ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK TERKAIT KEPUTUSAN INVESTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK TERKAIT KEPUTUSAN INVESTASI"

Transkripsi

1 ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK TERKAIT KEPUTUSAN INVESTASI PAPER KOMUNIKASI BISNIS Disusun untuk memenuhi tugas Komunikasi Bisnis kelas E Oleh : Maftuh Indah Ati Rizkiani Mahbubah PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2016 BAB I

2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan alat vital berdirinya sebuah perusahaan. Dimana tanpa ada modal yang kuat, suatu perusahaan tidak akan mampu berdiri dan beroperasi untuk mencapai tujuan. Karena besar kecilnya suatu perusahaan tergantung pada seberapa besar modal yang dimilikinya. Modal yang digunakan perusahaan bisa berasal dari bermacam-macam sumber, seperti modal yang berasal dari kekayaan sendiri, modal dari pinjaman Bank, maupun modal yang berasal dari penjualan surat-surat berharga yaitu saham maupun obligasi. Bagi sebuah perusahaan besar saat ini mencari modal bukanlah hal yang terlalu sulit. Perusahaan cukup mendaftarkan dirinya ke Bursa Efek Indonesia dan kemudian BEI akan mencatat bahwa perusahaan tersebut telah go publik dan sahamnya berhak untuk dimiliki khalayak umum dengan aturan serta porsi tertentu. Namun dengan mengambil keputusan go publik berarti kepemilikan serta pengambilan keputusan perusahaan dengan porsi tertentu berada di tangan pemegang saham. Selain saham perusahaan juga dapat menerbitkan surat hutang yang biasa disebut dengan obligasi kepada msyarakat. BEI serta pasar uang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk memperoleh dana serta merupakan wadah investasi bagi investor atau pihak yang kelebihan dana. Namun dalam hal investasi tidak serta merta investor memilih perusahaan untuk menginvestasikan dananya tanpa pertimbangan tertentu. Karena tidak semua perusahaan memberikan keuntungan bagi para investor. Investor harus menggunakan berbagai pendekatan serta metode tertentu dan lebih teliti dalam memilih perusahaan yang akan diinvestasikan. Karena pada kenyataannya banyak perusahaan abal-abal yang menjual sahamnya hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan sebagai ajang penipuan. Oleh karenanya melalui penulisan paper ini kami menyarankan kepada para pembaca maupun investor untuk lebih teliti dalam menilai suatu perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu adalah dengan

3 menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan tersebut. Dalam paper ini kita menganalisa laporan keuangan PT Unilever Tbk. karena kita kitahui PT Unilever Tbk. merupakan perusahaan go publik terdepan yang memproduksi produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. PT Unilever Tbk. memiliki prospek yang baik dalam jangka panjang serta merupakan wadah berinvestasi yang menguntungkan bagi investor melalui dividen yang dibagikan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana profil dan sejarah PT. Unilever Tbk? 2. Bagaimana kondisi laporan keuangan PT. Unilever Tbk. tahun 2015? 3. Apa keputusan investor terkait laporan keuangan PT. Unilever Tbk. yang disajikan tersebut? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui bagaimana profil dan sejarah PT. Unilever Tbk 2. Mengetahui bagaimana kondisi laporan keuangan PT. Unilever Tbk. tahun Mengetahui apa keputusan investor terkait laporan keuangan PT. Unilever Tbk. yang disajikan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Profil dan Sejarah PT. Unilever Tbk A. Profil PT. Unilever Tbk Sejak didirikan pada 5 Desember 1933 Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care

4 serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain. Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari, membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain, menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia, dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Saham perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari Pada akhir tahun 2011, saham perseroan menempati peringkat keenam kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Perseroan memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos. Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 6000 karyawan tersebar di seluruh nusantara. Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang Perseroan terapkan terangkum dalam Prinsip Bisnis Kami. Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan mitra usaha termasuk para pemasok dan distributor kami. Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur,

5 dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 43 brand utama dan 1,000 SKU, dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 500 distributor independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indoneisa. Produk-produk tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri, gudang tambahan, depot dan fasilitas distribusi lainnya. Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial, Unilever Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang luas. Keempat pilar program kami adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan. Program CSR termasuk antara lain kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band). Logo PT. Unilever Tbk. B. Sejarah PT. Unilever Tbk PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni

6 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp100 per saham menjadi Rp10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C HT TH Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT TH Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT

7 Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barangbarang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari Berikut merupakan kronologi PT Unilever Tbk. : Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers 1933 Pabrik sabun Zeepfabrieken NV Lever Angke, Jakarta 1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NVAngke, Jakarta 1941 Pabrik komestik Colibri NV, Surabaya Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II) Di bawah kendali pemerintah

8 1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing 1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta 1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya 1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya 1990 Terjun di bisnis teh 1992 Membuka pabrik es krim 1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi Penggabungan instalasi produksi Cikarang, Rungkut 1999 Deterjen Cair NSD Cikarang 2000 Terjun ke bisnis kecap 2001 Membuka pabrik teh Cikarang 2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta 2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar 2004 Terjun ke bisnis makanan ringan 2005 Membuka pabrik sampo cair Cikarang 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah 2010 Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan Pureit 2011 Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya sekaligus memperluas pabrik es krim Wall s dan Skin Care di Cikarang 2.2 Laporan Keuangan PT. Unilever Tbk. Tahun 2015 A. KINERJA KEUANGAN (dalam jutaan rupiah) KINERJA KEUANGAN * (%) Penjualan bersih 36,484,030 34,511, % Laba bruto 18,648,969 17,206, % Laba usaha 7,939,401 8,013, % Jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan 5,864,386 6,073, % Laba bersih per saham dasar % *Setelah penyajian kembali Penjualan Bersih Selama tahun 2015, Unilever Indonesia berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp36,5 triliun, meningkat 5,7% dari tahun Penjualan ini

9 berasal dari dua segmen usaha, yaitu Home and Personal Care dan Foods and Refreshment. Kontribusi masing-masing segmen tersebut terhadap penjualan bersih tahun 2015 adalah sebagai berikut: Kebutuhan Rumah Tangga dan Perawatan Tubuh 69,7%; dan Makanan dan Minuman 30,3%. INFORMAS I SEGMEN Penjualan HOME AND PERSONAL CARE FOODS AND REFRESHMENT JUMLAH % % ,418,56 24,633, ,065,46 9,877, ,484,03 34,511,53 bersih 7 0 % 3 4 % ,874,25 13,016, ,190, ,648,96 17,206,92 Laba bruto 3 2 % 4,774,716 9 % ,870,284 7,727,817 Hasil segment % 1,709,340 1,645, % 9,579,624 9,373,733 Hasil segmen dihasilkan melalui kinerja yang kuat di kedua segmen usaha. Penjualan bersih dari Home and Personal Care dan Foods and Refreshment meningkat masing-masing sebesar 3,2% dan 12% dari tahun 2014, menjadi Rp25,4 triliun dan Rp11,1 triliun pada tahun Pertumbuhan penjualan didorong oleh adanya pertumbuhan dari penjualan dalam negeri. Harga Pokok Penjualan Jumlah biaya produksi Perseroan di tahun 2015 terdiri dari biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi sebesar Rp15,1 triliun, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp603 miliar, beban penyusutan aset tetap sebesar Rp353 miliar dan beban pabrikasi lainnya sebesar Rp1,1 triliun. Biaya produksi tersebut ditambah dengan persediaan awal tahun dan dikurangi persediaan akhir tahun menjadi Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP tersebut meningkat 3,1% atau Rp530 miliar dari Rp17,3 triliun di tahun 2014 menjadi Rp17,8 triliun di tahun Peningkatan HPP terutama didorong oleh adanya kenaikan pada biaya tenaga kerja langsung dan biaya pembelian material. Laba Bruto

10 Meningkatnya penjualan bersih menyebabkan laba bruto Perseroan mengalami peningkatan sebesar 8,4% atau Rp1,4 triliun dari Rp17,2 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp18,6 triliun pada tahun Sementara itu, margin laba kotor kami, yang menunjukkan efisiensi produksi, telah mengalami peningkatan sebesar 1.6% sebelum penyajian kembali dan 1,3% setelah penyajian kembali pada tahun berjalan. Beban Usaha Beban usaha terdiri dari beban pemasaran dan penjualan, serta beban umum dan administrasi. Pada tahun 2015, beban pemasaran dan penjualan naik sebesar 11% dibandingkan tahun 2014 menjadi Rp7,2 triliun sedangkan beban umum dan administrasi naik sebesar 30,4% menjadi Rp3,5 triliun. Kenaikan dalam beban pemasaran dan penjualan disebabkan oleh kenaikan beban iklan dan riset pasar, beban distribusi, dan beban promosi; sedangkan, kenaikan dalam beban umum dan administrasi didorong oleh kenaikan biaya trademark, teknologi dan biaya jasa. Laba Usaha Meskipun terjadi peningkatan beban usaha, Unilever Indonesia berhasil mencapai peningkatan laba usaha sebesar 2,3%, dari Rp7,8 trilliun (sebelum penyajian kembali) menjadi Rp7,9 trilliun. Namun, karena adanya dampak dari penyajian kembali akibat perubahan kebijakan akuntansi imbalan kerja, laba usaha Unilever Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,9% atau Rp73,9 miliar dari Rp8 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp7,9 triliun pada tahun Penghasilan/(Biaya) Keuangan Pada tahun 2015, terdapat kenaikan penghasilan keuangan sebesar 1,5% menjadi Rp10,6 miliar dan juga kenaikan biaya keuangan menjadi Rp120,5 miliar dibandingkan Rp96,1 milliar di tahun Biaya keuangan yang lebih

11 tinggi, sebagian besar, disebabkan oleh kenaikan pada tingkat suku bunga pinjaman. Laba Sebelum Pajak Penghasilan Unilever Indonesia membukukan 2% kenaikan (sebelum penyajian kembali) atau 1,2% penurunan (setelah penyajian kembali) pada laba sebelum pajak penghasilan. Penurunan laba usaha selama tahun 2015, yang disebabkan oleh adanya penyajian kembali karena adanya perubahan standar akuntansi imbalan kerja, menyebabkan laba sebelum pajak penghasilan turun sebesar 1,2% menjadi Rp7,8 triliun. Marjin laba sebelum pajak penghasilan sedikit menurun dari 23,0% pada tahun 2014 menjadi 21,5% pada tahun Beban Pajak Penghasilan Beban pajak penghasilan tercatat turun 1,2% menjadi Rp1,9 triliun, dan hal ini sejalan dengan penurunan laba sebelum pajak penghasilan setelah penyajian kembali. Laba Tahun Berjalan Dibandingkan dengan tahun 2014, laba tahun berjalan Unilever Indonesia meningkat sebesar 2% sebelum penyajian kembali dan sedikit menurun sebesar 1,3% setelah penyajian kembali, pada tahun RASIO (%) * Marjin Laba (Laba tahun berjalan terhadap penjualan bersih) 16.0% 17.2% Imbal Hasil atas Aset (Laba tahun berjalan terhadap rata-rata jumlah aset) Imbal Hasil atas Ekuitas (Laba tahun berjalan terhadap jumlah ekuitas) *Setelah penyajian kembali 39.0% 43.9% 122.2% 134.5%

12 B. POSISI KEUANGAN (dalam jutaan rupiah) POSISI KEUANGAN * % Aset lancer 6,623,114 6,337, % Aset tidak lancer 9,106,831 7,943, % JUMLAH ASET 15,729,945 14,280, % Liabilitas jangka pendek 10,127,542 8,864, % Liabilitas jangka panjang 775, , % JUMLAH LIABILITAS 10,902,585 9,534, % Ekuitas 4,827,360 4,746, % JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 15,729,945 14,280, % *Setelah penyajian kembali Aset Terdapat peningkatan nilai total aset sebesar 10,1% dari Rp14,3 triliun di tahun 2014 menjadi Rp15,7 triliun di tahun Peningkatan utama berasal dari aset tidak lancar. Aset Lancar Aset lancar Unilever Indonesia meningkat sebesar 4,5% dari tahun 2014 menjadi Rp6,6 triliun di tahun a. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas Unilever Indonesia terdiri dari kas, kas di bank, dan setara kas berupa deposito berjangka dengan total keseluruhan sebesar Rp628,2 miliar dengan komposisi 0,01% kas, 84,87% kas di bank, dan 15,12% deposito berjangka. Suku bunga deposito Rupiah selama tahun berjalan adalah sebesar 3,50% 7,00% per tahun. b. Piutang Usaha Jumlah piutang usaha bersih meningkat menjadi Rp3,2 triliun pada tahun 2015 yang hampir seluruhnya merupakan piutang usaha pelanggan baru dan pelanggan yang sudah ada atau pihak-pihak berelasi yang tidak memiliki kasus

13 gagal bayar di masa terdahulu. Per 31 Desember 2015, Perseroan mencadangkan Rp13,4 miliar untuk menutupi kerugian yang mungkin muncul dari piutang tidak tertagih. c. Uang Muka dan Piutang Lain-Lain Pos ini mengalami kenaikan sebesar Rp200,9 miliar menjadi Rp357,6 miliar yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan uang muka ke pihak berelasi. d. Persediaan Persediaan menurun sebesar 1,2% dibandingkan dengan angka tahun lalu. Termasuk di dalamnya adalah provisi atas persediaan usang dan persediaan tidak terpakai/tidak laris yang menurun dari Rp77,9 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp55,2 miliar pada tahun Rata-rata days-on-hand persediaan mengalami sedikit kenaikan dari 46,22 hari menjadi 47,31 hari. Persediaan juga telah dilindungi oleh asuransi terhadap risiko kerugian karena bencana alam, kebakaran, dan risiko-risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp2,6 triliun. e. Beban dibayar dimuka Beban dibayar dimuka mengalami kenaikan sebesar 11,2% dari Rp85,6 miliar di tahun 2014 menjadi Rp95,2 miliar di tahun Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar meningkat sebesar 14,6% dibandingkan dengan tahun 2014 menjadi Rp9,1 triliun. a. Aset Tetap Aset tetap mengalami kenaikan sebesar 13,2% dari tahun lalu. Kenaikan ini terutama berasal dari penambahan mesin dan peralatan di pabrik dalam rangka peningkatan kapasitas produksi, serta kenaikan sebesar 54% pada aset dalam penyelesaian.

14 b. Goodwill Goodwill berhubungan dengan merek produk Bango. Tidak ada penambahan goodwill di tahun c. Aset Tak Berwujud Termasuk didalamnya adalah merek dagang dan lisensi perangkat lunak. Di tahun 2015, tidak ada penambahan aset takbewujud. Penurunan nilai tercatat bersih aset tak berwujud dikarenakan adanya amortisasi sepanjang tahun 2015 sebesar Rp21,2 miliar. Terdapat pelepasan aset tak berwujud pada tahun 2015 yaitu merek dagang SHE. d. Aset Tidak Lancar Lainnya Pos ini mengalami kenaikan sebesar 260,3% menjadi Rp293 miliar di tahun Liabilitas Unilever Indonesia m4embukukan total liabilitas di akhir tahun 2015 sebesar Rp10,9 triliun yang terdiri dari 92,9% liabilitas jangka pendek dan 7,1% liabilitas jangka panjang. Nilai total liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp1,4 triliun atau 14,4% dari akhir tahun Kenaikan liabilitas tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,3 triliun atau 14,3% dari akhir tahun a. Liabilitas Jangka Pendek Di akhir tahun 2015, liabilitas jangka pendek meningkat sebesar 14,3% dari tahun 2014 menjadi Rp10,1 triliun. Komposisi dari liabilitas jangka pendek ini adalah pinjaman bank 16,8%, utang usaha 47,8%, utang pajak 6,2%, akrual 11,1%, utang lain-lain 17,5%, dan kewajiban imbalan kerja jangka panjang bagian lancar 0,6%. Peningkatan jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,3 triliun terutama disebabkan naiknya pinjaman bank, utang usaha, akrual dan utang lain-lain. b. Liabilitas Jangka Panjang Komposisi liabilitas jangka panjang sebesar Rp775 miliar ini adalah liabilitas pajak tangguhan 48%, kewajiban imbalan kerja jangka panjang

15 bagian tidak lancar 52%. Kenaikan jumlah liabilitas jangka panjang sebesar Rp105 miliar atau 15,7% terutama disebabkan oleh kenaikan liabilitas pajak tangguhan. Ekuitas Ekuitas naik sebesar 1,7% atau Rp80,8 miliar dari Rp4,7 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp4,8 triliun pada tahun Kenaikan ini terutama disebabkan oleh laba tahun berjalan dipotong dengan pembayaran dividen pada tahun berjalan. Kemampuan Membayar Utang Terdapat kenaikan rasio liabilitas/ekuitas dari 2,01 kali pada tahun 2014 menjadi 2,26 kali pada tahun 2015, hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan pinjaman bank. Unilever Indonesia memperoleh peringkat kredit korporat dari suatu institusi perbankan, yaitu HSBC yang memberikan peringkat 1 (likuid). Peringkat tersebut mencerminkan kekuatan kredit Perseroan yang cukup baik karena profil operasional yang semakin kuat dan posisi yang kuat dalam industri produk konsumsi. Tingkat Kolektibilitas Piutang Pada akhir tahun 2015, kemampuan Unilever Indonesia dalam menagih piutang (collection period) melemah dari 29 hari pada tahun 2014 menjadi 31 hari pada tahun Hal ini sebagian disebabkan oleh penjualan ekspor dimana kolektabilitas piutang menjadi lebih lama pada tahun (dalam jutaan rupiah) TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG * Penjualan bersih 36,484,030 34,511,534 Rata-rata piutang usaha 3,070,071 2,760,245 Periode rata-rata Penagihan Piutang (hari) 31 29

16 *Setelah penyajian kembali Arus Kas Unilever Indonesia berhasil menjaga arus kasnya, dengan jumlah kas dan setara kas sebesar Rp628,2 miliar pada tahun Di saat kondisi bisnis dan ekonomi yang menantang, Unilever Indonesia mampu menunjukkan arus kas bersih positif dari aktivitas operasi. Hal ini diimbangi dengan aktivitas investasi pada aset tetap, serta aktivitas pendanaan melalui pembayaran dividen kepada pemegang saham sebesar Rp5,6 triliun. Posisi kas Unilever Indonesia tahun 2015 menurun sebesar Rp231 miliar dengan penjelasan sebagai berikut (dalam jutaan rupiah) ARUS KAS (%) Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi 6,299,051 6,462, % Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi -1,429,245-1,006, % Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan -5,142,332-4,853, % (Penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kas -272, ,272 Dampak perubahan kurs terhadap kas dan setara kas 41,558-4,347 Kas dan setara kas pada awal tahun 859, ,202 Kas dan setara kas pada akhir tahun 628, ,127 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus kas Unilever Indonesia dari aktivitas operasi menurun 2,5% atau Rp163,7 miliar. Penurunan arus kas dari aktivitas operasi berasal dari kenaikan penerimaan dari pelanggan sebesar 5,6% atau Rp2,1 triliun, yang dipotong dengan peningkatan pembayaran kepada pemasok sebesar 5,9% atau Rp1,5 triliun, pembayaran beban jasa dan royalti yang meningkat sebesar 32,4% atau Rp0,6 triliun, dan pembayaran pajak penghasilan badan meningkat sebesar 2,8% atau Rp51,5 miliar. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

17 Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar 41,9% atau Rp422,3 miliar. Hal ini terutama karena meningkatnya pembayaran atas pembelian aset tetap sebesar Rp346,5 miliar dan menurunnya penerimaan dari hasil penjualan aset tetap sebesar Rp83,3 miliar. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Arus kas Unilever Indonesia yang digunakan untuk aktivitas pendanaan meningkat sebesar 6,0% atau Rp288,8 miliar yang terutama berasal dari meningkatnya pembayaran dividen sebesar Rp0,5 triliun. Adapun komposisi pembayaran dividen di tahun 2015 adalah 45,1% pembayaran dividen interim 2015 dan 54,9% pembayaran dividen final Pada tahun 2015, terdapat peningkatan penerimaan pinjaman bank (setelah dikurangi pelunasan pinjaman bank tahun berjalan) sebesar 64,7% atau Rp176,8 miliar Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasian Unilever Indonesia Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (DSAK-IAI) telah menerbitkan PSAK 24 (Revisi 2013) menggantikan PSAK 24 (Revisi 2011) tentang Imbalan Kerja, yang berlaku efektif 1 Januari Standar yang direvisi ini mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk kewajiban imbalan kerja. Sebagai hasilnya, pengaturan ini berdampak pada adanya penyajian kembali, secara retrospektif, pada laporan keuangan konsolidasian Unilever Indonesia. Penyajian kembali tersebut menyebabkan adanya total kenaikan efek sebesar Rp188,2 juta pada laba Unilever Indonesia tahun (dalam jutaan rupiah) KENAIKAN LAPORAN LABA RUGI DAN (PENURUNAN) PENGHASILAN * AKIBAT KOMPREHENSIF LAIN PENYAJIAN KONSOLIDASIAN KEMBALI Penjualan Bersih 34,511,534 34,511,534 - Laba Kotor 17,099,121 17,206, ,800 Beban Operasi (9,336,793) (9,193,663) 143,130

18 Beban Penjualan dan Pemasaran (6,613,992) (6,519,400) 94,592 Beban Umum dan Administrasi (2,705,822) (2,657,284) 48,538 Beban Lain-Lain, bersih (16,979) (16,979) - Laba Usaha 7,762,328 8,013, ,930 Beban Pajak Penghasilan (1,938,199) (2,000,932) -62,733 Laba 5,738,523 5,926, ,197 Penghasilan Komprehensif Lain - 146, ,348 Jumlah Penghasilan Komprehensif 5,738,523 6,073, ,545 *Setelah penyajian kembali Likuiditas Unilever Indonesia memiliki likuiditas yang cukup kuat dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp628,2 miliar. Rasio lancar Unilever Indonesia pada tahun 2015 tercatat sebesar 65,4%. Struktur Modal Pada tahun 2015, kontribusi dari liabilitas terhadap struktur modal Perseroan meningkat sebesar 2,5% dibandingkan dengan tahun lalu. Meningkatnya jumlah kewajiban sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pinjaman Perseroan. Sebaliknya, kontribusi ekuitas terhadap total modal mengalami sedikit penurunan. (dalam miliar rupiah, kecuali disebutkan lain) 2015 KONTRIBUS I 2014* KONTRIBUSI JUMLAH LIABILITAS ,3% ,8% Liabilitas Jangka Pendek ,4% ,1% Liabilitas Jangka Panjang 775 4,9% 670 4,7% EKUITAS ,7% ,2% JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS ,0% ,0% *setelah penyajian kembali Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal

19 Pada tanggal 31 Desember 2015, Unilever Indonesia memiliki komitmen dengan beberapa pemasok terkait pembelian aset tetap dan bahan baku untuk produksi, dalam mata uang USD, Rupiah, dan Euro. Rincian ikatan material adalah sebagai berikut: a. Unilever Indonesia mempunyai komitmen untuk pembelian aset tetap dan persediaan masingmasing sebesar Rp811 miliar dan Rp4,5 triliun pada tanggal 31 Desember 2015 (2014: Rp 633,8 miliar dan Rp3,3 triliun). Tujuan dari ikatan ini adalah untuk pemeliharaan aset dan penambahan kapasitas masa depan. b. Unilever Indonesia memiliki fasilitas kredit untuk modal kerja yang belum terpakai. Fasilitas kredit yang tidak mengikat yang belum digunakan oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sejumlah Rp 3,8 trilliun. Tujuan dari komitmen adalah untuk opsi pembiayaan masa mendatang. c. Unilever Indonesia mengadakan perjanjian dengan PT Bank BNP Paribas Indonesia ( BNP ), dimana Unilever Indonesia dapat menjual ke BNP beberapa piutang usaha yang memenuhi kriteria dalam perjanjian. Tujuan dari komitmen adalah untuk mempertahankan arus kas Unilever Indonesia. Transaksi Lindung Nilai Instrumen keuangan derivatif yang dimiliki secara ekonomis merupakan lindung nilai atas eksposur risiko nilai tukar mata uang asing. Perbandingan antara Target/Proyeksi pada Awal Tahun Buku dengan Hasil yang Dicapai (Realisasi), mengenai Pendapatan, Laba, Struktur Permodalan, atau Lainnya yang Dianggap Penting bagi Perseroan Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih sebesar Rp36,5 triliun selama tahun Penjualan bersih pada tahun berjalan telah bertumbuh sebesar 5,7% dari pendapatan sebelumnya sebesar Rp34,5 triliun. Dari sisi laba, perolehan laba berjalan bertumbuh sebesar Rp113,3 miliar sebelum penyajian kembali atau menurun sebesar Rp74,9 miliar setelah penyajian kembali. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya penyajian kembali laba

20 Perseroan pada tahun 2014, yang menyebabkan adanya total kenaikan efek sebesar Rp188,2 miliar. Pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah kiranya disebabkan oleh menurunnya pengeluaran konsumen selama tahun Daya beli yang semakin menurun berdampak pada beralihnya konsumen ke produk yang lebih murah. Kontribusi total kewajiban terhadap total modal meningkat sebesar 2,5% seiring dengan meningkatnya pinjaman Unilever Indonesia pada tahun Target/Proyeksi yang Ingin Dicapai Perseroan Paling Lama untuk Satu Tahun Mendatang Pada tahun 2016, Perseroan akan tetap bersikap secara optimis namun berhati-hati. Terlalu dini bagi kami untuk menilai bagaimana kondisi ekonomi untuk 12 bulan ke depan. Meskipun kami memiliki pandangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi, kami memutuskan untuk menunggu realisasi hingga 2Q16 untuk melihat gambaran keseluruhan. Walaupun demikian, Perseoran mempercayai bahwa demografi bonus yang dimiliki Indonesia, dengan tingkat konsumsi per kapita saat ini, membawa banyak kesempatan dan tantangan tersendiri ke depannya. Performa kinerja Perseroan akan sangat tergantung pada kekuatan portofolionya. Kami akan berfokus untuk memahami Konsumen, menganalisis pergeseran perilaku dan preferensi mereka, untuk dapat mengembangkan inovasi yang secara jitu menjawab kebutuhan mereka. Informasi dan Fakta Material yang Terjadi setelah Tanggal Laporan Akuntan Tidak ada peristiwa/kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan Perseroan. C. PROSPEK USAHA

21 Makroekonomi Ekonomi Indonesia bertumbuh secara lebih lambat di 2015, dengan ditutup pada 4,8%. Melemahnya pertumbuhan ini sebagian besar disebabkan oleh beberapa peristiwa ekonomi yang terjadi di 2015, yang meliputi perubahan dalam dinamika ekonomi domestik dan global. Tahun lalu, kenaikan tingkat Suku Bunga AS yangtelah diekspektasikan, serta ekonomi Tiongkok yang relatif lebih lemah, cukup memukul pertumbuhan ekonomi global. Pengurangan stimulus uang oleh Ekonomi AS telah memicu arus keluar modal asing dari pasar negara berkembang ke negara maju, dimana pasar negara maju diharapkan dapat menyediakan iklim investasi yang lebih menarik daripada negara berkembang. Tidak hanya itu, peristiwa ekonomi domestik seperti tingkat penyerapan belanja pemerintah yang lebih rendah sampai pertengahan 2015 juga berkontribusi terhadap kekhawatiran investor asing. Akibatnya, arus modal keluar meningkat sepanjang tahun dan menciptakan tekanan pada nilai tukar Rupiah. Pada tahun 2015, nilai tukar Rupiah mencapai titik terendah di Rp14.657, melemah 10,9% dibandingkan tahun lalu. Tingkat inflasi memang tetap tinggi pada awal Namun, ketika Presiden Joko Widodo memutuskan untuk mengakhiri subsidi BBM, pemerintah mengalami potential relief, mengingat harga minyak dunia telah menurun selama beberapa waktu. Dalam mekanisme baru ini, Presiden memperkenalkan sistem penyesuaian harga setiap triwulan yang berkorelasi dengan harga internasional. Ketika harga komoditas pulih sedikit demi sedikit di 1H15, inflasi Indonesia tetap tinggi sampai pertengahan 2015, dan hanya mulai mereda pada akhir 2015, menjadi 3,35%.

