BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di bursa Efek Indonesia untuk periode Berikut. gambaran umum perusahaan yang akan diteliti:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di bursa Efek Indonesia untuk periode Berikut. gambaran umum perusahaan yang akan diteliti:"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini digunakan sampel perusahaan-perusahaan kosmetik yang terdaftar di bursa Efek Indonesia untuk periode Berikut gambaran umum perusahaan yang akan diteliti: 1. PT. Martina Berto Tbk PT. Martina Berto merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1977 oleh Dr HC. Martha Tilaar, (alm) Pranata Bernard, dan Theresa Bu Harsini Setiady. Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional (jamu) dan pemasaran serta perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan barang-barang obat tradisional.selain itu, perusahaan memiliki dukungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh anak perusahaannya, PT Cedefindo, yang merupakan kosmetik manufaktur kontrak atau makloon dengan kering, semipadat, cairan, dan aerosol. Pada tahun 1981 perusahaan ini mendirikan pabrik di kawasan industri Pulogadung dengan partnership Grup Kalbe. Setelah dua tahun kemudian, mendirikan pabrik keduanya PT. Sari Ayu Indonesia untuk mendukung distribusin kosmetik. Dari tahun mereka melakukan konsolidasi dari beberapa bisnis yang diperoleh oleh Martha Tilaar Group menjadi PT. Martina Berto.Pada tahun 1999 PT. Martino Berto resmi menjadi perusahaan keluarga Martha Tilaar. 43

2 44 2. PT. Mustika Ratu Tbk Awal pendirian PT. Mustika Ratu Tbk (MRAT) pada tahun 1975, dimulai dari garasi kediaman Ibu BRA. Mooryati Soedibyo. Tahun 1978 PT. Mustika Ratu Tbk mulai menjalankan usahanya secara komersial, yaitu dengan memproduksi jamu yang di distribusikan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan. Dalam perkembangannya permintaan konsumen semakin meningkat, hingga pada tahun 1980-an MRAT mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional. Pada tanggal 8 April 1981 pabrik MRAT resmi di operasikan.dalam rangka memperkokoh struktur permodalan serta mewujudkan visinya sebagai perusahaan Kosmetika dan Jamu Alami Berteknologi Tinggi Terbaik di Indonesia.MRAT melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tahun MRAT memulai menerapkan standar internasional ISO 9002 tentang Sistem Manajemen Mutu serta ISO tentang Sistem Manajemen Lingkungan sejak tahun Ruang lingkup kegiatan MRAT meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain yang berkaitan. Selama tahun 2005 Perseroan telah mnegadakan training The Power of Motivation and Personality. Training yang dihadiri oleh 77 karyawan yang terdiri dari level Supervisor, Superintendent dan manajer tersebut bertujuan untuk memperbaiki karakter karyawan sehingga dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Di samping itu, Perseroan juga mengadakan training Kiat jitu mengoptimalkan Performa Karyawan dengan prinsip Empati.Training yang

3 45 khusus ditujukan bagi para manajer ini menginformasikan tentang kiat-kiat untuk meningkatkan performa karyawan dengan prinsip empati. Dalam training tersebut dibahas cara-cara jitu untuk mengelola anak buah dan mempertahankan loyalitas bawahan dengan pendekatan empati. Selama tahun 2005 Perseroan telah mengirim 23 karyawan untuk mengikuti barbagai pelatihan maupun seminar dan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kerja dari karyawan. PT. Mustika Ratu Tbk berdomisili atau berkantor pusat di Jalan Gatot Subroto Kav , Jakarta Selatan dan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM 26,4 Ciracas Jakarta Timur. 3. PT. Mandom Indonesia, Tbk PT Mandom Indonesia Tbk ini didirikan di Jakarta pada 5 November Pertama kali didirikan dengan nama PT Tancho Indonesia. Bergerak di bidang usaha industri kosmetika, wangi-wangian, perbekalan kesehatan rumah tangga, toiletries dan kemasan plastik.sebagai Perusahaan yang menjalankan usaha di Indonesia, PT Mandom Indonesia Tbk telah menetapkan komitmennya untuk melayani dan memberikan kontribusi bagi pasar domestik dengan produkproduk terbaik Mandom.Setiap Brand PT Mandom Indonesia Tbk secara khusus diciptakan dengan keunggulan dan keunikan masing-masing yang ditargetkan untuk konsumen yang berbeda-beda. Sejak didirikan pada tahun 1969 sampai saat ini PT Mandom Indonesia Tbk mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terbukti dengan kenaikan penjualan PT Mandom Indonesia Tbk pada setiap tahunnya dan pada 7 Desember 2007 penjualan PT Mandom Indonesia Tbk mencapai 1 triliun yang sesuai dengan Rencana Manajemen Jangka Menengah

