BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari Husada Tbk dengan menggunakan analisis rasio, analisis horizontal dan vertikal. Analisis horizontal dan vertikal digunakan untuk menganalisis pos-pos pada neraca dan laporan laba rugi. Sedangkan analisis rasio untuk membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari waktu ke waktu, kemudian dibandingkan dengan rasio keuangan ratarata industri perusahaan sejenis. Penulis akan menggunakan laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi dan neraca PT Sari Husada Tbk periode tahun IV. 1 analisis horizontal dan analisis vertikal IV analisis neraca Berikut ini akan diuraikan mengenai perhitungan analisis secara vertikal dan horizontal yang akan menjadi dasar dalam analisis per pos neraca. 71

2 Aktiva lancar pos Tabel 4.1 Analisis horizontal dan vertical neraca periode Analisa horizontal Analisa vertikal Naik atau turun dari tahun sebelumnya % dari total aktiva % 2006 % 2005 Kas dan setara kas ( ) 24,80 (27,46) 41 37,98 46,67 Surat berharga (34.015) 78,60 (53,23) 4,3 2,75 5,23 Piutang usaha - Pihak ketiga - Hubungan istimewa (31.603) (99.102) 25,07 (71,49) 1.118,67 (69,15) Piutang dari pemegang saham ,4 - - Piutang lain-lain (631) 179 (29,70) 0,3 0,14 0,17 Persediaan , , ,72 Pajak dibayar dimuka (5.997) 64,50 (92,27) 0,06 0,05 0,53 Uang muka ,40 45,88 1 0,61 0,37 Biaya dibayar dimuka (1.006) 62,80 13,67 0,8 0,58 0,60 Jumlah aktiva lancar ( ) 21,04 (12,55) 79,80 75,83 77,28 Aktiva tidak lancar Tagihan restitusi pajak (488) 448 (100) 100 0,74 0,04 - Piutang dari pihak yang mempunyai (3.348) 1,86 (27) 0,01 0,83 1,01 hubungan istimewa Investasi dalam saham ,01 0,01 Aktiva tetap (10.336) (14.449) (4,53) (5,96) 17,4 20,97 19,87 Aktiva pajak tangguhan, bersih ,72 0,31 0,14 0,12 Kas yang dibatasi penggunaannya (5.045) (27,4) 12,8 1,07 1,69 1,34 Aktiva lain-lain ,16 17,21 0,63 0,48 0,36 Jumlah aktiva tidak lancar (10.626) (14.440) (4,04) (5,21) 20,16 24,17 22,72 Jumlah aktiva ( ) 14,98 (10,88) ,1 1 16,65 4,06 1,21 11,

3 Kewajiban jangka pendek Hutang usaha - Pihak ketiga (62.542) 170,63 (59,50) 9,20 3,91 8,61 - Hubungan istimewa (2.468) 299,72 (69,60) 0,34 0,1 0,2 Hutang pajak ,25 15,89 3,50 3,69 2,83 hutang lain-lain (504) 305 (51) 44,65 0,04 0,09 0,05 Hutang dividen (704) 48 (44,50) 0,10 0,08 0,12 Biaya yang masih harus dibayar ,85 41,68 6,78 2,95 1,85 Jumlah kewajiban jangka pendek (50.451) 112,18 (29,99) 19,96 10,83 13,78 Kewajiban jangka panjang Hutang kepada pihak yang (3.357) (2.478) (99,40) (42,32) 0,001 0,31 0,48 mempunyai hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan, bersih (7.084) (2.051) (100) (22,45) - 0,65 0,74 Kewajiban imbalan kerja , ,15 1,31 1,06 Jumlah kewajiban jangka panjang (10.292) (3.239) (41,69) (11,60) 1,151 2,27 2,28 Hak minoritas atas aktiva bersih perusahaan (151) 55 (54,32) 24,66 0,01 0,02 0,02 ekuitas Modal saham ,09 0,18 7,90 9,08 8,07 Tambahan modal disetor ,06 0,86 27,84 31,68 27,65 Modal saham diperoleh kembali ( ) ( ) ( ) ,93 (15,99) (18,38) 8, (87.353) 1,55 (26,42) 19,76 22,38 27,09 Tambahan modal disetor opsi saham (1.886) (773) (43,55) 15,14 0,19 0,39 0,41 Selisih penilaian kembali aktiva tetap ,09 0,09 0,10 Saldo laba yang dicadangkan - Cadangan wajib - Cadangan ekspansi ,38 13,31 18,84 15,30 16,79 13,64 Saldo laba ,09 2,85 29,09 29,84 25,86 Jumlah ekuitas (29.128) 4,36 (2,85) 78,84 86,87 83,90 Jumlah kewajiban dan ekuitas ( ) 14,98 (10,88)

4 Aktiva lancar Berdasarkan analisis vertikal, persentase jumlah aktiva lancar perusahaan pada tahun 2004 yaitu sebesar 77,28% dari total aktiva, pada tahun 2005 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 75,83% dari total aktiva, kemudian pada tahun 2006 persentasenya meningkat menjadi 79,80% terhadap total aktiva. Penurunan persentase pada tahun 2005 disebabkan oleh penurunan persentase pada beberapa pos aktiva lancar. Berikut ini adalah pembahasan masing-masing pos aktiva lancar. Kas dan setara kas Menurut analisis horizontal, Kas dan setara kas pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 27,46% atau sebesar Rp juta dimana pada tahun 2004 jumlah kas dan setara kas Rp juta menjadi Rp juta pada tahun Penurunan yang terjadi disebabkan arus keluar yang lebih besar jika dibandingkan dengn arus kas masuk, hal ini dapat dilihat dalam laporan arus kas dimana aktivitas investasi dan pendanaan arus kas keluarnya lebih besar dari arus kas masuk. Dalam aktivitas investasi perusahan memperoleh penerimaan bunga sebesar Rp juta dan hasil penjualan aktiva tetap sebesar Rp 258 juta sedangkan arus kas keluarnya sebesar Rp juta brasal dari perolehan aktiva tetap. Pada aktivitas pendanaan, perusahaan harus melakukan pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham perusahaan sebesar Rp juta, selain itu terdapat perolehan kembali modal saham sebesar Rp juta serta terdapat peningkatan kas yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp juta. Dari jumlah kas dan setara kas pada tahun 2005 dapat dirinci sebagai berikut: terdapat penurunan yang drastis pada cash in bank dibandingkan dengan tahun Pada tahun 2004 cash in bank berjumlah Rp juta, kemudian pada tahun 74

5 berikutnya hanya sejumlah Rp juta atau menurun sebesar 83,27%. Tetapi dapat dilihat jumlah deposito berjangka mengalami peningkatan sebesar 28,15% atau bertambah Rp juta dari Rp juta menjadi Rp juta. peningkatan juga terjadi pada cash on hand sebesar 79,88%. Jumlah kas yang dibatasi penggunaannnya yang merupakan corporate guarantee atas fasilitas kredit yang diterima oleh koperasi karyawan juga meningkat dibandingkan dengan tahun 2004 yaitu bertambah sebesar Rp juta atau 12,8%. Meskipun pada tahun 2005 kas dan setara kas mengalami penurunan, tetapi Sari Husada berhasil meningkatkan jumlah kas dan setara kasnya di tahun Peningkatan ini terjadi sebesar 24,80% atau bertambah sebesar Rp juta. Peningkatan jumlah kas dan setara kas pada tahun 2006 disebabkan oleh kenaikkan jumlah arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp yang diperoleh dari penerimaan dari distributor dan pelanggan yang berjumlah Rp juta, serta adanya klaim asuransi sebesar Rp juta, dikurangi dengan berbagai pembayaran pada aktivitas operasi. Meskipun arus kas keluar pada aktivitas investasi lebih besar dari arus kas masuknya, tetapi jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu hanya sebesar Rp 783 juta, sedangkan pada tahun 2005 sebesar Rp juta, dimana pada tahun 2006 ini terdapat penerimaan bunga sebesar Rp juta dan hasil penjualan aktiva tetap sebesar Rp 934 juta serta terdapat perolehan aktiva tetap sebesar Rp juta. Hal ini juga terjadi pada aktivitas pendanaan dimana arus kas keluarnya lebih besar, tetapi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlahnya mengalami penurunan. Pada tahun 2006 ini perusahaan harus membayar dividen kepada pemegang saham sebesar Rp juta, pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham minoritas Rp 148 juta. 75

6 Pada tahun 2006 ini cash on hand dan cash in bank Sari Husada mengalami penurunan yaitu sebesar masing-masing 47,9% dan 57%. Begitu juga dengan kas yang dibatasi penggunaannya, jumlahnya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 27,4 %. Kenaikkan yang cukup besar dapat dilihat pada deposito berjangka yang dimiliki. Pada tahun 2005 Sari Husada memiliki deposito berjangka sebesar Rp juta dan pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp juta, atau sebesar 32,66%. Kas dan setara kas Kas Bank 20,599 47, ,535 Deposito berjangka 508, , ,998 Dikurangi: Kas yang dibatasi penggunaannya (13,360) (18,405) (16,314) Jumlah kas dan setara kas 515, , ,393 Menurut analisis vertikal, kas dan setara kas pada tahun 2004 merupakan 46,67% dari total aktiva, dan pada tahun 2005 merupakan 37,98% dari total aktiva, kemudian pada tahun 2006 persentase dari total aktivanya menjadi 41%. Surat berharga Surat berharga pada tahun 2005 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp juta atau 53,2%. Suku bunga sertifikat Bank Indonesia berkisar antara 7,4 12,8% per tahun dan pada tahun 2004: 7,3 8,3% per tahun. Pada tahun 2006 jumlah SBI Sari Husada bertambah sebesar Rp juta atau 78,6% dengan tingkat suku bunga berkisar antara 9,75-10,25% per tahun. 76

7 Menurut analisis vertikal surat berharga merupakan 5,23% dari total aktiva pada tahun 2004, 2,75 % pada tahun 2005 dan 4,3% pada tahun Sertifikat Bank Indonesia kas dan setara kas pada akhir tahun terdiri dari: - kas Bank deposito berjangka surat berharga Piutang usaha 1. Piutang usaha pihak ketiga Pihak ketiga Rupiah Dolar AS Menurut analisis horizontal, Piutang usaha mengalami peningkatan yang cukup berarti dari tahun ke tahun terutama pada tahun Pada tahun 2004 piutang usaha Sari Husada berjumlah Rp juta, kemudian pada tahun 2005 terjadi peningkatan sebesar 1.139% atau lebih dari 10x lipat dari piutang usaha pihak ketiga tahun Pada tahun 2006 jumlah piutang usaha pihak ketiga Sari Husada juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 jumlah piutang usahanya berjumlah Rp juta, dan pada tahun 2006 naik menjadi Rp juta atau sebesar 25%. 77

8 Kenaikan piutang usaha pihak ketiga sari Husada seiring dengan meningkatnya penjualan perusahaan ini dari tahun Piutang usaha- hubungan istimewa Jumlah piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan antara lain karena PT Tigaraksa Satria Tbk bukan merupakan pihak yang mempunyai hubungan istiwewa dengan PT Sari Husada Tbk sejak agustus 2005, sehingga mempengaruhi jumlah akun piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa tahun 2005 dan Jika dilihat dari persentase penurunan yang terjadi maka pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 69,15%, dan pada tahun 2006 jika dibandingkan dengan tahun 2005 menurun 71,49%. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah , ,611 Dolar AS ,511 17, , ,306 Aktiva Piutang usaha - PT Tigaraksa Satria Tbk* ,196 - PT Nutricia Indonesia Sejahtera 9,046 27,983 23,433 - PT Darma Purna Karya 3,555 16,221 12,524 - Nutricia NZ ,601 44, ,306 Jika dilihat dari jumlah masing-masing piutang, baik dari pihak ketiga maupun dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan 78

9 banyak yang dilakukan kepada pihak ketiga, karena piutang kepada pihak ketiga lebih besar dibandingkan piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sebagian besar penjualan pada tahun 2005 dan 2006 Sari Husada dilakukan kepada distributor, PT Tigaraksa Satria Tbk (bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Agustus 2005). Pada tahun 2006 Saldo piutang usaha dan total penjualan dengan TRS mencerminkan 92% dari piutang usaha dan 86% dari total penjualan, pada tahun 2005 masing-masing 75% dan 82%, dan pada tahun 2004 masing-masing 68% dan 82%. Analisa umur piutang Lancar Lewat jatuh tempo < 30 hari Lewat jatuh tempo hari Lewat jatuh tempo > 60 hari Dikurangi: - Penyisihan piutang tak tertagih Menurut analisis vertikal, piutang usaha pada tahun 2004 merupakan 12,96 % dari total aktiva Sari Husada, 20,27% dari total aktiva pada tahun 2005 dan 19,10% dari total aktiva pada tahun 2006 Piutang dari pemegang saham Nutricia International BV

10 Nutricia International BV merupakan pemegang saham terbesar yaitu sebesar 93,52% dari total keseluruhan saham. Sari Husada memiiliki piutang dari Nutricia International BV pada tahun 2006 sebesar Rp juta. Piutang lain-lain Piutang lain-lain Piutang lain-lain adalah piutang yang tidak digolongkan menjadi piutang usaha baik itu pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, serta tidak juga digolongkan menjadi piutang dari pemegang saham. Piutang lain-lain mengalami penurunan sebesar 29,70% pada tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004 yang memiliki piutang lain-lain sebesar Rp juta. pada tahun 2006 jumlahnya meningkat menjadi Rp juta atau sebesar 179% dari Rp yang dimiliki pada tahun Piutang lain lain tidak memiliki jumlah yang besar dibandingkan dengan aktiva yang lainnya. Menurut analisis vertikal piutang lain-lain hanya memiliki kontribusi sebesar 0,17%, 0,14%, 0,3% dari total aktiva Sari husada pada tahun Persediaan Menurut analisis horizontal, persediaan meningkat 8% pada tahun 2005 atau bertambah sebesar Rp juta, kemudian pada tahun 2006 persediaan kembali meningkat sebesar 10,38% dari Rp juta pada tahun 2005 menjadi Rp juta. Peningkatan jumlah persediaan diikuti pula dengan jumlah penjualan baik itu pada tahun 2005 maupun pada tahun 2006 serta adanya peningkatan jumlah laba bersih. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengelola dan menjual barang dengan lebih efisien. 80

11 Menurut analisis vertikal, persediaan memiliki kontribusi sebesar 10,72%, 13% dan 12,57% dari total aktiva pada tahun Bahan baku ,457 75,871 Barang jadi ,906 28,040 Barang dalam proses ,077 13,168 Suku cadang ,576 12,130 Bahan pengemas ,719 4,153 Persediaan lainnya , , ,835 Dikurangi: - Penyisihan persediaan usang dan tidak laris (22.001) (6,534) (3,006) , ,829 Aktiva tidak lancar Berdasarkan hasil analisis secara vertikal, dapat dilihat bahwa jumlah aktiva tidak lancar sebesar 22,72% terhadap total aktiva pada tahun 2004, 24,17% dari total aktiva pada tahun 2005 dan sebesar 20,16% dari total aktiva pada tahun Terdapat kenaikan persentase pada tahun 2005 yang disebabkan adanya peningkatan pada beberapa pos pada aktiva tidak lancar, tetapi terdapat pula penurunan persentase aktiva tidak lancar yang dialami perusahaan pada tahun Berikut ini adalah penjelasan beberapa pos pada aktiva tidak lancar dengan menggunakan analisis horizontal dan vertikal. 81

12 Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan isimewa Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa menurut analisis horizontal mengalami penurunan sebesar 27% di tahun 2005 atau menurun sebesar Rp juta jika dibandingkan dengan tahun 2004 yang memiliki piutang sebesar Rp juta. Penurunan ini disebabkan karena berkurangnya piutang dari direksi dan karyawan dan tidak adanya piutang dari PT Nutricia Sejahtera pada tahun tersebut. Kemudian pada tahun 2006, piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa meningkat meskipun tidak terlalu besar yaitu sebesar 1,86% atau bertambah Rp 168 juta dari tahun Piutang dari direksi dan karyawan berasal dari program kepemilikan kendaraan, sedangkan dari PT Nutricia Sejahtera karena adanya penjualan barang jadi. Berdasarkan analisis vertikal, piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa mempunyai kontribusi terhadap total aktiva sebesar 1,01% pada tahun 2004, 0,83% pada tahun 2005, dan 0,01% pada tahun Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Direksi dan karyawan ,053 11,809 - PT Nutricia Indonesia Sejahtera ,053 12,401 Aktiva tetap jumlah aktiva tetap pada tahun 2005 menurun sebesar Rp juta atau sebesar 5,96% dari tahun Kemudian kembali terjadi penurunan sebesar 4,53% atau Rp juta jika dibandingkan dengan tahun Penurunan yang terjadi pada tahun 2005 disebabkan oleh meningkatnya harga perolehan (2004: Rp jta, 2005: 82

13 Rp juta) diikuti dengan peningkatan akumulasi penyusutan (2004: Rp juta, 2005: Rp juta) menyebabkan aktiva tetap pada tahun 2005 berjumlah Rp juta sedangkan pada tahun 2004 berjumlah Rp juta. Pada tahun 2006 jumlah aktiva tetap kembali mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh kenaikan harga perolehan dan akumulasi penyusutan (2006: Rp juta; Rp juta), penurunan aktiva tetap pada tahun 2006 termasuk didalamnya akibat dari kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi. Jumlah aktiva tetap pada tahun 2006 adalah Rp juta. Aktiva tetap Kas yang dibatasi pengunaannya Kas yang dibatasi penggunaannya merupakan corporate guarantee atas fasilitas kredit yang diberikan kepada koperasi karyawan Sari Husada. Menurut analisis horizontal pada tahun 2005 jumlahnya mengalami kenaikkan sebesar 12,8% yaitu dari Rp juta menjadi Rp juta, kemudian pada tahun 2006 terjadi penurunan pada jumlah kas sebesar 27,4% atau menurun Rp juta. Berdasarkan analisis vertikal, kas yang dibatasi penggunaannya merupakan 1,34% dari total aktiva tahun 2004, 1,69% dari total aktiva pada tahun 2005, dan 1,07% dari total aktiva pada tahun Kas yang dibatasi penggunaannya PT Bank Niaga Tbk ,405 16,314 83

14 Kewajiban jangka pendek Berdasarkan analisis vertikal, dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 persentase jumlah kewajiban jangka pendek terhadap total aktiva adalah sebesar 13,78%, 10,83% dari total aktiva pada tahun 2005 dan 19,96% dari total aktiva pada tahun Terjadi penurunan persentase pada tahun 2005 disebabkan adanya penurunan pada beberapa pos kewajiban jangka pendek seperti penurunan hutang usaha baik itu kepada pihak ketiga maupun pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Tetapi sebaliknya terjadi di tahun Persentasenya meningkat, disebabkan salah satunya karena peningkatan pada pos hutang usaha kepada pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Berikut ini akan diuraikan mengenai kenaikan dan penurunan pada beberapa pos kewajiban jangka pendek dengan menggunakan analisis horizontal dan vertikal. Hutang usaha 1. Pihak ketiga hutang usaha kepada pihak ketiga menurut analisis horizontal mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 59,50% dari tahun 2004 yang berjumlah Rp juta menjadi Rp juta. Kemudian pada tahun 2006 hutang usaha meningkat kembali dengan kenaikan sebesar 170,63% menjadi Rp juta. Berdasarkan analisis vertikal hutang usaha kepada pihak ketiga mempunyai kontribusi sebesar 8,61% pada tahun 2004, 3,91% di tahun 2005, dan 9,20% pada tahun 2006 dari total aktiva yang ada tiap-tiap tahun. Pihak ketiga Rupiah ,403 23,088 Dolar AS ,453 80,943 84

15 Mata uang lainnya ,698 1, , , Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Berdasarkan analisis horizontal Sari Husada mempunyai hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp juta pada tahun 2004, kemudian pada tahun 2005 menurun sebesar Rp 69,60% menjadi Rp juta, pada tahun 2006 meningkat kembali menjadi Rp juta atau sebesar 299,72%. PT Nutricia Indonesia Sejahtera, Numico trading BV, Central Laboratories Friedrichsdorf GmbH, Nutricia LTD, Nutricia CUIJK, Numico Beher BV, Nutraco PMO Infant Nutrium, PT TNT Logistik Indonesia*(bukan menjadi pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak 12 agustus 2005) adalah pihak-pihak dimana Sari Husada mempunyai hutang usaha pada tahun Hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa - PT Nutricia Indonesia Sejahtera 1, ,307 - Numico Trading BV PT TNT Logistik Indonesia* Central Laboratories Friedrichsdorf GmbH Nutraco PMO Infant Nutrium Nutricia LTD (NZ) nutricia CUIJK numico beheer BV 2, ,078 3,546 Berdasarkan analisis vertikal, hutang usaha merupakan 0,2% dari total aktiva pada tahun 2004, 0,1% pada tahun 2005 dan 0,34% pada tahun

16 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah ,487 Dolar AS 47-1,282 Mata uang lainnya , , ,642 Rincian hutang usaha berdasarkan jenis pembelian adalah sebagai berikut: Bahan baku ,404 97,290 Bahan pengemas ,096 5,460 Lainnya ,132 5, , ,642 Biaya yang masih harus dibayar Biaya yang masih harus dibayar Sari Husada meningkat tiap tahunnya dari tahun Biaya tersebut berupa gaji dan tunjangan, penjualan dan pemasaran, utilitas, penghapusan pencatatan saham, perbaikan dan pemeliharaan, jasa professional dan lainlain meliputi salah satunya adalah asuransi. Menurut analisis horizontal, biaya yang masih harus dibayar pada tahun 2005 mengalami kenaikkan sebesar 41,68% dari Rp juta pada tahun Kenaikan ini karena bertambahnya jumlah biaya gaji dan tunggangan serta beban lainnya yang harus dibayar. Pada tahun 2006 jumlah biaya yang masih harus dibayar mengalami kenaikan sebesar 163,85% jika dibandingkan dengan tahun Pada tahun 2006 terdapat biaya penghapusan pencatatan saham sebesar Rp juta serta biaya perbaikan dan pemeliharaan sebesar Rp juta karena terjadinya gempa sehingga diperlukan biaya untuk memperbaiki pabrik yang berada di Yogyakarta. 86

17 Gaji dan tunjangan ,756 7,707 Penjualan dan pemasaran ,785 12,008 Utilitas Penghapusan pencatatan saham Perbaikan dan pemeliharaan Jasa profesional Lain-lain , ,137 22,683 Menurut analisis vertikal, biaya yang masih harus dibayar merupakan 1,85% dari total aktiva pada tahun 2004, pada tahun 2005 kontribusinya pada total aktiva sebesar 2,95%, dan pada tahun 2006 mempunyai kontribusi sebesar 6,78%. Kewajiban jangka panjang Jumlah kewajiban jangka panjang berdasarkan analisis vertikal mengalami sedikit penurunan dari tahun Pada taun 2004 persentasenya sebesar 2,28% dari total aktiva, pada tahun 2005 persentasenya menjadi 2.27% dari total aktiva, dan sebesar 1,15% dari total aktiva pada tahun Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan pada pos hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan itimewa dan pada pos kewajiban pajak tangguhan. Meskipun terdapat penurunan pada beberapa pos dalam kewajiban jangka panjang, tetapi terdapat pula kenaikan pada pos yang ada yaitu pos kewajiban imbalan kerja. Berikut ini merupakan rincian dari penurunan dan kenaikan yang terjadi pada pos-pos tersebut. 87

18 Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pada kewajiban jangka panjang terdapat pos hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu kepada Numico Beheer BV dan PT Nutricia Indonesia Sejahtera. Berdasarkan analisis horizontal, jumlah hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa mengalami penurunan sebesar 42,32% dari Rp juta pada tahun 2004 menjadi Rp juta. pada tahun 2006 jumlahnya kembali mengalami penurunan, penurunannnya sebesar 99,40% menjadi Rp 20 juta. jika berdasarkan analisis vertikal maka hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa memiliki kontribusi terhadap total aktiva sebesar 0,48% pada tahun 2004, 0,31% pada tahun 2005, dan 0,001% pada tahun Hutang kepada pihak yang mempunyai Hubungan istimewa Numico Beheer BV PT Nutricia Indonesia Sejahtera Kewajiban pajak tangguhan Selain itu terdapat kewajiban pajak tangguhan, berdasarkan analisis horizontal kewajiban pajak tangguhan mengalami penurunan di tahun 2005 sebesar 22,45% menjadi Rp juta dibandingkan dengan tahun 2004 yang memiliki jumlah kewajiban pajak tangguhan sebesar Rp juta. penurunan ini disebabkan meningkatnya penyisihan bonus dan penyisihan imbalan kerja. Kemudian pada tahun 2006 perusahaan tidak memiliki kewajiban pajak tangguhan. Jika berdasarkan analisa vertikal maka kewajiban pajak tangguhan merupakan 0,74% pada tahun 2004 dan 0,65% di tahun 2005 terhadap aktiva Sari Husada pada tahun tersebut. 88

19 Kewajiban imbalan kerja Kewajiban imbalan kerja juga merupakan bagian dari kewajiban jangka panjang yang dimiliki Sari Husada yang terdiri dari pensiun, uang jasa dan kompensasi lainnya menurut Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003 (UU 13/2003) dan diatur dalam PSAK No.24. Menurut analisa horizontal, pada tahun 2004 Sari Husada memiliki kewajiban imbalan kerja sebesar Rp juta, pada tahun 2005 jumlahnya meningkat sebesar 10% menjadi Rp juta, kemudian pada tahun 2006 jumlahnya bertambah sebesar 1,04% menjadi Rp juta. Berdasarkan analisis vertikal, kewajiban imbalan kerja merupakan 1,06%,1,31%, 1,15% dari total aktiva pada tahun Secara keseluruhan jumlah kewajiban jangka panjang menurun sebesar 11,60% pada tahun 2005, dan kembali menurun pada tahun 2006 sebesar 41,69%. Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan berdasarkan analisis horizontal jumlahnya mengalami kenaikkan sebesar 24,66%. Pada tahun 2004 jumlahnya Rp 223 juta dan pada tahun 2005 jumlahnya menjadi Rp 278 juta. jumlahnya mengalami penurunan ditahun 2006 sebesar 54,32% menjadi Rp 127 juta. Menurut analisis vertikal, hak minoritas atas aktiva bersih perusahaan yaitu sebesar 0,02% dari total aktiva pada tahun 2004 dan 2005, kemudian sebesar 0,01% pada tahun Ekuitas Jumlah ekuitas pada tahun 2004 adalah Rp juta, Rp juta pada tahun 2005, dan Rp juta pada tahun Berdasarkan analisa horizontal, maka 89

20 dapat dilihat adanya penurunan jumlah ekuitas pada tahun 2005 jika dibandingkan dengan tahun 2004, penurunannya sebesar 2,85% atau berkurang Rp juta. sedangkan pada tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 4,36% dibandingkan dengan tahun 2005 atau naik sebanyak Rp juta. Berdasarkan analisis vertikal, jumlah ekuitas memiliki persentase sebesar 83,90% dari total aktiva pada tahun 2004, 86,87% dari total aktiva pada tahun 2005 dan sebesar 78,84% dari total aktiva pada tahun Kenaikan persentase pada tahun 2005 disebabkan oleh adanya kenaikan pada beberapa pos ekuitas misalnya adalah kenaikan pada modal saham, tambahan modal disetor, saldo laba yang dicadangkan. Penurunan persentase pada tahun 2006 disebabkan oleh banyaknya penurunan pada pos-pos yang ada, misalnya penurunan persenase pada modal saham, tambahan modal disetor, tambahan modal disetor opsi saham dan saldo laba yang dicadangkan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kenaikan atau penurunan yang ada pada pos-pos ekuitas. Modal saham 2004 Pemegang saham Jumlah saham Persentase jumlah kepemilikan Nutricia International BV 1,522,766, ,138 Perusahaan 55,254, ,763 Lembaga Indonesia 223,578, ,179 Masyarakat Indonesia 73,574, ,679 Lembaga asing 66,587, ,329 Masyarakat asing 292, Direksi, komisaris 27,945, ,397 dan karyawan 1,970,000, ,500 90

21 2005 Pemegang saham Jumlah saham Persentase jumlah Kepemilikan Nutricia International BV 1,845,681, ,284 Perusahaan 101,717, ,086 Lembaga Indonesia 18,913, Masyarakat Indonesia 6,130, Lembaga asing 763, Masyarakat asing 312, ,973,520, , Pemegang saham Jumlah saham Persentase jumlah Kepemilikan Nutricia International BV , Perusahaan , Masyarakat Indonesia , Lembaga Indonesia , Lembaga asing ,04 36 Masyarakat asing , Berdasarkan analisis horizontal, modal saham pada tahun 2005 mengalami sedikit kenaikkan yaitu sebesar 0,18 %, dari Rp juta pada tahun 2004 menjadi Rp juta. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar yaitu sebanyak lembar dari lembar pada tahun Kemudian pada tahun 2006 dengan bertambahnya jumlah saham, maka jumlah modal saham juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,09% dibandingkan tahun Berdasarkan analisis vertikal modal saham merupakan 8,07% dari total aktiva pada tahun 2004, 9,08% pada tahun 2005, dan 7,90% pada tahun

22 Tambahan modal disetor Tambahan modal disetor berdasarkan analisis horizontal menunjukkan kenaikan sebesar 0,86% pada tahun 2005 atau bertambah sebesar Rp juta dari tahun 2004, kemudian pada tahun 2006 kembali meningkat sebesar 1,06% atau bertambah Rp juta. Modal saham diperoleh kembali Perusahaan telah membeli kembali sebanyak lembar saham sampai dengan 28 april 2005 dengan total nilai Rp juta atau meningkat sebesar 89,93% jika dibandingkan dengan tahun 2004 dimana perusahaan membeli kembali sebanyak lembar saham dengan nilai Rp juta. Saldo laba yang dicadangkan Berdasarkan analisis horizontal jumlah saldo laba yang dicadangkan baik itu cadangan wajib dan cadangan ekspansi tidak mengalami kenaikan atau penurunan. Jumlah saldo untuk cadangan wajib tahun adalah sebesar Rp juta, untuk cadangan ekspansi sebesar Rp juta. Jika dianalisis dengan analisis vertikal, persentase terhadap total aktiva pada tahun 2005 meningkat. Untuk cadangan wajib persentasenya 18,84% dari total aktiva, sedangkan pada tahun 2004 sebesar 16,79% dari total aktiva. Pada cadangan ekspansi persentasenya 15,30% dari total aktiva. Pada tahun 2006 persentasenya sebesar 16,38% dari total aktiva pada cadangan wajib dan 13,31% dari total aktiva pada cadangan ekspansi. 92

23 IV analisa laporan laba rugi. Tabel 4.2 analisa horizontal & vertikal laporan laba rugi pos periode Analisa horizontal Analisa vertikal Naik atau turun dari tahun sebelumnya % dari total penjualan % 2006 % 2005 Penjualan bersih ,76 28, Beban pokok penjualan ( ) ( ) ( ) ,30 37,57 (55,43) (57,71) (53,77) Laba kotor ,86 17,24 44,57 42,28 46,23 Beban usaha Penjualan dan pemasaran ( ) ( ) ( ) (328) 33,80 (0,19) (12,62) (10,60) (13,66) Umum dan administrasi ( ) ( ) ( ) (48.424) 4,73 (31,77) (6,10) (6,57) (12,33) Jumlah beban usaha ( ) ( ) ( ) (48.752) 22,70 (15,18) (18,72) (17,20) (26,00) Laba usaha ,22 58,89 25,85 25,08 20,23 Penghasilan/(beban) lain-lain (Kerugian)/keuntungan selisih kurs, bersih (20.434) (30.910) (18.760) (295,05) (64,16) (1,14) 0,66 2,37 Pendapatan bunga 29, ,38 22,17 1,64 1,06 1,12 Keuntungan penjualan aktiva tetap ,44 0,05 0,02 0,02 Surat ketetapan pajak - - (2.824) (2,29) Lain-lain, bersih ,53 9,36 0,33 0,22 0, (15.540) (12.530) (49,9) (28,73) 0,87 1,96 3,53 Laba sebelum pajak penghasilan ,4 45,87 26,72 27,04 23,76 Beban pajak penghasilan ( ) ( ) ( ) ,4 23,97 (8,2) (8,74) (9,03) Laba dari aktivitas normal ,8 59,30 18,4 18,30 14,73 setelah pajak penghasilan Keuntungan atas kejadian luar biasa, bersih , Laba konsolidasian sebelum hak minoritas ,30 18,99 18,30 14,73 Hak minoritas atas laba bersih anak (54) (55) (48) (1) 7 (1,8) 3,85 (0,003) (0,003) (0,003) perusahaan Laba bersih ,31 18,99 18,30 14,

24 Penjualan bersih Berdasarkan analisis horizontal Penjualan bersih Sari husada pada tahun 2005 meningkat sebesar 28,17% dari tahun Pada tahun 2004 penjualan bersih berjumlah Rp juta dan di tahun 2005 berjumlah Rp juta. pada tahun 2006 penjualan perusahaan juga meningkat yaitu sebesar 12,76% menjadi Rp juta. Penjualan pada Sari Husada terbagi menjadi dua yaitu penjualan kepada pihak ketiga dan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Untuk penjualan kepada pihak ketiga pada tahun yaitu sebesar Rp juta, Rp juta, dan Rp juta. penjualan pada pihak ketiga meningkat secara signifikan dari setiap tahunnya Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp juta pada tahun 2004, Rp juta pada tahun 2005,dan Rp juta pada tahun Dari dua penjualan tersebut dapat dilihat bahwa penjualan pada pihak ketiga lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun Sedangkan pada tahun 2004 dan 2005 penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa jumlahnya lebih besar dari penjualan kepada pihak ketiga. Hal ini disebabkan PT Tigaraksa Satria Tbk* tidak menjadi pihak yang mempunyai hubungan istimewa lagi dengan Sari Husada sejak 12 agustus 2005 sehingga mempengaruhi jumlah penjualannnya. Pihak ketiga Penjualan produk jadi ,984 12,675 Imbalan atas jasa maklon dan pengemasan ,666 60,955 Penjualan bahan baku ,668 74,423 94

25 Pihak yang memiliki hubungan istimewa Penjualan produk jadi Penjualan bahan baku Imbalan atas jasa maklon dan pengemasan PT Tigaraksa Satria Tbk* PT Nutricia Indonesia Sejahtera Lain-lain (masing-masing di bawah 10%) Beban pokok penjualan Beban pokok penjualan Sari Husada pada periode adalah Rp juta, Rp juta, dan Rp juta. Berdasarkan analisis horizontal maka jumlah beban pokok penjualan pada tahun 2005 meningkat sebesar 37,57%, dan pada tahun 2006 meningkat 8,30%. Peningkatan beban pokok penjualan ini disebabkan adanya kenaikkan pemakaian bahan baku pada tiap-tiap tahun dan kenaikkan upah buruh dan beban pabrikasi. Bahan baku dan pengemas Pada awal tahun ,024 43,279 Pembelian , ,445 Pada akhir tahun (94.675) (89,176) (80,024) Pemakaian bahan baku , ,700 95

26 Upah buruh langsung dan beban pabrikasi ,521 Jumlah beban produksi ,221 Persediaan barang dalam proses Pada awal tahun ,243 Pada akhir tahun (22.982) (17.077) (13.168) Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Pada awal tahun , Pada akhir tahun (46.299) (27.906) (28.040) Beban pokok penjualan Laba kotor Laba kotor Sari Husada pada periode adalah Rp juta pada tahun 2004, Rp juta pada tahun 2005 dan Rp juta pada tahun Menurut analisa horizontal, maka pada tahun 2005 terjadi kenaikkan laba kotor perusahaan sebesar 17,24%, dan pada tahun 2006 meningkat 18,86%, peningkatan laba kotor ini disebabkan adanya peningkatan penjualan bersih pada tahun 2005 dan Menurut analisis vertikal maka laba kotor pada tahun 2004 merupakan 46,23% dari total penjualan, pada tahun 2005 laba kotor sebesar 42,28% dari total penjualan, dan pada tahun 2006 sebesar 44,57% dari total penjualan. Beban usaha Berdasarkan analisis vertikal jumlah beban usaha pada tahun 2004 sebesar 26% dari total penjualan, persentasenya menurun pada tahun 2005 menjadi 17,20% dari total penjualan, pada tahun 2006 persentasenya menjadi 18,72% dari total penjualan. penurunan persentase pada tahun 2005 ini disebabkan penurunan pada beban penjualan dan pemasaran serta pada beban umum dan administrasi. Kemudian pada tahun

27 persentasenya sedikit meningkat karena adanya kenaikan pada beban penjualan dan pemasaran. a. Beban penjualan dan pemasaran Berdasarkan analisis horizontal terdapat penurunan jumlah beban penjualan dan pemasaran sebanyak Rp 328 juta atau 0,19% dari tahun Penurunan ini disebabkan berkurangnya jumlah pada beban penunjang pemasaran (2004: Rp juta, 2005: Rp juta), beban gudang (2004: Rp juta, 2005: Rp juta). Sedangkan pada beban karyawan, beban pemasaran, penjualan dan pelayanan pelangan,serta penyusutan mengalami sedikit kenaikan. Pada tahun 2006 jumlah beban penjualan dan pemasaran bertambah sebesar Rp juta atau 33,80% dari tahun 2005, hal ini disebabkan kenaikkan pada hampir semua pos pada beban penjualan dan pemasaran (penunjang pemasaran, beban karyawan, beban pemasaran, beban gudang, penjualan dan pelayanan pelanggan) kecuali pada penyusutan yang mengalami penurunan. b. Beban umum dan administrasi Berdasarkan analisis horizontal, jumlah beban penjualan dan pemasaran pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar Rp juta atau 31,77% dari tahun Kemudian pada tahun 2006 terdapat kenaikan sebesar Rp juta atau 4,73% dari tahun Penurunan yang terjadi pada tahun 2005 disebabkan adanya penurunan pada beban karyawan (2004: Rp juta, 2005: Rp juta), telekomunikasi (2004: Rp juta, 2005: Rp juta), humas (2004: Rp 97

28 2.641 juta, 2005: Rp juta), meskipun terdapat peningkatan pada beban umum dan administrasi lainnya ( jasa professional, perjalanan dinas dan pemelihaaan kendaraan, biaya teknologi informasi, asuransi, beban penyusutan, pemeliharaan gedung kantor, biro adm.saham), tetapi penurunan yang cukup signifikan pada beban karyawan menyebabkan penurunan pada beban penjualan dan pemasaran pada tahun Kenaikan yang terjadi pada tahun 2006 disebabkan kenaikan pada beban karyawan (2006: Rp juta), perjalanan dinas dan pemeliharaan kendaraan (2005: Rp juta, 2006: Rp juta), beban penyusutan (2005: Rp juta, 2006: Rp juta), pemeliharaan gedung kantor (2005: Rp juta, 2006: Rp juta), humas (2005: Rp juta, 2006: Rp juta), biro adm.saham (2005: Rp 658 juta, 2006: Rp juta) dan beban lainnya (2005: Rp juta, 2006: Rp juta), terdapat pula penurunan pada beban umum dan administrasi lainnya (jasa professional, asuransi, biaya teknologi informasi) Laba usaha Laba usaha Sari Husada pada tahun 2004 sebesar Rp juta, pada tahun 2005 sebesar Rp juta, dan pada tahun 2006 sebesar Rp jika menggunakan analisa horizontal, maka pada tahun 2005 terjadi peningkatan laba usaha sebesar 58,89%, dan pada tahun 2006 peningkatan terjadi sebesar 16,22%. Adanya peningkatan laba ini disebabkan oleh penurunan beban usaha pada tahun 2005 sebesar 15,18%, dan juga adanya peningkatan penjualan yang cukup besar di tahun tersebut. Pada tahun 2006, meskipun terdapat peningkatan beban usaha tetapi jumlah penjualan 98

29 yang cukup besar dapat mempertahankan peningkatan laba usaha, meskipun kenaikan yang terjadi tidak sebesar kenaikan pada tahun Menurut analisis vertikal, laba usaha Sari Husada merupakan 20,23% dari total penjualan pada tahun 2004, 25,08% dari total penjualan tahun 2005, dan 25,85% dari total penjualan pada tahun Laba sebelum pajak penghasilan Laba sebelum pajak penghasilan pada tahun 2004 sebesar Rp juta, kemudian pada tahun 2005 jumlahnya meningkat sebesar 45,87% menjadi Rp juta, pada tahun 2006 berjumlah Rp juta atau meningkat sebesar 11,40%. Peningkatan laba sebelum pajak penghasilan ini karena adanya kenaikan laba usaha pada tahun 2005 dan Berdasarkan analisis vertikal maka jumlah laba sebelum pajak penghasilan pada tahun 2004 adalah 23,76% dari total penjualan, kemudian pada tahun 2005 sebesar 27,04% dari total penjualan dan pada tahun 2006 sebesar 26,72% dari total penjualan. Laba setelah pajak penghasilan Laba setelah pajak penghasilan yang dimiliki Sari Husada pada tahun 2004 sebesar Rp juta, pada tahun 2005 sebesar Rp juta, dan pada tahun 2006 sebesar Rp juta. Dari jumlah tersebut maka dapat diketahui pada tahun 2005 terjadi peningkatan laba sebesar 59,30 %, dan pada tahun 2006 meningkat lagi sebesar 13,8%. Jumlah laba tersebut adalah setelah dikurangi dengan beban pajak penghasilan sebesar Rp juta, Rp juta dan Rp untuk masing-masing pada tahun Berdasarkan analisis vertikal laba setelah pajak penghasilan merupakan 14,73% dari total penjualan pada tahun 2004, 18,30% dari total penjualan pada tahun 2005, dan 18,4% dari total penjualan pada tahun

30 Laba bersih Laba bersih pada Sari Husada pada tahun 2004 berjumlah Rp juta, Rp juta pada tahun 2005 dan Rp juta pada tahun Kenaikan yang signifikan terjadi di tahun 2005, kenaikan sebesar 59,31% terjadi pada tahun tersebut. Kemudian pada tahun 2006 laba bersih juga meningkat sebesar 17%. Peningkatan laba bersih ini disebabkan adanya peningkatan penjualan pada masing-masing tahun dan adanya penurunan beban usaha. Berdasarkan analisa vertikal, laba bersih merupakan 24,73% dari total penjualan pada tahun 2004, 18,30% dari total penjualan pada tahun 2005 dan 18,99% dari total penjualan pada tahun

31 IV. 2 Analisis rasio IV.2.1, analisis rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai operasi dan memenuhi/ membayar kewajibannya pada saat ditagih. 1. Rasio lancar (Current Ratio) Tabel 4.3 perbandingan Current Ratio Aktiva lancar Kewajiban lancar Sari Husada 3,99 7,00 5,60 Rata-rata industri 2,76 4,90 57,79 Rasio lancar PT Sari Husada periode tahun adalah 5,60x, 7,00x, dan 3,99x. Rasio lancar pada tahun 2005 mengalami peningkatan dari 5,60x menjadi 7,00x, tetapi pada tahun 2006 rasionya mengalami penurunan menjadi 3,99x. Rasio lancar rata-rata industri periode tahun yaitu 57,79x, 4,90x, 2,76x. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri maka PT Sari Husada memiliki rasio lancar yang lebih tinggi pada tahun 2005 dan Rasio lancar pada tahun 2005 meningkat disebabkan karena menurunnya jumlah kewajiban lancar sebesar 29,99% dari Rp juta menjadi Rp juta. Penurunan kewajiban lancar disebabkan oleh penurunan hutang usaha kepada pihak ketiga sebesar 59,50%, dan penurunan hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 69,60%, yaitu 101

32 kepada PT Nutricia Indonesia Sejahtera, Numico Trading BV, Central Laboratories Friedrichdorf GmbH, Nutricia LTD aktiva lancar pada tahun 2005 menurun sebesar 12,55%, meskipun terdapat peningkatan pada pos piutang usaha kepada pihak ketiga yaitu sebesar 1.118,67% tetapi peningkatan ini diiringi dengan penurunan pada pos-pos aktiva lancar yang lain. Jumlah kas dan setara kas menurun 27,46% disebabkan oleh besarnya arus kas keluar pada aktivitas investasi untuk perolehan aktiva tetap selain itu terdapat arus kas keluar yang besar pada aktivitas pendanaan untuk pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham, peingkatan kas yang dibatasi penggunaannya serta adanya modal saham diperoleh kembali. Surat berharga menurun sebesar 53,23%, piutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa menurun 69,15%, piutang lain-lain menurun 29,7% serta penurunan pajak dibayar dimuka sebesar 92,27%. Pada tahun 2006 rasio lancar mengalami penurunan dari 7,00x pada tahun 2005 menjadi 3,99x. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh peningkatan kewajiban lancar sebesar 112,18% meskipun aktiva lancarnya menurun tetapi hanya sebesar 21,04%. Peningkatan hutang usaha kepada pihak ketiga sebesar 170,63%, hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 299,72% hal ini disebabkan oleh bertambahnya hutang usaha kepada PT Nutricia Indonesia Sejahtera serta adanya hutang usaha kepada Nutricia CUIJK dan Numico Beheer BV yang pada tahun sebelumnya tidak ada. Selain kenaikan pada hutang usaha, peningkatan biaya yang masih harus dibayar sebesar 102

33 163,85% juga merupakan penyebab utama kewajiban lancar Sari Husada mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Meskipun aktiva lancar pada tahun tersebut juga mengalami peningkatan, tetapi jumlahnya tidak sebanding dengan peningkatan kewajiban lancarnya yang hanya meningkat 21,04%. Jika dibandingkan dengan standar rasio lancar, yaitu diatas 1,00x, maka Sari Husada Tbk memiliki tingkat rasio lancar yang aman. Dapat dikatakan Sari Husada cukup likuid meskipun rasionya pernah mengalami penurunan. Dengan melihat kondisi rasio lancar Sari Husada 3 tahun terakhir, maka untuk menghindari adanya penurunan rasio, perusahaan harus memperhatikan jumlah aktiva lancarnya. Jumlah aktiva lancar dijaga agar tidak terjadi penurunan, salah satunya adalah menjaga arus kas masuk dan arus kas keluar pada aktivitas investasi dan pendanaan, pengelolaan piutang ditingkatkan. Pada kewajiban lancarnya, perusahaan tidak menambah jumlah hutang usaha dalam jumlah yang signifikan, mengurangi jumlah hutang dengan mempertimbangkan syarat-syarat pemberian hutang tersebut apakah menguntungkan bagi perusahaan atau tidak. 2. Rasio cepat (Quick Ratio) Tabel 4.4 Perbandingan Quick Ratio Aktiva lancar-persediaan Kewajiban lancar Sari Husada 3,37 5,8 4,83 Rata-rata industri 1,92 3,17 42,8 103

34 Rasio cepat PT Sari Husada periode yaitu 4,83%, 5,80%, 3,37%. Terdapat peningkatan dan juga penurunan rasio pada tahun yang sama dengan rasio lancarnya. Sedangkan rasio cepat rata-rata industri mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu 42,80%, 3,17% dan 1,92%. Peningkatan dan penurunan yang terjadi pada rasio cepat ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan maupun penurunan pada aktiva lancar tidak termasuk persediaan dan kewajiban lancar yang telah dijelaskan pada rasio lancar. Pada tahun 2005 jumlah persediaan Sari husada mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 8% (memiliki persentase 13% dari total aktiva) dibandingkan dengan tahun 2004, dan pada tahun 2006 persediaan perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 10,38% (memiliki persentase 12,57% dari total aktiva). Meskipun terdapat peningkatan jumlah persediaan pada tahun 2005, hal ini tidak menyebabkan peningkatan pada aktiva lancar perusahaan, karena terjadi penurunan yang cukup signifikan pada pos kas dan setara kas (menurun 27,46%, memiliki persentase 37,98% dari total aktiva), surat berharga (menurun 53,23%), pajak dibayar dimuka (menurun 92,27%), dan piutang lainnnya (menurun 29,80%) Rasio cepat juga merupakan rasio likuiditas yang mengukur kemampuan aktiva lancarnya, tidak termasuk persediaan, untuk melunasi kewajiban jangka pendek yang dimiliki perusahaan. Jika dibandingkan dengan standar Quick ratio yaitu sebesar 1,00x maka PT Sari Husada Tbk.memiliki tingkat Quick Ratio yang baik. 104

35 Current ratio dan quick ratio PT Sari Husada yang baik menunjukkan bahwa kreditor-kreditor tidak perlu mengkhawatirkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya. Untuk memperbaiki Quick ratio yang mengalami penurunan pada tahun 2006 maka perusahaan harus menjaga jumlah kewajiban lancarnya dengan tidak menambah jumlah hutang usaha atau menurunkan, perusahaan harus melihat apakah pengurangan hutang usaha tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan atau tidak. Perusahaan juga harus meningkatkan aktiva lancarnya, salah satunya adalah dengan dengan mengelola arus kas baik pada aktivitas investasi dan pendanaan, dimana pada tahun 2005, arus kas keluar pada aktivitas tersebut lebih besar daripada arus kas masuknya. IV Analisis rasio leverage 1. Rasio total hutang terhadap total aktiva ( Debt to Assets) Tabel 4.5 Perbandingan Debt To Assets Total hutang Total aktiva Sari Husada Rata-rata industri 52,7 39,2 99,29 Debt to Assets ratio menilai berapa besar aktiva perusahaan didukung dengan pendanaan hutang. Rasio Sari Husada periode tahun masing-masing adalah sebesar 16%, 13%, 21%, persentase pada tahun 2005 mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2006 terjadi peningkatan. Hal yang sama terjadi pada rata-rata industri pada tahun yang sama dimana pada tahun 105

36 2005 terjadi penurunan dibandingkan tahun 2004 yaitu dari 16% menjadi 13%, pada 2006 terjadi kenaikan menjadi 52,70%. Perhitungan Debt to assets ratio adalah dengan membagi total hutang dengan total aktiva. Penurun atau peningkatan rasio ini dapat kita lihat dari jumlah hutang dan aktiva pada tahun bersangkutan. Pada tahun 2005 debt to assets rasio perusahaan mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh penurunan total aktiva sebesar Rp juta atau 10,88%, dimana aktiva lancar menurun 12,55% dan aktiva jangka panjang menurun 5,21%. Pada total hutang persentase penurunannya lebih besar dibandingkan penurunan pada total aktiva yaitu 27% atau sebesar Rp juta. Penurunan pada aktiva lancar telah dijelaskan pada penjelasan rasio lancar, penurunan aktiva jangka panjang pada tahun 2005 disebabkan oleh penurunan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 27% karena pada tahun ini tidak ada piutang kepada PT Nutricia Indonesia Sejahtera yang pada tahun sebelumnya berjumlah Rp 592 juta, dan penurunan jumlah aktiva tetap sebesar 5,96%. Penurunan pada total hutang disebabkan oleh menurunnya jumlah kewajiban lancar yang telah dijelaskan pada rasio lancar, dan penurunan pada jumlah kewajiban jangka panjang disebabkan oleh menurunnya jumlah hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 42,32% karena berkurangnya hutang kepada Numico Beheer BV dalam hal penggantian biaya dan tidak adanya hutang kepada PT Nutricia Indonesia Sejahtera. Penyebab lainnya adalah penurunan kewajiban pajak tangguhan sebesar 22,45% karena meningkatnya penyisihan bonus dan imbalan kerja. 106

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,23 119.658.017.889 126.580.527.261 Deposito berjangka 2a,4 2.424.600.790 2.904.735.723 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Tidak AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,3,23 126.580.527.261 136.152.760.743 Deposito berjangka 2a,4 2.904.735.723 1.467.734.629 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2007 2006 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2d,3,24 92.942.187.030 136.752.706.763 Deposito berjangka 2a,4 2.643.566.861 2.398.641.980 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk LAMPIRAN 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tabel 1.1 Neraca Konsolidasi PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA ASET LANCAR Kas dan Setara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA 2008 2009 2010 2011 2012 AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas 162,869,889,775.00 214,879,968,612.00 383,120,307,358.00 242,776,108,938.00 535,889,526,748.00 Investasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk L1 LAMPIRAN Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk Aset Aset lancar PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2007, 2008 DAN 2009 Kas dan setara kas 151.020.114 132.737.259

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo,

Lebih terperinci

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS A. Inventory Turnover Periode Tahun Harga Pokok Penjualan 3.722.189 1.437.527 4.289.118 1.451.990 Persediaan Rata-rata 208.299 123.812 199.601 111.474 Inventory

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Bandung. DAFTAR PUSTAKA 1. Damodaran, Aswath, 2001, Corporate Finance Theory and Practise (2 nd ed.), New York: Wiley. 2. Lease, Ronald C., 1999, Dividend Policy: Its impact on firm value, Boston, Massachussets:

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) 1 PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Rp Penyertaan sementara Rp Piutang usaha

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Rp Penyertaan sementara Rp Piutang usaha PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. TELKOM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 2010 2009 ASET ASET LANCAR Kas dan setara

Lebih terperinci

Laba Bersih PT Timah (Persero) Tbk 2010 Sebesar 947,9 Milyar

Laba Bersih PT Timah (Persero) Tbk 2010 Sebesar 947,9 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Telepon : +62 (21) 2352 8000 Faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail : corsec@pttimah.co.id Website : www.timah.com

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN SEMESTER I Jakarta, 30 Agustus 2010, PT Timah (Persero) Tbk hari ini melaporkan kinerja Perseroan pada semester pertama 2010

LAPORAN SEMESTER I Jakarta, 30 Agustus 2010, PT Timah (Persero) Tbk hari ini melaporkan kinerja Perseroan pada semester pertama 2010 Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat tel : +62 21 2352 8000 fax : + 62 21 344 4012 email: corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

Lampiran 1 PT. Matahari Putra Prima Tbk dan Entitas Anak Laporan Arus Kas Konsolidasian Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011,2012,2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia) 2011

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan

Lebih terperinci

PT Timah (Persero) Tbk Menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan Tahun 2012

PT Timah (Persero) Tbk Menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan Tahun 2012 Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan tel : + 62 2352 8000 fax : 62 21 3444012 email : corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT Timah (Persero) Tbk Menyampaikan Laporan

Lebih terperinci

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN Hasil Penjualan Uraian LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN 2011 2012 Tahun 2012 Tahun 2011 1 2 4 Penjualan 21.694.257,72 16.195.196,22 Harga Pokok Penjualan (17.202.941,16) (12.982.513,98) Laba kotor 4.491.316,56

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Bersih Triwulan I 2012 Sebesar Rp 207,7 Miliyar

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Bersih Triwulan I 2012 Sebesar Rp 207,7 Miliyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Keterangan lebih lanjut, hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Tel : +62 21 2352 8000 Fax: +62 21 344 4012 Email: corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT Timah (Persero) Tbk

Lebih terperinci

PT INDOSAT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 30 September 2010 dan 2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)

PT INDOSAT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 30 September 2010 dan 2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham) NERACA KONSOLIDASI ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2q,2v, 3,17,26,34 6.185.065 2.237.212 Investasi jangka pendek - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp25.395 pada tahun 2010

Lebih terperinci

fax : + 62 PT 2010 mencata logam timah di LME Selama terendah ton. Produksi bijih timah tercatat halaman 1 dari 7

fax : + 62 PT 2010 mencata logam timah di LME Selama terendah ton. Produksi bijih timah tercatat halaman 1 dari 7 PT Timah (Persero) Tbk Rilis Berita Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat tel : +62 21 2352 8000 fax : + 62 21 344 4012 email: corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) 3 KAS DAN SETARA KAS Kas Kas di Bank 98,459,500 84,011,300 Pihak ketiga: Rekening PT Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., Jakarta 3,017,957,290 1,322,843,814 PT Bank Central Asia Tbk. 2,188,565,921 1,103,518,171

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Sartono, Agus Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.

DAFTAR PUSTAKA. Sartono, Agus Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. DAFTAR PUSTAKA Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta. BPFE. James, Gill dan Chatton, Moira. (2003). Dasar-Dasar Analisis Keuangan. Jakarta

Lebih terperinci

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba per 31 Maret 2011 Sebesar Rp 354,7 Miliar

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba per 31 Maret 2011 Sebesar Rp 354,7 Miliar UNTUK SEGERA DISIARKAN Keterangan lebih lanjut, hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Tel : +62 21 2352 8000 Fax: +62 21 344 4012 Email: corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT Timah (Persero) Tbk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

Lebih terperinci

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b. 77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA KONSOLIDASI Periode 30 Juni 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah)

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA KONSOLIDASI Periode 30 Juni 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah) NERACA KONSOLDAS A K T V A AKTVA LANCAR Kas dan setara kas 1 10,264,140,286 9,274,151,738 Piutang usaha Pihak ketiga 2 48,931,283,192 72,845,416,242 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 9a 15,532,633,661

Lebih terperinci

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont LAMPIRAN 72 73 Faktor-faktor internal yg berpengaruh Dapat dikendalikan : HPP, Hutang perusahaan Existing Problem Kinerja keuangan yang fluktuatif Faktor-faktor eksternal yg berpengaruh & tidak dpt dikendalikan

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS 1. Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA KONSOLIDASI Periode 30 September 2008 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah)

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA KONSOLIDASI Periode 30 September 2008 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah) A K T V A AKTVA LANCAR Kas dan setara kas 1 8,879,411,493 44,654,595,681 Piutang usaha Pihak ketiga 2 69,570,751,515 26,107,275,031 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 9a 47,590,973,499 6,465,761,829

Lebih terperinci

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2011 (TIDAK DIAUDIT) LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

PT. BANK OMEGA NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 20XX

PT. BANK OMEGA NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 20XX PT. BANK OMEGA NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 20XX 1. AKTIVA 2. KEWAJIBAN 1.1. K a s 2.1. G i r o 1.2. Giro pada Bank Indonesia 2.2. Kewajiban Segera Lainnya 1.3. Giro pada Bank Lain 2.3. Tabungan 1.4.

Lebih terperinci

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA Periode 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah)

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA Periode 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah) NERACA ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 1 7,772,101,920 10,254,363,550 Piutang usaha Pihak ketiga 2 78,166,068,433 48,931,283,192 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 9a 2,840,614,575 15,532,633,661

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA FITRIANI SARAGIH Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : f_saragih31@yahoo.com

Lebih terperinci

Laba Bersih PT Timah (Persero) Tbk 2010 Sebesar 947,9 Milyar

Laba Bersih PT Timah (Persero) Tbk 2010 Sebesar 947,9 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Telepon : +62 (21) 2352 8000 Faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail : corsec@pttimah.co.id Website : www.timah.com

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk NAMA : APRILIA ENDAH SUSANTY NPM : 21211018 JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : HARYONO, SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH : 1. Laporan

Lebih terperinci

Perusahaan membutuhkan Modal Kerja. Laporan Keuangan

Perusahaan membutuhkan Modal Kerja. Laporan Keuangan Perkembangan zaman yang semakin modern Perusahaan membutuhkan Modal Kerja Laporan Keuangan Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Berapakah jumlah sumber dan penggunaan modal kerja yang dimiliki PT. Yamazaki

Lebih terperinci