22

23 Industri Barang Konsumsi Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah di 2015 mengakibatkan lebih rendahnya belanja Konsumen sepanjang tahun. Menurut Euromonitor International Factfile terhadap Indonesia, pengeluaran konsumen dan pendapatan untuk dibelanjakan telah menurun masing-masing sebanyak 3,4 dan 3,2%, dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan indeks kepercayaan konsumen yang lebih rendah utamanya di tengah-tengah Pada akhir 2015, indeks telah menurun 7,7% dari 2014 periode yang sama. Prospek Namun, kami percaya bahwa Industri Konsumen Indonesia belum mengeluarkan potensi penuhnya. Menurut Studi Nielsen pada Kelas Menengah Global di Negara-Negara Berkembang di 2014, kelas menengah Asia Tenggara akan tumbuh dari 190 juta orang di 2012 menjadi 400 juta di Sementara itu, dalam penelitiannya, Badan Pusat Statistik mengharapkan penurunan bertahap dalam Rasio Ketergantungan dari 48,6% di 2015 menjadi 46,9% di

24 2030. Dengan kata lain, Indonesia, mengikuti tren di pasar negara berkembang lainnya, diproyeksikan untuk memiliki peningkatan jumlah penduduk bekerja, dengan adanya bonus demografi seperti ini yang diperkirakan akan bertahan selama beberapa dekade ke depan. Selain faktor demografi, komitmen pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur nasional selama beberapa tahun ke depan diperkirakan akan membawa dampak positif bagi daya beli konsumen. Aspek Pemasaran atas Produk dan Jasa Unilever Indonesia memiliki portofolio yang terdiri dari 39 brandpada sejumlah kategori yang berbeda. Strategi pemasaran kami berfokus untuk menumbuhkan pasar dan membangun ekuitas brandguna meningkatkan pangsa pasar. Kami merumuskan strategi ini pada lima prinsip utama, yang berhubungan dengan pelanggan dan konsumen; portofolio; akses; biaya; dan investasi.

25 1. FOKUS PADA KONSUMEN DAN PELANGGAN Kami melakukan riset pasar dan terus menerus melibatkan diri dengan konsumen untuk lebih memahami kebutuhan dan preferensi mereka; dan menjalin kerjasama yang erat dengan pelanggan untuk membuat produk kami lebih mudah ditemukan dan terlihat lebih menarik di toko-toko. 2. MEMAINKAN PORTOFOLIO Kami mengoptimalkan cakupan portofolio kami dengan memastikan bahwa kami menyediakan produk-produk untuk kebutuhan yang berbeda dan berbagai tingkatan daya beli di setiap kategori. 3. MENCIPTAKAN AKSES Kami menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan penetrasi produk kami, diantaranya dengan menyediakan ukuran kemasan yang berbeda untuk memastikan produk-produk kami terjangkau oleh berbagai segmen konsumen, dan dengan meningkatkan efisiensi jaringan distribusi nasional kami.

26 4. TIDAK BERKOMPROMI TERHADAP BIAYA Kami berfokus untuk menjaga biaya tetap rendah sementara efisiensi tetap meningkat, dalam proses dari hulu sampai hilir, untuk memastikan imbal hasil yang baik atas investasi pemasaran kami. 5. MELANJUTKAN INVESTASI UNTUK MASA DEPAN Aspek terakhir dari strategi ini adalah investasi yang terus menerus dalam operasi pemasaran kami: investasi dalam meningkatkan kemampuan karyawan kami; investasi dalam meningkatkan dan melaksanakan visi bisnis kami; investasi di bidang infrastruktur pemasaran dan kemampuan logistik; dan investasi dalam digitalisasi, seperti sistem distribusi LeverEdge, untuk mendukung pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi. Melalui prinsip-prinsip ini, Unilever Indonesia dapat berfokus dan melaksanakan strategi pemasaran secara efektif yang menghasilkan kinerja yang kuat pada semua brandfood and Refreshment dan brand Personal and Home Care di Keputusan Investor Terkait Laporan Keuangan PT. Unilever Tbk. yang Disajikan A. Pergerakan Harga Saham Berikut merupakan pergerakan harga saham perbulan PT. Unilever Tbk. yang terjadi pada 1 Januari 2015 hingga 31 Desember Data tersebut diambil dari finance.yahoo.com. Date Open High Low Close Avg Vol Adj Close* Dec 2, Dividend Dec 1, , , , , ,467,800 37, Nov 2, , , , , ,634,400 36, Oct 1, , , , , ,607,500 36, Sep 1, , , , , ,501,800 37, Aug 3, , , , , ,943,400 39, Jul 1, , , , , ,371,200 39,634.23

27 Jun 16, Dividend Jun 1, , , , , ,848,400 39, May 1, , , , , ,916,800 42, Apr 1, , , , , ,256,800 41, Mar 2, , , , , ,038,400 38, Feb 2, , , , , ,434,800 35, Jan 1, , , , , ,687,900 35, Dalam tabel tersebut kita dapat mengetahui bahwa pergerakan saham pada PT. Unilever Tbk. mengalami kenaikan maupun penurunan. Akan tetapi meskipun mengalami penurunan, penurunan yang terjadi tidak terlalu besar nilainya dan dapat dipastikan akan mengalami kenaikan kembali. Saham Unilever dikenal saham tahan banting dan disukai investor karena bergerak di sektor consumer staples. Tingginya valuasi saham PT. Unilever Tbk. tidak lepas dari scarcity value perusahaan tersebut. PT. Unilever Tbk. merupakan emiten yang memproduksi produk-produk konsumen dengan fokus pangsa pasar domestik. Di samping itu, secara manajerial PT. Unilever Tbk. merupakan perusahaan yang secara good governance sudah terbukti. B. Kebijakan Pembagian Dividen Dalam tabel dibawah kita dapat melihat kebijakan pembagian dividen yang dilakukan oleh PT. Unilever Tbk. pada tahun 2011 hingga tahun Data tersebut diambil dari finance.yahoo.com. Date Open High Low Close Volume Adj Close* Dec 2, 2015 Jun 16, 2015 Dec 3, 2014 Jun 27, 2014 Dec 3, 2013 Jul 1, 2013 Dec 11, Dividend Dividend Dividend Dividend Dividend Dividend Dividend

