Dr. Vita Ratnasari, S. Si, M. Si Kresnayana Yahya, M. Sc Madu Ratna, M. Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dr. Vita Ratnasari, S. Si, M. Si Kresnayana Yahya, M. Sc Madu Ratna, M. Si"

Transkripsi

1

2 Dr. Vita Ratnasari, S. Si, M. Si Kresnayana Yahya, M. Sc Madu Ratna, M. Si

3 Analisis Statistika Mengenai Potensi Pengembangan Madura Berdasarkan Sektor Demografi, Sosial Dan Pertanian Sebelum Dan Setelah Berdirinya Jembatan Suramadu Gilang Maulana Abdi ( ) Dosen Pembimbing : Kresnayana Yahya, M. Sc L/O/G/O

4

5 1

6 Latar Belakang Banyak orang memandang Pulau Madura sebagai kawasan yang relatif tertinggal dan mempunyai daya tarik investasi yang rendah dibandingkan Kabupaten/Kota lain di sekitar Kota Surabaya. Namun saat ini pandangan tersebut menjadi berbalik arah setelah Jembatan Suramadu diresmikan. Madura menjadi daerah yang sangat potensial dan menjanjikan untuk para investor.

7 PDRB ADHB KABUPATEN DI MADURA TAHUN , , , , ,00 Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep , ,00 -

8 PDRB ADHK 2000 KABUPATEN DI MADURA TAHUN , , , , , ,00 -

9 APBD Kabupaten/Kota di Madura ,56 6,4% 8,4% 9,8% 9,3% 1.154,59 749,44 982, ,44 Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Jawa Timur

10 mempelajari kesamaan dan kedekatan masalah setiap kecamatan pendekatan yang spesifik untuk setiap kelompok kecamatan di Madura Cluster Analysis Hierarchical Methods Ward s Method

11 Pengelompokan di Jawa Timur menggunakan metode hirarki dan non hirarki dilakukan oleh Arinda Rochmi Lailiya (2011) berdasarkan kesamaan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka Padmi Ganifandari (2011) melakukan analisis Hierarchical Clustering via Minimax Linkage untuk mengelompokkan Kecamatan di Pulau Madura berdasarkan Indikator Pemerataan Pendidikan Nugroho (2010) dalam penelitiannya mengelompokkan kecamatan-kecamatan di Surabaya berdasarkan variabel sosial demografi dan perekonomian.

12 Rumusan Masalah 1 Bagaimana karakteristik Kecamatan di Madura berdasarkan sektor demografi, sosial dan pertanian sebelum dan setelah berdirinya Jembatan Suramadu? 2 Bagaimana pengelompokan Kecamatan di Madura menggunakan hierarchy cluster analysis berdasarkan sektor demografi, sosial dan pertanian sebelum dan setelah berdirinya jembatan Suramadu? 3 Bagaimana klasifikasi potensi Kecamatan di Madura berdasarkan analisis kelompok?

13 Tujuan Penelitian 1 Mendeskripsikan karakteristik Kecamatan di Madura berdasarkan sektor demografi, sosial dan pertanian sebelum dan setelah berdirinya Jembatan Suramadu 2 Menentukan kelompok Kecamatan di Madura menggunakan hierarchy cluster analysis berdasarkan sektor demografi, sosial dan pertanian sebelum dan setelah berdirinya jembatan Suramadu 3 Menyusun analisis klasifikasi potensi Kecamatan di Madura berdasarkan hasil analisis kelompok

14 Tujuan Penelitian

15 Batasan Masalah Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku Kabupaten di Madura Dalam Angka tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012

16 2

17 Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif dapat didefinisikan sebagai metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995). Penyusunan tabel, diagram dan grafik merupakan beberapa bagian dari statistika deskriptif.

18 Analisis Faktor Hair, Black, Babin, & Anderson (2007) Analisis faktor adalah analisis statistika yang bertujuan untuk mengelompokkan variabel-variabel yang banyak dan berbeda menjadi kumpulan-kumpulan variabel yang lebih kecil didasarkan pada kesamaan karakteristik variabel tersebut Johnson dan Wichern (2002) Melalui analisis faktor, dapat ditentutakn variabel-variabel yang saling berkorelasi dengan kualitas random yang disebut sebagai faktor Rummel (1970) Variabel-variabel yang berada di dalam satu faktor dan mempunyai kemiripan karakteristik antara satu dengan yang lainnya akan menjadi satu setelah dilakukan pengklasifikasian

19 Analisis Faktor Variabel random X dengan variabel komponen sebanyak p, yang memiliki rata-rata µ dan matriks kovarian, maka model faktor dari X yang merupakan kombinasi linier beberapa variabel saling bebas yang tidak teramati adalah F 1, F2,..., Fm disebut sebagai common factors dan ditambahkan dengan ε ε,..., ε 1, 2 disebut specific factor, sehingga secara khusus dapat ditulis sebagai berikut. p XX 1 μμ 1 = ll 11 FF 1 + ll 12 FF 2 + +ll 1mm FF mm + εε 1 XX 2 μμ 2 = ll 21 FF 1 + ll 22 FF 2 + +ll 2mm FF mm + εε 2 XX pp μμ pp = ll pp1 FF 1 + ll pp2 FF 2 + +ll pppp FF mm + εε pp X µ = L F + ε ( px1) ( px1) ( pxm) ( mx1) ( px1)

20 Hal-hal yang harus dipenuhi... Barlett Test of Spericity Bartlett = ln 2 p [ R] n 1 Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) KMO = p p p i= 1 j= 1 r 2 + ij i= 1 j= 1 i= 1 j= 1 p r p ij 2 p a ij 2 Measure of Sampling Adequency (MSA) MSA = p r p j= r ij 2 p ij j= 1 j= 1 a ij 2

21 Analisis Pengelompokan Analisis Kelompok merupakan sebuah metode analisis untuk mengelompokkan obyek-obyek pengamatan menjadi beberapa kelompok sehingga akan diperoleh kelompok dimana obyek-obyek dalam satu kelompok mempunyai banyak persamaan sedangkan dengan anggota kelompok yang lain mempunyai banyak perbedaan (Johnson dan Wichern, 2002) METODE HIRARKI METODE NON HIRARKI

22 Metode Ward s

23 Jarak Euclidian

24 Sektor Demografi dan Sosial Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan sebuah Negara. Dalam Education For AII (EFA) Global Monitoring 2011 yang dikeluarkan oleh UNESCO, indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilaksanakan dengan tindakan nyata misalnya melalui penyediaan berbagai fasilitas kesehatan dilengkapi dengan peralatan medis yang memadai beserta tenaga medis berkualitas.

25 Sektor Pertanian Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan bakuindustri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Di Madura, umumnya kegiatan ekonomi bertumpu pada sektor pertanian primer (tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan).

26 3

27 Sumber Data Makro Sosial Ekonomi Jawa Timur dan data PDRB tahun

28 Wilayah Administratif Pulau Madura KABUPATEN KECAMATAN Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blega, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis Sreseh, Torjun, Pangarengan, Sampang, Camplong, Omben, Kedungdung, Jrengik, Tambelangan, Banyuates, Robatal, Karang Penang, Ketapang, Sakobanah Tlanakan, Pademawu, Galis, Larangan, Pamekasan, Proppo, Palengan, Pegantenan, Kadur, Pakong, Waru, Batumarmar, Pasadean Pragaan, Bluto, Saronggi, Giligenting, Talango, Kalianget, Kota Sumenep, Batuan, Lenteng, Ganding, Guluk-guluk, Pasongsongan, Ambunten, Rubaru, Dasuk, Manding, Batuputih, Gapura, Batang-batang, Dungkek, Nonggunong, Gayam, Raas, Sapeken, Arjasa, Kangayan, Masalembu

29 Variabel Gambaran Umum 4 Kabupaten di Madura No Variabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun Angka Buta Huruf (ABH) tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 2008 dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (ADHK) tahun 2008 dan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) tahun TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) tahun Angka Kematian Bayi (AKB)

30 Variabel Penelitian Untuk Unit Penelitian Kecamatan No Variabel Definisi Operasional 1 KP Kepadatan Penduduk yang diperoleh dari perbadingan antara jumlah penduduk dan luas daerah yang didiami tiap Kecamatan 2 LK Jumlah penduduk laki-laki di tiap Kecamatan 3 PR Jumlah penduduk perempuan di tiap Kecamatan

31 Variabel Penelitian Untuk Unit Penelitian Kecamatan No Variabel Definisi Operasional 4 RMSSD 5 RMGSD 6 RMSSMP 7 RMGSMP 8 RMSSMA 9 RMGSMA Rasio antara jumlah murid dengan jumlah sekolah di tingkat SD tiap Kecamatan Rasio antara jumlah murid dengan jumlah guru di tingkat SD tiap Kecamatan Rasio antara jumlah murid dengan jumlah sekolah di tingkat SMP tiap Kecamatan Rasio antara jumlah murid dengan jumlah guru di tingkat SMP tiap Kecamatan Rasio antara jumlah murid dengan jumlah sekolah di tingkat SMA tiap Kecamatan Rasio antara jumlah murid dengan jumlah guru di tingkat SMA tiap Kecamatan

32 Variabel Penelitian Untuk Unit Penelitian Kecamatan No Variabel Definisi Operasional 10 DPT Persentase rasio jumlah bayi dengan banyaknya bayi yang imunisasi DPT 11 BCG Persentase rasio jumlah bayi dengan banyaknya bayi yang imunisasi BCG 12 POLIO Persentase rasio jumlah bayi dengan banyaknya bayi yang imunisasi POLIO 13 CAMPAK Persentase rasio jumlah bayi dengan banyaknya bayi yang imunisasi CAMPAK 14 KBAKTIF Banyaknya seluruh akseptor KB aktif berdasarkan alat kontrasepsi yang digunakan tiap Kecamatan 15 PPKB Banyaknya petugas pelayanan keluarga berencana tiap Kecamatan 16 PUSK Banyaknya pusekesmas pusat tiap Kecamatan 17 PUSKP Banyaknya puskesmas pembantu tiap Kecamatan 18 PUSKK Banyaknya puskesmas pembantu tiap Kecamatan 19 POSY Banyaknya puskesmas keliling tiap Kecamatan

33 Variabel Penelitian Untuk Unit Penelitian Kecamatan No Variabel Definisi Operasional 20 PADI Jumlah produksi padi (ton) tiap Kecamatan 21 JAGUNG Jumlah produksi jagung (ton) tiap Kecamatan 22 KEDELAI Jumlah produksi kedelai (ton) tiap Kecamatan 23 KACTAN Jumlah produksi kacang tanah (ton) tiap Kecamatan 24 KACHIJ Jumlah produksi kacang hijau (ton) tiap Kecamatan 25 UBIKAYU Jumlah produksi ubi kayu (ton) tiap Kecamatan 26 KELAPA Jumlah produksi kelapa (ton) tiap Kecamatan 27 TEMB Jumlah produksi tembakaui (ton) tiap Kecamatan 28 KARAND Jumlah produksi kapuk randu (ton) tiap Kecamatan 29 AYAM Jumlah ayam ternak (ekor) tiap kecamatan 30 SAPI Jumlah sapi ternak (ekor) tiap kecamatan 31 KAMB Jumlah kambing ternak (ekor) tiap kecamatan 32 PLAUT Jumlah hasil perikanan air laut (ton) tiap Kecamatan

34 Langkah Analisis Mengumpulkan dan memilah data yang sesuai Analisis faktor untuk perubahan struktur Visualisasi hasil pengelompokan dan deskripsi kelompok Analisis deskriptif untuk melihat perubahan umum Melakukan analisis pengelompokan

35 4

36 Gambar 4.1 Indeks Pembangunan Manusia di Madura tahun * * 2010* ,49 59,70 58,68 57,66 56,99 66,32 65,16 65,36 65,60 64,60 64,51 64,82 63,81 64,00 64,24 63,13 63,40 63,71 62,49 62,97 52,00 54,00 56,00 58,00 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 Keterangan: *) = angka diperbaiki ; **) = angka sementara Sumenep Pamekasan Sampang Bangkalan

37 Analisis Statistika Deskriptif untuk Sektor Demografi

38 Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Pertumbuhan Sektor Demografi Variable Mean StDev Minimum Maximum KP LK PR

39 Gambar 4.3 Scatter Plot KP vs Padi Sebelum dan Setelah Berdirinya Jembatan Suramadu Scatterplot of KP vs PADI Sebelum Berdirinya Jembatan Suramadu Pamekasan Sumenep Bangkalan 2000 Sampang KP Kalianget Pragaan Labang Larangan A rosbay a Tlanakan C amplong Kamal Pakong Bluto Raas Kwany Guluk-Guluk Pademaw Proppou Talango Lenteng Giligenting AKadur mbunten Galis Klampis ar Tanah Socah Merah Karang Tanjung Penang Bumi Torjun Palengaan Batang-Batang GandingWaru Masalembu Dungkek Pasean Ketapang Robatal Pegantenan Sakobanah Galis Blega Saronggi Gapura Batumarmar Tragah Kedungdung Sepulu Tambelangan Pangarengan BanyModung Konang uates Jrengik Dasuk Nonggunong Batuputih Gay am Rubaru Pasongsongan Batuan Kokop Geger Sreseh Manding Sapeken Kangay an PADI Burneh O mben A rjasa Scatterplot of KP vs PADI Setelah Berdirinya Jembatan Suramadu 3500 Pamekasan Sumenep Bangkalan KP Sampang Kalianget Larangan Tlanakan Pragaan Labang Kamal Socah Pakong A rosbay a Kwany C ar Tanah Merah amplong Proppo Pademaw Burneh u Raas Palengaan Giligenting Bluto Klampis Kadur Tanjung Tragah Guluk-Guluk Talango A mbunten Batumarmar Bumi Galis Lenteng Waru Torjun Karang Penang Galis Pegantenan Pasean Batang-Batang Ganding Masalembu Dungkek Sakobanah Ketapang Sepulu Robatal Konang Modung Gapura Tambelangan Kedungdung Blega Geger O mben Kokop Dasuk Saronggi Bany uates Jrengik Nonggunong Batuputih Rubaru Pangarengan Batuan Sreseh GayPasongsongan am Manding Sapeken Kangay an PADI A rjasa

40 Analisis Statistika Deskriptif untuk Sektor Sosial

41 Gambar 4.6 Angka Buta Huruf Tahun ,21 11,66 12,20 12,57 12,58 Jawa Timur 1,60 1,94 2,00 2,06 2,06 Surabaya 20,06 21,36 21,37 21,38 21,38 Sumenep 18,89 19,16 19,79 20,43 20,55 Pamekasan 33,24 33,97 35,19 35,88 35,88 Sampang 15,54 17,16 17,18 17,24 17,24 Bangkalan

42 Tabel 4.2 Statistika Deskriptif Pertumbuhan Sektor Pendidikan Variable Mean StDev Minimum Maximum RMSSD RMGSD RMSSMP RMGSMP RMSSMA RMGSMA

43 Scatterplot of RMSSD (setelah) vs RMSSD (sebelum) Kokop 250 RMSSD (setelah) BangkalanKonang Sumenep Geger Pamekasan Burneh Galis Kamal Tanjung Bumi Karang Kw anypar Labang enang Kalianget Sepulu Robatal Klampis Sapeken Tlanakan Tanah Socah Tragah MerahProppo Waru A rosbay a A rjasa Pademaw Palengaan u Blega Ketapang Modung Batumarmar Galis Sakobanah Pegantenan MasalembuPakong Batuan Giligenting Larangan Batang-Batang Pasean Kangay ankadur Manding Guluk-Guluk Talango A mbunten Gapura Saronggi Tambelangan SampangC amplong Pragaan Lenteng P asongsongan P angarengan Kedungdung Dasuk Raas Bluto OBany mbenuates Batuputih Gay Ganding am Dungkek Rubaru Nonggunong Torjun Sreseh Jrengik RMSSD (sebelum) Gambar 4.4 Perubahan Secara Umum RMSSD

44 70 Scatterplot of RMGSD (setelah) vs RMGSD (sebelum) Waru RMGSD (setelah) Sapeken Sakobanah Karang Ketapang Tanjung P enang KwSepulu Robatal Klampis any Tanah ar Bumi Merah Tragah Raas Batang-Batang Kangay Socah an ABangkalan rosbay Burneh a A rjasa PGuluk-Guluk asongsongan Gay Masalembu Batuputih Nonggunong Dasuk A Dungkek mbunten Giligenting Sumenep Pamekasan Kamal Modung Labang Blega Tambelangan Proppo Batumarmar Bany uates am Pasean Kalianget Pakong Pegantenan Palengaan Ganding Rubaru Manding Pademaw Tlanakan u Kedungdung Lenteng Gapura Pragaan Bluto Saronggi Batuan LaranganGalis Kadur Sampang O mben C amplong Talango P angarengan Jrengik Sreseh Torjun GalisGeger Konang Kokop RMGSD (sebelum) Gambar 4.5 Perubahan Secara Umum RMGSD

45 Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Jawa Timur 32,93 32,20 31,41 29,99 29, * Gambar 4.7 Angka Kematian Bayi (AKB) di Madura dan Jawa Timur Tabel 4.3 Statistika Deskriptif Pertumbuhan Sektor Kesehatan Variable Mean StDev Minimum Maximum DPT BCG POLIO CAMPAK KBAKTIF PPKB PUSK PUSKP PUSKK POSY

46 Analisis Statistika Deskriptif untuk Sektor Pertanian

47 Tabel 4.4 Statistika Deskriptif Pertumbuhan Sektor Pertanian Variable Mean StDev Minimum Maximum PADI JAGUNG KEDELAI KACTAN KACHIJ UBIKAYU KELAPA TEMB KARAND AYAM SAPI KAMB PLAUT PTAWAR JATI

48 40000 Scatterplot of Jagung (setelah) vs Jagung (sebelum) Batumarmar Batuputih Pasongsongan Dasuk A rjasa Rubaru Pasean Lenteng Jagung (setelah) Guluk-Guluk Modung A mbunten Bluto Karang Penang Gay am Palengaan Blega Talango Ketapang Sakobanah Gapura Kangay an Galis Waru Manding Pragaan Ganding Batuan Sapeken Bany uates Saronggi Kadur Konang Nonggunong Kw any ar Klampis Raas Masalembu Batang-Batang Dungkek Tanjung Bumi Geger O mben Giligenting Larangan Burneh Pegantenan Tanah ProppoKedungdung Robatal CMerah amplong Kokop Sepulu Tragah Sreseh Pademaw Kamal Tambelangan Sampang Socah u ATlanakan Labang rosbay Jrengik Pamekasan Pangarengan Sumenep a Kalianget Torjun Pakong Bangkalan Galis Jagung (sebelum) Gambar 4.8 Perubahan Secara Umum Produktivitas Jagung

49 70000 Scatterplot of Ubi Kayu (setelah) vs Ubi Kayu (sebelum) A rjasa Kangay an Ubi Kayu (setelah) Ketapang Kedungdung Saronggi Tambelangan Sakobanah Dungkek CKarang Robatal Kokop amplong Penang Geger Bany uates Rubaru Nonggunong Palengaan Masalembu Batuputih Pasongsongan GayGapura am Lenteng Giligenting Proppo Batang-Batang Guluk-Guluk AManding Dasuk Raas mbunten Ganding Sumenep Batumarmar Pasean Pegantenan Batuan Pragaan Pademaw Tanjung Kalianget Larangan Waru Bluto Pakong Pamekasan Kadur u Talango Jrengik Galis Tlanakan Sampang Klampis GalisBumi Pangarengan Tanah ABangkalan Kw Sepulu rosbay Torjun Sreseh Burneh Konang Kamal Modung Blega Tragah Labang Socah any Sapeken Merah ara O mben Ubi Kayu (sebelum) Gambar 4.9 Perubahan Secara Umum Produktivitas Ubi Kayu

50 Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Jawa Timur Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Jawa Timur 6,79 6,42 69,31 69,25 69,08 69,49 5,08 4,25 4,16 68, Gambar 4.10 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Madura Gambar 4.11 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Madura

51 Analisis Faktor untuk Sektor Demografi (Sebelum-Setelah) Tabel 4.5 KMO's dan Uji Bartlett Sektor Demografi (Sebelum) Nilai Kaiser-Meyer-Olkin untuk Kelayakan Sampel Uji Bartlett's Perkiraan Chi-Square Derajat bebas 3 Signifikansi Tabel 4.7 Loading Factor Sektor Demografi (Sebelum) Variabel Faktor 1 KP LK Tabel 4.6 Nilai Eigenvalues Sektor Demografi (Sebelum) Eigenanalysis of the Correlation Matrix Komponen Eigenvalue Proporsi Komulatif PR Tabel 4.13 Loading Factor Sektor Demografi (Setelah) Variabel Faktor KP LK PR

52 Analisis Faktor untuk Sektor Sosial (Sebelum-Sestelah) Tabel 4.8 Loading Factor Sektor Pendidikan (Sebelum) Variabel Faktor RMSSD RMGSD RMSSMP RMGSMP RMSSMA RMGSMA Tabel 4.14 Loading Factor Sektor Pendidikan (Setelah) Variabel Faktor 1 2 RMSSD RMGSD RMSSMP RMGSMP RMSSMA RMGSMA

53 Analisis Faktor untuk Sektor Kesehatan (Sebelum-Setelah) Tabel 4.9 Loading Factor Sektor Kesehatan (Sebelum) Variabel Faktor DPT BCG POLIO CAMPAK KBAKTIF PPKB PUSK PUSKP PUSKK POSY Tabel 4.15 Loading Factor Sektor Kesehatan (Setelah) Variabel Faktor DPT BCG POLIO CAMPAK KBAKTIF PPKB PUSK PUSKP PUSKK POSY

54 Analisis Faktor untuk Sektor Pertanian (Sebelum-Setelah) Tabel 4.10 Loading Factor Sektor Pertanian (Sebelum) Faktor Variabel PADI JAGUNG KEDELAI KACTAN KACHIJ UBIKAYU KELAPA TEMB Tabel 4.16 Loading Factor Sektor Pertanian (Setelah) Variabel Faktor 1 2 JAGUNG KACHIJ AYAM SAPI JATI KARAND AYAM SAPI KAMB PLAUT PTAWAR JATI

55 Analisis Faktor Berdasarkan Variabel Asli (Sebelum Suramadu) Tabel 4.11 KMO's dan Uji Bartlet Berdasarkan Variabel Asli (Sebelum) Nilai Kaiser-Meyer-Olkin untuk Kelayakan Sampel Perkiraan Chi-Square Uji Bartlett's Derajat bebas 15 Faktor Signifikansi Tabel 4.12 Hasil Analisis Faktor Berdasarkan Variabel Asli (Sebelum) Anggota Variabel Dalam Faktor (Setelah Dibangunnya Jembatan Suramadu) 1 KP, LK, PR, PPKB, PUSK, PUSKP, PUSKK, POSY 2 DPT, BCG, POLIO, CAMPAK 3 RMSSD, RMGSD, RMGSMP, KELAPA, KARAND 4 KBAKTIF, TEMB, AYAM, PLAUT, JATI 5 RMGSMA, JAGUNG, KACHIJ, SAPI, KAMB 6 PADI, UBIKAYU 7 RMSSMP, RMSSMA 8 KACTAN 9 KEDELAI, PTAWAR

56 Analisis Faktor Berdasarkan Variabel Asli (Setelah Suramadu) Tabel 4.17 KMO's dan Uji Bartlett Berdasarkan Variabel Asli (Setelah) Nilai Kaiser-Meyer-Olkin untuk Kelayakan Sampel Perkiraan Chi-Square Uji Bartlett's Derajat bebas 561 Signifikansi Tabel 4.18 Hasil Analisis Faktor Berdasarkan Variabel Asli (Setelah) Anggota Variabel Dalam Faktor Faktor (Setelah Dibangunnya Jembatan Suramadu) 1 KP, LK, PR, KBAKTIF, PUSK, PUSKP, PUSKK, POSY 2 DPT, BCG, POLIO, CAMPAK 3 RMSSMP, RMSSMA, RMGSMA 4 RMGSMP, JAGUNG, TEMB, PTAWAR 5 KEDELAI, AYAM, JATI 6 RMSSD, RMGSD 7 KELAPA, PLAUT 8 KACTAN, KACHIJ 9 SAPI, KAMBING 10 PPKB, PADI, UBI KAYU 11 KARAND

57 Analisis Pengelompokan Berdasarkan Faktor Utama Tabel 4.19 Variabel-variabel Berdasarkan Analisis Faktor Tabel 4.20 Hasil Pengelompokan Berdasarkan Analisis Faktor SEKTOR DEMOGRAFI PENDIDIKAN KESEHATAN PERTANIAN Sebelum berdirinya Jembatan Suramadu KP LK PR RMSSD RMGSD RMGSMP DPT BCG POLIO CAMPAK TEMB AYAM JATI Setelah Berdirinya Jembatan Suramadu KP LK PR RMSSD RMGSD RMGSMP DPT BCG POLIO CAMPAK JAGUNG KACHIJ SAPI Kelom pok Sebelum Berdirinya Suramadu Kamal, Burneh, Socah, Labang, Kalianget, Arosbaya, Blega, Tragah, Kwanyar, Sepulu, Tanjung Bumi, Klampis, Omben, Konang, Geger, Kokop Galis, Banyuates, Ketapang, Tanah Merah, Sakobanah, Camplong, Sampang, Kedungdung, Karang Penang, Tambelangn, Robatal, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep Modung, Torjun, Sreseh, Sarongghi, Rubaru, Batu Putih, Galis, Nonggunong, Giligenting, Pangarengan, Gayam, Jrengik, Ambunten, Dasuk, Bluto, Talango, Gapura, Dungkek, Raas, Manding, Sapeken, Kangayan, Pragaan, Lenteng, Batang-batang, Arjasa, Ganding, Pasongsongan, Guluk-guluk 4 Batuan, Masalembu 5 Tlanakan, Kadur, Pademawu, Pegantenan, Waru, Proppo, Batumarmar, Larangan, Palengaan Setelah Berdirinya Suramadu Kamal, Burneh, Socah, Tlanakan, Pademawu, Proppo, Palengaan, Tambelangan, Larangan, Pegantenan, Batang-Batang, Kadur, Pragaan, Modung, Blega, Robatal, Karang Penang, Sakobanah, Batumarmar, Sampang, Camplong, Omben, Kedungdung, Banyuates, Ketapang Labang, Arosbaya, Kalianget, Tragah, Kwanyar, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis, Konang, Kokop, Galis, Geger, Tanah Merah, Waru Bangkalan, Sumenep, Pamekasan Sreseh, Jrengik, Torjun, Pangarengan, Masalembu, Galis, Pakong, Giligenting, Raas, Pasean, Rubaru, Bluto, Ambunten, manding, Talango, Ganding, Gapura, Dungkek, Kangayan, Saronggi, Pasongsongan, Dasuk, Lenteng, Guluk- Guluk, Batuputih, Gayam, Sapeken, Arjasa Batuan, Nonggunong

58 Gambar 4.12 Dendogram Hasil Pengelompokan Pra-Suramadu Dendrogram Sebelum Berdirinya Jembatan Suramadu k= Ward Linkage, Euclidean Distance Similarity Kamal Kalianget Tanjung Bumi Bangkalan Pamekasan Sumenep Torjun Labang Sepulu Klampis Tragah Socah Arosbay a Burneh Blega Modung Sreseh Jrengik Kangay an Sapeken Batuan Masalembu Pragaan Bluto Guluk-Guluk Pasongsongan Saronggi Giligenting Ganding Manding Rubaru Bat uputih Nonggunong Talango Dungkek Ambunten Dasuk Gapura Batang-Batang Gay am Tlanakan Waru Batumarmar Pasean Pegantenan Kadur Pademawu Proppo Galis Pak ong Larangan Palengaan Kwany ar Galis Tanah Merah Konang Kokop Geger Pangarengan Tambelangan Raas Robatal Karang Penang Sakobanah Sampang Camplong Kedungdung Omben Bany uates Ket apang Lenteng Arjas a

59 Gambar 4.13 Dendogram Hasil Pengelompokan Pasca-Suramadu Dendrogram Setelah Berdirinya Jembatan Suramadu k=10 Ward Linkage, Euclidean Distance Similarity Kamal Kalianget Bangkalan Pamekasan Sumenep Tlanakan Pegantenan Proppo Pademawu Galis Larangan Pakong Galis Tanah Merah Lenteng Gay am Arjasa Labang Tragah Socah Arosbay a Modung Blega Burneh Konang Geger Kokop Waru Kwany ar Tanjung Bumi Sepulu Klampis Sreseh Torjun Tambelangan Jrengik Pangarengan Sampang Camplong Omben Kedungdung Bany uates Ketapang Robatal Karang Penang Sak obanah Palengaan Batumarmar Kadur Ganding Guluk-Guluk Pasean Rubaru Manding Batuputih Pragaan Bluto Ambunten Gapura Giligenting Raas Talango Batang-Batang Dungkek Mas alembu Sapeken Saronggi Pasongsongan Das uk Kangay an Batuan Nonggunong

60 Anggota Kelompok Sebelum dan Setelah Berdirinya Jembatan Suramadu Kelom pok Anggota Nama Kecamatan Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 1 Kamal, Kalianget, Tanjung Bumi, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep 2 Torjun Labang, Sepulu, Klampis, Tragah, Socah, Arosbaya, 3 Burneh, Blega, Modung, Sreseh, Jrengik, Kangayan, Sapeken 4 Batuan, Masalembu 5 6 Pragaan, Bluto, Guluk-Guluk, Pasongsongan, Saronggi, Giligenting, Gandhing, Manding, Rubaru, Batuputih, Nonggunong, Talango, Dungkek, Ambunten, Dasuk, Gapura, Batang-Batang, Raas, Gayam Tlanakan, Waru, Batumarmar, Pasean, Pegantenan, Kadur, Pademawu, Proppo, Galis, Pakong, Larangan, Palengaan 7 Kwanyar, Galis, Tanah Merah, Konang, Kokop, Geger 8 9 Pangarengan, Tambelangan, Robatal, Karang Penang, Sakobanah Sampang, Camplong, Kedungdung, Omben, Banyuates, Ketapang, Lenteng 10 Arjasa 1 Kamal, Kalianget, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep 2 Tlanakan, Pegantenan, Proppo, Pademawu, Galis, Larangan, Pakong 3 Galis, Tanah Merah, Lenteng, Gayam, Arjasa 4 Labang, Tragah, Socah, Arosbaya, Modung, Blega, Burneh, Konang, Geger, Kokop, Waru 5 Kwanyar, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis 6 Sreseh, Torjun, Tambelangan, Jrengik, Pangarengan 7 Sampang, Camplong, Omben, Kedungdung, Banyuates, Ketapang 8 Robatal, Karang Penang, Sakobanah 9 Palengaan, Batumarmar, Kadur, Ganding, Guluk-Guluk, Pasean, Rubaru, Manding, Batuputih, Pragaan, Bluto, Ambunten, Gapura, Giligenting, Raas, Talango, Batang- Batang, Dungkek, Masalembu, Sapeken, Saronggi, Pasongsongan, Dasuk, Kangayan 10 Batuan, Nonggunong

61 Gambar 4.14 Pemetaan Visual Hasil Pengelompokan Pra-Suramadu

62 Gambar 4.35 Pemetaan Visual Hasil Pengelompokan Pasca-Suramadu

63 JUMLAH KONTRIBUSI CLUSTER RATA-RATA KONTRIBUSI TIAP ANGGOTA CLUSTER 23,4 19,6 18,7 10,4 10,511,1 9,0 9,7 10,8 8,4 8,6 8,3 8,5 8,8 8,4 8,5 9,9 9,2 8,5 3,3 1,7 1,7 1,8 1,5 3,1 1,6 3,9 1,8 1,4 1,4 1,4 1,4 1,5 1,4 1,4 1,6 1,5 1,4

64 JUMLAH KONTRIBUSI CLUSTER RATA-RATA KONTRIBUSI TIAP ANGGOTA CLUSTER 11,6 10,5 7,5 8,9 5,8 1,0 2,6 0,4 0,2 0,0 1,6 1,9 1,6 0,3 0,3 0,3 1,9 3,4 2,5 0,6 0,4 1,3 2,7 0,5 5,0 0,8 1,7 1,5 4,7 0,8

65 Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 1 Kamal, Kalianget, Tanjung Bumi, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep JUMLAH KONTRIBUSI CLUSTER RATA-RATA KONTRIBUSI TIAP ANGGOTA CLUSTER JUMLAH KONTRIBUSI CLUSTER RATA-RATA KONTRIBUSI TIAP ANGGOTA CLUSTER 23,4 11,6 19,6 18,7 10,5 8,9 7,5 10,4 10,5 11,1 9,0 9,7 10,8 8,4 8,6 8,3 8,5 8,8 8,4 8,5 9,9 9,2 8,5 5,8 5,0 4,7 3,3 1,7 1,7 1,8 1,5 3,1 1,6 3,9 1,8 1,4 1,4 1,4 1,4 1,5 1,4 1,4 1,6 1,5 1,4 2,6 1,9 1,6 1,6 1,0 0,4 0,20,0 0,3 0,3 0,3 3,4 2,5 1,9 0,6 0,4 2,7 1,3 0,5 0,8 1,7 1,5 0,8 Kelompok ini terdiri dari kecamatan-kecamatan yang kepadatan penduduknya cukup tinggi dibandingkan kecamatan lainnya dengan jumlah kontribusi cluster sebesar 19,6% di Madura. Namun sayangnya, RMSSD, RMSSMP dan RMSSMA masih tinggi. Artinya, daya tampung sekolah tingkat SD dan SMP masih kurang dikarenakan jumlah murid yang cukup banyak.

66 Kelom pok 2 Torjun Anggota Nama Kecamatan Kelompok ini hanya beranggotakan Kecamatan Torjun, dengan jumlah kontribusi cluster sebesar 53,8% untuk variabel hasil perikanan air tawar (paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya di Madura). Kelom pok 3 Anggota Nama Kecamatan Labang, Sepulu, Klampis, Tragah, Socah, Arosbaya, Burneh, Blega, Modung, Sreseh, Jrengik, Kangayan, Sapeken Anggota kelompok ini sebagian besar merupakan kecamatan-kecamatan pesisir dan perbatasannya. Sektor pertaniannya merata dan memiliki potensi yang besar untuk sub sektor perikanan, masing-masing berkontribusi sebesar, 17,4% untuk variabel perikanan air laut dan 21,7% untuk perikanan air tawar

67 Kelom pok 4 Batuan, Masalembu Anggota Nama Kecamatan Jumlah penduduk perempuan di kelompok ini sangat sedikit. Hal ini berdampak pada jumlah peserta KB aktif, jumlah petugas pelayanan KB dan jumlah posyandu yang sangat sedikit, yakni masing-masing hanya berkontribusi sebesar 1,3%, 1,6% dan 1,4%. Sedangkan pada sektor pendidikan, rasio murid sekolah SMA masih tinggi dalam kelompok ini, dengan rata-rata kontribusi tiap anggota kelompok sebesar 4%. Selain itu, jumlah ayam dan kambing di kelompok ini paling rendah dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya di Madura. Sisi positifnya, hasil pelayanan imunisasi DPT, BCG, Polio dan Campak yang paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Artinya, kesadaran masyarakat akan kesehatan bayi semakin baik. Kelom pok 5 Anggota Nama Kecamatan Pragaan, Bluto, Guluk-Guluk, Pasongsongan, Saronggi, Giligenting, Gandhing, Manding, Rubaru, Batuputih, Nonggunong, Talango, Dungkek, Ambunten, Dasuk, Gapura, Batang-Batang, Raas, Gayam Kelompok ini memiliki anggota yang paling banyak dan merupakan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sumenep yang saling berdekatan. JAGUNG, KACHIJ dan TEMB menjadi komoditi utama dalam kelompok ini, yakni masing-masing jumlah kontribusi cluster sebesar 45,3%, 60,9% dan 29,7% di Madura. Salah satu anggota kelompok ini, yakni Kecamatan Nonggunong merupakan kecamatan dengan jumlah ternak kambing yang paling banyak (berkontribusi sebesar 39,4% di Madura).

68 Kelom pok 6 Anggota Nama Kecamatan Tlanakan, Waru, Batumarmar, Pasean, Pegantenan, Kadur, Pademawu, Proppo, Galis, Pakong, Larangan, Palengaan Kelompok ini beranggotakan seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan, kecuali Kecamatan Pamekasan. Rata-rata kontribusi tiap anggota cluster untuk variabel KBAKTIF paling rendah, yakni sebesar 4,7%. Produksi tembakau dan jumlah ayam ternak cukup tinggi pada kelompok ini, masing-masing berkontribusi sebesar 61,4% dan 34% di Madura. Pada sub sektor kehutanan, komoditi jati merupakan komoditi utama dalam kelompok ini dengan kontribusi sebesar 95,3% di Madura. Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 7 Kwanyar, Galis, Tanah Merah, Konang, Kokop, Geger Pemerataan pendidikan di kecamatan-kecamatan ini tidak merata. Terbukti dari nilai RMSSD, RMGSD dan RMGSMP yang cukup tinggi, masing-masing rata-rata kontribusi tiap anggota kelompok adalah 2,1% untuk variabel RMSSD, 3% untuk variabel RMGSD dan 2,4% untuk variabel 2,4%. Komoditi utamanya adalah kapuk randu dan kelapa, masing-masing jumlah kontribusi cluster sebesar 76,1% dan 24.4% di Madura.

69 Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 8 Pangarengan, Tambelangan, Robatal, Karang Penang, Sakobanah RMGSMA kelompok VIII ini cukup tinggi dengan kontribusi sebesar 29,2% dengan rata-rata kontribusi tiap anggota sebesar 5,8%. Komoditi utamanya adalah KEDELAI dengan rata-rata kontribusi tiap anggota kelompok sebesar 12,9%. Kelom pok 9 Anggota Nama Kecamatan Sampang, Camplong, Kedungdung, Omben, Banyuates, Ketapang, Lenteng Sektor pertanian salah satu sektor unggulan dalam kelompok ini. Rata-rata kontribusi tiap anggota kelompok adalah 3,9% untuk kedelai, 2,6% untuk kacang tanah, 4% untuk kacang hijau dan 0,7% untuk ubi kayu.

70 Kelom pok 10 Arjasa Anggota Nama Kecamatan Jumlah petugas pelayanan KB dalam kelompok ini paling banyak dibandingkan kecamatan lainnya di Madura. Kecamatan Arjasa bisa dibilang kecamatan penghasil padi dan ubi kayu tertinggi di Madura, kontribusinya sebesar 6,3% untuk padi dan 16,7% untuk ubi kayu.

71 Gambar 4.35 Pemetaan Visual Hasil Pengelompokan Pasca-Suramadu

72 Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 1 Kamal, Kalianget, Tanjung Bumi, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep Kecamatan Tanjung Bumi keluar dari kelompok I ini. Rata-rata kontribusi tiap anggota cluster untuk variabel kepadatan penduduk dalam kelompok ini meningkat 0,2% dibandingkan kondisi sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu. Tidak hanya itu, perubahan secara umum dialami pula pada sektor pendidikan. Jumlah kontribusi cluster untuk variabel RMSSD, RMSSMP dan RMSSMA masing-masing turun sebesar 0,6%, 2,5% dan 6,8%. Angkaangka ini menunjukkan bahwa pemerataan pendidikan semakin membaik dibandingkan kondisi sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu. Jumlah kontribusi cluster pada variabel perikanan laut dan perikanan air tawar yang masing-masing meningkat sebesar 2,7% dan 6,7%. Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 2 Tlanakan, Pegantenan, Proppo, Pademawu, Galis, Larangan, Pakong Rata-rata kontribusi semua variabel dalam kelompok ini hampir semua merata berdasarkan sektor demografi, pendidikan dan kesehatan. Subsektor kehutanan menjadi andalan dalam kelompok ini. Terbukti dengan rata-rata kontribusi tiap anggota cluster yang meningkat 2,4% dibandingkan kondisi kelompok sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu (kelompok VI).

73 Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 3 Galis, Tanah Merah, Lenteng, Gayam, Arjasa Pada kelompok ini, jumlah petugas pelayanan KB cukup banyak dibandingkan kecamatan lainnya di Madura. komoditi kapuk randu memberikan kontribusi yang paling besar dalam kelompok ini untuk sektor pertanian. Jumlah kontribusi cluster sebesar 46,2% dengan rata-rata kontribusi tiap anggota cluster sebesar 9,2%. Kelom pok 4 Anggota Nama Kecamatan Labang, Tragah, Socah, Arosbaya, Modung, Blega, Burneh, Konang, Geger, Kokop, Waru Beberapa kecamatan yang masuk dalam kelompok ini sebelumnya terkelompok dalam kelompok III untuk kondisi sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu. Jumlah kontribusi cluster sebesar 27,2% untuk variabel RMGSD dan 27,7% untuk variabel RMGSMA. Komoditi PADI dan KACTAN masih mendominasi untuk sektor pertanian. Jumlah rata-rata kontribusi tiap anggota cluster untuk variabel PADI dan KACTAN mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,2% dan 0,5%.

74 Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 5 Kwanyar, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis Rata-rata kontribusi tiap anggota cluster untuk variabel RMGSMP sebesar 2,9%. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah guru tidak sebanding dengan jumlah murid tingkat SMP. Sedangkan rata-rata kontribusi tiap anggota untuk hasil perikanan air laut dan perikanan air tawar cukup tinggi dalam kelompok ini masing-masing sebesar 4,2% dan 11,5%. Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 6 Sreseh, Torjun, Tambelangan, Jrengik, Pangarengan Pemerataan pendidikan tingkat SD sangat baik untuk kelompok ini. Untuk sektor kesehatan, jumlah kontribusi cluster terbesar terdapat pada variabel jumlah puskesmas keliling dengan jumlah kontribusi cluster sebesar 9,6%. Kontribusi variabel PADI cukup tinggi dalam kelompok ini, dengan jumlah kontribusi cluster sebesar 9,8%. Komoditi KACTAN juga merupakan komoditi utama dalam kelompok ini dengan jumlah kontribusi cluster sebesar 9%.

75 Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 7 Sampang, Camplong, Omben, Kedungdung, Banyuates, Ketapang Sebelumnya, kecamatan Lenteng tergabung dalam kelompok yang anggotanya kecamatan-kecamatan dalam kelompok ini. Namun, pada kondisi setelah dibangunnya Jembatan Suramadu, Kecamatan Lenteng keluar dari kelompok. Produktivitas KACTAN, KACHIJ dan UBIKAYU cukup tinggi dalam kelompok ini, dengan jumlah kontribusi cluster untuk ketiga variabel tersebut masing-masing sebesar 4,6%, 3% dan 3,9%. Subsektor perkebunan pada kelompok ini memiliki kontribusi yang paling kecil. Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 8 Robatal, Karang Penang, Sakobanah Sebelumnya kecamatan-kecamatan yang masuk kelompok ini bersama dengan Kecamatan Pangarengan dan Tambelanggan. Namun pasca Suramadu, Kecamatan Robatal, Karang Penang dan Sakobanah terkelompok menjadi satu tanpa kedua kecamatan tersebut. Pemerataan pendidikan tingkat SD di kelompok ini masih kurang. Jjumlah kontribusi cluster untuk variabel KEDELAI mengalami penurunan, namun rata-rata kontribusi tiap anggota cluster mengalami peningkatan sebesar 3%. Komoditi KEDELAI ini merupakan komoditi utama dalam kelompok ini.

76 Kelom pok 9 Anggota Nama Kecamatan Palengaan, Batumarmar, Kadur, Ganding, Guluk-Guluk, Pasean, Rubaru, Manding, Batuputih, Pragaan, Bluto, Ambunten, Gapura, Giligenting, Raas, Talango, Batang-Batang, Dungkek, Masalembu, Sapeken, Saronggi, Pasongsongan, Dasuk, Kangayan Jumlah anggota kecamatan kecamatan dalam kelompok ini paling banyak, yakni sebanyak 24 kecamatan. Kekuatan kelompok ini terletak pada sub sektor bahan makanan dan sub sektor peternakan. jumlah kontribusi cluster terbesar untuk subsektor bahan makanan adalah komoditi kacang hijau dengan rata-rata kontribusi tiap anggota cluster sebesar 2,4%, mengalami penurunan sebesar 0,8% dari kelompok dengan anggota kecamatan yang hampir sama untuk kondisi sebelum dibangunnya Suramadu. Kelom pok Anggota Nama Kecamatan 10 Batuan, Nonggunong Kelompok ini beranggotakan kecamatan dengan kepadatan penduduk yang rendah. Namun layanan imunisasi sangat baik dan bisa dibilang sukses karena hasil pelayanan imunisasi DPT, BCG, Polio dan Campak melebihi target realisasi layanan imunisasi dinas kesehatan di wilayah tersebut. Subsektor peternakan memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam kelompok ini. Hal yang paling mencolok adalah komoditi kelapa dengan jumlah kontribusi cluster sebesar 5,3% dengan rata-rata kontribusi tiap anggota cluster sebesar 2,7%.

77 5

78 Berdasarkan analisis statistika deskriptif, kecamatan-kecamatan di Madura berdasarkan sektor demografi, sosial dan pertanian sebelum dan setelah berdirinya Jembatan Suramadu secara umum mengalami peningkatan. Namun untuk sektor pendidikan, nilai rata-rata pertumbuhan RMSSMA masih tinggi, yakni sebesar 14,9. Sedangkan pada sektor pertanian, produksi kacang tanah dan ubi kayu mengalami rata-rata penurunan pasca dibangunnya Jembatan Suramadu sebesar -277 dan -299 ton.

79 Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa pada kondisi sebelum dan setelah berdirinya Jembatan Surmadu tidak jauh berbeda. Letak perbedaannya adalah pada sektor pertanian. Pada sektor pertanian untuk kondisi sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu, variabel yang masuk dalam faktor pertama adalah TEMB, AYAM dan JATI. Sedangkan untuk kondisi setelah dibangunnya Jembatan Suramadu adalah JAGUNG, KACHIJ dan SAPI. Analisis pengelompokan dengan metode Wards dilakukan setetah analisis faktor dan terbagi 10 kelompok berdasarkan karasteristik yang khas untuk masing-masing kelompok.

80 Klasifikasi potensi kecamatan di Madura secara visual berdasarkan analisis kelompok sebelum dan setelah berdirinya Jembatan Suramadu menunjukkan perubahan besaran, perubahan struktur dan perubahan kelompok. Berdasarkan perubahan besaran, dapat dilihat melalui kelompok I yang memiliki karakteristik dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Rata-rata kontribusi tiap anggota cluster untuk variabel kepadatan penduduk (KP) meningkat 0,2% dibandingkan saat kondisi sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu. Kemudian untuk perubahan struktur, dapat dilihat melalui kelompok VIII. Pada kondisi sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu, kelompok ini memiliki kelemahan dalam pemerataan guru di tiap tingkatan pendidikan. Namun setelah dibangunnya Jembatan Suramadu, kelompok VIII lebih menonjol pada sub sektor bahan makanan untuk variabel KEDELAI. Sedangkan perubahan kelompok, dapat dilihat melalui kelompok V. Kelompok V ini beranggotakan kecamatan-kecamatan yang pada kondisi sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu masuk pada kelompok yang berbeda-beda. Namun, pasca dibangunnya Jembatan Suramadu, keempat kecamatan tersebut terkelompok menjadi satu.

81

82 Mator Sakalangkong L/O/G/O

Sidang Akhir Tugas Akhir

Sidang Akhir Tugas Akhir Sidang Akhir Tugas Akhir Aji Muda Casaka Laboratorium E-Bisnis Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Dosen Pembimbing: Faizal Johan Atletiko, S.Kom,

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU

PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU Oleh : Aizeh Mauludina (1310 105 01) Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

Hierarchical Clustering via Minimax Linkage pada Pengelompokkan Kecamatan di Pulau Madura berdasarkan Indikator Pemerataan Pendidikan

Hierarchical Clustering via Minimax Linkage pada Pengelompokkan Kecamatan di Pulau Madura berdasarkan Indikator Pemerataan Pendidikan JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Padmi Ganifandari 1308 100 044 Hierarchical Clustering via Minimax Linkage pada Pengelompokkan Kecamatan di Pulau Madura berdasarkan

Lebih terperinci

Potensi Cabe Jamudi Beberapa Kabupaten di Madura sebagai Bahan Jamu

Potensi Cabe Jamudi Beberapa Kabupaten di Madura sebagai Bahan Jamu Potensi Cabe Jamudi Beberapa Kabupaten di Madura sebagai Bahan Jamu Ratna Dewi Judhaswati Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur ratnajudhas14@yahoo.com Abstrak Ramuan Jamu Madura sudah

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Sumenep, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. Maryadi, SH, M.Hum

Sekapur Sirih. Sumenep, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. Maryadi, SH, M.Hum 1 Sekapur Sirih Sesuai dengan Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab menyediakan data statistic dasar dengan menyelenggarakan kegiatan Sensus

Lebih terperinci

PERAN DAYA DUKUNG WILAYAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI MADURA

PERAN DAYA DUKUNG WILAYAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI MADURA Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012, hlm.316-326 PERAN DAYA DUKUNG WILAYAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI MADURA Budi Hartono Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM Oleh : Firman Farid Muhsoni, S.Pi., M.Sc Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura email

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian ini dihasilkan 12 komoditas pertanian yang menjadi komoditas unggulan

Lebih terperinci

Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep

Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep Oleh : Maulina Oktavia 3608100060 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP Menimbang

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG Tugas Akhir RP091333 ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG Oleh: Azza Auliyatul Faizah 3609 100 009 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer. Reg. Page 1

Lebih terperinci

Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil SP2010 sebanyak orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,46 persen per tahun

Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil SP2010 sebanyak orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,46 persen per tahun Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 907.255 orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,46 persen per tahun Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif Luas wilayah Kabupaten Sampang 1 233.30 km 2. Kabupaten Sampang terdiri 14 kecamatan, 6 kelurahan dan 180 Desa. Batas administrasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN Jalan Urip Sumoharjo No. 6 Telpon (0328) S U M E N E P

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN Jalan Urip Sumoharjo No. 6 Telpon (0328) S U M E N E P No. 02/KD-UmHK/435.109/2013 No. Paket : KD1302 Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan evaluasi dan Pembuktian menurut ketentuan yang berlaku oleh Panitia Pengadaan Proyek Anggaran Pendapatan dan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 sebanyak 227.648 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Sumenep 1. Sejarah Kabupaten Sumenep Sejak berdiri pada tahun 1269 M sampai dengan tahun 2010, Kabupaten Sumenep pernah diperintah oleh

Lebih terperinci

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C -38 Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Ovi Resia Arianti Putri dan Eko Budi Santoso. Program Studi Perencanan Wilayah dan Kota, Fakultas

Lebih terperinci

PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010

PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010 PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010 SATUAN KERJA A. DASAR HUKUM SATUAN KERJA 1. Peraturan daerah Kabupaten Sumenep Nomor 02 Tahun 2006 tentang Pembentukan Organisasi Dinas

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 02 (2016), hal 253-260 PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PERSEMBAHAN PRODI ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNTUK MARITIM MADURA

PERSEMBAHAN PRODI ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNTUK MARITIM MADURA PERSEMBAHAN PRODI ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNTUK MARITIM MADURA Penanggung Jawab: Ketua Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura Editor: Prof. Dr. Ir. M. Zainuri, M.Sc.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA RENCANA STRATEGIS TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PELAKSANA BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA-MADURA PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA-MADURA NOMOR : 05/PER/BP-BPWS/IV/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN PELAKSANA

Lebih terperinci

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN : INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN : INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP Firman Farid Muhsoni 1 Mohammad Syarief 2 Mahfud Effendi 2 1 Jurusan D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Madura 2 Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG Ovi Resia Arianti Putri, Eko Budi Santoso. Program Studi Perencanan Wilayah

Lebih terperinci

PENDUGAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN SMALL AREA ESTIMATION DENGAN PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES

PENDUGAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN SMALL AREA ESTIMATION DENGAN PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES PENDUGAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN SMALL AREA ESTIMATION DENGAN PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES 1 Risya Fadila, 2 Agnes Tuti Rumiati, 3 Nur Iriawan 1,2,3 Program Studi Statistika,

Lebih terperinci

HIERARCHICAL CLUSTERING VIA MINIMAX LINKAGE PADA PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN

HIERARCHICAL CLUSTERING VIA MINIMAX LINKAGE PADA PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN HIERARCHICAL CLUSTERING VIA MINIMAX LINKAGE PADA PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN Padmi Ganifandari, Dwiatmono Agus W. Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS,

Lebih terperinci

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Ratiza Rizkian Azwartika, dan Sardjito Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat. Dimana kenaikan pendapatan

Lebih terperinci

DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP I WILAYAH MADURA TANGGAL 11/08/ /08/2009 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP I WILAYAH MADURA TANGGAL 11/08/ /08/2009 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING (810) 1 09052981010459 SITI SOERTINY SMP BK SMPN 2 Bangkalan Jl. KH. Hasyim Asyari 20 Bkl BANGKALAN 2 09052981010460 KUSBANDINAH, BA SMP BK SMPN 1 Kamal Jl. Banyujauh

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PEREKONOMIAN REGIONAL DAN SEKTORAL DI KABUPATEN BANGKALAN MELALUI ANALISIS SHIFT SHARE

EVALUASI KINERJA PEREKONOMIAN REGIONAL DAN SEKTORAL DI KABUPATEN BANGKALAN MELALUI ANALISIS SHIFT SHARE EVALUASI KINERJA PEREKONOMIAN REGIONAL DAN SEKTORAL DI KABUPATEN BANGKALAN MELALUI ANALISIS SHIFT SHARE Kurniyati Indahsari Dosen Jususan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Unoyo ABSTRAKSI Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

STRATEGI PEMETAAN KAWASAN DALAM MENENTUKAN LOKASI YANG TEPAT UNTUK AGROWISATA BUAH DI KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PEMETAAN KAWASAN DALAM MENENTUKAN LOKASI YANG TEPAT UNTUK AGROWISATA BUAH DI KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PEMETAAN KAWASAN DALAM MENENTUKAN LOKASI YANG TEPAT UNTUK AGROWISATA BUAH DI KABUPATEN SUMENEP Rusnani, SE., MM 1 Ribut Santosa, SP., MP 2 Cholilul Chayati, ST., MT 3 1 Dosen Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

STUDI POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KABUPATEN SAMPANG

STUDI POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KABUPATEN SAMPANG FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. (031) 5928105, 5994251-55 Ext. 1105 Fax. : (031) 5928105 E-mail: kajur_tkelautan@oe.its.ac.id STUDI POTENSI

Lebih terperinci

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Qonitatin Nafisah, Novita Eka Chandra Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI REGIONAL KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN Isdiana Suprapti Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Abstract Tobacco is a seasonal crop, an important commodity

Lebih terperinci

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-168 Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Ratiza Rizkian Azwartika dan

Lebih terperinci

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur Nama : Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur Dimas Okky S. (1307030006) Dosen Pembimbing : Dr.Dra.Ismaini Zain, MSi PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Partisipasi

Lebih terperinci

Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambaran Umum Kondisi Daerah Gambaran Umum Kondisi Daerah Daya Saing Kabupaten Bangkalan Daya Saing Kabupaten Bangkalan merupakan kemampuan perekonomian Kabupaten Bangkalan dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN METODE HIERARCHICAL BAYES

SMALL AREA ESTIMATION PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN METODE HIERARCHICAL BAYES Statistika, Vol., No., November 5 SMALL AREA ESTIMATION PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN METODE HIERARCHICAL BAYES Andi Muhammad Ade Satriya, Nur Iriawan, Brodjol Sutijo S. U,, Program

Lebih terperinci

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo Dwi Adha Manjayanti

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo Dwi Adha Manjayanti Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo Dwi Adha Manjayanti 2211106048 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Mauludiyanto, MT. Overview Pendahuluan

Lebih terperinci

Penerapan Hybrid Hierarchical Clustering Via Mutual Cluster dalam Pengelompokan Kabupaten di Jawa Timur Berdasarkan Variabel Sektor Pertanian

Penerapan Hybrid Hierarchical Clustering Via Mutual Cluster dalam Pengelompokan Kabupaten di Jawa Timur Berdasarkan Variabel Sektor Pertanian SEMINAR TUGAS AKHIR 2011 Penerapan Hybrid Hierarchical Clustering Via Mutual Cluster dalam Pengelompokan Kabupaten di Jawa Timur Berdasarkan Variabel Sektor Pertanian Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami,

Lebih terperinci

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM.

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM :13212670 PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. 1.1Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kebutuhan mahasiswa

Lebih terperinci

TATA RUANG DAN PENILAIAN DAMPAK LINGKUNGAN INDUSTRI DI BANGKALAN PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU BERDASARKAN POTENSI DAERAH

TATA RUANG DAN PENILAIAN DAMPAK LINGKUNGAN INDUSTRI DI BANGKALAN PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU BERDASARKAN POTENSI DAERAH TATA RUANG DAN PENILAIAN DAMPAK LINGKUNGAN INDUSTRI DI BANGKALAN PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU BERDASARKAN POTENSI DAERAH Issa Dyah Utami, 1 Weny Findiastuti, 1 Dwi Kuswanto, 2 dan Moses L. Singgih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al.,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al., BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam merupakan komoditas yang keberadaannya sangat penting dan belum ada produk tertentu yang dapat menggantikannya berdasarkan aspek fungsi dan kegunaannya. Garam

Lebih terperinci

ANALISIS STATISTIKA MENGENAI PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL, EKONOMI, DAN PERTANIAN DALAM MENGUBAH PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS STATISTIKA MENGENAI PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL, EKONOMI, DAN PERTANIAN DALAM MENGUBAH PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR ANALISIS STATISTIKA MENGENAI PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL, EKONOMI, DAN PERTANIAN DALAM MENGUBAH PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR Haris Eko Faruddin, Kresnayana Yahya Jurusan Statistika, FMIPA,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang BAB III PEMBAHASAN Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Asumsi-asumsi dalam analisis cluster yaitu sampel

Lebih terperinci

SKENARIO MADURA SEBAGAI PULAU SAPI

SKENARIO MADURA SEBAGAI PULAU SAPI SKENARIO MADURA SEBAGAI PULAU SAPI Farahdilla Kutsiyah Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam STAIN Pamekasan, email: keindahanmaduraku@gmail.com Abstrak Tahun 2012 Pemerintah Provinsi Jawa Timur memplot bahwa

Lebih terperinci

PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN SAE

PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN SAE PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN SAE Moh. Yamin Darsyah dan Rochdi Wasono Program Studi Statistika Unimus, Semarang mydarsyah@yahoo.com ABSTRAK Small area estimation

Lebih terperinci

Penghitungan Zakat Perniagaan Industri Kecil dan Sederhana Kabupaten Sumenep Madura tahun 2006

Penghitungan Zakat Perniagaan Industri Kecil dan Sederhana Kabupaten Sumenep Madura tahun 2006 Penghitungan Zakat Perniagaan Industri Kecil dan Sederhana Kabupaten Madura tahun 2006 NO. NAMA ALAMAT JML JML SENTRA/KOMOD VOLUME UNIT JALAN/ Pekerja ITI Kecamatan Kab/Kota USAHA PELABURAN PENJUALAN DESA

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR Qorry Nugrahayu 1), Rachmat Boedisantoso 2) dan Joni Hermana 3) 1,2,3)

Lebih terperinci

DISPARIATAS EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKALAN. Fuad Hasan dan Ikhsanudin*) ABSTRACT

DISPARIATAS EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKALAN. Fuad Hasan dan Ikhsanudin*) ABSTRACT DISPARIATAS EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKALAN PENDAHULUAN Agenda dari suatu pertumbuhan adalah bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kunci untuk mengatasi kemiskinan, menurunkan tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERTINGGAL KABUPATEN PAMEKASAN

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERTINGGAL KABUPATEN PAMEKASAN ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERTINGGAL KABUPATEN PAMEKASAN RIEZKY AYUDIA TRINANDA 3609100022 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV Analisis isu-isu srategis Permasalahan Pembangunan Isu Strategis... 77

DAFTAR ISI. BAB IV Analisis isu-isu srategis Permasalahan Pembangunan Isu Strategis... 77 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I Pendahuluan... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 6 1.4. Sistematika Penulisan... 9 1.5. Maksud

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN 1979 5777 125 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI AIR DALAM PERTANIAN MADURA Arsyad Munir Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan : Organisasi : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2016 1.21. - KETAHANAN PANGAN 1.21.01. - Formulir RKA - SKPD 2.2 Halaman 1 dari

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan DAFTAR INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2017 URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN WILAYAH MADURA BERDASAR INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN PARTITION AROUND MEDOIDS DAN VALIDASI ADJUSTED RANDOM INDEX

PENGELOMPOKAN WILAYAH MADURA BERDASAR INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN PARTITION AROUND MEDOIDS DAN VALIDASI ADJUSTED RANDOM INDEX Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence Vol. 1, No. 1, April 2015 PENGELOMPOKAN WILAYAH MADURA BERDASAR INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN PARTITION AROUND MEDOIDS

Lebih terperinci

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pamekasan Tahun 2013 sebanyak 143.120 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pamekasan Tahun 2013 sebanyak 11 Perusahaan Menyediakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2013-2033 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP Menimbang a. bahwa untuk

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015 Urusan Pemerintahan : 1.21. KETAHANAN PANGAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015 Formulir Halaman : 1 DPASKPD 2.2 Organisasi : 1.21.01.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR Rosy Riskiyanti 1308.100.508 Dosen Pembimbing Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si Latar Belakang

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

dan antarjenis pendidikan dalam lingkup antar

dan antarjenis pendidikan dalam lingkup antar BUPATI PAMEKASAN PERATURAIV BUPATI PAItrEKASAN NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PEITATAAIT DAIT PEMERATAAN GURU PEGAUIAI NEIGERI SIPIL BUPATI PAMEKASAN, Menimbang. cl. b. Mengingat 1. 2. 3. 4. 5. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

IN Guru Kelas SD (Kelas Awal)

IN Guru Kelas SD (Kelas Awal) DAFTAR NAMA CALON PESERTA DIKLAT INSTRUKTUR NASIONAL GURU PEMBELAJAR GURU KELAS PPPPTK BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA MALANG TAHUN ANGGARAN IN Guru Kelas SD (Kelas Awal) YUNITA ISMIK MADIANI SUWARIH LISTIOWATI

Lebih terperinci

0 DISKANLA JATIM COVER

0 DISKANLA JATIM COVER 0 DISKANLA JATIM COVER PROFIL DESA PESISIR JAWA TIMUR Volume 3 (Kepulauan Madura) SUKANDAR CITRA SATRYA UTAMA DEWI MULIAWATI HANDAYANI CHULDYAH J. HARSINDHI ARSYIL WISUDA MAULANA SUPRIYADI ALI BAHRONI

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Madura yang memiliki luas wilayah 2.093,47 km² yang didiami oleh jiwa.

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Madura yang memiliki luas wilayah 2.093,47 km² yang didiami oleh jiwa. BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sumenep Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura yang memiliki luas wilayah 2.093,47 km² yang didiami

Lebih terperinci

Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi di Kabupaten Sampang

Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi di Kabupaten Sampang Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi di Kabupaten Sampang DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SAMPANG Fara Vita Maisyaroh Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi,

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR PENDIDIKAN FORMAL WAJIB BELAJAR 12 TAHUN MENGGUNAKAN CLUSTER HIERARCHY

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR PENDIDIKAN FORMAL WAJIB BELAJAR 12 TAHUN MENGGUNAKAN CLUSTER HIERARCHY TUGAS AKHIR SS 145561 PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR PENDIDIKAN FORMAL WAJIB BELAJAR 12 TAHUN MENGGUNAKAN CLUSTER HIERARCHY PUSPA DESI TRI ANDINI NRP 1314 030

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014 Urusan Pemerintahan :.05. KELAUTAN DAN PERIKANAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 04 Formulir Halaman : DPASKPD. Organisasi :.05.0.

Lebih terperinci

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep Pengembangan Varietas Lokal Sumenep Zainal Arifin 1), Nurul Istiqomah 1) dan Fatmawati 2) 1)BPTP Jawa Timur, Jl. Raya Karangploso Km. 4 Po Box 188 Malang 6511 Jawa Timur 2)Balai Penelitian Tanaman Serealia

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA 1 PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH DKI merupakan daerah yang terletak di 5 19' 12" - 6 23' 54" LS dan 106 22' 42" - 106 58' 18"BT. Secara geologis, seluruh dataran terdiri

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK

SMALL AREA ESTIMATION TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK SMALL AREA ESTIMATION TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK Moh Yamin Darsyah Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM -10- BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah 2.1.1. Batas Administrasi Kabupaten Bangkalan berada pada bagian sebelah barat Pulau Madura, terletak pada koordinat 112 0 40 06 113 0 08 04 Bujur Timur

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014 Urusan Pemerintahan :.. KETAHANAN PANGAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 04 Formulir Halaman : DPASKPD. Organisasi :..0. BADAN KETAHANAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 81.000 km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumber daya hayati dan non-hayati

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I-3 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-5 1.4. SISTEMATIKA

Lebih terperinci

Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST) 1 JAWA TIMUR 375.911 79.155 78.922 80.258 71.327 73.862 64.359 41.998 201.483 1.067.275 2 BANGKALAN 21.985 1.400 2.700 1.324 1.066 2.234 1.846 907 6.756 40.218 3 AROSBAYA 1.340 32 233 48 75 145 178 83

Lebih terperinci

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Jawa Timur

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Jawa Timur Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Jawa Timur Pupuk Tunggal Pupuk Tunggal Pupuk Tunggal 1 BANGKALAN MODUNG 250 100 100 2 KWANYAR 250 75 100 3 LABANG 250 75 100 4 KAMAL 250 75 100 5 BLEGA

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015 Katalog BPS : 1101002.3511100 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONDOWOSO STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015 ISSN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON BESERTA PEMETAANNYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK MEMASAK DI KABUPATEN SUMENEP, JAWA TIMUR Nurfakhrina Ramadhani Ardedah 1, *), Rachmat Boedisantoso

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan : Organisasi : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015 1.03. - PEKERJAAN UMUM 1.03.03. - DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun DAFTAR TABEL Tabel. 2.1. Perbandingan Penduduk Kabupaten Pati dan Prov Jateng Tahun 2007- II 8 Tabel. 2.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan & Atas Dasar Harga II 8 Berlaku Kabupaten Pati Tahun 2007- Tabel.

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB III SETTING PENELITIAN BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Sumenep Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura yang terdiri dari Kepulauan berjumlah 126 pulau. 1 Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Jawa Timur 327.626 77.054 98.950 100.111 95.523 119.253 89.191 135.506 98.832 638.534 1.146.130 2 Bangkalan 16.694 2.795 3.888 4.671 3.647 2.651 3.320 3.940 1.036

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Jawa Timur 271.950 109.814 98.191 91.431 89.108 126.914 142.780 88.846 112.181 637.270 1.147.111 2 Bangkalan 9.239 7.260 4.193 3.737 3.437 2.987 5.009 2.414 3.460

Lebih terperinci