4 46 Tahap ke-1 (MID-1). Pencapaian ini merupakan suatu lembaran sejarah tersendiri bagi Perseroan dan merupakan batu pijakan menuju Perusahaan yang berskala lebih besar. PT Mandom Indonesia Tbk bergerak di bidang usaha industri kosmetika, wangi-wangian, perbekalan kesehatan rumah tangga, toiletries dan kemasan plastik. Usaha kosmetika dan toiletries merupakan suatu usaha yang cukup menjanjikan di era globalisasi terbukti dari peningkatan penjualan yang konsisten selama 5 tahun terakhir ini, apalagi sekarang ini di Indonesia semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan merawat tubuh dan penampilan baik laki-laki dan perempuan. Untuk itu PT Mandom Indonesia Tbk melakukan beberapa program marketing seperti Launcing produk baru Pixy, Mensponsori acara Lets Dance Contest yang sesuai dengan segmentasi Gatsby yang memiliki ciri khas Gaya dan Aktif dan untuk lebih mendekatkan lagi dengan konsumen, Gatsby mensponsori acara musik dengan konsep baru, yaitu MTV Monday Soundsation yang tayang secara live. PT Mandom Indonesia Tbk juga melakukan promosi dengan cara Mandom Fair, dimana PT Mandom Indonesia Tbk memperkenalkan produk-produknya kepada target market lewat lomba, pameran, atau event. 4. PT. Unilever Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22

5 47 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadipt Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No tanggal 15 Mei 1998.Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.SI- 009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C HT TH Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundangundangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan

6 48 No.C-18482HT TH Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barangbarang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte.Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte.Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham

7 49 (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industry minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari PT. Akasha Wira International, Tbk PT Akasha Wira International Tbk (dahulu Ades Waters Indonesia Tbk) (ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B. Simatupang Kav. 88, Jakarta Indonesia. Telp : (62-21) (Hunting), Fax : (62-21) Pemegang saham mayoritas Akasha Wira International Tbk adalah Water Partners Bottling S.A. (91,94%), merupakan perusahaan joint venture antara The Coca Cola Company dan Nestle S.A. kemudian pada tanggal 3 Juni 2008, Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte. Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura, Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Kegiatan utama Akasha

8 50 International adalah bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan (merek Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan besar produk-produk kosmetika. Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, sedangkan perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa Barat dan pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung. Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni B. Analisis Rasio Keuangan Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga Salah satu usaha mengetahui perkembangan posisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan membandingkan angka-angka (trend) rasio periode yang lalu dengan periode saat ini kemudian rasio-rasio tersebut dibandingkan satu sama lain sehingga diketahui kinerja perusahaan terbaik setiap tahunnya. Analisis keuangan yang merupakan teknik utama dalam pengukuran kinerja perusahaan, terdiri atas analisis rasio - rasio keuangan pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI. Perusahaan yang terdaftar dalam perusahaan kosmetik di BEI

9 51 yaitu PT Unilever Indonesia, Tbk, PT Mustika Ratu, Tbk, PT Mandom Indonesia,Tbk, PT Martina Berto, Tbk. dan PT. Akasha Wira International, Tbk. 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas sebagai alat untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangan jangka pendek saat jatuh tempo, berdasarkan data laporan keuangan perusahaan Kosmetik yang terdaftar di BEI periode , rasio likuiditas dihitung sebagai berikut : No Kode Perusahaan Tabel 4.1 Rasio Likuiditas Perusahaan Industri Kosmetik di BEI Tahun Tahun ( Dalam %) Rata-rata UNVR MRAT TCID 1, , MBTO ADES Rata-rata Industri Sumber: Data Diolah, 2016

10 52 1, , , UNVR MRAT TCID MBTO ADES Rata- Rata Industri Gambar 4.1 Rasio Likuiditas Perusahaan Industri Kosmetik Tahun Berdasarkan Grafik diatas, maka dapat diuraikan sebagai berikut : Berdasarkan Penelitian menunjukkan bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk memiliki tingkat Rasio Likuiditas Paling Rendah Pada Periode dalam keadaan illikuid. Rata-rata Rasio Likuiditas sebesar 72.35% tercatat di bawah 1 atau 100%, artinya perusahaan tidak Mampu melunasi kewajiban Jangka pendek yang dimiliki pada saat jatuh tempo. Hal disebabkan karena penurunan modal kerja lebih ketat. Pada PT. Mustika Ratu, Tbk Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Rasio Likuiditas dari Tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami penurunan, dan dalam kondisi Likuid. Rata-rata Rasio Likuiditas sebesar % tercatat di atas 1 atau 100%, yang artinya perusahaan Mampu melunasi Kewajiban Jangka pendek yang di miliki pada saat jatuh tempo. Pada PT. Mandom Indonesia, Tbk. Rasio Likuiditas pada tahun 2010 sebesar 1.068, 45 %. Pada Tahun 2011 Mengalami peningkatan sedangkan Tahun 2012 mengalami penurunan sampai dengan tahun Namun Rasio Likuiditas

11 53 PT. Mandom Indonesia masih dalam Kondisi Likuid. Rasio Likuiditas sebesar % tercatat di Atas 1 atau 100 % yang artinya perusahaan Mampu membiayai Hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo. PT. Martina Berto, Tbk. Mempunyai Tingkat Rasio Likuiditas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Mengalami peningkatan dan penurunan secara fluktuaktif. Kondisi Rasio Perusahaan dalam keadaan Likuid. Rata-rata Rasio Likuiditas PT. Martina Berto, Tbk. Sebesar % tercatat di atas 100% yang artinya perusahaan Mampu membayar kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo. PT. Akasha Wira International, Tbk Mempunyai Tingkat Rasio Likuiditas dari Tahun dalam Kondisi Likuid. Rata-rata Rasio sebesar %. tercatat di atas 1 atau 100% yang artinyarasio perusahaan mampu membayar kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh Tempo. Secara Umum dari keseluruhan ke Lima perusahaan yang telah diteliti ternyata rasio Likuiditas Perusahaan yang Paling tidak Likuid (illikuid) adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 72.35%, Hal tersebut dilihat dari jumlah kewajiban lancar yang besar digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan usaha mereka, perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk telah banyak membiayai hutang-hutangnya. Sedangkan rasio Likuiditas yang paling tinggi adalah PT. Mandom Indonesia, Tbk. Posisi PT. Mandom Indonesia, Tbk. jika di lihat dari grafik 4.1 menggambarkan RasioLikuiditas perusahaan yang paling mendekati posisi PT. Unilever Indonesia, Tbk. Adalah PT. Mustika Ratu, Tbk. Berdasarkan grafik posisi yang berada di atas Rata-rata Industri adalah PT. Unilever Indonesia,

12 54 Tbk. Dan PT. Mustika Ratu Tbk. Sementara PT. Martina Berto, Tbk dan PT. Akasha Wira International, Tbk menggambarkan posisi Rasio Likuiditas berada di bawah rata-rata Industri. 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas sebagai alat ukur yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan apabila perusahaan likuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. berdasarkan data laporan keuangan perusahaan Kosmetik dan keperluan rumah tangga yang terdaftar di BEI periode , rasio solvabilitas dihitung sebagai berikut : Tabel 4.2 Rasio Solvabilitas Perusahaan Industri Kosmetik di BEI Tahun Tahun ( Dalam %) No Rata-rata Kode Perusahaan UNVR MRAT TCID MBTO ADES Rata-rata Industri Sumber: Data Diolah, 2016

13 UNVR MRAT TCID MBTO ADES Rata- Rata Industri Gambar 4.2 Rasio Solvabilitas Perusahaan Industri Kosmetik Tahun Berdasarkan Grafik diatas, maka dapat diuraikan sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian PT. Unilever Indonesia, Tbk pada Tahun 2010 sampai 2011 dalam kondisi Solvable. Namun Pada Tahun 2012 sampai dengan 2014 kondisi perusahaan menjadi Unsolvable. Jika di lihat rata-rata rasio DER dari tahun sebesar %, bahwa perusahaan dalam Kondisi Unsolvabel, dan paling tinggi dibandingkan ke-lima perusahaan yang lain. PT Unilever Indonesia, Tbk. dari tahun ke tahun menunjukkan dalam penggunaan hutang mengalami peningkatan yang semakin tinggi. hal ini disebabkan karena terus meningkatnya jumlah hutang tanpa diikuti dengan penambahan modal.hal ini menggambarkan ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya bila perusahaan dilikuidasi. PT. Mustika Ratu, Tbk memiliki tingkat Rasio DER dari tahun dalam kondisi Solvable. Rata-rata Rasio DER PT. Mustika ratu, Tbk sebesar 19.33%, yang artinya kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi sangat tinggi.

14 56 PT. Mandom Indonesia, Tbk memiliki tingkat rasio DER pada periode dalam kondisi Solvable. Rata-rata Rasio DER PT. Mustika ratu, Tbk sebesar 20.91% yang artinya kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi sangat tinggi. PT. Martina Berto, Tbk memiliki tingkat rasio DER pada periode dalam kondisi Solvable. Rata-rata Rasio DER PT. Martina Berto, Tbk sebesar 20.91% yang artinya kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi sangat tinggi. PT. Akasha Wira International, Tbk memiliki tingkat Rasio DER pada Periode dalam kondisi Unsolvable. Sedangkan pada Tahun 2012 Rasio DER mengalami Penurunan hingga tahun 2014 Sehingga kondisi perusahan menjadi Solvabel. Yang artinya perusahaan mampu memenuhi hutangnya dengan modal yang dimiliki. Namun Rata-rata Rasio sebesar % yang artinya kondisi perusahaan Unsolvable. Secara umum dari ke lima perusahaan yang diteliti ternyata yang paling tidak solvable adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk Karena rata-ratanya paling tinggi sebesar %. selain PT Unilever Indonesia, Tbk ada perusahaan PT. Akasha Wira International, Tbk yang juga tidak solvable dengan Rata-rata sebesar %. Jika dilihat dari gambar grafik 4.2 Solvabilitas yang memiliki kemiripan adalah antara perusahaan MRAT dengan TCID. Keduanya dalam posisi paling mendekati, hal ini menunjukkan bahwa kedua perusahaan tersebut dalam kondisi solvable. Dari hasil Peneltian menunjukkan bahwa pada Tahun

15 Rata-rata Industri berada dalam kondisi yang tidak Solvable. karena angka rasionya di atas 100%. Namun di tahun berikutnya angka industri semakin menurun, yang artinya kondisi Industri semakin Solvable. Rata-rata sepanjang tahun adalah 82.37% yang berarti setiap Rp100,- ekuitas menanggung Rp0.82,- Total Hutang. 3. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukan dalam laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya, berdasarkan data laporan keuangan perusahaan Kosmetik dan keperluan rumah tangga yang terdaftar di BEI periode , rasio profitabilitas dihitung sebagai berikut :

16 58 No Kode Perusahaan Tabel 4.3 Rasio Profitabilitas Perusahaan Industri Kosmetik di BEI Tahun Tahun ( Dalam %) Rata-rata UNVR MRAT TCID MBTO ADES Rata-rata Industri Sumber: Data Diolah, UNVR MRAT TCID MBTO ADES Rata- Rata Industri Gambar 4.3 Rasio Profitabilitas Perusahaan Industri Kosmetik Tahun Berdasarkan Grafik diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut :

17 59 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio ROE PT. Unilever Indonesia, Tbk memiliki tingkat Rasio Profitabilitas yang paling tinggi yaitu sebesar %, artinya setiap Rp 100,-. Equitas perusahaan mampu menghasilkan Rp 113,85,-. hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode dapat di katakan baik. PT Mustika Ratu, Tbk Di Tahun 2010 menghasilkan Laba sebesar 7.23%. dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2012 mengalami kenaikan Laba. Sedangkan pada Tahun 2013 PT.Mustika Ratu, Tbk mengalami Kerugian sebesar -1.77%, Hal ini di sebabkan karena PT Mustika Ratu, Tbk mengalami penurunan kegiatan usaha dan performanya, karena laba yang dihasilkan turun sementara beban-beban operasionalnya meningkat tajam dan penjualan netto turun karena piutang usahanya meningkat. Menurut berita ( Tempo.co, Jakarta) dikatakan bahwa presiden direktur PT. Mustika Ratu, Putri Kuswisnu Wardani, mengatakan penurunan kinerja penjualan perseroan tahun lalu karena terkendala masalah distribusi. Pada 2013, distributor perseroan tidak memperluas daerah pemasarannya. Akibatnya membuat target penjualan perusahaan yang berdiri pada 1978 ini tidak tercapai. Pada tahun lalu, Mustika Ratu membukukan penurunan penjualan sebesar 21,84 persen menjadi Rp 358 miliar dibandingkan Penurunan itu, kata Putri, terjadi penjualan dan distribusi produk kosmetik dan produk jamu masing-masing Rp 107 miliar dan Rp 17 miliar. Peran distributor sangat penting bagi keberlangsungan Mustika Ratu. Sejumlah distributor mengalami kesuliatan keuangan. Hal itu berdampak pada kosongnya produk Mustika Ratu di pasar, karena distributor terlambat melakukan pembayaran dan

18 60 re-order produk. Produk-produk kecantikan dari cina juga membuat konsumen mulai berpaling untuk mencoba produk asal Negeri Panda. Kenaikan harga bahan bakar minyak, upah minimum provinsi dan melemahnya rupiah, juga turut menghambat Mustika Ratu. Melemahnya nilai rupiah hingga Rp perdolar Amerika Serikat pada 2013, berdampak signifikan bagi perseroan, terutama untuk pengadaan bahan baku impor, penurunan penjualan juga disebabkan beberapa faktor lain seperti berkurangnya produktivitas dana program iklan, keterlambatan pemasaran produk baru, terhambatnya pengambilan kebijakan dan keputusan bisnis, serta tidak optimalnya produktivitas konter. ( Namun demikian pada tahun 2014 mustika ratu mengalami Recovery yang artinya sudah tidak negative lagi dan menghasilkan Laba sebesar 1.92%. secara umum apabila dibandingkan Rasio Profitabilitas PT Mustika Ratu, Tbk paling kecil labanya. PT. Mandom Indonesia, Tbk. Pada tahun 2010 sampai 2014 mengalami sedikit penurunan laba tiap tahunnya. Rata-rata ROE sebesar 13.68%, artinya setiap Rp 100,- Equitas perusahaan mampu menghasilkan Rp 13,65,- hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode dapat di katakan baik. PT. Akasha Wira International, Tbk memiliki tingkat Rasio Profitabilitas dari tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan dan penurunan keuntungan laba secara fluktuaktif pada tiap tahunnya. Rata-rata ROE PT. Akasha Wira International, Tbk sebesar 24.73%.- artinya setiap Rp 100,- Equitas

19 61 perusahaan mampu menghasilkan Rp 24.73,- hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba. secara umum dari kelima perusahaan Industri kosmetik di tahun rata-rata rasio profitabilitas yang di ukur dengan ROE yang paling tinggi adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk. kemungkinan Perusahaan Unilever mampu menggunakan hutangnya dan tetap menghasilkan laba paling tinggi. berdasarkan grafik menunjukkan PT. Unilever Indonesia, Tbk berada di Atas rata-rata Industri dan juga Rasio ROE berada di atas antara Industri kosmetik lainnya. sedangkan nilai Rasio Profitabilitas yang menghasilkan laba terendah adalah PT. Mustika Ratu, Tbk sebesar 4.62%. hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba. 4. Rasio Aktivitas Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang,dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, berdasarkan data laporan keuangan perusahaan Kosmetik dan keperluan rumah tangga yang terdaftar di BEI periode , rasio aktivitas dihitung sebagai berikut :