28 Jun 28, 2012 Dec 7, 2011 Jun 28, Dividend Dividend Dividend Berdasarkan Anggaran Dasar Unilever Indonesia, pembayaran dividen interim dapat ditetapkan dalam rapat Direksi untuk kemudian bersama-sama dengan dividen final disahkan dalam RUPS Tahunan. Dalam enam tahun terakhir pemegang saham melalui RUPS tahunan memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 100% dari laba bersih. Pada tanggal 17 Desember 2015 Unilever Indonesia telah membagikan dividen interim sebesar Rp342 per saham. Dividen interim ini akan diperhitungkan dalam penetapan dividen final dalam RUPS Tahunan Unilever Indonesia untuk tahun buku Dalam tabel tersebut kita dapat melihat bahwa pembagian dividen PT. Unilever Tbk. kepada para pemegang sahamnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. PT. Unilever Tbk. merupakan perusahaan yang royal karena jarang perusahaan-perusahaan lain yang melakukan pembagian dividen sebanyak dua kali dalam setahun. Biasanya perusahaan lain hanya melakukan pembagian dividen sekali dalam setahun bahkan juga tidak jarang perusahaan lain yang sama sekali tidak melakukan pembagian dividen dalam setahun. Dalam tabel tersebut juga ditunjukkan bahwa dividen yang dibagikan tidak selalu mengalami kenaikan, akan tetapi juga mengalami penurunan. Namun hal ini tidak terlalu merugikan bagi investor karena dapat kita ketahui PT. Unilever Tbk. tetap membagikan dividen nya secara tunai sebesar 100% dari laba bersih yang diperoleh. BAB III KESIMPULAN

29 Setelah melihat dari pembahasan dalam bab 2, kini telah kita ketahui bahwa PT. Unilever Tbk. telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain. Dari penyajian analisis keuangan PT. Unilever Tbk dapat kita lihat dari tahun 2014 hingga tahun 2015 mengalami kenaikan pendapatan. Selama tahun 2015, Unilever Indonesia berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp36,5 triliun, meningkat 5,7% dari tahun Pada tahun 2015, terdapat kenaikan penghasilan keuangan sebesar 1,5% menjadi Rp10,6 miliar dan juga kenaikan biaya keuangan menjadi Rp120,5 miliar dibandingkan Rp96,1 milliar di tahun Biaya keuangan yang lebih tinggi, sebagian besar, disebabkan oleh kenaikan pada tingkat suku bunga pinjaman. Setelah melihat dari hasil analisis keuangan PT. Unilever Tbk sebagai seorang investor sebaiknya dapat mempertimbangkan jika akan berinvestasi ke PT. Unilever Tbk itu sangat menguntungkan. Dilihat dari harga saham yang dapat dikatakan stabil meski mengalami naik turun tetapi tak begitu terpaut jauh. Selain itu PT. Unilever Tbk dalam kurun setahun membagikan dividen kepada pemegang saham selama 2 kali (6 bulan sekali). Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan karena tak semua perusahaan melakukan pembagian dividen tiap tahunnya. Sering kali perusahaan lain melakukan pembagian dividennya sekali dalam setahun. Hal ini menandakan bahwa PT. Unilever Tbk selalu mengalami keuntungan sehingga melakukan pembagian dividen selama 2 kali dalam setahun. PT. Unilever Tbk merupakan perusahaan yang besar dan ternama sehingga tak dapat diragukan lagi untuk seorang investor berinvestasi kepada perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari segi keuangan dan pembagian dividennya. Oleh karena itu, PT. Unilever Tbk merupakan perusahaan yang pantas bagi seorang investor untuk menanamkan sahamnya.

30 DAFTAR PUSTAKA

31 s=unvr.jk&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=2015&g=v s=unvr.jk&a=00&b=1&c=2015&d=11&e=31&f=2015&g=m Lampiran 1 LAMPIRAN

32 Lampiran 2

33 Lampiran 3

34 Lampiran 4

35 Lampiran 5

36 Lampiran 6

37

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014 r! LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBNG PENGARI]H EARNING PER SHARE (EPS) T'AII DEWDEND PERSHARE (DPS) TERIIADAP HARGA SAHAM (CLOSING PRICE) PADA PT. T'NILEVER INIATESIA TbTq PERTODE 2003-2013 SKRIPSI Oleh: SINTTYA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk 60 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan) telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai

IV. PEMBAHASAN. PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai 35 IV. PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. Van

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui kinerja

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan 2.1.1. Sejarah Unilever Indonesia PT. Unilever Indonesia, Tbk., didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever's Zeepfabrieken

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada bab II ini peneliti akan medeskripsikan objek penelitian yang dilihat dari Sejarah Unilever Indonesia, Perkembangan Unilever, Misi Unilever, Logo Unilever, Nilai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian 4.1.1 PT Unilever Indonesia Tbk, Berdasarkan situs resmi Unilever Indonesia (www.unilever.co.id), PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PT.

BAB I PENDAHULUAN PT. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ekonomi yang di dukung oleh teknologi modern menyebabkan timbulnya persaingan antara perusahaan yang satu dengan lainnya, baik perusahaan yang

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 dan Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era modern yang menuntut terpenuhinya semua kebutuhan manusia secara lengkap dan sangat kompleks. Dalam hal ini manusia selalu merasa tidak puas akan apa yang

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, dengan nama Lever s Zeepfabrieken N.V. di Angke, Jakarta.

Lebih terperinci

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan NEWS RELEASE Jakarta, 31 Agustus 2015 Informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Cameron Tough, Corporate Secretary & Investor Relations Division Head cameron.tough@adaro.com DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH,

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Informasi Tentang Perusahaan Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk

Pendahuluan. 1. Informasi Tentang Perusahaan Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk Pendahuluan Didalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo,

Lebih terperinci

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN 8 ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN IKHTISAR Tahun 2015 merupakan tahun dimana Perseroan kembali mencapai pertumbuhan yang menguntungkan. Dalam kondisi makro ekonomi yang sulit, Perseroan berhasil mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources lainnya dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Bodie

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Subyek, Obyek Subyek analisis dalam penelitian ini yang di jadikan adalah iklan Vaselin for Men versi Ariel Noah, sedangkan untuk obyek dalam penelitian ini adalah Semiotika

Lebih terperinci

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perseroan selama tahun 2014 baik, yang secara konsolidasi kinerja Perseroan mengalami peningkatan dibandingkan tahun

