BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, dengan nama Lever s Zeepfabrieken N.V. di Angke, Jakarta. Produk pertamanya adalah sabun cuci Sunlight. Di tahun 1980 nama perseroan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Presiden Direktur berkewarganegaraan Indonesia pertama, yamani Hasan, dilantik. PT Unilever Indonesia Tbk ( Perseroan ) telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk kategori Foods dan Ice Cream, Home dan Personal Care. Rangkaian produknya mencakup brandbrand ternama dan disukai di dunia, seperti Pepsodent, Pond s, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Surf, Molto, Sunlight, Wall s, Blue Band, Royco, Bango dan lain-lain. Di tahun 2008 Perseroan memperingati 75 tahun keberadaannya diindonesia.saham Perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari Pada akhir 2007, saham Perseroan menempati peringkat ke sepuluh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.Perseroan memiliki dua anak perusahan, yaitu PT Anugrah Lever dan PT Technopia Lever.PT Anugrah Lever bergerak di bidang produksi, pengembangan, pemasaran 48

2 49 dan penjualan kecap, sambal dan saus lainnya dengan merek Bango serta merek lainnya di bawah lisensi Perseroan.Sejak awal bulan Agustus 2007 Perseroan meningkatkan penyertaan modal pada PT Anugrah Lever menjadi 100%. PT Technopia Lever bergerak di bidang distribusi, ekspor dan import produk dengan merek Domestos Nomos, dimana kepemilikan Perseroan sebesar 51%. Pada tahun 2010 perusahaan memasuki bisnis permurnian air dengan meluncurkan Pureit.Di tahun 2011 perusahaan mulai mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya, perluasan pabrik es krim Wall s dan pabrik Skin care di cikarang.sehubungan dengan akuisisi PT Sara lee Body care Indonesia Tbk oleh Unilever Indonesia Holding B.V., Perseroan ditunjuk untuk memasarkan brand-brand Sara lee di Indonesia. Dan di tahun 2012 Unilever Indonesia berhasil melipatgandakan bisnis dalam kurun waktu lima tahun dan mencatat omset lebih dari 2 miliar euro. Bagi Perseroan, karyawan adalah pusat dari seluruh aktivitas Perseroan. Perseroan memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan dan kontribusi pada perusahaan dengan kesempatan yang sama. Perseroan saat ini memiliki lebih dari 3000 karyawan tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis dalam suatu tatanan yang bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang kami terapkan menjadi acuan, terangkum dalam Prinsip

3 50 Bisnis Unilever. Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan para mitra usaha, termasuk pemasok dan distributor. Perseroan mempunyai delapan pabrik utama di Jababeka Cikarang, Jawa Barat dan Rungkut-Surabaya, Jawa Timur, dengan Kantor Pusatberlokasi di Jakarta. Produk-produk Unilever berjumlah sekitar 30 brand dan 800 SKU, yang dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 400 distributor yang menjangkau ratusan ribu toko dan warung yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi, gudang, depot dan fasilitas distribusi lainnya. 2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya. b. Misi Perusahaan 1. Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari. 2. Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.

4 51 3. Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia. 4. Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan. 3. Jenis Usaha PT. Unilever Indonesia, Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia untuk produk Home and Personal Care serta Food & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia.pt. Unilever Indonesia, Tbk memiliki berbagai macam produk, yaitu: a. Makanan PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah salah satu dari perusahaan produsen produk makanan terkemuka di dunia. Semangat PT. Unilever Indonesia, Tbk untuk memahami apa yang diinginkan dan diperlukan masyarakat membuat merk-merk PT. Unilever Indonesia, Tbk menjadi pilihan masyarakat. Produk-produk makanan yang diproduksi oleh PT Unilever Indonesia Tbk sebagai berikut:

5 52 1. Bango 2. Blue Band 3. Buavita 4. Royco 5. Sariwangi 6. Taro 7. Wall s b. Perawatan rumah Beberapa produk perawatan rumah yang dimiliki PT. Unilever Indonesia, Tbk mampu memimpin pasar di berbagai belahan dunia. Beberapa produk yang dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut: a. CIF b. Domestos c. PureIt d. Rinso e. Sunlight f. Viso g. Vixal h. Wipol c. Perawatan Pribadi Produk-produk perawatan pribadi dapat membantu konsumen PT. Unilever Indonesia, Tbk tampil lebih menarik dan percaya diri, yang

6 53 pada akhirnya membantu mereka lebih menikmati hidup. Produkproduk tersebut diantaranya: a. Axe b. Citra c. Clear d. Dove e. Lifebuoy f. Lux g. Pepsodent h. Pond s i. Rexona B. Analisis Statistik Deskriptif 1. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang umum dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan.laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah proses akhir akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan akan tergambar suatu ringkasan laporan neraca dan laporan laba rugi selama periode yang bersangkutan. Tahap-tahap yang perlu dilaksanakan dalam analisis ini adalah membuat neraca perbandingan antara beberapa periode yang

7 54 berkaitan dan kemudian menganalisis dengan menggunakan rasio keuangan.neraca perbandingan memberikan gambaran tentang perkembangan aktivitas keuangan perusahaan dari beberapa periode tersebut, sehingga memperlihatkan kenaikan dan penurunan pada pos-pos yang tercantum dalam neraca yang diperbandingkan. 2. Analisis Data Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk Berdasarkan data laporan keuangan tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, maka dilakukan analisis rasio keuangan sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Rasio ini ada untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan mengunakan harta lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio ini terdiri dari : 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar menunjukan tingkat keamanan kreditur jangka pendeknya atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan aktiva lancar yang tersedia.perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar. Current ratio yang kurang dari 200% adalah tidak baik, tetapi ukuran tersebut bukanlah pedoman mutlak. Current Ratio dapat dihitung dengan rumus : Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar

8 55 TABEL 4.1 PERHITUNGAN RASIO LANCAR PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DENGAN (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio Lancar 69.64% 71.49% 224% 206% Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa besarnya rasio lancar untuk tahun 2013 adalah 69,64%, dan tahun 2014 adalah 71,49%. Ini berarti setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 0,70 untuk tahun 2013, dan sebesar Rp. 0,71 ditahun Dapat kita ketahui rasio lancar perusahaan dari tahun 2014 mengalami kenaikan yaitu sebesar 1,85% dibandingkan dengan tahun GAMBAR 4.1 RASIO LANCAR Current Ratio Unilever Current Ratio Rata2 Industri Sejenis Current Ratio

9 56 2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini sama dengan rasio lancar kecuali tidak dimasukan persediaan dikarenakan persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid.quick Ratio dapat dihitung dengan rumus : Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar TABEL 4.2 PERHITUNGAN RASIO CEPAT (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Rasio Cepat 44.88% 45.25% 163% 147% Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa besarnya rasio cepat untuk tahun 2013 adalah 44,88%, dan tahun 2014 adalah 45,25%. dapat diartikan bahwa pada tahun 2013 dan 2014 memiliki setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp. 0,45 aktiva lancar diluar persediaan. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2014 rasio naik sebesar 0,37% dibanding dengan tahun 2013.

10 57 GAMBAR 4.2 RASIO CEPAT Quick Ratio Unilever Quick Ratio Rata-rata Industri Sejenis Quick Ratio Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Kas yaitu rasio yang digunakan untuk menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar. Rumus yang digunakan yaitu : Cash Ratio = Kas x 100% Hutang Lancar TABEL 4.3 PERHITUNGAN RASIO KAS (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Kas Hutang Lancar Rasio Kas 3.10% 9.69% 44.94% 38.54% Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa besarnya rasio kas untuk tahun 2013 adalah 3,10% dan tahun 2014 adalah 9,69%. dapat diartikan bahwa pada tahun 2013 setiap Rp.1,00 hutang

11 58 lancar dijamin oleh Rp. 0,03 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 0,09 kas yang dimiliki perusahaan.dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2014 rasio naik sebesar 6,59%dibanding dengan tahun GAMBAR 4.3 RASIO KAS Cash Ratio Unilever Cash Ratio Rata-rata Industri Sejenis Cash Ratio b. Rasio Solvabilitas Rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 1. Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) Rasio ini untuk menunjukkan sampai sejauh mana modal perusahaan dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Debt to Equity Ratio = Total Debt Equity

12 59 TABEL 4.4 PERHITUNGAN RASIO HUTANG TERHADAP MODAL (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Total Hutang Modal Rasio Hutang Trhdp Modal % % 90.62% % Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rasio hutang terhadap modal untuk tahun 2013 adalah 213,73% dan tahun 2014 adalah 210,53%, dimana tahun 2014 mengalami penurunan sedikit sebesar 3,20% dari tahun GAMBAR 4.4 RASIO HUTANG TERHADAP MODAL Debt to Equity Ratio Unilever Debt to Equity Ratarata Industri Sejenis Debt to Equity Ratio

13 60 2. Rasio Hutang Terhadap Total Asset (Debt Asset Ratio) Rasio ini merupakan perbandingan total hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menjamin keseluruhan hutang dengan asset yang dimilikinya. Debt to Ratio Asset Ratio = Total Debt Total Asset TABEL 4.5 PERHITUNGAN RASIO HUTANG TERHADAP TOTAL ASSET (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Total Hutang Total Asset Rasio Hutang Trhdp T.Asset 68.13% 67.80% 43.86% 46.55% Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rasio hutang terhadap asset untuk tahun 2013 adalah 68,13% dan tahun 2014 adalah 67,80%, maksud dari rasio tersebut adalah pada tahun 2013 perusahaan menggunakan dana dari kreditur sebesar 68,13% dari total assetnya, pada tahun 2014 perusahaan menggunakan dana dari kreditur sebesar 67,80% dari total assetnya, pada tahun 2014 rasio ini menurun sebesar 0,33% dibandingkan tahun 2013.

14 61 GAMBAR 4.5 RASIO HUTANG TERHADAP TOTAL ASSET Debt Asset Ratio Unilever Debt Asset Ratio Ratarata Industri Sejenis Debt to Total Asset Ratio Rasio Time Interest Earned Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban bunga. TIE = Laba sebelum bunga dn pajak (EBIT) Bunga TABEL 4.6 PERHITUNGAN RASIO TIME INTEREST EARNED PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DENGAN (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis EBIT Bunga Rasio T I E kali kali 26,34 kali 11,67 kali Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan perusahaan Unilever diatas dapat dilihat bahwa rasio time interest earned untuk tahun 2013 adalah 356,04 kali dan

15 62 tahun 2014 adalah 79,91 kali. Dan ini menunjukkan bahwa keuntungan yang tersedia untuk membayar bunga adalah 356,04 kali pada tahun 2013 dan79,91kali pada tahun perusahaan Unilever mengalami penurunan tahun 2014 sebesar 276,13 kali. GAMBAR 4.6 RASIO TIME INTEREST EARNED Time Interest Earned Ratio Time Interest Earned Ratio Unilever Time Interest Earned Ratio Rata-rata Industri Sejenis c. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.rasio ini menunjukkan bagaimana sumber daya yang ada diperusahaan telah dimanfaatkan secara optimal sehingga tercipta suatu efisiensi investasi pada berbagai aktiva. 1. Rasio Perputaran Total Aktiva (Activa Turn Over) Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan

16 63 penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri. Rumus yang digunakan : Aktiva Turn Over = Sales Total Aktiva TABEL 4.7 PERHITUNGAN RASIO PERPUTARAN TOTAL AKTIVA (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Penjualan Total Aktiva Rasio Perputaran Total Aktiva 2,30 kali 2,42 kali 1,33 kali 1,33 kali Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas diperoleh bahwarasio perputaran total aktiva pada tahun 2013 adalah sebesar 2,30 kali, tahun 2014 adalah sebesar 2,42 kali. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1 total aktiva yang digunakan mampu menghasilkan penjualan sebesar 2,30 kali untuk tahun 2013 dan tahun 2014 adalah 2,42 kali. Rasio ini mengalamipeningkatan sebanyak 0,12 kalidi tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.

17 64 GAMBAR 4.7 RASIO PERPUTARAN TOTAL AKTIVA Activa Turn Over Unilever Activa Turn Over Ratarata Industri Sejenis Activa Turn Over Rasio Perputaran Aktiva Tetap Perputaran aktiva tetap adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap netto. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor. Fixed Asset Turn Over = Sales Total Fixed Asset TABEL 4.8 PERHITUNGAN RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Penjualan Total Aktiva Tetap Rasio Perput. Aktiva Tetap 4,47 kali 4,70 kali 4,25 kali 4,41 kali Sumber Data : Hasil Olahan

18 65 Dari perhitungan diatas diperoleh bahwa untuk rasio perputaran total aktiva pada tahun 2013 adalah sebesar 4,47 kali, tahun 2014 adalah sebesar 4,70 kali. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1 total aktiva yang digunakan mampu menghasilkan penjualan sebesar 4,47 kali untuk tahun 2013 dan tahun 2014 adalah 4,70 kali. GAMBAR 4.8 RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP Fixed Asset Turn Over Unilever Fixed Asset Turn Over Rata-rata Industri Sejenis Fixed Asset Turn Over Rasio Rata-Rata Umur Piutang Rasio ini menunjukkan seberapa cepat kemampuan perusahaan dalam menagih piutangnya dalam suatu periode atau menunjukkan kecepatan perputaran piutangnya.rumus yang digunakan : Rata RataumurPiutang = Piutang Penjualan/365

19 66 TABEL 4.9 PERHITUNGAN RASIO RATA-RATA UMUR PIUTANG (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Piutang Penjualan Hari per/thn 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari Rasio Rata2 Umur Piutang 39 hari 31 hari 61 hari 60 hari Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas diketahui bahwa untuk perusahaan Unilever rasio rata-rata umur piutang pada tahun 2013 adalah 39 hari dan tahun 2014 adalah 31 hari, jika dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis rasio rata-rata umur piutang pada tahun 2013 adalah 61 hari dan tahun 2014 adalah 60 hari. Perusahaan unilever pada tahun 2013 piutang bisa diubah menjadi kas dalam waktu 39 hari, tahun 2014 piutang bisa diubah menjadi kas dalam waktu 31 hari.

20 67 GAMBAR 4.9 RASIO RATA-RATA UMUR PIUTANG Rata-Rata Umur Piutang Unilever Rata-Rata Umur Piutang Rata-rata Industri Sejenis Rata-rata Umur Piutang Rasio Perputaran Persediaan Rasio ini mengukur beberapa lama rata-rata barang berada di gudang. Rumus yang digunakan : Inventory Turn Over = COGS Inventory TABEL 4.10 PERHITUNGAN RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DENGAN (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis HPP Persediaan Rasio Perputran Persediaan 7,19 kali 7,49 kali 6,79kali 6,62 kali Sumber Data : Hasil Olahan

21 68 Dari perhitungan diatas diperoleh pada tahun 2013 rasio perputaran persediaan adalah sebanyak 7,19 kali dan pada tahun 2014 adalah sebanyak 7,49 kali. Pada tahun 2014 rasio ini meningkat sebanyak 0,30 kali dari tahun 2013dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis. GAMBAR 4.10 RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN Inventory Turn Over Unilever Inventory Turn Over Rata-rata Industri Sejenis Inventory Turn Over d. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi dan dari rasio ini dapat diketahui seberapa banyak laba harus diinvestasikan kembali dan seberapa banyak laba akan dibayarkan sebagai deviden.

22 69 1. Return On Asset (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Return on Asset (ROA) = Laba Bersih Total Asset TABEL 4.11 PERHITUNGAN RASIO RETUN ON ASSET (ROA) PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DENGAN (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Laba Bersih Total Asset ROA 40,10% 40,18% 11,28% 8,12% Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas diketahui perusahaan Unilever bahwa Return On Asset pada tahun 2013 adalah 40,10% dan pada tahun 2014 adalah 40,18%. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1 aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,40 pada tahun 2013 dan tahun Pada tahun 2014 rasio inimeningkat sedikitsebesar 0,08% dibandingkan dengan tahun 2013.

23 70 GAMBAR 4.11 RASIO RETURN ON ASSET Return on Asset ROA Unilever ROA Rata-rata Industri Sejenis Profit Margin Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.rumusyang digunakan: Profit Margin = Laba Bersih Penjualan TABEL 4.12 PERHITUNGAN RASIO PROFIT MARGIN PT. UNILEVER INDONESIA TBKDIBANDINGKAN DENGAN (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Laba Bersih Penjualan Profit Margin 17,40% 16,63% 7,85% 6,44% Sumber Data : Hasil Olahan

24 71 Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Profit Margin perusahaan pada tahun 2013 adalah 17,40% dan pada tahun 2014 adalah16,63%. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan laba yang sama sebesar Rp. 0,17 pada tahun 2013 dan tahun Pada tahun 2014 profit margin ini menurun sebesar 0,77% dari tahun GAMBAR 4.12 RASIO PROFIT MARGIN Profit Margin Unilever Profit Margin Rata-rata Industri Sejenis Profit Margin Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rumus yang digunakan: Return on Equity = Laba Bersih Modal

25 72 TABEL 4.13 PERHITUNGAN RASIO RETURN ON EQUITY(ROE) (dalam jutaan rupiah) Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis Laba Bersih Modal ROE 125,81% 124,78% 20,99% 20,34% Sumber Data : Hasil Olahan Dari perhitungan diatas diketahui bahwa perusahaan Unilever, Return On Equity pada tahun 2013 adalah 125,81% dan pada tahun 2014 adalah 124,78% yang berarti bahwa modal sebesar Rp. 1 mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 1,26 pada tahun 2013, dan Rp. 1,25 pada tahun GAMBAR 4.13 RASIO RETURN ON EQUITY (ROE) Return on Equity ROE Unilever ROE Rata-rata Industri Sejenis

26 73 Rasio Rasio Likuiditas C. Pembahasan Hasil Penelitian a. Rasio Keuangan Berdasarkan penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas, maka dapat disusun tabel mengenai rasio keuangan perusahaan dari perhitungan beberapa rasio-rasio diatas. TABEL 4.14 PERBANDINGAN HASIL RASIO PT. UNILEVER INDONESIA TBK DENGANRATA-RATA INDUSTRI SEJENIS PT. Unilever Indonesia Tbk Naik/Turun Rasio Tahun 2013 Thd 2014 Rata-rata Industri Sejenis Naik/Turun Rasio Tahun 2013 Thd 2014 a. Rasio Lancar 69,64% 71,49% 1,85% 224% 206% -18% b. Rasio Cepat 44,88% 45,25% 0,37% 163% 147% -16% c. Rasio Kas 3,10% 9,69% 6,59% 44,94% 38,54% -6,40% Rasio Solvabilitas a. Hutang terhadap Modal 213,73% 210,53% -3,20% 90,62% 104,09% 13,47% b. Hutang terhadap T.Asset 68,13% 67,80% -0,33% 43,86% 46,55% 2,69% c. Time Interest Earned 356,04 79,91-276,13 26,34 11,67-14,67 Rasio Aktivitas a. Perputaran Total Aktiva 2,30 2,42 0,12 1,33 1,33 - b. Perputaran T. Aktiva Tetap 4,47 4,70 0,23 4,25 4,41 0,16 c. Rata-rata Umur Piutang 38,80 30,62-8,18 60,83 59,63-1,20 d. Perputaran Persediaan 7,19 7,49 0,30 6,79 6,62-0,17 Rasio Profitabilitas a. Return on Assets 40,10% 40,18 0,08% 11,28% 8,12% -3,16 b. Profit Margin 17,40% 16,63% -0,77% 7,85% 6,44% -1,41 c. Return on Equity 125,81% 124,78% -1,03% 20,99 20,34% -0,65 Sumber data: diolah dari Tabel 4.1 sampai dengan 4.13

27 74 Maka dari tabel angka rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai-nilai dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas untuk mengukur kinerja perusahaan. Dari perbandingan perusahaan sejenis pada tahun 2013dan tahun 2014 dapat diketahui bahwa kinerja perusahaan berfluktuasi atau tidak stabil, kadang-kadang mengalami kenaikan bahkan tidak jarang pula perusahaan mengalami penurunan. Hal ini antara lain disebabkan karena perusahaan kurang stabil dalam mempertahankan kinerja perusahaan. 1. Rasio Likuiditas Selama 2 periode tersebut perhitungan rasio likuiditas PT. Unilever Indonesia Tbk dibandingkan denganrata-rata Industri Sejenis dapat dikatakan menunjukkan tingkat rasio berfluktuasi atau tidak stabildalam kinerja keuangannya. Dari tabel rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai presentase rasio lancar,untuk rasio lancarpada PT. Unilever tahun 2013 sebesar 69,64% dan tahun 2014 sebesar 71,49% mengalami kenaikandibandingkandenganrata-rata Industri Sejenistahun 2013 sebesar 224% dan tahun 2014 sebesar 206%. Kenaikanyang tidak terlalu besar dari aktiva lancar ini menunjukkan bahwa kinerja PT. Unilever kurang efektif dalam mengelola aktivanya dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis dan dapat dikatakan kurang baik, tetapi

28 75 kenaikancurrent ratio dari perusahaan dapat dimanfaatkan untuk membayar utang jangka panjang supaya bunga tidak naikagar perusahaan mampu untuk membayar hutang-hutang lancar perusahaan, mampu untuk membayar biaya-biaya operasionalnya, dandapat menambah jumlah persediaan. Sedangkan dari tabel rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai presentase Rasio Cepatpada PT. Unilever tahun 2013 sebesar 44,88% dan tahun 2014 sebesar 45,25%dibandingkan denganrata-rata Industri Sejenis tahun 2013 sebesar 163% dan tahun 2014 sebesar 147%dapat diketahui bahwa tingkat Quick Ratio yang telah dimiliki perusahaan PT. Unilever dibandingkan denganrata-rata Industri Sejenismengalami kenaikanwalaupun nilainya tidak tinggi dibandingkan denganhasil Rata-rata Industri Sejenis,maka hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat dikatakan cukupbaik disebabkan karena perusahaan mengalami kenaikan pada jumlah kewajiban lancar setiap tahunnya, naiknya biayabiaya operasional dan juga persediaan. Untuk Rasio Kaspada PT. Unilever tahun 2013 sebesar 3,10% dan tahun 2014 sebesar 9,69%dibandingkan denganrata-rata Industri Sejenis tahun 2013 sebesar 44,94% dan tahun 2014 sebesar 38,54%. Dari hasilcash ratiopada perusahaan PT. Unilever dibandingkan denganrata-rata Industri

29 76 Sejenismenunjukkan bahwa pada periode 2014 untuk Unilever mengalami kenaikan dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenisdan perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja yangcukup baik walaupun nilainya lebih tinggirata-rata Industri Sejenis,karena kas perusahaan mengalami kenaikan drastis dibandingkan dengan hutang lancar. Jadi perusahaan mampu untuk melunasi hutang-hutang lancarnya dengan menggunakan kas yang tersedia pada aktiva lancar perusahaan. 2. Rasio Solvabilitas Dari tabel rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai presentase rasio solvabilitas mulai tahun 2013 dan tahun 2014.Nilai rasio solvabilitas pada 2 periode tersebut PT. Unilever mengalamipenurunan atau kurang stabiltiap tahun. Nilai Rasio hutang terhadap Modal dan Total Asset perusahaan Unilever lebih tinggi dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenisdan dapat dikatakan kinerja perusahaan kurang baik, dimana semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya dengan modal sendiri dan asset yang dimilikinya. Ini menunjukkan bahwa kondisi kreditur diperusahaan ini sangatlah tidak amandisebabkan karena kewajiban tidak lancar perusahaan dan ekuitas yang dimiliki perusahaan tidak mengalami peningkatan yang drastis.

30 77 Pada 2 periode nilai rasio solvabilitas yang dimiliki perusahaan cukup tinggi terutama rasio hutang terhadap Modal dan Total Asset, yang berarti resiko hutang terhadap aktiva dan modal yang dimiliki perusahaan semakin tinggi. Hal ini akan menyebabkan kesulitan bila terjadi likuidasi. 3. Rasio Aktivitas Sedangkan rasio aktivitas selama 2 periode tersebut juga menunjukkan nilai yang berfluktuasi atau tidak stabil pada perusahaan Unilever tetapi masih dapat dikatakan kinerja keuangan baik dibandingkan denganrata-rata Industri Sejenis, Unilever mengalami kenaikan itupun juga tidak terlalu cepat atau lambat, hal ini disebabkan kurang efektifnya dalam pendayagunaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun hasil rasio menunjukkan perusahaan Unilever mengalami kenaikan dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenispada rasio perputaran total aktiva dan rasio perputaran aktiva tetap, namun kenaikan ini tidak terlalu besar atau lambat. Kenaikan uang lambat ini disebabkan kurang efektifnya pengelolaan aktiva dalam menciptakan penjualan. Rasio rata-rata umur piutang untuk perusahaan Unilever dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenisjuga mengalami penurunan yang juga tidak terlalu drastis. Semakin cepat rata-rata penerimaan piutang akan semakin baik kinerja

31 78 perusahaan dalam mengolah piutang. Sedangkan rasio perputaran persediaan untuk perusahaan Unilever dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenispada periode 2013dan 2014 mengalami kenaikan itupun juga tidak terlalu cepat atau lambat. Hal ini disebabkan efektifnya perusahaan dalam perputaran persediaan yang dimiliki. 4. Rasio Profitabilitas Jika dilihat dari tabel angka rasio keuangan maka dapat ditentukan besarnya rasio profitabilitas dengan menggunakan rasio Return On Asset dari tahun 2013dan tahun Nilai dari rasio profitabilitas ini secara keseluruhan memiliki nilai yang berfluktuasi atau tidak stabil.pada tahun 2013dan 2014 untuk rasio Return on Assetperusahaan PT. Unilever dibandingkan denganrata-rata Industri Sejenis mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar atau lambat, namun dengan tingkat kenaikan yang tidak terlalu besar atau tergolong lambat. Hal ini berarti bahwa perusahaan sudah mampu memperoleh laba bersih bila diukur dari total aktiva, tetapi nilai Rasio yang diperoleh PT. Unilever lebih besar dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis. Jika dilihat dari rasio Net Profit Margin, pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan yang lambat sama halnya jika dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis, dikarenakankurang efektifnya perusahaan dalam memperoleh

32 79 laba dari volume penjualan yang dilakukan, dan dihitung dari laba bersih yang didapat sesudah pajak. Untuk rasio Return On Equity (ROE) secara keseluruhan menunjukkan nilai yang berfluktuasi atau tidak stabil dari 2 periode tersebut. Pada tahun 2014mengalami penurunansama halnya jika dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih bila diukur dari total modal yang dimilikinya, untuk nilai ROE PT. Unilever menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis.

33 80 b. Metode Dupont System Jika dilihat dari bagan metode dupont untuk Tahun 2013 dan 2014 untuk mengukur kinerja perusahaan dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan baik. Dimana pada tahun 2013, didapat nilai Net Profit Margin sebesar 17.40%, nilai TATO sebesar 2.30% dan nilai ROI sebesar 40,02%. Sedangkan nilai Multiplier Equity sebesar 3,14% maka didapat nilai ROE tahun 2013 sebesar 125,66%. pada tahun 2014, didapat nilai Net Profit Margin sebesar 16,63%, nilai TATO sebesar 2.42% dan nilai ROI sebesar 40,24%. Sedangkan nilai Multiplier Equity sebesar 3,11% maka didapat nilai ROE tahun 2014 sebesar 125,15%. Dari hasil metode dupont tersebut didapat nilai ROE tahun 2013 adalah 125,66% dan ROE tahun 2014 sebesar 125,15%, Nilai ROE tersebut mengalami penurunan yang lambat tetapi juga tidak mengalami kenaikan yang tinggi yang artinya kurang stabil.hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih bila diukur dari total modal yang dimilikinya.

34 b. Metode Dupont 81 ROE Th Th % ROI Th Th % DIKALI Multiplier Equity Th Th % Net Profit Margin Th Th % DIKALI Total Asset Turn Over (TATO) Th Th % Laba Bersih/EAT Th 2013 : Th 2014 : DIBAGI Penjualan Th 2013 : Th 2014 : Penjualan Th 2013 : Th 2014 : DIBAGI Total Aktiva Th 2013 : Th 2014 : Penjualan Th 2013 : Th 2014 : DIKURANGI Aktiva Lancar Th 2013 : Th 2014 : Aktiva Tetap Th 2013 : Th 2014 : Aktiva Lain Th 2013 : Th 2014 : Total Biaya Th 2013 : Th 2014 : Kas dan setara kas Th 2013 : Th 2014 : Harga Pokok Penjualan Th 2013 : ( ) Th 2014 : ( ) BebanPmasaran&Penjualan Beban umum & Adm Th 2013 : ( ) Th 2014 : ( ) Penghasilan keuangan Th 2013 : Th 2014 : Biaya keuangan Th 2013 : (20.107) Th 2014 : (96.064) Beban Pajak Penghasilan Th 2013 : ( ) Th 2014 : ( ) Piutang Usaha Th 2013 : Th 2014 : Piutang Lain-Lain Th 2013 : Th 2014 : Persediaan Th 2013 : Th 2014 : Pajak Dibayar Dimuka Th 2013 : Th 2014 : Beban Dibayar Dimuka Th 2013 : Th 2014 :

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk 60 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan) telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui kinerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN MELALUI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK Nama Jurusan Pembimbing : Fika Fitrianti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN ANTAR PERUSAHAAN SEMEN (YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013) Rosanilawati Aquarini (watinila689@yahoo.com) MANAJEMEN UNITRI

Lebih terperinci

Shantylana Butar-butar

Shantylana Butar-butar ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MATAHARI DEPARTEMENT STORE, Tbk PERIODE 2010-2014 Shantylana Butar-butar 26212957 Latar Belakang Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk. NAMA : APRIYANTI RISKY P.N NPM : 11231228 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : DARMADI, SE, MM ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur. Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data yang

Lebih terperinci

Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ekonomi yang di dukung oleh teknologi modern menyebabkan timbulnya persaingan antara perusahaan yang satu dengan lainnya, baik perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Prawironegoro, Manajemen Keuangan didefinisikan sebagai berikut : Aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Analisis laporan keuangan pada perusahaan PT. Kimia Farma Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, dan PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, telah dilaksanakan secara efektif. Hal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 dan Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan BAB 3 Analisis Laporan Keuangan 3-1 Analisis Laporan Keuangan Analisis rasio Pengaruh peningkatan rasio Analisis Sistem DuPont Keterbatasan analisis rasio Faktor2 kualitatif 3-2 Neraca Allied: Aktiva Kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. 54 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. Sesuai dengan lingkup pembatasan, maka penulis hanya akan membahas permasalahan kuangan yang berupa neraca dan laporan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA UNTUK PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK. PERIODE

ANALISIS MODAL KERJA UNTUK PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK. PERIODE ANALISIS MODAL KERJA UNTUK PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK. PERIODE 20062010 Engelwati Gani Accounting Department, Faculty of Economic and Communication, BINUS University Jln.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip 63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Bedasarkan tujuan penelitian serta pembahasan dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja PT HM Sampoern, Tbk sangat baik dan jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Nama : Mutiara Yuang Triani NPM : 25212189 Kelas : 3EB24 Pembimbing : Feny Fidyah, SE.,MMSI LATAR BELAKANG Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk yang berdasarkan laporan keuangan pada periode 2005, 2006, dan 2007 dengan

Lebih terperinci