20 62 No Kode Perusahaan Tabel 4.4 Rasio Aktivitas Perusahaan Industri Kosmetik di BEI Tahun Tahun ( Kali) Rata-rata UNVR MRAT TCID MBTO ADES Rata-rata Industri Sumber: Data Diolah, UNVR MRAT TCID MBTO ADES Rata- Rata Industri Gambar 4.4 Rasio Aktivitas Perusahaan Industri Kosmetik Tahun Berdasarkan Grafik diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut :

21 63 Dari hasil penelitian rasio aktivitas yaitu bagaimana asset biasa mengghasilkan penjualan, semakin tinggi nilai rasio maka dapat dikatakan semakin mampu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. PT.Unilever Indonesia, Tbk sepanjang Tahun mengalami peningkatan dan penurunan secara fluktuaktif, rata-rata Rasio Aktivitas PT. Unilever Indonesia, Tbk mencapai nilai 2.30 kali., yang artinya setiap 100% asset mampu menghasilkan 23kali penjualan. PT. Mustika Ratu, Tbk sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2014 menunjukkan aktivitas penjualan yang semakin menurun. Rasio Aktivitas PT. Mustika Ratu, Tbk memiliki tingkat Rasio yang paling Rendah dibandingkan rasio industri kosmetik lainnya. Rata-rata Rasio Aktivitas sebesar 0.93kali. yang artinya setiap 100% asset mampu menghasilkan 0.93kali penjualan. Hal ini disebabkan penjualan semakin menurun sedangkan piutang usahanya meningkat. PT. Mandom Indonesia, Tbk dari Tahun 2010 sampai Tahun 2012 mengalami peningkatan, namun pada Tahun 2013 sampai Tahun 2014 mengalami penurunan. Berdasarkan grafik rasio yang paling mendekati atau memiliki kemiripan dengan rata-rata industri adalah PT. Mandom Indonesia, Tbk sebesar 1.39kali yang artinya setiap 100% asset mampu menghasilkan 1.39kali penjualan. Sedangkan rata-rata Rasio Aktivitas periode adalah sebesar 1.38 kali dan sangat tipis perbedaanya keduanya hampir mendekati Rata-rata Industri. PT. Martina Berto, Tbk. Sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami penurunan secara terus menerus. Rata-rata Rasio PT. Martina Berto,

22 64 Tbk dari Tahun sebesar 1. 24kali, yang artinya setiap 100% asset mampu menghasilkan 1.24kali penjualan. PT. Akasha Wira International, Tbk. di Awal Tahun 2010 rasio Aktivitas sebesar 0.67kali namun sepanjang tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan dan terus meningkat sehingga rata-rata rasionya semakin tinggi di tahun terakhir. Rata-rata Rasio aktivitas sebesar 1.38kali yang artinya setiap 100% asset mampu menghasilkan 1.38kali penjualan. Secara Keseluruhan Rata-rata Rasio Aktivitas yang paling tinggi adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk. Yang di tunjukkan dengan grafik bahwa Rasio Aktivitas PT. Unilever Indonesia, Tbk berada di atas perusahaan lainnya dan juga diatas Rata-rata Industri kosmetik, sedangkan Rasio yang paling rendah yaitu PT.Mustika Ratu, Tbk sebesar 0.93kali penjulan. Perusahaan yang mendekati dengan rata-rata industry adalah PT. Mandom Indonesia, Tbk. Perusahaan yang berada di bawah rata-rata Industri adalah MBTO, ADES dan MRAT.

23 65 5. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Industri Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga Table 4.5 Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Industri Kosmetik di BEI Tahun kode Perusahaan Rata-Rata Rasio Keuangan (%) CR DER ROE TATO UNVR MRAT TCID MBTO ADES Rata-Rata Industri Sumber : Data Diolah, Rata-Rata Rasio Keuangan (%) CR Rata-Rata Rasio Keuangan (%) DER Rata-Rata Rasio Keuangan (%) ROE Rata-Rata Rasio Keuangan (%) TATO Gambar 4.5 Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Industri Kosmetik Tahun

24 66 Berdasarkan Grafik diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut : Dari hasil perhitungan Likuiditas Perusahaan menunjukkan bahwa PT. Mandom Indonesia, Tbk. Dalam kondisi paling Likuid yang artinya perusahaan memiliki kemampuan membayar hutang yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ke empat perusahaan lainnya Yaitu MRAT, MBTO, UNVR, dan ADES. Hal tersebut dikarenakan PT. Mandom Indonesia, Tbk. Memiliki asset yang dapat menutupi hutang jangka pendeknya, ditambah dengan kemampuan manajemen persediaan yang baik. Sehingga dalam perhitungan Rasio lancar PT. Mandom Indonesia, Tbk. Memiliki kemampuan mengonversikan kas yang lebih baik. Sedangkan berdasarkan perhitungan Rata-rata Rasio Likuiditas perusahaan yang paling tidak Likuid adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk. Rasio Likuiditasnya semakin Rendah dari tahun ke tahun, karena penurunan modal kerja lebih ketat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kewajiban lancar yang besar yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan usaha mereka dan banyak membiayai hutang-hutangnya. Perhitungan Rasio Solvabilitas DER yaitu total hutang jangka panjang terhadap total ekuitas bahwa berdasarkan perhitungan Rasio Solvabilitas yang paling solvable rata-rata Rasio perusahaannya dari tahun adalah PT. Mustika Ratu, Tbk. sebesar 19.33%, bila dibandingkan dari ke empat perusahaan Industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga yaitu UNVR, TCID, MBTO, dan ADES. Dan berada di bawah nilai rata-rata Industri. Sedangkan kondisi rata-rata Rasio DER perusahaan yang Unsolvable adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang

25 67 dihadapi, Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Berdasarkan perolehan dari hasil ROE menunjukkan bahwa kondisi perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk lebih tinggi yaitu sebesar %, yang artinya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba menggunakan modal sendiri sangatlah besar, bila dibandingkan dengan ke empat Industri kosmetik yang lainnya yaitu TCID, MBO, ADES, dan MRAT. Dan berada di atas nilai rata-rata Industri. Secara keseluruhan Rata-rata Rasio keuangan ROE perusahaan yang memperoleh laba paling kecil yaitu PT. Mustika Ratu, Tbk. Sebesar 4.62%. hal ini disebabkan pada Tahun 2013 PT. Mustika Ratu, Tbk mengalami penurunan kegiatan usaha dan performanya, karena laba yang dihasilkan turun sementara beban-beban operasionalnya meningkat tajam dan penjualan netto turun karena piutang usahanya meningkat. Namun Di Tahun 2014 PT. Mustika Ratu mengalami Recovery yang artinya sudah dapat menghasilkan laba kembali untuk biasa bertahan dalam industri kosmetik dan kecantikan karena sudah memiliki nama baik sejak lama. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk. Memiliki perolehan rata-rata Rasio TATO dari lebih tinggi jika dibandingkan dengan TCID, MRAT, MBTO, dan ADES.dan berada diatas nilai Rata-rata Industri. Hal ini menggambarkan bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk. Lebih baik dalam hal mempertahankan posisi ekonomisnya jika di lihat dari segi penjualan perusahaan. Sedangkan PT. Mustika Ratu, Tbk. Memiliki Rata-rata Rasio TATO paling rendah sebesar 0.93kali yang artinya

26 68 penjualan perusahaan semakin menurun dan piutang usahanya meningkat sehingga perusahaan tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai

IV. PEMBAHASAN. PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai 35 IV. PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. Van

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan memperoleh laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan memperoleh laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu bentuk organisasi yang disusun dari berbagai elemen yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk memaksimumkan laba dalam jangka pendek

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Martina Berto Tbk dan PT Mustika Ratu Tbk bergerak dalam bidang industri

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Martina Berto Tbk dan PT Mustika Ratu Tbk bergerak dalam bidang industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Martina Berto Tbk dan PT Mustika Ratu Tbk bergerak dalam bidang industri kosmetika. PT Martina Berto Tbk berdiri tahun 1977. Pada tanggal 30 Desember 2010, Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Akasha Wira International Tbk ( Perseroan ) didirikan dengan nama PT. Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama Perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PT.

BAB I PENDAHULUAN PT. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan produk. Perusahaan manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu: industri

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan produk. Perusahaan manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu: industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan produk. Perusahaan manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu: industri dasar dan kimia,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan 2.1.1. Sejarah Unilever Indonesia PT. Unilever Indonesia, Tbk., didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever's Zeepfabrieken

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu dengan melakukan penggabungan usaha (merger) dan akuisisi.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu dengan melakukan penggabungan usaha (merger) dan akuisisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha semakin pesat kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar mempertahankan eksistensi dan memperbaiki kinerjanya.

Lebih terperinci

Analisis kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk periode

Analisis kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk periode Analisis kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk periode 1999-2001 Danika Sakti Megawati F.3300168 ABSTRAK Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini hampir semua perusahaan baik perusahaan besar atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini hampir semua perusahaan baik perusahaan besar atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini hampir semua perusahaan baik perusahaan besar atau perusahaan kecil berusaha untuk mempertahankan eksistensi mereka dalam suatu pasar dengan

Lebih terperinci

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014 r! LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBNG PENGARI]H EARNING PER SHARE (EPS) T'AII DEWDEND PERSHARE (DPS) TERIIADAP HARGA SAHAM (CLOSING PRICE) PADA PT. T'NILEVER INIATESIA TbTq PERTODE 2003-2013 SKRIPSI Oleh: SINTTYA

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk

ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk SKRIPSI OLEH : YENNI ANDRIANI S 040521164

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pasar Modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat, hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pasar Modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada bab II ini peneliti akan medeskripsikan objek penelitian yang dilihat dari Sejarah Unilever Indonesia, Perkembangan Unilever, Misi Unilever, Logo Unilever, Nilai

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK TERKAIT KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK TERKAIT KEPUTUSAN INVESTASI ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK TERKAIT KEPUTUSAN INVESTASI PAPER KOMUNIKASI BISNIS Disusun untuk memenuhi tugas Komunikasi Bisnis kelas E Oleh : Maftuh Indah 140810301013 Ati Rizkiani Mahbubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analisis berdasarakan kinerja perusahaan. Analisis ini terutama. menyangkut faktor-faktor yang memberi informasi tentang kinerja

BAB I PENDAHULUAN. analisis berdasarakan kinerja perusahaan. Analisis ini terutama. menyangkut faktor-faktor yang memberi informasi tentang kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan persaingan ekonomi dan bisnis pada saat ini dalam lingkup nasional maupun internasional serta cepatnya perubahan yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Subyek, Obyek Subyek analisis dalam penelitian ini yang di jadikan adalah iklan Vaselin for Men versi Ariel Noah, sedangkan untuk obyek dalam penelitian ini adalah Semiotika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor industri barang konsumsi. Perusahan manufaktur sektor konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor industri barang konsumsi. Perusahan manufaktur sektor konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang berorientasi pada laba dengan menjual barang dan/atau jasa kepada masyarakat. Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada intinya ialah untuk mendapatkan profit yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada intinya ialah untuk mendapatkan profit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesaingan perusahaan dan perkembangan teknologi yang terus meningkat dewasa ini membuat persaingan di dunia usaha semakin pesat. Setiap perusahaan pada intinya ialah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian 4.1.1 PT Unilever Indonesia Tbk, Berdasarkan situs resmi Unilever Indonesia (www.unilever.co.id), PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pertama, pemilik perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui kinerja

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 92 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan

Lebih terperinci

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 Halaman 8 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan tekhnologi, komunikasi dan informasi pada saat ini telah mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan tersebut membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia di hampir seluruh sektor. Banyak perusahaan yang gulung tikar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa pembaruan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT UNILEVER INDONESIA, Tbk DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Disusun Oleh : Nama : Siti Jahhara

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT UNILEVER INDONESIA, Tbk DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Disusun Oleh : Nama : Siti Jahhara PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT UNILEVER INDONESIA, Tbk DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Disusun Oleh : Nama : Siti Jahhara Kelas : 3EB03 NPM : 25209943 Jurusan: Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat analisa yang dipakai oleh perusahaan untuk menilai dan menganalisis kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2004 DAN 2003

PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Daftar Isi Neraca Konsolidasian 2-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasian 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5 Laporan Arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4 di dunia. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami pertumbuhan paling cepat secara global untuk kategori pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami pertumbuhan paling cepat secara global untuk kategori pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tren industri kecantikan berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Negara ini secara umum diakui sebagai salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur bubur kertas dan berbagai produk dan kemasan kertas. PT. Indah Kiat Pulp &

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian untuk penelitian ini adalah PT Mandom Indonesia, Tbk. PT Mandom Indonesia Tbk, dahulu bernama PT Tancho Indonesia, Tbk, didirikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam krisis ekonomi global di tahun 2012 yang memperlambat pertumbuhan. (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dalam krisis ekonomi global di tahun 2012 yang memperlambat pertumbuhan. (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kosmetik di Indonesia merupakan salah satu industri yang sedang berkembang sekarang ini. Bukan hanya produk kosmetik impor saja yang merajai pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pesatnya perkembangan di era globalisasi ini dimana terjadi perkembangan yang pesat dibidang teknologi, transportasi, dan informasi menyebabkan terjadinya perkembangan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang cepat saat ini telah memberikan kita begitu banyak keuntungan. Teknologi informasi memberikan peranan yang besar dalam aspek manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang terdapat pada situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melupakan fakta bahwa sebagian besar kas suatu perusahaan berada dalam

I. PENDAHULUAN. melupakan fakta bahwa sebagian besar kas suatu perusahaan berada dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan yang ada di Indonesia semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, sehingga mendorong setiap perusahaan untuk memperoleh dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis semakin tajam dalam dunia usaha, sehingga menuntut para pelaku ekonomi untuk menerapkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha 1. Bentuk Penggabungan Usaha Penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT MB Tbk, PT KS, PT MS dan PT TS, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia di era modern sekarang ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Faktor yang turut mendorong berkembangnya perekonomian adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Umum 1. Analisa Laporan Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Pada tahun 2011, PT Kalbe Farma mencatat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6,7% menjadi Rp 10,91 triliun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya pertumbuhan usaha yang semakin pesat, sehingga menyebabkan persaingan antar bidang usaha yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan (Ginting, 2010). Menurut James C Van. Rasio keuangan dibagi menjadi empat, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan (Ginting, 2010). Menurut James C Van. Rasio keuangan dibagi menjadi empat, yaitu: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan metode perhitungan yang paling sering digunakan karena merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan (Ginting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 PT. Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam Tbk yang selanjutnya disebut Gudang Garam adalah sebuah perusahaan rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya 46 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, terjadi banyak sekali perkembangan yang sangat

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, terjadi banyak sekali perkembangan yang sangat Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam era globalisasi, terjadi banyak sekali perkembangan yang sangat pesat di segala bidang. Perkembangan inipun terjadi di Indonesia

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 8 tanggal 4 Maret 1975 dan memperoleh status badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan terbuka pada tahun 1994, dengan kode saham DVLA.Darya-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan terbuka pada tahun 1994, dengan kode saham DVLA.Darya- BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk PT. Darya Varia Laboratoria Tbk adalah perusahaan farmasi yang telah lama berdiri di Indonesia, beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja atau analisis kinerja keuangan perusahaan digunakan untuk mengevaluasi perubahan sumber daya yang ada dalam perusahaan sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pengolahan tembakau mampu dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang sangat luas,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Indonesia Trading Company (Persero) dikenal diluar negeri sebagai ITC yang menjadi singkatan dari Indonesia Trading Company, yang satusatunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan hubungan antar bangsa dihadapkan pada kondisi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan hubungan antar bangsa dihadapkan pada kondisi yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan zaman, kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi, dan hubungan antar bangsa dihadapkan pada kondisi yang disebut dengan dunia tanpa batas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Company dan pada tanggal 2 Juli 1990 perusahaan mencatatkan saham-sahamnya

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Company dan pada tanggal 2 Juli 1990 perusahaan mencatatkan saham-sahamnya BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. PROFIL DAN SEJARAH PERUSAHAAN PT Ultrajaya didirikan oleh Achmad Prawirawidjaja di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1958. Pada awalanya ultrajaya hanya sebuah pabrik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek Penelitian 1. Lokasi Perusahaan PT Aneka Tambang, tbk berlokasi di Jakarta tepatnya di Gedung Aneka Tambang Jalan Letjen TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2018 PT KINO INDONESIA TBK

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2018 PT KINO INDONESIA TBK PAPARAN PUBLIK TAHUN 2018 PT KINO INDONESIA TBK Jakarta, 23 Mei 2018 PRESENTASI BAPAK HARRY SANUSI PRESIDEN DIREKTUR PT KINO INDONESIA TBK AGENDA Sekilas Mengenai PT Kino Indonesia Tbk Peristiwa Penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tidak mampu bertahan. Untuk tetap bertahan dalam kompetisi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tidak mampu bertahan. Untuk tetap bertahan dalam kompetisi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk tetap bertahan dalam persaingan dan terus bertumbuh. Saat ini semua perusahaan telah masuk dalam era

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Mustika Ratu, Tbk adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang jamu, kosmetika tradisional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan bisnis, baik di sektor kecil, menengah dan besar. Hal ini tidak terlepas dari

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Informasi Tentang Perusahaan Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk

Pendahuluan. 1. Informasi Tentang Perusahaan Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk Pendahuluan Didalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger, entitas

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor barang konsumsi, saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipulihkan atau diperbaharui (non renewable resources). Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipulihkan atau diperbaharui (non renewable resources). Salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini yang dapat dipergunakan untuk pemenuhan hidup manusia. Dengan adanya sumber daya alam, manusia

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia menciptakan kebutuhan akan tempat tinggal yang lebih baik dan juga tempat usaha

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PADA PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk ( ) : Dyta OktaLyana NPM :

ANALISIS KEUANGAN PADA PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk ( ) : Dyta OktaLyana NPM : ANALISIS KEUANGAN PADA PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk (2010-2014) Nama : Dyta OktaLyana NPM : 22213752 Jurusan : Akuntansi LATAR BELAKANG Sebagaimana diketahui, tujuan utama laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Dengan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Dengan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejak November 2007, Bapepam & LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Dengan adanya DES maka masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. periode 2005-2007 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian. 1. Sejarah Perusahaan PT. Unilever Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian. 1. Sejarah Perusahaan PT. Unilever Indonesia BAB IV HASIL PENELITIAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan PT. Unilever Indonesia PT Unilever Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 dengan akta No. 33 yang

Lebih terperinci

PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2003 DAN 2002 (TIDAK DIAUDIT)

PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2003 DAN 2002 (TIDAK DIAUDIT) PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Daftar Isi Neraca Konsolidasian 2-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasian 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5 Laporan Arus

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 45 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Secara administratif PT Ultrajaya Milk Industry berlokasi di Jalan Raya Cimareme 131, Kecamatan Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang secara ketat diatur dengan pertimbangan perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan kelompok manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi di indonesia menunjukkan angka yang poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT UOB LIFE SUN ASSURANCE OLEH PT BHAKTI CAPITAL INDONESIA, TBK. I. LATAR BELAKANG 1.1 Pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian adalah kunci penting di dalam kehidupan manusia sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian adalah kunci penting di dalam kehidupan manusia sejak zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian adalah kunci penting di dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Hal ini terbukti dengan adanya sistem barter sebelum peradaban modern yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan terhadap capital (capital preservation). Kedua, investasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan terhadap capital (capital preservation). Kedua, investasi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi memiliki daya tarik tersendiri. Dari tahun ke tahun investasi dalam pasar modal juga kian berkembang pesat. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan

Lebih terperinci