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division corporate.secretary@adaro.com; investor.relations@adaro.com

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD )

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) PERNYATAAN PENDAFTARAN PENAWARAN UMUM TEBATAS V INI TELAH DISAMPAIKAN

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di bursa Efek Indonesia untuk periode Berikut. gambaran umum perusahaan yang akan diteliti:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di bursa Efek Indonesia untuk periode Berikut. gambaran umum perusahaan yang akan diteliti: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini digunakan sampel perusahaan-perusahaan kosmetik yang terdaftar di bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014. Berikut gambaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, Jakarta, 29 Maret 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk. (Stock Code: AGII.IJ) merilis laporan keuangan yang

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) 1 PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

Lampiran 1 PT. Matahari Putra Prima Tbk dan Entitas Anak Laporan Arus Kas Konsolidasian Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011,2012,2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia) 2011

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal dewasa ini telah menjadi salah satu indikator perkembangan perekonomian sebuah negara. Dan

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-134/BL/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYAMPAIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari Husada Tbk dengan menggunakan analisis rasio, analisis horizontal dan vertikal. Analisis horizontal dan vertikal

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

PRESS RELEASE No. TEL.96/PR.000/COP-A /2011

PRESS RELEASE No. TEL.96/PR.000/COP-A /2011 PRESS RELEASE No. TEL.96/PR.000/COP-A00700000/2011 TELKOM MENYAMPAIKAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI TRIWULAN I TAHUN BUKU 2011 (UNAUDITED) Jakarta, 29 April 2011 Dengan ini disampaikan bahwa PT Telekomunikasi

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2008

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2008 KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2008 Kriteria penilaian ini dibagi menjadi 8 klasifikasi: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2% 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan

Lebih terperinci

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban Laporan

Lebih terperinci

Reksa Dana AXA MaestroObligasi Plus

Reksa Dana AXA MaestroObligasi Plus Reksa Dana AXA MaestroObligasi Plus Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2016 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik di tempat SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT. Phillip Securities Indonesia Sales PT. Phillip Securities Indonesia Nasabah PT. Phillip Securities Indonesia di- Tempat ================================================================================

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5 %.

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5 %. KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2007 Kriteria penilaian ini dibagi menjadi 8 klasifikasi: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5 %. 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis keuangan yang penulis lakukan terhadap penilaian kinerja keuangan pada perusahaan PT Astra Otoparts Tbk, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

Untuk publikasi segera

Untuk publikasi segera Untuk publikasi segera mencatat laba AS$31,5 juta pada triwulan pertama 2013 Jakarta, 30 April 2013 ( PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO) memproduksi 18.514 metrik ton (t) nikel dalam matte pada

Lebih terperinci

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Bersih Triwulan I 2012 Sebesar Rp 207,7 Miliyar

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Bersih Triwulan I 2012 Sebesar Rp 207,7 Miliyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Keterangan lebih lanjut, hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Tel : +62 21 2352 8000 Fax: +62 21 344 4012 Email: corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT Timah (Persero) Tbk

Lebih terperinci

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN (Mata Uang Rupiah) 1 PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN DAN SEMBILAN BULAN

Lebih terperinci

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba per 31 Maret 2011 Sebesar Rp 354,7 Miliar

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba per 31 Maret 2011 Sebesar Rp 354,7 Miliar UNTUK SEGERA DISIARKAN Keterangan lebih lanjut, hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Tel : +62 21 2352 8000 Fax: +62 21 344 4012 Email: corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT Timah (Persero) Tbk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk diawali pada tahun 197 dengan rampungnya pendirian pabrik Indocement yang

Lebih terperinci

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 Halaman 8 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1. Logo Unilever Sumber: https://www.unilever.co.id

GAMBAR 1.1. Logo Unilever Sumber: https://www.unilever.co.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan A. Unilever Indonesia Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG Peraturan Nomor VIII.G.2 LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

UNTUK SEGERA DISIARKAN

UNTUK SEGERA DISIARKAN UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 2352 8000 faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail : corporatesecretary@pttimah.co.id website

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA No.45, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Ekuitas. Bentuk dan Isi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6029) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN

PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN INFORMASI INI MERUPAKAN PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN DI WEBSITE BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

Kuartal III 2015 TINS Membukukan Kenaikan Pendapatan 17,95% YoY

Kuartal III 2015 TINS Membukukan Kenaikan Pendapatan 17,95% YoY UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 2352 8000 faksimili : +62 (21) 344 4012 e mail : corporatesecretary@pttimah.co.id website

Lebih terperinci

PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2004 DAN 2003

PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Daftar Isi Neraca Konsolidasian 2-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasian 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5 Laporan Arus

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2009

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2009 PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2009 Kriteria penilaian ini dibagi menjadi 8 klasifikasi: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2 % 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

Tabel 1. Ringkasan Laporan Laba Rugi untuk 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2012/2011

Tabel 1. Ringkasan Laporan Laba Rugi untuk 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2012/2011 Jakarta, 30 Oktober, 2012 Press Release AKRA 9M 2012 mencatat pertumbuhan yang stabil pada Pendapatan Penjualan dan Laba Neto Pendapatan Penjualan meningkat 13,4% mencapai Rp 16.3 Triliun; Laba Neto meningkat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DALAM LIKUIDASI Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

LAPORAN KEUANGAN DALAM LIKUIDASI Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN DALAM LIKUIDASI Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban

Lebih terperinci

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011 PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011 PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 A S E T Aset Lancar Catatan 31-Mar-12 31-Dec-11

Lebih terperinci

KlikACC P2P Lending Solusi Pembiayaan untuk UMKM

KlikACC P2P Lending Solusi Pembiayaan untuk UMKM KlikACC P2P Lending Solusi Pembiayaan untuk UMKM Agenda Peluang Pasar UMKM saat ini Filosofi KlikACC Siapa KlikACC? Cara Kerja P2P KlikACC Kunci Sukses Langkah Berikutnya Pasar Pembiayaan UMKM: Sela antara

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci