahnya nilai produk yang disebabkan oleh merek tersebut menjadi alasan mengapa para pebisnis dan konsumen bersedia untuk membayar tinggi. Menurut Walgren dan Donthu (1995), bertambahnya nilai karena pemberian merek pada sebuah produk dikenal sebagai ekuitas merek (brand equity). Aaker (1997) mengemukakan bahwa ekuitas merek dapat menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan. Ekuitas merek dapat mempengaruhi proses informasi konsumen, meningkatkan rasa percaya diri konsumen dalam keputusan pembelian dan pencapaian kepuasan konsumen. Lebih lanjut, Yoo et al. (2000) mengemukakan bahwa ekuitas merek juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan untuk melakukan merjer dan akuisisi, meningkatkan respon pasar saham dan menentukan perluasan nama merek. Selain itu, ekuitas merek juga meningkatkan peluang pemilihan merek, keinginan untuk membayar 5

6 harga premium, keefektifan komunikasi pemasaran, kesempatan lisensi merek dan menurunkan kerapuhan terhadap tindakan-tindakan pemasaran pesaing. Dari sudut pandang manajerial, ekuitas merek memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan Perumusan Masalah Pada tahun 1989, PT. H. M. Sampoerna melakukan inovasi dengan meluncurkan produk rokok kretek ringan merek Sampoerna A Mild, di mana situasi pasar rokok di Indonesia pada saat itu masih didominasi oleh rokok kretek biasa. Langkah inovasi yang dilakukan oleh PT. H. M. Sampoerna tersebut banyak diragukan kesuksesannya oleh para pelaku industri rokok yang meyakini bahwa pasar di Indonesia masih belum siap menerima rokok berkarakteristik mild. Pada saat itu masih banyak perokok yang berpandangan bahwa rokok kretek ringan dengan ukuran fisiknya yang lebih kecil dibandingkan dengan rokok kretek biasa bukanlah rokok bagi orang-orang yang mempunyai selera dan cita rasa tinggi. Banyak pula yang beranggapan bahwa rokok kretek ringan berkesan tidak gagah dan lebih ditujukan untuk kaum wanita. Pada awalnya kehadiran rokok Sampoerna A Mild memang disambut dengan kurang antusias oleh masyarakat, namun demikian berkat usaha-usaha pemasaran yang dilakukan secara intensif oleh perusahaan maka kesuksesan pun berhasil diraih di tahun Salah satu nilai tambah yang ditawarkan oleh rokok Sampoerna A Mild dibandingkan dengan rokok-rokok yang ada di pasaran pada saat itu adalah memiliki kadar tar dan nikotin yang rendah. 6

7 Tabel 2. Kadar Tar dan Nikotin Beberapa Merek Rokok Kretek di Indonesia Merek Rokok Produsen Kadar Tar Kadar Nikotin (miligram) (miligram) Sampoerna A Mild PT. H. M. 15 1,1 Sampoerna Gudang Garam PT. Gudang Garam 48,9 2,2 International Djarum Super PT. Djarum Kudus 52,2 2,4 Bentoel International PT. Bentoel Prima 39,1 2,1 Sumber : Wibowo, Hal. 73 Tar dan nikotin merupakan senyawa kimia yang terkandung dalam tembakau yang masing-masing bersifat karsinogenik dan adiktif yang dapat menyebabkan penyakit seperti kanker, serangan jantung, gangguan kehamilan dan lain-lain serta menimbulkan rasa ketergantungan. Sampoerna A Mild diposisikan sebagai rokok yang diharapkan mampu memberikan pilihan kepada para perokok dalam upaya mengurangi resiko penyakit dan ketergantungan akibat merokok dengan mengendalikan kadar tar dan nikotin yang terkandung dalam setiap batang rokoknya. Seiring dengan meningkatnya kesadaran perokok akan pentingnya mengurangi resiko penyakit dan ketergantungan yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok maka Sampoerna A Mild pun berhasil menjadi primadona dengan menciptakan trend pasar rokok baru, terlebih lagi setelah produk ini menemukan segmen pasar utamanya, yaitu kaum muda di daerah perkotaan berusia 15 hingga 25 tahun yang telah memunculkan fenomena rokok Sampoerna A Mild sebagai simbol jati diri bagi generasi metropolis yang berjiwa kreatif dan dinamis (Hidayat dan Suhariyanto, 2004). 7

8 Kesuksesan PT. H. M. Sampoerna sebagai perintis dalam industri rokok berkarakteristik mild menjadikannya sebagai pemimpin pasar pada segmen rokok SKM mild hingga saat ini. Di tahun 2001, pasar rokok kretek ringan di Indonesia dikuasai oleh Sampoerna A Mild dengan pangsa pasar mencapai 90 persen (Faizal et al., 2001). Selain itu, kesuksesan PT. H. M. Sampoerna juga dapat dilihat dari penghargaan yang diberikan kepada Sampoerna A Mild sebagai Indonesian Best Brand tahun 2002, 2003 dan 2004 untuk kategori rokok kretek ringan oleh lembaga riset pemasaran MARS bekerjasama dengan majalah SWA berdasarkan hasil survei konsumen di lima kota besar di Indonesia. Hal ini menempatkan Sampoerna A Mild sebagai rokok kretek ringan yang memiliki ekuitas merek terkuat di Indonesia hingga saat ini. Menurut Durianto et al. (2004), semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring konsumen untuk melakukan pembelian berulang sehingga mengantarkan perusahaan untuk meraup keuntungan dari waktu ke waktu. Karena itu, pengetahuan tentang elemen-elemen ekuitas merek dan pengukurannya sangat diperlukan untuk menyusun langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi merek yang akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penelitian mengenai ekuitas merek telah banyak dilakukan sebelumnya, namun demikian belum banyak penelitian-penelitian ekuitas merek yang memberikan perhatian kepada bagaimana usaha-usaha pemasaran berkontribusi terhadap pembentukan ekuitas merek. 8

9 Yoo et al. (2000) menyatakan bahwa usaha-usaha pemasaran yang merupakan perwujudan dari strategi bauran pemasaran, seperti strategi produk, strategi distribusi, strategi harga dan strategi promosi adalah sebuah antecedents dari ekuitas merek yang memberikan kontribusi, baik positif ataupun negatif, terhadap pembentukan ekuitas merek. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana hubungan atau kontribusi usaha-usaha pemasaran dan dimensi-dimensi ekuitas merek terhadap pembentukan ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild. Rokok Sampoerna A Mild dipilih sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa produk tersebut merupakan pemimpin pasar pada industri rokok kretek ringan di Indonesia serta rokok kretek ringan dengan ekuitas merek terkuat di Indonesia hingga saat ini. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi strategis mengenai usaha-usaha pemasaran dan dimensi-dimensi ekuitas merek apa yang memberikan kontribusi terhadap kekuatan ekuitas merek yang dimiliki rokok Sampoerna A Mild saat ini. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan dan kontribusi dimensi-dimensi ekuitas merek terhadap pembentukan ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild? 2. Bagaimana hubungan dan kontribusi usaha-usaha pemasaran terhadap pembentukan ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild? 3. Bagaimana ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild secara keseluruhan? 9

10 4. Apa implikasi manajerial bagi perusahaan dalam pengelolaan ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild? 1.3. Tujuan Berdasarkan pada perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisa hubungan dan kontribusi dimensi-dimensi ekuitas merek terhadap pembentukan ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild. 2. Menganalisa hubungan dan kontribusi usaha-usaha pemasaran terhadap pembentukan ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild. 3. Menganalisa ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild secara keseluruhan. 4. Merumuskan implikasi manajerial bagi perusahaan dalam pengelolaan ekuitas merek rokok Sampoerna A Mild. 10

11 UNTUK SELENGKAPNYA DAPAT DI AKSES PADA PERPUSTAKAAN MB IPB 11

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula BAB 1 PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula mengembangkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembang nya teknologi, buah tidak hanya dikonsumsi secara segar tetapi juga dapat dikonsumsi dalam bentuk sari buah. Sari buah dapat berupa jus buah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri rokok di Indonesia saat ini terbagi menjadi beberapa jenis kategori produk, antara lain Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sudah menjadi kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat, sehingga meskipun telah

I. PENDAHULUAN. sudah menjadi kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat, sehingga meskipun telah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan industri rokok di Indonesia tidak terlepas dari dukungan berbagai faktor yang ada di dalamnya, salah satunya adalah kondisi sosial budaya masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan industri rokok di Indonesia saat ini terlihat semakin besar, ini terlihat dari semakin besarnya penerimaan negara dari cukai dan pajak rokok dari tahun ke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sejak rokok mild diperkenalkan oleh PT HM Sampoerna dengan merek dagang Sampoerna A Mild pada tahun 1989, pangsa pasar rokok jenis ini berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Perusahaan berusaha membuat suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 milimeter (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 milimeter yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis consumer good, khususnya makanan dan minuman

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis consumer good, khususnya makanan dan minuman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis consumer good, khususnya makanan dan minuman secara umum di indonesia setelah melewati krisis moneter tahun 1997 terus berkembang, hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi pasar tradisional, supermarket, minimarket ataupun warung-warung yang ada di pinggir jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha tidak lepas dari persaingan bisnis antar perusahaan. Untuk mempertahankan kredibilitas perusahaan yang telah lama berdiri dari munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak dengan adanya persaingan dimana setiap perusahan dituntut untuk lebih berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri rokok di Indonesia cukup menggairahkan. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau merek yang beredar di pasaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya berbagai produk sejenis maupun tidak sejenis yang ditawarkan dengan berbagai merek, menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sampoerna A Mild adalah perintis rokok mild di Indonesia sejak awal tahun 90-an. Perusahaan ini telah bekerja keras untuk mempromosikan dan mengedukasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara penghasil tembakau terbesar didunia. Berdasarkan data tahun 2004, Indonesia merupakan negara ke-6 penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memungkinkan munculnya perusahaan untuk membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan rokok gudang garam yang menawarkan produknya ke pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Hal ini menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 PT. Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam Tbk yang selanjutnya disebut Gudang Garam adalah sebuah perusahaan rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri indonesia menjadi salah satu dari

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri indonesia menjadi salah satu dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat, khususnya para pengusaha telah di kejutkan dengan adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan untuk tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek menurut UU No.8 Th. 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang sangat luar biasa, dalam era globalisasi ini bisnis di Indonesia memiliki kemajuan yang cukup

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan analisa dua jalur : 4.1.1. Komposisi Responden Antara Segmen Mahasiswa Dan Pekerja Dari komposisi

Lebih terperinci

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TUGAS LAPORAN Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Proses Bisnis (APB) Disusun Oleh : Nama : Andrian Ramadhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada fakultas ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara mengkonsumsinya), karena produk ini memberikan kepuasan kepada konsumen melalui asap (hasil pembakaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), produknya unik, konsumen loyal, bersifat konsumtif, segmen pasar usia produktif dan maskulin,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. memproduksi barang yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan konsumen,

BAB I P E N D A H U L U A N. memproduksi barang yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan konsumen, BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Aspek pemasaran adalah bagian yang sangat penting dalam kelangsungan suatu perusahaan, baik yang memproduksi barang maupun jasa. Setelah suatu perusahaan memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai multiplier effect yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai multiplier effect yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pengolahan tembakau mempunyai peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai multiplier effect yang sangat luas, seperti menumbuhkan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi ini mengakibatkan kemajuan pada teknologi dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini masyarakat, khususnya para pengusaha telah dikejutkan dengan adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan untuk

Lebih terperinci

Aktivitas Integrated Marketing Communications Terhadap Brand Image Untuk Industri Rokok Kelas Mild

Aktivitas Integrated Marketing Communications Terhadap Brand Image Untuk Industri Rokok Kelas Mild Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Research Report http://repository.ekuitas.ac.id Internal Research 2016-01-08 Aktivitas Integrated Marketing Communications Terhadap Brand Image Untuk Industri

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk menyebabkan setiap perusahaan harus dapat memberikansuatu strategi yang berbeda dari perusahaan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis sekarang di era Ekonomi Global sangat ketat. Hal ini terjadi dikarenakan negara-negara didunia tidak lagi menerapkan aturan yang memberatkan bagi perusahaan

Lebih terperinci

Paparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018

Paparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Paparan Publik Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS )

Lebih terperinci

bidang bisnis. Situasi ini mengharuskan pihak manajemen tertinggi sebuah

bidang bisnis. Situasi ini mengharuskan pihak manajemen tertinggi sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia secara garis besar memang belum benar-benar pulih sejak terjadi krisis moneter sekitar tujuh tahun yang lalu, hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern menuntut lebih dari sekedar membuat produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern menuntut lebih dari sekedar membuat produk yang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Pemasaran modern menuntut lebih dari sekedar membuat produk yang baik, memberikan harga yang menarik, serta menyalurkan produk bagi konsumen yang dituju,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki perdagangan bebas, dimana Indonesia semakin dituntut untuk semakin siap dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia memberikan peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pasar global akan terus memperluas produk

Lebih terperinci

perilaku. Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk

perilaku. Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan jaman, yaitu ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga penyampaian informasi menjadi lebih mudah menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri rokok di dunia usaha dewasa ini diwarnai dengan persaingan yang ketat. Apalagi dengan adanya beberapa perusahaan industri rokok yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunduran industri rokok di negara barat memberikan dorongan kepada industri tembakau untuk mencari konsumen baru di negara-negara termiskin di dunia. Fakta

Lebih terperinci

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta An affiliate of Philip Morris International Paparan Publik Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta 27 April 2017 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 8-10% setiap tahunnya atau setara dengan 83 milyar batang dengan pangsa. pasar 49 % dari pasar domestik.

BAB I PENDAHULUAN. 8-10% setiap tahunnya atau setara dengan 83 milyar batang dengan pangsa. pasar 49 % dari pasar domestik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Walaupun kondisi ekonomi saat ini masih krisis, industri rokok ternyata masih tetap semarak dan tidak terlalu terpengaruh dengan keadaan ini. Semaraknya industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana. perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997,

I. PENDAHULUAN. Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana. perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997, ditambah perkembangan situasi politik yang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan yang semakin ketat di era globalisasi saat ini mendorong perusahaan untuk selalu mengembangkan usahanya dan merebut pangsa pasar (market share). Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut melakukan berbagai upaya untuk meraih pangsa pasar konsumen. Konsumen yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung susu tanpa lemak dan lemak susu.

I. PENDAHULUAN. mengandung susu tanpa lemak dan lemak susu. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman siap saji memiliki prospek pasar yang semakin luas karena adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang diiringi dengan peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia yang begitu cepat dapat dilihat dari berbagai bidang, salah satunya yaitu melalui perkembangan teknologi. Ceruk pasar di bidang teknologi semakin

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang kita telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya teknologi. Perkembangan teknologi ini juga membawa dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat

Lebih terperinci

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan. Namun dengan semakin menipisnya sumber devisa migas yang secara

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan. Namun dengan semakin menipisnya sumber devisa migas yang secara 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan perolehan devisa, baik dari sektor migas maupun dari sektor non migas. Namun dengan semakin menipisnya sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena Persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

Paparan Publik. Mindaugas Trumpaitis. Bursa Efek Jakarta April 27, 2018

Paparan Publik. Mindaugas Trumpaitis. Bursa Efek Jakarta April 27, 2018 Paparan Publik Mindaugas Trumpaitis Bursa Efek Jakarta April 27, 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS ) semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Hal ini menuntut pelaku bisnis untuk dapat menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan global menuntut setiap perusahaan untuk berinovasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan global menuntut setiap perusahaan untuk berinovasi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan global menuntut setiap perusahaan untuk berinovasi dalam mengenalkan produk baru mereka. Setiap perusahaan telah menyadarkan bahwa merek adalah asset yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. motor dan kecenderungan penjualan yang meningkat terjadi hampir pada setiap

I. PENDAHULUAN. motor dan kecenderungan penjualan yang meningkat terjadi hampir pada setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif, khususnya kendaraan roda dua yang pesat tujuh tahun terakhir ini, diindikasikan dengan kenaikan permintaan sepeda motor dan kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran pemasaran. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai seperangkat alat pemasaran

Lebih terperinci

ANALISA MANAGEMENT STRATEGY PT.GUDANG GARAM, TBK. Oleh : Iyan Gustiana Staf Dosen Sistem Informasi UNIKOM

ANALISA MANAGEMENT STRATEGY PT.GUDANG GARAM, TBK. Oleh : Iyan Gustiana Staf Dosen Sistem Informasi UNIKOM ANALISA MANAGEMENT STRATEGY PT.GUDANG GARAM, TBK Oleh : Iyan Gustiana Staf Dosen Sistem Informasi UNIKOM Likmis2@gmail.com ABSTRAK PT. Gudang Garam merupakan produser rokok kretek terbesar di Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sehubungan dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. Sehubungan dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehubungan dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu wujudkan masyarakat adil dan makmur kita perlu melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perusahaan atau bentuk kegiatan usaha apapun mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga keberlangsungan perusahaan serta mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh persaingan yang semakin ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai cara dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lokal tetapi juga dengan perusahaan multinasional.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lokal tetapi juga dengan perusahaan multinasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kita sedang menghadapi suatu era baru yang di tandai oleh adanya kecendrungan globalisasi dunia, perkembangan teknologi dan reformasi ekonomi dilakukan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mencapai kesinambungan keuntungan dan bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan akhir meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan di bidang perekonomian memiliki tujuan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan di bidang perekonomian memiliki tujuan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan di bidang perekonomian memiliki tujuan mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan peranan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia. Keadaan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Disatu sisi era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran pemasaran sangat penting dalam menunjang kemajuan usaha. Produsen sebagai penghasil produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir, selera, keinginan dan kebutuhan konsumen. konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui periklanan.

BAB I PENDAHULUAN. pikir, selera, keinginan dan kebutuhan konsumen. konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui periklanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan senantiasa terjadi terus menerus dalam proses perkembangan suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap aktivitas perusahaan selalu bertumpu pada efisiensi dan efektivitas yang diterapkan pada semua lini, dengan sistem dan manajemen yang baik serta ditunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada saat ini telah banyak kita jumpai berbagai jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini mempengaruhi minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk mempertahankan daya saing. Dalam kondisi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Objek penelitian ini adalah LA Lights, merek rokok mild dari PT Djarum. Masalah yang dihadapi LA Lights ialah posisi penjualan LA Lights yang berada di posisi terendah dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kegiatan perekonomian saat ini, jumlah produk serta layanan jasa baru bermunculan cukup signifikan. Di zaman di mana perkembangan dan kemajuan

Lebih terperinci

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016 An affiliate of Philip Morris International Paparan Publik Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi pada berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming.

I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan air minum terus meningkat seiring dengan cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming. Di sisi lain, untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan perusahaan adalah menjual produk atau jasanya semaksimal mungkin, sehingga memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan perusahaan adalah menjual produk atau jasanya semaksimal mungkin, sehingga memperoleh laba BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan perusahaan adalah menjual produk atau jasanya semaksimal mungkin, sehingga memperoleh laba optimum. Hal tersebut tidak terlepas dari suatu merek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beragamnya industri yang beroperasi di Indonesia menyebabkan setiap perusahaan yang beroperasi menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya. Para pengusaha saling bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meraup keuntungan dari kebiasaan buruk merokok di Indonesia. jumlah perokok 51,1 persen dari total penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. dan meraup keuntungan dari kebiasaan buruk merokok di Indonesia. jumlah perokok 51,1 persen dari total penduduknya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Rokok memiliki kandungan bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan dan bisa menyebabkan kecanduan,serta berbagai macam penyakit seperti serangan jantung,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus mengeluarkan ide-ide baru untuk memasarkan produknya. Tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pemasaran produk atau jasa di era globalisasi ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pemasaran produk atau jasa di era globalisasi ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan pemasaran produk atau jasa di era globalisasi ini semakin berkembang pesat, menuntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemasaran dalam dunia usaha dewasa ini semakin penting karena persaingan antar perusahaan yang kini semakin ketat. Banyaknya pesaing yang muncul menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan industri rokok khususnya rokok kretek di Indonesia semakin menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang peranan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya kemajuan teknologi juga tak terhapuskan oleh berkembangnya jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya kemajuan teknologi juga tak terhapuskan oleh berkembangnya jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian semakin akrab oleh khalayak, khalayak disini juga menjadi saksi atas perkembangan teknologi di dunia pertelevisian saat ini. Tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci